
Garwa, semoga saja bisa menjadi belahan jiwa siapa saja,
Kalau sudah gak tau harus apa, tetep aja gak akan tau, namun ketidak tahuan melahirkan begitu banyak percobaan, Kita hanya mengenal kata terus, terus mencoba, terus berusaha, terus gagal, terus berhasil, terus bingung,
Siapapun itu garwa semoga itu bagian bagian yang ada pada dirimu, sesosok yang hilang dan ingin ada di dirimu.
! Tulisan ini pernah di ikut sertakan dalam perlombaan Secara internasional di salah satu web ajang penulis cerpen...
prolog
Ada beberapa hal yang terjadi, yang kita tidak pernah tahu. Termaksud dengan tulisan ini, saya tidak pernah tahu mau menulis seperti apa , yang pasti ketika saya terus menulis dan menulis seketika cerita terbentuk, meskipun judul tak pernah berhasil di temukan di awal cerita, mungkin semua selalu membutuhkan sebuah prolog, jadi anggap saja ini sebuah prolog untuk cerita yang kamu baca nantinya, selembar garis baru untuk awalan yang terdengar rumit, seperti kamu menangis untuk pertama kalinya, entah apa yang kamu tangisi, yang jelas kamu hanya ingin menangis, atau kamu tersenyum , melemparkannya kepada sang kasih, tak pernah paham kenapa kamu tersenyum, semua jadi sebuah reflex yang menggambarkan bahwa kamu berbahagia atau bisa juga pura pura bahagia, bisa juga bahasa kesopanan kepada orang lain, gak tau, kita hanya berusaha membangun dunia yang kita ingin, kita tak pernah paham, yang tersenyum belum tentu tidak bersedih dan yang menangis bukan berarti tidak bahagia, rumit bukan.
Nahasnya Paragraf baru akan selalu terbentuk dengan isi yang maha ngaco, yang sebenarnya tulisan tersebut entah fiksi atau nyata, pada akhirnya yang fiksi terlihat nyata, dan yang nyata terasa fiksi, merasa kita sudah mengalami , mengira hal tersebut mustahil, Kita cukup pandai membodohi diri sendiri ataupun orang lain, mengira diri kita sudah benar - benar manusia padahal kita hanya sesosok bayi kecil yang di paksa waktu untuk tumbuh, kadang juga kita mengkritik diri sendiri, ‘begitu bodohnya saya’,
padahal saya tidak pernah berbuat sesuatu yang membahayakan diri saya, namun entah kenapa kegagalan selalu saja terlahir meskipun sudah beberapa kali menjelma sempurna, namun semua kesempurnaan masih kurang sempurna, seperti kesempurnaan adalah hal fana, entah buku yang berjudul apa yang mesti saya cari untuk menjadi sempurna, katanya dengan cara membaca kita akan mendapat wawasan dan sebuah teori untuk menuju.
Lagi – lagi ‘kurang sempurna’, jika kesempurnaan saja bisa bersanding dengan kata kurang, apa lagi saya, makhluk yang bernama manusia, yang telah tuhan tetapkan bahwa manusia adalah tempatnya segala salah dan dosa, Tempatnya segala akal terus berkembang, meskipun saya memiliki akal, tetap saja kesalahan adalah garis besarnya manusia, Namun di dalam hati yang begitu kecil terdapat kepercayaan yang begitu besar bahwa tuhan tidak menciptakan segala sesuatunya tanpa rencana dan alasan, begitu cara manusia satu ini menentang kesempurnaan, Kalau begitu, saya percayakan hidup saya bersama tuhan, meskipun kebingungan tetap terus terlahir, sampai saya bingung kenapa saya mesti membingungkan sebuah hidup yang katanya sempurna saja memiliki kekurangan, satu satunya teka teki yang tak harus di pecahkan ia bernama manusia.
Begini saja, aku ajak kamu bertualang dengan pikiranku, aku ibaratkan;
Di dalam permainan yang kuno, andai dadu – dadu itu adalah sebuah takdir untuk manusia maka angka enam adalah simbol dari keberuntungan, jika tangga untuk naik dan ular untuk turun, di sini bagai mana jika tangganya di pinjam oleh tetangga, dan di sini juga ularnya hidup meskipun sama – sama membahayakan, garis finis di angka lima puluh apa itu simbol keberhasilan, jadi kalau di artikan lima puluh adalah umur manusia, dengan begitu di umur manusia yang sudah mencapai lima puluh akan mendapatkan keberhasilan, lalu bagai mana nasib yang tidak mencapai umur lima puluh nantinya atau bisa di sebut sebuah kegagalan jadinya, cukup , aku gantungkan disini aja sebab ada kemungkinan aku adalah korbannya, manusia yang belum setua itu, tulisan ini semakin membingungkan,
“Hufff!!”...
Mau bagai mana pun kebingungan adalah awal pertemuan manusia, sejak pertama kali di lahirkan. Dariku manusia dini yang usianya belum mencapai cukup.
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰
