Deskripsi

Tidak ada waktu lagi untuk berduka. Hanya ada waktu untuk bekerja.

Bekerja, bekerja, bekerja.

Kita harus bisa menguasai Spekter putih dan memaksa dia untuk patuh.

Tidak ada cara lain untuk mencapai keberhasilan kecuali.

Merintis ritual berbahaya ini dengan kalung kunci itu.

Seth mencoba sekali lagi untuk menginvokasi spekter putih.

Dengan memulai ritual tersebut di kuburan bersama Hansa dan Alina.

Tidak ada waktu lagi untuk berduka. Hanya ada waktu untuk bekerja.

Bekerja, bekerja, bekerja.

Kita harus bisa menguasai Spekter putih dan memaksa dia untuk patuh.

Tidak ada cara lain untuk mencapai keberhasilan kecuali.

Merintis ritual berbahaya ini dengan kalung kunci itu.

Seth mencoba sekali lagi untuk menginvokasi spekter putih.

Dengan memulai ritual tersebut di kuburan bersama Hansa dan Alina.

Seth mencoba memulai ritual tersebut berdasarkan tradisi Thelema.

Seth menjelaskan mengenai individu yang namanya Alister Crowley, ritual Guardian Angel, dan ilmu sihir Satanist….aku tidak tau.

Aku harus masuk ke dalam Seth dan mengulang ritual yang sebelumnya kita lakukan.

Pertama kali kita mencoba sambil menggambar bentuk tengah lingkaran. 

Tidak berhasil!

Sekali lagi duta dari spekter itu menghina kita dan membuang kita begitu keras.

“Seth, kurasa kita teralu terburu-buru untuk melakukan ritual ini. Apa kalau kita belajar lebih dalam dulu. Siapa sih Spekter putih dan bagaimana cara sesungguhnya untuk menjinakan kekuatan itu?” aku bertanya. 

Mendengar itu, Alina mengajak Hansa untuk meneliti legenda dari Spekter putih. Legenda yang sudah terlupakan dan lama tidak diketahui banyak orang.

Walaupun topik itu begitu obscure dan asing di telinga semua orang, Hansa bisa saja mempelajari misteri yang mistikus itu.

Kita berempat melihat layar dari laptop yang Hansa pegang.

Kita menelusuri suatu forum, wikipedia, dan video youtube yang memiliki hubungan dengan topik itu.

Sampai Tiktok sekalipun kita tonton juga.

Tetapi sebenarnya, kita salah fokus dan malah terhanyut dengan begitu banyaknya informasi yang dilontarkan ke wajah kita.

Seth beristirahat sejenak.

Menikmati pemandangan dari deretan kuburan yang begitu luas.

Seth membiarkan dirinya menikmati kuburan yang begitu luas, hijau, dan terang.

Dengan langit yang begitu biru di langit.

Hanya butuh lima menit saja untuk perapal ini berpaling kembali kepada kita.

Dia meminjam laptop Hansa. Untuk mencari keyword baru untuk memecahkan misteri Spekter putih ini.

Keywordnya begitu menarik.

‘Who You Imagines. Imagines You’

Seth membuka dan mendownload beberapa artikle penting dari website medium dan PDF.

Sambil membuka dan membaca artikel itu dia berkata:

“Hansa. kamu tau kan Spekter Putih tidak memiliki catatan identitas, sejarah atau papaun jika kamu lihat-lihat di internet?”

“Sampai sekarang masih diragukan keberadaan dan identitas sesungguhnya. Siapakah dia? apakah dia benar-benar ada? apakah dia manusia atau makhluk halus? Kenapa tidak ada satupun mendengar nama dia? kecuali sejumlah orang yang memegang artefak ini yang mengenal dia sebagai “penyihir agung? bahkan di arsip tersembunyi pun tidak pernah ada satu manuskrip membicarakan dia.”

“Apa kalau aku bilang spekter putih tidak ada. Tetapi bersamaan dia juga ada. Dia hanyalah karya dari imajinasi sekumpulan penyihir. Yang kemudian dinyatakan melalui keyakinan kuat agar dia muncul sebagai makhluk entitas sesungguhnya dalam bentuk darah, daging, roh, dan jiwa.”

“Penyihir-penyihir kuat yang membayangkan Spekter putih adalah penyihir yang begitu…sinis dan terobsesi dengan misteri alam semesta. Mereka tidak percaya dengan namanya deitas, iman, dan agama. Mereka percaya kekuatan adalah segalanya dan keinginan untuk memecahkan tiap masalah. Sekaligus, dia juga sesosok Spekter. Hantu gentayangan tua yang memegang kekuatan besar. Dan dipuja-puja oleh roh orang mati walaupun tiap roh di kuburan itu tidak mengenal siapa Spekter putih itu sampai dutanya memanifestasikan mereka semua.”

Seth membaca beberapa paragraf dari artikel tersebut.

“….Makhluk ini memang sungguh aneh dan mengacaukan untuk dipikirkan. Macam makhluk apa yang dimanifestasikan oleh pakar sihir, disembah-sembah oleh orang mati. Tetapi juga sebagai alegori skeptikisme, pengetahuan, dan sinis terhadap keimanan? Tentu saja sungguh sulit untuk memanifestasi Spekter putih. Seperti yang kukatakan tadi what you imagines imagines you.’

“Kamu harus menjadikan dirimu sebagai identitas yang mirip sekali dengan Spekter. Sinis, marah, dan obsesi terhadap kekuatan. Angel dan aku sama sekali bukan kepribadian yang dapat memanggil Spekter putih.”

“Apa kalau kakak mencoba menggunakan ritual yang. Yang. Bisa menginvokasi pencerahan seperti. Ritual masonik yang Hansa temukan di tab lainnya?” Alina memberi masukan.

“…itu ide yang bagus tetapi kurang manjur. Kita membutuhkan perasaan murni langsung dari jiwa dan pikiran yang benar agar manifestasi tersebut benar dan bekerja.”

“Mungkin dengan ritual yang benar untuk mengkonsentrasikan energi negatif? kurasa Spekter putih membutuhkan energi negatif untuk memanggil dia.”

“Beserta juga energi positif. Itulah mengapa aku anggap kamu sebagai roh yang sangat berbeda Angel. Kamu menghasilkan dan mengambil kekuatan dari vibe positif. Namun Spekter putih membutuhkan energi positif DAN negatif dengan sekaligus. Ibarat kata, Spekter Putih sudah melampaui kedua energi vibe tersebut dan satu-satunya cara untuk mencapai pencerahan dalam memegang kendali kekuatan itu adalah menggunakan kedua energi tersebut.”

Hansa meminta lagi laptopnya.

Dan sekali lagi kecerdasannya keluar untuk menemukan hikmah dan pengetahuan baru.

Tidak lama bagi Hansa membaca satu halaman Wiki yang dia buka untuk berkata.

Duality Polarity! Mungkin ini kuncinya untuk mengendalikan kekuatan Spekter. Kakak membicarakan mengenai manifestasi, law of attraction, vibe positif-negatif dan siapa spekter sesungguhnya? Bagiamana kalau menggabungkan kedua polaritas itu sekaligus? Kita sudah memiliki Angeline sebagai polaritas energi positif. Apa kalau ada roh lagi yang merasuk bapak sebagai polaritas negatif?”

“Kedengaran menarik. Tetapi sangat berisiko. Ada kepastian aku bisa mati atau sakit jiwa dengan lebih dari satu roh yang masuk ke dalam diriku. Tetapi aku berniat untuk mengambil risiko itu.”

“Tetapi polaritas negatif berarti roh yang sungguh-sungguh berbahaya, jahat, dan memiliki kemampuan membunuh. Aku tidak tau apakah ada satu arwah yang segitu jahatnya di kuburan ini. Jika tidak, maka akan membutuhkan lebih banyak waktu untuk mencari semacam roh jahat itu.”

Mendengar masukan itu dari Seth aku berkata.

“Tidak perlu susah-susah untuk mencari Seth. Aku tau satu arwah yang jahat dan sudah menelan korban.”

Seth berpaling wajah ke arahku.

Ia tertarik namun masih merasa khawatir.

“hmm…apapun yang terjadi kepadaku. Biarkanlah terjadi.”


__

Ternyata orang-orang yang kulihat di bawah alam sadar dari Botak.

Dari anggota keluarganya, sampai sekelompok orang kuat yang menebus dia dari kurungan penjara.

Adalah orang-orang penting dimana seberapanya adalah tersangka.

Aku tidak tau bagaimana prosedur dan investigasi dari kepolisian. Tetapi mereka menangkap lebih banyak orang di luar sana.

Di Hotel Kemang larut malam. Parkir basement itu terdapat pintu yang dari visualnya. Teralu indah dan tidak layak untuk ditempatkan di basement. Untuk apa ada pintu sebagus itu di basement?

Kedua orang yang mengenakan kerudung hijau yang dituntun oleh penjaga basement itu yang mengetuk pintu itu.

Setelah penjaga itu mengetuk, dia langsung pergi.

Kemudian pintu itu dibuka oleh tiada lain selain bapak Olsen.

“Sang penjaga pintu”.

Kedua orang berkerudung itu harus menyebut kode dan melakukan sedikit syarat untuk layak masuk ke dalam ruangan itu.

Apapun itu persyaratannya dan apa kodenya, kedua orang itu berhasil dalam proses inisiasi dan masuk ke dalam ruangan itu.

Mereka berdua masuk ke dalam suatu ruangan yang begitu stylist.

Stylist modis keren bisa dibilang iya, aneh, mengerikan, dan diluar nalar juga bisa dibilang iya..

Ruangan itu seperti katedral katolik. Kecuali desain interiornya mirip sekali dengan desain untuk konser metal.

Apalagi banyak pajangan-pajangan gambar iblis yang sungguh mengerikan. Seperti monster dan karya horror Lovecraft.

Olsen bukan hanya bertindak sebagai pengawal gerbang yang rendah hati.

Tetapi dia juga “kedua dalam perintah” sekaligus pendeta tinggi dari sekte itu.

Setelah pujian selesai, Olsen sebagai wakil dari Hangman naik ke atas compendium dan memulai kotbahnya.

Sepuluh detik setelah ia baru mulai, kedua pria yang datang sebagai jemaat baru itu.

Langsung membuka jubahnya dan menunjukan diri mereka sebagai Ayah dan Paul.

“Demi nama hukum, kami harus menahan bapak atas tuduhan niat pembunuhan berencana, dan keterlibatan dalam komplotan konspirasi.”

Ayah dan Paul langsung naik ke atas compendium dan menunjukan borgolnya terhadap bapak Olsen.

Semua panitia dari sekte itu kaget dan panik.

Mereka mencoba untuk naik juga.

Tetapi bapak Olsen hanya tertawa melihat mereka berdua.

Olsen menghentikan jemaat dan pelayannya untuk tidak ikut campur.

Ia malah langsung menyerahkan kedua tangannya kepada Ayah.

Ia berkata.

“Baik Mister. Saya tertangkap. Saya tidak sabar untuk mendengar apa pengacaraku katakan untuk penangkapan semena-mena seperti ini.”

Tidak lama kemudian, tempat itu sudah dikerumuni oleh petugas lainnya yang sudah mengintai hotel Kemang dari kejauhan.

Begitu juga altar dan tempat penyembahan lainnya.

Mata-mata penyamar sudah menyelundupi dan mengepuk sekian banyaknya tempat ibadah.

Ada juga  dimana polisi langsung asal masuk tanpa satu katapun.

Begitu juga anggota dari ‘pembawa pesan’ dan pihak lainnya yang terlibat dalam sindikat tersebut.

Tetapi dari kian banyaknya penangkapan.

Tidak ada sama sekali peristiwa paranormal ataupun orang yang memiliki kemampuan tersebut.

Tidak ada necromancer, tidak ada penyihir ataupun makhluk halus, dan terutama, tidak ada Hangman.

Sudah viral operasi besar-besaran itu untuk menggerebek sekte Hangman dimana terhitung sejumlah 60 tempat ibadah di daerah Jabodetabek.

Walaupun bisa dianggap kemenangan bagi kota Jakarta untuk menemukan dalang sejati dari peristiwa bunuh diri.

Masih belum terpecahkan misteri dari persitiwa bunuh diri itu.

Soulseeker masih belum ditemukan.

Figur  misterius Hangman masih ada di luar sana.

Walaupun beberapa percaya Hangman sedikit lagi akan ditemukan. Masih belum ada jejak ataupun petunjuk konkret dari figure misterius itu berdasarkan interogasi dari kian banyaknya jemaat yang menyembah Hangman.

Belum lagi Olsen ‘senang’ dengan penangkapan ini karena menurut dia.

Ini adalah kesempatan baik untuk membungkamkan korupsi dan ketidak adilan di dalam system pemerintahan. Dan pengacaranya bisa menghabisi mereka semua yang menahan para pemuja dengan semena-mena.

Terutama Ayah, Paul, Seth, dan siapapun yang mengambil perintah ini.

Dan Seth memberitahu aku kalau Olsen benar. Belum ada bukti dasar yang dapat menjadi validitas sedangkan kepolisian langsung tembak saja berdasarkan bukti yang disampaikan dari Seth.

Jika bapak Olsen menang di dalam meja pengadilan. Maka karir Ayah dan Seth bisa hangus.

__

 

Jika pusing dan khawatir akan karir ayah yang di ujung tandung belum cukup bikin stress.

Aku harus mendengar apa yang disampaikan Alina.

Saat dia menjenguk Bobby dalam kegiatan voluntir yang Bobby ikuti.

Bobby mengenakan kaos dengan logo dan tulisan berseragam.

Kaos itu bertulis ‘Should-Care’ dengan gambar kedua stick figure yang memegang hati di tengahnya.

Bobby terlibat dengan gerakan should-care. Yaitu gerakan untuk menangani kesehatan jiwa siapapun.

Dengan berbicara dan mendengar semua cerita dari orang-orang sampaikan.

Mengapa Alina datang ke cara ini? Alasan pertama, dia ingin bertemu Bobby..temannya paling dekat di sekolah.

Kedua. Dia terinspirasi untuk bertemu lebih banyak orang di luar sana. Berkat dari semangat dan pengaruh aku terhadap dia semenjak kita bertemu pertama kali.

Alina menyambut Bobby dengan memeluk dia. Bobbi tidak sangka Alina akan datang.

“Kamu ngapain ke sini Lin? Tumen lu. Biasanya kan main discord sampai larut malam pagi-pagi ini.” Bobby bertanya.

“Sekali-sekali Bob saya mau pergi keluar rumah. Kebetulan saya dengar kamu lagi ada kegiatan voluntir. Lumayan bisa cari teman baru disini.”

“Temen baru? Bukannya loe-loe lagi sakit kepala ya Lin?” Bobby bertanya.

Asiknya Alina berbincang dengan Bobby. Sampai mereka berdua melihat seseorang.

Seseorang itu menghancurkan ekspektasi mereka berdua dan memukau lebih lagi perasaan mereka. Thomas ternyata hadir juga di Should-care therapy session. Kita membuat kontak mata terhadap dia sebelum meledak dengan teriakan kejutan.

“kamu ngapain kesini Tom!” pastinya dengan nada lantang yang mengambil perhatian semua orang di ruangan itu.

“Seharusnya gua yang nanya dong. Elu ngapain disini?” Thomas berkata.

“…Thomas?” Bobby bertanya.

“Eh, Bobby. Elu disini juga? Elu ternya jadi therapy juga disini ya.

Sungguh anehnya, kita tidak pernah rukun disekolah tetapi sebagaimana, kita bertiga memiliki chemistry untuk pertama kalinya di tempat ini.

 “Lin, walaupun sebagai anak kuper. Elu ada ngerasa sesuatu gak setelah Angel tiada?”

“eh jangan salah sangka loh. Gua juga sedih Angel yang paling terkenal sekelas itu tiba-tiba gak ada. Jangan bawa-bawain aib deh Tom” Alin berkata.

“Sebenarnya kalau lu diajak main atau jalan-jalan bilang iya dong. Jangan sungkan begitu”.

“Kalau gitu ayok kita kencan ke Grand Indonesia..” Thomas bergurau.

Setelah dikit bercanda, Thomas dan Bobby langsung memulai session itu.

“Bob, elu tau kan anak Jocks? Gua ada ngerasa aneh dengan mereka.” Pernyataan itu menarik perhatian Bob dan aku.

“Gua rasa para jocks pada kecewa sama kemampuan gua di pertandingan basket itu. Ini emang pertama kalinya dalam sekian lama tim kita kalah dan bahkan bagi gua pribadi, cukup gak lazim untuk main separah ini. Aku tau diri semenjak Angeline gak ada, gua selalu down terus. Tapi gua pengen perasaan ini sirna tetapi gua gak bisa”.

Bobby menarik dan menghembuskan nafas panjang “ok Tom..gua ngerti”.

“Heru itu anak yang susah ditebak. Pas gua ngerumpi kemarin sambil berziarah ke makamnya Angel. Dia mungkin gaul anaknya. Tetapi pas kejuaraan kemarin, Dia bukan dirinya dan gak sadar sama omongan dan perlakuannya. Kadang Dia bisa marah teriak-teriak sama Timo gak ada alasan apapun. Cuman kesenggol, atau gerakin meja aja Dia bisa ngamuk-ngamukan. Pas tanding tadi gua kena soalnya gagal defend gawang berkali-kali sampe gua dibilang anjing. Belum lagi itu anak sok-sok bijak gitu terus katanya gak apa-apa kalah” Thomas berkata.

“Dan yang paling aneh ini anak banyak temennya pula. Emang gua doang yang ngerasa gak nyaman sama Dia? gua selalu pendam rasanya untuk ngegosipin ini anak soalnya gua takut!”

“oh begitu ya Tom? gua kira elu sama Heru akrab” Alin berkata yang duduk disebelahnya.

“Akrab-akrab sampai sehelai bulu ayam jatuh di pundaknya dan Dia langsung meledak. Elu tau kan gimana Shannon putus sama Dia?” kemudian Thomas sadar gua gak teralu banyak bergaul di pergaulan penjas “oh iya elu gak kenal, lupakan deh”.

“Terus perkumpulan jock yang lain bagaimana? yang gua tau sih elu pandai membaur di lingkaran situ kan?

“Gue disegani di tim sepak bola sama basket soalnya gua selalu kencang kalau masalah berlari. Stamina gua tinggi dan gua selalu cepat kalau namanya merebut bola dan dunking. Tapi kalau di setting nongkrong, gue groginya minta ampun loh. Kalau gua ngomong sesuatu aja bisa diomongin semua orang! gue aja pernah sharing kecemasan gua saat Angel sempat dekat dengan Petrus sama Samsam. Kok gue malah digosipin? gua juga pernah ngomongin masalah serius soal mama saya yang terus mengganggu pikiran saya dan elu tau gua diapain? anak-anak jock sekaligus cheerleader nyampahin gua sebagai anak mami. Untung aja sih gua pacaran sama Angeline. Kalau misalkan gua pacaran sama Gaby gua pasti dibully dulu sebelum diputusin!” Gua sekarang mengerti bagaimana dunia pergaulan dari anak ekstrovert. Parah seperti yang kuduga!

“ih separah gitu ya Tom? gua gak nyangka sih temen-temen lu memperlakukan kamu seperti itu” Bobby berkata.

“oh kalau ngomong pake “kamu’ ‘Aku’ gitu aja bisa salah loh Alin. Gua gak tau darimana mitosnya kalau pake ‘aku-kamu’ itu buat pacar” Thomas berkata dengan tertawa.

“iya sih, gua pernah dibully karena ngomong sama Patt dengan ‘kamu’ di kelas. Gila emang ya Tom?” Alin membalas.

“Dan mengenai cewek Lin. Gua bisa saja jadi kayak Timo atau Bobby yang anak culun kuper gitu. Kalau bukan karena Angeline. Sebenarnya, gua bukan anak yang ekstrovert dan dianggap “seru” kalau diajak ke lingkaran pergaulan. SD dulu gua suka aja menyendiri. Sampe-sampe orangtua gua coba ngerayu saya untuk punya hobbi main bola agar bisa membaur. Sampai kelas satu pun saya selalu menyendiri dan bahkan sampai dibully sama temen-temen cowo karena gak ikut-ikutan saat mereka ‘bermain’ alias jahil dan bulli-bullian” Thomas memutuskan kontak mata, melihat ke dinding dan menarik nafas panjang.

“sesungguhnya gua bisa saja jadi bahan Bullian karena sikap gua yang gak suka ikut-ikutan. Berkat Angel yang menegur Heru. Gua akhirnya berpacaran dan memiliki masa cinta monyet. Gak semua anak remaja punya cinta monyet loh!” Ungkap Thomas yang membuat Alina tertawa.

“Berkat gua yang selalu bersama Angel, gua jadi percaya diri dan tidak merasa kurang atau grogi tiap kali bertemu dengan perempuan. Saat gua jatuh cinta pertama kali sama Ventii. Gua ingat itu sebagai mimpi buruk yang selalu menghantui saya semenjak Ia menginjak coklat yang kukasi dengan sepenuh hatinya. Gua selalu pikir kalau semua perempuan bakal berlagak sedemikian rupa terhadap Aku dan Aku percaya mukaku jelek. Tapi Angel yang bilang kalau Aku lucu, seru, dan gak kayak cowok-cowok lain yang kurang hajar dan pacaran sama cewe sombong.”

“Gua bersyukur setengah mati menyadari dampaknya Angeline mau bersama Aku…tetapi dunia tidak adil Bob!.

Thomas menarik nafas panjang dan memegang jidatnya “Seperti yang elu tau Lin, gua ditimpa banyak masalah sekaligus dalam satu minggu saja. Angeline sudah tiada, Papa terlilit masalah utang, aku kalah tanding, Mama cerewet-cerewet lagi. Dan gua gak terima orang yang begitu baik dan tulus harus mati begitu saja dan dimakamkan empat hari setelah Ujian akhir. Gua gak terima orang bangsat jengkelin masih hidup enak-enak di dunia ini dan terus ngebullyin gua gak ada ampunnya. Dan gua gak terima hal-hal yang baik dan indah sirna begitu saja karena takdir. Gua gak kuat lagi Lin!”

Thomas, anak jagoan yang menguasai futsal dan basket dan dikenal sebagai ‘road runner’ dari SMK Berkat. Meletakan kedua tangan diwajahnya dan menangis dengan paling keras di tengah ruang itu. Bobby dan Alina  memegang pundaknya dan memeluk Dia dan ikut serta simpati dengan duka yang Ia rasakan. Tetapi tunggu, ada sesuatu yang tidak beres.

Disaat itu juga Alina merasakan vibe yang begitu buruk. Dia merasakan hal yang sama saat melihat Hangman. Tetapi dia juga sakit pusing dan mual dengan mencium bau busuk dari punggungnya Thomas. Ia juga mendengar suara yang familiar seperti Aku pernah mendengar suara itu. Wajahnya Alina berubah pucat saat menyadari makhluk itu kembali lagi.

“Thomas, kamu ada cium bau busuk?”

Thomas dengan wajah merah itu berkata “tidak, aku tidak mencium apa-apa”

“Bau busuk? Aku tidak mencium apa-apa” Bobby berkata.

Perasaan mematikan dan membusukan itu semakin kuat dirasakan Alina. Dia tau apa yang akan terjadi terhadap Thomas nantinya. Ia harus mengambil tindakan sekarang.

“Thomas…mau gak nginep di rumah saya? maksudnya sekarang kan hari libur. main bareng gua aja. Biar kamu merasa tenang dan kamu bisa ngomong lebih banyak lagi mengenai masalahmu.”

“Gak bisa Lin, saya butuh waktu sendiri saat ini. Gua sudah habis pikir dan perlu banget tidur-tiduran di kasur sepanjang hari”

“jangan Tom! Maksudku. Kita harus berbagi dan punya teman untuk bersama Tom. Dan gua sendiri juga butuh teman. Nasib gua hampir mirip dengan kamu dan betapa enaknya jika kita bertiga menghabiskan waktu bersama” Alin berkata.

“uh…Lin. Gua gak bisa ikut ya. Sorry sibuk banget dirumah” Bobby berkata.

“Sorry ya, tapi gua gak bisa” Thomas bangun dari kursinya dan langsung keluar dari ruangan tersebut sementara seminar masih lama sebelum selesai.

Alina mengejar Thomas yang  membuka pintu keluar dari ruangan itu.

Thomas berpaling terhadap Alin dan berhenti di depan pintu tersebut. Ia tampaknya baru sadar dengan keputusannya dengan berkata “mohon maaf guys, gua lagi gak enak badan saat ini. Saya ijin pulang duluan” kemudian keluar dari ruangan therapy session itu.

Mendengar cerita itu. Akupun ikut panik sama seperti Alina.

Aku berkata kepada Alin.

“Alin, kamu harus berusaha mati-matian untuk menjamu Thomas dan mencegah setan itu mengambil jiwanya! Kamu harus pergi ke rumah dia sekarang juga. Aku tidak tau bagaimana kau akan menyelamatkan Thomas tetapi. Coba lakukan segalanya!”

__

Kita semua tidak tau apakah ide ini masuk akal.

Bahkan professor sendiri berpikir. ide ini adalah bunuh diri.

Spekter Putih tidak bisa diprediksi. Sesuai dengan personanya yang begitu misterius.

Namun demi nama cinta dari setiap orang yang tinggal di kota ini.

Begitu juga nasib Thomas yang diujung tanduk.

Kita harus maju dan bersedia mengambil konsekuensi.

Apapun itu konsekuensinya. Bahkan jika salah satu dari kita akan mati.

(Kecuali aku sih).

Bahkan Hansa sendiri yang mengemukakan ide ini tidak betul yakin.

Hansa cuman influencer yang belum sukses dengan hobbi yang agak aneh.

Salah satu hobbinya membaca. Dan dia berharap kemampuan dan keunggulannya bisa memberi bantuan untuk kasus ini.

Professor Seth, yang mengizinkan aku merasuki tubuhnya.

Sudah menunggu di depan rumah dari teman lama.

Noni Salman tidak menginginkan siapapun untuk menjenguk dia. 

Termasuk sesama roh yang dia sempat percayai untuk tinggal bersama dia selama 7 hari. 

Bisa ditebak reaksinya saat dia melihat Professor Seth yang dirasuki oleh aku. 

Masuk ke halaman depan dan berdiri di depan pintu rumahnya.

Professor memiliki kumpulan pengalaman berhadapan dengan makhluk halus. 

Mau itu arwah yang baik ataupun setan yang memakan perawan dan anak-anak.

Noni Salman dengan wajah zombinya dengan kedua mata katarak dan kulit hijau yang membusuk dan sobek.

Yang berteriak begitu kencang di depan wajahnya sambil melontarkan begitu banyak energi untuk meremukan jiwanya. 

Tetapi Seth sama sekali tidak mengeluarkan reaksi, kesakitan, ataupun ketakutan dari murka Noni.

Ia menatap kedua mata roh gentayangan itu dengan begitu tajam dan terpaku. 

Fokusnya tidak terguncang dan perhatiannya dilontarkan seutuhnya terhadap satu entitas.

Noni Salman semakin ganas dan berteriak semakin kencang sampai mendorong Seth dengan kekuatan telekinesisnya.

Seth tetap berdiri tegak, tidak menyerah terhadap teror dan keangkeran makhluk itu. 

Dia melihat terus Noni Salma sampai angin berhembus ke arah Seth.

Setelah sekian lama membiarkan Noni Salma mengeluarkan energinya dengan penuh. Seth langsung menunjukan kalung yang Ia kerahkan dan sembunyikan di dalam jaketnya.

Saat Noni menatap kalung pintu surga. Seth mengucapkan sebuah ritual.

“Demi nama kuasa agung yang ada di dalam kalung ini, kuserahkan tubuhku terhadap kamu. Wahai roh penasaran yang menguasai rumah ini”

Noni mengeluarkan kekuatan jauh lebih kuat dari sewajarnya. Angin badai yang begitu kuat menghembuskan rumah itu, pohon-pohon dan tanaman sampai hancur dan terbang. Ditiup oleh angin topan yang keluar dari dalam rapalan. 

Noni berhenti berteriak dan masuk ke dalam tubuh Seth. Sesuai dengan rapalan dan permintaan di dalam hatinya. 

Saat Noni, Aku, dan Professor Seth menggabungkan kekuatan kita bersama untuk memanggil Spekter putih dan menguasai kalung itu.

Aku merasakan adanya kekuatan yang bergerak begitu lambat dan terasa berat.

Aku merasakan lagi pernasafan dan jantungku seperti masih hidup tetapi Aku merasa seperti kehabisan nafas dan sakit yang begitu perih tiap kali Aku mengendalikan pernafasanku.

Dan jantungku merasa begitu berat dan dadaku seakan seperti ditimpa oleh batu seberat seratus kilo. 

Aku tidak tahan sampai berlutut dan sesak yang semakin menyekik tiap detiknya.

Aku mencoba melawan rasa sakit ini dengan channeling perasaan dan memori yang paling kudamba. 

Tetapi sia-sia karena Aku merasa sangat tak berdaya. 

Aku harus mengalah dengan kekuatan ini dan membiarkan Ia mengambil alih badanku.

Aku merasa ada perubahan di dalam memoriku, sikapku, dan identitasku seperti pohon terbakar yang lenyap begitu saja. 

Sampai Aku ingat.

Apa yang kau pikirkan. Memikirkan kamu juga.

Apa yang kau inginkan. Benar-benar terkabul.

Apa yang kau sebut. Benar-benar terwujudkan.

Aku adalah Aku. 

Aku adalah tuan dari identitas diriku. 

Aku tidak bisa membiarkan sebuah kuasa menentukan siapa Aku semestinya melainkan menjadi tuan dari kuasa tersebut.

Sama halnya seperti tiap aspek kehidupan.

Temperamen, kebiasaan, hobi, keunggulan, kelemahan, kedagingan, kerohanian dan tanggapan Akan segala hal di dunia ini tidak boleh menjadi tuan atas diriku.

Aku fokus terhadap siapa diriku sesungguhnya dan menghiraukan rasa sesak yang menimpa Aku. 

Aku membiarkan kuasa itu menginjak Aku tetapi Aku melawan dengan berlindung dibawah ingatan…

bahwa Aku adalah Angeline.

__

Dunia terasa berbeda.

Daya tarik gravitasi terasa lebih ringan.

Pelan-pelan aku lupa cara bernafas dan kesakitan fisik di dadaku. 

Kesakitan itu masih ada tetapi tidak mempengaruhi Aku.

Kalung itu mengangkat Aku seperti ada tangan besar yang mengangkat tubuhku ke udara.

Indera fisiku berkembang sampai bisa merasakan ribuan perasaan yang ada di kota ini. Kesadaran baru itu juga membuka semacam indera baru yang mengembangkan kemampuanku. 

Aku melihat begitu banyak jendela yang berisi gambaran akan kepribadian, memori, dan pikiran yang memiliki jendela itu.

Pandanganku melihat melampaui fisik atau spritiual. 

Namun indera akan perasaan dan auraku begitu peka..

Aku bisa melihat warna yang menggambarkan suatu suasana, orang, dan aura atau sihir apa yang beserta mereka.

Dengan mudahnya aku terbang seperti betapa mudahnya aku berjalan kaki dan berenang.

Aku bisa terbang begitu saja. Bukan lagi terbang dari sihir atau rapalan apapun.

Aku merasa lebih terisi.

Tetapi aku juga merasa ada yang kurang, Seperti…

Ada yang hilang.

Ada kesedihan, duka, dan trauma yang mendalam di hatiku.

Mungkin ini trauma yang dialami Angeline? Tetapi…

Trauma ini terasa begitu familiar. Seperti aku pernah merasa kesedihan yang dalam ini.

Namun aku juga merasakan amarah dan dendam yang begitu besar.

Dan aku terbang ke udara untuk mencari keadilan!

Sesungguhnya, aku tidak tau apa yang baru saja terjadi.

Dan aku tidak tau siapa diriku sebenarnya.

Apakah aku Angeline, Professor Seth, atau Noni Salma? 

Apapun itu, yang kuingat terakhir kali adalah aku harus terbang menuju kuburan dan mengumpulkan pasukan sebanyak mungkin.

Legiun dari roh orang mati sudah menunggu aku yang mendarat di tengah kuburan itu.

Salah satu dari mereka berkata “apa perintah tuan?” 

Aku tidak berkata apa-apa.

Saya hanya memberi satu kata isyarat saja.

Yang dimengerti oleh tiap roh di tempat itu.

Tiba-tiba, semua orang mati di kuburan itu berjalan mengerumuni aku.

Aku tau adaptasi kuasa ini selesai dengan hilangnya rasa sakit itu dan kerumunan roh mati yang langsung menyerbu Aku dan masuk kedalam tubuhku.

Aku merentangan tanganku lebar-lebar dan membuka diriku untuk dirasuk oleh begitu banyaknya orang mati. 

Sesuai yang kalung itu inginkan.

Walaupun dengan kekuatan yang begitu besar yang kupegang sekarang, Aku juga harus fokus untuk mengendalikan kalung itu yang selalu ingin menguasai Aku.

 

__

Kita sudah merencanakan bagaimana Hangman akan jatuh.

Kita menggunakan semua sumber yang ada yang bisa kita manfaatkan.

Dari kepolisian sampai kalung ajaib.

Dan kunci dari kemenangan kita adalah.

Informasi.

Bukan kekuatan overpowered, bukan terbang seperti superman, bukan politik duniawi, bukan sesosok dewa.

Hangman tidak bisa ditemukan melalui investigasi yang dilaksanakan oleh kepolisian.

Tetapi setidaknya kepolisian menemukan kian banyaknya altar dan gereja dari pemujanya.

Dengan karunia baru dari Spekter Putih. Saya memegang kekuatan baru yang melampaui apapun yang kuketahui sepanjang karirku.

Yang memberi saya kepercayaan diri untuk mengalahkan Hangman dengan hikmah dan akal yang dimiliki Spekter

Berkat kerja keras dari bapak William dan Paul yang mengekspos jaringan misterius dari sekte Hangman.

kita mengetahui lebih dari seratus jaringan yang terdapat altar dan titik temu untuk perkumpulan penyembah Hangman.

Jika aku menyentuh salah satu altar itu…

Aku mampu merasakan energi dari nabi itu yang memanen begitu banyak jiwa menggunakan totemnya.

Dari aliran energinya, aku bisa ikuti untuk menemukan tempat persembunyiannya.

Tetapi tunggu…aku baru ingat.

Thomas!

__

 

Alina dan Hansa sudah di depan gerbang rumah Thomas dengan hati berdebar-debar. Tidak tau layanan transportasi apa yang mereka pakai semenjak Hansa masih belum bisa nyetir mobil dan motor di garasinya masih rusak.

Alina menekan tombol pintu dan berkata. “halo pak, apakah Thomas ada di rumah?”

Kurang dari semenit, seorang bapak-bapak yang mirip sekali seperti Thomas dengan rambut panjang datang menyambut mereka.

“halo. Kamu Alina ya? Thomas pernah kenalin kamu dulu. emang sudah ada janjian dengan Thomas?”

“Iya pak. Kita mau main bareng Thomas malam ini.” Alina berkata.

Terdengar suara Thomas memanggil ayahnya dengan nada yang penuh kesal.

“Alin, kita gak ada janji apa-apa ya. Saya sekarang lagi merasa demam dan Aku gak mau nularin siapapun” Tom berkata.

“Tapi kita sudah terlanjur kesini Thomas. Kita cuman ikutin apa yang elu bilang di whatsapp. Janganlah usir kita begitu saja. Masa kita harus balik pulang yang jauhnya dua kilometer?” Hansa berkata.

Thomas bingung melihat pria gendut brewokan yang mencelah keinginannya. “Mohon maaf, saya gak kenal kakak siapa, dan mas gak tau perkara kita berdua-”.

Ayah Thomas kemudian memotong…

“Tom, dengar Papa. Penyebab kamu sakit sekarang karena kamu depresi. kenapa kamu gak ambil kesempatan emas ini untuk bergaul lagi sama teman-temanmu? daripada menyendiri dan terjebak dalam depresi?”

“Iya pak senang bertemu denganmu lagi, dan ini perkenalkan abang saya Hansa.” Alina berkata sambil bersalaman dengan ayah Thomas dengan senyum yang lebar.

Sedangkan Thomas menyambut kita dengan penuh paksaan dan berkata “ayo, naik ke atas”.

Suara adzan magrib terdengar dari luar jendela. Thomas menghibur dirinya dengan menonton salah satu episode Star Trek mengenai Data yang mengajarkan anaknya.

Tetapi Thomas tidak mengakui keberadaan Alina dan Hansa yang duduk dikamarnya.

“Thomas, bisa ceritakan tentang Angel?” Alina bertanya.

“Elu sudah tau sendiri siapa Angel itu. emang apa urusanmu dengan Dia? kenapa elu tanya gua masalah ini?” Thomas berkata.

“gini Tom, isolasi itu tidak baik dan dampaknya bisa parah. Kita kesini dengan tujuan untuk menghibur dan memulihkan jiwamu” Hansa berkata.

“Tapi emang gua ada kenal sama lu? semenjak kapan kamu peduli banget sama Aku? menyendiri di kamar ini saja sudah menjadi obat untuk penderitaan gua dan kalian datang bikin gua semakin sakit!” Thomas berkata sambil batuk-batuk.

“Thomas, plis. Bukannya lebih enak untuk punya temen yang bisa kamu ajak bicara daripada tembok yang tidak bisa berbuat apa-apa?” Alina berkata yang memotong omongannya.

“temen untuk apa Lin? temen yang selalu bilangin lu, ngeritik lu, dan pinternya memutar balikan kebenaran hanya untuk ngata-ngatain Aku lagi?”

Alina dan Hansa tidak memberi satu balasan selain menyimak dia.

“Elu pikir temen-temen peduli banget sama Aku yang kehilangan Angel? gua sudah cape dengan sikap “temen-temen” gua yang suka main-main dan begitu bacotnya sama gua. Tetapi mereka pintar sekali memutar balikan perkara seakan-akan gua yang judgemental, gua yang sok-sok, gua lagi sakit mental dan harus ke dokter. Gua udah males diajak jalan-jalan sama mereka, gua juga gak tau apa gua bakal ikut kejuaraan di awal semester depan nanti.” Ujar Thomas.

“Gua ikut should-care kemarin karena gua merasa kesepian. Gua adalah kebalikan dari kamu, introvert dan kesepian. Dan aku butuh orang seperti kamu karena kamu bisa menjadi sahabat yang baik. Kamu bisa omongin semua kegelisahanmu, kita akan mendengar semua keluhan dan masalah yang kamu tanggungi. Kita yakin kita bisa-”

“ohh jadi kamu mencari temen gosipan Lin? kamu mirip aja kayak gangnya Venti ya. atau kamu mau. Mau mencoba menjadi pengganti Angeline? kamu sesusah ini untuk datengin anak jocks yang baru kehilangan pacarnya?’ Thomas berkata.

“Tom, denger Tom. Kamu sedang dalam bahaya sekarang dan satu-satunya unuk menyelamatkan nyawamu adalah berbicara bareng dengan kita sebagai sahabat yang peduli akan keberlangsunganmu.” Hans berkata.

Thomas mengangkat tangannya dan mengulurkan tangan kiri ke hadapan Hansa sambil mendengar dengan tidak percaya apa yang dia baru saja katakan.

Thomas menatap Hansa “okey, kamu kedengarannya ngeri banget sekarang. Kayaknya kalian bikin-bikin alasan agar kalian bisa ada di ruangan ini. okey, aku mau kalian pergi sekarang juga!” kata Thomas dengan tegas.

“Kakak benar Tom. plis, kita mencoba untuk menolong kamu” Alina berkata yang dibalas dengan tatapannya yang kosong disertai dengan mulutnya yang berkumat-kumat namun tidak berkata apa-apa selain membuat suara tidak jelas.

Kejahatan itu kembali lagi.

Alina merasakan sesuatu yang pahit, menyengat, dan menyakitkan dari sakit kepalanya yang tiba-tiba.

Perasaan itu familiar dan mengkonfirmasi ketakutannya akan nasib Thomas.

Thomas adalah korban Hex selanjutnya!

“Alina, setannya muncul lagi?” Hansa bertanya.

kesakitan itu terasa semakin nyeri saat Thomas tanpa bola matanya, melihat aku tanpa ekspresi dan kemudian menatap jendela tertutup di ujung ruangannya dan berjalan ke sana.

Alina dan Hansa yang melihat gerakan Thomas. bisa menebak apa yang akan Ia lakukan dan mereka langsung berlari dan menahan dia.

“Tom ingat Tom, Kamu ini siapa!” Alina berkata sambil memegang kedua tangannya dan Hansa memegang kakinya yang menjatuhkan dia ke tanah dan mencegah dia untuk berdiri.

Mereka berhasil menahan dia. sampai mereka merasakan kekautannya yang begitu kuat.

Pergelangan tangan Thomas begitu kuatnya sampai dia mampu melawan seluruh kekuatan berat badan Alina sampai dia kehilangan genggamannya.

Dan Thomas berhasil menendang Hansa begitu kencang dan lolos dari mereka berdua. Thomas yang bangun dari lantai, menatap Alina dengan senyuman lebar dan pandangan melotot dan menertawai nasib malangnya yang berakhir hari ini.

Thomas kemudian lari ke arah jendela dan berniat untuk melompati jendela yang masih tertutup itu. Ia berlari, separuh mendengkul dan lompat ke arah jendela itu seperti rusa.

Walaupun Ia sudah di luar kaca, untungnya Hansa berhasil memegang pahanya dan menariknya ke dalam.

Namun, makhluk yang ada di dalam Thomas menampakan dirinya yang memegang kendali penuh akan diri Thomas. Ia mencekik Hansa sampai mengangkatnya ke udara. Dan membuangnya sampai ke ujung ruangan.

Suara pecahan kaca itu mengundang perhatian dari ayahnya yang naik dan masuk ke kamar Thomas. Didalam kamar itu, ayahnya menyaksikan keangkeran yang tidak bisa dia lupakan.

Bola matanya kuning, giginya kuning kehitaman dan tumpul. Wajahnya menunjukan kebahagiaan yang diselimuti oleh maut.

Ia tertawa sambil memandang ayahnya sendiri seperti pamitan terakhir sebelum mengakhiri segalanya.

Setelah Ia berkata ‘selamat tinggal’ Ia sekali lagi berlari ke arah jendela.

sampai aku berhasil menyeruduk dia dan menjatuhkannya ke lantai.

Aku langsung masuk lewat jendela dan bergegas bertindak untuk menyelamatkan anak ini.

Ayahnya ikut serta membantu kita untuk menahan dia di posisi tengkurap di lantai. Aku mengeluarkan keris untuk merapal suatu sihir sambil memegang kepalanya.

Namun dengan kekuatan sepenuhnya, Thomas membuang kita berempat dan mengangkat ayahnya sendiri sebelum membuang dia ke arah kasur.

Makhluk yang ada di dalam tubuh anak jock itu mengangkat Alina dari tanah dan memegang kepalanya dengan menekan kedua tangannya di telinganya. Makhluk itu tau akan kemampuan dan kepekaan Alina akan keberadaannya.

Thomas dengan wajah iblisnya berteriak di depan wajahnya.

sampai Seth berbicara bahasa latin dihadapannya dan menunjukkan Keris keramat di hadapan Thomas.

Merasa terperangkap dan kesakitan yang bisa dirasakan melalui jeritannya.

Disaat itu juga Hansa, Alina, dan ayahnya mendapat kesempatan untuk menahan dia di kasur itu.

Aku memberitahu ayahnya untuk mengambil tali yang kuat. 

Setelah mengambil tali itu, mereka bertiga mengikatnya sementara aku terus membidik kerisku ke arah bocah malang itu.

Aku harus membebaskan Thomas dari iblis itu. Aku tidak tahan melihat kekasihku sengsara di bawah pengaruh jahat yang tidak mengenal belas kasihan dan kemanusiaan.

Tetapi iblis yang terperangkap di dalam diri Thomas sangat amat penting untuk menyerap energinya. Energi dari iblis Lil’Nozth yang berpikiran kolektif itu berkaitan keras dengan iblis Lil’Nozth lainnya yang mengudara.

Jika aku menyentuh energinya, aku bisa mengetahui dimana Lil’nozth lainnya yang merasuki korban selanjutnya.

Dan mengetahui dimana Soulseeker dan Hangman menjalankan ritualnya.

Oleh karena itu, iblis di dalam Thomas tidak bisa diusir dulu. 

Sebelum Hangman bisa dikalahkan dan totemnya dimusnahkan.

Aku menyentuh kepala Thomas untuk bersentuhan secara langsung dengan kuasa gelap yang terperangkap di dalam tubuhnya.

Aku menyerap iblis itu untuk merasuk aku.

Dan aku melihat…

Kedua belas jiwa malang yang sudah diliputi oleh Lil’Nozth.

Pengaruh dari Lil’Nozth, dewa Nokturn, dan Hangman sendiri.

Yang merajalela di tiap kuil dan tempat sembayang Hangman.

Dan tempat rahasia dimana Hangman tersembunyi.

Kemudian aku masuk ke dalam dunia mimpi.

Bukan mimpinya Thomas, Angeline, Seth, ataupun Noni.

Tempat ini sungguh familiar. Penuh sekali rerumputan, bunga dan bukit yang luas di bawah teriknya matahari.

Tetapi bukan tempat yang indah ataupun baik. 

Ini adalah tempat dimana sebelumnya berbicara dengan aku saat masuk kedalam tubuh Alina.

“Kamu masih setia dengan perjuangan ini? Masih percaya kamu bisa menang dan mengalahkan aku?” Hangman berkata. 

“Kita semua ditaktirkan untuk mati dan mengapa kita mengikat diri kita terhadap dunia ini dan hidup demi nama kebahagiaan yang tidak ada artinya? Satu atau dua keputusan yang kita buat akan menyengasara dua atau sepuluh orang tidak peduli apapun yang kita lakukan. Semakin kita makan, minum, dan mencapai tujuan dalam hidup kita, kita menjatuhkan orang lain dan membawa lusinan orang kedalam kebinasaan, teman, sahabat, dan pacar yang kita buat di kehidupan kita tidak akan lama menyukai kita dan membelot untuk membeci kita apapun itu alasannya. Oleh karena itu mengapa susah payah hidup? Bukankah kematian semakin bermakna? Bukankah dunia lain di seberang jauh lebih adil dimana kebaikan dan kebenaran semakin diberkahi sedangkan di dunia ini, hanyalah keceriyaan, kecakepan, dan kesempurnaan yang disembah sungguh-sungguh sebagai ilahi sedangkan ‘barang siapa yang tidak mencapai bobot yang diinginkan dunia. Harus menyembah ketakutan, malu, dan iri sebagai juruselamat mereka. Tidak ada apa-apa lagi. Sudah berakhir. Tidak ada perbuatan baik, sifat mulia, uang, kesuksesan, cinta kasih sayang, dan belas kasihan yang dipuji,, dan diakui di dunia ini. Kamu pikir mereka berterima kasih atas perbuatan baikmu dan kamu akan mendapat pahala dari itu. Salah! Tidak ada satupun kebaikan dihargai lagi di dunia ini. Apa yang orang-orang sorai, beri puji, dan diangkat di dunia ini? Kuasa dan keindahan. Itu saja. Orang hanya menyerahkan dirinya untuk memberi apa tiap orang layak dapatkan di kehidupannya hanya jika kamu memiliki sesuatu yang sangat bernilai. Uang, asset, kuasa, kecantikan. Itu saja. Tidak ada lain lagi”
Dengan tenangnya Hangman berjalan menjauhi aku ke belakang. 

Ke arah dimana terdapat banyak sekali pepohonan. Bunga-bunga yang beragam. Dan beberapa patung yang menyerupai dia. 

Namun patung itu menggambarkan Hangman sebagai makhluk yang begitu indah.

Aku mengikuti dia sambil mendengar ceramahannya. “Bagaimana kepala agamamu mengajarkan kamu mengenai stress, depresi, amarah, kebencian, dan kejorokan di dalam pikiranmu? Mereka akan hanya mengucilkan itu dan membuang kamu bersama dengan pendosa jika kau berpikiran sedemikian rupa! Mengapa orang-orang tidak menganggap penyimpangan? Mengapa orang takut dengan respon natural dengan bahaya sebagai salah satu anugerah yang Tuhan berikan? Di alam sana, orang-orang mendapat perhatian dan pemahaman akan tiap masalah yang mereka derita. Dari sekian banyaknya kesaksian yang kudengar Aku menyimpulkan. Betapa sia-sianya dunia yang kita hidupi? Kamu mencintai orang-orang dan menyelamatkan nyawa mereka untuk apa? Pada akhirnya, kesuksesan adalah satu-satunya yang diakui. Kebaikan tidak akan pernah diakui. Atau malah dicurigai sebagai kecerdikan. Sekarang silahkan, pergilah sana, pulang. Thomas akan kuampuni untuk saat ini. Kecuali kedua belas korban lainnya yang siap untuk lompat dan menemui takdirnya yang lebih indah. Dan kamu Angel, bukanlah hantu biasa.”

“Bergabunglah denganku. Dan kau bisa lebih berhikmah dengan menemukan lebih banyak rahasia akan dunia ini. Dan kamu bisa mengerti. Macam dunia apa yang kita tinggalkan saat ini.” 

Tetapi Hangman terlambat.

Aku sudah  mengirim salah satu legiunku untuk menyelamatkan kedua belas orang yang kesurupan itu. 

Pada pukul sepuluh malam, terdapat dua belas peristiwa yang sama di masing-masing tempat yang tersebar di Jabodetabek.

Seseorang melompatkan dirinya ke tanah. 

Tetapi mereka malah melayang di udara. Seakan-akan langit ataupun angin merangkul tubuh mereka agar tidak jatuh ke tanah.

Peristiwa itudisaksikan oleh banyak orang secara berbondong-bondong. 

Seperti keajaiban yang dialami Susi. Namun dalam sekala besar.

Dan aku berkata langsung terhadap makhluk hitam itu. 

“Tidak!” 

Tiba-tiba kesadaranku kembali lagi ke dunia nyata.

Aku beserta Seth, Noni, dan legiun roh mati di dalamku sedang berdiri di depan gedung yang kelihatannya seperti gedung kosong yang ditinggalkan.

Dan di gedung itu terdapat lima orang tua yang mengenakan jubah.

Gambaran yang mirip sekali dengan necromancer di buku karangannya.

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Selanjutnya Chapter 11
0
0
Hati dan perasaan yang kurasakan adalah perasaan yang membara yang dimiliki oleh Noni Salma. Hatiku merasa seperti api yang membara dan perasaan cintanya seperti palu yang memusnahkan. Tetapi akal sehatku yang menentukan keputusan, dan empati untuk menolong banyak orang dan belas kasihan yang menyatukan segalanya agar menapung kausa yang begitu besar dari entitas Spekter Putih dengan kekuatan yang tidak bisa dibayangkan.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan