Akal Budaknya Perasaan: Jangan Pikir Dalam-dalam, Nanti Sakit Lho...

5
0
Deskripsi

DUA malam lalu saya mendengarkan ceramahnya Dr Fahruddin Faiz. Ada poin yang memikat.

Kalimat yang menghentak: akal adalah budaknya perasaan.

Mendengar budak kok rasa-rasanya orang yang terpinggirkan. Orang dikuasai orang lain: seperti tidak punya kemerdekaan. Harus patuh pada juragan. Apapun perintahnya.

Perbudakan sudah ada sejak masa Socrates, Plato, dan Aristoteles. Meski demikian, Islam kemudian membuat syariat untuk memerdekaan budak dan tidak mensyariatkan perbudakan. 

Tapi yang dimaksud...

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Selanjutnya Cara Takmir Masjid Jogokariyan (1) Layani Jamaah, Sepeda Motor Hilang Diganti Baru
1
0
INI ada bentuk pelayanan berbeda. Dari pengurus masjid ke jamaah. Di antaranya ini menjadi suguhan Takmir Masjid Jogokariyan.Lokasi masjidnya ada di Jalan Jogokariyan 36, Kelurahan Mantrijeron, Kecamatan Mantrijeron, Kota Yogyakarta, DIY.Pelayanan ke jamaah sangat diperhatikan. Hal kecil saja, seperti sandal jepit tak luput dari perhatian. Bila hilang akan diganti.Barangkali ada yang menganggap, nilainya tidak seberapa. Per pasang, merek yang umum, yang biasa dipakai, paling tidak harganya Rp 11 ribu, atau Rp 15 ribu paling tinggi.Ini menyangkut keamanan. Keamanan barang milik jamaah, pengunjung masjid.“Jadi masyarakat itu memerlukan fasilitas, keamanan, kenyamanan, pelayanan yang baik,” kata Ketua Dewan Syuro Tarkmir Masjid Jogokariyan, Ustadz Muhammad Jazir ASP dalam sebuah acara di televisi swasta nasional.Yang siap untuk diganti bukan hanya di kelas sandal. Tapi juga sepatu, sepeda. Bahkan, berani mengganti sepeda motor bila ada yang hilang.Wujud gantinya dipastikan dengan yang baru. Merek sama, warna sama. Tinggal pilih.“Jika Anda kehilangan sandal, sepatu, sepeda, sepeda motor di masjid, akan kami ganti baru, dengan merek yang sama. Takmir bertanggung jawab,” tegas Ustadz Muhammad Jazir melanjutkan perkataannya.Rasa tanggung jawab mengganti barang-barang di atas, sebagai jaminan atau garansi.Pesannya menjaga keamanan jamaah. Di masjid benar-benar aman. Dampaknya jamaah menjadi nyaman.Kalau sudah begitu betah di masjid.Jamaah tidak bosan lagi datang untuk beribadah. Atau melakukan hal lainnya: mengaji, sedekah, kegiatan sosial, kegiatan kesehatan.Jamaah datang lagi dan datang lagi. Tanpa henti.Tapi meski begitu, suatu ketika, pernah ada jamaah -- anak usia sekolah kehilangan sepeda onthel di masjid --. Setelah dilapori. Takmir datang ke rumah korban untuk mengganti.“Kebetulan (barang yang hilang) paling mahal baru sepeda. Sepeda motor belum.”“Anak itu masih SMP ke masjid naik sepeda. Kemudian selepas shalat asar dia mau pulang, sepedanya gak ada. Nangis kan. Ditanya rumahnya mana, sepedanya apa. Kita antar ke rumah kita bawa uang.”Di rumah anak tersebut, takmir tanya kepada orang tuanya.“Berapa dulu beli. Rp 1,6 juta pak. Ya udah kita ganti. Diterima oleh ibunya. Diserahkan lagi untuk infak saja.”Suguhan pelayanan seperti itu tidak membuat infak masjid melarat. Tapi sebaliknya, melonjak tajam. Di tahun 1999, setahun infaknya Rp 800.000.Kini? tahun 2019.“Infak masjid meningkat jadi Rp 3,6 miliar setahun.” (TitahKita)(DUKUNG TULISAN INI)
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan