
Haruno Sakura, lulusan kedokteran muda yang bersemangat, diberi kabar mengejutkan: orang tuanya telah mengatur pernikahannya dengan Uchiha Sasuke, pewaris perusahaan teknologi terkenal. Ia menolak keras, tapi keluarganya berkeras bahwa ini demi kehormatan dan kerja sama keluarga.
CHAPTER (2)
Bicara dengan seorang pria yang acuh sangat melelahkan, sebagai wanita yang harus mengambil inisiatif? Sakura sungguh tidak ingin, orang tuanya saja yang meminta agar dia berusaha berurusan dengan Sasuke, buat Sakura tidak senang.
Sakura: (Kalau dulu bisa dimaklumi, kini kami dewasa bukan remaja SMA, dia tidak berubah sama sekali, dulu memang terlihat keren, sekarang seperti kekanakan tidak dewasa!)
Naruto tertawa saat mendengar cerita Sakura yang kesulitan saat kencan, berbeda dengan Naruto yang punya pacar perhatian, yang malu-malu dan baik hati. Sakura merasa iri karena nasibnya harus menikah dengan pria macam Sasuke!
Naruto terbahak-bahak: "Maaf, maaf, Sakura-chan, sabar saja. Mungkin nanti Sasuke akan berubah, aku tidak tahu kapan itu terjadi."
Sakura bingung entah harus tertawa atau menangis saat Sasuke menelpon. Dia hanya diam, tidak bicara. Sakura pun berkata kasar: "Dasar gila! Kalau tidak mau bicara, jangan menelpon. Aku sibuk!"
Pesan masuk datang, emotikon marah-(ノಠ益ಠ)ノ彡┻━┻) dari Sasuke. Sakura menatap kosong melihat pesan itu: "Konyol sekali, mirip bocah!"
Sasuke: (ノಠ益ಠ)ノ彡┻━┻)
Sakura: (Kau lebih cocok jadi wanita, kau menyebalkan! Bocah! Bocah!)
Sakura geli dengan pesan masuk seperti itu. Entah kenapa, Sasuke jadi terasa sedikit menjijikkan dan semua pesan masuknya terlalu dilebih-lebihkan!
Yang membuat Sakura heran, saat mereka bertemu, lagi-lagi pria sok keren itu bungkam. Hanya satu kalimat setiap kali bicara. Sakura juga tidak sejudes saat mereka saling menelepon dan bertukar pesan.
Saat mereka nonton film aksi di bioskop, Sakura fokus menonton film, makan popcorn, dan minum cola. Biar Sasuke diam seperti gunung es, Sakura tak peduli. Jika mereka tidak cocok, keuntungannya, mereka akan membatalkan pernikahan.
...
Sasuke datang ke rumah sakit. Sakura yang masih cukup terkejut atas ke datang Sasuke, ternyata dia demam. Itu buat Sakura memegang dahi karena suatu yang sepele. Dia datang minta dirawat dan ingin tinggal selama sehari. Sakura merawatnya. Sasuke melihatnya terus, mengikuti apa pun yang Sakura lakukan, dan memilih pergi, tidak ingin merawat orang yang sehat.
Sasuke: "Kau mau ke mana?"
Sakura berbalik: "Banyak pasien. Bukan cuma kamu yang harus dirawat. Nanti akan ada orang lain yang membantumu."
Sasuke: "Aku tidak butuh orang lain."
Sakura berbalik pergi tanpa bicara, tidak menjawab Sasuke ketika ia memanggil. Dia sudah sangat sibuk. Datang seorang yang sakit demam, itu bukan demam tinggi. Sakura menduga hanya tipu daya Sasuke yang sedang tidak ada kesibukan.
Sakura menyatakan kalau Sasuke sudah sembuh, dia pulang dengan berat hati. Sakura tersenyum dan berbalik untuk melanjutkan pekerjaan, saat berpikir kalau sesuatu yang dilakukan Sasuke itu lucu. Sakura menampar pipinya sendiri agar sadar dari kebodohan yang ia pikirkan.
Pria tampan dan rapi itu terlihat seperti seorang bos, namun Sakura yang tahu kalau Sasuke seperti pelawak saat mereka saling membalas pesan. Sakura memikirkan bahwa Sasuke adalah orang yang sulit menunjukkan emosi. Menurut Sakura, Sasuke cukup aneh dan tidak normal!
Sasuke: (Aku lapar.)
Sakura: (Kalau kamu lapar ya makan! Banyak restoran kalau kamu ingin makan di luar!)
Akhirnya, Sakura bisa istirahat dari gangguan Sasuke. Namun, belum genap 10 menit, ponsel pintarnya bergetar, pesan masuk dari Sasuke: (Bagaimana caranya masak?)
Sakura: (Aku tidak...)
Sasuke: (Kau tidak bisa masak?)
Sakura: (Tidak bisa! Puas? Jangan ganggu aku!)
Sasuke: (Cih!)
Sakura: (Bah!)
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰
