
Apa yang akan kamu lakukan jika seorang lelaki didalam mimpimu ternyata ada di dunia nyata?
Namun ia memiliki perilaku yang berbanding terbalik dengan mimpi itu.
Dimana ia layaknya serigala buas yang terus-menerus meneror mangsa buruannya.
Hai untuk kalian para pembaca yang baik hati serta rajin menabung dan gemar membaca cerita.
Dimohon untuk tidak melakukan screenshoot, mengcopy tulisan, menyebarluaskan cerita ini kepada pihak manapun ya. Dengan demikian kalian menghargai karya hasil tulisanku ini. Terimakasih banyak atas kunjungannya.
*Enjoy for reading this story my baby❤
Part 2.
Bel istirahat kini telah berbunyi nyaring pertanda masa belajar telah usai, murid-murid keluar dari kelas mereka masing-masing, ada yang pergi menuju kantin, toilet, perpustakaan dan lain-lainnya.
Sementara Agatha masih sibuk berkutat dengan buku catatan miliknya ditemani Calista yang sibuk membenahi rambutnya yang terurai panjang.
"Agatha ayo ke kantin bersama." Ucap Stella.
"Tunggu sebentar ya, aku masih harus menyelesaikan catatanku dulu." Jawabnya.
Calista menghela nafasnya dan berkata "bukankah kau bisa menyelesaikan catatan itu dirumah, kenapa harus repot-repot sekarang?"
"Tidak bisa Calista." Ujar Agatha.
"Yasudah terserah kau saja." Ucap Calista.
"Ayo Stella kita duluan ke kantin saja, karena Agatha sepertinya masih akan tetap menulis seperti itu." Ajaknya pada Stella.
Stella yang diajak pergi oleh Calista sedikit mengerutkan keningnya merasa sungkan karena ia tadi mengajak Agatha untuk pergi bersama, namun nyatanya orang yang diajak masih sibuk mencatat.
"Apa tidak masalah jika aku dan Calista pergi dahulu?" Tanyanya pada Agatha.
"Oh iya boleh saja." Jawab Agatha seraya tersenyum.
"Baiklah kalau begitu, ayo Calista." Ujar Stella setelah mendapat jawaban dari Agatha.
Calista serta Stella akhirnya pergi meninggalkan Agatha dengan kesibukannya sementara mereka pergi menuju kantin untuk mengisi perut yang terus berbunyi ingin diisi makanan.
Agatha sendiri mendadak tersenyum seraya menyembunyikan wajahnya diatas meja dengan kedua tangan yang saling bertumpu untuk menahan wajahnya.
Ia teringat akan mimpi yang ia alami tadi malam, sepertinya efek mimpi tersebut membuat ia menjadi salah tingkah karena terus-menerus terbayang di benak pikirannya.
Cukup lama ia termenung sehingga tidak menyadari kedatangan kedua teman barunya yang menatap bingung mengapa Agatha menelungkupkan wajahnya sendiri.
Calista mencoba untuk mendapatkan perhatian Agatha dengan mencolek pundak gadis itu namun sama sekali tidak terusik, iapun mencoba untuk mencolek pinggangnya siapa tahu gadis tersebut akan kembali sadar.
"Agatha?" Tanya Stella.
Tak ada jawaban lantas ia mencoba lagi memanggil nama gadis itu sedikit lebih kencang "Agatha!" Tetap tidak ada respon darinya.
"AGATHAAAA!!!!!" Teriak Calista.
Dan berhasil, gadis itu terkejut dengan wajah yang menggemaskan membuat kedua gadis disebelahnya sedikit merasa jengkel juga gemas.
"Apa, ada apa?" Tanyanya kelimpungan.
Stella serta Calista sama-sama memanyunkan bibirnya karena Agatha sulit teralihkan dengan dunia khayalannya sendiri. Bahkan mereka sulit untuk menyadarkan gadis tersebut dari lamunannya.
"Apa yang kau pikirkan sehingga tidak mendengar panggilan kami?" Tanya Calista.
"Maafkan aku teman-teman, aku tidak bermaksud seperti itu." Sesal Agatha.
"Ayo ceritakan pada kami apa yang kau pikirkan." Bujuk Stella dengan antusias.
Agatha hanya tersenyum kikuk mendengar ucapan Stella karena ia sendiri ragu untuk menceritakan tentang apa yang ia pikirkan karena belum terlalu mengenal mereka, ia takut dikira mengada-ngada dengan ucapannya.
Melihat raut wajah Agatha yang ragu, Stella pun berkata "Agatha bagaimana jika aku dan Calista berkunjung ke rumahmu? Disana kita bisa saling bercerita satu sama lain agar semakin mengenal."
Calista yang mendengar ucapan Stella mengangguk menyetujui usulan tersebut, karena mereka tentu saja harus saling mengenal agar tidak canggung lagi jika ingin bercerita bersama.
"Ayo,ayo aku ikut." Ucap Calista.
"Kalian mau ke rumahku?" Tanya Agatha.
"Iya kami mau." Jawab mereka bersamaan.
"Baiklah kita ke rumahku sepulang sekolah bagaimana?" Tanyanya kembali.
"Ayo, aku akan menghubungi ibuku dulu kalau begitu." Ujar Calista.
"Iya aku juga akan menghubungi kakakku." Ucap Stella.
Mereka pun akhirnya memutuskan untuk pergi menuju rumah Agatha sepulang sekolah setelah menghubungi keluarga mereka berdua.
"Agatha, ini roti dan jus jeruk untukmu dari kami." Ucap Calista.
Agatha sedikit bingung namun tetap menerima pemberian dari temannya itu dan tak lupa mengucapkan terimakasih kepada mereka.
"Terimakasih banyak, seharusnya kalian tidak usah repot-repot karena aku membawa bekal dari rumah." Ucapnya.
"Oh kau membawa bekal, kenapa tidak bilang dari awal coba kita bisa memakannya bersama-sama." Keluh Calista.
"Bukan begitu Calista, tadi aku lupa mengatakannya." Ujar Agatha merasa tidak enak pada teman sebangkunya itu.
"Sudah Calista, waktu istirahat masih tersisa cukup untuk kita makan bersama sekarang." Lerai Stella.
"Iya benar ayo kita makan bersama, ibuku membawa bekal cukup banyak untukku. Kita bisa memakannya bersama." Bujuk Agatha.
Calista pun mengangguk setuju dan tersenyum kembali.
Mereka bertiga duduk bersama di meja Calista dan Agatha dengan Stella yang menarik kursi temannya sebentar sebelum jam masuk kembali berbunyi.
Mereka makan bersama dengan diiringi canda dan tawa, Agatha bersyukur mendapat teman di hari pertamanya masuk sekolah.
Dan teman-temannya yang lain pun tak kalah ramah padanya, mereka sesekali bertegur sapa dan berkenalan agar dapat mengenal satu sama lain.
***
Waktu telah menunjukkan jam pulang sekolah, ketiga gadis itu kini berada di depan gerbang menunggu ayah Agatha datang menjemput mereka semua.
Setelah beberapa saat menunggu akhirnya sebuah mobil berwarna silver tiba tepat disamping mereka, ayah Agatha turun dari mobil untuk menyambut mereka bertiga.
"Ayah, ini teman-teman baruku." Ucap Agatha.
"Hallo Om salam kenal saya Calista." Ucap Calista.
"Hallo Om salam kenal juga saya Stella teman Agatha." Sahut Stella.
"Hallo anak-anak, saya ayah Agatha silahkan panggil Om William saja ya salam kenal kembali untuk kalian. Dan terimakasih sudah mau berteman dengan Agatha." Ucap ayah Agatha.
"Ayah mereka ingin berkunjung ke rumah kita, bolehkan?" Tanya Agatha.
"Tentu saja boleh, ayo kita pergi sekarang." Ajak ayah.
Mereka semua memasuki mobil tersebut dan pergi menuju kediaman keluarga Agatha, didalam mobil mereka saling bercanda dan bercerita banyak hal.
Saat di lampu merah mata Agatha tidak sengaja melihat seorang laki-laki disebelah mobil ayahnya, wajah laki-laki itu mengingatkan Agatha akan seseorang namun ia lupa dimana pernah menemuinya.
Dan ketika lampu berubah menjadi hijau semua kendaraan kembali berjalan sebagaimana mestinya begitu pun mobilnya, namun mata Agatha terus saja melihat kearah laki-laki yang mengendarai motor sport diikuti beberapa motor sport lain dibelakangnya.
Ia masih mencoba mengingat dimana ia bertemu dengan wajah laki-laki itu, namun nihil ia sama sekali tidak dapat mengingat apapun.
Saat motor-motor itu berbelok arah ditikungan jalan, mata laki-laki itu tidak sengaja bersitatap dengan Agatha.
Netra hitam pekat yang ia lihat begitu dalam dan kelam seakan ia bisa saja tenggelam didalam kegelapan bola mata tersebut, entah mengapa ia juga merasa seperti laki-laki itu tersenyum hanya saja mengerikan menurut gadis menengah pertama itu.
Setelah perjalanan yang menurutnya seakan lebih lama ini akhirnya ia sampai juga dirumahnya.
Kedua teman Agatha terlihat sangat bersemangat, bahkan mereka terburu-buru untuk turun dari mobil meninggalkan Agatha yang melamun didalam mobil.
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰
