Tragedi Batavia 1629. Chapter 1: Misteri Sebuah Kerangka

7
3
Deskripsi

Perth, Sabtu 15 September 2018.

Pagi itu terasa dingin, suhu menunjukkan angka 12 derajat Celcius , hujan gerimis sesekali datang dan pergi disertai angin. Berjalan cepat dan sesekali berteduh ketika gerimis makin deras, akhirnya sampai juga di stasiun kereta api kota Perth setelah lebih kurang 1 km berjalan. Sebuah stasiun kuno yang dibangun pada tahun 1880 dan beroperasi setahun sesudahnya. Langkah kaki terhenti di peron no 7, jurusan menuju Freemantle, berdiri berjajar bersama lusinan calon...

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Selanjutnya Tragedi Batavia 1629, Chapter 2 : Amsterdam dan Perburuan Pulau Rempah
6
0
 Sebelum memasuki inti cerita tentang kapal Batavia, perlu kiranya kita sama-sama mengetahui bagaimana suasana hiruk pikuk dunia pada era tersebut. Kita mulai dari kota Amsterdam. Empat ratus tahun sebelum kapal Batavia dibangun, kota Amsterdam bukanlah apa-apa, ia tak lebih dari sebuah kota kecil yang jauh dari predikat istimewa. Tahun 1275 adalah tahun penting bagi Amsterdam. Pada masa kekuasaan Floris V, ia membebaskan biaya bagi kapal-kapal pedagang, pelaut dan nelayan yang melintasi jembatan ataupun terusan mereka. Dengan cara ini para pedagang dari berbagai negara terutama Skandinavia, Jerman dan Denmark membanjir masuk dan memasarkan barangnya di kota Amsterdam dengan harga yang cukup kompetitif. Selain terletak diantara Skandinavia dan Semenanjung Iberia, Amsterdam juga berada ditengah jalur sungai yang menghubungkan Atlantik dengan Eropa Tengah. Barang yang diturunkan di Amsterdam dapat didistribusikan dengan cepat dan murah terutama ke Jerman, Inggris, Belanda Selatan dan Prancis. Inilah titik awal kota ini berevolusi, Amsterdam segera berbenah dan menjelma menjadi salah satu kota terkaya dunia pada abad 17.Tapi Amsterdam bukan berarti tidak pernah mengalami kemunduran, ditahun 1421 terjadi sebuah kebakaran hebat dan disusul kebakaran hebat lainnya ditahun 1452 yang menghanguskan duapertiga kota. Sejak saat itu ditegakkan aturan pelarangan membangun rumah berbahan kayu, harus dari material bata. Pada awal abad 15, dibuatlah sebuah galangan kapal terbesar di Eropa, mendatangkan bahan-bahan baku dari negara lain. Pekerja kapal Belanda dikenal karena efisiensinya dan harga yang murah, mereka adalah yang terdepan dalam bisnis ini. Yang menjadi pesaing Amsterdam adalah kota-kota di sisi selatan seperti Middelburg, Zeeland dan kota-kota di Belgia diantaranya Antwerp, Bruges dan Ghent. Revolusi Belanda melawan Spanyol yang pecah antara tahun 1572 hingga 1648, berpengaruh besar pada perkembangan kota Amsterdam. Sebelum pecahnya perang, Amsterdam dihuni 30.000 jiwa, jumlah yang ideal untuk menghuni bagian dalam tembok kota. Ditahun 1600 penduduk kota Amsterdam diperkirakan berjumlah 60.000 jiwa dan pada 1628 meledak menjadi 110.000 jiwa. Hal ini terjadi karena imigrasi massal kaum protestan yang dihalau Spanyol kearah utara. Selain mendatangkan sisi negatif diantaranya masalah gelandangan yang diikuti masalah kriminal, disisi lain datangnya para pengungsi ini juga meramaikan perekonomian kota Amsterdam, bank-bank baru mulai hadir diikuti perkembangan usaha-usaha lain yang dibawa juga oleh para pengungsi.Peta kota Amsterdam dibuat pada 1 Januari 1649 dengan orientasi peta mengarah ke Selatan. Nampak rencana perluasan parit pertahanan dinding kota. Sumber : Amstelodami Celeberrimi Hollandiae Emporii Delinatio NovaDitahun 1600 pasar rempah-rempah menduduki posisi penting di Amsterdam. Hal ini dikarenakan fungsi rempah yang sangat dibutuhkan oleh penduduknya. Bukan hanya sebagai penambah aroma dan obat-obatan, rempah sangat dibutuhkan sebagai bahan pengawet daging. Sebelum hadirnya rempah, masyarakat memakan daging yang kondisinya memprihatinkan. Pada masa itu teknik pengawetan makanan masih sangatlah sederhana. Masalahnya disini adalah, walaupun rempah sudah dikenal masyarakat Eropa sejak jaman Romawi, tetapi kuantitas pasar tidak pernah mampu memenuhi kebutuhan masyarakat. Lokasinya asalnya yang begitu jauh , dari India hingga kawasan Asia Tenggara membuat harganya hanya terjangkau oleh kaum kaya. Panen tahunan membuat hasil rempah menyebar melalui perahu kecil dan punggung binatang ke pos-pos perdagangan di Cina, bermula dari Indonesia dan India dimana para pedagang Asia, Persia dan Arab membelinya dengan harga bagus. Dari tangan para pedagang inilah rempah-rempah melanjutkan rute perjalanannya kearah barat dan utara memasuki Istanbul. Dari Istanbul, rempah-rempah dibawa oleh pedagang Venesia dan Genoa menuju pasar Italia, Perancis , Spanyol hingga memasuki BelandaSiklus perjalanan ini mulai dipetik dari pepohonan di Nusantara hingga sampai di meja makan orang-orang Belanda bisa mencapai waktu lebih dari dua tahun. Hingga pertengahan abad XV, para pedagang kulit putih tidak bisa memegang kontrol atas distribusi rempah-rempah, mereka tidak bisa mengontrol ketersediaan pasar maupun mengatur harga. Ditambah lagi panjangnya perjalanan berdampak naiknya harga hingga berlipat-lipat.Pada tahun 1498, pelaut Portugis pertamakali berlayar mengitari benua Afrika hingga memasuki samudera Hindia dan membangun akses ke pasar dunia timur. Satu abad kemudian para pelaut Portugis dan Spanyol mengeksplorasi kepulauan Nusantara, dari Sumatera hingga mencapai Filipina. Mereka merahasiakan jalur pelayaran ini dari pelaut-pelaut negara barat lain dan menyimpan kekayaan yang mereka hasilkan dalam peti-peti kerajaan Portugis dan Spanyol.Belanda baru tertarik akan jalur rempah menuju nusantara ditahun 1590. Armada dagang Belanda sebelumnya diluncurkan ke arah utara dan barat , armada utara menuju Rusia untuk berbisnis kulit binatang, minyak paus dan caviar. Sedangkan armada barat menuju amerika untuk berbisnis perak dan gula. Mereka pun mendengar berita tentang kejayaan berdagang di dunia timur yang menjanjikan keuntungan berlipat ganda dari itu semua. Pada era ini, perdagangan rempah di Nusantara berada dalam genggaman Portugis dan Spanyol dimana seratus tahun sebelumnya telah disepakati dalam perjanjian Tordesillas. Perjanjian ini diprakarsai oleh Paus Alexander VI dan ditandatangani pada 7 Juni 1494 , dimana kekuasaan dunia dibagi antara dua kekuatan yaitu Portugis dan Spanyol. Menghadapi kekuatan Portugis dan Spanyol bukanlah perkara ringan. Dua kekuatan ini sama-sama merahasiakan lokasi pulau rempah di Nusantara, hingga tahun 1590 belum ada negara barat lainnya termasuk Belanda yang mengetahui lokasi pasti kepulauan Nusantara, apalagi informasi pulau mana yang paling kaya. Kisah tentang pulau rempah masih diselimuti misteri, dongeng dan mitos. Jalur pelayaran yang diketahui para nahkoda Portugis dan Spanyol dijaga begitu ketatnya. Mereka diwajibkan membakar atau memusnahkan peta maupun arsip yang terkait dengan jalur ini jika terjadi pembajakan, pertempuran atau bahkan ancaman karamnya kapal. Belanda melakukan berbagai upaya mulai pencurian, menyuap hingga mengirimkan mata-mata untuk mendapatkan informasi ini. Semua berujung kegagalan.Harapan baru datang ditahun 1592 ketika seorang pemuda kelahiran Haarlem bernama Jan Huijghen van Linschoten kembali ke Belanda setelah sembilan tahun bertualang bersama Portugis di dunia timur. Dia berbahasa Portugis dengan fasih dan menjalin persahabatan dengan banyak nahkoda dan navigator ulung. Hal ini membuat dia menerima banyak informasi tentang jalur pelayaran ke dunia timur , pelabuhan-pelabuhan penting dan pulau-pulau utama penghasil rempah. Seluruh pengetahuannya dituangkan dalam tiga karya buku yang diterbitkan pada tahun 1595-1596, buku ini juga memuat peta-peta dengan detil dan Jan Huijghen van Schoten juga menuliskan petunjuk : memasuki Nusantara janganlah melewati Selat Malaka yang berada dalam cengkeraman kuat Portugis, datanglah melalui Samudera Hindia di selatan Sumatera kemudian masuk melalui Selat Sunda. Jalur ini akhirnya dijadikan rute utama sekaligus awal mula penjajahan Belanda di kepulauan yang kini dinamakan Indonesia. Para pengusaha dengan modal besar segera menindaklanjuti buku karya Jan Huijghen van Schoten. Dipimpin oleh Reinier Pauw, seorang pengusaha kayu yang sukses, ia mendirikan Compagnie de Verre atau Perusahaan Perdagangan Jarak Jauh. Reinier Pauw dan para pengusaha yang ia pimpin mengumpulkan total modal sebesar 290.000 gulden untuk membiayai ekspedisi pelayaran yang dinamakan Eerste Schipvaart atau armada kapal pertama. Biaya ini cukup untuk membiayai logistik dan operasional empat buah kapal dalam satu armada berikut kepingan perak yang nantinya digunakan sebagai alat tukar. Empat kapal yang  bernama Hollandia, Mauritius, Duijfken dan Amsterdam selaku flagship berlayar dengan dipersenjatai meriam-meriam yang disumbangkan oleh berbagai kota di Belanda. Mereka berangkat pada musim panas 1595 dengan berbekal buku dari Jan Huijghen. Kesalahan utama dari Direktur misi pelayaran pertama ini adalah menempatkan orang yang salah dalam rantai kepemimpinan. Gerrit van Beuningen selaku salah satu petinggi kapal Amsterdam menghabiskan hampir seluruh jam pelayaran dalam rantai dengan tuduhan upaya pembunuhan kepada Cornelis de Houtman.Cornelis de Houtman sendiri adalah seorang petualang keras kepala yang telah merasakan langsung gelap pengap penjara Portugis selama tiga tahun karena aksinya yang terpergok dalam memburu peta pelayaran ke dunia timur. Ketika rombongan armada pertama ini sampai di Banten , ia dikejutkan dengan tingginya harga rempah. Sambutan yang hangat oleh rakyat Banten rupanya tidak berbalas, orang-orang Belanda tidak menjaga sikap dan meremehkan peraturan rakyat setempat yang berujung ditawannya orang-orang Belanda termasuk Frederick de Houtman, saudara dari Cornelis. Cornelis de Houtman membalas sakit hatinya dengan membombardir kota Banten dari atas kapalnya. Rakyat Banten membalas serangan dengan perahu-perahu kecil ,mereka berhasil menaiki kapal Amsterdam dan membantai belasan awak kapal. Beberapa anggota VOC ditawan dan mereka harus membayar tebusan yang mahal untuk membebaskannya. Pertempuran terjadi pada tanggal 5,6 dan 7 September 1596 karena penduduk Banten telah menahan 9 orang Belanda. Sumber : Kurze Wahrhaftige Beschreibung der neuen Reise ( herausgegeben von Levinus Hulsius 1598 in Nurnberg) , Saxon State and University Library , DresdenMeninggalkan Banten, armada kapal menuju ke timur kearah Madura. Dalam perjalanan, eerste schipvaart ini mendapat gangguan dari bajak laut. Sesaat setelah bertemu dengan rombongan penyambutan oleh kerajaan Madura, pasukan Cornelis de Houtman membantai rombongan Madura yang sama sekali tidak menduga akan adanya serangan. Serangan ini dimaksudkan sebagai aksi balas dendam atas serangan bajak laut yang sebenarnya tidak ada kaitannya sama sekali ( lihat : Winchester, Simon (2003). Krakatoa: The Day the World Exploded, August 27, 1883. New York: HarperCollins. Hal 17 )Dari Madura, rombongan armada pertama ini terancam pemberontakan awak kapal akibat ketidakcakapan kepemimpinan. Saat kembali ke Amsterdam setelah lebih dari dua tahun berlayar, hasil rempah yang dibawa hanya sekedar cukup untuk menutupi biaya ekspedisi. Ia kehilangan satu dari total empat kapal. Dan dari total 249 awak kapal, Cornelis de Houtman hanya mampu membawa pulang 87 awak dalam keadaan hidup namun dengan kondisi sangat menyedihkan, tak seorangpun mampu berdiri melemparkan tali saat memasuki pelabuhan Amsterdam. Petualangan Cornelis de Houtman berakhir saat pelayaran keduanya ke Nusantara. Tidak belajar dari pengalaman pertama, ia terlibat pertempuran dengan rakyat Aceh dan terbunuh dalam perkelahian satu lawan satu diatas geladak kapal melawan Laksamana Malahayati pada 11 September 1599.Reinier Paw dan kawan-kawannya melakukan evaluasi mendalam atas pelayaran perdana ini.  Pada musim panas tahun 1598 kembali diberangkatkan delapan buah kapal dalam armada yang dinamakan Tweede Schipvaart atau armada kapal kedua. Meskipun memakan dana yang cukup besar, sekitar setengah juta gulden. Dua tahun kemudian armada kapal ini kembali dengan kargo penuh dan mendapat keuntungan hingga 100 persen.  BERSAMBUNG
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan