Pengantin Yang Terbuang (27)

0
0
Terkunci
Deskripsi

• Perpisahan & pertemuan •

 

Setelah dua hari membereskan barang-barang yang akan dibawa pindah.

Akhirnya hari ini aku akan pergi ke Calgary dengan Paman Jhonny, setelah sebelumnya melewati dulu drama para perempuan bersama Naina, Bibi Claire dan juga Nenek Xin.

Mereka terus menerus menangis dan tak mau membiarkanku berangkat bersama Paman dengan alasan yang berbeda namun satu maksud, tak ingin aku pergi.
 

Terharu tapi juga terasa lucu. Apalagi ketika Bibi Claire merajuk sampai putranya, Sean merasa...

Post ini tidak mengandung file untuk diunggah/baca ataupun tulisan panjang.

Dukung suporter dengan membuka akses karya

Pilih Tipe Dukunganmu

Karya
1 konten
Akses seumur hidup
20
Sudah mendukung? Login untuk mengakses
Selanjutnya Pengantin Yang Terbuang (28)
0
0
• Mosaic Jhonny's Life • Oh jadi dia wanita yang membuatmu menghilang setahun terakhir ini hum?!Wanita yang baru saja keluar dari apartment Paman mendelik membuatku berjengit dan menatap tajam Paman Jhonny yang masih terduduk menatap tak percaya sosok dihadapannya.Lain halnya dengan Seba.Dia hanya terkikik menikmati opera sabun yang ada, bahkan menggendikkan bahu ketika aku menatap penuh tanya padanya perihal wanita itu.Setelah si cupu Emma, sekarang seperti ini model wanita yang kau kencani? Benar-benar rendah sekali seleramu!Excuse me?!Aku mengepalkan tangan kesal karena ucapannya. Tahu apa dia tiba-tiba berbicara seperti itu.Namun baru saja aku akan mendekat dan menegur, juga menjelaskan tentang hubunganku dengan Paman Jhonny.Pamanku itu langsung berdiri dan balik menatap tajam membuat wanita dihadapannya beringsut mundur.Well, cukup tahu aku bagaimana Paman ketika marah, dan itu buruk.Are you talking about yourself?! [Kau membicarakan dirimu sendiri?!] Ketus Paman datar tentu disertai dengan tatapan tajamnya.Cukup membuatku menelan ludah.Pardon? [Maaf?] Tanya wanita itu geram.Why? Apa aku salah Stella? Bukankah dirimu yang begitu rendah? Aku tahu negara ini adalah negara bebas, tapi haruskah dengan bebas juga kau menjajakan tubuhmu tanpa perlu dibayar hanya demi kepuasan hasratmu?Hanya dikarenakan rasa sepi sebab kekasihmu ini saat itu sedang pergi melakukan perjalanan bisnis sehingga tak bisa menjadi teman tidurmu?You're playing victim Stella. Kau yang tertangkap basah berselingkuh, tapi kau juga yang merasa diselingkuhi,Come on, aku bukan binatang yang setiap waktunya di gilakan oleh hasrat sehingga mencari lubang sana sini hanya untuk memuaskan diri.Argh kupingku rasanya panas sekali mendengar pembicaraan vulgar Paman dengan wanita yang ku tahu namanya Stella itu.Ku lihat wajah wanita itu memerah dan ia mengepalkan tangan mungkin tersinggung dengan ucapan Paman.Kau bahkan menyerang Emma hanya karena dia tetangga apartment ku, Dan sekarang kau pun menuduh dan akan menyerang...YA! AKU AKAN MENYINGKIRKAN WANITA MANAPUN YANG BERADA DIDEKATMU KARENA KAU HANYA MILIKK...'BRAAK!'Semua orang yang berada disini terkejut karena aku melempar koper yang bisa dibilang cukup besar, tak begitu jauh sebenarnya tapi cukup membuat dua orang yang tengah ribut itu terdiam.Bahkan Seba ternganga karena tindakanku.Cukup sudah, aku tak tahan lagi jika harus berlama-lama menyaksikan drama wanita yang kurasa seorang psiko itu.Terlebih khawatir jika para penghuni apartment yang berada di lantai 7 ini terganggu karena keributan yang sedang terjadi.Bisa-bisa didatangi petugas keamanan lagi kami.Aku melangkah maju, membenarkan kembali koper yang tergeletak dilantai dingin, sedingin hati ini.Ugh 😑Setelahnya ku dekati Paman dan juga Stella.Paman terlihat salah tingkah karena tatapan kesal yang ku tujukan padanya.Sebelum Aku berbalik menatap Stella dengan tatapan mengamati mulai dari rambut sampai kakinya, seperti yang ia lakukan padaku sebelumnya membuat ia menggeram.Hallo Ms, kenalkan aku Arwaa keponakan Paman Jhonny. Kami baru saja sampai kemari setelah kurang lebih naik pesawat selama 4 jam. Jadi jika bisa tolong Ms berhenti meributkan hubungan Ms dengan Pamanku yang sepertinya sudah lama berakhir itu. Kami terlalu lelah saat ini, jika pun ingin terus berdebat dengan Paman, carilah tempat yang luas dan sepi, yang tak akan mengganggu kenyamanan orang lain,Terimakasih, dan permisi! Ucapku sambil menarik tangannya menyingkir dari pintu.Paman aku masuk duluan. Aku benar-benar sudah lelah dan pusing. Tidak apa kan? Tanyaku berbalik menatap Paman yang terlihat terkejut karena keberanianku menyingkirkan wanita bernama Stella itu.Mungkin ia pikir aku masih wanita lemah yang dulu langsung pingsan karena tamparan mantan suaminya.Padahal aku sudah berevolusi menjadi seperti Hulk. Yup, secara tempramen saja tentunya.O... O... Iya, jawab Paman tergagap.Paman juga lebih baik istirahat jangan buang waktu untuk hal yang tidak penting, ucapku sarkas sedikit khawatir pada pria yang telah ku anggap sebagai pengganti ayahku itu.Aku permisi Paman, Aku menganggukan kepala tanda permisi pada Paman Jhonny dan melangkah memasuki apartment tanpa memperdulikan lagi orang-orang yang berada diluar.Tak sopan memang. Tapi mau bagaimana lagi, aku juga sudah merasa begitu lelah dan ingin segera membaringkan tubuh ini di atas tempat tidur.  ***  Wa...Arwaa...Aku mengerjapkan mata begitu tidurku terganggu karena seseorang yang menepuk-nepuk tanganku.Hmm... Paman, ada apa? Sudah selesai berurusan dengan teman wanita Paman yang tadi? Tanyaku masih dengan mata yang menyipit.Ku dengar Paman Jhonny mendengus sebelum dia mengacak rambutku gemas.Sudah Paman tendang. Cepatlah bangun, waktu sholat ishamu sudah terlewat satu jam yang lalu, ucap Paman membuatku meloncat seketika.Ya Allah Paman kenapa tidak bangunkan dari tadi?Aku mencari-cari ponsel dengan tergesa mengacak-acak kasur namun tak ada.Padahal ingin meyakinkan jam berapa saat ini karena Paman memang biasanya suka menjahiliku perkara waktu sholat, apalagi ketika pertama kali pindah ke Kanada, karena saat itu masih belum tahu betul perbedaan waktu dengan Indonesia.Paman sendiri sebenarnya sudah sering juga ditegur oleh Nenek Xin dan juga Bibi Claire, tapi tetap saja tiap ada kesempatan pastilah menjahili.Dengan terburu-buru aku beranjak dari kasur dan berlari keluar kamar, tanpa mengenakan khimar, karena setahuku tak akan ada siapa pun di apartment kecuali aku dan Paman.Tapi sepertinya aku salah. Nyatanya ada cukup banyak orang di ruang tengah yang didominasi oleh pria karena yang terlihat olehku hanya ada dua orang wanita.Mereka menatap terkejut kearahku, mungkin karena penampilan berantakan khas bangun tidur, dan juga...Allahuakbar!!!Rambutku? Aku tak mengenakan khimar! Ya Allah maaf!!!Baru aku berbalik dengan niat lari kembali ke kamar tapi malah bertabrakan dengan Paman Jhonny yang ternyata sudah di belakangku membuat diri ini hampir terjungkal ke belakang kalau saja tak ada orang yang menangkap tubuhku.What?!Mataku membulat hebat, sampai Paman Jhonny menarik tangan dan juga menutupiku dengan selimut yang ternyata sedari tadi dibawanya.Sorry, kalian lanjutkan lagi pestanya. Kami menyusul nanti, keponakanku sedikit kebingungan hehe, jelas Paman Jhonny sambil merangkulku dengan selimut yang menutupi seluruh tubuh.  ***  Paman... Lirihku menatap kosong lantai kamar yang menjadi pijakanku saat ini.Ingin menangis rasanya karena kejadian tadi.Meski hanya sebuah ketidaksengajaan tapi tetap saja ada 3 orang pria yang bukan mahram melihat auratku.Bahkan ada seseorang yang menyentuhku tadi walau dengan niatan menolong, entah siapa, tak ingin ku ketahui, namun tetap berharap salah satu dari 2 wanita yang berada disana.Maafkan Paman. Paman benar-benar tidak menyangka kamu akan sampai berlari keluar seperti itu.Aku menoleh, memandang dengan kecewa Pamanku itu.Kenapa dirinya sulit sekali untuk berhenti menjahiliku dengan perkara krusial seperti ini. Padahal sudah sering ditegur, juga diingatkan.Siapa mereka Paman? Kenapa ada disini?Sudahlah, tak bisa juga aku marah pada Paman. Tapi aku harap dengan kejadian ini Paman bisa berhenti melakukan kejahilannya itu.Aku memandang lesu Paman Jhonny yang terlihat menyesal.Memang benar mereka yang tadi berada di ruang tengah, tak ada yang ku kenali kecuali Seba, karena sudah bertemu sebelumnya.Paman Jhonny menghela nafas sebelum ia duduk di tempat tidur, bersisian denganku.Mereka semua tetangga apartment Paman. Sebenarnya ingin membuat pesta sambutan untuk Paman dan juga keponakan Paman,Tapi sepertinya kamu tak akan mau keluar lagi kan? Tanyanya yang hanya ku jawab dengan anggukkan pasrah.Mereka pasti berpikir jika aku orang yang tak sopan dan sombong, karena bukannya ikut pesta penyambutan malah berdiam diri di kamar.It's okay, jangan khawatir. Paman akan menjelaskannya pada yang lain. Mereka pasti mengerti. Lagipula kamu juga harus sholat kan?!Sudah ayo cepat tunaikan kewajibanmu itu. Sudah hampir mau jam 10 malam sekarang.Sekali lagi Paman mengacak rambutku, sebelum meminta maaf dan permisi untuk menemui para tamu di ruang tengah.Semoga saja mereka dapat mengerti alasanku bersikap seperti ini. Bukan karena tak ingin menyapa, hanya saja sudah kepalang malu karena kejadian tadi, sampai membuatku tak ada nyali untuk menemui mereka.  ***
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan