
Melihat tatapan itu, aku memiliki firasat yang buruk dan benar saja, tangannya segera menarik kerudung yang menutupi wajahku.
"Hahahaha, dan sekarang coba lihat wajah Pengantin Wanita yang kamu nikahi ini!"
Responku cukup lambat dan sekarang seluruh wajahku terlihat. Termasuk luka yang ingin aku tutupi.
Semua orang sekarang yang merasa penasaran dengan wajahku segera mengalihkan tatapannya padaku.
Vincent yang melihat itu tertawa semakin keras.
"Astaga, jadi ini wajah Pengantin Wanita yang kamu nikahi?...
Bab 13: Kericuhan
Β
Mendengar keheningan di Aula Pernikahan membuatku merasa cemas. Apalagi, beberapa orang sepertinya sedang berbisik sendiri.
Apa yang akan terjadi sekarang?
Apakah pernikahannya akan tidak Syah?
Tepat ketika aku berpikir begitu, tiba-tiba saja ada suara seorang pria terdengar cukup keras.
"Sah! Pernikahan ini Sah! Benar semua?"
Suara yang memecah keheningan itu jelas saja menarik perhatian semua orang. Tatapan mataku juga segera menuju kearah suara itu, terlihat seorang pria muda mengenakan setelan jas rapi, tersenyum bahagia sambil menatap orang-orang yang ada di sekitarnya seolah-olah kata-katanya barusan adalah sebuah perintah.
Dan tidak lama setelah pria muda itu berbicara orang-orang yang duduk di sekitarnya juga mulai berbicara dengan keras.
"Sah!"
"Sah!"
Sepintas, tatapan kami sempat bertemu walaupun masih terhalang krudung yang cukup transparan, samar-samar aku bisa melihat senyuman yang sepertinya penuh makna.
Aku tidak tahu siapa dia, tapi sepertinya dia orang baik?
Dan sekarang tatapanku menuju kearah Andrian, yang mana wajahnya saat ini menunjukkan ekspresi kemarahan dan juga rasa kesal ketika menatap Pria yang berbicara sebelumnya.
Apakah Andrian tiba-tiba menyesali pernikahan ini?
Entah kenapa, ada perasaan tidak nyaman di dalam hatiku ketika memikirkannya, perasaan seperti ujung jantungku tertusuk.
Seolah bisa membaca situasi, Sang Penghulu yang tadinya sempat bingung dengan Aula yang hening, segera melanjutkan acaranya.
"Baik, jadi mulai sekarang kalian adalah sepasang Suami dan Istri."
Terasa canggung ketika aku mendengar suara sang penghulu, masih benar-benar tidak percaya bahwa sekarang aku adalah Istri Andrian secara sah.
Sebuah pernikahan yang tidak pernah aku kira, dan dengan Andrian dari semua orang.
Saat ini ekspresi Andrian terlihat tidak bisa di baca.
Aku sendiri mencoba menenangkan diriku, bahwa ini hanya sekedar formalitas, entah apa yang ada di kepala Andrian, walaupun kami berdua menikah namun ini bisa di batalkan kapan saja.
Setelah acara ijab kabul, kamu berdua segera menadatangani buku nikah kosong, dan menulis nama kami masing-masing disana. Butuh beberapa saat sampai semua acara ijab kabul benar-benar selesai, Andrian sepertinya melewatkan acara foto-foto dan hanya memotret buku pernikahan kami saja.
Namun ujian baru di mulai ketika salah satu tamu datang kehadapan Andrian. Aku tidak tahu siapa dia, namun dia adalah seorang Pria yang cukup tua, mungkin berumur 60 atau 70 an tahun.
"Andrian!! Apa-apaan kamu hah! Kamu berani bermain-main dengan Acara Pernikahan ini? Berani-beraninya kamu....."
Mendengar dari cara bicaranya, sepertinya ini Kakek Andrian yang di rumorkan itu, Sang Pemimpin Keluarga Bratajaya yang sekarang.
"Kakek, tolong jangan seperti ini, aku akan menjelaskannya nanti."
Kakek Andrian terlihat menarik nafas sambil melihat ke arah sekeliling yang memang saat ini mereka menjadi pusat perhatian. Wajar saja, ini acara yang cukup besar, walaupun termasuk acara Private Party, sepertinya masih banyak orang penting yang di undang.
"Kamu harus memberikan penjelasan masuk akal setelah acara ini selesai."
Setelah mengatakan itu, Kakek Andrian segera pergi dari sana dengan ekspresi kemarahan di wajahnya.
Sepertinya memang, dia tidak akan merestui pernikahan kami.
Yah, setelah semua yang Kakek Andrian inginkan adalah Nona Jesicca yang menjadi Cucu Mantunya.
Aku tidak bisa apa-apa karena Nona Jesicca tidak ingin menikah dengan Andrian.
Dan setelah Kakek Andrian pergi, Pria yang sebelumnya memulai mengesahkan pernikahan kami datang kehadapan kami berdua.
"Kak Andrian, selamat atas pernikahannya. Aku tidak mengira, Kakak akan membuat kejutan seperti ini, sampai membuat Kakek sangat terkejut."
Dia tersenyum ramah sambil mengulurkan tangannya mengucap selamat pada Andrian. Namun respon Andrian dingin.
"Terserah Apa yang kamu pikirkan namun Jangan kira hanya karena pernikahan ini, hal-hal ini akan mempengaruhi posisiku."
Dan sekarang setelah Andrian mengatakan itu, ada perubahan ekspresi di wajah Pria yang sebelumnya, sepertinya tidak suka dengan kata-kata Andrian.
Sepertinya mereka memiliki hubungan saudara?
Saudara tiri?
Sepupu?
Aku tidak begitu tahu silsilah Keluarga Bratajaya.
"Pffff, sungguh lucu, Kakak pikir posisi Kakak aman? Apakah Kakak tidak tahu? Banyak Anggota Direksi yang masih tidak menerima Kakak karena Latar Belakang Kakak. Menikah dengan Putri dari Keluarga Connelly adalah satu-satunya harapan terakhirmu namun lihatlah kamu membuat semuanya berantakan dengan tanganmu sendiri, aku tidak percaya betapa pintarnya Kakakku tersayang ini."
Aku menjadi tidak senang juga dengan komentar buruknya itu.
Apakah benar, pernikahan Andrian dan Nona Jesicca untuk bisa memantapkan posisi Andrian sebagai Pewaris?
Aku sudah dengar dari Nona Jesicca sebelumnya tentang calon suaminya hanya ingin memanfaatkannya dan status yang keluarganya miliki, jadi seperti ini.
Andrian sekarang benar-benar berubah, dia benar-benar akan menikah hanya untuk meningkatkan statusnya dalam keluarga?
Terlihat sekali tidak ada ketulusan dari awal pernikahan Andrian. Pantas saja, Nona Jesicca tidak ingin menikah dengannya.
Tentu saja, wanita mana yang ingin dinikahi oleh seorang pria yang tidak mencintainya?
Ups, sepertinya aku salah berpikir, karena akulah wanita itu, wanita yang mau-maunya dinikahi oleh pria yang jelas tidak mencintaiku.
"Jaga bicaramu, Vincent Bratajaya! Jangan berpikir kemampuanku hanya sebatas ini, harusnya kamu yang berkaca pada dirimu sendiri, hal apa yang bisa membuatmu begitu percaya diri untuk mendapatkan posisiku? Di mana hal yang kamu tahu hanyalah bersembunyi di balik punggung Mamamu!"
"Kamu jangan bicara sembarangan!"
Lagi-lagi, Andrian hanya memberikan senyuman penuh provokasi.
Vincent jelas menjadi tambah marah.
Namun sekarang tatapan Vincent mengarah padaku.
Melihat tatapan itu, aku memiliki firasat yang buruk dan benar saja, tangannya segera menarik kerudung yang menutupi wajahku.
"Hahahaha, dan sekarang coba lihat wajah Pengantin Wanita yang kamu nikahi ini!"
Responku cukup lambat dan sekarang seluruh wajahku terlihat. Termasuk luka yang ingin aku tutupi.
Semua orang sekarang yang merasa penasaran dengan wajahku segera mengalihkan tatapannya padaku.
Vincent yang melihat itu tertawa semakin keras.
"Astaga, jadi ini wajah Pengantin Wanita yang kamu nikahi? Aku pikir dia secantik apa sampai-sampai Kamu membuang segalanya demi menikahi dia, namun lihat wajah rusak ini, astaga... Apakah seleramu sekarang sudah seperti ini?"
Terdengar nada jijik ketika Vincent mengatakan itu.
Aku sudah terbiasa dihina seperti ini Namun di situasi saat ini entah kenapa perasaanku menjadi semakin tidak nyaman.
Benar, dengan wajah ini aku hanya bisa membuat malu Andrian.
Perasaan rendah diri ini benar-benar menghancurkanku.
Aku juga bisa melihat bagaimana para tamu yang ada disana juga mulai tertawa.
Sekarang, aku hanya bisa menundukkan kepalaku dan mencoba menutupi luka yang ada di wajahku dengan rambutku. Aku tidak berani menatap Andrian.
Dia mungkin marah karena dipermalukan seperti ini.
"Hey, kamu jangan menyembunyikan wajahmu, semua orang disini harus melihat bagaimana penampilan, Pengantin Wanita, Kak Andrian, benar bukan semuanya?"
Tangan Vincent meraih rambutku, mencoba menyingkirkan rambut yang menutupi wajahku agar memperlihatkan luka yang aku miliki.
Sekarang apa yang harus aku lakukan?
Tatap jijik dan cemooh semua orang terlihat semakin jelas.
"Jangan seenaknya kamu menyentuh Istriku. Seperti apapun penampilan Istriku, siapa yang bilang kamu bisa menyentuhnya seenaknya?"
Suara dingin itu membuatku terkejut, apalagi ketika tangan Andrian meraih tangan Vincent dan mencekamnya dengan erat.
"Apa-apaan gaya sombongmu itu! Dasar tidak tahu diri!!"
"Terserah apa katamu ini adalah pestaku kamu dilarang untuk membuat keributan, atau Aku akan mengusirmu! Juga semua orang yang berani membuat keributan disini!!"
Suara itu tegas dan diarahkan juga kepada para tamu yang tadi sempat mencemooh. Mendengar suara dingin dan tatapan menusuk itu orang-orang yang awalnya berbisik segera menjadi diam.
"Cih, lihat saja nanti, Sampai kapan kamu masih bisa bersifat angkuh seperti itu!!"
Vincent yang marah segera menepis tangan Andrian lalu pergi dari sana.
Sayangnya, keributan tidak hanya sampai disana, setelah Vincent pergi, seseorang yang sepertinya Paman dan Tante Andrian datang, keduanya juga sepertinya orang tua Vincent.
"Hah, ternyata tidak Kakakku, ataupun kamu, kalian berdua benar-benar hanya bisa mencoreng nama baik Keluarga Bratajaya. Bagaimana bisa, kamu membawa orang semacam ini sebagai Istri mu? Sungguh tidak tahu malu."
Itu adalah suara dari Tante Andrian ketika melihat wajahku, jelas sekali tatapan jijik disana.
"Tante tidak perlu bersikap sok perhatian seperti itu padaku. Bukankah Tante harus memperhatikan Putra Tente dulu? Coba perhatikan, berapa banyak skandal lagi yang akan dia buat?"
Mendengar suara Andrian, Tante Andrian itu sepertinya bertambah marah, Paman Andrian yang ada disana mencoba menenangkan Istrinya.
"Sudahlah, Sayang itu keputusan Andrian dia menikah dengan siapa pas akhirnya."
Dan tatapan Paman Andrian segera menuju kearah keponakannya itu.
"Andrian, Paman cukup terkejut kamu memiliki selera yang cukup unik. Namun tidak apa-apa, Selamat Atas Pernikahanmu. Paman harap, kamu tidak menyesal dengan keputusanmu kali ini."
Paman itu terlihat tersenyum ramah, namun melihat ekspresi wajah Andrian menjadi buruk, sepertinya Paman Andrian ini bukan orang yang baik juga, lihat cara dia berbicara sarkastik itu.
Ini pasti ada hubungannya tentang posisi Andrian sebagai calon pewaris perusahaan.
Aku hanya diam saja, melihat Para Tamu datang satu persatu mengucapkan selamat, aku bahkan tidak berani berbicara dengan Andrian, hanya bisa memasang senyum palsu yang membuatku merasa pegal.
Andrian juga tidak mengatakan apa-apa padaku bahkan sejak memasuki ruangan ini. Yang aku lakukan hanya mencoba untuk mengikuti alur sehingga tidak membuat masalah lagi.
Sayangnya, masalah yang muncul baru saja terlihat ketika wajah yang cukup familiar muncul.
"Andrian, bagaimana bisa kamu menikah dengan Office Girl ini?"
Itu adalah Kartika yang menatap penuh kemarahan dan juga rasa benci ke arahku.
Sial, orang paling merepotkan akhirnya datang.
Β
******
Β
Bab 14: Jangan Harap!
Β
"Andrian! Coba jawab aku sebenarnya apa yang terjadi!! Bagaimana bisa...."
Kartika terlihat menahan amarahnya ketika mengatakan itu sambil terus menatap tajam ke arahku. Dia sudah sering membuat masalah padaku bahkan ketika aku hanya seorang Office Girl biasa.
Dan sekarang, ketika tahu aku menikah dengan Andrian, Aku tidak tahu di masa depan masalah semacam apa yang akan dia buat untukku.
Ukhh, benar-benar sangat merepotkan, ini salah Andrian dari awal.
Sampai sekarang aku masih tidak mengerti kenapa Andrian tiba-tiba ingin menikah denganku.
Padahal seharusnya setelah tahu, pengantin wanitanya kabur, dia akan membatalkan seluruh acara pernikahan ini sesuai dengan apa yang direncanakan oleh Nona Jesicca.
Atau, perkiraan Nona Jesicca salah karena dia tidak terlalu mengenal Andrian?
Lalu, jika pengantin pengganti wanitanya bukan aku, apakah Andrian masih tetap akan menikahinya?
"Kartika, Jangan membuat keributan. Tentang masalah Aku ingin menikah dengan siapa Ini bukan urusanmu."
Suara dingin Andrian baru saja menyadarkanku dari lamunan, memang ini bukan saatnya memikirkan hal-hal tidak jelas.
"Bukan urusanku bagaimana? Aku adalah sahabat baikmu!!"
Mendengar itu, aku melihat Andrian hanya bisa menghela nafas dan mencoba menenangkan gadis yang ada di hadapannya itu.
"Kartika, Aku tahu kamu mengkhawatirkanku. Namun ceritanya panjang."
"Tapi aku masih tidak mengerti. Dimana Jessica? Jangan bilang kalau dia...."
"Kartika, melihat situasi ini sepertinya kamu juga paham apa yang terjadi, aku tidak perlu menjelaskannya."
"Jesicca benar-benar kabur dari Pernikahan ini?"
"Kartika, jaga bicaramu."
"Kenapa kamu masih membela wanita yang sudah kabur itu sih? Tapi yang paling membuatku tidak mengerti kenapa....."
Tatapan tajam Kartika mengarah padaku, jelas sekali ada rasa iri dan kebencian yang mendalam.
"Sudahlah, Kartika. Aku akan membicarakannya lain. Sekarang aku terlalu lelah menjelaskannya."
"Tapi Andrian...."
Namun Andrian sudah lebih dulu menarik tanganku untuk pergi dari ruangan pesta itu meninggalkan Kartika, yang masih menatap marah padaku.
Astaga...
Dari tatapan Kartika, sepertinya dia hendak membakar ku hidup-hidup!!
Kalau melihat tingkahnya, apakah dia menyukai Andrian?
Tapi kalau melihat sikap Andrian....
Entahlah, aku sendiri tidak bisa membaca apa isi hati pria menyebalkan itu.
Pada akhirnya, aku hanya bisa mengikuti Andrian ketika dia menyeretku masuk ke dalam lift.
Ada keheningan disana, sampai kami tiba di lantai yang dia tuju. Setelahnya, Andrian masih menyeretku memasuki sebuah kamar hotel di sini, lantai paling atas.
"Masuk, dan jangan kemana-mana. Jangan bukankah pintu pada siapapun selain aku. Awas aja jika kamu melarikan diri!"
Begitu dia melemparkan ku kedalam kamar, dia langsung membanting pintu dan pergi begitu saja bahkan sebelum aku sempat merespon kata-katanya.
"Dasar seenaknya saja!!"
Dan sekarang, hanya tinggal aku di sebuah ruangan kamar asing.
Namun begitu aku melihat ke arah tempat tidur, wajahku tiba-tiba memerah. Itu karena di tempat tidur, ada kelopak bunga mawar yang di susun dalam bentuk hati.
Jelas, aku memahami bahwa ini sebenarnya adalah kamar pengantin, dimana pengantin baru seharunya menghabiskan malam pertama mereka.
Malam Pertama dengan Andrian....
Hanya memikirkannya saja, membuat seluruh wajahku terasa panas dan jantungku berdebar.
"Sial, apa sih yang aku pikirkan?"
Sebelum Andrian datang, aku memastikan membereskan kekacauan di tempat tidur karena sangat memalukan.
Aku juga sangat merasa lelah, hari ini merupakan hari yang pajang.
Setelah ini, apa yang harus aku katakan pada adik dan Mama?
Aku tiba-tiba menikah?
Setelah memikirkannya beberapa saat akhirnya aku mengirim pesan kepada Mama, bahwa aku tidak pulang malam ini, mungkin sampai beberapa hari karena ada beberapa pekerjaan yang harus di lakukan sampai harus menginap.
'Liliana, kamu jangan memaksakan diri. Tetap makan teratur dan Istirahat yang cukup.'
Begitu membaca pesanku, Mama mulai langsung menelepon dan memberikan berbagai macam nasehat.
"Tentu saja, Mama. Ini bukan pekerjaan yang begitu berat hanya saja aku memang harus menginap."
'Baiklah kalau begitu. Aku juga tidak bisa melarangmu. Jaga dirimu baik-baik.'
Aku merasa sedikit bersalah ketika berbohong, namun ini tidak benar-benar berbohong oke?
Aku memang sedang melakukan 'pekerjaan' disini.
Emm, menikah dengan Andrian anggap saja sebagai sebuah pekerjaan.
Lagipula, setelah ini pasti akan ada kotak kerjanya, perjanjian soal pernikahan ini, toh ini bukan pernikahan yang sebenarnya.
Dari pada pusing memikirkannya aku memutuskan untuk segera mandi dan ganti baju, agar bisa Istirahat. Untungnya ada beberapa pakaian tidur di lemari.
"Tapi apa-apa baju tidur ini?"
Aku melihat salah satu baju tidur yang memiliki desain sangat terbuka dan terlihat memalukan.
Dan setelah memilihnya dengan hati-hati, aku memilih yang paling tertutup.
Tepat saat aku tiba di pintu kamar mandi, aku melihat sebuah kaca transparan di sana, seperti jika mandi di dalam akan terlihat dari dalam kamar.
"Sungguh, kamar macam apa sih ini?"
Aku buru-buru menutup gorden yang ada disana dan segera masuk.
Melihat kedalam, kamar mandi dengan fasilitas yang sangat nyaman.
Air hangat dan bak mandi luas.
Sudah lama aku tidak mandi di tempat semewah ini, mengingatkanku pada rumah lamaku.
Mungkin karena terlalu nyaman di kamar mandi, membuatku hampir lupa waktu.
"Hah, tapi ini sangat menyegarkan."
Aku juga sudah tidak sabar untuk tidur di sebuah ranjang hangat dan empuk.
"Hotel Bintang Lima memang sungguh mengagumkan."
Sayangnya, ada sedikit masalah ketika aku selesai mandi. Ini masih terkait dengan baju tidur yang akan aku pakai.
Aku kira itu baju yang tidak begitu terbuka, sebuah gaun tidur selutut dengan lengan sampai siku. Berbeda dengan baju tidur lainnya yang rata-rata tanpa lengan dan roknya sebatas paha.
Yang jadi masalah, baju yang awalnya aku kira paling tertutup, ternyata memiliki bahan yang cukup transparan.
"Terlalu memalukan ketika memakainya."
Ini hanya menutupi bagian-bagian penting seperti dada, dan rok sampai paha. Selain itu, hal-hal lain transparan, lengan dan leher yang terlihat jelas, bahkan bagian pusar samar terlihat.
"Baju sialan!!"
Aku buru-buru ingin keluar kamar dan ganti baju, sayangnya hal-hal tidak terduga terjadi.
Ketika keluar dari kamar mandi, yang aku lihat adalah Andrian yang duduk di tempat tidur dan mengenakan kemeja putih, sepertinya sudah melepas jas yang dipakai untuk acara tadi.
Namun yang paling terlihat jelas adalah, bengkak di pipi Andrian.
Seperti habis di tampar atau di pukuli?
Sepintas aku melihat ekspresi terkejut di wajahnya, itu hanya sesaat lalu segera berubah menjadi kemarahan.
Dia segera berdiri dari tempat tidur lalu mulai berjalan mendekat ke arahku.
"Apa-apaan baju yang kamu pakai itu? Kamu kira kamu bisa merayuku hanya dengan memakai baju semacam itu?"
Dan baru saat itulah, aku ingat baju memalukan apa yang telah aku pakai. Aku buru-buru menutupi tubuhku dengan tanganku, walaupun ini terlihat tidak berguna.
"A--Aku tidak berniat merayumu!!"
Namun segera ada suara tawa dari pria yang ada di hadapanku ini.
"Lalu Pria mana yang hendak kamu rayu dengan pakaian seperti itu?"
"Kamu pikir aku wanita macam apa hah?"
Aku jelas marah mendengar hinaan itu bahkan walaupun keadaanku seperti ini terlihat miskin dan menyedihkan, aku tidak berniat sama sekali menjual tubuhku, satu-satunya sisa harga diri yang aku miliki.
Dan lagi, dengan wajah ini sangat tidak mungkin...
"Lalu kenapa kamu memakai pakaian semacam itu?"
"A--Aku salah pakai!!"
"Jangan coba berbohong, aku tahu kamu pasti mencoba mencari kesempatan di saat seperti ini bukan?"
"Apa sih yang kamu katakan?"
"Hanya karena kita sudah menikah, Jangan harap aku akan menyentuhmu dan memperlakukanmu sebagai seorang Istri! Bahkan dengan kamu merayuku mengenakan baju semacam ini, aku tidak akan pernah tertarik padamu! Bahkan jika kamu tidak mengenakan apa-apa sedikitpun, aku tidak akan tergoda!!"
Mendengar kata-katanya yang penuh dengan percaya diri itu tiba-tiba saja membuatku marah.
Aku tahu, wajahku jelek, namun tubuhku tidak seburuk itu. Hanya saja yang paling membuatku marah adalah sikap percaya dirinya yang terlalu tinggi.
Dia pikir aku menggodanya?
Benar-benar kurang ajar!
Tidak pernah terbersih sedikitpun dalam pikiran.
"Hah, coba lihat apakah kamu benar-benar bisa menahannya, jika aku benar-benar menggodamu?"
Aku lalu segera memegang rok miliku, terlihat seperti akan segera melepaskan bajuku.
"Apa yang kamu lakukan!!"
"Untuk melihat apakah kamu benar-benar akan tahan atau tidak!"
Tentu saja ini hanya lelucon, Aku hanya ingin sedikit menjahilinya karena dia sangat menyebalkan.
Dan lihat, wajahnya yang sedikit memerah dan mulai menutup matanya dengan tangannya itu!!
Sungguh ekspresi yang sangat lucu, walaupun dia terlihat angkuh dan sombong, ternyata sisi polos dan malu-malu ini masih tidak hilang.
Yang aku bicarakan adalah Andrian yang sama, yang dulu hanya tidak sengaja memegang tanganku saja wajahnya memerah seperti kepiting rebus!!
Dan sekarang sepertinya sedikit lucu bisa menggodanya seperti ini. Dengan pikiran itu, Aku perlahan-lahan berjalan mendekat ke arahnya.
Namun hal yang tidak aku duga adalah aku yang tiba-tiba saja tergelincir.
"Ah~~~"
Mungkin karena jarak kita terlalu dekat saat itu, hal pertama yang aku lihat ketika kembali membuka mataku adalah aku yang saat ini tepat berada dalam pelukan Andrian.
Dia yang sepertinya menangkapku yang akan terjatuh.
Jarak kita sangat dekat, aku hampir bisa merasakan suara nafasnya, dan aroma maskulin yang keluar darinya.
Terlebih, dengan jarak ini tak tatapan kami bertemu, dan aku bisa melihat dengan jelas wajahnya yang sangat tampan.
Andrian sekarang benar-benar tumbuh menjadi sosok Pria Dewasa yang sangat karismatik, aku tahu sejak dulu jika dia sangat tampan, namun untuk tumbuh menjadi lebih tampan lagi, aku pikir ini curang.
"Kamu!!!"
Mendengar suara marah itu, membuatku tersadar dari lamunanku dan sekarang wajahku menjadi memerah memikirkan banyak omong kosong dalam pikiranku, terlebih posisi kita saat ini yang sangat memalukan.
Dengan baju cukup transparan ini, sepintas aku bisa merasakan kulit kami yang hampir bersentuhan.
Namun yang lebih tidak masuk akal dari itu, selain tatapan marahnya, dia tidak melepaskan pelukannya dariku...
Apa-apaan situasi ini??
Β
BersambungΒ
Β
Β
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi π₯°
