
SNEAK PEEK:
Ada satu tetangga yang menyelipkan tambahan di ucapan terima kasihnya, dan itu tetangga terakhir yang kukunjungi.
"Makasih lho, Mbak Vita. Kuenya bakal enak koyoke iki teko ambune (kayaknya ini dari baunya). Semoga sampeyan (kamu) langgeng terus karo (sama) Mas Tora."
VITA
Perasaanku masih campur aduk baca surel dari brand Chiba Knife Set terkait video terbaru yaitu bikin sop ayam. Isi surel terbaru mereka penuh pujian dan bilang nonton videoku tuh berasa healing gratis, dan orang kantor mereka pada recook masakanku buat acara perayaan sederhana ala mereka. Teriak kegirangan banget aku ini, sampai-sampai lompat di sofa. Gila ini brand, sudah nggak banyak mau tapi tetap kasih kritik dan saran yang membangun.
Contohnya waktu aku serahkan draf kedua video via email, balasannya hanya tiga poin. Pertama lagu yang kupilih untuk adegan memotong bawang bombay dan tomat terlalu keras sehingga harus dikecilin biar suara potongannya terasa. Kedua untuk pamer barangnya kurang halus di bagian transisi, katanya lebih baik langsung nunjukin aksi potong aja. Ketiga, mereka mengingatkanku soal ada video memotong wortel yang masih menunjukkan potongan tidak rapi. Jadinya pas serahin ketiga kalinya baru bisa di acc lalu tayang di akun youtubeku.
Aku yang nonton sendiri aja ngiler, jadi pengen masak sup ayam. Komentar warganet pada bagus-bagus semua.
Evina23
Ak berasa nonton film Studio Ghibli versi minimalis. Kak Vita gk prnah gagal bikin video masak kece.
Baron_10
Pasti bakal aku recook sup ayam ini. Demen sm kaldunya kali ini, pasti kaldu ayam asli ini.
CintaLopek
Request dong kak, bikin cheesecake gitu. Kangen Kak Vita baking lg wkwk.
Masih banyak komentar lain nggak kalah kece. Aku memang suka film-film buatan Studio Ghibli walau nggak sampai model maniak gitu. Cara mereka ambil angle makanan tuh komposisinya pas, terlihat semua elemen makanan. Bagian paling penting adalah cara makannya yang alami. Jujur aku kurang suka sama video gaya orang makan yang pasang senyum palsu terus ngunyahnya rakus begitu. Bagiku bakal bingung untuk menentukan kompleksitas rasa selama beradu dengan lidah.
Tora harus tahu ini, dan karena siang-siang dia masih kerja jadinya aku kirim semua tangkapan layar komentar warganet ke laman chat. Begitu juga sama Lila dan Mama, mereka selalu jadi orang paling heboh.
Kan sudah kuduga mereka berdua cepat banget balasnya.
Mamaku ❤: Ancene anak Mama iki (Memang anak Mama ini) top markotop wes. Mamaku ❤:WES AYO NDANG NANG RUMAH MAKAN, TAK TITENI (SUDAH AYO MAIN KE RUMAH MAKAN, AKU TUNGGU).
Mamaku ❤:Nek gak, g bkl onok jatah dada bebek kremes gae awakmu tok. 😇😍🥰
Lila Indriani: ARGHHH BESTIE SAYA ANCENE DEBEST ISOK MENAKLUKAN ENDORSEAN CHIBA KNIFE SET SING AKEH ATURANE IKU (Sahabatku terbaik bisa menaklukkan endorse Chiba Knife Set yang banyak aturannya itu). Aku jd pgen beli deh, otw checkout di shopek ah wkwkwkwkwk.
Aku balas pesan mereka satu-satu.
Sama Mama aku bilangnya kapan-kapan mampir. Bodo amat dibilang durhaka, percuma pasang ancaman jatah bebek habis. Aku ingat waktu SMP Mama selalu sisain aku satu ekor dada bebek goreng kremes khusus buatku setiap malam. Bumbu kuning bercampur daging bebek empuk hasil presto berjam-jam sungguh kombinasi sempurna penyembuh luka hati waktu itu.
Sama Lila aku hanya balas pakai stiker bisa aja dan tuh kan keracunan. Sahabatku selalu gitu, dia menyempatkan beli barang hasil endorse ku jika ada uang dan pas lagi butuh banget. Aku juga begitu setiap video endorse Lila. Kami sama-sama tahu perjuangan masing-masing dalam membangun channel youtube kami.
Hari ini nggak bikin video dulu, mau beberes kulkas yang banyak sekali. Setelah membersihkan tray dan menata makanan penting, ternyata aku masih punya sisa snack yang masih belum kadaluarsa dan tidak pernah kubuka sama sekali. Kebanyakan snack impor hasil jastip ke Lila waktu dia ke korea dan jepang beberapa bulan lalu. Ah ternyata aku juga masih punya kue kering dan kukis bikin video dua minggu lalu, pas aku coba sih rasanya masih enak sih.
Senyumku mekar dan lagi-lagi sampai lompat pas lihat pengikutku di youtube meningkat jadi tujuh puluh ribu pelanggan. Berita bahagia mampir sekalian dalam satu hari tuh kayak uang jatuh dari helikopter sampai bikin bukit sendiri. Aku mengirim lagi hasil tangkap layar ke Mama, Tora, dan Lila ketika mendengar suara mesin mobil Tora di rumah sebelah.
Buru-buru aku keluar rumah, ternyata pas dia buka pintu mobil. Alis Tora sedikit berkerut ketika sudah berhadapan.
“Kamu kayak habis dikejar setan? Ada apa, Vit?”
“Deloken dewe (Lihat sendiri).” Aku mengangkat ponselku ke wajah Tora sambil mengatur napas.
Kali ini dia juga pasang reaksi sama denganku.
***
Tora mengiyakan ketika kutawarkan untuk bagi-bagi dua puluh toples yang terdiri dari sepuluh toples kue kering dari endorse toko roti legendaris di Malang dan sepuluh toples kue kukis chocolate chip dan red velvet. Kita berdua bagi tugas, Tora yang di kompleks sebelah sampai pos satpam dan aku yang di sekitar area kami.
Lima belas menit aku berkeliling membagikan toples kaca pada tetangga. Di area rumahku ini nggak hanya keluarga aja, melainkan ada dua kos-kosan perempuan yang letaknya di pojok dan berhadapan. Maklum area yang kutempati ini dekat kampus negeri. Anak-anak kos ini pada bahagia semua setelah kukasih serta aku diberi doa agar semua yang kulakukan bakal dimudahkan oleh Tuhan. Samar-samar kudengar teriakan rebutan makan.
Ada satu tetangga yang menyelipkan tambahan di ucapan terima kasihnya, dan itu tetangga terakhir yang kukunjungi.
"Makasih lho, Mbak Vita. Kuenya bakal enak koyoke iki teko ambune (kayaknya ini dari baunya). Semoga sampeyan (kamu) langgeng terus karo (sama) Mas Tora."
Beneran ini tuh aku kaget, dan si Ibu Tetangga itu melanjutkan ucapan. "Habis Sampeyan nek (Soalnya kamu kalau) jalan karo Mas Tora iku serasi gitu."
"Saya tersanjung dengan perhatian ibu, tapi sejujurnya saya sama Tora tidak pacaran."
Ucapanku bikin si Ibu berbalik kaget. "Lho saya pikir sampeyan pacaran, soale orang-orang sini tuh mikirnya gitu, Mbak. Habisnya akrab sekali sama Mas Tora sampek gandeng tangan gitu."
Ternyata si Ibu sempat menyaksikan tragedi ngaku-ngaku pacar palsu waktu itu. Aku bersalaman sebagai salam perpisahan pada si Ibu yang ekspresi bingungnya masih belum hilang.
Aku dan Tora kembali ketika langit sudah gelap dengan pemandangan orang-orang baru pulang dari masjid.
"Tunggu, Vit." Tora menghentikan aksi buka pagarku.
Aku menoleh.
"Aku mek bilang kalau kukismu enak pol, Vit," puji Tora.
"Sowun, Tor. Ancene kukisku penak." Aku nyengir.
"Pesanku mek siji, Vit." Tora menepuk pelan bahuku. "Tetap lakoni sing kon (lakukan apa yang kamu) senang. Aku selalu mendukungmu." Dia berbalik ke rumahnya sendiri.
Tora, Tora. Sahabatku satu ini memang unik, masa muji aja harus bilang langsung. Padahal bisa lewat teks atau telepon.
***
Emang bener senang sama sedih itu sepaket, tapi ya datangnya nggak usah secepat kilat begini deh. Untung pas siapin bumbu dasar dan potong daun basil buat recook nasi goreng itali dari restoran ungu terekam dengan baik. Pas dengar preview suara potong masih terdengar jelas.
Aku berjalan ke meja makan untuk ambil ponsel. Ternyata panggilan video dari geng lama yang masih satu lingkaran sama Rinto. Suara heboh mengisi rumahku begitu kuangkat.
"Vit, kamu jadi datang ke Rinto?" Ninis membuka pembicaraan dengan heboh, seperti biasa.
"Kon gak apa-apa ta (Kamu nggak apa-apakah)? kuatno (kuatkan) mentalmu ngadepin nikahan mantan. Soale … " celetuk Riana – temanku yang dulunya norak dan tukang ngadu – sekarang jadi mom influencer dengan pengikut seratus ribu.
"Soale biasane onok sing durung (Soalnya biasanya ada yang belum) move on," sambung Sintia si alay dan genit tapi suaminya kerja di BUMN dengan jabatan tangan kanan pemimpin.
Tawa masing-masing di ponsel bikin telingaku sakit. Kubiarkan saja mereka ribut-ribut soal transportasi, akomodasi, dan baju apa yang bakal dikenakan. Bagian yang paling sensitif adalah baju kembaran sama pasangan.
Nah ini nih. Ini.
Mereka bertiga sudah punya suami, yang mana pas nikahan tidak mengundangku. Rasa panas bergejolak di tubuhku, aku sudah yakin seratus persen di acaranya Rinto nanti bakal menanyakan mana pasanganmu dan berakhir dibilang tolol soal percintaan padahal sukses begini.
Sepertinya aku harus ada pasangan juga, biar mereka pada diam. Aku nggak boleh kalah sama sekali, enak aja mereka menang terus.
Siapa, ya, kira-kira?
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰
