ONCE AGAIN - CHAPTER 15

1
0
Deskripsi

Diadaptasi dari drama Descendants of the Sun, ONCE AGAIN menghadirkan versi AU militer Korea Selatan dengan karakter Naruto universe, khususnya Sasuke dan Hinata sebagai tokoh utama. Kapten Sasuke Uchiha, tentara elite yang penuh luka masa lalu, kembali ke markas setelah misi berat di Urk. Di sisi lain, Hinata Hyuuga, dokter militer berdedikasi, ditugaskan ke zona yang sama, tanpa tahu kalau Sasuke akan kembali ke kehidupannya.

Kisah ini mengangkat konflik batin, cinta yang tertahan, dan rahasia...

ONCE AGAIN
[ SASUHINA VER.]

Inspired by Descendant Of The Sun. Kisah antara Sersan Seo Dae Yeong dan Letnan Yoon Myeong Ju

P.s : Cerita ini berdasarkan 70% drama 30% dari otak Author XD dan Sasuke disini tidak sebagai Sersan tetapi Kapten.

.

.

.

Hinata mengganti tali di lengan pasien dengan warna hijau. Walaupun kondisinya berangsur membaik, semua korban harus tetap dibawa ke Medicube untuk perawatan lebih lanjut.

Gadis itu akan pergi jika saja matanya tidak melihat dua relawan medis yang tampaknya tengah bertengkar. Hinata memutuskan menghampiri mereka.

“ Ada apa? ”

“ Oh? Dokter Hinata. Begini, sebenarnya Dokter Lee ditugaskan untuk membantu pencarian di dalam reruntuhan, tetapi kakinya sedang terkilir karena  tak sengaja terjatuh. Aku sudah menyuruhnya beristirahat, tapi dia bersikeras untuk pergi.” Keluh perawat wanita yang berada di samping Hinata.

“ Masalahnya Kapten Uchiha yang memintaku secara langsung. Aku jadi tidak enak kalau tidak datang.” Ujarnya murung.

Mendengar nama Sasuke disebut, tentu saja membuat Hinata bersemangat, “ Kau beristirahat saja, aku akan menggantikanmu!” 

“ Benarkah? Apa tidak merepotkan?” Tanya pria itu ragu.

“ Tidak masalah. ” Jawab Hinata mantap membuat pria itu tersenyum lega.

Ia sedikit membungkukan badannya, “ Terima kasih, Dokter Hinata! Ini- ” Ia menyerahkan tas ambing pada Hinata.

“ –Semua keperluan medis sudah ada di sana.”

Gadis itu mengambilnya dengan senang hati, “ Baiklah. Aku berangkat.”

Hinata berlari kecil mencari keberadaan Sasuke. Amethystnya berhasil menemukan pria itu dan menghampirinya secepat mungkin.

“ Dimana Dokter Lee? Padahal aku sudah memintanya untuk berkumpul di sini!” Decakan sebal keluar dari bibir sexynya.

“ Aku disini!”

Sasuke memandang Hinata dengan tatapan terkejut, “ Hinata? Apa yang kau lakukan? ”

“ Hormat! Dokter Hinata bertugas menggantikan Dokter Lee yang mengalami cedera kaki.”

“ Hee? Apa yang terjadi pada kakinya?” Tanya Obito

“ Ah, bukan masalah besar. Hanya terkilir.” Jawab Hinata membuat pria itu mengangguk mengerti. Sementara Sasuke memijit pelipisnya, ia tidak bisa membiarkan Hinata masuk. Bagaimanapun juga ini cukup beresiko.

“ Kau dilarang ikut. Dokter Obito dan Dokter Asuma bersiap-siap kita akan masuk.”

Hinata menatap Sasuke kesal, “ Ya!! Kenapa kau egois begitu?! Bagaimanapun juga aku adalah seorang Dokter! ”

“ Ini berbahaya!” Tegas Sasuke pada gadis dihadapannya. 

“ Oh, maafkan aku menyela kalian. Tapi pencarian apa lagi?!” Teriakan Orochimaru membuat Hinata dan Sasuke berhenti berdebat. Astaga! Sasuke benar-benar harus menahan amarahnya untuk tidak memukul wajah pria itu.

“ Masih ada tiga orang yang hilang.” Jelas Sasuke tenang.

“ Kau bicara apa, hah?! Dalam situasi seperti ini, mereka pasti sudah meninggal!”

“ Hei! Jaga mulutmu.” Kini Hinata bersuara. Gadis itu maju menghadap Orochimaru. Tatapan tajam dari Hinata tanpa sadar membuat pria itu mundur beberapa langkah.

“ A-apa!” Tantang Orochimaru.

Dokterlah. yang bertugas. mengatakan. status kematian. pasien.” Desis Hinata satu persatu sambil menunjuk-nunjuk wajah pria itu.

Perlakuan dari gadis itu jelas membuat harga diri Orochimaru terluka, “ Hoi! Kau dan Kapten bodoh itu! Aku akan melaporkan kalian pada- ”

“ Oh, silahkan? Kau harus cepat pergi dari sini agar bisa melaporkan kami!” Tantang Hinata.

“ Kurang ajar! ” Tangan Orochimaru yang hendak memukul Hinata ditahan oleh Sasuke. Pria tua itu hendak protes namun ia urungkan saat Onyx kelam milik Sasuke seolah siap mengulitinya. 

“ Jangan menyentuhnya!” Sasuke berucap tajam. Entah mengapa mata itu mengingatkannya akan Fugaku. Tubuh Orochimaru bergetar ketakutan. Ia menarik tangannya kemudian pergi begitu saja.

“ Kapten, kita tidak bisa menunda pencarian lebih lama lagi. ” Ucap Shikamaru mengingatkan. Helaan napas kasar terdengar dari Sasuke, mau tidak mau dia akan mengizinkan Hinata untuk ikut masuk.

Ia menatap Shikamaru dan Neji, “ Korban yang menghilang masih hidup. Kita tak akan menyerah sampai bisa mengeluarkan mereka. Apa kalian mampu? ” Jelas Sasuke.

“ Siap! Mampu!” Jawab mereka berdua mantap. Sasuke mengambil perlengkapan tali dan masuk terlebih dahulu di ikuti oleh Tim medis kemudian Shikamaru dan Neji.

Mereka ber-enam masuk kedalam reruntuhan bangunan dengan sangat hati-hati. Melangkahkan kaki satu persatu sambil memegang besi atau tumpuan lain yang mampu menjaga keseimbangan tubuh mereka.

“ Kami adalah Tim Penyelamat dari Taebaek! Apa ada orang di sana? ” Teriak Neji berharap agar para korban dapat mendengar suara mereka.

Hinata mengikuti langkah Sasuke dari belakang, tak lupa matanya mengamati sekitar dengan senter kecil di tangannya.

BZZTT! BLARR!!

“ Kyaa!!” 

“ Hinata!” Teriak Neji. Ledakan kecil dari aliran listrik di sampingnya hampir saja membuat gadis itu terjatuh jika saja tidak ada Sasuke yang menangkap tubuhnya.

“ Kau baik-baik saja?” Tanya pria itu khawatir.

Hinata mengatur napasnya dan mengangguk meyakinkan Sasuke. Pria itu membantunya berdiri, “ Kita harus berpencar agar peluang menemukan korban lebih besar. Aku akan bersama Letnan Hinata. Neji bersama Dokter Asuma, dan Shikamaru bersama Dokter Obi- Tunggu? Dimana dia?” Tanya Sasuke saat menyadari Obito telah hilang dari rombongan mereka.

“ Aish!! Anak itu!” Gerutu Asuma.

“ Aku akan mencarinya. Kita mulai berpencar saja.” Usul Shikamaru. 

Merekapun berpencar sesuai rencana. Sasuke berjalan dengan pelan sambil memastikan Hinata tetap berada di sekitarnya. Perlakuan pria itu memang membuat Hinata senang tapi sepertinya dia terlalu berlebihan.

“ Ayolah, Sasuke-kun! Aku bukan anak kecil. Fokuslah ke depan!” Protes Hinata.

“ Siapa yang memperhatikanmu? ” Bantah Sasuke. 

“ Ck. Menyebalkan.” Gumam Hinata. Tiba-tiba ia melihat seperti sosok seseorang dari balik pilar tak jauh dari mereka, “ Sasuke-kun! Sepertinya di sana ada seseorang!” Pekik Hinata.

“ Hey Hinata! Hati-hati!” Sasuke terlihat gusar melihat Hinata berjalan mendahuluinya.

Ternyata benar penglihatan Hinata. Gadis itu segera mengambil tangan korban, tak ada denyut nadi. Agar lebih meyakinkan, ia menggunakan stetoskop untuk mengecek detak jantung korban. Nihil.

“ Dia sudah meninggal.”

Sasuke menatap Hinata, “ Baiklah. Aku akan menghubungi Shikama- ”

Guncangan terjadi disekitar mereka, “ Oh, tidak! Apa ini gempa susulan?” 

BRAKK!!

Serpihan batu mulai berjatuhan, “ Hinata pegang tanganku! Kita harus keluar sekarang!” Teriak Sasuke. 

“ Ta-tapi!”

Tak ingin menunggu lama, pria itu menggandeng tangan Hinata dan menariknya untuk ikut keluar. Mereka berusaha keras menghindari reruntuhan batu.

Hinata terkejut saat Sasuke memeluk tubuhnya. Pria itu mendekap Hinata erat dengan satu tangan diatas kepala Hinata agar terhindar dari kerikil baru yang berjatuhan.

Mereka berdua berhasil keluar dengan selamat begitu juga dengan yang lainnya. Sai datang dengan tergesa diikuti Shikamaru dan Neji, “ Kapten Sasuke!! Letnan Hinata!! Kalian baik-baik saja?” 

“ Apa itu tadi?” Tanya Hinata.

“ Gempa susulan.” Jawab Sai.

“ Lapor! Dokter Obito mengatakan melihat satu korban selamat. Dia orang Korea.” Jelas Shikamaru.

“ Aku dan Dokter Asuma juga menemukan satu orang yang di duga sudah tidak bisa diselamatkan. Untungnya sebelum gempa susulan terjadi, kami berhasil membawa korban keluar.” Info Neji pada Sasuke.

“ Aku dan Hinata juga menemukan satu orang. Jadi kita telah berhasil menemukan ketiga korban, dan hanya satu yang selamat. Kalau begitu prioritas kita adalah membantu orang itu keluar secepat mungkin.” 

“ Baik!” / “ Baik!”

Sasuke menatap Sai dan memberikannya sebuah peluit, “ Kau tunggu di sini. Jika bangunannya bergoyang sejauh 10 derajat, tiuplah peluitnya.”

“ Ya, aku mengerti!”

Ia berbalik untuk menatap Hinata, “ Letnan Hinata, kau bersiaga di tenda pemantau.”

“ Tunggu? Bagaimana dengan korbannya?”

“ Kita sudah menemukan korban dan hanya satu yang selamat. Aku, Shikamaru dan Neji bisa menanganinya.” Ucap Sasuke.

“ Tapi- ”

“ Aturan pertama dalam penyelamatan adalah tidak membuat korban baru lagi. Ini juga sebuah perintah! ” Suara berat Sasuke membuat Hinata terdiam. Ia tahu bahwa pria itu tidak main-main.

“ Baik, aku mengerti. ” Jawab Hinata pelan.

“ Shikamaru, Neji. Siapkan peralatan.” Perintah Sasuke. Mereka berduapun pergi meninggalkan Hinata dan Sasuke berdua.

Mata mereka saling bertemu, “ Kau akan baik-baik saja ‘kan?”

“  Aku baik-baik saja. Jika Skala Richter menunjukan angka 5,0 atau terdengar suara peluit- ”

“ Aku tahu. Kemarikan tanganmu.” Sasuke melihat Hinata yang mengulurkan tangannya hendak berjabat tangan. Tanpa pikir panjang Sasuke membalas uluran tangannya.

“ Akhh!” Sasuke mendesis saat tangan telapak tangannya Hinata balik. 

Hinata menghela napas, “ Apanya yang baik-baik saja? Aku akan memakaikan perban di telapak tanganmu.” 

Ia melilitkan perban di tangan Sasuke tanpa persetujuan pria itu. Tak ada gunanya bagi Sasuke untuk menolak. Ia tidak akan bisa menang dari Hinata.

“ Jangan terluka lagi!” Ucap Hinata setelah selesai memasang perban. Pria itu mengangguk sebagai jawaban lalu pergi kembali bertugas.

Berselang 5 menit kemudain, Naruto yang baru saja selesai dari sisi sebelah Timur menghampiri Hinata yang berada di ruang kendali.

“ Dimana lokasinya?”

“ Lantai 3 basement, sisi barat. Tim Alpha sudah mengamankan pintu masuk sekarang.” Jelas Hinata.

Naruto membetulkan helm pelindungnya, “ Baiklah. Aku akan segera ke sana. Tolong sambungkan radionya padaku. ” Hinata kembali ke Posnya sementara Naruto berjalan kebelakang membuka bagasi mobil Sasuke dan mengambil beberapa perlengkapan.

“ Biarkan aku ikut.” 

“ Tidak bisa. Kau tunggu di sini. Berikan saja aku kotak P3K. ” Ucap Naruto pada Sakura yang ada di hadapannya. Pria itu memakai peralatan keselamatannya.

Sakura menatap Naruto khawatir, “ Tapi, aku harus memeriksa status pasien.” 

“ Perawatan medis darurat pasien akan dilakukan oleh tim penyelamat yang bertugas.” 

“ Oh, begitu.” 

‘ Big Boss pada Serigala. Kau mendengarku?’

“ Ya, aku dengar.”

‘ Dalam waktu 5 menit, korban akan diamankan. Siapkan pengobatan.’  Perintah sang Kapten.

“ Dimengerti! Aku akan turun sekarang.” Jawab Naruto. Ia menerima kotak P3K dari Sakura. Gadis itu menghela napas kasar membuat Naruto tertawa kecil.

“ Aku akan baik-baik saja, jangan khawatir.”

Sakura menatap Naruto sinis, “ Siapa yang mengkhawatirkanmu?”

“ Ya, ya, ya. Sampai jumpa.”

Naruto datang tepat waktu, dilihatnya Sasuke yang tengah berusaha mengangkat batu menggunakan alat penyangga.

Ajusshi, apa kau membawa makanan? Orang ini hanya memberiku air. Dia bilang, lebih baik aku tidak usah makan.” Gerutu anak muda yang menjadi korban selamat dari 3 orang hilang.

Naruto menatap anak itu terkejut, “ Ajusshi? Aku? ” Ucapnya tak percaya.

“ Hei, siapa namamu?” Tanya Naruto lagi.

“ Konohamaru.” Ucapnya santai.

“ Dengar ya, kau lebih baik memanggilku hyung daripada Ajusshi!! Kau kira aku setua itu?!” Protes Naruto. Sayangnya omelan itu tidak di dengar oleh Konohamaru, matanya fokus pada tas yang dibawa Naruto.

“ Haish, kalian datang dengan tangan kosong.” Cibir anak itu.

“ Tubuh dan mulutnya berfungsi dengan baik. Tapi, masalahnya ada di sana.” Tunjuk Sasuke pada kaki Konohamaru yang terjepit di antara tumpukan batu.

“ Kita harus memperluas ruang agar bisa menggunakan pompa hidrolik. Sayangnya hal itu mungkin akan membutuhkan waktu karena ruangan ini sempit. ”

Naruto mengangguk, “ Tapi, kenapa kau bisa ada di bagunan barat? Bukannya kau pekerja dari bangunan timur? ”

“ Eh? Ini bangunan barat? Aku hanya melihat lubang dan terus merangkak  sampai ke sini. Aishh, harusnya aku merangkak ke atas dan bukannya ke samping, ya? ” Cemberut Konohamaru. Ia kira dirinya sudah hampir sampai ke atas, ternyata malah semakin menjauh.

“ Ah, terserahlah! Tolong keluarkan aku cepat! Aku lapar dan juga kesakitan. ” Rengeknya.

“ Bagian mana yang sakit? ”

Naruto memeriksa Konohamaru dengan peralatan yang ia bawa, tak lupa ia mengabari Sakura seperti apa yang diminta gadis itu.

“ Tekanan darah 130/100. Denyut nadi 85. Pergelangan kaki kiri dan bahu kanan terluka.”

‘ Sepertinya bagian vitalnya baik-baik saja. Berikan dia glukosa dan obat penghilang rasa sakit lewat infus IV.’ Ujar Sakura.

“ Oke.”

‘ Tunggu! Apa kau tahu bagaimana caranya?’ Tanya Sakura ragu.

“ Ya, aku tahu. Kami sudah dilatih. ” Naruto mengambil suntikan dari kotak P3K. Pria itu mengambil tangan Konohamaru, namun anak itu menarik tangannya.

Naruto menatap Konohamaru heran, “ Kenapa?”

“ Kau benar-benar pernah melakukannya?”

“ Hah~ Kenapa semua orang meremehkan ku hari ini? ” ia menatap Konohamaru malas, “ Kau mau ku suntik di tangan atau di dahimu?” 

“ Tanganku.” Jawabnya pasrah.

Sementara Naruto memberikan pereda rasa sakit, Sasuke masih saja berkutat dengan batu di hadapannya.

“ Sepertinya, kita memerlukan satu lagi pompa hidrolik. Seseorang harus keluar dan mengambilnya.” 

“ Ya, dan sepertinya kau yang harus keluar.”

“ Apa?!” Sasuke menatap Naruto dengan tatapan mengerikannya. Pria yang ditatap itu hanya mengedikan bahu, “ Kau mau menggantikanku menyuntik anak ini?” Tawar Naruto.

“ Oke. Aku pergi.” Sasuke tak mau ikut campur masalah medis, ia ‘sedikit’ tidak mengerti dengan itu. Dari pada nyawa Konohamaru melayang, lebih baik ia mengalah dan pergi keluar. 

“ Hati-hati kapten~” Goda Naruto melihat Sasuke yang keluar melalui celah sempit.

Hinata menatap Sasuke yang baru saja keluar, tangannya menyambar botol air minum yang telah ia siapkan kemudian menghampiri pria itu.

“ Ini.” Hinata menyerahkan botol air yang telah dibukanya.

Sasuke menerima dan meminumnya, “ Terima kasih.”

“ Bagaimana kondisi di dalam?”

“ Buruk. Bangunannya bisa runtuh kapan saja.” Jelas Sasuke.

“ Ini Epinephine-nya.” Sakura memberikan botol obat pada Sasuke, pesanan dari Naruto.

KRIETT!!

Suara getaran bangunan yang hendak roboh menyita perhatian mereka. Hinata kembali melihat monitor memastikan sesuatu.

“ Ini bukan gempa susulan!” Sasuke menghidupkan earpiecenya setelah mendengar penjelasan Hinata, “ Suara apa itu? Tim Alpha cepat periksa pembangkit listriknya!” Pria itu berteriak memerintah anggota tim.

Hinata mengambil HT miliknya, “ Senpai, kau mendengarku?!” 

Tak ada jawaban.

“ Ya! Naruto! Jawab aku! Hey! Naruto!” Hinata memejamkan matanya frustasi, gadis itu menatap Sakura, “ Kita kehilangan kontak dengan Naruto.”

Suara peluit yang ditiup oleh Sai terdengar nyaring, yang artinya bangunan itu sedang bergoyang dan bergeser seajuh 10 derajat.

“ Big Boss pada Serigala kau mendengarku?! Hoi, Naruto! ” Sasuke mencoba menghubungi salah satu tangan kanannya itu namun tak ada jawaban.

Neji datang dengan tergesa menghampiri Sasuke, “ Manager Orochimaru menggali dengan excavator.” 

Wajah Sasuke berubah marah, “ Brengsek! Bawa dia ke hadapanku!” 

Shikamaru berlari mencari asal guncangan tersebut. Dilihatnya Orochimaru yang tengah menggunakan alat berat untuk mengebor area reruntuhan.

“ Sialan! Hentikan brengsek! Masih ada korban selamat di dalam!” Teriaknya marah. Tak tanggung-tanggung, Shikamaru menerjang wajah Orochimaru hingga membuat pria itu melepaskan kontrol mesin.

Ia menarik kerah Orochimaru dan melemparnya keluar dari Excavator.

“ Arggh!!” 

Kiba menarik kerah baju pria itu dan menahan pergelangan tangan Orochimaru, “ Kapten, aku sudah menangkapnya.”

“ Kurung dia di suatu tempat, agar dia tidak bisa lari. Kita tidak punya banyak waktu, Tim Alpha siapkan peralatan untuk menyelamatkan Naruto. Jika sesuatu yang buruk terjadi, aku pasti akan mematahkan rahang pria itu! ” Desis Sasuke tajam.

“ Baik!” Ucap Kiba, Shikamaru, dan Neji.

Sasuke mengambil gulungan tali bersiap kembali ke reruntuhan. Namun, tangan Hinata menghentikan langkahnya.

“ Jika tanahnya goyang dan terjadi guncangan lagi- ” Hinata menggantungkan kalimatnya saat melihat wajah serius Sasuke, “ – Percuma saja memberitahumu bahwa di sana berbahaya, ‘kan? ”

Sasuke tak menjawab, ia memberikan Hinata hormat terlebih dahulu sebelum meninggalkan gadis itu yang menatapnya penuh kecemasan.

Penyelamatan Naruto dan Konohamaru berhasil di lakukan Tim Alpha. Mereka berdua keluar dengan selamat. Sekali lagi Hinata bernapas lega. Dia akan menyusul Sakura yang telah meninggalkannya untuk memeriksa pasien tersebut.

Saat Hinata tiba, ia melihat dua prajurit membawa tandu baru ke arah Naruto dan Sakura.

“ Masih ada yang terluka?” Tanya gadis itu.

Naruto menatap Hinata, “ Aku. Tandu ini untukku. Aku juga pasiennya.” Sakura dan Hinata menatap aneh Naruto yang berbaring di atas tandu.

“ Aku akan mengobati pasien di sana.”

“ Tunggu!”

Langkah Sakura terhenti saat Naruto menggenggam lengannya, “ Apa kau sudah lupa? ” Tanya Naruto pada Hinata.

“ Hm? Apaa maksudmu?” 

“ Apa yang ada di benakmu saat kau tahu Kapten Sasuke keluar duluan? ” Naruto mengungkit kejadian saat ia menyuruh Sasuke keluar mengambil pompa hidrolik, “ Aku adalah orang yang memerintahkannya keluar.” 

“ Apa kau tidak merasakan bahwa aku menjadi lebih sopan padamu daripada biasanya? Aku akan urus pasiennya, selamat menikmati waktu kalian~ ”

Hinata akan pergi jika saja ia tidak mendengar suara langkah kaki dari dalam bangunan, dilihatnya Sasuke yang baru saja keluar.

“ Sasuke-kun!” Gadis itu menghampiri Sasuke seolah melupakan Konohamaru yang harus diperiksanya.

“ Kau baik-baik saja, Kapten Sasuke?” Tanya Neji yang juga ikut menghampiri Sasuke.

Pria itu lebih memilih menatap Hinata sambil mengangguk seolah mengatakan dirinya tidak terluka. Ia melepaskan peralatan keselamatannya.

“ Kita apakan dia, Kapten?” Suara Shikamaru menghentikan gerakan Sasuke.

“ Lepas! Sudah kubilang jangan menyentuhku!” 

“ Hah, dia lagi.” Keluh Hinata saat melihat Kiba dan Shikamaru yang tengah membawa Orochimaru.

Naruto yang penasaran mengangkat sedikit badannya agar bisa melihat Orochimaru.

“ Hah, kau terlihat baik-baik saja! ” Ujarnya sinis pada Naruto. Hah, ternyata pria itu. Naruto kembali membaringkan tubuhnya, malas meladeni pria gila itu.

Kali ini Orochimaru menatap Sasuke, “ Lihatkan? Korbannya keluar dengan selamat? Semua baik-baik saja, lalu apa masalahnya? HAH!!”

Teriakan Orochimaru membuat kesabaran Sasuke habis. Pria itu melempar alat keselamatannya dan berlari kearah Orochimaru.

DUAGHH!

Pukulan telak dihadiahkan Sasuke pada pria itu. Ia masih belum puas dan akan menghajarnya lagi jika saja Shikamaru tak menahan tubuh Sasuke.

“ Lepaskan Aku Shikamaru! Aku harus memberinya pelajaran!” Teriak Sasuke geram.

“ Sialan! Mati saja kau!” Geram Sasuke.

Orochimaru menatap bibirnya yang mengeluarkan darah, “ Astaga! Aku berdarah! Hei! Kemari kau!” Kiba menahan tubuh Orochimaru agar menjauh dari Sasuke.

“ Apa kau mau berkelahi? Sini!”

“ Aku akan melaporkanmu!”

“ Aku tidak takut!” 

“ Kapten, sudah hentikan.” Bujuk Shikamaru yang masih menahan Sasuke agar tidak kembali menghadiahkan pukulan gratis untuk Orochimaru.

Naruto tertawa, “ Hahaha, Kaptenku memang sangat hebat!” Ujarnya sambil mengangkat jempol tanda dukungan bagi Sasuke.

Sakura memutar bola matanya bosan, Hinata bahkan tak berniat melerai pria itu. Apa mereka sudah gila?

*** 

Keesokan Harinya

Hinata baru saja kembali dari apel pagi. Berbeda dari sebelumnya, apel kali ini di hadiri oleh para Tim Medis dan beberapa pekerja konstruksi yang sudah membaik. Sasuke secara resmi mengakhiri pencarian korban.

TOK! TOK! TOK!

“ Masuk.” 

Sakura muncul dari balik pintu kantor Hinata, ia menyerahkan sebuah dokumen pada gadis itu.

“ Hm? Apa ini? ”

“ Kurasa kau bisa membacanya sendiri.”

Hinata membuka dokumen tersebut.

‘ Daftar list kepulangan Relawan Tim Medis Himawari ‘

Gadis itu mengangguk paham. Kemarin dia sudah dengar dari Kolonel Tobirama bahwa lusa pesawat akan datang menjemput relawan tim medis pukul 1 siang.

Selain itu Hinata diminta untuk memastikan Sakura menyerahkan nama-nama para relawan yang akan kembali ke Korea.

Tiba-tiba gadis itu menatap Sakura jahil saat menyadari nama Sakura yang tidak ada di dalam daftar, “ Wah~ Jadi kau akan tinggal? Apa sekarang perasaanmu sudah jelas pada Naruto?” Goda Hinata.

“ Si-siapa yang bilang aku tinggal ka-karena dia?! Ini kemauanku sendiri!” Bantah Sakura, namun wajahnya terlihat memerah.

“ Oh, begitu? Hm~ Seharusnya kau menyerahkan dokumen ini pada Naruto, bukan padaku. ” Ujar Hinata.

Sakura mengernyit, “ Naruto? Kenapa harus dia? Kau kan ketua Tim medis? ” Tanya Sakura tak mengerti.

“ Karena Kolonel Tobirama yang memerintahkan Naruto agar menyerahkan daftar list kalian. ” Jawab Hinata berbohong, sebenarnya ia hanya membual perkataannya agar Sakura menemui Naruto. 

“ Apa? Tidak mau! ”

“ Kau malu, ya? ”

“ Hah? Kenapa aku harus malu!” 

“ Kalau kau tidak malu, kenapa tidak mau menemuinya? ”

“ Ya, karena aku tidak mau! Ah sudahlah! Pokoknya aku sudah menyerahkan dokumen ini padamu! ” Hinata tertawa kecil melihat Sakura pergi dengan langkah kesal. Ia berhasil menggoda gadis musim semi itu.

Drrt ... Drttt

Hinata mengangkat teleponnya yang bergetar, “ Hormat! Di sini Letnan Hinata. ”

“ Hinata bagaimana kabarmu di sana? Aku bertanya sebagai Tou-sanmu.”

“ Um, aku baik-baik saja. Kenapa Tou-san menelepon? ”

“ Apa tidak boleh seorang Tou-san menelepon anaknya?” Hinata terdiam mendengar penuturaan Ayahnya. Dia tidak tahu harus menjawab apa. Apakah dia harus senang? Atau sedih? Pasalnya ia takut Ayahnya memerintahkan Sasuke untuk kembali. Lagi.

Helaan napas terdengar dari seberang telepon, “ Apa kau bersama Naruto?”

“ Tidak. Aku sedang berada di ruanganku.”

“ Apa Tou-san bisa bicara dengan menantu kesayanganku?”

Hinata memutar bola matanya bosan, “ Tou-san hentikan! Sudah kubilang aku tidak mau bersama Naruto.” 

Hiashi sempat terdiam mendengar ucapan Hinata, tak lama ia kembali berbicara,” Bisa kau berikan teleponnya untuk Naruto? Kebetulan ada Jiraya-san di sini.”

“ Oh, okey. Hinata ke ruangan Naruto sekarang. Tunggu sebentar.”

Gadis itu berdiri keluar dari ruangannya. Ia berjalan santai menuju ruangan Naruto. Saat dia sampai ke ruangan Naruto, terbesit ide jahil di kepalanya. Dia akan menggoda Naruto seperti biasanya. Siapa tahu pria kuning itu tengah berduaan dengan Sakura seperti waktu itu. 

“ Sepertinya bukan ide buruk.” Gumam Hinata.

TOK! TOK! TOK!

Hinata masuk ke ruangan Naruto, “ Senpai, Komandan ingin berbicara dengan menantu kesayangan- ” Ucapan Hinata terputus saat melihat Sasuke yang sedang duduk di samping Naruto.

Bagaikan tersambar petir, Hinata bahkan mematung ditempat. Sasuke tengah menatapnya dengan tatapan yang tak bisa dijelaskan. Aduh! Kenapa timingnya tidak pas begini! Hinata merutuki ide gilanya yang ingin menjahili Naruto.

“ Aiish, mati aku.” Gumam Hinata sedih.

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Selanjutnya ONCE AGAIN - CHAPTER 16
1
0
Diadaptasi dari drama Descendants of the Sun, ONCE AGAIN menghadirkan versi AU militer Korea Selatan dengan karakter Naruto universe, khususnya Sasuke dan Hinata sebagai tokoh utama. Kapten Sasuke Uchiha, tentara elite yang penuh luka masa lalu, kembali ke markas setelah misi berat di Urk. Di sisi lain, Hinata Hyuuga, dokter militer berdedikasi, ditugaskan ke zona yang sama, tanpa tahu kalau Sasuke akan kembali ke kehidupannya.Kisah ini mengangkat konflik batin, cinta yang tertahan, dan rahasia kelam keluarga Uchiha—termasuk kemunculan Itachi sebagai tentara Korea Utara. Sementara itu, Naruto, sahabat sekaligus prajurit idealis, terjebak antara prinsip militer dan perasaannya terhadap Sakura. Dalam suasana militer yang keras, hubungan personal para tokoh diuji, cinta diuji oleh jarak dan tugas, serta pengkhianatan masa lalu yang terus menghantui.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan