DUA malam lalu saya mendengarkan ceramahnya Dr Fahruddin Faiz. Ada poin yang memikat.
Kalimat yang menghentak: akal adalah budaknya perasaan.
Mendengar budak kok rasa-rasanya orang yang terpinggirkan. Orang dikuasai orang lain: seperti tidak punya kemerdekaan. Harus patuh pada juragan. Apapun perintahnya.
Perbudakan sudah ada sejak masa Socrates, Plato, dan Aristoteles. Meski demikian, Islam kemudian membuat syariat untuk memerdekaan budak dan tidak mensyariatkan perbudakan.
Tapi yang dimaksud dalam budak dalam kalimat di atas bukanlah budak: perbudakan manusia. Tetapi soal patuhnya akal terhadap perasaan. Seolah: akal...
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰