LionBear || Chapter 4

0
0
Deskripsi

"Mama akan turunkan kalau Jimin mau minta maaf dan berteman dengan anak itu" ucap Yoora yang berhasil membuat Jimin melotot tidak terima.

"Tidak mau" ketus Jimin.

"Yasudah kalau begitu di sekolah nanti mama akan menggendong Jimin sampai kelas"

"YAK! Jangan begitu! Malu!" sungutnya sambil menunjukkan raut cemberut. "Yasudah, Jimin mau minta maaf pada si cengeng itu"

"Tae dak cengeng!" sahut Taehyung tiba-tiba.

"Matamu bahkan sudah berkaca-kaca karena ingin menangis sekarang, apanya yang tidak cengeng?"...

04. LionBear — Jimin

"Jadi sekalang Lio milik Tae?"

"Iya! Dan Berry milik Noona sekarang"

"Woahhhhh... Tae suka sekali dengan Liooo"

"Noona juga suka sekali dengan Berry! Hehe.."

Taehyung mengangkat boneka singanya ke depan dan memperhatikan dengan matanya yang bulat. Boneka itu terlihat keren dengan bulunya yang berwarna keemasan. Taehyung benar-benar menyukainya.

Sama seperti Taehyung, Jennie juga mulai sibuk sendiri dengan boneka beruangnya. Memakaikannya bando dan pita pada kepala si boneka beruang kemudian memberikan bedak pada tubuh boneka tersebut.

Saat mendengar suara pintu kamarnya yang terbuka, Jennie dengan cepat menoleh dan mendapati sang ibu yang menatapnya dengan gemas.

"Apa?" tanya Jennie dengan ketus yang berhasil mengalihkan perhatian Taehyung dari boneka singanya.

"Bibi Sohye, selamat pagiii" ucap Taehyung saat melihat wanita cantik itu berdiri di ambang pintu sambil membawa beberapa lembar pakaian.

 

"Pagi sayang. Ayo kemari biar Bibi gendong"

Bocah laki-laki itu dengan cepat berdiri dan sedikit berlari menghampiri Sohye yang sudah berlutut dengan kedua tangan yang terulur. Dalam hitungan detik tubuh kecil Taehyung sudah berpindah dalam gendongan Sohye. Wanita itu menghadiahinya ciuman manis di bagian pipi yang direspon Taehyung dengan tawa kecil. Setelahnya Sohye beralih menatap Jennie yang memainkan boneka beruangnya dengan wajah cemberut.

"Jennie tidak boleh begitu, ayo pakai segaram sekolahnya. Jimin dan bibi Yoora sudah menunggu di depan" bujuknya.

Iya. Jennie sudah tau jika sang ibu akan menyuruhnya untuk sekolah saat melihat seragamnya tersampir di lengan ibunya. Itulah sebabnya ia bertanya dengan ketus dan langsung cemberut. Jennie tidak suka. Ia baru saja mendapatkan mainan baru, kenapa malah disuruh pergi ke sekolah yang tidak seru? Apalagi di sana tidak ada Taehyung, rasanya jadi sangat membosankan untuk Jennie.

"Minmin Siapa?" tanya Taehyung pada Sohye.

Wanita itu beralih menatap Taehyung dengan gemas dan kembali mendaratkan ciumannya pada pipi gembil bocah laki-laki itu.

"Jimin. Dia teman Jennie Noona yang kemarin ke sini"

"Yang pemalah itu?"

Sohye terkekeh mendengar Taehyung yang menyimpulkan sifat Jimin begitu saja di saat keduanay tidak saling kenal dan hanya pernah bertemu satu kali saat kemarin sore.

"Jimin Hyung tidak pemarah. Dia hanya tidak bisa memperhalus kalimat yang akan diucapkannya" jelas Sohye.

Namun bukannya membuat Taehyung mengerti, ucapan Sohye justru membuat Taehyung semakin bingung dan pusing memikirkannya. Taehyung tidak mengerti dengan bahasa orang dewasa yang  terlalu berat untuk dicerna otaknya.

"Sudah tidak usah dipikirkan. Sebaiknya Tae bujuk Jennie Noona supaya mau pergi ke sekolah sekarang" ucap Sohye sebelum menurunkan Taehyung dari gendongannya.

Membujuk Jennie untuk pergi ke sekolah sudah menjadi tugas tetap bagi Taehyung selama Jennie menjadi tetangganya. Dan hal itu bukan sesuatu yang sulit untuk Taehyung lakukan, karena ia memiliki berbagai macam kelemahan Jennie sebagai ancaman jika gadis itu menolak perintahnya.

"Jen Noona ayo sekolah"

"Aku tidak akan menurutimu kali ini" sahut Jennie dengan ketus.

"Noonaa ayo sekolahh. Nanti saat sudah pulang Tae akan siapkan es klim stloberi lagi untuk Noona sepelti kemalinn"

"Tidak mau!"

Taehyung langsung cemberut mendengar penolakan Jennie. Tatapan bocah laki-laki itu mendadak teralihkan ke arah boneka beruang yang sedang Jennie mainkan. Dengan gerakan secepat kilat, boneka itu berpindah ke tangan Taehyung.

"Tae dak jadi kasih boneka ini kalau Noona dak mau sekolah" ancamnya.

"Kenapa Tae selalu mengancam Noona?!" Jennie bertanya kesal dengan mata melotot. Sedangkan bocah yang diberi pertanyaan bersiap mengeluarkan tangisannya karena tidak suka dikasari.

Sohye segera memeluk tubuh kecil Taehyung, menenangkannya agar tidak jadi menangis. Bisa-bisa kepalanya meledak saat itu juga jika harus mengurus secara bersamaan Taehyung yang menangis dan Jennie yang keras kepala ketika di suruh sekolah.

Jika ancaman Taehyung tidak mempan lagi pada Jennie, maka Sohye akan menggunakan Taehyung sebagai ancamannya. Sohye berdeham cukup keras untuk menarik perhatian Jennie. Meski mendengarnya dengan jelas Jennie tetap tidak mau menoleh, sampai ancaman Sohye mengudara, gadis kecil itu langsung berdiri dan menghentakkan kaki.

"Mam tidak akan mengizinkan Jennie bermain dengan Tae lagi jika Jennie jadi pemalas seperti ini"

"Jangannn... Jen ingin terus bersama TaeTae sampai besar nanti!"

"Kalau begitu Jennie harus sekolah sekarang!"

Bibir gadis kecil itu mengerucut mendengar perintah sang ibu yang sangat sulit untuk ia turuti. Tapi mengingat ancaman yang diberikan padanya membuatnya Jennie mau tidak mau melaksanakan perintah dengan terpaksa.

Jennie mengambil handuk dengan malas dan berjalan menuju kamar mandi menggunakan kedua kaki yang dihentakkan. Rasanya ia benar-benar sangat kesal!

"Jen Noona seperti laksasa" ucap Taehyung sambil tertawa kecil.

Sohye turut tertawa karena merasa lucu saat melihat buntalan daging di gendongannya terus cekikikan. Dengan penuh sayang Sohye mengusap kening Taehyung, sedikit membenarkan rambut kecokelatannya agar penglihatan bocah itu tidak tertutup.

"Tae mau pulang sekarang atau mau menunggu Jen Noona?"

"Tunggu Jen Noona saja"

Tanpa berucap apa-apa lagi, Sohye segera membawa Taehyung ke ruang depan menemui Yoora dan Jimin yang sejak tadi menunggu Jennie.

Taehyung segera memeluk leher Sohye dengan erat dan menyembunyikan wajahnya disana saat melihat Jimin yang duduk di sofa sambil memainkan puzzle.

"Tae tidak perlu takut. Ayo berkenalan dulu dengan Jimin Hyung" bujuk Sohye dengan lembut. Namun Taehyung memilih mengabaikannya.

"Kenapa dia terlihat sangat takut pada Jimin?" tanya Yoora penasaran. Ia takut putranya melelakukan sesuatu yang kasar sampai membuat anak sekecil Taehyung enggan meski hanya untuk melihat wajahnya.

"Kemarin Jimin hanya berbicara sedikit keras karena sedang pusing. Tae takut padanya karena hal itu. Padahal Jimin juga tidak bermaksud berbuat kasar pada Tae, benarkan sayang?" ucap Sohye sambil mengusak gemas rambut hitam Jimin.

Yoora yang sudah sangat mengenal sifat sang putra hanya bisa menghela nafas sebelum mengangkat Jimin untuk duduk dipangkuannya.

"Turunkan Jimin, jangan dipangku" protesnya. Ia malu jika dilihat oleh Taehyung dan Sohye seperti ini. Nanti ia jadi tidak keren lagi.

"Mama akan turunkan kalau Jimin mau minta maaf dan berteman dengan anak itu" ucap Yoora yang berhasil membuat Jimin melotot tidak terima. Ia tidak ingin melakukan itu, yang salah kemarin kan Taehyung karena terus berteriak dan merengek. Jimin hanya menegurnya dan berusaha membuatnya diam, tapi Taehyung terlalu 'baper' pada ucapannya sampai menangis seperti kemarin.

"Tidak mau" ketus Jimin.

"Yasudah kalau begitu di sekolah nanti mama akan menggendong Jimin sampai kelas"

"YAK! Jangan begitu! Malu!" sungutnya sambil menunjukkan raut cemberut. "Yasudah, Jimin mau minta maaf pada si cengeng itu"

"Tae dak cengeng!" sahut Taehyung tiba-tiba.

"Matamu bahkan sudah berkaca-kaca karena ingin menangis sekarang, apanya yang tidak cengeng?"

"Bibiii"

Taehyung tiba-tiba merengek pada Sohye. Bibirnya mencebik lucu, mencari perlindungan dan perlawanan dari orang dewasa. Taehyung tidak bisa jika menghadapi mulut menyebalkan Jimin sendirian. Bisa-bisa ia menangis dan malah membuat Jimin semakin mengejeknya.

"Sudah jangan menangis" ucap Sohye menenangkan. Namun bocah itu malah menggeleng dan semakin merengek.

"Memangnya Tae ingin apa?" tanya Sohye kemudian.

"Pukul pantat Yung itu tiga kali. Dia nakal sekali. Tae dak suka" ucap Taehyung sambil menggerakkan tangannya, mempraktikkannya dengan cara memukul-mukul udara begitu semangat seolah ia sedang memukul pantat Jimin.

Sohye dan Yoora terkekeh gemas melihatnya, berbanding terbalik dengan Jimin yang justru bergidik ngeri membayangkan pantatnya dipukul seperti itu.

"Bagaimana kalau Tae saja yang memukul pantat anak bibi yang nakal ini? Mau?" tanya Yoora pada Taehyung yang langsung dibalas bocah kecil itu dengan anggukan kepala yang kelewat semangat.

Yoora segera menggendong Jimin dan mengarahkan tubuh belakangnya menghadap pada Taehyung yang masih duduk di pangkuan Sohye.

"Ayo hukum anak nakal ini" seru Yoora sambil terkikik geli.

"Maaa turunkan Jimin"  rengek bocah laki-laki berkulit putih itu sambil meronta di dekapan sang ibu.

PLAK

"YAK! BOCAH CENGENG! APA YANG KAU LAKUKAN PADA PANTAT IMUTKU!" teriak Jimin yang berhasil membuat Taehyung kembali menangis keras.


 

 ***

TBC

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Kategori
Lionbear
Selanjutnya Destiny ||TaenNie Oneshoot
2
0
Taehyung terdiam sejenak. Matanya masih bertatapan dengan mata kucing Jennie. “Aku memang sempat marah dan tidak terima. Tapi itu hanya reaksi spontan. Walaupun aku tau tidak ada gunanya, tapi aku juga sulit untuk menerima. Bagaimanapun, selama ini Irene Noona adalah satu-satunya orang yang kumiliki” “Sekarang kau memilikiku” sahut Jennie dengan lantang sambil mengusap pipi Taehyung.  Yang diperlakukan begitu manis nampak tersenyum tipis mendengar ucapan Jennie. Digenggamnya tangan Jennie yang masih mengusap pipinya. Sekalipun tidak memutus tatapan mata mereka meski sudah salah tingkah bukan main.  “Ya.. Aku bersyukur sekarang aku memiliki Jennie Noona berkat paksaan Irene Noona. Aku yakin, dia pasti sudah merencanakan ini sejak lama”   °°°Kim Taehyung | Jennie Kim©2023, Zoynie 
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan