
Deskripsi
Sebelum memasuki inti cerita tentang kapal Batavia, perlu kiranya kita sama-sama mengetahui bagaimana suasana hiruk pikuk dunia pada era tersebut. Kita mulai dari kota Amsterdam. Empat ratus tahun sebelum kapal Batavia dibangun, kota Amsterdam bukanlah apa-apa, ia tak lebih dari sebuah kota kecil yang jauh dari predikat istimewa. Tahun 1275 adalah tahun penting bagi Amsterdam. Pada masa kekuasaan Floris V, ia membebaskan biaya bagi kapal-kapal pedagang, pelaut dan nelayan yang melintasi jembatan...
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi ๐ฅฐ

Selanjutnya
Tragedi Batavia 1629. Chapter 3 : VOC dan Heeren XVII
6
0
Keuntungan yang luar biasa dari perdagangan ke dunia timur menggiurkan propinsi-propinsi Belanda lainnya. Pada tahun 1599 , The New Brabant Company juga turut menyiapkan armada. Middelburg dan Belanda Selatan pun tak mau ketinggalan. Pada tahun 1601 tak kurang dari 14 armada Belanda berangkat berlayar menuju dunia timur. Mereka mulai mengancam dominasi Portugis. ( baca : Dutch Asiatic Shipping in The 17th and 18th Century, Homeward-bound voyages from Asia and the Cape to the Netherlands 1597-1795, hal 3-4 )Ramainya perusahaan Belanda yang mendatangi pelabuhan-pelabuhan Nusantara berdampak pada kacaunya harga rempah. Akhirnya dinegeri Belanda dilakukanlah negosiasi antar perusahaan untuk menentukan harga rempah dan agar tidak terjadi persaingan sesama perusahaan Belanda. Disepakati untuk dibuat penggabungan antar perusahaan ini pada tanggal 20 Maret 1602 dengan nama Verenigde Oost Indische Compagnie atau VOC. Perusahaan ini dipegang oleh 17 direktur yang dinamakan Heren XVII atau Yang Mulia 17. Untuk logo VOC sendiri baru diresmikan hampir setahun sesudahnya, yaitu pada tanggal 28 Februari 1603.Monogram VOC yang diresmikan Heren XVII pada 28 Februari 1603 dan berjaya hingga hampir dua abad lamanyaKelompok Heren XVII ini bertemu dua hingga tiga kali dalam setahun untuk membahas strategi perdagangan perusahaan. VOC adalah perusahaan yang cukup sukses sejak awal pembentukannya, mendapatkan kepercayaan dari banyak pemodal. Armada pertama VOC diberangkatkan pada 1602 dan mendapatkan keuntungan yang luar biasa. Mereka juga mendulang sukses dalam pertempuran-pertempuran melawan Portugis. Pada tahun 1605, VOC telah berhasil menguasai Ambon, Ternate dan Tidore. Dimana ketiga pulau ini adalah penyuplai kebutuhan cengkeh dunia.Di negeri Belanda sendiri, sekalipun kemenangan yang diraih VOC didukung oleh persenjataan dari pemerintah, juga hak monopoli mendapat dukungan pula dari pemerintahnya. Para Direktur VOC tidak ragu-ragu dengan begitu arogan menuntut agar setiap jengkal tanah maupun perbentengan yang berhasil direbut adalah berstatus milik perusahaan dan pemerintah tidak memiliki hak apapun atasnya. Mereka bebas memperjualbelikan setiap lahan yang berhasil direbut bahkan kepada Raja Spanyol sekalipun. ( baca : C.R Boxer , The Dutch Seaborn Empire 1600-1800 ,London: Hutchinson, hal 45-46 )Pemerintah Belanda dalam masa ini disebut United Provinces yang bergantung dari guyuran dana VOC untuk berperang melawan Portugis dan Spanyol , mereka tak punya pilihan selain mentolerir permintaan itu. Beberapa tahun kemudian kejayaan VOC makin tak terbendung, mereka berhasil menguasai Pulau Banda setelah membantai hampir seluruh penduduknya ditahun 1621. Perusahaan ini bukan hanya menguasai pulau-pulau penting penghasil rempah dunia, ia juga sukses menyingkirkan pedagang kulit putih lainnya. Monopoli berada dalam genggaman mereka.Keuntungan dari monopoli ini mengalir ke peti-peti uang para pemodal perusahaan. Salah satu orang terkaya di Belanda ditahun 1620 adalah Jacob Poppen, dia adalah anak dari Jan, seorang investor masa-masa awal pelayaran ke Nusantara. Total kekayaan Jacob ditahun 1620 tercatat 500.000 gulden. Masa dimana rata-rata pengeluaran satu keluarga dalam satu rumah adalah 300 gulden per tahun. Jika dikonversikan lagi, ia mampu menghidupi lebih dari 1600 keluarga dalam satu tahun.Bagaimana dengan para pedagang dan pelaut yang terlibat langsung dalam pelayaran yang penuh resiko menuju Nusantara ? Rupanya gaji mereka terhitung cukup rendah. Pimpinan tertinggi perusahaan yang berada diatas kapal bergaji 80-100 gulden perbulan. Orang keduanya digaji setengahnya, antara 40-50 gulden perbulan dan sekretarisnya menerima gaji sekitar 20-25 gulden perbulan. Untuk pelaut dan prajurit bergaji sekitar 10 gulden perbulan. ( baca : C.R Boxer , The Dutch Seaborn Empire 1600-1800 , London: Hutchinson,hal 201 )Diantara para pedagang yang berlayar ke timur ini adalah Francisco Pelsaert, dia berasal dari Antwerp dan lahir dari keluarga Katholik. Hal yang hampir mustahil jika Pelsaert bisa masuk dalam jajaran VOC tanpa menutupi agamanya, karena pada masa itu VOC hanya mau menerima orang-orang Protestan sebagai anggotanya. Francisco Pelsaert lahir dari seorang ibu bernama Barbara van Ganderhijden yang menikah dua kali dan memiliki tiga anak : Anna Pelsaert, Francisco Pelsaert dan Oeyken Pelsaert. Sang ibu yang menikah lagi setelah kematian ayahnya membuat Pelsaert dididik dan dibesarkan oleh kakeknya, ayah dari Barbara van Ganderhijden yang bernama Dirrick van Ganderhijden, seorang tokoh masyarakat setempat yang meninggal ditahun 1613 dan dikuburkan di Antwerp. Sayangnya tidak dapat ditemukan arsip mengenai ayah dari Pelsaert. Meskipun dibesarkan oleh kakek dari keluarga yang mapan, rupanya Pelsaert tak mendapatkan apapun ketika sang kakek meninggal. Dirrick mewariskan seluruh hartanya kepada sang istri. ( baca : Kolf & Van Santen , de Geschriften, hal 4-7 )Mencari peruntungannya sendiri, Pelsaert yang saat itu berusia 20 tahunan melamar pada dewan VOC Middelburg diakhir tahun 1615. Ia diterima sebagai asisten dengan gaji 24 gulden sebulan. Empat bulan kemudian ia menaiki kapal bernama Wapen van Zeeland menuju India.Tak ada catatan ditemukan saat tiga tahun awal Pelsaert bertugas di India, namun rupanya ia bertugas dengan baik. Hal ini bisa dilihat dari jabatannya yang terus menanjak , ia menjadi orang kedua perwakilan VOC di Surat India pada tahun 1620 dengan gaji 55 gulden perbulan. Ditahun 1624 gajinya naik menjadi 80 gulden perbulan dan ia menjadi pejabat tertinggi VOC di Surat.Tugas Pelsaert adalah melancarkan bisnis di Surat, bagaimana ia harus menyuap pejabat lokal, melaporkan potensi bahaya maupun potensi bisnis kepada Heeren XVII. Ia cukup disukai baik oleh pejabat Heeren XVII maupun para penguasa lokal karena ia memiliki sifat yang berbeda dengan para pejabat kulit putih lainnya. Pelsaert lebih menyukai tinggal diantara orang-orang lokal daripada para pedagang kulit putih yang umumnya mendirikan pemukiman diluar komplek pemukiman orang lokal. Bahkan Pelsaert juga mempelajari bahasa dan budaya daerah setempat, ia tahu bagaimana cara menyenangkan hati tuan rumah.Tetapi Pelsaert sembrono dalam satu hal, sudah menjadi rahasia umum bagaimana orang-orang kulit putih menjalin hubungan singkat dengan orang lokal. Namun Pelsaert bermain dengan wanita yang telah menjadi istri dari pejabat tinggi Surat. Skandal ini bukan hanya mengancam keselamatannya tapi juga mengancam kelangsungan hubungan dagang VOC ditempatnya bertugas.Suatu hari ia mengundang wanita ini kerumahnya. Wanita ini melihat botol obat dari minyak cengkeh murni dan mengira itu adalah botol anggur. Obat ini biasa diberikan kepada orang sakit dalam dosis kecil. Wanita ini meneguknya seperti meneguk anggur. Ia pun kejang , tercekik dan mati dalam pangkuan Pelsaert. Pelsaert yang panik kemudian mengubur mayat si wanita dilahan miliknya. Pelsaert lolos dari deteksi aparat setempat. Ia ditarik dari Surat. Namun bukan berarti skandal ini berakhir, seorang pedagang lokal bernama Medari entah bagaimana caranya, mengetahui perihal mayat wanita yang dikubur dan memeras perusahaan VOC hingga beberapa tahun lamanya.Francisco Pelsaert juga tidak berbeda dengan para pejabat VOC pendahulunya. Ia tak mau menjadi sapi perahan para Heeren XVII yang semakin menggemuk sedangkan ia hanya menerima gaji ala kadarnya. Hal paling umum dilakukan para pegawai VOC adalah berjualan secara sembunyi-sembunyi , namun hal ini dilarang oleh VOC. Meskipun para pegawai ini membawakan keuntungan yang berlipat dan masa baktinya 20 tahun sekalipun, mereka tidak pernah tersentuh oleh bonus atau insentif. Konsekuensi dari hal ini tentu terbaca dengan jelas. Gaji minim, resiko besar, membawa keuntungan uang dengan jumlah berlipat-lipat, korupsi pun menggerogoti tubuh VOC. Mulai pejabat tinggi hingga pangkat terendah.Hal paling mudah dilakukan adalah dengan memanipulasi harga beli rempah, mereka akan melaporkan bahwa harga belinya lebih tinggi dari harga aslinya. Seorang sejarawan mencatat :Tak ada esprit de corps atau kebanggaan menjaga nama baik korps didalam tubuh VOC, perusahaan ini begitu tamaknya hingga membuat moralitas pegawainya sampai pada titik terendah akibat kerakusan perusahaan. Setiap orang mulai pejabat tinggi di Hindia hingga prajurit rendahan harus memikirkan nasibnya masing-masing. ( baca : Mike Dash, Batavia Graveyard, hal 63 )Seorang pegawai VOC hanya akan tertangkap karena tiga hal : rakus luar biasa, tertimpa kesialan, atau ditusuk dari belakang oleh saingannya. Salah satu contoh pada era Pelsaert adalah Huijbert Visnich. Dengan gaji yang sudah luar biasa tinggi : 160 gulden perbulan, ia melakukan penggelapan sekitar 200.000 gulden. Ia kabur ke kerajaan Ottoman dan kemudian terbunuh pada tahun 1630. Seorang mantan anak buahnya mencatat dengan puas :hukuman yang sangat pantas dari Tuhan. Padahal faktanya Visnisch hanya mengambil keuntungan sedikit lebih banyak daripada rekan-rekannya. Kehidupan Pelsaert pun tak jauh beda. Dengan dana perusahaan ia berbisnis rentenir, meminjamkannya pada pedagang lokal dengan bunga hingga 18 persen. Kasus pelanggaran yang dilakukan Pelsaert baru terdeteksi pada tahun 1636 dimana diperkirakan ia telah merugikan perusahaan sebesar 400.000 rupee.Proses perekrutan pegawai VOC dilakukan secara serampangan. Tidak ada tes , ujian atau persyaratan. Hanya orang-orang putus asa yang masuk dan bekerja pada perusahaan ini, sehingga VOC pun tidak bisa terlalu selektif memilih karyawan. Dalam sebuah kapal, dibutuhkan seorang pedagang utama, seorang wakil pedagang utama, 8 hingga 10 asisten, sekretaris dan petugas pembukuan. Ini diluar kelasi, nahkoda, prajurit , tukang kayu, tukang layar, koki dan kuli kapal. Setiap orang yang masuk dalam jajaran VOC menandatangani kontrak kerja selama 5 tahun.
BERSAMBUNG
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai
syarat dan persetujuan?
Laporkan