Jumlah ZIS yang Dihimpun Lazismu Kota Magelang Fantastis

7
0
Deskripsi

Lazismu Kota Magelang bergerak kencang dalam Ramadhan 1443 H. Zakat, infak, dan sedekah (ZIS) yang dihimpun selama bulan suci tersebut jumlahnya fantasis. Jumlah penerima manfaatnya pun tak bisa dihitung dengan jari. Berapa jumlahnya? Dan, jangan lupa tengok juga kaleng “Infaq Subuh” ya?

BISKUAT. Aksan mengira itu adalah semacam kue kering - biskuit. Yang seperti iklan-iklan di televisi itu. Yang kemasannya plastik merah. Ada pilihan rasa coklat. Original juga ada.

Anak-anak sepertinya paling doyan memakannya. Harganya di kisaran ribuan rupiah. Ini bukan iklan ya.

Biskuat. Aksan juga mengira itu adalah alat transportasi yang kuat. Gabungan dari bus/bis dan kuat. Asumsinya kalau jalan ditanjakan paling kuat. Atau paling kuat jika membawa penumpang dengan tempat duduk penuh.

Asumsi Aksan ternyata itu salah. Maafkan…

"Jadi bukan kue atau roti ya mas," jawab Direktur Lazismu Kota Magelang, Fury Fariansyah, S.Pdi di sela Safari Ramadhan 1443 H di Magelang Utara, 24 April 2022.

"Kita membagikan 1.024 paket Biskuat di bulan Ramadhan tahun ini.”

Biskuat merupakan akronim dari "Bingkisan untuk Umat". Isinya sembako senilai Rp100.000. Ada minyak goreng (migor) 1 liter, beras 2,5 kg, 1 pack mi, teh, gula, tepung terigu 1 kg. Isinya lebih dari kue kering.

Semua itu terkemas dalam tas berwarna oranye bertuliskan "Kado Ramadhan".

Paket ini diberikan kepada kaum dhuafa di wilayah kota tersebut.

Harapan dengan diberikannya Biskuat?

"Bisa lebih bermanfaat dan memang barang-barang tersebut dibutuhkan oleh masyarakat," tambah Fury.

Fury asalnya dari Jepara, Jawa Tengah. Sudah lama di Magelang. Sejak 2008. Berjibaku di Kota Militer ini, mulai dari menimba ilmu di Universitas Muhammadiyah Magelang. Dulu UMMgl. Di masa rektor almarhum Dr. Suliswiyadi, berubah jadi UNNIMA. Fury pilih jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Sejak kuliah aktif berorganisasi.

Dalam agenda Safari Ramadhan 1443 H, Lazismu (Lembaga Amil Zakat Infak dan Sedekah Muhammadiyah) Kota Magelang menyasar tiga kecamatan. Hari pertama 23 April 2022 di Magelang Tengah. Hari kedua 24 April di Magelang Utara. Hari ketiga 25 April di Magelang Selatan. Tema yang diangkat "Zakat Tumbuh, Indonesia Tangguh".

"Biskuat ini, diambil dari infak dan sedekahnya muzakki. Yang kemudian dikelola Lazismu."

Giliran di Magelang Utara singgah di Masjid Muhajirin, Kramat Utara.

Masjid yang memiliki halaman cukup luas tersebut diapit Perum Depkes, Perum Armada Estate, dan Kampung Dalangan. Mayoritas warna cat di serambi masjid: hijau mencolok. Dinding-dinding ruang dalam: warna putih tulang.

Safari Ramadhan di Masjid Muhajirin acara dimulai pukul 16.35 WIB. Agendanya penyerahan Biskuat, Kajian Sore dan Tarhim (Tarawih Silaturahim).

"Masjid Muhajirin terbuka bagi siapapun. Kegiatan positif dari pihak luar di masjid ini selalu kami dukung," tutur Ketua Takmir Masjid Muhajirin, Drs. H. Aris Nugroho, M.Si.

Saat di Magelang Utara yang diberi secara simbolis ada 10 orang. Mereka dari kelurahan-keluarah yang ada di wilayah kecamatan tersebut, seperti: Potrobangsan, Wates, Kramat Utara, Kramat Selatan dan lainnya.

Sebelumnya yang dapat Biskuat telah diberi kupon. Lalu bisa ditukar di petugas Lazismu.

Dalam penyaluran simbolis itu, Biskuat diserahkan Wakil Ketua PDM Bidang Pendidikan Drs. H. Ngaderi Budiono dan Wakil Ketua (MPKU) Majelis Pelayanan Kesehatan Umum) PDM, H. Sunarko., S.Pd, M.Med.Ed. Hadir juga Ketua PCM Magelang Utara, H. Widodo,. M.Ag. Termasuk para pengurus PRM serta ibu-ibu Aisyiah dan lainnya.

PDM: Pimpinan Daerah Muhammadiyah. PCM: Pimpinan Cabang Muhammdiyah. PRM: Pimpinan Ranting Muhammadiyah.

"Kalau saya boleh bilang, program-program Lazismu patut diacungi jempol. Semangat sekali. Inovatif," puji Drs. Ngaderi saat memberi sambutan.

Dalam Ramadan 1443 H, Lazismu tersebut mentasyarufkan kepada 3.410 orang penerima manfaat. Pentasyarufan ini merupakan bentuk amanah dari para muzakki dan donatur yang mengamanahkan hartanya melalui Lazismu.

Ketua Lazismu Kota Magelang Andi Triyanto menyampaikan, selama Ramadhan 1443 H, Lazismu mampu mengelola amanah muzakki dana Zakat Infaq Sedekah (ZIS) senilai Rp346.444.534.

"Ini tentu kepercayaan yang sangat mahal yang harus menjadi komitmen Lazismu dalam menjaga amanah umat," ucapnya.

Lazismu di Kota Magelang mulai beroperasi sejak 2016. Awal mula kantor pelayanan ada di Jalan Soekarno Hatta, sebelah persis Masjid Al Ittihad.

Kini sudah menempati kantor baru di Kompleks Perguruan Muhammadiyah, Jalan Tidar No 21.

Pengumpulan zakat, infak, dan sedekah Lazismu Kota Magelang di tahun 2022 ditarget Rp1,7 Miliar. Cangkupan pemanfaatannya ada Enam Pilar. Yakni: bidang pendidikan, ekonomi, kesehatan, kemanusiaan, dakwah keagamaan, dan lingkungan.

Secara nasional Lazismu di bawah Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah berdiri pada 2002. Kehadirannya untuk memberikan sumbangsih dalam mendorong keadilan sosial, mengentaskan kemiskinan dan meningkatkan indeks pembangunan manusia.

Di Masjid Muhajirin, untuk kajian sorenya diisi oleh ustadz muda: Ustadz Iqbal Widjani, LC. Jamaahnya ada sekitar 60 orang.  

Pesan yang Aksan tangkap dari tausiahnya adalah: jadilah manusia bersyukur. Karena kalau bersyukur, kenikmatan akan selalu ditambah.

Malam harinya berlanjut tarawih. Imamnya dari PDM: H. Sunarko. Yang kultum: H. Ngaderi Budiono. Imam Isaknya: dr. Ahmad Jazuli, MPH.

Sebelum kultum berlanjut, ada santunan kepada anak yatim. Dan juga penghargaan kepada ustadz di wilayah Magelang Utara: "Ustadz Tangguh". Untuk santri juga ada: "Santri Tangguh".

"Semua serba tangguh. Karena di musim pandemi ini harus tetap tangguh," kata Fury kembali menjelaskan.

Dalam kesempatan itu, Aksan menengok, di belakang tempat pengimaman salat di Masjid Muhajirin, ada meja untuk tempat microfon berdiri. Di sekitar itu ada tiga kaleng "Infaq Subuh" Lazismu.

"Tidak ada satu subuh pun yang dialami hamba-hamba Allah kecuali turun kepada mereka dua malaikat. Salah satu di antara keduanya berdoa; "Ya Allah, berilah ganti bagi orang yang berinfak", sedangkan yang satu lagi berdoa. "Ya Allah, berilah kerusakan bagi orang yang menahan (hartanya)".

Di atas adalah arti dari sebuah hadist yang diriwayatkan Bukhari. Hadist ini juga tercantum dalam kaleng berwarna putih berpadu dengan oranye. Tingginya sekitar 15 cm. Diameter 7 cm.

Kaleng tersebut bisa menjadi tempat berinfak secara mudah. Praktis.

Yang dimasukkan bisa uang koin. Ataupun, lembaran biru bergambar Pattimura hingga merah bergambar Soekarno-Hatta. Itu terserah-terserah saja.

Jika sudah penuh bisa diantar ke Kantor Lazismu. Jika tidak sempat, bisa minta petugas Lazismu untuk mengambil. Di kaleng ada nomor kontaknya.

"Mas, saya bawa satu untuk saya bawa pulang,"  pinta seorang ibu yang ikut kajian sore.

Di rumah Anda, apakah sudah ada kaleng "Infaq Subuh"? (TitahKita)

(DUKUNG TULISAN INI)

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Selanjutnya Gus Baha: Walau Susah, Paksa Bahagia agar Ridho dengan Qodho dan Qodar
2
0
KAJIAN dari Gus Baha sudah banyak beredar di dunia maya. Tidak sedikit yang viral di media sosial (medsos).Isi kajiannya renyah. Isi pembahasannya didominasi hal-hal yang ringan. Ada seriusnya. Ada guyonannya. Lengkap.Gus Baha memilik nama lengkap KH Bahauddin. Ayah beliau Kyai Nursalim (alm). Gus Baha kini melanjutkan estafet kepemimpinan di pondok pesantren Al-Quran di Kragan, Narukan, Rembang, Jawa Tengah.Kajiannya tidak hanya di seputar pondok. Tapi secara rutin juga mengisi pengajian di Yogyakarta. Dan, juga di wilayah Jawa Timur.Di alam maya. Kajian beredar. Pokok bahasan diantaranya tentang kehidupan. Dalam ceramah, Gus Baha bertutur:“Tidak punya rasa takut, tidak punya rasa gelisah harus kita tiru. Karena kalau kita punya rasa gelisah, lama-lama, maka tidak ridho dengan qodho dan qodar.”Atas dasar itu, Gus Baha berprinsip bahwa hidup harus bahagia.“Mulo kudu ceria (maka harus ceria, happy),” katanya dalam channel Youtube Lentera Zaman Channel.Bila hidupnya dilanda susah. Beliau yang bicara jeplas-jeplos ini selalu memaksa untuk menghilangkannya. Sebab kalau tidak. Jika dibiarkan. Maka bisa berdampak tidak bisa menerima kenyataan -- takdir.“Lho kulo (saya) sebagai manusia sering susah. Tapi saya paksa. Susah itu saya hilangkan. Kalau saya rasakan terus, lama – lama saya gak ridho mik (dengan) qodho dan qodar.”Makanya pilihannya dipaksa untuk senang. Kalau dalam kondisi susah, nanti bisa jadi kebiasaan. Susah terus. Kan repot.Masak hidup ini dirasa susah terus. Bisa stres. Depresi.   Dimisalkan, memiliki santri yang kurang pandai pun tidak dirasa susah. Apa adanya.Ada yang datang mengaji. Tidak mudah paham, tidak mudengan pun tidak dipersoalkan.  Semua diterima dengan bahagia.“Pokok e seneng kuwi ngibadah (Senang itu ibadah). Sifate wali iku Laa Khaufun Alaihim wa Laa Hum Yahzanuun. Ndak (tidak) ada rasa takut, ndak (tidak) ada rasa susah,” terangnya dalam video dengan judul Gus Baha’ : anda lagi gelisah, susah & sambat. Nonton video ini !!!Sebagai manusia, layaknya kita, Gus Baha pun memiliki rasa khawatir.  Diantara kekhawatirannya tentang kehidupan keturunannya -- anak cucunya, di masa mendatang.“Saya sebagai manusia sok (sering) khawatir. Suk (kedepan) nasib anakku piye (bagaimana)? Nasib putuku piye (nasib cucuku bagaimana)?“Tapi angger aku eling (tapi kalau saya ingat). Saya ada karena Allah. Dan saya punya rezeki karena Allah,” jelas Gus Baha yang selalu mengenakan baju lengan panjang putih.Diantara rezeki itu menyangkut kekayaan dan kesuksesan.Sehingga tidak dapat dipungkiri. Bahwa di dunia ini banyak orang kaya dan orang sukses.Kaya dan suskses itu lahir bukan karena hanya sikap dari orang bersangkutan. Tapi ada campur tangan Tuhan Yang Maha Kaya.Kadang orang kan berpikir, anakku nek ora tak tinggali warisan piye (kalau tidak saya tinggali warisan bagaimana)?”Tapi kenyataanya. Banyak orang tidak punya warisan bisa kaya. Tidak ditinggali harta benda melimpah, tanah hektaran, juga bisa kaya raya.Orang tuanya tidak memiliki latar belakang pendidikan tinggi. Anaknya bisa sukses secara akademik. Itu nyata.Hal tersebut karena manusia itu, tanpa Allah, bukanlah siapa-siapa. Di depan aturan Allah, manusia tidak ada apa-apanya.Ketika rahmat Allah tidak terbatas, maka dalam kondisi apapun, Allah SWT tetap sebagai Tuhan. Bukan yang lain. Ini tauhid.“Selama pengerane Allah, itu Al-Kahfi. Zat kang (yang) mencukupi. Allah Ar-Rozik, zat yang memberi rizki. Kenapa agama ini tidak bisa mati. Karena Allah itu Al Hadi (petunjuk),” jelasnya dalam video berdurasi 23 menit 14 detik.Di channel lain, Motivation Project, Gus Baha juga membahas tentang bahagia. Dengan penjelasan berbeda.Dijelaskan, pengarang kitab Al-Hikam, Syekh Ibnu Athaillah as-Sakandari, punya resep agar hidup bisa senang.“Usahakan sedikit sekali apa yang bikin kamu senang. Maka, akan sedikit sekali yang bikin kamu susah,” tandas Gus Baha didurasi awal channel tersebut.Gus Baha yang selalu mengenakan peci hitam lantas bercerita panjang lebar. Tetapi setelah itu kembali menjelaskan tentang hal di atas.Gas Baha pernah ditanya. Apa resepnya, kok tidak pernah kelihatan susah?“Resepnya ilmu begini, kata (kitab) Hikam.“Kamu harus yakin, bahwa di sisa hidup Anda itu tidak akan maksiat lagi,” jelasnya dalam video dengan judul “(Ngaji) Gus Baha – Prinsip Urip Anti Susah”.Sehingga kalau melakukan maksiat. Anggap saja itu yang terakhir. Setelah itu meninggal dunia. Atau, sudah tidak ada kehidupan di dunia ini. Kiamat.“Karena cara berpikir kita membayangkan hidup 40 tahun lagi. Misalnya saya 40 (tahun), membayangkan hidup akan 4 tahun lagi. Sampeyan (Anda) misalnya 25 (tahun), membayangkan hidup 25 tahun lagi.”“Sehingga mengganggap durasi 25 tahun, ora maksiat kan mohal (tidak melakukan maksiat itu tidak mungkin).”Terjadi dialog lagi dengan jamaah yang berisi guyonan tapi berisi. Setelah itu menjelaskan lagi. Gus Baha mengingatkan agar bisa menata niat.Dalam kesehariannya pun tidak peduli apa kata orang lain terhadap kehidupannya.“Sehingga saya tidak pernah membayangkan (memikirkan), tonggoku senang aku opo ora (tetangga saya senang saya atau tidak).”“Kecewa tidak kecewa tidak penting.”Dalam hidup ini, yang dicari adalah ridho Allah. Bukan sanjungan dari manusia. Bukan penilaian dari manusia.“Yang dicari adalah ridhonya Allah. Bukan ridhonya yang mengaji (manusia). Bukan ridhonya konsumen (manusia)."Itu apa? Makhluk. Gak penting.”Sehingga harus dilatih.“Sedikitlah kamu gembira dengan satu hal, nanti akan sedikit yang kamu kecewa,” tandasnya. (TitahKita)(DUKUNG TULISAN INI)
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan