Tak Ada Keluarga Sempurna - Chapter 9

13
4
Deskripsi

Hubungan Sakti dan Ratna semakin dekat. Sakti memutuskan untuk menyatakan perasaannya pada Ratna.

©2025 WillsonEP Seluruh hak cipta dilindungi undang-undang

Terbit : 29 Maret 2025 (Reguler)

Chapter 9 : Teman tapi Mesra?

Sudah seminggu ini hubungan Sakti dan Ratna semakin dekat. Keduanya sering terlihat menghabiskan waktu bersama. Salah satunya siang ini, keduanya memutuskan untuk menghabiskan waktu istirahat mereka bersama di kantin.

“Kamu mau makan apa, Rat?” tanya Sakti membuka percakapan.

“Hmm … apa ya?”

Ratna mengangkat kedua bahunya sambil melirik ke arah deretan stand jajanan yang berjejer di kantin. Suasananya begitu ramai oleh siswa-siswi yang mengantri, menunggu pesanan mereka disiapkan.

“Bakso Rendi kayaknya menarik, Sak,” respon Ratna sambil menunjuk stand Bakso Rendi yang berdiri di antara stand penjual telur gulung dan bakso tahu siomay. “Kamu mau apa?” lanjut Ratna sambil melirik ke arah Sakti.

“Bakso juga deh. Bakso di sini nggak kalah juara.”

“Enakan mana sama Bakso Abim?”

“Bakso Abim lah.”

“Aku jadi penasaran pengen cobain Bakso Abim. Boleh aku coba?”

“Tentu boleh dong. Kamu langsung dateng aja ke sana bareng Mama kamu.”

“Jualannya di mana sih?”

“Jalan Pattimura.”

“Oh, ya? Berarti nggak begitu jauh dari sini.”

“Emang. Deket kok.”

“Pulang sekolah nanti aku mau coba ajak Mama deh.”

“Boleh, pulang sekolah aku juga ke sana.”

“Oh, ya? Sekarang kita pesan Bakso Rendi dulu ya. Takutnya nggak keburu.”

Okay.”

Setelah melakukan pemesanan, mereka duduk di meja kosong yang tersedia. Tak butuh waktu yang lama, pesanan bakso mereka diantar. Sambil menikmati pesanan masing-masing, Sakti mulai mengajak Ratna mengobrol santai.

“Ratna udah ada rencana mau SMP mana?” tanya Sakti sambil menyeruput kuah bakso perlahan.

“Udah, aku rencananya lanjut ke SMP Nirwana.”

Sakti tersentak sesaat, kemudian tersenyum lebar.

“Kamu serius? Aku juga mau masuk ke SMP Nirwana.”

“Kok bisa sama sih?”

“Mungkin ini yang namanya jodoh.”

Ratna tersenyum kecil, pipinya terlihat memerah seperti tomat.

“Ah, kamu bisa aja.”

“Tapi mungkin aja ‘kan?” lanjut Sakti dengan mata berbinar.

“Mungkin ya?”

“Boleh aku jujur sesuatu sama kamu, Rat?”

“Jujur soal apa?”

“Aku suka sama kamu, Ratna.”

Ratna tersenyum kecil, menunduk sebentar sebelum akhirnya berbisik, “Aku juga, Sak.”

Menanggapi bisikan Ratna memiliki perasaan yang sama, Sakti menjadi sedikit gugup.

“Berarti … kita pacaran?”

Ratna menggeleng sambil tersenyum.

“Kenapa?”

“Kita masih terlalu kecil untuk pacaran. Masa anak SD pacaran? Kalau temenan aja gimana?”

“Iya, juga. Gimana kalau kita TTM aja deh.”

“TTM? Teman Tapi Mesra? Mesranya gimana dulu?”

“Iya, Teman Tapi Mesra. Mungkin gandengan tangan?”

“Oke,  aku  setuju.”

Keduanya kembali melanjutkan menikmati bakso masing-masing, tetapi suasana di antara mereka kini terasa berbeda—lebih hangat, manis, dan canggung.

-oOo-

Bel pulang sekolah baru saja beberapa menit yang lalu. Sakti dan Ratna berjalan berdampingan sambil berpegangan tangan menuju gerbang sekolah. Suasana sore itu cukup ramai dengan siswa-siswi lain yang juga bersiap pulang.

“Kamu jadi ke Bakso Abim hari ini?”

“Hmm … jadi. Itu juga kalau Mamaku bisa.”

“Oh, gitu.”

Selang beberapa saat, muncul seorang wanita dengan senyum ramah dari kejauhan.

“Ratna!” panggilnya.

Ratna melambaikan tangan ke wanita itu sebentar, kemudian melirik Sakti dengan senyuman.

“Itu Mamaku udah jemput. Aku duluan ya?”

Okay, Ratna. Hati-hati di jalan.”

“Pasti. Bye, Sakti.”

“Bye, Ratna.”

Ratna beranjak pergi menghampiri wanita yang adalah ibunya. Sebelum mereka benar-benar pergi, Ratna menyempatkan melirik Sakti dan melambaikan tangan. Sakti membalasnya dengan senyuman lebar.

Ternyata gini rasanya punya TTM.”

Setelah Ratna dan ibunya hilang dari pandangan, Sakti melanjutkan langkahnya menuju parkiran motor. Terlihat Bima sudah menunggu di parkiran. Setelah berbincang sedikit, mereka pun berangkat menuju Bakso Abim karena Sakti ingin sekali makan bakso. Satu porsi bakso belum cukup bagi Sakti.

“Semoga aja aku bisa ketemu Ratna di Bakso Abim. Amin,” ujar Sakti bermonolog sambil senyum-senyum sendiri. Tanpa Sakti sadari, Bima diam-diam memperhatikan ekspresi bahagia Sakti selama perjalanan.

“Anak Papa lagi bahagia banget ya hari ini? Ada apa nih?”

“Ah, nggak ada apa-apa, Pa. Mood Sakti hari ini emang lagi bagus aja.”

“Ya, udah. Sekarang kamu pesen ke Om Ujang ya.”

“Oke, Pa.”

Sakti beranjak masuk ke gerai Bakso Abim, memesan seporsi Bakso pada Ujang.

“Om Ujang, aku pesen satu porsi ya? Yang kayak biasa.”

“Oke, siap! Ditunggu ya.”

“Oke, Om. Aku tunggu di meja ya?”

“Iya, nanti Om anterin.”

Sakti segera menempati meja yang masih kosong. Selang beberapa saat, pesanan Sakti diantar.

“Makasih, Om.”

“Sama-sama. Selamat menikmati.”

Sambil menyeruput kuah bakso perlahan, Sakti mengedarkan pandangannya mencari keberadaan Ratna dan ibunya di warung tersebut. Namun, ia tidak berhasil menemukannya.

“Yah, nggak ada. Apa mereka nggak jadi ke sini ya?”

To be continued ... © 2025 WillsonEP. Jangan lupa tekan tombol suka.❤️ Terima kasih sudah mampir. 🙌

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Selanjutnya Tak Ada Keluarga Sempurna - Chapter 10
13
0
Sakti meminta izin kepada Bima untuk pacaran. Akankah Bima mengizinkan Sakti? ©2025 WillsonEP Seluruh hak cipta dilindungi undang-undangTerbit : 5 April 2025 (Reguler)
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan