PALE BLUE DOT

2
0
Deskripsi

Venus -16 tahun- sangat pintar dan licik. Hobi membaca, barang favorit nya Buku dan mimpi remaja nya ingin menikah dengan seseorang yang mencintai nya tanpa alasan sampai mereka meninggal.
Namun, semua itu berubah sejak Venus bertemu Adam, dalam 24 jam ia merubah Venus menjadi perempuan gila yang terosebsi untuk membalaskan dendam nya.

Adam -17 tahun- sangat kaya dan arogan. Hobi nya ke club, barang favorit nya bra merah berenda dan mimpi remaja nya menghabiskan malam yang indah bersama banyak perempuan...

  1. Crowd

We’re living in a den of thieves rummaging for answers in the pages We’re living in a den of thieves And it’s contagious Regina Spektor – Us

“Mana Hugo?”

Venus menelan nasi goreng nya “Sudah berangkat dari tadi pagi”

Tante Indah mengernyitkan dahi nya “Ngga sarapan?”

“Sudah”

“Kenapa dia berangkat pagi-pagi? Ini masih jam setengah 7” Tante Indah mencuci tangan nya lalu dengan langkah cepat masuk ke dalam kamar nya.

“Paling mau ketemu pacar nya” jawab Venus agak berteriak.

Rumah mereka yang sederhana membuat mereka bisa berkomunikasi dengan mudah meski berbeda ruangan.

“Kamu naik Bis ya, motor Tante rusak belum di bawa bengkel!”

Hugo sialan!, sumpah Venus di dalam hati. Motor cuma 2 dan satunya udah di bawa Hugo buat pacaran!.

“Ya!” jawab nya.

Venus memperhatikan Tante Indah yang mondar-mandir dari kamar ke dapur seperti mencari sesuatu. Tante Indah bekerja di perusahaan swasta, baru-baru ini dia pindah tugas ke Jakarta, Venus dan Hugo yang sejak kecil telah tinggal dengan Adik dari Ibu mereka itu Hanya bisa pasrah saat mereka harus meninggalkan Kalimantan dan merantau di kota orang.

Venus yang sejak SMP sudah masuk asrama Putri harus memulai kehidupan baru nya sebagai murid SMA Negeri yang cukup terkenal bahkan ia baru tau sekolah nya itu sangat popular, entah karena prestasi maupun karena murid-murid nya yang tidak hanya berasal dari keluarga terpandang namun juga wajah mereka yang rupawan. Tidak seperti Venus yang biasa-biasa saja, oh kecuali ia yang masuk ke dalam kelasakselerasi. Hanya itu kelebihan nya, selebih nya ia hanya pemain figuran di sekolah ternama ini.

Sekolah baru nya, tipikal sekolah yang ada di sinetron yang teman-teman nya biasa tonton di ruang Tv asrama saat jam 7 sore. Ada si Queen Bee, Drama Queen, Playboy, Playgirl, Bad Boy, Bad Girl, Good Girl, Nerd, Alim, Ketua OSIS bijak, Si Anak Emas dan sisa nya kalangan seperti Venus, Invisible.

Venus menyelesaikan sarapan nya dengan cepat karena ia takut ketinggalan Bis, ia mengambil tas di bawah meja dan berteriak “Tante aku berangkat dulu ya!!”

“Ya!”

***

Suasana pagi Jakarta hari ini sedikit lebih damai, suasana mendung membuat hati semua orang ikut adem. Ia berdiri untuk memberikankursi nya pada seorang Ibu hamil. Tangan nya menggenggam kuat tiang Bis sementara mata coklat nya memperhatikan kemacetan Jakarta di pagi hari, membayangkan satu hari indah di Jakarta tanpa kemacetan dan deru mesin kendaraan seperti bermimpi Presiden datang ke sekolahmu saat sedang ulangan Matematika. 1…2…3… ia menghitung setiap mobil merah yang melewati nya.

Hobi Venus, sederhana namun aneh. Ia suka membaca plat mobil orang, lalu merangkai nya dan menerka apakah plat mobil itu seperti nama pemilik mobil.

B 464 S …. Bagas

B 14 NN … ohh pasti yang punya Bian, pikir Venus sok tau.

Tin! Tin! Tin! Suara nyalang klakson menarik perhatian Venus,

mobil hitam tepat di belakang mobil merah yang dimiliki Bian membunyikan klakson seperti orang kesurupan.

B 4N65 AT…

mata Venus melotot saat mengeja plat nomer mobil hitam itu. Apa benar polisi mengeluarkan nomer plat sefrontal itu? gila! Ckitt!! Tiba-tiba Bis me-rem mendadak, Venus memeluk tiang bis dengan kuat, ternyata di depan ada motor yang menyalip jalur bis.

Ah sialan, pikir Venus kesal hampir saja jantung nya copot.

Venus mengusap dada nya pelan saat Bis kembali melaju, ia melirik ke samping dan menyadari mobil hitam ber-nomer plat sadis itu sudah melaju jauh di depan.

***

Fuck.

Kepala nya berputar-putar dan telinga nya berdenging hebat. Sementara di luar, pembantu nya sudah heboh membangunkan nya dari tidur. Ingin rasa nya berteriak dan menghambur keluar kamar lalu menghardik pembantu nya namun, sungguh kepala nya sangat pusing. Semalam ia berpesta dengan teman-teman nya dan baru pulang jam 3
pagi.

Hangover.

Ia memuntahkan semua isi perut nya keluar. Lagi dan lagi. Sampai kecairan bening tak berasa yang membuat mata nya perih. Ia mengusap wajah nya dengan air, membiarkan tetesan air dari rambut nya menjatuhi wajah nya. Berharap kewarasan nya agar segera kembali.

“Den!”

Shit!

Ia berkumur dengan cepat lalu berjalan keluar dari kamar mandi untuk membuka kamar nya. Tidak mau membuat kehebohan di pagi hari dan menyulut emosi Papa nya.

“Gue udah bangun, bisa diem ngga lo!” desis nya.

“I-iya Den… itu Bapak udah nunggu di bawah dari tadi, mau sarapan”

“Ngga usah lo kasih tau juga gue tau, tiap hari kan juga gue turun sarapan!” ucap nya dengan nada tajam lalu membanting pintu kamar dengan keras. Ia mengusap wajah nya kasar lalu berjalan masuk ke Kamar mandi untuk membersihkan diri.

***

“Kamu kenapa terlambat bangun Adam?”

Adam yang baru saja bergabung di meja makan nampak cuekmenyendokan nasi goreng nya ke mulut. Sebisa mungkin ia bersikap santai untuk menghindari Papa nya.

“Kesiangan Pa”

“Tadi malam kamu pulang jam berapa?”

“12”

“Kata Pak Udin, kamu datang jam 3”

“Dari rumah Irfan jam 12 Pa, cuman Adam nganterin dulu tementemen Adam, rumah nya kan pada jauh” lancar dan tenang. Semakin lama, kemampuan berbohong Adam sudah melewati batas profesional pantas saja Papa nya menjadi sering curiga dengan nya, walaupun ia sudah memberikan alasan yang masuk akal.

“Jangan di biasain kamu itu masih sekolah, sudah kelas 2, fokus sama pelajaran ngga usah keseringan ikut pesta-pesta ngga jelas itu sama teman-teman kamu”

Adam diam saja. Berpura-pura menikmati sarapan nya.

“Sudahlah Mas nama nya juga anak muda pasti ada waktu nya mau senang-senang sama teman nya, asal ngga melewati batas ya Dam” Mama nya menaruh secangkir kopi panas di depan Papa nya.

Papa nya tersenyum, melirik Adam dan anak perempuan nya, Amel yang meminum susu putih nya. “Kamu masih latihan marching Amel?”

“Iya Pa”

“Jam berapa pulang?”

“Sekitaran jam 6 Pa”

“Adam nanti kamu jemput sekalian Amel ya kalau pulang, supir mau Papa bawa”

“Kan ada Pak Uli Pa” ucap Adam.

“Kamu kan sekalian pulang Dam, lewat sekolah Adik kamu”

Adam melirik Amel sekilas dengan pandangan tak suka, jelas sekali mata nya menunjukan kebencian. Dari luar mereka tampak seperti keluarga bahagia yang sedang menikmati pagi dengan sarapan bersama namun dari dalam ada banyak kebencian yang tersembunyi. Adam membanting sendok nya ke meja dengan kasar lalu menarik tas nya.

“Adam berangkat” ucap nya lalu berjalan keluar. Tak lagi dihiraukan nya tatapan Papa nya yang nampak seperti ingin menarik nya kembali duduk di meja makan.

Adam menghempaskan punggung nya di kursi jok. Tak henti-hentinya ia menyumpah. Ia mengusap rambut nya dengan kedua tangan saat tiba-tiba Hp nya berdering. Ia melihat layar Hp nya, Bella, teman rasa pacar nya yang sudah 2 tahun ini dekat, sangat dekat dengan nya.

Kontak fisik mereka rasa pacaran ala barat, komunikasi mereka intens dengan Bella yang selalu memborbardir nya dengan telpon, Chat maupun SMS. Sementara di sekolah semua orang sudah tau kalau mereka dekat namun Adam tak pernah memberi kepastian, ia hanya ingin bersenang-senang, berkumpul dan mengobrol dengan Bella seperti biasa nya bersama teman-teman nya yang lain.

“Halo”

“Dam, kamu dimana? Jangan bilang kesiangan ya tiap kali kamu jemput pasti aku kesiangan”

Ck, bawel banget. “Iya, gue udah mau berangkat. Bentar napa”

“Kebiasaan banget. Buruan sih aku ngga mau kena omel Pak Samuel ya”

“Iya.. iya lo sarapan apa sih tadi bawel banget, jadi gue jemput ngga nih?”

“Iyalah! Dari tadi juga aku nunggu”

Adam memutuskan sambungan telpon nya. Sial, ia lupa kalau semalam ia berjanji menjemput Bella ke sekolah. Kalau bukan karena semalam Bella sudah membuat nya senang mana mau dia berjanji seperti ini. Mana Jakarta kalau pagi macet banget.

“Tin! Tin! Tin!”

Adam membunyikan klakson nya dengan rusuh saat mobil merah di depan nya berjalan sangat lambat. Dalam hati ia terus-terusan menyumpah dan menyebut pemilik mobil merah di depannya ini pasti Kakek-kakek tua yang sebentar lagi menghadap yang kuasa karena sikap nya yang lamban di pagi hari bertolak belakang dengan orang lain yang pagi-pagi selalu di buru waktu untuk bekerja dan sekolah.

Drrrttt…drttt…drrrttt…

“Ck, kenapa lagi sih ini orang!” omel nya saat melihat nama Bella berkedip-kedip di layar Hp nya.

“Kenapa lagi lo?” jawab Adam.

“Udah dimana?”

“Di jalan, bentar lagi gue nyampe, ngga usah neror gue mulu entar gue nabrak lagi!”

Terdengar suara tawa kecil di seberang telpon. Harus Adam akui bagaimanapun perasaan nya pada Bella namun mendengar suara tawa Bella menjadi hiburan tersendiri untuk nya. Suara tawa nya seindah wajah si pemilik tawa. Tak pernah ada yang meragukan kecantikan Bella, walau sifat nya sombong namun ia menjadi Ratu di sekolah. Semua
orang menyukai nya.

“Kalau nabrak nanti aku yang ngerawat, buruan Dam lama banget”

Adam melihat ke arah jalan raya di depan nya untuk melihat mobil-mobil masih bergerak lamban bak siput. “Lo, kalau gue lambat lo ngeluh, cepet ngeluh, mau lo apa sih?”

Terdengar suara tawa lagi. Ahh… jauh lebih indah dari lagu masa kanak-kanak nya.

“Mesum banget tuh otak, ngga pernah di sekolahin ya?”

“Gue sekolah nya sama lo, ngga usah nyalahin kalau gue jadi mesum”

“Tapi emang kamu lebih ganteng pas mesum Dam”

“Lah, kalau menurut gue lo cantik kapan aja, dimanapun dan pake apapun…eh, cantikan waktu ngga pake apa-apa sih”

“Bastard”

Adam terkekeh. Ia membelokan stir nya masuk ke dalam komplek rumah Bella. Di lihat nya Bella sedang duduk di depan teras rumah besar nya sambil bermain Hp.

Tin!

Bella mengangkat kepala nya dan Adam bisa dengan jelas melihat senyum mematikan Bella.

Ah cantik nya…

********************************************************************************************************************************

2. HIM

I found something special I don’t know why
Looking into her pretty little eye
‘Cause I’ll tell you everything about living free
Wolfmother – Vagabond


Venus menyenderkan tubuh nya pada salah satu pilar gedung sekolah nya. Mata nya menatap awas pada memo yang semalam sudah ia isi dengan berbagai rumus. Orang naïve menyebut nya contekan namun Venus lebih suka menyebut nya “Kertas Amnesia” dan hanya di buka jika ia mengalami Amnesia tiba-tiba saat sedang ulangan. Sayang nya… semakin bertambah umur ia semakin sering mengalami amnesia.

Venus memang murid pandai, ia masuk ke dalam kelas aksel saat SMP begitupula saat SMA, namun orang pandai dimana-mana banyak, jika cuma bermodal otak mana bisa Venus mendapat beasiswa sekaligus masuk kelas Aksel. Dia juga harus bekerja keras, menyusun strategi cerdik agar bisa mengalahkan pesaing nya.

Orang tua nya sudah meninggal dan dia merasa malu jika harus terus-terusan meminta uang pada Tante nya, biaya sekolah nya selalu tertutupi beasiswa dan ia juga sudah memiliki cukup tabungan untuk membiayai kuliah nya dari hasil lomba-lomba berskala nasional yang ia menangi sejak SMP. Namun, itu tak cukup untuk membiayai kehidupan mereka, apalagi Tante Indah tak mungkin akan selalu menampung mereka meski Tante Indah selalu berkata jika ia menganggap Venus dan Hugo sebagai anak nya sendiri namun, rasa segan itu masih ada.

Venus bukan orang suci yang mengagungkan kejujuran namun ia juga bukan orang munafik yang menghalalkan segala cara untuk mendapatkan yang ia mau. Ia hanya memodifikasi kemampuan otak nya dan memadukan dengan cara yang anak sekolah lain nya lakukan.

Kalian boleh berkata itu salah namun, Presiden pun pasti pernah menyontek. Entah itu pelajaran, kata-kata, kalimat penyemangat atau bahkan ide.

“Lo yang nyari gue?”

Venus melonjak kaget dari tempat nya bersandar saat mendengar suara berat menginterupsi kegiatan tak bermoral nya.

Ia berbalik dan melihat seorang laki-laki berdiri di depan nya dengan kedua tangan yang tersembunyi di saku celana nya.

Seragam putih nya yang tidak di masukan ke celana berkibar. Kaos kaki nya pendek sekali, tersembunyi di sepatu hitam dengan garis putih nya yang tentu nya terlarang karena seingat Venus semua mahluk hidup di sekolah ini wajib memakai sepatu hitam.

“Are you deaf?”

Hah? kurang ajar. Ucapan nya menohok ego Venus…

“Emmm ya?” ia mengangkat mata nya untuk menatap laki-laki itu dan kata pertama yang muncul adalah : Ganteng. Rambut nya nampak sedikit panjang dan lebat, berwarna hitam sepekat warna mata nya yang sedari tadi memandang Venus dengan tajam.

Laki-laki itu tiba-tiba berdecak kesal “Kenapa?”

Venus menengok ke kanan dan kiri. Berpikir mungkin dia sedang bertanya pada orang lain, namun lorong tampak sepi, hanya ada angin dan bayang-bayang berwarna kuning dan hitam dari pepohonan membentuk gambar abstrak di lantai yang mereka pijak.

“Gue ngomong sama lo”

“Gue?” Venus menunjuk diri nya sendiri dengan bingung.

“Iya lo!”

“Kenapa?” tanya Venus dengan sabar. Mengetahui jika cowok ganteng seperti dia memang jarang ada yang rendah hati.

“Lo yang kenapa?” dia balik bertanya dengan nada sewot.

“Kenapa apa?”

“Apa nya yang kenapa?”

“Apa?”
“Shit!” laki-laki itu menyumpah lalu menunjuk Venus dengan sangat tidak sopan. “Tadi lo nyari gue kan?” suara nya terdengar memaksa membuat Venus bingung juga takut. Takut dia psychopath.

“Ngga”

“Ya. Lo yang nyari gue”

Maksa banget sih… “Gue?” Venus menunjuk diri nya sekali lagi untuk memastikan kalau benar ia yang sedang di ajak bicara “Gue ngga nyari lo”

Venus pernah membaca tentang tokoh laki-laki di Novel yang ganteng tapi sombong atau ganteng tapi playboy, ganteng tapi jorok, ganteng tapi preman atau bahkan ganteng-ganteng srigala, yang satu ini sedikit aneh, ganteng tapi bloon.

Laki-laki itu menaikan satu alis nya. Masih belum percaya sepenuhnya dengan ucapan Venus. Dan sebelum ia sadar laki-laki ganteng tapi bloon itu sudah menjelajahi tubuh nya dari atas ke bawah, menilai dengan teliti. Entah mungkin ia sedang memberi nilai atau mencari cacat di tubuh nya, apapun itu Venus merasa di rendahkan dengan kelakuan laki-laki tak sopan ini. Venus tertawa sinis di dalam hati tak sadarkah orang ini kalau penampilan nya sendiri sama sekali tak layak di pandang.

Kelebihan nya cuma 1, wajah nya yang ganteng selain itu tidak ada.

Venus bukan perempuan yang menilai seseorang dari fisik jadi, kini ia tak punya kelebihan apapun di mata Venus.

“Gue?” Laki-laki itu mengulang perkataan Venus dengan tajam.

Venus seperti di tampar, ia teringat jika Lo-Gue sama sekali bukan khas nya. ia merasa malu karena keceplosan mengganti Aku-Kamu dengan Lo-Gue. Logat nya pasti terdengar aneh dan janggal maka nya laki-laki itu sampai kesel denger nya.

“Aku” cicit nya.

Laki-laki itu diam memperhatikan setiap gerak-gerik Venus dengan seksama. Venus yang tadi nya merasa seperti Wonder Woman yang bersiap akan melawan monster berubah menjadi penduduk desa yang takut pada Debt-Collector.

“Bukan lo yang nyari gue?”

“Bukan…” Venus memberi jeda saat pemikiran kalau orang yang sedang berdiri di depan nya ini mungkin saja Kakak Kelas nya. Melihat dari gaya pakaian nya yang seperti sudah bosan sekolah itu. “…Kak”

“Bukan?”

Venus menggeleng yakin. Dia bukan tipe perempuan agresif yang membuat janjian di tempat sepi seperti ini. Dia lebih suka bertemu di KUA dengan keadaan ramai.

“Kenapa gue ngerasa yakin kalau lo yang nyari gue?”

Venus memandang laki-laki di depan nya ini dengan tatapan bingung, aneh dan takut. “Saya ngga nyari Kakak”

“Jadi siapa yang nyari gue?’

“… Ngga tau”

Laki-laki itu mendesah dan mengumpat kecil. Venus hanya bisa berharap siapapun yang telah berani-berani nya membuat janji palsu dengan laki-laki ini agar segera pergi ke luar negeri agar tidak terkena amukan nya.

“Ngapain lo disini?”

“Enggggg…”

“Apa?”

Venus dengan segera memasukan Kartu Amnesia nya ke dalam saku baju dan berusaha menghindari tatapan tajam laki-laki itu. bisa hancur harga diri nya kalau ketahuan bikin contekan di koridor sekolah.

“Cari… angin” jawab Venus.

Laki-laki itu memang bukan genius tapi juga bukan idiot yang begitu mudah nya percaya akan kata-kata Venus.

“Terserah” ucap nya tak peduli lalu melengos pergi begitu saja.

“Eh” ucap Venus tak sadar. Kenapa dia jadi marah? Kan memang bukan Venus yang nyari dia.

Ia memperhatikan punggung laki-laki itu yang perlahan menjauh. Ada rasa penasaran yang menggelitik dada nya.

Siapa dia?

***

“Gue tau apa yang lo liat”

Venus menoleh ke arah Lidya sambil memasang wajah tak berdosa. Dia memang terlihat lugu tapi, jangan pernah tertipu dengan penampilan nya. Seperti yang orang bilang “Jangan menilai buku dari cover nya tapi harga nya”

“Apa?” Tanya Vnus pura-pura tak paham ucapan Lidya.

Lidya mengarahkan dagu nya ke arah lapangan. 2 tim dari kelas yang berbeda sedang bertanding dan nampak nya Lidya tau jika teman baru nya itu sama sekali tak peduli dengan pertandingan futsal tapi lebih peduli pada pemain nya.

“Yang nomer 7?” tanya Lidya memastikan. Mereka berdua mengalihkan perhatian mereka pada pemain bernomer punggung 7 yang saat ini sedang fokus mengejar bola. Keringat berjatuhan di dahi nya, rambut nya basah oleh air yang tadi ia tumpahkan ke kepala nya.

Rasa suka cita memenuhi dada nya, Venus merasakan itu hanya dengan melihat nya. Apa yang terjadi pada nya?

“Dia Alex” jelas Lidya “Kak Alex. Anak kelas 12 IPA-1” mata nya mengekor pada sosok yang kini berbalik hingga Venus bisa melihat dengan jelas wajah penuh peluh nya. Dan itu membawa nya pada kenangan manis, tanpa sadar bibir nya mengucap nama itu dengan penuh khusuk.

“Kak Alex”

1 bulan yang lalu…

Berkata-kata kasar bukanlah kebiasaan nya namun kali ini ia sungguh ingin meneriakan semua nama binatang yang ada di hutan maupun langit. Bagiamana Venus ngga kesal kalau baru 15 menit ia masuk sekolah baru nya, ia sudah di kerjai!
Tadi Venus bertanya pada gerombolan murid yang sedang duduk di depan gedung yang ia pikir gedung kelas nya namun, orang-orang gila itu malah menunjukan nya jalan yang salah saat ia bertanya letak kelas nya. Kurang ajar! GUKGUK! BINATANG YANG SUKA MAIN DI LUMPUR!.

Pantas saja mereka cekikikan seperti orang gila saat melihat wajah bingung Venus. Memang nya seumur hidup mereka, mereka ngga pernah bingung? Apa mereka selalu tau segala hal sampai ngga merasa harus bingung? Memang mereka siapa? cucu Einteins?, keluh Venus di dalam hati.

“Hei”

Venus menoleh ke belakang dan melihat seorang laki-laki baru saja keluar dari ruangan yang ia tau sebagai Ruang OSIS.

“Ada yang bisa di bantu?” tanya nya sopan.

“Ehmm… itu… saya, eh aku… er… kelas Aksel…”

Laki-laki itu menatap Venus bingung sebelum ia tertawa pelan membuat Venus merona malu dan tersenyum canggung. Bertemu lakilaki baik, sopan apalagi murah senyum seperti ini pastilah ia merasa deg-degan.

“Kamu murid baru?”

“Iya”

“Oh, kelas kamu udah kelewatan. Sini biar saya anterin deket kelas saya juga soal nya”

Melupakan keramahan laki-laki di depan nya. Venus menyumpah di dalam hati, kan bener! Dia di kerjain sama anak-anak berandal tadi!.

Venus mengangguk “Makasih”

“Kamu pindahan dari mana?”

“Kalimantan”

“Tengah? Barat? Daya? Utara? Selatan?’

“Timur” jawab Venus tersenyum geli.

Laki-laki itu melirik nya “Oh” ucap nya dan entah mengapa setelah itu mereka berdua tertawa geli.

Venus menyunggingkan senyum nya dengan lebar sambil bersorak saat Alex baru saja mencetak gol. Ia bisa melihat dengan jelas bagaimana Alex melakukan selebrasi dengan teman-teman satu tim nya dan Venus melihat semua itu dengan tatapan memuja.

Satu hal yang Venus yakini. Hanya satu kali dalam hidup nya, ia akan menemukan “Seseorang”.

Seseorang yang akan memutar balikan hidup nya. Ia akan memberitahu nya hal-hal yang sebelum nya tak pernah ia beritahu pada siapapun bahkan pada orang yang pernah singgah di hati nya. Dia mendengarkan tiap kata yang ia ucapkan dan bahkan ingin mendengar yang lain nya.

Ia berbagi harapan-harapan untuk masa depan, mimpi-mimpi yang tak akan pernah ia wujudkan, keinginan dalam hidup nya yang tak tercapai dan berbagai kekecewaan yang ia hadapi.

Saat sesuatu yang menakjubkan terjadi, ia tak sabar untuk memberi tahu nya, mengetahui bahwa ia juga akan merasakan
kebahagian yang sama seperti yang ia rasakan. Ia tak malu menangis dan berbagi kesedihan yang ia rasa. Saat tersakiti atau tertawa, atau saat ia melakukan hal konyol, ia tau ia akan melewati semua itu dengan nya.

Ia memikirkan satu hal yang sama dengan nya di setiap kesempatan dan apapun yang ia lakukan, ia lakukan untuk nya. Hal sederhana di sekitar nya menjadi lebih indah dan bermakna, seperti langit yang menjadi atap, angin yang berdesir di setiap keheningan atau bahkan awan yang membentuk sesuatu. Membuat ia berpikiran untuk menebak bentuk nya.

Ia membuka hati nya, walau ia tau ada kemungkinan bahwa satu hari akan ada perpisahan, dan saat itu juga ia belajar tentang cinta dan keteguhan hati yang membuat segala hal yang tak mungkin tentang nya menjadi mungkin.

Mengetahui bahwa ia adalah “Seseorang” yang telah ia cari selama ini ialah salah satu alasan terbesar dalam hidup nya untuk tak pernah menyerah. “Seseorang” yang membuat nya merasa jika Bumi adalah tempat yang terlalu indah untuk di tinggalkan.

Tak ada jawaban pasti tentang bagaimana, Kapan, Mengapa dan Siapa “Seseorang” itu, melainkan Dimana, Di Bumi.
Dan dia telah menemukan nya… tanpa ia sadari.

****************************************************************

3.Things They Don’t Teach You
 

My appearance in your eyes
It’s just like the first day I met
Like a flaming fire without sound
Like the last, my kiss
BLACKPINK – Forever Young

“Darimana lo Dam? Dari kelas nya Bella ya?” tanya Putra saat melihat teman se-pernakalan nya itu bergabung di meja mereka di kantin.

“Kapan-kapan gue ke kelas nya Bella?” tanya Adam sinis.

Putra tertawa “Yaa siapa tau aja udah lo resmiin”

“Ngga mungkin di resmiin Put! Mana mau dia di iket sama 1 cewek” timpal Rizal sambil tertawa.

“Ya buat apa juga Dam, lo kan masih muda, cakep pula, puas-puasin aja dulu lah ya ngga?” ucap Ricki sambil menaik-naikan satu alis nya dengan heboh.

Rocki, kembaran Ricki menyikut lengan nya dengan kasar. “Astagfirulloh! Salah itu anak-anak, yang benar itu ngga boleh pacaran, langsung nikah aja ya, nah kalo udah nikah mau nambah ngga papa asal adil”

“Astagfirulloh!” Putra mengelus dada nya dengan heboh “Jangan sakiti hati istri mu kawan, ntar ngga di kasih jatah”

“Anjing, ngomongin nikah kayak udah punya calon aja” sindir Irfan.

“Calon mah banyak, terlalu banyak sampe ngga bisa milih” ucap Putra sombong.

“Dan akhir nya lo jadi homo saking bingung nya milih” ucap Rizal.

“Kalo gue jadi homo, lo jadi gigolo nya Zal”

“Ngaku kan lo! Lo homo!” Rizal menunjuk Putra sambil tertawa heboh.

“Ya lo ngaku juga kalau lo gigolo kambing!”

“Udaaah sesama pecinta terong ngga usah saling menghina, ada saat nya kalian saling membutuhkan satu sama lain” Irfan mencoba menengahi.

“Nafsu makan gue ilang denger kalian ngomongin kayak gini, lo pada emang ya!” ucap Ricki kesal.

Putra tertawa lalu membenarkan letak topi nya yang memang menjadi ciri khas nya “Sini buat gue aja Bang”

Ricki, Ricko dan Rizal memang senior mereka. Sudah kelas 12 SMA tapi kelakuan nya masih kayak anak TK bahkan kadang Paud.

“Lo rakus banget Put tadi udah makan bakso semangkok sekarang punya gue mau lo minta juga” keluh Ricki.

“Gue ngga sarapan tadi pagi, mana tadi abis ulangan Matematik pula”

“Lah apa hubungan nya ulangan matematika sama laper?”

“Ngga tau pokok nya gue bawaan nya kesel aja kalo liat Guru matematika, kalo kesel biasa nya gue makan Bang biar ngga stress”

“Perasaan tadi ngebahas si Adam kenapa malah nyambung ke pelajaran?” tanya Rizal bingung.

“Lo pada banyak bacot sih” ucap Adam yang sedari tadi hanya mendengarkan percakapan abnormal teman-teman nya.

“Kapan gitu Dam lo nembak si Bella kalau ngga mau buat gue aja cantik gitu di anggurin… eh ngga di anggurin juga sih, maksud nya ngga di kasih kepastian, adek ngga bisa di giniin Bang” kata Putra sambil tersenyum menjijikan.

“Kalau dia mau sama lo ambil aja” jawab Adam cuek.

Entah hubungan apa yang ada di kepala teman-teman nya jika itu menyangkut Adam dan Bella. Pacar bukan, sahabat tapi ngga deket-deket amat, teman tapi mesra banget. Hubungan mereka hanya sebatas saling membutuhkan. Entah itu kebutuhan birahi mereka sebagai anak muda yang penuh semangat atau hanya sebatas seseorang yang bisa menemani satu sama lain.

Tak pernah ada kata dari Adam yang mengklaim kepemilikan nya terhadap Bella. Berbanding terbalik dengan Bella yang seolah ingin mengumumkan pada semua orang yang ada di sekolah bahkan kalau perlu planet ini juga kalau Adam adalah milik nya.

“Entar gue ambil ngamuk lo!”

“Kayak ngga ada cewek lain aja”

“Yang kayak Bella kan cuma satu… jiah!!”

“Najis, jijik gue denger omongan lo”

“Apa? ngomongin si Rizal ya maka nya pada najis?” Ceper yang baru datang duduk di samping Adam. Nama nya sebenar nya Udin, tapi berhubung dia anak motor dan suka banget nyeperin motor nya makanya di panggil Ceper, emang absurd parah.

“Lo, orang nyebut kata jijik dateng Per, tau aja lo lagi di sebut” balas Rizal yang juga sahabat nya di kelas itu.

“Ahh jijik-jijik gini banyak yang suka”

“Suka nabok”

Mereka semua yang ada di meja tertawa mendengar ucapan Ricki.

“Eh tuh cewek lu dateng” ucap Putra saat mata nya menangkap sosok perempuan cantik masuk ke dalam kantin dengan kedua teman dekat nya yang tak kalah cantik. Ya, dimana-mana memang begitu yang cantik berteman dengan yang cantik, yang kaya hanya mau bergabung dengan yang kaya.

Adam tak perlu menoleh untuk menebak siapa yang Putra maksud. Wangi cologne nya yang sudah Adam hapal betul masuk ke dalam hidung nya.

“Hi” sapa nya sambil tersenyum manis.

***

Langkah kaki nya membawa Venus pada gedung tua bekas kelas 12 yang sudah tak terpakai. Masih ada 1 jam lagi sebelum bis nya datang. Ia tak bisa mengeluh karena bis itu milik pemerintah bukan Nenek moyang nya yang bisa Venus pakai kapan pun ia perlu.

Ia membaca coretan di dinding dengan rasa geli. Ada banyak pernyataan cinta yang tak sampai, julukan aneh untuk teman sekaligus nomer-nomer tak bertuan, mulai dari yang mengatas namakan gebetan atau paling parah, tukang sedot WC.

“Ad augusta per angusta”

Venus menyentuh tulisan yang di ukir di dinding itu dengan rasa penasaran. Apa arti nya? Lalu langkah nya kembali masuk ke lorong gelap pada dinding gelap dimana terdapat tulisan yang cukup panjang :

“A List of The THINGS They Don’t Teach You At School”
1. They don’t teach you how to love somebody
2. They don’t teach you how to be famous
3. They don’t teach you how to be rich or how to be poor
4. They don’t teach you how to walk away from someone you don’t love anymore
5. They don’t teach you how to know what’s going on in someone
else’s mind
6. They don’t teach you what to say to someone who’s dying
7. They don’t teach you anything worth knowing
8. …

Tulisan nya sangat berbeda di tiap nomer, ia yakin secara random orang-orang mengisi tiap nomer dan membiarkan orang jahil lain nya melanjutkan tulisan ini.

Venus mengambil spidol di tas nya namun, sial nya buku-buku nya malah ikut jatuh sehingga menimbulkan bunyi berisik yang memekakan telinga. Venus menunduk untuk mengambil buku-buku nya yang jatuh namun itu malah membuat isi tas nya yang lain ikut tumpah.

Mengapa ia bisa masuk kelas akselerasi?!

Venus jelas bukan murid pembangkang di sekolah namun ia juga bukan malaikat penjaga sekolah yang hanya tau belajar dan mengerjakan tugas. Ia membuka tutup spidol dan mulai menulis.

8. They don’t teach you h-

“Lo lagi”

Venus menjatuhkan spidol nya saat ia mendengar suara berat nan datar itu menginterupsi kegiatan tak bermoral nya. Ia berbalik dengan ngeri dan mengusap dada nya heboh, serasa ia baru saja bertemu setan.

“Astaga! Bikin kaget aja!”

Venus mengernyitkan dahi nya saat mengingat siapa laki-laki yang saat ini sedang berdiri di depan nya. Laki-laki yang 2 minggu lalu ia temui di koridor.

“Ngapain lo?”

Venus membuka mulut nya untuk menjawab saat seorang perempuan tiba-tiba muncul entah dari mana dengan penampilan yang… kurang baik.

Tangan lentik nya sibuk mengancingkan 2 kancing atas seragam nya “Siapa Beb?”

“Oh” ucap nya saat ia selesai mengancing dan melihat Venus.

“Ngapain lo disini?” Ulang laki-laki itu dengan ekspresi tak suka.

“Ngg… itu”

“Itu?” tanya nya tak sabaran. Laki-laki ini, tiap ketemu sama Venus selalu aja ngasih pertanyaan dengan ngga sabaran dan ekspresi ngga suka nya itu yang selalu membuat Venus merasa bersalah. Padahal belum tentu juga kehadiran nya disini mengganggu dia… Ya kan?.

Sebelum Venus menjawab dia sudah melirik tangan Venus yang menggenggam tutup spidol dan mata nya bergeser ke dinding dimana tulisan Venus baru tertulis setengah.

Dia tersenyum sinis “Oh… jadi lo orang yang sering nyoret-nyoretin dinding sekolah ini?”

Tertangkap basah.

“Bu-bukan”

“Bu-bukan lo?” laki-laki itu mengejek nya, membuat perempuan sinting di belakang nya tertawa lalu menggandeng lengan laki-laki itu dengan mesra. Terlalu mesra sampai Venus berniat untuk daftar operasi mata.

“Drop it Beb… kita pulang aja. Mungkin dia lagi bosen sampe ngintipin orang pacaran”

“Aku ngga ngintip” Venus membela diri. Ya kali, Venus ngintipin orang pacaran kayak orang kurang kerjaan aja. Mending Venus di suruh ngukur jalan dari Sabang sampai Merauke.

“Aku ngga ngintip” giliran si perempuan sinting itu yang mengejek ucapan Venus.

Venus menatap perempuan itu dengan pandangan heran sekaligus kesal “Cuma perasaan ku aja atau kamu memang ngga punya otak sampe harus ngulang semua kalimat ku?”

Perempuan itu melotot mendengar ucapan Venus, ia bergerak maju ingin melawan ucapan Venus dengan serangan brutal khas perempuan gila namun sebelum niat gila nya itu tercapai, pacar nya keburu menahan tubuh nya dengan menggeser tubuh nya sedikit menyamping.

“Lo duluan ke mobil” ucap si laki-laki. Meski ucapan nya di tujukan pada pacar nya namun mata nya tak pernah lepas dari Venus.

“Tapi-“

“Gue bilang tunggu di mobil!” ucap laki-laki itu final dan seperti kerbau di cucuk hidung nya, perempuan itu melangkah pergi dengan tak lupa menubruk bahu Venus seolah bahu nya adalah benteng yang membatasi Jerman barat dan Jerman timur.

Venus berdecak, padahal kalau dari segi fisik perempuan itu cantik, sangat cantik malah. Kulit nya putih bersih seperti susu mahal, hidung nya mancung, bibir merah muda, rambut lurus panjang, tinggi, langsing… apa kekurangan nya? kecuali sifat nya yang arogan dan sombong. Melupakan sifat kedua pasangan itu, Venus merasa mereka sangat cocok, sempurna fisik dan cacat sifat.

“Udah puas lo?”

“Ha?"

“Udah puas lo buat orang lain marah sama kata-kata lo? Lo itu sama aja kayak cewek lain nya, cuma bisa banyak bacot kalau sama lawan”

Venus menganga. Jelas-jelas bukan dia yang memulai perkelahian.

“Ikut gue” titah nya bak Raja.

Jelas Venus akan menolak!

“Kalo lo ngga mau kelakuan ngga terpuji lo ini ketahuan sama Guru, ikut gue. Sekarang”

“Kamu ngancam?” tanya Venus tak percaya.

“Emang kedengeran nya gimana? Gue mohon sama lo? Jangan lo pikir mau lawan gue pake ancaman juga, lo belum tau siapa gue, mau lo laporin Guru atau Kepala sekolah juga ngga bakal di hukum beda sama lo, bisa aja lo langsung di keluarin dari sekolah kalau gue mau”

Tanpa berniat mempertanyakan kekuasaan laki-laki itu, Venus hanya diam di tempat nya menunggu kalimat selanjut nya. Hanya melihat wajah nya saja bisa memberikan kesan intimidasi, Venus merasa jika laki-laki di depan nya ini tak main-main.

“Lo mau cara halus atau mungkin gue bisa pake cara gue, gue yakin lo pasti ngga akan suka. Gimana?”

Di dalam setiap pilihan Venus meyakini hanya ada 2 arah yang akan ia tuju. Tempat yang di penuhi bintang seperti Milky Way atau ruang hampa yang menarik nya paksa masuk ke dalam, Blackhole.

“Aku ikut” jawab nya.

Venus bisa melihat bendera kemenangan berkibar di mata laki-laki itu, ingin rasa nya mencucuk mata itu dengan kedua jari nya namun mengingat ancaman laki-laki tadi, Venus mengurungkan niat nya dan lebih memilih menunda rencana nya, mungkin satu hari ia akan melakukan nya tanpa ragu, kalau perlu nyucuk nya ngga pake jari tapi garpu.

***

“Mau ngapain kita kesini?” tanya Venus saat laki-laki itu membawa nya ke taman atap sekolah mereka. Tangan nya sibuk menyingkirkan helaian rambut di wajah nya yang terbang di terpa angin.

“Bicara”

“Di atap?” tanya nya sambil menelusuri tiap sudut dengan rasa penasaran juga takjub. Jujur saja kalau yang membawa nya kemari adalah “Seseorang” yang ia suka pasti Venus sudah terbang ke langit 7 namun, mengingat bagaimana laki-laki itu bersikap kasar dan semenamena Venus hanya bisa berpikiran negative, misal nya dia di dorong lalu mati atau di di paksa melompat…

“Lo mau bicara di tempat yang gelap kayak tadi?”

Hmm bener juga, pikir Venus. “Di sini aja”

Untuk beberapa saat ia hanya diam, begitu pula Venus yang kembali sibuk memeprhatikan tiap helai daun di pot maupun tanaman yang menggantung, seolah daun itu jauh lebih penting dari lawan bicaranya. saat ia kembali melihat laki-laki itu, Venus menyadari jika ia sedang di tatap. Bukan dengan tatapan mesum yang mata nya memindai terang-terangan dari atas sampai ke bawah atau pandangan merendahkan seperti yang pacar nya lakukan. Dan itu membuat nya… gugup.

Venus mengalihkan pandangan nya untuk menyembunyikan raut gugup juga gelisah nya, tak pernah ia di tatap se-intens itu seumur hidupnya, seolah laki-laki ini sedang menggali ke dalam tubuh nya, membaca tiap saraf dan menghitung berapa liter darah dalam tubuh nya…

“Lo tau gue siapa?”

Venus kembali menatap laki-laki itu, mengamat nya dengan cermat sebelum menjawab “Ketua OSIS…” mata nya turun
memperhatikan penampilan nya yang sama sekali tidak ada wibawa-wibawa nya seperti Ketua OSIS yang harus selalu menjadi contoh baik bagi seluruh rakyat nya di sekolah.

“Kapten Tim basket?” tebak Venus. Mengingat bagaimana anak basket biasa nya lebih suka berpakaian rebel biar keliatan lebih manly.

Tapi seperti nya tebakan nya salah, melihat ekspresi nya yang nampak tak senang dengan tebakan Venus.

Ok. Kita coba lagi “Sepak bola” bukan? “Futsal!” ralat nya cepat.

Laki-laki itu menyipitkan mata nya. Seperti tak percaya kalau Venus tak mengenali nya, ya kali Venus kenal… dia bukan anak Presiden, bukan anak penyanyi dangdut terkenal, bukan juga aktor ternama…

“Lo anak baru?”

“Ng… bukan” Venus tak berbohong, dia sudah resmi menjadi murid sekolah ini selama 1 Bulan dan yang dia tau kalau barang yang sudah ada selama 1 bulan itu berarti barang lama, eh… dia kan bukan barang tapi manusia…

“Gue ngga pernah liat muka lo” ucap nya heran. Memang nya dia hapal semua muka anak sekolah ini?, pikir Venus tak kalah heran. Oh atau jangan-jangan dia memang Ketua OSIS yang suka kurang kerjaan ngapalin muka warga nya. Bisa jadi.

Lamunan Venus terhenti saat kepala laki-laki itu perlahan namun pasti bergerak turun dan terus turun ke arah dada nya. Venus membelalakan mata nya, merasa takut juga ngeri. Ia ingin mendorong laki-laki itu namun takut jika dia malah melakukan hal najis yang saat ini tengah berkeliaran di kepala nya. Ia melangkah mundur dan ternyata gerakan pelan itu membuat fokus laki-laki itu berpindah, dari dada ke wajah Venus. Ia menatap Venus sinis. Dia menegakan tubuh nya kembali setelah puas melakukan apapun yang hanya Tuhan tahu apa.

“Venus” ucap nya.

“Cuma Venus?” tanya nya lagi saat Venus hanya diam terpaku mendengar mahluk berparas tampan itu menyebut nama nya untuk pertama kali.

Pelan. Ia mengangguk.

“Lo butuh nama belakang” ucap nya, entah dengan maksud apa.

Venus menggeleng “Nama ku udah cukup panjang”

“Satu kata itu lo bilang panjang?”

Venus tertawa “Cukup panjang buat orang-orang penasaran”

Laki-laki itu hanya diam. Menyadari kalau ini adalah pertama kalinya ia melihat Venus tertawa.

Venus yang merasa di perhatikan mendadak salah tingkah, merasa kalau ia sudah asyik sendiri tertawa sementara orang di depan nya sudah berubah menjadi patung prasasti. Ia menyelipkan beberapa helai rambut nya yang mulai berterbangan menutupi wajah nya dan mencucuk mata nya.

“Ehem… kamu bilang tadi mau bicara”

Dia melipat tangan nya di dada nya dengan gerakan angkuh “Gue penasaran kenapa lo selalu muncul di depan gue kalau lo ngga nyari gue”

“…”

“Lo ngikutin gue?”

Venus menggeleng.

“Menurut gue lo cukup pinter untuk nyimpan apapun yang lo liat hari ini” ucap nya lebih terdengar seperti ancaman.

“O-ok”

Laki-laki itu melirik nya sebentar seperti menunggu Venus mengatakan sesuatu namun setelah beberapa detik hening, ia memilih untuk berbalik, seperti sebelum nya, ia pergi begitu saja namun kali ini Venus merasa begitu penasaran dengan sesuatu.

“Hei!” panggil nya.

Langkah nya terhenti, ia menoleh sedikit untuk melihat Venus.

“Siapa nama kamu?”

****************************************************************

4. Fight or Do Nothing?

First things first
I’ma say all the words inside my head
I’m fired up and tired of the way that things have been
Imagine Dragons – Believer

“Gue bosan sama makanan kantin, ini-ini aja dari jaman Bokap gue masih lajang”

Fitri tertawa “Ya lo mau nya apa? Masa di kantin sekolah lo suruh jualan nasi padang”

“Kalo bosan kan bisa bawa bekal Lid” ucap Venus yang sedari tadi hanya diam mendengar keluhan kawan-kawan nya.

Mulai dari kantin yang panas, bau ketek dimana-mana, ngga ada Tv, atau kursi nya kependekan. Menurut Venus, syukuri aja yang ada, inikan sekolah Negeri ya walaupun kebanyakan murid disini orang kaya kan tetep aja nama nya sekolah buat belajar bukan buat wisata kuliner,

“Kayak anak TK aja!”

sudah bukan rahasia lagi kalau Lidya ini gengsi nya setinggi langit, ah padahal di atas langit kan masih ada langit.

Venus tertawa “Emang anak TK aja yang bawa bekal? Orang kerja juga ada yang bawa bekal Lid, orang yang jabatan nya tinggi juga sama banyak yang bawa bekal, bukan karena dia pelit tapi karena dia lebih suka masakan keluarga nya, lagian Lid anak TK mana bisa buat bekal sendiri, yang buatin Orang tua nya, jadi bukan kayak anak TK dong tapi anak kesayangan Orang tua nya”

“Ya sama aja kali Venus, lo sih enak kali Nyokap lo masakan nya enak, Nyokap gue mah boro-boro masak mie rebus aja ngga pernah”

“Terus lo makan nya gimana dong?” tanya Fitri.

“Kan ada pembantu”

Venus hanya menggeleng-geleng di tempat duduk nya. Lidya tidak tau kalau Orang tua nya sudah meninggal dan yang selalu membuat sarapan di rumah nya adalah Tante nya itu pun rasa nya alakadar. Tidak tau kah dia kalau Venus merasa sedikit iri saat ia menyebut Ibu nya?

Suara gaduh mengganggu ketenangan kantin. Tanpa harus melihat, Venus tau siapa tersangka nya. Siapa lagi kalau bukan para anggota Frat sekolah yang isi nya anak kaya atau anak yang punya status sosial tinggi, tapi sejujur nya mereka tak lebih dari sekumpulan orang brengsek yang suka membuat masalah. Frat bukan kegiatan ekstrakulikuler resmi, bukan juga kegiatan yang di wajibkan oleh sekolah untuk di ikuti. Istilah kampung nya seperti geng, beda nya geng mereka memiliki anggota yang suka membuang-buang uang bukan nya geng di pinggiran kampung yang suka malakin uang orang.

Selalu begini, keluh Venus di dalam hati.

Gerombolan mereka selalu datang dalam jumlah yang cukup banyak, 7 sampai 10 orang bahkan lebih. Mereka masuk ke dalam kantin bak atlit Asian Games yang sedang di arak menuju Gelora Bung Karno. Perbedaan nya saat atlit masuk maka mereka akan di sambut dengan gemuruh tepuk tangan namun gerombolan ini akan di sambut keheningan namun di dalam hati mereka akan di hujat habis-habisan.

Tak ada yang berani melarang atau menegur, seolah-olah mereka Dewa. Uhh… ini yang paling membuat Venus muak dan malas makan di kantin. Kalau bukan karena lambung nya, ia tak mau makan di kantin.

“Biang rusuh sudah datang” bisik Fitri.

“Kok mereka ngga pernah kena cacar gitu ya? biar pada ngga masuk sekolah seharian gitu biar damai dunia persilatan” tambah Lidya.

“Alaaah lo, kalau mereka ngga sekolah ngga ada yang bisa lo kecengin kan?”

Hal ini selalu terjadi. Tiap kali mereka datang ke kantin, mereka tidak hanya ingin mengisi perut yang lapar namun juga mencari objek untuk di tertawakan, semacam hiburan setelah jam-jam pelajaran yang membosankan. Tentu saja hiburan versi mereka tapi versi orang lain lebih mirip seperti hukuman.

Lidya dan Fitri bilang, mereka udah dari kelas 10 udah gitu, bisa di bilang tradisi turunan Kakak kelas yang mereka budidayakan dan lagi mereka juga bukan cuma teman satu SMA tapi udah dari SMP, jadi kebayang ngga tuh gimana dekat nya pertemanan mereka. Lidya sendiri juga alumni SMP yang sama dengan mereka, walau ngga deket tapi dia
udah kenal dan tau kelakuan mereka.

Bukan kedudukan atau kekayaan Orang tua mereka yang Venus takuti tapi keberanian mereka yang kelewat batas yang membuat nya sangsi. Kalau di depan umum saja mereka berani ngelakuin hal sejahat itu bagaimana di tempat yang sepi?
“Eh ada si manis nih, makan mulu lu ngga takut manis nya ilang?”

Bella, si Queen Bee yang sombong nya menembus langit ke 7 itu seperti biasa memilih korban. Cantik sih tapi gila.

Dan benar saja seperti biasa, gerombolan di belakang nya ikut bergabung dengan kursi Yuni.

Manis… Venus mencengkram sendok nya erat. Tentu itu bukan pujian melainkan hinaan, Yuni itu berkulit hitam legam dan mereka memanggil nya manis karena ingin menyamakan diri nya dengan Anjing peliharaan salah satu anggota Frat.

Sungguh keterlaluan!.

Venus menarik nafas panjang, mencoba untuk meredakan emosi nya saat melihat seorang laki-laki terlihat berbicara sambil menggoda Yuni lalu menambahkan bersendok-sendok sambal ke mangkok Yuni dan memaksakan untuk menyuap Yuni. Mereka akan tertawa terbahak-bahak setiap kali Yuni membuka mulut nya. Tak ada rasa kasihan
ataupun simpati.

Bella mengeluarkan Hp nya lalu mengarahkan Hp nya di depan wajah Yuni. Saat ia menunduk, orang di sebelah nya akan menarik paksa kepala nya untuk melihat ke kamera.

Venus tak bisa melihat ekspresi Yuni karena ia memunggungi Venus namun melihat dari punggung nya yang bergetar ia meyakini jika gadis malang itu pasti sedang menangis. Laki-laki di depan nya menyuapkan bakso ke mulut nya dan
dengan paksa terus menambahkan pentol bakso ke mulut Yuni dan saat laki-laki itu mengangkat sendok nya yang kni telah berisi sambal, Venus membanting sendok di tangan nya ke meja.

Cukup sudah!

Ia berdiri dan tanpa menoleh lag ia pun sadar kini Fitri tengah memandang nya heran dengan mulut terbuka, begitupun Lidya yang nampak lebih paham apa yang akan Venus lakukan. Ia memanggili Venus dengan panik, berharap kewarasan Venus kembali sebelum ia bena-rbenar menabuh genderang perang pada kaum setan disana.

“Makan nih!” Kakak kelas nya mengulurkan sendok berisi sayur-sayuran ke mulut nya secara paksa.

“Tapi Kak-“ dia mencoba menolak karena perut nya sudah kenyang. Tidak boleh ada makanan yang tersisa apalagi terbuang.

Peraturan nomer 1 di larang bicara saat makan.

“Ngga usah banyak omong! Mau ketahuan sama pengawas?” bisik nya marah sambil menukar nampan nasi milik nya.
Ia melirik nampan nasi itu dengan nanar. Rasa nya ia ngin muntah namun terpaksa ia habiskan karena Kakak kelas nya memaksa. Sikap senioritas mereka tak ada yang bisa menandingi. Sebagaimana hierarki di asrama, dimana yang tua lebih berkuasa dan punya kewenangan lebih untuk mengatur asrama tempat mereka tidur.

Yang Venus takuti jika ia tak menuruti mereka seperti yang salah satu teman nya lakukan maka ia akan berakhir di malam yang mengenaskan dimana ia akan di beri “Tindakan Disiplin” karena tak menghormati senior. Ia akan dimarahi, di pukul bahkan di siram dengan air yang bau lalu di beri tugas mingguan yang melelahkan. Apalagi dia juga akan di kucilkan oleh teman-teman nya. Tidak. Venus tidak ingin di perlakukan seperti itu jadi dengan sangat terpaksa ia mengangkat sendok nya dan mulai memakan semua sisa nasi senior nya.

Biarlah setelah ini dia muntah yang penting dia tak di hukum dan di jauhi teman-teman nya.

Venus sampai di meja Yuni dan dengan kasar ia menarik Hp Bella yang masih merekam semua perilaku binatang mereka dengan penuh suka cita.

Ia membanting Hp Bella keras. Hp berlogo apel digigit itu tergeletak mengenaskan di lantai kantin dengan suara prang! Yang nyaring membuat tawa mengejek juga bisik-bisik yang sebelum nya memenuhi kanyin berganti dengan sunyi senyap yang di dahului dengan tarikan nafas terkejut dan itu terdengar indah di telinga nya. Seperti suara peringatan bagi semua orang di kantin ini, jika tak ada satupun orang di sekolah ini yang boleh menjadikan orang lain sebagai bahan tertawaan hanya karena ia merasa jauh lebih hebat atau lebih kaya darinya.

Persetan dengan Hp logo apel yang baru saja ia banting, Bella kan orang kaya jadi bukan lah sebuah masalah jika Venus membanting nya bukan?

“LO APA-APAAN HUH?!” Bella berteriak dengan wajah marah dan wajah itu mengingatkan nya akan perempuan yang ia temui di lorong belakang sekolah bersama dengan laki-laki aneh kemarin lusa.

Jadi, takdir kami memang harus berkelahi?, pikir Venus.

“Menurut mu aku ngapain? Aku cuma ngetes itu barang asli atau KW” Venus melirik sekilas ke arah lantai lalu dengan kurang ajar nya ia menyentuhkan ujung sepatu nya pada layar Hp Bella, saat ia melihat layar nya masih dalam keadaan baik, ia menginjakan kaki nya kuat ke layar Hp hingga terdengar sesuatu retak. Ia tersenyum puas saat melihat
layar Hp Bella telah retak.

Ia melakukan nya agar Bella tak bisa menyimpan video Yuni, walau kemungkinan video itu tersimpan kecil karena sedari tadi Bella sibuk merekam dan mungkin belum menyimpan video Yuni atau bahkan meng-upload nya. Sebenar nya dia ingin merendam Hp Bella kedalam panci kuah bakso yang api nya menyala 8 jam setiap hari itu agar semua komponen dalam Hp itu rusak namun ia tak mau sampai kena amuk Ibu kantin yang terkenal judes itu.

“Ternyata asli” ucap Venus polos “Orang nya yang KW” tambah nya sambil menatap wajah Bella.

“LO YA! KURANG AJAR!!” Bella mendorong Venus dengan keras hingga ia hampir terjatuh. “LO SIAPA HUH? BERANI-BERANI NYA LO NGELEMPAR HP GUE! ANAK BARU NGGA USAH SOK LO!”

Venus menutup telinga nya, merasa terganggu dengan teriakan cempreng Bella. Meski ia juga marah namun ia tak mau berteriak di hadapan orang-orang karena ia tau akan datang masa dimana Bella akan menyesali perbuatan nya karena berteriak seperti sapi minta kawin di depan banyak orang.

“DASAR NGGA TAU MALU! SOK CARI PERHATIAN! LO MAMPU GANTI HP GUE? MAMPU LO? JUAL DIRI DULU KAN LO BARU BISA?!!?”

“Jujur aja aku ngga mau ganti Hp kamu, silahkan lapor ke Guru, Kepala sekolah atau Polisi sekalian biar semua orang tau kelakuan mu di sekolah, Cuma bisa mempermalukan dan merendahkan orang lain seolah-olah kamu yang paling hebat di sekolah ini! Bapak mu Presiden pun aku ngga takut!” jawab Venus berani.

Bella yang mendengar ucapan penuh tantangan dari Venus pun naik pitam. Langkah nya cepat hanya tertuju pada Venus… ini dia, pikir Venus. Dia tau Bella akan menjambak atau memukul nya. alih-alih lari ia malah menutup mata nya rapat dan… Tak ada yang terjadi.

Ia menghitung sampai 3. Memberanikan diri untuk membuka mata, Venus menyadari bahwa sosok Bella telah terhalang oleh punggung tegap yang kini berdiri di depan nya dengan kokoh seolah ia adalah dinding yang di bangun untuk menjaga nya dari segala macam hal buruk.

Alex menangkap tangan Bella yang hendak menampar Venus. Bukan hanya Venus yang terkejut namun seluruh orang di kantin.

“Lex, lo jangan ganggu ini urusan mereka!” ucap laki-laki yang juga salah anggota frat.

“Gue cuma ngga mau ada yang buat keributan di kantin. Kalian juga tau disini orang pada makan dan istirahat”

“Lex masalah lo apa sih? biasa nya juga kita disini, kenapa lo jadi ikut campur?”

Bella menarik tangan nya kasar dari genggaman Alex “Maksud lo apa Lex? Lo jadi belain nih cewek?”

“Gue ngga belain siapapun disini, emang nya kalian mau buat keributan disini? Mau lo dia ngelapor Guru?” ucap Alex

“Ngga usah main fisik please masalah kecil kayak gini ngga perlu di besar-besarin”

“Masalah kecil, dia ngerusakin Hp gue Lex!” adu Bella.

Venus mengernyitkan dahi nya. Bingung, karena Bella yang merupakan adik kelas memanggil Alex tanpa embel-embel Kakak, meskipun kebanyakan anggota frat adalah angkata kelas 12 tapi tetap aneh saja kalau memanggil yang lebih tua apalagi senior di sekolah dengan hanya nama. Seberapa dekat hubungan antar anggota frat?

Alex menoleh ke belakang, ke arah Venus yang masih diam mematung “Kamu lebih baik ke kelas aja”

“Tapi-“

“Ngga perlu buat masalah semakin besar” ia memperingatkan.

Venus menghembuskan nafas panjang. Ihklas tak ihklas di suruh mengungsi ke kelas. Seolah-olah ia takut pada Bella dkk. Memang sih ia takut tapi dia kan bukan pecundang. Buat apa sembunyi? Tidak mau membuat kerusuhan, Venus memilih menuruti Alex.

“Dek!”

Venus berbalik dan merasa sedikit terkejut saat melihat Alex tengah berlari ke arah nya. Jika, ini terjadi kemarin maka ia akan jatuh berlutut saking senang nya namun hari ini semua terasa berbeda, semua tentang Alex.

“Kamu ngga papa?”

Venus mengernyitkan dahi nya saat mendengar pertanyaan Alex

“Bukan saya Kak yang harus di tanya tapi si Yuni” sindir Venus.

Alex tersenyum masam “Iya, saya cuma khawatir aja, kamu belum di apa-apain kan sama mereka?”

“Memang biasa banget ya mereka begitu?” Venus mengabaikan pertanyaan Alex.

“Biasalah, nama nya juga anak sekolah”

“Biasa? yang kayak gitu jadi biasa karena waktu pertama kali mereka ngelakuin semua orang acuh, masa bodo dan ngga peduli, makanya mereka berani ngelakuin itu berulang-ulang dan akhir nya jadi kebiasaan, bukan nya di sekolah ini ada satpam atau anggota OSIS gitu yang harus nya ngelarang anak-anak kayak mereka buat bertindak sesuka nya?”

Alex meringis mendengar omelan Venus “Kelakuan mereka memang agak sedikit keterlaluan tapi asli nya mereka orang baik"

Venus tertawa “Anak baik? Kalau yang kayak gtu di sebut anak baik gimana jadi nya Malala kalau sekolah disini, masuk golongan apa? anak suci? Anak malaikat? Tak berdosa?” Venus menatap Alex, bukan dengan tatapan memuja melainkan tatapan menantang “Kakak mungkin bisa bilang mereka baik karena mereka teman Kakak dan Kakak juga
anggota frat tapi sebagai orang luar saya lebih tau mana yang baik dan salah”

“Kamu memang benar kalau kelakuan mereka di kantin salah tapi lebih baik kamu ngga usah ikut campur urusan mereka, kamu pasti tau mereka anak yang kayak gimana”

“Tadi Kakak sendiri yang bilang kalau mereka itu beda luar dan dalam nya, tapi sekarang Kakak bilang kalau saya harus hati-hati jadi maksud Kakak mereka itu jauh lebih bahaya di banding kelakuan mereka di kantin tadi?”

“Bukan begitu, kamu belum tau situasi yang ada, ada alasan kenapa selama ini semua orang cenderung membiarkan, kamu juga seharus nya begitu Dek” ucap Alex frustasi.

“Bagaimana kalau Kakak yang ada di posisi Yuni? Gimana kalau satu hari aja Kakak nempatin diri Kakak di posisi orang-orang yang selama ini mereka jejali mulut nya dengan makanan terus di rekam dan di sebarin untuk jadi bahan olok-olokan?”

Alex terdiam.

“You’ll fight or do nothing?"

****************************************************************

5. Wonder Woman

When you open your eyes, you will find something new like habit.
The more you overflow, the less you know
A dream that has become similar to a frame
In a really deep mind, something new.
Taeyeon – Something new

Mata nya menelusuri tiap bunga yang bergantung maupun tumbuh di pot, tangan lincah nya mencatat perkembangan tiap tumbuhan dalam buku nya.

Bu Gita masuk ke dalam Green House sambil membawa pot-pot berukuran kecil. Venus dengan sigap mendatangi Bu Gita dan membantu nya.

“Kamu yang piket hari ini?”

Venus menggeleng “Si Fitri Bu tapi tadi dia sakit jadi saya yang
gantiin”

Bu Gita mengangguk lalu menaruh beberapa pot di pinggir.

“Itu mau di tanamin Bu?”

Bu Gita menggeleng “Ngga, itu punya anak 11 IPS-2. Mereka kan remedial di suruh bawa bunga sama Guru nya tapi emang pada orok nya ngga bisa di kasih tau, rumput aja di sebut bunga maka nya ini pada Ibu buangin bunga nya, lumayan kan pot nya bisa di pake”

“Jadi kalau gitu remedy nya gimana Bu? Tetap dikasih nilai?” tanya Venus penasaran.

“Ya ngga lah, di suruh ngumpul ulang”

Venus membantu Bu Gita merapikan pot-pot bekas itu. tiba-tiba sesuatu di kepala nya melintas dengan cepat.

“Ehmm Bu”

Bu Gita menoleh pada Venus dengan tatapan bertanya, membuat Venus semakin ragu untuk bertanya namun jika ia tak bertanya maka ia tak bisa mencari solusi untuk masalah yang akan ia hadapi.

“Misal nya… ini misal nya ya kalau ada murid yang mengganggu murid lain, fisik atau verbal… apa ada hukuman nya?”

“Pasti ada. Bisa di kenai poin atau di panggil Orang tua nya”

“Itu berlaku untuk semua murid?”

“Ya tentu Venus, kenapa apa kamu di ganggu sama teman-teman kamu? Apa ada yang membuat kamu ngga nyaman di kelas?” tanya Bu Gita.

Bukan di kelas… tapi di sekolah, ingin rasa nya Venus menjawab seperti itu namun ia belum berani.

“…kamu belum tau situasi yang ada, ada alasan kenapa selama ini semua orang cenderung membiarkan, kamu juga seharusnya begitu Dek”

Meski ia tampak berani kemarin namun ia tau Bella tak akan membiarkan nya lolos begitu saja. Ia harus mengatur strategi untuk selamat dari neraka ini.

“Ngg.. ngga ada Bu” jawab Venus.

Bu Gita melepas sarung tangan nya lalu menatap Venus “Kalau ada sesuatu yang mengganggu kamu bisa lapor ke BK, saya tau ada beberapa anak yang memang suka mengganggu murid lain tapi karena anak-anak tidak ada yang melapor sekolah tidak bisa melakukan apapun, bagaimanapun harus ada orang yang berani bicara, tidak juga cuma bicara harus ada bukti yang kuat, yang tidak bisa di bantah… yang lebih real agar pihak dewan sekolah tidak hanya membuat keputusan yang win-win tapi juga berani mengambil tindakan yang tegas untuk yang salah”

“Bukti…?”

“Ya, misal nya kalau kamu di pukul kan ada bekas nya, kalau kamu di keroyok kan ada yang nonton, yang nonton bisa jadi saksi, tapi biasa nya sih kalau anak-anak itu pada cuci tangan, ngga mau ikut campur, mereka lebih milih untuk menyimpan apa yang mereka lihat di kepala mereka sendiri. Kamu jangan takut, kalau ada sesuatu yang mengganggu kamu, kamu lapor saja, guru-guru di sekolah ini ngga galak kok” ucap Bu Gita sambil tersenyum.

Venus mengangguk. Ia memperhatikan Bu Gita yang berjalan keluar Green House untuk mengangkat telpon. Otak nya berpikir cepat,kini ia sudah mendapatkan solusi yang bisa mengatasi masalah nya, juga masalah sekolah ini. Sekali dayung, dua tiga pulau terlampaui.

***

Buk!

Suara tubuh yang membentur matras menggema di ruang aula.

Semua murid amatir menganga, takut sekaligus takjub saat melihat Kak Rizal membanting rekan nya untuk menunjukan salah satu teknik taekwondo untuk menjatuhkan lawan.

Kak Rizal menarik sabuk nya yang sedikit longgar sambil menggerakan leher nya bengis, membuat suara tulang yang menakutkan.

Dia menatap rekan nya yang sudah terjatuh lalu membantu nya berdiri dengan senyum meminta maaf yang terlihat sangat tidak tulus, seolah ia melakukan nya dengan senang hati dan tidak keberatan jika harus membanting rekan nya itu sekali lagi.

Wajah tampan Kak Rizal sama sekali tak membantu murid angkatan kelas 11 di ruang aula ini menjadi rileks, kenyataan nya wajah tampan nan datar nya itu malah membuat orang-orang di aula jadi semakin takut pada nya.

Venus membulatkan mata nya saat sekali lagi Kak Rizal membanting salah satu murid yang badan nya bahkan lebih besar dari nya. Badan nya jatuh tepat di hadapan Venus, ia bisa melihat wajah nya meringis menahan sakit namun tak berani mengeluh. Venus menegak ludah nya.

Semakin merasa takut saat ia mengingat bahwa Kak Rizal adalah teman Bella dan ia juga merupakan satu dari beberapa orang yang membela Bella saat Alex menengahi keributan mereka di kantin.

“Hari ini…” ucapan Kak Rizal terhenti sesaat, ia melirik ke kanan dan berdeham, senyum iblis nya terlihat samar “Kita butuh satu volunteer lagi”

Aura kekecewaan menyebar di dalam ruangan aula, terutama bagi murid laki-laki, mereka seperti di absen satu persatu dengan cara di banting. Tak banyak teori yang Kak Rizal dan beberapa teman nya yang pro taekwondo itu ajarkan, kebanyakan praktek yang sungguh membuat mereka shock.

Mata Kak Rizal berputar mencari mangsa baru, mendadak semua orang menunduk takut di pilih.

“Sekarang gue mau volunteer cewek, cewek juga harus belajar bela diri biar di jalan ngga kena begal” ucap nya yang langsung di sambut pekikan tertahan murid-murid perempuan.

“Siapa yang mau?” tanya nya.

TIDAK!, jawab Venus di dalam hati.

“Kalau ngga ada, biar gue yang pilih sendiri”

Kak Rizal berjalan dari satu ujung matras ke ujung matras lain nya, memilah dengan teliti. “Kalian ngga perlu takut, walaupun kalian di banting kalian ngga bakal cidera atau luka, paling punggung kalian agak sakit tapi itu wajar daripada kalian kena bacok di jalan karena ngga bisa bela diri, bener ngga?”

“Benar” jawab seluruh murid setangah hati.

Venus sedang menghitung jumlah bercak-bercak putih di kuku nya, yang orang bilang itu sejumlah dengan orang yang menyukai kita, saat tiba-tiba bayangan gelap berhenti di depan nya. ia mengangkat kepalanya dan melihat Kak Rizal tengah menatap nya, ia tersenyum dan memajukan jari telunjuk ya tepat di wajah Venus.

“Lo” ucap nya tegas “Lo murid baru kan?” tanya nya.

Venus mengangguk.

“Di sekolah lo dulu ada kegiatan ekstra bela diri?” tanya Kak Rizal.

“Ngga ada Kak”

“Bagus, kalau gitu lo bisa belajar disini” ucap nya.

Venus menarik nafas dan dengan gugup berdiri mengikuti Kak Rizal, berdiri di tengah ratusan orang, bersiap di permalukan dan di sakiti.

Venus melirik Kak Rizal dan menyadari ia tengah membuat kontak mata dengan pacar Bella, orang yang ia temui di koridor waktu itu.

Sialan! Ternyata laki-laki itu yang menghasut Kak Rizal. Tidak heran, ia kan seperti jagoan di sekolah ini, pantas saja Kak Rizal menurut saja saat laki-laki itu menyuruh nya memilih Venus.

“Siapa nama kamu?”

Venus bisa melihat bibir laki-laki itu tertarik membentuk seringai kecil.

“Lain kali, lo nyari gue lo pasti tau siapa nama gue”

Venus mendecih sinis di dalam hati, ingin nya dia ingin benarbenar meludah di depan laki-laki itu tapi dia tak ingin di sebut orang tidak tau malu. Laki-laki itu benar-benar berniat agar Venus mencari nya dan mencari tau nama nya. Itu tidak akan pernah terjadi, sumpah Venus di dalam hati.

Venus melirik Kak Rizal yang tinggi dan berat nya seperti tentara siap perang, apa dia akan di banting oleh Kak Rizal?, pikir nya ngeri.

“Saya ngelawan Kakak?” tanya Venus.

Kak Rizal tertawa “Ngga, lo cewe ngga mungkin gue yang jadi tutor lo dan lo harus ganti kata lawan sama rekan, disini kita bukan bertujuan buat saling melawan tapi saling sharing ilmu”

“O-ok”

“Nah, ini dia yang bakal jadi tutor lo” ucap Kak Rizal dengan nada bangga.

Venus menoleh ke belakang dan langsung terbelalak saat melihat siapa yang akan menjadi “Tutor” nya. Seorang perempuan hampir setinggi Kak Rizal, hanya beberapa centi di bawah nya dan memiliki tubuh tambun yang padat. Wajah nya sangar dan terlihat bengis.

Venus meringis di dalam hati, keluar lubang buaya masuk lubang anaconda. Ukuran perempuan itu 3 kali nya Venus, padahal Venus termasuk yang memiliki ukuran tubuh pas untuk anak SMA, tidak besar tidak juga kecil. Pas seperti ukuran yang di tentukan Menteri kesehatan.

BRUAK!

“Argh” Venus meringis saat punggung nya untuk pertama kali
menyentuh matras dengan cukup keras.

Oh… sekarang dia tau bagaimana rasa nya. Sakit… nyeri… ah… punggung nya serasa di gigit 1.000 semut secara berjama’ah. Anggota frat yang melihat nya meringis kesakitan tertawa puas.

Apalagi Bella, tawa nya terlihat paling lebar, seandainya ada gajah lewat pasti di kira gua dan langsung di jadikan sarang untuk keluarga nya.

BRAK!!

Ia memandang langit-langit aula lalu memejamkan mata nya sambil menarik nafas dalam. Tubuh nya kembali terhempas, begitu seterus nya sampai percobaan ke-6 hingga ia merasa punggung nya tak lagi bertulang.

***

Venus sedang di kantin, mengistirahatkan tubuh nya yang terasa remuk, tangan nya menggenggam buku, satu nya lagi sibuk memegangi plastik berisi es yang ia tempelkan di tengkuk nya.

Suara gaduh itu muncul lagi padahal ini bukan jam istirahat, Venus sendiri, Venus sendiri bisa keluar dari kelas karena ia sudah menyelesaikan tugas nya. Apalagi mau nya sekumpulan monyet tak berbuntut ini?, pikir Venus saat melihat mereka berjalan ke arah nya dengan seringai iblis.

Sebagian dari mereka mengambil tempat duduk berseberangan dari meja nya namun Bella dkk bergabung di meja nya.

Sudah jelas apa mau nya perempuan gila ini.

Venus memejamkan mata nya saat melihat Bella duduk di depannya. Tampak puas dengan penampilan Venus yang masih awut-awutan bekas di banting tanpa ampun saat di aula tadi. Muka lelah dan badan berkeringat. Jangan lupakan bau nya.

“Liat wonder woman sekolah kita, she lost all her power!” ucap salah satu perempuan yang di balas tawa teman-teman nya.

Wonder woman? Jadi itu sebutan yang selama ini mereka berikan untuk Venus? Wow… keren juga, pikir Venus bangga.

Bahu nya di tepuk dengan keras “Gimana lo? masih mau jadi pembela kebenaran?”

“Mau bela kebenaran siapa? Dia aja hidup nya salah” sahut yang lain.

“Bela diri pun ngga bisa”

“Ikut aliran sesat nih orang”

“Lain kali bedain mana orang yang sok pemberani sama yang tukang cari perhatian”

“Eh lu, siapa nama lu? Anus? Apaan? Lupa gue”

Venus melirik sekilas perempuan yang bermulut cabe itu. Muka pas-pasan, bedak tebal, leher item, muka abu-abu, gigi dikawatin, biar ngga di colong orang kali, pikir Venus sinis. Apa kelebihan orang ini sampai merasa bisa merendahkan orang lain?!

“Apa lo liat-liat? Ngga pernah ngeliat orang cantik lo”

Jika Venus sedang minum saat ini, air minum nya akan keluar dari lobang hidung nya. Venus menatap datar perempuan itu sambil menunjuk ke arah bawah mata nya sendiri dengan telunjuk. Perempuan itu menatap nya dengan bingung sekaligus kesal.

“Tai mata mu” jelas Venus.

Perempuan itu gelagapan mendengar ucapan Venus. Tak mau kecantikan nya berkurang, ia buru-buru membersihkan mata nya.

Venus tersenyum geli melihat perempuan itu mendadak gugup sekaligus malu padahal tadi Venus berbohong.

“Anjing! Berani lo ngerjain temen gue!” pekik yang lain nya saat menyadari apa yang barusan Venus lakukan.

Venus menatap orang itu datar, sedatar dua bukit kembar yang menempel di dada nya.

“Emang ya tukang buat masalah…” kata-kata penuh makian serta cacian perempuan berdada datar itu tenggelam dalam keheningan saat tiba-tiba ia menolehkan kepala nya lurus ke depan, dimana sebagian anggota frat duduk. Tepat di sepasang mata yang saat ini sedang menatap nya lekat. Netra pekat yang tiap kali bersitatap dengan netra coklat nya selalu menatap nya intens, penuh makna dan menyampaikan pesan tersembunyi. Laki-laki pongah yang sangat ingin Venus mencari nya dan mengetahui nama nya.

Laki-laki itu…

BYAAR!!

Venus terbelalak saat merasakan cairan dingin juga sesuatu yang keras jatuh ke atas kepala nya dan mengalir membasahi seragam nya.

Bongkahan kecil es batu masuk ke dalam seragam nya dan memberikan sengatan tak nyaman.

Ceklik!

Kilatan cahaya flash menerpa wajah nya. Dengan itu Bella berteriak girang sambil tertawa memeluk Hp nya. Ia mengetik sesuatu di layar Hp nya dengan penuh semangat. Butuh beberapa detik bagi Venus untuk menyadari situasi nya. Ia segera berdiri fan berusaha merebut Hp Bella namun agak nya ia terlambat karena Bella sudah meng-upload fotonya di group sekolah. Sebentar lagi ia kan menjadi artis dadakan. Terkenal di seluruh social media.

“Hapus! Hapus ngga?!” ucap Venus marah.

“Ngga! Mau apa lo hah?! lo perbaikin bicara lo yang kaku, sekaku muka lo itu baru gue hapus tapi, jangan nangis kalau sebelum gue hapus tapi udah nyebar di medsos!”

Venus yang merasa marah mengambil botol kecap dan menumpahkan nya ke wajah serta seragam Bella. Mulut Bella menganga, seperti tak percaya apa yang baru saja terjadi. Ia menatap Venus geram dengan kedua tangan membuka di sisi kanan dan kiri nya.

“What the fuck you just did bitch?!” ucap nya sambil menggertakan gigi putih nan rapi nya. Tak bisa di pungkiri dalam keadaan di lumuri kecap pun Bella masih tetap mempesona.

Ahh mari kita buat dia makin mempesona…

Venus mengambil saos tomat lalu menumpahkan nya di seragam Bella, ia menggeram kesal karena Bella keburu menutupi wajah nya dengan kedua tangan nya.

“Lo! gue bakal buat lo nyesel!” teriak Bella dan seketika ia sudah berada di depan Venus, menarik ikat kuda nya dengan keras dan kasar membuat Venus otomatis menengadahkan wajah nya ke atas untuk mengurangi nyeri. Venus meraih rambut panjang Bella yang terurai, menarik nya dengan ikatan-ikatan kecil, berusaha membuat Bella mengalami pembotakan dini.

Jambakan itu berubah menjadi saling cakar, cakaran berubah menjadi saling pukul dan sebelum mereka berdua memutuskan untuk merobek seragam masing-masing, sekumpulan Guru telah datang dan melerai mereka berdua.

Dan untuk pertama kali nya dalam hidup Venus, ia di panggil ke ruang Kepala sekolah untuk di marahi dan di beri hukuman. Bella melirik sinis Venus begitupun sebaliknya.

Saat mereka keluar dari ruang Kepala sekolah dengan keadaan yang sama-sama tak enak di lihat itu, Bella menubruk bahu Venus kasar lalu berbisik dengan nada mengancam di depan wajah Venus “Ini belum berakhir, gue pastiin idup lo bakal sengsara di sekolah ini, ini baru awal nya, next time gue pastiin lo ngga cuma masuk kantor Kepsek tapi kantor Polisi!”

Venus membalas tatapan Bella tak kalah berani “Go ahead” ucap nya santai lalu melangkah pergi

*****************************************************************

6. Unlike You!


X marks the spot where we fell apart
He poisoned the well, I was lyin’ to myself
I knew it from the first Old Fashioned, we were cursed
We never had a shot, gunshot in the dark
Taylor Swift – Getaway Car


I’ll be damned!

Ia merutuki diri nya saat menyadari tadi pagi ia baru saja lolos dari rasa takut berlebihan karena mengira Guru sekolah nya menelpon Tante Indah karena perkelahian nya kemarin dengan Bella. Itu adalah pertama kali nya dalam hidup Venus ia membuat masalah di sekolah, ia sampai tak bisa tidur semalaman berpikir kalau dia sudah berubah menjadi bad
girl, mungkin besok-besok ia akan mulai ikut tawuran sekolah.

ia tak mengerti apa yang salah dengan dirinya hingga membuat semua orang yang ia lewati di lorong sekolah tampak cekikikan penuh nafsu saat ia lewat. Ingin ia berpikir kalau itu semua karena wajah nya yang cantik namun pada kenyataan nya dia tidak secantik itu sampai membuat ia menjadi pusat perhatian apalagi dengan sambutan
cekikikan aneh seperti ini… ini jenis cekikikan saat ada sesuatu yang konyol.

Venus melirik sekitar nya dengan bingung, langkah nya perlahan menuju pusat dari segala cekikikan itu. Mading. Ia menembus kerumunan di depan mading dan aneh nya ia di beri jalan lebar untuk maju ke depan, mata nya membulat sempurna melihat apa yang terpampang di lemari kaca itu.

Seorang perempuan di siram dengan seember air es, mulut nya menganga lebar dengan ekspresi yang sama sekali tak enak di lihat.

Demi Tuhan! Itu adalah diri nya! Venus!.

Jika sosok itu bukan diri nya, ia juga pasti akan tertawa namun berhubung itu adalah diri nya maka ia merasa marah juga malu. Tidak hanya satu foto namun banyak lain dengan versi yang sudah di edit, ada yang di beri kumis, jenggot atau di buat mata nya membelalak lebar.

Kenapa tidak ada yang di edit menjadi cantik ?!

Venus berusaha menggeser kaca yang menghalangi nya untuk merobek foto-foto berukuran besar itu namun, kaca mading terkunci. Ingin rasa nya ia menangis namun ia menahan nya. Di banding menangis ia lebih memilih untuk mencari cara membuka kaca mading itu.

“Dek”

Venus berbalik dan melihat Alex berdiri di belakang nya, ia nampak bingung namun setelah melihat mading juga mata Venus yang berkaca-kaca ia paham situasi nya. Ia melihat ke sekeliling dimana semua orang menertawai Venus.

“Diam semua nya!” ucap nya tegas “Balik ke kelas kalian sebelum gue lapor ke Guru”

Beberapa murid melirik Alex sinis dan tak suka, mengganggu kesenangan orang. Padahal jarang-jarang mereka sepagi ini mendapat bahan hiburan.

“Mana kunci mading?” tanya Alex pada salah satu murid berkaca mata.

Ia tampak takut, dengan tangan gemetar ia memberikan kunci yang ia simpan di saku nya. Venus melirik nya kesal, kenapa tidak dari tadi dia memberikan nya? padahal Venus sudah hampir menangis.

Alex membuka kaca mading dan sekali tebas ia merobek semua foto Venus tanpa tersisa, ia memberikan semua sampah nya pada si pemegang kunci mading. “Lo di kasih tanggung jawab untuk ngisi mading buat ngasih
informasi bermanfaat ke anak-anak lain bukan buat mempermalukan orang” ucap Alex geram.

“Ma-maaf”

“Siapa yang nempelin?” tanya Alex.

Laki-laki itu menatap Alex takut tapi, seperti nya ia lebih takut pada siapapun yang sudah menempel foto-foto itu.

“Tanggung jawab sama tugas lo, lo udah di kasih amanah sama sekolah bukan berarti lo bisa bebas ngatur isi mading, sebelum orang nempelin sesuatu disini, lo harus nya periksa dulu jangan iya-iya aja!”

Laki-laki itu mengangguk. Dan Alex segera mengusir nya dengan kesal. Ia menutup mata nya geram.

“Ma-makasih Kak”

Alex mengangguk “Ngga usah sungkan, ini emang udah keterlaluan… ehmm kamu Venus kan?”

Tanpa sadar bibir Venus membentuk senyuman, mengetahui orang yang ia puja mengetahui nama nya tanpa ia memperkenalkan diri.

Venus mengangguk “Iya Kak”

“Kenalin, Alex” Alex mengulurkan tangan nya dan Venus menyambut nya dengan senang hati. Terasa nyaman, seperti kembali ke rumah lama. Bertemu dengan teman masa kecil. Dan semua itu terasa indah.

“Venus”

Kak Alex terkekeh “Kan udah tau”

“Eh… err iya yaa” Venus menggaruk kepala nya yang tak gatal.

“Kakak minta maaf ya, teman-teman Kakak di frat emang sudah keterlaluan. Kamu bener, Kakak ngebelain mereka karena mereka teman Kakak, sebagai teman Kakak harus nya bisa ngelarang mereka tapi Kakak selama ini Kakak tutup mata, mungkin itu karena Kakak terlalu terikat sama hubungan pertemanan jadi ngga bisa mikir secara logik. Seharusnya dari dulu kamu sekolah disini biar ada yang ngelawanin kami" ucap nya sambil terkekeh “Apalagi Adam, kamu udah bangunin macan tidur, pacar nya kamu pukulin kemarin”

“Adam?” tanya Venus.

“Yang kayak gini biasa nya kalau bukan Adam pal-“

“Dimana kelas nya Adam?”

“Kelas nya?”

“Iya Kak, dia kan ngga suka aku, seenggak nya aku harus tau bagaimana wajah lawan aku”

“Tapi dia-“

“I just want to know who is he”

***

“Gue udah ngomong sama Rino dan dia tetep mau malam ini Dam, katanya kalau lo ngga dateng lo mau di kawinin sama kambing punya Bapaknya” ucap Putra menggebu.

“Bokap gue udah minta dari kemaren lusa, dia nyuruh gue datengmulu, pusing pala gue dari pagi ketemu pagi, gue di ingetin mulu suruh dateng ke rumah Nenek gue” jawab Adam.

“Bilang aja kayak biasa nya Dam, lo sakit, sakit muntaber, ngga bisa jalan jauh, kalau jalan jauh lo bisa berak-berak di mobil atau rerumputan pasti Bokap lo ilfeel kan tuh, ngga mungkin dia mau ngajak lo”

“Bokap gue bukan orang bego Put, lo tau sendiri entar malah dia panggilin gue Dokter, lagian gue udah terlalu sering buat alesan itu, ngga mungkin Bokap gue percaya” jawab Adam.

“Jadi gimana? Lo mau si Rino koar-koar kalau lo pecundang karena ngga dateng balapan?” Putra membuka topi nya yang mulai membuat kepala nya gerah.

“Ah si anjing, ngga punya idup kali tuh orang ngajakin balapan mulu. Lo gantiin aja dulu gue Put”

“Gak bisa Dam, pacar gue bakal ngamuk kalau tau gue masih ikut balapan”

Adam mengusap wajah nya kasar. Papa nya sudah mewanti-wanti nya untuk datang ke acara makan malam bersama Nenek nya sejak minggu lalu. Ia sudah terlalu sering kabur dan membuat alasan untuk mneghindari Nenek nya itu namun kali ini ia tak bisa mencari-cari alasan agar terbebas dari acara membosankan nya itu karena Papa nya mengancam akan menyita mobil nya, mobil baru yang Papa nya belikan untuk nya. Tanpa mobil itu bagaimana ia mengikuti balapan?

Sedangkan ia juga sudah terlanjur mengiyakan balapan mobil dengan Rino malam ini. Si brengsek… Adam tersenyum sinis mengingat Rino, ia masih dendam pada Adam rupa nya, setelah 3 kali berturut-turut semua pacar nya Adam rebut hanya untuk menyentil ego nya, para perempuan itu tak ia jadikan pasangan hanya di jadikan alat untuk memancing kemarahan Rino.

“Jadi gimana Dam?”

“Lo aja Put, Bokap gue ngga bisa di ban-“

BRUAK!

Suara pintu yang di buka kasar mengalihkan perhatian seluruh kelas. Seorang perempuan muncul dari balik pintu, mata nya menjelajah ruang dengan tenang. Hampir seperti seorang tamu yang sudah sangat dikenal oleh pemilik rumah hingga dia bisa masuk dan membuat es ABC sendiri di dapur tanpa izin pemilik rumah.

Sudut bibir Adam tertarik. Wajah nya datar namun hati nya bergemuruh merayakan kemenangan nya.

“Aku nyari Adam” suara nya memecah keheningan yang tercipta secara tak sengaja karena keberanian nya yang sejak pertama kali datang ke sekolah ini sudah menyita perhatian banyak orang.

Adam tersenyum miring saat mata nya kembali bertemu netra coklat itu. Wajah nya menggambarkan keterkejutan lalu kemarahan.

Adam tak mengharapkan perempuan itu akan berlari ke arah nya lalu memeluk nya seperti perempuan lain nya.

“Gue” Adam berdiri dari kursi nya lalu berdiri bersandar pada meja sambil melipat kedua tangan nya di depan dada. “Ada yang bisa gue bantu?”

“Ada. Tolong bilang sama semua teman-teman kamu itu untuk berhenti ganggu aku karena aku sama sekali ngga punya masalah sama mereka, begitu juga sama kamu” jawab Venus.

“Gue ngga akan nyuruh mereka berhenti. Lo udah ngelewatin batas yang seharusnya ngga lo lewatin. Lo harus berani tanggung resiko nya” jawab Adam santai. Tampak menikmati gejolak amarah di netra coklat itu.

“Ngelewatin batas? Kamu ngga sadar apa yang kamu, teman-teman kamu dan PACAR kamu lakukan itu yang lebih pantas di sebut melewati batas!”

“Dan apa hubungan nya sama lo?” Adam menaikan alis tebal nya dengan tatapan mencela.

“Kamu ngga bisa ngelakuin orang kayak gitu! Mereka itu juga manusia dan mereka itu juga teman kamu! Walaupun mereka ngga masuk ke dalam kelompok pertemanan kalian yang cuma mementingkan uang dan gaya kalian yang sombong… bertindak semau nya! Memang kalian tetap akan jadi teman kalau salah satu dari kalian bukan orang kaya huh? Seenggak nya kami merasa bersyukur, melihat kalian semua yang Cuma bisa memanfaatkan fasilitas yang orang tua kalian punya untuk mendapatkan apapun termasuk pertemanan, kamu tau? Kami ngga perlu ngelakuin itu! Kami cukup berada di satu kelas yang sama tanpa embel-embel kaya atau miskin, kami semua masih bisa berteman. Unlike you!” tunjuk Venus dengan jari telunjuk nya tepat ke wajah Adam.

Rahang laki-laki itu mengeras dan tatapan nya berubah tajam.

“Jaga omongan lo! Bukan berarti gue mau dengerin lo ngebacot disini, gue bakal bersikap lunak sama lo. Beruntung lo cewek kalau ngga gue pastiin patah kaki lo” desis Adam marah.

Venus melangkah maju. Menatap nya dengan tatapan menantang, entah apa yang ada di pikiran nya. Seharus nya ia bisa menguasai dirinya. Menjadi Venus yang dulu selalu sabar dan tegar bukan yang pemberontak dan tukang ngancam seperti ini.

“Bonyokin aja, lagian kenapa baru peduli kalau kamu laki-laki dan aku perempuan, dari awal kamu ikut campur urusan ku sama pacar mu yang tukang bikin masalah yang suka nyari perhatian di medsos itu kamu sudah kehilangan sosok laki-laki dalam diri kamu! Mana ada laki-laki yang balas perempuan pake cara norak kayak gini!”

Adam mendekat lalu meraih leher Venus, mencekik nya dengan satu tangan nya. Mengancam agar Venus memhon pengampunan. Gadis itu nampak takut namun tak ada raut penyeslan di wajah nya. Seolah ia telah paham konsekuensi dari memancing amarah singa jantan yang sedang masuk musim kawin.

“LEPAS!” Venus mencoba menarik tangan Adam yang mencengkram leher nya cukup erat. Membuat nafas nya menipis.

“Lo harus minta maaf” jawab nya tenang. Terlalu tenang. Wajah nya masih datar namun urat-urat di leher nya nampak terlihat jelas.

“Aku ngg- argh…” Venus memekik saat cengkraman di leher nya makin erat. Tak ada yang mencoba melerai atau menolong nya, meski di kelas ini banyak orang. Mereka seolah menikmati adegan kekerasan ini seperti menonton film di bioskop. Menegangkan dan pantas untuk di saksikan hingga selesai.

“Gue belum pernah bunuh orang” ucap nya dingin “Mungkin lo bisa jadi yang pertama”

Venus membelalak.

“Ada kata-kata terakhir?” 

*****************************************************************

7. Guardian of Venus

Let the love grow

Even the hard times disappear

Swallow your clear smile and bloom

Jessica Jung – Beautiful mind

Venus menyenderkan tubuh nya pada dinding WC. Tangan nya menggenggam alat pel, ia baru saja mengepel 3 bilik WC sebagai hukuman atas perkelahian nya dengan Bella, ia mengusap peluh di dahi lalu turun ke pipi dan leher nya.

Ingatan nya kembali saat Adam brengsek mencekik nya di depan puluhan orang.

“Ada kata-kata terakhir?”

Venus refleks membuka mulut saat cengkraman di leher nya semakin erat. Orang ini gila. Ia benar-benar akan membunuh Venus. Sorot mata nya dingin. Tak ada belas kasih sama sekali melihat Venus yang kini hanya ujung sepatu nya saja yang menyentuh lantai. Venus menarik nafas dalam, sisa oksigen di paru-paru nya menipis dan kini ia hanya bernafas melalui mulut.

Venus menutup mata nya sebentar untuk menahan sakit serta pusing yang mulai datang. Pandangan nya mengabur. Ia membuka mata nya perlahan, pegangan nya pada cengkraman Adam di leher mengendor. Mata mereka kembali bertemu dan Venus bersumpah di dalam hati nya jika ia akan membuat hidup laki-laki ini menderita. Begitu menderita hingga ia akan memohon pengampunan pada nya, berlutut di kaki nya dan Venus akan senang hati melihat pipi Adam basah oleh air mata penyesalan. Saat itu tiba, barulah ia akan memaafkan nya dan melepaskan sumpah nya.

“Brengsek” ucap Venus di antara nafas tipis nya. Sejujur nya Venus ingin tertawa saat menyadari ia mnegucapkan sumpah serapah untuk kata-kata terakhir nya. Ia pernah membayangkan mati karena sakit dan menghembuskan nafas terakhir tepat sesaat ia menulis puisi yang begitu indah.

Sehingga tiap kata dalam puisi itu menjadi kutipan-kutipan indah yang akan orang-orang kenang. Mati karena di cekik? Itu konyol. Venus akan menghantui Adam setelah ia di kubur. Sekeliling nya mulai berputar dan pandangan nya menggelap. Dasar pembunuh… ia benar-benar akan membunuh nya.

Tante… Hugo… Venus sayang ka-

“ADAM!” Venus merasa tubuh nya perlahan melayang sebelum jatuh pada sesuatu yang keras namun nyaman. Venus menyipit, mengumpulkan udara secara rakus sambil memegangi leher nya yang pasti akan memar. Alex menatap nya khawatir.

“Lo keterlaluan Dam!” teriak Alex.

Venus menyentuh leher nya, agak sakit. Ia memang tak mengobati nya, saat Kak Alex akan membawa nya ke UKS, Venus memohon untuk di bawa ke kantin saja, karena tenggorokan nya sangat kering, ia butuh minum.

Terlebih lagi ia tak mau jika petugas UKS bertanya tentang sakit nya, bisa saja sekolah menghubungi Tante Indah, tak bisa di bayangkan nya bagaimana wajah shock Tante Indah mendengar keponakan perempuan nya menjadi korban percobaan pembunuhan. Rasa takut mulai tumbuh di dada nya.

Ya, harus ia akui. Adam adalah lawan yang berat. Ia tak mau berurusan dengan manusia brengsek itu lagi.

Dan sialan Bella! Sejak hari pertama hukuman ia sama sekali tak membantu Venus mengepel WC. Hanya datang untuk membuat keributan, dengan sengaja menyuruh teman-teman nya masuk ke dalam WC dengan sepatu yang berlumuran lumpur. Venus sempat bertanya apakah mereka pergi menyawah dulu sebelum datang ke sekolah namun, mereka malah menendang ember bekas air pel sehingga membuat lantai WC licin dan Venus terpaksa harus menyiram nya dengan air bersih. Dan entah bagaimana cara nya air keran di WC mati semua! Sehingga ia harus mengambil air langsung dari pipa profil tank. Saat ia kembali dengan tangan membawa seember penuh air yang luar biasa berat entah bagaimana semua keran di WC sudah menyala dan membuat banjir seluruh WC! Sepatu nya yang ia lepas agar tak basah menghilang dan baru ia temukan di antara kerumunan orang yang sedang menatap lucu ke arah genteng gudang. 

Kalau bukan karena bantuan Kak Alex ia pasti akan pulang tanpa memakai sepatu tapi yang membuat nya semakin kesal adalah saat ia memakai sepatu ternyata di dalam nya sudah di beri lumpur sehingga kaos kaki nya menjadi basah dan kotor.

“Argh!” Venus berteriak frustasi sambil melepas kaos kaki nya. ia memijat pundak lelah nya. Merasakan angin semilir di pinggir lapangan sekolah yang di lengkapi tempat duduk serta pohon-pohon besar yang tumbuh berjarak. Lapangan nya berbentuk tribun sehingga bisa menampung lebih dari 500 orang. Namun, untuk hari ini hanya ada dia seorang. Dia kesal dan marah akan perbuatan Adam dan Bella, rasa nya sangat naïve jika Venus masih bertanya-tanya siapa yang dengan tega nya telah membuat hari nya di sekolah seperti di neraka.

“Hei” Venus menoleh ke belakang dan melihat Alex berdiri di belakang nya sambil tersenyum.

Seandainya semua anggota frat murah senyum seperti Kak Alex pasti bukan hanya dunia persilatan yang damai tapi juga dunia manusia, pikir Venus.

“Kak” sapa Venus sambil tersenyum canggung. Masalah nya dia sedang tidak dala keadaan yang cukup pantas untuk di lihat… lebih seperti berantakan dan tak terurus. Kak Alex duduk di samping nya lalu mengangsurkan sepasang sepatu yang di pegang nya pada Venus.

“Pake, sepatu kamu kotor kan?” ucap nya.

“Tapi-“

“Ini sepatu olahraga, tenang aja Kakak masih ada sepatu, kalau kamu takut di marahin Guru kamu bilang aja sepatu kamu kotor gitu, kalau perlu kamu tunjukin langsung biar percaya”

Venus mengambil sepatu itu “Beneran ngga papa?”

Kak Alex mengangguk “Atau mau Kakak pakein sekalian biar kamu ngga ragu?” canda nya.

Venus merona malu “Ng-ngga usah Kak” dengan terburu-buru ia memakai sepatu itu tanpa kaos kaki. Kebesaran namun nyaman. Sepatu orang kaya emang beda. Eh… sepatu orang ganteng juga kan? Pantes anget di kaki. Dan di hati… 

“Kenapa senyum-senyum? Ada sule nya ya di dalam sepatu nya” tanya Kak Alex.

Venus tertawa “Ngga Kak, kebesaran jadi lucu aja di liat” Alex ikut tertawa “Anggap aja latihan kalau satu hari kaki kamu membesar jadi ngga kaget lagi” 

Candaan nya aneh banget, tapi tetep lucu!, batin Venus.

Eitsss… yang lucu ternyata senyumnya, bikin gemes.

“Kalau sepatu Kakak nanti di sembunyiin sama temen Kakak, saya ngga tanggung jawab ya Kak” ucap Venus sambil melirik logo centang di sepatu itu.

Pasti mahal dan ori. Ngga seperti sepatu olahraga nya yang ada logo centang tapi harga nya cuma 75.000, beli nya di pasar dan pake nawar pula. Ia memperhatikan tali sepatu Alex di kaki nya. Warna nya biru membuat Venus seketika penasaran apakah biru warna kesukaan nya? Apakah ia punya banyak koleksi kaos berwarna biru? Atau ia lebih suka memakai kemeja? Mana yang lebih ia suka kemeja panjang atau pendek? Yang kotak-kotak atau polos? Venus penasaran. Kepala nya di penuhi banyak pertanyaan apa yang Alex suka dan tidak suka, apa yang menarik perhatian nya dan membuat nya ilfeel? Perempuan seperti apa yang ia suka? Apakah Venus masuk kriteria nya? ia ingin bertanya namun lidah nya kelu oleh rasa malu dan gugup. Ia bahkan tak punya keberanian untuk memandang wajah Alex.

“Mereka pasti tau itu sepatu Kakak” jawab nya tenang.

“Kok tau?” tanya Venus polos.

Alex terkekeh “Ya tau lah, kalau kamu liat tas temen kamu biar dari belakang juga pasti bisa nebak itu siapa kan?”

“Iya juga ya” Alex tersenyum dengan jawaban polos Venus.

Di mata Venus senyum nya terlihat begitu bersahaja, seperti senyum Pak Soeharto… apakah mungkin Kak Alex ini reinkarnasi nya Pak Harto?

“Ehmm Kak”

“Ya?”

“Nama panjang Kakak siapa?”

“Kenapa?”

“Ehmm itu, apa Kakak ini termasuk anggota keluarga cendana?”

Alex mengangkat satu alis nya bingung sebelum tertawa lebar, kepala nya terangkat ke atas seperti anak kecil. Venus menatap nya tak kalah bingung, memang nya tadi dia melawak? Sampe di ketawain seheboh itu.

“Hhahaha, kok kamu bisa mikir gitu sih?” tanya Alex di tengah tawa nya.

Kak Alex kalau ketawa ganteng banget, mirip Christiano Ronaldo. Jarang ketawa, banyak senyum. Sekalinya ketawa langsung bikin diabetes. Kalau senyum mirip Soeharto, kalau ketawa mirip CR7. Perpaduan yang sungguh tak nyambung namun begitu fenomenal. 

Venus tak tau jika mengagumi seseorang bisa membuat nya menjadi sealay ini. Hmmm…

“Mirip aja”

“Muka nya?”

“Ya gitu lah”

“Apa sih? kebijaksanaan nya? kepandaian nya? kehormatan nya? eh, ini beneran mirip Bapak nya kan bukan anak nya?”

“Emang kenapa kalau mirip anak nya?”

“Ngga mau. Kan Kakak orang nya setia”

“Yaelah!” Venus menepuk jidat nya lalu ikut terkekeh bersama Alex

“Nah gitu dong senyum kan cantik” puji Alex.

“…”

“Senyum kamu itu menular, buat siapa aja yang liat itu pengen ikut senyum” ucap Alex “Don’t lose that smile”

*****************************************************************

8. Stand By Me

I won’t cry, I won’t cry,

No I won’t shed a tear

Just as long as you stand, stand by me - Stand By Me

“Senyum kamu itu menular, buat siapa aja yang liat itu pengen ikut senyum”

Venus yang sedang mengunyah makanan nya mendadak tersenyum. Ia menatap keluar kantin yang sedang gerimis. Kata orang musim hujan itu cenderung membuat orang galau dan bersedih ria tapi Venus sama sekali tak merasakan nya, malah sebalik nya ia merasa udara dingin menjadi penyejuk hati nya yang sedang berbunga.

Ia tersenyum geli sambil menunduk saat mengingat kejadian kemarin. Sumpah demi apapun! Yang terjadi kemarin siang itu persis adegan di drama Korea. Venus ingat saat pulang ke rumah ia langsung melompat ke atas tempat tidur lalu berteriak senang di bawah bantal sambil mengehentakan kaki nya seperti remaja labil.

Apa yang terjadi kemarin itu nyata?, batin Venus.

Pergerakan kecil di depan nya menarik Venus dari lamunan mesum nya tentang Alex. Saat ia melihat ke depan, Adam sudah duduk di depan nya sambil menaruh piring makan nya. Melihat Venus yang terkejut, ia dengan pongah nya tersenyum sambil mengedipkan sebelah mata nya.

Apa maksud nya coba? Venus melirik ke kanan dan kiri, seingat nya tadi Fitri dan Lidya duduk di samping dan depan nya. Bergosip tentang Kakak kelas yang ketahuan nonton bokep di kelas dan kena skorsing. Menjengkelkan sekali! Apalagi mau nya orang ini! Sebisa mungkin ia mengabaikan keberadaan Adam.

Pikirkan Alex… pikirkan Alex… pikirkan Alex… Venus terus mengulang kata-kata itu di dalam kepala nya untuk mengurangi emosi di ubun-ubun nya.

“Miss me?” 

“…”

Venus memilih diam dan melanjutkan makan nya. Dia mau muntah mendengar pertanyaan Adam tapi kejadian kemarin masih membuat nya trauma. Ia takut dengan Adam.

“Lo takut sama gue?” Adam memakan nasi nya santai seolah apa yang ia lakukan kemarin adalah hal normal.

Venus melirik Adam “Takut? Memang nya kamu Tuhan” Adam tertawa, namun tawa nya terdengar mengerikan di telinga Venus.

Memilih mengabaikan kegilaan Adam, ia melahap semua pentol bakso di mangkok nya dengan cepat. Dia bukan tokoh utama perempuan kaya raya yang kalau di ganggu di kantin bisa langsung meninggalkan meja nya tanpa repot-repot menghabiskan makanan nya terlebih dahulu. Sayang uang nya.

“Lo laper banget ya?”

Abaikan… abaikan… abai- “Eh!”

Adam menarik mangkok bakso Venus dan menukar nya dengan nasi goreng milik nya.

“Kembaliin!”

“Gue kasian liat lo. Makan aja punya gue, gue mau sedekah” ucap Adam sombong.

“Emang kamu pikir aku fakir miskin?! Aku ngga mau makan bekas kamu! Kembaliin cepet!”

“Yang bilang lo fakir siapa huh? Gue cuma ngasih makanan gue ke lo”

“Aku ngga mau makan bekas kamu Adam!” Venus menggigit bibir nya.

Keceplosan saat mengucap nama orang brengsek itu. Pasti dia senang sekali karena Venus akhir nya mengenal nya. Padahal apa manfaat nya coba buat dia dan Venus? Biar mengatasi kebakaran hutan gitu?

“Baru gue makan sekali, mulut gue juga ngga kotor yang ada mulut lo kali yang kotor”

“Iya emang, maka nya cepet kembaliin masih ada pentol nya 1”

“Lo pelit amat sih, pentol 1 aja di ributin”

“Ah terserah kamu lah!” Venus membanting sendok nya kesal. Padahal ia lapar tapi, mana mau dia makan bekas Adam. Mana tau di kasih racun atau udah di ludahin dulu sebelum nya. Adam kan jahat.

“Mau kemana lo?” Adam menarik tangan Venus.

Venus melirik tangan Adam yang memegangi pergelangan tangan nya dengan kasar “Lepas kamu Dam, jangan pegang-pegang aku”

“Emang kenapa kalau gue pegang? Masih perawan lo?” 

Venus melotot mendengar pertanyaan frontal Adam. Ia malu, sangat malu. Bagaimanapun “Obrolan” mereka sudah menjadi konsumsi public sejak Adam duduk di depan nya. Ia bisa mendengar suara berbisik dan tawa tertahan dari sekitar nya.

“Jaga omongan kamu. Ngga semua anak sekolah itu punya gaya hidup bebas kayak kamu!”

“Kayak gue? Tau apa lo sama hidup gue?” ejek Adam sambil tertawa tanpa melepas cengkraman tangan nya di lengan Venus.

Venus menarik tangan nya “Lepas! Cukup tau buat aku jijik untuk kamu pegang!” 

Mendengar kata jijik, rahang Adam mengeras. Venus memejamkan mata nya saat mengingat tatapan itu. Tatapan saat Adam berniat membunuh nya. Ia ingin kabur namun tangan nya di cengkeram erat.

“Enough Dam! Dia kesakitan” Kak Alex! “Dia cewek, seharus nya lo ngga perlu ngelakuin hal kayak gini Dam” ucap Alex dengan wajah emosi.

“Sejak kapan lo peduli sama apa yang gue lakuin?” tanya Adam dengan wajah menantang.

“Since today” desis Alex.

Adam melipat kedua tangan nya di depan dada “Oh jadi sekarang lo jadi Bokap gue?”

Giliran Alex yang tertawa mengejek “Lo tau kalau gue jauh lebih baik dari Bokap lo Dam”

Sikap main-main Adam hilang detik itu juga di ganti dengan raut datar “Dan lo jauh lebih pecundang dari dia” ucap nya dan detik itu pula ia menghantamkan kepalan tangan nya pada wajah Alex.

Terdengar pekikan kaget. Begitu pula Venus yang sedari tadi melongo, mencoba memahami pembicaraan kedua “Teman” itu. Ia melompat kaget karena jarak nya yang sangat dekat dengan Adam dan Alex. Adam terus menghantam wajah serta semua bagian tubuh Alex yang bisa ia jangkau begitupula dengan Alex yang tak mau kalah, ia membalas Adam tak kalah bengis nya.

Mereka berkelahi seperti menuangkan semua dendam yang telah mereka simpan dan di sembunyikan dalam balutan pertemanan mereka di frat. Tak seperti pertengkaran Venus dan Bella yang kebanyakan orang memihak pada Bella, kini, khusus nya anggota frat berusaha memisahkan kedua singa marah itu. Tubuh mereka sama-sama sudah berdarah, seragam mereka berantakan dengan rambut acak-acakan dan wajah merah karena marah. Tatapan benci itu terpancar jelas di kedua mata mereka saat melihat satu sama lain.

“UDAH! LO NGGA DENGER GUE HAH?! LO BERANTEM SAMA TEMEN LO SENDIRI ANJING!” teriak Kak Rizal sambil menarik kerah baju Adam.

Adam menghempas tangan Kak Rizal kasar “Lo ngga usah ikut campur”

“Dam” Kak Ricko mencoba menenangkan Adam.

“Sebener nya apa masalah lo berdua sih?” tanya Kak Ceper geram.

“Masalah apa? kalian semua tau kalau gue sama dia punya banyak masalah yang belum selesai Kak!” teriak Alex marah.

“Masalah basi masih aja kalian bahas, ngga ada yang lebih guna lagi lo berdua?! Lo mau bunuh-bunuhan disini silahkan, tapi keluar lo berdua dari frat, gue ngga mau punya anggota pecundang!” teriak Kak Rizal.

Adam menarik paksa diri nya dari Ricki dan Ricko “Biar gue selesaiin disini” ucap nya dingin lalu kembali maju untuk memukul Alex. 

Perkelahian kedua kembali terjadi dan sebelum Adam benar-benar memuluskan niat nya untuk menyelesaikan urusan nya dengan Alex, Guru-guru telah datang.

“Apa-apaan ini?! berkelahi di kantin lagi?” Pak Antoni menarik kerah belakang Alex dan Adam dengan kasar. Memisahkan mereka seperti memisahkan 2 anak Tk yang saling merajuk.

“Kalian berdua ikut saya ke kantor!” ucap Pak Antoni lantang.

“Puas?”

Venus mengernyit saat melihat Bella menatap nya dengan benci. Apa lagi salah nya kini? Bukankah sudah seharian ini dia tak pernah bertemu muka apalagi bicara dengan Bella.

“Semenjak lo datang ke sekolah ini, semua hal di sekolah ini jadi berubah. Worse than before! Lo buat keributan di kantin dengan gaya pahlawan lo, gue tau lo suka sama Alex, lo selalu nyari kesempatan untuk deket sama dia dan sekarang lo ngebuat 2 orang yang dulu nya sahabat dekat jadi musuh! Itu semua karna lo! puas lo?!” ucap Bella marah.

“Aku ngg-“ Bella mendengus “Awal nya gue pikir lo cuma cewek polos yang suka ngebelain orang tapi ternyata lo itu cuma cewek munafik! Lo deketin cowok dengan cara murahan, seharusnya lo ngga pernah datang ke sekolah ini, harus nya lo tetap dimanapun dulu lo berada! Lo cuma buat masalah dan selalu nyari excuse kalau lo ngelakuin itu karena lo peduli!”

Tidak cuma Bella, hampir seluruh penghuni kantin menatap nya dengan pandangan menuduh dan benci. Meneriaki nya dengan tatapan tajam seolah kehadiran nya lah yang pantas di salahkan atas semua hal buruk di sekolah ini… atau memang dialah penyebab nya?

“Lo tau? Semua nya itu baik-baik aja sebelum lo datang” ucap Kak Ceper dingin sebelum ia dan yang lain nya pergi meninggalkan nya, sendirian.

***

“Hi”

“Eh kamu-“ Alex berusaha bangun dari tempat tidur nya di UKS namun Venus menahan nya.

“Biar saya bantu Kak” Mendengar ringisan pelan Alex membuat rasa bersalah Venus semakin besar. Ia menatap Alex sendu “Maaf Kak”

“Kenapa kamu minta maaf?” tanya Alex bingung.

“Karna saya-“

“Ngga usah terlalu formal, kita sudah sering ngobrol”

“Tapi Kakak kan lebih tua”

“Ngga setua itu, apalagi bentar lagi kita seangkatan kan?” Kak Alex tersenyum “Cukup pake Aku-Kamu”

Venus mengangguk.

“Tadi kamu minta maaf kenapa?”

“Oh itu… Kakak kan berantem karena mau belain saya eh… aku”

Alex tertawa kecil “Kepedean, yang belain kamu siapa? Kakak cuma ngga suka kalau ada cewek di gangguin apalagi yang gangguin cowok”

Venus merona malu di bilang kepedean.

“Haha kamu kalau malu lucu banget aw-“ Kak Alex meringis di antara tawa nya.

“Eh kenapa Kak? Sakit ya?”

“Agak perih aja, it’s okay” Kak Alex memegangi sudut bibir nya yang masih berdarah. Venus mengambil kapas dan alkohol lalu, seperti drama klasik ia membantu Alex membersihkan luka nya.

“Aw” “Sakit ya Kak? Tahan ya” Venus memelankan tekanan nya pada kapas dan berusaha berkonsentrasi agar tak semakin menyakiti Alex. 

“Sudah” ucap nya puas setalah menempelkan handyplast di pipi Alex. Ia duduk di samping Alex, kaki pendek nya mengayun.

“Kakak di hukum apa?” 

“Bersihin WC, 3 hari” Alex terkekeh.

“Sama dong” Mereka berdua tertawa seolah hukuman membersihkan WC itu sama lucu nya dengan menonton video di 9gag.

“Tapi hukuman ku selesai besok Kak” jawab Venus bangga. “Kakak baru mulai besok”

“Mau di bantu?”

“Emang mau?”

“Ya ngga lah! Kemaren aja aku bersihin WC nya sendiri. Ngga ada yang bantu, mana air keran nya mati lagi” keluh Venus.

“Kok bisa mati?” 

“Lebih aneh lagi kalau ngga mati Kak”

“Hahah bener juga kamu” Alex tertawa, namun seketika tawa nya hilang saat mengingat sesuatu, ia melirik Venus yang terlihat jengkel “Venus, apa kamu ngga marah?”

Venus mengerucutkan bibir nya, berpikir. “Mau marah tapi ngga berani jadi cuma bisa pasrah. Lagian aku juga udah belajar dari yang kemarin-kemarin, mau ngelawan juga ngga ada guna nya malah nambah masalah. Emang tujuan mereka ganggu aku kan supaya aku marah dan sedih”

“Gimana kalau satu hari, mereka- orang yang nyakitin kamu minta maaf sama kamu, apa kamu mau maafin mereka?”

Venus tertawa. Merasa pertanyaan Alex sangat konyol. Mereka yang maha-maha itu meminta maaf? Impossible!

“Bella benar, semenjak aku sekolah disini aku selalu buat masalah. Mungkin ini karma buat ku karena ganggu kedamaian sekolah ini”

“Sebelum atau sesudah kamu datang, sekolah ini emang udah kayak gini keadaan nya. Kamu ngga berhak menyalahkan diri kamu sendiri apalagi yang kamu lakuin itu untuk bela orang yang lagi kesusahan, sesuatu yang ngga semua orang berani lakuin”

“Dan gara-gara aku yang sok berani Kakak jadi kelahi sama Adam” Venus tertawa pahit.

“Kakak sudah bilang-“ m

“Tapi seandainya aku ngga mancing kemarahan Adam dari awal, dia pasti ngga akan ganggu aku di kantin tadi dan Kakak juga ngga perlu bela aku apalagi sampai kelahi” 

“Kenapa kamu merasa bersalah cuma karena Kakak bela kamu? Dan kelahi? Dari SD pun kami udah sering kelahi bahkan lebih parah”

“Aku cukup punya andil sama masalah ini, kayak nya aku ngga bakal balik ke kantin lagi deh sampai lulus”

“Why?” Venus menatap Alex dengan serius “Aku punya firasat buruk”

Alex terkekeh mendengar jawaban polos Venus “Firasat buruk?”

“I’m serious” ucap Venus “Entar kalau aku di keroyok mereka gimana?”

“Kan ada Kakak” ucap Alex

*****************************************************************

9. Drunk in Lust
I’m trying but I keep falling down
I cry out but nothing comes now
I’m giving my all
And I know peace will come
I never wanted to need someone
Sia – Helium

Salah dan benar. Buruk dan bagus. Indah dan cacat. Rusak dan sempurna.

Hitam dan putih.

Ia terjebak dalam dunia abu-abu.

Dunia pekat dimana semua yang salah terasa benar dan semua yang benar menjadi konyol. Ia tak lagi bisa berpikir jernih saat alkohol dan cumbuan Bella di bibir nya menguasai alam sadar juga birahi nya. Ia jarang memakai otak kecuali, di depan keluarga nya.

Ahh keluarga nya… dengan jengah Adam mendorong tubuh Bella yang masih berbalut seragam sekolah, beberapa kancing atas seragam nya telah terbuka, sementara Adam bertelanjang dada, hanya mengenakan celana seragam nya.

“Gue lagi ngga pengen” ucap Adam datar menanggapi tatapan heran Bella.

Ia berdiri agak sempoyongan, mengambil Hp nya. Kepala nya begitu pening karena alkohol dan Papa nya tetap pada sikap otoriter nya yang suka memaksakan apapun yang ia inginkan.

Sender : Papa
Jangan lupa jemput adik kamu sebelum pergi ke rumah nenek”

Adam bersumpah ingin membanting Hp nya, kepala nya begitu pening karena alkohol juga pesan dari Papa nya. Adam menghubungi teman sekelas nya Irfan.

“Lo jemput si Amel di sekolah nya”

“…”

“Gue di apartment, kejauhan kalau gue kesana”

“…”

“Gue ngga mabuk, gue juga belum siap-siap”

“…”

“Anjir” rutuk Adam saat Irfan mematikan sambungan telpon nya secara sepihak.

“Kenapa?”

Suara manis di belakang nya menyita perhatian Adam “Gue lupa janji sama Bokap, mana kepala gue pusing banget” Adam duduk di tepi ranjang sambil memijat pelipis nya.

“Bilang aja sakit” Bella duduk di samping nya sambil memijati leher Adam, pijatan biasa tapi Adam kan laki-laki normal, tubuh nya meremang apalagi kontak skin to skin dari telapak tangan Bella ke lehernya, Bella memang yang paling tau titik lemah tubuh Adam, begitupun sebaliknya.

Bella memeluk tubuh Adam dan menempelkan wajah nya dipunggung telanjang Adam “Atau lagi belajar kelompok” 

Adam menoleh ke belakang sekilas “Lo sama aja kayak Putra, kalau ngasih alasan ngga bermutu” ucap nya malas, ia menghubungi Amel.

“Lo dimana?” tanya nya langsung begitu telpon nya di angkat.

“…”

“Lo tunggu di depan sekolah, temen gue yang jemput. Lo bilang ke Bokap kalau gue yang jemput dan gue langsung pergi karena ada urusan”

“…”

“Ya lo karang aja, urusan anak sekolah apa sih? tinggal lo bilang gue belajar kelompok atau remedy kan bisa”

Begitu mendengar kata “Ya” dengan nada takut dari Amel, Adam langsung mematikan Hp dan merebahkan setengah tubuh nya di ranjang. Sebelah tangan nya menutup mata nya. Ia memejamkan mata, mencoba meredakan pusing di kepala.

Sialan Bella! Ia mengajak nya keapartment untuk membantu nya lebih tenang karena perkelahian nya dengan Alex tadi namun, ia malah di cekoki alkohol oleh perempuan itu. Seharus nya ia pergi ke apartment sendiri. Merusak sesuatu atau
merokok sampai seluruh tubuh nya berbau asap. Itu jauh lebih baik ketimbang pulang dalam keadaan mabuk, Papa nya yang pemarah itu pasti langsung marah besar, entah rencana gila apalagi yang akan Papa nya itu lakukan untuk menghukum nya.

Adam merasakan sisi kanan nya sedikit bergerak, menandakan Bella ikut bergabung di samping nya.

“I’m bored” gumam nya.

Adam melirik nya sekilas dari celah tangan nya “Lo nyalain Tv aja”

“Ada kamu disini ngapain aku nonton Tv” Bella mendengus tak suka.

Ia memang sering manja dan lengket pada Adam. Membuat Adam terkadang jengah sendiri dengan kelakuan nya.

“Gue pusing Bel” ucap Adam.

“Mau have fun?” tanya Bella setelah beberapa saat hanya ada keheningan di antara mereka.

Adam menaikan tangan nya ke dahi dan melirik Bella yang kini nampak terlalu bersemangat. Ia berdiri mengambil tas nya lalu merogohnya dengan susah payah, seperti menyembunyikan sesuatu di dalam tas nya di tempat yang sangat tersembunyi.

Adam ikut duduk di atas ranjang dengan kedua kaki melipat, ia menunggu dengan penasaran seperti anak kecil yang menunggu hadiah dari orang tua nya.

“Tara!” Bella mengeluarkan plastik bening berukuran satu telapak tangan dari dalam tas nya.

Adam mengernyit. Meneliti isi plastik itu sebelum membelalakan mata nya “Lo dapet darimana?”

“Temen” jawab Bella singkat.

“Siapa?”

“Cleo, temen nya Kak Rizal yang waktu itu di club”

“Dia ngasih ini ke lo?” tanya Adam sambil menunjuk plastik di tangan Bella.

Ia bukan nya bodoh, ia pernah menggunakan nya beberapa kali. Bentuk nya nampak seperti rokok namun isi nya bukan sekedar nikotin yang biasa tergantung di rokok tapi lebih dari itu. Adam hapal betul bagaimana rasa nya. Membuat nya terbang sampai ke langit 7. Apalagi jika ada Bella disini, ia bisa…

“Ngapain dia ngasih lo ini?” tanya Adam “Gue udah bilang sama lo jangan sembarangan deket sama cowok di Club, itu tempat nya orang ngga bener”

Bella tersenyum lalu mengecup bibir Adam sekilas “Tenang aja, kemarin aku bantuin dia buat remix musik nya buat nge-Dj dan dia ngasih aku ini”

“Lo make?” tanya Adam.

“Belum, emang sengaja mau make sama kamu. Kata Cleo kalau…” ia mulai membisikan hal-hal tak senonoh di telinga Adam membuat gairah Adam yang tadi nya lenyap karena tugas Papa nya kembali bangkit.

Sengaja, Bella menghembuskan nafas hangat nya di telinga Adam lalu mencium leher nya, tempat termudah memancing hasrat Adam. Adam mengerang, ia sudah lama tak menggunakan barang ini. Logika nya melarang namun hati nya menginginkan. Ia memang manusia brengsek bahkan hati manusia yang orang bilang tulus dan suci itu bisa ia nodai dengan pikiran kotor nya.

Melihat mata Adam yang menggelap oleh nafsu Bella tanpa ragu menyentuhkan bibir nya pada Adam yang di balas Adam dengan lembut. Bak sepasang kekasih. Tangan mereka mulai bekerja, membuka helai demi helai kain di tubuh masing-masing.

Adam mengambil korek di laci dan menyalakan lintingan di jemari Bella, membakar nya dan saat Bella membawa nya lebih dekat ke wajah Adam, Adam membuka mulut nya dan menghirup nya dalam. Sensasi yang ia dapatkan, membuat tubuh nya melayang, Bella menghisap lintingan di tangan nya, membuat Adam tersenyum dari balik mata nya.

Adam mendekat lalu mencium leher Bella, meninggalkan jejak kemerahan disana, tangan nya mengambil lintingan di jemari Bella dan menghisap nya, bergantian dengan Bella hingga sisa setengah dan saat tubuh mereka sama-sama telah melayang terlalu jauh dan meneriakan kebutuhan yang lain nya, Adam mengangkat tubuh Bella ke pangkuannya dan mencium nya rakus yang di balas Bella tak kalah rakus nya.

Ikatan tanpa hubungan yang mereka berdua miliki tak menghalangi mereka untuk melakukan apapun yang mereka inginkan. Dan saat nafsu mulai memenangkan tempat nya di pikiran mereka masing-masing, yang dua insan ini inginkan hanyalah kepuasaan.

Tak lebih, tak kurang.

***

“Dari mana kamu Adam?”

Adam menghentikan langkah nya yang berniat menaiki tangga menuju kamar nya. Papa nya duduk di kursi besar di dekat grand piano yang saat ia kecil menjadi salah satu alat musik yang wajib ia pelajari.

“Dari ngerjain tugas Pa”

“Baru selesai jam 1 malam dan kamu bahkan belum sempat mengganti seragam sekolah kamu?” tanya Papa nya.

Adam tau jika Papa nya, Ahmad Natawijana, pengusaha sukses dari Grup Natawijana itu pasti sudah mendapat bocoran darimana dan dengan siapa dia. Karena lelah dan mengantuk ia memilih untuk jujur toh Papa nya itu walaupun keras namun sangat menghargai kejujuran meski banyak kejujuran dari mulut Adam yang membuat penyakit darah tinggi Papa nya kumat.

“Dari apartment Pa”

Papa Adam memejamkan mata nya sejenak. Mengambil nafas unuk mengurangi rasa sakit di tengkuk belakang nya “Kamu masih pacaran sama anak nya Pak Hanif itu?”

“Dia bukan pacar Adam”

“Kalau bukan pacar kenapa kamu bawa Bella ke apartment? Kamu tau Papa nya sering bertanya ke Papa tentang hubungan kalian berdua? Papa jawab kalau kalian pacaran”

“Kami cuma teman”

“Papa yakin kamu sama dia punya hubungan lebih dari itu! Kalian kemana-mana selalu berdua dan tempat yang kalian tuju itu bukan tempat yang baik. Lihat? Perempuan mana yang baru pulang jam 1 pagi? Dan kamu, Papa memberikan kamu apartment karena kamu mengeluh jarak rumah ke sekolah jauh, apartment itu untuk mempermudah aktivitas sekolah kamu bukan di jadikan tempat pacaran!” ucap Papa nya marah.

“Jauhi Bella” perintah Papa nya.

Adam yang sedari tadi memilih diam mendengarkan ocehan Papanya sontak menatap Papa nya “Kenapa Adam harus jauhi Bella Pa?” tanya Adam tak terima.

“Dia bukan perempuan baik-baik, menjerumuskan kamu ke hal-hal negative” jawab Papa nya lelah. Obrolan ini sering terjadi dan Papa nya mulai lelah mengingatkan Adam.

“Jangan macam-macam Adam, Nenek kamu tidak akan suka kalau tau kelakuan kamu, Papa ngga pernah melarang kamu dekat dengan siapapun tapi kamu harus tau mana yang baik dan mana yang buruk, sejak kenal dia kamu selalu pulang telat, keluyuran ngga jelas, Jangan sampai Papa dengar kabar-kabar yang ngga enak dari kalian berdua, kalian itu masih muda jangan berbuat yang macam-macam!”

“Macam-macam bagaimana? Papa kan juga pernah muda, Papa pasti tau gimana pergaulan anak muda! Lagipula Adam juga bukan laki-laki baik jadi ngga ada salah nya Adam ngabisin waktu sama Bella” Adam tertawa sinis “Adam berhak berteman dengan siapa aja dan Papa berhenti untuk nyuruh orang ngikutin Adam, Adam bukan lagi anak kecil!” ucap
Adam.

“Tingkah kamu seperti anak kecil, tidak bertanggung jawab dan masih suka bermain-main, kamu sudah besar Adam, kapan kamu dewasa? Papa semakin tua tapi belum ada perubahan dari diri kamu untuk jadi laki-laki yang lebih baik” nasihat Papa nya. Sesuatu di mata Papa nya berubah sendu. Adam tau jika diri nya dalam versi tua itu memikirkan juga membayangkan kesedihan yang sama. Saat bayang-bayang masa lalu muncul, menarik mereka berdua pada kenangan
menyakitkan.

“Kalau jadi baik itu berarti seperti Papa, Adam lebih suka jadi Adam yang sekarang”

*****************************************************************

10. Thunderclouds

You’re sayin’ those words like you hate me now
Our house is burning when you’re raising hell
Here in the ashes your soul cries out
Don’t be afraid of these thunderclouds
LSD – Thunderclouds

Venus sedang menunggu di halte saat tiba-tiba sebuah mobil berhenti di depan nya, di ikuti dengan mobil di belakang nya seperti parade mobilmobil keren di film Fast and Furious. Venus melirik plat mobil yang berada di barisan paling depan.

B 4N65 AT

Kaca mobil perlahan terbuka dan sebelum Venus melihat dengan jelas siapa yang berada di dalam mobil itu, sesuatu sudah melayang tepat di depan wajah nya, menyerbu dengan brutal.

“HAPPY BITCHDAY!”

Venus menurunkan tangan yang sedari tadi menutupi wajah nya, Bella tengah tertawa lalu mengacungkan jari tengah nya pada Venus sambil bergumam “Bitch” dengan seringai puas. Di samping nya, duduk dengan wajah geli, satu tangan nya memegang stir, kaca mata yang menutupi mata nya tak membuat Venus lupa siapa laki-laki itu. Adam.

“Kalian-“

Sebelum ia menyelesaikan ucapan nya, parade mobil itu telah melaju sambil membunyikan klakson secara beriringan, meninggalkannya sendirian dalam kesakitan yang mereka berikan, seolah sedang mengejek Venus. Seolah? Mereka memang sedang mengejek dan mempermalukan Venus.

Bertepatan dengan itu sebuah bis berhenti di depan nya, refleksi kaca bis memberikan nya pemandangan yang patut ia tangisi. Bagaimana wajah nya yang sebagian tertutupi tepung dengan telur yang mengalir dari rambut ke seragam nya.

“Maaf dek, tolong di bersihkan dulu seragam nya supaya tidak mengganggu penumpang lain nya”

Belum cukup buruk ia di lempari tepung dan telur, serta di larang naik bis, hujan deras tiba-tiba turun saat ia berniat kembali ke sekolahnya untuk membersihkan diri.

“You’ve gotta kidding me!”

***

Venus mengusap kasar rambut nya dengan kain gorden. Pantulan wajahnya di cermin membuat nya ingin tertawa, bagaimana rambut nya yang semerawut itu seperti berlomba-lomba untuk mencapai langit-langit kamar mandi.

Setelah mengusap beberapa kali dan merasakan tak ada perubahan berarti Venus memilih untuk keluar setelah mengganti seragam nya yang basah dengan baju olahraga. Ia tak pernah merasa begitu mencintai baju olahraga nya sampai hari ini tiba. Apakah baju olahraga nya satu-satu nya yang akan menjadi penyelamat nya hari ini?

Guntur di luar bergemuruh. Dan rasa-rasa nya ia menjadi satu-satunya murid yang tersisa di sekolah ini. Belum lagi keadaan gelap serta kilat yang timbul tenggelam, seolah memotret keadaan diri nya yang begitu kacau. Bahkan langit tengah merayakan kekalahan nya.

Jika langit punya medsos sudah pasti ia akan kembali menjadi bahan olokan di sosmed seperti yang terjadi beberapa hari belakangan ini saat video nya di guyur viral di medsos. Venus mempercepat langkah nya, selagi tangan nya sibuk menggosok rambut nya, plastik yang berisi baju kotor di lengan nya talinya putus sehingga Venus harus membungkuk untuk mengambil plastik nya.

Suara petir menggelegar, memcah keheningan dan detik itu pula semua lampu yang berada di dalam kelas mati, membuat lorong yang tadi nya gelap menjadi pekat seperti kopi Bapak-bapak. Dengan buru-buru ia mengumpulkan seragam nya dan mengikatnya paksa, ia takut juga mulai parno dengan keadaan sekitar yang seperti scene film Pengabdi Guru Matematika itu.

Tuk…

Tuk…

Tuk…

Tangan nya mengambang di udara, nafas nya berhenti dan jantung nya berpacu begitu cepat saat suara langkah kaki yang tidak ia ketahui datang darimana itu terdengar begitu nyaring di tengah hujan dan gemuruh petir, seperti denting piano di ruang hampa. Dan sial nya semakin ia ingin menganggap pandengaran nya sedang terganggu, semakin jelas pula suara langkah itu.

BYAR!

Suara petir memecah keheningan. Saat kilat cahaya nya menerangi sosok gelap yang tengah berjalan ke arah nya. Venus hanya bisa menganga, sepenuh nya lupa jika ia punya otak untuk berpikir dan seharusnya jika otak nya berfungsi maka ia akan di beri saran untuk berlari namun, lihatlah dia, jongkok di tengah lorong dengan kepala ditutupi gorden dan tangan memegang plastik juga mulut yang menganga.

Kasihan sekali orang yang nanti akan menjadi jodoh nya.

Mata nya semakin membulat sempurna kala menangkap bayangan hitam panjang di genggaman sosok itu, cukup meyakinkan Venus jika ia akan mati di sekolah hari ini. Jarak mereka makin dekat dan Venus masih mengalami
kelumpuhan otak. Saat sosok itu makin dekat dan sekali lagi cahaya oren dari petir bersinar menerangi sosok itu, Venus tak bisa melakukan apapun selain berteriak ketakutan.

Entah ia takut akan sosok itu, cahaya petir atau hujan deras atau bahkan lorong yang gelap. Ia hanya merasa takut dan ingin berteriak, ini aneh namun ia adalah seorang perempuan. Perempuan kan suka menyelesaikan masalah dengan cara berteriak.

“AAAAAAAA!”

“Woah!”

“AAAAAAA!!!”

“Venus!?”

“AA-… Kak Alex?!” Venus mengerjapkan mata nya beberapa kali

“Kak Alex?”

“…”
Dengan ragu Venus mengangkat telunjuk nya ke pipi Alex lalu menoel nya pelan. Melihat tak ada reaksi ia semakin panik dan menancapkan telunjuk nya ke pipi Alex dengan tajam.

“AW!”

“Kak Alex?”

“Iya Kak Alex, ini Kak Alex” ucap Alex sambil mengusap pipi nya yang di tusuk Venus.

“Ma-maaf Kak, aku kira-“ Venus melirik ke arah tangan Alex yang menggenggam pisau.

“Kamu kira apa?”

“Kak itu…”

Alex mengikuti arah pandang Venus, ia mengangkat tangan nya dengan penuh semangat, membuat Venus refleks mundur selangkah.

“Kenapa?”

“Kak…”

Dengan polos nya Alex mengacungkan sesuatu yang sedari tadi ia pegang ke wajah Venus dan semakin mengernyit saat melihat ekspresi takut Venus. “Kamu takut timun?”

Pertanyaan Alex sejurus dengan mata Venus yang mengarah pada timun di tangan nya. “Timun?!”

“Iya timun tapi, orang zaman dulu biasa nyebut nya ketimun kalau kamu bingung” jawab Alex.

“Tadi aku pikir Kakak psychopath gila yang mau bunuh aku pake pisau!”

Alex sontak tertawa namun tawa nya terpotong saat petir kembali menyambar.

“Kita di foto” ucap Alex.

“Kita harus mati dulu Kak kalau mau liat hasil nya”

Alex melirik Venus geli “Sini aku bunuh kamu pake timun, tapi sebelum mati kamu bunuh aku juga ya biar kita ngeliat foto nya samasama”

Venus mendengus namun, ia cukup merasa malu juga, bisa-bisanya ia sempat berpikir akan mati di bunuh dengan timun. Ngga elit sekali!

“Kakak juga ngapain gelap-gelap begini bawa timun! Bentuk nya tuh mirip golok kalau gelap”

Alex meneliti timun di tangan nya dengan serius “Masa sih mirip golok? Lebih mirip si otong sih”

“Otong?”

“Hah? ngga. Maksud Kakak kalau golok kan ujung nya tajam tapi ini tumpul kayak… kayak… timun”

“Ih sama aja Kak! Kakak sekolah ngapain juga bawa timun?”

“Hadiah dari orang gila, maka nya ada pita nya juga”

Venus membulatkan mata nya. Ia kira Alex yang mendandani timun itu dengan pita biar lebih sedap di pandang mata. Ia sudah berpikir kalau Alex memiliki gangguan mental. “Hadiah? Kakak ulang tahun?”

Alex menggeleng “Kerjaan anak-anak, mereka kan pada ngga waras, biar nanti kalo di rumah Kakak ketahuan bawa timun terus di interogasi sama Orang tua, kapan tau tuh tas Kakak di isiin mangga muda, sama Adek nya Kakak di lapotin Ibu, tau ngga Ibu Kakak bilang apa?”

“Apa?”

“Perempuan mana yang mau kamu suruh aborsi Alex!!” Alex menirukan ekspresi Ibu nya dengan ekspresi lucu membuat

Venus tertawa.

Alex mematahkan timun nya menjadi 2 bagian “Kamu makan timun?”

Venus terkekeh sambil mengangguk.

“Kamu kok belum pulang?” tanya Alex.

“Oh.. aku tadi ada yang ketinggalan Kak di kelas pas balik hujan yA sekalian ganti deh”

“Pantesan kamu ngalungin gorden gitu ya, kirain mau maling” 

“Maling apa coba di sekolah?”

“Maling jegrekan di perpus, maling sendal Kepala Sekolah, maling kuah bakso di kantin… ya banyak yang bisa di malingin”

“Ngga ada yang lebih elit ya?”

“Maling hati cowok yang kamu suka itu elit dari segala elit”

“Idih!”

Iya kamu!

“Kenapa belum ada yang di suka ya?”

Menurut ngana?

“Belum Kak, aku mau sekolah dulu yang pinter biar bisa ngebanggain negara”

Ngga. Ngga. Negara sudah cukup banyak hal yang jauh lebih membanggakan. Venus hanya ingin Alex!

“Duh anak aksel” olok Alex sambil mengacak lembut rambut basah Venus.

“Ayo” ucap Alex sambil mengulurkan tangan nya “Hujan nya ngga akan berhenti dalam waktu dekat, kamu mau di sekolah sendirian sampai tengah malam?” tanya Alex saat Venus yang anak aksel ini sedari tadi hanya melongo saat di ajak bicara.

Langit memang begitu gelap, awan hitam cumulonimbus bergelung bak ombak besar di tengah samudera. Mata Venus beralih pada tangan Alex yang terulur di depan nya, bersiap menyambut nya.

“Bentar Kak” ia melebarkan gorden di kepala nya dan merapa pada Alex “Mau kemana Kak? Biar kita ngga kehujanan”

Alex tertawa melihat ide unik Venus. Kalau begini jadi ngga romantis, kalau di Tv-tv kan biasa nya mereka lari ujan-ujanan sambil pegangan tangan nah ini! Make gorden mana gorden ya jenis jaman dulu lagi. Bisa di kira pengungsi perang.
Alex memegang ujung gorden di samping kepala nya, begitu pula dengan Venus. “Kita Lari ke parkiran belakang, mobil Kakak disana”

Venus mengangguk.

“Pake di hitung ngga?” tanya Alex.

“Apa nya?” tanya Venus balik sambil setengah berteriak karena suara gemuruh langit kembali terdengar.

“Lari nya”

“Boleh”

“Sama-sama?”

Venus tertawa “Satu”

“Dua”

“Tiga!”

Mereka berdua berlari kecil menembus hujan dengan senyum geli di wajah masing-masing. Titik-titik air terbentuk saat langkah kaki mereka menginjak bumi. Venus melirik Alex sekilas saat tengah berlari dan demi semua daun di muka bumi ini, Alex begitu tampan.

Bukan tampan seperti aktor Korea atau penyanyi muda Indonesia, bukan juga seperti rapper Hollywood atau para jet set di benua Eropa. ia hanya menjadi diri nya sendiri dan itu sudah membuat raga Venus seolah tengah berlari di atas gumpalan awan putih. Dan meski petir menghadang dia tak merasa takut ataupun gelisah karena ada Alex di samping nya.

***

Sepasang insan muda tengah tertawa geli di bawah gorden yang sudah basah oleh hujan. Mata mereka menatap penuh suka ria, seperti anak kecil yang merayakan kemenangan nya dengan mandi hujan, meski ia tau konsekuensi nya ia akan sakit dan di marahi Orang tua. Namun, mereka berdua adalah 2 orang yang sudah remaja, bukan anak kecil lagi.

Perlahan kedua mata itu bersitatap dalam hening, masih di bawah gorden usang, sebuah rasa diam-diam timbul tanpa di beri peringatan. Meski jatuh cinta itu menyenangkan namun ada harga yang harus di bayar untuk tiap rasa di hati mereka.

Rasa suka ria itu, di udara dingin dan kegelapan gorden itu berubah menjadi letupan api kecil yang siap menyala. Rasa hangat di dada mereka begitu terasa, mengirim sinyal lain pada tubuh mereka, sebagai 2 orang manusia biasa tanpa mereka sadari mereka jatuh dalam keremangan itu.

Senyum di bibir Venus perlahan memudar seiring dengan mata Alex yang berubah, tatapan yang tak akan pernah perempuan polos seperti Venus tau arti nya. Dan saat kepala Alex menunduk dan bergerak semakin dekat kearah nya, tanpa memutus tatapan mata mereka, Venus tak bisa melakukan apapun selain menunggu apa yang akan terjadi.

Jarak wajah mereka hanya berjarak beberapa centi lagi, Venus bahkan bisa merasakan hangat nafas Alex di wajah nya.
Maka yang terjadi… terjadilah… Venus menutup mata nya dan…

BYARRRR!!!

Suara petir kali ini terdengar 3 kali lebih keras dari yang sebelumnya. Membuat 2 insan bodoh itu akhir nya kembali ke pikiran waras mereka lagi. Mereka bahkan bisa melihat sinar oren dari petir itu berkilat di bawah kaki mereka. Sontak, mereka berdua menjauhkan diri dari tubuh masing-masing. Venus menarik turun gorden di kepala nya begitupula Alex.

Petir yang amat bijaksana, batin Alex.

Rasa canggung itu tak terhindarkan. Apalagi Venus, sebagai pihak yang belum pernah memiliki pengalaman bersama seorang laki-laki. Jangankan pacaran, jatuh cinta pun baru kali ini. Bagaimana ia bisa merasakan hal yang nama nya jatuh cinta jika selama ini ia sekolah di sekolah Putri.

Alex melirik Venus yang merona malu, beberapa helai rambut basah nya menempel di wajah. Membuat tangan Alex gatal untuk menyingkirkan setiap helai… rambut nya.

“Emm… Kamu tunggu disini dulu ya, Kakak mau ambil mobil”

“I-iya Kak”

“Stay here. Dan jangan pergi kemana-mana”

Venus mengangguk.

Alex tersenyum geli mendengar jawaban gugup Venus. Tanp menunggu lama ia berlari ke parkiran yang hanya berjarak beberapa meter lagi.

Venus mendesah panjang saat melihat punggung Alex bergerak jauh. Ia antara ingin memukul kepala nya sendiri dan ingin menari di wajah hujan. Ia tak tau apa yang ia inginkan namun, suara jantung nya, hati nya, rona di pipi nya dan semua perasaan membucah di dalam dirinya sungguh ingin lepas, ia ingin berteriak senang.

Venus melangkah sedikit maju, membuat percikan hujan mengenai tubuh nya. Ia menengadahkan wajah nya ke langit,
membiarkan tetesan hujan membasahi wajah nya. Membawa kewarasan nya kembali pada raga nya. Ia menyentuh
bibir nya pelan, hampir saja…

Venus menutup mata nya pelan dan menatap langit yang tak segelap sebelum nya, secercah cahaya matahari mengintip di antara gumpalan awan.

Setelah hujan, akan selalu ada pelangi.

Setelah semua kesakitan yang ia alami, akan selalu ada kebahagiaan yang menunggu nya.

Venus menatap jalan yang tadi Alex lalui.

Stay here…

Bibir nya mengulum senyum tatkala mengingat kali ini, ia tak lagi di tinggalkan sendirian… karena ada seseorang yang akan datang padanya untuk menjemput nya.

*******************************************************************************************************************************

11. Fix You

Finally
We have seen some things
Some awfully nice
Some dreadfully bad
The Temper Trap – Down River

Sialan!

Venus memaki diri nya sendiri karena lewat di depan kantor Guru sehingga ia di suruh mencatatkan salah satu soal yang tak tercetak di lembar tugas kelas 11 IPS-2.

Kelas setan!

Venus harus datang ke kelas itu lagi! Berdoa saja kali ini dia tak dibunuh berjama’ah oleh para penghuni nya yang sudah tak waras itu.

Venus mengetuk pintu beberapa kali namun tak ada sahutan, ia
kira semua penghuni kelas sudah pindah ke neraka ternyata mereka semua memang sengaja mengabaikan nya. 

Tak mau ambil pusing Venus berjalan ke depan kelas lalu
mengambil spidol. Baru saja ia akan menulis soal di papan tulis, sebuah suara berseru “Woi ada penyusup!”

Venus refleks berbalik.

Semua mata tertuju pada nya, memandang nya penasaran. Ia
berdeham dan berusaha memasang muka tembok “Aku di suruh nyatat soal nomer 4, di kertas tugas ngga keketik soal nya” Venus menjelaskan.

“…”

Venus menarik nafas panjang saat tak ada yang menanggapi
ucapan nya. Alih-alih manjawab ya atau bertanya sesuatu yang
menyangkut soal mereka malah menatap hening ke arah nya seolah-olah ia adalah batu prasasti dari zaman megantropus erectus.

Venus membuka tutup spidol dan saat ia menulis, Ia menyadari
jika spidol itu mati. Ia mencoba mengguncang-guncang spidol itu berharap masih ada setitik tinta yang turun dan bisa ia gunakan untuk menulis satu dua bait -__-.

Venus berdecih saat mendengar suara kekehan dari belakang. Ia tengah di tertawai. Abaikan Venus… Abaikan… kamu bahkan pernah mendapatkan perlakuan yang lebih buruk dari sekedar di tertawai.

“Apa di kelas ini ngga ada spidol?” tanya Venus kesal.

“Itu yang lo pegang apa?” seorang laki-laki menyahut.

“Ini ngga nyala”

“Ya belum di colok!” yang lain menyahut. Membuat seisi kelas
tertawa..

“Kalau kalian ngga punya spidol biar aku dektiin aja!”

“Jangan! Di kelas ini banyak yang budeg, ngga bisa denger kalau ngga pake irama dektiin nya”

Lagi. Mereka tertawa.

“Terserah! Kalian minta aja soal nya ke kantor sendiri” Venus
berjalan ke arah pintu namun di tahan oleh seorang laki-laki.

“Sorry, sorry. Gue Ketua Kelas disini, maafin kelakuan mereka” ia berjalan ke laci dan memberikan spidol pada Venus “Di sembunyiin disini biar ngga di makan si Irfan”

“Apaan lu! Pake jual nama gue, lagian lo kalau mau modus jangan di muka umum napa, serasa nonton Ftv azab kubur gue”

Venus tak menunggu lagi obrolan tak bermutu mereka, lebih baik ia selesaikan sekarang. Lebih cepat lebih baik. Baru beberapa kata ia tulis, Venus merasakan sesuatu yang ringan
mendarat di kepala nya. ia menoleh ke belakang untuk memeriksa dan mendapati kertas yang di gumpal kecil berada di lantai, tepat di bawah nya.

Saat ia mencoba mencari pelaku nya dengan memandangi satu persatu orang yang ada di dalam kelas itu, mereka tampak seperti robot rusak yang tak memiliki ekspresi, masing-masing sibuk dengan pulpen dan buku nya.

Mencoba mengabaikan kegilaan yang baru saja terjadi ia kembali menulis. Lemparan kertas itu kembali terasa. Ia mencoba mengabaikannya.

2 kali… 4 kali… ia akhir nya kesal dan menoleh ke belakang, saat ia melihat mereka semua kembali memasang wajah robot rusak itu, ingin rasa nya Venus mengamuk dan membakar kelas ini.

Ia melihat ke bawah dan benar saja, ada beberapa gumpalan
kertas lagi. Sial! Mereka pikir Venus sebodoh itu apa?! Dia ini anak aksel coy!.

Venus mempercepat tulisan nya, biarkan saja tulisan nya saat ini miring-miring dan besar-besar. Biar saja tulisan nya sulit di baca, biar saja dia membuat bunyi berderit yang memekakan telinga saat menulis.

Biarkan saja!.

Ia menaruh spidol di meja dan menangkap suara terkikik geli yang ditahan sekuat mati.

“Selesaikan hari ini” ucap Venus.

Ia berjalan keluar kelas dan tepat saat pintu kelas di tutup, ia
mendengar pesta tawa. Menggelegar dan penuh kepuasaan.
Awas saja! Venus pasti akan membalas mereka!.

***

Bibir nya sesekali tersenyum sambil menggumamkan lagu-lagu random. Ia membuka buku di depan nya dengan hati berbunga. Seandainya ia bisa bersiul maka ia akan bersiul, biar saja burung-burung di hutan yang mendengar nya datang kemari, tikus-tikus got berlarian masuk ke Perpustakaan dan sapi-sapi qurban kabur dari kandang nya.

Kalau bisa ia ingin membuat konser, dimana ia memakai gaun
berwarna kuning cerah dan naik ke kereta labu. Lalu ada peri yang datang dan membawa nya ke sebuah rumah. Disana ada Alex dan kedua Orang tua nya. Lalu penghulu.

Ingin rasa nya Venus menggigit sesuatu. Ia tak bisa menahan
senyum gila nya saat memikirkan tentang hal itu. Yang ada di pikiran nya sekarang adalah kejadian kemarin.

Alex dan hujan.

“BUK!”

Venus melonjak kaget saat mendengar bantingan buku di depannya. ia mendongak untuk melihat siapa yang melakukan perbuatan laknat itu.

Dengan wajah tenang dan tanpa dosa, ia duduk di kursi tepat di
depan Venus. Tangan nya menyentuh buku dengan halaman lebih dari 1.000 itu.

“HEH! Disini jangan buat gaduh! Ini Perpus bukan Pasar Minggu!” tegur petugas Perpus berkaca mata yang terkenal galak se-Jabodetabek itu.

“Ngga sengaja” jawab Adam acuh. Bahkan dia tak melirik petugas Perpus itu. Coba dia nengok, mungkin bisa jatuh cinta. Cocok. Yang perempuan galak se-Jabodetabek. Yang laki-laki brengsek se-Planet.

“Ngapain kamu disini?” tanya Venus dengan nada tak suka. Jelas sekali Venus risih dengan keberadaan Adam.

Padahal masih banyak tempat kosong di Perpus ini. Yang dekat AC pun, tempat yang yang biasa nya paling banyak di rebutkan kosong. Kenapa juga dia duduk di dekat Venus? Apa dia lagi nyari orang untuk menyalurkan mulut pedas nya yang suka menghina itu? Oh Ok.

“Lo ngapain di Perpus?” tanya Adam balik.

“Ngerjain tugas”

“Ya sama. Emang ada orang ke Perpus buat beli nasi kuning?”

Ih nyinyir banget, Venus ngga suka.

“Biasa aja dong” gumam Venus. Ia berpura-pura membuka buku nya lagi. Padahal tadi dia ke Perpus biar bisa ketawa geli sambil menghayal masa depan sama Alex tapi karena kehadiran Adam membuat mood menghayal nya rusak.

Back to reality…

“Gue biasa. Lo yang selalu nge-gas tiap kita ketemu” ucap Adam.

“Aku?” Venus membulatkan mata nya. Siapa yang terakhir kali ketemu nyuruh aku nyampein kata-kata terakhir, pikir Venus sinis.

Tapi tentu saja ia tak berani mengucapkan nya secara lantang. Bisa-bisa ia di cekik lagi.

“Maaf kalau gitu” ucap Venus pasrah. Tak mau memberi alasan Adam untuk marah. Dia mah apa atuh cuma remah-remah rengginang, si Adam pabrik rengginang nya.

“Tau juga lo minta maaf” sindir Adam.

Venus berdeham “Tau. Tau kok. Kamu selesaiin aja tugas kamu supaya nanti kamu ngga harus minta maaf ke Guru karena tugas kamu belum selesai” Venus menunjuk buku di depan Adam.

Ia melirik buku itu dan ingin tertawa saat membaca judul nya “Lagian, sejak kapan anak IPS belajar tentang organ tubuh manusia? Kamu salah ambil buku” sindir Venus.

Mereka berdua sudah mirip anak kecil, saling balas sindiran. Tidak ingat usia.

“Lo tau apa yang gue pikir waktu pertama kali liat buku ini?” tanya Adam, bibir nya membentuk senyum tipis.

“…”

“Organ tubuh mana yang pertama kali bakal patah waktu gue timpuk pake ini buku, organ tubuh mana yang bakal rusak duluan kalau gue lempar pake ini buku dan berapa besar benjol yang bisa di ciptakan dari hantaman buku ini. Lo anak IPA kan? Mungkin lo bisa bantu gue” jawab Adam sambil menimbang-nimbang buku di tangan nya dengan ekspresi psikopath.

Venus menelan ludah nya. Kenapa lagi-lagi ia terjebak di situasi seperti ini. Perasaan dia sudah bersikap sesopan mungkin. Apa ia pergi saja? Tidak usah menjawab. Pergi saja begitu. Apa Adam akan melepaskan nya? atau malah mengejar nya dan menuntut jawaban?.

Adam kan gila dan tidak tau malu. Pasti dia memilih untuk mengejar.

Beberapa kali bicara dan bertemu membuat Venus sedikit banyak tau sikap laki-laki ini.

“Ilmu pengetahuan itu ngga boleh di gunakan untuk tujuan menyakiti orang tap-“

“Gue ngga bilang kalau gue mau nyakitin orang. Apa susah nya lo jawab, lo mau bantu apa ngga?” Adam tersenyum miring. Ia tau Venus takut dan itu membuat nya semakin semangat untuk mengganggu nya.

Venus jengah sendiri “Bantu apa? Buat apa kamu nanya mana tulang yang patah duluan lah, memar, benjol kalau tujuan nya bukan buat orang lain merasakan itu”

“Anggap aja gue mau jadi dokter dan satu hari gue punya pasien yang abis kena timpuk buku ini”

Venus memutar bola mata nya. Muak. “Ya tergantung, kalau kamu lempar buku ini ke mata orang dengan kecepatan yang sama kayak Rafael Nadal smash bola tenis bisa jadi itu orang buta, tapi kalau kamu ngelempar nya kayak nyawer penyanyi dangdut ya paling merah doang!”

Buk! Buk! “Kalian berdua!” si petugas Perpus lagi-lagi menegur mereka berdua, menunjuk Venus dan Adam dengan buku yang baru saja ia pukulkan ke meja untuk mendiamkan obrolan mereka.

“Kalau mau pacaran pindah ke taman kota, disini tempat orang belajar bukan buat FTV!”

“Ma-maaf Bu” ucap Venus.

Siallll! Padahal selama ini ia terkenal sebagai murid terbaik dan terajin di Perpus. Nama baik nya tercoreng, lagi-lagi karena Adam.

“Maaf lo murah banget, dikit-dikit minta maaf. Itu permintaan maaf apa permintaan cuti tahun baru”

Venus mendelik “Masih untung aku minta maaf kalau ngga kamu juga pasti kena marah”

Adam menyenderkan punggung nya ke kursi sambil bersedekap “Ngapain coba minta maaf, emang kita ngapain? Seingat gue dari tadi kita cuma ngobrol”

“Ya itu salah nya, di Perpus itu ngga boleh ngobrol nanti yang lain keganggu”

“Yang lain?” Adam menoleh ke kanan dan kiri “Disini ngga ada yang lain, Cuma ada gue dan lo. Udah lah santai aja, emang dia itu pemarahan, dia cemburu gue ngobrol sama lo maka nya negur kita terus” jawab Adam cuek.

APA?!? Kepercayaan diri nya tinggi sekali membuat Venus serasa berada di sebuah istana, dimana Adam adalah Raja nya dan ia adalah budak nya.

Bumi seolah berpusat pada nya. Dan sebagai budak, ia memiliki satu tugas; mendengar semua kesombongan Adam.

“Emang kamu pikir Ibu itu mau sama anak kecil kayak kamu?” ucap Venus tak percaya. Ibu penjaga Perpus itu memang tidak terlihat tua namun bukan juga remaja seperti anak SMA. Baru lulus, kira-kira umur nya 24-27 tahun.

Suka sama Adam? Sama bocah? Mau dikasih makan apa anak orang?! Makan nasi, lauk nya kata-kata pedas Adam gitu?.

“Yang lo maksud kecil itu umur gue atau bagian tubuh gue? Kalau lo belum liat lo belum boleh judge” Adam berbisik sambil tersenyum nakal.

Venus menatap Adam bingung sambil memperhatikan bagian atas tubuh nya. “Kepala kamu sudah cukup besar untuk membuktikan kalau kamu ini punya kepribadian besar kepala tapi, aku yakin isi nya ngga seberapa besar mungkin sebesar kuaci yang baru di panen”

Adam terkekeh sambil menggelengkan kepala nya. Mempertontonkan gigi putih nan rapi nya. Lihat! Bahkan gigi nya bisa menarik perhatian orang.

“Lo cuma nge-cek tubuh gue bagian atas, ngga mau nge-cek ke bawah sekalian?”

Venus memutar mata nya. “Buat apa? emang nanti di ujian nasional ada soal, bagaimana bentuk tubuh Adam bagian bawah? Ngga kan?” tanya Venus sinis.

Adam mengangkat bahu nya acuh. Seolah-olah ia baru saja mengajukan Venus untuk memakai sandal swallow di acara nikahan anak Presiden. Sama sekali tak berpikir jika ucapan nya itu aneh dan tidak berbobot.

“Bukan buat ujian nasional. Siapa tau lo penasaran”

Venus menggeleng pelan lalu memilih untuk memusatkan perhatian nya kembali pada buku di tangan nya. Yang sedari tadi ia abaikan karena harus menanggapi pasien rumah sakit jiwa yang lepas kandang.

“Kayak di dunia ini ngga ada misteri yang lebih penting aja dari pada badan kamu”

Adam terkekeh pelan “Lo punya penyakit mata ya?”

“Ngga. Kenapa?” Venus menatap Adam bingung.

“Mata lo muter mulu kayak gasing, gue pikir lo kena penyakit epilepsi tapi cuma bagian bola mata”

Venus mendelik. Dan Adam terkekeh. Ia melakukan nya lagi. Adam dengan kekehan nya. Sungguh ada yang aneh pada dunia hari ini.

“Kamu sariawan ya?” tanya Venus.

“Pengen banget gue tanya balik kenapa?” ejek Adam. Ia malah bersikap cuek dengan membuka buku 1.000 halaman nya. Tau aja dia kalau Venus ingin membalas hinaan nya tadi. Beginilah rasanya melawan orang yang sudah pro di bidang hina-menghina, mau balas malah di abaikan.

“Aku kan cuma nanya” Venus membela diri “Soal nya aneh aja kalau ngga, mulut kamu kan selalu di pake untuk menghina orang”

Adam tak menanggapi ejekan Venus. Ia hanya menatap datar, tampak tak peduli sama sekali. Venus mengernyit saat melihat titik berwarna merah di ujung Alis Adam. Ia menyipitkan mata nya untuk memperjelas penglihatan nya. Padahal mata nya normal-normal saja, kalau ada yang kurang itu pasti pendengaran nya akibar sering menggunakan earphone dengan volume tinggi.

Mata nye beralih pada mata Adam yang sedang memperhatikan tingkah nya yang nampak serius memandangi sesuatu di wajah nya.  Ia memundurkan tubuh nya dengan canggung “Luka kamu kebuka,darah nya keluar” Venus menunjuk ujung alis nya sendiri.

Adam mengusap ujung alis nya dengan telunjuk.

Venus memutar mata nya “Bukan itu, naikan dikit”

Adam menaikan ujung telunjuk nya, bukan nya mendekat malah menjauh.

“Kanan.. kanan ya ampun itu kiri” ucap Venus gemas.

Ia bangkit lalu menatap Adam ragu. “Maaf ya, maaf” ucap nya lalu memegang telunjuk Adam dan mengusapkan nya pada luka Adam yang berdarah.

“Aw” Adam agak meringis saat luka nya yang berdarah terkena langsung ujung telunjuk nya.

Venus yang bodoh.

“Maaf, ngga sengaja” Venus melepaskan tangan nya dari telunjuk Adam lalu kembali duduk di tempat nya.

Tak habis pikir bagaimana bisa ada orang yang tidak sadar jika ia berdarah padahal kalau Venus lihat luka di pelipis nya bukan luka kecil, ada sedikit bekas memar.

Namun, bagian yang berdarah itu seperti kulit yang mengelupas kecil. Mungkin luka lama yang di biarkan hingga menjadi koreng lalu tak sengaja ia gesekan dengan sesuatu sampai terkelupas. Bisa jadi.

“Sebagai orang yang punya cita-cita jadi Dokter kamu tau kan kalau luka kamu harus nya di pakein handyplast?”

“Gue ngga pake yang kayak gitu” jawab Adam.

Satu alis Venus terangkat “Kenapa?”

“Karna gue laki-laki”

Venus menganga. Lalu tertawa. Tak percaya dengan jawaban Adam. Random sekali, apa hubungan nya gender dengan handyplast?.

“Perempuan sama laki-laki itu dalam beberapa hal sama, salah satu nya kalau luka ya sama-sama berdarah, beda nya perempuan itu. ekspresif, nangis kalau ngerasa sakit dan laki-laki itu sok kuat, ya kayak kamu ini” Venus tertawa geli dengan pemikiran aneh Adam, tanpa ia sadari yang ia tertawai sedang menatap nya tajam, penuh rasa tersinggung.

Ups.

Venus refleks mengatupkan bibir nya rapat. Baru saja ia pikir akan di lempar buku 1.000 halaman oleh Adam namun. Tepat saat itu juga salah satu teman Adam datang dan memanggil nya dengan agak terburu.

Venus mendesah lega saat Adam dan teman-teman nya itu berjalan ke lorong lain Perpus. Seperti membicarakan sesuatu yang amat sangat rahasia. Apapun itu terserahlah, yang penting ia kabur saja dulu, batin Venus.

***

Adam menemukan kursi yang seharusnya di duduki Venus telah kosong. Tidak hanya itu, buku-buku nya pun sudah bersih dari meja.

Perempuan itu pasti kabur lagi.

Adam mengeluarkan kedua tangan dari saku celana nya dan duduk menatap buku luar biasa tebal yang tadi ia ambil. Sengaja, mengambil nya sekedar untuk mengganggu perempuan itu dan membuat nya marah-marah.

Adam mengambil buku itu untuk di kembalikan ke rak namun, sesuatu jatuh dari dalam nya. Ia memungut nya dan menatap datar pada benda kecil di tangannya, handyplast.

*******************************************************************************************************************************

12.What is Love?

What is this thing that we called love?
What is this thing that I dreamt of?
What is this thing that with such a rush?
Frances – What is Love?

“Ngapa lo Dam, ngelamun aja, ngga dapet jatah dari Bella ya?” tanya Rizal sambil menepuk bahu Adam keras.

“Anjing” umpat Adam karena kaget.

“Kakak” ralat Rizal “Gue senior lo, manggil gue yang sopan napa tong”

“Najis, lo ngga ada wibawa-wibawa nya di panggil Kakak”

“Manggil Abang juga boleh” Rizal mencolek dagu Adam sambil
tersenyum mesum. Adam bergidik jijik lalu mengusap dagu nya dengan kasar.

“Duh! Si cantik udah dateng” gumam Rizal sambil menyenderkan tubuh nya pada mobil.

Adam mengikuti arah pandang Rizal . Yolan, Kakak kelas nya yang jadi primadona sekolah sebelum Bella datang. Beda dari Bella yang manja dan terkesan centil saat di dekat Adam, Yolan lebih dewasa dan lembut.

Sudah bukan rahasia lagi jika, Yolan menyukai Adam namun entah apa yang membuat Adam tak pernah berniat untuk memiliki status lebih dari senior dan junior dengan Yolan padahal sikap nya pada Yolan jauh lebih baik di banding saat Adam bersama perempuan lain nya, bahkan saat ia bersama Bella.

Kalau kata Ceper “Adam sudah kena pelet nya Bella”

“Bareng siapa lo?” sapa Rizal, teman sekelas Yolan yang dulu nya pernah mati-matian PDKT sama Yolan tapi berakhir dengan hubungan “Sahabat bagai kepompong”

Kalau kata Ceper “Rizal udah masuk zona pertemanan, paling mentok jodoh nya sama anak nya Yolan”

Mata Yolan memandang Adam lalu tersenyum sebelum ia menjawab pertanyaan Rizal. “Anak-anak yang lain” jawab Yolan.

Dan ini yang mungkin membuat Adam bersikap sedikit “Berbeda” dengan Yolan di banding perempuan lain nya.
Ia menyukai bagaimana perempuan itu berpakaian, tidak terlalu terbuka apalagi senonoh, meski di dalam lingkaran pergaulan mereka, hal yang terbuka dan senonoh itu wajar.

“Gimana sama Rino? Lo rajin banget nanggepin dia” Yolan berucap.

“Mantan lo tuh Kak ribut banget, gue blokir nomer nya, giliran si Putra di terror, gue takut nya kalau gue ngga mau ntar Bokap nya Putra juga ikut di terror terus di datengin” jawab Adam.

Yolan tertawa “Dia emang gitu Dam, kalau ada mau nya ngga mau nyerah”

“Ya tapi akhir nya kalah juga kan” cibir Rizal. Ia menyalakan rokok lalu menghisap nya dalam.

“Practice makes perfect, dia mau banyak latihan sama Adam biar ntar kalo lawan anak nya Adam bisa menang” canda Yolan.

Rizal melirik Adam ngeri “Gue ngga bisa bayangin Adam nikah dan punya anak, itu kayak mimpi buruk yang bahkan ngga berani gue bayangin”

“Emang gue kenapa?” tanya Adam tak terima.

“Ya lo… ya gitulah Dam, Brengsek” jawab Rizal jujur.

“Lo pernah ngaca kan?”

“Ngaca? Wahh malah bahas fisik, ini yang ngga gue suka, gue tau lo ganteng Dam ngga usah pake ngejek gitu lah” ucap Rizal lebay.

Padahal dari segi fisik mereka sama-sama di ciptakan saat Tuhan sedang tersenyum namun, Adam dan Rizal memang punya kelebihannya masing-masing, Rizal walaupun sama galak dan cuek nya sama Adam namun ia masih punya sedikit hati untuk berbasa-basi dan meladeni adik kelas maupun perempuan yang menyukai nya, sedangkan Adam, sudah cuek, galak, kasar, tukang suruh, perusuh, egois dan sinis banget sama cewek yang suka sama dia.

Ada yang lebih pro Adam namun tak sedikit juga yang pro Rizal.

“Rizal tuh ganteng kali” ucap Yolan menengahi pertengkaran tak bermutu Adam dan Rizal. Inilah salah satu guna nya Yolan di frat. Sebagai penyambung lidah sekaligus orang yang menenangkan seluruh anggota kalau ada sesuatu yang terjadi.

“Kalau ngga ganteng mana mungkin pacar nya banyak” sambung Yolan, membuat rizal yang tadi nya ingin tersenyum bangga kembali cemberut.

“Biarin aja pacar nya banyak, pada simpanan nya banyak kayak pejabat koruptor” sindir Rizal.

Adam yang merasa tersindir, melirik Rizal tajam “Semua status nya simpanan itu lebih adil daripada ngasih status pacar tapi selingkuh”

“Ngga, ngga ada yang lebih baik” potong Yolan “Satu cowok untuk satu cewek. Udah cukup itu aja, ngga ada simpanan atau selingkuhan”

“Noh tuh denger bocah!” ucap Rizal.

“Lo ngga liat telinga gue dari tadi kebuka lebar gini?”

“Lo masalah yang kebuka lebar aja jago”

“Ih udah deh! Ngapain sih malah nyambung kesitu” Yolan menggeleng-gelengkan kepala nya. Pusing dengan pikiran mesum teman-teman nya.

“Lo kayak ngga tau Adek kesayangan lo ini gimana kelakuan nya”

Yolan melirik Adam “Adam baik kok, cuma kelakuan nya aja yang agak nakal”

Rizal mendengus sambil melirik Adam sebal. “Hmm terserah deh… nama nya juga cinta pasti di bela”

***

Adam mendorong tubuh Bella pelan, ia memegangi bahu perempuan cantik itu. Mata nya menatap seksama wajah Bella, bibir nya membengkak bekas ciuman panas mereka, rambut nya berantakan dan baju nya sudah tak rapi lagi, terbuka disana sini akibat dari ulah tangan nakal Adam.

“Mata lo merah” ucap Adam “Lo make kan?” mata nya menyipit melihat mata Bella yang tak fokus.

Bella tertawa “Dikit”

“Shit!” Adam melepaskan pegangan nya pada bahu Bella.

Ia menatap lurus pada jalan raya di depan nya. Perayaan kemenangan nya baru saja selesai di rayakan dan Bella datang untuk memberikan nya hadiah.

Adam tak menolak nya karena ini sudah menjadi rutinitas bagi mereka berdua. Namun, ini yang paling tidak Adam sukai, kebiasaan Bella yang sekarang muiai memakai barang-barang haram, terlebih lagi ia memakai nya saat Adam tak sedang bersama nya.

Tidak ada yang lebih baik memang, karena sama-sama merusak namun Adam yang paham betul sifat ceroboh dan kekanakan Bella tau benar jika di biarkan saja Bella bisa saja Overdosis dan berakhir dengan kematian.

Saat hanya berdua Adam yang selalu mengatur dan itu pun jarang sekali ia biarkan Bella ikut memakai nya, biasanya ia hanya akan membiarkan Bella mencicipi nya lalu berlanjut pada hubungan panas di atas tempat tidur.

Meski brengsek Adam masih tau batasan nya. ia masih mendengarkan nasihat Papa nya untuk masalah yang satu ini, Bella.

Ia tak mau jika satu hari nanti terjadi sesuatu yang buruk pada Bella dan ia di mintai pertanggung jawaban, padahal semua yang mereka lakukan itu berdasar pada mau sama mau, sama-sama have fun, Adam masih ingin mengatur jarak nya.

“Uh Dam… please” rengek Bella.

Adam memukul stir mobil nya keras “Damn! Lo bilang lo make kalau sama gue aja!” ucap Adam marah “Lo janji sama gue Bel, gue udah mulai ngurangin tapi lo yang sekarang malah make terus, lo dapet barang dari siapa?! si Cleo-Cleo itu?!”

Bella yang tadi kewarasan nya sempat tertinggal di belahan bumi lain, perlahan namun pasti mulai bisa menangkap jelas kemarahan di suara Adam. Terlebih lagi dengan bentakan nya yang jarang ia terima.

Bella menatap Adam takut “I… I need this”

“Lo kecanduan?! Dimana lo make huh?”

“Di… club”

“Shit” umpat Adam sekali lagi “Lo bisa kena penyakit tau ngga? Dan kita having sex selama ini!”

“Aku bersih Dam, aku selalu hati-hati seperti yang selalu kamu bilang, aku tau kamu pasti marah kalau aku ngelanggar ucapan kamu”

“Gue ngga suka lo bohong Bel, gue udah bilang berkali-kali buat lo berenti make dan kalau gue make lo cuma boleh nyoba dikit! Bokap lo tuh nanyain lo mulu ke Bokap gue! Gue berusaha mati-matian nyembunyiin kelakuan lo tapi lo malah… argh!” Adam mengacak rambutnya sendiri.

“Aku ngga pernah bilang kalau aku ketemu sama kamu Dam, aku selalu ijin nya ke rumah temen-temen aku”

“Tapi Bokap gue ngirim orang buat ngikutin gue, dia tau lo selalu ke apartment!” desis Adam.

Ini sungguh membuat nya frustasi. Papa nya sudah cukup muak dengan hubungan nya dan Bella, ia selalu mewanti-wanti Adam untuk berhenti bermain-main.

Papa Bella merupakan rekan kerja penting perusahaan keluarganya. Keluarga nya yang aneh dan dictator itu pasti senang sekali jika memiliki mantu dari keluarga sebesar Bella. Tapi diri nya tidak.

Ia hanya merasa nyaman, cukup untuk menyalurkan semua kegilaan masa remaja nya. Bella ada disana, menemani nya dan mengerti arah pikiran nya yang kacau ini. ia tak menuntut status dan tak segan memberikan segala nya untuk Adam.

“What should I do?” lirih Bella. Wajah nya seperti orang menahan tangis.

Adam megusap wajahnya kasar saat menyadari Bella sudah dalam keadaan high.

“Lo bakal di bunuh Bokap lo kalau pulang ke rumah dalam keadaan setengah waras kayak gini, gue juga” ucap Adam ketus.

Ia melirik ke samping jendela mobil, suasana yang tadi nya ramai kini perlahan menjadi sepi. Orang-orang sudah kembali ke rumah nya, atau sebagian besar lain nya seperti Adam dan Bella, berbuat dosa.

“A-aku janji ngga akan make lagi…”

“Ngga usah janji kalau lo ngga bisa nepatin” ucap Adam tegas

“Lo sudah ngomong kayak gitu berapa kali huh?!” Mata nya kembali pada wajah Bella yang sudah memerah. Ia tak tega dan lagi… ia juga membutuhkan nya akibat dari euphoria berlebihan setelah kemenangan yang ia raih saat melawan Rino di balapan tadi.

“Kita ke Apartment” putus nya final “Dan kalau gue tau lo masih make lagi setelah ini… gue ngga janji bakal nepatin janji gue Bel, gue ada disini buat jaga lo, karena gue ngga mau lo ngelakuin hal yang begok untuk kedua kali nya, gue harap lo mau berubah…”

“It hurt Dam…” lirih Bella.

“Gue bisa jadi pelarian lo Bel, jangan pake obat lagi… “ ucap Adam “Masalah lo ngga bakal selesai, gue bukti nya, gue ngga mau lo ngerusak diri lo lebih dari ini”

Adam mengusap rambut nya kasar saat Bella hanya diam di tempat nya “Perbaiki baju lo, kita bisa ngelakuin itu di apartment nanti” ucap nya, ia membantu Bella memperbaiki pakaian nya dan merapikan rambut nya.

menginjak pedal gas nya, ia berjalan membelah malam menuju tempat yang seharusnya tak ia datangi bersama Bella, Apartment nya.

Adam menghela nafas, ia melirik pada Bella yang duduk di samping nya, urusan Papa nya nanti, sekarang ada yang lebih penting.


*******************************************************************************************************************************

13. Egoistic

All the other kids with the pumped up kicks
You’d better run, better run, outrun my gun
All the other kids with the pumped up kicks
You’d better run, better run, faster than my bullet
Foster the People – Pumped Up Kicks

Tin! Tin!

Venus menggeser tubuh nya saat suara klakson mobil berbunyi dibelakang nya.

Tin!!!

Sedikit menoleh ke belakang, ia berjalan agak menyamping. Gerbang sekolah nya besar, 2 mobil pun bisa lewat secara bersamaan. Jadi, saat ia terus-terusan di klakson, ia merasa sedikit bingung juga… terganggu.

“TINNNNNNN!!!”

Venus melonjak kaget. Ia berbalik, mobil hitam dengan nomer plat yang sama seperti mobil yang berhenti di halte hari itu. Mobil terkutuk yang membawa 2 orang yang paling tak ingin ia temui di sekolah ini.

Takut hal yang sama terjadi, ia berjalan agak cepat. Menjauh sebisa mungkin dari mobil ber-nomer plat B 4N65 AT itu.
Aneh nya mobil itu malah mendekat ke arah nya dan berhenti tepat di samping nya. Kaca mobil perlahan turun, menampilkan sosok arogan yang tengah duduk di kursi stir. Wajah nya di hiasi seringai saat melihat ekspresi gugup Venus.

“Butuh tumpangan?” tanya nya.

Venus mengerutkan kening nya saat mendengar tawaran Adam.

Bukan apa, jarak gerbang utama ke parkiran khusus mobil untuk murid hanya sekitar 500 M. Dan lagi, parkiran mobil itu melewati gedung kelasnya. Memang nya dia bodoh apa? Numpang cuma buat menjauh dari tujuan nya. 

“Makasih. Ngga usah” jawab Venus.

Ia yakin 100% jika Adam pasti punya niat tersembunyi. Mungkin saja di dalam mobil nya itu ada Bella yang bersembunyi di kursi belakang, bersiap dengan pisau atau golok. Tidak ada yang bisa menebak pikiran pasangan gila itu.

“Naik” nada nya datar namun sarat akan perintah.

Membuat Venus yang mendengar nya semakin parno dan berpikiran macam-macam. Ia semakin yakin jika Adam akan melakukan sesuatu yang jahat pada nya.

Ia menatap Adam yang sudah terlihat tak sabar untuk menarik paksa Venus masuk ke dalam mobil. Dan sebelum Adam merealisasikan apa yang ada di bayangan nya itu, Venus lagi-lagi mengambil jalan keluar yang sangat Adam benci. Kabur.

Tanpa menunggu lama, Venus mengambil langkah cepat untuk menjauh dari mobil Adam.

Haruskah ia umumkan pada dunia jika ia memiliki trauma pada mobil hitam dengan plat kurang ajar itu? Setengah jalan menuju kelas nya, lengan Venus di tarik kasar. Ia tersentak dan menatap ngeri Adam yang saat ini tengah menggenggam
lengan nya dengan erat hingga membuat nya meringis pelan karena kesakitan.

“Ke-kenapa?” tanya Venus takut-takut karena ekspresi Adam yang sudah mirip seperti Hulk yang akan mengamuk.

“Lo sengaja buat gue marah!” bentak nya.

“…” Venus sibuk berpikir dan mengingat apa saja yang sudah ia lakukan selama 5 menit tadi saat bertemu dengan Adam. Tapi, tetap saja otak nya yang polos ini kekeuh merasa kalau diri nya tidak punya salah.

Ia mencoba menarik tangan nya pelan dari genggaman Adam, karena selain sakit ia juga malu menjadi tontonan banyak orang. Namun, ia menahan nya jauh lebih kuat.

“Lo ngga boleh pergi kalau gue lagi ngomong!” geram nya.

Venus menatap Adam dengan tatapan memohon “Ka-kamu kenapa marah sih?” tanya nya bingung.

Sudut bibir nya terangkat sedikit. Membentuk seringai jahat yang membuat wajah Adonis nya semakin terlihat menarik.

Ahh tapi Venus tak peduli dengan tampilan fisik nya! sumpah!

“Lo emang lemot banget” ejek nya “Gue ngga suka di abaikan apalagi kalau ada orang yang ngebangkang waktu gue perintah”

Ucapan Adam cukup membuat ego nya tersentil. Aku bukan Budak mu!, ingin ia berteriak seperti itu namun melawan Adam dengan kata-kata hampir sama seperti sikat gigi dengan sabun mandi, sama-sama berfungsi untuk membersihkan namun ngga ada guna nya.

Ia bahkan bukan teman atau sahabat Adam, kenal juga baru, dan hubungan mereka di dasarkan perasaan tak suka satu sama lain. Mereka itu semacam musuh bebuyutan, untuk apa menuruti perintah pihak lawan? Biar di permalukan gitu? No!. Dengan geram Venus menginjak kaki Adam yang di balut sepatu buatan pabrikan Amerika itu dengan kuat.

“Shit!” Adam refleks melepaskan genggaman tangan nya pada lengan Venus.

Belum cukup keterkejutan Adam, Venus sudah melancarkan aksi selanjutnya dengan mendorong tubuh Adam yang saat ini sedang kehilangan keseimbangan nya karena menahan sakit di kaki. Adam jatuh tersungkur dengan pantat lebih dulu menyentuh tanah.

Belum pernah. Sekalipun. Seumur hidup nya ia di jatuhkan lawan dengan cara seperti ini. Bahkan saat ia berkelahi dengan Rino, ia jatuh secara terhormat setelah membuat hidung Rino berdarah.

“Rasain!” Venus menjulurkan lidah nya. Lalu dengan langkah 1.000 ia berlari ke kelas nya.

Untung nya hari ini dia datang agak siang sehingga saat ia sampai ke kelas, bel pelajaran telah berbunyi. Tak ada alasan Adam bisa mengejar nya sampai ke kelas jika ada Guru.

“FUCK!”

Mendengar umpatan Adam, bibir Venus membentuk senyum puas. Merayakan sedikit kemenangan nya karena telah berhasil menjatuhkan raksasa searogan Adam. Meski jauh di lubuk hati nya ada rasa takut. Takut dengan pembalasan Adam yang pasti akan 1.000.000 kali lipat dari perbuatan nya.

***

“Kamu”

Venus mendesah frustasi saat telunjuk Rizal lagi-lagi teracung
pada nya. Ia kembali terpilih sebagai volunteer. Sungguh, tak ada manfaat nya pelajaran ini selain untuk mempermalukan dan menyakiti Venus.

Namun, mengetahui jika ini juga bagian dari perbuatan Adam,
rencana pembalasan nya atas apa yang telah Venus lakukan tadi pagi dan merupakan bagian dari perayaan untuk Bella, Venus tau dia tak boleh mundur atau ia akan di katai pecundang.

Sebenarnya dia juga kurang peduli, mau di panggil pecundang,
pengutil, perenang, petani, pekebun, penari… apapun itu sebutan nya sama sekali tak penting. Yang penting sekarang bagaimana selamat dari situasi genting ini. Mengalahkan Kakak kelas perempuan yang ukuran tubuh nya seperti Gorila.

“Abisin Nay!”

“Tunjukin kemampuan lo Nay!”

“Pites Nay! Pites!”

Orang yang di panggil Nay itu hanya diam menatap Venus dengan raut wajah datar namun sarat akan ancaman. Nama nya terdengar imut. Nay!. Tapi jika melihat nya secara
langsung, sudah sangat jelas ia bukan tipe orang yang suka dengan hal-hal imut.

Lihat saja alis nya yang bertautan dan jari-jari nya yang mengepal bak batu itu.

“Buak!” tubuh Venus sekali lagi di hempaskan ke matras.  Ia memejamkan mata nya untuk menahan sakit. Saat ia
mendengar sorak sorai, mengagungkan nama Nay, ia dengan cepat berguling ke samping dan menarik kaki Nay, Nay jatuh dengan dramatis seperti pohon tua yang telah hidup beribu-ribu tahun dan rebah karena ada burung yang kentut di dekat dahan nya.

Venus bisa melihat debu-debu halus yang dari atas matras
beterbangan saat tubuh Nay terjatuh dan menghantam matras. Ia tak pernah benar-benar mengikuti pelajaran bela diri Taekwondo karena selama ini yang fokus ia lakukan adalah bersembunyi dari pandangan Rizal agar ia tak lagi menjadi tikus percobaan.

Namun, seperti nya teknik bersembunyi nya itu di pelajari dengan cepat oleh Rizal karena setelah teknik bersembunyi nya naik satu level, Rizal sudah membuat jurus baru untuk menemukan nya. Tinggal panggil nama nya dan huala! Semua orang akan refleks menatap ke arah nya secara berjama’ah.
Satu-satu nya hal yang ia ketahui tentang ilmu bela diri adalah
bagaimana cara nya melumpuhkan lawan. Tak peduli itu pakai teknik taekwondo, pencak silat, tinju atau apapun itu.

Venus segera menindih punggung Nay dengan tubuh nya dan
mengunci pergelangan kak Nay lalu menekuk nya, tidak cukup kuat namun cukup membuat Nay meringis kesakitan. Nay menepuk-nepuk matras dengan tangan nya tanda menyerah.
Sedetik kemudia ia melompat dari atas tubuh Nay dan mengangkat kedua tangan nya di udara penuh kemenangan yang di sambut sorak sorai luar biasa riuh.

Mengalahkan sorak sorai saat ia dulu pertama kali di permalukan di atas matras ini juga. Beberapa bahkan berdiri dan bersiul. Menyadari jika hal yang baru saja terjadi seperti kejadian saat Valentino Rossi yang memenangkan juara dunia nya bersama Yamaha untuk pertama kali.

Venus baru saja mengukir sejarah!

Rizal menganga di tempat nya. Tak percaya dengan apa yang baru saja terjadi. Ingin menegur Venus karena menggunakan teknik smackdown saat seharusnya ia melakukan teknik taekwondo namun, tak tau bagaimana menegur nya karena ia juga telah salah menyuruh orang yang tak punya pengetahuan atau kemampuan apapan di bidang taekwondo untuk melawan seseorang yang memegang sabuk hitam.

Sedangkan di lain pihak Venus tak henti-henti nya bersyukur kalah siut dari Adik nya, Hugo minggu lalu sehingga ia harus merelakan Adiknya itu menguasai remot Tv seharian penuh dan dengan terpaksa ikut menonton Tv olahrga internasional yang menampilkan pertandingan smackdown yang sering membuat nya meringis ketakutan akan brutal nya mereka saat saling menjatuhkan lawan.

Ternyata benar kata pepatah, jangan terlalu membenci sesuatu,
belum tentu yang di benci itu membawa hal buruk. Kadang rasa benci itu kata lain dari suka. Cuma terkadang kita terlalu malu atau takut mengakui nya.

Duh susah nya jadi orang yang punya ego tinggi.

*******************************************************************************************************************************

14. Cat Fight

Like a bulldozer, like a tank, like a soldier
Gonna strike down your guard
Gonna steal every bit of your heart
TWICE – BDZ

Jari Venus sesekali mengusap lembut punggung kucing liar di depan nya. Ia berjongkok untuk menyamakan tinggi nya dengan kucing jalanan yang tadi ia liat mengorek-ngorek sampah untuk mencari makan.

Dengan sisa uang sangu nya, ia membeli sosis siap makan yang harga nya hanya 1.000 per biji. Ia tak terlalu suka kucing namun, ia juga bukan pembenci kucing. Ia agak takut melakukan kontak dengan kucing namun jika hanya.memberi makan, ia berani.

Saat ini ia tengah berjongkok di sebuah pinggiran gang di dekat
sekolah nya, jalur yang biasa nya anak-anak lewati saat akan ke halte.

Hanya beberapa yang pergi ke sekolah naik bus, kebanyakan mereka naik mobil sendiri, motor atau antar jemput. Semenjak perang dingin nya dengan Bella dan Adam, sekaligus mengibarkan bendera permusuhan dengan semua anggota frat yang maha-maha itu. Tak banyak dari mereka yang mau berteman atau dekat dengan nya.

Mereka takut terkena imbas atau sial jika berada jarak 1 meter
saja dari Venus. Hanya teman sekelas nya yang tak menjauhi nya walau ia tau beberapa dari mereka masih sering mempertanyakan keberanian Venus yang seolah mengompor-ngompori Adam agar terus mengerjainya. Padahal semua orang di dunia bahkan di planet ini juga tau kalau Adam itu pemarahan, Venus bernafas jarak 10 meter dari dia aja di
marahin!.

Dari arah belakang Venus mendengar suara mobil, ia berbalik dan membelalakan mata nya saat melihat mobil berwarna hitam melaju dengan kencang ke arah nya.

Kaki nya serasa di lem permanen ke aspal saat tiap detik nya ia
menyadari jika mobil itu semakin mendekat, bahkan jika ia berlari sekarang semua nya sudah terlambat. Ia sudah menghitung nya dengan perhitungan fisika.

Dan jika pengetahuan agama nya tak salah maka jika ia mati hari ini, ia sudah di pastikan akan menempati neraka.

Venus menutup mata nya. Selamat tinggal cruel world…

Menunggu dan terus menunggu hingga tubuh nya terlempar atau terlindas namun, tak ada rasa sakit atau nyeri yang ia rasakan. Apa ia langsung mati? Oh baik nya~

Ia membuka perlahan mata nya. Membuat mata nya mendapat
pemandangan jelas plat hitam di depan nya, literally di depan kedua bola mata coklat nya.

Saat membaca nomer plat mobil itu, darah nya yang tadi nya
sempat surut dari wajah kini naik sampai ke ubun-ubun bahkan kalau bisa melewati ubun-ubun dan menembus langit ke 7.
Venus sontak berdiri dan mendapati Adam keluar dari dalam
mobil nya sambil tertawa saat mengingat wajah takut serta pasrah Venus tadi. Benar-benar terlihat seperti idiot, batin nya.
Adam memang brengsek! Mengganggu seorang perempuan yang sedang jongkok di jalan sendirian. Aneh nya ia sama sekali tak merasa menyesal, setidak nya hari ini ia mendapat bahan tertawaan.

“Kamu bisa bunuh aku tau ngga?!” ucap Venus dengan amat
sangat marah. Seriusan, yang tadi itu bahaya banget. Gimana kalau tiba-tiba rem nya blong? Atau gimana kalau Adam tiba-tiba lupa dimana rem mobil nya?

“Ya gue bisa, tapi nyata nya ngga gue lakuin kan?” ucap nya santai “Sayang kalau lo mati sekarang, gue ngga punya bahan buat di ketawain”

Asshole. Jerk. Bastard. Idiot. Sucker. Loser. Fatass… and the list goes on.

“Jerk!” umpat Venus. Memilih untuk tak mengeluarkan seluruh
umpatan nya karena bagaimanapun dia adalah ADAM. Ulangi sekali lagi, ADAM. Sesalah-salah nya dia tetap saja Venus yang harus minta maaf.

Venus melirik ke belakang Adam dengan mata memincing lalu ke belakang badan nya sendiri, di pikiran nya saat ini Adam dan teman-temannya akan mengepung nya di dalam gang sempit yang padat penduduk namun tak peduli dengan apapun yang terjadi di sekitar mereka, kecuali hujan duit. Lalu ia akan di pukuli beramai-ramai dan ditinggalkan dalam keadaan sekarat.

Menyadari kegelisahan Venus yang seperti mencari-cari sesuatu dengan wajah parno, membuat Adam mau tak mau menyeringai puas. Ia melipat kedua lengan nya di depan dada sambil menyenderkan tubuhnya dengan posisi paling nyaman di mobil nya.

“Gue sendiri”

Ucapan singkat Adam itu cukup menjawab kegundahan serta
keparnoan nya. ia berdeham untuk menetralkan sikap nya. Ia tau benar jika laki-laki itu pasti tengah tertawa di dalam hati nya karena berhasil menanamkan rasa takut yang berlebih di diri Venus.

Siapa juga yang tak akan takut jika di perlakukan seperti itu?

“Tumben” gumam Venus.

Satu alis Adam terangkat, mempertanyakan maksud ucapan
Venus.

“Biasa nya kan kamu selalu gerombolan kalau kemana-mana,
kayak bebek” sindir Venus.

Seriously, Venus benar-benar menjadi orang yang menjengkelkan tiap berada di dekat Adam. Dan ia pun tak tau sebab jelas nya. ia hanya merasa hati nya panas dan ingin melakukan sesuatu yang membuat Adam marah. Padahal ia selalu takut jika Adam sudah mulai mengeluarkan taring nya.
Ada sesuatu yang aneh pada diri nya, dan ia tak tau apa itu.
Dia butuh psikolog.

“Maksud lo apa? lo ngatain gue bebek?” tanya Adam tak terima.

Venus menggeleng polos “Ngga, aku cuma bilang gerombolan nya yang kayak bebek, bebek kan selalu bawa massa kemana-mana. Beda sama Rajawali, yang berani terbang tinggi sendirian” ucap nya.

Ia berbalik untuk memberikan sisa sosis di tangan nya pada kucing tadi, agar ia bisa segera pergi dari sini. Menjauh dari Adam. Namun, kucing liar itu telah menghilang. Venus berdecak kesal “Gara-gara kamu kucing nya pergi!”

Alis tebal nya terangkat sebelah “Gue ngga ngusir”

“Kalau mobil kamu ngga ngerem mendadak gitu kucing nya pasti ngga akan kabur, seharus nya kamu itu bisa berpikiran lebih dewasa bukan kayak anak-anak gini” keluh Venus frustasi.

“Sekarang lo pikir, kalau gue ngga nge-rem apa menurut lo, lo
masih hidup?” tanya Adam tenang seolah nyawa Venus itu kerupuk di pinggir jalan.

“Kalau aku mati karena kamu tabrak, aku pastiin kamu bakal
masuk penajara! Ngga cuma itu seumur hidup mu akan ku buat kamu ngga tenang!”

Adam terkekeh “Ini jalanan, jalan umum. Siapa yang nyuruh lo
jongkok di tengah jalan? Lo pikir ini toilet umum”

Venus menatap Adam tersinggung. Ia mengangkat sosis di tangannya yang sisa setengah. “Aku mau kasih makan kucing dan aku ngga jongkok di tengah jalan, aku di pinggir jalan”

“Sama aja” ucap nya “Sejak kapan kucing makan sosis? Ngga lo goreng sekalian di kasih saos tomat biar lebih absurd” ejek nya.

Venus mendelik “Kucing juga makan sosis”

“Dari zaman gue masih zigot juga kucing itu makan ikan. Lo lahir abad berapa sih?”

“Aku tau kucing makan ikan, sosis ini kayak makanan penggantinya. Kalau manusia makanan pokok nya nasi, singkong itu pengganti nya. Ya sama juga kayak kucing”

Adam menggeleng-geleng masih dengan senyum mengejek nya. Hanya Adam yang bisa membuat IQ 139 Venus menjadi tak berguna.

“Lo jangan nyamain kucing sama manusia. Mau lo gue samain
sama monyet?” Adam berdecak dengan ekspresi meremehkan “Kucing itu makan ikan sama daging”

“Itu kucing mahal, kucing biasa makan nasi” iya kan?

“Semua kucing sama. Makanan nya juga sama”

“Kamu tuh pernah liat kucing liar ngga sih?” tanya Venus jengkel.

“Pernah. Makan nasi kan?”

Idiot. “Yang bilang makan buah siapa?” tanya Venus sinis.

“Lo nih comel banget sih jadi cewek” ucap Adam sambil berjalan mendekat pada Venus “Ikut gue pulang, besok gue beliin makanan kucing”

Venus melirik Adam dengan kening berkerut. “Makanan kucing?”

“Ya. Yang bermerk, biar kucing yang lo kasih makan ngga pada
mati gara-gara salah gizi”

Lagi. Venus di hinggapi rasa curiga. Ia memandang Adam dengan tatapan menuduh.

“Ngga. Aku ngga biasa naik mobil mahal, suka muntah. Aku naik bis aja” ucap Venus.

Sengaja ia memberi alasan yang ia harap akan membuat Adam
semakin ilfell pada nya, agar ia tak pernah lagi menawarkan Venus untuk menumpang di mobil nya.

Adam melongo, saat ia kembali mendekat untuk membujuk Venus, ia segera berjalan ke samping, tersenyum ia melambaikan tangan nya pada Adam.

“Bye” ucap nya, segera berjalan ke halte bis.

****************************************************************************************************************************

15. Adam

And what’s the point in hiding
And everybody knows we got unfinished business
And I regret it if I didn’t say this isn’t what it could be
Selena Gomez – Back To You

Cuaca yang cerah, itulah pendapat Venus untuk pagi ini.
Ia selalu bersyukur tiap hari nya karena di beri kesempatan untuk menjalani hidup nya lagi, meski kemarin ia tak melakukan sesuatu yang patut di banggakan.

Jangankan membanggakan negara, membanggakan diri sendiripun ngga.

Venus menghirup nafas panjang saat kaki nya turun dari bis.
Aroma pagi hari sangat menenangkan, terkadang membawa kita pada masa lalu. Mengenang hari-hari damai yang kita lewati dan tanpa sengaja kita sering kali tersenyum sendiri saat mengingat nya. Persis seperti yang Venus alami sekarang.

Pagi ini begitu tenang. Terlalu tenang hingga ia merasa
ketenangan ini seperti air laut yang menyurut sebelum gelombang tsunami menerjang. Ia menatap langit dan melihat matahari bersinar terang, meski tak ada suara ayam berkokok namun sua- Mppphh!

Venus membulatkan mata nya saat sebuah tangan secara tiba-tiba membekap mulut nya dari belakang. Ia di landa rasa panik yang luar biasa besar.

Ia berada di sebuah gang dan ini terlalu pagi untuk orang-orang
berlalu lalang dan memulai aktivitas nya. Venus ingin berteriak dan melepaskan diri namun, tubuh nya ditarik paksa ke belakang hingga punggung nya menabrak dada orang yang membekap nya.

“Ehmmmph!” suara teriakan Venus teredam karena tertutup oleh tangan.

Kedua tangan nya di tarik ke belakang dan ia bisa merasakan nafas hangat si pembekap itu di tengkuk nya, perlahan menjalar hingga ke telinga nya.

Ia di tarik ke sebuah lorong di antara gang. Tempat yang cukup
gelap dan lembab. Ia takut. Sangat takut. Tanpa ia sadari air mata nya menetes.

“Diam atau gue perkosa lo” ancam nya.

Venus menggeleng kuat, ingin melepaskan diri. Pikiran kalut nya membuat otak nya tak berfungsi normal dan satu-satu nya hal yang bisa ia pikirkan adalah, melarikan diri.

“Lo mau gue lepasin?” bisik nya tepat di telinga Venus.

Venus mengangguk semangat. Air mata nya masih mengalir
bahkan jatuh di atas tangan yang membekap mulut nya. Belum lagi rasa sakit di tangan nya yang di tarik ke belakang.

“Lo ngga boleh teriak” bisik nya lagi membuat bulu-bulu halus di leher nya berdiri, ia merinding “Lo ngga boleh lari”

Nafas Venus tersengal, menunggu setiap bisikan dengan jantung bergedup.

“Lo harus nurutin semua kemauan gue:

“…”

“Ngerti?”

Venus mengangguk patuh.

“Kalo lo ngelanggar satu aja dari 3 larangan itu…” tubuh Venus
menegan saat ia merasakan sesuatu menempel pada pundak nya.

Dagu bajingan itu di senderkan pada pundak nya, ia ingin melirik ke samping untuk melihat wajah bajingan itu namun, tangan nya yang membekap mulut Venus, menggerakan kepala nya ke arah berlawanan.

“Gue bakal perkosa lo, setelah gue puas gue bakal bunuh lo dan gue mutilasi untuk ngilangin jejak”

Venus menggeleng, tangis yang tadi nya perlahan berhenti kini
semakin deras. Ia ingin berteriak meminta tolong namun takut jika perbuatan nya semakin membuat bajingan itu marah. Ia takut bajingan itu benar-benar akan melakukan apa yang ia ucapkan.

“Do you understand?” tanya nya. Suara nya berat dan serak.

Tanpa ragu Venus mengangguk.

“Good girl”

Venus memekik tertahan saat bajingan itu mencium pipi nya cepat. Ia mundur dan memberi jarak antar dada nya dan punggung Venus. Namun Venus masih bisa merasakan dengan sangat jelas tubuh laki-laki itu di belakang nya.

“Tutup mata lo, jangan berani-berani ngintip”

Venus yang bodoh mengikuti kemauan bajingan itu. Bibir nya
bergetar menahan rasa takut. Tangan bajingan itu perlahan lepas dari mulut nya “Jalan” perintah nya. 

Tangan bajingan itu menuntun nya entah kemana. Samar, Venus merasa cahaya matahari menerpa wajah nya. Meski mata nya tertutup ia bisa melihat sesuatu di antara kegelapan itu.

Terdengar suara klik. Venus sungguh ingin lari dan berteriak
namun, lagi-lagi nyali nya yang lemah ini melarang nya. Ia seperti kerbau yang di cucuk hidung nya. Di suruh ini-itu mau saja.

“Tundukin kepala lo”

Venus merasakan tubuh nya agak sedikit di dorong dan jatuh di
atas tempat yang empuk. Lalu bunyi klik itu terdengar lagi. Venus meraba sekitar nya dengan tangan kanan nya, insting nya mengatakan jika saat ini ia sedang berada di sebuah mobil.
Pintu mobil terdengar di buka. Hening sesaat sebelum sebuah
suara khas mobil terdengar.

“Buka mata lo” ucap nya.

Perlahan mata nya terbuka, ia mengernyit untuk menyesuaikan
cahaya pada mata nya. Ia mengerjap beberapa kali dan saat penglihatannya telah kembali normal, ia mendapati pemandanagn gambar yang bergerak di depan nya melalui kaca depan mobil.

Ia sontak menoleh ke kursi samping. Di samping nya, Adam telah duduk dengan wajah datar, tangan nya menggerak-gerakan stir mobil dengan tenang.

BAJINGAN ITU TERNYATA ADAM!

“Gimana pagi lo?” Adam menoleh sekilas pada nya sebelum
kembali fokus pada stir dan jalanan di depan nya.

Venus menatap Adam dengan pandangan tak percaya. Air matanya kembali menetes namun tak di iringi isakan seperti sebelum nya. Ia ingin meneriaki Adam namun mulut nya kehabisan kata-kata. Ia tak punya cukup tenaga untuk menyumpahi Adam sampai ke-7 turunan nya jadi yang ia lakukan adalah menyerbu Adam dengan pukulan tangan nya.

Ia bahkan menarik lengan seragam Adam dengan kasar, karena ia tau jika ia menarik tangan Adam maka Adam bisa saja menarik tangannya dan membuat tubuh nya sendiri terhempas.

“Kurang ajar kamu Dam!” pekik Venus marah.

“Lo apaan sih?” Adam menahan tangan Venus yang menarik-narik lengan baju nya dengan satu tangan nya yang lain masih sibuk dengan stir.

“Lo mau kita mati hah?” bentak Adam.

“Iya kamu memang pantas mati!”

Pegangan tangan Adam pada tangan Venus mengendur. Tatapan tajam nya perlahan menghilang meski Venus masih bisa melihat kemarahan di mata nya namun, ada emosi lain yang muncul di balik mata hitam pekat nya dan untuk pertama kali nya ia tak merasa takut pada Adam.

Mobil Adam tiba-tiba berhenti. Amarah Venus mendadak surut
melihat Adam yang seperti tak lagi punya semangat untuk mengerjai nya. Sifat kekanak-kanakan nya hilang berganti dengan sifat dingin. Seperti saat mereka pertama kali bertemu.

“Gue bawa makanan kucing buat lo” ucap nya.

Memecah kecanggungan yang Venus rasakan. Tangan Venus yang tadi menarik-narik seragam Adam kini sudah kembali pada posisi semula.

“Ha?”

Adam menoleh ke belakang sekilas, Venus mengikuti nya dan
mata nya membulat sempurna saat melihat berkresek-kresek makanan kucing ber-merk di kursi belakang.

Venus tau benar merek itu karena ia pernah menonton nya di Tv saat sedang iklan. Venus memutar tubuh nya ke belakang secara refleks. “Sebanyak ini?!”

Melihat ekspresi terkejut Venus, sifat main-main Adam kembali
lagi. Ia tersenyum miring “Gue udah wujudin keinginan lo, sekarang lo harus balas budi”

Bagai di sambar petir, Venus menatap Adam horror. Mata nya
yang sedari tadi memindai kresek-kresek merah itu spontan menatap wajah Adam dengan awas.

“Ba-balas budi? Tapi kan aku ngga minta” ucap Venus tak terima.

“Jadi lo ngga mau?”

Venus menggeleng “Ngga lah! Aku ngga pernah minta apa-apa
sama kamu”

Mendengar jawaban ketus Venus, Adam tanpa ragu membuka
pintu mobil dan berjalan ke belakang. Ia mengambil kresek-kresek itu, Venus mengamati kegiatan Adam dengan rasa penasaran tanpa berniat untuk membantu.

Mata nya seketika membelalak saat Adam berjalan ke atas
jembatan dengan kedua tangan nya yang memegang kresek bergerak keluar pembatas pagar untuk membuang kresek itu ke sungai.

Sontak Venus keluar dari mobil dan bahkan berlari ke arah Adam sambil berteriak histeris. “Adam!” Tangan nya meraih tangan Adam “Mau kamu apain Dam?”

“Mau gue buang lah, gue buat apa makanan kucing”

“Terus ngapain kamu beli?” tanya Venus frustasi.

“Gue kan beliin buat lo, karna lo ngga mau ya gue buang”

“Ngga. Jangan di buang kamu simpen aja Dam”

“Ngga. Gue ngga butuh”

Tangan Venus menarik tangan Adam. Dari jauh mereka berdua
persis seperti pasangan gila yang akan bunuh diri.

“Woy!” suara seorang Bapak-bapak terdengar dari bawah. Ia
sedang memunguti sampah di sungai. Mungkin Bapak-bapak itu pemulung atau petugas kebersihan.

“Jangan bunuh diri disini, nanti kali nya kotor!” teriak nya lagi.
Tuh betulkan, batin Venus.

Ia menatap Adam frustasi. “Aku mau Dam! Aku mau, kamu mau aku balas budi apa? Kita balik ke mobil ya ntar kita di arak warga gara-gara di kira mau bunuh diri”

Sudut bibir Adam sedikit tertarik namun, Venus sangat yakin jika pria itu tertawa penuh kemenangan di dalam hati nya. Ia bahkan bisa mendengar suara marching victory dari dada Adam.

That bastard.

“Lo mau?”

“Iya aku mau!” jawab Venus semangat. Biar saja ia di kira hyperactive.

Misi nya saat ini hanya ingin menyelamatkan dunia ini dari orang gila yang ngambek karena pemberian nya di tolak.

“Apapun yang gue minta. Lo mau?”

“Iya” jawab Venus tanpa pikir panjang.

“Ok” putus nya puas.

Ia kembali mengangkat kedua kresek di tangan nya lalu berjalan dengan langkah santai ke mobil. Ya Tuhan… Venus mengikuti dari belakang dan data ia sampai di dalam mobil
ia masih tak menyangka akan apa yang baru saja terjadi. Ia menutup mata nya frustasi sementara Adam bersikap biasa, dasar muka tembok retak!

“Astaga… kamu bener-bener ngga tau malu” erang Venus frustasi “Gimana kalau tadi ada yang rekam? Ya ampun, mau di taro mana muka- Gila ya kamu!”

Hanya dengan Adam, ia di bekap di pagi hari, di ancam akan di
perkosa lalu di mutilasi dan bahkan di tuduh akan bunuh diri dari sungai!

Adam tak menjawab kelah kesuh Venus, karena menurut nya yang tadi itu BIASA. Dia bahkan sudah pernah melakukan hal yang jauh lebih gila dan memalukan di banding yang tadi. Venus saja yang kurang gaul, di tegur satu orang saja serasa di serbu satu negara.

Tangan nya melirik jam tangan hitam ber-merk, hadiah ulang
tahun Nenek nya.

“Gara-gara lo baju gue kusut” keluh Adam.

“Itu salah kamu sendiri Dam” geram Venus “Pokok nya cepet aja, aku ngga mau sampai terlambat sekolah”

Adam melirik Venus sekilas “Kita udah telat dari 20 menit yang
lalu”

Dan itu semakin mengukuhkan niat Venus untuk membakar Adam hidup-hidup.

*****************************************************************

16. Be A Good Girl

Look at those blushing cheeks, like bloomed flowers
You’re innocent, but so clever
So naïve like child, but so dirty
There’s no way to know what’s inside ya
IU – Zeze

Venus sungguh ingin menenggelamkan diri nya di kolam uang. Tidak ada yang lebih memalukan selain datang terlambat bersama dengan musuh besar mu.

Venus tak mengerti kenapa ia begitu mudah nya menuruti dan
bahkan di bodohi Adam. Mengapa dia bisa begitu lemah dan takut saat bersama Adam. Mengapa segala hal tentang Adam selalu membawa nya ke batas limit, hingga membuat nya frustasi dan tak bisa menahan emosi.

Dan mengapa ia harus di pertemukan dengan Adam, adalah
pertanyaan yang selalu ingin ia tau jawaban nya. Dari awal, sejak pertama kali mereka bertemu, mereka berdua selalu melihat sisi buruk masing-masing.

Venus yang sedang membuat contekan, Adam yang sedang
bercumbu dengan pacar nya, Venus yang mencoret-coret dinding dan Adam yang mencekik nya.

Sungguh tak ada satupun pertemuan normal yang bisa membuatnya berpikir jika Adam dan dia adalah sepasang manusia yang hanya “Kebetulan” di pertemukan.

Berbeda dengan Alex yang menawarkan pertemuan khas cinta
pertama yang banyak orang impikan. Saat kita memikirkan cinta pertama dan pertemuan pertama maka Venus tak akan malu untuk menceritakan bagaimana ia dan Alex bertemu.
Mereka di pertemukan takdir dan takdir yang mereka miliki begitu indah, setiap kali bertemu, bukan… bukan bertemu, melainkan Alex lah yang selalu datang pada nya.

Alex menawarkan pertolongan untuk nya tiap kali hati nya di dera sakit dan yang Venus bisa lakukan hanya menerima tanpa sekalipun pernah memberi.

Seperti itulah seharusnya sebuah pertemuan. Venus sudah
membuat 2 kesalahan semenjak ia mengenal Adam, berkelahi dan terlambat. Sangat bukan diri nya yang hidup dengan motto “Hiduplah seperti kata Pemerintah” yaitu belajar dan menjadi PNS.

Ia tak mengerti apa ang begitu salah dengan diri nya hingga
terjebak dalam lingkaran setan ini. Ingin berhenti namun ia sudah terlanjur masuk. Ingin terus berjalan namun ia gamang.
Dan langkah nya kian berat saat mobil hitam itu kembali berjalan lambat di samping nya lalu perlahan berhenti.

Dari dulu ia kurang suka dengan jenis mobil sport, terlihat terlalu mencolok, berlebihan dan aneh. Mungkin ia harus menghina mobil Adam agar ia berhenti memaksa nya ikut masuk ke dalam mobil nya. Apalagi plat mobil nya begitu gila, ia tak mau di terkena sial karena naik ke mobil itu dan berakhir masuk ke Tv nasional.

“Apa lagi mau mu?” tanya Venus pasrah. Ia lelah karena tadi pagi di hukum lari keliling lapangan 10 putaran.

Adam menyeringai “Lo belum balas budi sama gue”

Argh! Ingin rasa nya ia berlari namun, apalagi yang akan laki-laki itu lakukan? Membuat keributan dengan menabrakan diri nya sendiri ke tiang listrik lalu menyalahkan Venus?!

Tak mau membuat drama Thailand seperti yang mereka lakukan di atas jembatan tadi pagi, Venus memilih untuk menurut.

“Hei!” protes nya saat ia tak bisa membuka pintu mobil.

Adam terkekeh “Lo pemarah banget sih”

Venus memutar mata nya dan membuka pintu mobil dengan
kasar. Bersyukur si Kampret itu tak lagi mengunci pintu mobil nya, jika masih terkunci ia bersumpah akan lari meninggalkan Adam bahkan saat Adam mencemplungkan diri nya ke sungai sekalipun.

Sepanjang perjalanan tak ada yang bicara hingga Venus mengenali jalan menuju rumah nya, tanpa malu dan sungkan ia meminta Adam berbelok. Buat apa malu? toh orang di samping nya ini biang malu.
 

“Nanti belok di depan tapi kalo ngga mau ya berenti aja di situ,
aku bisa ja- Ehh kelewatan! Harus nya kamu belok Dam!” Venus heboh sendiri melihat Adam terus menjalankan mobil nya tanpa sama sekali peduli dengan ocehan Venus padahal sedari tadi bersama nya di dalam mobil, ini adalah kali pertama Venus
mengeluarkan suara.

“Kalau kamu ngga mau balik, berhenti sekarang Dam”

Bukan nya berhenti si kampret malah menginjak pedal gas kuat, membuat tubuh nya terhempas ke belakang. “ADAM!”

“Apasih?” tanya nya jengah “Berisik banget lo!”

“Aku mau pulang Dam, berhentiin mobil nya” mohon Venus,
bahkan ekspresi memohon nya lebih memelas ketimbang pengemis di jalanan.

“Ya pulang aja, gue ngga ngelarang”

“Berhentiin mobil nya! Kalau ngga aku bakal loncat”

Adam melirik Venus sekilas, ia menyeringai “Silahkan”

Venus menggeram, tak mau terlihat takut ia meraih handle pintu mobil dan tersentak saat menyadari pintu itu terkunci.
Ingin marah dan bersyukur, setidak nya ia tak perlu melakukan
tindakan konyol dengan melompat dari mobil yang berjalan di atas kecepatan rata-rata dan ia marah, karena Adam lagi-lagi mengerjai nya.

“Kalau kau mau nyulik aku seenggaknya kamu bilang biar aku ngga bertanya-tanya sepanjang perjalanan, mau kemana kamu bawa aku!” ucap Venus kesal.

Adam tertawa “Nyulik lo? Lo pikir gue ngga ada kerjaan lain selain nyulik lo?”

“Kamu memang ngga punya kerjaan Dam! Sekarang turunin aku atau ngga aku bisa ngebuat kamu nyesal pernah lahir di dunia ini!” ancam Venus.

“Dan apa tepat nya itu?” tanya Adam, sama sekali tak terpengaruh dengan ancaman Venus.

“Aku… aku… bakal, rambut kamu bakal ku tarik! Aku tau semua
laki-laki lebih rela di sambit pakai cambuk dari pada di sentuh rambutnya!” ucap Venus.

“Well, lo bener tapi juga bisa salah, ada beberapa kesempatan
dimana laki-laki sama sekali ngga keberatan kalau lo nyentuh rambutnya… bahkan lo jambak” Adam tersenyum mesum.

“Huh?”

Adam menaikan satu alis nya masih dengan senyum mesum nya.

“Jangan bilang kamu juga kelahi dengan jambak-jambakan rambut” Venus mendengus sambil tersenyum mengejek “Aku pikir kamu jago kelahi tapi- AWWW!” tubuh Venus terlempar ke depan saat Adam menginjak rem nya dalam di lampu merah.

“Apa mau kamu sebenarnya?” tanya Venus dengan penekanan di setiap kata-kata nya.

Adam menoleh ke arah nya sebelum kembali fokus pada jalan raya di depan nya, sudut bibir nay sedikit terangkat membuat senyum licik yang amat-sangat Venus benci. Demi apapun!

“Just sit and be a good girl”

“Kamu mau aku jadi good girl?” tanya nya sinis.

“Hm”

Venus langsung mengangkat kaki nya dan duduk bersila di atas jok mobil mahal Adam. Tak peduli dengan sepatu kotor nya yang akan meninggalkan jejak coklat di jok kulit kelas atas itu.

Bodo amat!

Adam nampak sedikit terkejut dengan kelakuan Venus namun itu hanya bertahan beberapa detik sebelum ia melihat pemandangan indah paha Venus yang terekspos setengah nya karena rok nya terangkat.

Ia tersenyum nakal “Better”

Venus mengikuti arah pandang Adam segera mmenurunkan kakinya dan memperbaiki rok nya, lalu menutup kaki nya dengan tas gendong untuk memproteksi diri nya dari mata mesum Adam.

“Asshole” gumam nya, yang masih bisa di dengar jelas oleh Adam.

Adam tersenyum miring melihat Venus yang nampak cemberut
sambil melipat kedua tangan nya di depan dada, ada aura gelap di sekitarnya yang Adam yakini jika ia colek sedikit saja maka Venus tak akan segan untuk menyunat nya.

Tapi, entah mengapa pemikiran gila itu semakin membuat nya
ingin melakukan hal itu. Mengganggu nya. Dengan sengaja ia kembali menginjak pedal gas saat lampu hijau menyala secara tiba-tiba membuat kepala gadis itu terhantuk dashboard mobil.

“Ups” ucap Adam pura-pura merasa bersalah.

“Kamu sengaja!” ucap Venus marah, rambut nya berhamburan
karena terlempar ke depan.

“Maaf” ucap Adam lalu kembali menginjak rem kuat-kuat dan
tubuh Venus kembali terlempar ke belakang jok.

“ADAM!”

***

17. Wild Child

I stole the keys, took a car downtown where the lust boys meet
I took a car downtown and took what they offered me
To set me free
Coldplay – Charlie Brown

Terlepas dari rasa kesal nya pada Adam, Venus tak mampu menutupi kekaguman nya pada keindahan dari setiap pemandangan yang mereka lewati.

Adam membawa nya ke tempat antah-berantah yang Venus
bahkan sudah lupa jalan pulang nya. Aneh nya, ia tak lagi merasa takut akan di bunuh atau jika Adam akan melakukan perbuatan asusila pada nya. Perasaan nya kini lebih seperti awan yang mengambang di langit, dimanapun ia berada asal
masih di bawah langit, ia tak perlu merasa takut.

Apakah ia tak lagi takut pada Adam? Masih takut.

Namun, rasa takut itu berkurang. Lebih mudah untuk berada di
dekat Adam saat ini, kini ia terasa lebih manusiawi dari sebelum nya…

“Sebenarnya kita mau kemana?” tanya Venus lebih pada dirinya sendiri karena sedari tadi Adam hanya diam. Tak menanggapi satupun pertanyaan dari mulut nya.

Biarlah, kapan lagi ia merasa punya supir pribadi.

Ia menghitung setiap pohon trembesin yang mereka lewati. Meski tak berwarna-warni namun pohon trembesin memiliki keindahan nya sendiri. Saat besar mereka akan menjulang tinggi dengan puncak yang melebar seperti payung. Sangat cocok di gunakan sebagai tanaman trotoar untuk pejalan kaki namun, pohon ini memiliki akar yang cukup kuat dan menjalar
kemana-mana dan itu sering kali menyebabkan aspal jalanan terangkat dan merusak jalan.

Namun, itulah segala hal yang di ciptakan Tuhan, punya kelebihan dan kekurangan. Jika Venus bisa memilih, ia tak akan ragu untuk menanam banyak pohon trembesin di pinggir jalan karena meski merusak jalan, pejalan kaki pasti akan sangat tertolong.

Tapi ini hanyalah pemikiran anak muda seperti nya, pasti banyak pertimbangan lain nya yang belum ia pikirkan.

“Boleh ngga aku buka jendela mobil nya?” tanya Venus.

“Kenapa?” alis Adam terangkat “Lo kepanasan? Gue nyalain AC”

“Ngga, aku…” Venus melirik Adam malu.

“Aku apa?” tanya nya tak sabaran.

“Aku mau keluarin tangan ku”

“Maksud lo?” tanya bingung.

“Sudahlah Dam kalau kamu ngga ngerti” jawab Venus lelah.

“Apaan sih ngga ngerti gue, emang kenapa tangan lo? Panas?
Kenapa sih?” tanya Adam. Ia tak berniat membuat Venus jengkel tapi dia memang tak mengerti.

Bawel banget. “Boleh apa ngga? Sini aku tunjukin”

“Go ahead”

Venus menurunkan kaca mobil, kepala nya melongok sebentar keluar untuk merasakan angin segar setelah hampir 1 jam terjebak di ruangan tertutup bersama Adam.

Venus melirik Adam sekilas lalu tersenyum penuh antusias. Adam yang melihat gelagat aneh Venus hanya bisa mengernyitkan kening nya, sesekali ia melihat ke depan agar ia tak menabrak. Dia belum pernah bertemu perempuan dengan gelagat seaneh itu soal nya, maka nya ia agak was-was dan… penasaran.

Sort of…

Tangan kanan nya ia keluarkan, lalu ia bentangkan , jari-jari nya menangkap angina. Mobil Adam yang tadi nya melaju seperti kuda liar kini melambat dan berjalan dengan kecepatan normal.

Adam yang mulai paham apa maksud Venus, berdecak geli sementara ia menonton kelakuan konyol dan kekanak-kanakan Venus.

“Ck, norak banget lo” ejek Adam.

Venus tak sakit hati. Ia sudah kenyang dengan segala hinaan Adam. Malahan ia tersenyum geli melihat tampang sinis Adam. Ia yakin jika orang kaya seperti Adam dan koloni nya itu pasti sulit merasakan kebahagiaan dari hal sesederhana ini, karena sejak lahir mereka hidup bergelimang, minta satu di beri 2, minta coklat di beliik kebun kakau, minta tembak-tembakn di beliin nuklir, semua hal terlalu mudah mereka dapatkan sehingga sulit merasakan kepuasaan.

Dan itulah mengapa mereka menjadi liar, batin Venus.

“Why? It’s fun” Venus tersenyum geli.

“Masukin tangan lo, entar ada truk lewat buntung deh tuh tangan, mau lo buntung? Mana tangan kanan lagi, entar lo makan pake tangan kiri? Bekas cebok” ucap Adam pedas, lebih pedas dari balsem, lebih menyakitkan dari pada di suntik pake golok karatan.

Venus menuruti kemauan Adam. Di dalam hati ia mengomel, mengapa Adam tak mencoba memperingatkan nya dengan cara yang lebih baik dan kalimat yang manusiawi ear-able.
Misal nya, “Venus, masukan lagi tangan kamu nanti ada truk lewat lohhhh”

Atau “Hati-hati nanti tangan kamu tertabrak truk, gimana kalau sampai luka atau patah, nanti kamu ngga bisa nulis lagi”
Lebih enak di dengar kan?!

Hah… Memang Adam terlahir dengan mulut setajam silet. Tak
peduli apakah kata-kata nya menyakiti orang atau tidak yang penting keinginan nya untuk mencela terpenuhi.

“Iya, iya” Venus menarik tangan nya dengan malas.

“Tutup jendela, angin nya pada masuk”

Huh.. “Iya Tuan”

***

Adam tau benar jika Venus bosan. Sangat bosan, kalau ia lihat lebih jelas lagi. Tubuh nya bergerak-gerak mencari posisi nyaman, kadang bersender, kadang tegak, kadang menyamping ke jendela, kadang bersandar di dashboard.

Diam-diam Adam memeperhatikan tingkah polah nya yang seperti ulat keket kepanasan itu. Ngomong-ngomong soal kepanasan, mengapa ia meminta ijin untuk membuka kaca mobil?

Adam pikir ia kepanasan, padahal ia sudah menyalakan AC tapi, penjelasan melalui praktek ala Venus membuat ia terperangah, dia kira Adam ngajakin dia pergi sejauh ini untuk buat video clip music India apa?

Tingkah nya seperti anak-anak, apalgi cara nya tersenyum, seperti anak kecil yang di belikan permen satu truck. Adam segera menyuruh nya kembali memasukan tangan nya ke
dalam mobil karena walaupun jalanan ini cenderung sepi dan one way namun, tak ada yang bisa memprediksi apa yang bisa terjadi di jalan raya.

Adam sudah mengikuti balapan sejak ia SMP, saat itu Kakak kelasnya, Ceper dan Rizal mengajak nya untuk sekedar menonton mereka balapan walaupun pada akhir nya mereka mengakui jika mereka memiliki niat terselubung untuk meneruskan tradisi balapan sekolah mereka pada junior, dan Adam salah satu nya.

SD, SMP sampai ke SMA mereka bersekolah di tempat yang sama karena sekolah mereka memang memiliki semua tingakatan dalam satu wilayah.

Tak heran jika pertemanan antara Junior dan Senior itu bisa
berakhir pada warisan kekal kemenangan balapan mobil. Adam bukan nya langsung menang, di awal balapan ia seperti keledai yang selalu saja kalah juga mengalami kecelakaan, mulai dari
kecelakaan kecil sampai yang membuat nya koma selama beberapa hari namun, setelah ia bangun, bukan nya bertobat ia malah semakin menjadi-jadi.

Salah satu alasan nya adalah ego, Rino benar-benar tau
bagaimana cara menginjak-nginjak harga diri Adam sebagai pembalap yang dulu selalu memegang rekor Nomer 2. Ia ingin menunjuka pada Rino jika ia bisa menang dan mengalahkan nya karena ia lelah berkelahi dengan Rino hingga tubuhnya luka dan memar hanya untuk membela harga diri nya.

Ia memang kalah dari Rino, tapi bukan berarti ia menjadi seorang pecundang. Kemenangan pertama nya adalah saat ia kelas 3 SMP, kemenangan dramatis dimana ia hampir mati karena kelewat nekat melajukan mobil nya seperti orang gila namun, dari situ dia belajar jika ingin mendapatkan sesuatu maka kunci nya adalah, Be Wild.

Dan di malam itu pula untuk pertama kali nya ia di perkenalkan
oleh kenikmatan duniawi yang terlarang, alkohol lalu seks bebas.

Semua itu pelajaran dari senior nya di sekolah. Tak heran jika Papa nya begitu membenci mereka bahkan seringkali melarang nya untuk bergaul dengan mereka.

“Lo udah menang kan? Ini hadiah lo” Ceper memberikan gelas
berisi cairan berwarna kuning pada Adam.

Ceper menepuk pundak Adam “Lo udah dewasa sekarang, hadiah lo yang lain nya nunggu” ia menunjuk Bella dengan dagu nya.

Dan itulah awal dari semua kegilaan dalam hidup nya.

Lamunan nya tentang masa dimana semua kegilaan hidup nya dimulai teralihkan saat samar ia mendengar gumaman samar di sebelahnya.

Gadis itu menatap pada luar jendela sambil sesekali menyanyikan lirik nya dengan suara yang cukup pelan. Mungkin ia takut Adam akan mengomel dan melarang nya bernyanyi, atau mungkin juga ia memang tidak hapal lirik nya.
Adam menatap lurus pada jalanan di depan nya. Perjalanan masih cukup jauh namun rasa nya itu tak akan terasa lama lagi.

***

18. Gravity
Why don’t you sit right down and make me smile?
You make me feel like I am just a child
She & Him – Why do you let me stay here

Bangunan itu seperti bengkel tua. Bengkel tua yang bersih dan rapi. Saat pertama kali Adam memarkirkan mobil nya di depan bangunan ini, ia pikir mobil Adam rusak.

Klasik, ornament-ornamen tua khas motor jadul tertempel di
bagian luar. Di sebelah kanan adalah bengkel, Adam nampak menyapa beberpa laki-laki yang sudah berumur, kira nya 40 tahun lebih yang di balas mereka dengan hangat, tak lupa mereka bertanya tentang kabar Adam. Walau sekedar basa-basi namun itu terasa hangat.

Adam mengajak nya masuk melewati pintu di ujung bangunan. Di dalam nya tak kalah indah, bangunan nya nampak jauh lebih luas dari yang terlihat di luar, atap nya juga tinggi dengan warna putih gading yang mendominasi ruangan.

Old but gold. Kesan pertama Venus saat masuk ke dalam ruangan ini. Di bagian depan ada semacam panggung kecil dengan hiasan bohlam  warna-warni, di tengah nya terdapat tulisan: “If this is coffee, please bring me some tea; but if this is a tea, please bring me some coffee – Abraham Lincoln-“

“Ngga sembarang orang boleh masuk kesini” ucap Adam saat
melihat Venus tersenyum sambil mengamati sekeliling ruangan dengan pandangan takjub.
 

Seketika Adam merasa bangga menjadi diri nya, entah kenapa.

“Maksud nya pejabat gitu?” Venus mengalihkan perhatian nya
dari koleksi onderdil motor yang tertempel di dinding pada Adam.

“Bukan” Adam berjalan lebih dulu, Venus mengikuti di belakang
nya seperti peliharaan. Adam mengambil tempat duduk di bagian ujung.

“Lo bego banget sih” gerutu Adam.

Ya Tuhan, apalagi salah ku?, batin Venus.

“Maksud gue itu itu orang-orang yang udah jadi langganan dan
kenal langsung sama owner nya”

“Kan aku cuma nebak Dam”

“Dari awal ketemu lo, tebakan lo salah mulu”

Ingin Venus pukul kepala Adam dengan kotak tissue tapi takut

kotak tissue nya rusak…

“Tumben lo kesini”

Suara seorang perempuan menyelamatkan Venus dari hinaan
pedas yang siap Adam muntahkan. Heran, ganteng-ganteng mulut nya nyinyir banget kayak ibu-ibu waktu beli sayur.

Dan Venus tak bisa lebih terkejut lagi saat melihat Adam
tersenyum sumringah menatap perempuan yang tadi menyapa nya.

Perempuan cantik. Cantik yang terlihat murni. Tanpa embel-embel make up dan baju stylist. Tanpa high heels atau rambut yang di gerai panjang. Wajah nya nampak ketus namun sorot mata nya ramah dan lembut.

“Hai sayang” sapa Adam balik sambil mengerlingkan sebelah matanya yang otomatis membuat Venus menganga, karena setau nya Bella adalah pacar Adam. Jadi, sekarang jika ada perempuan lain yang Adam panggil sayang itu arti nya…

Pluk!

Perempuan itu memukulkan nampan di tangan nya ke kepala Adam tanpa sedikirpun raut ragu.

“Sayang sayang pala lo peyang!”

Adam tertawa.

Oh Tuhan… ada apa ini sebenar nya, kenapa tiba-tiba Adam
menjadi sosok yang berbeda saat bicara dengan perempuan itu. Sebenarnya siapa selingkuhan nya? Bella atau perempuan ini?

“Sakit sayang” Adam mengusap kepala nya dengan ekspresi yang dibuat-buat.

Drama King.

“Udah deh Dam, ngga usah panggil gue sayang-sayang, liat tuh
pacar lo sampe bengong gitu ngeliatin gue, di kira gue selingkuhan lo lagi!”

Adam melirik Venus sekilas “Dia ngga bakal marah, lo kayak
gembel gini penampilan nya mana mungkin gue mau jadiin lo
selingkuhan kayak ngga ada cewek seksi yang tersisa di dunia ini”

“Dasar laki-laki idung anjing! Begini-begini juga gue banyak yang suka”

“Siapa? Yang suka nganterin air galon kesini ya?”

Sementara mereka masih berdebat kusir yang terdengar seperti sepasang kekasih yang sedang bertengkar manis, Venus hanya bisa diam sambil memperhatikan setiap objek di dalam ruangan ini.

Mata nya turun ke meja dan ia mendapati tulisan yang terukir
indah di atas meja.

“You can’t blame gravity for falling in love-Albert Einstein”

Jari-jari tangan nya menyentuh ukiran itu dengan takjub, otak nya mencerna makna indah dalam tulisan itu. Dan dengan penasaran ia berpikir bagaimana orang mengukir nya… lalu siapa? Dengan apa? Kepala nya di penuhi rasa penasaran itu terus berputar membuat pertanyaan hingga tanpa sadar 2 pasang mata tengah mengamati nya.

“Eh, lo Dam ngga niat ngenalin gue ke PACAR lo?”

Mendengar kata “PACAR” apalagi nyebut nya pake caps lock gitu, membuat Venus langsung mengangkat kepala nya dan bertukar pandang dengan kedua orang itu.

Venus mengulurkan tangan nya “Venus”

Perempuan itu menatap uluran tangan Venus dengan heran lalu menatap wajah Venus yang nampak serius, perkenalan nya formal sekali. Ia melirik Adam sekilas namun yang di lirik hanya diam sambil memasang tampak masa bodo.

“Ini beneran pacar lo Dam?” tanya perempuan itu namun matanya tetap tertuju pada Venus, seolah Venus adalah Komodo terakhir di muka bumi ini.

“Bukan” jawab Venus cepat “Aku… teman nya, ngg… teman
sekolah”

TTM tepat nya, TEMAN TAPI MUSUH.

“Teman?”

“Iya”

Ia sempat diam beberapa saat sebelum tersenyum ramah “Gue
Rachel, sepupu “temen” lo ini”

Oh…

“Sorry, gue nyebut lo pacar nya soal nya dia kan banyak cewek
nya, tapi baru sekali ini gue liat dia punya nyali buat bawa cewek kesini, kayak nya lo spesial banget buat dia”

“Emang martabak, spesial” ucap Adam.

“Lo kurang ajar banget nyamain cewek sama martabak, mau gue samain benda pusaka lo itu sama pisang susu?”

“Ngga papa kok, aku sudah biasa dia hina” ucap Venus polos.

Rachel membelalakan mata nya “Serius?! Dasar laki-laki
pecundang, di dunia ini ada 2 jenis manusia yang paling gue benci, yang kedua ini kayak lo! laki-laki kasar, pecundang tau ngga” ucap Rachel menggebu-gebu.

“Gue?” Adam menunjuk diri nya sendiri tanpa merasa tersindir sama sekali “Kalo gue yang kedua, yang pertama siapa?”

“PELAKOR!” setelah mengatakan atau lebih tepat nya meneriakan isi hati nya, Rachel langsung pergi dengan muka emosi.

Venus melirik Adam heran “Kita mau ngapain kesini?”

“Gue laper”

“Iya tapi…” Venus melirik ke sekeliling tidak ada pelayan, kasir
atau manusia selain mereka berdua disini. Ini kuburan atau tempat makan?

“Disini ngga ada menu nya, dia kesini tadi cuma mau ngehina gue aja”

“Jadi kita makan apa?”

“Makan apa aja yang mereka masak” jawab Adam. Ia mengetuk dinding berlapis kaca di samping mereka dengan jarinya sehingga menimbulkan bunyi.

“Lo liat tanaman disana” Venus mengikuti arah telunjuk Adam, ada tanaman Lombok, sayur sampai buah-buahan. “Yang bisa mereka panen hari ini, itulah menu kita”

Venus mendengar penjelasan Adam dengan penuh rasa tertarik, dia tak pernah menemui rumah makan dengan ide seperti ini sebelumnya. Simple, karena ngga perlu menu, Sehat, karena sayur nya fresh langsung dari kebun, dan Clever, karena pemilik nya ngga perlu ribet.

“Gimana kalau mereka cuman panen cabe ?” tanya Venus.

“Ya kita makan nasi pake cabe, tuh ada kerupuk kalau lo mau” tunjuk Adam dengan dagu nya.

“Kalau cuma makan sambal kan bisa buat sendiri di rumah Dam”

“Gue mau nya makan disini”

Venus menggaruk kepala nya yang sama sekali tak gatal. Bingung, bagaimana harus berkomunikasi dengan orang seketus Adam.

“Oh ya, kamu bilang aku harus balas budi kan? Ini balas budi nya, nemenin kamu makan?” tanya Venus saat tiba-tiba ia teringat tujuannya ikut dengan Adam.

“Ngga. Gue laper aja dan kebetulan lo numpang gue maka nya gue bawa”

“Kamu yang paksa aku ikut Dam”

“Emang nya lo Cinderella pake di paksa-paksa”

“Dan kamu Ibu tiri nya” gumam Venus pelan tanpa berani menatap wajah Adam.

“Apa lo bilang” Adam menyipitkan mata nya.

Venus menggeleng “Aku cuma lagi mikir siapa yang ngukir ini kok” Venus menunjuk ukiran di meja.

“Temen nya Bokap gue” Rachel menaruh gelas berisi air putih diatas meja.

“Air putih doang?” tanya Adam.

“Sirup nya abis” jawab Rachel cuek “Kata Bokap gue itu punya
temen nya, cerita nya mau di taro di rumah baru nya gitulah buat Istrinya tapi si Istri nya ini… yah keburu meninggal”

Pandangan mata Rachel menjadi menerawang. Suasana yang tadinya ceria mendadak kelabu. Ia memeluk nampan di dada nya dan menghela nafas “Emang cinta aja ngga cukup, selain itu kita butuh duit, kesetiaan dan restu”

Rachel melirik Adam sekilas “Ada yang pernah bilang ke gue kalau jtuh cinta itu hak semua warga negara dan itu ngga salah, yang salah itu keadaan, waktu dan dengan siapa kita jatuh cinta”

“Sama seperti yang di tulis di meja ini, lo ngga bisa nyalahin
gravitasi buat jatuh cinta, literally, kita ngga bisa nyalahin siapapun bahkan diri sendiri karena kadang hati terlalu capek buat bohong dan ngalah sama ego kita. Karena jatuh cinta ke orang yang salah itu kayak lo lagi jalan-jalan di alam semesta dan saat lo mau nyentuh bintang lo kesandung meteor, jatuh ke Bumi dan mendarat di lapisan ozon dan akhir nya mati terbakar”
 

Rachel tersenyum geli melihat ekspresi ngeri Venus “Tapi kalau lo udah ketemu jodoh yang Tuhan takdirkan ke lo, selalu ada kemungkinan lo jatuh di tempat yang jauh lebih baik, jatuh cinta di Bumi itu terlalu rasional, it’s much better kalau lo jatuh di planet asing dan disana lo ketemu sama manusia pertama yang tinggal di planet itu. it’s called Fall and then… Love”

“Ngomong apa sih lo?” tanya Adam ketus membuat Rachel yang tengah senyum-senyum sendiri melirik nya sinis.

“Manusia batu kayak lo ngga bakal ngerti!”

Adam yang sedang memainkan Hp nya melirik Rachel sekilas, tanpa mau menanggapi lagi ia kembali sibuk pada Hp nya.

“Dam”

“Hm”
Setelah Rachel kembali ke dapur, Adam dengan sangat gentleman nya mengacuhkan Venus dan nampak lebih tertarik dengan benda berbentuk persegi panjang dengan logo apel yang sudah di gigit itu.

Venus tak membawa Hp jadi, ia tak punya alternatif kegiatan
selain memperhatikan kegiatan Adam. Sumpah, ngga guna.

“Abis ini kita pulang kan?” tanya Venus.

“Lo mau ngajak gue kemana emang?” tanya Adam balik tanpa mengalihkan perhatian nya dari Hp.

Venus berdecak. Kebiasaan Adam yang paling menyebalkan, kalau ditanya malah balik tanya.

“Lo ngeliatin gue malu, kenapa? baru nyadar lo gue ganteng”

“Yang bilang kamu jelek siapa?” tanya Venus malas “Emang kamu ganteng, buat yang lihat hati nya jadi adem dan senang tapi apa kegantengan kamu bermanfaat buat dunia? Buat orang? Buat masyarakat? Ngga kan? Ya udah kamu ganteng doang”.

Adam tersenyum sinis. Venus ini antara memuji, menghina, merendahkan dan nyinyir nya beda tipis.

“Puas-puasin aja lo liat muka gue, kapan lagi lo di ajak makan sama orang ganteng kalau bukan sama gue”

Venus melirik Adam sinis. Kesal dengan rasa percaya diri Adam yang kelewat overdosis.

“Ada yang lebih ganteng dari kamu”

“…” Adam menaikan alisnya.

“Bapak ku”

***

19. Man are from Hell & Woman are from Heaven

Summer loving had me a blast
Summer loving happened so fast
I met a girl crazy for me
Met a boy cute as can be
Glee – Summer Nights

Seperti sudah menjadi jadwal tetap nya. Venus duduk di kursi taman itu sendirian sambil diam-diam memperhatikan Alex dan teman satu timnya berlatih futsal di lapangan.

Iseng, ia mulai mencoret-coret buku di tangan nya dengan wajah Alex yang hasil nya sama sekali tak mirip. Bahkan upil nya pun tak mirip.

“Siapa tuh?”

Venus mendongak dan tersenyum saat melihat Alex sudah berdiri di samping nya. Gerombolan tim futsal Alex melewati nya begitu saja berbeda dengan Alex yang walau tubuh dan baju nya sudah di penuhi oleh keringat namun, ia malah lebih memilih untuk bergabung dengan Venus untuk duduk di kursi.

“Kakak ngga bersihin badan dulu?” tanya Venus.

“Bau ya?” Alex mengangkat ke dua lengan nya bergantian dan mengendus nya secara dramatis.

Ngga bau sih tapi asem aja hahaha “Entar panuan Kak, kalo ngga langsung di bersihin”

“Tapi kalau langsung di bersihin bukan nya malah bikin jerawatan?”

“Kakak lebih milih ngga jerawatan di muka tapi panuan seluruh
badan sampai ke jempol kaki?”

Alex tertawa lalu tanpa malu ia membuka baju nya di depan Venus. Dan lebih aneh lagi saat ia tiba-tiba berdiri dan memanjat pohon besar di samping mereka. Venus terkekeh geli saat melihat Alex menjemur baju nya di batang pohon yang ia duduki dan mengambil baju yang sudah tergantung disana. Ia memakai baju itu dan melompat turun dengan gaya superhero, tau kan yang lutut nya satu nyentuh tanah itu… Gila, pecicilan juga nih orang…

“Baju siapa itu Kak?” tanya Venus saat Alex sudah kembali
bergabung duduk di samping nya.

“Baju Kakak dong” jawab nya bangga.

“Ngapain di jemur di pohon Kak?”

“Kalo di jemur di kursi atau tempat yang mudah di jangkau pasti ilang kalau ngga di tuker-tukerin sama baju mereka yang kotor”

Venus tertawa. Dari tiap cerita yang Alex bagikan pada nya, teman-teman nya memang pada jahil dan nakal. Ngga bisa diem barang sedetik aja kalau liat sesuatu ngegeletak di tanah. Apalagi kalau punya Alex, soal nya yang Venus liat juga Alex ini
karakter nya penyabar dan paling pasrah kalau di kerjain teman-temannya.

“Kamu gambar apa?” mata Alex tertuju pada gambaran di buku.

Venus buru-buru menutup nya, selain malu ia juga takut Alex
mendapatkan ilham entah darimana yang membuat nya tau kalau itu adalah diri nya. Walaupun kemungkinan nya 1 banding 1 triliun.

“Kok di tutup?”

“Jelek Kak”

“Coba sini lihat” Alex mengambil buku di tangan Venus dan
terkekeh.

I know…

Alex mulai membuat gambar kecil di sudut kertas, lalu kertas selanjutnya dan selanjutnya sampai beberapa lembar namun, itu tak membutuhkan waktu lama karena Alex memiliki bakat menggambar yang alami.

“Look at this”

Ia menjepit kertas itu lalu membuka nya dengan cepat, menampilkan gambar bergerak yang membuat mereka berdua tertawa.

“Marlyn Monroe”

Gaya khas Marlyn Monroe yang sedang berusaha menutup rok
nya itu terlihat sangat nyata, seperti menonton film hitam putih tanpa suara.

“Wow” Venus bertepuk tangan sambil tersenyum lebar “Keren”

“Semua yang berhubungan dengan Kakak itu pasti keren”

Venus berdecak geli “Dan berkeringat”

“Bukan nya perempuan suka laki-laki yang berkeringat? Yang rambut nya acak-acakan habis olahraga, seragam nya di keluarin, ya kan?”

Ya ampun, dari mana dia tau rahasia mesum remaja-remaja perempuan dunia ini, batin Venus.

“Kakak punya Adik perempuan, dia selalu teriak-teriak heboh di
depan laptop waktu nonton drama Korea” jelas Alex.
Venus tertawa .

“Ck, kalian perempuan kalau liat laki-laki buka baju dikit aja teriakan nya bisa sampai ke Antariksa"

“Why?” tanya Alex dengan ekspresi heran.

“Why, What?” tanya Venus balik.

“Kenapa kalian perempuan suka liat laki-laki ngga pake baju?”

“Kayak kalian laki-laki ngga suka ngeliat perempuan buka baju”

“Kami suka” jawab Alex tanpa malu.

“Tapi kami ngga pernah teriak-teriak, kami kaum laki-laki lebih suka menikmati pemandangan indah dalam diam”

“Disgusting” ucap Venus jijik.

Alex tertawa, ia menyenderkan tubuh nya pada kursi “Setiap
manusia punya sisi menjijikan, gimana dengan perempuan?” tanya nya dengan satu alis terangkat.

Venus memutar bola mata nya “What can I say? Ehmm, kami
perempuan memang suka laki-laki yang berkeringat, rambut nya acakacakan terus yang pakaian nya rebel”

“That’s my point. Why? Bukan nya kalian mahluk paling cinta bersih, Ibu Kakak aja bisa ngomel 2 hari 2 malam cuma karena Kakak taro handuk di atas tempat tidur”

“Dan kalian laki-laki selalu mau dapat pasangan yang baik padahal kalian sendiri bertingkah seperti manwhore”

“Laki-laki itu selalu ingin anak nya mendapat Ibu yang baik”

“Dan seorang perempuan ingin punya Suami yang bisa bertingkah seperti Gentleman bukan nya terus-terusan bersikap seperti remaja horny sampai dia berusia 50 tahun”

“Kalian perempuan terlalu melebih-lebihkan, laki-laki itu punya kebutuhan yang besar, kami kerja dari pagi ketemu pagi untuk siapa? Untuk kalian perempuan beli tas-tas ber-merek itu”

“Kakak pikir jadi Ibu itu gampang, pagi-pagi dia belum sarapan
belum mandi tapi udah ngurusin Suami dan anak nya, membersihkan rumah, mengurus anak, memang nya mengurus anak gampang? Dan pikiran kalian itu terlalu naïve, apa salah nya menghadiahi Istri satu tas mahal atas semua bakti nya mengurus keluarga, lagi pula perempuan itu bukan seperti kalian yang banyak berpikir pakai nafsu, Perempuan itu selalu mementingkan siapapun selain diri nya di dalam rumah tangga”

“Ini masalah kalian, kebanyakan hal selalu menggunakan hati
untuk mengambil keputusan, kami laki-laki lebih logic”

“Maksud nya lebih brengsek”

Alex tertawa “Kalian perempuan memang paling pintar kalau
bicara”

“In action TOO”

“Dan kalian tidak pernah mau kalah” Alex tersenyum mengejek
seperti sengaja memancing emosi Venus.

“Karena yang kami katakan itu benar!”

“In 21th, Women are always fucking right” Alex berucap sarcastic.

“Stubborn”
Alex terkekeh “Kamu lucu banget kalau lagi kesel”

“Seriously kesel? You pissed me off”

“Adik ku juga begini” ucap Alex “Sebentar-bentar ngambek tapi dikasih coklat langsung nyengir, tapi ngga papa itu sisi cute kalian yang paling laki-laki kangenin”

“I’m not trying to be cute” ucap Venus tak terima.

Alex tertawa “Ok, ok Kakak ngerti. Laki-laki memang selalu salah dan ngga pernah bisa ngerti perempuan, shame on me”
Venus memutar mata nya.

“Jadi aku pernah denger atau baca ini, Kakak lupa, “Each planet has story to tell. With mars it was nuclear aniallation. With Venus…” ia menjeda sambil melirik ke arah Venus “It was industrial madness”

“Aku bangga jadi orang Bumi”

“With earth? Greed will be the answer” lanjut Alex.

“Aku ngga terlalu bangga” ralat Venus.

Alex terkekeh, mereka berdua menatap lurus ke depan, menikmati pemandangan kosong lapangan sekolah yang membosankan kecuali, semilir angin yang memberikan rasa sejuk di hari yang cukup panas hari ini.

“Kakak pernah dengar “Man are from Mars and Woman are from Venus”? tanya Venus tiba-tiba.

Alex mengangguk “Pernah denger”

“Well, itu ngga bener” ucap Venus.

Alex mengangkat sebelah alis nya, mempertanyakan maksud Venus.

“Karena pada kenyataan nya yang benar itu “Man are from Hell
and Woman are from Heaven” ucap nya penuh keyakinan.

Alex tertawa, menyadari jika Venus masih merasa kesal dengan perbicangan mereka tadi. Alex mengangguk dan memilih mengalah.

“I know”

**************************************************************

20. Scrabble

It may be years until the day
My dreams will match up with my pay
Feist – Mushaboom

“Lo serius mau Nus?”

Venus melirik Lidya sebal. Ia paling tidak suka di panggil dengan nick name “Nus”, karena ujung-ujung nya akan di pelintir menjadi anus, pinus atau minus.

“Hehe sory maksud gue lo serius mau Vee?” ralat Lidya.

Venus mengangguk “Iya, tapi Tante kamu ngga keberatan kan?”

“Selow aja. Tante gue emang lagi butuh pegawai, pegawai nya satu kan udah nikah tapi, pulang nya malem loh, ngga takut lo?”

“Biasa aja”

“Eh Jakarta itu kota besar, disini Hp lo tinggal ngupil aja bisa ilang. Beneran lo berani pulang malem-malem naik bis sendirian?”

“Iya Lid, aku udah lumayan hafal jalan di Jakarta yang tetap rame waktu malam. Kalau bisa aku muter lewat pos polisi sekalian biar lebih aman” ucap Venus sambil mengumpulkan semua buku nya dan memasukan nya ke dalam tas.

Beberapa bulan lagi ia akan menghadapi ujian nasional. Venus
pikir tidak ada salah nya untuk mengumpulkan sedikit uang untuk biaya kuliah sebelum ia di sibukan dengan bimbel dan segala tes untuk menghadapi ujian dan masuk Universitas. Lagipula, ia bisa mencari pengalaman hidup di kota besar seperti ini. Jujur saja ia di hantui rasa takut jika seandainya nanti ia mengajukan beasiswa dan tidak di terima, mau bayar pake apa kuliah nya? pake daun singkong?

Meski ia punya kemampuan otak yang mumpuni namun
terkadang tidak melulu pintar itu sebagai tolak ukur, pasti ada faktor luck. Dan ia sering kali menjadi figur unlucky dalam segala hal.

“Ya udah kapan lo mau ketemu Tante gue, dia butuh nya cepet sih soal nya Toko nya kan ngga cuma satu, ada di kota lain juga”

“Kapan aja aku siap”

“Songong banget lo”

Venus tertawa “Mau aku tunda sampai tahun depan juga ngga
ada beda nya kan”

“Serah lo deh” jawab Lidya malas.

“Eh, tapi Tante kamu ngga pemarahan kan?”
Lidya yang melihat raut gugup Venus tersenyum lebar “Kenapa? lo takut ya? Tenang aja,Tante gue itu walaupun kadang cerewet tapi cerewet nya itu untuk kebaikan umat manusia”

“Santai aja” ucap Lidya “Tante gue baik kok. Cuma kalau lagi PMS suka ngegigit aja” canda Lidya.

***

Pertemuan dengan Bos baru nya, Bu Sinta berjalan cukup lancar. Setelah di tanya ini itu tentang kehidupan pribadi nya yang membuat Venus malu dan Lidya terkikik geli, ia akhirnya di terima.

Beberapa hari yang aneh nya begitu tenang dan damai. Ia berangkat sekolah lalu berangkat kerja. Tidak ada yang istimewa namun itulah yang membuat nya semakin tak tenang.
Venus mengikat rambut panjang nya menjadi ikat kuda lalu
mengenakan apron, ia memandang pantulan diri nya di kaca.
Hmmm… not too bad, batin nya.

Ahh dia memang sering menjadi narsis akhir-akhir ini, entah
kenapa… Venus masuk ke dalam dapur dan memotong kismis yang akan dicampur pada adonan kue dengan potongan-potongan kecil. Samar ia mendengar lagu yang di putar di dalam Toko roti setiap kali pintu di buka.

Ia ikut mendendangkan lagu itu dengan suara kecil. Ia memang
suka menyanyi walaupun suara nya tidak sebagus Agnes Monica dan dia tak peduli apakah orang menyukai nya atau tidak.

“Baru datang?” Lila membawa pewarna makanan di tangan nya
lalu menumpahkan nya ke dalam adonan tepung. Ia merupakan Mahasiswa tingkat 2 sebuah perguruan tinggi negeri.

“Dari tadi sih tapi aku bersihin meja di depan dulu” jawab Venus.

“Oh” Lila mengangguk “Gimana?” tanya nya tiba-tiba. Ia
memasukan pewarna makanan berwarna merah terang, kini ia punya warna hijau dan merah. Terlihat cantik dan menggiurkan.

“Apa nya?”

“Kerja disini”

“Ya gitu-gitu aja”

“Iya sih belum seminggu juga kan” Lila tertawa. Ia memasukan
sebagian adonan ke dalam baskom dan menutup nya dengan kain.

“Aku ke depan dulu ya”

“Kay”

Venus bersyukur ia tak mendapat teman kerja rese yang tukang marah seperti Squidwoard yang senggol dikit langsung bacok atau dalam mood PMS setiap hari.

Malah, Lila sering membantu nya dan lebih penting ia juga murah senyum, membuat Venus sebagai anak baru merasa nyaman di tempat baru.

“Aw” Venus meringis saat jari nya teriris pisau.

Ia mengigit bibir nya lalu menyalakan air. Air keran yang berwarna bening itu berubah menjadi merah, mengalir melewati saluran pembuangan. Keheningan ini membawa sebuah kedamaian, seperti air laut yang surut sebelum Tsunami datang.

“Venus” Tante Sinta muncul di depan pintu.

“Ya?”

“Kenapa tangan kamu?” ia bergerak menekat namun Venus buru-buru menggeleng.

“Keiris dikit. Kenapa Bu?”

“Oh kamu bersihin jari kamu dulu nanti keluar bantu di depan ya, lagi rame”

Venus mengangguk.

Toko memang jauh lebih ramai saat weekend tiba, keluarga maupun pasangan datang untuk menghabiskan hari libur sebelum kembali ke hari yang membosankan.

Menurut Venus, senin sampai minggu sama saja. Sama-sama
membosankan. Venus mengelap tangan nya dengan serbet lalu berjalan keluar.

Pekerjaan nya disini fleksibel, kadang di suruh menjadi pelayan, tukang cuci piring, memanggang roti, mengepel dan kadang ngusir kucing yang menyelinap masuk ke Wc. Mungkin karena dia yang paling muda disini jadi dia yang paling mudah untuk di suruh-suruh dan di manipulasi -_-.

“Kamu antar ke meja 5 ya”

Venus mengangguk.

Beberapa langkah sebelum sampai ke meja 5, langkah kaki nya terhenti saat melihat siapa yang duduk disana. Dari sekian juta orang di Jakarta bagaimana mungkin Venus kembali bertemu dengan mereka.

Frat.

Fart.

Fart.

Hari sial lain nya, Venus menguatkan diri untuk menghampiri meja itu. Apa yang paling buruk yang bisa mereka lakukan? Maksud nya, mereka sudah pernah melakukan semua hal yang bisa mempermalukannya, melukai fisik nya, dan menghina nya secara verbal, apalagi yang lebih buruk dari itu?

“Oh!” seruan seseorang terdengar saat Venus menaruh beberapa piring di meja.

“Ya?” jawab Venus malas.

“Lo kerja disini?” satu teman Adam yang sering menempel padanya seperti cicak bicara, seingat nya nama nya Putra. Dan dia sama jahatnya dengan Adam.

Venus ingin memutar mata nya namun tau jika itu tidak akan
sopan, terlebih mereka adalah pembeli. Ingat, pembeli adalah Raja. Penjual adalah Ratu dan pelayan adalah Budak.

“Iya”

“Baru aja lo disini?” tanya yang lain.

Venus menatap mereka bingung. Ekspresi mereka tak sekejam
seperti saat ia melempar Hp Bella atau seperti tatapan mengejek yang mereka berikan saat pertama kali Venus bertanya tentang gedung sekolah nya.

“Iya”

“Lo cuma bisa ngomong iya ya?” tanya Bella jengah.

Venus baru saja akan membuka mulut nya untuk menjawab
 amun suara yang lain menginterupsi nya.

“Eh minum gue mana? kok belum dateng”

“Oh ya bentar aku ambil” Venus kembali ke belakang untuk
mengambil pesanan mereka. Mata nya seperti terkena laser saat melihat tangan Adam merangkul bahu Bella mesra. Mereka pikir ini di Las Vegas apa? bisa mesra-mesraan di tempat umum tanpa tau malu. Disini banyak anak kecil woy!

“Wait”

Venus yang sudah berbalik akan pergi menghentikan langkah nya.

“Gue ngga pesen ini” ucap Adam datar sambil menyingkirkan gelas di depan nya.

Venus melirik Adam dan gelas itu bergantian. “Ehm maaf, biar saya ganti” Venus mengembil gelas itu.

“Ngga perlu” nada nya terdengar kasar “Gue males nunggu”

Venus mengangguk “Maaf. Kami bisa menyiapkan secepat nya kalau-“

“He said no” potong Bella dengan sinis.

Perempuan ini benar-benar punya dendam kesumat pada Venus, sama sekali ngga bisa liat Venus bernafas dengan lega sedetik saja.

Venus mengangguk, biarlah toh dia juga yang nahan haus, pikir
Venus. Ia berjalan kembali menuju dapur dan ia dapat mendengar suara Bella yang terdengar muak “Oh that’s bitch” yang di susul suara kekehan kawan-kawan nya.

*******************************************************

21. Confession of Faith

Still me again
I’m sure you’re gonna say “My gosh”
IU – BBIBBI

Venus pikir cukup adil rasa nya kalau dia mengklaim diri nya sebagai murid paling teladan se-Indonesia.

Pertama, ia mendapat straight 98 (Straight A) di semua ulangan IPA (Kimia, Biologi dan Fisika). Meski 2 poin hilang, ia tidak begitu mempermasalahkan nya karena yang paling penting sekarang ia bisa memastikan diri nya akan menjadi murid kesayangan semua Guru sampai kelulusan tiba.

Kedua, ia bekerja. Tidak banyak anak remaja, apalagi yang
seumuran dengan ya bekerja di abad 21 ini. Apalagi pekerjaan yang halal tanpa harus merendahkan harga diri, atau opsi lain nya yang sekarang sedang popular, mencari uang di media sosial dengan melakukan sesuatu yang aneh dan menggegerkan jagat maya.

Ketiga, ia baru saja menyelesaikan pidato nya di depan seluruh murid di sekolah nya dan di hadiahi pujian-pujian indah dari Kepala sekolah nya yang terkenal kaku sekaku gagang sapu ijuk, sangat bangga rasa nya saat sang Kepala sekolah menutup pagi ini dengan mengatakan :

“Venus adalah contoh baik untuk kalian, ia mampu berprestasi
dan membanggakan sekolah ini. Hal yang sangat baik jika kalian mau mengikuti jejak nya di bidang akademi”

Dan dengan begitu, suara tepuk tangan berbunyi dengan nyaring.

Ahh… ini adalah satu-satu nya momen dimana ia merasa jauh
begitu mulia dan tinggi di banding semua anggota frat. Setidak nya, sampai ia turun dari punggung dan Kepala sekolah kembali ke kantor nya.

“A-apa mau kamu?” Venus hampir menabrak dinding Toilet saat Adam tiba-tiba sudah berada di depan nya dengan wajah songong.

Padahal tadi dia habis ke Toilet, apa mungkin Adam menungguinya? Memikirkan seorang laki-laki menunggu nya sementara ia sedang buang air besar membuat Venus merasa tidak enak hati.

Adam melipat tangan nya di depan dada. Tubuh tinggi tegap nya membuat ia semakin terlihat mengintimidasi.

“Lo belum balas budi sama gue”

Melihat Venus yang hanya diam sambil sesekali berkedip, terlihat sama sekali tak terpengaruh dengan ucapan Adam membuat nya merasa harus mengambil sebanyak mungkin keuntungan dan faedah dari “Pembayaran” balas budi yang akan ia tagih hari ini.

“Oh itu…” venus tak tau harus menjawab apa lagi karena fakta nya semua makanan kucing yang Adam berikan masih utuh tersimpan di dalam kamar nya, menumpuk di belakang pintu sampai ke tempat tidurnya. Ia baru membuka satu bungkus, dan itu bahkan belum habis. Kucing liar yang kadang lewat di depan rumah nya sering ia paksa makan dan ternyata kucing liar tidak terlalu suka makanan mahal.

Hampir sama seperti Venus yang tidak mengerti mengapa orang kaya suka makan mi pake keju. Satu bungkus saja harus menunggu sampai 1 bulan agar habis, kalau dari hitungan kalkulus dan aritmatika nya maka semua makanan kucing yang Adam berikan baru akan habis 80 tahun kemudian. Itu berarti saat dia berumur 96 tahun.

“Kamu mau aku ngapain?” tanya Venus kelewat pasrah.

Melihat kepasrahan Venus membuat semangat berapi-api Adam untuk mengerjai gadis ini padam seketika. Ia melirik Venus tanpa minat “Gue belum butuh lo” ucap nya dingin “Tapi, ada saat nya lo harus ngelakuin apa yang gue minta. Dan gue ngga peduli lo mau atau ngga”

Ia memang belum memikirkan secara matang “Pembayaran”
dalam bentuk apa sebenar nya yang ia inginkan, selama Venus
menderita maka ia akan melakukan nya.

“Kenapa ngga sekarang?” Venus ingin menampar mulut nya
dengan sepatu Adam karena pertanyaan nya kini lebih terdengar seperti tantangan untuk Adam.

“Gue belum butuh lo” adalah jawaban paling manis yang bisa Venus terima. Venus beruntung Adam tak menyumpahi nya terlebih dahulu.

“Ehm, sebenarnya kalau kamu mau semua makanan kucing kamu kembali aku bisa ngasih kamu semua nya” ucap Venus.

“Ngga” jawab nya langsung “Gue ngga pelihara kucing di rumah”

“Aku juga” jawab Venus kompak “Aku bahkan ngga tau harus ku apain semua makanan kucing itu” ucap Venus frustasi.

“Lo bisa kasih itu ke semua kucing yang lo temui di jalan”

“Tapi aku ngga keliaran di jalan”

“None of my business”

Venus menarik nafas panjang-keluarkan, tarik-keluarkan, tarik…. Keluar… Better.

“Kalau gitu ngapain kamu disini?” tanya Venus.

Mereka masih di depan toilet. Adam tau benar bagaimana memperlakukan seorang perempuan berdasar tempat dimana mereka bicara.

“Just make sure you still alive” “I am” ucap Venus bangga “Sehat dan bernafas dengan 2 lubang hidung”

Adam menggeleng-gelengkan kepala nya “Lo aneh”

“Kamu belum pernah ke pasar, masih banyak orang yang jauh lebih aneh dari pada aku”

“Pertama kali gue ketemu lo, hal pertama yang melintas di kepala gue adalah aneh” Adam memasukan kedua tangan nya pada saku celana dengan cool dan berwibawa, ia mengambil satu langkah lebih dekat ke arah Venus “Dan asal lo tau, gue udah ketemu sama banyak orang. Jauh lebih banyak dari pada jumlah orang yang udah lo temui selama hidup lo di kali 10 kehidupan lagi jadi, Venus sayang gue bisa menyimpulkan
sendiri dengan kemampuan sosialisai gue, siapa orang paling aneh yang pernah gue temui”

Venus tak mengucapkan apapun lagi saat Adam meninggalkan nya sendirian berdiri di depan toilet, satu-satu nya hal yang bisa ia pikirkan dari semua percakapan toilet nya dengan Adam adalah saat Adam berkata : “Venus sayang”

***

Ting~~ting~~~ting~ting~~~~ting~~ting~~~ting~

Tidur nyenyak Venus terganggu tatkala Hp nya terus-terusan
berbunyi. Menarik paksa diri nya dari tidur indah nya. Dimana ia sedang memetik jeruk bersama Chiko something, yang wajah nya sering menjadi tokoh utama di cerita Wp barat.

Venus mengerang menyadari saat siapapun –Yang hanya Tuhantau- itu menelpon nya di jam 3 PAGI. Mungkin ini telpon penting. Ia jarang mendapat SMS kecuali, dari operator dan nomer penipuan.

Atau dari teman nya yang selalu meminta nya turun di pagi buta untuk menyontek tugas nya.

Atau dari nomer resmi pemerintahan yang mengngatkan nya
untuk menghindari penyakit demam berdarah di musim hujan.

Atau dari nomer yang mengaku bukan nomer sex dan sara.

Satu-satu nya telpon yang ia terima adalah dari Tante Indah. Dan kadang adik nya Hugo dan percakapan nya selalu sama, kalau bukan tentang membahas sandal siapa yang saat ini Venus pakai pasti mengingatkan nya untuk beli sesuatu seperti kangkung atau toge.

Hal-hal seperti itu.

Tak ada telpon romantis sampai tengah malam atau pesan singkat untuk mengucapkan selamat pagi jadi, Venus berpikir kalau yang satu ini pasti super-duber-woober genting, apalagi di lakukan tanpa jeda. Membuat Venus berpikir bisa jadi BIN yang menelpon nya.

“Halo” jawab Venus dengan suara serak khas orang bangun tidur.

Terdengar suara kekehan berat “Suara lo baru bangun tidur seksi juga”

“…”

Venus melirik layar Hp nya sambil mengernyit bingung “Siapa ini?” tanya nya saat melihat itu nomer baru.

“Angkatan laut”

“Hah?” Venus mengusap mata nya “Sia-“ Venus menggeram lalu mengusap mata nya kasar “Adam?”

Adam tertawa.

Ia sangat mengenal jenis suara berat dari tawa Adam, meski melalui telpon pun suara nya tetap sama, nada bicara Adam seperti memang hanya tercipta untuk nya seorang dan tak bisa di tiru orang lain. Entah Venus yang terlalu berlebihan atau memang seperti itu kenyataan nya.

“Yes honey”

Venus mengerang “Apa mau mu?”

“Jangan teriak-teriak, lo bisa buat tetangga lo bangun nanti” ucapnya. Suara nya terdengar begitu segar. Apa dia tidak tidur, batin Venus heran.

“Aku kira kamu pemadam kebakaran”

“Gue emang lagi butuh pemadam kebakaran”

“Berarti kamu salah telpon, aku bukan pemadam kebakaran!”

“Gue tau” jawab nya langsung.

Venus menyenderkan kepala nya di bantal, memposisikan tubuhnya menjadi lebih nyaman hingga tanpa sadar mata nya kembali tertutup.

“Gue belum selesai bicara, buka mata lo”

Venus membuka mata nya paksa “Kamu memang gila” ucap nya frustasi. Ia baru tidur jam 12 setelah mengerjakan tugas nya setelah ia pulang kerja dan di jam 3 PAGI ia harus meladeni telpon Adam.

“Kalau kamu ng-“

“Gue ngga bisa tidur”

“Terus?”

“Buat gue ngantuk”

Darah Venus mendidih. Orang ini benar-benar ngga bisa liat hidupnya tenang “Kamu pikir aku CTM apa bisa buat kamu ngantuk!? Kalau kamu belum bisa tidur lebih baik kami pergi ke masjid tadarusan sana!”

KLIK.

Venus mematikan Hp nya dan menenggelamkan kepala nya di bantal. Emosi membuat rasa kantuk nya hilang di tambah Hp nya yang terus menyala menandakan panggilan masuk.

Siapa lagi kalau bukan Adam?! Dia ingin mematikan Hp nya namun, ia sudah memasang alarm di Hp nya dan ia tak mau mengambil resiko bangun kesiangan. Terlebih lagi ini Adam, Adam yang bahkan ia tidak tau nama panjang nya apa. ia tak
akan berhenti sampai ia mendapatkan apa yang ia mau.

“Kamu benar-benar gila, sumpah kalau ka-“

“Gue baru sadar lo banyak omong kalau di telpon dan jadi
pendiam dan penurut di depan gue” ucap Adam.

Itu memang benar, siapa juga yang tidak terintimidasi dengan

Adam. Dia itu seperti…. Aura nya itu seperti aura Raja. Dimanapun dan kapanpun dia berada, dia selalu menarik perhatian banyak orang. Aura itu sesuatu yang ngga bisa di beli dengan uang. Ok, mungkin kalau Adam pakai angkot dan ngalungin handuk bekas di leher nya terus ngomong pake bahasa Thailand, aura Raja nya bakal berkurang atau bahkan menghilang tapi, tetap saja dari cara dia bicara dan cara dia menatap orang seperti singa yang menatap daging segar, tatapan nya itu… benar-benar tidak bisa lepas dan menghantui siapapun yang ia tatap dengan kedua bola mata hitam pekat nya.

Gila. Dia gila. Dia bisa se-detail itu mendeskripsikan tatapan Adam.

“Perasaan kamu aja” bela Venus.

“Terserah” jawab Adam “Gue ngga bisa tidur jadi gue keluar
kamar dan berdiri di depan balkon gue dan ngeliatin bintang”

Jangan bilang dia mau bilang “Lo liat bintang di langit juga ngga? Keren ya, walaupun kita di tempat yang berbeda kita tetap bisa melihat bintang yang sama”

Ahhh!! Sumpah jangan!! That’s would be soooo akward.

“Gue penasaran terbuat dari apa bintang itu”

“Itu pelajaran SMP Dam”

“-dan gue pikir kenapa kita perlu bintang kalau sudah ada bulan”

“Penjelasan nya ada di buku”

“-ini masih misteri buat gue”

“Cek google”

“Dan tiba-tiba ide itu datang”

“Ide buat nyuri bulan kayak film despicable me?” Venus menebak sambil tertawa. Dia sama sekali tak berniat mendengarkan ucapan Adam, yang ia inginkan adalah kembali tidur dan bermimpi bertemu Chiko, dia harus cepat sebelum Chiko bosan metik jeruk dan lebih memilih untuk pergi ke club.

“Ide buat lo balas hutang budi ke gue”

“…”

“Kenapa lo berhenti ngomong? Gue pikir lo bakal seneng karna
akhirnya bisa balas budi lo ke gue, lo tau banyak orang mati di luar sana tanpa sempat balas budi”

“…”

“Lo tau apa yang orang-orang baik seperti gue lakuin kalau gue mati tanpa sempat nagih hutang budi lo?”

Venus mengabaikan kata “Baik” yang Adam sematkan pada dirinya dan memilih untuk menjawab dengan cerdas “Nulis wasiat ke anak kamu untuk nikahin anak ku dan buat hidup nya menderita sampai hutang balas budi ku terbayar?”

“Lo kebanyakan nonton sinetron azab” jawab Adam jengah “Gue ngga bakal mati dengan tenang, gue bisa menghantui lo seumur hidup bahkan sampai di neraka nan-“

“Ngga. Aku ngga mau masuk neraka. Tolong jangan ajak-ajak”
potong Venus cepat.

“Gue ngga ngajak, gue cuma lagi nengokin lo aja di neraka”

“Di antara aku dan kamu sudah jelas siapa yang lebih di terima
masuk neraka”

“Dan gue ngga yakin surga tempat yang cocok buat lo”

“I’m better person than you” ucap Venus tak tau malu. Rasa nya
kaca di semua gedung di Jakarta tiba-tiba retak mendengar ucapan narsis nya.

“Definitily” ucap nya “Tapi gue tau lo punya sisi buruk”

Gezzz… dia ngga se-idiot yang Venus pikirkan, wait, dia ngga
pernah benar-benar memikirkan kapasitas otak Adam sebelum nya.

“We are all like the bright moon, we still have our darker side”
ucap Venus diplomatis.

Adam tertawa “Dan lo punya?”

“Kamu sudah liat aku buat contekan di pojokan sekolah dan coret-coret dinding. I’m not saint okay?”

Tawa nya terdengar semakin berat, Venus tak yakin percakapan ini membuat Adam mengantuk, kedengaran nya ia semakin semangat untuk menghabiskan subuh nya bersama Venus. Ohh kedengaran nya mesum sekali…

“Gue ngga seperti anak lain nya” ucap nya “Yang berpikiran naïve kalau lo sepolos itu, gue ngga pernah milih lawan yang lemah Venus” ucap nya penuh keyakinan.

“Kehormatan untuk ku? Seperti yang pacar kamu dan teman-teman pacar kamu bilang, aku ini Wonder Woman sekolah”

“Ada yang harus gue lurusin dan gue rasa udah ngasih tau ini secara jelas ke lo, gue dan Bella ngga pacaran”

“Tapi semua orang bilang begitu!”

“Semua orang juga bilang Donald Trump ngga akan pernah jadi
Presiden Inggris tapi dia menang pemilu kan”

Venus memutar mata nya “Ngga tau kamu bego atau apa, tapi
Trump MEMANG ngga bisa akan pernah bisa jadi Presiden Inggris karena pertama, dia bukan warga Inggris dan kedua di Inggris itu pakai system parlementer bukan presidensial seperti di Indo dan yang ketiga, Trump menang pemilu di Amerika” ucap Venus “Bukan nya kamu orang kaya yang amat sangat kaya, apa orang kaya ngga pernah nonton TV?” tanya Venus heran.

“Gue punya Tv di rumah, bahkan Bokap gue punya Tv di toilet nya”

“Hah? buat apa?”

“Kayak lo ngga pernah main Hp di toilet”

“Tapi itu beda!”

“Inti nya sama, stop membeda-bedakan lo bener-bener orang yang diskriminasi, pertama kucing dan sekarang teknologi, selanjut nya apa? Lo mau buat perbedaan antara tomat sama timun? Lo tau dua-dua nya sama-sama bisa di sebut buah dan sayur kan?”

“Aku bukan orang yang diskriminasi” ucap Venus tak terima “By
the way, chanel apa yang biasa nya Papa kamu tonton waktu di toilet”

“Lo tau Bokap gue udah nikah dan punya anak kan?”

“Ya, sekarang aku lagi bicara sama anak nya”

“Lo harus nya tau Bokap gue ngga akan mungkin mau sama anak sekolah kayak lo apalagi yang satu angkatan sama anak nya. itu aneh tau, apalagi kalau gue harus manggil lo “Mama” lo bahkan lebih muda dari gue”

Venus membulatkan mata nya “Hei! Aku-aku- siapa yang mau
jadi… aku cuma nanya ok? Karena waktu aku di toilet dan aku main Hp, aku jadi agak pecah konsentrasi antara mau main Hp atau mau… mau… ya gitulah!”

“Gitu?” tanya Adam.
Venus bersumpah angin malam baru saja mengirimkan cengiran setan Adam dan ia muak mengetahui hal itu.

“Lo harus mendeskribsikan dengan jelas, supaya gue bisa ngejelasin ke Bokap gue seandainya dia denger percakapan kita”

“Kamu dimana?” tanya Venus “Kamu di balkon kamar kamu kan?”

“Sudah ngga”

“Jangan bilang kamu di depan pintu kamar Orang tua kamu”
Venus memutar mata nya. Dia ngga mungkin nongkrong di depan kamarOrang tua nya di jam 3… errr… setengah 4 pagi kan?

“Gue cuma mau bantu lo dapet jawaban. Gue ngga mau lo datang ke rumah gue dan ganggu Bokap gue cuma buat nanya chanel favoritnya di toilet”

“Seingat ku tadi kamu nyebut aku jadi banyak omong di telpon
tapi, kenyataan nya kamu yang paling banyak ngomong dan saat kita head to face-“

“Head to head?”

“Sama aja. Face to face, kamu jadi kaku dan tegang sendiri, kamu bahkan cuman ngomong untuk nyakitin perasaan ku, kamu bahkan ngga pernah bilang “Hei” atau “Aku pergi dulu ya” atau kalau bahasa teman-teman gaul kamu “Gue pergi dulu ya” karena kalau kamu ada di depan ku sekarang dan bosan dengan jawaban ku, kamu akan pergi begitu aja, tanpa salam pembuka, isi atau penutup, you just go dan come whenever
you want, ini bukan karena aku punya perasaan atau baper sama kamu, hell no! Tapi aku disini bicara atas dasar kemanusian, Hak asasi dasar manusia”

“…”

“Kamu ngga kan pernah tau rasa nya, kamu tau? Tentu ngga. Itu yang buat kita berdua berbeda. Kamu selalu di hormati dan dicintai banyak orang oh, bukan di cintai tapi di takuti, dan disini aku berdiri… er maksudku bicara mewakili kaum ku, kaum yang kamu tindas, kamu tau bagaimana rasa nya saat jam istirahat datang dan kamu ngga punya siapapun yang bisa kamu ajak ke kantin? Jadi, kamu lebih memilih ke perpus membaca ribuan buku yang bahkan kamu ngga tau apa guna nya untuk masa depan kamu? Aku sudah pernah bertemu orang-orang seperti kamu, dan kamu yang paling buruk”

“…”

“Aku penasaran… aku penasaran kenapa kita ngga bisa jadi John F, Kennedy dan Nikita Khrushchev yang meski berbeda ideologi tapi masih punya rasa hormat pada masing-masing, bahkan Nikita menangis waktu mendengar Kennedy meninggal di bunuh. Pada dasar nya kebencian itu membawa kepedihan, yang mau aku katakan adalah kamu boleh benci sama aku tapi, kamu ngga harus buat semua orang benci aku. Ini masalah kita kan? Sebenar nya apa masalah kita?”

Hening.

“Aku memang nyebelin, I know kamu ngga pernah dilawan oleh
siapapun selama ini, dan aku… aku menyesal sudah melawan kamu. Tapi kamu ngga bisa nyalahin aku, aku ngelakuin itu karena itu sikap defensive aku untuk membela diri, aku… aku- well, aku ngga pernah cerita ini ke siapapun dan percaya atau ngga, aku ngga peduli kamu akan ketawa atau pura-pura simpati tapi, kamu tau, aku… well aku pernah jadi korban bulyi, mereka…”

Kilatan memori masa lalu teru;an di kepala nya,
setiap detik nya saat kenangan buruk itu terjadi, semua nya tergambar jelas di kepala nya, lagi, Venus tak pernah mampu mengingat masa itu tanpa berurai air mata meski hati nya terus mengatakan ia telah merelakan semua hal yang telah terjadi pada nya, ia bahkan telah mencoba memaafkan semua orang yang telah menyakiti nya. namun, benar apa yang orang katakan, kau bisa memaafkan kesalahan seseorang tapi kau tak akan pernah bisa melupakan nya terlebih jika itu menyakitkan.

“They did worse than you, maksud ku secara verbal, seenggaknya ngga pernah ada yang bener-bener mencoba untuk bunuh aku selain kamu, mereka cuma berani bicara dan bilang kalau mereka bakal pukul dan nyakitin aku, tapi itu semua bukan apa-apa kalau di bandingkan semua ucapan mereka, mereka bukan cuma menghina aku tapi keluargaku, terutama Orang tua ku… mereka bilang Orang tua ku meninggal karena… karena aku, karena aku bad luck buat mereka, karena aku bawa sial dan karena Orang tua ku….”

Venus tak tau kapan air mata nya mulai jatuh namun saat menyadari pipi nya basah ia mengusap nya dengan kasar. Ia tak taubmengapa ia bisa menceritakan ini semua pada Adam, yang pada dasarnya adalah sumber luka baru untuk nya.

Venus ingin tertawa, menertawai kebodohan nya. ia menyalahkan cuaca dingin di subuh hari yang menyebabkan pikiran nya membeku dan bicara terlalu banyak pada Adam.

Venus mengelap ingus nya dengan lengan baju “Yang paling penting adalah-“

“Halo?” suara Adam terdengar, nafas nya sedikit memburu.

Jangan bilang dia juga ikut nangis.

“Lo masih di telpon kan?” tanya nya “Shit! Bokap gue ternyata ada di kantor nya, kantor Bokap gue sebelahan sama kamar gue dan dia bisa denger semua omongan gue, dia nanya kenapa ada kata Bokap dan Toilet dalam satu kalimat, DAMN!” terdengar tarikan nafas, seperti nya Adam tak berhasil membuat alasan masuk akal dan berujung membuatvPapa nya mengamuk.

Venus tak bisa menyalahkan Papa Adam. Venus ingin bertanya apa yang Papa nya katakan namun ia teringat akan diri nya sendiri yang sudah menangis seperti anak kecil di telpon sementara si pemilik telpon sedang mendengar omelan Orang tua nya.

“Ok, gue udah mutusin apa yang harus lo lakuin buat balas bu-“

KLIK!

BODO AMAT!

Venus mematikan sambungan telpon dan mematikan Hp nya lalu mencabut baterai Hp nya dan menaruh baterai Hp nya di atas lemari baju. Just in case, Adam punya kekuatan supranatural yang bisa buat Hp tanpa baterai nerima panggilan telpon dari nya.

Pada akhir nya setelah menyumpah dan berdoa semoga jakun
Adam tumbuh jadi 3 sebelum merebahkan kepala nya ke atas bantal dan mencoba untuk tidur, ia tak bisa. Benar-benar tidak bisa. Mungkin karena kepala nya di penuhi rencana jahat untuk menyakiti Adam atau mungkin karena hati nya terus merafalkan hujatan kebencian pada Adam. Entah, pokok nya dia tak bisa tidur.

Sisi positif nya, hal yang di khawatirkan nya tidak terjadi. Ia tidak terlambat masuk sekolah.

Tapi di jam pelajaran Bahas Inggris dia ketiduran di kelas. Juga di pelajaran Matematika. Dan, Biologi.

Lets say dia tertidur di hampir semua mata pelajaran.

***

22. Contagious

You could come join with me

Moving like the weekend I don’t need nobody…

Imagine Dragons – Dancing in The Dark

“Apa di rumah sedang ada masalah?”

Bu Lia, guru BK bertanya pada Venus dengan wajah simpati. Ya, Venus sedang berada di ruang BK. Pihak sekolah memutuskan ada sesuatu yang salah dengan kepala Venus akhir-akhir ini, mengingat catatan bersih nya telah tercoreng secara berturut-turut, mulai dari berkelahi, terlambat masuk sekolah dan bahkan tidur di kelas!.

Siapapun yang mengenal Venus pun pasti akan memanggil psycolog untuk memeriksa kesehatan mental nya. Yang tidak pihak sekolah tau adalah, semua masalah nya bersumber dari satu orang, Adam. Keponakan dari Donatur terbesar sekolah ini. Keponakan dari orang yang membangunkan kolam renang untuk sekolah mereka, memperluas lapangan dan mempercantik gedung mereka dengan design kelas atas yang membuat sekolah mereka tak jauh lebih keren dari sekolah swasta. Juga, keponakan dari orang yang tempo hari memberi nya beasiswa atas prestasi nya.

Dunia ini begitu sempit jika Venus pikir lagi. “Ngga ada Bu”

“Kamu bisa cerita ke Ibu, Ibu janji ngga akan menceritakan nya pada siapapun” Venus tidak percaya.

Pasal nya beberapa minggu lalu heboh anak cheerleader yang mengaku di intip saat sedang ganti baju, bukan hanya satu orang tapi hampir dari mereka semua mengaku merasa sedang di intip. Sekolah pun membuat Tim detektif kecil-kecilan dengan motto : “Mengakulah sebelum ketahuan”, Motto itu sukses menangkap kampret yang suka mengintip itu, dan walau sekolah tak pernah memberi pengumuman resmi siapa kampret itu, nyata nya semua orang tau kalau Albert lah pelaku nya.

Sekolah menjanjikan kerahasiaan pada pelaku, mungkin karena dia masih di bawah umur dan mengingat kalau masa depan nya di pertaruhkan tapi, orang idiot pun akan tau Albert lah pelaku nya, karena seminggu itu hanya dia yang bolak-balik secara teratur ke Ruang BK dan yang kedua, fakta yang tak terbantahkan kalau Albert adalah pelaku nya adalah, dia timbilan.

Venus menggeleng. “Masalah dengan teman? Bagaimana teman-teman kamu disini? Kamu mendapat kesulitan?” Bu Lia tidak mau menyerah.

“Ngga ada Bu” dan Venus masih teguh dengan pendirian nya.

“Ayolah Venus, jujur saja” bujuk Bu Lia “Atau kamu punya masalah dengan anggota frat?”

“Ehmmmmmmmmmmmmmmmmmmm-“

“Cukup” Bu Lia mengangkat tangan nya ke atas “Apa kamu punya Instagram?”

Venus menggeleng. Hp nya kan Hp lama mana bisa pakai download aplikasi untuk orang pamer kekayaan dan kemesraan itu.

“Twitter? Fb? atau..” Bu Lia menatap nya skeptis “Friendster?”

“Saya punya Fb Bu” Wajah Bu Lia berubah cerah “Jadi, Fb yang kamu pakai aktiv?”

Venus menggeleng “Waktu saya SMP saya pernah di kasih tugas buat ngirim tugas lewat FB tapi, sekarang saya sudah lupa nama Fb saya apa”

Bu Lia menaruh telunjuk nya di dahi “Jangan bilang kamu juga lupa email kamu”

Venus menggeleng dan tersenyum lebar “Saya sudah buat email baru, kan kemarin buat tugas computer harus pakai email”

“Venus” Panggil Bu Lia dengan wajah horror “Kamu tau kan ini abad 21, era digital sudah menggila dan kita sudah masuk pasar bebas ASEAN, dan kamu baru punya email?” tanya Bu Lia heran.

Venus menggaruk tengkuk nya “Ehmmmmmmm-“ “Enough” ucap Bu Lia.

Ia mengambil Hp dari laci meja kerja nya, lalu mengusap layar nya beberapa kali dan mengetuk sesuatu sambil melirik Venus sesekali dari sudut mata nya yang di balas Venus dengan sebuah senyum tanpa dosa.

“Ini, kamu lihat” Bu Lia memperlihatkan layar Hp nya yang menampilkan laman Instagram David Beckam “Ini lagi viral” ucap Bu Lia.

Bu Lia memutar satu video yang ia katakan sedang viral dan di situ di perlihatkan seorang gadis, berbaju SMP Indonesia sedang berbicara. Venus mendekatkan wajah nya ke Hp, apa ini anak nya David Beckam?, batin nya. Disana Dvid Beckham bercerita tentang diri nya yang dulu di bulyi, dia bilang kesalahan nya adalah saat pertama kali mengalami bulyi ia tak memberitahu orang dewasa atau Guru, ia hanya diam saja dan itu salah.

Setelah video terakhir di putar, Bu Lia menatap Venus “Jangan jadi David Beckham kecil Venus, Ibu tau kamu sudah… besar, tapi kamu tetap menjadi tanggung jawab sekolah selama kamu masih bersekolah disini”

“Saya ngga punya masalah sama siapapun Bu, bahkan saya ngga tau siapa atau apa frat itu”

“Jangan bercanda Venus, Ibu Kantin sekolah kita pun tau siapa frat itu, kumpulan anak-anak orang kaya yang suka bua masalah dan mengatasi masalah nya dengan uang, anak-anak cowok yang ke sekolah pakai mobil sport, rambut ber-gel dan sepatu bermerek, anak-anak cewek yang sudah pernah pacaran dengan semua anggota frat, ke sekolah pakai rok mini di atas lutut dan rambut yang pake extension” jelas Bu Lia “Sudah jelas anak-anak seperti itu bukan jenis anak sekolah yang sering kamu lihat kan? Apalagi di sekolah lama kamu”

Yeah… mereka itu memang… well, one of a kind? 

“Atau kamu punya masalah dengan pacar?” Bu Lia memicingkan mata nya, menatap Venus dengan tatapan menuduh “Bukan nya terlalu cepat kalau kamu sudah pacaran? kapan kamu masuk sekolah ini?”

“Errr, 3 bulan 3 minggu… 3 hari yang lalu?” Wow triple 3

“Waktu rata-rata PDKT itu 3 bulan dan sebelum PDKT kamu harus nya perkenalan dulu kan? 3 minggu waktu yang cukup, tapi tetap aja, ngga mungkin kan kamu sudah 3 hari pacaran?”

Venus menggeleng “Ngga Bu, saya ngga pacaran”

Bu Lia masih belum menyingkirkan tatapan curiga nya namun melihat keteguhan di wajah Venus akhir nya ia menghela nafas panjang dan menyerah “Bagus, cinta di masa SMA itu seperti lilin yang terbakar, api nya bisa menerangi kegelapan tapi saat lilin nya habis dia mati begitu saja, yang tersisa cuma lelehan lilin yang tak berbentuk”

Venus hanya duduk diam dengan akward di tempat nya tanpa tau harus berkata apa, karena berbicara tentang cinta dengan guru itu seperti mencoba mencari jawaban Matematika pada Guru balet.

“Saya belum pernah pacaran dan tidak ada rencana untuk pacaran karena calon saja saya tidak punya, saya juga tidak punya masalah dengan keluarga atau teman, yang terhadi adalah semalam saya membaca buku sampai lewat tengah malam dan saya baru tidur jam 2 pagi, untung nya saya ngga kesiangan tapi malang nya saya malah ketiduran. Saya janji hal ini tidak akan terjadi lagi di masa depan” ucap Venus.

Ia berusaha meyakinkan Bu Lia agar segera melepaskan nya karena jujur saja mata nya begitu berat dan ia ingin kembali tidur. Bu Lia hanya diam untuk beberapa saat sebelum ia melihat Venus tersenyum sambil memamerkan deretan gigi nya tanpa dosa, membuat ia melakukan hal yang sangat tidak seharus nya di lakukan oleh seorang Guru yaitu, memutar mata nya.

“Kamu boleh kembali ke kelas kamu, tidak ada lain kali Venus, kamu tidak boleh kembali ke ruang BK karena kamu melanggar peraturan, kamu boleh kembali ke Ruang ini kapanpun kamu siap untuk bicara jujur sama Ibu”

Venus mengangguk. Ia baru saja memegang handle pintu saat Bu Lia kembali memanggil nama nya. “Ya?”

“Lain kali tetap pakai blazer kamu walaupun cuaca nya sangat panas”

Venus mengangguk.

“Dan jangan pakai bra warna mencolok ke sekolah” Venus sontak melihat ke dada nya dan betapa malu nya ia saat melihat samar warna merah menembus kain seragam putih nya. Ia menutup dada nya dengan kedua tangan dan mengucapkan terima kasih akward kepada Bu Lia sebelum berlari ke kelas nya.

***

Venus mencuci wajah nya di toilet dan ia sudah menggunakan blazer. Mengingat kejadian di Ruang BK saja membuat wajah nya panas karena malu.

Venus memperhatikan wajah nya dan ia menyadari ada satu jerawat di jidat nya. Melupakan tentang semua kejadian di Ruang Bk tadi ia langsung narsis saat teringat akan ucapan Lidya beberapa hari yang lalu :

“Laki-laki itu biasa nya mimpi basah waktu umur-umur SMP. Adek gue contoh nya”

Hah? Bukan itu, Lidya memang sering membicarakan hal-hal cabul dengan rate di atas 25+ sehingga kadang otak Venus agak error setiap kali selesai bicara dengan Lidya.

“Fix, dia cinta mati sama gue! Di jidat gue tumbuh jerawat baru segede biji jagung”

Venus menyentuh jerawat di jidat nya. Ia ingin memberi tahu diri nya jika ini adalah hal normal untuk remaja di usia nya, apalagi dengan keadaan cuaca Indonesia yang panas, super cocok dengan kulit berminyak nya sehingga saat kedua hal itu bertemu akan menghasilkan sesuatu yang di sebut sebagai jerawat.

Namun, bisa jadi memang ada orang yang menyukai nya. Alex misal nya. Misal nya ya… Atau dia ingin mengakui kalau ini adalah momen biasa saat musim dingin datang aka masa PMS namun, tak peduli sebanyak apapun jawaban masuk akal yang ia miliki dan google miliki, ia tetap percaya dengan jawaban yang paling tak bisa di pertanggungjawabkan oleh ilmuwan manapun.

Jawaban Lidya. “Love is virus and its contagious”

*** 

23. Loan Shark

Venus melepas apron ya dan melirik sebentar pantulan diri nya pada kaca. Cantik. Dari Hongkong.

Ia megambil jaket nya dan memakai nya. Dia sangat lelah, capek dan segala macam sebutan nya.

Ia ingin tidur dan segera pulang ke rumah, ia membuka Hp nya untuk melihat jam namun, perhatian nya teralihkan pada pesan dari nomer tak di kenal.

Ia membuka nya, bukan karena penasaran tapi ingin tau siapa lagi manusia bodoh yang mengirimi nya pesan penipuan.

Tidak punya banyak teman membuat Venus belajar banyak untuk berkomunikasi dengan cara yang lain.

Salah satu nya dengan tersangka penipuan SMS, percakapan nya hampir sama seperti saat 2 sahabat yang sedang mengobrol dan saling menghina satu sama lain.

Beda nya, nomer penipuan berkata manis walau sudah jelas niat buruk nya.

Sender : Unknown
"Temui gue di di Azure, jam 10"

Ada pesan lain nya.

Sender : Unknown
"Jangan coba-coba menghindar apalagi ngga datang atau lo lebih suka Bu Gita meriksa kaos kaki lo waktu ulangan. Kita lihat apa lo masih bisa mempertahankan nilai straight 98 lo"

Venus membulatkan mata nya. Siapa manusia di Bumi ini yang tau kalau dia menyembunyikan... ehem... kertas... ehem... amnesia... ehem... di dalam kaos kaki nya?!

Ngga, ngga ada satupun yang tau bahkan Fitri yang duduk di samping nya pun sudah ia pastikan tidak akan tau.

Ia tidak ceroboh. Ia sudah merencanakan semua nya dengan amat sangat matang dan detail dan perbuatan nya ehem... menyontek... ehem... nya tidak di ketahui oleh siapapun!

Kecuali...

Venus mengecek nomer Hp itu dan menyamakan nya dengan nomer Hp angkatan laut. Sama.

Ia mengerang kesal, kepala nya pusing dan ia mengantuk, kalau ada pilihan antara bertemu dengan Adam atau bertemu Kim Jong Un, Venus lebih memilih untuk menjebak kedua nya untuk bertemu dan meninggalkan mereka berdua di kafe Azure dengan situasi yang canggung nan akward.

Sender : Venus
"Azure café terlalu jauh"

Sender : Angkatan Laut
"Then you better hurry up"

Sender : Venus
"Bis jarang jam segini, kita bisa bicara besok (?) ;)"

Sender : Angkatan Laut
"No ;)"

Bastard.

Sender : Venus
"Kalau gitu kamu harus nunggu seenggak nya sampai setengah jam karena aku harus nunggu bis"

Sender : Beelzebub
"Atau lo bisa lari kesini dan buat gue ngga kehabisan kesabaran"

Sender : Venus
"I'm busy"

Sender : Beelzebub
"Lo ngga punya teman selain 2 teman kutu buku lo, ngga punya pacar atau gebetan. Gue bahkan yakin lo belum pernah pacaran. Dan jam kerja lo selesai jam 10. Apalagi yang lo lakuin sehabis kerja selain belajar dan tidur?"

Sender : Venus
"Pesenin aku minuman. Aku jalan sekarang"

🐒🐒
 


Venus tak habis pikir kenapa ia terlalu menurut pada Adam, seperti anjing yang di beri tulang tuan nya, ia selalu saja mengikuti apa kata Tuan nya.

Dan ia juga tak habis pikir darimana semua tenaga nya datang sehingga ia bisa berjalan sampai 3 kilo di malam hari hanya dalam waktu 15 menit.

Seingat nya, ia berjalan lalu berlari, lalu berjalan, tersandung di trotoar, lalu jalan cepat dan berlari dengan sangat cepat dan tiba-tiba ia sudah di depan kafe Azure.

Si Beelzebub, padahal di dekat tempat nya bekerja ada banyak restoran fast food dan kafe, kenapa otak nya yang segede kuaci itu mikir kalau dia harus nya nunggu disana biar Venus bisa datang lebih cepat atau kenapa dia tidak sekalian menunggu di depan tempat nya bekerja seperti seorang gentleman huh!

Dia punya mobil, mobil mahal, mobil sport yang hanya membutuhkan kurang lebih 5 menit untuk di kendarai ke tempat kerja Venus dan disinilah dia, lebih memilih main game online sambil main wifi gratis seperti fakir wifi di banding menunjukan sifat kelaki-lakian nya.

Seandainya azab itu bisa di request, Venus berharap agar jempol dan telunjuk Adam menyatu hingga ia tak bisa lagi main Hp.

Adam memang kurang ajar, entah dosa apa yang Nenek moyang nya miliki hingga ia di takdirkan bersekolah di tempat yang sama dengan Adam bahkan mengenal Adam.

Kalau bukan karena reputasi nya. Demi Tuhan! Reputasi nya sebagai anak teladan kebanggan sekolah sedang di pertaruhkan saat ini!

Kalau sampai ia ketahuan menyontek, mau di taruh dimana muka nya? ia seperti simbol keteladan, simbol seorang murid yang rajin belajar dan simbol kebanggan bangsa, masa depan cerah untuk negara ini, terkena skandal menyontek seperti seorang politikus yang tersandung masalah korupsi.

Mungkin akan biasa jika yang ketahuan menyontek adalah murid biasa namun, Venus bukan murid biasa, ia murid yang menjadi contoh untuk murid lain nya dan ia juga murid aksel yang mengandalkan kecerdasan akademik nya untuk mendapat nilai bukan kertas amnesia atau contekan konyol lain nya.

Venus tentu bukan murid bodoh, namun kesibukan nya akhir-akhir ini membuat ia kesulitan mencari waktu untuk belajar, terpaksa ia membuat plan B tiap kali ulangan datang yaitu menyontek.

Seandainya ia lahir dari keluarga kerajaan mungkin ia tak harus membanting tulang seperti ini.

Orang lain tak akan mengerti, mereka hanya bisa menghakimi. Juga menghina.

Oh Tuhan... ia sungguh kapok menyontek.

"Lo telat 17 menit" Adam mendesis. Ia mengangkat wajah nya dari Hp dan menatap Venus dengan tatapan datar.

"Maaf?" Venus duduk di depan Adam, bagi nya Adam adalah seorang investor yang harus ia temui untuk beberapa deal dalam urusan perusahaan.

Tentu ia disini menjabat sebagai CEO nya.

Walaupun cuma bohongan.

"Kenapa lo lama banget?" tanya Adam dengan ekspresi kesal.

Sejujurnya Venus sangat ingin menyiram wajah Adam dengan air namun si Beelzebub ini ternyata belum memesankan nya minuman.

"Aku haus, mana minuman ku?"

"Lo pesen aja sendiri" ucap nya ketus.

Berulang kali Venus harus mengingatkan jika pembunuhan berencana itu bisa di hukum 20 tahun penjara, ia masih 16 tahun saat ini dan jika ia masuk penjara sekarang maka ia baru akan keluar saat ia telah berusia 36 tahun.

Ia tak mau menghabiskan masa muda nya di penjara tapi, dia tak keberatan jika hal itu terjadi pada Adam ;)

Setelah memesan minuman nya SENDIRI dan membayar nya SENDIRI, Venus kembali duduk di depan Adam sambil mengipasi leher dan wajah nya yang di banjiri keringat.

Seandainya ia punya uang, ia pasti akan memesan transportasi online namun berhubung ia kismin terpaksa ia harus menggunakan kaki nya sendiri.

"Lo bener-bener buang waktu gue" ucap Adam tepat setelah Venus meminum es nya.

"Kamu kan punya mobil Dam, kenapa ngga kamu aja yang da-"

"Lo naik apa kesini?" potong Adam.

"Kaki"

"Pantes lo lelet"

Jangan salahkan Venus kalau ia tak punya cukup uang untuk naik transportasi online dan kalaupun ia harus naik bis, ia mungkin masih di dalam bis sekarang.

"Tadi pagi lo matiin telpon gue" ucap Adam.

Oh yaaa...

"Gara-gara kamu aku ketiduran di kelas dan di panggil ke BK"

Adam tersenyum miring "Gimana rasa nya masuk BK?"

"Biasa aja" Venus mengangkat bahu nya acuh "Lumayan mengundang adrenalin tapi, ngga semengerikan yang selama ini aku bayangin"

"Karena lo baru pertama kali" Adam mengangkat 3 jari nya "Setelah panggilan ke 3 lo ngga akan ngomong gitu"

"Tapi Bu Lia itu baik kok, dia bahkan ngeliatin aku video nya David Beckham. Kamu sudah pernah liat? Kata nya itu lagi viral"

Adam tertawa sambil menggeleng-gelengkan kepala nya "Venus, Venus, Venus... lo bener-bener ngga tau apa-apa, itu arti nya Bu Lia mau bilang kalau lo sekali lagi ngelanggar peraturan maka lain kali video yang viral di internet adalah video lo"

Venus melotot "Video apa?"

"You have no idea" ia tersenyum misterius.

O...kay.

"Tapi itu ngga berlaku buat kamu" ucap Venus, dia memang baru beberapa bulan di sekolah ini tapi dari gosip yang beredar, Ruang BK itu sudah seperti rumah kedua untuk Adam.

Bahkan beberapa penggosip bilang kalau absensi kehadiran Adam di BK lebih banyak dari pada di kelas yang berarti Adam lebih banyak menghabiskan waktu nya untuk konseling di banding belajar.

Lalu apa guna nya ia tiap hari masuk sekolah?!

"Gue pengecualian" lagi-lagi ia tersenyum, namun kali ini senyum nya bercampur dengan ekspresi pongah. Bangga. Terlalu bangga menjadi diri nya.

Terserah.

"Seenggak nya gue udah ngasih lo pengalaman pahit waktu SMA"

"I'm not proud with that" sanggah Venus.

"Lo ngga bakal tau rasa nya manis kalau lo belum pernah ngerasain pahit" Adam menyenderkan tubuh nya di kursi sambil melipat tangan nya dindepan dada dengan angkuh, mata nya memandang Venus intens.

"Gue memang bukan anak teladan kayak lo tapi seenggak nya gue menikmati masa muda gue, pengalaman sekali seumur hidup. Lo ngga akan muda selama nya"

"Itulah kenapa aku belajar dan jadi murid teladan, karena aku mau punya masa muda yang membanggakan" balas Venus.

"So fucking boring" Adam tertawa kering "Lahir, do all bullshit things and death"

Venus melirik Adam sinis "Bullshit things? Yang kamu maksud itu, bekerja, menikah dan membangun rumah tangga gitu? Itu... itu bukan hal omong kosong tapi itu hal yang paling penting dalam hidup, wonderful things!" ucap Venus berapi-api.

"Terserah lo" ucap Adam malas, ia melirik jam tangan nya lalu kembali pada Venus "Berhubung lo punya obsesi besar sama "Wonderful Things"" Adam menjeda ucapan nya sebentar sambil menatap Venus, membuat Venus refleks memutar mata nya.

"... kita langsung bicara ke urusan kita aja"

"Yah" jawab Venus malas.

"Ngga usah lesu gitu jawab nya, setelah ini lo bakal punya banyak waktu sama gue"

Venus mengerutkan kening nya. Tiba-tiba perasaan nya menjadi tak enak.

Adam tertawa "Tenang, gue gga minta lo buat bunuh orang"

"Tunggu... tunggu, sebelum kita lanjutin aku mau nanya sesuatu"

Adam mengangkat satu alis nya.

Venus menarik nafas "Dari mana kamu..." Venus melirik sekitar lalu mendekatkan wajah nya pada Adam dan berbisik "Kamu tau aku nyimpan contekan di... di-"

"Kaos kaki?" tanya Adam dengan suara biasa, tak memikirkan Venus yang deg-degan, takut jika ada murid sekolah nya yang kebetulan ada disini dan mendengar obrolan mereka.

Adam tertawa lalu mendekatkan wajah mereka yang sudah cukup dekat itu menjadi jauh lebih dekat hingga mereka bisa merasakan nafas masing-masing.

"Atau di dalam baju lo?" Adam berbisik.

Tubuh Venus mendadak kaku saat melihat senyum setan melintas di bibir Adam.

"Bagaimana... gimana... mana... na..." Venus menelan ludah nya kasar "Ok, kita langsung ke inti, apa yang kamu mau?"

"Lo" jawab Adam tanpa ragu setelah jarak wajah mereka kembali normal.

Jiwa Venus lagi-lagi seperti di tarik paksa dari tubuh nya. Jangan bilang Adam mau dia jadi pacar bohongan nya supaya Bella cemburu seperti di anime-anime Jepang.

No... no... no...

"Ngga. Aku ngga mau Dam" Venus menggeleng-gelengkan kepala nya sampai rambut nya berhamburan di wajah nya.

"Lo ngga punya pilihan" ucap Adam "Rahasia lo ada sama gue dan lagi, lo masih belum bayar hutang budi lo"

"Kamu mau aku apa huh? Kamu jangan jadi lintah darat Dam, lagian aku juga ngga pernah minta di beliin makanan kucing sama kamu" ucap Venus "Jangan konyol Dam, pilih perempuan lain, masih banyak murid perempuan di sekolah kita yang cantik,yang bisa buat Bella jauh lebih cemburu dari pada aku dan aku ngga mau nambah masalah sama Bella dia-"

"Lo ngomong apa sih?" potong Adam sambil mengernyitkan kening nya.

"Kamu... kamu mau aku jadi semacam pelakor supaya kamu bisa pisah sama Bella kan? Ngga Dam, aku mungkin bukan perempuan paling baik di dunia ini tapi, aku juga bukan perempuan rendahan seperti itu,ngga, aku ngga mau, ngga di kali satu miliar"

"Lo sedeng ya?" tanya Adam heran "Otak aksel lo cuma berfungsi kalau lo di sekolah ya? siapa juga yang mau ngejadiin lo pelakor huh?"

Adam mengetuk-ngetuk meja dengan telunjuk nya "Dan berapa kali gue bilang kalau Bella itu bukan pacar gue? Gue ngga butuh lo buat manas-manasin Bella, yang gue maksud adalah gue butuh lo buat jadi pembantu gue"

......

"APA?!"

"Tutup mulut lo" tegur Adam.

"Kamu gila Dam? Aku sekolah tinggi-tinggi bahkan masuk kelas sksel bukan cuma untuk jadi pembantu kamu.

"Ok, Jadi asisten gue"

"Sama aja" ucap Venus tak terima, harga diri nya terluka.

Bukan maksud nya merendahkan pekerjaan pembantu namun, menjadi pembantu Adam itu sama saja bugil di tengah lapangan saat upcara berlangsung.

"Kamu orang kaya Dam, sewa pembantu dari agen nya, masih banyak orang Indonesia yang jadi TKI di Malaysia"

"Jadi pembantu gue itu itu kayak lo magang di perusahaan multinasional"

"Wahhhhh beruntung nya aku" Venus menaruh kedua telapak tangan nya di dada sambil tersenyum sarkastik "Tapi aku ngga suka nepotisme jadi tolong cari orang lain, aku yakin ada banyak perempuan yang rela jadi pembantu kamu bahkan tanpa di gaji"

"Tapi gue mau nya lo"

"Kenapa? Aku kalo nyuci baju ngga bersih loh, nyuci piring harus tumbal satu piring buat di pecahin, nyapu juga debu nya banyak ketinggalan, pakai vacuum? Aku ngga tau ya teknologi kayak gitu, aku nih gaptek jadi walau kamu ajarin 1.000 kali pun aku ngga bisa. Maaf."

Adam memutar mata nya "Ini bukan permintaan tapi perintah dan gue bukan nyuruh lo jadi babu buat bersih-bersih tapi pembantu buat ngebantu gue di apartment"

"Apartment? Kamu tinggal di apartment?"

"Cuma buat sekolah, gue punya rumah"

"Oh..." Venus mengangguk-ngangguk selagi berpikir apa maksud ucapan Adam.

Apa tempat tinggal nya ada dua? Misal nya Papa nya tinggal di rumah dan Mama nya di apartment atau dia tinggal di apartment karena rumah nya di renovasi atau keluarga nya tinggal di luar negeri dan dia menetap disini...

"Gue bakal kirim alamat apartment gue dan lo harus datang tiap kali gue minta, jangan pake alasan ini itu gue tau lo orang yang ngga punya acara, tem-"

"Iya, iya, iya, aku ngerti" ucap Venus jengah.

"Dan lo lebih baik keluar dari kerjaan lo sekarang karena gue bukan orang kejam yang suka ngambil keuntungan dari orang susah"

Kata-kata Adam benar-benar menusuk sampai ke sanubari Venus.

"Gue bakal bayar lo" Adam tersenyum setan "Selama lo nurut gue, semua rahasia kecil lo bakal aman"

"Orang tua kamu..."

"Gue tinggal sendiri"

Fuck.

***************

24. Passion with self-confidence
Actions that have no boundaries
Attention that is only given to me
The good reactions that are coming in
TWICE - Young & Wild

------------------🐮

Venus menatap bangunan tinggi nan mewah di depan nya dengan tatapan takjub juga minder pasal nya yang keluar masuk gedung apartment ini selalu berpakaian rapi nan mewah, begitu juga kendaraan yang lalu lalang, kebanyakan mobil-mobil mewah.

Berbanding terbalik dengan kaos oblong dan jaket Venus juga ia kesini naik angkot dan harus turun kurang lebih 500 meter jauh nya dari gedung ini karena angkot di larang melintas di wilayah apartment ini.

Apa sebenar nya yang harus Venus lakukan disini?

Sambil menunggu di dalam lift yang akan mengantarkan nya menuju gerbang ke dunia lain, dunia Adam, ia berpikir dan terus berpikir.

Pasti kebanyakan disini isi nya perempuan simpanan...

Istri kedua koruptor yang sebentar lagi ketangkap...

Ya Tuhan, jangan bilang juga banyak pelakor disini...

Amit-amit.

Atau mungkin orang yang punya penyimpangan seksual?

Mungkin saja, karena tinggal di apartment dan di rumah itu berbeda.

Di Apartment tidak ada yang nama nya tetangga, disini semua orang asing walaupun berbagi dinding dan gedung yang sama, sedangkan di rumah, tetangga masak kolak aja di kasih.

Atau mungkin juga bandar narkoba...

Atau mafia?!

Atau-

Ting!

Suara lift membuyarkan pikiran liar Venus, ia melangkah keluar dan mendapati lorong bersih nan klimis menyambut nya.

Lorong ini begitu panjang bagai tak berujung dan berisi banyak kepala rumah tangga namun, rasa nya sangat kosong dan hampa seperti tak ada kehidupan, tak ada kebahagian di hari raya, kesedihan saat kematian datang atau suara ceria anak kecil yang sedang bermain.

Benar-benar kosong seperti suara ketukan sandal nya yang menyentuh lantai bermarmer kekuningan itu.

Ia memperhatikan satu persatu nomer yang tertempel di pintu, ia membandingkan dengan rumah-rumah petak di Jakarta yang di pintu nya selalu saja ada foto caleg atau capres sedangkan disini boro-boro foto caleg, cicak pun ngga ada yang nempel.

"675" Venus menyamakan nya dengan nomer apartment yang Adam kirimkan pada nya.

Ia berdiri dengan canggung di depan pintu, mata nya sesekali menatap pintu lalu nomer yang tertempel di pintu, lalu pada deretan tombol berangka di pintu.

Sebenar nya Adam telah mengirimi nya pesan agar langsung memasukan password dan masuk ke apartment nya tanpa membunyikan bel apalagi mengetuk pintu karena kata nya itu norak dan mengganggu.

Tapi, Venus memang norak dan ia senang bisa mengganggu Adam jadi, ia melakuan 2 hal yang Adam larang secara sekaligus, membunyikan bel dan mengetuk pintu.

Lebih dari 3 kali!

"Lo udah gue bilang langsung masuk pake ngetok segala" omel Adam begitu ia membuka pintu apartment nya dengan wajah seperti seorang yang baru saja bangun tidur.

Venus tidak membalas omelan nya karena ia tau bagaimana emosi nya ia jika tidur nyenyak nya di ganggu orang.

Untuk kali ini Venus tidak akan menyalahkan Adam.

"Masuk lo" perintah nya.

Venus mengangguk dan masuk ke dalam apartment nya sambil memegang tali selempang tas nya dengan gugup.

Mata nya mendadak terbuka begitu lebar saat melihat pemandangan di dalam apartment Adam.

Dari luar boleh mirip kardus besi tapi dalam nya woahhh jet set punya.

Mewah dan keren.

Venus mengedarkan mata nya ke seluruh ruangan dengan wajah yang sama sekali tak menutupi kekagetan dan kekaguman nya.

Ia tak tau jika Adam sekaya ini, jika tau ia pasti akan bersikap sedikiiiiiit lebih baik pada nya.

Apartment Adam sangat luas, seperti ukuran 4 kelas yang di gabung jadi 1, ia bahkan belum masuk lebih dalam ke apartment Adam.

Abu-abu dan hitam mendominasi ruangan ini, pekat seperti empunya yang selalu di kelilingi awan gelap dan malaikat kematian, dengan perabotan kelas atas yang semua nya mengkilap, tampak baru keluar dari pabrik nya, juga teknologi rumah tangga kelas atas.

Bayangkan saja Adam hanya perlu menepuk tangan nya untuk mematikan lampu di ruang tamu nya!

Bagaimana seandainya Adam menjentikan tangan nya? atau melambaikan tangan nya? atau menggoyangkan tangan nya?! memutar nya?

Venus sungguh amat sangat kagum dengan teknologi yang telah manusia kembangkan.

Terimakasih Jepang! Terimakasih!

Adam duduk di sofa panjang berwarna hitam, kepala nya ia senderkan dan mata nya menutup.

Manusia itu bahkan tak mau susah payah 
mempersilahkan Venus untuk duduk.

Sebagai tamu yang baik ia bersikap sama acuh nya dengan Tuan rumah, ia duduk di depan Adam tanpa di persilahkan. Lihat saja kalau Adam keterusan tidur di sofa sementara ia duduk melongo menonton nya ngorok, Venus tak akan segan pergi ke dapur dan membuat teh panas lalu menyiramkan nya ke wajah Adam.

Dengan sangat senang hati.

"Lo terlambat. Kenapa, macet?" tanya Adam dengan mata yang masih tertutup.

"Ngga juga sih" jawab Venus polos.

Adam menaikan satu alis nya dan menatap Venus datar "Lo sengaja terlambat?"

"Aku... aku tadi bingung mau ijin apa ke Tante ku jadi, aku ngabisin waktu 20 menit untuk cari alasan dan 20 menit lain nya untuk nyiapin mental"

Adam menegakan punggung nya sambil menatap Venus heran.

"Alasan lo kesini tadi apa?"

"Ehm, Guru biologi ku mau naik haji dan aku di suruh bantu jaga anak nya karena anak nya banyak"

Adam mengerutkan kening nya "Lo bilang kayak gitu"

Venus mengangguk.

"Lo perlu waktu 20 menit buat nyari alasan sebego itu?"

Venus melipat bibir nya. Ia tersinggung, sungguh. Adam tak tau bagaimana ia mati-matian mencari alasan "masuk akal" agar di ijinkan keluar. Ia bahkan sampai browser google! For fuck sakeee...

"Terus aku harus bilang apa? Tante, aku ijin mau ke apartment orang yang benci aku buat jadi pembantu nya dan tenang aja di apartment nya ngga ada Orang tua nya jadi, cuma ada aku sama dia dan oh ya! ngga perlu khawatir teman ku itu cowok kok" ucap Venus sarkas.

"Lo bisa bilang kalau lo mau kerja kelompok sama gue, apa susah nya?" tanya Adam heran.

"..."

"Dan gue ngga percaya Tante lo bisa percaya gitu aja "

"Itu karena aku jarang bohong" bela Venus.

"Dan apa lo ngga mikir gimana kalau Tante lo nelpon Bu Gita, bahkan Bu Gita itu non"

Venus menepuk jidat nya sendiri.

Bagaimana bisa ia lupa?

Adam menggeleng-gelengkan kepala nya lalu berdiri dan berjalan menuju sebuah pintu yang Venus tebak sebagai kamar Adam.

Apartment Adam benar-benar sepi, lebih sepi dari kuburan. Suara Tv pun tak ada, di ruangan ini suara menggema, bukti bahwa apartment ini memang jarang di huni.

"Kamu mau kemana?" tanya Venus.

"Tidur" jawab Adam tanpa menoleh ke belakang.

Venus menegakan tubuh nya secara reflek "Terus aku ngapain disini?"

Adam berbalik "Lo?"

Venus mengangguk.

"Nyalain Tv dan setel nomer 5"

"Why?"

"Karna gue suka angka 5" dan setelah itu si Beelzebub masuk ke dalam kamar nya, tak lupa membanting pintu kamar hingga bunyi nyaring pintu di hempas menguar di seluruh ruangan, meninggalkan Venus yang masih menganga bingung di tempat nya.

Venus bertanya kenapa bukan kenapa ia harus menyetel nomer 5 tapi, kenapa dia harus melakukan itu?!?

Masih sambil mengomel di dalam hati dan pikiran nya, Venus melakukan apa yang Adam minta.

Tv Adam Tv layar datar dengan ukuran sangat besar, ia tak tau berapa inch karena ukuran Tv tak pernah di ajarkan di sekolah. Tv nya menempel di dinding seperti cicak.

Gambar nya sangat bersih dan suara nya juga jernih, sekarang Venus merasa ia tengah menjadi model iklan Tv layar datar.

Venus menyetel nomer 5 dan itu adalah chanel Nat Geo Wild. Dunno why Adam menyuruh nya menonton itu namun, ia juga tak punya nyali mengetuk pintu kamar Adam jadi yang ia lakukan adalah duduk manis dan menghabiskan 4 jam selanjut nya dengan menonton orang bule memanjat kesana kemari untuk menangkap rakun.

********

27. Light it Up

The world in your eyes forever it lie
At we go on our way
There it a thousand things to know
Heize - Round and Round
 


--------------------------------------➿

Setelah "Bertugas" menonton Tv channel nomer 5 di apartment Adam, Adam mulai rajin memanggil nya ke apartment, kadang Venus sendiri bingung membedakan apakah ia berprofesi sebagai pembantu atau wanita panggilan.

Wanita panggilan yang tugas nya :

1. Menonton chanel nomer 5
2. Mencatat semua nama dan nomer orang yang di awali dengan huruf X, mengandung huruf X namun tidak di akhiri dengan huruf X di buku telpon.
3. Mengganti semua judul lagu di laptop Adam dengan huruf besar dan menyusun nya berdasar negara kelahiran.
4. Mengetik ulang buku cetak Ekonomi Adam dengan font comic sans.
5. Mengerjakan SEMUA tugas Adam.

Tak ada tugas menyapu, membersihkan meja, mengepel lantai atau kegiatan bersih-bersih lain nya. Ia hanya melakukan sesuatu yang tak ada guna nya dan tak ada faedah nya.

Sesuatu yang konyol dan tak masuk akal, 
sesuatu yang menurut Venus seperti candaan tersendiri untuk Adam yang tiap kali selesai menyuruh nya melakukan sesuatu akan bersemedi selama berjam-jam di dalam kamar nya dan hanya keluar untuk mengatakan.

"Lo boleh pulang"

Kadang ia ingin bertanya mengapa ia harus melakukan hal-hal konyol itu, apakah di hidup Adam tidak ada sesuatu yang penting yang harus ia lakukan namun, ia seperti biasa memberikan jawaban yang menyakitkan hati.

"Lo ngga usah banyak tanya, gue nyuruh lo gue bayar, pembantu gue di rumah aja gue suruh nguras kolam pake gayung nurut"

Adam benar-benar arogan, busuk tak hanya di luar tapi juga di dalam, tak ada yang nama nya inner beauty atau ketulusan hati, Adam adalah simbol dari keindahan fisik tanpa attitude, sedikit saja Venus membuat kesalahan ia tak akan segan mengatai nya bodoh, bego bahkan beragam makian yang sering ia serukan dalam bahasa inggris.

Venus benar-benar tak tahan, ia ingin menghajar Adam, mencucuk kedua lubang hidung mancung nya dengan pulpen sampai menembus ke lobang mata nya namun, Adam memang bukanlah lawan yang mudah untuk di jatuhkan.

Ia selalu mengancam nya dengan isu yang sama, contekan.

Dan tampak nya Adam mengetahui segala yang ia lakukan seperti saat ini, saat ia memutuskan bersembunyi di Green House di jam istirahat, laki-laki itu mencegat nya dan menyuruh nya melakukan sesuatu yang seumur hidup nya tak pernah berani ia bayangkan akan ia lakukan, Membeli rokok di jam sekolah.

"Satpam ngga akan kasih aku ijin keluar Dam" ucap Venus frustasi.

"Tentu lo ngga akan di ijinin keluar kalau lo bilang mau beli rokok begok" ucap Adam sinis "Lo bisa bilang mau fotocopy atau beli penghapus atau apa terserah lo, pake otak lo buat bertahan hidup bukan cuman buat belajar"

"Aku harus beli dimana? Dan aku harus bilang apa? Aku ngga pernah beli rokok! Kamu gila Dam, aku ngga mau, aku bisa di tangkap polisi kalau ketahuan! Aku masih di bawah umur Dam!" Venus memegangi kepala nya dengan panik, ia heboh memikirkan segala kemungkinan tak masuk akal di kepala nya.

Ia takut saat membeli rokok tiba-tiba ada puluhan polisi bersenjata telah menunggu nya di luar minimarket dengan mobil patroli yang membunyikan sirene nya, Venus di tarik paksa lalu di hempaskan ke kap mobil, di borgol tangan nya di belakang dan di paksa masuk ke dalam mobil yang telah di isi oleh 2 polisi dengan senjata selaras tajam dan masing-masing dari mereka mengenakan kaca mata hitam dan jam tangan bermerek.

Atau...

Satu pasukan Polisi yang menyerbu masuk ke dalam minimarket dengan menggunakan tank saat ia akan membayar di kasir, menggunakan gas air mata mereka melumpuhkan Venus lalu mengikat tangan dan kaki nya dan memasukan nya ke dalam karung, di bawa ke ruang interogasi dan di tahan di Nusakambangan.

"Semakin gue kenal lo semakin gue ngerasa kalau ada yang salah sama otak lo" ucapan Adam membuyarkan awan khayalan di atas kepala Venus.

"Gue nyuruh lo beli rokok bukan beli narkoba, cara nya sama kayak lo beli pembalut, diem-diem ngga usah ribut terus lo sembunyiin di dalam blazer lo"

Venus membelalak, kadang Ia tak mengerti mengapa Adam bisa begitu mengetahui hal-hal yang menjadi rahasia seseorang, rahasia perempuan, rahasia nya, rahasia orang asing, pikiran nya begitu absurd namun dalam garis yang jelas yaitu, mesum dan kasar.

Venus sungguh tak ingin melakukan ini atau apapun yang Adam minta namun, ia terjebak dalam lumpur dosa yang tiap ia bergerak sedikit saja akan menelan nya jauh ke dalam.

Ia harus tenang, ia harus berpikir cerdas.

Adam memberi tau merek rokok nya dan Venus menyumpahi nya di dalam hati agar suatu hari Adam terkena kanker paru-paru dan ia juga bersumpah akan menjadi orang pertama yang mengirimi Adam hadiah... rokok.

Melewati gerbang sekolah bukanlah hal mudah jika kamu bukan Adam dan anggota frat, hampir sama sulit nya untuk masuk ke dalam rumah Raffi Ahmad.

Ijin membeli sesuatu di luar adalah ijin yang paling basi di antara nasi basi, bukan nya di ijinkan Venus yakin ia malah akan mendapat nasihat panjang lebar tentang penting nya mempersiapkan segala hal yang di perlukan untuk sekolah saat malam hari lalu itu akan menyeret nya dalam konfontrasi panjang lebar tentang apa yang ia lakukan saat malam, apa ia tidak belajar? Kemana saja ia semalaman? Atau mau bilang ketinggalan? Kalau yang ketinggalan bukan akta lahir atau organ tubuh jangan harap akan mendapat ijin. Sakit? Maka Tante nya akan di panggil ke sekolah.

Sepanjang jalan Venus terus memikirkan alasan apa yang harus ia berikan pada Satpam agar di ijinkan keluar namun ia tak kunjung menemukan nya, karena jika ia memikirkan alasan untuk keluar dari sekolah yang ia pikirkan adalah saat Einstein duduk di bawah pohon apel dan rumus E=MC2 atau teori big bang atau Colombus saat menemukan dataran 
Amerika dan berteriak "Tiera! Tiera! Tiera!"

Sungguh benci ia mengakui namun benar kata Adam, otak nya tak berfungsi jika di gunakan untuk bertahan hidup.

"Permisi Pak"

"Mau kemana?" ucap Satpam to the point.

Venus mendekatkan wajah nya ke kaca pembatas lalu melirik ke kanan dan ke kiri, dengan suara yang amat pelan ia berucap "Pak Kepala sekolah..." batuk "Punya dua kutil di...di bagian belakang tubuh nya, Bapak tau kan yang saya maksud"

Pak Satpam mengernyitkan kening nya "Apa maksud nya?"

"Itu... kutil yang biasa nya tumbuh karena kebanyakan duduk"

"Itu bisul"

Venus melongo tapi ia cepat-cepat tertawa canggung untuk menutupi kegugupan nya "Ah ya... itu, saya di suruh nyebut kutil karena Pak Kepala sekolah malu punya... Bapak tau kan bisul itu agak memalukan dan kasar, maka nya di sebut kutil"

Pak satpam diam dan hanya menatap nya datar.

Mungkin, ia juga merasa akward harus membicarakan bisul Bos nya.

Venus berdeham "Saya di suruh beli obat bisul karena bisul nya Pak Kepala sekolah baru aja pecah, lebih cepat lebih baik sebelum Pak Kepala sekolah kehabisan darah"

Pak Satpam lagi-lagi tak mengucapkan apapun, meski samar ia bisa melihat kerutan di dahi nya.

Sepanjang karir hidup nya di dunia per-satpaman alasan yang Venus berikan adalah yang pertama kali ia dengar, sulit bagi nya untuk mengambil keputusan.

Saat Pak Satpam hendak berdiri keluar dari pos nya Venus mendadak panik "Pak, saya boleh keluar atau ngga?"

"Tunggu disini. Saya tanya Kepala sekolah dulu"

APA?!

Venus tak bisa membiarkan Pak Satpam bertanya langsung pada Kepala sekolah karena ia akan ketahuan bohong dan ia juga tak bisa membayangkan bagaimana ekspresi Pak Kepala sekolah mengetahui murid yang ia puji sebagai murid teladan beberapa minggu lalu membohongi Satpam dengan alasan ia memiliki bisul dan akan kehabisan darah.

"Tapi Pak di ruangan Kepala sekolah ada tamu" ucap Venus cepat.

Ok, tenang-tenang... Venus harus bertindak tenang agar tidak semakin mencurigakan, salah nya sendiri membuat alasan konyol.

"Sekarang Pak Kepala sekolah lagi duduk di kursi nya sambil menahan sakit di pantat nya dan dia butuh obat nya secepat mungkin, Pak Kepala sekolah bilang ini aib dan ia malu kalau sampai ada murid atau staf nya yang tau"

"Lalu kenapa Pak Kepala sekolah memberi tau kamu?" tanya nya.

"Karena saya murid berprestasi, Pak Kepala sekolah percaya sama saya karena saya ngga mungkin melakukan hal bodoh kepada orang lain apalagi diri saya" ucap Venus, kepercayaan diri nya semakin meningkat, kini ia tak lagi gagap dan itu memudahkan nya untuk mengucapkan kebohongan lain nya.

"Saya ngasih tau Bapak aja sudah melanggar janji saya ke Kepala sekolah, kalau Pak Kepala sekolah tau Bapak tau penyakit nya... bisa aja Bapak di pecat"

Pak Satpam mengerutkan kening nya.

Bagus, ia mulai terpengaruh dan itu membuat Venus semakin berani.

"Rasa malu seseorang bisa membutakan simpati nya"

Pak Satpam sekali lagi tenggelam dalam pikiran nya, Venus menghitung dari 1 sampai 23... Pak Satpam kembali duduk di pos nya dan menulis sesuatu di kertas kecil lalu memberikan kartu ijin keluar pada Venus.

"Bapak saya dulu pernah sakit bisul, belikan yang merek itu, memang sakit tapi ampuh"

Venus membaca kertas kecil bertuliskan merek obat itu lalu menatap wajah penuh simpati Pak Satpam, segunung rasa bersalah muncul di dada nya.

Lahan yang dulu hanya berisi rumput dan ilalang perlahan mendingin karena salju yang sebelum nya tak pernah turun kini turun disana dan Venus takut jika musim dingin ini tak segera berhenti maka gunung salju akan tumbuh di dada nya dan membuat hati nya menjadi dingin.

🐟🐟
 


Begitu Venus melangkahkan kaki nya keluar dari Minimarket papan tak kasat mata menggantung di leher nya.

Tulisan nya : TERSANGKA.

Venus menyembunyikan rokok Adam di dalam blazer seperti yang Adam sarankan, ia mencari Lucifer itu kesana kemari namun, ia tidak menemukan nya.

Apa ia titipkan saja pada Satpam?

"Eits, lo mau kemana?" kerah blazer Venus di tarik dari belakang seperti anak kecil yang hendak kabur saat di suruh tidur siang, ia di tarik ke belakang dan berhenti tepat di hadapan Lucifer AND the GANK.... ck, sangat 90-an.

Siapa yang masih punya gank di abad 21?

Gang? Masuk akal karena semua orang pasti pernah masuk ke dalam Gang.

Gank? Nah. itu Cuma kumpulan anak-anak insecure yang merasa dunia mereka jauh lebih baik di isi dengan orang-orang sejenis mereka.

"Eh-" Venus selalu merasa gugup dan sedikit takut berada di sekitar anggota frat.

Ada sesuatu tentang mereka yang membuat nya merasa "Aneh" ada perasaan janggal dan ia tak mengerti mengapa ia begitu terganggu dan tak bisa tenang, perasaan was-was dan kegelisahan yang tak memiliki alasan.

Venus tak bisa menjelaskan nya dan jika ia mengatakan nya pada Lidya maka ia akan kembali pada ceramah lama nya:

"Itulah kenapa dari awal gue selalu bilang, jauhi Natawijana dan koloni nya, mereka itu expert di bidang gangguan mental terutama yang masih polos kayak lo"

Atau Fitri yang kalem akan berkata "I told you so"

Sebanyak apapun kelah kesuh nya Venus tau jika ini adalah bagian dari konsekuensi melawan Adam dan yang paling menyebalkan ialah, selalu saja ia yang menjadi pihak bersalah disini.

Venus mengambil rokok yang ia sembunyikan di dalam blazer nya lalu memberikan nya pada Lucifer di depan seluruh teman-teman nya.

Ia tak merasa harus merahasiakan hal ini, toh bukan nya mereka bakal ngerokok bareng-bareng.

"Wah gila Dam, lo minta cewek beliin lo rokok!" ucap Ricki.

"Jangan lo ajak ngerokok Dam!"

"Bakar! Bakar! Di bakar sumbu nya!"

Begitulah kira-kira sebagian dari 567.876.543 teriakan dan ucapan heboh anak-anak frat yang saat ini sudah mengelilingi Venus.

Tak tau lagi apa yang Venus harus lakukan selain menatap mereka heran juga ketakutan, ia di kelilingi banyak laki-laki berseragam yang tak terlalu ia kenal dan punya dendam kelompok pada nya.

Saat Adam tak juga mengambil rokok dari tangan nya Venus menatap Adam yang kini hanya diam bersender pada tembok dengan kedua tangan bersembunyi di saku celana nya.

Laki-laki itu menatap nya datar, tanpa ekspresi. Saat mata mereka bertemu untuk beberapa saat, senyum kecil muncul di bibir Adam, lebih seperti seringai.

Merasa marahabaya akan tiba sebentar lagi, Venus segera memasukan rokok dan angsulan nya pada saku seragam Adam, ia berniat segera lari namun kalah cepat dari tangan sialan Adam.

Ia menangkap tangan Venus sebelum ia sempat menarik nya dan kabur. Venus ingin merelakan tangan nya untuk di ambil Adam namun, ia bingung bagaimana harus mencopot tangan nya.

Dan terlebih lagi ini bukan saat yang tepat untuk pemikiran konyol seperti itu, seharusnya ia... seharusnya... Uh! Venus tak tau apa yang seharusnya ia lakukan.

Venus menatap Adam dengan horror "Ke-kenapa?"

Tangan Adam masih setia di pergelangan tangan nya sedangkan separuh jari nya sendiri masih terjerembab di dalam saku seragam Adam.

Posisi yang janggal dan aneh, ia cukup bersyukur posisi mereka tidak terbalik. Jika iya... Uh... Ia tak harus nya memikirkan hal seperti itu!

Serius, ada yang salah pada otak nya karena ia terus-terusan memikirkan sesuatu yang tak berguna di saat genting seperti ini.

Genting... Genteng... Ginting... Gunting... Ahh she did it again!

"Ahh aah... didn't say you can leave" Adam tersenyum sadis.

Adam melirik Ceper, Venus tak tau apa maksud nya namun setelah itu sebuah benda terlempar ke dahi nya, tidak sakit namun shit... perih.

"Aw!" Venus menyentuh dahi dengan tangan kiri nya.

"Sory. Lupa bilang tangkap" ucap Ceper, senyum di bibir nya mengatakan hal sebalik nya.

Beelzebub.

Ricko mengambil korek api yang Ceper lempar dan memberikan nya pada Adam.

"Light it up" ucap Adam, ia memberikan korek itu pada Venus lalu melepaskan tangan Venus yang sedari tadi ia sandera.

Perlahan ia membuka bungkus rokok nya dan menyelipkan satu batang di bibir nya.

Sekarang apa lagi?, pikir Venus, Dia mau Venus merokok?

Dengan isyarat dagu nya ia meminta Venus menyalakan korek nya, Venus menatap rokok yang terselip di bibir Adam dan korek di tangan nya secara bergantian lalu pada wajah Adam.

Ia tidak mau.

Ini menjijikan, ia benci perokok dan ini mengingatkan nya akan adegan film dimana sang pelacur yang menyalakan rokok Bapak-bapak tua buncit di Bar.

Gross.

"Ngga" ucap Venus tegas.

"I'm not asking you sweetheart, it's an order" ucap Adam congkak.

"Ngga! Aku ngga mau!"

Adam menarik pergelagan tangan Venus kasar "Lo emang lebih suka di kasarin, hm?"

Venus menggelengkan kepala nya, sementara mata nya sudah memerah karena menahan tangis.

Ia melirik teman-teman Adam yang berdiri melingkari nya, wajah datar dan sorot mata geli.

Di mata mereka Venus masih dan akan tetap menjadi bahan candaan yang selalu mereka datangi saat mereka merasa bosan.

Adam melepaskan lengan Venus kasar, cukup membuat ia sedikit terdorong ke belakang.

Dengan tangan gemetar ia menyalakan korek namun, karena gugup ia harus mencoba beberapa kali sehingga korek itu menyala.

Ia mendekatkan api korek ke rokok Adam. Warna oren perlahan muncul dari ujung rokok Adam dan tanpa sungkan ia menghirup nya dan menghembuskan asap beracun itu di depan wajah Venus.

Suara tawa di sekitar nya tenggelam sama seperti diri nya yang tenggelam dalam kepulan asap beracun yang Adam hembuskan.

Lagi, ia berada di posisi menjadi bahan tertawaan.

Ia benci. Sangat benci semua anggota frat terutama pada Adam yang sedang tersenyum mengejek kepada nya.

*********

28. Guess the Guest

I'm a shooting star leaping through the skies
Like a tiger defying the laws of gravity
I'm a racing car passing by like Lady Godiva
I'm gonna go go go
There's no stopping me
QUEEN - Don't Stop Me Now
🎩------------------------------------------🎩
 


Karena perkelahian Adam dan Venus membuat Papa Adam memutuskan secara aneh untuk mengundang Venus makan malam di rumah nya.

Yang tentu saja di-iyakan oleh Venus namun, ia tak berpikir untuk benar-benar datang, ia tidak yakin bisa menjaga kelakuan nya di depan orang sekaya Papa Adam dan orang kaya selalu punya peraturan terlalu detail tentang makan malam, garpu di kiri, pisau di kanan, piring di depan, gelas di pinggir, tissue di paha, kaki menyentuh tanah, rambut di gulung rapi, tak boleh bicara dan masih banyak lagi.

Yang paling benar memang menjadi diri sendiri tapi, jika ia menjadi diri sendiri maka ia akan makan sesuka hati nya seperti saat ia di warteg, makan pake tangan, kerupuk di tangan kiri, kobokan di kanan, nasi yang jatuh di paha di ambil terus di makan lagi, kaki mengangkang sambil sesekali di ketuk di lantai, mulut menggumamkan lagu-lagu favorit dan lebih sering di gunakan untuk beragurmen dengan Hugo.

Hell... tidak mungkin dia melakukan hal seperti itu di depan Papa Adam.

Namun, rupa nya Adam punya pemikiran berbeda karena kali ini ia telah berdiri di depan pintu rumah Venus mengenakan pakaian serba hitam, mulai dari sepatu, celana, kaos sampai ke jaket, jangan lupakan rambut hitam nya yang... yang acak-acakan itu namun damn.... Dia ganteng banget.

"Ngapain kamu disini?" tanya Venus setelah puas memandangi ketampanan Adam secara diam-diam.

Ia bersyukur Adam tak bisa membaca pikiran nya karena entah perayaan apa yang akan ia lakukan jika tau perempuan yang kata nya membenci nya setengah mati itu memuji nya ganteng diam-diam.

"Begitu cara lo nyambut tamu?" tanya Adam dengan satu alis nya yang terangkat, membuat Venus bisa melihat garis kosong di alis Adam yang membuat nya semakin menarik.

Apa ia mencukur nya?

Atau karena rontok dini?

Atau-

"Lo ngga mau nyuruh gue masuk?" ucapan Adam membuat mata Venus kembali fokus pada mata Adam.

"Uh aku-"

"Siapa Venus?" suara Tante Indah terdengar dari dalam rumah.

Venus memejamkan mata nya sebentar sebelum menjawab "Ehm, Teman Tante" Venus menatap Adam "Teman sekolah"

Venus ingin mengusir Adam namun, Tante Indah sudah keburu bergabung dengan nya di depan pintu "Teman? Kenapa ngga di suruh masuk?" tanya Tante Indah heran.

Sejujurnya Tante... Aku lebih heran nyebut dia sebagai teman, batin Venus.

"Selamat malam Tante" sapa Adam.

Rahang Venus hampir jatuh saat mendengar nada sopan dari mulut Adam, rasa nya ia ingin memasukan kepala nya ke dalam sungai untuk memastikan jika ini mimpi atau benar kenyataan.

"Malam, ayo masuk, masuk silahkan duduk"

Venus memutar mata nya melihat keantusiasan Tante Indah menyambut Adam, belum tau saja dia kelakuan Adam di sekolah terlebih kelakuan nya terhadap keponakan nya yang cantik ini.

"Venus!" panggil Tante Indah, Venus yang masih berdiri di depan pintu segera menutup pintu dan duduk di depan Adam.

"Ngapain kamu? Teman nya di buatkan minum dulu"

"Tapi dia-"

"Tante ngga pernah ngajarin kamu ngga sopan sama tamu Venus" peringat Tante Indah.

Mau tak mau Venus pergi ke dapur untuk membuatkan Adam minum.

Sial! Apa yang manusia itu lakukan disini?! kalau mau cari perkara bukan nya bisa besok? Dia bisa menunggu besok pagi seperti yang ia lakukan saat menyekap Venus di gang kecil.

Venus mencari-cari racun tikus yang sekira nya bisa ia masukan ke dalam minuman Adam namun, ia tak menemukan nya, seandainya ia punya sianida... batin nya sedih.

"... tetangga juga bantu nyari dan dia tiba-tiba muncul, ngga tau dari mana, ngeliatin Tante terus nanya "Tante, ngapain Tante di bawah pohon mangga?" dia ngga sadar kalau dia udah buat satu Rt hebih nyariin dia karena di kirain dia nya culik" Tante Indah tertawa.

Venus duduk di samping Tante Indah setelah memberikan minuman pada Adam, ia melirik Adam mencoba mencari tau apa yang baru saja Tante nya bicarakan, ia punya firasat kalau itu tentang diri nya.

"Dan dia ini paling jijik sama rambutan" ucap Tante Indah.

Benar sudah dugaan nya.

"Rambutan?" tanya Adam, mata nya menyorot Venus dengan pandangan geli.

"Waktu kecil dia pernah-"

"Tante" ucap Venus memelas.

Tante Indah memukul pelan paha Venus "Semua orang punya trauma Venus, untuk apa malu, Adam pasti juga punya, apa buah yang kamu ngga suka Adam?"

Adam berkedip beberapa kali sebelum menjawab "Uhm, pisang?"

Cerdas cermat.

"Pisang? Pisang itu banyak vitamin nya, sayang sekali kamu ngga suka tapi, untuk anak seusia kamu, kamu termasuk tinggi, pasti kamu sering minum susu" ucap Tante Indah absurd.

"Ya, setiap hari" Adam nyengir.

I know what is in his mind...

"Susu kaleng atau susu kotak atau-"

"Susu murni"

"Murni?" mulut Tante Indah menganga, lalu ia melirik Venus simpati.

Akhir nya! Akhir nya Tante Indah sadar kalau Adam ini brengsek dan mesum. Baguslah ia tak harus men-

"Venus paling susah di suruh minum susu" 
Giliran Venus yang menganga dan menatap Tante Indah tak percaya.

"Kata nya dia sudah punya susu sendiri jadi-"

"Tante!" ucap Venus frustasi, benar-benar frustasi, ia yakin wajah nya sudah sama merah nya dengan pipi banci di malam minggu.

Tante Indah tertawa "Maaf, maaf, kalau begitu kalian... ngomong-ngomong mau apa kamu kesini?" tanya Tante Indah pada Adam.

Dari tadi sudah bicara dan baru sekarang tanya tujuan nya?!?! yang benar saja!

"Kami ada tugas kelompok dan tugas yang satu ini cuma Venus yang bisa selesaikan" ucap Adam penuh maksud.

Tante Indah menatap Venus dengan kagum, Venus ingin memutar mata nya namun ia menahan nya karena terakhir kali ia melaukan itu di depan Tante nya ia tidak di beri uang saku.

"Venus memang anak yang..." Tante Indah seolah tenggelam dalam lautan bunga, mencoba mencari kata yang tepat untuk mengungkapkan segala kebahagiaan serta keharuan nya "Membanggakan" ucap nya.

Demi Tuhan...

"Dia bisa apa saja, karena itu dari SD sampai SMA dia selalu ranking 1 di sekolah nya"

Venus menutup wajah nya dengan telapak tangan nya, Tante nya memang senorak ini di depan teman-teman nya.

Tak heran ia selalu berdoa diam-diam jika teman nya datang ke rumah Tante Indah lupa letak kunci kamar nya dan terkunci disana sampai semua teman-teman nya pulang.

"Jam berapa kalian pulang?" Pertanyaan Tante Indah membuat Venus melepaskan tangan yang menutupi wajah nya.

Apa ia tak salah dengar? ia di ijinkan? Begitu saja?

Padahal Tante Indah baru sekali bertemu Adam, apa dia tak takut kalau keponakan nya yang manis ini di culik lalu di jual ke Turki untuk jadi model celana dalam?!

Wajah tampan Adam memang mudah menipu.

... Dan menarik perhatian.

"Jam 10 sudah selesai" jawab Adam.

Tante Indah mengangguk "Jangan lupa pakai jaket" ia mengingatkan.

"Puas?" tanya Venus setelah Tante Indah menghilang dari pandangan mereka.

Gezz... seandainya ia bisa sihir sudah dari tadi ia ingin menyihir Tante nya itu agar menghilang dari ruang tamu.

Untuk sebentar saja, selama ada Adam disini ia ingin Tante nya di kunci di dalam lemari. Tentu lemari yang nyaman, kalau bisa yang seperti di film Narnia.

Adam menaikan satu alis nya, tampang songong nya semakin terlihat songong, Venus yakin urat nadi Adam pun sudah di bentuk menjadi urat songong.

"Kita bahkan belum mulai apapun"

Venus memutar mata nya "Kita? Sejak kapan ada kata kita antara kamu dan aku"

Adam melirik jam tangan nya lalu berdiri "Sejak Bokap gue ketemu sama lo, KITA harus makan malam sama Bokap gue"

Venus membulatkan mata nya "Tapi aku-"

"Cepet ganti baju lo gue tunggu di mobil" Adam berjalan ke arah pintu namun berbalik sebentar untuk berucap "5 menit. Lebih dari itu gue bakal masuk ke kamar lo"

🐧🐧
 


Venus bergegas lari ke kamar nya, tak ingin memberikan kesempatan bagi Adam untuk melecehkan nya (Lagi) ia mengenakan celana jeans dan kemeja simple.

Memang apa lagi yang akan ia kenakan? Gaun dengan butiran berlian? Gaun yang ada manik-manik nya saja sudah pada lepas, mana ada yang berhias berlian.

Walau Papa Adam termasuk 25 orang kaya Indonesia tapi, bukan berarti siapapun tamu yang ia undang mendadak jadi kaya kan?

Ia memakai bedak sekilas (pupur bayi... ahhh Venus paling senang dengan aroma nya) dan mengambil sepatu sandal nya di belakang pintu yang harus ia ambil susah payah karena tertumpuk makanan kucing lalu ia melompat dari teras nya sambil merapikan rambut.

Ia tak bersisir karena tadi pagi sebelum sekolah ia sudah bersisir, Venus rasa tak baik bagi perempuan untuk banyak bersisir karena selain bisa menyebabkan kebotakan juga melelahkan.

Ia menarik pintu mobil Adam dan jatuh ke pantat nya.

"Aw" ringis nya.

Kaca mobil perlahan terbuka menampilkan wajah geli Adam yang melongo dari jendela.

"Seenggak nya lo belajar untuk ngetuk pintu mobil sebelum naik"

Venus berdiri dan membersihkan pantat nya.

"Kamu sengaja!"

"Bagian mana nya?" tanya Adam, ia menarik mundur kepala nya, Venus menarik pintu mobil dan masih terkunci.

"Kalau kamu ngga mau aku-"

"Now Venus, what do we normally say at the end of a sentence when we want someone to do something for us?" Adam menyenderkan tubuh nya dengan nyaman di jok.

Venus menarik nafas panjang, besar keinginan nya untuk mengambil paku dan menggunakan nya untuk melukis di badan mobil Adam.

Knock...knock...

"Buka pintu nya" Venus mengetuk pintu mobil Adam perlahan... lalu keras...

"Nah-uh, You know the magic word"

Venus memutar mata nya "Please, buka pintu nya"

Adam membuka pintu mobil nya lalu tersenyum "Silahkan masuk Tuan Putri"

Ya Tuhan... kau mendengar doa orang yang teraniaya bukan? Tolong tambah jakun nya jadi 2, bukan untuk mempermalukan nya tapi untuk mengingatkan nya kalau dia itu LAKI-LAKI!

"Pantat lo ngga papa kan?" tanya Adam begitu Venus duduk di jok mobil dengan wajah cemberut.

"How dare you?!" desis Venus.

Adam menaikan satu alis nya, alis yang membuat Venus jatuh cinta aihh tentu pada alis nya bukan pada orang nya "Gue cuma mastiin"

"Apa?"

Tangan Adam bergerak ke arah radio "Mastiin kalau lo ngga punya penyakit bisul di pantat lo"

Lalu sebuah lagu indah mengalun di dalam mobil dan itu terdengar seperti lagu kekalahan di telinga Venus.

Venus, tak ada lagu untuk orang yang kalah, karena tujuan perang adalah untuk melawan orang jahat.

So, there won't be any songs for you.

********

29. Nothing Hill
 

This thing called love I just can't hlandle it 
This thing called love I must get round to it 
I ain't ready 
Queen - Crazy Little Thing Called Love

-----------------------------🐚

Rumah Adam hampir sama besar nya dengan ukuran sekolah mereka. Padahal sekolah mereka memiliki lapangan upacara, lapangan olahraga, kolam renang, kolam ikan, ruang kelas, masjid, gudang, aula, ruang kesenian, ruang Guru, berbagai macam Lab, WC dan masih banyak ruang lain nya.

Namun, jika di bandingkan dengan rumah Adam maka Venus yakin ukuran nya kurang lebih sama, karena dari pagar yang terbentang Venus yakin ukuran nya masih lebih luas.

Beda nya, sekolah mereka terdiri dari 4 lantai yang sering membuat Guru-guru tua encok sedangkan rumah Adam hanya terdiri dari 2 lantai namun di topang dengan pilar super besar berwarna putih di setiap sisi seperti rumah-rumah di kawasan Beverly Hill.

Jika Venus bandingkan dengan rumah nya maka ini seperti membandingkan gunung merapi dan gundukan tanah di gang-gang sempit atau Lautan samudera dengan parit mampet.

Atau lebih jelas nya seperti yang di film Hollywood katakan "I live in Nothing Hill. You live in Beverly Hills"

... everyone in the world knows who you are, my mother has trouble remembering my name...

Begitu kalau di teruskan, tapi lebih baik tak usah dari pada Venus jadi semakin rendah diri.

Dari gerbang menuju teras rumah nya saja bisa sampai 500 meter, di sepanjang jalan tanaman pohon cemara dan lampu jalan dengan warna orange berjejer seperti pemandangan jalanan di negara Eropa.

Tentu saja Eropa, mana mungkin orang sekelas Papa Adam meniru Bekasi.

Di bagian kanan dan kiri gelap, hanya ada lapangan rumput yang ia yakini tak boleh di injak. Peraturan yang menyalahi hak asasi rumput.

Venus yakin semua rumput di dunia ini berharap di ciptakan ke dunia ini untuk di injak bukan di pandangi.

Di depan... apa Venus menyebut nya? Teras?

Terdapat air mancur berukuran besar dan lebih keren nya lagi menyala, air nya meliuk-liuk jauh lebih gemulai di banding penari balet.

Mobil Adam berhenti tepat di depan pintu kayu besar, Venus melirik Adam yang hanya diam di tempat nya, tak berniat turun dari mobil.

Jadi mereka makan di dalam... mobil?

"Apa... ada orang yang harus kamu jemput lagi?" tanya Venus penasaran. Ia mulai ragu jika rumah ini milik Adam.

"Ini rumah gue"

"Oh"

5 menit kemudian mereka masih diam di dalam mobil, Adam sibuk melamun sedangkan Venus bermain game Sudoku.

"Argh" Venus menggaruk kepala nya kasar karena kali ini ia gagal melewati rekor waktu yang sebelum nya ia buat.

Ia memulai permainan baru dan mulut nya menghitung dengan mengeluarkan suara berbisik cepat yang berhasil menarik perhatian Adam.

"Lo bisa diem ngga sih?"

"Aku bosan" ucap Venus tanpa mengalihkan pandangan nya dari Hp.

Adam memutar mata nya dan mengeluarkan Hp dari saku jaket nya.

"Aku nonton Papa kamu di Tv" ucap Venus tiba-tiba "Boleh ngga aku minta tanda tangan sama foto?"

"Bokap gue bukan artis"

"Tapi aku sering lihat foto nya di Tv, koran, majalah bisnis, majalah gosip..." Venus melirik Adam tak enak "Dan di media sosial" tambah Venus hati-hati.

"Tell me Venus, apa yang lo baca di majalah gosip?"

Venus membuka mulut nya lalu menggeleng dan tertawa gugup. Ia mengibaskan kedua tangan nya di depan "Jangan salah paham, aku ngga baca kok, kan waktu itu aku mau beli majalah yang ada poster Justin Bieber nya dan aku ngga sengaja liat majalah gosip yang di sampul nya ada foto... Papa kamu sama perempuan tapi cuma pelukan kok, aku ngga liat lain nya lagi apalagi baca isi nya walaupun judul nya menarik"

Alis Adam terangkat sebelah "Apa judul nya?"

"Hmmmmm... skandal... seksual Bos... Bos apa itu... Apa Dam yang bisnis paling besar Papa kamu itu?" tanya Venus pada Adam "Yang punya banyak bangunan itu... apa ? OH! REAL ESTATE! Skandal seksual Bos real estate! Itu judul nya!" ucap Venus riang gembira penuh dengan kebahagiaan dan suka cita.

Hening.

Mata nya bertemu dengan mata Adam dan saat itu ia menyadari jika ia baru saja mengatakan hal bodoh. Venus menutup mulut nya dengan telapak tangan "Maaf" cicit nya.

Adam menyenderkan tubuh nya kembali ke jok meskipun kata-kata Venus begitu tajam menusuk hingga ke sanubari seorang anak manusia yang di sampaikan oleh teman yang ia bawa untuk bertemu dan makan malam dengan Papa nya, Adam terlihat sama sekali tak terpengaruh.

"Bokap gue ngabisin banyak uang buat nyuap wartawan gosip murahan tapi kayak nya usaha nya itu sia-sia, karena lo yang bocah aja bisa tau" Adam tersenyum miring.

"Aku ngga tau" ucap Venus keras kepala "Aku bilang aku cuma lihat sekilas, bener-bener sekilas tapi aku ini tipe orang yang visual, mudah mengingat sesuatu yang aku lihat dari pada aku dengar"

Jemari panjang Adam menyugar rambut hitam berantakan nya, bukan nya membuat ia terlihat seperti singa baru bangun tidur tapi, lebih terlihat seperti singa yang siap berburu.

Ya ampun. Adam ganteng banget...

Ahh ngga... ngga, B aja!

Ingat sifat nya Venus!

Ingat...

Tapi menjadi ganteng bukanlah dosa... jadi, Venus hanya ingin memuji nya diam-diam... di dalam hati nya.

Uh!

"Ada berapa banyak sampul majalah yang udah lo liat? Dan kasih tau gue ada berapa banyak yang bisa lo inget sampe bertahun-tahun, gue yakin selama lo pindah ke Jakarta lo belum pernah beli majalah sekalipun" tebak Adam.

Damn, he is right, batin Venus.

"Aku pernah beli" ucap Venus, ia melihat kemanapun selain wajah Adam yang saat ini mengamati nya seolah ia adalah mahluk Pluto yang kesasar di depan rumah nya.

"Gue heran, dengan kemampuan bohong kayak gini lo bisa berulang kali lolos dari orang-orang yang lo bohongi, gue ngga tau apa gue yang terlalu pinter atau kemampuan bohong lo tiba-tiba ilang setiap kali sama gue"

Venus menatap Adam kesal "Omongan kamu itu seolah-olah aku bohong sama semua orang kecuali kamu"

"Lo bohong ke Satpam soal Kepala sekolah" Adam menyeringai.

"Aku terpaksa!" ucap nya frustasi "Walau aku juga ngga nyangka bakal di ijinin tapi, seenggak nya kamu bisa bilang terima kasih kalau bukan karena aku, bagaimana lagi kamu bisa dapat barang beracun itu!"

"Terima kasih" ucap Adam sarkas.

Venus memutar mata nya.

"Keep rolling your eyes, perhaps you'll find a brain back there" Adam tersenyum mengejek.

Venus mendelik namun, Adam hanya menanggapi nya dengan ekspresi datar.

Untuk beberapa saat hanya ada keheningan, tak ada suara tombol Hp Nokia Venus yang di pencet seperti orang kerasukan atau alunan lagu dari radio yang sebelum nya memutar musik-musik rock yang membuat telinga nya seperti di masuki gagang sapu ijuk namun, segera Adam matikan tatkala radio itu memutar lagu romantis yang mendayu-dayu.

Dengan canggung, seperti laki-laki yang baru pertama kali mengalami mimpi basah nya, ia mematikan radio itu lalu berdeham.

Oh man...

"Hei Adam" panggil nya.

Adam memberikan nya tatapan "Lo mau ngomong apa huh? Cepet ngga usah pake lama!"

"You are not as bad as people say" Venus tersenyum hangat.

Adam mengernyitkan kening nya menatap Venus dengan ekspresi antara heran, bingung dan kesel.

Lalu tanpa ragu ia melanjutkan ucapan nya "You are much, much worse"

------------------

30. Armistice

I'm sassy, Too sassy yeah!
Red Velvet - Sassy Me
------------------🔋
 

"Hi, lama ngga keliatan" Alex duduk di samping Venus.

Venus menutup buku nya dan tersenyum "Kakak yang lama ngga keliatan"

Alex tersenyum "Sibuk"

Ia merebahkan setengah tubuh nya dan menggunakan satu tangan nya sebagai alas kepala nya. Mata nya mengamati dedaunan yang bergerak pelan di atas pohon, melindungi mata nya dari sengatan matahari secara langsung.

Alex selalu suka berada di tempat seperti ini. Damai dan tenang, seperti masa-masa sebelum pencoblosan Presiden.

"Sibuk?"

Alex mengangguk tanpa mengalihkan perhatian nya dari dedaunan di atas nya.

"Yup, sibuk" ucap nya.

"Sibuk remedy"

Venus tertawa.

"Semua tugas dan remedy ini membuat kepala ku botak" gumam Alex dengan pandangan mengawang ke langit.

Dramatis sekali.

Venus hanya mendengarkan tanpa tau harus mengatakan apa. Ia tak tau bagaimana rasa nya putus asa karena terlalu sering remedy, ia bahkan tak ingat kapan terakhir kali ia remedy.

Venus tak menyangka jika tidak pernah remedy menjadi salah satu nikmat dari Tuhan yang patut ia syukuri, namun ia tak mengingkari jika hal itu juga menyebabkan diri nya kesusahan untuk membangun komunikasi dengan Alex.

Ia tak mengerti pola pikir orang yang sering remedy! Ini lebih sulit dari pada mengerjakan tugas Fisika sambil ngemil keripik singkong.

Saat besar nanti, ia akan membangun panti untuk orang-orang yang mengalami remedy dalam ulangan.

"Venus"

"Ya"

"Say something"

Mendengar permintaan Alex, Venus malah semakin bingung harus mengucapkan apa. Ia memandang Alex yang masih menatap ke atas dedaunan.

Vensu merasa benar-benar bodoh. Apakah normal untuk remaja seumuran nya menjadi sebegok ini saat berbicara dengan seorang laki-laki?

"Tetap semangat, jangan menyerah. Remedy itu tuntas yang tertunda" ucap Venus dengan wajah simpati.

Alex tergelak mendengar ucapan Venus "Makasih semangat nya"

"Sama-sama"

"Venus"

"Hm" Venus sudah kembali membuka buku dan membaca nya. Dia tak bisa menahan nya, tak bisa membiarkan buku terutama yang tebal menganggur.

Ia ingin membaca nya dan menelan semua pengetahuan di dalam nya hidup-hidup sampai ke halaman terakhir.

She just can't help it.

"Apa kamu ngga bosan?" tanya Alex "Tiap kali Kakak liat kamu, pasti kamu lagi belajar" ucap nya heran.

"Dan tiap kali aku liat Kakak, Kakak pasti lagi main futsal"

Alex mendudukan diri nya dan menatap Venus "Dan kamu selalu nonton tiap kali Kakak main futsal kan?" goda Alex.

"Huh- A-apa?" Venus mengalihkan pandangan nya dari wajah Alex ke lapangan lalu ke buku lalu sepatu nya lalu sepatu Alex, entah berapa kali ia mengalihkan pandangan nya hingga akhir nya ia berakhir dengan hewan purba di buku nya.

"You are so adorable" Alex tersenyum geli.

Yang mana ucapan itu semakin membuat Venus malu dan gugup lalu...blushing.

"Makasih" ucap Venus canggung. Tidak tau harus mengatakan apa.

Alex terkekeh "Sama-sama"

🐠🐠

"Hi Adam" sapa Venus sambil tersenyum manis, membuat yang di sapa bukan nya berbunga malah menyipitkan mata nya curiga.

"Lo habis ngapain huh?" tanya Adam.

Venus menggeleng sambil tersenyum geli "Aku habis ngerjain Pr kamu kan?" Venus balik bertanya.

Adam yang keluar dari kamar nya berniat untuk mengambil minum menatap Venus dengan tatapan menyelidik, ia berjalan ke arah sofa dan duduk disana beberapa saat, menatap Venus yang sedang duduk selonjoran di karpet berbulu, jemari yang memegang pulpen dan tangan nya yang menindis buku-buku Adam.

Tak seperti biasa nya yang tiap kali Adam keluar dari kamar, Venus akan melirik nya tajam yang selalu Adam abaikan walau lirikan itu selalu naik tingkat menjadi pelototan benci yang Adam rasa jika mata Venus bisa mengeluarkan laser maka bisa meruntuhkan gedung apartment ini.

"Lo kenapa?" tanya Adam heran, kernyitan di dahi nya semakin dalam tatkala senyum di bibir Venus tak juga menghilang.

Mata nya memandang Adam dengan... tulus?

"Lo ngga make kan?"

"Make?" tanya Venus.

Adam menggeleng "Lupain, gue cuma ngga biasa liat lo senyum, lo kan selalu marah-marah"

Venus menunjuk pipi nya dengan telunjuk "Mulai sekarang kamu akan selalu lihat senyum ini"

"Bukan nya gue peduli..." Adam mengusap dagu nya "Jadi, apa yang ngebuat lo bisa se...aneh ini?"

"Aku cuma mikir, ngga ada guna nya mengeluh sama keadaan, mungkin ada hikmah baik di balik jabatan ku sebagai pembantu kamu" ucap Venus masih sambil tersenyum "Aku bisa naik lift setiap hari, di ucapin "Selamat sore" sama Satpam, nonton Tv layar besar dan yang paling penting, aku belajar untuk melatih kesabaran sejak ketemu kamu"

"Dan lo selalu berhasil buat kesabaran gue habis" ucap Adam tajam.

"Tuh kan, kita sama-sama belajar sesuatu dari satu sama lain" ucap Venus penuh semangat.

Untuk beberapa saat mereka berdua hanya saling tatap, yang satu tersenyum seperti orang baru saja menyandung uang satu koper di jalan dan yang satu lagi seperti orang yang baru saja kehilangan uang satu koper di jalan.

Coincidence?

Venus rasa, apapun yang akan terjadi nanti nya pada Adam akan berhubungan secara langsung atau tidak dengan diri nya.

"Lo kenapa sih? Gue ngeri liat lo senyum mulu" ucap Adam.

Venus tertawa "Kenapa sih? Ok, aku janji ngga akan senyum-senyum di depan kamu, bahkan aku janji ngga akan ganggu atau ngucapin hal kasar, kotor atau sarkas ke kamu"

"Kenapa?" tanya Adam.

"Orang bijak bilang "Kebencian hanya membawa kepedihan" jadi, hari ini aku mau melupakan rasa benci ku ke kamu"

"Maksud lo?" Adam menaikan satu alis nya sambil menatap Venus penuh tanya.

"Armistice?" Venus mengulurkan tangan kanan nya di depan Adam.

Adam menggeleng "Ngga ada untung nya buat gue"

"Aku ngerjain semua Pr kamu" ucap Venus cepat.

Adam menatap tangan Venus yang masih menggantung di depan nya, lalu ia melirik wajah Venus yang kini sudah tak lagi tersenyum seperti kucing Cheshire, namun lebih... manusiawi.

Tak mau momen konyol ini berlangsung lebih lama Adam menyambut tangan Venus.

"Armistice" ucap nya.

"Jaminan nya apa?"

"Pulpen yang lo pegang boleh lo ambil"

"Pulpen ini harga nya 4.000 Dam, murah banget janji kamu sebagai laki-laki" ucap Venus agak kesal "Biar aku yang buat jaminan lebih dulu, kalau aku melanggar perjanjian gencatan senjata, aku akan ngembaliin sertifikat penghargaan yang Kepala sekolah kasih ke aku plus you got my permission to tell everyone if I... if I cheat in exams"

"Lo yakin?" mata Adam menyipit menatap nya intens, ia tak bisa percaya begitu saja karena jika Venus benar-benar melanggar perjanjian ia akan di permalukan habis-habisan.

"Lo ngedapetin itu semua kan sampai nyontek segala" sindir Adam.

"Aku orang yang memegang kata-kata ku dan seseorang yang bisa menepati janji nya itu adalah orang yang terhormat, aku mau kamu percaya sama aku sepenuh nya" ucap Venus.

Satu alis Adam terangkat "Terserah lo, mobil gue buat lo kalau gue ngelanggar"

"Mobil kamu yang hitam?" tanya Venus cepat "Yang plat nya kurang ajar itu?"

"Ngga. Mobil gue waktu kelas 10"

"Not fair! Kamu ngga berani buat jaminan setinggi mungkin karena kamu ngga sepenuh nya janji kan?"

Adam memutar mata nya "Mobil gue yang hitam dan jangan berani-berani nusuk gue dari belakang, you don't know what I'm capable of" Adam memperingatkan.

Venus mengangguk dan menggoyangkan tangan mereka ke atas dan ke bawah pertanda perjanjian telah di buat secara resmi.

Sebenarnya ia berpikir untuk membuat perjanjian di bawah materai tapi, harga materai mahal dan lagi, ia tak yakin Adam mau menandatangani dokumen yang ia buat tanpa persetujuan pengacara.

Orang kaya kan begitu.

'Too late... I just did it' batin Venus 'Lihat codet di pipi nya itu, manusia liar kayak kamu ngga akan pernah masuk list orang yang aku ajak buat janji Adam, bahkan cicak di dinding pun langsung jatuh waktu kamu setuju, soon, codet di muka kamu akan bertambah dan salah satu ya adalah 
dari aku'

"Don't worry, aku ngga akan pernah ngelanggar janji yang aku buat"

Venus mengangkat dua jari di tangan kiri nya "Sumpah"

Cross finger.

'I don't believe her' batin Adam 'Gue yakin dia nyembunyiin sesuatu, sesuatu yang nampak tapi terabaikan kayak jerawat di jidat nya, apa dia lagi PMS? Hmm, mood orang PMS sering berubah-ubah, mungkin setelah masa PMS nya selesai dia bakal balik normal tapi, gue bakal tetap pasang  mata karena sejujurnya gue ngga ada niat untuk pegang janji gue'

"Gue juga"

Jokes.

-------------------------------------💩


31. Coincidence?

When I met you I was blown to pieces 
Heart all over the floor 
Ever since you put me back together 
I can't believe it 
Lady Gaga - Look What I Found
 

---------------------🛀

"Ready?" Alex membuka pintu mobil untuk Venus.

Venus tersenyum dan masuk ke dalam mobil dengan (berusaha sekeras mungkin) anggun.

Hari ini Alex mengajak nya untuk "Melepas bosan" entah apa maksud nya, apa dengan maksud menyenangkan dengan berjalan-jalan ke carnival lalu naik ke komidi putar lalu ciuman saat berada tepat di atas... Aww... itu terlalu cepat...

Atau mungkin saja malah mengajak Venus ke Perpustakaan kota, seriusan kalau Alex mengajak Venus ke Perpus, Venus bakal pura-pura sakit perut dan kabur lewat pintu belakang, dia suka membaca tapi bukan berarti dia gila baca.

Atau mungkin saja ke arah yang mesum? Hmm, Seharusnya Venus membawa golok di saku celana nya, jaga-jaga kalau Alex benar-benar memiliki rencana kotor di kepala nya, Venus tinggal mengeluarkan golok nya dan menyunat Alex sampai ke akar-akar nya.

Brilian.

Tapi, Venus pikir Alex yang kelakuan nya selalu baik di depan nya itu tak mungkin memiliki pemikiran sepicik itu bukan? Oh ayolah, tidak semua laki-laki itu seperti Adam.

That bastard.

Selalu muncul secara random di pikiran Venus, apapun yang Venus pikirkan, kemarin ia melihat Anjing liar ngorek-ngorek sampah, ia teringat Adam dan hari ini saat ia akan menyiram Wc, ia juga teringat Adam.

Mengganggu sekali.

Jadi, Venus pikir dari pada ia berdiam diri di rumah saja, menjadi gila karena kehadiran Adam di dalam kepala nya dan menghayal jadi Istri Alex lalu punya anak-anak yang lucu dan pintar, kenapa ia tak pergi sekalian dengan Alex yang asli?

Siapa tau mereka bisa benar-benar punya anak.

Tentu... setelah mereka menikah.

Yup.

No sex before marriage.

Remember that.

Don't be like Adam...

Uh... dia lagi!

"Kita mau kemana Kak?" tanya Venus, tak mau nama Adam muncul lagi di kepala nya ia memutuskan untuk memulai pembicaraan dengan Alex.

Alex melirik nya dan tersenyum "Somewhere"

Apa sudah terlambat kalau Venus mau ngambil golok?

🐌🐌

Venus melirik Alex yang berdiri di samping nya sambil tersenyum, Alex membalas nya dengan senyum yang sama hangat nya.

Alex dan Venus berdiri tepat di tengah jalan, dimana para pejalan kaki lewat untuk berbelanja atau sekedar berjalan-jalan, ada banyak Toko dan kios besar berjejer dengan sangat rapi di sepanjang jalan dan karena hari ini hari minggu jadi tak heran suasana disini sangat ramai.

Mereka masih berdiri disana seperti patung pancoran namun, tak kalah indah dan unik dari patung pancoran, mereka pun memiliki khayalan masing-masing saat ini.

Mata Venus menjelajah ke sekitar dan berhenti pada dua bocah kembar yang sedang bermain dengan Ayah nya, tak lama Ibu nya datang dan menggendong salah satu bocah kembar itu, yang kini menjadi pusat perhatian sebagian pejalan kaki karena tingkah lucu mereka.

Lalu ada kumpulan Abg, dengan Hp di masing-masing tangan mereka serta cekikikan khas anak-anak yang terlalu bersemangat di usia mereka namun, tak punya kegiatan lain selain bermain Fb dan mencari pacar khayalan di Instagram.

Kini mata nya berpindah pada seorang wanita yang cukup... eksentrik. Ia memakai legging macan kelewat ketat dan tanktop pink berukuran balita dengan rambut panjang pirang merah yang tergerai sampai ke punggung nya, bahkan tali bra pun terlihat di pundak nya, begitupun dua bukit di depan dada nya yang Venus perkirakan berukuran seperti helm...

Ok...ok... bukan helm orang dewasa tapi, helm anak-anak.

Venus bahkan ragu harus menyebut itu sebagai pakaian atau mengenakan pakaian, karena di mata Venus ia hanya seperti mengecat kulit nya dengan warna pink dan oren loreng, tubuh nya mungkin tertutupi warna tapi aneh nya semua tubuh nya tetap terlihat... dengan amat sangat jelas.

Setiap lekukan dan kerutan.

Dan jika ada yang berani berkata itu fashion, Venus tak akan segan untuk mengajak nya tanding Taekwondo disini.

Atau jika ada yang menyebut itu seni, waahhh Venus yakin lukisan nya yang sering membuat mata orang sakit itu pantas di hadiahi piala Grammy.

Lihat sisi positif nya, batin Venus.

Setidak nya sekarang dia tau memakai baju ketat hanya akan membuat nya di gosipkan oleh seseorang di dalam pikiran nya.

Pandangan Venus kini beralih pada seorang gadis cantik yang tengah berteduh di bawah pohon, cantik sekali, ia sedang tersenyum ke arah teman nya, dari senyum nya saja terlihat kalau ia adalah orang yang kalem dan berbudi luhur.

Pakaian nya pun sopan serta sangat cocok dengan pembawaan nya yang seperti Putri Elsa itu, anggun dan sederhana.

Venus tak mengerti mengapa ada orang yang bisa membuat hati teduh hanya dengan melihat nya, setiap kali ia melihat ke kaca ia selalu mengeluarkan nafas frustasi, ia berpikir mungkin karena fisik nya yang biasa saja namun, setelah ia pikir-pikir lagi, banyak juga yang muka nya biasa seperti Venus namun bisa menjadi artis.

Mungkin ini lebih ke inner ugly nya yang semakin lama semakin membusuk semenjak ia sekolah di Jakarta... atau mungkin memang ia sebusuk itu dari dulu, entahlah, yang ia tau ia merasa melihat Bitch tiap kali berkaca.

"Beautiful isn't?"

Venus melirik Alex dan mengikuti arah pandang Alex, ia memutar mata nya saat menyadari pandangan Alex lurus ke depan, pada si Putri Elsa.

Dasar laki-laki... liat yang bening dikit... eh bening banyak ngga bisa kedip!.

Tepat di saat itu juga seorang laki-laki yang usia nya kira-kira seperti mereka berjalan ke arah mereka, laki-laki yang wajah nya seperti anak artis dan-

Venus memandangi laki-laki ganteng itu sampai ia melewati Venus tanpa sedikitpun melirik ke arah nya dengan tatapan terpesona.

"Apa yang kamu lihat?" tanya Alex, ia mengikuti arah pandang Venus namun, Venus menahan nya.

"Ng-nggak"

Venus secara mental ingin menampar diri nya sendiri, bagaimana bisa ia mengata-ngatai Alex saat ia sendiri tak bisa berkedip sedetik pun saat melihat orang yang wajah nya seperti anak artis.

Bagaimana jika yang lewat benar-benar anak artis? Ia mungkin akan mempermalukan diri nya sendiri dengan melakukan sesuatu yang norak seperti, berteriak histeris seperti Adik Alex.

Venus tak bisa membayangkan bagaimana malang nya hidup Alex, lepas dari Adik nya yang alay malah bertemu dengan Adik kelas yang lebih alay.

Ia juga tak bisa mengabaikan kodrat normal nya sebagai remaja perempuan yang memang selalu tertarik pada laki-laki yang berpakaian rebel dengan wajah cool.

Dan Alex bertanya pada nya kenapa perempuan suka laki-laki yang seperti itu?! jujur saja, jika Alex menanyakan hal itu lagi ia akan menjawab dengan jujur jika perempuan itu tak bisa di tebak, sulit... sangat sulit hingga kami sendiri bingung apa yang sebenar nya ada di kepala kami.

Jika Venus laki-laki, ia tidak mau kencan dengan diri nya.

Tapi sumpah tadi itu cowok ganteng banget... makan apa Ibu nya waktu ngidam.

Astagfirulloh.... Venus fokus-fokus, ada Alex yang gagah di samping mu... calon suami mu, calon imam mu, calon Bapak dari anak-anak mu.

Venus sangat bersyukur untuk beberapa hal, terutama yang satu ini, fakta bahwa manusia tak bisa mendengar pikiran manusia.

Alex pasti akan muntah berminggu-minggu jika mendengar betapa ter-obsesi nya Venus pada diri nya.

Namun, ada kala nya ia ingin Alex bisa mendengar pikiran nya, membaca nya dan menterjemahkan nya dalam bahasa yang bisa Alex mengerti... saat dimana ia tak punya kekuatan yang cukup untuk mengatakan nya secara langsung lewat bibir nya.

"Hei" Venus mencolek pundak Alex dengan jari telunjuk nya.

"Mau minum kopi?" Venus menunjuk coffe shop di samping mereka.

"Boleh"

🐡🐡
 

"...dulu nya ini pemukiman, teman nya Kakak punya teman dan teman dari teman nya Kakak itu punya Sepupu, Sepupu nya punya pacar yang Paman nya bertetanggaan sama Adik dari orang yang pernah tinggal disini"

Mengabaikan silsilah pertemanan yang Alex miliki, Venus memilih untuk bertanya sesuatu yang lebih masuk akal.

"Disini?" tunjuk Venus ke tanah yang mereka pijak.

"Sebenarnya, semua area ini dulu nya pemukiman, who knows... mungkin Toko pakaian renang itu dulu nya poskamling, café itu rumah nya Pak RT dan tempat yang sekarang kita injak ini bisa jadi kuburan"

Venus bergidik ngeri "Serius?"

Alex mengangkat bahu nya "Kuburan yang di alih fungsikan sebagai tempat komersial itu bukan hal tabu disini"

"But that's cruel" Venus meminum kopi nya seteguk.

Setelah membeli kopi Alex mengajak nya untuk berkeliling, ia bilang ingin memperkenalkan sisi lain Jakarta yang selama ini belum pernah Venus lihat.

Alex tidak tau jika sisi Jakarta Venus hanya seluas sekolah dan Toko Roti tempat nya bekerja dulu... oh! Dan Apartment Adam.

"Siapa bisa protes? Mereka sudah meninggal Venus"

"Keluarga nya?"

"Keluarga nya dapat kompensasi, ada berapa orang yang masih peduli sama kuburan bahkan kalau itu kuburan keluarga nya?"

Venus mengernyitkan kening nya "Infinity?"

Alex terkekeh "Siapa yang bisa menebak kalau satu hari perkarangan rumah kita bisa jadi salah satu pusat perbelanjaan paling besar di Ibu kota"

Venus mengangguk-ngangguk.

"But that's life right? Semua hal bergerak maju, ngga ada yang diam di tempat, walaupun ada cuma menunggu waktu sampai itu berubah"

Venus tersenyum "You are so philosophical"

Alex tertawa "I know"

"That's cool" puji Venus.

"Is it?" satu alis nya terangkat.

Venus mengangguk "Kebanyakan anak cowok SMA lebih suka ngebicarain hal-hal yang mesum, kayak berapa ukuran bra Duo Srigala atau bagaimana rasa nya jadi pacar Miyabi"

"Kamu tau Miyabi?" tanya Alex sedikit terkejut.

"Aku pernah dengar anak kelas 10 ngomongin itu di belakang sekolah waktu aku lagi... err... belajar disana"

"...that's like 18" Alex mengernyitkan dahi nya.

"Uh huh... and you care about it?"

Dan dari ekspresi Alex yang seperti habis tertangkap ngompol di Ruang Kepala sekolah, Venus yakin jika Alex sudah menonton nya bahkan sebelum ia mimpi basah.

Mereka berhenti di depan sebuah bangunan yang sama bentuk nya dengan bangunan lain namun, berukuran sedikit lebih kecil dan memiliki ciri khas nya sendiri, terutama di bagian etalase yang di tempeli stiker Marlyn Monroe dengan gaya khas nya sedang berusaha menutupi rok nya dengan senyum lebar 3 jari nya.

"Marlyn Monroe" ucap Venus.

Alex tertawa "Kamu ingat?"

"Tentu aku ingat"

Alex berjalan ke arah Toko itu, Venus mengikuti di samping nya.

"Kakak sama Ayah Kakak sering kesini waktu Kakak masih kecil, sekarang juga sih tapi jarang, lebih sering ngabisin waktu sama teman-teman di sekolah" Alex nyengir.

"Toko apa ini?" tanya Venus saat mereka sudah berada di dalam Toko.

"That" Alex menunjuk pada deretan buku di rak, mereka masuk lebih dalam dan berbelok, berhenti tepat di depan deretan CD, Kaset dan piring hitam yang terjejer rapi di rak sampai di dinding "and... music"

"Buku dan musik?" Venus tersenyum "What a coincidence"

"I told you" Alex nyengir "Ayah Kakak sering kesini, dia lebih suka dengerin lagu pake cara lama, dari kaset, Cd, radio, piring hitam... kata Ayah Kakak kalau lewat hp atau ipod kurang greget"

Venus tertawa "Dan Kakak?"

Alex menggeleng "Kakak lebih suka baca buku"

Mereka masih berjalan dan berhenti di rak khusus dangdut "This is so... legend"

Mereka berdua tertawa.

"Tapi setiap orang, suka ngga suka pasti tau lagu dangdut, ngga semua nya, pasti ada yang mereka tau" ucap Venus.

"Kayak... begadang jangan begadang~~~ kalau tiada arti nya~~" Alex bernyanyi.

Venus tertawa "Sekarang ngga ada lagu dangdut yang bisa ku ingat"

"No. You are not" Alex menggeleng-gelengkan kepala nya dengan ekspresi pura-pura kesal.

"Ok, ok" Venus mengingat-ngingat untuk beberapa saat "Oh! Judi!"

"..."

"..."

Mereka berdua saling memandang satu sama lain dalam diam sampai Alex berucap "Cuma itu?!"

"Aku ngga hapal sisa nya"

Alex memutar mata nya. Mereka berpindah ke rak lain nya lalu Alex mengambil salah satu CD dan menunjukan nya pada Venus.

"Queen?" tanya Venus.

Alex mengangguk "Kakak punya semua lagu nya, anak-anak frat juga pada suka"

Alex mengambil earphone yang tergantung di tiap rak dan memasangkan nya di telinga Venus, tanpa tau jika Venus hampir mati kehabisan nafas dan jantung nya berdetak 1.000 kali lebih cepat dari biasa nya.

Well, Alex tak pernah tau.

"Oh...?" ucap Venus refleks saat alunan lagu pertama terputar di telinga nya.

Venus ingat lagu ini, lagu yang membuat Adam si Bad boy berubah menjadi Shy boy.

Ia melirik judul nya dan ingin tertawa melihat betapa cheesy nya judul nya.

Crazy Little Thing Called Love.

Uhh pantas saja Adam si Raja pede menciut saat lagu ini berputar di dalam mobil.

Mengingat ekspresi gugup Adam malam itu membuat Venus mau tak mau tersenyum geli, meski malam itu pada akhir nya ia harus pulang dengan perut kosong namun, ekspresi gugup malam itu benar-benar sebanding, sukses membuat nya ingin tertawa terguling-guling.

Ia hanya tak menyangka Adam punya rasa malu.

Cute.

WAIT! WHAT?!

"Kenapa? kamu juga suka lagu-lagu Queen?" tanya Alex.

Venus menggeleng "Denger pernah, kalau koleksi ngga" ucap Venus jujur.

Dia tidak mau menjadi remaja alay yang tiba-tiba menjadi Queen lovers atau Queen fanatic atau apapun sebutan nya untuk fans Queen hanya demi mendapat tatapan kagum Alex.

Ia tak mau berpura-pura menyukai sesuatu hanya untuk mendapat perhatian orang yang ia suka.

Dia punya cara nya sendiri untuk mendapat perhatian Alex, seperti saat ia melempar kepala Alex dengan kerikil kecil, sangat kecil, hanya seukuran ujung kelingking, tidak melukai Alex dengan parah, walaupun besok nya Venus melihat kepala Alex di perban, mungkin saja itu karena Alex terhantuk meja saat belajar. Kan?

Atau saat ia menelpon Alex berjuta-juta kali setiap malam minggu hanya untuk di sumpahi Alex karena tiap kali Alex mengangkat telpon dengan nomer palsu nya Venus akan buru-buru mematikan nya dan meloncat-loncat seperti orang kesurupan di dalam kamar nya.

Lalu mengulang nya lagi dan lagi sampai nomer nya di blokir dan ia akan membeli nomer palsu lain nya.

Brilian.

See? She got his attention... in silent.

"Ada semacam orang yang suka dengerin lagu-lagu nya Queen" ucap Venus.

"Semacam?" Alex tertawa.

Venus menoleh ke arah Alex dan berdeham gugup, entah mengapa ia selalu mengatakan hal jahat jika berhubungan dengan Adam, padahal Adam salah apa? Salah? Huh! Dosa Besaaaaaar! Dia punya banyak dosa besar pada Venus.

"Di bilang manusia, sifat nya kayak Beelzebub dan di bilang Beelzebub tapi rupa nya kayak manusia" Venus mengangkat bahu nya.

Alex mengernyitkan kening nya, ia masih mengikuti langkah Venus yang berjalan dari satu rak ke rak lain nya.

"Aneh, Kakak juga kenal orang kayak gitu" ucap Alex, ia berdiri di samping Venus yang sedang memegang piring hitam The Jackson 5.

"Gimana kamu bisa kenal sama orang semacam itu?" tanya Alex.

Venus mengangkat bahu nya "It's complicated"

Venus menaruh piringan hitam kembali di rak dengan Alex yang masih setia di samping nya.

Setia...

Di samping nya...

Venus menyukai dua kata itu.

"Dan Kakak?" tanya Venus "Gimana Kakak bisa nyimpulin kalau Beelzebub yang aku kenal itu sama kayak Beelzebub yang Kakak kenal?"

Langkah mereka berhenti bersamaan, mereka berada di bagian paling belakang ruangan tepat di tengah nya, saat kedua mata mereka membaca sebaris tulisan yang terurut di bagian atas depan ruangan dan hanya bisa di baca saat mereka berada di posisi ini.

Nunc scio quid sit amor.
 


"It's complicated" ucap Alex.

--------------------------🌎

32. PAPER TOWN

I close my eyes and I can see 
The world that's waiting up for me 
That I call my own 
Ziv Zaifman, Hugh Jackman & Michelle Williams - A Million Dreams

---------------------👓

"Jakarta beda dengan kota lain nya di Indonesia, ada banyak bangunan lama disini, bangunan jaman Belanda. Kamu tau bioskop Metropole XXI?" tanya Alex.

Venus menggeleng.

Alex tersenyum "Bangunan nya sudah tua, di bangun tahun 49"

"49?" Venus melotot "4 tahun setelah Indonesia merdeka"

Mereka berdua berhenti berjalan saat lampu hijau menyala.

"Yup. Sampai sekarang masih di pakai untuk teater, bangunan itu sudah jadi ikon nya menteng, dulu nama nya sempat di ganti jadi Megaria"

"Aku tau Menteng" ucap Venus "Tempat tinggal nya Obama waktu SD kan?"

Alex tertawa "Kawasan itu memang terkenal... ngg... kawasan yang cukup elit"

"Sangat elit" ralat Venus.

Lampu merah menyala, mereka berdua kembali melangkahkan kaki untuk menyeberang bersamaan dengan puluhan orang lain nya.

"Pembangunan nya selesai 2 tahun kemudian, tapi ada 2 pendapat, ada yang bilang di bangun tahun 1932, ada yang bilang 1949" ucap Alex.

Ia menarik pinggang Venus agar mendekat ke arah nya saat ada seorang pesepeda yang melaju ke arah mereka, Alex menukar posisi mereka sehingga kini Alex yang berada di pinggir trotoar tepat di samping jalan raya.

"A gentleman should always stand closest to road" ucap Alex dengan senyum yang amat manis.

Ya Tuhan...

"Banyak orang bilang arsitek nya, Liauw Goan Seng, tapi dia pindah ke Belanda tahun 1958 karena ada nya naturalisasi di Indonesia"

Adakah laki-laki seperti Alex yang detik lalu menjadi seorang gentleman dengan ucapan manis nya dan berikut nya menjadi seorang pria dengan pengetahuan yang luas?

"Banyak orang bilang? Berarti ada option lain nya?" tanya Venus.

Alex mengangguk "Johannes Martinus (Han) Groenewegen"

"Woww... itu nama yang sangat panjang" canda nya "Kenapa bisa ada dua nama? Misal nya aku ujian nasional dan pertayaan nya siapa yang bangun gedung Metropole dan ada 2 nama mereka di pilihan ganda nya, siapa yang harus aku pilih?"

Alex tertawa geli sambil menggeleng-gelengkan kepala nya "Karena siapapun yang membangun gedung bersejarah ini akan di ingat sejarah. Siapa yang ngga mau?" tanya Alex balik

"Kalau kamu di hadapkan dua pilihan, just choose the one you trust tapi kalau kamu masih ragu, pilih yang kedua, karena ngga akan ada yang kedua kalau kamu percaya sama yang 
pertama"

🐰🐰
 


"Kamu capek?" tanya Alex.

"Sedikit. But it's fun" Venus tersenyum lebar.

Selama pindah ke Jakarta ia belum pernah kemana-mana, ia tinggal di Jakarta tapi dunia nya berputar sepenuh nya di dalam kamar kecil nya, dengan buku-buku tebal yang membawa nya berkeliling dunia serta semua makanan kucing yang membuat nya merasa berada di planet kucing.

Tempat ia menghayalkan banyak hal termasuk menghayalkan hari ini, ia bahkan masih belum percaya hari ini tiba, hari dimana ia dan Alex berjalan beriringan bukan dengan seragam sekolah namun pakaian biasa yang nyaman untuk di pakai, bukan melangkah ke suatu tempat dengan sepatu hitam yang melekat di masing-masing kaki mereka melainkan sandal biasa yang membuat langkah mereka semakin ringan, atau dengan tas yang menempel di punggung masing-masing karena menyimpan banyak hal penting melainkan keberadaan satu sama lain yang Venus yakini hanya ia sendiri yang berpikir demikian, bahwa hari ini akan berakhir dengan cepat namun momen ini akan ia kenang selama nya.

"You are into an Architecture?" tanya Venus.

Alex melirik Venus dan tersenyum "Kind of" jawab nya "Kakek ku dulu Arsitek"

Dulu?

"Oh"

Alex tertawa melihat ekspresi simpati Venus yang sudah hampir seperti orang yang merasa bersalah karena menanyakan hal sensitif seperti itu.

"Ngga, Kakek ku belum meninggal kalau itu yang ada di pikiran kamu sekarang, tapi kalau kamu mikir Kakek ku udah tua, maka kamu bener"

Venus tertawa "Aku mikir yang kedua"

"Orang tua nya Kakek ku juga Arsitek jadi itu seperti... pekerjaan turunan yang harus di budidayakan di dalam silsilah keluarga" canda Alex.

"Termasuk Ayah Kakak?"

Alex menggeleng "Ayah Kakak pengusaha, dua Kakak nya jadi arsitek. Ayah Kakak bilang ia bersyukur jadi anak terakhir jadi dia di bebas tugaskan dari tugas menjadi Arsitek"

Mereka berdua tertawa.

"Dan Kakak?" tanya Venus.

Alex tersenyum tipis lalu menggeleng "Kakak anak laki-laki satu-satu nya di keluarga, anak pertama pula, pasti Kakak nerusin bisnis"

"Tapi Kakak anak Ipa. Bukan nya harus nya masuk IPS kalau mau bisnis?"

"Bisnis Ayah Kakak itu rumah sakit dan medicine" Alex mengangkat bahu nya malas "Mau ngga mau..."

Venus tersenyum masam, seperti nya ia mulai memahami situasi yang Alex alami.

"Mau.Ngga.Mau" ulang Venus dengan penekanan di tiap kata "Itu dua pilihan"

Alex mengangguk dan tertawa "Mau.Ngga.Mau" ia mengopi ucapan Venus "Ada kala nya kita harus kembali ke pilihan pertama"

Venus memandang Alex dengan tatapan penuh tanya "Alasan nya?"

"Alasan nya" Alex mengangguk "Jawaban nya, alasan nya. Pilihan pertama itu ngga akan ada kalau pilihan kedua ngga muncul dan pilihan kedua muncul setelah pilihan pertama, kamu ngerti?"

Venus menggeleng.

Alex tersenyum "Itu berarti, ada alasan yang sangat kuat untuk kita memilih pilihan pertama, Venus di dalam hidup ini ngga ada cuma satu pilihan, selalu ada 2 pilihan, pilihan yang kamu suka dan pilihan yang ngga kamu suka, rasa suka bukan dasar untuk memilih sesuatu, lihat ke belakang dan renungi alasan kenapa kamu memilih pilihan pertama, Kakak selalu melakukan itu agar Kakak tidak membuat kesalahan dan menyesal dengan pilihan Kakak"

Alex menghentikan langkah nya, begitu pula dengan Venus, mereka berdiri berhadap-hadapan untuk beberapa saat saling memandang satu sama lain, tentu Venus tak berani menatap langsung ke mata Alex, ia memandangi jidat Alex.

"What do you think?" tanya Alex.

"Pilihan kedua?" tanya Venus agak bingung karena kedekatan mereka.

"No, the view"

Venus menatap ke sekitar nya dan tak bisa menyembunyikan ekspresi kagum nya pada pemandangan gemerlap nan blink-blink dari tiap gedung bertingkat, papan iklan, orang-orang bahkan lampu lalu lintas yang berdiri berjejer mengelili nya, membuat nya merasa terperangkap di sebuah kotak besi penuh permainan bersama Alex

Siapa yang mau hidup di tempat seperti ini?

Banyak.

Dan Venus salah satu nya. Meski pada awal nya ia merasa terpaksa namun, Jakarta adalah kota yang amat sangat berbeda dari Kalimantan.

Seperti yang Alex katakan, Jakarta adalah kota dengan warna dan melodi nya sendiri.

Ada warna merah, kuning, hijau. Seperti lampu lalu lintas.

Ada warna abu-abu gelap seperti aspal.

Putih seperti awan.

Biru seperti langit.

Dan kuning langsat untuk orang-orang nya.

Walau banyak suku dan ras yang tinggal di kota metropolitan ini seperti yang Alex ucapkan namun, pada fakta nya Venus melihat warna abu-abu terang untuk sebagian orang.

Terutama yang memakai foundation terlalu tebal.

"Apa yang kamu lihat?" tanya Alex.

Venus memutar kepala nya dan tersenyum pada Alex "Gedung, orang-orang dan iklan dimana-mana"

Alex tertawa. Ia menggeleng pertanda ia tidak setuju atau kurang setuju... atau amat sangat tidak setuju dengan jawaban Venus? Namun, sebelum Venus sempat mengucapkan sesuatu Alex sudah berdiri di belakang nya dan menutup mata Venus dengan kedua tangan nya... yang entah mengapa terasa hangat.

Dan Venus bersyukur karena ia tak seperti kebanyakan perempuan lain nya yang saat bertemu dengan laki-laki ia sukai akan berdandan seperti orang yang siap untuk ke undangan mantan, ia hanya memakai pupur bayi, hanya itu.

Ia memang tidak secantik Bella namun, entah mengapa ia merasa begitu nyaman dengan penampilan apa ada nya.

Sudah ia katakan ia tak akan merubah diri nya untuk orang yang ia sukai. Ia ingin menyukai seseorang sebanyak ia menyukai diri nya dan menerima nya sebanyak Venus menerima diri nya.

Alay sekali.

Tapi serius, Venus benar-benar serius dengan ucapan nya.

Venus bisa mencium bau parfum maskulin dari tubuh Alex.

Menyengat, namun ia menyukai nya. Ia mengambil nafas dalam-dalam sebelum menghembuskan nya, mengingat dengan jelas aroma yang menguar dari tubuh Alex.

Jantung nya berdetak kencang. Melupakan fakta bahwa mereka ada di tempat umum, di tengah jalan, di pusat kota, dimana puluhan orang bahkan ratusan orang bisa melihat bahkan melewati mereka, 2 pasang remaja yang berada di masa "Young and Free" masa bodoh sama semua orang yang ada di sekitar, pokok nya dunia hanya milik mereka berdua, yang lain ngontrak!

"Kamu tau apa yang kulihat Venus?" Alex berbisik di belakang nya, nafas hangat nya menjalar ke tengkuk Venus.

Berbeda dengan Adam, Venus sama sekali tak takut dengan kedekatan ini... malah ia menyukai nya.

Okay!

Okay!

Venus sangat menyukai nya.

Venus menggeleng "No"

"Too bad" ucap nya terkekeh, Venus bisa merasakan beberapa rambut Alex di pipi nya... Gosh! Betapa dekat nya jarak mereka.

"Aku melihat bangunan yang tinggi, sangat tinggi... kamu suka ketinggian Venus?"

Venus menggeleng lagi "No"

"Maka kita buat itu rendah, whats your limit?"

Venus tersenyum "Awan"

"Gedung yang menyentuh awan" ucap Alex "Puncak teratas nya di selimuti awan?"

Venus mengangguk, ia menggigit bibir nya, ia sangat menikmati... apapun yang Alex lakukan saat ini. Ini menyenangkan dan... romantis?

"Warna favorit?"

"Biru"

"Azure?"

Venus mengangguk.

"Gedung berwarna biru langit yang puncak nya menyentuh awan. Seperti itu?" Alex mengkonfirmasi.

"Ya" ucap Venus hampir seperti bisikan.

"Apa bentuk nya? Kotak persegi? Segitiga? Atau bulat?"

"Ehmm segitiga, segitiga kayak potongan pertama cake" ucap Venus.

"Yang ujung nya kecil dan belakang nya lebar, tapi aku lebih suka kalau gedung depan nya kecil dan bagian belakang nya melebar"

Beginilah Venus kalau di beri kesempatan untuk bicara, mulut nya mengeluarkan setidak nya 100 kata dalam satu menit.

"Hmm. I like that" ucap Alex antusias.

Venus penasaran apakah Alex juga sedang membayangkan apa yang saat ini ia bayangkan?

"Sekarang giliran ku, aku mau kamu melihat dua gedung , tinggi nya 777 meter bentuk nya silinder dan di kiri gedung nya setinggi 555 meter, di pucak nya ada kepala kucing chesire berukuran sangat besar, kamu mau pilih warna nya?"

Venus mengangguk "Gedung yang tinggi nya 777 meter warna nya hijau tosca, semakin ke bawah warna nya semakin gelap kayak warna lumut dan aku lebih suka kalau ada lukisan daun merambat ny-"

"Lukisan aja? ngga mau ada daun merambat nya beneran? Bayangkan dari daun merambat itu kamu bisa buat ayunan bahkan jembatan untuk ke gedung yang kamu buat, bisa mengurangi kemacetan kan?" usul Alex.

Venus membayangkan nya dan tersenyum lebar, ia mengangguk setuju.

"Gedung yang tinggi nya 555 meter, aku mau warna nya... ehmm transparan!"

"You sure? Gimana toilet nya?"

"Semua toilet nya di tutupi pake cat pink"

"Toilet cowok?"

"Cowok juga cute kalau pake pink"

Alex memutar mata nya "Kamu membawa kesetaraan gender ke level yang terlalu tinggi Venus"

Venus tertawa "Kapan aku boleh buka mata?"

"Kita belum selesai" ucap Alex "Kita butuh jalan raya, aku mau jalan raya yang terbuat dari kaca di tingkat jadi 9"

"10" ucap Venus.

"10" ralat Alex "Trotoar nya di tumbuhi pohon Fuchsia dan lebih keren lagi kalau ada rel kereta api yang melintas di atas kita dengan bunyi Tut! Tut!"

Venus tertawa.

"Dan di sekeliling kita ngga ada lagi gedung yang di tempeli iklan tapi gedung setinggi langit yang warna nya seindah pelangi, kamu bayangkan warna nya dan aku bayangkan gedung nya..."

Venus melakukan tepat seperti yang Alex minta.

"Sudah?"

"Hm"

"Can I see it with you?" tanya nya.

Venus mengernyitkan kening nya, bagaimana Alex bisa melihat jika itu ada di dalam bayangan Venus namun, sebelum Venus menjawab Alex sudah membuka mata nya.

Kota yang di penuhi dengan segala macam iklan berubah menjadi... tepat seperti yang ia dan Alex bayangkan.

Dari gedung, jalan raya bahkan kereta api yang tiba-tiba melintas di kepala mereka. 
Rasa nya ia sudah gila, rasa nya ia sudah kehilangan pikiran nya dan rasa-rasa nya ia sedang berada di dunia lain.

Dunia yang ia dan Alex ciptakan. Kota kertas yang bisa mereka ubah dan gambar sesuka hati mereka.

"Aku punya mimpi untuk mendesign kota ku sendiri" ucap Alex "Tapi karena aku tau mimpi ku itu ngga akan pernah terwujud jadi aku simpan itu di dalam pikiran ku"

Alex melirik Venus "Selama nya akan menjadi imajinasi disini" Alex menunjuk kepala nya.

Venus menunjuk dada Alex, ia berucap "Dan disini"

Alex mengangkat tangan nya dan menekan nya di atas tangan Venus yang kini menyentuh dada nya, tepat di atas jantung nya, Venus bisa merasakan dengan jelas tiap detak jantung di dalam tubuh Alex dan ini bahkan tak terasa mesum namun... intim.

Alex menahan tangan Venus disana untuk beberapa saat sebelum ia menggenggam nya dan membawa nya jatuh ke samping tubuh mereka.

"Beautiful isn't?" Alex mengulang pertanyaan nya namun, kali ini Venus tau benar apa yang Alex maksud.

Mereka hanya berdiri dalam diam untuk beberapa saat, tenggelam dalam pikiran masing-masing.

"Kita lupa bangun coffe shop" gumam Alex, dahi nya mengernyit seolah ia telah melakukan kesalahan fatal.

"Kayak nya kita harus kesana" Alex menunjuk ke belakang bahu Venus dan berjalan kesana.

"Nah. I hate coffe" ucap Venus, ia memilih berjalan ke arah yang berlawanan dengan Alex membuat laki-laki itu berbalik dan melongo di tempat nya untuk beberapa detik sebelum mengejar Venus.

"Aku ngga tau kamu ngga suka kopi" ucap Alex.

Venus melirik Alex dan tersenyum masam "Kakak bilang, Kakak punya mimpi untuk buat kota impian, kira-kira apa nama nya? Junikarta? Agustuskarta? Jangan bilang pake nama-nama bulan juga"

"Nah, itu telalu mainstream. Kalau menurut kamu kira-kira apa?"

"Ehmm kalau menurut ku..."

Dan bisa Venus katakan ini adalah satu dari saat-saat dimana ia ingin Alex bisa mendengar pikiran nya.

------------------------------------------🌃
 

33. A Lesson of life

Wanna take the subway or walking in the rain 
Between the clouds, as if it's slippery and slowly 
MAMAMOO- Love Lane
 


--------------------------------------📓

Adam sedang duduk di atas sofa single berwarna abu-abu merek furniture terpopuler di dunia, IKEA dengan satu kaki melipat di atas paha nya yang berbalut celana pendek hitam Levi's di pasangkan dengan kaos polos putih Gucci, telapak kaki nya sesekali bergerak-gerak random sesuai mood nya.

Jam tangan Hublot seri Classic Fusion melingkar di tangan kiri nya, siku nya bersandar pada pinggiran sofa sementara jemari panjang nya menopang kepala yang dua bola mata hitam pekat terpasang disana sedang fokus pada Hp Apple keluaran terbaru yang ia pegang dengan tangan kanan nya.

Jika di total, Adam setara dengan satu rumah mewah di pusat kota Jakarta. Dia seperti royal legacy.

Ia tak ubah nya seperti Raja... ubur-ubur.

Joke.

Raja Singa.

Dan di bawah nya ada seorang gadis, dengan baju merek Darboss KW, celana billabong KW dan sepatu Adidas KW yang ia taruh di rak keluaran terbaru IKEA, rambut nya di ikat dengan karet sayur yang sudah putus dan di sambung lagi, serta pulpen hadiah hotel J.W Marriot Amerika yang Adam pinjamkan untuk nya, warna merah di kuku nya dari pacar arab yang Tante nya beli dari Paklek di depan tumah seharga 5.000 mulai pudar, ia menggaruk telinga yang disana menggantung satu-satu nya hal yang bernilai cukup mahal, anting-anting emas 1 gram.

Yang jika di hitung dari atas ke bawah, dalam dan luar, total nya sekitar 225.000... Dolar.

Joke.

225.000 rupiah.

Venus duduk dengan cara yang sangat anggun. Kaki melipat, dagu di atas buku dan kedua lengan menyender pada pinggiran meja.

Anggun bukan?

Grruuughhhh~~~

Tangan Adam berhenti mengusap-ngusap sayang layar Hp nya. Dahi nya mengernyit, kepala nya menoleh ke kanan dan ke kiri seperti mencari-cari sesuatu. Ia lalu teringat dengan satu mahluk di ruangan ini.

"Lo denger?" tanya nya.

"Denger...?" Venus menatap Adam bingung.

Adam berdiri "Suara tadi, kayak nya ada gempa tapi ngga goyang"

"Suara? Suara yang Grrruuughhh~~~ gitu?" tanya Venus.

Adam mengangguk "Atau proyek basement di bawah ambles?" kernyitan di dahi Adam semakin dalam.

Venus menggeleng polos "Bukan Dam, itu suara perut ku"

Adam menatap Venus tajam "Lo ngga usah main-main, mau lo mati kejebak di apartment gara-gara lo ngaku suara gempa itu suara perut lo?"

"Tapi itu memang suara perut ku Dam, ini perut ku jadi aku tau kalau dia bunyi" ucap Venus masih keukeuh.

"Lo ngapain coba ngelawak pa-" ucapan Adam terhenti saat Venus berdiri dan menarik tangan Adam dan menaruh nya di atas perut nya.

Dagu Adam rasa nya akan jatuh ke dasar Bumi dan sebelum mulut nya kembali berucap, mahluk bernama Venus itu sudah menaruh jari telunjuk nya di bibir Adam.

Diam.

Itulah yang Adam lakukan.

Diam dan diam...

Adam bahkan kehilangan kemampuan otak nya untuk berpikir.

Jangankan berpikir, bernafas saja ia lupa dan saat ia mengingat nya, ia buru-buru mengambil nafas.

Sudah 1 menit berlalu.
Venus belum menyerah, ia ingin membuktikan pada Adam jika itu benar-benar suara perut nya.

Menit ke-2.
Venus dan Adam menatap kosong pada dinding kosong di depan mereka dengan pikiran kosong.

Menit ke-3.
"Lo-" Venus kembali menekan telunjuk nya di bibir Adam. Mata nya melotot, memerintahkan Raja ubur-ubur eh, Raja singa untuk diam.

Tanpa tau efek apa yang telah ia berikan pada Adam. Venus yang polos dan Adam yang sedang bergairah.

Menit ke-4. 
Mata bosan Venus tiba-tiba menyala, ia merasa perut nya akan berbunyi namun... tiba-tiba getaran itu hilang.

Menit ke-5. 
"Gu-"

"Sssst"

Menit ke-6.
Mata Venus dan Adam tidak sengaja bertemu dan secara akward mereka memalingkan wajah, bersemu malu seperti dua pasang muda-mudi desa yang baru bertemu di sawah tanpa sadar posisi mereka yang sudah seperti dua pasang muda-mudi yang sedang menunggu kelahiran bayi pertama mereka.

Menit ke-7.
"Grrruugghhhh~~~"

Adam dan Venus sontak melakukan tolehan India ke wajah masing-masing.

"I told you!" ucap Venus.

Adam berdeham, membersihkan tenggorokan nya, entah dari apa pokok nya ia merasa tenggorokan nya kotor dan perlu di lakukan pencucian.

Ia menarik kasar tangan nya dari perut Venus. Shit! Ia bahkan bisa merasakan hangat perut perempuan itu dari balik kaos KW nya.

"Terus?" tanya Adam ketus. Ia kembali duduk di singgasana nya.

"Terus?" ulang Venus dramatis "Perut ku bunyi bukan karena latihan marching buat 17 agustus Dam"

Tak berniat menanggapi, Adam hanya menatap nya datar.

"I'm hungry"

"Do I look like fucking KFC?" ucap Adam tajam.

Ngga Dam, kamu lebih mirip icon McDonald.

Tapi tentu saja Venus menjadi cerdas untuk tidak mengucapkan nya secara langsung pada Adam.

Venus menggeleng "You look like someone who bought KFC"

"Denger, aku tau kamu muak denger suara ku, terus kenapa kamu ngga nawarin aku makanan? Ngga perlu kamu masakin, just give me some money"

"Ngga, gajian lo masih 3 hari lagi"

"Uang makan ku?" Venus menengadahkan tangan nya di depan Adam.

"Ngga ada uang makan, uang transport apalagi gaji ke-13"

Venus membuka mulut nya dramatis sambil menggeleng-gelemgkan kepala nya layak nya Drama Queen yang pacar nya berselingkuh dengan sahabat nya.

"Kalau Papa kamu denger ini Dam, dia pasti akan sangat malu, Papa kamu itu orang kaya dan dermawan. He is well known as Philanthropist!"

Adam tersenyum setan "Gue sudah pernah ngelakuin hal yang jauh lebih memalukan dari ini dan lo, kalau tugas lo udah selesai lo bisa pulang sekarang"

Venus mendelik "Belum pelit!"

Venus kembali duduk selonjoran di karpet bulu dan melanjutkan tugas Adam. Ia jurusan Ipa sedangkan Adam Ips, tak terbayang bagaimana absurd dan kacau nya otak Venus saat mengerjakan tugas Adam.

Setidak nya tugas Mtk Adam level nya sedikit lebih rendah di banding milik Venus.

Yang menjadi kendala adalah tugas ekonomi dan akutansi, apalagi jika sudah membahas perpajakan, ekonomi dunia bla bla blaa, terpaksa Venus harus membaca buku Adam dari bab awal.

Raja ubur-ubur itu benar-benar tak tau apa-apa, buku catatan nya sekosong otak nya kecuali, gambar-gambar mesum di bagian paling belakang buku nya yang benar-benar mesum.

Dan yang Venus sadari setelah beberapa hari menjadi budak Adam ialah, catatan di buku Adam itu memiliki karakter tulisan yang setiap lembar nya berbeda, itu berarti selalu ada orang malang yang menjadi korban kebiadaban Adam untuk mencatatkan catatan nya.

Venus bahkan tak yakin jika tulisan asli si pemilik buku ada di buku ini. Bahkan ia ragu Adam bisa menulis mungkin, menulis nama nya bisa, nama nya kan cuman 4 huruf kata dan hanya menggunakan 3 alfabet.

Mungkin kalau menulis kata ribet seperti "Administrasi" atau "Slumdog Millionaire" Adam akan kesusahan.

Tapi, bagaimana dia bisa kalau dia tidak mau berusaha?

"Dam, seenggak nya kamu harus tau tugas apa yang Guru kamu kasih" ucap Venus pada Adam yang masih sibuk mengusap sayang layar Hp nya.

"Tugas ekonomi" jawab Adam enteng tanpa mengalihkan perhatian nya dari layar Hp.

Sekarang, Venus tau mengapa Pemerintah mulai gencar untuk membatasi penggunaan Hp pada anak di bawah umur.

Adam mungkin sudah berumur 17 atau 18 atau bisa jadi 19 lebih, tapi mental nya masih seperti anak Sd. Ia sama sekali tak peduli dunia nyata di sekitar nya dan hanya fokus pada layar Hp nya, memang nya apa yang ada disana? Apa Ada Live Video Bella lagi mandi?!

Sigh.

"Dan apa tepat nya tugas ekonomi itu, apa kamu di suruh nyari nilai ekspor-impor negara Cina atau di suruh ngehancurin turret pemain Cina?!" ucap Venus kesal.

Adam menatap Venus tajam "Lo diem. Lo gue bayar buat ngelakuin apa yang gue suruh bukan buat jadi speaker nya Bokap gue"

Venus berdiri "Kalau begitu, seenggak nya kasih aku makanan, I'm so hungry!"

"Ngga"

"Minum"

"Boleh"

Venus tersenyum lebar.

"Tapi lo ngga boleh buka kulkas"

"Terus, gimana cara nya aku ngambil air? Aku ngga bisa tembus tembok Dam"

Adam melirik nya sinis "Dispenser"

"Kalau kamu buka kulkas dan aku minta ambilin roti di kulkas kamu, boleh?"

"Ngga"

"Kalau makanan nya di lemari kamu?"

"Dari mana lo tau di lemari gue ada makanan?" Adam menatap nya curiga.

Venus memutar mata nya "Dam, dimana lagi manusia naro Mie instan kalau bukan di dalam lemari?"

"Don't know, di tempat beras? Jawaban nya tetap ngga"

"Kalau aku beli makanan kamu?"

"No"

"Please" Venus tersenyum (paksa) manis.

"Still no"

"I'm begging you!"

"Don't care"

"Bastard"

"Try again"

"Asshole"

"I've been called worst"

"Handsome"

"I know"

Venus mengerang frustasi "Satu roti tawar?"

"Ngga"

"Ngga usah pakai selai"

"Ngga"

"Setengah?"

"Ngga"

"Seperempat?"

"Ngga"

"Seperdelapan?"

"..."

"Satu gigitan?"

"..."

"Setengah gigitan?"

"..."

"Seperem-"

"If I say yes, will you shut up?"

Venus mengangguk, menahan senyum lebar yang ingin ia pamerkan pada seluruh dunia. Ia berhasil membuat Adam menyerah adalah prestasi yang akan ia ceritakan pada anak cucu nya kelak.

"Nak... cucu ku tersayang, semua nya... dengar ini baik-baik, kalian tau pengusaha kaya yang sudah kawin-cerai 5 kali itu? Adam Natawijana, dia dulu teman sekolah Nenek dan percaya atau tidak, Nenek pernah membuat dia kehabisan kata-kata dan menyerah dengan ucapan Nenek, jadi moral story nya untuk kalian adalah jangan takut dengan bad boy"

Bayangkan film tentang Adam dan di akhir nya Venus membuang sempak yang pernah ia curi untuk di jual dan ia membuang nya ke lautan Samudera.

Gosh... pasti akan jadi Box Office.

"Lo boleh masak apapun yang lo mau. Asal lo ngga ngebakar dapur gue" ucap Adam setengah hati.

Ngebakar? Ada banyak hal gila di dunia ini yang ingin Venus lakukan, membakar rumah orang adalah hal terakhir yang ia inginkan.

Adam pasti sudah gila.

Venus mengangguk penuh semangat, ia tersenyum lebar dan memasang ekspresi percaya diri yang terlalu over.

Ia akan menunjukan pada Adam kalau Venus yang selama ini Adam pikirkan amat sangat berbeda dengan yang ada di dunia nyata.

"Jangan khawatir, aku kan sudah ngasih tau kamu kalau aku ini bukan cuma pintar pelajaran sekolah tapi juga pelajaran kehidupan, salah satu nya masak"

Wink.

----------------------------------😉

34. Lovebirds

I don't play games, I'm honest with my feelings
I have different worries from other girls
I'm freakin' naughty girl
MAMAMOO - Girl Crush
-----------------------------------📌
 


"FUCK!"

Adam mengambil hydran yang tergantung di dekat lemari dan mengarahkan nya pada api yang sedang menari di atas kompor dengan gerakan teramat gemulai membuat smoke detector di apartment nya menyala otomatis.

Gumpalan asap berwarna putih itu berhasil memadamkan nyala api yang hampir membakar nya hidup-hidup di dalam apartment jika saja ia mengabaikan suara di dalam kepala nya yang terus berkata:

"Bro, ke dapur"

"Coba lo tengok dapur lo"

"Dapur man! Dapur!"

Dan benar saja baru selangkah Adam masuk ke dalam dapur, nyala api langsung menyambut nya, untung nya ia yang selama ini tak pernah memperhatikan pelajaran di kelas sempat memperhatikan demo yang di lakukan pemadam kebakaran yang datang ke sekolah nya.

Saat itu di kepala nya juga ada suara yang sama, berputar terus menerus di kepala nya dan mendengung di dalam telinga nya.

"Lo liat ibu-ibu yang megang selimut"

"Dibasahin coy selimut nya"

"Man, tangan nya Man! Tangan nya megang hydran, bayangin kalau itu..."

Ok, Adam akui salah satu alasan ia bisa fokus memperhatikan demo kebakaran hari itu karena, ada salah satu Ibu-ibu yang kelihatan seksi dan pikiran nya yang mesum itu langsung konek kemana-mana.

Tapi lihat sisi positif nya, setidak nya ia sudah menemukan metode pembelajaran yang tepat.

Kalau begitu mulai sekarang ia bisa meminta Venus untuk memakai bikini saat mengerjakan tugas nya agar ia tertarik untuk melepas tali bikini... maksud nya tertarik untuk mengerjakan tugas nya.... walaupun jika Adam lihat-lihat ukuran Venus itu seperti buah Apel malang yang belum bisa di panen tapi, bisa saja ia sumpal dengan kaos kaki... memang agak konyol dan menjiplak metode banci tapi yeah... memang ada cara cepat untuk memperbesar payudara? Tanpa operasi?

Adam tersenyum miring membayangkan milik Bella, jika Bella di bandingkan dengan Venus... Adam menggeleng-geleng, tak bisa di bandingkan.

Bella berada di level lain nya, level Ibu-ibu yang sudah melahirkan 2 kali dan menyusui 2 anak.

Beda nya untuk Bella ia belum melahirkan dan yang ia susui cuma satu orang yaitu, Adam.

Sedangkan Venus... tunggu mana orang itu?! kebanyakan berpikir porno membuat Adam kehilangan fokus nya, ia berbalik dan mendapati Venus sudah berdiri di belakang nya dengan mata terbelalak, satu tangan nya memegang spatula dan satu lain nya memegang buku Ekonomi.

Apa-apaan ini?!

Apa saking terosebsi nya dia dengan nilai sampai ia harus makan buku?!!

"LO GILA YA?!" teriak Adam pada Venus "LO HAMPIR NGEBAKAR APARTMENT GUE! KALAU GUE NGGA KE DAPUR BISA-BISA BUKAN CUMAN APARTMENT GUE TAPI SATU GEDUNG KEBAKAR SEMUA!"

Ting nong~~~

Waktu yang amat sangat tepat.

"Fuck" kutuk Adam sekali lagi saat mendengar suara bel, ia sudah bisa menebak siapa itu.

Well, ia baru saja membuat alarm kebakaran menyala, siapa lagi yang akan datang kalau bukan teknisi, satpam dan para manajer yang terhormat.

"Sore Mas"

"Hm"

Dengan sisa-sisa kesabaran di ujung jempol kaki nya Adam menjelaskan -dengan Versi nya- jika ia menyalakan kompor untuk memasak air dan ia tinggal mandi lalu terjadilah kebakaran.

Tentu, teknisi, satpam dan si Manajer sulit untuk mempercayai cerita nya karena yang pertama, kompor Adam bukan kompor minyak emak-emak yang di tinggal ngangkat jemuran sebentar langsung beluber kemana-mana api nya dan masak air? Memang nya dia pelawak yang suka masak air terus di lempari pake tepung? Ia punya dispenser dan teko nya akan berbunyi nyaring saat air nya mendidih begitupun kompor nya yang akan mati otomatis.

Ia mengatakan alasan itu karena ia pernah mendengar nya di Tv saat pembantu nya menonton sinetron azab di Tv.

Ia pikir hal semacam itu normal namun, ternyata tidak.

Damn you Venus!

"Baik Mas, kalau gitu biar saya panggilkan petugas kebersihan untuk membersihkan apartment nya" ucap si Manajer.

Ada saat dimana Adam merasa malu memiliki Papa seperti Papa nya namun, untuk saat-saat seperti ini tentu nya ia sangat bersyukur memiliki Papa Ahmad Natawijana.

Banyak orang yang menjilat pada nya.

"Baik Mas, kita permisi dulu"

Mas... Mas, lu kata gue abang lu, batin Adam.

Ia masuk ke dalam ruang tamu dan mendapati Venus berdiri dengan wajah shock.

"Wow" gumam nya.

Adam mendelik mendengar nada suara Venus, kenapa terkesan kalau Venus itu baru saja mendapat surprise ulang tahun.

"Wow? You said fucking WOW?!" ucap Adam tajam.

Ia memperhatikan bagaimana gadis itu menelan ludah nya, menelan ketakutan nya masuk ke dalam perut nya.

Bagus, dengan begitu ia tak lagi merasa lapar.

"Maksud ku... aku pernah masak, memang kadang gosong tapi ngga pernah sampai bakar dapur" ucap nya antara heran dan amaze.

Ini yang membuat Adam semakin marah, emosi yang Venus tunjukan dari tadi tak ada yang bisa membuat emosi nya berkurang, misal nya ia merasa bersalah, sedih, menangis atau apapun itu terserahlah.

Walau pada akhir nya Adam akui ia tidak akan peduli sama sekali tapi, ia mau perempuan itu mengemis permintaan maaf pada nya.

"Lo tau?! Lo bukan cuma bisa bunuh kita berdua tapi juga semua orang di gedung ini kalau gue ngga ke dapur!"

Perempuan itu hanya berkedip, ia melipat bibir nya yang kering untuk di basahi.

Apalagi ini maksud nya?! Ia mau menggoda Adam saat ia sedang emosi?!

"Maaf Dam" ucap nya.

Akhir nya meminta maaf!

"Tadi aku tiba-tiba dapat jawaban nomer 5 jadi aku langsung lari ngambil pulpen sama buku supaya aku ngga lupa jawaban nya"

"Begok" bentak Adam kasar.

Adam duduk di sofa sambil memijat pelipis nya, ia lelah, pikiran nya lelah akan kelakuan Venus.

Venus duduk tepat di samping nya, Adam bisa mendengar helaan nafas panjang nya, jika saja Venus laki-laki ia pasti bukan menggunakan jari nya untuk memijat pelipis nya melainkan mencucuk nya ke mata Venus, agar mata nya bisa di gunakan lebih bijak, bukan cuma untuk membaca buku melainkan memperhatikan letak serbet agar tidak terlalu dekat dengan kompor.

"Maaf Dam" ucap nya lagi.

Tarik nafas, buang nafas, tarik naf-

"Jadi gimana? Aku belum makan Dam" keluh nya.

Adam melirik Venus sinis "Lo baru aja hampir ngebunuh gue dan sekarang lo minta makan sama gue? Gila lo ya?!"

"I can't help it" gumam nya "Aku ngga pernah ngerasa selapar ini" Ia memegangi perut nya dengan ekspresi sedikit meringis lalu melirik ke arah Adam lagi dengan ekspresi bersalah.

"Soal aku hampir mau bunuh kamu, aku ngga sengaja tapi Dam, sebelum kamu marah-marah kayak emak-emak ngga di kasih uang belanjaan suami nya tolong kamu ingat, kalau kamu juga pernah hampir ngebunuh aku, kamu cekek aku dan bahkan kamu sudah nyuruh aku ngucapin kata-kata terakhir, seenggak nya aku ngga bakar dapur kamu secara sengaja lalu ngetuk pintu kamar kamu sambil senyum dan bilang "Ada kata-kata terakhir Adam?" aku ngga se-psikopat kamu, itu yang paling penting"

Adam mengusap wajah nya kasar, tidak yakin mengajak Venus pergi ke lapangan dan beradu tinju adalah hal yang bijak, pertama dia perempuan dan kedua, she's weak as fuck tapi selalu berpura-pura kuat.

"Dan ini juga ngga bakal terjadi kalau kamu ngga terlalu pelit ngasih uang ke aku untuk beli makanan" tambah Venus.

Bukan nya membahas kesalahan nya, Venus terus-terusan mengungkit kesalahan Adam.

"Pokok nya aku minta maaf" ucap nya setengah merasa bersalah, setengah emosi karena ia... emosi.

Masalah nya ia emosi kenapa? Mungkin pengaruh bawaan perut yang belum terisi.

"Can you give me some food?" tanya nya lagi, ia kembali duduk selonjoran di bawah dan membuka buku Adam.

"Can you shut up?" tanya Adam kasar.

Ting nong~~~

Suara bel menginterupsi niat Adam untuk menyumpahi Venus dan perut terkutuk nya. Dengan langkah tegas ia berjalan ke arah pintu, 2 orang perempuan petugas kebersihan berdiri disana, menyampaikan ini-itu yang tak ingin ia dengar dan sebelum mata mereka lepas dan menempel pada tubuh Adam karena tatapan mereka yang terlalu lengket ke arah nya, ia segera menyuruh mereka masuk dan membersihkan semua kekacauan yang Venus buat.

"Kamu order makanan?" tanya Venus saat Adam melewati nya.

"JUST SHUT THE FUCK UP!" suara Adam membahana di seluruh ruangan membuat mulut Venus tertutup... untuk sementara.

"Rude" gumam nya lalu melanjutkan tugas sekolah Adam dalam diam.

Adam memutar mata nya, ia masuk ke dalam kamar dan kembali keluar beberapa menit kemudian.

"Pesen online, gue yang bayar" ucap Adam.

Perempuan itu melirik nya sinis "Ngga usah, udah ngga lapar"

"Ok"

"Wait!" panggil nya saat Adam berbalik untuk pergi ke kamar "Cuma begitu? Aku minta makan sama kamu lebih dari 100 kali dan kamu cuma berusaha untuk nawarin aku sekali? Try again!"

Adam menggaruk ujung alis tebal nya, Yeah tebal dan hitam seperti yang di gilai banyak remaja perempuan di luar sana.

"Begini, lo mau main drama atau makan, lo pilih, gue ngga punya waktu nanggepin drama lo" ucap Adam dingin.

"Makan" Venus mengulurkan tangan nya di depan Adam.

"What?" ucap Adam kesal.

"Aku ngga bisa pesen online, liat Hp ku bukan android dan aku juga ngga punya akun jadi aku ngga bi-"

"Lo bener-bener" gerutu Adam, sesenti lagi dan ia akan mencapai puncak amarah yang jika ia semburkan akan sama besar dan dahsyat nya dengan saat Ibu nya anak Krakatau meletus.

Ia mengambil Hp di saku celana nya lalu mengusap nya sayang beberapa kali "Lo mau pesen apa?"

"Hmmmmmmmmmmmmmm" Venus menaruh pulpen nya di bawah dagu sementara mata nya menatap ke langit-langit.

Adam memutar mata nya, untuk sekali dalam hidup nya ia mengalah pada perempuan selain Mama nya dan memberikan Hp nya pada Venus, tentu dengan cara yang sangat tidak gentleman.

Venus menatap Hp Adam di atas meja lalu pada Adam yang masih berdiri seperti Tokyo Tower di samping nya.

"Oh ngga, ngga... aku minta makan bukan Hp" ucap Venus tak enak.

"Are you always this stupid or is today a special occasion?" tanya Adam jengah, ia membuka aplikasi K.o-Food dan memberikan Hp nya tepat di muka Venus, menempelkan nya dengan kurang ajar.

Venus mengambil Hp itu lalu tanpa sedikitpun rasa ingin membanting Hp Adam, ia memperhatikan layar Hp Adam.

"Lo pesen makanan, terserah lo"

"Apapun?" tanya Venus dengan wajah yang riang gembira namun, coba ia tutupi dengan ekspresi cool... tapi Adam tidak bisa di bodohi.

Dia master nya ekspresi cool.

"Pesen 2, gue juga laper" ucap nya.

Ia malas memesan sendiri karena Venus itu terlalu banyak omong, jika nanti pesanan nya tidak ia suka Adam tak mau mendengar ocehan nya yang seperti tidak ada habis nya.

Untuk ketenangan jiwa dan pikiran nya, ia biarkan saja Venus yang memilih. Memang sebodoh apa Venus sampai tak bisa memesan makanan?

Maksud nya, selera mereka pasti sama saja kan? Sama-sama orang indo juga.

"Kamu makan nasi kan?" tanya Venus sambil men-scrool layar Hp Adam.

"Menurut lo?"

Venus melirik Adam, memperhatikan wajah Adam untuk beberapa saat lalu turun ke tubuh nya dan entah untuk alasan apa Adam melihat Venus blushing.

What the fuck?!

Venus buru-buru kembali menatap layar Hp Adam dan kembali mengoceh hal-hal tidak penting.

"Kamu makan santan?" tanya nya "Adakan orang yang ngga bisa makan santan teruta-"

"Gue makan"

Lo juga bisa gue makan kalau ngebacot terus.

"Oh" ia mengangguk-ngangguk "Kalau sayur? Kamu makan sayur yang warna nya hijau aja atau yang berwarna juga?"

"Lo mau pesen makanan atau mau buat resep dokter?"

"Aku cuma tanya, aku ngga suka terong dan kalau aku liat terong nafsu makan ku hilang, apalagi terong yang di cabe-cabein"

Adam memutar mata nya "Gue makan semua sayur asal bukan lo yang nanem"

"Dan kamu bakal mati kelaparan kalau satu hari nanti aku jadi petani" canda nya yang terdengar sangat garing di telinga Adam.

Adam memutar mata nya dan menempelkan punggung nya pada sofa.

"Dari cara lo masak tadi, gue ngga yakin lo punya kemampuan untuk pake otak sama fisik lo di saat bersamaan" Adam memiringkan kepala nya untuk melihat ekspresi malu di wajah Venus "Siapa yang tau Venus yang nama nya melegenda di sekolah dan di elu-elukan Kepala sekolah punya kelemahan kan?" Adam tersenyum mengejek.

Venus melirik Adam sinis "Aku bisa masak Dam, yang aku ngga bisa itu ngatur makanan jadi enak, kalau Tuhan sudah berkehendak manusia bisa apa?"

"Seharus nya lo bilang itu sebelum lo bilang ke gue kalau lo bisa masak dan bukan nya bakar dapur gue" Adam menggeleng-gelengkan kepala nya sambil tertawa meremehkan.

"Gue ngga bisa masak tapi, sekali gue turun ke dapur gue bisa buat sesuatu untuk ganjel perut gue tanpa ngerusak satu barang pun"

"You are just lucky!"

"You are just jealous" Adam tersenyum penuh kemenangan.

"Whatever!" ucap Venus emosi. Ego nya di sentil sampai ke level terendah dan ia tak akan membiarkan Adam terus melakukan nya.

Adam tertawa lalu ia teringat sesuatu, ia menatap Venus "Pesen makanan yang ngga pake micin"

"Why?"

"Gue sudah ngelihat sendiri dengan mata kepala gue dampak buruk apa yang bisa gue dapet kalau makan micin" Adam tersenyum seperti psikopat.

Lagi, Venus merasa tersungging "Aku makan micin Dam, tapi tetep naik kelas, kamu ngga makan micin juga naik kelas. Jadi, apa hubungan nya micin sama kemampuan otak?"

"You tell me, Lovebirds"

"EWWW!" teriak Venus jijik.

Dan itu cukup membuat Adam meledak dengan tawa nya.

--------------------------👯
 

35. I Sold myself To The Devil

It's such an ancient pitch
But one I wouldn't switch
'cause there's no nicer witch than you
Frank Sinatra - Witchcraft

----------------------------------👝

Siapa kira Adam bisa tertawa?

Itulah judul headlight untuk hari ini di majalah khayalan yang ia buat di dalam kepala nya, majalah yang berisi gosip, rumor hingga kritik dan saran yang manis untuk Adam.

Melihat Adam tertawa seperti manusia bukan tawa ngakak monyet saat ia menertawai sesuatu atau tawa setan saat manusia melakukan perbuatan dosa adalah hal yang Venus rasa patut ia kenang sepanjang masa.

Ia punya firasat jika ia tak akan pernah bisa bertemu Adam lagi setelah mereka lulus. Bukan karena perpisahan menyedihkan ala film romantis namun, lebih kepada jarak sosial yang terbentang di antara mereka.

Adam pasti akan menjadi orang besar yang sama powerful nya dengan Papa nya, tak ada tempat untuk debu seperti Venus selain sebagai pembantu.

Ia mulai berfikir, apakah ia harus meminta tanda tangan dan foto Adam sebelum Adam menjadi terkenal dan masuk majalah forbes, meskipun sikap Adam sangat kurang ajar namun, ia tak bisa berbohong jika Adam punya daya tarik nya sendiri sebagai laki-laki dan tentu nya sebagai seorang anak Ahmad Natawijana.

Mungkin, ia bisa mencuri beberapa sempak Adam untuk di jual di masa depan.

Hmmm... ide bagus.

Venus menaruh plastik berisi makanan yang ia pesan dan menaruh nya di meja lalu berjalan ke pintu kamar Adam untuk mengetuk nya.

Adam benar-benar pemalas. Setelah tertawa sampai wajah nya memerah seperti anak gadis di intip mandi di sungai, tenaga nya langsung habis dan ia langsung masuk ke dalam kamar untuk me-refresh energi nya.

Seandainya Adam bukan orang kaya, mau jadi apa dia? Baru ketawa aja capek apalagi mau memimpin rapat?

Knock... knock...

Beretika.

Venus mengetuk nya dengan cara yang sangat beretika. Berteman dengan holang kayah seperti Adam membuat nya semakin paham akan penting nya etika.

Walaupun Adam sendiri tak pernah menunjukan etika baik nya di depan Venus dan lebih suka bersikap seperti preman pasar yang butuh duit rokok.

Mungkin, ini lebih seperti kesadaran diri, karena ia tak tergolong kaya ia bisa membuktikan pada Adam kalau ia punya kekayaan etika...

Wow... bullshit...

"Dam, Makan!" teriak Venus.

Baru sedetik yang lalu ia berjanji untuk beretika namun, kini ia sudah kehabisan kesabaran karena Adam tak kunjung keluar dari kamar nya.

"Adam!"

"What?!" pintu kamar Adam di buka secara kasar.

"Makan" ucap Venus santai lalu kembali ke meja kebesaran nya, di depan Tv, di atas karpet berbulu sambil menonton Nat geo wild... Oh... what a heaven...

Adam bergabung dengan nya 5 menit kemudian, Venus benar-benar tak tau apa sebenar nya yang Adam lakukan di dalam kamar, ia selalu mengurung diri nya disana dan keluar dalam keadaan yang... mmm... Venus tak tau menyebut nya apa, seperti orang yang baru bangun tidur yang sebenar nya tidak tidur dan kurang tidur...?

Sisi misterius satu ini yang Venus curigai Adam. Siapa tau ternyata Adam bisa mengeluarkan telur dari pantat nya dan memilih untuk bersembunyi di dalam kamar karena ia malu pada Venus.

Venus tak menilai orang dari apa yang keluar dari pantat nya.

"Lo makan disitu?"

"Hm"

Venus pikir Adam mau mencaci kebiasaan miskin nya yang duduk selonjoran di lantai saat makan namun, rupa nya Adam malah bergabung dan lebih aneh nya lagi duduk di samping nya.

Gila bukan?

"Kamu berdoa sebelum makan?" tanya Venus basa-basi.

Tidak menjawab. Adam malah langsung makan.

Typical.

Venus berdoa di dalam hati dan mulai makan. Ia mungkin bukan orang baik tapi ia percaya akan kebesaran Tuhan dan mensyukuri tiap nikmat yang telah di berikan pada nya.

Ia punya 2 tangan, 2 kaki, 2 mata tanpa kaca mata, 2 telinga yang tak butuh alat bantu dengar dan kuku yang masih terus tumbuh tiap hari nya.

Organ tubuh di dalam nya masih lengkap dan meskipun tak sesehat organ tubuh Dedi Corbuzier, semua nya masih berfungsi dengan baik dan meski paras nya tak secantik Bella, ia amat sangat bersyukur.

Yang lebih penting, ia bersyukur tak menjadi Bella.

"The fuck"

Dan disinilah ia, duduk dengan laki-laki dengan kekayaan 7 turunan yang arogan dan tak bisa berhenti menyumpah bahkan di depan makanan.

"Apa? Kenapa lagi?" tanya Venus dengan nada suara seperti Ibu-ibu yang jengah dengan kelakuan anak nya.

"Please jangan bilang sekarang kalau kamu alergi nasi, aku sudah tanya kamu tadi Dam" ucap Venus saat ia melihat Adam mengunyah jijik makanan di mulut nya.

"Apa ini? Apa yang di mulut gue?! Lo pesen apaan?"

Drama King.

"Nasi padang komplit"

"Komplit?"

"Hm, ngga tau maksud nya apa tapi, mungkin semua sayur nya di campur jadi satu terus di blender" jawab Venus sarkas.

Adam mendelik "Lo udah janji ngga akan sarkas ke gue"

Venus melipat bibir nya membentuk garis tipis "Maaf. Memang kenapa makanan nya? Santan ny-"

"Bukan santan, ini rasa nya aneh. Shit! Bau nya juga aneh!"

"Bau?"

Venus mengendus piring nya lalu piring Adam, tak ada bau sampah atau bau bangkai tikus namun, saat wajah nya begitu dekat dengan piring Adam ia melihat sesuatu tergeletak disana bak berlian di antara tumpukan batu kali, ia bersinar begitu terang hingga mata Venus terasa silau.

Indah dan mempesona.

Bahkan seksi.

Venus mengambil nya lalu memasukan nya ke dalam mulut, ia mengunyah nya sambil tersenyum geli ke arah Adam yang sudah parno sendiri.

Drama... drama...

"I know" ucap Venus.

"What?"

"Pete" Venus tersenyum sumringah sambil menaik-turunkan alis nya.

Detik itu juga Adam meloncat dari tempat duduk nya dan berlari dengan langkah lebar ke arah dapur sementara Venus tertawa seperti orang kesurupan.

Ia mengusap air mata di sudut mata nya, tak perlu waktu lama sampai Adam mendapatkan karma nya.

Karma is bitch.

Kini lihat siapa yang tertawa.

Lagu Witchcraft dari Frank Sinatra berputar dari Tv menampilkan 2 beruang putih kutub yang tengah di mabuk asrama.

Cuaca di luar sedang hujan, hujan gerimis, rintik-rintik dan keheningan yang hanya di isi oleh suara muntah dan sumpah serapah Adam dari dapur benar-benar membuat suasana menjadi lebih... intim.

Venus mengambil minum nya dengan anggun lalu memakan pete nya lagi dan lagi, seperti ia memakan anggur ungu mahal yang baru di petik dari kebun bersama kekasih hati nya.

Ia mengiris rendang di piring nya dengan amat elegan, dengan menggunakan kedua tangan nya yang kini sudah belepotan bumbu rendang dari ujung kelingking ke ujung jempol, masih dengan suara muntah dan segala kutukan Adam dalam bahasa asing.

Venus masih menikmati sore nya dengan damai. Sejauh ini, inilah sore paling indah dalam hidup nya.

"Oh god... this is so good" ia mengerang sambil terus mengunyah pete di mulut nya.

Guys pete di campur bumbu rendang memang yang paling the best, apalagi kalau ada kerupuk... Ahhhh.

Gerakan tangan nya berhenti di udara saat ia mendengar suara bel berbunyi, ia yang sedang menengadahkan kepala nya ke atas untuk memasukan pete ke dalam mulut nya melirik pintu apartment dengan sinis.

Merusak suasana saja!

Itu mungkin orang yang mengantar dessert yang Venus pesan, sebenarnya ia tak perlu dessert setelah makan namun, selagi Adam mentraktir nya apa salah nya untuk memesan sebanyak mungkin ;)

Ia mengintip dari lubang kecil di pintu Apartment.

Berada di tempat yang sama dengan Adam membuat Venus merasa berada di video klip Girls Generation "I Got A Boy".

Pemikiran nya tentang Korea, artis K-pop, Oppa Korea, Kim Jong Un dan misil ambyar kemana-mana saat melihat siapa yang berdiri di balik pintu.

Venus menutup mulut nya dengan tangan yang masih berlumuran darah Adam... err, bumbu rendang, Ya Tuhan mulut nya bau pete! Venus berteriak histeris tanpa suara di bawah tangan nya.

Ia ingin menangis histeris, menghentak-hentakan kaki nya seperti anak SMP lalu loncat dari balkon Apartment... ia ingin kabur!.

Saat suara bel kembali berbunyi ia segera berlari ke dapur, dimana Adam sedang membasuh mulut nya dengan air, setelah mengeluarkan hampir seluruh isi perut nya.

Laki-laki malang.

Eh Adam emang nya dari Malang ya?

BUAK!

"Fuck!" kutuk Adam saat Venus menepuk punggung nya (sangat) keras, bahkan bekas bumbu rendang tercetak jelas di kaos nya, membentuk 5 jari.

Keren.

"Ada orang Dam!" ucap Venus panik.

"Lo buka pintu nya!" ucap Adam emosi, ia menegakan punggung nya dan mengernyit.

Venus menggeleng "Kamu... kamu aja Dam! Pliss it-"

Ting Nong~~~

Venus membulatkan mata nya "Itu Kak Alex! Itu Alex!!! Kak Alex di luar Dam!"

"Terus?" Adam mengambil tissue lalu mengelap tangan nya.

"Aku habis makan pete" Venus benar-benar ingin menangis sekarang.

"Resiko lo" ucap Adam dingin.

Apa ia marah pada Venus gara-gara ia makan pete? Atau ia marah pada pete itu sendiri? Konyol sekali.

"Tolong Dam, please, aku mohon" 3 kata yang menggambarkan kerendahan hati, keputus asa-an dan kepasrahan.

Venus mengucapkan semua nya pada Adam dengan mata merah menahan air mata.

Karma is bitch.

Sekarang lihat siapa yang menangis?

"Shut your mouth. Mulut lo bau pete"

"Then help me" bisik Venus lirih "I'll do something, anything, everything, a lot of thing, semua nya Dam, aku ngerjain semua Pr kamu!"

"Itu karena gue bayar"

Venus menggeleng "Aku akan ngelakuin sesuatu... apapun, just tell me... tapi tolong akuuuu, oh gosh! Kenapa kamu ngga larang aku makan pete!" Venus menutup wajah nya dengan tangan, lupa jika tangan nya di penuhi bumbu rendang.

"Ahhh!" Venus mengerang frustasi.

Ting Nong~~~

Suara bel kembali berbunyi , demi Tuhan! Venus belum pernah mendengar suara yang lebih mengerikan di banding suara itu, seperti suara sebelum kematian datang, saat melaikat kematian berjalan ke arah nya, mengambang dengan jubah hitam nya lalu mengayunkan kapak hitam nya...

Adam tertawa "Kalau dia suka sama lo, dia ngga bakal peduli gimana pun bau nya lo, dia bakal tetap mau di samping lo walau konsekuensi nya dia kena penyakit kanker paru-paru sekalipun"

Venus mendelik "Aku ngga mau! Aku yang ngga mau! Plisssss bantu aku Dam..."

"Gue ngga-"

"I'll do anything. ANYTHING"

Jeda untuk beberapa saat sebelum Adam berucap "Ok"

Dan kawan-kawan, secara resmi Venus telah menjual jiwa nya pada setan. Dan setan itu memiliki wajah tampan, banyak uang, pelit dan rambut yang messy.

Gambaran setan yang di idamkan semua remaja perempuan, well... kecuali Venus.

----------------------------------------------------🍪

36. Naiv

Des yeux qui font baisser les miens Un rire qui se perd sur sa bouche
Voilà le portrait sans retouches
La Vie En Rose
 

-------------------------------------🍤

"Lo ngapain sih? lama banget buka pintu" keluh Alex.

"Tidur" jawab Adam.

"Tidur at- bau apa nih? Apartment lo bau busuk gini" ucap Alex "Ini makanan siapa? Ada dua, Bella disini?"

"... tadi si Andre kesini bawa makanan"

"Andre?" suara Alex terdengar tak yakin "Sejak kapan Andre makan yang beginian?"

"Sejak kapan lo jadi banyak tanya gini?" tanya Adam balik.

"Chill man, gue kesini ada urusan" ucap Alex "Lo ganti password Apartment lo?" tanya Alex.

"Bokap gue kadang kesini"

Alex tertawa "Yeah, lebih baik lain kali kita ngga ngumpul disini lagi"

"Lo mau ngomong apa?"

"Don't have too much fun" ucap Alex "Gue denger dari anak-anak kata nya mereka sering ngeliat mobil mondar-mandir di sekitar markas, gue-"

"Kita ngomong disana aja" potong Adam.

Venus bisa mendengar suara langkah mereka yang makin lama makin menjauh hingga obrolan samar-samar yang ia kuping dari tadi tak lagi terdengar.

Gosh... this is so akward, pikir Venus.

Ia bersembunyi di dalam kamar Adam, yang aneh nya tidak ada poster model telanjang atau poster film Fast & Furious atau Kalender bule pake bikini atau TTS dengan sampul perempuan jepang topless atau foto Shahrukh Khan...

What? Siapa yang ngga suka Shahrukh Khan? He is legend.

Venus hendak duduk di tempat tidur namun, ia ingat pesan mematikan Adam "Jangan duduk dimanapun" itulah kenapa sedari 15 menit tadi ia tetap berdiri sambil sesekali menghitung jari kaki nya.

What? Memang nya apalagi yang bisa ia lakukan untuk menghibur diri?

Gerah dan jijik dengan keadaan tangan dan wajah nya yang berlumuran bumbu rendang, Venus pun memilih untuk masuk ke salah satu pintu di dalam kamar Adam, yang pertama ternyata pintu yang berisi banyak pakaian dan yang kedua, pintu yang berisi WC, tentu Venus masuk ke pintu kedua.

Tentang Toilet Adam, toilet nya bersih dan mewah. Venus tak menemukan sesuatu yang aneh atau... mesum.

Ia mencuci tangan nya dengan sabun yang wangi nya mengingatkan nya akan Adam... Woahhh.

Venus teringat saat ia SMP teman-teman nya pernah membagikan foto di dalam Wc yang menggunakan toilet duduk dan itu sangaaaat keren, kebanyakan dari mereka yang berfoto di toilet duduk adalah anak-anak gaul.

Seandainya Venus berfoto disini, Venus pasti jadi alumni paling gaul di SMP nya.

Sayang nya ia lupa membawa Hp.

Setelah memastikan wajah dan tangan nya bersih, Venus keluar dari Wc, mata nya menangkap pemandangan indah dari kaca besar di samping tempat tidur Adam yang menampilkan langit sore Jakarta.

Tak heran Adam begitu betah di dalam kamar.

Jika kamar seseorang bisa menggambarkan kepribadian seseorang maka, Venus bisa bilang jika Adam adalah orang yang tenang, misterius dan pembersih?

Venus memutar kepala nya untuk melihat setiap detail di kamar Adam. Nah, kepribadian nya lebih cenderung kosong, tak ada satupun hal yang bisa menggambarkan kepribadian Adam di ruangan ini.

Ruangan ini lebih seperti kamar hotel bintang 5 yang hanya di datangi untuk tidur dan melakukan hal-hal aneh lain nya kecuali, istirahat.

Venus mendekatkan tubuh nya ke meja yang terdapat beberapa buku di atas nya, ini meja belajar kan?

Masa meja makan di dalam kamar.

Venus membuka satu persatu buku di atas meja, kosong. Venus memutar mata nya, memang nya Adam tau fungsi nya buku selain untuk mengipasi sate?

Ia mengambil name tag yang terdapat di samping pulpen "A. Adam Natawijana"

"A..." gumam Venus.

Ia sudah mengenal Adam selama 3 bulan dan ini pertama kali nya ia mengetahui Adam memiliki nama awal, ia pikir Adam itu nama awal...

"Ali?" tebak Venus "Ali Adam Natawijana? Nah weird, Alaric? Terlalu keren, Alejandro? Terlalu seksi, Arsen? Terlalu unik, Agung? Ehh No, Ali baba?" Venus terkekeh.

"Alibaba Adam Natawijana" gumam Venus "Alex Adam Nawatijana, Al El Dul Adam Natawijana? Terlalu ribet"

Venus menaruh kembali name tag Adam di meja, saat itu mata nya secara tak sengaja menemukan sesuatu terselip di antara meja belajar dan lemari helm, benar-benar terselip, kalau mata Venus tidak cukup awas, ia pasti akan melewatkan nya.

Nampak seperti kertas, tipis dengan ujung yang tajam.

Melirik ke pintu kamar sebentar, seperti seorang pencuri ia menguatkan tekad untuk "Mengintip" kertas itu.

Tidak ada salah nya kan?

Memastikan kalau itu bukan foto nya atau foto Kepala sekolah dalam keadaan memalukan, siapa yang tau? Venus menarik nya, cukup sulit karena Adam benar-benar berniat menyembunyikan nya dari siapapun kecuali diri nya sendiri dan Tuhan.

Yang mana hal itu semakin membuat Venus penasaran dan terbakar api semangat untuk mengetahui isi nya.

Kertas itu berhasil ia tarik, bukan kertas biasa. Lebih tepat nya kertas foto.

Foto candid gadis dengan paras cantik, memegang bunga kecil di tangan nya, bibir nya tersenyum malu dan itu semakin membuat nya terlihat semakin cantik.

Dan Venus tak tau mana yang harus lebih dulu ia lakukan, mencuri foto itu lalu menyebarkan nya ke seluruh sekolah atau menyimpan nya kembali dan berpura-pura tak pernah melihat nya.

Fakta bahwa seorang Adam adalah manusia biasa, yang kebetulan badboy kaya raya dan memiliki pacar seorang ratu sekolah yang di kagumi banyak pria ternyata juga menyimpan perasaan nya pada seseorang secara diam-diam.

Dia memiliki segala nya yang orang lain impikan, inginkan dan dambakan tapi disinilah dia, terlihat begitu menyedihkan dan nelangsa, menyimpan satu-satu nya hal yang mungkin, untuk satu kali dalam hidup nya benar-benar ingin ia miliki namun, tak bisa ia dapatkan.

Venus ingin tertawa namun, yang keluar malah tawa pahit.

Bagaimana mungkin orang seperti Adam, Si Raja Singa di antara para macan, Pria yang memiliki segala nya bahkan tak bisa mendapatkan satu-satu nya cinta yang ia inginkan.

He's too naïve.

Venus meyelipkan kembali foto itu di tempat semula.

Pemandangan langit sore Jakarta begitu indah saat warna keorenan menyembul di antara awan putih. Ia selalu penasaran apa yang orang-orang lakukan dalam hidup nya hingga bisa tinggal di tempat setinggi dan semewah ini.

Ia berpikir tentang kastil di dongeng masa kecil nya. Dan saat ia telah besar, ia tak lagi berpikir jika kastil adalah tempat tinggal orang-orang yang bahagia.

Mungkin, lebih tepat nya, tempat bersembunyi dari segala kenyataan dengan pemandangan indah yang bisa membuat pikiran mu tetap berada di garis normal.

Dan disinilah ia berdiri, berpikir tentang keberanian dan pembalasan untuk Adam tapi, pada kenyataan nya dia terlalu tak tega untuk membongkar kemanisan Adam di depan semua orang, dia hanya tidak bisa membuat satu-satu nya hal yang Adam hargai hancur meski pada kenyataan nya Adam telah melakukan hal yang jauh lebih buruk dari nya namun, ia tak bisa.

Ia ingin menyakiti Adam sama besar nya dengan apa yang Adam lakukan pada nya, menghancurkan nya seperti ia menghancurkan Venus, mempermalukan Adam di depan umum dan menggunakan rahasia nya untuk menyuap Adam, sama seperti yang selalu Adam lakukan pada nya namun, lagi, ia tak bisa melakukan nya.

Karena pada akhir nya ia tau jika bukan Adam yang ingin ia hancurkan melainkan arogansi dan ego Adam, ia hanya ingin Adam berubah, berubah menjadi lebih baik.

A better person.

Just it.

Dan pada akhir nya sejauh apapun Venus melangkah, ia tetap akan kembali pada diri nya yang dulu, bodoh dan naïve.

Just too naïve.

Dan itu karena Adam.

----------------⛳

37. Ready For War


 

The clock Is leaning already
I'm somewhere in between a dream and reality
Imagination's gone out of this world
My heart is already with yours
OH MY GIRL - LIAR LIAR
 


------------------------------------🚆

Kita semua punya teman seperti ini yang saat kita sedang melamun ia akan mengoceh sepanjang hari untuk menceritakan sesuatu yang sebenarnya tidak ingin kita ketahui namun, kita merasa tidak terlalu enak hati untuk berkata:

"SHUT UP!"

Sama seperti Venus yang sudah berada di ambang antara ingin tidur atau terus mendengar cerita bagaimana Lidya dan Putra menghabiskan malam minggu mereka dan bagaimana bangga nya Lidya menceritakan betapa jago nya Putra saat merebut ciuman pertamanya.

Eww.

"...Gue pikir orang nyebut itu French kiss karena lidah Putra masuk ke mulut gue dan melintir ngabsen tiap gigi gue, ouhhh it's sounds disgusting but..." Lidya mengambil nafas panjang sebelum membuangnya dan tersenyum seperti orang idiot.

Pada kenyataannya, ia salah satu murid dengan IQ tinggi dan memiliki segudang prestasi di bidang akademik.

Betapa ironik nya.

"Dan lo tau, untuk pertama kalinya, gue punya love bite" senyum di bibir Lidya makin lebar yang mana semakin membuat Venus dan Fitri ingin muntah darah.

Lidya menarik kerah bajunya dan memperlihatkan "Love bite" di pundaknya, nampak merah hampir sama seperti saat ia habis kerokan.

Siapa yang bisa tau kalau Lidya tidak berbohong dan mengatakan itu love bite padahal Putra mengeroknya karena ia masuk angin?

"Love bite? Lo bisa bilang itu cupang Lid" ucap Fitri.

Lidya memutar matanya dramatis. Dia mungkin pintar tapi kedramatisan nya itu melewati semua Miss Universe yang pernah menang.

"Di sebut love bite karena di buat oleh orang yang kita cinta dengan cara di gigit, di cium, di-"

"Too much information" Venus menutup telinganya dengan kedua tangannya.

"Lo ngga bakal ngomong gitu kalau lo udah pernah pacaran"

Venus menggeleng "Aku ngga bakal ngebiarin laki-laki yang bukan suami ku nyium apalagi ngejilatin badan ku, selain itu menjijikan aku juga ngerasa itu salah, melanggar norma dan-"

"Ampun Bu Ustadz" potong Lidya sambil menyatukan dua tangannya di depan wajah.

Venus memutar matanya "Memang kapan kalian pacaran? Aku ngga pernah liat kamu deket sama dia di sekolah"

"Minggu lalu waktu Nyokap gue telat jemput, gue berdiri di depan pagar sendirian terus Putra datang nawarin nganter gue pulang"

"Kayak adegan di novel" ucap Fitri.

"Kak Putra itu yang selalu make topi itu kan?" tanya Venus.

"Yup" jawab Lidya bangga "Yang mobil nya warna merah"

"Aku ngga tanya warna mobil nya"

"Just in case, lo penasaran" ucap Lidya "Gue udah jatuh cinta sejak pertama kali gue liat dia"

"Putra? Apa spesial nya Putra selain dia yang suka pakai topi" tanya Fitri penasaran.

Tepat sekali. Apa kelebihan Putra?

"Bukan Putra tapi mobil nya gosh! Itu mobil keluaran terbaru dan warna nya merah, kesukaan gue, gue ngga tau banyak soal mobil tapi gue tau yang dia pakai ke sekolah itu the best one"

"Kalau gitu kenapa ngga lo seduce mobil nya aja!" ucap Fitri.

"Mobil itu benda mati Fitri, kalau harus ada yang gue goda itu pasti yang punya mobil nya"

"Tunggu, jadi maksud lo kalau seandainya Putra pake mobil pick up lo ngga bakal suka?" tanya Fitri.

"Entah"

"Bahkan kalau pick up nya warna merah?" Venus ikut bertanya.

Lidya mengangkat bahunya cuek.

"Oh itu dia" ucap Lidya tiba-tiba, matanya menatap lapar pada seseorang yang baru saja masuk ke lapangan.

Putra dan anggota frat lainnya masuk ke lapangan, menyapa Alex dan teman-temannya yang sedang bermain futsal, Venus sangat menyukai betapa manly dan cool nya laki-laki saling menyapa, mereka akan menepuk pundak masing-masing lalu bertos ria, berbeda dengan perempuan yang tiap kali bertemu setelah sekian lama akan berteriak "HEYYYYYYYYYYY"

"Ahhhhhh~~~" Lidya menepuk pipinya yang blushing dengan wajah kasmaran.

Venus melirik Putra di lapangan yang sedang mengirimkan Wink kiss ke Lidya, Oh Boy...

"Eh, kata nya Kak Rizal pacaran sama Kak Yolan ya?" tanya Fitri.

Lidya menggeleng "Kak Rizal suka tapi Kak Yolan ngga, dia kan obsess banget sama Adam"

"Adam?" tanya Venus.

"Tapi Adam udah lengket banget sama Bella, mana ada kesempatan" Lidya mengibaskan tangannya.

Ohh here we go... entah mengapa mendengar nama Adam, radar Venus langsung berdiri, seolah segala hal yang berbau Adam sama berharga nya dengan segala kehidupan yang tersembunyi di planet Mars.

"Emang mereka pacaran? Kayaknya ngga deh" ucap Venus bingung membuat 2 teman nya yang sedang berbicara langsung menoleh ke arahnya dan menatapnya dengan tatapan horor.

"Siapa yang bilang?" tanya Lidya dramatis.

Drama Queen.

"Rangorang" jawab Venus.

"Venus.... Kita sekolah di sekolah yang sama, di kelas yang sama bahkan kita berbagi udara yang sama dan kalau ada orang yang mengklaim gosip dari "orang-orang" itu harus nya gue karena gue jelas punya lebih banyak orang-orang yang bisa ngasih tau gue gosip di banding lo, so gue rasa orang-orang yang lo maksud itu orang-orangan sawah yang biasa lo gambar waktu pelajaran kesenian"

Venus membuka mulutnya, ingin berkata jika Adam lah yang memberitahunya secara berulang-ulang jika Bella bukan pacarnya, namun itu akan kedengaran aneh karena ia belum memberitahu siapapun tentang ia menjadi budak Adam, sebenarnya ia tidak berencana memberitahu siapapun karena ia sudah dapat menebak reaksi apa yang akan mereka berikan.

Reaksi Drama queen waktu kukunya patah karena terlalu dalam mengupil.

Hell, dia sudah di pusingkan dengan drama pete Adam dan dia juga harus menghadapi drama dari 2 temannya itu. No!.

"Udah lama pacarannya dari SMP kali"

"SMP deketnya, pacarannya SMA" koreksi Lidya.

"Gue ngga pernah liat Ricki sama Ricko deket sama cewek"

"Mereka tuh bukan playboy, jahil doang orangnya, paling deket sama cewek juga cuman buat di kerjain, lo inget kan Sasha anak 12 IPS 1 yang make up nya bleber kemana-mana itu? dia kan naro make up nya di dalam kotak pensil terus sama mereka kotak pensil nya di beliin kembaran sama punya Bu Gita, terus di tuker, hahaha kasihan banget padahal si Sasha udah koar-koar ke seluruh sekolah kalau Si kembar ngerebutin dia"

"Terus si Sasha gimana tuh?" tanya Fitri.

"Berakhir di ruang BK" Lidya tertawa lebar.

"Gila" Fitri menggeleng-geleng sambil menarik nafas mencoba mencari oksigen akibat tawanya.

"Kalau yang i-itu" tunjuk Venus takut-takut ke arah Ceper yang sedang berbicara dengan Rizal.

Lidya melihat ke arah yang Venus tunjuk "Satpam?" ia mengernyitkan kening.

"Bukan!" Venus memutar mata nya "10 langkah ke kiri"

"Ceper?"

Venus mengangguk.

"Oh dia, Ok ini yang harus lo tau, semua anak frat itu bad boy, kecuali dia"

"Good boy?" tanya Venus tak percaya.

"Dia itu, 10 tingkat lebih worst dari bad boy, lo boleh dia nyebut Rough, rude, badass, whatever, dan gue peringatin ke lo jangan macem-macem sama dia, karena dia ngga peduli mau cewek atau cowok kalau lo udah buat dia marah, dia beneran bakal ngehajar lo"

"Really?" tanya Venus ngeri.

"Venus, gue ngga mungkin ngomong begini kalau gue ngga pernah liat secara real, apalagi kalau lo ngebahas soal Bokap nya, mati lo di tempat"

"Bapak nya kenapa?"

"Koruptor, udah lumayan lama sih di penjara, sekitar 3-4 tahun, masih 10 tahun lagi keluar, masih lama... yang gue denger Nyokap nya itu jadi agak-agak... lo ngerti kan?"

Venus mengangguk "Terus gimana dia sekolah nya? biaya nya dari mana?"

"Keluarga nya kan kaya udah dari dulu, satu masuk penjara yang lain masih ada" jawab Lidya acuh.

"Jangan terkejut" ucap Fitri memperingatkan "Kakek nya Alex juga masuk penjara, bukan karena korupsi tapi suap"

"Oh ya, Bokap gue pernah tuh ngomong kata nya Kakek Alex kena kasus, dia nyuap anggota DPR buat ngesahin APBN, Kakek nya dulu itu kan Gubernur"

"Venus lo ngga jadi jijik kan sama Alex karena Kakek nya masuk penjara?" tanya Fitri saat melihat ekspresi wajah Venus yang nampak tertegun.

Venus lantas langsung menggeleng dengan cepat "Ngga, ngga ngga, ngga ngga, aku ngga jijik, aku cuma..."

"Terkejut?" tanya Fitri.

Venus mengangguk "Yeah"

"Biasa itu, jarang ada orang kaya yang hidup nya lurus" ucap Lidya "Kayak Adam juga, keluarga nya kan udah kaya tuh dari jaman Belanda tapi kelakuan Bokap nya juga agak-agak"

"Maksudnya?" tanya Venus.

"Venus, kalau lo orang Indonesia pasti lo pernah liat muka Bokap nya, apalagi kalau lo sering baca majalah gosip murahan" Lidya terkekeh di ikuti Fitri.

Liat langsung juga pernah, batin Venus.

"Bokap nya tukang selingkuh, Istri nya buanyaaaaak" Lidya mengembangkan kedua tangannya lebar-lebar.

Fitri tertawa "Istri nya masih muda-muda lagi eh salah maksud nya istri-istri nya masih muda hahahaha"

"Kalau Nyokap asli nya si Adam sih kata nya udah meninggal, gue juga ngga tau, ngga pernah ngecek raport nya" ucap Lidya.

Bella dan teman-teman perempuan nya masuk ke dalam lapangan, ia langsung menggenggam tangan Adam dan di balas Adam dengan senyuman, mereka nampak berbicara sebelum kembali ke obrolan yang lainnya.

Lidya menyenggol lengan Venus "Bella itu sepupu nya Ceper" ucapnya "Maka nya kelakuan nya 11-12"

"Kalau gue jadi Adam gue pasti lebih milih Yolan" ucap Fitri.

"Iya sih, tapi kan kita ngga tau di belakang Bella gimana, selain udah sering ena-ena..." Lidya terkekeh "Bella juga kan udah bantu si Adam banget, lo tau kan si Adam kalau berantem berenti nya cuman kalau si Bella ngelarang"

"Cinta banget gitu" ucap Fitri.

Lidya mengangkat bahu nya "Cinta itu soal rasa, Mungkin Adam mau nya sama Bella karena pertama, mereka seumuran dan Bella itu nurut banget sama Adam, bedakan sama Yolan, walaupun baik, pinter, cantik kalau Adam ngga suka mau gimana?"

"Kalau- Ka-kalau Kak Alex itu... gimana?"

"CIEEEEEE" Lidya dan Fitri kompak meneriaki nya.

Venus memutar mata nya "Jawab aja kali"

Lidya mencolek dagu Venus "Oh ada yang jatuh cinta, gerak dong jangan duduk diem di bangku penonton mulu entar kalau ada cheerleader cantik yang ngajak Alex kawin gimana coba?"

Venus mendelik, oh ia bahkan tak mau membayangkan hal itu.

Lidya tertawa "Tenang... tenang, Alex jomblo, setau gue, tapi ngga tau di luar sekolah, gue ngga pernah denger dia pacaran sama anak sekolah ini"

"Atau... mau gue tanyain langsung?"

Venus menggeleng "Ngga, ngga ngga ngga ngga, ngga, jangan!"

"Terus mau sampai kapan lo jadi secret admirer abadi? Huh? Ntar lama-lama lo naik tingkat jadi stalker possessive, lo periksain tuh komen nya Kak Alex di Instagram terus kalau ada yang ngegodain dia, lo kirim surat kaleng ke rumah nya, di tulis pake darah "JAUHI LELAKI IDAMAN KU XOXO" mau lo kaya gitu?"

"Ngga lah, tapi... aku- aku... kalau sekarang aku- ya aku belum siap, maksud nya kita kan baru kenal terus pasti aneh banget kalau tiba-tiba aku ngomong..."

"Ngga usah kelamaan kenal nya, entar lo di jadiin sahabat mampus lo! Friendzone" ucap Fitri.

Friendzone...

Jangan bilang Alex juga berpikir kalau yang kemarin itu jalan-jalan persahabatan?! Hell No! Venus tak sudi masuk ke zona bestfriend forever ever after.

Itu zona menyedihkan.

Venus ingin masuk ke zona Soulmatezone.

"Kayak gue sama Putra dong walaupun kenal nya baru..."

Suara Lidya tenggelam dalam lamunan Venus saat mata nya menatap lekat pada Alex yang sedang berdiri di lapangan, penampilan nya tiap kali selesai bermain futsal tak pernah berhenti membuat kupu-kupu di dalam perut nya berhenti berterbangan, seringkali Venus berpikir seandainya Alex bukanlah jodoh nya apa yang harus ia lakukan, haruskah ia memulai perang dunia ke 3 hingga tak ada lagi rasa cinta yang bisa berkembang di dunia ini, karena semua nya akan menjadi menang dan kalah, hidup dan mati, namun, bahkan jika Venus harus mati dalam perang ia ingin mati karena orang yang ia cintai.

Pada akhir nya semua karena cinta, mati dalam perang karena cinta pada negara, mati dalam tugas karena cinta pada keluarga, mati dalam tidur karna cinta pada kasur, mati dalam mimpi karena cinta pada primbon, mati karena narkoba karena cinta pada diri sendiri, semua karena cinta.

"Lo dateng?" Lidya menyenggol lengan Venus keras.

"Huh?"

"Ngelamun kan lo!" ucap Lidya kesal "Ulang tahun nya Yolan, lo dateng ngga?"

Ahhh acara yang lagi happening minggu ini.

Venus menggeleng "Aku ngga di undang"

Venus bahkan tak pernah berbicara dengan Yolan, dia cuma pernah melihat Yolan di lapangan, di kantin, di parkiran dan di gerbang sekolah, hanya itu.

Tak ada alasan Yolan untuk mengundang nya, anehkan kalau tiba-tiba Yolan datang dan memberikan nya undangan, "Hei lo yang di lapangan, kantin, parkiran sama gerbang sekolah kan? Datang ke ultah gue ya!"

Venus tau kebanyakan anak frat bodoh tapi ia tak yakin jika mereka masuk ke golongan aneh.

Aneh itu golongan nya Venus. Nerd.

"Siapa bilang lo harus di undang buat dateng?" tanya Lidya "Gue ngga di undang tapi Putra ngajak gue"

"Jadi, aku boleh ikut Putra juga?" tanya Venus.

"Ya ngga boleh lah!"

Gimana sih?

Lidya memegang kedua pundak Venus lalu menggoyangkan nya dengan kuat hingga tubuh Venus terhentak-hentak dan rambut nya berhamburan ke depan.

"Lo ngga denger apa yang gue bilang tadi, semua, SEMUA anak frat datang tanpa terkecuali"

Lidya menolehkan kepala nya ke arah lapangan, tempat dimana Anak-anak frat masih berkumpul untuk mengobrol di tengah lapangan seperti bintang pop star tahun 80-an, dimana lelaki nya pada ganteng dan perempuan nya pada cantik, Venus tak mengerti mengapa orang yang berparas indah selalu berteman dengan orang yang berparas indah, membuat mereka jadi mudah dekat dan baper, lalu menjalin hubungan dan menikah, tak ada kah tempat untuk orang yang berwajah biasa namun senyum nya manis seperti Venus? Jika ia bisa menjadi bagian dari frat, persentasi nya untuk mendapatkan Alex akan lebih besar dan anak-anak nya pun pasti akan terlahir dengan paras seindah Ayah nya.

Alex...

Melihat bagaimana perempuan di sekitar Alex membuat Venus jadi rendah diri, ia hanya Venus tanpa embel-embel Venus Cantik, Venus Kaya, Venus anak nya Presiden atau Venus si tetangga nya artis. Ia benar-benar hanya Venus.

Mencoba mengambil hati Alex sama seperti mencoba memulai perang dunia ke 3, namun pada akhir nya jika ia memang tak mendapatkan Alex bukankah ia berjanji akan memulai perang dunia?

"Sekarang pake otak cerdas lo itu, ini amat sangat mudah, apalagi ini sudah zaman nya emansipasi, perempuan yang gerak duluan itu udah wajar zaman sekarang... yang perlu lo lakuin adalah jadi lebih berani and... ask him" ucap Lidya.

Terkadang Venus bertanya-tanya apakah cinta adalah hal yang cukup pantas untuk di perjuangkan dan lalu saat kedua mata nya bertemu dengan mata Alex dan semua menjadi klise seperti di film-film, dimana waktu terasa berhenti berputar dan semua hal di dunia ini kecuali, ia dan Alex menghilang...

I'm ready for war.

-------------------------------------------🀄
 

38. Facts

The closer I get to you,
The more I feel like crying.
The farther I get from you
The more I feel like dying.
The-Dream - Code Blue

-------------------------👛

"Pleaseeeeee"

"Ngga, jawaban gue tetep sama walau lo nanya 1.000 kali"

"Kalau aku tanya 1001 kali?" Venus memandang Adam frustasi.

Ia sudah melakukan apa yang Lidya sarankan, ia memberanikan diri untuk bertanya pada Adam dan jawaban nya seperti yang bisa Venus duga.

"Ngga!"

"Kenapa?"

"Lo yang kenapa? kenapa lo tiba-tiba mau ikut gue datang ke ulang tahun nya Yolan, sejak kapan lo jadi partner gue?" kernyitan di dahi Adam semakin dalam melihat keteguhan Venus untuk ikut bersama nya.

Saat Lidya berkata jika Venus harus berani dan bertanya pada dia... ask Him. Him. Him yang pertama kali terlintas di kepala Venus adalah Adam.

Him = Adam.

Masuk akal kan? Adam kan laki-laki.

"Tapi-"

"Ngga"

"Tunggu Dam dengerin aku" Venus menarik kaos hijau lumut Adam yang di balas Adam dengan pelototan setan.

Ups.

Venus melepas tangan nya dari kaos Adam "Kamu kan di undang, Bella juga di undang berarti kalian dapat dua undangan padahal kalian datang nya nanti samaan, jadi dari pada buang-buang undangan aku bisa jadi fake partner kamu maksud nya, aku datang sama kamu tapi cuma untuk menuhin kuota undangan kamu, kamu tetap bebas sama Bella, aku cuma mau datang kesana aja"

"Lo mau ngapain sih disana? Anak sok suci kayak lo ngga boleh dateng, ntar lo malah ngeganggu pesta ulang tahun nya Yolan sama ceramah lo" ucap Adam sinis.

"Ngga, aku janji aku bakal tutup mulut aku, ngga akan aku ngeluarin satu patah kata pun di depan kamu" Venus membuat gerakan meritsleting dengan jemari nya, bibir nya kini terkatup rapat.

Kekanakan sekali, batin Adam.

"Walaupun gue ngga datang sama Bella, ngga ada alasan gue mau kesana sama lo, lo itu masih di bawah umur, di rumah aja minum susu sambil nonton spongebob"

Venus membuka ritsleting transparan di mulut nya lalu berbicara "Aku bukan anak-anak!"

"Well I suggest stop acting like one then" ucap Adam ketus.

Venus menunjuk diri nya sendiri "Aku anak-anak karena mau pergi ke klub untuk ngerayain ulang tahun teman?" tanya Venus.

Adam mengangkat satu alis nya "Pertama, siapapun yang umur nya di bawah 17 tahun itu masih anak-anak, kedua, kalau gue inget-inget lagi, lo jelas bukan teman Yolan, gue bahkan yakin lo ngga tau nama tengah nya Yolan"

Betul sekali, tapi Venus belum mau menyerah. Ingat! Ia harus lebih berani!

"Aku tau! Yolan Da, kan?" ucap Venus yakin "Dan sejak kapan kamu peduli sama usia? Aku yakin ka-kamu pasti sudah pernah nonton video porno waktu kamu SD kan? Itu jelas-jelas melanggar undang-undang!"

Adam memutar mata nya "Gue nonton video porno gue sendiri jadi ngga ngelanggar undang-undang"

Mulut Venus terbuka, membentuk huruf O sempurna, ia terkejut hingga speechless namun, segera menutup nya saat melihat senyum tengil Adam.

"You are nasty" ucap Venus jijik, ia melipat tangan nya di depan dada "Back to to-"

"Ngga, jawaban nya tetap ngga" potong Adam.

"Tap-"

Adam mendelik "Keep your mouth shut before I shut it myself" ancam nya.

Venus merengut, hati nya terus berteriak jika ia harus berani namun, mulut nya malah mengucapkan hal yang lain.

"Fine!" Venus menarik ritsleting transparan di mulut nya dengan gerakan over lalu dengan sengaja mengambil pulpen di meja dengan kasar hingga menimbulkan bunyi yang cukup nyaring.

Adam mendelik ke arah nya.

I did it on purpose, batin Venus nakal.

Ia melanjutkan tulisan nya di buku Adam. Venus menyesal, amat sangat menyesal, mengapa juga ia bertanya pada Adam padahal ia sudah tau jawaban nya.

🐊🐊
 


Venus bersender pada kursi belajar nya, ia memasukan kartu memori dari kamera yang ia pasang diam-diam di apartment Adam tepat di hari dimana ia mengajukan gencatan senjata dengan Adam.

I know, smart right?

Bibir Venus tersenyum miring namun, batin nya mentertawakan nya, ia benar-benar telah berubah menjadi orang yang... entahlah, orang macam apa yang diam-diam memasang kamera di ruangan yang bukan milik nya sendiri, ia merasa seperti perampok, pencuri...

Venus menampar pipi nya sendiri, tidak-tidak... Adam pantas mendapatkan nya, ia orang jahat.

Venus tak sebodoh itu untuk langsung menyerah dan pasrah dengan keadaan dimana Adam memperlakukan nya sesuka hati.

Walau pada akhir nya Adam juga membayar nya cukup besar.

Adam benar-benar kaya, Venus tak meragukan itu namun, itu berita lama ia butuh berita baru.

Yang hot mungkin...?

Venus ingin mengutuk laptop nya menjadi batu karena keleletan nya, maklum saja laptop lama dan banyak video ngga jelas nya.

Venus membuka satu-satu nya video di dalam kartu memori, here we go...

Rabu, 26 September 2018, 16.58

Kamera pertama kali di nyalakan, 7 jam pertama sama sekali tak ada kegiatan apapun, hanya memperlihatkan ruangan mewah yang sepi tanpa siapapun.

Fast forward.

Rabu, 26 September 2018, 19.21

Adam mengambil sesuatu di bawah meja lalu sepi lagi.

Fast forward.

Kamis, 27 september 2018, 15.13

Adam duduk di sofa, mata nya fokus pada hp. Gerakan Adam terhenti, ia melirik ke kanan dan berdiri keluar ruangan.

Melihat waktu nya, Venus menduga Adam keluar untuk menyambut nya atau lebih tepat nya menggonggong seperti guk-guk karena ia datang terlambat.

Jum'at, 28 september 2018, 20.22
 


Rizal muncul bersama Ceper, mereka duduk sambil mengobrol, Venus membesarkan volume laptop nya namun, hanya terdengar suara gumaman dan tawa.

Shit! Suara tawa mereka bahkan lebih nyaring di banding suara mereka saat bicara.

Mereka menyalakan Tv dan bisa Venus asumsikan mereka sedang bermain Ps melihat mereka memegang stik game dengan mata fokus ke depan.

Venus memutar mata nya dan memilih mempercepat namun, segera ia putar ulang saat ia melihat Adam masuk bersama Bella.

Ohh ini dia... mereka berdiri di pojokan, di dekat kaca dengan pemandangan indah langit yang luas, terlibat dalam pembicaraan yang serius dan... intim.

Lagi-lagi ia tak bisa mendengar suara mereka karena Rizal dan Ceper menyalakan Tv dengan volume yang sangat nyaring, sehingga Venus hanya bisa mendengar suara tembakan dan teriakan Rizal dan Ceper yang bergantian memanggil satu sama lain dengan nama binatang liar.

Mata Venus kembali fokus pada Adam dan Bella, Bella memeluk tubuh Adam dan menenggelamkan kepala nya di cerukan leher Adam, sementara Adam masih mengucapkan sesuatu, tangan nya -Yang bisa Venus Lihat Dari Layar Laptop- mengusap lembut rambut panjang Bella.

Begini di bilang bukan pacaran?! dasar ubur-ubur!

Bella nampak seperti perempuan biasa saat bersama Adam, Venus tak bisa berbohong jika ekspresi wajah Bella nampak lembut dan manusiawi saat bersama Adam begitupun sebalik nya.

Venus merasa jika dua manusia itu telah terikat terlalu kuat, baik batin maupun... fisik.

Namun, lagi, ia bingung mengapa Adam tak pernah mengakui hubungan mereka di muka umum? Bella bukan perempuan jelek, well... menurut Venus tidak ada perempuan yang jelek, yang ada kelakuan yang jelek, Bella sangat cantik seperti yang sering Venus katakan dulu, ia juga bukan orang miskin kalau itu alasan nya, Bella kaya, terlihat jelas dari mobil dan pakaian nya, Keluarga nya? yang Venus dengar keluarga nya keluarga yang cukup terpandang. Lalu, apa masalah nya?

Hmmm.

Beberapa anggota frat lain nya ikut bergabung bersama Rizal dan Ceper, mereka adalah wajah-wajah yang tak asing bagi Venus, cukup sering terlihat di sekolah karena mereka sering menjadi pusat perhatian atas tingkah laku mereka.

Si kembar, Ricki dan Ricko masuk dengan masing-masing tangan membawa botol besar soda berwarna hitam, mengocok nya dengan keras, menukar botol mereka, lalu mengocok nya lagi sebelum menaruh nya di atas meja.

Dasar jahil.

Tampak puas niat jahil mereka tak di ketahui orang di sekitar mereka yang tampak sibuk melakukan kegiatan mereka masing-masing, Ricki dan Ricko ber high-5 ria dengan durasi high-5 yang cukup panjang dan kombinasi yang rumit.

Di belakang, 2 orang sedang sibuk dengan permainan perang-perangan nya, menggunakan sapu dan tempat sampah.

Dan yang lain nya mengejar satu sama lain memperebutkan sesuatu, beberapa hanya sibuk makan dan bermain Hp dan yang lain menjadi cheerleader untuk Rizal dan Ceper.

Venus merasa sedang menonton CCTV anak-anak TK.

Venus pikir mereka akan melakukan hal gila seperti pesta seks, pesta narkoba atau Pool party, seperti remaja barat.

Kegiatan mereka sungguh tak berguna, Venus merasa membuang-buang waktu nya, kalian tau apa yang kurang? Perempuan.

Acara ini seperti khusus untuk anggota frat yang laki-laki, kecuali Bella tentu nya karena Bella adalah "Pasangan" si pemilik apartment.

Memang benar apa kata orang, laki-laki itu semakin bertambah umur semakin bertingkah kekanak-kanakan.

Mungkin, ini cuma acara ngumpul-ngumpul biasa...

Rizal nampak berdiri, permainan nya di gantikan anggota frat lain nya, ia duduk bergabung dengan yang lain nya di sofa, berbicara lalu tertawa, ia mengambil botol soda hitam di meja.

Oh... itukan yang tadi...

Masih sambil tertawa dengan teman nya, ia fokus sepenuh nya pada apa yang ada di layar Hp teman nya, sementara tangan nya berusaha membuka tutup botol.

Byur!!!

Air soda meluap dari botol seperti erupsi gunung anak Krakatau, mulut Rizal yang tadi nya membuka lebar karena tertawa menjadi megap-megap seperti ikan yang kehabisan nafas.

Venus tak bisa menahan tawa nya, wajah Rizal saat air menyembur ke seluruh wajah nya benar-benar lucu, Venus memukul meja nya, tak bisa menahan rasa geli di perut nya, ia bersumpah akan menyimpan video ini dan mungkin... menyebarkan? Hahahaha tak bisa Venus bayangkan bagaimana reaksi Rizal yang selalu sok serius dan tangguh di depan Adik kelas nya itu jika video konyol nya tersebar.

"Aw!" Venus terjengkang dan dengan sukses mendaratkan pantat nya ke lantai, tawa nya yang sudah seperti Ursula itu membuat nya kehilangan keseimbangan, Venus mengusap pantat nya sayang, sakit...

Ia duduk di kursi nya dan melihat Rizal telah berdiri dan mengejar si duo kembar dengan kaos nya yang sudah basah kuyup.

Sementara itu Adam dan Bella masih berada di pojokan, seperti dua pasang kekasih yang sudah 50 tahun tak bertemu, tak peduli dengan kekacauan yang terjadi di sekitar mereka, Venus memutar mata nya, too fucking dramatic.

Mereka sangat lengket satu sama lain, menit kemudian mata Venus membelalak saat Bella berjinjit menggerakan kepala nya lebih dekat ke wajah Adam, begitupun dengan Adam yang menunduk, jangan bilang mereka akan...

OHH- SHITTTT!

Wajah Putra entah dari mana muncul di depan kamera, sangat dekat, Venus bahkan bisa melihat bulu hidung nya, ia memblok kamera dengan seluruh wajah nya!

"Ahh minggir!" ucap Venus kesal.

Kepala Putra bergerak ke kanan dan kiri seperti mencari sesuatu.

"Lo taro dimana sih?" ucap nya sambil berteriak.

"Pacaran mulu lo, anak orang beranak baru tau rasa" gumam Putra kesal.

Venus merasa seperti sedang menonton acara Big Brother di Youtube dan di tengah-tengah acara muncul iklan kosmetik. Argh!

Wajah Putra masih disana, sementara suara teriakan Ricki atau Ricko -Venus tak bisa membedakan wajah mereka apalagi suara- terdengar sangat jelas.

Setelah beberapa saat Putra mundur dan Venus bisa kembali melihat keadaan apartment Adam namun, itu tak bertahan lama karena setelah itu Putra kembali untuk menaruh topi nya TEPAT DI DEPAN KAMERA!

"OH CMON!" Venus mengusap wajah nya frustasi.

Sudah dapat adegan hot-hot nya malah terputus!

Venus menyenderkan tubuh nya di kursi, masih terus mengutuki kepandaian Putra, mengapa dari semua tempat ia harus menaruh topi sialan nya itu di depan kamera.

Venus menghembuskan nafas panjang sambil menatap layar laptop nya yang tertutupi warna hitam topi Putra.

Putra dan Lidya. Cocok sekali mereka.

Paling bisa merusak suasana!

Fast forward.

Jum'at, 28 september 2018, 02.34 AM.

Layar kembali memperlihatkan ruang apartment Adam yang kini sudah nampak seperti kapal pecah, benar-benar berantakan, bungkus makanan tersebar di lantai, kaos tergantung di punggung sofa, botol soda dimana-mana dan tak hanya itu, kaleng beer pun juga ada, Venus sungguh amat sangat emosi, ia kehilangan bagian terpenting dari acara ini.

Putra memasang topi nya, ia nampak berbicara dengan seseorang.

"Gue sama Lidya" ucap Putra, ia tertawa lalu menggeleng "Why would I want to be with a nerd if I could get the sexy one?"

Venus mengernyitkan kening nya.

Nerd?

Sexy?

Mengingat Putra baru saja menyebut nama Lidya, membuat Venus penasaran, which one is Lidya? Nerd or... sexy?

Venus merasa ia sudah mengetahui jawaban nya namun ia menolak pemikiran itu, ia hanya merasa Putra tak mungkin melakukan sesuatu yang jahat pada Lidya, walau sekali lagi pada kenyataan nya ia tau Putra bukan tipe seorang gentleman atau good boy yang akan menjaga perasaan perempuan yang menyukai nya.

It's just too complicated.

Terlalu banyak asumsi dan Venus bingung bagaimana menemukan fakta untuk menjawab semua asumsi nya.

Mata Putra entah bagaimana tiba-tiba berhenti tepat ke arah kamera, membuat nya langsung menatap ke arah Venus, apa Putra tau? Apa dia tau?

Well, dia ngga mungkin tau kan karena kamera nya sekarang ada pada Venus namun, bisa saja ia tau tapi pura-pura tidak tau agar dia dan teman-teman frat nya bisa menertawai kebodohan Venus.

Wajah Putra semakin mendekat, garis di kening nya muncul, menandakan ia tengah mencurigai sesuatu.

"Put!"

Suara Ceper terdengar, saat itu juga Putra memundurkan wajah nya dan menoleh ke kiri.

Putra melirik ke arah kamera yang Venus sembunyikan di antara action figure Adam, ia menoleh ke arah Ceper lalu mengangguk "Ok"

Breathe.

Venus akhir nya bisa bernafas.

Itu tadi sangat... dekat, ia merasa Putra mencurigai sesuatu, well... itu berarti ia harus menaruh nya di tempat lain agar tidak ketahuan..

Venus sempat berniat untuk menyudahi video tersebut karena waktu di kamera sudah menunjukan pukul 3 pagi, Venus berpikir tak mungkin akan ada kegiatan lain, terlebih mereka semua sudah pulang dan Adam juga mungkin sudah pulang, dari pada ia melihat penampakan yang tidak-tidak lebih ba-

"Disini?"

Adam muncul hanya memakai celana, shirtless, di susul seorang perempuan di belakang nya yang hanya memakai kaos putih kebesaran yang ia duga milik Adam dan sebelum Venus bisa melihat wajah perempuan itu, video telah berakhir.

Untuk beberapa menit Venus hanya diam memperhatikan layar laptop nya yang gelap.

Ia tidak bisa bilang kalau ia emosi karena lagi-lagi video nya terpotong, perasaan nya saat ini seperti ia tengah berada di atas awan, sendirian dan berdiri di tengah-tengah gumpalan awan, rasa nya... plain.

Ia tidak jatuh ke tanah, tak juga naik ke langit.

Venus tau siapa perempuan itu, Bella dan melihat dari keadaan mereka, terlihat seperti mereka telah melakukan sesuatu yang iya-iya, ini semakin menguatkan rumor yang beredar, tentang hubungan Adam dan Bella.

Ada 1 asumsi yang muncul :
1. Putra mungkin hanya mempermainkan Lidya.

Dan 2 fakta lain nya yang Venus dapati :
1. Apartment Adam sebagai tempat anggota frat berkumpul.
2. Adam dan Bella... mereka benar-benar tidur bersama. Dan itu tak hanya sekedar tidur.

Ia tidak tau jenis tidur yang bagaimana, namun otak pintar nya mengatakan seperti yang anak-anak kelas 10 tonton di belakang sekolah.

You know... yang ada Miyabi nya.

---------------------------------💙💙
 

39. Cliche

An electrifying love story
Doesn't have an ending
T-Ara - Love Game
 


---------------------------------👘

Venus berlari dan terus berlari, menabrak Ibu-ibu, Bapak-bapak, Om-om, Tante-tante, Anak-anak Sd pulang sekolah, Anak SMP yang gandengan tangan sama pacar nya, sepasang Anak SMA yang pergi ke apotik.

Oh plis... jangan tanya Venus kenapa, karena saat ini Venus sedang mendengarkan dengan jelas bagaimana orang di seberang telpon sana sedang mengomel pada nya dan hanya untuk nya.

So sweet.

"Lo dimana sekarang?"

"Bentar... hoshh~~hoshh~~~ aku hoshh~~"

"Just hurry the fuck up!" desis Adam di seberang sebelum mematikan telpon nya.

Rude.

Setelah menabrak banyak orang dan meminta maaf 2.890.346 kali dan tersandung 3 kali lalu menabrak pohon 6 setengah kali, yang terakhir kali hanya pundak nya yang menabrak batang pohon karena ada Kakek-kakek berambut putih yang meski usia nya 7 kali lipat di banding Venus namun, memiliki tingkat kegesitan 700 kali lebih baik dari Venus.

Ia akhir nya tiba di depan sebuah... Restaurant.

RESTAURANT MEWAH?! WHAT THE HELL! ADAM MENYURUH NYA DATANG KE 
RESTAURANT MEWAH TANPA MEMBERITAHU NYA LEBIH DULU DAN LIHATLAH PAKAIAN VENUS YANG HANYA DI HIASI LOGO TUT WURI HANDAYANI SERTA ALAS KA-

"Lo kemana aja sih?" Adam muncul tiba-tiba di belakang nya membuat Venus tersentak, ia berniat mengomeli Adam namun mulut nya yang sudah terbuka itu kembali tertutup saat melihat penampilan Adam, Adam mengenakan setelan hitam, mulai dari ujung kaki sampai ujung kepala.

Wooow Man in Black Suit.

Kurang kalung emas sebesar rantai kapal dan kaca mata hitam, Adam sudah bisa jadi rapper.

"Oi" panggil Adam, suara nya kembali menyentak kesadaran Venus.

Ia menatap wajah Adam dan kembali terhisap ke lubang hitam yang sama, rambut hitam Adam di sisir rapi, bukan seperti kutu buku di kelas nya tapi, seperti anak orang kaya yang gaul tapi bad boy, tau kan? Ahh... pokok nya yang... yang keren dan-

Wait! WHAT?!

Siapa? Siapa tadi yang nyebut Adam keren? Yang pasti bukan Venus.

"Lo dengerin gue ngga sih?"

Ahhh yaaa... pasti itu suara Adam. Sudah bukan rahasia lagi jika Adam sangat percaya diri dengan penampilan nya dan selalu over reacted kalau ada orang yang memuji penampilan nya... uhh alay.

Tapi dia super ganteng hari ini.

Wait... WHAT?!

Siapa? GEZZZZ... siapa yang tadi nyebut Adam ganteng? Yang pasti bukan Venus. Hell no.

"Ayo" Adam menarik tangan Venus.

Wait. WHAT?!

Siapa? Dammit. Siapa yang Adam gandeng tangan nya? Yang pas-

ohhh... tangan nya. Tangan Venus.

Adam menarik nya masuk ke dalam restaurant dan detik itu juga kesadaran Venus akhir nya kembali. Ia menarik tangan nya dan mundur selangkah, ia menatap Adam ngeri.

"Ngapain? Kamu ngga liat pakaian ku, sepatu ku, rambut ku, aku baru pulang dari bimbel Dam" bisik Venus frustasi.

Adam memperhatikan penampilan Venus dari atas ke bawah lalu kembali lagi ke atas "You ok"

Ok? OK?! Ok mata mu picek!

"Ok? Kalau maksud kamu nyuruh aku kesini untuk di permalukan, aku Ok, jadi, sebelum aku tinju muka kamu pake ini" Venus mengepalkan tangan berjabuk nya di depan wajah Adam "Lebih baik kamu minta maaf dan aku bakal pergi dari sini dengan baik-baik tanpa harus melukai muka cantik kamu"

Tanpa melepaskan genggaman nya pada tangn kiri Venus, Adam memperbaiki kepalan tangan Venus dan menaruh jempol tangan nya yang tadi berada di atas jemari nya yang terkepal mejadi berada di samping nya.

"Kalau lo ninju gue pake itu, tangan lo yang bakal ngga cantik lagi" ucap Adam datar "Dan karena itu tangan kanan, gue ngga mau itu luka karena lo bakal butuh itu di dalam"

Tangan Venus masih mengepal di depan wajah Adam namun, dengan bentuk yang lebih baik (setelah di perbaiki Adam)

"Memang aku harus ngapain di dalam? Nyuci piring?" tanya Venus.

Adam memutar mata nya "Cepet masuk"

Ia menarik tangan Venus, ahh salah... lebih tepat nya menyeret Venus.

"Tunggu Dam..." ucap Venus memelas, pintu restaurant di buka oleh seorang laki-laki berseragam rapi, ia tersenyum pada... Adam, dia tau mana tamu, mana gembel.

Yang bukain pintu aja baju nya lebih berwibawa dari Venus!

Biasa nya Venus akan membuat review tentang isi bangunan yang ia datangi, seperti saat ia datang ke restaurant dan bengkel milik Rachel atau Apartment Adam, ia akan menjelaskan nya sesuai yang ia lihat, sesuai yang ia rasa, ia akan tenggelam dalam masa penuh kenorak'an untuk beberapa saat sebelum melangkahkan kaki nya lebih dalam.

Tapi hari ini berbeda.

Ia tak mau berada disini dan ia menyesal mengangkat telpon dari Adam. Harus nya ia mengikuti kata hati nya untuk pura-pura tidur.

Sekarang Venus sadar, bukan Adam lah sumber masalah nya melainkan diri nya yang bodoh dan terlalu mudah di bodohi, ia terlalu dungu dan segala macam anak cucu nya. Ia memang super idiot.

Dua orang laki-laki berdiri di depan sebuah pintu besar, ada restaurant di dalam restaurant?

Mereka berdua tersenyum kepada Venus dan Adam, mereka membuka pintu dan seperti di film-film cliché, cahaya super terang langsung menyambut nya, menyilaukan mata nya, bukan seperti saat ia melihat pete di piring Adam namun, lebih silau karena kemewahan dan kemegahan di dalam ruangan ini, begitu juga dengan 2 perempuan dewasa cantik yang duduk di meja berbentuk lingkaran dengan lampu gantung crystal besar tepat di atas nya.

Mereka duduk dengan anggun dan menghentikan obrolan mereka saat Adam dan Venus masuk ke dalam.

Ok Venus ingin muntah.

Adam menarik (menyeret) nya ke arah dua perempuan dewasa itu, tanpa berpikir panjang Venus mengulurkan tangan nya dan... salim.

Yeah, salim.

Venus tak tau mengapa ia salim, ia juga tak tau harus bagaimana lagi, ia sudah terlanjur salim dan jidat nya sudah menempel di punggung tangan perempuan itu.

Venus menegakan tubuh nya, ia melirik Adam yang meski ekspresi nya cool seperti freezer namun, Venus bisa melihat humor di mata Adam.

ia duduk di samping Adam dengan jemari nya yang masih Adam genggam, takut kalau Venus mengeluarkan cakar nya di waktu yang tak tepat.

"Ini yang Adam ceritain, Venus" Adam memperkenalkan.

Venus melirik Adam ngeri, 'ceritain'? Oh wow, apa kira-kira yang sudah Adam ceritakan pada dua perempuan di depan nya ini.

Hal-hal di luar nalar Venus pasti.

Venus tersenyum canggung, kaku plus akward. Perempuan yang memakai dress berwarna coklat tersenyum ke arah Venus sedangkan yang memakai dress hijau tosca menatap nya dengan tatapan menilai.

Typical.

Mengingat ucapan Lidya, Venus bisa menebak kalau yang memakai dress coklat dengan wajah cantik namun ekspresi arogan itu pasti Istri pertama Papa Adam, yang kemungkinan besar merupakan Mama kandung Adam, mirip banget ekspresi sombong nya, sedangkan yang memakai dress hijau tosca, cantik dan sedikit lebih muda dari Mama kandung Adam, kemungkinan besar istri kedua Papa Adam, masih suka tersenyum dan nampak sopan, hidup nya masih bahagia karena ia belum merasakan di duakan tunggu sampai Papa Adam punya Istri ke 3, pasti wajah nya akan sama kusut dan ketus nya dengan Mama kandung Adam.

"Yang ini? Siapa ini Adam?" tanya Mama tua Adam (Istri pertama) dengan ketus.

Typical.

Adam melirik Venus lalu tersenyum pada dua perempuan di depan nya. Alarm danger dalam perut nya kembali berbunyi, Venus tau sesuatu yang buruk akan terjadi.

"Pacar Adam"

Typ-

WHAT?! WAIT!!

Venus melakukan tolehan India ke arah Adam, mengatakan dunia di sekitar nya berhenti untuk sesaat sangatlah cliché, yang terjadi sebenar nya adalah dunia masih berputar, waktu wasih terus berputar dan menyebut Venus sebagai pacar di depan keluarga Adam sama seperti anime cliché dan Venus yang hanya melongo sambil menatap Adam juga scene cliché.

Jadi, beritahu Venus bagian mana yang harus ia rubah agar kejadian selanjut nya tak menjadi cliché dan Venus tak harus berkata "Ya" dan setuju dengan apapun omong kosong yang telah Adam rencanakan dalam kepala nya juga keluarga nya karena saat ini yang Venus butuhkan adalah segelas teh dan buku Dan Brown untuk di baca di dalam kamar kecil nya dan bukan nya mendatangi sebuah restaurant mewah dan bertemu dua perempuan yang memperebutkan hati seorang laki-laki kaya dan di klaim sebagai pacar dari seorang anak -pewaris tahta- dari laki-laki yang sedang mereka perebutkan, yang mana si pewaris tahta ini sudah mempermalukan nya lebih banyak dari pada semua orang yang pernah ia temui dalam hidup nya.

Ia sudah muak dengan tontonan dimana manusia di rasuki setan harimau di Tv dan tolong jangan paksa Venus masuk ke dalam drama cliché menyedihkan lain nya dimana ia harus berperan menjadi perempuan nelangsa miskin yang jatuh cinta dengan anak holang kaya.

"Pacar?"

Jika tatapan bisa membunuh, Venus yakin kini ia sudah berada di alam baka.

Venus ingin menghentikan segala ke-klisean ini dengan membuka mulut nya dan berkata "Cut" namun, sebelum itu terjadi Adam sudah menggenggam tangan nya dengan sangat erat... terlalu erat, fuck, it hurts, batin Venus.

Bukan nya merasa berbunga Venus malah merasa sakit, sialan ini orang mau mematahkan tangan Venus.

"Ya kan love?" Adam tersenyum lembut, jika Venus tak mengenal Adam lebih dulu, ia pasti akan jatuh cinta dan menarik Adam ke KUA.

Tapi ingat Venus, dia adalah Beelzebub.

Adam mendekatkan wajah nya ke arah Venus, ia menyelipkan helaian rambut Venus ke belakang telinga nya, bergabung dengan rambut nya yang basah karena keringat.

Yang tak orang lain ketahui adalah saat itu pula Adam berbisik di telinga nya.

"Bilang ya, lo boleh ikut ke party Yolan"

Adam memundurkan wajah nya, masih tersenyum ke arah Venus, Venus mencari-cari jejak kebohongan di wajah Adam, mencari senyum licik yang bisa membuat nya jatuh ke lubang yang telah Adam gali, ia menggali semua kemungkinan dimana Adam akan melakukan kejahatan tak termaafkan, namun, ia tak menemukan nya, mungkin selagi batin nya terus mencari-cari alasan agar bisa memandangi wajah Adam, pikiran mesum nya ini sibuk mengagumi wajah tampan Adam yang semakin tampan saat tersenyum dan pakaian nya yang-

Tidak... tidak... ia orang yang berpendirian teguh, berprinsip dan berpikiran tajam, ia adalah perempuat kuat yang memiliki keteguhan hati sekuat baja.

Ya. itulah Venus.

Ia tak mau, ia tak mau ini semua menjadi semakin cliché dan masuk ke dalam drama Thailand yang Adam ingin mainkan, maka ia lebih baik meno-

Wink~

Adam mengedipkan sebelah mata nya dengan senyum sejuta dolar terpasang di wajah nya.

That's it.

Dan kawan-kawan seperti itulah Drama Thailand hari itu berakhir, dengan cliché.

"Ya" ucap Venus.

---------------💘

40. The Heir


 

Well this is trivial 
It's an absurd story 
Believe it or not, it's a silly story 
Everybody just forget it 
IU ft. Zion.T - Red Queen
 


--------------------------💕

"3 bulan"

"3 hari"

Venus dan Adam sama-sama menjawab saat Mama tua Adam bertanya tentang lama waktu pacaran mereka, Adam dan Venus saling pandang sebelum Adam tertawa di buat-buat yang sungguh canggung membuat Venus rasa nya tak hanya ingin memutar mata nya namun, juga memutar balik restaurant ini.

"3 bulan 3 hari" ralat Adam.

Cliché.

"Kalian satu sekolah?" tanya Mama muda Adam.

"Iya" jawab Adam.

Venus menyadari jika Adam selalu saja bicara untuk nya saat ada keluarga nya yang bertanya tentang data diri Venus, ini membuat rasa gugup Venus sedikit berkurang juga ia merasa seperti idiot yang tak bisa berbicara untuk diri nya sendiri.

Dan itu membuat diri nya merasa kalau Adam juga berpikiran seperti itu...

"Love..."

Love? Who? Where? What?

Adam menepuk pelan punggung tangan Venus yang ia taruh di atas meja.

"Hm?"

"Kamu mau makan apa?"

Venus berkedip melihat buku menu yang Adam berikan pada nya.

Amaze.

Ia sering melihat adegan seperti ini di film atau drama atau novel yang ia baca dan Venus merasa itu sangat keren, namun saat Venus merasakan secara langsung sensasi memegang buku menu yang semu makanan nya di tulis dalam bahasa Inggris dengan banyak binti di belakang nya membuat Venus merasa way tooooooooo cool.

Apalagi saat ia melihat pelayan berseragam rapi dan berwajah bersih berdiri di samping nya dengan sabar menunggu Venus memilih menu yang ia sendiri tak tau ini makanan atau nama-nama negara.

Ia tersenyum saat melihat kedua Mama Adam juga sibuk dengan buku menu nya, namun senyum nya surut saat merasakan sesuatu menyentuh paha nya.

Kepala Venus turun ke bawah dan melihat bagaimana tangan Adam beristirahat dengan santai di atas paha nya, mengatakan Venus ingin memotong tangan Adam terdengar terlalu baik, sejujur nya Venus ingin menarik tangan Adam lalu menusuk nya dengan garpu dan menyalakan api unggun di atas nya sampai semua tulang di tangan nya rontok.

"Ta-"

Ucapan Venus terhenti saat mata Mama tua Adam memicing ke arah nya, tak berlebihan rasa nya jika Venus mengatakan Mama tua Adam ingin menggilas nya dengan bulldozer.

"-hu ngga ada ya?" tanya Venus.

Adam mengangkat satu alis nya, dengan satu pijatan lembut di paha nya, Adam menggerakan tubuh nya lebih dekat , tepat di samping Venus hingga Venus bisa merasakan nafas Adam di pipi nya.

Damn you.

"Love, aku kan sudah bilang jangan makan tahu terlalu sering nanti tenggorokan kamu sakit" ucap Adam dengan mata masih tertuju pada buku menu di tangan Venus.

Venus diam mematung di tempat nya, tak bergerak seinci pun, bahkan untuk berkedip pun ia sangat berhati-hati, takut bulu mata nya mengenai wajah Adam.

Entah Adam bodoh atau sekedar mesum namun, sudah jelas ada buku menu di tangan nya mengapa ia harus menempeli Venus seperti sepasang kekasih yang baru resmi pacaran selama 5 menit.

Oh wait...

Itu memang mereka.

"Atau... kamu mau aku aja yang pesan? Seperti biasa?" tanya Adam, ia mengangkat kepala nya sehingga wajah nya kini hanya berjarak beberapa centi dari wajah Venus, Venus menelan ludah nya, lidah nya kelu.

Jangan sama kan Venus dengan remaja binal di luaran sana yang suka membagikan foto pundak putih polos atau panuan nya di Instagram, Venus bahkan belum pernah pacaran...

T.T

Ia tak tau bagaimana harus bereaksi jika ada wajah laki-laki tampan maupun kurang tampan yang jarak nya hanya 10 cm dari wajah nya!

Haruskah ia pukul dengan batu atau ia biarkan saja sampai kesadaran diri lelaki itu datang?

Untuk pertama kali nya dalam hidup Venus, ia tak bisa mendapatkan jawaban untuk pertanyaan yang ia buat sendiri.

"Love?"

"I-iya pi-pilih sesuka kamu" ucap Venus.

"Hm" mata Adam terus menelusuri buku menu di tangan Venus, secara impulsive Venus menggeser nya lebih mendekat ke arah Adam sehingga Adam tak perlu lagi menempel pada nya seperti parasit.

Bahkan dari samping Venus bisa melihat seringai kecil di wajah Adam, tak sampai sedetik bajingan itu sudah kembali ke ekspresi sehari-hari nya, cool dan datar.

"Tenderloin steak dan boneless buffalo wing salad"

Buffalo? Kerbau?!

Venus belum pernah makan kerbau dan ia juga tak berniat makan...

"Minum nya apa?" tanya Adam masih dalam mode boyfriend.

"Air pu- mineral water" ralat Venus.

Di buku menu tulisan nya mineral water bukan air putih so in case kalau pelayan nya agak blunder air putih atau mineral water maka Venus lebih memilih untuk menggunakan versi English nya...

Well sebenar nya dia merasa cool aja kalau nyebut nya pakai bahasa inggris... Ya.. dia memang cuma mau ikut-ikutan Adam sih karena waktu Adam menyebut nama menu nya dengan bahasa inggris, Venus merasa Adam terlihat 10 level lebih tinggi dari level ketampanan nya di hari biasa.

Rasa geli terpancar sangat jelas di mata Adam, ia menegakan tubuh nya dan memberi jarak aman untuk ia dan Venus.

"Mineral water dan root beer"

"Adam, ini masih terlalu sore untuk minum minuman beralkohol" peringat Mama tua Adam.

Ok, yang tua kelihatan lebih macan sedangkan Mama muda Adam terlihat lebih kalem namun, seperti yang sering terjadi yang tenang itu yang paling bahaya.

Hm...

"Ini ngga bikin ma-"

"No" tegas Mama tua nya "Mineral water nya dua"

WooOoOOooOWw Raja singa baru saja di jinakan oleh induk nya.

Mengejutkan saat Adam tak protes atau menggerutu seperti anak perawan di masa PMS nya, sekali lagi ia tetap duduk di tempat nya, cool, handsome and... badass.

Venus merasakan perasan di paha nya menguat, untuk beberapa saat ia hampir lupa kalau ada tangan setan yang sedang menggerayangi nya!

Kenapa? kenapa anak laki-laki SMA itu selalu horny di waktu dan tempat yang salah?!

Venus menaruh tangan nya di atas tangan Adam sebelum ia melakukan sesuatu untuk menyakiti Adam, Mama muda Adam kembali memulai pembicaraan. A royal talk.

"Minggu nanti Tante kamu mau buat gathering di Peternakan kuda Kakek, kamu datang kan? Andrew juga cuti kuliah, sekalian ngerayain ulang tahun nya"

Adam mengernyit "Andrew sudah tua, ngga perlu di rayain ulang tahun nya"

"Andrew baru 21 Adam bukan 50 tahun dan walaupun usia nya sudah 50 tahun sebagai keluarga kita harus tetap merayakan ulang tahun nya, ngga ada pengecualian" ucap Mama tua Adam.

"Andrew jauh-jauh dari Aussie masa kamu ngga mau datang? Sepupu kamu yang kuliah di luar juga pada pulang nanti, kamu ngga kangen sama mereka?" bujuk Mama muda Adam.

Adam menggeleng "Hari minggu Adam ngga bisa, sudah ada janji"

"Janji sama siapa?" tanya Mama tua Adam, ekspresi nya sudah bercampur antara emosi dan ingin menjewer Adam.

Siapapun itu yang sudah membuat janji dengan Adam pada hari minggu... bless their soul.

Mama tua Adam benar-benar mengerikan, duduk selama... berapa lama ia sudah duduk disini? 30 menit? 1 jam? Venus melirik pada tangan Adam yang masih beristirahat di paha nya, kebetulan yang menyebalkan di tangan nya itu melingkar jam tangan.

17.13

Mata Venus membulat sempurna, tak mungkin ia baru duduk disini selama 8 menit!!!

Argh... waktu benar-benar berjalan sangat lambat saat ia bersama singa dan koloni nya.

Venus merasakan tatapan Adam pada wajah nya, ia mengangkat kepala nya dan seringai licik kembali muncul di sudut bibir nya, Venus tidak terlalu bodoh untuk mengartikan nya namun, sebelum ia-

"Venus"

-melakukan sesuatu untuk menghalangi niat jahat Adam, Adam sudah menyebut nama nya!

Venus mencubit keras tangan Adam yang berada di atas paha nya, Adam yang kaget mencengkram paha Venus sedikit keras membuat mereka berdua sama-sama hampir terloncat dari kursi.

Venus dan Adam saling lirik dengan mata yang sama-sama memancarkan kebencian juga api permusuhan namun, meski mata Adam mengeluarkan api nampak nya api itu memiliki makna yang berbeda dengan api yang memancar di mata Venus.

Karena pada fakta nya tangan Adam malah semakin naik ke atas paha nya, apa mau nya si mesum ini?!?, batin Venus emosi.

"Janji apa? Kalian itu masih anak sekolah, paling mau jalan-jalan aja kan" ucap Mama tua Adam ketus, membuat Adam dan Venus yang tadi terjebak dengan dunia mereka sendiri kembali menginjak Bumi.

"Adam, kenapa kamu ngga bawa Venus aja ke peternakan kuda Kakek, lagi pula Venus mungkin belum pernah lihat peternakan kuda kan?"

Mama muda Adam tersenyum kepada Venus.

Hati nya tercubit mendengar ucapan Mama muda Adam "...belum pernah lihat peternakan kuda" seolah-olah Venus ini mahluk luar angkasa yang baru pertama kali naik lift.

Memang dia belum pernah melihat peternakan kuda tapi, dia sudah pernah melihat peternakan kambing, lihat tai kambing pun ia pernah dan yang paling keren, tai kambing jauh lebih artistic di banding tai kuda.

"Ven-"

"Sepupu-sepupu kamu yang dari luar kan datang, ya kamu bawa sekalian Venus biar yang lain nya kenal" ucap Mama tua Adam.

Venus bersumpah ia baru pertama kali bertemu dengan Mama tua Adam dan ia tak ingat di masa lalu nya pernah melakukan sesuatu yang jahat kepada orang dengan ciri-ciri seperti Mama tua Adam, ia biasa nya adalah orang yang kalem dan sopan, tipe anak yang di sukai Ibu-ibu tapi di jauhi anak laki-laki.

"Kamu mau kan Venus? Adam belum pernah ngenalin pacar nya ke keluarga, Sepupu-sepupu nya pasti senang bisa ketemu sama kamu" ucap Mama muda Adam sambil tersenyum ramah.

"Ehm... saya, terserah Adam aja Tante" Venus mencubit keras tangan Adam, jika Adam tidak terlalu bodoh ia pasti akan mengerti jika Venus sedang berusaha mengatakan "KATAKAN TIDAK!" tapi Adam yang begok punya pemikiran sendiri...

"Kalau Adam terserah Venus, Venus kan pacar Adam jadi Adam nurut-nurut aja mau nya apa"

Adam T.T

"Kok jadi lempar-lemparan gini, kalian ini beneran pacaran atau ngga?" tanya Mama tua Adam.

"I-iya Tante" jawab Venus.

Mata Mama tua Adam menyipit, ia menatap Venus dan Adam bergantian dengan ekspresi curiga.

"Kalau Tante ngga percaya, Tante bisa tanya langsung ke Papa, Papa sudah ketemu sama Venus" ucap Adam.

Tante?

Tante?!?

Jadi... dia bukan Mama tua alias Mama kandung alias Istri pertama Papa Adam?!

"Papa kamu sudah ketemu? Dimana?" tanya Ma- Tante Adam dengan wajah bingung.

Kenapa muka nya sepanik itu? Memang nya dia pikir dimana Papa Adam bertemu Venus? Di tempat sampah? Hahhha jokes on her, karena apartment Adam memang sampah bagi Venus.

"Di apartment" jawab Adam santai.

Si bodoh dengan dungu nya menjawab jujur. Adam bisa bilang di taman atau kebun binatang, bertemu di apartment kedengaran nya mesum dan brutal.

"Ngapain kalian berdua di apartment?" suara Tante Adam naik satu oktaf.

Ia melirik Venus tajam "Sudah ngapain aja kalian?"

Pertanyaan nya membuat Venus terkejut "Ka-kami ngga ngapa-ngapain" ucap Venus.

"Terus, ngapain kalian berduaan di dalam apartment, kalian itu lawan jenis ngga mungkin ngga ngapa-ngapain"

Memang kami lawan jenis tapi bukan berarti kami 'sejenis' ngerti kan? Adam itu spesies lain dari ikan tongkol tentu dia berbeda jenis dengan Venus yang mirip Putri duyung ini!.

"Kami belajar sa-"

"Belajar? What kind of sick joke is this? Kamu jangan coba-coba bohong sama saya, saya Tante nya saya yang lebih tau Adam itu bagaimana, apalagi usia kalian ini usia-usia hormon lagi tinggi, di tinggal berdua sebentar saja bisa jadi bertiga keluar nya"

Pipi Venus memerah karena malu dan marah sementara Adam hanya diam di tempat nya, menerima segala tuduhan dengan besar hati.

"Kami tidak pernah melakukan sesuatu yang melanggar norma" ucap Venus tak terima.

"Oh ya? lalu dimana tangan kiri kamu?" tanya Tante Adam.

Venus langsung menarik tangan kiri nya yang secara tidak sadar (atau sadar) mencengkeram punggung tangan Adam dengan keras.

"Di depan kami saja kalian berani pegang-pegangan seperti itu, angkat tangan kamu Adam" peringat Tante Adam.

Adam menjauhkan tangan nya, wajah nya tanpa ekspresi, tak peduli sama sekali ketahuan mesum di depan keluarga nya "Kita ngga ngapa-ngapain Tante, Venus ngga bohong, Papa juga sudah tau kalau Venus sering ke apartment" ucap Adam.

"Diam Adam" ucap Tante Adam tegas.

"Kalau kamu memang-" ucapan Tante Adam terhenti saat pelayan datang membawa makanan mereka.

Manners put you in a good places.

Tapi untuk Tante Adam.

Good places put you in manners.

Selera makan nya hilang, Adam memesankan nya sepiring makanan yang isi nya rerumputan di padang savana dan daging kerbau, cocok sekali!


 


Sekalian saja bawakan Kebau nya hidup-hidup kemari dan rumput, Venus lebih suka melihat Kerbau makan rumput dari pada makan Kerbau dan rumput.

Venus melirik piring Adam, sepiring tenderloin berbaring dengan indah di piring putih Adam, seperti Fransisco Lachowski yang sedang berbaring shirtless di atas pasir putih.

Venus ingin memakan nya hidup-hidup!

Nafsu makan nya hilang akibat segala tuduhan Tante Adam, apalagi bad boy di samping nya ini tanpa malu malah makan seolah percakapan tentang kemesuman mereka berdua memang ada! Ini bukan waktu nya untuk makan!

Venus menyenggol lengan Adam, tidak terlalu keras namun cukup membuat daging Fransc- tenderloin yang hanya berjarak beberapa centi dari mulut Adam kembali jatuh ke piring.

Adam melirik nya, nampak kesal karena acara makan nya terganggu.

"What?" ia mengucapkan nya tanpa suara.

Tante Adam berdeham "Kita lanjutkan yang tadi, kalau kamu me-"

Adam menatap Tante nya "Tante, kita bicarakan lagi hubungan Adam dan Venus lain waktu, sekarang tolong biarkan Venus menikmati makan sore pertama nya dengan keluarga Natawijana dengan tenang, ngga sopan bicara sambil makan"

OoooooOooOOOOoooo.

Inilah sisi majestic Adam.

Sisi yang tak pernah Adam perlihatkan pada Venus, karena di depan Venus, Adam adalah seorang The baddas Bayboy.

Sementara di depan keluarga nya Adam adalah, The Heir.

Betapapun norak itu kedengaran nya, namun kenyataan nya memang begitu.

Adam The Heir.

Seperti Kim Tan di The Heirs.

Siapa yang akan menjadi Cha Eun Sang nya ?

-----------------------------------💔
 

41. Virgin


 

Didn't your mother teach you not to play with fire?
Caught you red-handed should have been a better liar!
I'll make you burn like the ashes of a cigarette
Didn't your mother teach ya'? I'll be the one to teach ya'
Tiffany Young - Teach you
 


---------------⏰

"Kamu seriuskan mau ngajak aku ke ulang tahun nya Kak Yolan?"

"Ngga. Gue ngga ngajak, gue bilang lo boleh ikut"

Venus memutar mata nya, seandai nya Adam ada di depan mata nya saat ini pasti sudah ia... sudah ia... ia tidak akan melakukan apapun.

"Terserah. Tapi aku bingung mau pake baju apa Dam?"

"Lo serius nelpon gue jam 3 pagi buat nanya itu?!"

"Harus pake dress ngga? Dress pendek ketat gitu?" tanya Venus sambil menggigiti tutup pulpen nya.

Tadi ia sudah tertidur namun terbangun lagi saat ia bermimpi datang ke ulang tahun Yolan dengan memakai seragam olahraga SMA lalu orang-orang di pesta mulai memaksa nya untuk melakukan salto sampai ke panggung dan di atas panggung sudah ada Nayla yang menunggu untuk melakukan pertandingan Taekwondo ulang.

Mimpi buruk.

Venus menggaruk jidat nya, kenapa ia bisa bermimpi se-absurd itu?

"Kenapa lo ngga telanjang aja?"

"Emang boleh?"

"Boleh. Lo telanjang, gue rekam terus gue sebar di medsos"

"Seriusan"

"Lo ngajak berantem ya?"

"Maka nya jawab pertanyaan ku!"

"Lo tuh ganggu tidur gue, ngapain coba lo nanya hal ngga penting kayak gitu jam segini, kayak ngga ada lain waktu aja!"

"Aku pengen aja, biasa nya juga jam segini kamu belum tidur kan"

"Biasa nya? Seingat gue, gue ngga pernah ngasih jadwal tidur gue ke lo" ucap Adam emosi.

"Pernah"

"Gue datang ke rumah lo sekarang juga, kita berantem gimana?"

"Kamu berani lawan perempuan?"

"Gue cekek juga lu berani gue"

"Oh ya?"

Tut!

Venus menatap layar Hp nya, sambungan telpon nya di putus sepihak oleh Adam.

Venus mengangkat bahu nya acuh lalu menelpon Adam lagi, mungkin saja tadi kepencet Adam, lagi pula Venus punya banyak bonus nelpon dan SMS, ia sudah mengirimi pesan-pesan lucu yang ia kopi paste dari buku "1001 SMS lucu" ke teman-teman sekelas nya, yang banyak bilang itu garing padahal menurut Venus itu lucu.

Orang-orang memang punya selera humor yang berbeda.

Dan Venus berada di tingkat terendah.

"Ha-"

"Lu nelpon sekali lagi, gue datang ke rumah lo bawa massa"

Tut!

"Ck, gitu aja marah" ucap Venus sambil memandangi layar Hp nya.

Venus baru saja berniat untuk menaruh Hp nya di samping bantal saat Hp nya bergetar dan berkedip menampilkan nama "Beelzebub".

Hmmm sudah kuduga.

"Halo"

"Gue berubah pikiran, kayak nya lebih baik gue dateng sendirian dan masuk ke kamar lo, kebetulan gue udah ngga ngantuk dan gue tau gimana cara nya ngehabisin waktu 3 jam sebelum jam sekolah di mulai"

Venus membulatkan mata nya, well well well... sekarang dia semakin merasa tidak mengantuk.

"Eng, ngga usah, aku udah... udah tau baju apa yang harus ku pakai jadi.......... Selamat subuh"

Tut.

Wow hampir saja.

🐱🐱
 


Venus memperhatikan penampilan nya sekali lagi, ia mengenakan jeans dan kaos seperti yang Adam sarankan (atau lebih tepat nya dengan muak memerintahkan) pakaian nya lebih mirip seperti orang yang akan pergi kerja kelompok di banding orang yang mau pergi ke klub.

Hffttt... Venus sedikit gugup. Ia sudah mencari di youtube "Video remaja clubbing" hasil nya gila, jangan di search! Sumpah.

Bless your innoncent eyes.

Venus mengoleskan lipgloss di bibir nya atau mungkin lipgross karena, ia merasa jijik dengan sensasi lengket di bibir nya. ia memakai nya bukan karena ingin terlihat cantik namun, karena ia suka aroma nya, aroma ceri.

Walau ia sendiri tak yakin ceri seharum ini.

Venus melirik buku Dan Brown di meja nya, ia memasukan nya ke dalam tas yang akan ia bawa, jaga-jaga kalau nanti disana ia bosan.

Well, duh akan semembosankan apa club itu?

Drrrtt...drttt...

"Ha-"

"Keluar"

Tut.

Typical.

Venus memasukan Hp nya ke dalam tas, sekali lagi ia menatap penampilan nya di kaca. Ia tak secantik Bella, tak sekeren Lidya, tak se-anggun Yolan dan ia tak mengerti mengapa ia malah membanding-bandingkan diri nya dengan orang lain saat bercermin padahal hanya ada diri nya disana.

Kecantikan itu berasal dari dalam, dari jiwa Venus, kalau jiwa Venus bersih maka-

Drrttt...drrrttt...

"Ha-"

"Buruan!"

Tut!

Typical.

Mobil hitam mewah kesayangan Adam terparkir indah di depan rumah sederhana nya. Ia mengetuk pintu mobil Adam dan mengucapkan kata ajaib yang menjadi peraturan wajib yang harus Venus patuhi setiap kali naik mobil Adam.

"Tolong buka pintu nya" pake senyum pepsodent.

Pintu mobil terbuka, menampilkan Adam dengan kaca mata hitam dan pakaian rebel nya yang bisa membuat remaja perempuan banjir keringat, tentu saja kecuali Venus.

"There we go, manners will get you somewhere" kata orang yang lebih banyak menyebut kata "Fuck" di banding nama nya sendiri.

"Kenapa kamu pakai kaca mata hitam malam-malam begini?" tanya Venus heran.

Kaca mata hitam Adam yang menggantung indah di hidung seperti perosotan nya ia turunkan dan ia mengintip Venus dari atas nya, menatap Venus balik dengan tatapan kosong.

"Pengen aja" ucap nya setelah beberapa saat ia hanya melongo seperti orang bingung.

Ia menaruh kaca mata hitam itu di atas dashboard lalu menilik pakaian Venus dari ujung jempol kaki ke ujung rambut.

"Mau pergi bimbel?" tanya Adam.

Venus melihat kaos dan celana jeans nya "Bukan nya kamu yang bilang pake kaos sama celana jeans aja"

Tiba-tiba Venus teringat sesuatu, kenapa ia bisa mengikuti saja ucapan Adam?! Kalau Adam berkata A seharus nya ia melakukan B, kalau Adam menyuruh nya memakai kaos dan celana jeans berarti seharusnya ia memakai dress kan?!

"Jangan bilang kalau kamu bercanda?!?"

"Dasar perempuan, drama aja yang di besarin, lo dengerin gue ngomong sampai selesai dulu bisa ngga?"

"Ngomong! Cepet!" ucap Venus masih dalam mode emosi. Ia menghentakan kaki nya ke lantai mobil dengan keras.

"Awas kalau mobil gue lecet, gue lempar ke sungai lo" ancam Adam.

"Maaf!" ucap Venus masih dengan emosi setinggi langit.

Adam menarik nafas lalu menghembuskan nya pelan, ia sedang mencoba untuk mengolah kesabaran nya.

"Lo ngapain bawa tas? Mau ngajar?" tanya Adam.

"Oh" Venus memutar tas nya dan memeluk nya di dada dengan erat "Aku bawa buku, siapa tau aku bosan disana"

Cekiiittt...

Tubuh Venus terlempar ke depan, begitupun dengan rambut nya yang sudah ia sisir selama 1 jam, berantakan begitu saja karena kelakuan Adam.

"Rambut ku!"

"Where's the fuck that fucking stupid idea coming from?" tanya Adam dengan ekspresi tak percaya.

"Dari Youtube! Aku lihat di Youtube tutorial lurusin rambut tanpa rebonding!" jawab Venus emosi sambil terus merapikan rambut nya yang sudah tak beraturan.

"Bukan itu begok, tapi buku! Lo pikir club mutarin lagu klasik dimana orang-orang nya pada duduk minum teh sambil dengerin dongeng?"

"Aku ngga sebegok itu Dam, aku tau apa yang orang-orang lakuin di club" ucap Venus tak terima, ia memiringkan tubuh nya hingga berhadapan langsung dengan Adam "Pertama, datang, minum alkohol sampai setengah mabuk, laki-laki mesum datang, nawarin minum, lalu ngajak joget, setengah jam kemudian mereka keringatan, tangan si laki-laki sudah merayap kemana-mana, lalu mereka ciuman, di mulut, leher terus turun ke bawah, kamu tebak sendiri dan terjadilah One Night Stands" Venus menjelaskan dengan rinci.

Adam mengernyitkan kening nya "Itu bukan-"

"Aku tau" potong Venus "Yang kedua, kamu datang, kamu duduk di sofa warna merah, para cabe-cabean datang, teman-teman kamu datang, kalian minum sampai mabuk, terus bandar narkoba datang, kalian pesta narkoba, teler, di senggol dikit ngamuk, berantem, di pisahin sama owner club, di tendang keluar club, cabe-cabean nya ngejar kamu keluar, bopong kamu ke hotel dan terjadilah, One Night Stands"

Adam memutar mata nya "Atau yang ketiga, kita datang, ngucapin selamat ulang tahun, duduk di sofa merah, minum soda dan pulang"

"No One Night Stands?" Venus mengernyitkan kening nya.

"Well, kalau lo mau boleh" jawab Adam polos.

"Maksud aku, kamu... kamu ngga gitu?" tanya Venus dengan mata berbinar.

Jika berbicara tentang Adam pikiran nya sudah kemana-mana, ke tempat terjauh yang hanya bisa di datangi setan dan kawan-kawan nya.

Pikiran nya begitu buruk jika membahas Adam.

Sebersit rasa bersalah muncul di hati nya, jika Adam tidak seperti yang ia bayangkan maka...

"Ngga apa?" tanya nya balik.

"Ngga.. ngga One Night Stands" ucap Venus berani, lidah nya rasa nya ingin ia cuci pakai rinso dan air keras pulang nanti.

"Ngga. Lo kira gue pelacur" ucap Adam sewot, ia menekan gas sampai tubuh Venus terlempar ke belakang tapi tak apa, Venus sudah terbiasa.

Venus tersenyum menggoda "Woooww" ucap nya kagum.

But wait...

Venus melirik Adam dengan mata menyipit, di tatap se-psikopat itu Adam yang bulu kuduk nya berdiri pun akhir nya bertanya "Apa?"

"Are you... virgin?" ucap Venus tak percaya.

Cekiiiittt!

Tubuh Venus terlempar ke depan. Lagi. 
Adam memulatkan mata nya namun, kini di tambah ekspresi shock, ngeri, tak percaya... mulut nya terbuka mendengar pertanyaan Venus.

Mengatakan Adam blushing agak berlebihan karena warna pink yang muncul di pipi Adam bisa jadi muncul karena amarah dan Venus tak bisa menemukan relasi antara pertanyaan keperawanan dengan blushing.

Lagipula itu pertanyaan yang B aja kan, kalau di bandingkan dengan gaya hidup bebas Adam. Kan?

"Can you stop do that?" ucap Venus emosi sambil membagi rambut nya menjadi garis tengah.

"Why the fuck you asking me that fucking questions? Bukan nya gue yang seharusnya nanya apa lo masih perawan?" geram Adam, jari-jari nya yang memegang setir memutih karena kuat nya cengkraman tangan nya.

Venus melirik Adam sinis, masih kesal karena rambut nya berantakan, harus nya rambut nya belah tengah namun kini jadi belah pinggir dan poni nya harus nya di kesampingkan sekarang jadi turun ke bawah!

"Well, untuk aku semua orang juga sudah tau jawaban nya, No Smoking, No Drug, No Free Sex" ucap Venus penuh percaya diri.

"Jawaban nya?" paksa Adam.

"Kenapa kamu maksa?" tanya Venus balik, bukankah tadi jawaban nya sudah cukup jelas.

Bukan Venus yang menghabiskan malam nya di tempat-tempat terlarang, minum alkohol, merokok, menjadikan apartment sebagai tempat berpesta atau tidur dengan orang lain tanpa ikatan pernikahan.

He is Manwhore dan fakta itu tidak terbantahkan.

"Well, kalau lo udah berani nanya hal seintim itu ke gue, seharus nya lo juga udah berani ngasih jawaban yang cukup jelas ke gue, perawan atau ngga?"

Seintim?

Apa Adam baru saja menggunakan kata "Intim"? Kuno sekali kosa kata nya.

Venus menegakan dagu nya, ia mencoba mengintimidasi Adam, tentu tidak berhasil karena Venus mengintimidasi Adam seperti kucing jalanan yang coba menakut-nakuti raja Singa.

"Perawan!" ucap nya tak gentar, karena memang itu fakta nya "Kamu perawan atau ng-"

"Ngga!" ucap Adam tak kalah keras nya dari Venus.

...

"O-okay"

"Puas?!" geram Adam.

Venus mengangguk "I-iya"

Tubuh Venus kembali terlempar ke belakang tatkala Adam menginjak pedal gas dalam-dalam. Namun, kali ini Venus lebih memilih untuk bijak dan menutup mulut nya.

Adam sudah tak perawan, kasihan sekali yang akan menjadi Istri nya nanti.

-------------------------------🐢
 

42. Into The New World

Sometimes when I look into your eyes
I pretend you're mine, all the damn time
Taylor Swift - Delicate
 


-----------------------🍣

Perjalanan ke klub tidaklah akward namun bising, Adam menyalakan musik hingga gendang telinga Venus berubah menjadi suling.

"Tinggal tas lo disini" perintah Adam.

"Oh okay" Venus melempar tas nya ke jok belakang, ia memperhatikan club dari luar, nampak seperti bangunan yang biasa ia lihat di sinetron, tak ada yang istimewa, benar-benar tak ada yang spesial, misalkan bangunan itu ada mercusuar nya atau patung perempuan dengan pakaian croptop dan bibir merah delima di bagian atas, well... Venus jadi bingung sendiri mengapa ia harus gugup selama perjalanan tadi.

Mungkin ia gugup karena tau Adam sudah tidak perawan.

Pfftt... nah.

Venus memang anak yang kuper jadi dia pasti gugup karena terlalu excited.

Right.

"Gimana penampilan ku?" tanya Venus saat mereka berdua sudah turun dari mobil.

Adam mengamati penampilan Venus dari atas ke bawah "Kayak orang"

"Mm..makasih" ucap Venus sambil membenarkan kaos nya.

Adam melirik nya untuk beberapa saat, entah apa yang ia pikirkan, setelah pembicaraan di mobil tadi mereka belum bicara lagi.

Adam berjalan masuk ke dalam club di ikuti Venus di belakang nya, 2 laki-laki bertubuh tegap seperti bodyguard Papa Adam berdiri di masing-masing sisi pintu.

Venus, are you ready?, ia bertanya pada diri nya sendiri.

Untuk pertama kali nya dalam hidup Venus, ia masuk ke dalam club dan itu sangat... AWESOME!

Perasaan berdebar di dada nya sama besar nya dengan hentakan musik yang berputar di dalam ruangan.

Saat kaki nya untuk pertama kali menginjak lantai club, ia merasa dunia nya yang selama ini hanya di isi warna hitam dan putih kini berubah menjadi warna merah, lalu kuning, lalu hijau, lalu ungu, lalu biru, semua warna bergabung menjadi satu membentuk warna baru dan ia menemukan nya dalam satu langkah.

Lalu apa yang terjadi jika Venus mengambil langkah kedua? Akankah dunia nya ikut berubah atau itu akan tetap sama seperti hari-hari membosankan seperti saat ia belum mengenal Adam?

Adam seperti kotak Pandora, saat Venus membuka nya ia menemukan hal-hal menakjubkan yang belum pernah ia lihat, dengar atau rasakan.

Bahwa ada sisi liar dalam diri setiap manusia dan Adam, entah bagaimana perlahan namun pasti membangkitkan sisi liar nya.

Well, Adam adalah tipe orang yang membosankan tapi dengan cara yang menyenangkan.

Venus menahan nafas nya saat melihat puluhan atau bahkan ratusan orang berbaur, melakukan apapun yang mereka inginkan tanpa peduli norma, agama dan kata orang, semua yang mereka lakukan benar-benar berdasar pada keinginan mereka.

Cara mereka mencari kebahagiaan dengan melakukan sesuatu yang... salah, yang tak patut... dan semua itu seolah terbayar saat Venus melihat bagaimana bebas nya mereka dalam keadaan teler namun di penuhi raut suka cita dengan saling menubrukan diri satu sama lain, tak peduli lawan jenis maupun sejenis, memang nya apa yang membedakan salah dan benar disini?

Sama seperti lagu yang menghentak ke seluruh ruangan, yang ingin orang-orang ini dengarkan adalah kegembiraan bukan kata orang.

Batas yang bisa mereka ciptakan hanya sebatas kain tipis yang melekat di tubuh mereka, namun itu sama sekali tak menghalangi tangan nakal lain nya untuk menembus kain tipis itu.

Bau rokok, bau alkohol, bau maskulin, bau feminim, bau manusia, bau binatang, segala bau yang bisa Venus sebutkan dan tidak bisa terjemahkan ke dalam jenis bau apapun semua bergabung menjadi satu.

Jika Venus harus menutup mata tiap kalo menyaksikan sepasang kekasih berciuman di film maka saat ia berada disini, ia tak akan pernah memiliki kesempatan untuk membuka mata karena semua terasa taboo untuk mata indah nya.

Semua orang bergembira, menari dan menyalurkan nafsu satu sama lain tanpa rasa malu atau segan. Satu langkah lagi dan Venus akan masuk ke dunia ini, dunia malam yang bebas. Dunia yang selalu ia kutuk.

Satu langkah lagi dan ia akan menjadi Venus 17+.

Apakah ia siap menjadi Venus 17+? Sementara ia baru 16 tahun 4 bulan yang lalu.

"Scare Venus?" seringai kecil muncul di sudut bibir nya, mengintimidasi Venus dengan tingkah laku nya yang nampak begitu nyaman di tempat dimana sekarang ia berdiri.

Pantas kah Venus takut? Pantas. Ia orang baru dan baru pertama kali datang kemari.

"Should i?" tanya Venus balik.

Tentu ia tetap menjadi Venus yang tak mau kalah dari Adam, mengaku takut sama hal nya meminta di permalukan.

"Mereka semua kayak orang gila" gumam Venus "Atau dalam biologi di sebut kerusakan saraf permanen atau non-permanen di bagian kepala, that's bad, aku seharus nya takut tapi kenyataan nya aku ngga"

"Dan kenapa lo ngga takut?"

"Well..." you "Karena aku terlalu excited"

"Well prude, karena gue lagi dalam keadaan suasana hati yang baik, gue kasih lo satu saran"

Venus melirik Adam, meskipun ruangan itu dalam keadaan yang luar biasa terang namun gelap di saat bersamaan.

Cuma kalian yang pernah masuk club yang bakal mengerti.

Venus masih bisa melihat 2 bola mata hitam pekat yang menatap nya balik.

Ini bukan pertama kali nya, namun perasaan seolah ia akan tenggelam ke dalam nya masih ada.

Bola mata hitam pekat milik Adam sama seperti blackhole di angkasa, menyedot apapun yang ada di sekitar nya dan Venus takut satu hari nanti ia tak hanya akan terjatuh dalam lubang hitam yang Adam ciptakan namun juga pada Adam.

Semoga tidak.

"Apa?" tanya Venus.

"Tetap di samping gue kalau lo ngga mau hamil anak orang sarap"

Venus membulatkan mata nya dan tanpa di minta dua kali ia memepetkan tubuh nya di samping Adam.

"Lo ngga perlu narik jaket gue" ucap Adam.

"Aku takut kamu lari dari tanggung jawab Dam"

Adam mendelik "Belum juga gue apa-apain lo udah minta tanggung jawab"

Venus menatap Adam polos "Kamu yang ngajak aku kesini secara hukum kamu yang tanggung jawab, aku masih di bawah umur dan kalau sesuatu terjadi ke aku, kamu yang bakal masuk penjara"

Adam memutar mata nya "Jangan lupa juga lo yang maksa buat ikut gue, lo bisa masuk pasal perbuatan tidak menyenangkan, penguntit dan pencabulan"

Venus melotot "Pencabulan?"

"Lo megang-megang gue tanpa ijin dan lo nempelin tubuh lo ke gue dengan sengaja, bukan karena gue laki-laki lo bisa megang atau nyentuh gue sesuka hati lo, laki-laki juga bisa merasa di lecehkan, lo tau?"

Venus refleks bergeser, memberi jarak satu langkah di antara mereka "Aku ngga tau karena seingat ku kamu itu sudah ngga perawan jadi sudah jelas kamu lebih menikmati daripada di lecehkan waktu aku pegang dan lagi jangan sebut kata "pegang" aku bahkan ngga nyentuh kulit kamu, kalau yang kamu maksud jaket itu kulit kamu, ok aku minta maaf"

Adam menatap Venus "Lo tau, lo harus pintar jaga sikap kalau lo ngga mau gue jual ke Om-om tua"

"Ngga ada alasan kamu mau jadi mucikari, Papa kamu kaya Dam" Venus melipat tangan nya di dada.

Adam menaikan satu alis nya lalu tersenyum miring "Gue ngga ngelakuin itu buat uang, gue ngelakuin itu buat kesenangan pribadi, mungkin gue bisa jual lo ke orang itu" Adam menggerakan dagu nya ke arah belakang Venus "Usia nya mungkin 70-an, tapi gue yakin dia masih kuat di ranjang kalau lo-"

Venus menutup mulut Adam dengan telapak tangan nya, ia melotot, mata nya sudah memerah antara jijik dan takut "Diam" ucap Venus "Diam, tutup mulut kamu"

Adam menarik tangan Venus dari mulut nya "Kenapa lo mau nangis, lo ngga inget tadi lo nanya kegiatan seksual gue?"

"Yaaa... aku cuma nanya, ngga usah jawab lain kali kalau kamu ngga mau jawab" ucap Venus emosi.

"Gue risih denger nya"

"Itu sudah konsekuensi karena kamu ngajak aku"

"Gue ngga ngajak, gue bilang lo bo-"

"Iya Dam, aku ingat itu"

Venus mengikuti langkah Adam di belakang nya, seperti biasa dimanapun dan kapan pun Raja Adam selalu menjadi pusat perhatian, ia tidak berjalan menembus kerumunan melainkan melewati kerumunan karena setiap jalan yang ia lewati selalu di buka dengan lebar untuk nya.

"Aw!"

"Liat ke depan kalau jalan" ucap Adam jengkel saat Venus menabrak punggung nya.

"Sorry"

"Oi Dam! Udah dateng lu, tumben agak siangan" sapa Rizal, di kanan dan kiri nya berdiri dua gadis cantik dengan pakaian yang cukup seksi.

Siangan? Jam 9 malam di sebut siang?

Venus menggeleng-gelengkan kepala nya, mabuk nih orang.

Dan melihat dari botol di genggaman Rizal, Venus yakin isi nya adalah alkohol karena warna nya kuning seperti warna kencing orang yang jarang minum air putih. Ngga mugkin kan warna kuning itu isi nya teh... duh.

"Oh wow" Rizal mennyeringai saat melihat Venus muncul dari balik punggung Adam dengan tatapan polos.

"Hei there" sapa nya, ia melepaskan tubuh nya dari belitan kedua gadis itu "Miss Venus"

Venus tau dia cool tapi bukan berarti ia anggun, sejak kapan ia menjadi Miss Venus?! Haruskah ia menyebut balik Rizal dengan sebutan Mister?

Nah. Kedengeran nya mesum sekali.

"Hi"

"What a pleasure to meet you. Again" ucap Rizal namun mata nya menatap geli pada Adam.

Adam menggeleng, ia tertawa seperti tawa orang yang jengah "Mana Yolan?"

"Entah, tadi sih gue lihat disana tapi ngga tau sekarang" Rizal mengangkat bahu nya.

Tiba-tiba sekumpulan orang datang, laki-laki dan perempuan, mereka mengerumuni Adam dan Rizal, saling menyapa satu sama lain dengan gaya yang gaul dan swag.

Tubuh Venus terdorong ke belakang dan semakin menjauh hingga ia merasa tubuh nya menabrak sesuatu... atau seseorang... Venus hampir terjatuh namun sebuah lengan menangkap nya.

"Hati-hati manis" ucap nya saat mata mereka bertemu.

Laki-laki itu membantu nya berdiri "Never saw you before" gumam nya sambil memandangi Venus dari ujung kaki ke ujung kepala, ia melirik ke samping dan saat mata nya jatuh pada gerombolan di sekitar Adam ia tersenyum miring "Oh mainan fart yang baru" ucap nya.

Excuse me...

"Maaf?"

"Lo mainan anggota Fa-"

"Aku denger, tapi aku bukan mainan"

"Yang lain juga bilang begitu" ucap nya bosan.

Venus mengernyitkan kening nya "Aku bukan mainan mereka, aku bahkan ngga kenal mereka"

Laki-laki itu menaikan satu alis nya "Pengunjung umum?"

"Bukan"

Ia mengenyitkan kening nya "Karyawan?"

"Aku adik kelas Kak Yolan"

Laki-laki itu diam untuk beberapa saat sebelum berucap "Sekarang gue ngerti, lo ngga seharus nya ada disini kan?"

Venus membulatkan mata nya, bagaimana laki-laki ini bisa tau?

Dia terkekeh "Apapun alasan lo ada disini, enjoy" ucap nya sebelum pergi.

Venus menatap punggung laki-laki itu, mata nya turun ke bawah dan mendapati dompet hitam di lantai, tepat di depan kaki nya, ia mengambil dompet itu, di ujung nya tergantung rantai panjang, ia menarik nya dan semakin heran saat rantai itu bukan nya memendek malah memanjang.

Venus memutuskan untuk mengikuti arah rantai, melewati puluhan orang yang sedang menari, berciuman dan saling meraba-raba.

Tuk!

Untuk ke tiga kali nya malam ini tubuh nya menabrak seseorang, Venus mendongak dan mendapati seorang laki-laki sedang berdiri memunggungi nya, ia berbalik dan terlihat sama terkejut nya dengan Venus.

"Lo-" ucapan laki-laki itu terhenti saat melihat dompet di tangan Venus, ia tersenyum meremehkan "Jadi lo pencopet"

"A-APA?!"

"Lo penco-"

"Aku denger!"

"Kembaliin dompet gue sebelum gue teriak maling dan lo di arak keliling club telanjang" ucap nya.

"Apa?"

Laki-laki itu memutar mata nya "Kembali-"

"Aku denger!" ucap Venus emosi, ia tak menyangka akan bertemu laki-laki yang menyelamatkan nya tadi dengan jarak waktu yang kelewat dekat dan ternyata laki-laki ini tipe yang menyebalkan.

"Aku bukan pencopet, dompet kamu jatuh dan waktu aku mau ngembaliin ada rantai nya disini jadi aku ikutin aja"

"Lo ngga bohong kan?"

"Kalau aku bohong ngapain aku malah ngikutin rantai nya yang sudah jelas bakal bawa aku ke kamu dan bukan nya pergi ke bengkel untuk motong rantai ini?" ucap Venus kesal.

Laki-laki itu mengangkat satu alis nya, ia nampak berpikir lalu mengangguk "Bener juga"

Ia mengambil dompet di tangan Venus dan mengumpulkan rantai nya dan memasukan nya ke dalam saku celana, ia melirik Venus sebentar sebelum kembali berbalik dan kembali mengobrol dengan teman-teman nya.

Sopan sekali! Setidak nya berikan Venus ucapan Terimakasih!

"Hei" panggil Venus.

Laki-laki itu menghentikan obrolan nya dan melirik dari pundak nya, ia mengernyit saat melihat Venus masih berdiri di belakang nya.

"Apa kamu ngga ngerasa kalau kamu lupa se-"

"Oh" laki-laki itu berseru lalu segera berbalik "Sorry gue lupa"

Ia mengulurkan tangan nya pada Venus "Bye wallet girl" ucap nya sambil tersenyum saat Venus menyambut uluran tangan nya.

Dan Venus tetap menjadi gadis manis dengan membalas senyum nya tak kalah ramah, ia mengangkat tangan nya untuk membalas lambaian tangan laki-laki itu yang sedang mengejar teman-teman nya yang sudah pergi terlebih dulu.

Namun, ia mengernyit saat merasakan sesuatu menempel di telapak tangan nya, ia membalik telapak tangan nya dan kernyitan di dahi nya semakin dalam saat melihat sesuatu tersempil di sela-sela jari nya.

Ini... uang?

Venus mengambil uang itu dan terbelalak saat melihat nominal nya.

2.000?! 2.000 rupiah?!?

Ia mengangkat kepala nya dan melihat laki-laki itu telah menghilang bersama teman-teman nya.

Kurang ajar!

Jadi, tadi dia pikir minta imbalan karena sudah mengembalikan dompet nya?! Dan 2.000?! Kalau dia mau ngasih Venus uang seenggak nya dia bisa ngasih yang merah muda atau biru! Memang nya dia pikir Venus bocah SD apa?!

Mana tuh orang?! Sini biar Venus gilas muka nya pakai setrikaan arang!

"Mau kemana lo? gue cariin dari tadi, gue pikir lo di perkosa orang" Adam menarik kerah belakang kaos Venus.

"Aku tadi-" ucapan Venus terhenti saat otak nya selesai memproses ucapan Adam "Mulut kamu Dam! Bisa-bisa nya ka-"

"Itu duit apa? Lo gue tinggal sebentar aja udah dapet 2.000, gue tinggal semalem bisa dapat 20 juta lo"

"Ini tadi ak-" sebelum Venus menyelesaikan ucapan nya, Adam sudah menarik paksa lengan nya untuk mengikuti nya.

"Kita mau kemana Dam?"

"Lo ngga lupa alasan lo mau kesini kan?" tanya Adam.

Venus yang berjalan di samping nya mengernyitkan kening, tentu saja ia tidak lupa, ia ingin bertemu Alex!

Venus mengangguk.

"Kalau gitu ayo kita cari Yolan"

Wrong.

-------------------------👱
 

43. Red Room


 

What could possibly happen next?
Can we focus on the love?
Selena Gomez - Bad Liar
 


-----------------------------🍬

"Mainan baru?" tanya Ceper sambil menyesap minuman dari gelas nya saat ia melihat Venus berdiri di belakang Adam seperti anak hilang.

"Mana Yolan?" Adam mengabaikan pertanyaan Ceper.

"Keluar"

"Sendiri aja lo?"

"Gue bareng Bella"

"Dimana Bella?"

Ah iya... pacar nya.

Dimana nenek sihir itu? meracik racun untuk di berikan pada Venus diam-diam karena Venus datang bersama pacar nya?

"Up" Ceper mengangkat gelas nya ke atas.

"Sama siapa?"

"Anak-anak"

"Cowok?"

"Mix, kebanyakan cowok sih"

"Shit" kutuk Adam "Kenapa ngga lo temenin?" tanya Adam emosi.

Ceper mengangkat bahu nya acuh "Dia langsung nyelonong pergi aja"

"Bangsat lo" Adam berjalan cepat ke arah tangga, melewati 2 sampai 3 anak tangga sekaligus untuk mengejar kekasih hati nya.

Dan dia bilang Bella bukan pacar nya.

"Pernah denger, kalau ada 2 orang lawan jenis berduaan yang ketiga nya itu setan?" ucap Ceper saat melihat Venus hendak mengikuti Adam.

"Pe-pernah"

Adam mengerikan tapi Ceper berada di level lain nya. Ia mengerikan dan kasar pada Venus.

Tak seperti Adam yang kasar namun Venus tau Adam tidak akan menyakiti nya secara fisik berbeda dengan Ceper yang terlihat jelas siap menguliti Venus hidup-hidup.

"Jangan jadi setan yang ganggu kesenangan orang" peringat Ceper.

Venus mengangguk. Ia memilih untuk pergi berkeliling di banding harus menghabiskan satu detik lebih saja bersama Ceper.

Beruntung ia melihat Lidya... di pangku... Putra?!

Venus mengernyitkan kening nya dan berjalan ke arah Lidya yang nampak terlalu gembira berada di pangkuan Putra.

"Lid" sapa Venus.

Lidya masih tertawa.

"Lidya"

Lidya terkekeh sambil menempelkan kepala nya ke dada Putra.

"Lidya!"

Lidya nampak linglung untuk beberapa saat sebelum ia menoleh ke kanan dan ke kiri dan kepala nya berhenti saat saat ia melihat Venus berdiri dengan akward di ujung sofa, mereka berdua saling tatap sebelum menukar senyum, well, Venus tersenyum canggung sedangkan Lidya tersenyum sumringah seolah baru saja bertemu Angelina jolie.

Lidya memang perempuan yang ceria dan penuh semangat namun, malam ini keceriaan nya berada di level puncak.

Lidya melompat dari pangkuan Putra dan memeluk Venus dengan amat sangat erat.

"Venus!"

"Lid... I can't breath..."

Lidya terkikik geli dan melepaskan pelukan nya "Ups sorry, lo sama siapa kesini? Oh!" Lidya menutup mulut nya, mata nya melebar lalu ia tertawa.

Jujur saja Venus jadi takut melihat nya. Kenapa dia begitu hyper malam ini?

"Lo sama Alex!" teriak Lidya seperti anak-anak.

"Lid, are you okay?"

"Why wouldn't Lidya be okay?"

Because of you.

"Beb... ini teman ku, My best Friend" ucap Lidya seperti anak-anak.

Lidya terkikik geli saat Putra memeluk tubuh nya dari belakang dan menciumi leher nya.

"Babe, don't"

EWW.

Putra menarik mundur kepala nya namun tubuh nya masih memeluk Lidya dari belakang.

"Kamu kenal? Venus, Venus yang kelahi sama Bella, yang ngga takut sama geng-geng kamu itu" Lidya tertawa.

What is so wrong with her?!

"Ahh..." Putra menatap Venus dan mengangguk-ngangguk "Ingat, siapa yang ngga kenal Venus beb" ucap Putra sambil mengedipkan sebelah mata nya pada Venus.

"Lid, you okay?" tanya Venus khawatir, ia hanya tak mau negara ini kehilangan satu anak bangsa nya yang memiliki otak cerdas dan berpeluang menjadi pemegang hak paten di bidang sains hanya karena seorang laki-laki yang bahkan tak tau rumus basic seperti e=mc2.

"I-"

"Hei, sure she's okay, sup? Lo nyari Alex? Tadi gue liat dia di kerumunan orang yang lagi make out disana, go there and don't disturb us, husshh!" Putra mengibaskan tangan nya seperti mengusir ayam yang masuk ke pekarangan rumah nya.

"What? lo pikir gue bakal perkosa anak orang sementara lo ada disini sebagai saksi kalau-kalau bulan depan dia hamil dan ngga bisa ikut ujian dan gagal masuk ke Harvard?" tanya Putra dengan wajah pura-pura tersinggung saat Venus tak kunjung pergi.

"Gue juga masih mau sekolah, jadi lo ngga usah khawatir gue apa-apain temen lo" Putra sekali lagi mengibaskan tangan nya.

"Maaf, kamu harus janji dulu" ucap Venus tak mau kalah.

Putra menatap nya tak percaya, ia memutar mata nya dan memilih untuk berdiri sebelum mendudukan Lidya di sofa, Yeahh tadi Lidya duduk di pangkuan nya lagi.

Putra mengangkat kedua jari nya membentuk pis "Dengan menyebut nama Tuhan Yang Maha Esa, gue Putra Rai Zaki Tantomo bersumpah ngga akan memperkosa Lidya... er.. Lidya..."

"Lidya Atalia" ucap Venus.

"Yeah, Lidya Atalia, kecuali kalau dia mau. Amin"

"Are you done?" ucap Putra jengah.

"Uhm, iya... pokok nya tolong jaga Lidya"

Putra memutar mata nya "Yes Mom"

Kalau Venus yang menjadi Ibu Putra ia tak hanya akan membuat Putra bersumpah namun juga menyeret nya keluar dari ruangan ini dan merantai kaki nya di sebuah ruangan berukur 2x3 dan memastikan ia tak akan keluar sebelum menghapal UUD 1945.

Venus bukan Ibu yang kejam, apa susah nya menghapal UUD 1945?

Ia bahkan sudah hapal mati sejak ia kelas 4 SD.

I was born to be Nerd.

🐬🐬
 


"Try it" Venus menerima gelas dengan cairan berwarna pink.

So cute.

Semoga rasa nya se-cute warna nya, venus yang naïve pun meminum nya.

"Itu biasa, beberapa kali lagi lo bakal terbiasa sama rasa nya" ujar perempuan yang memberikan Venus minuman, ia tertawa saat melihat Venus mengenyit.

Pasti karena wajah Venus jadi aneh bin jelek.

Perempuan itu kembali mengobrol dengan teman-teman nya yang mayoritas adalah Kakak kelas nya. Sementara Venus mengamati keadaan di sekitar nya, orang mesum, orang mesum, orang mesum, dimana-mana orang mesum... membosankan, seharus nya ia membawa buku nya tadi.

Tanpa sadar tangan nya mengangkat gelas yang ia genggam dan membawa nya ke mulut, lalu tanpa sadar lagi Venus menyesap nya dan baru sadar saat rasa pahit asing itu menguar di dalam mulut nya.

Ini adalah kebiasaan manusia yang paling menjengkelkan, selalu meminum apapun yang ia pegang walaupun tak menyukai nya dan selalu bertanya-tanya pada diri nya sendiri, mengapa ia meminum nya dan menyumpahi nya lalu 5 menit kemudian ia mengulang nya lagi.

Stupidity has no limits.

Adam sudah meninggalkan nya seorang diri seperti anak ayam kehilangan induk nya selama 1 jam, 3 menit dan 20 detik.

Venus memutuskan untuk pergi ke lantai atas, suasana nya tidak seramai di bawah dan disini banyak terdapat ruangan dengan lorong yang panjang dan berkelok-kelok dengan dominasi warna merah.

Red room.

Dengan pikiran yang separuh nya sudah di isi oleh alkohol, Venus tanpa pikir panjang membuka tiap pintu yang ia lewati.

Ia harus segera pulang dan ini sudah lewat jam tidur nya, ia sangat mengantuk dan merasa tubuh nya seperti melayang kesana kemari namun otak nya berusaha keras memerintahkan tiap saraf dan tetes darah dalam tubuh nya untuk bergerak normal.

Inilah sebab nya mengapa Venus begitu mencintai otak nya, karena di saat situasi menjadi sulit dan tak terkendali otak nya akan tetap berfikir logis.

Pasangan di ruang pertama melompat begitu Venus membuka pintu, ia menyipitkan mata nya untuk melihat lebih jelas wajah laki-laki yang hanya memakai bokser sedangkan si perempuan sudah bersembunyi di bawah selimut.

Bukan Adam.

"The fuck?!"

Brak!

Venus menutup pintu dengan kasar, ia tak punya waktu untuk berargumen, ia harus cepat menemukan Adam. Harus.

Dimana orang itu?

"Arghhh!" seorang gadis berteriak saat Venus kembali membuka pintu lain nya.

Bukan Adam.

Brak!

"Shit, lo-"

Brak!

"SIAPA YA-"

Bukan Adam.

Brak!

Ia kembali menutup pintu tanpa peduli mengganggu perbuatan mesum sepasang kekasih yang sedang berbuat mesum.

Brak!

Venus menutup pintu ke sekian, ia sudah tak tau berapa pasangan yang ia ganggu malam ini, ia menggerakan handle pintu namun pintu di depan nya tak mau terbuka.

Venus tertawa kecil, dari sekian banyak ruangan yang ia jelajah, akhir nya ada satu orang waras yang tidak terlalu horny dan sempat untuk memastikan pintu nya terkunci.

Ia sudah tak waras, mengapa juga ia menertawai hal seabsurd dan semesum itu?

"Venus"

Venus? Ia berbalik saat menyadari nama planet ke-4 di tata surya itu adalah milik nya, wait... yang ke-4 itu Bumi...? Shit, ia jadi bodoh.

"Kamu ngapain disini?"

Venus mengernyitkan mata nya untuk melihat lebih jelas wajah si pemilik suara, mata nya berbinar terang seperti bintang Sirius saat melihat suara itu adalah milik Alex.

Darimana ia datang nya, ruangan yang mana...?

Venus menatap penampilan Alex, kaos merah maroon dan celana jeans.

"Hmmm... party?"

Alex mengernyitkan kening nya "Kamu sama siapa?"

Jawaban nya mudah "Adam" namun Venus tak bisa memberikan jawaban mudah itu karena Adam tidak terlalu suka dengan ide ia dan Venus datang ke sebuah acara bersama, Adam terlalu mencintai reputasi The Baddas Badboy yang ia miliki untuk terlihat bersama Innoncent Nerdy 
Venus.

"Sama... teman?" jawab Venus... atau lebih terdengar seperti tanya Venus.

"Kamu tanya Kakak?"

Venus menggeleng "Teman"

"Siapa? Lidya?"

Venus mengangguk "Lidya ngajak Fitri, terus Fitri ngajak aku, jadi kami bertiga pergi sama-sama, tapi Lidya pergi sama Kak Putra dan tapi lagi, Fitri tadi pergi sama teman nya jadi, sekarang aku sendiri"

"Kakak ngapain disini?"

"Sama kayak kamu, party" ucap Alex sambil menarik lengan Venus untuk mengikuti nya, mereka kembali ke lantai bawah.

Sekarang, mendengar kata party di ucapkan Alex membuat Venus merasa kalau kata-kata itu norak.

"Minum" perintah Alex sambil menyodorkan gelas dengan cairan bening.

Air putih? Booo!

Venus menggeleng "Yang warna pink"

"Pink?"

Venus mengangguk "Yuppppz" sebenar nya Venus lebih suka warna nya di banding rasa nya.

"Tapi itu mengandung alkohol" ucap Alex.

Venus menepuk perut nya "Aku juga bisa mengandung" ia tertawa "Mengandung anak tapi nya"

Alex menatap nya aneh "...yaaa"

"Minum yang ini dulu baru minum yang pink"

"Whyyyy?"

"Karena... kulit kamu bisa berubah jadi pink kalau kamu ngga minum ini dulu"

Giliran Venus yang menatap Alex aneh "Aku ngga begok" ucap nya tak terima.

Alex mengangguk "Tentu aja, kamu murid paling pintar di angkatan kamu"

Venus tersenyum bangga, ia memukul lengan Alex kuat membuat gelas yang Alex pegang hampir terlempar dari genggaman nya.

"Eyyy, jangan puji aku begitu, aku malu" Venus mengambil gelas yang Alex pegang "Aku tau, kulit ku ngga mungkin jadi warna pink karena aku baru minum 2 gelas! Zat nya...pewarna di dalam alkohol ngga bisa menyerap ke dalam pigment kulit kalau belum genap 3 gelas"

"Venus, kamu mabuk, 3 itu ganjil bukan genap"

"Apa? Can you math? 0, 1, 2, 3...3 di bagi 2 itu 2, jadi 3 itu genap"

"Kamu seharus nya ngga hitung mulai dari 0"

"Lalu kenapa angka 0 di ciptakan? Apa dia seperti orang yang mencintai diam-diam, yang keberadaan nya di butuhkan namun, tidak di inginkan?"

Alex menghela nafas "Kakak ngga ngerti kamu ngomong apa, kamu minum ini dulu baru Kakak antar kamu pulang"

Alex membawa gelas di tangan Venus ke mulut nya, memaksa Venus untuk berhenti mengoceh dan meminum air nya.

Venus mengernyit "Rasa pegunungan"

Alex tertawa "Nama nya juga air mineral"

"Siapa yang kasih kamu minuman tadi?"

"Don't know" Venus mengamati Dj yang sedang melompat-lompat di tempat nya, mengajak semua orang untuk terus menari.

"Kamu seharus nya ngga nerima minuman dari sembarang orang apalagi disini, ada banyak orang jahat disini bisa aja mereka masukin sesuatu ke dalam minuman kamu"

Venus meringis, di dalam kepala nya ia menerjemahkan kalimat sopan Alex ke kalimat kurang ajar Adam, jika Adam itu akan terdengar seperti ini :

"Dasar fakir, lo mau-mau nya minum bekas orang, ngga takut di gelas nya di masukin sianida? Masih untung sianida kalau obat perangsang? Hamil anak orang sarap lo"

Venus mengangguk-ngangguk.

"Kak alex"

"Ya?"

"Kakak juga orang jahat?"

"Kakak? Tentu ngga, kita sudah sering ngobrol Venus, ngga mungkin Kakak melakukan sesuatu yang jahat sama kamu"

"Secara fisik atau emosional?"

"Dua-dua nya"

"So you will hurt me physically and emosionally"

Alex menggeleng, ia menarik nafas panjang lalu menghembuskan nya "Dengar Venus, ngga, Kakak ngga akan nyakitin kamu baik secara fisik maupun emosional"

Venus mengernyit "Whyy?"

Alex menatap nya teduh, tangan nya secara lembut menaruh beberapa helai rambut di pipi Venus ke belakang telinga nya.

"Karena Kakak sudah menganggap kamu sebagai Adik Kakak"

----------------------💇

44. Sober


 

So many mysterious things you're saying
I really can't figure you out
Suzy - Sober
 


--------------------------👚

Adam berdecak saat melihat Venus berjongkok di dekat pintu mobil nya, ia memainkan kerikil di tanah, membentuk nya menjadi wajah yang tersenyum, diberi tai lalat di pipi nya dan rambut nya di buat cepak.

Gila.

"Ngapain coba lo nongkrong disini?"

Venus mengangkat kepala nya "Adam?"

"Iya, gue Adam bukan pangeran lo, berdiri" perintah Adam.

"Lo-" Adam mengendus tubuh Venus dari atas rambut sampai ke leher nya, Venus yang merasa risih mendorong kepala Adam sambil memeluk dada nya erat "Mesum!" tuduh nya.

Bukan nya marah seperti biasa, Adam hanya memandang Venus intens beberapa saat sebelum bertanya "Lo minum?"

Venus mengangguk "Sedikittt"

"Jangan bilang lo mabuk"

"Mabuk? Aku ngga mabuk"

"Your eyes bloodshot, mulut lo bau alkohol dan lo..." Adam mendesah, menjalankan kedua tangan nya di rambut nya, membuat nya terlihat keren dan seksi.

What? bukan Venus yang bilang Adam keren dan seksi, mungkin keren iya, tapi seksi? Pfffttt.

"Siapa yang ngasih lo minum, lo tau kan kalau al-" ucapan Adam terhenti saat melihat ekspresi wajah Venus yang seperti menahan sesuatu.

"Lo kenapa?"

Tangan Venus membekap mulut nya, ekspresi nya seperti menahan sakit, Adam bergerak mendekat dan dengan ragu-ragu menepuk pundak Venus pelan.

"Lo mau mun-"

"OWEEKKK! OWEEK!!"

"GODDAMMIT!" kutuk Adam, muntahan Venus mengenai ujung jaket juga sepatu nya, jangan lupakan mobil nya yang sudah berganti warna menjadi hitam bercorak muntah.

Venus berpegangan pada mobil Adam "Sakiiitt" ia memegangi perut nya sambil merintih.

"Apa lo ngga bisa geser ke sebelah sebelum lo muntah?" tanya Adam geram, ia menggerutu kesal saat Venus lebih memilih untuk memuntahi mobil nya ketimbang mobil Putra yang letak nya tepat di samping mobil Adam.

Adam melepas jaket nya, ia berdecak dan menendang pantat Venus pelan "Bangun, bersihin badan lo" ucap nya.

Venus menggeleng.

"Lo mau pulang dalam keadaan kayak orang habis di perkosa gini?" tanya Adam emosi.

Ia melepaskan sepatu nya, meninggalkan kaki nya hanya dengan kaos kaki.

Venus mengintip nya dari bawah, ia duduk di tanah menyender pada mobil Adam "Perut ku sakit..." lirih nya dengan mata berkaca-kaca.

Adam mendesah, ia berjongkok di samping Venus, menyejajarkan tubuh mereka, ia memaksa wajah Venus untuk menatap nya, di katakan marah, Adam lebih dari marah, di katakan ingin membakar club ini, Adam ingin melakukan hal yang lebih ekstrem lagi, ia benar-benar berada di puncak amarah dan yang membuat nya jengkel adalah ia tak bisa menyalurkan emosi nya karena satu-satu nya orang yang bisa bertanggung jawab akan kemarahan Adam sedang berada dalam keadaan mabuk.

Adam masih tak pecaya jika Venus mabuk, bahkan lebih mengesalkan lagi ia memuntahi nya.

Jika ada yang mengetahui hal ini, bukan hanya pamor nya yang akan turun, semua anggota frat akan menjadikan ini candaan sampai ia mati.

"Buka mata lo" ucap Adam datar.

Venus perlahan membuka mata nya yang tadi ia tutup rapat, mata nya merah dan berair.

"Masuk ke mobil, bersihin badan lo atau lo mau gue tinggal disini dan di perkosa sama orang?" ancam Adam.

"Gendong"

"Apa?!"

Venus merentangkan tangan nya ke depan, membuat nya secara tak sengaja mengenai wajah Adam dan itu mengakibatkan Adam yang sedang berjongkok terduduk tepat di atas bekas muntahan Venus.

What a fucking shit.

Mother fucker.

Adam memejamkan mata nya "FUCK"

"What-"

Puk!

Venus menutup mulut Adam, lebih tepat nya menampar "Jangan teriak-teriak... berisik! Ssttt, kamu bau muntah" Venus mengernyit jijik lalu menjauhkan tangan nya.

Adam mendelik "Ini juga gara-gara lo, apa lo lupa bentuk muntah lo sendiri?" geram nya.

Adam berdiri dan merasakan basah di bagian belakang celana nya, so un-fucking-comfortable.

Ia ingin melepas celana nya namun teringat jika mereka masih di ruang terbuka, tepat nya di area parkir.

Adam menendang punggung Venus kini agak sedikit keras "Berdiri!"

"Aw! Sakit..."

"Maka nya berdiri, cepet!"

"Gendong"

Adam menatap langit malam, bintang bersinar terang, bulan bersinar terang, tapi mengapa hidup nya di penuhi kegelapan.

Ia menghembuskan nafas nya keras seperti sapi jantan dan tangan nya membentuk kepalan memukul keras pada kap mobil nya.

Ia memandang datar pada penyok yang di sebabkan oleh tinjuan nya, mau marah juga ia sudah terlalu lelah, lebih gila lagi jika ia mengomeli kap mobil nya.

Yang tak waras disini hanya boleh satu orang yaitu, Venus.

Adam menunduk, menaruh satu tangan nya di punggung Venus dan yang lain di belakang paha nya namun, sebelum ia sempat mengangkat tubuh Venus, lagi-lagi tubuh nya di dorong Venus ke belakang dan kini telapak tangan nya yang menyentuh muntahan Venus.

"Lo mau nya apa sih?!" desis Adam.

"Kamu mau ngapain?"

"Lo minta gendong kan?"

Venus mengangguk "Tapi jangan di gendong begitu, kita kan bukan lagi mau malam pertamaan"

Adam memutar mata nya "Jadi, lo mau di gendong gimana huh?!" ia mengelap tangan nya yang terkena muntahan Venus di kaos Venus, tak ada lagi rasa jijik, karena saat ini yang ada di kepala nya hanya ingin membawa Venus dan diri nya pulang ke rumah, membersihkan tubuh lalu tidur dan hidup bahagia selama-lama nya.

"Di belakang"

"Oh, yang kayak babi itu?" tanya Adam.

"Apa...?"

Adam segera berbalik dan menyuruh Venus menaiki punggung nya "Cepet, sebelum gue berubah pikiran"

Venus segera naik ke belakang punggung Adam.

"Shit, lo makan apaan sih, berat banget, bener-bener kayak babi"

Venus menutup mulut Adam dari belakang "Aku suka pink! Aku suka binatang pink, tas pink, baju pink, celana pink, sempak pink, beha pink, kaos kaki pink dan minuman pink!"

"Minuman pink? Fanta di kasih susu?" tebak Adam.

"Bukan" Venus mendekatkan mulut nya di telinga Adam, membiarkan Adam merasakan hawa nafas dari mulut dan nafas Venus, untuk perempuan yang polos, Venus terlalu bangsat untuk tidak menyadari jika hal itu memancing nafsu Adam.

"Alkohol..." bisik Venus.

Adam memutar mata nya, ia berbalik dan membuka pintu mobil, Venus meloncat dari gendongan nya dan tanpa di perintah langsung masuk ke dalam, sementara Adam , berdiri disana seperti orang bodoh.

Kenapa tadi minta di gendong? Dan kenapa lagi, Adam mau-mau nya di suruh gendong?! Dari tadi kan mereka berdiri di samping pintu mobil Adam!!!

Adam mengacak rambut nya frustasi, ia berjalan memutar untuk masuk ke kursi pengemudi. Ia tak langsung menyalakan mobil namun, mengambil nafas panjang sembari berhitung sampai 10, seperti yang Papa nya biasa lakukan saat mendapati Adam membawa pergi semua isi kulkas di rumah nya dan menyebabkan pembantu nya berteriak heboh di pagi hari dan melapor pada Papa nya jika ada maling yang menguras isi kulkas.

Fuck, good times.

Venus tidur melingkar seperti bayi di dalam kandungan, ia memeluk tubuh nya sendiri seperti jomblo haus belaian.

"Tidur di belakang kalau lo ngantuk" ucap Adam sambil melepas celana nya, tolong jangan berpikiran jorok, ia memang mesum tapi tak pernah memaksa perempuan melayani nya apalagi saat perempuan itu dalam keadaan mabuk.

Ia melemparkan celana jeans nya ke belakang beserta jaket nya, kini ia hanya memakai bokser dan kaos, lebih baik seperti ini dari pada duduk di atas muntahan.

Adam melirik Venus yang kini sepatu nya sudah menempel pada kaca jendela mobil nya.

Ia menarik nafas lalu membuang nya "Abaikan saja, abaikan" gumam nya pada diri sendiri lalu mulai menjalankan mobil.

🐘🐘
 


Saat membuka mata, hal pertama yang melintas di kepala Venus adalah Mie rebus.

Yang kedua, Alex.

Yang ketiga, Adam.

Yang keempat, Fransisco Lachowski.

Hidup nya di kelilingi orang keren dan tampan namun, sampai hari ini dia masih sendiri, kini ia paham mengapa lagu patah hati laku keras di pasaran karena menjadi jomblo seperti mengikuti perang tanpa membawa senjata.

Venus mengerang, saat merasakan keram pada perut nya, ia lapar.

Sangat lapar. Tubuh nya yang lemah goyah dan ia pun terjatuh dari sofa.

"Awww" ia mengerang.

Ia memegang kepala nya lalu pantat nya, di hantui rasa panik saat melihat tubuh nya terbalut kaos yang tak pernah ia miliki sebelum nya, kepala nya berputar mencari tau dimana ia saat ini.

Sangat tak asing, ini di ruang Tv apartment Adam.

"You wake up, love"

Adam keluar dari kamar nya, shirtless. Venus pikir cerita di wattpad tentang anak SMA yang punya packs di perut nya itu bukan sekedar khayalan karena walaupun perut Adam tidak memilik 6 packs -Cuma 4 packs- dan packs nya itu bahkan bukan packs yang matang, yang sudah nyembul keluar dan keras seperti roti sobek, ukuran nya masih kecil, seukuran dengan tubuh Adam yang...

Apa yang sebenar nya Venus pikirkan.

"Love?" tanya Venus saat nyawa nya berangsur mengumpul kembali ke tubuh nya.

"Lo pacar gue inget?"

"Ya... Cuma di depan keluarga kamu dan perjanjian nya sudah selesai karena aku sudah datang ke ulang tahun nya Kak Yolan- ASTAGA GIMANA CARA NYA AKU BISA SAMPAI DISINI?! SEINGAT KU AK-"

"Lo ngga usah teriak-teriak bisa ngga sih?" desis Adam.

"Biasa nya juga kamu teriak-teriak" ucap Venus tak mau kalah.

"Yeah, but not in 3 fucking morning"

"Ini jam 3 pagi?" bisik Venus horor "Gimana aku bisa- kaos... ini kaos kamu?" Venus memegang ujung kaos yang ia kenakan.

"Gue sumbangin ke lo" Adam mengangkat bahu nya acuh, ia melipat tangan nya di depan dada nya yang tak tertutupi sehelai benang pun, apa-apaan memang Adam tak punya baju sisa apa?

"Tap-... siapa..." Venus bahkan terlalu malu untuk mengucapkan pertanyaan di kepala nya.

"Siapa yang ganti baju lo?" Adam memperjelas pertanyaan Venus, ia duduk di singgasana nya. Single sofa.

"Gue, dan gue bersumpah triplek jauh lebih berbentuk dari pada dada lo"

Venus melirik Adam sinis namun, ia belum berkeinginan untuk melempar helm ke wajah Adam karena ia masih memiliki pertanyaan untuk Adam jawab.

Ya! Venus Cuma baik ke Adam kalau ada mau nya aja.

"Uhmm tapi kita nggaa...."

"Uhmm tapi kita nggaa... have sex?"

Dengan wajah memerah Venus mengangguk, ah terserahlah, batin nya.

Adam menggeleng "Ngga bisa horny sama lo"

Venus menatap Adam.

"Kenapa?" Adam megutarakan pertanyaan yang melintas di kepala Venus "Jawaban paling sopan yang bisa gue kasih, ngaca"

Hati Venus terasa seperti di cubit ... dinosaurus!.

Kata-kata Adam, meski cara bicara nya cenderung datar dan tak di bubuhi emosi namun, bagi Venus itu seperti Adam baru saja menusukan sebilah pedang tajam ke dada nya dan tepat mengenai jantung nya.

Kalimat nya jauh lebih menyakitkan di banding jika Adam langsung mengatakan kalau Venus jelek, bahkan jika Adam menyebut Venus jelek kayak banci di pinggir jalan yang dada nya di sumpal pake kaos kaki hello kitty pun masih bisa ia terima... Ok, mungkin ngga segitu nya juga tapi, tetap saja kata-kata Adam begitu mencubit perasaan nya.

Oh dan jangan lupakan ego nya sebagai perempuan.

"Lord... ngga usah mewek gitu, gue cuma becanda"

Venus menatap Adam dan seringai setan itu kembali muncul menghiasi wajah Adam "Nah, maksud gue waktu gue bilang gue cuma becanda that's the jokes, I'm serious, I can't horny when you around me, even if you are naked and give me a lap dance, I just can't. Sorry"

Venus mengernyitkan kening nya, mendengar Adam meminta maaf pada nya karena ia tak bisa membuat Adam horny kedengaran nya jauh lebih menyedihkan dan mengenaskan dari pada seharus nya.

"Baguslah, jadi aku bisa bilang terima kasih ke kamu karena ngga nularin penyakit seksual kamu ke aku" balas Venus.

1:1

"Eh, lo mau ngapain?" ucap Adam saat melihat Venus masuk ke dalam kamar nya.

"Ganti baju!"

Brak!

2:1

🐼🐼
 


"Lo yakin lo mau turun disini?" tanya Adam saat Venus meminta nya di turunkan di pinggir jalan tak jauh dari rumah nya.

Ini masih sangat pagi, jam setengah 4 subuh dan jalanan masih sepi bahkan Ayam pun sebagian masih tidur, roda kehidupan belum di mulai, preman-preman pasar belum berkeliling mencari mangsa dan para alim belum mengambil wudhu.

"Lo ngga takut ada orang gila yang lepas dari rumah sakit jiwa ngamuk ke lo atau preman mabuk yang coba perkosa lo?" tanya Adam.

Mulut Adam memang tidak pernah makan bangku sekolah, yang dia makan hanya meja nya.

Venus menggeleng "Kalau ada orang gila aku tinggal lempar orang gila itu pakai sandal dan lari, untuk preman... aku ngga takut, kamu sendirikan yang bilang kalau kamu lebih horny sama triplek dari pada aku, jadi laki-laki lain pasti mikir hal yang sama"

"Gue ngga bilang kalau gue horny sama triplek" ucap Adam tak terima "Gue cuman ngga mau Tante lo nilai gue sebagai cowok brengsek karena ngga nganterin lo pulang"

Venus menatap Adam "Kamu dan reputasi kamu, apa hal yang lebih penting daripada reputasi?"

Adam menaikan satu alis nya "Uang?"

Venus tertawa, ia menggelengkan kepala nya "Typical"

"Ap-"

Brak!

3:1

Pintu mobil Adam di tutup dengan keras tepat di depan wajah nya, Adam menarik nafas panjang lalu membuang nya

"Abaikan saja, abaikan" ucap nya lalu menjalankan mobil nya.

---------------------🔰
 

45. Early Morning Talk


 

They were sitting
They were talking under strawberry swing
Everybody was for fighting
Wouldn't wanna waste a thing
Coldplay - Strawberry Swing
 


-----------------👝

A few hours ago...

"Adik...?"

Alex mengangguk "For now"

Venus tersenyum miring lalu menatap Alex geli "Sebenar nya Kakak juga suka sama aku kan?"

Alex tertawa "Juga?"

"Do you have a girlfriend?"

Hening.

"Kenapa Kakak ngga jawab pertanyaan ku?" tanya Venus bingung.

"Ngga punya" Alex menggeleng.

Venus nyengir "Can i be your girlfriend?" tanya nya tak tau malu.

Alex nampak terkejut dengan pertanyaan blak-blakan Venus, ia menghela nafas "You're drunk, Kakak antar kamu pulang"

"Whyyy? Don't you like me?" tanya Venus.

"I like you, that's all" ucap Alex, ia menatap Venus sendu "Not now Venus, not now..." ucap nya frustasi.

Venus menatap Alex bingung "Why?"

"Stop asking why" gertak Alex.

Venus yang baru pertama kali mendapat gertakan Alex nampak shock, ia memandang Alex takut juga sedih, di dalam pikiran nya kini, ia terus bertanya pada diri sendiri, apa ia telah melakukan hal yang salah? Apa kata-kata nya salah? Ia terus menyalahkan diri nya sendiri.

Alex telah masuk ke dalam hati nya jauh sebelum Venus menyadari nya, begitu jauh dan begitu dalam, penolakan Alex memberikan luka di hati Venus namun, itu tak cukup untuk menghancurkan hati nya.

Alex telah menyakiti nya secara emosional dan ia bahkan tak menyadari nya.

Flashback end...

Venus mengusap air mata di sudut mata nya, kaki nya mengayun pelan ayunan yang ia naiki menimbulkan bunyi derit khas film psikopath dimana si psikopath sedang mengikuti si korban dari belakang dan bersiap menancapkan pisau dapur ke punggung nya.

Venus rasa ada yang lebih menyakitkan dari pada di tusuk pisau yaitu, di tusuk pisau dari belakang karena selain merasakan sakit, Venus juga merasakan perasaan di khianati, perasaan yang tak bisa di sembuhkan kecuali, orang yang berkhianat tenggelam dalam samudera.

Venus bergidik kedinginan saat angin subuh berhembus, cuaca begitu dingin hingga Venus merasa jari-jari nya kesemutan hingga mati rasa.

Ia memperhatikan langit yang tak segelap sebelum nya, sedikit cahaya keorenan bercampur dengan warna biru gelap di langit, membentuk garis-garis abstrak, sedikit banyak mengingatkan nya akan foto fenomenal "Earthrise", penampakan bumi saat muncul ke permukaan di tengah gelap nya luar angkasa.

Segala hal tentang luar angkasa seperti angka 8 yang berbaring alias infinity, tak ada batas nya, ada begitu banyak pertanyaan yang tersembunyi disana dan jawaban nya pun seolah mengambang di dalam gelap nya angkasa, mengambang, menunggu seorang genius untuk menemukan nya.

Venus menggosok hidung nya dengan punggung tangan, rasanya perih karena udara dingin yang begitu menusuk, seperti ada jarum yang menusuk lubang hidung nya lalu dengan paksa jarum itu masuk ke dalam tenggorokan nya dan berakhir di paru-paru, nafas nya menjadi sesak dan berat.

"Ahh aku benci udara dingin" gumam Venus sambil bernafas melalui mulut nya.

"Gue yakin udara dingin juga benci sama lo"

Venus terlonjak dari ayunan nya saat mendengar suara asing yang sebenar nya tak lagi asing di telinga nya bahkan menjadi suara yang sangat familiar untuk telinga nya akhir-akhir ini.

"Adam" Venus menatap laki-laki yang berdiri di samping nya itu dengan serius, ia tak salah lihat kan?

Ia mengernyit saat laki-laki itu tak mengucapkan apapun dan malah berjalan di depan nya lalu duduk di ayunan yang berada di samping nya.

Suara derit itu kembali muncul saat Adam duduk di atas ayunan tepat di samping Venus.

Venus memperhatikan Adam, menunggu Adam melakukan hal yang berbau psyco seperti mengeluarkan gergaji listrik dari balik jaket nya atau pisau lipat dari sepatu nya, atau jebakan tikus dari kantong jaket, granat dari saku celana atau bahkan celurit dari kantung plastik hitam di tangan nya.

Namun, alih-alih mengeluarkan celurit Adam malah mengeluarkan es krim dan memberikan nya pada Venus.

"Lo jelek banget kalau abis nangis dan sebelum lo bilang "Aku ngga nangis"" Adam menaikan nada bicara nya satu oktaf seperti bencong masuk angin.

Adam benar-benar tau bagaimana merusak suasana damai yang sedang Venus nikmati.

"Muka lo ngga bisa bohong" lanjut nya dengan nada bicara yang kembali normal.

"Es krim?" Venus mengernyit melihat bungkus es krim di tangan nya.

Apakah kebodohan Adam sudah sampai di level dimana ia sudah tak bisa membedakan mana cuaca dingin dan cuaca panas? Ya tuhan... kasihan sekali Orang tua nya.

Adam membuka bungkus es krim di tangan nya dan mengemut nya dengan cara yang membuat Venus melongo tak percaya jika ia adalah Adam The baddas badboy, lebih mirip boboho kelaparan sebenarnya sekarang ini.

"Ahh shit dingin" gerutu Adam.

Venus terkekeh geli "Lagian kenapa kamu beli es krim di cuaca sedingin ini?"

Venus ikut ke dalam klub "Makan Es Krim Subuh-subuh" ia bergidik ngilu saat gigi nya menyentuh es krim, benar-benar dingin. Saking dingin nya sampai membuat otak nya eror, yang tadi nya mau meringis kedinginan malah tertawa.

"Gue pikir, asik aja dingin-dingin gini makan yang dingin"

Venus menatap Adam dengan tatapan kosong, pola pikir macam apa itu?

"Whatever, by the way makasih udah beliin aku es krim, biasa nya kamu kalau punya makanan, makan diam-diam di kamar" sindir nya sambil mengemut es krim nya seperti anak-anak.

Setelah di pikir-pikir lagi, mereka berdua itu sebenar nya sama, sama-sama ngga bisa jaim di depan satu sama lain.

"Jangan pikir gue beliin lo, kasir nya ngga punya duit kecil buat angsul terpaksa gue beli 2 dari pada gue di angsulin permen"

Seberapa banyak angsulan Adam sampai dia bisa dapat es krim lagi? Yang mahal pula, pikir Venus heran.

"Ngapain lo disini?" tanya Adam.

"Main ayunan"

"Lo selalu main ayunan jam 4 subuh? Setiap hari nya?"

Venus menatap Adam, seolah Adam adalah orang gila "Ya ngga lah, ini juga baru pertama kali nya"

"Itu pertanyaan gue, lo ngapain subuh-subuh main ayunan sendirian disini? Ngga takut di culik mafia organ tubuh lo?"

Venus melirik Adam prihatin "Dam, kalau nanti kamu punya anak dan begini cara kamu ngasih peringatan ke anak kamu, aku yakin anak kamu pasti akan dengan senang hati nyumbangin organ tubuh nya ke mafia"

Adam memutar mata nya "Lo ngga jawab pertanyaan gue"

Venus mengemut es krim nya lagi, orang kaya benar-benar tau mana es krim enak dan yang abal-abal, batin Venus.

"Aku ngga bisa pulang subuh, Tante ku pasti bakal lebih marah, kalau aku pulang pagi aku bisa pake alasan nginap di rumah teman"

"Jadi lo mau duduk disini sampai pagi?"

Venus mengangguk.

"Itu masih 3 jam lagi begok"

"Dam, di antara kita berdua Tuhan pun tau siapa yang lebih begok" ucap Venus malas "Kamu ngapain disini? Belum pulang? bensin kamu habis ya?" tanya Venus, sengaja menyindir Adam.

"Bokap gue punya pom bensin, ngga mungkin gue sampe kehabisan bensin dan lo norak banget, mobil mahal mana mungkin pake bensin, pake nya itu pertamax, bensin itu buat orang miskin, di subsidi sama pemerintah"

Tuh kan, langsung nge-gas kalau di sindir kismin dikit aja, batin Venus tertawa.

"Terus kamu ngapain disini?"

"Gue ngga bisa pulang ke rumah subuh-subuh karena Bokap gue belum bangun, gue nunggu pagi waktu Bokap gue udah bangun supaya dia bisa marah-marah"

Venus mengernyitkan kening nya "Kenapa kamu mau di marahin Papa kamu?"

Adam mengangkat bahu nya acuh "Gue suka aja lihat Bokap gue kesel"

Venus menjilat es krim nya "Aku ngga pernah ketemu orang segila kamu Dam"

"Gue juga belum pernah ketemu orang se-aneh lo"

Untuk beberapa saat hanya ada suara derit ayunan sementara mereka berdua sibuk menjilati es krim di tangan mereka, mata mereka memperhatikan dengan seksama pemandangan langit yang perlahan berubah keorenan seperti yang pernah mereka saksikan di chanel Nat Geo Wild saat sepasang burung duduk berdampingan di atas ranting pohon sembari menunggu matahari yang perlahan terbit dari ufuk timur, dan ternyata itu jauh lebih indah saat di lihat secara langsung.

Di keheningan yang tumben-tumben nya damai, terlebih saat ini Venus dan Adam duduk dengan jarak yang dekat, aneh karena mereka tak saling hujat dan membongkar aib satu sama lain... tapi tentu itu hanya bertahan untuk beberapa saat sebelum Adam membuka mulut jorok nya.

"Shit, udara dingin buat gue hard-on" ia bergidik.

Venus melirik Adam "You are so nasty, why you always horny?"

"Bukan gue" Adam menunjuk ke bawah pada benda pusaka nya "Dia punya pikiran sendiri"

"Gimana kalau kamu tinggal di negara yang ada musim salju nya? kamu mau tidur sama Bella setiap hari sampai musim semi datang? Kamu bisa mati Dam" ucap Venus ngeri.

Adam tertawa "Itu ide yang bagus tapi, lo bener gue bisa mati tapi seenggak nya gue mati dalam kenikmatan"

"You love her?" tanya Venus setelah beberapa saat mereka hanya menjilati es krim nya dan melamun, Venus melamun tentang keajaiban yang saat ini terjadi di luar angkasa sedangkan Adam melamun tentang liburan musim dingin bersama Bella di Australia.

"I like her"

"Cinta sama suka itu beda Dam, contoh nya aku, aku suka sama John. F. Kennedy tapi seandainya John F. Kennedy masih hidup dan dia melamar aku, aku ngga mungkin mau, dan cinta... cinta... Oh, kalau Fransisco Lachowski yang sekarang ini duduk di tempat kamu pasti aku langsung 
ngajak dia nikah!"

Adam memutar mata nya "Itu bukan cinta, itu nama nya mengidolakan"

"Itu yang kamu rasain sama Bella?"

"Ngga, dia suka gue, gue suka dia, dia buat gue nyaman"

"Kamu pernah cemburu sama dia?"

Adam melihat ke langit, berpikir sebentar "Kadang"

"Itu tanda nya kamu cinta sama dia!"

"The fuck love is?"

"Ehmm" Venus mengamati langit subuh di depan nya "Sesuatu yang mengambang di udara dalam bentuk partikel kecil yang di hirup manusia, kalau partikel itu sesuai dengan DNA seseorang, ia akan masuk melalui saluran pernafasan untuk bergabung ke dalam tubuh manusia, mulai dari nadi sampai darah lalu memompa ke jantung, itulah kenapa kalau kamu jatuh cinta, jantung kamu berdegup keras karena partikel di dalam tubuh kamu bertemu dengan partikel yang cocok dengan milik nya, seperti magnet, ada unsur tarik menarik dari dalam tubuh yang menimbulkan ketertarikan tak berujung dan saat ketertarikan itu di abaikan akan timbul perlawanan dari dalam tubuh yang menyebabkan timbul nya perasaan gelisah, sedih, galau, kacau... karena tubuh kita tidak bisa lagi memproduksi feromon alami, alhasil orang yang hidup nya tanpa cinta sering minum susu coklat hangat apalagi waktu musim hujan, di pinggir jendela sambil nulis nama orang yang kita cinta di embun jendela, itulah cinta"

Adam melongo "Love, kalau pemahaman cinta lo seribet itu, gue ngga yakin lo bisa dapet pacar setelah gue putusin nanti"

"Memang nya kamu tau cinta itu apa?"

Adam menarik nafas "Cinta itu, 2 orang yang saling menginginkan satu sama lain, saling memuaskan tanpa pake kondom atau pil KB"

Venus mengernyitkan hidung nya "You are so-"

"Nasty?"

"Itu bukan cinta, itu nafsu Dam, cinta dan nafsu itu beda-"

"Oh gue ngga sabar untuk denger nafsu dalam versi biologi lo" Adam tersenyum mesum.

Venus memutar mata nya "Aku ngga tau apa yang Bella lihat dari kamu"

"Yang pasti sesuatu yang ngga pernah lo liat... belum"

Mengabaikan kalimat Adam yang menjurus ke arah neraka, Venus berucap "Aku ngga tau cinta itu apa, tapi yang pasti bukan seperti yang kamu bilang atau aku jabarkan tadi, aku bahkan ngga tau beda nya cinta, benci atau nafsu, yang aku tau jatuh cinta itu ngga selama nya bahagia"

"Kayak perasaan lo sama Alex?" tanya Adam.

Venus mendesah "Aku bahkan ngga tau perasaan apa yang aku punya sama Kak Alex, sama seperti kamu yang ngga tau perasaan kamu sama Bella, entah kamu terjebak di hubungan penuh nafsu atau memang seperti itu cara kamu menunjukan cinta ke lawan jenis, atau kamu membenci Bella sampai harus merusak nya atau juga kamu hanya ingin memiliki nya karena semua laki-laki memperebutkan Bella" Venus melirik Adam "Atau seperti kita, kita jelas ngga suka satu sama lain, tapi aneh nya kita malah main ayunan berdua atau seperti aku dan Alex, entah itu cinta atau suka atau sekedar rasa mengidolakan seseorang secara berlebihan, aku mau menikah sama Fransisco Lachowski tapi di saat yang sama aku juga mau nikah sama Alex"

"Lo bener" ucap Adam setuju "Mungkin tanpa lo sadari lo punya rasa sama gue dan mungkin aja lo udah jatuh cinta sama gue"

"Kalau sama kamu aku bukan nya jatuh cinta tapi jatuh aja" cibir Venus.

"Kenapa?"

"Karena kamu bukan tipe ku"

"Gue tipe semua orang!" ucap Adam tak terima.

Venus tertawa "Iya, iya terserah"

"Memang tipe lo yang kayak gimana?"

"Tipe ku? Yang pasti bukan kamu" ucap Venus tanpa keraguan setetes pun.

"Lo juga bukan tipe gue, gue ngga mungkin suka sama lo, lo cengeng" ejek Adam.

"Memang apa guna nya air mata di ciptakan kalau bukan untuk menangis?"

"This" Adam menunjuk tanah dengan telunjuk nya, ia nampak berapi-api untuk mengatakan hal ini, seolah ia telah menunggu momen ini untuk 53 tahun "Lo ngga bisa nyelesaiin semua masalah dengan nangis, lo cuma akan terlihat jauh lebih lemah kalau lo nangis, lo cuma buang-buang waktu"

"Tapi nangis buat aku ngerasa lebih baik" ucap Venus "Menangis bukan selalu berarti seseorang lemah tapi itu nunjukin kalau dia juga manusia, yang berarti dia punya perasaan, rasa sedih, marah dan senang kayak di film Inside Out, yang lemah itu yang ngga pernah nangis Dam, itu berarti dia ngga punya hati dan dia menyalurkan kekecewaan dan rasa sedih 
nya lewat ekspresi yang lain, lewat prilaku nya, apa yang kamu lakukan saat kamu sedih? Runaway? Ikut race car? Ke Club?" tanya Venus.

"That's such a coward"

"Kenapa tiba-tiba lo nyebut gue coward, lo tau coward itu siapa? Teman-teman lo di kelas, Nerd, setiap hari baca buku, gimana kalau ada orang yang malakin mereka? Di bacain buku? Di kasih soal algoritma?" ucap Adam emosi.

Venus melirik Adam jengah, ia memajukan es krim adam lebih dekat ke mulut laki-laki itu "Gosh, kamu bener-bener pemarah, makan es krim kamu! Supaya otak dan hati kamu dingin"

Adam mendorong tangan Venus, ia mengusap mulut nya dengan punggung tangan "Lo harus tanggung jawab" ucap Adam setelah melihat bekas es krim di punggung tangan nya.

Venus bergeser ketakutan "Aku ngga sengaja"

"Lo sengaja!" Adam membuat gerakan untuk mendekat ke Venus.

"Ak-aku bersihin, aku bersihin!" ucap Venus buru-buru.

Adam berhenti, ia menaikan satu alis nya "Pakai bibir lo?"

"Ya,Nggak!" ralat Venus cepat.

Adam tertawa "Lo bilang iya tadi"

"Ya, aku bilang iya aku bersihkan dan ngga, nggak pake bibir"

"Kenapaaaa?" Adam merengek.

"Karena... kamu memang ngga pantes dapat!"

"Will you give it to me if I be a good boy?" ucap Adam penuh harap.

"Ngga, ngga, ngga pangkat 1.000.000"

Adam tertawa "Ahhh, gue tau jauh di dalam hati lo sebener nya lo mau, Love"

"Mimpi"

Adam mengangguk "Itu yang selalu lo mimpiin waktu tidur? Cium gue?"

Venus menggeleng lagi "Ewww NO!"

"Then, why are you blushing?"

"Karna itu... well, aku kedinginan"

Adam menatap nya datar "Lo harus ngasih gue alasan yang lebih masuk akal, misal nya lo lagi nahan nafsu sampai muka lo me-"

"Oh shut up!"

Adam tertawa "Make me"

Venus mengerang lalu tanpa Adam duga tangan Venus menyentuh wajah nya, dengan serius ia mengusap bibir dan pipi Adam, membersihkan sisa es krim yang melengket di wajah Adam.

"Oh lengket" gumam Venus, ia menggosok bagian kulit yang lengket namun tak berhasil harus nya di bersihkan pakai air, Namun, tak ada air disini, Venus melihat jari nya, bisa saja ia menggunakan air liur nya tapi ia takut Adam menggantung nya di monas tapi... masa ia harus menyuruh Adam menjilat jari nya untuk membersihkan wajah Adam, kalau begitu 
Venus juga ingin menggantung Adam di monas.

Lama berpikir, Venus jadi tak memperhatikan ekspresi Adam, ia mengangkat kepala nya untuk bertanya apa ia harus menggunakan air liur nya sendiri atau air liur Adam, semoga dia memilih pilihan pertama.

"Dam, aku-" Venus mengernyit "Kamu kedinginan?! Muka kamu juga merah!"

"Ap- gue ngga- lo salah ehemm" Adam berdeham, ia mundur dan melepaskan tangan Venus dari wajah nya.

Venus yang heran dengan tingkah Adam memilih untuk mundur, ia menggerakan kaki nya pelan, menimbulkan bunyi derit besi yang saling beradu dari ayunan, ia menjilat es krim nya "Oh ya, Jam berapa biasa nya Papa kamu bangun?"

"6, setengah 7 turun buat sarapan"

"Setiap hari nya?"

"Cuma di hari kerja. Hari libur, sarapan jam 8. Kenapa? lo masih tertarik buat jadi istri bokap gue?" tanya Adam, kembali ke kepribadian kurang ajar nya.

"Jadi, nanti kamu pulang waktu Papa kamu sarapan?"

Adam mengangguk "Setengah jam sebelum jam masuk sekolah"

Venus menatap Adam serius.

"Kenapa? lo pikir karena gue sering masuk Bk, gue ngga mandi kalau sekolah?" tanya Adam.

Venus menggeleng, ia tertawa "Aku percaya kamu orang yang rajin Dam, kamu bahkan masih mau pergi ke sekolah di hari minggu"

"Apa?" Adam mengernyitkan kening nya "Ini hari Senin"

"Minggu, check your phone" ia tergelak.

Adam membuka Hp nya, ia mengutuk pelan "Seharus nya ini hari senin" ucap nya tak mau kalah, ia memasukan hp nya ke saku jaket.

Venus tertawa "Jadi, apa yang mau kamu lakuin untuk 1 jam tambahan sebelum Papa kamu sarapan?"

"Ngga tau" jawab Adam, ia tersenyum malu "Mau es krim lagi?"

-----------------------------🍞

46. Love


 

There's method in my madness
There's no logic in your sadness
You don't gain a single thing from misery
Take it from me
Lauren Aquilina - You Can Be A King Again
 


--------------------------------🐦

Hari ini Adam mengendarai mobil jeep milik Papa nya, mobil kesayangan nya kembali masuk ke bengkel akibat dari kecelakaan kecil yang ia alami saat mengikuti balapan.

Beruntung Papa nya hanya sibuk dengan semua urusan kerja dan perempuan simpanan nya hingga tak sadar jika Adam tak membawa mobil sport keluaran terbaru yang Papa nya berikan dengan janji Adam akan menjemput Amel jika tak ada supir.

Kenyataan nya, ia lebih sering menyuruh teman-teman nya untuk menjemput Adik nya itu atau terkadang menyuruh nya pulang sendiri dengan taksi.

Ia harus memastikan mobil nya cepat di perbaiki sebelum orang-orang suruhan Papa nya itu melaporkan pada Papa nya, Adam yakin Papa nya akan melakukan hal ekstrim dengan memaksa nya di antar jemput sekolah dengan supir.

Dia bukan anak kecil lagi dan sangat memalukan jika harus di antar jemput, seperti anak perempuan saja.

"Lo gugup?" tanya Adam saat melihat gelagat Venus yang seperti cacing kepanasan.

"B aja" ucap ya bohong.

"Lo harus nya gitu, karena disana kita cuma harus sandiwara, pura-pura kita pasangan remaja alay yang lagi di mabuk cinta, cukup sampai keluarga gue percaya aja"

"Kenapa kamu ngga bawa Bella aja Dam?" tanya Venus.

Ah Bella, tentu Adam punya alasan tersendiri tak ingin mempertemukan keluarga nya dengan Bella.

Keluarga nya mungkin keluarga yang berpendidikan, keluarga berpengaruh dan segala macam bullshit yang sudah tersebar di telinga orang maupun di media massa.

The truth is, we're fucked up.

Keluarga nya selalu mencari cara mengekang satu sama lain, termasuk Adam, hubungan nya dengan Bella bukan lagi sebuah rahasia dan semua keluarga nya menolak secara keras, bukan karena Bella jelek, fuck, she is gorgeous atau miskin, nope, she's rich as hell, sama seperti Adam, Bella masuk semua kualifikasi yang keluarga nya inginkan kecuali, bahwa Bella bukan pilihan pertama yang mereka inginkan.

Mereka memiliki pilihan tersendiri dan Adam tak menginginkan nya.

Ia tak mau di kekang soal jodoh, ini bukan zaman perang dimana ia harus menikahi seorang perempuan dari keturunan tertentu agar bisa tetap hidup, lagipula Adam masih cukup waras untuk memilih perempuan yang pantas untuk bersanding di samping nya.

Dan Bella, untuk saat ini adalah pilihan terbaik dari semua yang ia miliki.

Ia tak mau perempuan nya itu berurusan dengan keluarga nya, untuk sekarang, belum saat nya. Venus adalah pilihan terbaik, ia tau keluarga nya mulai hari ini akan sibuk mengganggu Venus, ini hal termudah yang bisa ia lakukan untuk melindungi Bella.

"None of your business" jawab Adam datar.

"Pokok nya apapun yang terjadi disana, apapun bahasan topik nya, lo... lo cuma perlu jadi diri lo sendiri, ngga usah sok baik, sok manis kayak menantu idaman, cukup jadi Venus yang... yang apa ada nya"

🐧🐧
 


Huruf alphabet N besar dengan ukiran elegan tertempel di gerbang kayu jati yang tinggi nya mencapai hampir 5 meter, gerbang raksasa itu membuka perlahan, menunggu gerbang itu terbuka sepenuh nya adalah momen yang menakjubkan, tubuh nya seperti di aliri listrik dan bibir nya membuka, mata nya menatap kagum pada momen apapun yang menunggu nya di balik gerbang itu.

Peternakan kuda milik Kakek Adam seperti replika negara New Zealand mini... beautiful and beyond of wonderful.

Memikirkan tentang fakta bahwa pemilik lahan seluas ini adalah satu orang yaitu, Kakek Adam adalah hal yang gila.

Bagaimana mungkin satu orang bisa menguasai lahan seluas ini? hanya bagian depan nya saja sudah berhektar-hektar belum lagi masuk lebih ke dalam... hmm.

Lagi, tak ada bangunan selain bangunan dengan logo N besar di depan nya, yang berarti ini semua milik Natawijana bahkan rumah pekerja sekalipun.

Dan rumput nya... berbeda dengan rumput yang tiap minggu nya selalu di potong di sekolah nya atau yang tumbuh di depan rumah nya, lebih seperti hama di banding karpet hijau yang membuat kita ingin berguling dari ujung ke ujung.

Mungkin sejenis rumput yang ada di lapangan sepak bola yang sudah bersertifikasi FIFA, rumput ini secara khusus di tanam! Dengan tujuan tertentu dan yang pasti tujuan nya bukan sekedar untuk memberi makan ternak sapi tapi untuk menyehatkan mata.

Ohh what a beautiful sight...

Ia merasa seperti Taeyeon di video I yang kurang cuma wajah cute dan domba, tunggu harus nya kuda karena sekarang ini ia sedang berada di peternakan kuda holang kayah.

Tau yang aneh? ia tak melihat satu pun kotoran kuda, apa kuda orang kaya sama anggun nya dengan pemilik nya hingga mereka terlalu gengsi untuk membuang kotoran di tempat umum dan masing-masing memiliki toilet pribadi?

Wahhh Venus merasa ia sudah ada di tahap antara norak dan gila.

"Mulut lo kalau mangap gitu mirip dugong" olok Adam.

Venus langsung menutup mulut nya, ia ingin memuji perternakan kuda milik Kakek Adam tapi ia tau Adam pasti akan bilang "Jangan norak" atau "Nah, seneng kan lo bisa kenal sama orang kayak gue, bisa liat yang keren-keren"

Venus menggelengkan kepala nya, lebih baik ia makan pete daripada mendengar ocehan sombong Adam.

Mereka mengendarai golfcart untuk menuju tempat acara, Adam bilang biasa nya tempat nya di dekat lapangan golf.

"Disini ada lapangan golf nya juga?" bisik Venus tak mau pertanyaan nya terdengar oleh karyawan Adam.

Adam mengangguk "Disini ada apa aja, ntar gue kasih liat lo asal..."

Adam melirik Venus tajam "Lo bersikap seperti yang udah gue bilang tadi"

"Apa susah nya jadi diri sendiri Dam" Venus melipat tangan nya di depan dada.

"Susah" jawab Adam "Lo ngga boleh munafik, sok baik, sok anggun, sok sopan, sok-"

Venus menggeleng tak setuju "Jadi diri sendiri bukan berarti aku harus jadi bar-bar, di depan kamu aku kasar tapi di depan orang lain apalagi yang lebih tua aku punya tatakrama, begitu juga dengan orang yang memperlakukan aku baik, ngga mungkin aku perlakukan sama kayak aku waktu sama kamu, kelakuan itu sesuai dengan lawan bicara ku"

"Terserah, disana nanti kita makan, sebelum makan lo mungkin... pasti di tanya soal hubungan kita, lo jawab aja apa ada nya, misal nya kita udah pacaran 3 bulan 3 hari-"

"3 bulan 3 hari itu waktu kita ketemu Tante kamu Dam, itu 2 hari lalu berarti 3 bulan 5 hari"

"Pinter, ngga percuma lo belajar matematika di sekolah" puji Adam.

Venus memutar mata nya.

"Yang lain paling cuma nanya kelakuan gue, cukup bilang gue baik tapi ngga usah terlalu berlebihan mereka pasti ngga akan percaya apalagi sepupu-sepupu gue"

"Sepupu? Ada berapa orang nanti disana Dam?"

"Beberapa"

Venus mengangguk, untuk beberapa saat tak ada yang bicara, masing-masing tenggelam dalam pikiran masing-masing.

Ironik, bagaimana 2 orang yang sama-sama punya niat tersembunyi terhadap masing-masing, duduk berdampingan tanpa mengucapkan sepatah katapun tapi jenis keheningan ini begitu damai, nyaman dan menenangkan.

"Ngga usah gugup" ucap Adam.

Venus tak mengalihkan pandangan nya dari pemandangan di samping nya, ia menghela nafas "Siapa yang gugup?"

Adam tersenyum geli, sangat jelas bagaimana gugup nya Venus, tangan nya meremas ujung kaos nya sampai lucek.

"Lo juga boleh muji-muji gue kalau lo mau, ngga perlu gengsi" ucap Adam mencoba mencairkan suasana.

Venus melirik nya "Mau nya kamu"

"Gimana kalau mereka tanya, misal nya... kalian pacaran gimana? Atau kalau yang kayak Tante kamu bilang, kita... err kita sudah ngapain aja?" tanya Venus, rasa malu tak bisa ia kuasai, mengulang pertanyaan nya saja sudah membuat nya hampir pingsan di dalam lubang kegelapan apalagi harus mendengar pertanyaan semacam itu untuk kedua kali nya.

Setidak nya, jika memang ada yang kedua kali nya ia sudah siap dengan sebuah jawaban.

"Kadang kita jalan bareng tapi karena lo sibuk belajar buat ulangan kita jarang ketemu akhir-akhir ini, kita masih sering contact by phone tiap malam atau waktu di sekolah, keluarga gue ngga bakal percaya kalau lo bilang gue pacar yang romantis, nganterin lo makan di malam buta, ngasih bunga dan semua bullsht nya, satu-satu nya cewek yang mereka tau gue deket itu Bella"

Venus menatap Adam serius "Kamu ngga punya pacar lain?"

Adam melirik nya jengah "Gue sudah bilang ke lo, gue ngga punya pacar bahkan Bella. Gue belum pernah pacaran"

"Kenapa?" tanya Venus penasaran, tak masuk di akal orang seperti Adam yang baik fisik maupun materi mapan itu tak pernah pacaran, apa mungkin jati diri Adam yang sebenar nya adalah yang suka main perang-perangan sama sejenis nya? ahhh tapi bukan nya dia sudah melakukan yang iya-iya-tidak-tidak bersama Bella, bertanya pada Adam tak pernah cukup hanya sekali, harus berkali-kali karena jawaban nya selalu menimbulkan pertanyaan baru.

"Ngga tertarik"

Venus mengangguk "Ohhh semacam tarik ulur di lomba tarik tambang"

"Huh?"

"Kamu yang mengulur, perempuan yang menarik"

Adam memutar mata nya.

"Kamu tau apa yang Lao Tzu bilang?" ia melirik Adam "Being deeply loved by someone gives you strength, loving someone deeply gives you courage"

"Aku pikir kamu punya banyak orang yang cinta sama kamu, ngga semua orang bisa merasakan itu, kamu harus bersyukur Dam" ucap Venus.

"Siapa yang bilang?"

"Bukan nya sudah jelas, semua perempuan di sekolah suka sama kamu, mungkin ngga cuma di sekolah tapi di luar atau dimanapun kamu, pasti ada yang suka atau bahkan cinta sama kamu, kalau cuma melihat dari fisik dan materi kamu memang cocok di jadikan pacar idaman" sindir Venus.

"Memang nya jenis cinta di dunia ini cuma dari cewek ke cowok?" gumam Adam namun masih bisa di dengar oleh Venus, pandangan nya menerawang ke depan.

"Kamu percaya cinta?" tanya Venus.

"Ngga"

"Eyyy, karena perempuan yang-" Venus langsung menutup mulut nya, ia hampir keceplosan menyebut perempuan yang ada di foto sebagai perempuan yang menolak cinta Adam.

Ia akan di cincang habis Adam kalau sampai ketahuan memeriksa barang-barang nya tanpa ijin.

"Perempuan yang?"

"Perempuan yang suka kamu ngga cantik?" tanya Venus, ia terkekeh kaku.

Damn.

"Gue pikir lo bukan tipe orang yang menilai seseorang dari penampilan nya tapi lo sendiri tanya apa gue ngga pernah pacaran karena perempuan di sekitar gue ngga cantik? How ironic" ejek nya.

"Kalau bukan soal penampilan terus apa? Kamu bukan tipe laki-laki yang peduli perempuan itu harus punya otak atau ngga ya kan"

"Apa yang lo lihat dari Alex?" tanya Adam tak nyambung.

"Dia... well... dia"

"Ganteng?" ekspresi nya menjadi jijik saat mengucapkan nya.

"No!"

"Kaya? Lo tau dia kaya kan?"

Venus menggeleng.

"Oh, karena dia anak OSIS, gue tau cewek-cewek punya obsesi aneh sama anggota OSIS dan semua anak OSIS muka nya yang tadi nya biasa aja berubah jadi Christiano Ronaldo begitu dapat jabatan OSIS, gue ngga nyangka ternyata lo juga termasuk ke tipe cewek kayak gitu"

Lagi, Venus menggeleng.

"He has passion" ucap nya setelah beberapa saat hanya diam.

Venus menatap lurus ke depan, pikiran nya melayang, kembali pada malam saat ia berada di club, menyusuri tiap lorong, satu-persatu membuka nya hingga ia menemukan lelaki berkaos merah maroon bersama seorang gadis sedang berciuman.

"Alex..." desahan gadis itu terdengar begitu jelas di telinga nya.

Alex.

Alex.

Alex.

Suara nya menggema, berputar lagi dan lagi di telinga Venus.

Ia ingat malam itu, begitu hening, ia membenci nya, jenis keheningan itu begitu mencekam, karena pada malam itu laki-laki itu telah berjanji untuk tak menyakiti nya baik secara fisik maupun emosional.

Dia membuat janji yang tak bisa ia tepati, menghancurkan hati Venus dan menolak nya tanpa alasan saat ia menyatakan perasaan nya.

Dia menyakiti nya secara emosional begitu dalam namun, bodoh nya Venus masih mengharapkan nya, perasaan nya tak berkurang sedikit pun.

Dia menyakiti nya namun, dia juga obat penyembuh nya, dia menghancurkan hati nya namun ia juga lah satu-satu nya yang mampu memperbaiki nya.

"He knows what he likes, his dream, his desire...a man with passion is the most beautiful and riches man"

Mungkin inilah cinta, pikir nya.

Mungkin seperti ini lah rasa nya cinta, ia mencintai Alex namun, ini lebih seperti cinta satu sisi, Alex menyukai nya hanya sebagai adik berbeda dengan Venus yang menyukai nya sebagai seorang laki-laki.

"And that's why I love him"

I let him broke my heart cause at the end I know he is the one who own it.

---------------------💃

47. Crazy Rich Asians

Look, if you had one shot or one opportunity
To seize everything you ever wanted in one moment
Would you capture it or just let it slip?
Eminem - Lose Yourself
 

-----------------👡

Beberapa orang?! Jika yang Adam maksud 20 itu beberapa maka Adam pantas di berikan mendali emas berlapis batu bara! Tapi bagi Venus yang sudah sejak kecil terlahir dengan IQ setinggi gunung Himalaya, 20 orang asing yang menyambut nya itu jelas bukan beberapa tapi buanyak!

"Man, its been a long time, how you been?"

Venus bisa mendengar suara buk! saat pundak Adam di tepuk.

"Good"

Venus ingin tertawa, bukan Adam nama nya kalau jawab nya panjang kali lebar alias luas tapi... bukan nya kalau ngomong sama Venus omongan Adam sudah sepanjang kereta api Jakarta-Papua :/

"Hey Babyface"

Babyface? Where? Who?

Adam menggenggam lengan Venus, lebih mirip Bapak yang menggiring anak nya pulang ke rumah karena main di sungai di banding orang yang menggandeng lengan pacar nya.

"Girlfriend?" tanya laki-laki itu.

Venus mengangguk.

Pokok nya ia hanya akan mengangguk atau menggeleng saja. PERIOD.

"Andrew" ia mengulurkan tangan nya.

"Venus"

Kecuali, kalau ada orang tanya nama.

"A beautiful name for a beautiful woman"

Blush... here comes the blushing.

Venus bisa merasakan pegangan Adam di tangan nya mengerat, oh! Ia lupa untuk tidak menjadi norak tapi, dia tidak bisa menahan blushing di pipi nya, ini terjadi secara alamiah. Lalu bagaimana kalau norak itu adalah Venus? Bagian dari kepribadian nya?

Wooow ini sangat rumit dan ia harus nya berpikir seperti ini sebelum bertemu dengan keluarga Adam.

Benar kata Adam, menjadi diri sendiri itu terkadang sulit.

"Kapan lo balik dari Aussie?" tanya Adam.

"Kemaren, man lo ngga jemput gue di bandara, lo lupa kalau tiap kali lo ke Aussie selalu gue yang jemput lo huh?"

Adam tertawa "Gue ngga tau, gue pikir hari ini atau besok lo dateng"

"Acara nya hari ini man, kenapa gue dateng besok. Kemaren gue udah chat lo, you are asshole, lo online tapi lo ngga bales chat gue, gue nunggu di bandara 2 jam, 2 fuckin hours!"

Adam meringis "Gue jarang nge-cek WA, lo kan bisa nelpon gue"

Andrew menggeleng "Gue ngga punya pulsa biasa, cuma punya kuota internet, damn! Sekarang gue baru tau apa guna nya pulsa setelah kemarin"

Andrew melipat tangan nya di dada "Lo cuma ngecek chat kalau pacar lo yang kirim huh?"

Venus LAGI-LAGI blushing.

Oh lord help me...

"Lo bikin malu" Adam berdecak "Kuliah lo gimana? Udah di DO?"

Andrew menggeleng sambil tertawa "Man, gue memang suka party disana tapi gue termasuk siswa berprestasi, tunggu sampai acara makan di mulai lo bisa denger semua langsung dari nyokap gue"

"Nyokap lo dateng?" Adam mengerang.

"Of course, it's my birthday idiot, siap-siap lo" Andrew tersenyum setan.

"Man, I hate that woman" ucap Adam tanpa malu menunjukan ekspresi ketidaksukaan nya.

"Same man, same" Andrew menepuk pundak Adam penuh simpati.

Kalau Venus tak salah dengar, mereka membicarakan Mama nya Andrew kan? Kenapa malah seperti membicarakan Nenek sihir?!

"Sup" sapa seorang laki-laki.

"Man!" Andrew memeluk laki-laki itu dengan pelukan khas laki-laki, masih dengan menepuk pundak nya keras.

Tidak bisakah mereka hanya bersalaman seperti orang normal?

"Kemana aja lo? gue pikir udah Overdosis"

Laki-laki itu menggeleng "Shut the fuck up, orang tua gue ada disini"

Andrew tertawa.

"Gimana kabar lo?" sapa Adam basa-basi.

"Seperti biasa, Fine as fuck" ia mengangkat bahu nya lalu saat pandangan mata nya bertemu dengan Venus, Ia menoleh lagi pada Adam "Ini adek lo?" tanya nya.

"Pacar gue" jawab Adam.

Laki-laki itu nampak sedikit terkejut, ia melirik Andrew lalu bibir nya membentuk senyum miring yang sangat mirip dengan Adam saat sesuatu yang licik melintas di kepala nya.

"Trion" ucap nya, memperkenalkan diri.

"Venus"

"Satu sekolah?" tanya nya.

"Iya" jawab Venus.

Dan kalau ada yang bertanya asal-usul nya.

"Gue pikir lo masih setia jadi budak nya Bella" ucap Trion sambil tertawa, meski begitu ia sama sekali tak terlihat bercanda.

"Man, Bella itu budak nya Adam" ralat Andrew.

"Bisa ngga lo berdua ngga usah bawa nama orang lain di depan pacar gue" ucap Adam datar.

"Chill man" Trion tertawa lalu melirik Venus, men-scan nya dari atas ke bawah "Lo terlalu manis buat Adam" ucap nya, ia melirik Adam "Dan terlalu polos"

Venus melirik Adam sekilas sebelum tersenyum pada Trion "Yah tapi dia juga terlalu tinggi buat ku" ucap Venus "Dan terlalu... sombong"

Dan kalau ada yang memuji nya.

"Gue setuju" ucap Trion.

"Gue disini udah 10 menit lebih dulu dari Trion dan baru sekali gue denger lo jawab pertanyaan pake kalimat" singgung Andrew.

"Dia ngga suka bicara sama orang asing" Adam menarik Venus lebih dekat pada nya "Especially the pervert one"

Venus setuju. Sebab itulah dia selalu menghindari untuk bicara dengan Adam saat di sekolah.

Now, Venus wont you be smart and keep your mouth shut up?

Zzztttt, Venus menarik ritsleting transparan di mulut nya. She wont say a word.

🐑🐑
 


Makanan nya khas makanan keluarga, keluarga orang kaya. Tapi masih cocok dengan mulut miskin Venus, sangat cocok bahkan.

Minuman nya standar namun berkualitas impor, misal nya kalau orang biasa nya berkumpul bersama keluarga sambil menikmati teh sariwangi seperti di iklan maka keluarga Adam di hidangkan teh matcha yang di impor langsung dari Jepang.

Sirup? Tidak ada sirup merek alphabet yang ini rasa nya lebih buah di banding pemanis buatan.

Cemilan di atas meja pun bervariasi, misal buah nya, buah nya buah lokal yang di ambil langsung dari kebun pribadi milik Kakek Adam beda nya, buah di meja di sajikan dengan cara yang lebih elegan, jika biasa nya semangka di potong segitiga maka disini di potong membentuk bunga lalu di atas nya di hias dengan buah-buahan lokal yang memakan nya tak pakai ribet seperti saat kita makan rambutan yang harus di gigit sekulit-kulit nya seperti psikopat atau buah durian yang setiap habis makan satu buah harus menjilati jari tapi, buah-buahan seperti buah naga yang telah di potong dengan ukuran dan berat yang berstandar internasional, buah mangga dan kawan-kawan nya yang telah di tusuk seperti sate sehingga mudah di makan nya.

God, THIS IS CRAZY RICH ASIAN.

Venus mengangkat kepala nya untuk melihat barbeque namun, entah hanya perasaan nya saja atau memang semua orang di meja kecuali, Adam, Trion dan Andrew sedang menatap ke arah nya... bukan lebih tepat nya pada nya.

Venus menelan ludah, tiba-tiba rasa gugup yang tadi berkurang kembali dan sial nya bertambah dengan porsi yang double.

Venus tersenyum canggung, beberapa membalas senyum nya namun, lebih banyak yang menatap nya dengan penasaran, seolah Venus panda berbulu domba.

Ya elah.

"Siapa perempuan cantik di samping kamu Dam?" tanya seorang pria yang baru bergabung ke meja, ia nampak berusia 50 tahunan, perawakan nya ceria baru datang saja sudah membuat se-isi meja riuh menyambut kedatangan nya.

"Pacar Om" jawab Adam.

"Pacar?!" suara melengking perempuan terdengar, Adam nampak tak terganggu dengan suara itu, berbeda dengan Venus yang hampir terlempar dari kursi nya saking kaget nya.

"Udah pacaran lo berdua?" tanya nya, ia duduk di samping Trion, tepat di depan Adam.

"Lo pernah ketemu?" tanya Trion.

Rachel mengangguk "Waktu makan di tempat gue"

Andrew bertepuk tangan "Its officially, Adam is in relationship"

"Jangan teriak-teriak di meja makan Andrew, ini di Indonesia bukan di planet..." ucapan Tante jahat Adam terhenti saat ia melirik perempuan cantik duduk di samping Adam, oh tunggu itu...

"Venus"

Telepathy does exist!

Andrew tak menghiraukan ucapan Tante Adam dan memilih untuk memakan kacang di depan nya.

"Gue pikir kalian bakal tetap ngaku teman di depan gue hari ini" sindir Rachel.

Venus tersenyum canggung "Ng, yah... ki-kita emang baru... baru ehm ya baru sih deket nya, maksud nya baru dekat sebagai cowok dan cewek... kalau dulu kan sebagai teman... yaaaa... kan?" Venus menepuk paha Adam.

"Huh? Iya... iya" setuju Adam pada apa saja yang Venus katakan, mulut nya kembali fokus mengunyah sosis.

Rachel menaikan satu alis nya "Lo harus tau kalau gue udah kenal Adam mulai dari dia belum di sunat sampai burung nya sudah lepas kandang, you can't trick me" ucap Rachel tenang.

Di sebelah nya, Andrew sedang meminum air untuk menetralkan pernafasan nya akibat tersedak kacang.

Sedangkan Trion nampak berusaha mati-matian menahan tawa.

Dan Adam? Ia masih memakan sosis nya.

"Yah masih lebih baik dari mantan nya dulu" sambung Rachel.

"Mantan? Kamu sudah putus sama anak nya Pak Hanif?" tanya Om Adam, ia tertawa "Papa nya selalu titip salam sama kamu tiap ketemu Om, Adam. Hebat kamu kecil-kecil sudah dapat restu" puji Om Adam.

Ehm.. hello disini ada Pacar (pura-puraan) nya Adam, Om macam apa yang membahas mantan calon besan di depan calon (pura-puraan) menantu nya?

Adam lagi-lagi hanya diam dan sibuk memakan sosis nya, Venus ingin menusuk jidat Adam dengan garpu yang ia pegang.

Apa Adam tidak bisa siap siaga sebentar saja?! Kenapa dia selalu memilih untuk makan saat seseorang menginterogasi hubungan mereka?! Bahkan bukan Venus yang perlu hubungan palsu ini!

"Bella?" tanya Tante Adam, ia mengernyit lalu menggelengkan kepala nya, jijik "Perempuan tak punya tata karma, keluarga nya terpandang dan kaya raya tapi attitude nya setara gelandangan"

Woahhhh that's so... rude, batin Venus.

"Dia masih muda Ma, jadi wajar kalau sedikit bertingkah" ucap Andrew.

Fakta baru : Tante jahat/ Nenek sihir adalah Mama Andrew.

"Karena dia masih muda itu harus nya dia sudah di ajarkan hal baik, sama dengan daun teh yang di petik sebelum matahari muncul karena kualitas nya terbaik pada saat itu"

Venus melirik Adam, Ya Tuhan dia masih memakan sosis nya, ekspresi nya mengatakan "Aku cinta sosis" tapi melihat bagaimana ia menusuk sosis nya dengan jemari nya yang memutih akibat genggaman yang terlalu erat pada garpu, itu mengatakan segala nya "Aku cinta Bella".

"... dengan Venus"

Huh?

Mendengar nama nya di ucapkan, ia melihat ke sekeliling meja, orang-orang tak lagi memandang nya ketus namun rasa ingin tahu yang besar.

"Ya kan?" tanya Rachel.

Huh?

"Iya" Iya saja daripada kelihatan dongok nya.

"Tapi gue penasaran" Trion melempar kacang ke mulut nya, rahang nya yang setajam silet dan jakun nya yang bergerak naik turun membuat Venus menelan ludah nya. Ia bahkan tak terlihat melakukan itu untuk melawak, seperti kepribadian nya sudah dari lahir swag seperti itu.

"Kalian sudah berapa lama pacaran?" tanya Trion.

Mudah... mudah, mereka sudah membahas ini tadi.

"3 bulan 5 hari" jawab Venus percaya diri.

Alis Trion terangkat, ia memiringkan kepala nya seperti mencoba mencari perspektif lain "Untuk pasangan yang baru 3 bulan pacaran kalian terlalu cuek satu sama lain dan untuk pasangan yang sudah 3 bulan pacaran kalian terlalu kaku"

Krek, Venus bisa mendengar suara ranting patah di kejauhan meskipun disekitar mereka tak ada pohon sama sekali.

"Mind your own business Revo" ucap Adam, tak lagi fokus pada sosis nya melainkan Trion.

Tatapan Trion berubah menjadi tajam di iringi ekspresi jijik namun, itu hanya terlihat untuk sekian detik karena setelah nya Trion terkekeh lalu menggelengkan kepala nya.

Man, this boy have a mental issue.

"I can't man, you are my family, as long as you are Natawijana's you are my business, our business"

Cengkraman Adam pada garpu dan pisau di tangan nya mengerat dan Venus bisa melihat urat di leher serta dahi nya muncul ke permukaan.

"Fuck off" desis Adam.

"Adam, jaga ucapan kamu di meja makan, juga di depan tamu" peringat Tante Adam, mata nya beralih pada Venus.

Venus bersumpah ia tak melakukan apapun hingga membuat 2 saudara ini bertengkar, ia hanya duduk manis dan menjawab pertanyaan yang penting.

"Man, enough lo buat Venus ngga nyaman" ucap Andrew.

"Adam pasti punya alasan kenapa dia pilih Venus dan mereka cuma jaga sikap di depan kita, what do you want man, they kissing each other in front of us?" tanya Andrew.

"Gue udah ketemu Venus sebelum mereka pacaran, gue yakin mereka udah dekat lama" ucap Rachel, ia tersenyum ke arah Venus, sama sekali tak terpengaruh dengan permainan psikologis psikopat yang Trion mainkan.

Trion terkekeh, ia menatap Venus "Tell me" pandangan nya serius, tak sedetik pun ia berniat memutus kontak mata "Tell me Venus, berapa banyak hal yang lo tau tentang Adam, karena gue sudah kenal dia jauh, jauh sebelum lo ketemu dia dan katakan saja kalau gue..." ia melirik Adam lalu menyeringai "...gue tau beberapa hal tentang Adam, yang gue yakin ngga mau dia bagi ke sembarang orang, jadi ini sulit buat gue percaya kalau lo punya hubungan sama dia, bukan karena lo, gue percaya lo ngerti apa yang gue maksud, its about him"

Him?

Ini yang Venus maksud, Him selalu berujung pada Adam.

Tapi tunggu dulu, apa pertanyaan nya tadi? About him?

Venus bisa menjawab seperti yang Adam beritahu pada nya sebelum nya "Adam baik, bla bla bla" tapi melihat dari ekspresi dan bagaimana Trion menyampaikan pertanyaan nya, ia yakin ada makna lebih untuk pertanyaan nya itu, seperti pertanyaan dalam pelajaran Sejarah, Bagaimana Indonesia merdeka? jawaban yang Venus miiki bisa di mulai dari bagaimana Indonesia di jajah belanda lalu jepang lalu pembentukan BPUPKI, Bom Hiroshima dan Nagasaki yang membuat Jepang menyerah... sepanjang itu sampai Presiden Soekarno membacakan proklamasi dan bahkan perjuangan rakyat Indonesia belum selesai disana.

Tapi jika itu di berikan pada Adam maka jawaban nya akan seperti ini "Dengan berjuang"

Ini yang Venus maksud, sometimes the questions are complicated and the answer are simple.

"Aku tau" ucap Venus "A-aku tau apa yang kamu maksud"

"Dan aku ngga mungkin mau punya hubungan dengan seseorang kalau aku ngga tau apapun tentang dia dan begitupun sebalik nya"

----------------------------------👗
 

48. Lie To me


 

Tell me you love me
If you don't
Then lie, oh lie to me
Coldplay - True Love
 


-----------------------------👑

"Dan aku ngga mungkin mau punya hubungan dengan seseorang kalau aku ngga tau apapun tentang dia dan begitupun sebalik nya"

"... jadi diri lo sendiri"

Ucapan Adam terus menggema di kepala Venus.

"Lo ngga boleh munafik, sok baik, sok anggun, sok sopan..."

Venus menarik nafas sebelum mulai bicara "Angka favorit nya 5"

"Adam koleksi semua action figure dari DC, Superman 1, Batman 2, yang satu nya naik motor yang satu nya berdiri aja, ada juga, The Flash, Robin, Aquaman... dan lebih banyak Wonder Woman, sekitar 4 action figure"

"Adam juga koleksi buku telpon, dari tahun 2011 sampai 2018, dia mencatat semua nomer penting, pemadam kebakaran, kantor polisi, ambulans sampai pesan antar makanan dan meskipun dia sendiri ngga pernah nyatat tugas sekolah nya sendiri tapi dia menulis semua nomer itu di memo yang di tempel nya di pintu kulkas dan kamar, this is weird karena dia terosebsi dengan segala jenis hal intans dan keamanan, hal intans? Masuk akal karena dia selalu menggunakan kekuasaan dan uang nya untuk mendapatkan apapun yang dia mau tapi keamanan? Aku yakin semua orang di dunia ini setuju kalau Adam adalah lawan kata dari ketidak-amanan, bisa di bilang dia suka menebar teror ke orang lain hanya agar membuat orang tunduk pada nya dan itu terjadi ke aku sendiri"

"Itu mungkin karena dia keseringan nonton chanel Nat Geo Wild, jadi dia menerapkan hukum alam di kehidupan sehari-hari nya seperti waktu bagaimana raja Singa menguasai alam bebas, mungkin dia menempatkan diri nya pada sosok hewan itu dan itu tidak aneh lagi karena kalau sudah menonton hewan yang satu itu atau Beruang kutub dia bakal melongo berjam-jam di depan Tv dan kalau aku yang ngelakuin itu dia bakal bilang aku pemalas lah, calon orang miskin, mental pengangguran, future Ibu-ibu kurang kerjaan, desperate housewife..."

"Kalau ada satu hal yang mungkin normal di diri nya itu mungkin fakta kalau dia juga makan nasi, maksud ku, dia ini anti micin tapi selalu makan mie rebus, dimana logika nya? dan kalau ada yang lebih ngga masuk akal lagi, dia juga ngga suka makan pete! Siapa orang di Indonesia yang ngga suka makan pete? Ada, tapi pasti orang yang suka ngehamburin duit nya untuk beli tas mewah yang fungsi nya cuma untuk di sombongkan ke orang"

Venus meminum air nya, tanpa peduli ekspresi menganga setiap orang di meja dia melanjutkan ucapan nya "Pernah, dia minum beer ahh bukan, dia selalu minum beer dan minuman berwarna tiap kali aku di apartment nya, mengejutkan kalau dia masih bisa hidup sampai umur 40 tahun"

Venus menggigit kue di tangan nya lalu mengerang saat merasakan rasa manis yang pas di mulut nya, coklat nya lumer di dalam mulut seperti di iklan "Ok, mungkin ngga 40 tahun tapi 30 tahun, karena tiap kali dia selesai mandi dan nyanyi, aku ngerasa bukan cuma umur nya yang berkurang 10 hari tapi juga umur ku, it's a shame, dia suka band Queen dan bahkan laptop nya setengah nya berisi Video, lagu dan foto Queen, setengah nya lagi pure porn, bener-bener porno, mulai dari video porno Spanyol, Amerika, Inggris sampai ke Asia, apa nama nya... Jav?" Venus melirik Adam yang sudah pucat, tak bisa berkata apa-apa selain melongo di tempat nya mendengar Venus menelanjangi semua dosa nya di depan seluruh keluarga besar nya, para sesepuh keluarga nya!

"I don't know, aku kira itu Video pelestarian budaya Jawa ternyata bukan tapi Hey! Lihat sisi positif nya, dia jadi kaya vocabulary bahasa asing, dia sering bilang begini hmmm" Venus melihat ke langit-langit untuk mengingat "Ikih-ikih kemonceng?" Venus memiringkan kepala nya ke arah Adam, bertanya lewat tatapan mata nya apakah yang ia tiru sudah benar, tak sadar jika Adam sudah menjadi mayat hidup di kursi nya.

"Ikeh-ikeh kimochi" ralat Andrew, berusaha mati-matian menahan tawa nya.

"Ahhh ya!" ucap nya "Aku cuma khawatir aja dia jadi ngga punya sisa memori untuk mengingat hal-hal penting kalau dia terlalu banyak nonton film porno" Venus menatap lurus ke arah orang-orang yang sedang membakar barbeque, ia menghela nafas "That's a bad habit, terutama merokok, aku ngga pernah liat secara langsung dia merokok tapi dia pernah suruh aku beli termasuk aku pernah denger dia kesedak asap rokok di kamar nya" Venus terkekeh geli mengingat kejadian itu "Lagipula walau dia selalu ganti kaos nya supaya ngga kecium bau rokok dan selalu makan permen mint untuk menyamarkan bau rokok nya, hal yang kayak gitu ngga bisa di sembunyikan, seperti kata pepatah"

"Sepandai-pandai nya tupai melompat pasti jatuh juga" ucap Andrew dan Venus bersamaan.

Venus tersenyum "But who care? Kita semua punya rahasia kan, aku ngga mendukung perbuatan nya tapi dia selalu bilang hidup cuma sekali, bahasa gaul nya YOLO, se-cool atau se-keren apapun Adam dia sering mengucapkan sesuatu yang norak, mungkin dia ngga sadar dan aku terlalu malas untuk mengoreksi, dia bisa jadi amat sangat keras kepala kalau dia 
mau, apalagi kalau dia salah"

"Semua teman ku bilang kalau dia laki-laki yang harus aku hindari, ya, dia memang kasar, egois, pemarahan, kepala nya lebih keras dari pada batu kali, arogan dan pelit" Venus menoleh ke arah Adam, ia tersenyum dan menekankan kata pelit, membuat Adam membulatkan mata nya.

"Semua orang punya sedikit matahari dan bulan di diri mereka, sisi laki-laki, feminim dan binatang, gelap dan terang, tidak ada satupun dari kita yang hanya hitam atau hanya putih, yang selalu benar dan tak pernah salah, tidak ada orang yang terlahir sempurna, semua orang punya sisi baik dan buruk di dalam mereka, banyak orang baik namun terkadang mereka juga melakukan sesuatu yang mereka tau itu buruk, beberapa orang memiliki kepribadian buruk namun berusaha untuk mengontrol diri, yang lain nya jahat dari lahir dan tak peduli apa yang ia lakukan akan berdampak buruk baik bagi diri nya atau orang lain asal dia tak tertangkap, tapi seburuk apapun itu, kita selalu tau beda antara baik dan jahat"

"Adam mungkin bukan laki-laki yang baik tapi dia bisa jadi pria yang luar biasa, dia punya kekuasaan, latar belakang yang luar biasa dan lebih penting lagi, di luar semua itu dia adalah seorang yang setia, dia selalu berusaha untuk tidak menyakiti orang yang dia sayang dan itu lebih penting dari semua hal yang telah ia miliki, siapapun yang bersama Adam harus bersyukur untuk itu"

Venus menatap Adam dalam, bibir nya membentuk perahu sampan, tersenyum manis dan hangat namun, pandangan nya tak lurus ke mata Adam melainkan jidat nya.

"And that's why I love him"

💔💔
 


 

Adam bergidik, ia menyugar rambut nya dengan jemari panjang nya saat angin behembus "Sekarang gue tau gimana mekanisme bohong lo berfungsi ke semua orang bahkan kalau kebohongan lo itu ngga masuk akal" ucap nya, memperhatikan Venus yang berjalan di samping nya sambil menggigiti kulit kuaci dengan penuh konsentrasi.
 


"Bohong?" tanya nya.

Adam terkekeh "Lo, tadi di meja makan" ia menaikan satu alis nya "Such a pretty liar huh?"

Masih segar di ingatan Adam, bagaimana roh nya hampir melayang ke neraka saat Venus mulai menyebut satu persatu dosa nya di depan semua keluarga nya dengan tanpa setitik pun rasa ragu, seolah ia sedang berusaha membuat laporan kepolisian untuk menjerat Adam dalam berbagai kasus kejahatan.

Ia sangat yakin, Tante nya sudah siap mengepack semua baju-baju Adam untuk di kirim ke Amerika dan mendaftarkan Adam secara sukarela maupun paksa untuk masuk ke sekolah militer khusus untuk anak-anak nakal, terlepas dari keluarga nya yang merupakan keluarga terpandang di Indonesia, Tante nya adalah tipe orang yang "I don't give a fuck" jika itu menyangkut moral dan disiplin penerus tahta Natawijana.

Dia selalu terosebsi dengan perumpamaan daun teh yang di petik saat subuh, sampai lupa kalau Adam itu sejenis manusia yang punya pikiran dan perasaan bukan selembar daun teh yang semua hal dalam hidup nya tergantung pada si pemilik lahan, kapan ia di petik, kapan dia di packing.

Jika, Papa nya mendengar hal ini ia yakin senjata laras panjang yang Papa nya gantung di ruang kerja tidak akan lagi sekedar menjadi hiasan dinding namun, juga menjadi Malaikat pencabut nyawa nya.

Adam harus bertepuk tangan untuk penutup yang Venus berikan, tak heran ia menjadi murid unggulan di sekolah, ia memang pandai mempermainkan psikologis manusia lewat pendekatan emosional nya, mulai sekarang Adam semakin yakin untuk tidak melepaskan Venus dari sisi nya, ia yakin seberapa besar dan sadis nya perlakuan keluarga nya nanti pada Venus, ia pasti mampu menghadapi nya dengan otak cerdik nya.

Damn, ia harus ekstra hati-hati dengan perempuan satu ini. Laki-laki bisa memenangkan sebuah perang dengan kekuatan namun, perempuan, well... perempuan seperti Cleopatra dan Venus adalah jenis perempuan yang akan membawa marabahaya pada satu kaum lewat sisi feminim mereka.

Kepribadian polos yang ia tonjolkan membuat orang sulit untuk menebak apapun yang ada di otak nya selain permen dan perdamaian dunia.

Venus masih berjalan di samping nya, mengamati pemandangan di sekitar nya dengan tatapan takjub dan khidmat.

Cuaca yang berawan membuat sinar matahari tak terlalu terik atau silau, angin berhembus semilir.

Setelah makan, ia mengajak Venus berkeliling selain karena sudah berjanji ia juga sudah lama tak berkeliling, paling jauh ia hanya pergi ke toilet yang jarak nya hanya beberapa ratus meter dari tempat makan.

"Aku ngga bohong" jawab nya.

Ini yang Adam maksud, kepribadian polos yang ia selalu tonjolkan.

"Apa kamu ngga denger? Semua yang aku bilang disana 99% jujur, kecuali yang terakhir" ia melirik Adam lalu mulai menggigiti kuaci nya lagi membuat Adam jadi gemas sendiri.

Yang terakhir...? Oh..

Venus tersenyum geli "Lucu, karena waktu pertama kali ketemu kamu, aku teringat satu tulisan yang pernah di tempel di mading sekolah ku dulu" ia menoleh ke arah Adam "Some people are born with tornadoes in their lives, but constellations in their eyes. Other people are born with stars at their feet, but their souls are lost at sea"

"Kamu ingat waktu kamu bohong ke Papa kamu atau aku ke Tante kamu? Mereka pasti akan langsung sadar begitu aku bohong Dam, aku ngga kenal kamu secara pribadi tapi aku tau kebiasaan kamu Dam, I just tell them the truth"

"Dan sebanyak itulah yang aku tau tentang kamu" ucap Venus.

Hening.

"Darimana lo tau jumlah action figure gue?" tanya Adam.

Venus tersenyum geli "Kalau aku lagi bosen di apartment kamu, aku sering ngeliatin koleksi kamu dan secara ngga sadar aku ngitung jumlah nya dan otak ku merekam semua, aku ini orang pinter Dam, jadi apapun mudah masuk ke dalam otak ku bahkan yang ngga penting sekalipun" ucap Venus sombong.

Adam berdecak "Tadi lo muji gue cowok setia sekarang lo muji diri lo sendiri pinter, sebener nya lo beneran muji gue atau cuma sarkas?"

Venus tertawa "Aku kan sudah janji ngga akan sarkas, cuman itu... kamu dan Bella, walau kamu bilang ngga cinta tapi cara kamu memperlakukan Bella, cara bicara kamu dan tatapan mata kamu tiap kali melihat Bella, aku tau itu bukan Adam yang aku kenal, kamu jadi beda setiap bersama dia, itu yang orang bilang cinta, mengubah diri mu menjadi orang lain"

Adam tak langsung menanggapi nya, ia nampak berpikir "Am i?"

"Aku ngga tau Dam, aku orang luar yang cuma bisa menilai semua nya dari sudut pandang ku, aku ngga tau apa yang kamu rasakan sebenar nya"

"Gue nyaman sama dia" ucap Adam "Dia bisa jadi lebih cerewet dari lo kalau gue ngga nurutin mau nya tapi ngga tau kenapa gue ngga bisa marah sama dia, dia memang agak manja, damn manja banget kalau bisa gue bilang kadang bikin gue jengkel tapi ngga di tahap pengen gue tonjok" ucap Adam blak-blakan membuat Venus tertawa.

"Itu kenapa kamu ngga mau ngajak dia kesini?" tebak Venus.

Adam membulatkan mata nya dan menatap Venus serius yang malah nembuat Venus semakin ingin tertawa.

"Muka kamu!" ia menunjuk wajah Adam "Aku cuma tebak-tebak berhadiah, kenapa ekspresi kamu serius gitu?"

Venus menormalkan pernafasan nya "Lagipula kalau kamu serius sama Bella kamu pasti sudah siap sama semua konsekuensi yang akan kamu terima, baik buruk nya"

"Gue belum mikir sejauh itu, lo tau?" Adam menaikan satu alis nya.

Ia mengangguk "Siapa tau"

Venus menatap ke sekeliling "Bukan nya ini peternakan kuda ya, kok aku dari tadi belum ngeliat kuda keliaran?"

"Ngapain mereka keliaran, lo pikir mereka gembel?"

Venus tertawa "Bukan gitu Dam, aku ngga pernah liat kuda seumur hidup ku jadi karena aku sudah ada di peternakan kuda bukan nya lebih afdol kalau aku liat kuda nya sekaligus ngasih makan"

"Lo ngga mau sekalian naik?" tanya Adam.

"Naik kuda?" Venus membulatkan mata nya "Naik sepeda aja masih sering jetlag"

"Lo apaan sih ngga nyambung" ucap Adam, jengah dengan candaan Venus yang berada di bawah rata-rata nya orang normal.

Venus hanya tertawa geli, ia paling suka mengganggu Adam, ekspresi kesal nya bukan membuat Venus takut tapi ingin tertawa tapi, beda saat ia marah, jangankan di dekat Adam, kenal Adam pun dia tak mau.

Venus melipat tangan nya di dada "Jujur aja, disini beneran ada kuda atau ngga?"

"Ada, tapi pada di kandang, lo mau liat?"

Melepas lipatan tangan nya di dada, ia menyatukan kedua tangan nya di depan wajah lalu mengangguk penuh antusias

"Mau-mau!"

-------------------💩
 

49. Ride or Die


 

Forget the things of yesterday 
Everyone gets things slightly wrong 
There's no such thing as a perfect person 
Look at me, filled with mistakes and loneliness 
IU - Secret Garden
 


 

------------------👟
 


 

"So, this is yours?" tunjuk Venus pada kuda hitam gagah yang sedang menikmati makan siang nya di dalam kandang yang ukuran nya lebih besar dari kamar tidur nya, bahkan lebih bagus jika boleh di dramatisasi.
 


Bukan Venus merendahkan diri tapi gezzzz, kandang nya memang di design bukan hanya untuk kenyamanan kuda tapi juga manusia, terlihat dari bahan dan rancangan nya yang seperti di bangun oleh arsitek ternama, sungguh ironis karena Venus yang manusia saja tidur di dalam rumah yang di bangun oleh arsitek pribumi bernama "Kuli".

Adam mengangguk "Hadiah ulang tahun dari Bokap gue, jenis Thoroughbred, jenis yang memang paling sering di pake buat kuda pacu, tapi walaupun gitu, dia yang terbaik di antara jenis nya, lo ngerti kan?"

"Oh, kayak ayam? Semua ayam kalau di goreng sama tapi padahal jenis nya beda, ada ayam kampung, ayam Bangkok, ayam jago..."

Adam melongo "Ayam? Lo serius nyamain binatang yang biaya hidup nya 10 kali lipat dari lo sama ayam?" tanya Adam tak percaya.

"Mereka kan sama-sama binatang" jawab Venus tak mengerti.

Adam mengangguk "Lo bener mau makan nya rumput New Zealand kek, nasi bekas kek, toh akhir nya mereka sama-sama di sebut binatang kalau ngga bisa baca tulis" ucap Adam "Lagian tau apa lo soal kuda, ini baru pertama kali nya lo liat langsung, gue bisa liat kenorak'an itu di mata lo" sindir Adam.

"Tentu aku tau! Kuda, status konservasi nya hewan domestik, Kingdom Animalia, Filum, Chordata termasuk ke kelas Mammalia, Ordo, Perissodactyla, Famili, Equidae, Genus Equus dan spesies E. caballus kalau kamu ngga tau, E itu kepanjangan dari Equus"

Adam melongo "Gue sama sekali ngga tau lo ngomong apa, lo ngomongin kuda yang sama kayak gue kan?" tanya Adam memastikan.

Venus mengangguk.

Mulut Adam membentuk huruf 'O' sempurna, entah itu berarti "Ohh gue ngerti" atau "OoooOOOOooooOOO" lanjutan dari melongo nya tadi.

"Dia punya nama?" Venus menunjuk kuda Adam.

"Sherlock" ucap nya agak malu.

Venus menatap Adam tak percaya lalu tertawa "Kamu bercanda?"

Adam menggeleng "I was 7 years old at the moment, Bokap gue koleksi semua series Sherlock yang dia taro di rak paling atas sedangkan semua buku yang membosankan dia taro di rak bawah, dulu Bokap gue ngelarang baca kata nya tunggu sampai gue seenggak nya udah 13 tahun, tapi lo tau ngga ada yang bisa ngehentiin gue buat dapat apa yang gue mau, gue terlalu penasaran sampai akhir nya Kakek gue nyerah dan ngasih tau gue kalau itu cerita tentang detektif yang hebat dan segala macam nya yang buat gue sebagai anak kecil amaze, akhir nya gue memutuskan untuk ngasih nama kuda gue Sherlock" ucap Adam, ia tertawa.

"Gue ngga tau kalau satu hari nanti nama yang gue anggap keren itu bisa jadi aib masa depan buat dia" canda Adam.

Venus tertawa "Seharus nya kamu kasih nama Troya, jadi walaupun pemilik nya otak nya agak kurang tapi kuda nya bisa di andalkan"

"Yang lo maksud otak nya agak kurang bukan gue kan?"

Venus menggeleng "Bukan" ia tertawa begitu pula dengan Adam.

Semua orang tau kalau Adam paling tidak suka di rendahkan apalagi di hina tentang kemampuan otak nya namun, itu tak berlaku saat ia sedang dalam mood yang baik.

Tip. Hanya hina Adam saat ia sedang dalam mood baik.

"Kamu sering kesini?" tanya Venus.

"Beberapa kali dalam setahun, kalau Bokap gue ngajak pacuan kuda gue pasti ikut, kalau ngga sibuk kerja atau bosen main perempuan, dia cari kesenangan nya disini" ucap Adam.

Venus menatap Adam aneh, bagaimana bisa Adam sesantai itu membicarakan aib Papa nya? Apa ia sudah terbiasa menghadapi keliaran Papa nya sejak ia kecil?

Venus menggaruk tengkuk nya yang tak gatal "Jadi, ada berapa kuda disini?" tanya Venus awkward.

Adam mengangkat bahu nya "200 lebih, ngga ngitung, semua keluarga gue punya seenggak nya satu kuda, belum lagi ada kuda yang kawin atau satu orang punya lebih dari 1, Bokap gue sendiri aja punya 11, Kakek gue punya 38, kandang nya ada di atas deket bukit, kandang tertutup ngga pake rumput tapi pasir putih, gue mah disini aja masih anak bawang soal nya"

Venus tertawa "Kamu bilang disini ada lapangan golf"

Adam mengangguk "Disini fasilitas nya lengkap, kecuali club" Adam melihat ke atas "Satu hari kalau peternakan ini udah jadi punya gue, bakal gue bangun club disini"

Venus memutar mata nya "Tujuan Kakek kamu bangun peternakan kuda untuk nyari ketenangan tapi kamu malah bawa keributan disini"

Adam tertawa, ia membuka kandang Sherlock, menyapa nya dengan cara yang tak manusiawi, ya kan kuda masa mau di ajak salaman -,- ia membelai surai hitam Sherlock yang di balas ringikan khas kuda, ya kan kuda masa menggonggong -,-.

"Sherlock, gue bawa cewek ngga cantik sih tapi pinter, pinter nyontek" sindir Adam membuat bibir Venus yang sedang tersenyum langsung manyun.

"Hi Sherlock!" Venus berdadah ria dari luar kandang yang tak di hiraukan Sherlock sama sekali.

Adam tertawa mengejek "Lo pikir dia narapidana, kalau lo mau nyapa lo harus kasih salam, ngga sopan banget lo"

"Tapi nanti dia nendang, dia kan belum pernah ketemu aku, yang aku baca biasa nya kuda bakal nendang ka-"

"Lupain teori langsung ke praktek" ucap Adam tak sabar "Kesini lo"

Ia menarik tangan Venus untuk masuk ke dalam kandang "Taro tangan lo disini" Adam menuntun tangan Venus ke surai Sherlock "Belai dengan sayang, anggap aja itu gue" bisik Adam di telinga Venus.

Venus melirik Adam sinis namun, tak mengucapkan apapun, ia takut jika ia mengatai Adam maka Sherlock juga akan ikut marah dan malah menendang nya.

"Halus" puji Venus akan surai Sherlock yang nampak nya di bersihkan secara teratur bahkan badan nya pun tak berbau.

"Lo mau naik?" tawar Adam.

Venus langsung menoleh ke arah Adam "Bisa?"

"Tentu bisa, bensin nya udah full" canda Adam sambil menepuk punggung Sherlock.

"Bukan itu, aku ngga pernah naik kuda-"

"Lo ngga mungkin pikir gue punya kuda tapi ngga tau cara mengendarai nya kan"

Venus diam, ia mulai berpikir, jika ia naik mungkin saja Adam akan memukul pantat kuda hingga kuda nya mengamuk dan lari tunggang langgang ke hutan atau mungkin saja Adam akan mengajak nya berjalan-jalan untuk di jual mafia organ tubuh atau-

"C'mon Nerd" Adam membangunkan Venus dari khayalan nya, selagi Venus berdebat dengan diri nya sendiri dengan segala kemungkinan jahat yang Adam telah rencanakan, lelaki itu telah naik ke atas kuda, nampak... apa kata yang tepat... keren, mantul, hebat...

Gagah.

"Today I'll be your prince and you'll be my princess, Sherlock will be our white horse, even though he's black but well... what do you think?" tanya Adam.

Think? Dengan apa? Menurut Adam, apa Venus bisa menggunakan otak nya setelah Adam mengucapkan hal seperti itu pada nya.

Ok, don't think just nod.

Dan Venus mengangguk.

🐴🐴
 


Tau kah kalian kalau langit berwarna biru dan awan itu berwarna putih?

Tau?

Weird, karena Venus baru tau setelah Guru kesenian SMP nya menegur gambaran Venus dengan sebutan tanda-tanda kiamat, seperti matahari yang terbit dari barat sebagai pertanda dunia menghitung mundur hari akhir nya seperti itu pula lah gambaran Venus di mata Guru kesenian nya, karena kawan Langit itu berwarna biru, awan berwarna putih bukan sebalik nya, langit berwarna putih dan awan berwarna biru.

Dan itu adalah kebodohan hakiki yang sampai saat ini masih Venus tak pahami, mengapa selama 12 tahun hidup nya ia baru menyadari hal tersebut.

Sama seperti Adam, ia sejelas langit namun tak bisa di sentuh seperti awan. Warna nya hitam dan putih, namun terkadang abu-abu.

Venus tak tau warna dasar nya.

Ngomong-ngomong soal pertanda hari akhir, apa kalian tau hari ini hari apa? yupz, hari minggu.

Hari minggu yang aneh. Sangat aneh.

Venus duduk tepat di depan Adam, di atas Sherlock, kedengaran nya mesum kalau kalian lupa Sherlock adalah binatang berkaki 4 yang seperti kata Adam, tidak bisa membaca dan menulis.

Adam mengoceh ini-itu tentang semua fasilitas yang ada disini, perlu di garis bawahi tanpa menyombongkan diri. Aneh, karena Adam yang seperti OKB bisa bicara normal.

"Ini ngga terlalu besar" ucap Adam pada lapangan golf seluas... mata memandang itu, entah mana ujung nya.

"Kalau lapangan golf yang memang di jadiin business itu bisa 2 atau 3 kali lebih lebar" jelas nya.

"Sekarang aku ngerti kenapa golf bisa di klasifikasikan sebagai olahraga, ternyata lapangan nya seluas ini" ucap Venus takjub.

Adam tertawa "Ngga jalan kaki juga, kan tiap hole bisa naik golf cart kalau jauh, yang bawain barang nya juga ada caddy"

Venus mengangguk-ngangguk "Kamu tau banyak soal golf, pernah main?"

"Kata Kakek gue, golf itu bukan sekedar olahraga tapi juga business partner, ngga cuma asal lempar bola, kadang kita juga harus tau kapan menang dan kalah nya, di dalam golf ada business" ucap Adam meniru ucapan Kakek nya.

"Semua anak dan cucu nya harus bisa main, ngga harus sampai sehebat Tiger Woods yang penting tau dasar nya" Adam tertawa "Kecuali Andrew, setelah Andrew ngelempar stik golf nya untuk ke 99 kali, Kakek gue nyerah untuk ngajarin Andrew, kata nya lebih baik berhenti sekarang sebelum Andrew mecahin rekor Adik Kakek gue yang juga selalu ngelempar stik golf nya dan bukan ngelempar bola golf nya, kayak nya memang di tiap generasi selalu ada yang kena kutukan lempar stik golf, untung nya bukan gue"

Venus tertawa.

Adam memacu kuda nya ke danau buatan, yang Adam sebut pernah ada buaya yang tinggal di dalam nya lalu Kakek nya memiliki ide brilian untuk menyedot air danau sampai kering dan mengganti nya dengan air laut agar tak di huni buaya lagi.

......

Mungkin kemampuan otak Adam menurun dari Kakek nya.

Tak hanya peternakan kuda, sapi dan domba pun ada tapi jangan harap ada adegan dimana Adam dan Venus memberi makan hewan-hewan itu dengan rumput lalu Adam dam-diam menggelitik telinga Venus dengan rumput yang membuat Adam dan Venus tertawa bersama seperti 2 remaja mabuk lem.

Adegan sebenar nya adalah :

"Kalau gue angkat ember ini langsung lo tangkap ya" perintah Adam.

"Tapi dia ngga matuk kan?" tanya Venus takut.

"Ngga, tenang aja ini burung yang suka makanin kutu nya sapi, pokok nya gue buka lo langsung masukin tangan lo kesini, jangan sampai kabur, kalau ngga ada burung ini semua sapi bisa mati kegatelan, ngerti?"

Venus mengangguk.

"Ready?"

Mengangguk.

"Satu... dua..."

Hap! Venus memasukan tangan nya ke dalam ember dengan cepat.

"ARGHHHHHH!!!!!!!" Teriak Venus begitu menyadari apa yang sedang ia pegang "TAIIIIIIIII!"

Sedangkan si Satan sendiri sudah hampir mati kehabisan nafas karena tertawa terbahak-bahak.

Sialan Adam, menyuruh Venus membantu nya menangkap burung di dalam ember ternyata isi nya tai sapi!

Tai sapi yang masih fresh pula! Masih lengket, basah, arghhhhh! Venus rasa nya mau muntah.

Si Satan jatuh ke tanah sambil memegangi perut nya, tak mampu menahan keseimbangan tubuh nya akan ledakan tawa.

Venus berdiri, tak menunggu lama untuk melakukan misi pembalasan namun, Adam si kampret eh si kancil yang gesit segera berlari begitu melihat Venus berjalan cepat ke arah nya.

"Diam disitu Dam, kalau kamu masih mau punya keturunan!" ancam Venus dengan emosi berskala ledakan Gunung Krakatau.

Masih tertawa seperti orang gila Adam terus berlari sampai pada akhir nya ia menyerahkan diri setelah Rachel menangkap nya dan memukul kepala nya dengan sepatu boot berkuda nya.

Tak neko-neko Venus hanya menyuruh Adam membersihkan tangan nya, hanya itu, sebaik itulah Venus.

Prett.

Lain lagi saat Adam mengajak nya ke kebun anggur keluarga nya, si Satan melajukan kuda nya seperti koboi kebelet pipis, melewati satu persatu baris pohon anggur tanpa takut menabrak nya, hanya akan memelankan laju kuda nya jika Venus mengancam akan menggigit tangan Adam yang sedang memegang tali kekang kuda.

"Lo pernah makan anggur?" tanya Adam.

Venus memiringkan kepala nya sedikit, menunjukan wajah pucat nya kepada Adam, ia melirik Adam sinis "Kamu pikir cuma orang kaya yang pernah makan anggur?"

"Bukan" Adam melompat turun dari kuda, tak lupa ia membantu Venus untuk turun, satu-satu nya kebaikan Adam hari ini, sebaik itulah Adam.

Prett.

"Maksud gue yang langsung di ambil dari kebun" ucap Adam.

Venus menatap Adam ragu "Ngga pernah" setelah insiden tai sapi dia merasa kepercayaan nya akan Adam yang tadi nya -1 menjadi -1000.

"Lo mau coba?" tanpa menunggu jawaban Venus, Adam menarik tangan Venus.

"Lo harus coba" ucap nya "Rasa nya lebih enak kalau di ambil langsung dari pohon, apalagi kalau nanam sendiri, lebih sehat kan"

"Hm" jawab Venus, ia sibuk memperhatikan perkebunan anggur dan mencari kemungkinan akan ada nya tai-tai yang mungkin akan Adam berikan pada nya. Syukur nya tak ada.

"Zahrul, mantan narapidana pembunuhan yang jaga kebun ini, Kakek gue kenal dia dari salah satu kolega nya yang pernah pake jasa dia buat ngambil tanah masyarakat untuk di jadiin kompleks Apartment" ucap Adam.

Venus membelalak, terlalu shock.

"Sekarang dia udah insyaf, kata nya, selama ini gue ngga pernah liat dia bunuh atau mukulin orang, kecuali kalau ada yang ngambil anggur tanpa ijin, ngga ada ampun bakal dia bawain cangkul sama parang bahkan pistol" cerita Adam.

Venus menelan ludah nya.

"Nah" ucap Adam, memberikan satu renteng buah anggur hijau pada Venus.

"Sudah masak?"

Adam mengangguk "Sudah bisa di makan, tapi agak masem, belum waktu nya panen sih soal nya, kalau lo mau 2 bulan lagi udah mateng, kita bisa kesini makan anggur sampai puas" ucap Adam sambil memetik buah anggur.

Kita bisa kesini? Apa Adam mengajak nya? Apa dia masih harus menjadi pacar bohongan Adam sampai 2 bulan ke depan? Ini ajakan atau perintah?

"Kenapa? Lo ngga makan anggur?" tanya Adam saat melihat Venus hanya diam, tak memakan anggur di tangan nya.

"Oh, aku suka kok" Venus memakan anggur nya.

Hmmm, masam, semasam hidup Venus.

"Ehm tapi Dam, emang ngga papa ya di ambilin kalau belum panen?" tanya Venus, ia mengernyit saat rasa asam menjalar sampai ke tenggorokan nya.

"Ngga boleh"

"..."

Venus menatap Adam serius, menunggu Adam mengucapkan kata ajaib nya "Muka lo! hahaha, gue cuma becanda" tapi setelah 5 menit Adam dan Venus hanyut dalam perlombaan saling pandang dengan wajah serius, akhir nya Venus menghela nafas pasrah, ia tau hal seperti ini akan terjadi.

"Terus kenapa kamu ambil?!" desis Venus mulai panik.

"Lo bilang lo belum pernah makan anggur langsung dari pohon nya kan? Gue mau ngasih lo pengalaman paket lengkap sekali dalam seumur hidup lo" ucap nya tak mau di salahkan.

"Halah! Tenang aja si Zahrul lagi pulang kampung, dia orang nya pemalas juga kok, paling anak buah nya disini, baru balik kalau udah mau panen, 2 bulan sebelum panen lah" ucap Adam sambil terus memrotoli buah anggur dari pohon nya.

2 bulan sebelum panen, berarti hari ini, apakah si Satan itu lupa kalau tadi dia sendiri yang mengajak Venus kembali 2 bulan lagi saat anggur nya sudah panen?!

Venus memejamkan mata nya "Adam..."

"Wha-"

"WOY! SIAPA ITU?!?" suara teriakan pria membuat Venus dan Adam kompak melotot, Adam buru-buru memasukan anggur yang baru ia ambil ke dalam saku jaket nya.

"BELOM PANEN UDAH LO CABUTIN, MAU MATI LO?!"

Adam menarik tangan Venus, berlari ke arah Sherlock yang sama pandai nya seperti pemilik nya, memakani dedaunan anggur sampai botak, ohhh mereka benar-benar akan di cangkul dan di cincang untuk di jadikan pupuk hari ini...

Dengan tergesa ia membantu Venus naik ke atas Sherlock.

Duar!

Suara pistol terdengar, Adam yang baru saja naik ke atas Sherlock terkekeh lalu dengan cepat membawa lari Sherlock.

"Ladies and Gentleman, and that's what I call "Ride or Die"" ucap nya setelah berhasil kabur dengan selamat.

-------------------------------🐇
 

50. Sunburn


 

Now I'm hyp, hypnotised
Yeah I trip, when I look in your eyes
Oh I'm hyp, hypnotised
Yeah I'm slip and I'm mesmerized
Coldplay - Hypnotised
 


---------------------------🚰

Taukah kalian kalau warna daun itu, semua warna yang ada di muka bumi ini kecuali hijau?

Tidak tau?

Cek google.

Venus mengetahui nya setelah menonton Nat Geo, tidak pake Wild, kalau pakai Wild itu Adam.

Venus rasa sangat bijak untuk mengambil kesimpulan dari pelajaran warna daun ini jika, tidak semua yang kita lihat dengan mata itu benar.

Kadang kita harus menggunakan mata hati.

Atau mata kaki kalau mau.

Atau kesimpulan bijak lain nya lagi, ini seperti demokrasi yang menggunakan sistem poling suara pendapat untuk mengambil keputusan, dan kawan kabar baik nya, tak semua hal yang memiliki suara terbanyak itu hal yang paling benar.

Tanyakan orang di jalan, di kereta api atau di pasar, mereka pasti menjawab warna daun itu hijau.

Meski pada fakta nya, bukan.

Ahhh, Venus cinta Biologi.

Ngomong-ngomong soal hijau, warna jaket Adam yang sedang Venus pakai berwarna hijau army.

"Pegangan" ucap Adam.

Venus menoleh ke belakang, menatap Adam seolah kepala Adam tumbuh 9.

"Aku ngga mood becanda Dam" ucap Venus masih kesal dengan kejadian saat Zahrul menembakan pistol nya ke udara karena mereka mencuri anggur, technically, itu tanah milik Kakek Adam yang berarti juga milik Adam tapi, technically nya lagi, Zahrul adalah orang yang menanam dan merawat kebun anggur itu, tentu secara technically nya lagi, anggur itu milik Zahrul, tapi jangan lupa technically yang pertama, kalau lahan itu milik Adam.

Tanah nya milik Adam, anggur nya milik Zahrul, saat sudah panen itu milik Kakek Adam.

Yay life.

"I'm serious babe" Adam terkekeh "Itu cuma pistol mainan, ok, pistol beneran, peluru nya juga beneran tapi dia kan nembak nya ke atas bukan ke arah kita"

"Jadi poin nya?"

"I'm not trying to make a point, lagipula ngga mungkin dia bunuh kita berdua, apalagi gue, gue cucu orang yang ngegaji dia" ucap Adam.

"Tapi kamu yang bilang sendiri kalau dia mantan pembunuh Dam" desis Venus.

Adam mengangguk "Mantan, lo harus garis bawahi itu, dia mantan pembunuh bukan seorang pembunuh, itu kalau bahasa inggris nya, he used to be a murderer bukan he is murderer"

"Terserah kamu lah Dam, tapi kalau sampai dia dendam dan mulai jadi psikopat dan neror aku, aku pastikan kamu ngga akan pernah punya Adam Natawijana junior" ancam Venus.

Adam terkekeh, ia mendekatkan tubuh nya hingga dada nya bertemu punggung Venus dan wajah nya tepat di samping wajah Venus, hanya berjarak beberapa centimeter.

"Ow babe, kita baru pacaran 3 hari dan lo udah jadi seposesif ini sama gue" goda Adam.

Blush. Blush. Blush.

Wajah Venus memanas bukan hanya karena jarak tubuh mereka yang begitu dekat namun, juga karena tangan nakal Adam yang mencubit pipi nya setelah menggoda nya.

"Tenang aja, kalau kita punya anak nanti, lo tetap jadi prioritas gue"

Adam tak mau berhenti, melihat wajah Venus memerah membuat dia semakin ingin melanjutkan kemesuman nya sampai ke tahap Venus benar benar akan memotong sayap burung Adam hingga burung Adam benar-benar tak bisa terbang dan menjemput Adam junior di masa depan.

"Shut up" adalah semua yang bisa Venus katakan.

Adam menyeringai "Make me"

Rasa nya Venus ingin menggebrak meja dan berteriak DEMI TUHAN!

Venus mendengus, ia menatap ke depan sebentar sebelum kembali melirik Adam dan menarik tangan Adam lalu menggigit jemari nya.

"A...AaaaAAAaaaw" teriakan sarkas si Satan.

Venus melepaskan gigitan nya dan menatap si Satan sinis, si Satan yang sedang tersenyum 500.000 $.

"Babe, lo bisa pake mulut lo untuk sesuatu yang lebih berguna, misal ny-"

Pluk!

Venus menutup mulut Adam dengan telapak tangan nya, ia menghela nafas "Boy, you can't be fixed"

Adam melepaskan tangan Venus dari mulut nya "Itu bukan tugas lo" ucap nya masih memegang tangan Venus.

"Bukan lo yang ngerusak gue, jadi lo ngga perlu memperbaiki gue, yang perlu lo lakuin adalah nemenin gue" ucap Adam.

Fix you.

Wreck you.

Accompany you.

Venus menatap Adam serius, perlombaan saling pandang serius 2.0 di mulai, namun kali ini bukan sekedar untuk menang atau kalah namun, lebih dalam lagi, masing-masing dari mereka seolah memiliki pertanyaan dan menyimpan jawaban nya sendiri.

"Why me?" tanya Venus akhir nya.

Adam memutus pandangan mereka, melihat ke arah manapun kecuali Venus "No reason" jawab nya.

"No reason or... you don't want to give me a reason?"

Adam menatap Venus datar, menunggu, itulah yang Venus lakukan, ia menunggu Adam menjawab pertanyaan nya, bahkan jika jawaban nya sarkas dan membuat nya ingin menyunat Adam, namun, Adam tetap diam.

"And that's how I make you shut up" gumam Venus, tersenyum tipis.

Ekspresi datar Adam perlahan melembut.
"Hold on tight" bisik nya di telinga Venus.

Dan sebelum Venus selesai memproses ucapan Adam, Adam telah memacu kuda nya seperti ksatria perang, bukan seperti Valentino Rossie yang mengejar juara dunia ke 10 nya atau seperti Bolt dalam olimpiade dunia yang dalam artian manusiawi nya, mereka berkuda, bukan bermain kuda-kudaan.

Melaju dan terus melaju sampai ke tempat tertinggi, ke tempat yang belum pernah Venus tuju, bersama Adam.

🐫🐫
 


Adam mengajari Venus untuk berkuda, Adam bilang berkuda sama mudah nya dengan mencari kutu namun, saat Venus tanya apa Adam pernah mencari kutu, Adam menjawab tidak pernah.

Jadi selagi Venus memegang tali kekang kuda, tangan Adam memegangi tangan Venus.

"Kapan lagi lo bisa belajar naik kuda" ucap Adam.

Adam benar, kapan lagi? Ini mungkin kali pertama dan terakhir dalam hidup nya berkuda, atau lebih tepat nya berkuda bersama Adam.

Setelah ini, Bella yang akan bermain kuda-kudaan dan berkuda bersama Adam.

Yay life.

Sherlock terus berjalan melewati bukit dan anak sungai kecil lalu sampai ke sebuah tebing tinggi yang di bawah nya terbentang luas laut biru, Adam menarik tali kekang Sherlock, menghentikan laju kuda mahal itu tepat di bibir tebing, jangan tanya bagaimana perasaan Venus, takut? Tentu, ingin marah? Tentu, tapi tak ada guna nya, tujuan Adam melakukan itu karena ingin membuat Venus marah, jantungan dan mati muda.

"Beautiful isn't?" tanya Adam.

Beautiful isn't?

Déjà vu. Venus merasa berada di ruang waktu, dimana ia terjebak dengan keadaan yang sama, situasi yang sama, pertanyaan yang sama namun dengan orang yang berbeda.

Venus mengangguk, ia bisa merasakan senyum Adam di sisi kepala nya, ia tak ingin menoleh, tak mau Adam menggoda nya dan tak mau pikiran nya di penuhi oleh Adam.

Mereka berdua sama-sama terhanyut oleh keindahan alam yang Tuhan telah ciptakan di depan mereka, air laut bergelombang di bawah tebing, ombak nya tak besar namun terus menggulung, di ujung sana matahari perlahan tenggelam, langit nya cerminan ombak yang sedang menggulung langit dengan cahaya keorenan yang perlahan di makan langi gelap, semburat cahaya nya terasa hangat di wajah Venus.

Adam melompat turun dari kuda nya dan mengulurkan tangan nya pada Venus "Ayo Nerd, lo ngga mau nunggu matahari tenggelam dari atas kuda"

Venus menyambut uluran tangan Adam, dengan hati-hati ia membantu Venus turun lalu mengikat kuda nya di salah satu pohon.

"Memang nya kenapa?" tanya nya, saat Adam menggenggam tangan nya untuk kembali ke bibir tebing.

"Pegel"

Venus memutar mata nya "Pelan-pelan Dam, nanti aku jatuh"

"Good"

"Adam!" ucap Venus kesal karena Adam berjalan seperti ninja, melompati batu dan berjalan seperti orang kebelet pipis.

"Venus!" tiru Adam.

"Jadi sekarang aku Venus? Bukan Nerd atau Love?" tanya Venus sarkastik, ia berdiri di samping Adam.

Adam tertawa "Nerd, kalau lo bawel, Love, kalau lo nurut dan Venus kalau lo marah-marah"

"Sama, aku juga punya panggilan sayang buat kamu" ucap Venus tak mau kalah.

Adam menaikan satu alis nya.

"Satan, kalau kamu marah-marah, Beelzebub, kalau kamu marah-marah dan Lucifer kalau kamu marah-marah"

"Hei, gue ngga selalu marah-marah" ucap Adam pura-pura tersinggung.

Venus berdiri di depan Adam "Nope, kamu marah lalu kamu mesum terus marah lagi lalu kembali mesum lagi"

"Seingat gue, gue ngga pernah ngelakuin sesuatu yang mesum ke lo" Adam menaikan satu alis nya, wajah nya ragu "Kan?"

Venus melirik Adam "Kamu lagi nanya aku atau nanya diri kamu sendiri?"

"Nerd" suara Adam penuh peringatan, namun Venus tau jika mood Adam sedang baik, ia membalas tatapan Adam dan menatap nya dengan wajah khas Ibu yang sedang memberi peringatan pada Anak nya.

"Satan" ucap nya.

Dua idiot itu pun tertawa.

"Ini juga punya Kakek kamu?" tunjuk Venus pada laut di depan nya.

Adam tersenyum "Punya Tuhan"

"Ah... ternyata ada hal di dunia ini yang seorang Adam Natawijana tidak miliki" sindir Venus sambil tersenyum manis.

Adam mengangguk setuju, ia memandang lurus ke depan "Gue ngga pernah ngajak siapapun kesini" ucap nya.

"Ini tempat gue... memikirkan segala hal dalam hidup gue, segala kekacauan yang gue buat dan hal-hal yang udah lewat"

"It's surprise me you had regrets in your life" gumam Venus, mata nya memandang lurus ke depan.

"I'm human too" jawab nya.

Venus tertawa "Ya, kadang aku lupa kalau kamu juga manusia, kamu punya segala nya yang orang mau, kamu punya banyak teman yang peduli sama kamu, punya banyak fans bahkan kamu punya pacar yang cantik, tapi bukan itu yang buat aku iri sama kamu"

"Lo iri sama gue? Sudah gue duga!" ucap Adam.

Venus tersenyum geli, ia menatap matahari yang perlahan tenggelam.

"Kamu berani untuk melakukan apapun yang kamu mau, mengenal kamu buat aku sadar kalau selama ini hidup ku lebih dari membosankan" ucap Venus

"Kamu melihat banyak tempat yang ku pikir cuma ada di lukisan, kamu kenal orang-orang yang ku pikir cuma ada di karakter novel, kamu mendengar hal-hal baru langsung dari sumber nya, kamu punya banyak pengalaman hidup yang selama ini cuma bisa ku baca di dalam 
buku, berdasar teori, fakta dan itu semua... pada akhir nya, ngga berguna, apa guna nya hapal tabel periodik kalau kita ngga punya kemampuan bersosialisasi sama lingkungan? Dunia akan memakan kita hidup-hidup, aku terlalu takut kalau aku jadi murid biasa-biasa aja, aku takut aku jadi orang biasa yang harus bersaing dengan puluhan juta orang biasa lain nya, aku takut, pada akhir nya nanti aku harus... menghabiskan hidup ku seperti 
orang biasa lain nya"

"Itulah kenapa aku menyontek, the truth is, aku ngga pernah percaya sama diri ku sendiri, aku takut gagal karena hanya bergantung pada kemampuan ku sendiri" ucap Venus.

"Tapi kamu, kamu bisa melakukan apapun yang kamu mau, karena pada akhir nya kamu akan jadi orang yang luar biasa"

Adam menatap Venus lekat "Gue jarang baca tapi yang gue tau ngga semua cerita itu Happy ending, the truth is, happy ending itu ngga ada di dunia nyata, karena pada akhir nya lo akan mati, orang yang lo sayang akan pergi ninggalin lo, temen-temen lo sudah hidup sama keluarga mereka sendiri, lo tau apa yang Nyokap gue bilang "Uang itu penting tapi, uang itu bukan segalanya" uang bisa jadi temen hidup lo, tapi juga bisa musuh abadi, lo merasa iri sama gue karena keluarga gue punya segala nya, tapi gue juga pernah ngerasa iri sama orang lain yang menganggap kalau keluarga adalah segala nya, I'm fucked up Venus, can't you see it?"

Untuk pertama kali nya, selain amarah Venus bisa melihat kilatan sedih di mata Adam, satu bagian dari dalam diri Adam yang tak pernah ia temui, seorang laki-laki berusia 17 tahun sedih, what a tragic sight.

"Why are you crying?" ucap Adam pelan hampir seperti berbisik.

Tanpa Venus sadari air mata turun membasahi pipi nya, sungguh ia tak berniat ingin menangis, ia tak pernah menangis di depan orang lain, ia tak bermaksud berlagak cengeng di depan Adam namun, itu hanya terjadi begitu saja, ia bahkan tak menyadari nya.

"Are you mad at me?" tanya Venus balik.

Adam mengernyitkan kening nya "No, why?" masih dengan berbisik Adam bertanya pada Venus.

"Because you just called me Venus"

Kernyitan di dahi Adam perlahan menghilang "I'm not mad at you"

Dua bola mata coklat itu menatap nya penuh penasaran, sangat polos dan rapuh, seperti guci mahal di rumah nya, beda nya letak nya tak berada di sudut ruangan namun tepat di depan nya, tak tersisihkan oleh benda lain, namun menjadi priorotas untuk nya dan Adam tenggelam ke dalam nya, hanyut, begitu jauh, jauh dan semakin jauh hingga ketika sisa-sisa cahaya keorenan di langit mengucapkan selamat tinggal, perlahan namun pasti pias cahaya nya menyinari wajah mereka berdua dan kedua nya hanyut dalam pikiran mereka masing-masing.

Warna nya mengingatkan Adam akan musim gugur, saat daun kering berjatuhan, di iringi angin sejuk yang berhembus, cuaca tak terlalu panas, tak terlalu dingin, begitu tepat.

Dan itulah yang ia rasakan saat ini, saat seluruh tubuh nya seolah terhipnotis pada kedua bola mata coklat musim gugur itu, ia jatuh dan tanpa ia sadari ia membawa paksa Venus masuk ke dalam nya, bersama nya.

"I'm mesmerized"

Semua nya terasa pas dan Adam membiarkan diri nya hanyut dan jatuh lebih dalam saat ia menundukan kepala nya untuk menyatukan bibir nya dengan bibir Venus dan melumat nya lembut.

--------------------💋
 

51. MEET AGAIN


 

You wanna know, don't you? Curious, aren't you?
ITZY - Want It?
 


 

---------------------🗽
 


Lagi, dengan wajah kesal Venus memandangi layar Hp nya. Foto Adam yang sedang memeluk Bella dari belakang, kedua tangan nya memeluk erat perut datar Bella dan bibir nya mengecup sudut bibir nya. Bella tersenyum riang ke arah kamera.

Menyampaikan kebahagian nya pada seluruh penggemar Adam juga penghuni media sosial Instagram jika Adam adalah milik nya.

Venus melihat foto lain nya. Berlatar pasir putih, Adam duduk dengan memakai celana pendek, Bella di samping nya memakai bikini dengan cardigan tembus pandang menyentuh mata kaki nya.

Venus tersenyum masam saat melihat emoticon love menutupi bibir Adam dan Bella yang bersentuhan.

Orang gila juga tau kalau mereka ciuman bibir, buat apa pake di sensor. Apa Bella takut kena tegur KPI?, pikir Venus sinis.

Begitu pula foto lain nya yang sudah selama 3 tahun ini menghiasi laman Instagram Bella, mirip seperti majalah esek-esek berisi kumpulan foto porno.


 


 


 


 


 


Venus tak bohong saat meyebut Adam setia dan Bella yang berubah menjadi gadis Disney saat bersama Adam, karena kenyataan nya memang begitu.

Ia tak mengerti dengan diri nya sendiri. Ia penasaran, tidak peduli, kesal, jijik, marah, bahagia... perasaan itu bercampur di dalam dada nya setiap kali melihat potret kemesraan Adam dan Bella yang secara rutin di post Bella di media sosial nya.

Dan bodoh nya, meski sering merasa kesal ia terus saja merasa penasaran untuk melihat lalu ia berkata pada diri nya sendiri jika ia bahagia karena akhir nya dua satan dalam hidup nya itu bersama.

Orang bilang, orang jahat itu jodoh nya jahat dan orang baik jodoh nya baik.

Tapi, ia juga pernah dengar "All the good boys go to heaven but bad boys bring you heaven"

Entah kesenangan dunia atau akhirat yang harus di dahulukan. Pada dasar nya ia manusia, punya sifat baik dan buruk, naïve dan munafik.

Ia ingin berkata jika Bella dan Adam cocok bersama agar mereka saling menghancurkan diri mereka masing-masing namun, melihat kebahagiaan di mata dua sejoli itu membuat sesuatu dalam diri nya menjadi gelisah dan takut.

Ia takut mereka bahagia dan bukan nya saling merusak. Entah mengapa ia jadi begitu jahat semenjak pindah ke Jakarta.

Ia merasa menjadi orang lain.

Venus mengklik video yangbaru saja Bella post, ia merasa ingin memukul diri nya sendiri dengan bantal karena terus-terusan memancing emosi nya sendiri namun, mau bagaimana, ia penasaran dengan kegiatan liburan anggota frat yang kata nya ala-ala barat itu.

Fun, bebas dan foya-foya...

Venus menarik nafas lalu memilih untuk mematikan Hp nya. Hp baru nya yang cuma terlihat bagus selama 2 hari setelah nya, b aja.

Kualitas teknologi jaman sekarang stagnan... atau jadi stagnan karena Venus hanya menggunakan Hp baru nya untuk melihat foto dan video mesum Adam.

Pandangan nya jatuh pada kresek-kresek merah berisi makanan kucing di sudut kamar nya, hari libur seperti ini lebih baik di isi dengan sesuatu yang berguna, benar! Venus akan melakukan sesuatu yang bermanfaat untuk dunia perkucingan.

Venus berdiri dan mengikat rambut nya lalu mengambil 2 bungkus makanan kucing, seperti hari libur sebelum nya ia akan menghabiskan seluruh waktu nya untuk membersihkan rumah lalu belajar namun, bersyukur ia dapat menambah satu kegiatan bermanfaat dalam hidup nya yaitu dengan berkeliaran dari satu tong sampah ke tong sampah lain nya untuk memberi makan kucing-kucing liar yang biasa nya banyak mengais makanan disana seperti gembel.

Venus membandingkan hidup kucing-kucing liar itu dengan kuda di peternakan Adam, sampai sekarang ia tak menyangka jika ada hewan yang hidup nya jauh lebih makmur di banding jutaan rakyat orang Indonesia.

Tiba-tiba ia ingin menjadi Istri Adam.

Huh?

Maksud nya, tiba-tiba ia ingin menjadi kuda.

Yah.

🐪🐪
 


Venus duduk dalam damai di kursi halte, mata nya menatap ke jalan raya fokus tak fokus karena telinga nya ia sumbat oleh earphone, mendengarkan lagu-lagu lama yang tak banyak di sukai anak seusia nya.

Venus berusaha memikirkan apapun yang menyangkut cuaca sore ini, panas pekat, penuh keringat, lalu pikiran nya menyeberang ke benua lain, bagaimana jika tiba-tiba turun hujan, orang-orang yang saat ini sedang mengendarai kendaraan nya di jalan ini pasti akan kalang kabut, mulai dari ingin cepat pulang ke rumah untuk mengangkat jemuran sampai yang manis-manis, yaitu bertemu keluarga.

Lalu, ia berpikir apakah sudah ada teknologi yang membuat jemuran tidak basah meski di jemur di luar?

Ya, pada kenyataan nya Venus sedang berusaha membuat pikiran nya sibuk dan melupakan ciuman Adam.

Shit! Dia mengingat nya lagi.

Ahh! Pikirkan jemuran... jemuran... jemuran apa yang di sukai banyak orang?

Jemuran Adam.

Ahh Shit!

Ngga... ngga... Ok yang lain.

Hmm, mobil... pikirkan mobil, ada mobil hitam lewat di depan nya... ada spion nya 2, ban nya 4...

Seperti punya Adam.

Ah Ya Tuhan, ngga... ngga... jangan pikirkan mobil, pikirkan yang lain... Uhmm ada orang menyeberang, ah! Orang, ada berapa banyak orang di muka bumi ini? Bermiliaran! Wahh itu jumlah yang fantastis mengingat awal nya dulu hanya ada sepasang umat manusia yaitu Adam dan-

Oh God...

Mungkin ia harus mencoba trik yang lain... 
Membaca teenlit dengan alur cerita alay nan buruk, check.

Menonton sinetron yang judul nya lebih panjang daripada ikat pinggang anak SD, check.

Mendengarkan lagu patah hati zaman orde baru, check.

Rolling depan dari dapur sampai ke ruang tamu, check.

Dia sudah melakukan hal-hal yang paling tidak ia sukai namun mengapa oh mengapa ia masih tetap mengingat ciuman nya dengan Adam!?!

Kurang ajar si kampret, bisa-bisa nya ia mencium Venus tanpa ijin dan bisa-bisa nya Venus hanya diam saja.

Mungkin Venus mabuk.

Ya!

Dia pasti mabuk karena makan anggur yang belum matang.

Yap, pasti karena itu, anggur kan buat mabuk.

Tapi kan harus di fermentasi dulu, batin Venus berucap.

Betul juga, oh mungkin karena setelah makan anggur ia berkuda, perut nya terguncang dan secara tidak langsung membuat anggur di perut nya bercampur asam di dalam lambung nya lalu berubah menjadi wine.

Ahh masuk akal.

Ngga masuk akal, batin nya menggeleng-gelengkan kepala akan keidiotan Venus.

Venus mendesah frustasi, mengapa dia jadi seperti orang gila begini, bicara ke diri sendiri, melawan argumen diri sendiri, persis orang dengan kepribadian ganda.

Venus mengusap-ngusap wajah nya, mencoba menghilangkan bayangan apapun yang berkaitan dengan Adam dan cium- Ok, cukup sampai disitu.

Venus menegakan tubuh nya, detik itu juga ia mengutuki diri nya sendiri, saat mata nya dengan sangat jelas menangkap pemandangan mobil hitam pekat yang sama persis dengan milik Adam dan saat kaca mobil itu turun perlahan, Venus beristighfar, ia benar-benar sudah gila!

Bagaimana mungkin ia malah melihat Adam di dalam mobil sana, pada kenyataan nya mungkin itu laki-laki berusia 60 tahun yang sedang ingin pergi ke apartmen simpanan nya.

Gross.

Venus menggeleng-gelengkan kepala nya, sehabis ini ia harus berwudhu agar mata nya kembali jernih dan tak terus-terusan melihat Adam di wajah semua orang.

TIN!

Venus memandang sinis mobil di depan nya, laki-laki 60 tahun yang mirip Adam itu membunyikan klakson, mata nya terus memperhatikan Venus seolah ia adalah cabe-cabean.

Venus mendengus, sudah jelas Adam dan SELURUH anggota frat menghabiskan liburan panjang mereka dengan berlibur di pulau pribadi milik Adam, beberapa sudah kembali masuk sekolah namun beberapa lagi belum, menambah hari libur nasional sendiri seolah Bapak mereka adalah menteri pendidikan.

Sedangkan Raja Adam dan Ratu Bella, masih sibuk menghabiskan waktu berdua dengan mandi di bawah air terjun hanya dengan menggunakan bokser dan bikini.

Itu foto terakhir yang Venus lihat pagi ini sebelum berangkat sekolah.

Gross.

Mengingat bibir perawan Venus di cium bibir bekas Adam yang mungkin saja sudah mencium 80% populasi perempuan di sekolah mereka membuat nya ingin muntah.

Awas saja kalau dia pulang nanti, Venus TIDAK AKAN PERNAH mau berbicara dengan mulut nista milik Adam.

Tidak pernah!

TIN!

TIN!

TIN!

TINNNNNNNNN!

Mengabaikan suara klakson Venus malah fokus menonton abang penjual cendol yang sedang pipis di belakang pohon.

Gross.

🐕🐕
 


TINNNNNN!

Gosh, this girl!, kutuk Adam di dalam hati. 
Ia kembali membunyikan klakson namun, perempuan itu malah melengos dan sibuk mengintipi abang penjual cendol pipis.

Adam mengernyit, jika ingin melihat laki-laki pipis, Venus bisa bilang langsung ke Adam, walaupun hubungan mereka tidak baik namun ia tak keberatan jika Venus meminta.

Bahkan jika Venus meminta Adam kencing di belakang pohon beringin, Adam pun berani.

Adam membuka pintu mobil nya kasar, karena lembut bukan style Adam.

Ia menghampiri Venus yang masih diam tak bergeming di tempat nya.

"Oi" sapa Adam.

Setelah sekian lama, akhir nya mereka bertemu lagi.

Perempuan itu menolehkan kepala nya dan mengangkat kepala nya menghadap Adam, membuat kedua mata nya langsung bertemu dengan mata Adam.

Warna mata itu... coklat seperti warna musim gu- enough!.

Adam sudah menciumi tubuh Bella dari ujung kaki sampai kepala selama 1 minggu ini hanya untuk menghapus bayang-bayang ciuman nya bersama Venus, awal nya berhasil namun, bertemu Venus lagi membuat bayangan itu kembali, begitu jelas seolah baru terjadi 2 menit yang lalu- shit!

Venus mengernyitkan kening nya, menatap Adam tak bersahabat, well kapan-kapan mereka bersahabat? Berteman pun belum pernah.

Tapi sudah pernah ciuman, batin Adam menyindir.

Damn, Man shut the fuck up.

Ok, chill, I'll pretend that you didn't stole her first kiss, bagian dalam diri nya yang sama brengsek nya dengan Adam tak mau berhenti bicara.

Ok, yang satu itu benar, mungkin karena itu juga Adam tak bisa tidur dengan tenang selama 1 minggu ini meski ia telah bercinta dengan Bella seperti orang gila.

Mungkin karena ia merasa bersalah.

Or maybe because you like her lips.

Adam sekarang mengerti mengapa Venus banyak mengeluh saat bersama dengan diri nya, ia pun tak mampu menghadapi diri nya sendiri.

Adam menggelengkan kepala nya, mengapa ia jadi seperti pasien rumah sakit jiwa yang terjebak di dalam tubuh orang lain tanpa ia sadari.

Kini ia mulai ragu, apakah tubuh ini benar milik nya ? pikiran ini? kepala in-

Adam menghela nafas, ia harus tenang. Itu cuma ciuman, hanya ciuman.

Sweet kiss.

Yikes! Pikiran nya sudah mulai di masuki setan romance.

"Lo tuli ya?" tanya Adam setelah berhasil mengumpulkan jiwa nya kembali ke tempat asal.

Venus mengernyit "Maaf?" ia memandang Adam bingung, yang benar-benar bingung.

"Gue bilang lo tu- lo habis kecelakaan atau apa sih? lo ngeliat gue kayak ngeliat orang yang udah merawanin lo"

...

There's a silent of awkwardness.

Kata-kata itu meluncur begitu saja dari bibir Adam seperti air hujan di perosotan TK, meluncur dengan cepat lalu jatuh ke bawah.

Seharus nya Adam tak mengucapkan hal semacam itu setelah ia dan Venus... enough.

Adam berdeham "Lo ngapain disini?" tanya nya mencoba mencairkan suasana, entah kenapa tiba-tiba suara nya melembut.

Adam benar-benar tak bisa mengenali diri nya lagi.

"Adam?" tanya Venus heran.

"The one and only"

Venus memandang nya lama, begitu serius seolah sedang menghitung jumlah urat di wajah Adam. Ekspresi bingung nya berubah datar lalu ia melengos.

Adam sudah mengira Venus akan melakukan itu.

You stole her first kiss, batin nya mengingatkan.

Adam menghela nafas "Ikut gue"

Venus melengos.

"Gue bawa oleh-oleh buat lo" ucap Adam dengan nada suara yang lagi-lagi lembut.

Venus melirik nya, hanya sebentar, sebelum kembali memalingkan wajah nya dengan ekspresi datar masih terpasang dengan sangat jelas di wajah nya.

"Dari luar negeri, Andrew ba-"

Venus tiba-tiba berdiri, Adam sudah berniat melakukan sesi kejar-kejaran India di pinggir jalan dengan cuaca panas yang membuat nya tak berpikir 2 kali untuk membeli cendol.

Namun, yang Adam tak sangka adalah Venus malah masuk ke dalam mobil nya, masih dengan wajah ketus nya ia memasang seatbelt.

Adam tak bisa menahan senyum nya, bagaimana Venus tak di manfaatkan oleh banyak orang jika ia bahkan tak bisa marah pada orang lain?

--------------🐮

52. “THAT”


 

I don't know what to do, I don't know why
I'm going crazy, I hate missing you
T-Ara - Roly Poly
 


 

-------------------------💮
 


Basic Bell
Basic Tone 
Basic Once 
Beep-Beep 
Blowing Dandelion Seeds 
Break of Day 
Bugs' Story

Adam melirik Venus yang terus-terusan memutar nada dering default di Hp nya, mata nya fokus pada jalan di samping nya, seperti hidup nya yang dalam mode default, Venus bahkan tak malu-malu mengabaikan diri nya.

Kini Adam merasa menjadi supir.

"Lo kenapa sih? lapar ya?" tanya Adam yang mulai jengah dengan kediaman Venus.

Venus menggeleng.

"Haus? Mau minum dulu?"

Venus menggeleng.

"Lo ma-"

Chime
Drifting Downstream 
Flying in The Sky 
Fog on The Water
Glissando Tone 
Ice Blue Tone 
In My Notebook 
In Your Mind

"Lo mau pipis?" tanya Adam setelah nada dering terakhir berbunyi.

Venus menggeleng.

"Atau lo-"

Leisure Time 
Over The Horizon 
Popcorn Tone.

Adam menghela nafas, saat berada di lampu merah ia mengambil bungkusan di jok belakang dan memberikan nya pada Venus.

"Nih oleh-oleh buat lo"

Masih menolak menatap Adam, Venus fokus menatap keluar jendela.

Adam memaksakan tas kertas dengan logo brand luar negeri yang sering ia lihat Syahrini gunakan di Instagram nya.

No fucking way!, jerit Venus di dalam hati.

Malu-malu babi, ia membuka tas itu dan mata nya membulat saat melihat dompet berwarna coklat susu, elegan namun tak terkesan tua, classic, chic, mantap, menggairahkan, mesmerize... ah shut up!

"WOAHHHH ini kan dompet yang pernah di pakai Blackpink!" jerit nya dengan mata yang sudah memancarkan cahaya ilahi.

"Huh? Lo tau barang bagus juga?" ucap Adam setengah menyindir, setengah geli.

"Barang ini harga nya jauh lebih mahal dari harga semua domper yang pernah ku beli dalam hidup ku, this is stupid, kenapa orang mau beli dompet yang bisa di KW sampai KW 100 hanya untuk bergaya?! Tapi setelah aku punya, aku tau alasan nya" Venus memeluk dompet itu dengan 
erat "'Cause girl is bitch" ucap Venus sambil menggertakan gigi nya, mata nya memandang lurus dompet di depan nya seperti psikopat.

Adam melirik nya ngeri "Lo ngeliat dompet lo kayak psikopat lagi ngeliat ginjal"

Venus menghela nafas, entah mengapa ia tak pernah bisa menahan kenorak'an nya di depan Adam, semoga hal seperti ini hanya terjadi saat ia bersama Adam, jika ia bersama laki-laki lain maka bisa di pastikan laki-laki itu akan kabur sebelum Venus bisa mengucapkan terimakasih.

"Bilang terimakasih ke Andrew" ucap Venus, lebih terdengar seperti perintah.

Adam mengernyitkan kening nya "Andrew nginep di apartment gue 2 hari ini, lo bakal ke-"

Quantum Bell 
Rainy Day

"Lo bakal ketemu sama dia, jadi lo bis-"

Rays of The Sun

Adam menghela nafas panjang "Lo apaan coba gue ngo-"

Rolling To-

Venus terkesiap tatkala Adam menarik paksa Hp di genggaman nya, ia melotot dan menatap Adam emosi "Kembaliin!"

Adam melirik nya tajam "Lo ngga sopan, gue ngomong lo malah mainin nada dering, mau gaya lo karena punya Hp baru huh?!"

Venus menaikan dagu nya "Iya, kenapa? Memang ngga sekeren dan semahal Hp buah-buahan kamu itu tapi aku beli pake uang ku sendiri, jadi kembaliin!"

"Ngga, gue tau lo beli pake uang dari gue kan dan gue ngga suka denger nada dering nya, norak!"

"Huh?! Uang kamu? Cara kamu ngomong itu seolah aku ini perempuan simpanan yang kamu biaya hidup nya, denger ya Tuan Muda Adam Natawijana yang terhormat, uang itu bukan kamu kasih tapi itu hak aku karena aku sudah melaksanakan kewajiban ku dengan ngerjain semua tugas kamu!"

Adam melirik nya sebal "Lo ngga usah teriak-teriak bisa?" ia menaruh Hp Venus di bawah pantat nya, menduduki nya.

Seperti kemasukan setan, Venus membelalakan mata nya "Hp ku bisa rusak Dam!"

"Gue ganti kalau rusak" ucap nya santai.

"Bukan kalau rusak nya, pantat kamu menjijikan! Jangan sampai kamu kentut di atas nya" ucap Venus jijik.

Adam tertawa "Oh itu... gue ngga janji, siapa suruh lo buat gue kesel padahal gue udah bicara baik-baik sama lo dari awal tapi lo malah ketus"

Venus menggertakan gigi nya, wajar saja jika ia ketus saat melihat Adam, memang apa yang Adam harapkan kalau ada orang yang mencuri ciuman pertama nya tiba-tiba datang, petantang-petenteng di depan muka nya, seolah ia tak punya satu titik pun dosa pada Venus?!

Apalagi mengingat mulut Adam yang sudah menjalar kemana-mana seperti tentacle Gurita yang kalau berenang suka meraba kesana-kesini, EWW mulut Adam itu menjijikan dan lembut.... SHITTTT NO!

Mulut bekas lebih mirip tong sampah!

Tapi ahhhh membayangkan ia mengucapkan hal "itu" di depan Adam saja sudah membuat nya malu, ia tak punya mental yang cukup kuat untuk membahas "Itu", ia bisa langsung memaksa Adam untuk menabrakan diri mereka ke tiang listrik jika benar-benar harus membicarakan nya.

Ia memilih untuk menjadi perempuan sabar dengan membiarkan Satan itu melakukan apapun yang ia inginkan.

"Uhm... soal yang di peternakan kuda waktu kita ci-"

Venus segera menoleh ke arah Adam yang saat ini nampak salah tingkah dan menggaruk tengkuk nya, warna merah muda di pipi Adam membuat Venus bisa menebak kemana arah pembicaraan Adam, apalagi setelah mendengar kalimat Adam...

"NGGA PERLU DI BAHAS!"

"Astaga!" Adam tersentak kaget saat Venus tiba-tiba berteriak "Lo ngga teriak-teriak bisa ngga sih? Telinga gue masih sama normal nya sama orientasi seksual gue" ucap Adam kesal.

Mengabaikan Adam yang terlonjak dari kursi nya, yang di hari biasa akan Venus tertawai tanpa ampun, namun hari ini berbeda, ia tenggelam dalam laut kepanikan sehingga tak punya waktu untuk tertawa, ok mungkin setelah ini selesai ia bisa menertawai Adam sepuas nya.

"Aku sudah mikir tentang hal "Itu" juga, menurut ku kita lupain aja, lagipula "Itu"... ngga penting!" ucap nya.

Adam mengernyitkan kening nya "Gue pikir itu penting buat lo apalagi itu pertama kali untuk lo"

"Ya emang itu pertama kali nya buat ku dan aku merasa seharus nya "Itu" aku lakuin sama orang yang spesial tapi kamu malah... lupakan aja! Just forget it, aku sudah menganggap "itu" sebagai mimpi jadi kamu juga harus ngelakuin itu... dan jangan kasih tau siapapun" ancam Venus.

Adam melirik Venus "Gimana lo bisa nyuruh gue ngelupain sesuatu yang... yang monumental semudah itu? Gue bahkan masih ingat tiap detail nya.

Venus menatap Adam tak percaya "Mo-monumental? Tapi kamu udah pernah ngelakuin lebih dari "Itu" sama Bella, Dam!" Venus merasa pipi nya memanas, malu dan marah menjadi satu.

Adam mengernyitkan kening nya "Seingat gue, gue udah pernah bilang kalau gue ngga pernah ngajak siapapun kesana kecuali.... OHHHHH!" Seperti baru saja sadar dengan apa yang Venus maksud, Adam melirik Venus salah tingkah.

Untuk beberapa saat hanya ada keheningan yang luar biasa awkward, tubuh mereka sama-sama terlonjak kaget saat mobil di belakang membunyikan klakson.

Adam menggaruk ujung alis nya "Tadi gue mau bilang waktu kita cicipin anggur di kebun tapi..."

"O-ok" sahut Venus cepat.

Hening.

Damn.

"Tapi kalau lo mau bahas waktu kita ci-"

"Ngga!" ucap Venus cepat "Kita lupain aja"

Alis Adam tertaut "Lo yakin? Bukan nya lo bilang itu pertama kali nya lo ci-"

"Aku bilang ngga usah di bahas!" ucap Venus kesal, si Satan yang IQ otak nya lebih rendah dari pada ikan Lele ini masih saja terus mengucapkan kata terlarang, membuat nya ingin membakar mobil beserta Adam hidup-hidup.

"Tentang kita yang ngambil anggur atau ci-"

Venus menggeleng "Mulai sekarang jangan ucapin apapun yang berawalan CI"

"Lo tau Andrew mungkin bawa Adek nya ke apartment dan dia paling suka main CI luk ba" ujar Adam dengan wajah polos.

"Ahh tapi Adek nya masih terlalu kecil, masih sering ngompol bisa aja karpet gue kena CIpratan nya"

"Mungkin lo bisa bantu jaga, dia suka lagu CIcak-CIcak di dinding, lo tau lagu nya kan?"

"Ahhh Andrew harus mulai CIcil apartment sendiri, gue ngga mau di CIbir tetangga, CICItan tetangga itu bisa buat kepala CIdera apalagi tetangga gue banyak orang CIna bisa hancur Citra gue, gue masih punya CIta-CIta dan..." Adam melirik Venus tanpa dosa, wajah nya memerah dan jika memungkinkan asap akan keluar dari 2 lubang hidung nya dan mulut nya akan membuka untuk menyemburkan api tepat ke wajah Adam.

Jujur saja Adam sangat menikmati ini.

"... itu CIri kalau gue anak yang baik kan?" tanya nya dengan satu alis terangkat dan senyum satu juta dolar yang selalu berhasil membuat kebanyakan perempuan bersedia melakukan apapun untuk nya bahkan jika ia meminta mereka untuk bermain hulahoop di lampu merah hanya dengan memakai bikini.

Tapi ini Venus, ia bukan kebanyakan perempuan, ia adalah satu dari sedikit perempuan yang setuju jika laki-laki seperti Adam harus di kerangkeng dalam kandang besi dan di kirim ke pulau terpencil dimana hanya ada ular berbisa dan semut rangrang untuk mengurangi tingkat penularan penyakit seksual menular pada rakyat Indonesia!

Merdeka!

Namun mengingat Venus belum bisa membuat peraturan semacam itu berlaku di Indonesia karena ia juga belum bisa mengajukan diri menjadi Presiden sebab usia nya masih di bawah umur terlebih ia juga belum lulus SMA maka, ia akan menggunakan hukum yang selama ini Adam terapkan dalam hidup nya, hukum alam dan di dalam hukum alam, yang paling kuatlah yang menang karena itu... PLAK!

🐰🐰
 


"Iya Pa, Adam masih di jalan"

"..."

"Huh? Ngga, Adam ngga mau"

"..."

"Iya nanti Adam cari toko nya" Adam mengintip kaca kecil di depan nya, Venus duduk di belakang dengan wajah cemberut.

"Yang apa?"

"..." Adam mengusap pipi nya, panas dan perih, ia masih bisa melihat bayangan merah berbentuk telapak tangan Venus disana.

Bitch.

"Ok, nanti Adam beliin"

Adam memutar mata nya saat mendengar suara perempuan di telpon, pasti Papa nya sedang melakukan affair gila dengan salah satu karyawan perempuan nya lagi, mungkin yang satu ini jabatan nya sedikit lebih baik dari yang sebelum nya yang hanya Office Girl.

Adam memutuskan sambungan telpon nya, takut-takut ia mengintip Venus lagi yang saat ini sedang melipat tangan nya di dada, setelah menampar wajah Adam dengan kekuatan Gorila, ia memilih untuk duduk di kursi belakang.

Bukan salah Adam jika Adam terus menggoda Venus tentang ciuman mereka, siapa suruh cute waktu malu.

Huh?

Pandangan mata nya dan Venus bertemu di kaca, Venus menyipitkan mata nya, menyalurkan listrik bertegangan tinggi ke tubuh nya, membuat ia mau tak mau memutus pandangan mata mereka.

Ia berdeham "Kita mampir ke kantor Bokap gue dulu, Bokap gue titip bunga buat simpanan nya"

Venus melirik Adam "Simpanan?" tampak seperti keceplosan Venus memandang Adam tak enak.

"Gue ngga tau simpanan yang mana tapi lebih baik kita buruan kesana sebelum kita di sambut pemandangan yang bisa bikin lo muntah seminggu penuh"

Venus menggaruk tengkuk nya yang tak gatal "A-apa ngga papa kalau aku ikut?"

"Bokap gue udah tau lo, so it's okay, yang gue takut kalau lo kenal sama simpanan Bokap gue"

"Huh?"

"Bokap gue suka daun muda, lo tau, anak SMA yang mau gaul tapi ngga punya duit atau mahasiswa yang hobi belanja online tapi ngga punya kerjaan? Atau perempuan-perempuan di club yang hobi ONS sama suami orang" jelas Adam, mata nya menelusuri tiap toko yang mereka lewati dengan serius, membuat Venus bertanya-tanya apakah Adam tak merasa sedih dengan... dengan keadaan yang sekarang sedang ia hadapi?

Maksud nya, banyak anak dari keluarga bercerai berakhir dengan jadi pengguna narkoba dan mati muda atau keluarga yang utuh seperti Adam namun, di dalam nya hancur, mereka jadi tidak percaya cinta dan sulit untuk percaya orang, apatis dan suka mencari kesenangan di luar, pada inti nya sama, sama-sama berakhir dengan mati muda.

Tapi, tidakkah Adam juga merasakannya? Ia bahkan menurut saja saat di suruh Papa nya membeli bunga untuk simpanan nya, seperti partner in crime.

Mobil Adam berhenti di depan Toko bunga yang cukup besar "Lo mau ikut turun?" tanya nya sambil melepas seatbelt, ia melirik ke belakang.

Venus menggeleng "Aku tunggu disini aja" ia meringis melihat ceplakan tangan nya di pipi Adam.

"Jangan sentuh apapun" peringat nya, tak lupa memasukan Hp Venus ke dalam saku jaket nya sebelum keluar dari mobil, dengan tergesa masuk ke dalam Toko bunga.

-----------------👸
 

53. Catch Me If You Can


 

I've got sunshine on a cloudy day 
When it's cold outside I've got the month of May 
I guess you'd say, What can make me feel this way? 
My Girl 
Talkin' 'bout My Girl 
The Temptations - My Girl
 


----------------------👢

"Dam, seriusan ngga papa aku ikut? Kantor Papa kamu gede banget kayak...kayak..."

"Kayak di film-film?"

Mereka berdua berdiri di depan gedung yang amat sangat tinggi, lebih tinggi dari Monas, lebih tinggi dari Tower Telkom, lebih tinggi dari apa yang Venus bayangkan.

Jenis tinggi yang saat kita mendongak, belakang kepala kita seolah akan jatuh ke belakang, sangat tinggi.

Di dominasi kaca yang saat terkena cahaya matahari membuat warna kuning cerah terpantul ke mata siapapun yang melihatnya secara langsung, bersinar dan... mewah.

Perusahaan Papa Adam yang ternyata adalah salah satu perusahaan multinasional yang bergerak di bidang ekspor dan keuangan, tak heran Adam mengaku Papa nya punya Pom bensin karena yang ia tau anak perusahaan Papa Adam juga mencakup Bank, Ritel, Taman hiburan, Hotel, Apartment... ahh ngapain juga dia ngitungin kekayaan keluarga nya Adam, kurang kerjaan sekali.

Venus melirik Adam dan dirinya sendiri, mereka masih sama-sama memakai seragam abu-abu, padahal seingatnya ia tak melihat Adam di sekolah hari ini.

"Ayo" ucap Adam, ia memegang bouquet tulip pink besar di tangan nya.

"Beautiful" puji nya saat mereka berjalan memasuki kantor.

"Ini?" Adam mengangkat bouquet di tangan nya "Ini yang paling laku jadi gue beli" ia melirik Venus "Lo tau ini bunga apa?"

Venus mengangguk "Tulip"

"Lo suka? Padahal bunga nya ngga mekar, belum waktu nya di panen kali"

Venus tertawa "Aku suka semua bunga tapi aku lebih suka bunga yang di cabut sendiri dan di kasih langsung ke aku walau itu cuma bunga rumput"

Adam menaikan satu alis nya "Lo yakin? Bunga rumput di jalanan itu kadang di kencingin sama orang, lo inget kan sama tukang cendol yang lo intipin tadi"

"Ngga gitu juga kali Dam, yang aku maksud bunga rumput itu bunga yang bisa kamu temui dimanapun bukan yang asal ambil" ia melirik Adam sambil menggeleng-gelengkan kepala nya "Laki-laki kayak kamu ngga bakal ngerti ahh... atau lebih tepatnya belum ngerti, kadang hal paling sederhana bisa jadi luar biasa, itu tergantung siapa yang ngasih dan bagaimana mendapatkannya"

Mereka di sambut dengan sangat ramah oleh satpam, ini sangat keren karena mengingat setiap kali ia bersama Adam status sosial nya naik 1500 kali lipat, mulai dari orang berseragam rapi menyambutnya serta senyum hangat yang selalu menghiasi wajah mereka saat melihat Adam.

Atau lebih tepatnya Bos masa depan mereka.

Kantor Papa Adam di dominasi warna silver, lantai nya marmer dan sangat bersih, satu micro debu pun tak ada padahal semua orang yang bekerja disini memakai sepatu mereka saat masuk ke kantor, iya sih emang nya masjid kalau masuk harus lepas sandal dulu...

Tapi seriusan lantai nya bersih banget.

Venus penasaran, merek pembersih lantai apa yang mereka gunakan, jenis pel bagaimana yang mereka gunakan? Yang berkain atau berbusa? Yang manual atau memakai mesin?

Ya Tuhan... ia tau keluarga Adam kaya tapi WOOOW... just WOOOWWW... WOOOOOW... saking amaze nya Venus sampai kehilangan kata-kata dan tak bisa mengungkapkan ketakjuban nya akan kekayaan keluarga Adam, Venus bisa membayangkan bagaimana sayang dan cinta nya Pemerintah Indonesia akan keluarga Adam... WOOOWWWWW.

"Sore Mas Adam" sapa satpam itu ramah.

"Sore Pak"

Venus melirik Adam, pencitraan?

Giliran Venus yang ngucapin salam aja di sebut sok akrab.

"Bukannya ini masih jam kantor?" bisik Venus saat melihat banyak karyawan berlalu lalang seperti di Tanah Abang, bedanya pakaian mereka mahal dan bermerek serta memakai alas kaki yang jika menyentuh lantai marmer membuat bunyi klasik, tak tik tuk.

Adam mengangguk, lalu bibir nya membentuk senyum, senyum yang tak pernah Venus lihat sebelumnya, ia mengikuti arah pandang Adam, 3 orang pria dengan setelan jas mahal dan perut membelendung ke depan berjalan ke arah mereka, Venus kenal salah satu nya, Om Adam.

"Adam" sapanya.

"Sore Om"

"Ngapain disini? Nyari Papa kamu?"

"Iya Om, Hp nya Papa ketinggalan mau Adam antarin"

Alis Venus tertaut mendengar kebohongan Adam namun, ia cepat-cepat mengubah ekspresi nya menjadi datar, jika ia menjadi Adam ia kemungkinan besar akan melakukan hal yang sama.

"Ini baru selesai meeting, Papa kamu..."

Bosan dan tidak mengerti, itulah yang Venus rasakan saat ini.

Mungkin, ini adalah perasaan nyata murid saat berada di kelas Matematika, aneh nya Venus merasa sebaliknya, ia merasa bahagia, excited dan berbunga-bunga saat kelas Matematika di mulai.

Ia bosan mendengar mereka berbicara tentang sesuatu yang bahkan tak Venus mengerti, perpaduan yang membuat Venus ingin jatuh ke lantai dan menutup mata lalu di gotong dan di buatkan teh hangat.

Berada di situasi dan suasana seperti ini membuat Venus seketika teringat jika masa depan perusahaan ini bergantung pada laki-laki yang di pipi nya terdapat cetakan merah telapak tangan nya.

WOOOWWWW just... WOOOWWWW.

Ia menatap telapak tangan nya, masih memerah... ia tak menyangka ia telah menampar anak dari konglomerat yang masuk ke dalam List orang terkaya di Asia dengan tangan miskin nya.

Tangan nya ini... kini bernilai puluhan miliar.

Saat itu mata Venus tiba-tiba menangkap sesuatu yang menyembul dari saku jaket Adam, ia melirik Adam yang masih berargumen cerdas dengan 3 pria bersetelan jas mahal dengan masing-masing perut yang berlomba menyentuh pintu.

Aneh, karena Adam dan cerdas tak pernah cocok selama ini.

Ia mengulurkan tangan nya, sudut bibir nya terangkat dan kini Venus tak kaget jika ada orang yang mengatai nya psikopath saat melihat ekspresi nya saat ini terutama saat setengah nyawa Adam sudah berada dalam genggaman nya.

🐒🐒
 


"No... no, Barkeley? Jaman nya Soeharto lulusan Barkeley itu jadi badut, kamu masuk Harvard aja atau Washington, siapa tau kamu bisa jadi seperti Washington, be A President" ujar Om Edo, kolega Papa Adam yang sudah mengenal keluarga nya semenjak Adam masih embrio.

"Bukan nya Oxford lebih bagus? Teman Om, anak nya kuliah disana, kualitas nya bagus sekali" Om Mardi, CEO perusahaan otomotif, salah satu yang terbesar di Asia berucap.

Kalau Adam tak salah ingat, Om Mardi juga alumni Oxford, mengingat anak perempuan nya yang terobsesi pada Adam, membuat Adam mau tak mau berpikir jika Anak-Bapak ini sedang melakukan konspirasi licik untuk nya.

"Singapur ajalah lebih dekat, Adam kalau kangen makanan rumah gampang, ngga nyampe sejam juga nyampe" ucap Om Anton "Makan nya di Indonesia, berak nya di Singapur, keren kan?"

Kalau dipikir-pikir keren juga, Om Anton sepertinya sudah sering merasakan sensasi makan dimana-berak dimana, aneh sekali berbicara se-vulgar ini saat Istri Om Anton yang merupakan Mama Andrew, Tante Tiana, selalu memarahi nya saat ia menggunakan kata "Kencing" di banding "Buang air kecil" bahkan ia pernah di ketek karena mengupil dengan tangan kanan saat kecil dulu.

Masih tak dapat Adam pahami bagaimana mungkin Venus masih bisa menikmati kehidupan normal dan membosankan nya setelah Adam pertemukan dengan ahli voodoo macam Tante nya.

Damn that girl.

"Apapun pilihan kamu nanti, jangan sampai pilih jurusan" ucap Om Edo.

Om Anton dan Om Mardi tertawa.

"Seperti kamu?" tanya Om Anton.

"Usia kamu Adam, waktunya membedakan mana passion dan tanggung jawab" ucap Om Mardi sambil menepuk pundak Adam "Apapun pilihan kamu nanti, jangan sesali"

"Karena penyesalan itu datang nya akhir, kalau di awal itu namanya pendaftaran" tambah Om Anton.

Adam mengangguk "Pasti Om"

Ia tak mau salah mengambil jurusan seperti Om Edo, bukan karena tuntutan keluarga melainkan karena tak mau jauh-jauh dari mantan pacar nya, Om Edo yang keluarga nya sudah turun temurun sejak zaman Belanda berkecimpung dalam usaha Tembakau, harus menerima kenyataan jika satu-satu nya lelaki dalam garis keturunan murni generasi ke 12 nya mengambil jurusan pendidikan saat kuliah, Pendidikan olahraga pula.

Keputusan sekonyong-konyong itu tak hanya menyebabkan Kakek Om Edo terkena serangan jantung mendadak namun Papa Om Edo pun dengan kejam nya memutus semua aliran dana ke kantong Om Edo, Om Edo sempat menjalani hidup miskin selama 2 bulan sebelum ia menyerah dan memilih harta daripada cinta.

Ridiculious, kehilangan segalanya hanya untuk sesuatu yang tak pasti seperti cinta.

Adam tak akan pernah melakukan kebodohan semacam itu.

Ting~

Adam mengambil Hp di saku jaket nya, ia mengernyitkan kening nya saat melihat nama Satan muncul di layar.

Ia tak ingat pernah berkenalan dengan seseorang bernama Satan, teman nya memang banyak berkelakuan seperti Satan kadang Adam berpikir Satan pun pasti iri dengan semua dosa nya dan teman-temannya, tapi jika ia memberi nama kontak seseorang sesuai tingkah laku nya maka isi kontak nya akan seperti ini, Satan 1, Satan 2, Bajingan, Pk, Anjing...

"Halo"

"Hmmmm hm hm hmmmmm~~~ hm~ hmm~~ hmhm hmhm~~ hmmmmm hmmm hmmmm~~~"

Adam mengernyitkan kening nya, mendengar suara di seberang telpon yang lebih terdengar seperti gumaman daripada ucapan.

"Halo? Ini si-"

"Shhhhhh" potong di seberang jengkel "Hmm hmmmm hmmmmm hm~~ hm hm hmmmm~~ hmm hmmmmm~~~~~~"

Adam semakin tak bisa menahan rasa penasaran nya, antara ia merasa tau suara siapa ini dan apa yang sedang orang ini gumamkan atau lebih tepat nya coba ia gumamkan.

"The Tempatations, My Girl" tebak Adam.

"Hmm-" suara gumaman di seberang mendadak berhenti "Ok, your turn"

Adam memutar mata nya, tapi bodoh nya ia mau-mau saja.

"Hmmm hmm hmmmmm hm--- hm- hmmm- hmmmm---"

Mengabaikan tatapan heran dan melongo 3 pria dewasa di depan nya, ia terus bergumam.

"Kamu lagi ngeden?"

"Hmm-" sedang asyik-asyik nya bernyanyi di katain lagi ngeden, tentu siapa saja akan tersinggung, begitu pula dengan Adam yang memang gengsi nya seluas jagat raya.

"Lo pikir suara lo lebih bagus? jujur aja gue pikir tadi lo lagi di klinik bersalin, apa tadi? Lo lagi lahiran? Atau lo juga lagi ngeden?"

"Ngeden is not a word"

"Lo duluan yang pake kata itu" Adam memutar mata nya "Lo dimana?"

"Somewhere"

"Sama siapa?"

"Someone"

"Jangan bercanda, gue nyariin lo"

"Try to catch me then"

"Ap-"

Tut!

"Shit" Adam menyumpah saat Venus memutus panggilan nya.

Ting~

Satan : "Aku tau kamu bakal bilang ngga dan akan ngancam aku pake bom atom, tapi demi masa depan anak laki-laki yang imut ini sebaiknya kamu nurut"

Ting~

Satan sent you picture.

Adam mengerang saat Venus mengirimi nya foto bocah laki-laki, telanjang, menangis dan terduduk di lantai, ingus nya meler kemana-mana, bocah laki-laki itu nampak seperti Adam.

Darimana orang ini dapat foto pribadi nya, bukannya foto itu hanya tersimpan di laptop Papa nya... dan Hp nya.

Adam menatap Hp di tangan nya lalu menggenggam nya erat, menyalurkan emosi nya pada satu-satunya benda yang memiliki keterkaitan dengan orang yang menjadi penyebab emosi nya berada pada titik yang tak lagi bisa manusia jelaskan.

Ting~

Satan sent you picture.

Foto itu memajang wajah Venus yang sedang tersenyum lebar, memamerkan deretan gigi nya, jemari nya membentuk pis dengan background keramaian di sebuah kantor, di belakang nya siluet 4 laki-laki, 3 pria dewasa dan satu remaja tampan yang Adam ketahui sebagai dirinya.

Ia buru-buru berbalik dan saat mata nya bertemu dengan mata coklat sewarna musim gugur itu ia tak lagi merasa terpesona melainkan menggila, jiwa liar nya memberontak, ingin berlari dan mencengkram nya lalu mengoyak nya namun, alam semesta seolah mendukung ketidakberdayaan nya, dari celah pintu lift yang hampir tertutup, ia masih bisa melihat senyum setan yang tersungging di bibir Venus.

Ting!

Pintu lift tertutup.

"You are dead,... Oh you are fucking dead Venus WithNoSurname"

🐑🐑
 


Ting!

Adam bahkan tak menunggu sampai pintu lift benar-benar terbuka saat lift yang ia naiki berhenti di lantai 10, tangan nya gatal ingin menggaruk wajah Venus sampai berdarah namun, ia kembali menggeram saat melihat lift yang Venus naiki kosong, that's bitch!

How could he be so damn fucking stuped?!

Adam kembali masuk ke dalam lift dan turun ke lantai 2, sementara Venus sudah berada di lantai 6, ia tertawa saat melihat Adam turun ke lantai 2, ia masuk dan memilih untuk masuk ke lantai 3, saat Adam keluar dari lift ia kembali mengerang saat melihat lift yang Venus naiki berhenti di lantai 3.

Melihat Venus tak kunjung memilih lantai, ia berpikir jika Venus juga pasti sedang menunggu nya untuk memilih lantai agar bisa membodohi nya lagi, ia pun memilih lantai 3 dan saat melihat Venus memilih lantai 4, bergegas ia berlari di tangga darurat untuk naik ke lantai 4, sementara di seberang sana Venus meninggalkan lift nya dan naik ke lantai 20, Adam mengusap keringat di dahi nya dan menutup mata nya erat-erat saat melihat seorang perempuan tua dengan dandanan ala cheerleader SMA berdiri dengan tatapan bingung di dalam lift, menyumpah, ia berbalik kembali masuk ke dalam lift saat melihat lift lain nya bergerak ke lantai 20.

Venus tersenyum riang saat tak mendapati siapapun berdiri di depan pintu lift sambil memegang golok, ia tau saat ini Adam sedang memikirkan1.732 cara paling tragis untuk menyakiti Venus.

Adam bergegas berlari saat mata nya melihat siluet perempuan berseragam SMA di seberang ruangan yang di pisahkan dinding kaca, Adam yakin itu Venus, siapa lagi yang pergi ke kantor memakai seragam SMA kalau bukan ia dan Venus?!

Adam menelusuri satu persatu ruangan, gerakan kaki nya terhenti saat melihat sesuatu? Seseorang? Menempel pada pembatas dinding kaca, ia memundurkan kaki nya dan menyipitkan mata nya saat melihat setengah wajah Venus menempel di dinding membentuk siluet miring, kedua tangan nya tertempel di masing-masing sisi kepala nya, ia meluruskan wajah nya dan Adam tak bisa menahan erangan frustasi nya saat Venus membuat gerakan ke bawah yang membuat hidung nya menjadi seperti hidung babi.

Ia memundurkan kepala nya dan meniupkan nafas dari mulut nya, membuat dinding kaca setebal 2,5 cm yang memisahkan mereka menjadi beruap.

Ia mengangkat jari nya dan mulai membuat tulisan.










Y




N
 


Adam mengangkat kepala nya, tanpa ragu mengangkat jari tengah nya tepat di depan Venus.

2,5 cm, jarak yang memisahkan mereka dan Venus hanya butuh 2,5 detik untuk kembali lari dan membiarkan Adam mengejar nya.

Ting!

Pintu lift kembali bergerak ke lantai 30, di samping nya Adam mengejar.

Ting! 
Ting! 
Ting!

Jingle lift terus berputar seperti jingle yang berbunyi saat kita baru membeli paket data setelah sebulan lama nya kismin dan untuk pertama kali nya membuka WA.

Saling kejar dan saling menipu, berputar dan terus berputar lalu memilih lantai baru, begitu seterus nya, mereka menjadikan perusahaan Papa Adam sebagai wahana taman bermain, tak peduli dengan tatapan heran orang-orang yang melihat sepasang anak muda berpakaian seragam SMA saling kejar-kejaran, membuat para pasangan tua yang sudah di karunia anak jadi merindukan masa muda nya dan para pasangan muda tak berhenti berharap bahwa merekalah yang sedang berada di posisi Venus dan Adam tanpa menyadari dua ekspresi sepasang muda mudi itu yang nampak jauh berbeda, dimana Venus nampak begitu menikmati nya sedangkan Adam nampak seperti orang yang sudah terganggu jiwa dan batin nya.

Adam celingak-celinguk mencari keberadaan Venus, sama hal nya dengan Venus yang mengangkat kepala nya ke atas dan ke bawah untuk melihat Adam, tanpa mereka sadari mereka berada di ruangan yang sama, saat kedua nya menyadari, Venus buru-buru lari sedangkan Adam di belakang nya mengejar dengan kecepatan cheetah.

Memasuki ruangan yang nampak kosong, ia membuka nya, seorang karyawan dengan wajah bosan setengah mati sedang duduk di depan komputer nya, tak punya cukup tenaga yang tersisa untuk menegur apalagi mengusir 2 mahluk yang sedang kejar-kejaran di dalam ruangan nya, Adam melompati sofa dan Venus seperti perempuan pada umum nya berteriak dan kabur melalui pintu, memasuki ruangan lain yang 4 kali lebih luas dari ruangan sebelum nya, terdapat meja panjang besar di tengah ruangan, sebuah proyektor menyala di tengah ruangan menampilkan sebuah gedung tinggi, karyawan yang wajah nya nampak jauh lebih muda dari semua pria yang duduk di sepanjang meja besar dengan setelan jas mahal mereka berdiri di depan, berbicara tentang profit di masa depan, dimana Venus bisa menduga akan di raih saat kepemimpinan telah berganti pada orang yang kini masih mengejar nya di dalam ruangan meeting ini.

Ia membuka pintu yang menyambung ke ruangan lain nya, Venus terus berlari sampai ke depan lift dengan segera ia masuk dan memilih lantai 50 dan ia tak bisa menahan senyum kuda nya saat pintu lift tertutup begitu Adam muncul di depan nya.

Pyuhhh... hampir saja, batin nya mendesah lelah bak Syahrini.

Ia melirik ke samping dan tersenyum sopan saat menyadari bahwa ia tak hanya seorang diri di dalam lift melainkan ada... sekitar 6 orang lain nya dan mereka menatap Venus dengan mulut selebar kuda nil sedang menguap, tatapan mereka heran dan wajah mereka di hiasi ekspresi melongo, tak bisa ia pungkiri ini adalah situasi paling awkward yang pernah ia miliki dalam hidup nya namun, itu sebanding dengan kesenangan yang ia dapatkan.

Adam menuruni tangga menuju lantai 50, belum pernah seumur hidup nya ia menuruni berpuluh-puluh anak tangga hanya untuk mengejar seorang perempuan, kalau perempuan nya sekelas Putri Diana masuk akal, namun Venus?!

Well, mungkin rasa capek nya akan sebanding saat Adam melingkarkan jari-jemari nya di leher Venus.

Venus tertawa saat melihat lift yang Adam naiki berhenti di lantai 51, tak ada kesempatan bagi Adam untuk menangkap nya jika ia terus-terusan mengandalkan dengkul nya sebagai penyuplai utama pengetahuan nya, ia melirik ke belakang, membayangkan Adam sedang mengacak rambut nya frustasi di dalam lift, Adam mungkin akan memilih untuk menyerah dan pulang ke rumah lalu mengadu pada Pa-

Buk!

"Aw!" tubuh Venus mundur ke belakang secara otomatis saat ia tanpa sengaja menabrak tubuh tegap besar yang berdiri di tengah-tengah jalan, ia membulatkan mata nya saat menyadari siapa pemilik tubuh tegap itu.

"Pak Om"

"Venus?"

"Lo!"

Ucap Adam versi tua, Venus versi sekarang dan Adam versi muda bersamaan, mereka bertiga saling menatap dan melirik satu sama lain, Papa Adam dengan setelan jas pas badan nya yang kinclong dan mewah, Venus dengan seragam SMA nya dan Adam dengan keringat dari ujung kaki sampai ujung kepala dan bunga tulip di tangan nya yang hanya menyisakan tangkai nya saja.

Say life's a bitch? But mine's a movie.

------------------🐐

54. Bella the belle


 

So maybe I'm a masochist.
I try to run, but I don't wanna ever leave
'Till the walls are goin' up
In smoke with all our memories...
Eminem Ft. Rihanna - The Way You Lie Pt. II
 


-------------------🚿

72. Adam alergi kacang 
73. Papa Adam punya perusahaan multinasional
74. Sekretaris (Simpanan) Papa Adam suka sama Adam 
75. Adam punya tunangan.

Walau ini lebih mirip seperti diary atau biografi hidup Adam namun kenyataan nya ini adalah buku catatan hitam milik Venus atau kalian bisa menyebut nya The Black Book, alay? Ahhh kita semua pernah melewati tahap alay sebelum menjadi elegan bukan?

The Black Book berisi tentang semua hal penting tentang frat dan Adam, yang tak banyak atau mungkin tidak di ketahui oleh orang, 20 hal tentang Frat, 7 hal tentang Ceper, 3 hal tentang Rizal, 4 hal tentang Putra, 39 hal tentang Adam, 2 hal tentang Bella...

Atau ini lebih mirip seperti buku harian secret admirer Adam...

Venus menghela nafas, ia tak bohong jika toilet sekolah nya wangi dan bersih bahkan cool, namun itu bukan alasan mengapa ia menghabiskan 1,5 jam waktu berharga nya untuk duduk di atas toilet dan melewatkan kelas favorit nya, Fisika... Ya itu semua karena penyakit yang paling Venus benci dalam hidup nya, nama nya "Ketidaktahuan" dan "Kebingungan", Venus benci 2 hal itu dan Adam serta segala kehidupan romansa nya membuat Venus sakit kepala akan keribetan nya.

Ia memandang list terakhir di daftar "SHIT LIST"

Flashback

"Darimana kamu Adam?" tanya Papa Adam dengan ekspresi bingung saat melihat penampilan anak nya yang nampak seperti OB yang baru saja terpeleset air pel.

"Adam mau ke kantor Papa" jawab Adam tak nyambung.

"Kalian datang berdua?"

Adam mengangguk "Iya, ta-"

"Pak, permisi Ibu sudah datang" seorang perempuan dengan pakaian ala sekretaris dalam video Jav yang biasa Adam tonton muncul.

Papa Adam mengangguk "Ya sudah, ayo naik ke kantor Papa"

Dalam hening, ia, Adam dan Papa Adam berdiri di dalam lift khusus direksi yang tampilan nya jauh lebih bersih dan mewah di banding lift lain nya.

"Kamu bawa yang Papa minta?" tanya Papa Adam tanpa melirik ke belakang, tubuh tinggi nya menjulang di depan Venus, bahkan dengan keadaan lift yang hanya berisi mereka bertiga tak membuat aura powerful Papa Adam berhenti bersinar.

"Bawa, nanti Adam langsung pulang Pa ada kerja kelompok"

"Tunggu sebentar, ada tamu di kantor Papa"

"Kan ada... ehm...Mama"

"Kamu tetap harus ketemu Dam, dia sudah jauh-jauh datang, ajak bicara dulu"

Adam mengerang "Dia siapa? Adam ngga nyambung bicara sama Ora-"

"Tunangan kamu"

Tunangan? Tunangan Adam? Adam punya tunangan? Kenapa fakta ini lebih sulit di terima akal sehat nya di banding fakta bahwa Fransisco Lachowski telah menikah dan memiliki 2 anak.

Seharus nya masuk akal, orang kaya kan biasa nya menikah karena di jodohkan atau yang lain nya lagi karena kebablasan menghamili pacar model nya.

Tapi Adam?

Rasa nya bukan hanya Venus yang akan terkejut dengan fakta ini, mungkin jika orang-orang di sekolah tau, akan di adakan hari libur nasional untuk semua orang yang patah hati karena anak orang kaya yang selama ini cuma bertekuk lutut terhadap satu perempuan The One and Only, Bella The Belle ternyata sudah memiliki hubungan resmi dengan seorang perempuan...

Sayang nya Venus belum melihat wajah perempuan itu, ia di suruh menunggu di ruang tunggu sendirian sambil meminum es sirup rasa pemanis buatan dan kacang sementara keluarga terhormat itu sedang bersenda gurau dengan calon mantu nya.

Kamvret.

Tapi... apa mungkin perempuan itu-

BUAKK!

Tubuh Venus terloncat dari toilet duduk nya saat mendengar suara hantaman pintu di banting dengan amat keras.

Jantung nya berdegup kencang, ia menutup mulut dan mengangkat kedua kaki nya, kini ia duduk berjongkok di atas toilet duduk.

How ironic...

Ia memeluk The Black Book dengan erat di dada nya saat suara berbisik nyaring itu terdengar di seluruh toilet, ia mengenali suara siapa itu, The Baddas Badboy Adam dan The Queen Bee, Bella.

Shitttttttttttttttttttttt.

"Aku sudah dengar!" ucap Bella, ada nada frustasi di suara nya yang sama sekali tak pernah Venus dengar sebelum nya.

Suara yang ia dengar dari Bella biasa nya, suara orang yang muak dengan kemiskinan dan hal jelek atau suara desahan yang biasa ia dengar saat Adam dan Bella berada di satu tempat yang sama.

"Gue juga ketemu sama dia ngga sengaja" lucu nya, suara Adam terdengar sama frustasi nya dengan Bella, Venus bisa menduga argumen ini sudah sering di bahas dan hingga saat ini mereka masih belum menemukan solusi yang tepat untuk masalah yang mereka hadapi.

Itulah kenapa orang bijak selalu bilang "Jangan lari dari masalah, face it"

"Sengaja atau ngga, kamu tetap ketemu dia, now you with her? Oh aku cuma selingan sebelum tunangan kamu itu datang?!"

Awal nya saat Bella menyebut "Her" Venus pikir yang ia maksud adalah Venus, bukannya Venus narsis namun dialah yang Adam ajak bertemu keluarga nya, terlepas dari apapun alasan yang Adam miliki, ia pikir Bella berniat menarik rambut nya dari lantai 3 ke lantai 1 lalu menggunduli nya karena merebut pacar nya, namun ia salah ternyata yang ia maksud "Her" itu adalah tunangan nya dan kenyataan itu nyata nya semakin membuat pikiran nya menggila karena itu berarti bahwa "Her" adalah Tunangan Adam maka Bella bukanlah siapa-siapa alias tokoh figuran di dalam drama romansa Thailand ini?!

"Siapa yang bilang? Gue ngga pernah ngomong hal semacam itu ke lo- Why the fuck you doing this? Why you acting up?"

"Acting up?" suara Bella di penuhi ketidak percayaan seolah Adam barus saja mengakui kalau ia sebenar nya adalah perempuan.

"I'm here, I am fucking here for the whole time, I give you everything! Everything! Dan aku begitu bodoh untuk berpikir kalau semua yang sudah kita lewati berarti sesuatu untuk kamu, untuk aku, untuk kita!"

Jujur saja, itu seperti pidato caleg di depan warga nya "Kesejahteraan untuk kamu, untuk aku, untuk kita!" lalu semua orang bertepuk tangan dan menunggu sampai acara nya selesai hanya untuk mendapat sembako gratis.

"It means something for me" Venus bisa mendengar ketulusan di suara Adam "Lo sendiri tau gue udah lama banget ngga ketemu dia, kalau gue tau dia ada disana gue pasti ngga datang, lo pikir gue ngga mikirin perasaan lo?"

Sejujur nya Venus mengharapkan pertengkaran ala Rihanna dan Chris Brown, dengan begitu ia bisa menyanyikan lagu "The Way You Lie" nya 
Rihanna dan Eminem di dalam hati agar bisa lebih menghayati scene pertengkaran ini.

Ia tak tau kebaikan atau dosa apa yang telah ia lakukan di masa lalu yang membuat nya bisa terjebak di dalam kamar mandi dengan 2 pasang kekasih fenomenal sekolah nya sedang bertengkar, lagi pula ini juga bukan salah nya, ia "Terpaksa" harus menguping karena mereka memilih tempat yang salah untuk bertengkar.

Tak bisa melihat pertengkaran nya langsung, Venus masih bisa membayangkan nya melalui imajinasi nya, ia merasa ini akan menjadi perfect kalau Bella menangis... dan seperti mendengar ucapan nya, Venus bisa mendengar tarikan nafas yang terputus-putus, Bella The Belle menangis.

"Don't cry" ucap Adam pelan.

Venus memutar mata nya saat mendengar kecupan-basah- Bisa ae lu sendok nasi, pikir Venus sinis, sedih-sedih gini sempat-sempat nya buat mesum.

"I'm scare" bisik Bella.

"I'm here"

Lalu terdengar suara lain nya yang Venus pastikan sebagai ciuman basah.

Venus hanya bisa berharap mereka tidak membuat anak disini karena situasi nya akan sangat canggung kalau mereka sedang melakukan nya lalu Venus mendengar nya, apalagi jika sampai (amit-amit) ia ketahuan, woowww... Woooowww... WWWWOW that's would be beyond of awkward.

Menunggu, Venus memeluk The Black Book lebih erat, ia memandang pada lantai toilet yang putih dan bersih, menunggu Adam dan Bella selesai berciuman, menunggu sakit di hati nya menghilang, ia tak bisa bohong jika ia merasakan sedikit rasa sakit, rasa terluka, mengingat bibir yang saat ini sedang berdansa dengan bibir Bella adalah bibir yang sama dengan bibir yang telah merenggut keperawanan bibir nya... SHITTTTTT- TIDAK! Venus harus melupakan nya, ia menggosok bibir nya dengan sampul buku hitam dengan keras.

"Then let her go" setelah sesi saling menjilat mereka selesai atau pause, Sesuatu seolah memukul kepala nya, tidak, ia tidak ketahuan atau mungkin belum, sesuatu itu berupa asap dan ada di dalam kepala nya, sesuatu itu di sebut pemikiran dan pemikiran yang ada di kepala nya saat ini adalah penjelasan mengapa sesuatu tentang Adam dan tunangan nya begitu complex di kepala nya, karena Bella, Bella adalah pacar jangka panjang yang sudah sering "Iya-iya" dengan Adam!

Mau dikemanakan Bella jika Adam menikah dengan tunangan nya? Ini akan berubah dari drama remaja menjadi romansa cinta segitiga antara laki-laki yang sudah menikah dengan wanita masa lalu nya.

Ew.

"Kenapa kamu ngga jawab aku?" tanya Bella.

Iya Dam, kenapa kamu ngga jawab Bella?, batin Venus bertanya.

"Lo ngerti situasi nya Bel, gue ngga bisa gitu aja bilang ngga mau tunangan toh walau gue ngga pernah ngelamar dia, dia tetap jadi tunangan gue"

"Then how bout me?" tanya Bella yang kini mulai di landa emosi. Lagi. "Aku bakal terus-terusan jadi pilihan kedua sementara selama ini aku yang selalu ada di samping kamu, aku mengorbankan segala nya untuk kamu!"

Pengorbanan dalam pacaran ala anak SMA? Yang paling luar biasa yang telah Bella mungkin lakukan adalah melepas keperawanan nya namun itu tak bisa di salahkan ke Adam sendiri kan, kecuali kalau Adam memperkosa.

Well, ia merasa seperti penonton acara "Pagi-Pagi Pasti Happy" dimana ia sedang mendengar kesaksian seorang pelakor yang merasa muak dengan status nya yang tak segera terangkat menjadi Istri Utama.

Pro, ia akan membela Bella, sebagai sesama perempuan ia merasa memiliki keterikatan emosional terlepas Bella itu Bitch atau bukan, pasti nyesek sudah bersama selama 3 tahun dan sering di iya-iyakan tapi malah di tinggal bertunangan dengan perempuan lain.

Contra, mengingat kelakuan setan Bella di masa lalu hingga sekarang, rasa nya bahagia melihat ia terpuruk dalam lubang cinta, Bella itu binal bagaimana Adam tak tergoda... ahh sama saja Adam horny sepanjang waktu, dua-dua nya ngga bener.

Netral, Ok, Venus mencoba melihat ini dari sudut pandang orang yang sama sekali tak mengenal Adam dan Bella, menurut nya, mereka berdua sama-sama salah, Pemerintah sudah melarang dengan keras 3 hal untuk anak di bawah umur, satu, Narkoba, 2, seks bebas dan 3, rokok. Tapi lihat 2 kamvret itu, mereka melakukan 2 hal terlarang, seks bebas dan rokok, tentu mereka berdua salah, mereka mungkin masih di bawah umur saat pertama kali melakukan namun, usia mental mereka nampak nya sudah melewati angka 25 sebelum mereka berusia 17 tahun, berarti mereka sudah tau konsekuensi nya, face it, terlebih Venus merasa Adam memang tak benar-benar memiliki perasaan terhadap Bella mengingat ia masih menyimpan foto perempuan di kamar nya yang mungkin saja itu adalah tunangan nya dan melihat bagaimana reaksi Tante Adam saat Bella di sebut, menyimpulkan jika mereka tak mendapatkan restu dari pihak Adam, sepahit apapun itu, kenyataan nya tunangan Adam memiliki 2 hal yang Bella tak miliki, yaitu restu dan cinta Adam.

Ini membuktikan seberapa lama pun jangka waktu hubungan tak berarti ia langgeng, mungkin ia tak enak minta putus, mungkin kasihan kalau di putusin ngga laku, mungkin pacar nya kaya jadi daripada dapat yang miskin di paksakan saja bertahan atau mungkin saja karena ia tau jodoh nya belum lahir ke dunia.

"Lo prioritas gue, lo tau itu, dari semua hal yang gue punya lo selalu jadi nomer satu, kenapa lo malah ngungkit-ngungkit masalah yang ngga jelas?!"

"Karena, aku ngga mau kamu jadi kayak Papa kamu!"

Venus setuju.

"Gue bukan Bokap gue, jangan samain gue sama dia" ucap Adam penuh penekanan.

"Lalu stop mengharapkan aku mau di perlakukan seperti Papa kamu memperlakukan Mama kamu!"

Buk!

"Jaga omongan lo, jangan bawa-bawa Nyokap gue di pembicaraan ini" ucap Adam marah.

Tembok kah? Pintu kah? Wajah Bella kah?, tanya Venus di dalam hati saat mendengar suara sesuatu di pukul.

Hati kecil nya berdoa, semoga wajah Bella.

"Then fight for me, for us" ucap Bella

"Seperti janji kamu, kamu akan selalu ada di samping aku, kamu akan berjuang untuk aku, kamu akan melakukan segala nya untuk aku... jangan ingkari janji kamu lakukan semua nya bukan cuma untuk aku tapi juga calon anak kita yang kamu bunuh"

Holy macaroni.

-------------------------------------

55. Hyades & Pleiades

You're my star, the biggest star in the world
Shining a light on my darkened heart
Suzy - You're My Star
 


 

----------------☆
 


 

"Lo telat"
 


 

Venus melirik Adam yang sedang duduk di sofa single nya, seperti biasa dengan hp dan kaleng beer di depan nya.
 


 

"Oh... aku..." terlalu terkejut setelah tau kamu pernah punya anak sama Bella sampai aku ngga sadar Bis nya sudah pergi "Ketinggalan bis"
 


 

"Begok" ucap Adam.
 


Venus melepas sepatu nya, ia merasa sungguh canggung dan entah mengapa berkeringat dingin "I-ini tugas yang mau di selesaikan?"

"Hmm"

"Ok" mengambil semua buku Adam, ia membawa nya sampai ke ujung terjauh meja, hal itu rupa nya menarik perhatian Adam

"Lo kenapa?"

"A- huh?"

Adam memutar mata nya, ia melirik jam tangan nya "Jam 5 lo pulang aja, gue mau jalan"

"Ok" jawab Venus tanpa melihat wajah Adam.

"Lo sakit ya?"

Hening.

"Tumben lo ngga banyak tanya" gumam Adam.

Kamu salah Dam, kalau kamu tau apa yang ada di kepala ku saat ini kamu pasti menggila, aku punya pertanyaan, banyak sekali, semua itu mulai dari kamu, Bella sampai ke...

Venus menghela nafas, seharusnya ia tak perlu memikirkan hal yang sama sekali bukan urusan nya.

Kan?

🐁🐁
 


"Venus"

Ia menoleh saat mendengar nama nya di panggil, tak banyak orang tua yang memberi nama anak nya nama-nama planet, jadi tak salahkan kalau ia langsung menoleh begitu mendengar kata itu.

Venus sedikit terkejut saat melihat Mama Adam berdiri disana dengan seorang perempuan, seumuran nya atau Adam, mungkin? mereka berdua nampak serasi dalam hal ke-eleganan, keanggunan, kecantikan sementara Venus disini... lagi-lagi hanya mengenakan seragam dengan merek Tut Wuri Handayani, ia baru turun dari apartment Adam dan sekarang ia sudah di sambut oleh orang yang membuat Adam, what kind of sick jokes is this?

Now... now... dia terdengar seperti Mama Andrew.

"Tante"

Salim.

Mama Adam tersenyum "Adam ngga ikut turun sama kamu?"

Oooooooooooooooo...

"Adam, kata nya dia mau jalan maka nya Venus pulang duluan"

Kedua perempuan cantik itu masih menatap nya, masing-masing dengan senyum di wajah nya, Venus tak tau bagaimana cara nya manusia bisa terlihat tersenyum walau pun tidak ada hal yang lucu di dekat nya.

"Saya langsung turun setelah selesai belajar... sama Adam"

Terserahlah.

"Oh, punya waktu luang sebentar? kita belum bicara lebih banyak sebelum nya, Tante pikir akan lebih baik kalau kita bisa menghabiskan sedikit waktu untuk minum kopi sebentar? kamu suka kopi kan?" tawar Mama Adam.

"Uh..." Venus suka kopi, hanya ia tidak suka situasi yang saat ini ia hadapi, terlebih perempuan di samping Mama Adam... wajah nya... Holy macaroni cheese, dia perempuan itu! perempuan yang ada di foto!

"Maaf" ucap Mama Adam tiba-tiba "Tante ngga sopan, sebelum nya mungkin kamu belum tau, ini Agnes, Tunangan Adam"

🐟🐟
 


"Jadi kalian pura-pura pacaran karena Adam malu di katain jomblo sama Andrew dan Trion?" Agnes tertawa kecil, Ya Tuhan, bagaimana cara nya orang ketawa tanpa memperlihatkan satupun gigi atas nya.

Venus mencoba melakukan nya, namun malah terasa seperti nenek-nenek yang kehilangan gigi palsu nya.

Venus mengangguk "Iya"

Melihat bagaimana baik nya Agnes dan bagaimana rendah hati nya Mama Adam, ia jadi tak tega harus berbohong pada mereka, ia mengakui nya 5 menit begitu ia duduk di salah satu kafe kopi terkenal merek Amerika.

Sebenarnya, ini lebih ke rasa takut, ia takut di siram air atau di lempari uang seratus ribuan jika masih ngotot mengaku pacaran dengan Adam padahal disini ada Tunangan nya.

Mereka bahkan menawarkan Venus untuk sering datang ke rumah Adam agar hubungan mereka langgeng, tidak bisa di biarkan, ia tak bisa melakukan hal se-sadis itu pada dua bidadari berparas cantik yang sedang duduk di samping kiri dan kanan nya.

"Aku ngga nyangka Adam punya ide semacam itu"

"Aku juga, tapi pikiran nya memang agak rumit dari kebanyakan orang jadi... yah" ucap Venus.

Agnes menatap Venus "Kamu kelihatan tau banyak hal tentang Adam, selain jadi pacar pura-puraan, apa kalian juga teman di sekolah?"

Venus menggeleng "Kami ngga pernah bicara berdua di sekolah, kami... lebih sering menghindari satu sama lain karena, kami cenderung melukai atau menyakiti satu sama lain dengan kata-kata-"

"Saling ejek maksud nya?" tanya Agnes.

Venus mengangguk, ia merasa harus berbicara dengan formal pada kedua orang ini, tidak mungkin kan ia gunakan keahlian bicara binatang nya di depan orang-orang berkelas seperti mereka.

"Jadi, kamu membantu Adam dengan tugas sekolah nya?" tanya Mama Adam yang tadi hanya diam menyimak, sesekali manggut dan tersenyum.

"Errr... beberapa, kadang Adam juga mengerjakan Pr nya sendiri"

Mama Adam mengangguk, ia menyesap kopi nya anggun "Kalian kelihatan nya akrab dengan satu sama lain"

"Yah seperti itu... kami lebih sering berdebat ngga jelas"

Mama Adam tersenyum "Melihat kedekatan kamu dengan Adam, Tante pikir kamu pasti sudah tau kalau 3 hari lagi adalah hari ulang tahun Adam"

Mmm No?

Venus menggeleng samar "Kami benar-benar ngga pernah membicarakan hal pribadi, hanya sesekali tapi selain itu... kami cuma saling mengobservasi kebiasaan satu sama lain dan itu pun lebih sering ngga sengaja"

Mama Adam nampak sedikit bingung sebelum ia hanya mengangguk, nampak nya sadar jika anak nya memang memiliki kepribadian yang membuat bingung orang-orang.

"Adam tidak terlalu suka dengan acara perayaan khusus nya ulang tahun nya, ia seperti Papa nya, cenderung cuek" ucap Mama Adam

"Tapi sudah jadi tradisi di keluarga kami untuk merayakan ulang tahun, bukan untuk membuang-buang uang melainkan sebagai wujud rasa syukur atas bertambah nya usia, acara seperti ini juga kami gunakan untuk ajang bersilahturahmi, keluarga kami sangat sibuk tapi kami selalu menyempatkan waktu untuk berkumpul di hari kelahiran salah satu anggota keluarga, itu mungkin satu dari sedikit kesempatan yang bisa kami miliki di antara waktu yang sangat sibuk"

Mama Adam tersenyum "Seperti acara yang kamu datangi bersama Adam, kamu pasti ingat kan kalau itu ulang tahun Andrew?"

Venus mengangguk, tentu ia ingat, ia hampir menangis karena Adam terus-terusan menyalahkan nya yang membungkus kado tidak rapi.

Cukup adil, Adam yang membeli hadiah, jam tangan seharga 250 juta, sedangkan tugas Venus, ia yang membungkus dan yang membeli bungkus kado, harga nya 2.000.

"Masalah nya Adam mungkin membuat alasan agar tidak datang ke acara ulang tahun nya sendiri" meski wajah nya tersenyum, Venus bisa melihat gurat kesedihan di wajah cantik nya.

"Adam itu keras kepala, kamu tau kan? Jadi agak susah untuk bujuk dia" ucap Agnes.

"Aku coba bicara sama dia tapi... dia seperti menghindari aku, kami memang sudah lama ngga ketemu, aku pindah ke Australia dari SMP, dulu kami temenan, teman dekat tapi ternyata jarak dan waktu benar-benar sudah memisahkan aku sama Adam, aku ngerasa ngga kenal dia lagi, aku paham kalau pasti selama aku di Australia akan banyak perempuan yang dekatin dia, dia ganteng, kaya juga baik, tapi aku ngga nyangka kalau dia bisa seserius itu sama pacar nya yang sekarang"

Agnes menatap Venus malu "Aku bahkan sempat kaget waktu dengar kalau Adam bawa pacar baru nya, soal nya yang aku tau mereka udah dekat lama"

Venus mengangguk-ngangguk.

"Walau bagaimanapun, aku tetap mau jadi teman Adam, agak sulit sih dengan status aku, tapi mau bagaimana lagi..."

"Ka..mu tau Adam punya pacar?" tanya Venus hati-hati.

Agnes mengangguk "Awal mereka pacaran Adam masih fine aja sama aku, tapi setahun belakangan ini dia bener-bener menghindari aku, mungkin pacar nya takut aku rebut dia.." ucap nya setengah bercanda.

Venus menghela nafas, nampak nya ia tau mengapa si kamvret satu itu jadi menghidar, mungkin rasa bersalah nya pada Bella... atau Agnes?

"Mungkin lebih baik, aku harus kembali ke Australia, Adam ngga akan mau datang kalau aku ada, aku ngga bisa ngehancurin acara keluarga karena kehadiran ku, itu egois" ucap nya pasrah.

Venus menatap perempuan cantik di depan nya, begitu baik dan sopan, tutur kata nya santun bahkan untuk bicara dengan orang sekelas Venus, berbanding terbalik dengan Bella, yang tiap kali melihat Venus seperti orang yang kena diare, 2 perempuan itu sama namun beda, sama-sama memiliki tempat di hati Adam namun berbeda karena Adam meletakan salah satu nya jauh di dalam hati sedangkan yang satu nya lagi mengambang di atas hati nya, mudah menguap.

Namun lagi, ada fakta yang sampai detik ini masih belum bisa Venus terima dengan akal sehat nya, ia masih merasa berada dalam keadaan trance, ia takut jika fakta ini terkuak tak hanya dunia persilatan yang akan terguncang melainkan juga dunia ski air.

"Adam ngga terlalu susah buat di bujuk, mungkin aku bisa bantu" ucap Venus tiba-tiba, ia terlalu terbawa suasana sampai mulut nya bergerak sendiri.

Agnes menatap nya tak percaya "Kamu yakin...? Bahkan waktu aku ke kantor Papa nya ia sama sekali ngga mau ngelihat aku, aku udah kayak virus di mata dia, dia benci banget sama aku" Agnes menunduk, memandangi kuku bersih nya dengan pandangan sendu.

Venus menggeleng "Kata orang, cinta dan benci itu beda tipis saking tipis nya kita sering salah mengartikan nya, kalian pisah sejak kamu masuk SMP, mungkin aja dia canggung, pertemanan lawan jenis memang gitu tapi aku tau kamu sama Adam lebih dari itu dan pasti lebih sulit untuk memperbaiki hubungan kalian tapi, kalau salah satu di antara kalian ngga ada yang mau gerak duluan, gimana bisa di perbaiki?"

"Dulu aku sama Adam lebih buruk daripada sekedar ngga mau ngeliat satu sama lain, kami bahkan udah pernah mencoba untuk membunuh satu sama lain dan aku serius, tapi ada satu situasi dimana kami... aku dan Adam merasa kami saling membutuhkan dan yang orang-orang itu bilang benar, kalau dunia akan lebih indah saat ada perdamaian, tentu kami masih sering adu argumen tapi di banding yang dulu, mungkin sekarang lebih manusiawi"

Agnes menatap nya antusias "Jadi, kamu bener-bener mau bantu aku?"

"Ngga cuma kamu, aku juga bakal buat Adam datang ke acara ulang tahun nya..." atas keinginan nya sendiri maupun terpaksa...

Ia tau pada akhir nya ia akan melakukan sesuatu yang kotor untuk memuluskan niat nya, ia bukan bermaksud memaksa Adam, ia hanya ingin si bodoh itu tak membuat pilihan yang salah, lebih baik Adam mengetahui apa yang hati nya inginkan sebelum semua nya terlambat.

Ia bukan sedang mendukung Agnes apalagi Bella, anggap saja ia sedang membantu seorang Ibu yang sedang berusaha mendekatkan kembali anak nya dengan tunangan nya, perempuan pilihan keluarga nya, semua pilihan kembali pada Adam, ia tak punya hak untuk memaksa Adam memilih.

Kenapa ia jadi terdengar seperti agen perjodohan ya?

"Terimakasih Venus, Papa Adam pasti senang sekali, Papa Adam akhir-akhir ini sangat sibuk dan tidak punya banyak waktu untuk di habiskan di rumah, tapi Adam... dia benar-benar kebanggaan Papa nya, Tante sangat menyayangi Adam... Tante berharap segala yang terbaik untuk dia" ia menatap Venus lalu tersenyum "Sebagai orang tua, wajarkan kalau kita rela melakukan apapun untuk kebahagian anak"

Venus tak bisa lebih setuju lagi dan ia memilih untuk mengangguk.

🐼🐼
 


Venus menatap tiket konser boyband BTS di tangan nya, baru berjanji akan membawa Adam saja ia sudah diberi 2 tiket VVIP, Venus tau jika tiket di tangan nya ini nilai nya jauh lebih mahal di banding nyawa nya, karena Lidya yang termasuk kalangan mampu saja tidak kebagian tiket nya walau ia sudah berseliweran kesana kemari mulai dari dunia nyata sampai virtual untuk mendapatkan tiket ini, jika pun ada nilai nya pun bisa menjadi berkali-kali lipat.

Menyimpan kembali tiket itu kedalam saku rok nya, ia duduk diam di halte bis, ia tak terlalu suka kpop, ia lebih suka band-band indie yang lagu nya sering Adam putar di apartment, lagu nya enak kadang aneh tapi menyegarkan telinga.

Sebenarnya ia sudah berusaha mati-matian menolak namun karena menghindari drama tarik ulur, terlebih ia berada di ruang publik dimana semua orang memperhatikan gerak-gerik nya yang nampak ketakutan tiap kali Agnes mendekat ke arah nya, maka mau tak mau ia terima saja, toh tak ada kewajiban ia harus menonton.

Lebih baik ia jual lalu ia belikan cendol... bisa dapat cendol se-abang-abang nya.

Atau lebih baik ia kembalikan dan beritahu Adam tentang pertemuan nya dengan tunangan serta Mama nya?

Tidak... tidak... ia sudah berjanji akan merahasiakan pertemuan mereka.

Life can't be better right?

Ia punya pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan nya, ia punya gaji tinggi, tidak setinggi CEO di Amerika atau Nikita Willy per episode tapi cukup untuk membeli rumah, kalau gaji nya ia tabung selama 20 tahun full, mulut nya bau kopi Amerika dan ia punya 2 tiket VVIP boyband ter-amazing abad ini.

Walaupun norak, rasa nya ia ingin menyanyikan lagu Meghan Trainor, Me Too.

"If I was you, I'd wanna be me too, I'd wanna be me too"

Ting~

Satan : Lo pulang ke rumah ngga pake kaos kaki.

Venus melihat ke bawah dan tersenyum saat menyadari kaki nya telanjang dan hanya di balut sepatu hitam pantas saja tadi dia sempat jadi bahan tontonan di kafe, mungkin karena selera fashion nya yang di ambang antara gila dan trendsetter.

Ia buru-buru pulang, sehingga melupakan kaos kaki nya, ia terlalu awkward untuk berada di tempat yang sama dengan Adam, cara Adam bicara, melihat pada nya seolah ia tengah menguliti nya...

Adam yang cenderung pendiam dan cool saat berada di dekat nya pun berubah jadi emak-emak yang heboh pada hari pertama sekolah anak nya, ia bertanya ini-itu yang tidak penting bahkan menawari nya minum, lebih luar biasa nya lagi, ia bahkan mengijinkan Venus mengambil sendiri di kulkas, mengingat betapa protektiv dan obsessive nya Adam pada barang elektronik satu itu, Venus bahkan tak pernah lupa untuk mengingatkan diri nya sendiri untuk memberi jarak aman antara diri nya dan kulkas, minimal 3 meter, in case kalau tubuh ceroboh nya ini tiba-tiba kehilangan keseimbangan lalu tersandung dan menabrak kulkas, Adam pasti akan sangat histeris.

Bukan karena Venus, tapi karena kulkas nya.

Katakanlah ia merasa bersalah... juga takut dan bingung... mind-blowing, seperti ada ledakan gunung Krakatau di otak kiri nya dan tsunami di otak kanan nya, ia bahkan hampir berpikir jika orang-orang yang percaya pada teori tentang otak tengah itu benar ada, maka ia merasakan longsor disana.

Venus : Lupa ;/

Satan : Gue buang

Venus : Please jangan... itu kaos kaki baru dan aku mempermalukan diri ku sendiri di depan banyak orang untuk dapat diskon.

Satan : Kaos kaki lo biasa aja, berapa harga nya?

Venus : Awal nya, 20.000 dapat 3, tapi setelah aku tawar selama 2 jam akhir nya aku di kasih 19.000, 3.

Satan : Unbelievable.

Venus : Itu pujian atau hinaan?

Satan : Itu sarcas

Venus : Jadi itu pujian atau hinaan?

Satan : Seandainya lo ada disini lo bisa liat mata gue mutar 360 derajat.

Venus : Itu sarcas?

Satan : Sekarang gue merasa kasihan sama abang yang jual kaos kaki.

Venus : Waktu aku bayar kaos kaki nya pake uang 20.000, abang nya ngga punya angsul uang 1.000 jadi aku ihklasin, apa itu bisa buat perasaan kamu ke abang kaos kaki lebih baik?

Satan : Worse.

Venus : ...?!?.

Satan : Lo masih ngasih nama kontak gue "Satan"

Venus : Kamu masih ngasih nama kontak ku "V", keren kalau kita tinggal di Amerika karena orang disana suka nyingkat-nyingkat nama misal nya, Justin Bieber, JB, Justin Timberlake, JT, Michael Jackson, MJ, tapi di Indonesia Dam, menyingkat nama hanya dengan satu huruf di awal nama itu 
di gunakan untuk korban pelecehan seksual di bawah umur atau korban pembunuhan dan seingat ku, aku ngga pernah jadi korban pelecehan (Kecuali dari kamu) dan aku masih hidup yang berarti aku bukan korban pembunuhan.

Satan : Lo lebih suka gue kasih nama kontak lo "Love"

Venus : Setelah ku pikir-pikir, V keren juga, dalam rasi Taurus ada kelompok dari sekitar 200 bintang yang membentuk huruf 'V' bernama Hyades, PLUS banyak pengetahuan kita mengenai bintang di peroleh dari studi mengenai Hyades.

Satan : Yang gue tau 'V' itu Miss V.

Venus : Kalau aku orang Amerika yang lagi jalan-jalan di Inggris, aku Miss V.

Satan : Then I'll be Mr. Dick.

Venus : Demi Tuhan Dam, bisa ngga sekali aja kamu buat percakapan tanpa unsur mesum?!

Satan : Sama lo? gue akuin itu sulit, masalah nya bukan ada di gue tapi lo.

Venus : Aku ngga pernah ngelakuin sesuatu yang mesum! Jadi itu penilaian kamu tentang aku selama ini? Aku ngga ngerti Dam, kamu sendiri yang bilang pakaian ku kayak gembel dan emak-emak depresi, bahkan kamu bilang kalau cara pakaian ku tetap begini sampai usia 23, aku mungkin akan jadi perawan tua, jadi sisi mana nya yang mesum?

Satan : Your eyes...

Venus : Huh? Kenapa kamu hapus pesan terakhir kamu Dam? Your legs? Your eggs? Aku belum sempet baca.

Satan : Message has been deleted.

Venus : Huh? Kenapa kamu hapus pesan terakhir kamu Dam? Your legs? Your eggs? Aku belum sempet baca.

Satan : Your eggs, gue mikir mungkin lo seksi waktu goreng telor.

Venus : ... That's creepy

Satan : I know. Good night Miss V.

Venus : Good night Mr. Dick.

Satan : Mungkin lo mau hapus pesan terakhir lo ke gue.

Venus : Yahh kamu juga, aku merasa jadi simpanan Om-om tiap kali chat-an sama kamu.

Satan : Message Has been deleted

Venus : Message Has been deleted

Satan : Mungkin lo mau hapus pesan terakhir lo ke gue.

Venus : Yahh kamu juga, aku merasa jadi simpanan Om-om tiap kali chat-an sama kamu.

Satan : Good night Hyades.

Venus : Good night Pleiades.

----------

56. Her


 

Of all the days that have passed since you were born
I will give you a day that's like the most amazing present
Taeyeon - One Day
 


-----------👜

So, Venus sangat sibuk.

Pertama, seharian ini selama jam sekolah ia berakting sakit (alasan nya ada di poin ke tiga)

Kedua, Ia ulangan harian dari jam pertama sampai jam akhir, pyuhh

Ketiga, Ia mencari Adam untuk memberitahu ia kalau Venus sakit.

"Kenapa?" tanya Adam untuk ketiga kali nya.

Menemukan Adam di sekolah bukanlah perkara mudah, detik ini dia bisa ada di gudang belakang sekolah lalu detik selanjutnya ia bisa saja sudah ada di kantin, di tengah perjalanan ke kantin Venus di beritahu kalau Adam sudah ada di parkiran dan saat ia ke parkiran mobil Adam sudah lenyap dari sana padahal ini masih jam pelajaran dan 2 jam kemudian saat bel istirahat terakhir berbunyi, ia di beritahu kalau Adam ada di kelas.

Woooww pelarian Leonadro di Caprio dari pihak FBI di film nya Catch Me If You Can tak ada apa-apa nya di bandingkan pelarian Adam dari Guru.

"Aku mau k-"

"Shit!" sumpah Adam tiba-tiba membuat Venus yang gelisah luar biasa karena mendapat tatapan tajam dari murid-murid be-rok di kelas Adam melonjak kaget di tempat nya berdiri, di samping Adam yang sedang duduk dengan dua kaki di atas meja, dan tangan sibuk pada Hp nya, memainkan game online yang sepanjang Venus ingat tak pernah Adam menangkan.

Yay.

"Turret terakhir team kamu di hancurkan lagi" tanya Venus sambil mengintip layar hp Adam, sengaja menekankan kata "Lagi" untuk mengingatkan Adam betapa payah nya ia dalam permainan ini.

"Yeah" Adam mengerang malas, ia menutup aplikasi game nya dan memasukan Hp nya ke dalam saku celana sebelum ia menoleh pada Venus hanya untuk... keheranan?

"Sejak kapan lo disini?" tanya Adam

Kini Venus dan Adam sedang saling menatap satu sama lain seperti 2 orang pendukung teori bumi bulat dan bumi datar yang baru saja mendengarkan teori baru bahwa bumi itu sebenar nya berbentuk silinder.

"Sejak 10 menit dan 44 detik yang lalu"

Adam menaikan satu alis nya "Kenapa?"

"Dam" Venus menghela nafas panjang "Orang bilang kalau kita melakukan hal yang sama 3 kali berturut-turut kamu bisa dapat payung cantik, disini aku untuk ke 4 kali nya dalam waktu 10 menit..." ia melirik jam dinding di kelas Adam "50 detik, kamu beri pertanyaan yang sama "Kenapa?" kamu pikir aku ngga bisa marah?"

Adam mengangguk-ngangguk "Kenapa?"

5 kali!

"Nanti sore aku..." saat itu tiba-tiba ia teringat kalau ia lupa berakting sakit, ia jadi full energy tiap kali meladeni tingkah laku Adam, Venus memegang kepala nya sendiri lalu memejamkan sedikit mata nya sambil sedikit merintih, Lady gaga pun lewat sama acting nya Venus!

"Aku ngga bisa ke apartment kamu" ucap Venus sepelan mungkin, selain karena ia sedang sakit, ia juga malu kalau sampai ada yang mendengar nya.

"Kenapa?"

Venus melirik Adam, apa acting nya buruk sekali sampai Adam masih bertanya "Kenapa?" untuk ke 6 kali nya?!

"Aku sakit"

"Terus kenapa?"

"Aku mau istirahat Dam, perut ku rasa nya keram mungkin sebentar lagi aku ha-"

Adam mengerang "Ngga perlu lo lanjutin, lo dapet libur sehari"

Mata Venus berbinar namun, itu masih belum cukup "Sebenar nya Dam... perut ku kayak nya sakit sampai besok, jadi aku mau libur sampai... besok"

Adam menatap nya tajam "Lo Tuhan? Bisa prediksi sakit sampai besok?"

Venus menggeleng "Dam, ini yang orang sebut sebagai Girl Thing" ucap nya "Kamu ngga bakal ngerti kalau kamu ngga terlahir sebagai perempuan" tambah nya setelah melihat ekspresi Adam yang hendak protes.

"Ok 2 hari"

"Serius?"

"Mulut lo bisa robek kalau lo senyum lebih lebar dari itu" ucap Adam

Venus segera menutup mulut nya dan tersenyum elegan "Terima kasih Dam, kamu memang bos paling ganteng yang pernah aku punya" ucap Venus sambil berjalan mundur ke arah pintu tanpa menyurutkan senyum nya, ia mengerling.

Adam memutar mata nya "Gue emang satu-satu nya bos laki-laki lo begok" gumam nya, sudut bibir nya sedikit terangkat.

🐐🐐
 


 

Orang bilang saat kamu berbohong, kamu tidak hanya membohongi orang lain tapi juga diri kamu sendiri.
 


Yang pertama untuk meyakinkan lawan bicara kamu, yang kedua untuk meyakinkan diri kamu sendiri.

Apalagi orang bilang, omongan itu doa, jadi bijaklah dalam berucap.

Mungkin, semua yang orang bilang itu benar dan berdasar dari fakta hidup dari berabad-abad kehidupan di dunia ini, orang dulu membuat kesalahan, mereka membuat quote, bukan sekedar untuk di tempel di dinding atau di tulis pada profil Instagram melainkan untuk di hayati dan di plementasikan dalam kehidupan nyata.

Inti nya, saat ini perut Venus benar-benar keram padahal dia sedang tidak ada dalam masa PMS atau menjelang PMS, di tambah kaki nya, tangan nya serta kepala nya yang pusing, paling buruk ia di landa kebosanan setelah 4 jam FULL menemani Agnes mencari segala perlengkapan untuk persiapan ulang tahun Satan.

Holy macarony chesee cake.

"Mungkin lebih baik ngga usah pakai balon, Adam benci balon" ucap Agnes.

Venus menyumpah di dalam hati "Binatang berkaki 4, berwarna pink yang suka mandi air lumpur!"

Jangan salah sangka, Agnes baik, tapi ia seperti kebanyakan populasi perempuan di muka bumi ini, dia suka belanja! Yang membuat nya berbeda dari perempuan lain nya, seperti contoh nya, Venus ialah ia tak suka menawar.

Jika ia mau, ia mendapatkan nya.

Persis seperti Adam.

Atau memang seperti itulah sifat kebanyakan orang kaya, Venus tak tau ia tak pernah di lahirkan dalam keadaan kaya raya seperti Adam dan Agnes.

"Hmm tapi bakal sepi banget kalau ngga ada balon" Agnes mengambil bungkus balon di depan nya.

"Binatang berkaki 4 yang kalau kencing kaki nya di angkat sebelah dan suka menggonggong!"

"Menurut ku" ucap Venus penuh dengan kesabaran, ini adalah mukjizat dari Tuhan Yang Maha Esa ia masih bisa tersenyum meski seluruh tubuh nya terasa di ikat tali tambang dan di tarik oleh 1.000 orang dalam waktu bersamaan "Ngga usah ada balon, Adam sudah 17 tahun k-"

"18 tahun, 2 hari lagi" potong Agnes.

"Yap, 18 tahun dan karena ini termasuk acara keluarga, lebih baik suasana nya hommie dan... hmm... hangat, supaya suasana keluarga nya lebih terasa tapiiii karena ini juga hari ulang tahun Adam yang ke 17-"

"18 tahun"

Venus tau, ia yang berada di pihak salah disini tapi kenapa ia yang kesel ya?

"18 tahun, setauku umur 18 tahun itu usia dimana orang masuk ke usia dewasa, step pertama menjadi orang dengan pikiran yang lebih matang dan dengan perspektif baru saat melihat dunia, inti nya, jangan pakai balon"

Venus berjalan ke arah rak lain dan mengambil confetti "Menurut ku ini lebih masuk akal"

"Menurut kamu?" tanya Agnes meyakinkan.

Venus mengangguk "Pernak-pernik nya sedikit aja, mungkin lebih banyak makanan nya, ulang tahun Adam pasti juga bakal di rayakan sama teman-teman nya, acara yang sekarang ini kita buat lebih..."

"Hangat?" tebak Agnes.

Venus tertawa "Ya"

"Kalau gitu kita beli bahan-bahan kue aja dulu, aku juga mau nyari hadiah untuk Adam... kira-kira Adam suka nya apa ya?"

"Mungkin obat darah tinggi" ucap Venus.

Agnes tertawa "Adam ngga punya penyakit darah tinggi, ia punya magh dan pernah tipes juga waktu kecil"

"Oh ya?" Venus mengangguk-ngangguk, ia tak menyangka Adam juga bisa sakit, pada akhir nya ia hanya seorang manusia yang memiliki jiwa setan, tubuh nya tetap tubuh manusia.

"Tapi dia sakit selalu minta di peluk" kenang Agnes "Papa nya bahkan harus sampai ngga masuk kerja karna Adam ngga mau di lepas pelukan nya"

Venus tersenyum geli, membayangkan sisi manja Adam di kepala nya.

"Kalian berdua pasti dekat banget waktu kecil" ucap Venus

Agnes megangguk "Kita satu Tk, satu SD juga, rumah kita tetanggaan jadi kita juga sering main sama-sama" kenang Agnes sambil tersenyum

"Aku berhutang nyawa sama Adam" ucap nya.

Venus melirik ke arah Agnes, wajah nya menjadi sendu namun senyum tak luntur dari bibir nya, Venus menjadi paham jika wajah manusia menunjukan kepribadian di dalam diri nya, jika ia orang yang hangat dan baik maka wajah nya saat kita lihat akan memberikan kehangatan dan keteduhan, itulah yang dinamakan inner beauty.

"Waktu kecil, aku sama Adam sering main sepeda sama-sama dan kami... hari itu main agak jauh dari rumah, rumah kami di kompleks perumahan yang cukup elit tapi tiba-tiba ada 2 laki-laki yang keluar dari mobil dan dia menarik paksa aku dari sepeda, Adam mencoba menolong, dia teriak dan mukul 2 laki-laki itu, aku ngga tau bagaimana tapi besok nya aku sudah ada di rumah sakit begitu juga dengan adam... kepala nya di perban"

Agnes terdiam sejenak menahan tangis nya "Kalau bukan karena Adam, aku mungkin ngga ada disini... aku mungkin... i don't know... aku bahkan ngga bisa ngebayangin bagaimana hidup ku" perlahan Agnes mengusap air mata di pipi nya.

"Aku tau beberapa orang menyebut ku bodoh karena membiarkan tunangan ku punya hubungan dengan perempuan lain saat dia masih punya ikatan dengan ku, but I can't help it" ucap nya "I love him"

"Aku lebih baik melihat dia bahagia dengan perempuan lain di banding bersama ku tapi tidak bahagia"

🐻🐻
 


Setelah berkeliling kurang lebih 30 toko lagi, akhirnya Agnes mendapat hadiah yang ia inginkan untuk di beri pada Adam, jam tangan.

Agnes bilang, Adam koleksi jam tangan mewah di rumah nya padahal seingat Venus jam tangan Adam ya gitu-gitu aja, memang mewah tapi ngga keliatan kayak orang koleksi, kalau koleksi kan di pake semua biar di bilang pamer.

Esoknya, ia membantu Agnes membuat kue ulang tahun untuk Adam di rumah Adam bersama Mama nya, si Satan sendiri entah kemana tapi yang pasti tidak akan pulang sampai nanti sore.

Agnes adalah tipe perempuan yang cocok menjadi Istri idaman semua laki-laki, dia cantik, baik, sopan, bulu mata nya lentik, punya tai lalat di pipi, harum dan jago bikin kue, ngga cuma spesifik kue, dia bisa buat cookies, roti bahkan makanan rumahan.

Sementara Venus yang seharusnya membantu malah membuat susah, pertama ia membuat adonanan roti jadi bantet, cookies nya gosong dan salah memasukan pewarna pada cake yang membuat cake ulang tahun Adam berubah jadi merah muda cerah.

Adam pasti tidak sudi memakan nya.

Dan entah bagaimana, Agnes dan Mama Adam serta pembantu Adam bisa membuat itu semua hanya dalam waktu setengah hari, Venus mendapat tugas paling mudah, ok, tugas yang biasa nya di berikan ke anak kecil supaya tidak mengganggu orang dewasa di dapur, menghias cookies.

Venus sedang berkonsentrasi untuk membuat jerawat pada cookies yang sudah ia hias dengan wajah tersenyum saat Agnes mengeluarkan Macaroon dari Oven.

"Wahh cute" puji nya.

Venus mengangkat kepala nya, ia melirik pada semua cookies dengan ekspresi wajah tersenyum dan rambut cepak, keriting, Mohawk dan punk.

"Aku kira ini kayak anak-anak" ucap Venus.

Agnes menggeleng "Adam itu masih kayak anak-anak, kalau malam minum susu sama cookies dulu baru tidur"

Pfffftttt "Oh ya?"

Agnes mengangguk "Kamu datang kan nanti sore?"

Nanti sore acara ulang tahun Adam, ia mengingat-ngingat, ia masih punya satu tugas untuk di lakukan yaitu memastikan Adam pulang ke rumah.

Venus menggeleng "Ini acara keluarga, aku nanti aja kalau di sekolah ada yang ngerayain" ucap Venus, di dalam hati dia meringis meski di sekolah di rayakan pun, ia tak mungkin akan ikut merayakan karena Adam paling tidak suka kehadiran Venus kecuali, kalau Adam butuh sesuatu.

Ia mungkin bukan orang baik tapi merusak suasana seseorang di hari kelahiran nya merupakan tindakan yang tidak bisa di terima.

Dan lagi, Adam butuh sedikit waktu untuk mengenang cinta nya kembali bersama Agnes.

--------------🏦
 

57. Happy Birthday


 

It's so foggy between us 
Nothing is clear 
If I want you, if I desperately want you 
In the end, will I be able to reach you? 
Wendy - What If Love?
 


--------------------------🍵

Venus tidak lagi mengetuk pintu apartment Adam, ia dan Adam sama-sama terkejut ketika Venus masuk ke dalam apartment.

"Ngapain lo kesini, kata nya lo sakit" ucap Adam, ia duduk di sofa nya, mengenakan celana pendek dan kaos.

"Kamu... " Venus menatap Adam dari ujung kaki sampai ke ujung kepala, jelas sekali Adam tak akan pulang ke rumah, ia melirik jam dinding, 1 jam lagi acara di mulai, ia tak mau mengecewakan banyak pihak jadi ia harus maju, All or Nothing, lakukan sekarang atau tidak sama sekali.

"Dam, kamu ingat buku kamu yang aku kembaliin kayak nya ketuker sama buku ku, di dalam nya ada catatan penting" ucap Venus memasang wajah panik.

"Terus?" tanya Adam masih sibuk dengan Hp nya.

"Aku udah cari kemana-mana kemungkinan besar sama kamu"

"Lo cari aja di rak buku"

"Ngga ada Dam, aku yang lebih tau isi rak buku kamu, mungkin sudah kamu bawa pulang"

Adam mengernyitkan kening nya "Gue jarang ngeluarin buku di rumah"

"Jarang, berarti masih ada 10% dari 90% kemungkinan kamu ngga sengaja taro buku aku di rumah kamu, tolong ambil Dam"

"Lo apaan sih, gue lagi males pulang" Adam menyenderkan kepala nya di sofa.

"Itu catatan kelompok Biologi aku Dam, kalau aku ngga bawa besok bukan cuma aku yang kena marah tapi semua teman kelompok ku, ayolah Dam aku ngga papa kalau di marahin karena aku udah biasa kamu marahin tapi teman-teman ku?" ucap Venus memelas.

Adam mengerang "Ngga ada di rumah gue"

Venus mendekat, menggoyang-goyangkan bahu Adam "Dam, I'll do everything"

Mata Adam yang sedang terpejam langsung membuka, bibir nya yang membentuk garis tipis terangkat sedikit ujung nya, Venus tau rencana jahat sedang melintas di kepala nya.

Venus diam-diam menelan ludah nya namun ruangan yang begitu luas hanya terisi oleh dua orang membuat suara sekecil apapun terdengar begitu jelas, melihat dari semak belukar yang menari di dalam mata pekat Adam, Venus yakin Adam melihat ketakutan yang jelas terpatri di wajah Venus.

"So, you'll do everything?" tanya Adam memastikan "For me?"

"A............................. Yeaaaaa" jawab Venus. 
Adam menegakan tubuh nya, kedua tangan nya bertumpu pada dagu nya, ia menutup mata, nampak berdoa padahal sedang memikirkan rencana licik.

"Aku sering bantu kamu, ingat?" ucap Venus.

Adam membuka mata nya "Kapan?"

"Aku bantu kamu ngerjain Pr"

"Itu tugas lo" jawab Adam datar "Gue lagi ngga mood, bisa di bilang rumah adalah tempat terakhir yang mau gue datangin hari ini, kenapa juga gue harus pulang ke rumah? Lupain aja, gue ngga mood buat ngerjain lo"

Adam mengibaskan tangan nya lalu kembali bersandar, mata nya terpejam dan dari tempat nya duduk Venus bisa melihat gurat lelah di wajah Adam, ia nampak muram dan tak bersemangat.

Venus menepuk paha nya dan berdiri "Ok then" ucap nya tegas, Adam membuka mata nya, melirik Venus.

"Aku akan ke rumah kamu" ucap nya tanpa ragu "Aku akan bilang ke Orang tua kamu kalau aku hamil anak kamu dan kamu ngga mau tanggung jawab"

Adam membelalakan mata nya, ia segera berdiri dan menangkap lengan Venus yang sudah siap untuk pergi.

"Lo ngomong apa huh?!" tanya nya emosi.

"Aku bilang, aku akan ke rumah kamu dan bilang ke-"

"Gue denger! Maksud lo ngomong gitu apa huh? Mau lo gue di gantung hidup-hidup sama Bokap gue?!"

Venus menatap Adam terkejut "Jadi Papa kamu akan gantung kamu kalau tau kamu ngehamilin anak orang?" ia langsung teringat dengan Bella.

"Iya... ngga! Gue ngga tau! Pokok nya lo ngga boleh ngomong hal yang kayak gitu ke Bokap gue"

Venus menarik tangan nya dari genggaman Adam lalu melipat nya di depan dada "Kalau gitu, kamu yang pulang, cari buku ku sekarang"

Adam mengerang, ia mengacak rambut nya frustasi "Gue ngga bisa pulang sekarang, besok pagi gue ambil"

"Se.Ka.Rang"

Adam menyipitkan mata nya, ia menatap Venus tajam sampai Venus merasa tangan nya yang melipat di dada, yang sengaja ia lakukan untuk menyembunyikan tangan nya yang bergetar akan lepas dari tubuh nya, mengingat tubuh nya juga ikut bergetar menahan takut, tapi... Venus tak mau mundur.

Ia akan membawa Adam pulang, bahkan jika ia harus menerima pukulan dari Adam.

Serius.

"Terserah, lo boleh datang ke rumah gue, lo pikir orang tua gue bakal percaya sama lo"

"Ohh ya, aku pacar kamu ingat, Papa kamu juga tau aku sering ke apartment... ok, aku buang-buang waktu disini, mending aku pergi aja sekarang" Venus berbalik dan berjalan ke arah pintu.

Ia berhitung di dalam hati 10... 9.... 8... 7.... 6.... ia memelankan langkah kaki nya dan mengecilkan jarak antar langkah saat Adam tak kunjung memanggil nya 5... 4... 3... 2... 1... 0... Damn, Adam benar-benar tak memanggil nya, Ok masih ada jarak antara ia dan pintu, ia akan menghitung ulang, 5... 4... 3... 2... 1... 0... 0... 0....

"Wait"

Venus tak bisa menahan senyum nya, namun saat ia berbalik ia memasang wajah paling angkuh nya, Paris Hilton pun rendah diri kalau ia melihat betapa tinggi nya dagu Venus terangkat, seolah dunia dan isi nya tak lebih berharga dari upil nya.

Adam sedang menunduk, menatap ke arah lantai lamat-lamat, beberapa detik ia hanya diam sebelum ia mengangkat kepala nya "I'll take your goddamn book"

Venus berkedip 2 kali sebelum berucap "Ok"

"Bitch" gerutu Adam saat sambil berjalan masuk ke dalam kamar nya.

"I heard that Asshole" ucap Venus, ia mengikuti Adam masuk ke kamar nya.

Mendengar pintu kamar nya di buka, Adam mengernyit "Lo mau ngapain? Gue mau ganti baju, lo memang se-frustasi itu ya mau hamil anak gue huh?"

"Aku...... permintaan maaf karena sudah menyusahkan kamu, aku akan bantu kamu ganti baju" ucap nya lalu berjalan mendahului masuk ke Walk-in-Closet Adam, baju Adam tak terlalu banyak, kebanyakan hanya kaos, celana pendek dan beberapa jaket juga... 2 setelan jas.

Hmmm.

"Dam, ini" ia memberikan satu setel jas berwarna hitam pada Adam.

Adam mengernyitkan kening nya, lalu mendorong setelan jas itu kembali pada Venus "Ngga, gue mau pakai kaos"

"Dam... Dammm.... Tadi waktu aku ngambil baju kamu, aku jatuhin semua kaos dan celana kamu" ucap Venus "Dan ngga sengaja aku injak" tambah nya cepat.

"Aku habis injak tai ayam" tambah nya lagi saat Adam hendak mengomel.

"Lo apaan sih, ganggu banget" ucap Adam emosi.

"Ayolah Dam, pake ini aja, di rumah kan bisa kamu ganti"

Adam mengerang lalu langsung membuka kaos dan celana nya tanpa menunggu Venus keluar dari kamar nya, Venus panik, ia segera berbalik saat melihat Adam hanya berdiri dengan bokser...

Ia menggigit jari nya, malu...

"Baju gue" ucap Adam.

Tanpa berbalik Venus memberikan nya pada Adam.

Adam mendengus, mungkin saking emosi nya ia sampai malas bicara, setelah selesai berpakaian Adam kembali menjatuhkan diri nya di tempat tidur, membuat Venus mau tak mau harus turun tangan dan membantu Adam merapikan diri nya.

"Diam Dam.... Diam bentar" ucap Venus saat Adam terus-terusan menggosok wajah nya membuat Venus yang sedang berusaha merapikan rambut Adam dengan keahlian nya sebagai perempuan yang tiap pagi selalu bersisir menjadi kesulitan.

Adam mengangkat kepala nya dan melirik Venus tajam, ia berjalan ke arah cermin dan menyugar rambut nya ke belakang, lalu ke samping, di beri sedikit gel dan huala Adam jadi tampan.

Kok bisa ya?

"Dam, ikat pinggang kamu" ucap Venus.

Adam memakai nya meski di awali dengan sumpah serapah dan tatapan hina untuk Venus.

"Bentar" Venus merapikan kemeja Adam dan memasukan beberapa kain yang menggumpal di pinggang nya ke dalam celana, tidak terlalu dalam karena ia masih tau batasan nya.

Venus memasangkan Adam jas nya "Kenapa juga gue pake jas?" protes Adam.

"Dam, kamu bisa di kira agen MLM kalau jalan cuma pakai celana kain hitam dan kemeja putih" ucap Venus

"Ehmmm" Venus menaruh tangan nya di dagu, ia memperhatikan penampilan Adam, ganteng... ganteng... ganteng... "Kayak nya ada yang kurang"

"Gue belum pake sepatu" ucap Adam.

"Bukan... bukan... Oh! Dasi! Kamu belum pakai dasi"

"Ngga perlu pakai dasi, gue bukan nya mau ngelamar kerja"

"Adam, kalau kamu ngga pakai dasi kamu keliatan kayak calon anggota legislatif yang ngga kepilih" ucap Venus sambil berdecak.

"Ya udah sih, yang penting ngga kayak bintang porno kan? Disini ngga ada dasi juga" gerutu Adam.

Venus melirik Adam "Ngga ada?" tanya nya "Bentar aku cek, kayak nya aku liat satu..."

Venus masuk ke dalam Walk-In-Closet beberapa saat kemudian ia keluar sambil membawa dasi kupu-kupu hitam di tangan nya.

"Ada kan?" Venus mengangkat dasi di tangan nya lalu memberikan nya pada Adam.

Adam mengernyitkan kening nya "Gue ngga ingat pernah bawa dasi kesini"

"Oh Adam, kamu lupa sama banyak hal, itulah bahaya nya film porno" ucap Venus sambil mengibaskan tangan nya.

Adam melirik nya sekilas, ia menyumpah "Shit, gue paling benci pake dasi kayak gini, lebih susah daripada merawanin anak orang" ucap Adam masih berusaha memasang dasi nya di leher nya.

Venus memutar nya, ia mendekat ke arah Adam "You don't mind...?" tanya nya.

"Lo bisa?"

"Aku ngga mungkin nawarin kalau aku ngga bisa kan?" tanya Venus, tangan nya mulai bergerak merapikan kerah baju Adam dan memasangkan dasi nya.

"Touché"

Adam memperhatikan bagaimana serius dan penuh konsentrasi nya Venus memasangkan dasi nya seolah ini adalah hal paling penting dalam hidup nya, dahi nya sedikit berkerut sebelum ia mengedipkan mata nya kuat-kuat, kerutan di dahi nya hilang, ia melebarkan mata nya, kepala nya bergerak sedikit ke kanan dan ke kiri, lalu sebuah senyum muncul di bibir nya, ia mengangkat kepala nya dan menatap Adam dengan wajah bangga.

"Done" ia menepuk pundak Adam dua kali.

Adam menundukan kepala nya untuk melihat hasil kerja Venus dan ia akui itu cukup rapi, ok rapi. Sangat rapi.

"Dam, kamu ganteng banget kalau pake jas gini, kalau gini terus bisa-bisa ketemu nanti kamu udah jadi menantu Presiden" ucap Venus sambil tersenyum geli.

Adam memutar mata nya "Lo nunggu disini?" tanya nya.

Venus menatap Adam "Hmmmm antar buku ku kapanpun kamu sempat nya, no need to rush"

Adam mengernyitkan kening nya, sebelum ia mengucapkan sesuatu ia sudah di dorong Venus keluar dari apartment dan di seret masuk ke dalam lift.

Adam menggaruk tengkuk nya saat mereka sudah berada di Main Entrance "Err.. lo mau gue antar?"

Venus menggeleng "I'm ok, aku harus ke perpus habis ini"

"Oh" ucap nya "Gue... pergi" ucap nya, tangan nya terangkat untuk menyugar rambut nya namun di tahan Venus.

"Nanti kamu jadi ngga ganteng lagi" ingat nya.

"Gue selalu ganteng" ucap Adam tak terima "Gue pergi dulu"

Venus tertawa "Sekali lagi kamu ngomong kayak gitu kamu dapat hadiah payung cantik Dam"

Adam memutar mata nya, ia tak menunggu lagi untuk berjalan ke arah parkiran tempat mobil kesayangan nya beristirahat.

Venus masih berdiri di tempat nya sampai ia melihat bayangan mobil hitam melaju tak jauh dari nya, ia mengambil kotak kado kecil berwarna hitam di tas nya, ia membuka nya dan tersenyum saat melihat isi nya telah kosong.

"Happy birthday" ucap nya.

-------------------------➿
 

58. Wallet Girl


 

The empty streets are filled with those who are alone 
Unlike my heart, the weather is so damn nice 
G-Dragon - Crooked
 


---------👚

Venus diam-diam membuka jendela kamar nya, tadi siang di sekolah Lidya bercerita pada mereka bahwa malam ini Adam akan ikut balapan, ia dan Putra serta anggota Frat lain nya akan datang untuk menonton.

Venus sendiri, meskipun tak ada yang mengajak ia juga akan datang, bukan untuk menonton Adam balapan tapi melihat kelakuan illegal anak-anak frat.

Benar, ia masih belum berubah, ia masih menjadi Venus si licik.

Ia mendorong motor Tante nya sampai ke depan jalan besar, jarak nya sekitar 400 meter, well yeah... Venus hampir mati dehidrasi disini, ia ngos-ngosan namun masih belum meruntuhkan keinginan nya untuk datang ke tempat Adam balapan.

Semenjak hari ulang tahun Adam, ia tak lagi banyak bertemu dengan nya, di sekolah pun ia masih menjadi Leonardo di Caprio, selain ganteng dan popular, ia masih suka kabur dari Guru.

What a badboy.

Venus memarkirkan motor nya saat ia sudah sampai, melihat begitu ramai nya tempat ini, ia jadi merasa ngeri juga gugup, apalagi pakaian nya yang nampak seperti baju tidur, bukan nampak sebenarnya memang yang ia pakai adalah baju tidur.

Bisa di katakan suasana di tempat ini tak jauh beda dengan Club, banyak perempuan memakai baju mini, laki-laki bertato, jaket bomber dimana-mana, oh dan tentu saja mobil sport mewah yang terpakir disana sini.

Untuk orang dengan pergaulan sebesar kacang kupas, Venus tentu tak bisa berhenti terperangah dengan semua hal yang ia lihat, apalagi mobil-mobil ini... ia gemas ingin mengambil pilox dan menuliskan nama nya di sepanjang mobil lalu naik ke atap nya seperti wanita binal dan berteriak "YOUNG AND WILLLLDDD!!"

Wow sisi liar nya akhir-akhir ini sering memberontak, ia takut jika satu hari tiba-tiba ia sudah terbangun di sebuah kamar hotel seorang diri dan telanjang.

Venus memukul kepala nya sendiri akan pemikiran bodoh itu.

Ia segera menutup hidung nya saat kepulan asap berwarna-warni melayang di angkasa, awal nya ia berpikir itu ulah teroris namun, setelah ia pikir-pikir lagi tak mungkinkan teroris memilih warna pink sebagai warna asap nya?

Ia segera menurunkan tangan nya dari hidung dan berjalan mengendap-ngendap ke arah pusat keramaian, ia menutup mulut nya sendiri saat melihat Lidya tengah bercumbu dengan Putra di dalam mobil, ia ingin menarik pulang Lidya dan menyelamatkan nyawa perawan-perawan Indonesia yang kian hari jumlah nya kian menipis seiring menurun nya tingkat moralitas pemuda-pemudi Indonesia, Ck...ck...ck ia berdecak kepada diri nya sendiri saat mendengar betapa luar biasa nya pidato nya, mungkin ia harus mendaftarkan diri dari caleg setelah lulus SMA.

Merunduk, ia memilih untuk bersembunyi, ia tidak mungkin menunjukan wajah nya di depan Putra, kalau Putra melihat nya ia pasti akan melapor pada Adam, ia kan peliharaan Adam.

Ia hanya mengingatkan pada diri nya untuk mulai mengingatkan Lidya akan pergaulan nya dengan Putra, Putra itu bukan laki-laki baik, di jidat nya saja sudah tertulis dengan jelas "HATI-HATI MENGGIGIT"

Di tengah-tengah keramaian itu ia melihat sosok Adam tengah berbicara dengan Rizal, satu tangan nya melingkar di pinggang Bella, Bella nampak mengenakan jaket Adam, melihat dari celana nya yang pendek, Venus yakini baju Bella pasti memperlihatkan udel nya.

Di samping nya ada dia, dia yang mengisi hati Venus, hingga hari ini, detik ini dan tarikan nafas saat ini, berbicara dengan Ceper, beberapa kali Venus perhatikan dari tempat nya berdiri, kernyitan muncul di dahi nya, cara nya ia tertawa, tersenyum bahkan cara nya menyambut seorang perempuan dengan mencium kedua pipi nya lalu memeluk nya, sama sekali tak mengurangi perasaan di hati nya.

God, cinta itu buta.

Cinta membuat tai kucing rasa coklat.

Cinta membuat nya tak berhenti berharap dan membuat pikiran nya tak henti-henti nya terus mengulang kata "Satu hari nanti... satu hari nanti ia akan melihat nya, satu hari nanti...ia akan bersama nya, satu hari nanti... ia akan memiliki perasaan yang sama... satu hari nanti"

Venus kembali memfokuskan perhatian nya pada Adam, saat Bella mulai menyalakan rokok, Adam menoleh ke arah nya dan mengambil rokok itu lalu membuang nya ke tanah dan menginjak nya, mereka nampak sedikit berdebat sebelum Adam melumat bibir Bella, melihat itu Venus secara kekanakan menutup mata nya dengan telapak tangan.

Orang-orang di sekitar Adam mulai berpencar ke pinggir, sedangkan Adam mulai masuk ke dalam mobil nya, beberapa mobil lain mulai merapat dan berjejer di samping Adam, seorang laki-laki membawa bendera berwarna hitam putih ia berdiri di tengah-tengah jalan.

Venus mendengar orang-orang mulai berteriak "Hooooooo!!!" di iringi suara tepukan tangan, semua orang, kecuali Venus terlihat begitu bersemangat dan tak sabar menunggu Highlight nya, tak heran karena ia yang paling "Polos" disini, buta dengan dunia balap dan dunia malam.

Ia adalah satu dari segelintir anak muda yang menolak balap liar, selain karena membahayakan nyawa, hal seperti itu juga tak ada guna nya, contohlah Adam, tiap kali ia melecetkan atau menabrakan mobil nya, ia akan merenung dan bertingkah seperti orang depresi di apartment, emosi nya naik turun seperti Ibu hamil namun tiap kali berhasil memperbaiki mobil nya, ia akan mengulangi rutinitas gila nya, balapan.

"Money can fix everything" ucap Adam bangga.

Ya, except the broken soul.

Hal yang satu itu tak bisa Adam perbaiki dengan uang, karena jika bisa ia tak akan menjadi seperti ini.

Saat bendera hitam putih itu di angkat ke udara, teriakan di sekitar nya semakin nyaring, mobil-mobil itu melaju dengan kecepatan luar biasa, bergerak seperti setan di kejar malaikat.

Dalam diam Venus memperhatikan semua nya, terperangah, terkagum-kagum bahkan kehabisan kata-kata, detik itu juga ia kehilangan nafas nya, Adam sekali lagi membawa nya pada suasana, situasi dan tempat baru, pengalaman baru yang hanya pernah ia lihat di Tv, kepala nya bergerak mengikuti gerakan mobil Adam hingga saat mobil Adam perlahan menghilang dari pandangan dan kembali di posisi paling awal.

Kini ia tau mengapa begitu banyak anak muda yang menyia-nyiakan waktu malam nya yang seharus nya di gunakan untuk mengerjakan pr untuk menikmati dunia malam, untuk mengikuti balapan, karena itu semua membuat jantung mu berdegup lebih kencang, membuat nafas mu terengah, membuat mu kehabisan nafas dan lebih baik lagi... membuat mu hidup.

Adam keluar dari mobil di sambut puluhan orang, sorakan kemenangan mengudara, diam-diam Venus tersenyum di tempat nya berdiri, di antara puluhan atau bahkan ratusan orang yang menyerukan nama Adam, jauh di hati nya yang paling dalam ia ikut merasa bahagia... juga bangga.

Venus mengeluarkan Hp nya, tak membiarkan momen saat Adam di angkat dan di lempar ke udara oleh puluhan pendukung nya hilang sia-sia, namun begitu ia ingin menyentuh ikon kamera untuk mengabadikan gambar, Hp nya di tarik dari tangan nya, Venus menoleh dan menatap bingung juga terkejut pada laki-laki yang berdiri di samping nya.

"Hello, Wallet Girl" sapa nya sambil tersenyum miring "Glad to see you again but... you are not allowed to take a picture here" ucap nya.

"Kamu..."

Ia menyeringai "Di Club. Orang yang lo ambil dompet nya"

Venus membelalak "Berapa kali ku bilang? Aku ngga ambil dompet kamu dan tolong kembaliin Hp ku"

Laki-laki itu menyembunyikan tangan nya yang sedang memegang Hp Venus di belakang tubuh nya "Kasih tau gue dulu, siapa yang ngajak lo kesini?"

"..."

"Lo bukan anggota Fart, tapi lo selalu ada dimanapun anggota Fart itu ada? Bisa lo jelasin pake logika lo, lo keliatan nya pinter" ucap nya.

"Aku bukan anggota Frat apalagi Fart, aku cuma murid biasa, aku- ngga semua orang disini anggota Frat atau Fart kan? Lagian ini juga tontonan umum jadi semua orang bebas bisa nonton" ucap Venus membela diri, ia tak menyangka akan kembali bertemu laki-laki yang pernah memberi nya uang 2.000 karena mengembalikan dompet nya atau lebih tepat nya ia tuduh mencuri dompet nya.

Venus menatap wajah laki-laki itu ngeri saat ia mendengar suara tawa, bukan jenis tawa seperti orang yang sedang ada di Disney Land tapi lebih seperti Psikopat yang baru saja menemukan ketakutan terbesar korban nya.

"Lo ngga seharus nya ada disini kan?" tanya nya.

"Ha?"

Gosh, ini aneh sekali karena ada orang di pergaulan Adam yang punya otak setajam orang ini, biasa nya ia hanya perlu membuat alasan bodoh untuk membuat mereka bingung lalu muak dan membiarkan Venus lolos dari masalah tapi, orang ini, 2 kali ia telah menangkap Venus dan ia bahkan belum tau nama nya.

"Siapa?" tanya nya langsung.

"Ha?"

"Siapa bad boy yang lo suka sampai buat Good girl kayak lo mau nyelinap keluar rumah malam-malam gini, siapa nama cowok nya?"

Wah... ternyata laki-laki ini tidak terlalu beda dengan Adam dan teman-teman nya, bodoh.

"Ngomong apa? Kembaliin Hp ku, aku kebetulan lewat waktu mau beli garam, aku mampir kesini karena ku kira disini ada kebakaran ternyata balapan" ucap Venus.

Laki-laki itu mengabaikan Venus dan memilih untuk mengotak-ngatik Hp Venus, ia menyeringai saat melihat sesuatu di Hp Venus, Venus yang pendek meloncat-loncat ingin mengambil Hp nya namun laki-laki itu dengan kurang ajar nya malah menahan kepala nya dengan tangan besar nya.

"Jadi lo secret admirer nya Adam" ucap nya, ia terkekeh seolah itu adalah hal paling lucu di dunia ini.

"Bukan! Aku ngga kenal Adam-"

Laki-laki itu memperlihatkan layar Hp Venus, foto Adam sedang meminum beer di dapur.

"Lo pacar nya?" tanya nya "Lo punya banyak foto pribadi nya si kampret" ucap laki-laki itu masih terus menelusuri foto-foto di hp Venus.

"Kembaliin, aku dapat itu di Instagram" bohong Venus.

Ia mengalihkan perhatian nya dari layar ke Venus "Atau lo selingkuhan nya? Si kampret itu bukan nya udah kayak sandal swallow sama cewek nya yang binal itu, kemana-mana harus berdua" ucap laki-laki itu.

"Eww, bukan, aku akan jawab tapi tolong jangan tekan kepala ku terus pake tangan kamu, kepala ku sakit!" ucap Venus.

Laki-laki itu melepaskan tangan nya dan menunggu Venus yang sedang memijati leher nya dan menatap nya kesal, ia memperhatikan penampilan perempuan itu dari atas ke bawah, lalu dari bawah ke atas, dari kanan ke kiri, dari kiri ke kanan...

"Kalau lo bukan selingkuhan nya si kampret, lo siapa nya?" tanya nya penasaran.

"Aku Venus" jawab Venus.

"Err, gue ngga tanya nama lo, tapi bagus juga, gue Rino"

"Rino?"

"R-I-N-"

"Aku tau cara ngeja nama kamu!" ucap Venus kesal.

Ia melirik ke belakang laki-laki itu dimana Adam dan anggota frat lain nya sedang melakukan perayaan, Rino ikut menoleh ke belakang dan menyeringai "Lo ini cewek di sinetron-sinetron yang mau ngerebut pacar orang ya?"

"Bukan... aku... err... aku..." Siapa Venus?

"Speechless" gumam nya "Even better"

"Lo dapetin semua foto Adam di hp lo ini secara diam-diam kan?"

Venus membulatkan mata nya.

"Oh cmon, kalau dia tau lo lagi moto dia, dia ngga mungkin terus-terusan ngeliat ke arah lain waktu lo foto, seenggak nya ada satu foto yang dia ngeliat kamera dan senyum kayak anggota boy band, am I right?" tanya nya.

Venus menarik nafas lalu menghembuskan nya "Apa kamu mau ngelaporin aku sama Adam?" tanya nya pasrah.

Rino menyeringai "Tergantung"

"Tergantung?"

"Tergantung" ia mengangguk.

"Tergantung...?"

"Yap, tergantung" lagi, ia mengangguk.

Venus rasa nya ingin menangis "Iya tergantung apa?!"

"Alasan lo jadi secret admirer nya Adam" ucap nya.

"Aku bukan-"

Laki-laki itu mengangkat tangan nya di depan wajah Venus, memerintahkan Venus untuk diam dan tidak memotong ucapan nya.

"Karena lo pernah di hamilin Adam atau karena lo suka sama Adam? alasan nya baik atau buruk?"

Venus membelalak "Bukan dua-dua nya, ini cuma untuk di kasih ke guru okay? Supaya dia dapat hukuman, just it"

Laki-laki itu menggaruk dagu nya, ia mengangguk-ngangguk "Jadi, lo ngambil semua foto ini supaya Adam di keluarin dari sekolah?" ia mengambil kesimpulan.

Venus nampak terkejut dengan kesimpulan Rino, di keluarkan dari sekolah? ia tak pernah sampai membayangkan hal se-ekstrim itu, well, yeah dia mau Adam mendapat hukuman setimpal atas semua ulah nya selama ini, bukan cuma Adam tapi juga anggota frat, tapi di keluarkan dari sekolah...?

"A-aku ngga pernah mau Adam di keluarin dari sekolah" ucap Venus.

"Tapi lo mau Adam dapat hukuman?" tanya nya.

Venus mengangguk ragu.

"Menurut lo hukuman apa yang murid terima kalau dia ketahuan merokok, minum, ikut balapan bahkan nge-seks sama pacar nya?"

"E..... Nasihat?"

Rino menggeleng "Expulsion" ucap nya.

Mulut Venus membuka lalu menutup lalu membentuk huruf O.

"Venus, apa menurut lo dengan hanya nasihat bisa buat si kampret dan teman-teman kampret nya tobat?" tanya nya.

"Venus lo keliatan kayak orang pinter, nama lo juga nama planet, apa lo ngga bakal mikir apa yang bakal si kampret lakuin kalau dia tau lo yang ngelaporin dia? Dengan kalian yang masih berada di satu sekolah yang sama, gue pastiin hidup lo bakal tamat detik Adam keluar dari BK" ucap Rino.

Venus membulatkan mata nya, benar juga... kini ia di kuasai rasa takut.

"Lo cuma punya 2 pilihan, maju terus atau mundur" ucap Rino "Kalau lo mau maju gue bisa bantu lo, yang ada di Hp lo ini, 1 % dari 100% kelakuan setan nya si kampret, mungkin gue bisa bantu lo buat ngeluarin si kampret dan anggota fart lain nya, bukan cuma dari sekolah tapi juga dari negara ini"

"Itu... terlalu berlebihan"

"Nah, lo ngga bakal bilang kayak gitu setelah mereka tau lo yang ngehancurin hidup mereka" ucap Rino.

"Mereka itu anak orang kaya, reputasi mereka lebih penting dari pada nyawa manusia kayak lo, tapi kalau lo mau mundur, it's fine" ucap nya, bibir nya berkedut membentuk senyum iblis

"Gue bisa ngasih Hp lo ke Guru Bk lo, ngga di keluarin dari sekolah pun gue udah seneng kalau para kampret itu dapat hukuman nulis permintaan maaf di kertas 1.000 kali atau paling parah mungkin Orang tua mereka di panggil ke sekolah"

"Ngga bisa gitu!"

"Kenapa?"

"Itu Hp ku, aku ngga mau di bunuh Adam sama teman-teman nya"

Venus menggeleng "Aku masih punya cita-cita, aku mau jadi dokter, mau nikah, mau punya anak, mau liat anak ku wisuda, anak ku nikah, mau liat cucu ku..."

"Gue cuma bantu lo nyelesaian apa yang udah lo mulai" ucap Rino "Berenti di tengah-tengah itu nanggung tau, mana enak harus sampai selesai biar puas"

Entah mengapa ucapan Rino di telinga Venus terdengar sedikit mesum.

"Ngga, ngga ini gila!"

"Kalau lo mau maju terus, gue bantu lo" tawar Rino.

Venus diam, nampak berpikir. Rasa nya ia sudah gila, kenapa ia selalu bertemu dengan laki-laki brengsek dalam hidup nya.

"Lo tau," ucap Rino, ia membongkar Hp Venus dan mengeluarkan memori nya, memasukan nya ke dalam saku celana nya lalu mengembalikan Hp Venus kembali pada pemilik nya "Apa yang lagi Adam hisap itu?" ia menolehkan kepala nya sekilas ke belakang, ke arah Adam.

Dari tempat nya berdiri, ia sulit untuk terlihat, mengingat banyak nya orang di sekitar Adam.

"Rokok...?" jawab Venus.

Rino tersenyum, bukan jenis senyum pelayan toko yang menyambut pembeli tapi jenis senyum lain yang bermakna ganda, antara itu lucu dan mengerikan, Venus tak tau yang mana tapi melihat senyum di bibir Rino membuat ia menjadi deg-degan.

"Wrong" ucap nya "Weed"

------------

59. Gangsta Boy

Nonchalantly, accidentally 
Touch 
A mysterious effect 
Takes over my body 
F(x) - X
 


----------------------

"Kamu habis nangis?"

"Gue bukan cewek" ucap Adam, ia berdiri dan mengusap wajahnya dengan air.

Venus berjalan mendekati Adam yang sedang berdiri di dapur hanya mengenakan bokser, saat ia baru datang tadi Adam sedang duduk bersender pada barang elektronik kesayangan nya, kulkas, ia mengacak-ngacak rambutnya sendiri sambil menunduk dan saat matanya bertemu dengan mata Venus, ia bisa melihat warna merah di mata Adam.

"So?" tanya Venus.

Adam berbalik dan menatap Venus untuk sesaat sebelum menjawab dengan suara datar, sedatar dada Venus "Hangover"

Venus nampak berpikir "Oh, kayak lagu nya PSY ft. Snoop Dogg"

Wajah Adam kian datar saat mendengar ucapan Venus.

"Kenapa?" tanyanya bingung saat Adam hanya diam saja.

"Mual"

"Kayak Ibu hamil?"

That's it "Shut up!" bentak Adam, ia membasahi kepalanya dengan air, kepalanya benar-benar pusing, ia tak tau berapa botol alkohol yang ia minum semalam, ia bahkan tak tau bagaimana caranya ia bisa sampai di apartment dalam keadaan selamat.

Untung nya ia tak terlalu gila hingga memilih untuk pulang ke rumah nya, jika iya, mungkin saja hari ini ia sudah tak bernafas.

Ia mengambil air putih dari dispenser namun baru saja ia akan meminum nya, gelas nya telah di ambil paksa dari tangannya, ia melirik tangan biadab yang telah berani-beraninya mengambil apa yang menjadi milik nya, ok kelihatannya ia masih sedikit mabuk, mendengar bagaimana pola pikirnya saat ini antara kacau dan aneh.

Venus membuang air di gelas nya lalu mengisinya kembali dengan susu "Aku tau kamu pasti tau orang mabuk harus nya minum segelas susu murni tapi karena kita ngga punya sumber yang lebih murni jadi kita ambil aja yang ada di kulkas"

Pandangan Adam langsung turun ke-

"Please just drink it" ucap Venus, jemarinya menahan dagu Adam agar kepalanya tetap tegak.

"I hate milk"

"Kalau gitu seharus nya kamu ngga minum-minum kan?" tanya Venus heran.

"Minum buat masalah gue hilang"

"Untuk sesaat" ucap Venus "Dan bagaimana kabar masalah kamu pagi ini? sudah di selesaikan sama beer yang kamu minum atau terbuang sia-sia sama muntahan kamu?"

Adam akan menyalakan kompor untuk memasak mie namun panci di tangannya lagi-lagi di ambil, Venus mengganti nya dengan mangkok.

"Kamu harus mandi Dam, badan kamu sumpah bau banget" ucap Venus sambil menuangkan bubur ayam ke mangkok Adam.

Adam memutar matanya namun tetap menuruti perkataan Venus.

Selesai mandi, ia segera berjalan ke dapur, perutnya sangat lapar dan ia merasa ada perang ketiga di dalam perutnya, di meja makan sudah tersedia bubur dan botol kecil minyak angin, ia mengambil nya dan mengernyit.

"Venus!" panggil nya, ia duduk di kursi nya masih sambil memandangi botol minyak angin itu dengan heran.

"Hm?" gumaman Venus terdengar di seberang ruangan.

"Venus! Sini lo!" teriak Adam lagi.

"Kenapa sih Dam? Kamu kayak Ibu-ibu mau melahirkan tau ngga suara nya" ucap Venus kesal.

Mengabaikan ejekan Venus, Adam mengangkat botol minyak angin di tangannya "Ini apa?"

Venus balik menatap nya heran "Itu minyak angin Dam"

"Ya, gue tau, tapi buat apa?"

"Oh, itu kamu buka botol nya terus tumpahin isi nya ke dalam bubur" ucap Venus.

"ADAM!" teriak Venus.

"What?" gerakan Adam yang hendak menumpahkan isi botol minyak angin ke mangkok terhenti, ia memandang Venus kesal "What now?" tanyanya.

Venus melongo, tangannya terangkat ke atas lalu ke samping, ke bawah lalu ke rambutnya, ke wajahnya lalu menggantung di langit-langit.

"Sekarang gue ngga yakin kalau gue udah sober" ucap Adam sambil memperhatikan tingkah Venus.

Venus menghentikan aksi pantomim nya yang bercerita tentang anak orang kaya yang terlalu bodoh hingga tak mengetahui kegunanaan minyak angin dengan mengambil botol minyak angin itu dari tangan Adam.

"Aku ngga percaya ini" gerutu nya, ia menuangkan minyak angin ke telapak tangan lalu mengusap kan kedua tangannya, tanpa ampun ia menahan kepala Adam untuk merunduk dengan siku nya.

"Stay. Still" ucapnya, menahan kepala Adam agar tak banyak bergerak, Venus mengusap tengkuk Adam dengan telapak tangannya yang telah di lumuri dengan minyak angin membuat Adam seketika melotot.

"Lo ngapa- SHIT!" sumpah Adam saat merasakan tangan lembut nan lengket Venus naik ke belakang telinganya, mengusap nya disana beberapa kali sampai Adam tak bisa menahan erangan nya.

Dan itu membuat gerakan tangan Venus terhenti, ia menurunkan kepalanya dan mensejajarkan nya dengan kepala Adam yang sedang menunduk "Dam, kamu ngga papa?" tanya nya dengan nada khawatir.

Adam membuka matanya "I'm okay" jawab nya "Just horny"

Venus diam. Adam diam. Lalu saat mata Adam yang sedari tadi memandang lurus pada meja menoleh pada Venus saat itu pula Venus melepaskan pitingan nya pada leher Adam.

Ia berbalik, tak kuasa menahan rasa panas di pipi nya, Gosh... begitukah mata orang yang sedang di rundung nafsu, gelap dan... berkabut.

Adam terkekeh "Untung Nyokap gue orang baik, kalau Nyokap gue kelakuan nya sama kayak Bokap gue udah gue perkosa lo" ucap Adam tenang seolah sedang membicarakan lagu favorit nya.

Venus berbalik "Huh?"

"My mom is a very good girl and My Dad is very bad boy, so, I'm half good and I'm half bad" jelas Adam "Lo beruntung gen dari Nyokap gue lebih mendominasi pagi ini, kalau gen Bokap gue yang mendominasi..."

Adam tersenyum miring "Mungkin lo udah hamil"

"Ew" Venus bergidik.

Adam tertawa "Sini, sebelum gen Bokap gue bangun biar gue yang pake minyak angin nya"

Venus yang masih shock dengan ucapan Adam, langsung memberikan botol minyak angin itu kepada nya.

"Lo ngapain kesini pagi-pagi?" tanya Adam sambil mengusapkan minyak angin itu ke pundak nya.

Venus yang sedang terhipnotis oleh pundak Adam menatap Adam bingung "Oh, eh... anu" ia berdeham "Nanti sore aku mau ada keperluan jadi, aku kesini nya pagi aja, aku pikir kamu di rumah"

"Gue terlalu mabuk semalam maka nya gue tidur disini" jawab Adam

"Lo perasaan banyak ijin, tetangga lo nikahan lah sampe lo segala ngga bisa kemana-mana karena jalan di depan rumah lo di bangun tenda nikahan, Anak nya teman nya dari tetangga nya Tante lo akikahan, yang lo di suruh jadi tukang foto nya, Lo di suruh nyariin buah nanas muda buat Mbak-mbak kuliah yang ngekos di dekat rumah lo, lo bilang waktu itu dia lagi pengen ngerujak, logika darimana cewek yang udah 3 bulan ngga haid minta lo nyariin nanas muda cuma buat ngerujak sambil nangis-nangis?"

"A........."

"Kemarin lagi lo bilang perut lo keram, bukti nya lo bisa-bisa aja makan bakso di kantin pake sambel 2 sendok" ucap Adam.

Venus melirik Adam, darimana Adam tau ia makan bakso pake 2 sendok sambal? Pantas saja saat di kantin, ia merasa bulu kuduk nya berdiri.

"Sekarang apa lagi? Lo mau ketemu sama cowok gangster di kafe dekat sekolah buat tukeran nomer hp?"

Venus terkesiap, ia menaruh tangan nya di dada dan mulut nya membentuk huruf O, itu hampir tepat seperti apa yang akan Venus lakukan sebenarnya.

"Ngga" ucap Venus pelan, pelan sekali, ia terlalu terkejut dengan tebakan Adam sehingga ia tak bisa menguasai diri nya, ia berdeham dan mencoba bernafas lebih normal.

"Siapapun yang aku temui itu bukan urusan kamu Dam"

"Yup, tapi lo baru aja ngelus-ngelus titik sensitive gue sampai gue horny," Adam melirik Venus "Lo ngga mungkin ngelakuin hal yang sama ke dua cowok yang beda dalam jangka waktu yang hampir sama kan?"

Venus menatap Adam tersinggung "Tentu ngga, kamu sudah ku anggap sebagai pasien percobaan ku sebelum aku bener-bener jadi Dokter dan siapapun yang mau aku temui nanti, mau cowok gangster, mau cowok punk, mau cowok setengah cewek, dia bisa jadi apapun di dalam hidup ku selain pasien percobaan ku, So, kalau kamu sudah paham penggunaan minyak angin untuk badan kamu, aku pemirsi. Goodbye!"

Venus baru hendak berjalan keluar dari dapur sebelum ia teringat akan sesuatu dan berbalik "And oh, you got something in your chin by the way"

Venus menunjuk dagu nya sendiri dengan telunjuk "Did you know? Its there" ucap nya, kali ini benar-benar keluar dari dapur.

Adam mengusap dagu nya dengan jemari, ada sedikit bekas bubur menempel disana, ia melirik ke arah Venus pergi "Bitch" gerutu nya.

"I heard that, Asshole" teriak Venus dari ruang seberang.

"I know" ucap Adam, tanpa jijik ia menjilat bekas bubur di jemari nya, gosh, he is so damn hungry.

And not just for food.

🐴🐴
 


"First, kasih tau aku dulu gimana kamu tau itu W-e-e-d" Venus menurunkan kepala nya dan menggunakan satu telapak tangan nya untuk menutup mulut nya dari samping, ia merasa usia nya belum cukup untuk menyebut kata WEED dengan mulut nya sehingga ia lebih memilih untuk mengeja nya menjadi W-e-e-d.

"Padahal yang aku liat merek rokok nya itu persis kayak nama jalan paling terkenal di Jogjakarta, kamu pernah ke jogja?"

"Atau kamu bohong?" Venus menyipitkan mata nya.

Laki-laki di depan nya ini menatap Venus datar "Awal nya gue pikir lo pinter, ternyata lo tipe orang yang gampang di begoin ya" ucap Rino, si cowok gangster.

Rino menggerakan telunjuk nya, memerintahkan Venus untuk mendekat kepada nya "Apa tadi pagi mata nya merah?"

Venus terkesiap, ia menatap Rino lalu mengangguk.

"Mual?"

Venus mengangguk lagi.

"Perut nya sakit?"

"Aku ngga tau, tapi dia memang kayak megangin perut nya"

"Persis" ucap Rino.

"Persis?"

"Iya, persis"

"Persis...?"

"Persis kayak gue"

"Iya apa nya yang persis?"

"Kalau gue kebanyakan ngisep weed"

Venus menutup mulut nya "Kamu juga...?"

"Kita bukan mau ngebahas gue, kita bahas si kampret, jadi gimana tadi pagi dia muntah-muntah kayak cewek hamil?"

Venus mengangguk "Iya dia kayak nya kesakitan gitu, tapi waktu aku bilang dia hamil dia marah"

Rino menatap Venus serius "Lo sebenernya punya hubungan apa sama si Kampret, lo kayak deket banget sama dia"

"Aku? Aku di bayar buat ngerjain tugas sekolah nya"

"Oh pembantu"

"Ya... semacam itulah"

"Apa yang ngebuat lo, mau si kampret di keluarin dari negara ini?"

"Aku ngga mau dia keluar dari negara ini, kalau seperti yang kamu bilang dia pake W-e-e-d berarti dia butuh pertolongan kan, sekarang aku punya tujuan baru aku mau tolong dia agar dia jadi orang baik"

"Tapi lo tetep mau dia di keluarin dari sekolah?"

Venus nampak berpikir sebentar lalu mengangguk "Boleh juga"

"Ok" ucap Rino "Walau itu ngga sesuai ekspektasi gue, tapi lo satu-satu nya orang kecuali anggota fart yang punya akses keluar masuk apartment si kampret" ucap Rino.

Rino mengambil dompet nya dan mengambil sesuatu dari dalam nya "Sini tangan lo" perintah nya "Punggung tangan di atas" tambah nya.

Venus mengikuti persis seperti yang di perintahkan, nama nya juga anak polos.

Rino menaruh telapak tangan nya di bawah Venus dan membalik tangan Venus sehingga punggung tangan nya ada di bawah, saat itu Venus merasa ada sesuatu yang menjanggal di telapak tangan nya, lembek...?

Tidak... tidak... tekstur nya halus namun padat seperti tepung? Di bungkus di dalam sebuah.... Plastik? Bukan seperti plastik pada bungkus permen, namun ini lebih soft dan... tebal?

Venus berniat ingin membalik tangan nya namun Rino menahan nya "Buka tangan lo setelah kita keluar dari kafe dan setelah gue dan lo ngga ada di tempat yang sama" ucap nya serius.

Venus membelalak "I-ini apa?"

Sudut bibir Rino terangkat, jenis senyum setan yang paling membuat Venus ketakutan "Lo bisa tanya itu langsung ke si kampret"

"Hah?"

"Bilang aja kalau lo nemuin itu di lantai"

Venus masih mengepalkan tangan nya, berusaha sekiat tenaga agar apapun itu yang ada di dalam tangan nya tak jatuh "Tapi kenapa?"

"Karena lo ngga bisa bunuh Harimau pake kerikil, lo butuh batu buat di jadiin tombak dan gue udah ngasih batu itu ke lo, tinggal lo sendiri gimana, lo bisa ngasah batu itu jadi senjata lo atau malah jadi boomerang buat diri lo sendiri" ucap Rino.

Venus menatap Rino lekat "Awal nya aku pikir kamu tipe orang yang gampang di begokin, ternyata kamu lumayan pinter ya" ucap nya membalik ucapan Rino.

Rino mengangkat bahu nya "Lo belum tau gue aja" ucap nya sombong "Anyway, Gue udah ngasih lo satu amunisi, giliran gue" ucap nya lalu menunjuk pada Venus.

"Aku harus ngelakuin sesuatu buat kamu?"

Rino mengangguk "Di dunia ini ngga ada makan siang gratis, tugas lo simple gue mau lo ngambil Hp merek Samsung dengan casing bendera UK dari si kampret"

"Hp siapa?"

"Itu Hp gue, dulu gue pernah racing sama dia dan kalah, Hp gue jadi taruhan nya"

"Jadi, sekarang kamu ngga punya Hp?"

"Punya" Rino menunjukan Hp berlogo apel yang di gigit seperempat.

"Kamu ngelakuin ini semua cuma demi Hp? tapi hp kamu sekarang lebih bagus" ucap Venus tak mengerti.

"Bukan Hp nya yang gue mau tapi memori nya" ucap Rino kembali mengantungi Hp nya "Gue butuh memori nya" tambah nya serius.

---------🎩
 

60. Much Better

How can you seem like a
different person at each moment?
TTS - Library
 


------------🏉

"Aw" Venus mendongak ke gedung kelas berlantai 3 di belakang nya, di lantai 2 seorang laki-laki dengan seragam SMA, bertubuh Justin Bieber dan memiliki potongan rambut ala Fransisco Lachowski sebelum ia menikah, sedang menyeringai sambil mengunyah kacang di mulut nya, kembali ia membuang kulit kacang itu di atas kepala Venus.

Jika ia sedang tidak kesal maka ia akan memuji kehebatan Adam dalam membidik musuh nya, bayangkan ada 10 orang di sekitar Venus namun, tak pernah sekalipun kulit kacang itu menjatuhi mereka, semua nya jatuh tepat di atas ubun-ubun Venus, jika ia bergeser mencari tempat yang sedikit aman, maka Adam juga bergeser tapi, tetap saja kulit kacang itu jatuh di atas kepala nya.

"Sudah Dam!" teriak Venus emosi.

Ia membersihkan kepala nya, ia pikir Venus ini tempat sampah organik apa?!

Adam menaruh tangan nya di belakang telinga, memperakan seolah ia tak mendengar ucapan Venus.

Venus melirik ke kanan dan kiri, memastikan tak ada yang melihat nya ia mengangkat jari kelingking nya lalu meniup nya (Di dunia anak-anak itu di artikan sebagai pemutus hubungan pertemanan, bahasa dewasa nya musuhan) bukan nya merasa tersakiti dan balas meniup kelingking nya (Dulu waktu SD, Venus pasti menangis kalau ada yang melakukan hal itu pada nya, seolah hati nya sudah di patahkan jadi 2, jika anak SD bisa merasakan patah hati, mungkin seperti itulah rasa nya) Adam malah "Menangkap" nya lalu menaruh nya di dada, senyum konyol tak lepas dari wajah nya.

Venus bergidik, ia pikir Venus sedang memberikan nya cium jauh apa?!

Ew.

"Kenapa? Bu Ola ngebahas tentang dia yang beli casing Hp terus penjual nya keceplosan bilang kalau harga sebenarnya itu 20.000, tapi dia jual ke Bu Ola harga nya 400.000 di kelas bahasa inggris nya?" tanya Fitri, ia menepuk pundak Venus.

"Ngga, tadi Bu Ola cuma ngebahas tentang dia yang lupa password Fb nya" ucap Venus.

Fitri mengangguk "Yang dia lapor ke Fb terus sama Fb dia di minta confirm nama kucing kesayangan nya?"

"Iya" Venus mengangguk.

"Tapi Bu Ola lupa dan akhir nya Fb nya keblokir?"

"Iya"

"Tadi pagi di kelas sebelah dia juga nyeritain itu"

Venus mengalihkan pandangan nya dari Adam yang saat ini sedang berbicara dengan Irfan "Dia sudah cerita itu sebanyak 169 kali semenjak aku pindah ke sekolah ini"

Fitri tertawa "Itu yang buat muka lo ketekuk kayak orang habis di tagih utang?"

Venus menggeleng, ia menunjuk ke atas dengan telunjuk nya.

Fitri menatap nya terkejut "Lo marah sama Tuhan?"

Venus langsung menggeleng "Di atas ada orang gila" ucap Venus, ia menunjuk pada Adam dan Irfan yang sedang mengobrol sambil tertawa.

"Yang mana? Yang gue tau semua anak 11 IPS-2 gila semua" ucap Fitri "Oh, kecuali Bendahara nya"

"Yang satu itu" ucap Venus, ia menutup sebelah mata nya saat Adam kembali menjatuhkan kulit kacang di wajah nya "Yang baru aja lempar kulit kacang ke muka ku"

"Oh, Adam" Fitri mengangguk-ngangguk "Dia emang agak nakal dan suka buat masalah, tapi dia juga ganteng kan? Jadi ngga papa kalau dia gila"

Venus menatap Fitri "Jadi, ngga papa nakal asal ganteng?"

"Kalau bisa kaya juga" tambah Fitri.

"Wow" ucap Venus takjub.

"Wow"

"Wow"

Wow ketiga, Venus dan Fitri menoleh ke belakang karena jatah Wow mereka masing-masing cuma 1.

Lidya berdiri di belakang mereka, nyengir. Ini sudah sangat lama semenjak Venus bertemu dengan Lidya, you know... dalam keadaan "Normal"

"What are you doing here?" tanya Lidya.

"Olahraga?"

"Ini kan jam olahraga Lid, ya pasti kami lagi balet lah" ucap Fitri sarcas.

Kalau Venus mengatakan hal semacam itu ke Adam, bisa di pastikan besok saat turun sekolah ia hanya punya 2 gigi.

"Seriusan, kalian lagi ngecengin anak IPS-2 ya? yang mana-yang mana?" Lidya melirik ke atas "Jangan bilang Adam, yang punya lebih nyeremin daripada Ursula"

Venus menoleh ke arah Lidya "Kami lagi membahas kebesaran Tuhan"

"Huh?"

"Iya, lo tau bagaimana Tuhan memberikan manusia otak cerdas untuk membangun peradaban dunia demi kehidupan yang lebih baik tapi manusia yang di kasih kelebihan itu malah menyia-nyiakan kemampuan nya dengan sibuk pacaran dan make-out sama pacar nya" ucap Fitri.

Kalau Venus jadi Lidya, ia pasti akan tersinggung, oh bukan, lebih tepat nya merenung, kata-kata Fitri begitu masuk ke dalam hati nya, apa Lidya tidak merasakan hal yang sama?

Lidya memutar mata nya "By the way, Irfan ngeliatin lo terus Fit"

Hanya butuh satu kalimat ajaib itu untuk membuat Fitri menghilangkan ekspresi "Disgust" nya pada Lidya, menjadi golongan "Nerd" di sekolah membuat ia, Fitri (SELURUH murid aksel) menjadi tak punya kehidupan sosial yang layak (KECUALI, Lidya) Venus tak bohong kadang pun (SETIAP hari) ia berharap akan ada saat nya dimana ia menjadi pusat perhatian bukan hanya karena ia pintar (SEMUA orang sudah tau) namun, karena ia juga cool.

"Mungkin dia lagi ngeliat seragam kamu yang belum ke kancing Lid" ucap Venus, menunjuk pada seragam Lidya yang kancing tengah nya terbuka di bagian dada, kalian pasti bertanya kenapa di bagian itu? Venus pun penasaran, mungkin dia lupa.

"Oh" Lidya melirik seragam nya dan segera mengancing nya.

"Seriously, what is so wrong with you" ucap Fitri, wajah nya mendadak sendu dan Venus merasa ingin menangis.

"Lain kali jangan lupa cek seragam kamu dulu sebelum berangkat sekolah Lid" ucap Venus.

Lidya memutar mata nya "Jadi, nanti sore kita kerja kelompok?"

"Aku ngga bisa, biar aku aja yang ngerjain kamu buat kata pengantar dan kamu Fit, bisa buat cover untuk makalah nya"

Fitri dan Lidya tersenyum lebar sekali "Satu dari sejuta alasan kenapa gue cinta lo Vee" ucap Lidya.

Venus tersenyum, seandainya yang mengatakan hal seperti itu adalah laki-laki, ia pasti sudah terbang ke langit 7.

🐻🐻
 


"Dam"

"Hm?"

"Kayak nya kamu ngejatuhin sesuatu"

"Huh?"

Venus membuka kepalan tangan nya dan menunjukan nya pada Adam, tak ia sangka bukan nya kaget Adam malah melonjak dari sofa nya dan menatap nya panik.

"Lo dapat dimana?" tanya nya, lalu mengambil bungkusan putih di tangan Venus.

"Ummm di lantai"

Adam memasukan bungkusan putih itu ke dalam saku celana, ia melirik Venus intens.

"Itu apa Dam?" tanya Venus.

"Menurut lo?"

"Itu jelas bukan tepung, walau bentuk nya mirip tepung"

Adam memutar mata nya "Lo, anggap aja ini mimpi, lo ngga pernah liat ini"

Venus tertawa "Kamu lagi hipnotis aku? ngga mempan, aku orang yang tingkat konsentrasi nya tinggi Dam"

"Pokok nya jangan bilang siapapun tentang ini, bahkan ke diri lo sendiri, lo ngga boleh cerita"

"Tapi diri ku bagian dari tubuh ku, bagaimana cara nya aku berfungsi normal kalau aku ngga boleh pake pikiran ku sendiri untuk mengkordinasikan apa yang di pikiran ku ke tubuh ku, aku bisa aja pakai kedua tangan ku untuk jalan Dam!"

Adam menatap Venus jengah "Kalau gitu suruh otak lo hapus memori lo"

"Memori? Semua memori tentang kamu?"

"Ngga!" ucap Adam cepat, ia menggaruk ujung aiis nya membuat Venus menjadi penasaran apakah disana memang titik gatal Adam atau itu hanya kebiasaan, karena Adam sering melakukan itu saat ia kehabisan kalimat umpatan nya dan terlalu malas untuk menjelaskan.

"Ini hal pribadi gue, lo ngga boleh kasih tau ini ke siapapun, ngerti?"

"Oh, kayak softex? Ok, aku ngerti" Venus mengangguk "Tapi...memang nya itu apa Dam?"

"Err..." Adam menyandarkan siku nya di pegangan sofa, tangan nya menutupi sebagian mulut nya "White coffe"

Venus menyipitkan mata nya, ia mengangkat satu alis nya "Kamu pikir aku se-naïve itu? jujur aja Dam, kamu ngga perlu malu, aku tau kebanyakan laki-laki pakai itu, kamu salah satu nya kan?"

Adam membulatkan mata nya "Maksud lo?"

Venus menunjuk bungkusan di saku "Kamu pakai pupur bayi kan" ucap nya "Aku juga, emang lebih nyaman pakai itu di banding bedak untuk kondangan"

Adam memutar mata nya "Dan kenapa lo bawa tas? Lo udah mau pulang?"

"Ohhh, aku pinjam kamar kamu, aku mau melakukan sesuatu yang private"

Adam menaikan alis nya.

"Girl thing"

Adam memutar mata nya "Jangan ada sisa nya" peringat nya.

"Sure" Venus tersenyum manis.

Begitu masuk ke kamar Adam, Venus langsung mengunci nya, ia melirik ke seluruh ruangan lalu dengan sigap membuka satu persatu laci, lemari dan memeriksa setiap kolong, ia tak menemukan Hp Rino.

Sekarang ia mulai di landa rasa panik, ia takut jika Adam menaruh nya di kamar di rumah pribadi nya.

Venus memandang dinding kaca yang memperlihatkan pemandangan Jakarta dari sudut orang kaya, kalian tau? Hanya orang yang kaya dan sangat kaya bisa tinggal disini dan pemandangan nya sebanding dengan harga yang Papa Adam habiskan untuk anak nya.

Ia tak pernah bosan akan pemandangan di depan nya ini, tidak pernah.

Malahan, ia makin menyukai nya, jika pemandangan memiliki gender maka ia bisa bilang bahwa ia telah jatuh cinta pada pemandangan di depan nya.

Tok tok tok!

"Venus! Udah belom?" teriak Adam.

Seriusan, Adam itu seperti anak-anak, dengar saja cara bicara nya, udah belom? Itu yang anak-anak Sd ucapkan waktu main petak umpet.

"Sebentar Dam!" teriak Venus lalu kembali merapikan laci yang ia bongkar.

Ia menatap lemari kecil di ujung, mata nya bersinar begitu terang dan gelap di saat bersamaan, ia melirik ke arah pintu, dimana Adam masih menggedor-gedor pintu, meminta Venus untuk segera membuka pintu karena ia ingin boker dan pipis di saat bersamaan.

"Udah lo bersihin kan?" tanya nya, setelah Venus membuka pintu.

Venus menyatukan jempol dan jari telunjuk nya membentuk huruf O.

"Lo lama banget sumpah" gerutu nya.

Adam seperti biasa tak menunggu Venus untuk keluar dari kamar untuk memelorotkan celana nya, seperti nya kotoran Adam sudah di ujung.

"Adam!" panggil Venus, saat Adam sudah memegang handle pintu toilet hanya dengan bokser dan kaos nya.

Adam mengernyit tak nyaman "Apa?"

"Kamu belum jawab pertanyaan ku Dam" ucap nya "Kamu ngga jawab apa benda bubuk putih itu"

"Kalau itu yang mau lo ta-"

"Aku ngga minta kamu jawab Dam, aku ngga akan maksa kamu" ucap nya serius "Jauh di dalam hati ku, aku sangat berharap kalau itu benar-benar pupur bayi tapi apapun itu nama nya, aku yakin kalau itu bukan punya kamu"

"Dan kalau pun itu milik kamu, aku yakin kamu ngga terlalu bodoh untuk terus melakukan kesalahan yang sama lebih dari dua kali, kenapa dua kali? Yang pertama, itu karena lingkungan kamu dan yang kedua, karena diri kamu sendiri, setelah itu kamu ngga punya siapapun untuk di salahkan"

Venus menatap Adam yang sudah berhenti menggeliat tak nyaman karena menahan 2 hal paling krusial untuk di keluarkan dari dalam tubuh nya "I know you, you better than this" ucap Venus, menatap Adam lekat.

"Much better"

----------------🐰
 

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Kategori karya
Palebluedot
Selanjutnya MARIKH
4
6
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan