
Dalam kisah yang penuh keberanian dan semangat, Citra, Aldi, Maya, Ken, Ryan, dan Rani bersatu untuk merintis usaha bersama. Mereka menghadapi tantangan memasak, menghadapi masalah keuangan, dan bahkan menghadapi perbedaan sosial. Perjalanan mereka membawa pembaca melalui serangkaian kejutan, pertemanan yang kokoh, dan keputusan sulit. Di bawah pohon mangga, mereka mengejar impian mereka, mengubah rumah Citra menjadi markas operasi yang penuh warna. Dengan buku resep Maya sebagai panduan, pertarungan melawan kendala hidup pun dimulai.
Citra setelah cukup lama berpikir dia memutuskan "kalau begitu aku akan menggunakan ide Maya. tidak masalah kalau lama. Aku minta tolong padamu ya Maya"
Maya yang mendengar hal tersebut dengan muka berseri-seri mengatakan "tentu saja aku akan membantu mu"
Setelah mendengar ucapan Maya Aldi melanjutkan dengan pertanyaan "jadi siapa yang akan memimpin usaha ini? Kemungkinan Citra sibuk untuk OSIS"
Ken menjawab sambil menunjuk Aldi "tentu saja anda, anda yang membawa-bawa kami. "
Ryan yang mendengar itu bertanya ke Aldi "apakah tidak masalah Di? "
Aldi menundukkan wajah dan mengatakan "aku tidak sanggup, jika aku sebagai pemimpin, Aku tidak berani"
Ken yang mendengarnya dengan santainya " Ya elah santai saja ada kami disamping mu jika ada kesalahan bakalan kami urus. Iya kan guys? "
Maya menjawab "tentu saja"
Rani menjawab "aku akan selalu membantumu Aldi"
Ryan menjawab "yup kami akan membantu mu"
Ken yang mendengarnya mengatakan "lihat kau gak sendiri"
Aldi melihat Teman-temannya dengan senyum mengatakan "baiklah, Terima kasih"
Waktu masuk kelas pun berbunyi mereka bubar. Keesokan harinya Miya, Rani, Ken, Aldi, Ryan dan Citra rapat di ruang rapat OSIS.
Citra membuka rapat dengan pertanyaan "jadi apa yang akan kita jual? "
Maya angkat tangan "seperti kantin aja, ada makanan berat dan gorengan"
Aldi mengangkat tangan "kalau kebanyakan kau kuat masak itu semua? "
Maya membalas "kalian ikut masaklah. aku masak makanan berat, kalau kalian gorengan"
Ken mengangkat tangan "kalau begitu kami butuh resep dan pengajaran"
Maya menjawab "okelah besok dimana kita masak, rumah ku?"
Citra Angkat tangan "kalian datang ke rumahku saja, aku tinggal sendiri, dekat dengan sekolah dan ada beberapa alat memasak"
Ryan mengucapkan "apa saja yang bakalan dijual"
Maya bertanya "kakak punya oven kah? "
Citra menjawab "ada Oven listrik gak kepakai"
Rani yang terkejut bertanya "orang tua kakak orang kaya? "
Citra menjawab "tidak! itu punya tante kakak. Kakak disuruh belajar masak, tapi karena jadi ketua OSIS lupa untuk belajar"
"Hoooooo" Ucap Rani paham.
Maya menyebutkan apa saja yang hendak di jual "Kalau begitu bagaimana dengan pai susu bali berisi agar-agar berbagai rasa, risoles dan tahu isi sayur, empek-empek, pisang..... "
Belum selesai Maya ngomong dibantah Oleh Citra "tolong jangan terlalu banyak Maya modalnya tidak cukup nanti"
"Begitu ya, kalau begitu pie susu bali, pisang gorang, risoles dan tahu isi sayuran. Juga nasi goreng mie rebus dan mie goreng" Ucap Maya kecewa.
"Kalau begitu siapkan resepnya ya Maya" Ucap Aldi.
Maya menjawab "baiklah"
Citra menjelaskan yang akan untuk dilakukan kedepannya "ada ruang OSIS untuk jualan nanti dan disana kita masak dan jualan, apakah ada yang lain?"
Semuanya diam tidak ada pertanyaan.
Citra melanjutkan "kalau tidak ada, Mari kita bubar"
Setelah Citra menyelesaikan rapatnya. datanglah seseorang masuk ke ruang kantor.
Siswi ini memiliki rambut hitam dengan aksen pirang ke oren dibelakang rambutnya dengan wajah cantik dan Mata oren gelap dan hitam dibawah matanya
Siswi tersebut berjalan ke arah Citra" Jadi kau masih niat melakukan hal bodoh ini dan kau mau cari korban lain kalau kau gagal yaa"
Citra menjawab dengan tegas "ini urusanku kalau gak mau menolong mending kau pergi"
Siswi tersebut menjawab "emang paling susah Menyadarkan seekor lalat" Setelah mengatakan siswi tersebut pergi ke ruangan lain.
Aldi yang cemas bertanya " Apa maksudnya korban lain"
Citra menjelaskan "kalau kita gagal maka kita harus menggantinya nanti, tapi aku sendiri yang akan menggantinya kalian jangan terlalu memikirkannya"
Ken mendengar kata-kata tersebut membalas "tidak masalah aku akan ikut mengganti kalau gagal. Lagi pula suatu hal tidak akan menarik kalau tidak ada ancaman"
Aldi yang tidak percaya bertanya "kau serius ken"
Ken memandang Aldi dengan tatapan yakin "haaaa... Aku yakin" Setelah mengatakan itu ken bertanya ke Citra "siapa itu?"
Citra menjawab "dia Shanty pratiwi, kelas 3 jurusan Ketik , dia sombong karena jago di bidang matematika"
Ken hanya beraksi dengan mengatakan "hmmmmmmm"
Setelah itu mereka bubar ke rumah Masing-masing karena rapatnya dimulai sesudah sekolah.
Keesokan harinya Maya menunjukkan buku resepnya di tempat kumpul di pohon mangga Aldi, Ken, Rani, Ryan dan Citra.
Setelah Citra melihat isi buku tersebut dia senyum "bagus banget bukumu Maya"
Maya tersenyum cerah "terimakasih kakak Citra"
"Kalau begitu kamu simpan Citra! pulang nanti kita ke rumahku memeriksa alat. "Ucap Citra
" Yup kak Citra "balas Maya nurut.
Ken setelah melihat buku Maya berpikir " Kenapa perempuan harus membuat buku mencolok begitu, banyak gambar makanan dan bunga disana. Apakah kita akan makan bunga?"
Setelah pulang sekolah, mereka pergi ke rumah Citra.
di pertengahan jalan ken bertanya "Ryan gak masalah kah kau balik terlambat nanti? "
Ryan menjawab "bermasalah sih, tapi aku bodo amat. nanti mereka juga lelah sendiri"
Ken berlari kesamping Aldi dimana Rani juga ada disampingnya" Aldi kau gak masalah kah, terlambat pulang? "
Aldi menjawab "tidak masalah"
Ken yang mendengarnya menjawab "oke"
Citra yang didepan menyuarakan " Bagaimana kalau misalnya kita sekalian membeli barang untuk jualan"
Maya yang disamping Citra menjawab "boleh juga"
Aldi menjawab "silahkan saja"
Mereka pergi belanja. setelah berhasil membeli semua barang mereka pergi membayar, tapi Citra terdiam.
Aldi yang melihat itu cemas dan pergi ke sana" Ada apa kak? "
Citra dengan muka pucat menjawab "a-a-aku l-lupa m-me-Membawa u-uang"
Aldi pergi dan membayar semuanya.
Ken yang melihatnya terkejut dan bertanya ke Ryan. "Kok Aldi yang bayar? Banyak kali duit Aldi?"
Ryan menjawab dengan santai"orang tuanya memberikan uang jajan yang besar setiap harinya. "
Ken terkejut lagi dan bertanya lagi "dia anak orang kaya? "
Ryan menjawab"yup"
Ken bertanya lagi "jadi kau berteman dengan Aldi karena itu? "
Ryan terkejut dengan pertanyaan itu menjawab "tidak lah, aku gak Mungkin begitu"
Ken bertanya ke Rani yang kebetulan ada disamping " Kau suka sama Aldi karena uangnya ya Rani? "
Rani terkejut menjawab "t-t-tidak lah"
Ken membantah "kok ragu kau"
Aldi yang mendengar apa yang ken katakan pun ngomong "ken bisa tenang tidak? "
Ken kesal menjawab "anda orang kaya kenapa tidak ngomong? "
Aldi mengeluh setelah itu mengatakan "ayok kita pergi"
Ken yang masih kesal membawa barang dengan terpaksa.
Mereka pergi ke rumah Citra. Setelah sampai ek rumah Citra keadaan rumahnya bagus dan sederhana tapi memiliki berbagai alat untuk masak yang hampir semua tidak dipakai karena berdebu.
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰
