
Pengalaman Horror saya !!
Jadi cerita ini diwaktu pas saya kecil berumur sekitar 10 - 11 tahunan lah karna waktu kejadian ini beberapa hari setelah saya berulang tahun.
Tempat tinggal saya ada disalah satu kota di Jawabarat, dikampung saya ada salah satu urban legend yg sering diceritakan oleh orangtua saya. Untuk menakut nakuti anak anak seumuran saya kalau masih bermain atau keluar rumah diwaktu maghrib. Nama yg sering kami dengar yaitu ADEN - ADEN, makhluk itu katanya keluar saat diwaktu maghrib...
Pengalaman Horror saya !!
Jadi cerita ini diwaktu pas saya kecil berumur sekitar 10 - 11 tahunan lah karna waktu kejadian ini beberapa hari setelah saya berulang tahun.
Tempat tinggal saya ada disalah satu kota di Jawabarat, dikampung saya ada salah satu urban legend yg sering diceritakan oleh orangtua saya. Untuk menakut nakuti anak anak seumuran saya kalau masih bermain atau keluar rumah diwaktu maghrib. Nama yg sering kami dengar yaitu ADEN - ADEN, makhluk itu katanya keluar saat diwaktu maghrib saja dan cuman menampakan wujud nya hanya kepada anak anak kecil saja.
Ya mendengar cerita itu saya sedikit takut namun lebih ke gak percaya nya. Karna ya itu cuman untuk menakut nakuti kami saja para anak anak biar gak keluar rumah sewaktu maghrib.
Tapi rasa tidak kepercyaan saya itu seketika musnah oleh kejadian yg dialami lngsung diri saya sendiri.
Waktu itu sore sekitar jam 2 atau jam 3 an, saya sudh berjanjian dengan teman sekolah saya untuk bermain layangan dilapangan dekat rumah teman saya. FYI jarak rumah saya ke kampung teman saya, jaraknya lumayan jauh sekitar 30 menit berjalan kaki karna saya bersekolah di sekolah beda kampung waktu itu. Otomatis teman teman sekolah saya rumahnya jauh jauh dari kampung saya. Singkat cerita setelah lama saya berjalan kaki, sampailah saya dilapangan dekat rumah teman saya. Kami bertemu dan langsung menerbangkan layangan yg masing masing kmi bawa, waktu itu kami ber enam. Kami bercanda tawa sampai tidak terasa waktu mulai gelap, karna kmi disadarkan dengan lantunan2 ngaji disekitar mesjid pertanda waktu mulai mau maghrib.
Kamipun memutuskan untuk menurunkan layangan kami masing masing dan berduduk istirahat sbntar diatas rumput hijau lapangan. Namanya juga anak anak, sering menakut nakuti sesama. Smpai akhirnya teman saya mengatakan "hayoo.. Rumah mu kan jauh, atiati dicegat Aden - Aden nanti dijalan" Ucap salahsatu teman saya sambil brusaha menakut nakuti saya.
Saya pun membantah perkataan nya dengan berkata "halahh..hantu kok dipercaya, semua nya mitos woyy gaada hantu yg kek gitu gituan " . Bantah saya, namun hati tidak bisa berbohong, saya saat itu ketakutan membayangkan bagaimana jadinya jika yg dikatakan teman saya itu bakal terjadi, bertemu sosok yg dikenal Aden - Aden itu.
Saya pun mengakhiri candaan teman teman saya, dan berpamitan untuk pulang duluan. Sejujurnya saya takut kalau pulang kemalaman ditambah lagi jalan yg saya lalui itu kebun kebun dan tidak ada sama sekali rumah.
Lama saya berjalan dan benar saja, langit mulai gelap dan jangkrik jangkrik mulai bersuara. Saya mempercepat jalan, jujur jantung saya saat itu berdebar sangat kencang. Bukan karna cape berjalan namun seolah ada firasat yg tidak enak, ditambah lagi perkataan teman saya tadi terngiang ngiang ditelinga saya sekarang. Berulang ulang perkataan teman saya tadi masuk menghampiri jaringan pikiran saya, namun saat saya sedang berjalan samar2 saya mendengar suara seperti orang yg memanggil saya dengan suara suitan.
"Suuitt.. Suittt.. Suitt". Suara itu terdengar dibelakang saya namun jauh.
Tanpa berpikir negatif, saya langsung menoleh kearah suara suitan itu. Saya melihat dari jauh seorang petani memakai camping nya sedang membawa lentera minyak berjalan kearah saya.
Alhamdulillah ada orang yg nemenin saya pulang.. Batinku dalam hati. Saya menunggu petani itu menghampiri saya sekedar ingin berjalan bareng menuju arah pulang. Namun selang jarak beberapa meter dihadapan saya, petani itu tiba tiba menghentikan jalan nya dan terdiam kaku smbil menundukan kepalanya yg saya pun tidak bisa melihat wajah petani itu karna tertutup oleh topi campingnya.
"Pak, temenin saya.. Saya mau pulang kerumah takut sendirian hehe" . Pintaku memberanikan diri untuk berbicara kepdanya.
Petani itu hanya mengangguk pelan, seolah anggukan nya seperti direplay peeeelaaan sekali.
Saya tidak menaruh curiga kepadanya saat itu, saya pun mulai berjalan pelan sembari diikuti dari belakang olehnya.
Tak selang lama, petani itu akhirnya berbicara
"Kamu.. Belum tahu saya ya? " Ucap petani itu lagi lagi suaranya lambat seakan di replay, sangat sangat lambat.
Saya berbalik badan berniat ingin menjawab nya, namun keputusanku berbalik badan itulah kesalahan terbesar saya.
Saat saya berbalik badan belum satu kata dari mulut saya yg keluar, saya seketika terkaku, badan terasa bergetar ketakutan setengah mati menjalar keseluruh tubuh. Terlihat kini petani itu sudah menegak kan kepala nya seolah olah ingin memamerkan wajah nya yg sangat hancur penuh dengan darah, sperti wajahnya sehabis digosokkan ke aspal tidak beraturan, namun matanya terlihat sangat kecil sperti bukn mata manusia melainkan sperti mata ikan yg menatap ke arah saya. Mulutnya seakan berkata kepda saya namun tidak bersuara dan menyeringai tersenyum seram kearah saya, saya tidak lagi bisa berkata apa apa bahkan tubuh saya saja enggan untuk bergerak sedikitpun.
Lama kita saling bertatapan, ketakutan yg sangat amat yg pernah saya alami seumur hidup. Saya mulai menangis saat itu berharap tubuh ini bisa bergerak berlari menjauh dari sosok itu, harapanku itu ternyata terkabul saya sudh bisa menggerakan badan saya dan langsung berlari tanpa berhenti. Tidak peduli dengan rasa kelelahan ini, saya trus berlari sekencang mungkin. Sampai akhirnya saya sampai didepan pintu rumah dan terkulai lemas, bersender dipintu kayu smbil meratapi kejadian yg telah terjadi kepada saya. Saya menangis tersedu sedu, rasa ketakutan tadi membuat mental saya lemah selemah lemahnya.
Ibu menghampiriku dari balik pintu, memeluk dan menanyakan apa yg terjadi kepda saya. Sungguh bercerita saja saya tidak mempunyai tenaga sdikitpun, hanya isak tangisku saja yg sudah cukup mampu menggambarkan rasa ketakutan saya saat itu.
Setelah kejadian itu 2 minggu lama nya saya jatuh sakit demam tinggi dan kata ibu saya sesekali mengigau ketakutan menyebut nama "Aden - Aden".
Aden - Aden, sesosok menyerupai petani dan selalu membawa lentera minyak disaat waktu menjelang malam...
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰
