
Seorang pria tampan dan esentrik mengajak kencan barunya berpacaran di suatu tempat yang begitu jauh dari kota.
pegunungan di daerah Bogor yang sejuk dan penuh dengan pepohonan.
Dimana mereka akan menginap di suatu kabin di sebelah danau.
Namun tempat itu sungguh jauh dan asing bahkan bagi kalangan yang suka travelling.
Mau saja perempuan ini diajak oleh pria yang baru dia kenal.
Ke suatu tempat yang sepi, terlantar, dan jarangnya ditempati orang?
Ada yang tidak beres.
Seorang pria tampan dan esentrik mengajak kencan barunya berpacaran di suatu tempat yang begitu jauh dari kota.
pegunungan di daerah Bogor yang sejuk dan penuh dengan pepohonan.
Dimana mereka akan menginap di suatu kabin di sebelah danau.
Namun tempat itu sungguh jauh dan asing bahkan bagi kalangan yang suka travelling.
Mau saja perempuan ini diajak oleh pria yang baru dia kenal.
Ke suatu tempat yang sepi, terlantar, dan jarangnya ditempati orang?
Ada yang tidak beres.
Memang harus kuakui. Pria ini terlahir begitu tampan. Teralu tampan.
Dari potongan rambutnya, dia pasti bayar mahal hair-stylistnya, dia memakai earing yang begitu cakep. Tidak perlu anak cowok memakai earing yang begitu kinclong
Dan kaosnya stylist sekali. Sepertinya harga kaosnya minimal dua jutaan.
Satu hal yang membuat aku mengintai pria ini terus adalah.
Barang di dalam kotak yang Ia sembunyikan di bagasi.
Terdapat pisau, tali, kapak, jas hujan, dan…
buku tulis yang sepertinya jurnal pribadinya dia.
Yang menceritakan tentang obsesinya terhadap perempuan.
Dan hasratnya untuk membunuh!
Tentunya pria ini akan mengalami malam yang suram.
Yang tidak bisa Ia lupakan selama-lamanya.
Sesampainya di kabin.
Kabinnya kelihatan sungguh memalukan.
Gak mungkin perempuan ini bilang “iya” untuk tempat honeymoon yang begitu kumuh.
Debu dimana-mana.
Kasur dipenuhi dengan tai tikus.
Kamar mandi kayak kapal pecah.
kasur yang begitu hitam dan tidak layak ditiduri.
Semuanya hancur parah kecuali perlengkapan untuk membunuh wanita malang itu.
Awalnya wanita itu tersanjung dan merasa ada hati dari pria yang mengajaknya untuk liburan.
Sekarang, dia merasa tidak tenang. Terima kasih dengan kabin yang tidak pernah dirawat.
Pria itu memperkenalkan kabinnya seperti tour guide untuk museum nasional.
Dengan bangganya dia ngaku.
“Kabin ini kubeli sendiri seharga tiga miliar.”
“Kabin ini adalah investasi terbaik-ku.”
“Aku ingin menghabiskan masa tuaku di rumah ini.”
“Kita bisa selalu bercinta di tempat ini selama-lamanya.”
Wanita itu hanya bisa diam mendengar omong kosongnya.
Dan terpaksa untuk setuju dengan makanan yang dia beli dari tengah jalan.
Saat wanita itu mengisi perutnya, pria psycho itu menyiapkan proyek utamanya.
Ia mengambil kotaknya yang berisi semua mainannya.
Yang memulai awal dari tragedi wanita muda itu. Jika aku tidak mengintai dia saat ini.
Pria itu mengajak dia masuk ke kamar. Namun akal sehat dari wanita itu akhirnya muncul di kepalanya.
“Maaf say, tetapi aku harus pulang secepat mungkin” katanya.
Pria itu sudah menduga dia tidak akan merasa nyaman.
Dan dia sudah siapkan apa yang perlu agar dia tidak kemana-mana.
“Sayang, aku gak mau kamu pergi.” ujarnya sambil mengeluarkan pisau yang besar sekali dari kantungnya.
“Kamu cantik sekali babe. Kamu tau itukan?”
Katanya saat perempuan itu membeku di depan kasur itu.
Tidak percaya pria yang Ia percaya sepenuh hatinya.
Adalah orang gila.
Yang punya hasrat untuk berhubungan intim.
Dengan tubuhnya yang tidak bernyawa.
“Kalau kamu berteriak kamu mati. Tetapi kalau kamu tengkurap di atas kasur itu. Mungkin. Mungkin kamu akan hidup.” katanya sambil menunjuk kasur itu dengan pisaunya.
Wanita itu menangis dan terpaksa untuk berbaring di kasur itu.
Nafsunya menarik dia untuk berjalan ke perempuan itu secepat mungkin sambil memegang tali dan pisau.
“Aku ingin sekali membuka bajumu!”
Tidak tahan, aku langsung menampar pipi kirinya.
Dia bingung apa yang terjadi.
Mengapa angin tiba-tiba menampar dia?
kemudian dia merasa seperti ada pisau yang menusuk pinggang kirinya.
Dan memukul tangannya yang memegang pisau.
Pria itu bingung apa yang baru saja terjadi.
lemari yang kutarik untuk menutupi pintu membuat sih psycho berteriak seperti anak kecil.
Iya. dugaanmu benar psycho. Kejahatan tidak bisa lolos begitu saja.
Lampu mati-nyala mati-nyala sendiri.
Jendela buka-tutup dan buka-tutup.
Saat pria itu merasa tidak berdaya untuk pertama kali dalam hidupnya.
Ku lampiaskan amarahku dengan memukul dia sekeras-kerasnya.
Di perut, wajah, kaki.
Sampai kejatuhannya sendiri menakuti dia.
Aku tau dia sudah merasa kalah.
Ku izinkan dia melihat aku.
Yang menatap matanya begitu tajam.
Seperti pisau stainless steel.
Dan merasuki tubuhnya seperti virus Trojan.
Wanita itu menyaksikan gambaran mimpi buruk.
Pria itu ditarik oleh sesosok monster dari kegelapan kamar mandi.
Dengan suara aungan iblis dari balik gelap gulita kamar mandi.
Sementara kuku jari tajamnya dengan susah payah memegang lantai.
yang meninggalkan bekas cakaran di lantai.
Sementara kuku-kukunya patah, putus dan berdarah.
Sambil berteriak-teriak minta tolong.
Ha!
Kurasuki pria gila itu dan menunjukan segala mimpi buruknya.
Kepala buntung yang dimakan belatung.
Mayat papa dan mamanya yang membusuk.
Tempat tidur penuh dengan tulang dan tengkorak.
Yang menelan dia menuju gelap gulita.
Dimana dia bisa teriak sekencang mungkin.
Dan tidak ada satupun yang mendengar.
Satu-satunya korban di kabin itu adalah perempuan itu.
Yang menyaksikan orang gila dihukum untuk menjadi lebih gila lagi.
Kubisik perempuan itu untuk memanggil 911.
Dan untungnya, dia nurut.
Tidak lama kemudian, kabin itu sudah dikuasai oleh polisi.
Wanita itu aman dan selamat dengan sedikit luka mental setelah menyaksikan aku beraksi.
Sedangkan sih psycho bedebah itu tertawa sendiri dengan tampang yang sudah tidak tampan lagi.
Bukan pertolongan yang Ia akan dapatkan.
Melainkan prosekusi yang menunggu dia.
Tidak tau bagaimana caranya, wujud astral Professor Seth menemukan aku yang sedang ada di kabin itu.
Dan dia tidak senang.
“Angel, kamu gak bisa salah fokus terhadap kasus yang kita kerjakan.” katanya.
“Kamu fokus terhadap pembunuh berantai yang tidak ada kaitannya dengan musuh kita melainkan Hangman terus rajin bekerja dan masuh lolos dengan kejahatannya.”
“Dan aku harus biarkan wanita muda ini dibunuh sebelum dilecehkan dengan begitu menjijikan?” aku berkata.
“bukan Angel…maksudku ada ikan yang lebih besar yang harus kita tangani. Dan ikan ini bakal membunuh lebih banyak orang daripada satu psycho yang kau hentikan!”
Seth mengajak aku untuk melihat sesuatu yang ditonton oleh polisi di kabin itu.
Melalui telepon genggam mereka masing-masing.
Aku menonton breaking news. Dimana kejadian bunuh diri masal terjadi lagi.
“Aku tau kamu mau menjadi pahlawan dan menghentikan tiap kejahatan yang bergentayangan. Tetapi Angel, kamu harus ingat pentingnya fokus dan konsistensi dalam dunia kriminalitas. Waktu dan daya kerja yang kamu habiskan sangat begitu penting dan tiap hal-hal yang kamu lakukan. Tidak peduli betapa kecilnya itu. Juga dihitung.”
Satu nyawa perempuan itu selamat.
Dan kedua belas korban Hex meninggal.
Beserta ratusan kerabat dari korban itu berduka atas tiadanya mereka.
__
Hansa bekerja begitu giat di depan laptopnya.
Dia seperti membaca, menulis, dan menyusun sesuatu.
Yang harus kita pelajari.
Sementara itu ada peristiwa baru yang membuat situasi semakin mencengangkan
Kematian dari sersan Rudi membuat kita tegang dan mengakui ketakutan dari profesor.
Mereka ada di luar sana.
Mengintai dan menginjak siapapun yang menghalangi jalan mereka.
Seperti kecoak.
Alina yang dibakar emosinya melihat berita itu berkata.
“Kenapa gak langsung tuntut RA grup sekarang juga kalau misalkan mereka yang sungguh-sungguh bertanggung jawab atas kejadian ini? kenapa gak mister William langsung serang kantor mereka dan tangkap CEOnya?”
“Itu ide yang cemerlang. Kalau kamu mau kena tuntut dua puluh tahun penjara beserta seluruh keluarga dan kenalanmu mengalami nasib terburuk di kehidupan mereka. Jugaan. Polisi masih ragu juga apakah emang benar RA grup adalah dalangnya. Sementara itu kita masih bingung dengan kelompok yang disebut “pembawa pesan” dimana yang diakui oleh orang yang ditangkap Angel.” Seth berkata.
“Salah satu bukti yang ditemukan adalah keterlibatan dari eksekutif tinggi dimana mereka bukan hanya sebagai jemaat. Tetapi juga pelayanan bagi sekte Hangman. Sudah ada video, foto, interview, dan sebagainya dimana mereka membanggakan keterlibatan mereka. Dengan bukti semacam itu, kenapa kita gak langsung ambil aksi saja? bukannya kita benar juga kalau masalah tuntutan?” Aku berkata.
“Angel. Kamu gak tau kalau grup korporat ini sangking kuatnya. Mereka membayar orang-orang untuk membunuh siapapun yang menggangu ritual ini? kalau mereka cukup kuat untuk bayar sekumpulan orang untuk bunuh-bunuh. Mereka pasti tidak bisa disentuh kalau dalam masalah hukum. Kamu. Kamu gak ngerti apa-apa deh. Kalau masalah hukum itu. Masalah siapa yang paling berkuasa. bukan yang paling benar.” Seth berkata.
“Lagi pula bukti apa yang kita punya? kita gak bisa main asal maju begitu saja guys.” Seth melanjutkan penjelasannya.
“Ini yang harus saya bilang mengenai kepolisian. Kamu belum tau ini Angel. Mereka itu. Sekarang lagi takut. Apalagi dengan salah satu kawannya yang ditembak sekarang. taukah kalau sersan Rudi juga ditugaskan dengan tugas yang sama ayahmu kerjakan? orang-orang atasan tau kalau memang ada pihak lain yang ingin konspirasi ini tetap rahasia sementara orang-orang mati terus dan tidak pernah terungkap alasannya. Dan pihak lain itu, lebih besar dan kuat daripada badan aparat keamanan. Belum lagi ngomong soal keuntungan dan apa yang bisa didapatkan atau dengan kata lain. Disita. Jika masalah ini terungkap.”
Seth berkata.
Dengan penuh percaya diri kusampaikan akalku untuk membantu polisi dalam memecahkan kasus ini secepat mungkin.
“kamu belum tau ya. kalau Mister William adalah ayahku? bagaimana kalau aku samperin Mister William, bilang hi pa long time no see, dan menceritakan semuanya yang terjadi agar ayah langsung membuat tindakan. Dan sejujurnya sih. Aku rindu sekali dengan dia. Dipikir-pikir inilah kesempatan untuk say hi dan bilang dia. Aku tidak apa-apa.”
Seth menatap saya.
“Aku tidak akan mengizinkan kamu untuk menjenguk keluarga, dan siapapun yang terdekat sebagai hantu gentayangan.”
Seth melanjutkan.
“kamu harus mengerti. Dampak yang begitu serius terhadap psikologis seseorang yang begitu rindu dengan kamu. Mereka tidak bisa terima dengan fakta kalau seseorang yang mereka begitu cintai tiada dari dunia ini selama-lamanya. Memenuhi suatu keinginan dimana yang mati bisa kembali lagi. Seperti menambah racun ke dalam luka.”
“Pantesan ya, Mister kelihatan seperti canggung dan separuh marah. Walaupun dia bermaksud untuk tegas. Aku merasakan dia seperti. Kesal dan marah besar di dalamnya”
“Memang Mister merasa seperti kehilangan seseorang yang begitu bermakna sepanjang hidupnya. Sekarang bayangkan apa yang akan terjadi selanjutnya jika memang anaknya dia bangkit kembali dari kematian.”
“Dia tida akan pernah bisa melepaskannya. Dia akan selalu mengikat kamu di sisinya. Dia akan bingung jika kamu menghilang dan pergi begitu saja. Dia semakin cinta dengan ide dan fantasinya dimana kamu masih ada. Dia akan mengorbankan segalanya demi nama cinta akan fantasi itu.”
“Aku sudah melihat beberapa orang diluar sana yang berhubungan dengan tercintanya yang sudah mati. Dan mereka tidak sanggup melepaskannya. Bukan hanya ikatan. Tetapi juga perubahan dalam kesehatan mental mereka. Banyak yang menjadi gila karena harapan akan seseorang yang mati. Banyak yang kehilangan akal budinya karena obsesi kasih sayang terhadap yang tercinta yang sudah mati. Dan Mister saat ini juga kelihatan sudah kehilangan separuh dari akal sehatnya. Semenjak Ia kehilangan anak perempuannya yang Ia rawat, kasihi, dan dibesarkan selama masa hidupnya.”
“Bayangkan jika kamu penuhi fantasi yang ada di kepalanya.”
Demikian Seth berkata.
Aku tidak tau mau berkata apa.
memang benar apa yang diakatakan Seth tetapi.
mengapa?
mengapa tidak bisa memberikan satu tanda harapan saja kepada yang membutuhkan?
Hansa yang terpaku dengan laptop sambil mengerjakan sesuatu yang entah apapun itu yang ia tulis.
Akhirnya bangun dari kasur.
“Mungkin masalah dengan kepolisian dan kita sendiri. Adalah kurangnya penelitian dalam media sosial dan dunia digital. Saya kaget saat baru tau kalau di forum misteri Enigma. Peristiwa ini sudah dibicarakan di ratusan forum dengan ribuan komentar.”
Hansa berkata.
“Banyak sekali info-info baru yang bocor dimana kepolisian pun belum tau. Dan informasi ini Seth, mungkin adalah informasi yang kita butuhkan.”
“Jadi ada tiga pihak yang menjadi tersangka. Pertama adalah Clique Pembawa pesan, kedua RA group, dan ketiga sekte Hangman. Yang harus diperhatikan adalah benang merah untuk menyatukan ketiga tersangka itu yang bisa menjadi bukti kalau mereka bertanggung jawab atas peristiwa bunuh diri ini. Salah satu figur yang terkenal di dalam sekte adalah bapak Olsen. Bapak Olsen adalah figur yang menarik yang sudah ada video dan dokumentasinya mengenai lingkaran sekte yang dia mulai untuk inner-circlenya. Dan semakin menarik lagi, terdapat artikel lama yang menulis tentang sekte Hangman dimana pelayannya terdiri dari top executive dari korporasi dan perusahaan besar. Salah satunya adalah bapak Olsen.”
“Dan baca satu artikel Vice dari tahun lalu. dikutip langsung dari bapak Olsen, dia berkata ‘kematian adalah aspek terlucu dari kehidupan. Dimana seseorang menghadapi ketakutan dari ketidak tahuan dari kehampaan gelap gulita. Siapa tau ada sesuatu yang bernilai yang bisa kita temukan di balik gelap gulita itu’ dan banyak kutipan lainnya yang membicarakan obsesinya terhadap kematian. Dan satu kutipan gila yang menggemparkan satu forum ‘Necromancy adalah ilmu pengetahuan yang mampu menyelamatkan hidup kita’ enggak mungkin pak Olsen bisa lolos begitu saja dengan pernyataan umum seperti itu.”
Hansa berkata sambil membacakan mind mapnya yang dia buat.
“bagaimana kamu bisa menemukan dan membuat ini semua?” Seth berkata.
“Aku menyusun berbagai sumber dari forum online dan menggunakan AI untuk mencari sumber itu dan menyusun kasusnya. Khususnya menyambungkan benang merah.”
Hansa menunjukan laptopnya kepada Seth dan dia melihat sebuah mind map yang berisi tiap informasi dan benang merah dari semua tersangka. Melihat skema dari RA group, pembawa pesan, sekte Hangman, dan referensi dari necromancery. Seth berkata.
“Kerja yang bagus Hans.”
Hansa berterima kasih dan senyum dengan admirasi dari Seth.
“Aku bisa mengajukan hasil pekerjaan Hansa terhadap Mister William. Tetapi sebagai satu-satunya yang paling dewasa di ruangan ini. Aku harus ceramahkan sesuatu terhadap kalian. Dunia orang dewasa bukan seperti bagaimana yang kalian pikirkan. Kalian pikir kalau sudah besar dan ke dunia luar sana. Pasti mudah untuk mencari kerja, menyelesaikan tugas, dan berhasil sebagai satu tim bukan?”
“Sayangnya bukan begitu dunia orang dewasa nanti. Di luar sana, semua orang ingin berkompetisi dan terpaksa untuk menjatuhkan sesamanya untuk mencapai tujuan pribadinya. Semua orang bukan orang baik. Ada orang jahat di luar sana. Gila, mereka bisa begitu jahat. Kalian tidak akan percaya bagaimana orang sejahat itu bisa saja ada. Dan kalian bisa kaget bagaimana teman terbaik kalian yang selalu kalian percaya sepenuh hati. Teganya menusuk kalian dari belakang dan menjatuhkan kalian ke suatu tempat yang begitu gelap. Begitulah birokrasi dan sistem di dalam masyarakat ini bekerja. Keadilan dan kebenaran tidak pernah ada. Jika kalian ingin penyelesaian yang cepat dan teratur. Jangan pernah harap kalian akan berhasil.”
Kita semua bengong. Mendengar ceramah yang begitu aneh dan mengherankan. Tidak ada satu katapun yang keluar dari mulut kita kecuali pandangan mengherankan.
“Garis besarnya sih, dunia itu gak adil. Dan dunia itu enggak gampang. Jangan anggap semuanya ini enteng guys.” Seth kembali berkata.
Seth memang benar untuk memaksa kita menginap di hotel yang megah dan ramai ini. Tempatnya selalu diramaikan oleh banyak pengunjung dan karyawan hotel. Di tengah ramainya dining hall itu dimana Hans dan Alin seru-serunya mengambil tiap makanan yang ada. Aku melihat ada satu pria yang kelihatan sangat mencurigakan mengawasi kedua saudara itu mengambil makanan.
Muka pria itu jelek sekali.
Begitu juga dengan baju kaosnya.
Mungkin pria ini dibayar untuk menginap semalam hanya untuk melihat kondisi kita.
Tetapi dia tidak akan memiliki kesempatan untuk berbuat jahat.
Sementara hotel ini akan selalu ramai.
Sesuai yang Seth katakan. Hotel ini akan full kamar untuk cukup lama.
Karena ada rombongan kantor yang menginap hampir sebulan.
Pria yang melihat begitu dengan di belakang Alina kemudian pergi keluar dari dining hall tanpa satupun dari mereka berdua menyadarinya.
Hansa dan Alin menikmati kelezatan dari hidangan istimewa dari hotel bintang lima.
Fried Chicken, American Burger, French fries, German Sausage, German Steak, Pancake, Red Beans, Ice cream.
Sementara itu, Hansa menghayati apa yang diceramahi Seth. Walaupun kita pikir Seth agak aneh dan berlebihan saat ia berbicara tadi.
“Memang bener sih yang dibilang Seth. orang-orang memang hypercompetitive dan susah untuk percaya sama orang di luar sana. Menurut pengalaman saya terutama semasa saya kuliah. Memang susah namanya percaya orang. Apalagi di dalam dunia kerja” Ia berkata.
Alina yang penasaran bertanya “bagaimana di dunia kerja Seth? oh iya saya ingat. Tahun lalu kamu sempat magang di perusahaan Tax Consultant ya.”
“Iya Lin, tetapi saya gak rindu kerja disitu. Gajinya memang mantap ya. Tetapi ogah banget kalau menghabisi seumur hidup saya disitu. Dipikir-pikir sih. Yang dibilang Seth akurat juga. Selama saya kerja di kantor itu, banyak sekali drama-drama dan konflik pribadi yang sampe mencakup masalah yang begitu sepele. Gengsi-gengsian juga bikin semakin repot juga dengan hampir tiap rekan kerja pengen naik jabatan disitu” Hansa berkata.
“Berhubungan dengan adanya orang yang memata-matai kita tadi. Memang masuk akal orang mau ambil kerjaan kotor sampai stalking orang lain demi mendapat sesuap nasi di dalam kesehariannya. Kalau misalkan pikiran kita harus tidak peduli dan skeptis besar-besaran. Memang tidak ada siapapun yang peduli akan kebenaran?” Aku berkata kepada Alina.
Alina memandang sekitarannya yang juga membuat Hansa khawatir.
“Kata Angel, tadi ada orang yang mengintai kita Hans. Memang, kalau misalkan kita memang wajib ikut norma masyarakat dunia dewasa yang begitu menyimpang dan tidak benar. Karena kita mau main aman dan tidak jatuh. Kita sama aja ingin jatuh sama-sama seperti mereka lainnya.” Alina ikut merenung ide yang disampaikan professor itu.
Mungkin ini mengapa Ayah dan Mama terkadang bersikap begitu aneh dan susah untuk dimengerti.
Pekerjaan mereka memang begitu penuh dengan masalah.
Terkadang, apa yang dibicarakan ayah saat dia kesal dan emosi tidak nyambung.
Walaupun Ayah terkadang nyebelin. Sering kali apa yang dia bicarakan masuk akal.
Dan memang untuk kebaikanku sendiri.
Aku ingat betapa gila dan berlebihan aku pada saat itu.
Aku suka memukul meja, berteriak-teriak saat guru menerangkan, mendorong anak lain sampai terjatuh dan menangis pada waktu istirahat.
dan bahkan menyerang guru kelas saya dengan menampar Dia saat ibu mencoba memberitahukan Aku.
Sampai Ia menangis dan mengeluh di depan orangtua saya akan betapa gilanya Aku ini.
Sampai pada akhirnya Aku harus dipisahkan dari teman-teman saya dan disatukan dengan kelas kusus dimana terdapat anak-anak “special” berkebutuhan kusus yang jauh lebih gila dari saya.
Susah cara menjelaskan diriku pada masa itu. Tetapi saya gemes saja untuk berlari, melompat, teriak sekencang mungkin, dan memukul sesuatu.
Sayangnya Aku melakukan itu di waktu dan tempat yang salah dan kepada orang yang salah.
Saat saya duduk di bangku kelas special ini adalah masa terburuk dari sepanjang hidup saya.
Saya selalu ditemani oleh ibu guru menyeramkan yang terus memegang tangan dan kaki saya.
Saya dilarang untuk berbuat hampir segalanya dan disitu pertama kali aku dimarahi, dikucilkan, dan saya merasa seperti seorang tahanan.
Aku tersiksa sampai Aku lampiaskan frustrasiku kepada Ayah dengan menangis di depan Dia.
Papa dan Mama selalu menceritakan perjuangan mereka untuk membebaskan saya dari kelas special needs.
Mereka berusaha dengan membina saya untuk bersikap normal.
sampai membayar mahal teman baik ayahku.
untuk konsultasi akan cara membina saya yang masih kecil.
Papa dan Mama semakin dekat dengan aku dan semakin serius dalam membesarkan saya.
Mama sampai berhenti bekerja dan Papa sering kali mengambil waktu cuti untuk menghabiskan waktunya dengan aku.
Tidak lama kemudian setelah saya beranjak SD. Saya baru bisa kembali ke kelas anak normal.
walaupun masih diawasi dan dipantau.
Saya tidak bisa lupa dengan satu perbicaraan dengan Papa. Disaat itu aku sedang bermain Nintendo Wii di kamarku sedangkan Papa baru pulang lebih awal pada pukul 1 siang yang sudah hampir menjadi kebiasaan.
Tetapi setelah momen ini, Papa sudah tidak pernah lagi pulang siang dan kembali memenuhi kewajibannya sebagai private agent.
Saya mendengar suara Papa dari lobby depan yang menyambut Mama dengan nada terkejut. Mama bertanya mengapa Ia sekali lagi cuti waktu dan kedengarannya seperti Mama kecewa dan khawatir akan jenjang karirnya.
Iya, saya ingat dulu pengeluaran kita begitu banyak untuk memuaskan kedagingan kita.
Cheesecake, PS4, Susu Import Belanda, coklat swiss, Iphone, PC custom, dan lain sebagainya.
Sementara itu Papa terus potong gaji, kena teguran, dan memaksa Mama untuk tidak ambil kerja sampingan.
Saya tidak menyadari Papa masuk ke kamar saya karena saya teralu terpaku dengan Nintendo.
Saya sudah restart ke sepuluh kalinya untuk memecahkan suatu level di super Mario Wii di diificulty paling susah.
Saya menghiraukan Papa sampai Ia menyebut namaku empat kali dan Aku melihat tangannya meraih Nintendoku yang memaksa aku untuk pause secara.
Tentunya aku mengeyel..
“Pa..saya mau tamat nih!” ujarku.
“kok sama Papa gak sopan sih Ngel?” ujar dia dengan nada kasihan.
“Pa..tolong jangan ganggu aku. Saya akhirnya bisa selesaiin level volcano di difficulty nightmare.”
“hmm…kalau begitu Papa gak jadi beliin barbie ya. Kamu gak boleh bersikap seperti itu sama orangtua.”
Papa menatap aku yang terpaku dengan game itu selama beberapa menit sebelum Ia bangun dan keluar dari kamarku.
Aku gagal focus karena Papa mematahkan janjinya untuk membelikan barbie edisi baru sampai Aku gagal melewati obstacles dan terjatuh yang menghabisi nyawaku.
Game Over!
Setelah sekian lama dan berkali-kali mencoba. Akhirnya aku sekali lagi gagal dan saya frustrasi dengan kekecewaan yang menjatuhkan hatiku. Setelah aku kalah aku memanggil Papa dengan niat untuk memohon dia untuk membeli Barbie yang kunantikan.
“Paa Paa…maaf Pa. tolong jadiin beli barbie saya”
“Sudah ada aturan di rumah ini. Tiap kali kamu bersikap buruk. Ada denda yang harus kamu tanggung. Kamu sudah ngeyel di depan Papa dan itu sudah kelewatan Ngel!”
“Pa ok deh…maaf. Gak bakal saya ulangi lagi.”
“ini sudah kesepuluh kalinya. Dan ngomongnya sama terus. Gimana mau berubah? Udah bosen nih Papa.”
Kemudian Papa lanjut.
“Kamu mungkin gak ngerti masalah saya. Tapi Papa mau jujur ya. Papa itu kayak sih Januar. Sering kali bolos dan keluar kelas sampai-sampai orangtuanya dipanggil kepala sekolah.”
“Iya Pa..Mama selalu bilangin saya kalau Papa sering keluar kerja dengan alasan menjaga kita?”
“Iya Ngel. Sampe-sampe kamu gak mau lagi dibantu belajar dan ngerjain PR. Sampai Papa sendiri bersedia nyelesain PR mu sendiri karena kamu harus tau satu trik untuk mengerjakan matematika dengan sumper gampang”
“Pa..kata bu Alis kalau anak yang suka bolos dan kabur kelas gak bakal punya masa depan dan susah untuk lulus SD. Nanti Papa kalau sering bolos begitu nanti Papa bisa dikeluarkan loh!”
“oh begitu kata ibu Alis? Apa kalau saya bilang Ngel. Di dunia luar sana, yang nilainya tertinggi, pejuara, dan paling disegani bapak,guru, dan senior adalah yang paling pintar menampilkan dirinya terbaik di depan orang-orang? apa kalau saya bilang kecerdikan dan cara kamu sikap yang akan membawa kamu kesuksesan. Bukan kerja keras atau mengikuti jadwal kelas seperti biasanya”
“oh begitu pa?”
“Iya..saat Papa masih muda. Saya sudah mengerti sendiri betapa tidak pentingnya mencari nilai dan memenuhi kewajiban sekolah. Papa mengasah pikiran saya untuk kreatif dan menjawab tiap pertanyaan secepat kilat. Aku yakin Angeline lebih genius dan cekatan dari temen-temen kelas kamu. Tanpa ikutin apa yang disuruh guru-gurumu.”
Kemudian Papa tersendak dan mencoba mengklarifikasi perkataannya “B-bukan berarti Angeline harus bolos ya. Ohh enggak. tolong jangan. Maksud saya. Angel harus pintar dan selalu berpikiran waspada untuk menjawab tiap pertanyaan dan melewati tiap rintangan. Itu bisa ulangan, bully, nyari pacar, bencana, apapun itu. Aku mau Angel seperti Papa.”
Saya yang masih SD hanya menyimak mulutnya bergerak sementara itu perkataannya masuk kemudian keluar lagi dari telingaku. Dengan begitu ribetnya pesan yang coba Ia sampaikan Aku balas dengan pertanyaan.
“apakah Papa bisa bolos dengan menyelinap absensi?” Aku bertanya.
“bukan..enggak Ngel. Kamu gak boleh melakukan kenakalan semacam itu! Maksud saya..begini, Banyak orang diluar sana yang memang. Senior, guru, boss, atasan. Kamu harus mematuhi mereka Ngel. Tetapi juga harus tau. Gak semua orang kamu bisa percaya gitu saja. Gak semua guru-guru yang membina kamu adalah orang yang baik ataupun ingin yang terbaik buat kamu. Apalagi niat dalam pekerjaannya. Tapi tau siapakah orang yang akan seratus persen peduli dengan kamu dan ingin yang terbaik bagi hidupmu?”
Papa memegang kedua pundak sambil berjongkok. Menyetarakan tubuhnya yang tinggi seperti raksasa dengan badanku yang kecil dan mungil.
“Papa, Mama dan Rockson. Kitalah yang menginginkan yang terbaik bagi hidupmu. Memang hormatilah siapapun di dalam hidupmu. Tetapi tau juga kalau orang-orang diluar sana beragam. Dan bisa saja tidak memiliki niat yang baik bagi dirimu. Tau kan Papa absen terus dari tempat kerjaku? Karena Aku benar-benar peduli denganmu. Aku ingin kamu bertumbuh sebagai anak yang cerdas Angel. Itulah mengapa Papa selalu ada besertamu untuk apapun yang kamu hadapi. Berantem sama Desi? ‘ngutang’ sama Rio? Buku perpustakaan yang lupa kamu balikin? Papa sampai bersedia pulang cepat untuk menuntaskan semua masalah yang kamu hadapi.”
“Terima kasih Pa Tetapi. Apakah Papa akan terus menyertaiku bahkan sampai Aku kerja juga?”
“Nah, ini yang mau saya sampaikan Angel”
Aku ingat sekali Papa mengajak saya masuk ke kamarnya yang begitu megah dan menyuruh Aku duduk di sofanya Bersama Dia.
“Papa sudah melakukan perannya untuk menuangkan belas kasihan, cinta, dan kasih sayang terhadap kamu. Cepat atau lambat kamu akan bertumbuh besar. Dan setelah kamu besar nanti. Waktunya Gantian. Kamulah yang akan menebar cinta dan kasih sayang terhadap orang-orang. Tanpa pengecualian. Aku mau kamu untuk menjadi berkat yang mengubah kehidupan teman-temanmu untuk yang terbaik. Aku mau kamu menjadi sumber kebahagiaan yang juga bersedia untuk membantu mereka yang menderita dan tidak berbahagia. Suatu saat matamu akan terbuka dan mengerti banyak hal di dunia ini. Mungkin sesuatu yang kamu sesali dan terus menyakiti kamu. Dan juga Sesuatu yang ayah benci dan enyahkan dari rumah ini. Lalu suatu saat kamu juga akan melihat Angel kalau. Dunia ini memang keras, masyarakat tidak sesuai dengan apa yang kamu inginkan, dan banyak hal buruk yang malah dipelihara. Tetapi Papa kasi pesan dari sekarang ini. Jadilah sumber pengaruh. Bukan biarkan dirimu dipengaruhi. Mungkin kamu masih teralu kecil untuk mengerti ini Tetapi. Jadilah berkat bagi semua orang dan jangan biarkan kejahatan mengubah kamu.”
Walaupun Aku yang SD tidak mengerti apa yang Papa coba sampaikan. Pesannya yang disampaikan sungguh bermakna, aku tidak bisa melupakannya sampai sekarang. Orangtua saya sangat berperan dalam perkembangan aku semasa Aku kecil. Ayah selalu membina Aku dan mengajarkan hal-hal baru tiap masanya.
Tetapi tidak semuanya kederangan indah dari orangtuaku.
Terkadang, apa yang disampaikan Ayah dan Mama begitu terbalik.
Dan pesannya begitu kontradiktif.
Suatu hari, saat aku masih kecil sekali. Ayah dan Mama begitu kecewa dengan nilai ujian matematika saya yang begitu jelek.
Saya ingat betapa kecewanya Mama dengan nilai matematika saya sewaktu kelas dua SD.
Masa saat saya masih banyak bermain dan teralu dimanjakan oleh Ayah.
Bukan hanya matematika yang mengecewakan. Termasuk juga pelajaran sains, budi pekerti, dan Bahasa Indonesia.
Memang pada saat itu, saya kebanyakan main game dan diizinkan ayah untuk kebanyakan jalan-jalan bersama keluarganya Venti.
sampai-sampai Papa juga ikut main PS3 saat aku lagi asik-asiknya main.
Daripada persiapan untuk ujian akhir semester.
“Angel, mulai sekarang PS, PSP, Nintendo dan Handphone aku sita! kamu hampir aja gak naik kelas Ngel! kamu gak tau kalau kita baru saja dipanggil sama kepala sekolah karena satu mata pelajaran lagi, kamu bisa ketinggalan kelas?”
Mama berkata sambil menggendong Rockson yang masih baby.
Sementara aku kesal sekali sambil dicampur dengan rasa takut.
Aku juga ingat semasa SD, aku juga sangat manja dan gak bisa dengar-dengaran.
Kebencian menguasai hatiku, aku sampai pergi dari pandangan mama dan mengurung diriku di kamar mandi sementara Mama terus menyebut nama panjangku.
Situasi yang memanas itu cepat ditenangkan dengan Ayah yang datang untuk mengetuk pintu kamar mandi dan berkata.
“Angel, boleh gak Papa masuk?” Ia berkata.
Walaupun Ia tau sendiri kalau aku ada masalah dengan nilai ujian akhir.
Tetapi yang masuk malah Mama dengan ayah dibelakangku.
“Angel, kamu harus tau. Kamu kedepan mau menjadi apa? dengan nilai yang begitu jelek. Kamu bisa gak naik kelas. Susah loh kalau gak naik kelas. Gimana kamu bisa nyari kerja? gimana kamu bisa sekolah tinggi? gimana kamu bisa membaur dengan masyarakat nanti? memang kamu mau gagal? mau jadi babu? Mau kalau orang anggap kamu seperti-”
“Ma, jangan begitu. Menurut saya-”
“Enggak Will, jangan begitu. Anak ini harus tau dan diberi pelajaran.”
Baru sekarang sadar. Bagaimana Mama dan Papa memang selalu bertolak belakang.
Itulah mengapa ceramah orangtua kadang membingungkan.
Kadang apa yang dididik sama sekali gak ada artinya.
Kadang kamu dimarahi, dibentak, dihukum. Tetapi semuanya itu gak pernah menyelasaikan masalah dan solusi.
Yang seharusnya kamu gak perlu pusingin.
Seth memang benar.
Dunia ini penuh dengan bullshit.
Setelah makan sepuasnya seperti raja dan ratu.
Kedua saudara itu mencari udara segar di daerah balkoni dari dining hall.
Sambil memandang pandangan kota yang indah. Hansa melanjutkan cerita pengalamannya saat dia masih magang.
“Sebenarnya aku lebih nyaman bekerja sebagai pegawai intern kacung dari tim lama saya. Daripada menjadi pegawai asosiat tetap yang kerjaannya itu. Bukan cuman lembur dan beresin tugas klien doang. Asal tau aja, ada politiknya juga di ruang kerja. Kamu gak tau apa yang bisa membuat kamu dipecat dan dibenci sama co-worker kamu. Memang..ya memang begitu sih. Tempat kerja sudah menjadi lingkungan penuh dengan politiknya. Untung saja aku tidak menerima tawaran bekerja disitu sebagai asosiat setelah lulus. Gue ngeri sih yang namanya drama-drama di dalam organisasi gitu. Saya bukan pribadi yang agak songong dan bisa menang popularitas di ruangan itu. Enggak, kepribadian saya adalah berkarya. dan saya gak mau nanggung masalah politik dan permasalahan dengan sesama staff cuman untuk mempertahankan gaji perbulan” Hansa bercerita dengan Alina.
“oh begitu ya Hans. Tetapi kalau masalahnya begitu. Kamu bisa cuek aja kan? gak perlu berambisi tinggi? yang penting tugas selesai, dapat gaji, dan sudah. Jangan nyari promosi jangan nyari naik gaji?”
“Enak aja Lin. Gak mungkin colegamu bakal izinin kamu kerja senyantai itu. Memang kerap kali selalu ada masalah di ruang kerja. Dan masalahnya itu, pasti akan meliputi hampir semua staff sampai-sampai sengaja untuk menjatuhkan juga. Saya sudah belajar banyak dari senior saya di tempat kerja. Sharing dan berbagi pengalaman mereka secara langsung. Dan dari cerita mereka ya, sampai diri saya sendiri resah dan emosi dengan drama-drama dan gosip di ruang kerja. Untung saya cuman mengintai saja sebagai spektator. Bukan yang ngalamin secara langsung. Saya gak bisa bayangin kalau nasib saya seperti cerita-cerita drama yang saya dengar di tempat kerja itu.”
Ujar Hansa sementara Alina yang masih di bangku SMP dan lugu mendengar semua pengalamannya.
“Selamat datang di dunia orang dewasa Lin. Dewasa ataupun remaja. Semuanya sama aja berdasarkan ukuran mentalnya.”
__
Di ruang kamar kita berempat kembali lagi meeting.
Kali ini, professor menunjukan sesuatu yang begitu menarik.
Sebuah kalung.
Kalung dengan hiasan yang berbentuk kunci.
Namun kuncinya seperti terbuat dari kristal.
Menurut saya. Kalung itu kelihatan seperti suvenir yang kamu beli di tengah jalan.
“Kalian sudah tau kan hukum kekuatan kepercayaan yang menyebabkan Angel dan hantu-hantu lain untuk ada dan memiliki berbagai macam kekuatan?” Seth berkata.
“Hangman memanen kekuasaan dan membangun kekuatannya bukan hanya dari ketakutan dan penyembahan dari pengikutnya. Tetapi juga jiwa-jiwa yang dia curi dan asimilasi untuk menjadi bagian dari satu entitas paranormal berkuasa. Tidak mungkin Angeline sendiri saja mengalahkan sesosok entitas yang disebut sebagai nabi.”
“Apa yang kita butuhkan adalah peluru perak. Peluru perak yang menjadi tesis bagi dewa yang suka sekali disembah dan dimuliakan. Lawan dari penyembahan tentunya adalah skeptisisme. Tidak ada yang membuat orang begitu skeptis jika melihat juruselamat mereka ditampol babak belur oleh entitas lain yang lebih kuat.”
“Oleh karena itu, kita membutuhkan lebih banyak firepower. Dan kalung ini adalah firepower yang memanggil entitas yang bisa jauh lebih kuat jika kita menggunakannya dengan benar.”
“Ini adalah kalung kunci surga. Kalung yang kuambil dari gudang arsip rahasiaku menyimpan kuasa yang sangat berbahaya namun memegang peluang yang begitu tinggi jika kita menggunakannya dengan benar.”
“Entitas di dalam kalung ini adalah sejenis spekter putih yang sudah ada selama ratusan tahun. Misterius dari mana asal entitas ini. Apakah spekter tersebut adalah manusia? Atau makhluk dari dimensi lain? Tidak ada yang tau.”
“Satu informasi yang kita dapatkan adalah, semacam ritual untuk memanggil bagian dari entitas ini. Ritual tersebut adalah ritual membaur. Membaur dengan yang mati. Berkenalan, bergaul, dan bercakapan dengan orang-orang yang sudah tiada dan membangun persahabatan dengan mereka. Setelah kian lama bercakapan. Seseorang yang dianggap sebagai utusan dari spekter putih akan muncul dan terbuka dengan kita untuk melakukan ritual terakhir untuk memanggil entitas berkuasa ini. Selama bercakapan, kita harus bertanya ‘dimanakah Spekter putih?’ kepada tiap roh yang kita temui. Dengan begitu, kekuatan dari kepercayaan akan bertumbuh sampai ia puas dengan niat kita untuk menyebut nama dan keagungannya.”
Seth melihat aku.
“Disinilah Angel dimana aku membutuhkan kamu untuk bergaul dengan tiap arwah di kuburan.”
Kemudian aku bertanya. “Mengapa aku? Bukannya kamu bisa bercakapan dengan hantu sendiri?”
“Pertanyaan yang baik Angel. Sesungguhnya, lebih mudah untuk bergaul dengan roh-roh sebagai hantu daripada makhluk hidup. Kamu, arwah dengan roh dan jiwa yang utuh adalah formula terakhir yang kubutuhkan agar artefak ini berhasil mengaktifkan sebuah kekuatan yang begitu besar. Jika aku coba bergaul sendiri, akan banyak konsekuensinya terhadap aku sebagai makhluk hidup. Tetapi jika kamu yang bergaul, arwah-arwah akan lebih terbuka dan menerima kamu sebagai sesama jenis. Dimana lebih mudah untuk memanggil entitas dahsyat ini.”
Demikian penjelasan Seth.
Namun ini adalah hal baru yang membingungkan aku.
Yang menimbulkan banyaknya pertanyaan dan ketidak yakinan.
Apakah bergaul dan menyebut nama spekter putih dapat memanggil dia?
Utusan? Siapa itu?
Apakah harus dikuburan?
Dimanakah makhluk ini berada?
Hansa terlihat takjub sambil mengerjakan penelitian kecilnya melalui telepon genggam.
“The White Specter. Dia atau..itu adalah makhluk halus yang dianggap sebagai “peluru perak” bagi necromancer. Dia mampu mengendalikan roh halus dibawah komandannya. Dan kekuatannya sangat begitu mudah untuk men-dispel sihir necro dan pengendalian kematian lainnya. Masih tidak bisa dipastikan kebenaran dari asal mulanya. Konon katanya, White specter adalah roh dari penyihir perkasa yang hidup ribuan tahun yang lalu di zaman perunggu.” Hansa yang membacakan halaman wikipedia itu.
“Jangan percaya apa-apa yang tertulis di Wiki Hans. Ada beberapa orang yang ingin makhluk ini tetap misterius dan tidak dikenal. Dan asal tau saja.” Seth mengangkat lagi kalung itu.
“Saya merisikokan nyawaku sendiri dengan memegang artefak sakral ini.”
__
Banyak yang kita bicarakan saat kita nyantai di dining hal dan hotel itu.
Namun saya masih kurang setuju dengan apa yang disampaikan Seth.
Aku percaya dengan harapan.
Aku percaya ayah bisa semakin terpuruk dengan keadaan dia sekarang ini.
Jika aku berbicara dengan Papa. Pasti kita bisa kerjasama untuk menuntaskan masalah ini secepat mungkin.
“Honey, berita bagus.” Ayah berkata.
“Kita sudah menerima feedback paling baru dari third party agent kita. Dia memberikan kita mind map yang sampai membuat pak Boss terkesan. Kebetulan sekali, mind map ini berhubungan dengan beberapa tersangka yang sudah kita lihat. Ternyata sih Botak memang orang yang berbahaya di dalam daftar kita. Cepat atau lambat, kita akan hadapi dia dan bisa membawa kita ke kepala dari ular itu sendiri” Ujar ayah kepada Mama.
“Kamu gak tau ada sersan lain di luar sana yang meninggal menangani misteri ini?” Mama berkata.
“Kamu gak sadar kamu. Kita bisa sama nasibnya dengan Rudi?”
“Jangan pernah ngomong begitu Ma! gak bakal ada apa-apa yang bisa mencelakai keluarga kita! selama aku masih bernafas, tidak ada satupun orang jahat yang mau menyentuh kita.”
“Tetapi bagaimana dengan Angeline? kamu bisa menjaga dia? kenapa dia sudah tidak ada sekarang?”
Ujar Mama yang membuat ayah menatap Mama dengan tajam. Sungguh mengerikan melihat ayah yang bereaksi seperti ini. Sementara tidak ada anaknya yang mengawasi mereka. setidaknya itu yang mereka sadari.
Ayah ingin mengepalkan tangannya tetapi ia langsung memegang pundak Mama.
“Benar. Aku memang salah. Tetapi karena kepergian Angel. Aku bekerja seperti mesin maut. Aku tidak ingin lebih banyak orang lompat menuju kematian mereka. Aku tidak mau lebih banyak orang mengalami apa yang kita alami.”
Amarah dari dalam mereka berdua langsung berubah menjadi duka.
“Aku ingin berbuat benar ma!”
Ayah langsung memeluk Mama.
mereka berdua menangis.
Tidak bisa lagi menahan rasa yang menyakitkan di dalam mereka.
Mereka kelihatan begitu lemah.
Tidak berdaya.
Masih tidak percaya dengan takdir dari anaknya.
Aku tidak tau siapa dan mengapa pengemudi dari mobil merah itu teganya menabrak aku yang menyebrangi jalan.
Sebetulnya, dia bisa ngerem dan melambatkan mobilnya. Sementara dia masih begitu jauh dengan jarak aku menyebrang.
Apa yang tidak dimengerti oleh pengemudi dari mobil merah itu.
Adalah betapa besar cinta dari ayah dan ibu.
Kepada anaknya yang sudah tiada.
Dia tidak akan sadar akan kasih sayang, niat, dan kerja keras.
Untuk membesarkan anaknya.
Dan masa indah yang mereka alami bersama putrinya.
Kita memang keluarga yang spesial.
Bukan seperti keluarga lainnya.
Kita menjalin hubungan yang sehat, saling peduli dan mengerti, dan belajar bersama.
Antara orangtua dan anaknya.
“Ma, aku harus bilang. Aku tidak bisa melakukan apa-apa semenjak. Semenjak Angel tiada. Rasa bersalah memicu aku untuk tidak istirahat. Dan melupakan semua permasalahan agar. Agar aku bisa membuat kebenaran dan mengampuni dosaku akan anakku.”
“Kalau begitu, kamu memundurkan diri saja dari kepolisian. Mulai cari kerja dari pihak lain. Memang kasus ini teralu seram Will. Kebetulan teman saya sedang butuh investigator untuk masalah sengketa tanah. Kamu bisa kerja dengan dia.”
“Kalau Misalkan Angeline masih ada. Aku pasti mundur dari kasus yang besar dan bizzare seperti ini. Namun aku percaya pekerjaanku bisa membuat Angeline berbahagia di luar sana. Aku turut begadang dan tidur hanya empat jam untuk menuntaskan masalah ini. Sekaligus jika ada orang yang mau membunuh aku. Aku izinkan dia mencoba.”
“Kalau begitu William. Aku mau pergi. Lebih baik aku tinggal dengan ibu saya dan gak ikut campur dengan kasus gila yang sudah membunuh salah satu orang yang nyali memecahkan misteri ini. Dan Rockson harus ikut juga!” Mama berkata dengan lantang.
“Kamu sudah memajang begitu banyak foto Angeline di seluruh bagian rumah ini. Kamu sampai menyalakan terus lilin di depan fotonya. Sudah lah. Angeline sudah tiada. Kita harus terima dan move on. Bangun lagi hidup yang baru. Bangkit lagi dari kedukaan. Kita akan menyusul dia nanti di akhirat.”
“Ma. Angeline adalah tanggung jawabku. Dan aku tak akan pernah melepaskan dia dari otakku yang mendorong aku untuk menyelesaikan tugas dan menyeret orang-orang jahat kepada keadilan.” Ayah berkata.
Mendengar perkataan itu, Mama berkemas menyiapkan baju dan barangnya untuk pergi dari rumah itu.
Sementara itu ayah pergi masuk ke kamarku.
Sudah sekian lama aku tidak pernah masuk ke kamarku.
Semua yang ada di dalam kamar tidurku.
Baju yang berantakan di lemari.
Buku yang berserakan di meja.
Laptop yang debuan.
Poster film Blue Valentine.
Dan band kesukaanku Cocteau Twins.
masih ada di kamarku.
Walaupun aku tidak pernah lagi ada di kamar itu.
Tapi ada satu benda saja yang tidak pernah ada di ruangan itu.
Benda itu adalah lilin yang menyala di sebelah tempat tidurku.
Lilin di depan fotoku yang terakhir kalinya.
Dimana aku mengambil selfie dengan ayah sebelum berangkat ke sekolah.
Ayah menyadari api dari lilinnya mau mati.
Dan lilinnya pun sudah mengecil setelah terbakar sekian lamanya.
Ia mematikan lilinnya.
Dan menggantikannya dengan yang baru.
Pelan-pelan ia meletakan lilin itu di depan fotoku.
Cara jalannya-pun juga berubah.
Ayah selalu berjalan cepat, cekatan, penuh percaya diri dan ketegasan.
Namun sekarang, dia berjalan begitu pelan.
Postur badannya seperti menghadapi seorang atasan.
Dengan penuh penyesalan dan ratapan.
Ayah melipatkan tangannya dan menutup mata di depan lilin itu.
Kemudian, ayah meletakan bunga mawar di atas kasurku.
Kasur yang masih rapi dengan sepray pink dan selimut yang terlipat.
Sekali lagi ayah berlutut dan melipat tangan.
Kemudian ia menangis di depan kasur itu.
Dimana tidak ada siapapun kecuali aku yang melihat dia.
Ayah menangis sekeras-kerasnya.
Tanpa malu ataupun penyesalan.
Aku ingin sekali berbicara dengan Papa sekarang.
Namun Seth benar.
Ikatannya terhadap aku sungguh begitu kuat.
Dan aku tidak bisa mengisi lagi kerinduannya yang dalam.
Jika aku berbicara dan menghibur dia sekarang.
Dia bisa kehilangan akalnya.
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰
