I'Am the Cause

0
0
Deskripsi

 Kim Taehyung, si bungsu keluarga Kim yang sangat-sangat menguras kesabaran kedua kakak laki-lakinya. Kim Seok Jin kakak sulungnya dan Kim Namjoon kakak keduanya, seringkali mereka bertanya-tanya. Apakah gerangan kesalahan mereka di kehidupan sebelumnya hingga di berikan seorang adik yang selalu menguras kesabaran dan emosi di usianya yang harusnya sudah pantas berumah tangga ini. Bayangkan saja, Seok Jin berusia 29 tahun, dan Kim Namjoon yang berusia 27 tahun, dan mereka harus menghadapi bocah...

   Malam itu, kurang lebih pukul 9 dini hari kota Seoul. Tiga putra keluarga Kim tengah berkumpul di ruang tamu. Kim Seok Jin, putra sulung keluarga Kim itu tengah duduk bersedekap dada juga bersilang kaki. Sedangkan Kim Namjoon, anak tengah itu berdiri sambil berkacak pinggang. Mengintimidasi bocah berusia 13 tahun yang duduk di hadapan keduanya.

"Pukul berapa sekarang Kim?" tanya Seok Jin pada bungsunya itu.

"Sembilan." jawab sang adik singkat.

"Dari mana saja kamu Kim Taehyung?" tanyanya datar, jika sudah menyebut nama. Artinya sulung keluarga Kim itu tengah menahan kemarahannya.

"Dari rumah Jimin." jawab Taehyung.

"Hyung sudah tanya pada Jimin, dia bahkan tidak ada di Korea saat ini. Dia ikut appanya ke Jerman sampai Minggu depan." sahut Namjoon yang sedari tadi hanya melihat perdebatan tak berujung kakak dan adiknya itu.

 Sontak Taehyung langsung mendongak, sulit sekali membohongi kedua kakaknya ini. Bahkan Jimin tidak bisa di ajak bekerja sama. Ya, Park jimin. Sahabat Taehyung sejak kecil, dia tidak tau apa-apa tapi sudah di salahkan saja.

"Aku," Taehyung ingin menjawab namun di sela oleh Seok Jin sepihak.

"Aku apa.. mau berbohong apa lagi kamu Tae. Apa kau tau betapa paniknya kami ketika kau bahkan tidak bisa kami hubungi, dari mana saja kamu? Jawab aku Tae!" tanya Seok Jin lagi dengan nada mulai meninggi.

"Ayo jawab! Jangan diam saja! Kau sudah besar, kau tidak mungkin menghindari kesalahanmu kan?" tanya Namjoon.

"I-iya aku katakan, tapi jangan marah!" minta Taehyung dengan memasang wajah menggemaskannya.

"Jangan memohon seperti anak kecil, kau seorang laki-laki, jadi belajarlah untuk mempertanggungjawabkan perbuatan mu. Dan jangan bertingkah seperti perempuan!" ujar Namjoon.

"Aku tidak," jawabnya lagi.

"Tidak apa, kau bahkan tidak berani mengatakan apa yang kau perbuat bukan? Jika kau memang tidak bersalah kau tidak akan takut bukan?" tanya Seok Jin.

"Hyung?" panggil Taehyung.

"Katakan dari mana saja kamu?" tanya Seok Jin lagi.

"Aku, aku dari belajar kelompok di rumah temanku di Itaewon." jawabnya.

"Kau mulai pandai berbohong Kim, apa kau sekolah untuk belajar berbohong. Kami kakakmu,sudah tugasku dan Namjoon untuk menasehatimu sebagai adik kami. Mau menurut dengan siapa kalau kau seperti ini, mau jadi apa kamu ha?" tanya Seok Jin. Sebenarnya mereka sudah tau kemana perginya Taehyung hari ini dari beberapa anak buah mereka yang di tugaskan untuk mencari Taehyung, juga mengawasi Taehyung dari jarak jauh.

"Hyeong?" panggil Taehyung.

"Masuk kamar! Dan jangan keluar sebelum Hyeong mengizinkan!" timpal Seok Jin.

"Hyeo-hyeo.." Taehyung ingin menjawab, namun sama sekali tidak di berikan kesempatan oleh Seok Jin untuk berbicara barang sejenak.

"Masuk Kim Taehyung!!" bentak Seok Jin membuat Taehyung langsung terdiam. Bahkan tatapan matanya langsung menajam, terlihat dari caranya melihat seperti harimau membidik mangsanya. Sebagai bukti jika bocah itu juga terpancing emosi, hal itu membuatnya langsung berdiri.

"Masuk kamar Hyeong bilang!! Mau apa kamu? Mau membantah?" tanya Seok Jin penuh intimidasi. Dia sama sekali tidak bergerak, tetap di posisinya duduk di sofa. Namun sudah cukup membuat suasana semakin mencekam saja. Sedangkan Namjoon, dia hanya bisa melihat.

   Namjoon bukan orang yang tegaan seperti kakak pertamanya ini. Namjoon akui, dia tidak bisa melakukannya. Baginya, di marahi itu tidak enak dan membuatnya sakit hati. Jadi jika dalam situasi seperti ini, dia hanya bisa berbicara sekali dua kali setelah itu cukup diam mendengarkan berbagai macam ocehan yang akan Seok Jin ucapkan.

  Taehyung akhirnya pergi dengan perasaan kesal bercampur emosi. Bahkan Taehyung membanting pintu ketika menutup pintu kamarnya, setelahnya tidak ada yang tau apa yang terjadi di dalam sana.

"Hyeong, ku rasa kau berlebihan." ujar Namjoon.

"Berlebihan katamu? Aku berlebihan juga karenanya, kau tau seberapa paniknya aku ketika mendengar dia hampir di pukuli oleh preman-preman itu?"  jawab Seok Jin marah. Ya, Taehyung tadi pergi ke bar tidak jauh dari sekolahnya karena hasutan kakak-kakak seniornya. Tentunya yang ingin memanfaatkan peluang untuk bisa meraup uang saku Kim Taehyung sepuasnya.

    Karena begitu-begitu, Taehyung sudah di berikan kartu kredit pribadi oleh orang tuanya. Dengan limit yang besar tentunya, hal itulah yang membuat anak-anak nakal kurang kasih sayang berbondong-bondong untuk berusaha mendekati Taehyung. Dasar Taehyung yang masih polos, dengan bujukan yang membuatnya tertarik dia pasti akan menurut juga.

  Ntah dengan sebab apa, ketika Seok Jin mendengar kabar dari anak buahnya yang mengawasi Taehyung. Dia hampir di keroyok oleh preman yang sedang mabuk di dalam bar, bahkan hampir di ajari meminum alkohol. Dia juga heran sendiri, untuk apa anak sekecil Taehyung pergi ke bar jika bukan karena ikut-ikutan saja.

"Ya aku tau Hyeong, tapi ku rasa setiap yang kau katakan sedikit berlebihan." tambah Namjoon.

"Cukup Joon! Jangan terus membelanya, dia sudah remaja bukan anak kecil lagi. Dia seharusnya sudah bisa memilah mana yang baik dan mana yang buruk. Bukan main menurut saja, itu juga untuk kebaikannya sendiri. Taehyung tidak akan bisa menjadi seorang pria jika kau terus membelanya." bantah Seok Jin kemudian berdiri dan meninggalkan Namjoon yang hanya bisa menghela nafas.

  Sementara Taehyung, bocah 11 tahun itu langsung berbaring di atas kasur dengan kepala tertutup bantal. Punggungnya sesekali terlihat terangkat. Sebelum akhirnya terlihat tenang pertanda bahwa telah tertidur, tanpa membersihkan diri maupun berganti pakaian.

 Keesokan paginya, kurang lebih pukul 7 pagi waktu Seoul. Seok Jin, pria tersebut terlihat sibuk di balkon kamarnya dengan laptop di hadapan. Sesekali ia menghubungi seseorang juga menghela nafas, terlihat jika ia tengah terlibat masalah yang serius.

"Tidakkah anda ingin mempertimbangkannya lagi Tuan, kami akan mengusahakan yang terbaik. Saya yakin jika kita bisa mendapatkan keuntungan yang besar dari rencana proyek kita kali ini." jelasnya. Namun tampaknya ia mendapatkan hasil yang kurang memuaskan jika di lihat dari ekspresi wajahnya.

"Huftt." Seok Jin menghela nafas sambil menutup laptopnya kemudian berdiri dan melangkah pergi meninggalkan kamarnya untuk bergabung dengan kedua adiknya untuk sarapan, sekaligus menyiapkan beberapa keperluan Taehyung tentunya.

"Pagi Hyeong." sapa Namjoon ketika kakak sulungnya itu menarik kursi meja makan.

"Mana Taehyung?" tanya Seok Jin.

"Dia belum turun, mungkin sebentar lagi." jawabnya sambil mengambil nasi, sedangkan Seok Jin melihat ke lantai atas.

"Hyeong?" panggil Namjoon di jawab dengan singkat oleh Seok Jin.

"Tidakkah menurutmu apa yang kau lakukan pada Taehyung kemarin berlebihan?" tanya Seok Jin yang langsung di hadiahi tatapan tak mengenakan oleh Seok Jin.

"Berlebihan bagaimana menurutmu? Kim Namjoon, jangan mencari gara-gara pagi-pagi begini! Kita sedang di meja makan." jawab Seok Jin.

"Lalu kapan Hyeong? Kau selalu tidak ada waktu bukan? Kapan aku bisa mengajak mu berbicara tentang Taehyung jika tidak sedang makan begini?" tanya Namjoon kesal.

  Yah, Namjoon kesal sekali. Sejak kakak sulungnya itu di angkat menjadi CEO cabang Ambarawa Group, dia jadi jarang memiliki waktu bersama.

"Lalu bagaimana menurutmu yang lebih baik ha? Membiarkan Taehyung bersama berandalan-berandalan itu? Kau ingin Taehyung tumbuh menjadi berandalan seperti mereka?" tanya Seok Jin mulai terbawa emosi.

"Tapi tidak bisakah kau lebih halus jika menegurnya? Taehyung masih kecil, dia masih butuh di didik dengan baik-baik. Dia tentunya belum mengerti bagaimana cara membedakan mana baik mana buruk. Kau harus melihat kebelakang Hyeong! Bagaimana jika itu kau saat masih berusia sebaya Taehyung? Apa kau juga akan menolak jika senior-senior nakalmu mengajakmu melakukan hal-hal seperti itu, selama kau bisa memiliki teman?" tanya Namjoon.

"Kim Namjoon!! Kau jangan berlebihan!!" bentak Seok Jin.

"Berlebihan apa? Bukankah kau juga demikian saat itu, tapi kenapa kau berlebihan sekali pada Taehyung?!" tanya Namjoon.

"Karena aku___." ujar Seok Jin ingin marah namun tertahan karena ucapan sepihak seseorang.

"Apakah kalian akan terus bertengkar karena ku?" tanya Taehyung yang tiba-tiba sudah di samping mereka.

"Tidak Tae, Hyeong tidak..." Namjoon.

"Tidak apa? Berhenti bertengkar karena aku? Aku tau aku salah, JADI BERHENTI BERTENGKAR, AKU YANG SALAH DI SINI!!" teriak Taehyung.

Plakk!!

   

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan