ONCE AGAIN - CHAPTER 11

0
0
Deskripsi

Diadaptasi dari drama Descendants of the Sun, ONCE AGAIN menghadirkan versi AU militer Korea Selatan dengan karakter Naruto universe, khususnya Sasuke dan Hinata sebagai tokoh utama. Kapten Sasuke Uchiha, tentara elite yang penuh luka masa lalu, kembali ke markas setelah misi berat di Urk. Di sisi lain, Hinata Hyuuga, dokter militer berdedikasi, ditugaskan ke zona yang sama, tanpa tahu kalau Sasuke akan kembali ke kehidupannya.

Kisah ini mengangkat konflik batin, cinta yang tertahan, dan rahasia...

ONCE AGAIN
[ SASUHINA VER.]

Inspired by Descendant Of The Sun. Kisah antara Sersan Seo Dae Yeong dan Letnan Yoon Myeong Ju

P.s : Cerita ini berdasarkan 70% drama 30% dari otak Author XD dan Sasuke di sini tidak sebagai Sersan tetapi Kapten.

.

.

.

[ Korea Selatan – Apartemen Sasuke- ]

Sasuke baru saja kembali dari markas militer beberapa menit yang lalu. Tubuhnya benar-benar lelah setelah melatih calon-calon anggota baru satuan Khusus. Sebenarnya pria itu tidak perlu repot-repot turun tangan untuk mengajari mereka namun melihat mereka yang kurang tanggap membuat Sasuke kesal sendiri.

Dan pada akhirya pria itulah yang memeragakan bahkan menilai gerakan para calon-calon anggota baru tersebut. Baru saja ia ingin pergi ke kamar mandi, dering telepon menghentikan langkahnya.

“ Halo, Dobe?”

“ Sasuke dimana kau?”

“ Apartemen, kenapa?” Tanya Sasuke heran, tak biasanya suara Naruto serius seperti ini.

Kau pasti akan terkejut mendengar hal ini.”

“ Kau jadian dengan Dokter itu?” Decakan sebal terdengar dari seberang telepon.

“ Aku juga berharap seperti itu tapi, Hey! Aku sedang serius sekarang! Aku ingin melapor sesuatu padamu.”

Sasuke tertawa kecil, ia menuangkan air putih di gelasnya “ Apa itu?”

“ Kau ingat pasukan PBB yang waktu itu kita serahkan pada polisi setempat?”

“ Hn.” Pria  itu menegak minumannya.

Ternyata Tou-sanmu adalah dalang dibalik penyeludupan itu.”

Sasuke yang terkejut menyemburkan minumannya sambil terbatuk-batuk.

O-oi Teme! Kau tidak apa-apa!” Suara panik Naruto terdengar, Sasuke menepuk-nepuk dadanya mencoba meredakan keterkejutannya. Ia terdiam sebentar.

“ Bisa kau ulangi?”

Aku tidak sengaja bertemu dengan pria yang menyamar sebagai PBB waktu itu. Saat aku hendak mengintrogasinya seorang pria malah keluar dari Restoran dan itu adalah Tou-sanmu!”

Mata hitam Sasuke membulat tak percaya,  “ Kau yakin? Mungkin kau salah lihat.” Ujar Sasuke menyangkal ucapan Naruto.

Ck! Aku akan mengirim gambarnya.”

TRING!

Sasuke melihat pesan masuk dan seketika ia terkejut melihat gambar seseorang yang sangat ia kenal. Sasuke menelan ludahnya gugup.

“ Dobe, bagaimana kau bisa bertemu dengannya!” Desis Sasuke, pria itu mencengkram ujung meja dengan kuat.

Narutopun menceritakan secara singkat pertemuannya dengan Uchiha Fugaku beserta ancaman dan pesan yang harus disampaikannya pada Sasuke.

Dia memberikanku sebuah kartu namanya. Kurasa dia tidak tahu kalau kau sudah kembali ke Korea.”

Sasuke mendecih, bagaimana bisa ini terjadi. Mati-matian ia menghindar dan tak ingin bertemu orang brengsek itu tapi malah ia yang ingin menemui Sasuke. Apa yang pria tua itu inginkan?!

Halo? Teme? Kau dengar aku?”

“ Hn. Aku dengar.”

Apa yang harus kita lakukan? Apa kau mau aku menyuruh Shikamaru untuk melacak informasi yang dia berikan pada kartu ini?” Tanya Naruto.

Sasuke memijit pelipisnya, “ Tidak perlu. Kurasa dia tidak akan sebodoh itu untuk memberi informasi pada seorang tentara yang bekerja pada keadilan. Bukankah itu terlalu mudah?” 

Ia menghela nafas sebelum memberi perintah pada Naruto.

“ Untuk kali ini biarkan saja. Selama dia tidak mengganggu kita dan memicu peperangan. Awasi saja dia jika dia macam-macam, kau mengerti?”

“ Siap! Mengerti!” Panggilan diputuskan. Sasuke terduduk sambil meremas surai hitamnya. Beberapa bulan lalu ia bertemu Itachi dan sekarang Ayahnya malah muncul tiba-tiba. Apa yang pria itu lakukan di Urk?

*** 

Hey you! Where’s the boss!”

DOR!

“ Akhhh!!”

Sebuah suara tembakan yang memekikkan telinga terdengar nyaring disebuah Villa yang dikelilingi hutan.

Pria paruh baya itu terjatuh tak sadarkan diri setelah terkena tembakan peluru yang melesat tepat di jantungnya menyisakan pria disebelahnya yang sedang ketakutan.

“ Villa ini memiliki pemilik baru. Namun, kesepakatannya masih tetap sama. Orochimaru-san. ” Ucap seorang pria yang maju kearah Orochimaru.

Orochimaru berkeringat dingin menatap mata kelam pria dihadapannya, “ A-aku tidak peduli, selama aku mendapatkan uangku.” Ujarnya. Ia mengambil sebuah bungkusan kecil yang ada di sakunya kemudian diberikan pada pria dihadapannya yang tak lain adalah Fugaku.

Fugaku tersenyum tipis, ia membuka isi dari bungkusan kecil tersebut. Beberapa gram berlian terlihat berkilau ditangannya. 

“ Hanya karena semua orang Korea diwajibkan militer, tetapi kenapa mereka terasa seperti saudara bagiku?” Tanya Fugaku ambigu. Ia menyeringai kemudian menjentikan jarinya didepan Orochimaru.

“ Jangan lupakan kiriman selanjutnya dalam satu minggu. ” ucap Fugaku sembari melemparkan gulungan uang pada Orochimaru.

Dengan gesit ia menangkap uang tersebut dengan wajah yang puas. Ia menatap Fugaku sebentar, “ Ini cukup untuk 10 hari.”

Pria Uchiha itu tersenyum tipis kemudian mengubah tangannya seperti pistol yang mengenai kening Orochimaru. Tindakan itu membuat Orochimaru terkejut dan kembali ketakutan.

“ Satu Minggu!” Desis Fugaku. Aura kelam sang Uchiha bahkan membuat Orochimaru diam tak berkutik dan hanya bisa mengangguk sebagai jawaban.

***

“ Tim medis ada di jalur 7, sedangkan jalur 3 adalah Timku.” Jelas Naruto pada Sakura yang sedang memegang Walkie-Talkie.

Ya, Naruto sedang mengajari Sakura bagaimana menggunakan alat komunikasi yang sering digunakan oleh kemiliteran itu. Setidaknya bagi Naruto, Walkie Talkie lebih efektif untuk berhubungan daripada menggunakan ponsel. Setidaknya saat mereka berada di Urk ini.

“ Sebelum kau berbicara, kau harus menekan tombol ini dan menunggunya sebentar.” 

Naruto memberikan Sakura satu Walkie-Talkie kemudian Naruto memperagakan apa yang tadi ia tunjukan pada Sakura.

“ Ini Wolf, memanggil tim medis, ganti.” 

Sakura yang terlihat takjub membuat Naruto tersenyum tipis, “ Giliranmu.”

“ Apa Wolf adalah nama panggilan?”

“ Kau benar. Bagaimana dengan nama panggilanmu?”

“ Aku belum memutuskan. Emm bagaimana kalau-”

Yeppeuni ( Beauty) ? 

Sakura tertawa pelan, “ Kau gila??”

“ Hm, kau mirip.”

“ Apa kau bilang? Jadi maksudmu aku tidak cantik tapi mirip seseorang?” Ujarnya sedikit kesal.

“ Ya bisa dibilang begitu.” Ujar Naruto tertawa pelan membuat Sakura juga ikut tertawa tanpa mengindahkan seorang wanita yang sedari tadi menatap pasangan tersebut dari muka pintu.

TOK! TOK!

Suara ketukan pintu berhasil menarik atensi Naruto dan Sakura. Mereka sedikit terkejut melihat gadis berseragam militer yang sedang melipat kedua tangan dengan senyum diwajahnya.

“ Bisakah aku mengganggu waktu mesra kalian sebentar?” Tanya Hinata.

Sakura yang melihat kedatangan Hinata sedikit tak nyaman, ada perasaan cemburu yang menghampiri hatinya mengingat ucapan bahwa Naruto dan Hinata masih terlibat cinta segitiga.

“ Oh? Kenapa kau bisa ada disini? Bukannya kau ditugaskan di Korps Komando?” Tanya Naruto yang cukup terkejut. Pria kuning itu berdiri dan menghampiri Hinata.

Hinata melirik Sakura sekilas, “ Aku kesini untuk menikah denganmu, Naruto-kun.” Ujarnya sambil tersenyum manis. Hal itu berhasil membuat Sakura menatapnya.

“ Jangan mengarang cerita.” Bantah Naruto sedikit panik. Ia tahu Hinata sedang mengerjainya.

“ Apa aku membuatmu gugup?” Ucap Hinata dengan wajah polosnya.

Naruto tak menjawab, ia sedikit kelabakan dengan ucapan spontan Hinata. Entah mengapa ia jadi seperti pria yang tertangkap basah.

Hinata yang menyadari suasana menjadi canggung segera mengungkapkan alasannya.

“ Aku kesini untuk melapor padamu. Sayang sekali, harusnya aku melapor pada Sasuke-kun bukan padamu.” Gerutu Hinata.

“ Oh, ya silahkan.”

“ Aku, Letnan Hyuuga Hinata diperintahkan untuk bergabung ke Tenda Medis Mowuru. Aku disini untuk melaporkan tugasku. Hormat!”

Naruto melirik Sakura yang merasa tak nyaman kemudian kembali menatap Hinata sambil membalas hormat gadis itu.

“ Sepertinya kau menyalahgunakan kekuasaanmu di perpindahan ini.” Selidik Naruto

Hinata hanya tersenyum, “ Hidupku juga tidak mudah setelah mendapat ketidakadilan. Tapi bagaimana denganmu? Bukankah ini juga termasuk penyalahgunaan kekuasan?”

“ Hm?” Tanya Naruto tak mengerti.

“ Kau menggunakan ruangan Sasuke-kun untuk berkencan dengan seorang gadis. Hmm, sepertinya kau harus mendapatkan huku-“

“ Hey! Si-siapa yang berkencan? A-aku hanya me-mengajari Sakura menggunakan Walkie-Talkie.” Balas Naruto gugup membuat Hinata tertawa karena berhasil menjahilinya.

Sakura yang merasa tak nyaman berniat pamit, “ Kalau begitu aku akan keluar, ada beberapa pekerjaan yang harus aku lakukan. Terima Kasih atas waktunya.” Ujar Sakura kemudian mengangkat kardus yang berisi Walkie-Talkie untuk dibagikan ke beberapa relawan medis.

“ Setidaknya kau harus menyapaku.” Ucap Hinata menghentikan langkah Sakura. Gadis pink itu menatap Hinata dengan pandangan sedikit tak suka.

“ Mohon kerja samanya ya, dan untuk sementara lupakan tentang permusuhan kita.” 

Hinata menjulurkan tangannya berniat untuk bersalaman dengan Sakura. Gadis itu tersenyum mengejek sembari mengangkat kedua tangannya yang sedang memegang box.

“ Tanganku sedang ‘sibuk’ dan aku tidak mau melupakan masa lalu. ” Ujarnya sambil berlalu pergi meninggalkan Hinata yang menatap Sakura bingung dan Naruto yang tertawa kecil melihat tingkah lucu Sakura.

Hinata menatap tajam Naruto saat mendengar tawa kecilnya.

“ Aku jadi penasaran, sebenarnya ada apa denganmu dan Dokter Haruno?”

“ Apa kau kebetulan bertemu dengan Sakura disini atau kau melihatnya bergabung disini dan kau mengikutinya seolah terjadi secara kebetulan? ” Ejek Hinata

Naruto tersenyum tipis, “ Kau pikir aku sepertimu?” Balas Naruto membuat gadis itu cemberut.

“ Lagipula kenapa kau memanggilnya Sakura? Bukannya dia lebih tua darimu dan juga seniormu?” 

“ Sebenarnya siapa yang kau bela sekarang?” Ujar Hinata sedikit kesal

“ Berhenti mengganti topiknya, apa yang terjadi pada kalian berdua?”

“ Wah, kalian memang cocok. Tapi jangan anggap pertemuan kalian ini adalah takdir. Sayangnya aku tidak mau dia menjadi kakak iparku.” Ujar Hinata membuat Naruto bingung.

“ Kakak Ipar apanya? Kupikir kau kemari untuk menikah denganku?”

Hinata terdiam sebentar, “ Oh, benar juga. Tapi tetap saja!” 

Pria kuning itu tersenyum menanggapi Hinata yang begitu lucu, dulu ia memang pernah hampir jatuh cinta pada gadis ini. Hanya saja, melihat Hinata yang begitu menyukai Sasuke membuat Naruto harus mengalah.

Dan saat ini Naruto menyukai Hinata sebatas adik perempuan saja. Melihat Hinata yang terkadang mengadu kepadanya saat bertengkar dengan Sasuke sangatlah lucu. Ditambah lagi dengan Tou-san Hinata yang masih bersikeras menjodohkan dirinya dan Hinata semakin membuat hubungan Naruto juga Hinata dekat.

“ Duduklah.”

“ Aw, terima kasih nii-chan~” Ujar Hinata dibalas dengan senyuman tipis Naruto. Pria itu mengambilkan coklat hangat untuk Hinata.

“ Komandan sudah meneleponku dan memintaku untuk menjagamu.”

Hinata mengambil gelas tersebut dari Naruto, “ Jadi kau akan baik padaku?”

“ Sayangnya, tujuanku adalah memberimu kesulitan hingga kau merengek untuk pulang.”

Gadis itu memandang tak percaya, “ Padahal kita sudah lama tidak bertemu, tapi kau sampai begitunya padaku.”

Naruto mengedikkan bahu sebagai jawaban.

“ Oh iya! Apa tanggal kembalimu dipercepat menjadi hari ini?”

Pria itu tersenyum sendu, “ Ya, seperti yang kau tahu.”

“ Hm, maaf karena kali ini aku tidak bisa mengunjungi makam bersamamu.”

“ Kau bicara apa? Tidak masalah. Aku akan pergi bersama Jiraya-sofu.”

Hinata menganggukan kepala, dilihatnya wajah Naruto yang murung membuat Hinata ingin menghiburnya.

“ Apakah ini namanya bentuk nepotisme Tou-san ku?”

Naruto menatap tajam Hinata, “ Apa? kau- ”

Pria itu terdiam sebentar sebelum tersenyum pada Hinata, “ Ini adalah bentuk keperdulian pada calon menantu, mengesankan bukan?”

“ Waw, kurasa komandan pasti sangat mencintai menantunya. Kau bisa saja menjadi menantunya sungguhan.”

“ Makanya aku bilang kau harus baik padaku. Jika bukan karena aku berkata ingin mendapatkan pangkat Kapten, kurasa kita pasti sudah dinikahkan. Bahkan Sasukepun tidak akan bisa berkutik.”

Hinata memainkan rambut pendeknya, “ Hm? Apa memang kita harus menikah ya?”

Perkataan gadis itu sedikit membuat Naruto tersedak minumannya, ia menatap Hinata, “ Kau mengancamku?”

“ Menurutmu?”

Naruto menghela nafas, “ Maafkan aku, aku tadi salah bicara.” Ujarnya. Jika pembicaraan menyangkut Sasuke gadis didepannya ini pasti dengan mudah mengancamnya. Baik Sasuke maupun Hinata memang sangat cocok. Mereka sering kali mengancam Naruto.

Hinata tertawa kecil membuat pria itu sedikit menjauhkan badannya dari Hinata.

“ Apa kau sudah menghubungi Sasuke?”

“ Kau pasti lebih tau. Dia tidak akan mau mengangkat teleponku.” Ujar Hinata putus asa. Ya, kalau tidak ada Chouji bisa dipastikan dirinya tidak akan pernah mendengar suara Sasuke.

“ Hmm, dia tidak mau menjawab teleponmu ya? Tapi dia mau menjawab teleponku tuh?”

Naruto menekan kontak Sasuke di teleponnya kemudian menaruh ponsel di telinganya, “ Sebenarnya dia yang selalu menghubungiku sih.”

“ Oh, Hormat! Kapten Uchiha Sasuke!”

“ Dia mengangkatnya?” Tanya Hinata antusias.

Naruto menghela nafas, “ Kenapa tidak kau angkat sih?” 

Hinata mencubit lengan pria itu hingga Naruto sedikit berteriak, “ Aww! Hinata sakit!”

“ Kau senang sekali mengerjaiku!” Hinata melipat kedua tangannya membuat Naruto tertawa kecil.

“ Ahahha maaf-maaf. Kau mau mengirimnya SMS saja?”

“ Aissh! Naruto!!” Geram Hinata.

[ -Ruangan Hiasi-]

“ Apa ada seseorang yang memenuhi syarat menjadi anggota Tim Alpha?” Tanya Hiashi pada pemuda yang tengah berdiri dihadapannya dalam posisi siap.

“ Aku akan melaporkannya setelah latihan 1 minggu mereka selesai.” Jawab pemuda itu tegas.

Hiashi yang tadi menatap dokumen dimejanya kini beralih menatap wajah Sasuke, “ Kau adalah seorang Kapten yang tegas dan sangat terkenal yang memiliki bakat juga potensi sebagai seorang pelatih. Kau bahkan dijuluki sebagai Instruktur legendaris.”

Sasuke diam tak menjawab.

“ Karena itu, pilihlah pasukan yang menurutmu mampu menjadi pemimpin tim dengan baik.”

“ Siap!”

“ Uzumaki Naruto telah membuat kesalahan dalam tugasnya. Untuk sementara aku tidak akan mengirimnya untuk misi. Aku akan menempatkannya di Kementrian Pertahanan agar dia mendapat pengalaman dan memiliki lebih banyak koneksi.” Jelas Hiashi. 

“ Saya mengerti.” Balas Sasuke seadanya.

Entah pria itu menginformasikan pada Sasuke karena Sasuke adalah atasan Naruto atau Hiashi hanya ingin pamer kepada Sasuke karena dia lebih memperhatikan Naruto daripada dirinya?

Entahlah, Sasukepun tidak mau ikut ambil pusing. Ia turut senang jika nantinya Naruto memiliki pangkat yang setara dengannya.

Hiashi menatap Sasuke dalam, “ Hinata pikir perintah perpindahan dariku tidak masuk akal. Bagaimana menurutmu?”

“ Saya setuju dengan Letnan Hyuuga Hinata.”

“ Kau bisa melakukan penyelidikan padaku. Kau bisa melaporkanku jika kau mau.”

“ Itu tidak akan terjadi, Pak.” Balas Sasuke cepat.

Ia terdiam sebentar sebelum melanjutkan ucapannya, “ Saya telah kalah dalam ‘ pertarungan’ ini.”

“ Benarkah?” Tanya Hiashi memastikan.

“ Anda memiliki ‘senjata’ yang tak akan bisa saya lawan. Senjata itu adalah hati tulus anda.”

Hiashi sedikit terkejut mendengar ucapan Sasuke. Sedangkan pria Uchiha itu hanya berwajah datar.

“ Anda benar-benar peduli pada masa depan Letnan Hinata dan anda tentu saja tidak menyetujui hubungan kami. Karena itulah saya menyerah, saya setuju dengan anda, Pak.” Jelas Sasuke dengan nada sedikit bergetar.

 “ Saya menyerah hanya demi Letnan Hinata.” Tambah Sasuke dengan begitu tegas hingga membuat Hiashi tidak dapat berkata apa-apa.

“ Baiklah kau boleh keluar.”

Sasuke memberi Hormat sebelum pergi meninggalkan ruangan Hiashi.

Lorong ini terlihat begitu gelap dan sepi. Entah mengapa hati Sasuke terasa begitu hampa.

Dering telepon mengejutkan Sasuke, dilihatnya nama seorang gadis yang mampu mengobrak-abrik perasaannya dengan mudah.

Sasuke kembali mengingat surat dari Hinata yang gadis itu titipkan pada Chouji.

‘ Aku menulis surat ini berharap agar kau tidak membacanya. Tetapi jika kau membaca surat ini, itu artinya kita harus berpisah lagi. Hal itu menjadi pertanda bahawa Tou-sanku kembali memerintahkanmu untuk pergi. Lagi.

Maafkan aku.

Aku memang wanita yang selalu merepotkan pria. Tapi, aku akan selalu duduk disini dan bertanya, bagaimana kabarmu?  Namun kau masih tidak bisa menemukan jawaban dari pertanyaanku.

Jarak kita mungkin sangat jauh sekarang, sekali lagi maafkan aku yang tidak bisa melepaskanmu meskipun aku tahu apa yang menghalangi kita. 

Maaf karena aku masih ingin memelukmu sepenuh hati.

Maaf jika aku harus menyesal jika tidak menggenggam tanganmu erat.

Maaf ... jika aku masih mencintaimu dengan tulus.

Aku sangat berharap kau tak akan membaca surat ini. Karena itu artinya, kita bisa bersama-sama di Urk.

Jadi, bagaimana ya nantinya? Apakah kita akan bertemu? Atau .. kita harus berpisah lagi?’

[ Urk ]

Hinata harus menerima kenyataan saat Sasuke Uchiha tak menjawab telepon darinya. Lagi. Entah sudah keberapa kali. Hinatapun tak tahu.

“ Hinata? Kau disini?”

Suara seorang pria mengejutkan Hinata, “ Ah! Neji nii-san!!”

Neji menghampiri Hinata kemudian memeluk gadis itu. Shikamaru dan Kiba hanya memperhatikan dari belakang.

“ Sudah cukup lama aku tidak bertemu denganmu!” Ujar Neji sambil mengacak lembut surai Hinata.

“ Ah, apa paketku sudah sampai ke kalian?”

“ Oh, kau benar. Terima Kasih untuk papan Shojinya, Hinata!” Ucap Shikamaru tersenyum tipis

“ Terima Kasih juga untuk DVD nya Letnan Hinataa~~” Ujar Kiba dengan tatapan senang. Bukan hanya barang yang Hinata bawa, melihat Hinata disini seperti mimpi. Gadis itu benar-benar cantik saat dilihat secara langsung. Pria brengsek mana yang menyia-nyiakan gadis secantik Hyuuga Hinata?

Gadis itu tersenyum dan mengangguk sebagai balasan.

“ Kau sibuk?”

“ Em, sepertinya tidak, Kenapa nii-san?”

“ Kau mau ikut dengan kami?” Tawar Neji

“ Kami ingin ke pusat Kota untuk belanja beberapa bahan makanan. Kita harus menyiapkan pesta perpisahan sebelum kepergian Sersan Naruto.” Jelas Kiba antusias

Hinata nampak menimbang.

“ Kau juga belum menikmati pemandangan di sekitar Urk ‘kan?” Ucap Shikamaru

“ Baiklah, aku ikut!!” Jawab Hinata antusias. Berjalan-jalan dengan mereka bisa membuat dirinya sedikit melupakan masalahnya dengan Sasuke.

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Selanjutnya ONCE AGAIN - CHAPTER 12
0
0
Diadaptasi dari drama Descendants of the Sun, ONCE AGAIN menghadirkan versi AU militer Korea Selatan dengan karakter Naruto universe, khususnya Sasuke dan Hinata sebagai tokoh utama. Kapten Sasuke Uchiha, tentara elite yang penuh luka masa lalu, kembali ke markas setelah misi berat di Urk. Di sisi lain, Hinata Hyuuga, dokter militer berdedikasi, ditugaskan ke zona yang sama, tanpa tahu kalau Sasuke akan kembali ke kehidupannya.Kisah ini mengangkat konflik batin, cinta yang tertahan, dan rahasia kelam keluarga Uchiha—termasuk kemunculan Itachi sebagai tentara Korea Utara. Sementara itu, Naruto, sahabat sekaligus prajurit idealis, terjebak antara prinsip militer dan perasaannya terhadap Sakura. Dalam suasana militer yang keras, hubungan personal para tokoh diuji, cinta diuji oleh jarak dan tugas, serta pengkhianatan masa lalu yang terus menghantui.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan