3. DO YOU MISS ME ?

2
0
Deskripsi

Do You Miss Me?

 

 

 

 

Babe, your eyes are puffy, are you okay?” Reihan mencoba mengurai rambut di sekitar mata Venus.

            “Ha? Ehh iya.. ya” jawab Venus gugup “I… I think it’s mosquito

           Reihan mengernyit nampak tak percaya dengan ucapan Venus “Ini ngga keliatan kayak bekas gigitan nyamuk, kamu habis nangis?”

            Venus memang tak bisa berbohong pada Reihan “Aku kangen Tante dan Hugo” bohong Venus lagi. Reihan menarik Venus ke dalam pelukannya, Venus menyandarkan kepalanya di dada Reihan, merasakan kenyamanan dan kedamaian serta kehangatan di musim dingin ini.

            Berpikir tentang apa yang telah ia lakukan pada Reihan semalam membuatnya ingin mengutuk diri nya sendiri. Ia merasa malu juga terhina, ia berjanji pada dirinya sendiri jika ia tak akan mengulangi hal itu lagi.

            “Kita bisa video call mereka, emang sih ngga real tapi kan kita bisa liat muka mereka langsung juga denger suara nya, gimana?” Venus menggeleng di dada Reihan. “Hei,don’t ignore me” Reihan menggelitik pinggang Venus, membuat ia terlonjak dan tertawa.

            “Ampun?” tanya Reihan, masih berusaha menggelitik Venus.

            “No!

            “Ampun?” tanyanya lagi.Venus yang merasa tak kuat akhirnya menyerah “Ok, ok!”

            “Ok apa?”

            “I’m sorry!”Reihan melepas pelukannya dan menggandeng Venus namun langkahnya terhenti saat seseorang menabrak pundaknya dari belakang. Adam berjalan dengan santai nya, ia menoleh ke belakang “Sorry, ngga sengaja” namun, senyum nya mengucapkan sebaliknya.

            Reihan mengernyit, tampak tak suka dengan kelakuan Adam “Who is he?”

            “Kamu lupa? Mahasiswa baru, kemarin yang Willy bawa”

            Reihan nampak mengingat-ngingat “Ohh, I remember… cowok yang Amber suka itu kan?. Idola cowok baru eh?” Reihan tertawa akan sebutan itu tapi tidak dengan Venus.

            “Kayak nya karena semua perempuan suka sama dia” ucap Venus menjelaskan arti sebutan Adam.Alis Reihan terangkat sebelah “Semua? Are you?

            Venus mengerjapkan matanya, ia melirik Reihan lalu tersenyum kaku “No, ofcourse No” jawab nya bohong untuk ketiga kalinya, strike 3! Good job Venus!, well done!Cara yang baik untuk memulai hari, batinnya mengingatkan dengan cara yang paling sarkastik membuat Venus ingin memutar matanya sekaligus menjambak rambutnya sendiri.

            Reihan mencium puncak kepalanya “Ayo”Venus menyambut uluran tangannya dan mungkin, ini satu-satu nya hal jujur yang ia lakukan pagi ini.

***

“Venus!”

            “Yap?”

            “Lo jahat! Lo ngga bilang ke gue kalau tetangga baru lo itu si Adam!” ucap Amber dengan muka kesal.

            “Aku ngga merasa itu penting Amber”

            “Hah? Menurut lo, temen gue suka sama cowok ini dan kebetulan dia tetangga gue, apa yang harus gue lakuin? Kasih tau dia supaya dia bisa caper ke cowok itu atau jangan kasih tau dia dan biarkan takdir yang mempertemukan mereka?” ucap Amber sarkastik.

            Venus menutup buku yang sedang ia baca dan berbalik menatap Amber yang duduk di belakang nya. “Honestly? Jangan kasih tau dia dan biarkan takdir yang mempertemukan mereka”

            “You’ve got to be kidding me

            “No, maksudku, bukannya kamu sendiri yang cerita kalau Adam make out sama Halsey di mobil nya kemarin sore dan kemarin pagi kita, aku dan kamu lihat dengan jelas gimana dia flirting sama Adinda, he’s a player

            “I know, tapi sudah jadi sifat alamiah nya orang ganteng untuk jadi player, dia cuma lagi bimbang sama hidup nya… lo tau kan gimana keluarganya… poor boy, dia mungkin lagi kesepian sekarang dan cari pelampiasan dengan main perempuan” Amber mulai meracau tentang badboy yang suka mencari perhatian dan ini-itu yang rasanya tak asing di telinga Venus.

            Tapi Venus tau lebih baik, ia mengenal Adam bukan hanya sekedar dari karangan cerita atau tokoh dalam sebuah film, Venus mengenal Adam dari dalam maupun luarnya dan ia tau benar bagaimana kelakuan Adam sebenarnya.Saat itu Adam dan Adinda lewat di depan mereka, Adinda memegangi tangan Adam seperti anak kecil yang hendak menyebrang. Sementara Adam menenteng tas ransel di punggungnya nampak acuh tak acuh dengan sekitarnya.Perempuan itu… mengingatkan Venus akan Bella…“He’s not worth it Am,” ucap Venus.

***

Ready?” tanya Reihan, ia mengulurkan tangannya, malam ini mereka akan datang ke acara penyambutan mahasiswa/I Indonesia baru, yang artinya ia akan bertemu dengan Adam. Ironis nya, ia telah melewati seminggu ini berusaha untuk menghindari Adam.Rumah yang Willy sebut, cukup besar dan bergaya mediterania, banyak Mahasiswa/I Indonesia namun tak sedikit juga mahasiswi lokal atau asing, kemungkinan pacar atau sekedar friend with bennefit.

            “Are you cold?” tanya Reihan.

            “No, I’m okay” ucap Venus tersenyum.

            Keadaan di dalam rumah sudah cukup ramai, ia tak melihat Adam dimanapun, sayang nya dan untung nya.“HEEEEEEIIIII” Amber yang sudah cukup mabuk menyapanya “GUE NGGA TAU LO BAKAL DATENG!”

            “Uh” Venus mengerang “Ngga perlu teriak-teriak Amber, telingaku masih normal dan ya, aku datang, seingatku aku masih orang indonesia”

            Amber memutar matanya, ia meminum alkohol di gelas nya membuat Reihan yang ada di samping nya mengernyit “Lo sama siapa kesini?”

            “I’m all alone” ucapnya atau lebih terdengar seperti ringisnya “BUT I saw Gabe, there! He’s asking about you!” Amber menunjuk Venus.

            “Aku?”

            “Ah… no no no, aku pikir lebih baik kamu ngga ketemu sama dia” Reihan langsung memasang kuda-kuda.“He’s a friend” ucap Venus.

            “Apapun itu” Reihan menggenggam tangan Venus “Ayo kita cari tempat duduk, aku akan ambil atau buat sesuatu yang hangat untuk kamu”

            “AWWWW SO SWEET” Amber berucap sambil memegang kedua pipinya sendiri.

           “Dan, mungkin teman kamu yang satu ini butuh tempat untuk tidur” gumam Reihan membuat Venus tertawa. “I’ll ask Willy if there’s a room for her” Reihan mencium puncak kepala Venus sebelum pergi mencari Willy.Sebagai pacar Venus, ia juga punya kewajiban lain selain menjaga Venus yaitu, menjaga semua orang di rumah ini tetap dalam keadaan manusiawi, hanya Tuhan dan Amber yang tau, apa yang akan ia lakukan dalam keadaan semabuk itu.

            “Hei! Hei!” sapa Amber “Pretty boy! Rich boy- whatever! HEY!”

            Venus mencari orang yang Amber teriaki dan saat melihat orang itu, Venus rasanya ingin mengikat Amber di ruang bawah tanah bersama tarantula.Adam, dengan sebuah gelas di tangannya, menghampiri gadis mabuk yang memanggilnya dengan membabi buta. Begitu Adam ada di depan nya, Amber tak menunggu sampai Adam berkedip untuk memperkosa bibir Adam, tanpa malu langsung melingkarkan kedua tangannya di leher Adam. Yang membuat Venus tak kalah terkejut adalah saat Adam membalas ciuman Amber dengan sama ganas nya, apa-apaan ini?!Venus mengalihkan pandangannya ke arah lain, kemanapun itu asal bukan ke arah 2 pasangan mesum itu, ia tak habis pikir, bagaimana mungkin Adam membalas ciuman orang yang bahkan tidak ia kenal… Owww… atau memang mereka telah saling kenal sebelumnya… Bisa jadi, lelaki se-jalang Adam pasti punya banyak kenalan perempuan, apalagi Amber juga memiliki kehidupan bebas ala Angelina Jolie, sebuah keajaiban Venus masih menjadi The Virgin Mary saat teman dekat nya tidur dengan semua orang yang punya Abs di Bar.

            Setelah kurang lebih 5 menit, Venus bisa mendengar tawa kecil Amber, Adam membisikannya sesuatu dan menampar bokongnya, sebelum matanya tertuju pada Venus dan si Satan tersenyum.Venus memutar matanya “Maaf, apa kalian tau satu sama lain?” Venus tak mengerti mengapa ia harus berbicara sesopan ini dengan 2 orang yang bahkan tak peduli mencium satu sama lain seperti aktor pemeran film porno dan terlebih ia sudah mengenal keduanya begitu lama.

            “He’s my prince!” ucap Amber penuh semangat, di samping nya Adam tertawa.

            Tak ada guna nya berbicara dengan orang mabuk, mungkin ia harus berbicara dengan orang yang tidak mabuk namun memiliki kelainan jiwa, Adam. “Serius, kalian kenal satu sama lain?” tanya Venus.Adam mengangkat bahunya “Gue bersumpah, ini pertama kalinya gue ketemu sama dia” Amber mulai meracau hal yang tak jelas dan tangannya menggerayangi tubuh Adam, sedang Adam hanya berdiri di samping nya menjaganya agar tak jatuh.

            “Keliatannya kayak kalian sudah pacaran selama 5 tahun dan baru aja nikah”

            Adam tertawa, Damn, suara tawa nya…“Gue cuma mencoba sopan aja” jawab Adam.

            “Kamu yakin kamu mencoba sopan bukan nya mencoba untuk mencari kesempatan?”

            “Itu juga” Adam terkekeh “Tapi Venus, lo sudah tinggal di luar negeri selama 2 tahun, gue pikir lo sudah terbiasa sama hal kayak gini? maksud gue, kalau di Indonesia mungkin wajar lo ngegampar atau dorong orang yang tiba-tiba nyium lo, tapi disini, we’re just having fun, percaya sama gue, dia bakal tersinggung kalau gue nolak” Adam mengangkat satu alisnya “Gue pikir kemampuan sosialisasi lo udah meningkat seenggaknya 0,1 ternyata masih stuck

            “Lingkungan sosial ku ngga seliar kamu, jadi kita punya pandangan yang beda soal itu”

            Adam menaikan satu alisnya “Tapi bukan nya dia ini temen lo?”

            “Errr iya, tapi aku jarang ikut dia ke Pub, cuma kalau aku lagi… kehilangan akal atau kalau Reihan ikut aja”

            Adam mengernyitkan keningnya “Pacar lo itu ngajak lo ke Pub?”

            “Ehm iya, kadang kalau ada yang ngadain Birthday party atau- aku ngga ngerti kenapa aku harus jelasin ini ke kamu” ucap Venus sambil menggaruk kepalanya.

            “I’ll make it up to you” ucap Adam tiba-tiba membuat Venus mengernyit“Itu yang lo bilang supaya gue maafin lo, tapi seminggu ini lo ngehindarin gue, lo pikir gue ngga tau?”

            “Aku ngga…”

            “Stop giving me your bullshit, Venus” tegur Adam.

            “Ok, ini… setelah apa yang kamu… kita-“

            “Ciuman?” ucap Adam dengan suara lantang

            “Adam,please” tegur Venus berbisik.Adam tertawa membuat Venus mengernyit bingung sekaligus takut.“Don’t tell me your little boyfriend doesn’t know anything about it

            “Tentu, dia ngga tau” desis Venus “Dan dia ngga perlu tau”

            “Jadi, ini semacam affair?” ucap Adam “Lo sama gue ciuman dan ngga ada yang boleh tau selain kita berdua?” Adam tersenyum miring.

            Venus membelalak “Kita ngga punya affair Dam!”

            “Di sinetron kalau ada cewek yang sudah punya pacar dan dia balas ciuman cowok yang bukan pacar nya dengan hot itu berarti dia, kalau bukan selingkuh berarti dia lagi horny” Adam nampak berpikir “Lo ngga horny sama gue kan? Lo kan manusia suci”

            “Kamu gila Dam” bisik Venus marah.

            “Kenapa? Apa lo udah ngga suci lagi Venus, kasih tau gue apa aja yang pacar lo udah lakuin ke lo” ucap Adam seduktif di telinganya.

            Venus marah, ia mendorong dada Adam “Jaga omongan kamu Dam!”

            “Kasih tau gue yang mana dari omongan gue yang salah, bagian lo yang balas ciuman gue atau bagian waktu gue bilang lo selingkuh sama gue?”Mata Adam dan Venus sama-sama menatap tajam namun dengan ekspresi yang berbeda, jika Adam dengan ekspresi penuh kemenangan maka Venus sebaliknya, ia memasang ekspresi kekalahan.

            “Siapa yang selingkuh?” tanya Reihan yang tiba-tiba sudah berada di belakang Venus.

            Venus segera berbalik dan menatap gugup Reihan “Kami lagi ngebicarain sinetron Indonesia dan Adam bilang sekarang kebanyakan tema yang di angkat sinetron itu tentang perselingkuhan…”

            “Dan terorisme” tambah Adam sambil tersenyum miring.

            “Ya…”

            Reihan melirik Adam dan Venus bergantian seolah sedang memutuskan yang mana di antara mereka yang gila, nampak nya keputusan Reihan tidak jatuh pada Venus karena ia memeluk pinggang Venus. “Kamar di atas ada yang kosong, lo mau bawa dia atau… dia pacar lo?” tanya Reihan pada Adam.

            “She’s my princess” ucap Adam, membuat Venus membuat gerakan hendak muntah.

            “Ok, terserah, kalau lo ngga mau Princess lo itu muntah disini lo bisa bawa dia ke kamar atas, dari tangga kiri ruangan nomer 2 atau lo lebih suka megangin dia semalaman dalam keadaan dia tidur berdiri kayak gitu, terserah lo”

            “Or maybe I would love to get laid upstairs, thanks dude” Adam tersenyum miring, menuntun Amber yang sudah memasukan tangannya ke dalam kaos Adam ke lantai atas.

            Dasar bajingan.

            “Ayo” ajak Reihan, mereka bergabung dengan teman-teman mereka yang lain, sebagian sudah hampir mabuk dan beberapa sudah sepenuhnya mabuk, mereka sedang bermain Truth and Dare.Truth or Dare, July?” tanya Erik pada pasangan Willy malam ini.

            “Dare!” seru July, membuat Willy yang di samping nya tertawa.

            “Ok, I dare you to…”

            Willy mendekat lalu berbisik di telinga Erik “Buka baju”

            Mata Eric yang berkabut karena alkohol berubah menjadi bercahaya, ia melirik Willy lalu menyeringai “I dare you to open his shirt” Eric menunjuk Willy.

            “Oh fuck” gumam Willy saat melihat July tersenyum sumringah sambil membuka baju nya.“Oh babe, No, it’s winter! I could die because of-“ suara Willy tenggelam karena baju nya sudah dinaikan ke atas, ia langsung menggigil begitu tubuhnya membuat kontak langsung dengan cuaca dingin, “Awas aja lo” ancam Willy pada Eric.July memberikannya ciuman singkat di pipi sebelum membuang baju Willy ke sembarang arah membuat Willy menggeram karena harus menghabiskan malam dingin ini tanpa baju.

            “Hei Dam!” teriak Eric tiba-tiba membuat semua orang yang sedang tertawa mengalihkan perhatiannya pada orang yang Eric panggil. Adam berjalan turun dari tangga dengan rambut messy yang… sangat tidak khas Adam.“Gabung sini” ucap Eric.

            Beberapa perempuan mulai membuka sedikit celah di antara tempat duduk mereka, dengan harapan agar Adam duduk disana, Adam dengan senang hati duduk di antara 2 gadis seksi yang langsung menempelkan tubuhnya ke Adam saat Adam duduk disana, ia tersenyum lebar dan mengedipkan matanya pada kedua perempuan itu, menyebarkan rona pink ke wajah mereka berdua.“Mana baju lo?” tanya Adam pada Willy.

            “Dare” jawab Willy singkat, ia masih memeluk tubuhnya sambil sesekali menggigil namun tampak nya alkohol memberikan tubuhnya sedikit kehangatan.“Lo ikut?” tanya Eric.

            “Well, gue udah duduk disini” Adam mengangkat bahunya.Botol kembali di putar oleh Eric dan berhenti di depan Reihan, Venus menelan ludahnya berharap Eric yang gila dan mesum tak meminta Reihan untuk melakukan adegan-adegan tak senonoh di depan nya. Ia bisa menggila di tempat jika hal itu benar-benar terjadi.

            “Truth or Dare?” tanya Eric, ia menyeringai melirik Venus.

            “Truth!” Venus menjawab untuk Reihan.

            “Bukan lo yang gu-“

            “Truth” sela Reihan, sepenuhnya paham dengan kegilaan pacar nya.

            Eric memutar matanya “Coward” gumam nya “Apa… ada perempuan di ruangan ini yang pernah tidur sama lo?”

            Venus membelalak di tempat duduk nya, ohhhhh ia tak bisa mendengar ini, sudah bukan rahasia lagi kalau kebanyakan Mahasiswa/I disini memiliki pergaulan bebas ala barat terutama para lelaki nya.Ia pernah memikirkan hal ini dan dia yakin 90% jika Reihan pernah tidur dengan salah satu temannya sebelum mereka berpacaran, siapapun itu… ia tak ingin tau dan ia tak pernah berani untuk bertanya.Venus bisa mendengar Reihan yang duduk di samping nya menelan ludahnya, Venus tak siap mendengarkan jawabannya jadi ia menutup kedua telinganya dengan tangannya, namun baru beberapa detik sebuah tangan sudah menarik kedua tangannya dengan lembut.Reihan tersenyum, mencoba menenangkan Venus, ia menggenggam tangan Venus dengan erat. “Ngga” jawabnya gugup.

            “Bullshit” Adam terbatuk.

            “Eyy, ayolah Man jujur!” tunjuk Eric tak percaya.

            “Di ruangan ini kan? Ngga ada!” ucap Reihan.

            “Upstair” ucap Adam membuat Reihan terdiam.

            “Ya… tapi itu du-“

            “Jadi, siapa cewek yang lo tiduri?” tanya Adam.

            “Bukan urusan lo” ucap Reihan tak suka. Teman-temannya yang lain tertawa, Adam menyeringai lalu meminum alkohol di depan nya.

            “Itu masa lalu Dam” ucap Eric “Masa lalu indah” godanya membuat yang lain tertawa dan meneriaki Reihan sementara Venus yang duduk di samping nya merasa begitu… kecewa? Ia sudah memperkirakan hal seperti ini, maksudnya kehidupan di Australia jauh lebih bebas dari di Indonesia, meski begitu, ia merasa tak bisa meihat Reihan dengan cara yang sama seperti dahulu.

            Katakanlah Venus naïve namun, ia begitu menjaga pergaulannya, Ok, tidak akhir-akhir ini semenjak Adam datang namun, tetap saja ia berharap Reihan pun melakukan hal yang sama. Pegangan Venus pada tangan Reihan mengendur, sepertinya Reihan menyadarinya karena dengan panik ia langsung melirik ke arah Venus dan berbisik pelan. “Kamu mau pulang?”

            Sebenarnya iya, tapi ia yakin Reihan akan mencoba menjelaskan apa yang baru saja terjadi dan mereka akan terjebak dalam perdebatan dan Venus terlalu lelah untuk melakukan hal itu. Venus menggeleng dan memilih untuk lebih menikmati permainan, atau setidaknya ia mencoba.Botol kembali di putar dan sial nya kini mengarah pada Venus.

            “Love, Truth or Dare?” tanya Adam, kembali menggunakan nama panggilan yang telah lama tak Venus dengar.Mengirimkan getaran pelan di tubuhnya dan saat itu merambat ke dadanya, ia mencoba menenangkan reaksi aneh tubuhnya pada panggilan Adam untuk dirinya atau suara Adam atau wajah Adam, atau bahkan Adam itu sendiri.

            “Namanya Venus, bangsat” ucap Reihan tak suka.

            Adam mengabaikannya dan lebih fokus menunggu jawaban Venus, sementara Venus berpikir keras, jika ia memilih Dare maka hanya Tuhan yang tau akan betapa gila nya Dare yang diberikan Adam, ia mungkin meminta Venus menciumnya atau bahkan lebih dari itu…

            Tapi jika dia memilih Truth… Adam mungkin akan menanyakan sesuatu yang sensitive dan akan menimbulkan kecurigaan Reihan…

            “Love… you thinking too much, just pick one” keluh Adam.

            “Ehmm… Truth?

            Adam memutar matanya “Ofcourse

            Memang nya dia berharap apa? Dare? Jadi, dia bisa menyuruh Venus membuka baju atau naik ke atas pangkuannya? Dasar gila!Adam mengambil gelas di depan nya dan meminum isi nya sampai habis, ia menatap Venus lekat sebelum bertanya “Do you miss me?”

            Venus balik menatap ke dalam mata Adam, bertanya-tanya di dalam hati apa yang membuat Adam ingin menanyakan hal se-sentimental itu di depan seluruh orang bahkan pacar Venus.Jika Venus boleh jujur tentu ada hari dimana ia mengingat Adam, mengingat pertemanan singkat mereka yang begitu lekat dengan apapun yang ia lakukan, mengingat tiap dialog aneh nan konyol atau sekedar pertukaran kata “Hi” singkat saat mereka bertemu atau saat mereka duduk bersama, bersisian, membicarakan banyak hal, tak ada teman-teman brengsek Adam, tak ada teman tidur Adam, atau tunangan Adam atau siapapun itu yang membuat hubungan mereka menjadi janggal untuk di mulai atau di jalani, saat kedua nya menikmati matahari yang tenggelam atau pun timbul, saat mereka menghabiskan sore dengan menyaksikan cheetah yang mengejar kawanan rusa atau saat mereka mempertengkarkan hal paling tak penting di dunia ini.

            Hal-hal se-simple itu terkadang hal yang paling sulit untuk di lupakan karena itu berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, terlebih Adam bukan tipe orang yang mudah untuk di lupakan, tentu saja ia merindukan satan itu.Tapi… ada juga hari dimana ingatan itu membawanya pada perasaan benci pada Adam, terutama saat mengingat hal-hal buruk yang telah Adam lakukan padanya, membuatnya mengingat setiap detail perkataan dan perbuatan Adam… dan ya, lagi-lagi ia merindukannya sisi jahat nya.Ia merindukan sisi baik Adam juga sisi jahat nya, betapa psycho nya hal itu terdengar namun itu adalah kenyataan. Namun, ia tak akan mengatakannya, tidak untuk membuat ego Adam semakin besar.“Ngga”

            “Ngga?” Adam menaikan satu alisnya, mengetes Venus.

            “Ngga” ucap Venus.

            Mata Adam menyipit “Show me” ucapnya.

            “Apa?” tanya Venus bingung.

            “Tunjukin ke gue kalau lo memang ngga mikirin gue selama ini” ucap Adam.

            Adam pasti sudah mabuk, pikir Venus kesal. “Aku ngga harus nunjukin apapun ke kamu untuk memperjelas jawabanku dan lagian, memikirkan dan merindukan orang itu dua hal yang berbeda” tekan Venus.

            “Jadi lo ngaku kalau lo mikirin gue selama 2 tahun ini?” tanya Adam, matanya yang sedikit berkabut karena alkohol mencoba menatap lurus matanya, mengintimidasinya seperti yang dulu selalu ia lakukan.

            “Wait guys… are you…. Kalian pernah kenal atau pacaran.. atau apa? kalian sudah kenal dari dulu?” tanya Willy bingung.Tak cuma Willy yang bingung namun semua orang di dalam ruangan ini menatapnya dan Adam penuh rasa penasaran, seolah mereka adalah karakter dalam drama opera sabun murahan.“Kami… teman, cuma teman sekolah dulu” jawab Venus.

            “Old friend” jawab Adam “And other necessities

            Eric tertawa “Were you fucks each other?” tanya nya.

            “No!” jawab Venus merona malu.Adam menyeringai, sikapnya yang main-main dan tak menegaskan apapun itu membuat Venus emosi, ia bisa saja membuat orang salah sangka. Meski apa yang telah mereka lakukan memang sudah salah.

            “Eyyy, gue ngga percaya” ucap Eric.

            “Gue ngga percaya Adam punya temen cewek dan dia ngga pernah nidurin cewek itu”

            “Tapi kami memang cuma teman” jawab Venus tak terima “Kami satu sekolah dan…sering ngobrol sama-sama”

            “Jadi, lo tau kelakuannya si bajingan ini selama di sekolah?” tunjuk Eric pada Adam.

            “Lumayan” ucap Venus malas.

            “Apa dari dulu dia udah kayak gini, nyebar benih kemana-mana?” canda Willy.

            Venus melirik Adam sekilas “Dulu… aku ngga terlalu tau tapi dia memang nakal tapi bukan playboy

            “Wahhhh serius?” tanya mereka tak percaya.

            “Gue pikir dia punya pacar seenggaknya 19 waktu SMA” celetuk Eric.

            “Sial lo, lo denger gue itu bukan playboy” ucap Adam.

            “Kalau gitu, mantannya ada berapa?” tanya yang lain.

            Tak perlu dipikir, jawabannya sudah jelas “Satu” Kini, mereka semakin heboh, semakin tak percaya juga tertarik dengan kehidupan Adam di masa lalu.

            “Gue ngga punya mantan pacar” keluh Adam pada Venus.

            “Mantan teman tidur kalau gitu”

            Eric memukul bahu Adam, masih sambil tertawa ia berkata “Ngga tau gue harus bangga atau malu punya temen lo”

            “Kalian berdua kayak nya deket banget, sampe tau cewek mana yang Adam jadiin temen bobok nya”

            “Kami sering ngabisin waktu sama-sama di apartment” ucap Adam membuat teman-temannya semakin berseru.“Untuk ngajarin kamu” jelas Venus.

            “Ngajarin apa? Ngajarin yang iya-iya?” seru mereka.

            Venus menarik nafas “Ngajarin pelajaran sekolah” desisnya.

            Teman-temannya tertawa semakin heboh membuat wajah Venus merona malu juga memerah karena marah, Reihan yang menyadari ini langsung meminta teman-temannya untuk diam dan melanjutkan permainan yang di balas “Whoo” ala anak Tk namun, untung nya mereka melanjutkan kembali permainan kekanakan ini.Adam tak berkata apa-apa lagi dan memilih untuk menyudahi siksaan Venus dengan meliriknya dari balik gelas yang ia minum sambil menyeringai, membuat Venus malah semakin di hantui rasa gelisah.

“Kenapa kamu ngga pernah ngasih tau aku kalau Adam itu teman sekolah kamu?” tanya Reihan saat ia mengantar Venus pulang.“Ngga kepikiran, maksud ku itu juga ngga terlalu penting, kami ngga terlalu deket di sekolah” jawab Venus.

            “Tapi, beneran kamu pernah ngajar dia dulu?”

            Venus mengangkat bahu “Cuma bantu beberapa pelajaran, lagian itu juga sudah lama, aku bahkan ngga tau kenapa dia ada disini”

            “Apa maksudnya?” Reihan mengernyitkan dahi, Venus yang merasa keceplosan pun melirik Reihan gugup “Maksudnya…?”

            “Maksud kamu yang bilang kalau kamu ngga tau kenapa dia ada disini”

            “Oh… itu, yang aku dengar dia pindah ke Amerika dulu”

            “Waktu SMA?”

            Venus mengangguk.

            “Mungkin keluarganya banyak yang disini” ucap Reihan berspekulasi.

            “Mungkin” jawab Venus, ia masih ingat beberapa keluarga Adam tinggal dan bersekolah di Australia, ia mungkin melanjutkan kuliahnya disini karena Papa nya takut Adam akan semakin liar jika di biarkan berlama-lama di luar negeri sendirian tapi, tentu ia tak mengatakan detail nya pada Reihan, hal itu malah akan membuat Reihan berkesimpulan kalau mereka memang pernah sedekat yang orang-orang mabuk tadi pikirkan.Padahal itu tidak benar, namun juga tidak salah. Hubungan mereka rumit dan Venus terlalu lelah untuk membuatnya sederhana.Tak pernah ada kata sederhana di antara ia dan Adam, karena sudah jelas, ia menyimpan rasa pada Adam sedangkan Adam tetap pada kehidupan lama nya yang penuh dengan kegilaan. Dan Venus masih disini, si Nerd yang menjadi bahan taruhan para orang-orang keren di sekolahnya.

            “Are you okay?” tanya Reihan yang melihat Venus sedari tadi hanya melamun.

            “Iya… aku cuma ngantuk” bohong Venus, God… ia benar-benar membenci dirinya akhir-akhir ini karena terlalu sering berbohong pada Reihan untuk hal sesimple ini.

            Reihan menatap Venus lekat “Kamu yakin, kamu dan Adam ngga punya hubungan apapun waktu kalian sekolah dulu?”Pertanyaan Reihan sukses membuat rasa kantuk Venus menghilang, ia melirik Reihan “Aku yakin, kan tadi sudah ku bilang, kamu ngga percaya sama aku?” tanya Venus, ia tak menyangka Reihan akan menanyakan hal seperti itu, padahal ia sendiri punya hal yang harus ia jelaskan pada Venus, siapa gadis yang sudah Reihan tiduri? Meski itu masa lalu, Venus merasa harus tau bukan karena ia psycho tapi karena ia harus memastikan kalau gadis itu bukan satu dari teman dekatnya.Namun, ia terlalu malas untuk menanyakannya, terlebih pikirannya terlalu lelah akibat percakapannya dengan Adam beberapa jam yang lalu.

            “Bukan begitu babeyou seem uncomfortable around him, aku pikir mungkin kalian pernah punya masalah atau sesuatu di masa lalu, aku minta maaf” ucap Reihan buru-buru.

            Venus menghela nafas, ia mengangguk. Ia memang punya masalah dengan Adam di masa lalu tapi ia tak akan mengatakannya pada Reihan. Mungkin belum saat nya, masa lalu nya dengan Adam tak bisa dikatakan baik tapi juga tak buruk, ia bahkan tak tau jenis masa lalu apa yang mereka miliki.“Ngga, aku cuma capek. Kami baik-baik aja dulu, sekedar pertemanan biasa”

            Reihan menghela nafas “Ok, Next time aku ngga mau dapat informasi tentang kamu sama dia atau laki-laki manapun dengan cara seperti tadi”

            Venus mengangguk dan meminta maaf.

            “Kita punya banyak waktu untuk bicara, aku harap kamu menggunakannya untuk sedikit lebih terbuka sama aku” ucap Reihan tulus membuat Venus diliputi rasa bersalah.

            “Aku pulang dulu” ucapnya saat mereka sudah sampai di depan pintu flat Venus.

            Venus mengangguk “Hati-hati”Ia memperhatikan Reihan yang berjalan pergi dan saat ia tak lagi melihat siluet nya, ia berbalik dan membuka kunci pintuflat nya, matanya melirik ke kanan, pada pintu flat di samping nya yang tertutup rapat. Ia menghela nafas, satu lagi hal yang belum ia beritahukan pada Reihan, ia mungkin akan memberitahukan hal ini besok pagi, ia tak mau Reihan salah sangka padanya.

***


 

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Kategori
Theblackmarble
Selanjutnya 2. MAKE IT UP TO YOU
2
0
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan