OBSESI SI PSIKOPAT 01

0
0
Deskripsi

Apa yang akan kamu lakukan jika seorang lelaki didalam mimpimu ternyata ada di dunia nyata?
Namun ia memiliki perilaku yang berbanding terbalik dengan mimpi itu.
Dimana ia layaknya serigala buas yang terus-menerus meneror mangsa buruannya.

Hai untuk kalian para pembaca yang baik hati serta rajin menabung dan gemar membaca cerita.
Dimohon untuk tidak melakukan screenshoot, mengcopy tulisan, menyebarluaskan cerita ini kepada pihak manapun ya. Dengan demikian kalian menghargai karya hasil tulisanku ini. Terimakasih banyak atas kunjungannya.

*Enjoy for reading this story my baby❤


Part 1.

Seorang remaja putri nampak tersenyum kecil dalam tidurnya, entah apa yang ia mimpikan hingga kebahagiaan memancar dari alam bawah sadar menembus alam nyatanya.

Hingga impian itu haruslah memudar karena dering jam alarm yang berada diatas balas berbunyi nyaring.

Kkrriinggggg.......

Gadis itu nampak terusik dengan suara dari jam alarm miliknya yang terus berbunyi nyaring, tak lama mata yang terpejam itupun terbuka perlahan setelah menyesuaikan cahaya matahari yang mengintip dari sela-sela gorden jendela kamarnya.

Lantas ia mematikan alarm itu dan bergegas menuju kamar mandi untuk bersiap-siap sekolah.
Tak membutuhkan waktu yang lama untuk ia telah bersiap dengan seragam sekolahnya dan sedikit merias wajah agar terlihat lebih segar di pagi hari itu.

Merasa cukup dengan penampilannya kini ia keluar dari kamar dan menuruni tangga untuk sarapan bersama kedua orangtuanya yang telah menunggu kehadirannya.

"Selamat pagi ayah, ibu." Sapanya.

"Selamat pagi sayang." Balas ibu.

"Pagi sayang, bagaimana tidurmu?" Ucap ayah.

Gadis itu tersenyum seraya mengatakan "tidurku nyenyak ayah, tidak usah khawatir."

Kedua orang dewasa itupun hanya tersenyum melihat respon anak semata wayangnya ini.
Mereka bersyukur setidaknya gadis itu nyaman dengan keadaan rumah yang baru saja dihuni oleh keluarga kecil tersebut.

Setelah obrolan singkat mereka pun mulai memakan sarapan masing-masing yang telah dibuat oleh ibu.
Suasana pagi itu cukup menyenangkan dengan sesekali melempar candaan satu sama lain.

"Aku sudah selesai ayah, ibu." Ucap si gadis.

"Baiklah ayah dan ibu juga sudah selesai, apa kau ingin berangkat sekarang nak?" Tanya ayah.

"Jika ayah tak keberatan ayo kita pergi sekarang aku sudah tidak sabar masuk sekolah baru." Jawabnya riang.

"Yasudah mari, ayah pergi ke kamar mandi dulu sebentar ya." Ucap ayah.

Ayah pun berlalu dari meja makan dan pergi menuju kamar mandi yang ada didekat tangga lantai dua.
Sementara gadis itu sibuk membantu sang ibu membereskan piring serta gelas sisa sarapan.

"Nak, ini bekal makan siang mu ya." Ucap ibu seraya memberikan sebuah kotak bekal.

"Terimakasih Bu" ucapnya tersenyum.

Iapun memasukkan kotak bekal tersebut kedalam tasnya dan berjalan keluar bersama ibu untuk menunggu ayah selesai dengan urusannya.

Tak lama ayah keluar dengan membawa tas kerja miliknya dan kunci mobil di tangan yang lain, mereka berdua lantas berpamitan pada ibu untuk berangkat.

"Ibu, aku dan ayah berangkat dulu ya." Pamitnya.

"Jaga dirimu baik-baik dirumah ini sayang, aku akan mengantar anak kita ke sekolah barunya sebelum menuju kantor." Ucap ayah pada ibu.

"Kalian hati-hati di perjalanan dan jaga diri baik-baik juga diluar sana ya, ibu akan menunggu kalian pulang dengan selamat." Ujar ibu.

Setelah berpamitan mereka berdua memasuki mobil dan segera berangkat menuju sekolah baru gadis itu dengan diiringi lambaian tangan sang ibu.

Perjalanan menuju sekolah tidak begitu memakan banyak waktu, setelah menempuh lima belas menit berkendara akhirnya mereka tiba di depan gerbang sekolah tersebut.

"Kau tidak ingin ayah antar hingga kedalam nak?" Tanya ayah.

"Tidak usah ayah aku bisa sendiri, lagipula kepala sekolah itu adalah kenalan ayah dan kita sudah bertemu dengannya bukan." Ujarnya.

"Baiklah kalau begitu jaga dirimu baik-baik oke, ayah akan menjemput lagi nanti." Ucap ayah seraya mencium kening milik anaknya itu.

Gadis itu tersenyum manis dan mengatakan untuk berhati-hati pada ayah kesayangannya "Iya ayah juga hati-hati dijalan."

Setelah berpamitan gadis itupun turun dari mobil dan setelah beberapa langkah masuk kedalam gerbang ia berbalik dan melambaikan tangan pada ayahnya yang dibalas lambaian juga.

Apa yang ia lakukan sedari tadi sudah di perhatikan oleh para murid-murid yang bersekolah di tempat tersebut.
Mereka mengira jika gadis itu adalah murid baru disini karena pertama kalinya mereka merasa asing dengan kehadiran gadis itu.

Sebenarnya gadis itu merasa sedikit canggung serta gugup karena ini pertama kalinya ia memasuki sekolah baru setelah kepindahan keluarga mereka di kota ini.

Dengan perlahan ia berjalan semakin masuk kedalam lingkungan sekolah untuk mencari ruang kepala sekolah dan bertanya dikelas mana ia akan ditempatkan.

Namun setelah beberapa saat ia memilih untuk memberanikan diri bertanya kepada murid yang berada disekitarnya.

"Permisi, ruang kepala sekolah ada di sebelah mana?" Tanyanya pada seorang gadis yang duduk disekitar koridor.

Gadis itu hanya mengerutkan keningnya saat ditanya serta lantas balik bertanya " kau murid baru?".

"I-iya aku murid baru disini." Jawabnya.

"Ayo kuantar." Ucap gadis itu seraya bangkit dari duduknya.

"Terimakasih." Mereka berdua pun berjalan beriringan menuju ruang kepala sekolah.

Setelah beberapa saat mereka pun tiba tepat disaat bel masuk telah berbunyi. Gadis yang mengantarkannya pun pamit untuk memasuki kelasnya.

"Ini ruang kepala sekolah, kau bisa melakukannya sendiri bukan? Aku harus masuk kelas saat ini." Ucapnya tergesa-gesa.

"Iya, terimakasih." Jawabnya.

Gadis itu mengangguk kecil dan melambaikan tangannya seraya sedikit berlari kecil menuju kelasnya.
Iapun hanya melihat kepergian murid itu dengan senyuman juga lantas berbalik menuju pintu dan mengetuknya.

Tok tok tok.

"Masuk." Ujar suara didalam.

Ia membuka pintu itu perlahan dan melihat dengan jelas seorang pria setengah baya sedang berkutat dengan kesibukannya diatas meja.

"Selamat pagi pak." Sapanya.

Kepala sekolah pun mengalihkan pandangannya pada gadis muda yang ada di seberang meja kerjanya, iapun mengenali gadis itu sebagai anak dari kenalannya.

"Ahh kau anak William kan." Ucapnya tersenyum.

"Iya pak, kita pernah bertemu dirumah tempo hari." Balasnya.

"Iya, iya aku ingat kau ingin ke kelasmu bukan? Tunggu sebentar ya akan kupanggil guru yang akan menjadi wali kelasmu dulu ya dan silahkan duduk dulu." Ucap kepala sekolah.

Setelah dipersilahkan gadis itu hanya mengangguk sopan dan duduk dihadapan kepala sekolah yang sedang menelpon seseorang untuk datang.

Tak lama dari telpon tiba-tiba seorang wanita muda datang seraya membawa beberapa buku ditangannya.
"Permisi pak." Ucapnya.

"Oh iya, bu Melda silahkan masuk Bu." Sambut pak kepala sekolah.

"Iya pak, ada apa memanggil saya kemari?" Tanya guru tersebut.

"Ini murid baru Bu Melda, ia akan menjadi salah satu murid di kelasmu tidak apa bukan." Ujar pak kepala sekolah.

"Iya pak tak apa, boleh saya bawa gadis ini masuk ke kelasnya pak? Kebetulan ini jam saya mengajar dikelas." ucap ibu guru.

"Silahkan Bu silahkan, nah nak ikut ibu Melda ya dan semoga kau betah disekolah ini." Ujarnya.

"Terimakasih banyak pak saya permisi." Pamit gadis itu.

"Mari pak." Pamit ibu guru.

Mereka berdua pun pergi meninggalkan ruang kepala sekolah dan berjalan menuju kelas yang akan menjadi kelas barunya di sekolah ini.

Ia semakin gugup, takut teman-temannya tidak dapat menerima kehadirannya di kelas itu.
Namun ibu guru menggenggam erat tangannya seraya tersenyum seakan berkata 'semua baik-baik saja.'

'kelas 8 A'

Itu tulisan yang ada di papan kelas baru miliknya, ibu guru tersenyum dan berkata "tunggu disini saat ibu panggil kau masuk ya." Ucapnya.

Gadis itu mengangguk pelan dengan senyuman kecil untuk ibu guru. Saat wali kelasnya masuk kedalam ruang belajar tersebut ia semakin gugup, apalagi disaat ia sudah dipanggil untuk memasuki kelas.

Dengan hati yang berdebar-debar ia melangkahkan kaki memasuki ruangan tersebut, semua mata yang ada menatapnya secara terus-menerus.

Setelah disamping gurunya ia mengedarkan pandangannya pada calon teman-teman baru di kelas tersebut dan ia melihat gadis yang mengantarkannya menuju ruang kepala sekolah ada diantara mereka.

Gadis itu tersenyum manis saat mata mereka saling bersitatap. Ibu guru memberi isyarat untuk memperkenalkan dirinya sendiri.

"Halo teman-teman, namaku Agatha Rain Cornelia kalian boleh memanggilku Agatha, aku pindahan dari kota Terios, semoga kalian dapat menerima kehadiran ku disini dan kita bisa menjadi teman." Ucapnya.

"Halo Agatha, namaku Stella Jhon Maris semoga kita bisa berteman baik ya." Ucap gadis berpita kuning.

"Hai Agatha, namaku Jhonatan orang paling tampan di kelas ini." Sahut laki-laki di meja tengah.

Saat laki-laki itu berkata ia paling tampan di kelas ini semuanya serempak menyorakinya.
Agatha tersenyum melihat teman-teman di kelasnya mau menerima kehadirannya.

"Baik sudah cukup perkenalannya ya, kalian bisa saling berkenalan dan memberitahu banyak hal pada Agatha nanti, oh iya satu lagi bantu ia untuk beradaptasi disini oke." Ucap Bu Melda.

"Baiiikkk buuuuu." Sahut mereka.

"Nah Agatha silahkan duduk disamping Calista, tolong Calista angkat tanganmu nak." Ucap Bu Melda.

Gadis bernama Calista itupun mengangkat tangan kanannya yang ternyata adalah gadis tadi yang mengantarnya.

Agatha pun berjalan menghampiri meja belajarnya disamping gadis itu dan duduk seraya tersenyum pada Calista yang dibalas senyuman kecil.

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Selanjutnya OBSESI SI PSIKOPAT 02
0
0
Apa yang akan kamu lakukan jika seorang lelaki didalam mimpimu ternyata ada di dunia nyata? Namun ia memiliki perilaku yang berbanding terbalik dengan mimpi itu. Dimana ia layaknya serigala buas yang terus-menerus meneror mangsa buruannya.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan