Suami Pilihan Bapak Bab 4

2
0
Deskripsi

“Kamu kenapa sih? Pernikahan ini keputusan kamu sendiri, Dis.” Tari mengembuskan napas berat. “ Jujur ya, aku benar-benar nggak ngerti jalan pikiranmu. Pas tahu dilamar dulu, kamu heboh mendeklarasikan kalau kamu benci sama Faiz, terus nggak lama bilang mau nikah sama dia. Kamu seperti nggak punya pendirian.” Tari memandang sahabat satu-satunya itu dengan kening berkerut.

“Apa aku begitu? Plin-plan maksudmu?”

“Ya semacam itu, esuk dele, sore tempe.”

**** 

Blurb

Gadis terpaksa menikah dengan Faiz,...

Bab 4 Esuk Dele, Sore Tempe

Pria itu memperhatikan seorang perempuan dari kejauhan, berkali-kali dia mengusap dagu dengan jari telunjuknya. Seperti menyiapkan banyak rencana di kepalanya.

Ia berjalan mendekati perempuan yang membersihkan mesin foto kopi itu dengan senyum  lebar di bibirnya. Merubah ekspresi wajahnya menjadi super ramah.

“Permisi, Mbak, tolong difoto kopi ini.” Pria itu menyerahkan beberapa lembar kertas kepada Gadis.

“Rangkap berapa, Mas?”

“Dua puluh.”

Kemudian Gadis meletakkan kertas-kertas itu di atas mesin foto kopi, lembar demi lembar, tanpa tahu pria itu terus menatapnya intens.

“Dis, kamu nggak ngerasa aneh sama orang tadi?” Sita menghampiri Gadis setelah pria itu pergi.

“Aneh kenapa? Enggak ah, perasaan kamu aja kali.”

“Ya aneh, aku lihat dia perhatikan kamu terus. Mana tatapannya ngeri, kayak Nam Goong Min pas mau nyulik orang. Hehehe.”

Gadis tersenyum mengejek melihat temannya itu terkikik geli dengan omongannya sendiri. “Bagus dong, aku mau diculik sama Nam Goong Min,” kelakar Gadis sambil mencolek wajah Sita yang berubah masam.

“Kamu beneran mau berhenti kerja, Dis?”

“Enggak kok, Mbak Rena bilang anggap aja ini cuti dua minggu.” Perempuan itu merapikan barang-barangnya ke dalam tas mungil.

“Cie, cuti bulan madu ya? Emang mau honeymoon di mana sih?” Dengan mata bulatnya, Sita mengedip-ngedipkan mata menghadap teman kerjanya itu.

“Apaan sih kamu? Aku pulang. Mau pamit dulu sama Mbak Rena. Selama kutinggal, jangan jelalatan tuh mata. Kerja yang bener. Bukan cuma ngurusin cowok ganteng doang,” pesan Gadis sebelum memasuki ruangan Rena untuk berpamitan dan izin selama dua minggu mengurus pernikahannya.

***

Suasana di rumah Fatima masih ramai malam itu, padahal jam di dinding sudah menujukan pukul tiga dini hari. Beberapa laki-laki masih asyik bercerita, beberapa ibu-ibu sedang sibuk membereskan piring, beberapa orang dengan cekatan memasukan kursi pelaminan dan kursi untuk para tamu ke dalam sebuah truk.

Sementara di dalam kamar, Gadis dan Tari duduk di ranjang yang sudah dihiasi bunga mawar tersusun rapi di tengah, serta lilin kecil di sudut ruangan.

“Dis, aku pulang, ya? Sudah mau pagi, nih.” Tari hendak berdiri, tapi Gadis menahan pergelangan tangannya. Ia menghela napas kasar dan kembali duduk.

“Temani aku sebentar lagi,” pinta Gadis lirih.

“Kamu kenapa sih? Pernikahan ini keputusan kamu sendiri, Dis.” Tari mengembuskan napas berat. “ Jujur ya, aku benar-benar nggak ngerti jalan pikiranmu. Pas tahu dilamar dulu, kamu heboh mendeklarasikan kalau kamu benci sama Faiz, terus nggak lama bilang mau nikah sama dia. Kamu seperti nggak punya pendirian.” Tari memandang sahabat satu-satunya itu dengan kening berkerut.

“Apa aku begitu? Plin-plan maksudmu?”

“Ya semacam itu, esuk dele, sore tempe.”

Gadis memukul lengan perempuan di sampingnya itu pelan. “Omonganmu, Ri, koyo bakul sayur ning pasar.” (Bicaramu, Ri, seperti penjual sayur di pasar)

Yo ben, (Biarin) emang kenyataannya begitu, kok. Dilihat dari sudut pandangku, kamu itu sebenarnya masih punya perasaan sama Faiz. Pura-pura nerima Tyo karena dia mirip sama Faiz yang dulu waktu pertama kali kalian ketemu. Saat dia masih jadi preman kampus.” Tari menopang dagu dengan kepalan tangannya sambil menaik-turunkan alisnya menghadap pengantin baru yang sedang galau itu. “Ngaku ajalah, kalau aku benar. Atau mungkin kamu melakukannya tanpa sadar, karena nggak mau dibilang gagal move on dari Kenzie Himura itu.”

Mosok aku ngono, to?” (Masa aku gitu sih?"

“Buktinya sekarang kamu nikah sama dia. Dengan mudahnya lupa sama Tyo yang hampir dua tahun berlabel kekasihmu.”

Pembicaraan kedua wanita itu terhenti saat pintu terbuka, menampilkan Kenzie yang tersenyum kikuk.

“Aku pulang dulu, Dis.” Tanpa bertanya lagi kepada temannya itu, Tari berdiri dan melangkah keluar setelah mengedipkan sebelah matanya pada Gadis. Sementara Faiz dengan santai berjalan mendekati ranjang, kemudian berbaring membelakangi perempuan yang beberapa jam lalu telah sah menjadi istrinya.

           Gadis mengerutkan kening, heran dengan sikap Faiz yang tak memedulikannya lalu ikut berbaring. Beberapa kali ia meremas selimut yang menutupi sebagian tubuhnya. Perasaan gugup dan takut merayapi hatinya. Mengingat kata-kata Tari tadi, membuatnya malu pada diri sendiri. Apa mungkin selama ini ia telah membohongi semua orang dengan pura-pura membenci pria yang sekarang berstatus suaminya itu?

***

Gadis keluar dari kamarnya dengan wajah kusut, mengenakan hotpant dan kaus longgar, ia melangkahkan kaki ke dapur.

           “Mbak, dipanggil Ibu di halaman, tuh,” ucap Ilo yang berpapasan dengannya di depan kamar mandi.

           Dengan malas, Gadis melangkahkan kaki ke tempat di mana ibunya berada. Di sana, ia lihat Fatima sedang berbicara dengan Mbah Darmi, penjual jamu keliling yang lumayan terkenal di kampungnya.

           “Sini, Nduk.” Wanita setengah baya itu melambaikan tangannya sambil tersenyum hangat. “Minum jamu dulu.”

           “Rene-rene, manten anyar kudu rajin ngombe jamu, Nduk. Ben ora gampang kesel,” (Sini-sini, pengantin baru harus rajin minum jamu. supaya nggak cepat capek) ujar Mbah Darmi yang sedang menuangkan jamu ke dalam gelas, kemudian menyodorkannya pada Gadis. “Muga-muga enggal diwenehi momongan,” (Semoga cepat diberi momongan) lanjutnya.        

“Buat aku mana, Mbah?” perempuan itu hampir saja menyemburkan jamu yang baru saja masuk di mulutnya karena terkejut dengan kehadiran Faiz yang tiba-tiba melilitkan kain di pinggang rampingnya. “Simpankan handuknya ya,”ucap Faiz.

“Sini Cah Bagus, Mbah buatkan jamu kuat paling ampuh. Hahaha …” Mbah Darmi tertawa kencang sambil memberikan jamu kepada Faiz dan diikuti Fatima yang tersenyum senang. Sementara Gadis hanya bisa mesam-mesem (senyum-senyum) menutupi kegugupannya.

Gadis kembali memasuki kamarnya setelah menghabiskan segelas jamu. “Salah. Benar-benar salah. Sepertinya, menikah dengan Kenzie adalah kesalahan,” teriak Gadis di dalam hati. Lebih dari tiga kali ia memukul kepala dengan jari telunjuknya. Seharusnya ia berpikir ribuan kali sebelum memutuskan untuk menikah. Namun apalah daya, semua sudah terjadi, atas keputusannya sendiri dalam keadaan sadar . Jadi yang bisa ia lakukan saat ini adalah menjalani pernikahan.

“Mbak, kok malah bengong sih? Kena omel lagi sama Ibu nanti kalau nggak bantu rapikan perabot di dapur,” ucap Damar yang baru saja memasuki kamar putrinya.

“Males ah, mau tidur.”

“Heh, kok gitu ngomongnya? Kamu sudah jadi istri lho, Nduk!” Nada suara pria itu berubah jadi lebih keras dan tajam, membuat Gadis langsung berdiri dan melangkahkan kaki ke dapur.

“Memangnya Ibu mau cucu berapa?” Terdengar suara Faiz yang sedikit serak ketika ia memasuki ruangan kecil itu.

“Tiga saja cukup, kasihan nanti anak Ibu repot. Sedikit yang penting terurus.” Fatima menimpali sambil tersenyum melihat putrinya yang baru saja ikut duduk di lantai.

“Tuh dengar, Dek, Ibu mau tiga cucu.” Faiz mengedipkan sebelah mata ke arah istrinya. Namun hanya ditanggapi dengan deheman yang lumayan keras.

 “Ini ditaruh di atas lemari juga, Bu?” tanya Faiz.

“Iya, Nak, dandang yang besar semua disusun di sana.”

Pria itu mengangkat beberapa panci besar ke atas lemari, kemudian beberapa termos nasi yang baru saja mereka keringkan.

“Jangan pernah pakai celana pendek lagi kalau keluar rumah. Aku nggak suka,” bisik Faiz di telinga istrinya, membuat Gadis melotot tajam.

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Selanjutnya Suami Pilihan Bapak Bab 5 (New Life) Gratis
1
0
Gadis terpaksa menikah dengan Faiz, pria yang dipilih oleh Bapaknya. Meski ia sebenarnya benci setengah mati pada pria yang pernah pergi dari hidupnya tanpa kabar. Ia tak menyangka pernikahan itu membuatnya terlibat dengan masa lalu sang suami hingga membahayakan nyawanya. Ditambah dengan orang di masa lalu Faiz yang hadir kembali untuk membalas dendam karena kematian seorang gadis. Pernikahan Gadis semakin rumit ketika sang ibu memintanya bercerai. Lalu bagaimana kelanjutan pernikahan mereka saat masa lalu Faiz terungkap?
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan