
Deskripsi
Part 8
Kabar duka yg menyelimuti kediaman Kii awang lunggono tersebar keseluruh desa, setelah menghantarkan jasad kii awang untuk dikebumikan, aku dan yg lainnya memutuskan untuk beristirahat semalam dirumah Kii Awang ditemani cucunya yg dalam keadaan duka.
"Nak Sri.. sbelum Kii awang meninggal, beliau sempat menitipkan nak sri kpda kami. Kalau nak srii berkenan, nak srii bisa tinggal dirumah saya, kebetulan istri saya seorang diri". Ucap Om Adipati kepada Sri.
"Emmhh, bukan saya menolak...
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Selanjutnya
A.. CEPET PULANG SUDAH MALAM
0
0
Ini kisah pengalaman teman saya saat sering pulang kerja larut malam.
Untuk nama dan tempatnya saya akan samar kan dikarena kan pengalaman kejadian ini masih dilingkup wilayah dekat tempat saya tinggal.
Saya akan menceritakan dari sudut pandang teman saya saja agar mudah dicerna dan disimulasikan oleh kalian para pembaca!
____________________________________ Panggil saja saya ziko, saya bekerja disebuah minimarket yg sudah terkenal besar di indonesia. Tanpa saya sebutkan kalian pasti sudah tahu dimana saya bekerja.
Waktu itu saya baru pertama kali masuk kerja, awal awal saya memang tidak dikerjakan dibagian shift malam, namun setelah saya lama bekerja sekitar 2 minggu mulai lah saya masuk shift malam. Saat itu saya shift malam berangkat dari rumah saya sekitar pukul jam 3 sore, karna minimarket didaerah jawa barat hanya buka sampai jam 10 malam. Saya mulai lah saat itu bekerja seperti biasanya, melayani pembeli, menyortir barang digudang, dan juga sesekali saya mengepel lantai minimarket.Singkat cerita waktu tak terasa sudah menunjukan pukul 21.48 aku bersiap siap untuk menutup toko, saat saya hendak pulang dan mengunci rolling door toko, salah satu teman saya berbicara kepada saya
Zik, ngopi dulu yu.. tuh didepan ada cafe masih buka. Ajak teman saya yg bernama Angga.
Saya pun mengiya kan ajakan nya, ya itung itung mengobati rasa cape setelah 2 minggu ini kerja.
Larut dalam obrolan kami berdua, tak terasa waktu hampir jam setengah 1 malam. Saya pun mengajak teman saya angga untuk pulang kerumah, saat itu saya memang belum mempunyai kendaraan, saya pulang hanya menumpang kepada angga itupun saya numpang cuman sampai keperempatan jalan menuju kerumah saya. Sisanya saya harus berjalan kaki karena arah tempat tinggal kami sangat jauh, Angga ke jalan kanan dan tempat tinggal saya ke arah kiri, jdi kalau harus mengantarkan saya kerumah agak jauh untuk angga yg harus muter arah balik.
Yasudahlah toh saya nebeng, harus tau diri juga. Ujarku didalam hati.
Saya berjalan melewati jalan yg gelap dengan ditemani hembusan angin malam, rumah disekitar jalan tidak saling berdempetan, tersekat oleh satu kebun bahkan dua kebun.
Saat saya fokus berjalan kaki, tibatiba hembusan angin yg tidak biasa meniup pundak saya. Entah kenapa bulu kuduk saya seketika itu berdiri, merasa ada yg mengikuti. Saya mempercepat langkah kaki, tidak tahu kenapa rasa merinding seolah datang tibatiba. Saat saya sampai melewati satu warung, FYI warung itu sudah lama tidak dibuka, sejak saya kecilpun warung itu sudah lama tutup. Terlihat dari kejauhan diwarung itu.. ada seperti sosok wanita berpakaian dress putih rambutnya menjuntai sampai keperut nya. Waktu itu ntah kenapa pikiran saya tidak langsung menjerumus kehal hal diluar nalar, waktu itu saya berpikiran bahwa itu memang seorang perempuan tanpa terpikirkan kenapa seorang perempuan, sendiri, berdiam diri ditengah malam seperti ini.
Misi mbak. Sapa saya sambil berjalan melewatinya.
Saat beberapa langkah meninggalkan warung itu, kini pikiran saya kembali jernih.
Gak mungkin itu orang, gak mungkin orang sendirian dimalam hari, itu perempuan lagi! Ucap saya dalam hati sambil ketakutan.
Logika nya, perempuan mana yg berani jam 1 malam keluar rumah nongkrong sendirian?!
Belum beberapa meter saya dari warung itu, telinga saya mendengar sahutan seorang perempuan
A.. Engga uih tos weungi (Bang, cepet pulang sudah malam).
Jelas sekali suara perempuan itu diwarung belakang saya yg saya lewati tadi.
Saya sedikit berlari sembari ketakutan saat itu, namun suara panggilan itu kini memanggil saya lagi dari kejauhan.
A.. Enggal uih tos weungi (Bang, cepet pulang sudah malam).
Saya mencoba pura pura tidak menghirau kan suara itu dan terus sedikit berlari sambil membaca kan doa yg saya hafal saat itu.
Namun, sekali lagi dari kejauhan sosok wanita itu sedikit berteriak dengan perkataan yg sama.
A.. Enggal uih tos weungi (Bang, cepet pulang sudah malam).
Saya tidak pikir panjang saya langsung berlari ketakutan. Tapi, saat saya hendak berniat berlari tiba tiba...
A.. ENGGAL UIH TOS WEUNGI!!!!.
Ucap suara berat seorang perempuan yg terdengar seperti menegur marah kepadaku. Sosok perempuan yg kini mencengkram tanganku dari belakang, dengan sontak saya menoleh kebelakang.. alangkah terkejutnya, melihat wanita dengan muka rata sebelah, mata kirinya melotot kearah saya memamerkan gigi runcingnya yg penuh dengan darah.
Saya tidak bisa berkata kata saat itu, ketakutan setengah mati saya membuat anggota tubuh saya tidak mau bergerak sedikit bahkan berpaling pun tidak mampu.
Saya bertatapan langsung dengan sosok setan wanita itu hampir beberapa detik, cengkraman ku akhirnya terlepas dan saya langsung berlari tunggang langgang. Meninggalkan sosok setan itu..
Saat sampai didepan pintu rumah, saya langsung menggedor pintu sekencang kencangnya.
Maaa, buka! Maa buka! Buka pintu!. Teriakku.
Kenapa ziko kamu teriak teriak ini sudah malam jngan lah teriak teriak nanti adikmu kebangun. Ucap ibu saya sembari membuka kan pintu rumah.
Tidak menghirau perkataan nya, saya langsung terduduk disofa ruang tengah sambil ketakutan dan sesekali mengintip dari jendela rumah apakah sosok itu mengikuti saya atau tidak.
Ada apa kamu, kenapa kaya orang ketakutan aja. Tanya ibu.
Mendengar suara ibu, bapak keluar kamar dan bertanya kepadaku
Kenapa zik, kamu habis melihat apa diluar?.
Kun.. kuntilanak pak, itu diwarung depan . Jawab sembari meminum air yg diberikan ibu.
Hahaha, dia mah emang suka iseng zik.. udah! Gak bakalan ngikutin kmu kok, orang tempat tinggalnya disitu.. diwarung itu. Balas bapak saya
Mangkanya kalo balik kerja tuh jangan langsung keluyuran, jadi budak teu nurut sih. Gerutu ibu
Setelah kejadian malam itu, saya tidak mau lagi berjalan kaki malam malam melewati warung itu.
Bahkan saking takutnya saya rela membayar ongkos kepada Angga agar diantarkan tepat kedepan rumah saya setiap pulang kerja shift malam.
Maka dari itu saya enggan mencerita kan pengalaman saya malam itu kepada angga sampai saat ini. Takutnya setelah mendengar cerita saya dia jadi ketakutan dan enggan untuk mengantar saya sampai kerumah.
Itu pengalaman horror saya, mohon maaf jika ada salah kata dalam penulisan. Memang itulah yg saya alami, semoga kedepan nya saya tidak mengirimkan cerita horror lagi karena saya tidak mau lagi mengalami hal yg sudah saya alami malam itu. Terimakasih!
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai
syarat dan persetujuan?
Laporkan