Bab 5 | Istri Kesayangan Sang Mafia.

0
0
Deskripsi

Bab 5.

Bab 5 | Memohon.

 

3 orang pria tengah duduk di ruang pertemuan. J berada di posisi utama dan dua yang lain berada di sisi kiri dan kanannya.

“Charles, menurutku selera pria itu adalah perempuan yang masih terlihat polos dan aku menemukan sesuatu yang di dunia kita biasa tapi untukku ini menjijikkan.”

“Apa?” tanya J dengan menjauhkan cerutu dari bibirnya.

“Dia pedofil. Dia pernah melakukan sex dengan perempuan yang bahkan belum memasuki usia legal dan dia pernah membelinya. Sayang sekali, aku tidak bisa menemukan tempat tinggalnya walaupun beberapa kali aku sudah mencoba untuk mengikuti bawahannya.” 

Lucas—pria yang dikenal memiliki kemampuan dalam mencari identitas seseorang dengan sangat baik dan mendalam itu melemparkan punggungnya untuk bertemu dengan punggung kursi. “Itu kenapa aku tidak pernah ingin masuk di pasar perdagangan manusia. Itu menjijikkan!”

“Tapi kau sering menyewa jalang,” sahut Mile. “Aku rasa pesta yang akan kita lakukan nanti juga pelelangan akan menjadi kesempatan untuk kita menjaringnya. Dia pasti datang, kan?” lanjutnya.

“Kamu juga melakukannya, Mile. Jangan berlagak paling suci. Walaupun aku sering menyewa mereka setidaknya mereka sudah legal dan atas dasar mau sama mau.”

J tak mempedulikan protesan Lucas atas ucapan Mile, dia ,menganggukan kepalanya dan kembali menghisap cerutu untuk terakhir kalinya dan menekan ujung cerutu yang terbakar ke asbak. J meraih alkohol yang tersimpan di sisi kanan, membawa gelas berleher tinggi tersebut ke arah bibirnya, J meminumnya sedikit dan meletakkannya kembali.

“Untuk melancarkan aksi itu, kita butuh umpan.” Mile hendak memutar laptopnya sebelum tangan J terangkat dan menahan gerakannya.

“Aku sudah menemukan umpan yang sangat tepat untuk misi kali ini.”

* * *

“Kemana aku akan pergi?” tanya Lily yang kini berada di dalam mobil dengan sopir yang duduk di kursi depan.

“Kita akan pergi ke markas Devil Eye, Nona,” ujar sopir itu.

“Untuk apa aku ke sana?” Lily mengerutkan keningnya dan melihat ke spion depan.

“Tuan J yang akan menjawb pertanyaan Anda.”

Tahu jika sopir itu tidak ingin kembali berbincang dengannya, Lily akhirnya menutup mulut dan memilih menunggu kapan waktu mobil berhenti. 

Dalam waktu yang entah berapa lama, mobil yang Lily tumpangi akhirnya berhenti di sebuah bangunan yang berdiri di atas lahan yang sangat luas dan dikelilingi oleh gerbang otomatis dengan sensor di beberapa sisi. 

“Silahkan, Nona.” 

Pintu terbuka dan Lily keluar dari dalam mobil. Sesaat setelah kakinya memijak rumput hijau, Lily menyadari jika dia salah memilih baju. Orang-orang disini memakai baju hitam, sedangkan Lily memakai gaun putih yang membuatnya sangat mencolok dan menarik perhatian orang lain. Lily berusaha biasa saja karena mereka juga hanya melihatnya sekilas, lalu melanjutkan tugasnya masing-masing. Lily berjalan mengikuti sopirnya dan dia sampai di sebuah pintu yang terlihat dari material seperti besi, Lily tidak tahu apa material yang digunakan.

Lily mendekatkan retina matanya seperti yang sopir itu katakan. 

“Selamat datang di markas Devil Eye, Nona Lily Florence.” 

Pintu terbuka dan Lily berjalan masuk tanpa sopirnya tadi.

“Nona.” Panggilan dari seseorang membuat Lily terkejut. “Maaf karena telah mengejutkan Anda, saya Billy dan disini saya akan membantu Anda untuk menuju ruangan Tuan J.”

Lily menganggukkan kepalanya.

Memasuki lift dan berjalan beberapa meter, Lily akhirnya sampai di ruangan yang Billy maksud. Lily memasuki ruangan itu seorang diri, sedangkan Bill kembali ke pekerjaannya. 

Kedatangan Lily membuat dua pria yang duduk di sisi kiri dan kanan J terkejut. Mendapat tatapan seperti itu, Lily terdiam kaku sebelum akhirnya J memberi kode untuk mendekatinya. Seperti yang pernah terjadi kemarin, pria dengan tampilan yang selalu menunjukkan aura kuatnya itu menarik Lily agar duduk di atas pangkuannya. Lily berusaha memberontak karena saat ini mereka tidak hanya berdua, namun ada orang lain yang melihat aksi mereka.

“Sshhht,” desis J tepat di telinga Lily membuat perempuan itu akhirnya diam.

“Apa umpan yang kamu maksud itu dia?” tanya Mile.

“Menurutmu?”

“Menurutku dia sangat sesuai dengan tipe Charles,” sahut Lucas. “Tapi dia siapa? Aku tidak pernah mendengar kabar jika kamu dekat dengan seorang wanita.”

“Tinggalkan ruanganku, waktuku sudah habis.”

Dengan membawa Lily ke dalam gendongannya, J meninggalkan kedua temannya dan membuka pintu lain yang menyatu dengan dinding. Orang lain tidak akan menebak jika ada pintu lain di ruangan ini.

“Apa kamu memikirkan hal yang sama, Mile?” Lucas bertanya pada Mile dengan mata yang terkunci pada pintu yang kembali tertutup.

“Penerus Devil Eye akan segera hadir,” jawab Mile.

“Aku akan mencari fakta tentang perempuan itu.”

* * *

J mendorong Lily ke arah dinding ruangan yang layak untuk disebut sebuah kamar. Pria itu tidak memberi kesempatan untuk Lily dapat bertanya dengan keadaan yang baru saja dia alami dan ambigu di otaknya. Bibir mereka bertemu dan itu karena J yang mendekat. Lily hanya dapat pasrah dan mengalungkan tangannya di lingkar leher J.

Pria bertubuh atletis itu secara perlahan menurunkan tali yang menahan gaun Lily dan J mulai menurunkan kepalanya. Dia bermain di leher Lily yang mengeluarkan aroma memikat baginya. J kembali menaikkan kepalanya dan memakan habis bibir Lily.

“J!” Sejak permainan yang telah mereka lalui kemarin, Lily terkadang lupa memanggil pria itu dengan kata depannya dan menjadi memanggil namanya saja selama permainan berlangsung. Beruntung nyawanya masih tetap utuh setelah sikap tidak sopannya itu.

J menjauhkan kepalanya, menatap Lily dengan tatapan yang sama dengan kemarin. Tangan pria itu menjalar masuk ke gaun yang Lily pakai, mengusap pahanya dan menyerobot masuk ke kain terakhir yang menjadi pelindung untuk bagian bawah Lily. Usapan halus yang Lily rasakan dari tangan J membuatnya melipat bibirnya dan mendongakkan kepalanya. 

“Mengeranglah, Seksi. Aku ingin mendengar eranganmu.” J melakukannya dengan sangat baik, menjepit sesuatu dibawah sana yang mampu memecah pertahanan Lily.

“Kerja bagus!”

J meloloskan pakaian yang Lily pakai menyisakan sepasang underwear berwarna putih. J menarik kursi yang berada tidak jauh dari tempatnya berdiri, dia duduk di sana dengan Lily yang duduk  di atas pangkuannya. Di hadapan mereka terdapat kaca yang membuat mereka mampu melihat dirinya masing-masing.

“Lihatlah wajahmu, kamu akan melihat bagaimana reaksinya saat kamu menerima milikku.” 

J membuka kedua kaki Lily walaupun perempuan itu tidak menginginkannya, namun kekuatannya sama sekali tidak sebanding dengan J. Dengan lihai, J menyingkirkan kain itu dan memainkan daging kecil yang mampu membuat Lily merasakan kenikmatan dunia. J memainkannya dengan tempo yang semakin cepat membuat Lily blingsatan di tempatnya, namun ketika dia hampir sampai, J mengeluarkannya dan memilih melepas bra yang Lily pakai. J memijat dada Lily dan sesekali menggoyangkan puncak dadanya membuat Lily semakin frustasi sendiri.

“J,” rengek Lily ketika J menganggurkan bagian bawahnya.

“Heum?” J melihat wajah Lily dari kaca lalu turun ke bagian bawah yang mekar dengan indah.

“Please,” ujar Lily.

“Kenapa kamu memohon?” Dengan sengaja J menyenggol bagian bawah Lily membuat perempuan itu mendesis dengan manja. “Kamu menyukainya?”

 

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Selanjutnya Bab 6, 7, 8 | Istri Kesayangan Sang Mafia.
0
0
Bab 6. Perbincangan SeriusBab 7. Pergi BersamaBab 8. Jadi Barang Lelang
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan