
"Huwaaaaaa...." Taehyung menjerit histeris disertai tangisan kesal sambil mengusap pipinya yang baru saja mendapat ciuman dari Jennie. Taehyung tidak suka.
"Jangan menangis. Ciuman di pipi itu artinya karena Noona menyayangi Tae" ucap Jennie memberi pengertian.
02. LionBear — Teman Jennie
Jennie mengganti seragam sekolahnya dengan pakaian santai dengan tergesa. Setelah selesai, gadis kecil itu langsung berlari keluar rumah dan mengabaikan teriakan sang ibu yang memintanya untuk makan siang terlebih dahulu.
"TaeTae!" panggil Jennie yang berhasil membuat bocah laki-laki itu menoleh.
Taehyung sedang duduk di teras rumahnya sambil memakan es krim cup yang baru saja dibelikan oleh Saeron. Ia melambaikan tangannya dengan semangat saat melihat Jennie yang berlari menghampirinya.
Saat Jennie sudah duduk di sampingnya, Taehyung langsung menyerahkan satu cup es krim lainnya yang masih utuh pada Jennie.
"Mama membelikannya untuk Noona"
"Terima kasih, hehe"
"Noona sudah makan siang?" tanya Taehyung saat melihat Jennie yang ingin membuka penutup es krimnya.
"Belum"
Dengan cepat Taehyung kembali merebut es krim di tangan Jennie dan menyembunyikan di balik punggung kecilnya. "Kata mama, Noona dak boleh makan es klim kalau belum makan siang. Nanti Noona sakit. Tae dak mau kalau Jen Noona sampai sakit"
Jennie mencebik sambil menatap Taehyung yang juga menatapnya dengan ekspresi galak. Bukannya takut, Jennie justru merasa gemas saat melihat wajah imut Taehyung mencoba menunjukkan ekspresi marah.
"Jangan melotot seperti itu, wajah Tae jadi terlihat lucu bukan menakutkan" tegur Jennie.
Meski begitu, Taehyung tidak memperdulikan ucapan Jennie. Ekspresi wajahnya tetap sama dengan tatapan yang terfokus pada Jennie. "Pokoknya Noona halus makan siang dulu!"
"Iya. Noona akan makan siang sekarang. Tae mau ikut ke rumah Noona tidak?" ajak Jennie.
"Boleh?"
Jennie mengangguk dengan mantap dan mengulurkan tangannya pada Taehyung, "Ayo pergi!" serunya.
Taehyung menggapai tangan Jennie dan menggenggamnya dengan erat. Mereka berjalan beriringan ke rumah Jennie dengan Taehyung yang sedikit kesusahan karena membawa dua cup es krim sekaligus dengan tangan kecilnya.
Melihat itu Jennie segera mengambil alih salah satunya untuk ia bawa. Merasa mendapat bantuan dari teman favoritnya itu Taehyung langsung berseru mengucapkan terima kasih dengan suara lucu hingga membuat Jennie memekik gemas dan spontan mencium pipi gembil Taehyung seperti beberapa hari yang lalu.
"Huwaaaaaa...." Taehyung menjerit histeris disertai tangisan kesal sambil mengusap pipinya yang baru saja mendapat ciuman dari Jennie. Taehyung tidak suka.
"Jangan menangis. Ciuman di pipi itu artinya karena Noona menyayangi Tae" ucap Jennie memberi pengertian.
Detik itu pula tangis Taehyung langsung berhenti bertepatan dengan Sohye yang membuka pintu rumahnya karena mendengar keributan dari luar.
Wanita itu langsung berjongkok di dekat Taehyung saat melihat matanya yang sembab. Sohye yakin jika ini adalah ulah sang anak yang memang suka menjahili Taehyung.
"Tadi Tae menangis? Kenapa? Di ganggu sama Jennie Noona lagi ya?"
"Jen tidak mengganggunya. Jen menyayanginya, tapi Tae pikir Jen berbuat jahat" ujar Jennie mencoba menjelaskan. Ia tidak terima karena disalahkan oleh sang ibu.
"Benarkah? Memang apa yang Jen lakukan?" tanya Sohye penasaran.
"Jen mencium pipinya karena tadi Tae sangat lucu"
Sohye hanya mengangguk sekilas sebelum beralih kembali pada Taehyung. Ia menatap wajah Taehyung sambil tersenyum dan segera membawa bocah laki-laki itu dalam gendongannya. Mengambil cup es krim milik Taehyung yang isinya sudah mencair dan tinggal setengah, kemudian membuangnya pada tempat sampah yang ada di halaman rumah.
"Kalau masih mau es krim bilang saja pada Bibi, nanti Bibi ambilkan di kulkas. Es krim Tae yang tadi sudah cair, tidak enak lagi" ucap Sohye yang di balas Taehyung dengan anggukan patuh.
"Mam, Jen mau makan"
"Yasudah, ayo masuk ke dalam"
***
"Bibi... anak laki-laki itu siapa?" tanya Taehyung dengan ekspresi cemberut.
Saat menunggu Jennie menghabiskan makan siangnya tadi, Taehyung malah ketiduran di pangkuan Sohye. Dan di saat dirinya terbangun, Taehyung malah mendapati Jennie bermain dengan anak laki-laki lain yang sepertinya seumuran dengan Jennie.
Melihat Jennie yang tertawa lepas dan sangat senang membuat Taehyung takut akan dilupakan. Menurutnya Jennie pasti akan lebih memilih dengan anak tersebut dibanding dirinya yang masih kecil dan menyusahkan. Sama seperti yang dilakukan anak-anak lainnya selama ini.
"Dia teman Jennie di sekolah. Tadi orang tuanya menitipkannya pada bibi karena ada urusan sebentar. Tae tidak ingin bergabung dengan mereka?"
Taehyung menggeleng dengan cepat dan segera memeluk leher Sohye minta diperhatikan. Ia menyembunyikan wajahnya pada ceruk leher Sohye dengan kedua kaki yang berayun di udara ketika Sohye mulai berdiri dan menggendongnya. Taehyung ingin menangis karena takut tidak akan memiliki teman lagi.
"Apa TaeTae boleh ikut bermain?" tanya Sohye saat langkahnya sudah semakin dekat dengan kedua bocah yang sedang asyik bermain lego di atas karpet bulu berwarna coklat.
Jennie mendongakkan kepalanya untuk melihat ke arah sang ibu yang tengah menggendong Taehyung. Mata kucing gadis kecil itu membulat lucu saat melihat Taehyung yang memeluk erat ibunya seolah tidak ingin lepas.
"Tentu saja boleh. Ayo sini!" seru Jennie sambil menepuk tempat kosong di sampingnya, meminta sang ibu untuk mendudukkan Taehyung di sana.
Namun Taehyung tetap tidak ingin lepas dari Sohye. Pelukannya malah semakin erat saat Sohye mencoba untuk menurunkannya.
"TaeTae tidak mau bermain bersama Noona?" tanya Jennie.
Sebagai jawaban Taehyung segera menggelengkan kepalanya. Dan saat itu juga Jennie langsung menangis kencang karena berpikir jika Taehyung tidak suka lagi bermain dengannya. Gadis itu segera mendekati sang ibu dan menarik-nariknya agar mendekatkan Taehyung padanya.
Sohye memutuskan untuk berlutut dan dengan cepat Jennie langsung memeluk erat tubuh kecil Taehyung. Kemudian meminta sang ibu untuk membiarkannya berganti menggendong bocah laki-laki itu. Meski sempat ragu karena takut Jennie tidak kuat menggendong tubuh gembul Taehyung, namun Sohye memilih untuk menuruti saat melihat Jennie yang akan menangis kembali.
"Lepaskan Tae" rengek Taehyung sambil menendang-nendang udara ketika tubuhnya sudah beralih dalam gendongan Jennie.
"Noona tidak akan melepaskan Tae"
"Tapi Tae dak mau belsama Noona" rengek Taehyung lagi.
"Tidak peduli. Noona akan terus memeluk Tae sampai Tae mau bermain bersama Noona lagi" ucap Jennie.
Gadis itu kembali duduk di tempatnya semula dengan Taehyung yang ia dudukkan di pangkuannya. Kedua tangan kecilnya memeluk tubuh Taehyung erat-erat.
"Lepaskanー"
"Jika dia tidak mau, turuti saja. Jangan dipaksa. Telingaku sakit mendengar teriakan cemprengnya" sungut anak laki-laki yang sejak tadi sibuk memainkan kereta api kecil di depannya tanpa mau melihat ke arah Jennie dan Taehyung.
Sohye menghela nafasnya mendengar penuturan ketus itu. Ia yakin, setelah ini Taehyung pasti akan kembali merengek karena baru saja dikatai. Dan benar saja, tepat seperti dugaannya, Taehyung langsung menangis kencang saat itu juga.
Maka dengan cepat Sohye membawa Taehyung dalam gendongannya sambil menepuk-nepuk pantat berisinya untuk menenangkan.
"Tae dak mau disini. Tae mau pulang. Tae dak suka hiks dengan Hyung jahat itu" ucapnya ditengah tangisannya.
Sohye segera membawa Taehyung keluar rumah untuk mengantarkannya kembali pulang. Jika Taehyung sudah rewel seperti ini, hanya Saeron yang dapat mengatasinya. Dan bertepatan dengan Sohye yang menutup pintu rumah, Jennie langsung menghentakkan kedua kakinya di depan sang teman sekolah.
"Kenapa bicara seperti itu pada Tae? Lihat, sekarang dia menangis dan tidak ingin dekat-dekat Jen lagi" protesnya.
"Bukan salahku. Kau sendiri yang memaksanya sejak tadi, membuatnya berteriak dan merengek sampai membuat telingaku sakit" sahut anak itu seadanya.
Mata Jennie memerah karena ingin menangis. Tapi ia tahan karena tidak ingin terlihat lemah oleh bocah laki-laki menyebalkan di depannya.
"Kalau Jimin seperti ini terus, Jen tidak mau berteman lagi!"
Setelah berucap seperti itu, Jennie langsung berlari memasuki kamarnya di lantai dua. Meninggalkan bocah laki-laki bernama Jimin yang tetap asyik bermain meski hanya sendirian di ruangan tersebut.
***
TBC
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰
