
Tidak ada angin. Tidak ada hujan. Tiba-tiba saja Fasa berkata dengan lantang, “Ini Ma, pacar Fasa.”
Dan tentu saja ucapannya itu membuatku menatap Fasa dengan terkejut.
Pacar? Aku pacarnya Fasa? Sejak kapan coba?
Fasava
3
0
23
Berlanjut
Fasa tuh iblis. Fasa tuh nggak punya hati. Fasa ngacak-ngacak hidup gue kayak hidup gue itu miliknya. Padahal kita tuh nggak saling kenal. Bahkan nggak dekat. Tapi, dia tiba-tiba bilang kalau kita itu pacaran. Parahnya lagi, dia bilang seperti itu kepada orang tuanya. Ini musibah. Ini bencana. Lalu, entah nasib sial jenis apa yang datang, gue juga disuruh tinggal serumah dengan dia. Dan gue juga mau dinikahkan dengan dia. Dia nggak tahu apa, pura-pura seperti ini bisa berakhir seperti apa? Gue nggak mau jatuh cinta sama dia. Cowok nyebelin. Ngeselin.Oke, dia ganteng. Terus kenapa?
Tidak ada angin. Tidak ada hujan. Tiba-tiba saja Fasa berkata dengan lantang, “Ini Ma, pacar Fasa.”
Dan tentu saja ucapannya itu membuatku menatap Fasa dengan terkejut.
Pacar? Aku pacarnya Fasa? Sejak kapan coba?
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Selanjutnya
Fasava | Bab. 2
1
0
“Nggak biru gini kok. Mama aja yang lebay bilang ini biru-biru. Hanya merah aja. Itu pun, sedikit merah,” kata Fasa sambil menyingkirkan poni yang menutupi jidatku. “Udah, nggak usah nangis. Cengeng banget sih,” lanjutnya tanpa dosa.Namun, ucapan Fasa itu sama sekali tidak menenangkan. Malah, ucapannya itu membuat tangisku semakin histeris. “Lo udah ngancurin hidup gue! Dan lo bilang gue gak boleh nangis?” tanyanyaku sambil sesenggukan.“Ya tuhan. Jadi, Sava hamil?” seru tante Tata mengagetkan kami. Hah? Gimana-gimana?
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai
syarat dan persetujuan?
Laporkan
