
“Lo denger itu?” katanya lagi seolah sedang mendengar sesuatu. Aku mencoba untuk mendengarkan suara apa pun yang Sava maksud. Tapi yang kudengar hanya suara bising kendaraan di kejauhan.
“Suara apa?” tanyaku bingung.
“Bintang.” Sava tersenyum lebar ke arahku yang membuatku semakin bingung. “Bintangnya pada ngomong, Sa. Mereka bilang ‘Selamat ulang tahun, Fasa!’.”
Fasava
3
0
23
Berlanjut
Fasa tuh iblis. Fasa tuh nggak punya hati. Fasa ngacak-ngacak hidup gue kayak hidup gue itu miliknya. Padahal kita tuh nggak saling kenal. Bahkan nggak dekat. Tapi, dia tiba-tiba bilang kalau kita itu pacaran. Parahnya lagi, dia bilang seperti itu kepada orang tuanya. Ini musibah. Ini bencana. Lalu, entah nasib sial jenis apa yang datang, gue juga disuruh tinggal serumah dengan dia. Dan gue juga mau dinikahkan dengan dia. Dia nggak tahu apa, pura-pura seperti ini bisa berakhir seperti apa? Gue nggak mau jatuh cinta sama dia. Cowok nyebelin. Ngeselin.Oke, dia ganteng. Terus kenapa?
1,501 kata
Dukung suporter dengan membuka akses karya
Pilih Tipe Dukunganmu
Sudah mendukung?
Login untuk mengakses

Selanjutnya
Fasava | Bab. 18
0
0
“Lo mau ngasih gue kado status?” tanya Fasa lagi. Mendengar kata ‘status’, kontan membuat jantungku berdegup hebat. Ada rasa was-was di setiap degupannya. Rasanya sungguh nggak enak. “Pacar? Lo nembak gue?” Kalimat itu sontak membuat jantungku seakan berhenti berdetak selama satu detik. Bahkan, rasanya seperti aku baru saja mendengar suara petir tengah menyambar. Suaranya keras dan begitu mengagetkan. Sara nembak Fasa?
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai
syarat dan persetujuan?
Laporkan