FREE/BAB-1/SUSUK TERATAI PUTIH-3

4
2
Deskripsi

"Kang Mas, temui aku!"


BAB-1

SATRIA

"Kang Mas!"

"Kang Mas!"

"Kang Mas!, Kemari lah!"

"Kemarilah, Kang Mas!"

Satria berjalan di atas jalan setapak yang tersusun rapi dari tatanan batu bata merah. Dirinya mengikuti asal suara yang sejak tadi memanggilnya.

Kiri kanan jalan setapak ditumbuhi oleh pohon jati yang tak terhitung jumlahnya. Pohon jati menjulang tinggi dengan daun yang rimbun dan hanya menyisakan sedikit celah agar sinar matahari bisa menerobos gelapnya hutan.

"Mbak!"

"Kamu di mana, Mbak!"

Suara Satria menggema ke penjuru hutan. Satria masih terus saja melangkah, seolah dirinya dituntun oleh sesuatu.

"Aku disini Kang Mas!"

Suara halus perempuan kembali terdengar. Satria menajamkan pendengaran.

"Aku disini Kang Mas. Tolong aku!"

Satria bergegas mempercepat langkah. Ucapan minta tolong dari suara wanita itu terus terdengar hingga akhirnya Satria pun memutuskan untuk berlari.

Namun anehnya, walau dirinya sudah melangkah teramat jauh. Ujung jalan setapak masih belum terlihat.

Semakin kencang Satria berlari maka jalan yang dilalui olehnya serasa ikut memanjang.

Satria nafasnya tersengal-sengal. Tapi dirinya tak juga bertemu dengan perempuan yang sedari tadi memanggilnya.

"Aku di sini, Kang Mas. Teruslah berjalan ke depan.Kamu akan melihat sebuah danau. Aku di sana menunggumu. Cepatlah datang, Kang Mas!"

Saat Satria hampir menyerah, suara perempuan kembali terdengar agar menyuruh lelaki itu kembali melangkah ke depan.

Satria pun bersiap ke arah danau, seperti petunjuk yang suara perempuan itu berikan. Namun, saat kaki kanan Satria bersiap melangkah, tangannya ditahan oleh seseorang.

"Jangan pergi ke sana!"

Satria membalik badan, matanya melotot karena melihat sosok lelaki memakai jubah putih dan sorban di kepalanya. Lelaki di hadapan Satria memiliki garis wajah yang begitu mirip dengannya. Perbedaannya jika wajah Satria begitu halus, sedangkan lelaki dihadapan Satria memiliki jenggot yang agak panjang. Lelaki di hadapan Satria juga terlihat lebih tua.

"Jangan ikuti suara itu! Lebih baik kamu pulang!"

Begitu lelaki berjubah itu selesai berucap. Satria terbangun dari tidurnya.

"Ini sudah yang ketiga kalinya aku bermimpi seperti ini."

Satria bergumam sambil mengusap wajahnya yang penuh keringat. 

Pria berusia dua puluh delapan tahun itu menatap jam dinding yang menunjukkan pukul satu dini hari. Satria ingin kembali memejamkan mata, tapi pandangannya tertarik dengan ponsel yang tergeletak di meja kecil sebelah ranjangnya. 

Jemari Satria dengan lancar mengucap layar benda tersebut. Ada sebuah pesan WA yang belum dia buka. Satria membuka pesan yang ternyata berasal dari ibunya di kampung. Beliau menanyakan kabar Satria karena firasatnya sebagai seorang ibu mengatakan jika anaknya itu tidak sedang baik-baik saja.

Sang Ibu sangat merindukan Satria. Anak lelakinya itu sudah lima tahun tidak pulang ke rumah semenjak dirinya ditinggal menikah oleh kekasih sekaligus cinta pertamanya. Seorang gadis manis yang tinggal satu kampung dengan ibunya.

Satria selalu menolak keinginan ibunya dengan alasan jika pekerjaan dirinya sebagai seorang fotografer wisata membuatnya sibuk dan harus sering keluar kota agar bisa mendapatkan foto yang bagus.

Biasanya sang ibu jika di beri alasan tersebut akan langsung mengerti. Tapi entah mengapa ibunya kali ini begitu ngotot menyuruhnya untuk pulang. Terlebih Satria adalah anak satu-satunya dan ibunya juga sudah menjanda serta telah berusia lima puluh tahun yang mana tubuhnya sudah muda lagi.

Satria menghela nafasnya panjang, menimbang-nimbang apa yang akan dirinya lakukan selanjutnya. Haruskah kali ini dia pulang? Tapi hatinya masih belum bisa menerima pengkhianatan yang dilakukan oleh mantan pacarnya itu.

"Kang Mas, temui aku!"

Saat Satria tengah melamun tiba-tiba suara bisik halus perempuan membelai pendengarannya. Satria langsung terperanjat dan turun dari ranjangnya.

Lelaki itu memeriksa sekeliling kamar kosnya yang tak seberapa besar. Satria menggaruk kepalanya karena dia tak menemukan apapun di kamarnya. Satria menggelengkan kepalanya.

"Mungkin aku memang butuh refreshing!" Satria bermonolog dengan dirinya sendiri.

Setelahnya, dia segera memesan tiket dengan jadwal penerbangan pertama untuk pulang ke kampung halaman. Kali ini dirinya memutuskan untuk pulang demi ibunya dan juga untuk mencari inspirasi baru.

Saat satria mulai berkemas-kemas, leher belakangnya terasa ditiup oleh hawa dingin. Tubuh Satria menggigil. Satria menggelengkan kepalanya cepat untuk menepis prasangka-prasangka aneh di pikirannya. Satria semakin yakin jika dirinya butuh rehat sejenak.

***

Satria dengan menggunakan jasa ojek telah sampai di depan rumah ibunya. Pria itu segera membayar ongkos ojek dan mengucapkan rasa terima kasih kepada tukang ojek yang telah lupa dengan wajahnya. Padahal hanya lima tahun dirinya tak pulang, tapi warga sekitar sudah melupakan wajahnya.

Satria berjalan pelan ke pintu ruma, mengetuk pelan serta mengucapkan salam. Tak butuh waktu lama, si pemilik rumah membuka lebar pintu rumahnya. Wajahnya yang telah keriput tersenyum lebar saat melihat anak yang dia tunggu akhirnya datang juga.

 Satria mencium tangan ibunya lalu memeluknya erat agar bisa melepas rindu yang ditahannya selama lima tahun.

Ibu dan anak itu pun meneteskan air mata bersama. Satria dan Ibunya Bu Hafsah bercengkrama di ruang tamu. Saling berbagi cerita. Tidak lama muncul seorang gadis cantik berusia dua puluh tahun datang sambil membawa nampan yang berisikan teh hangat dan camilan. Mata Satria terpana oleh kecantikannya. Sementara itu sang gadis hanya tertunduk malu karena diperhatikan oleh Satria.

Bu Hafsah menepuk bahu Satria dan membuyarkan pandangan anak lelakinya itu.

"Kamu tak ingat dengan dia, Satria?" 

Satria menatap ibunya heran. Apa mungkin dirinya kenal dengan gadis anggun di hadapannya saat ini.

"Memang dia siapa, Bu?"

Bu Hafsah terkekeh mendengar pertanyaan anaknya itu.

"Dia Seruni, sepupumu, Satria!"

***

Jangan lupa klik tombol love dan komentar ya pembaca.

Terima kasih🙏💕

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Selanjutnya FREE/BAB-2/SUSUK TERATAI PUTIH-3
4
0
Tiba-tiba angin berhembus dengan kencang, menghantam tubuh Satria hingga bajunya bergoyang. Satria berusaha menutupi wajahnya dengan lengan kanannya agar matanya tak terkena debu yang datang bersama angin.Cepat temui aku, Kang Mas!
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan