
Bara memarkirkan motornya. Zeva calon tunangannya datang menghampiri Bara dan Rindu. Zeva mengulum senyum tipis saat Rindu turun dari motornya Bara. Sedangkan Rindu acuh tak peduli dengan kekasihnya Bara. Rindu maju selangkah, tapi ia tiba-tiba ditahan Bara yang tiba-tiba menciumnya di depan Zeva. Sungguh hal yang paling menyebalkan pagi itu bagi Rindu.
"Dora ... eeemon! Nyebelin Lo. Dasar mesum Lo. Awas ya, gue aduin sama kakek!" teriak Rindu memekik membuat telinga Bara dan Zeva mendengung mendengar...
Bara Rindu
4
0
4
Berlanjut
Bara alami kecelakaan saat selesai balapan motor dari sirkuit. Ada seseorang yang sengaja mencelakainya terus sahabatnya yang bernama Rindu menolongnya dan membawa dia ke rumah sakit.Bara kehilangan banyak darah dan membutuhkan donor darah lalu Rindu menawarkan darahnya untuk Bara sampai akhirnya dia sadar, tapi setelahnya Rindu malah koma seusai menolong Bara.Saat Bara sadar setelah mendapatkan donor darah dari Rindu ia terkejut karena kakeknya bilang dia ditolong oleh seorang wanita. Bara penasaran siapa perempuan yang baik hati mau menolongnya?Bara meminta Agar sang kakek untuk pertemukan dia dengan Rindu yang terbaring koma. Betapa terkejutnya Bara saat tahu wanita yang menolongnya dari kematian adalah Rindu salah satu sahabatnya dan lelaki itu pernah membencinya karena kesalahpahaman di masa lalu.“Jadi Lo yang udah nolongin gue, Rindu.” Bara merasa bersalah karena pernah menyakiti hatinya Rindu.Terbayang kembali ke masa lalunya, saat itu Rindu difitnah seseorang. Zeva kekasihnya Bara terjatuh dari tangga sekolah dan terjadi luka di bagian kedua kakinya. Bara emosi tak terima dengan keadaan Zeva yang cacat. Akhirnya, Bara membenci Rindu. Dua tahun mereka bermusuhan, namun saat fakta terbongkar ketika Bara melihat dengan jelas bahwa Zeva kekasihnya telah menipunya yang pura-pura cacat.“Lo lihat siapa gue?” Rindu membuka kacamata hitamnya dan mengurai rambutnya yang ia ikat kucir kuda di hadapannya waktu itu.“Rindu… Lo selama ini bohongin gue. Lo jadi cewek cupu buat apa hah?” Saga bertanya serius dengan kelakuan Rindu yang berpura-pura menjadi gadis culun.Rindu tersenyum datar menatap tajam wajah Bara yang dibuat kaget dengan penampilannya. Rindu melakukan semuanya demi menutupi identitasnya dari orang-orang yang ingin mengincar nyawanya.Ada rahasia yang Rindu sembunyikan dari Bara. Hanya Agra kakeknya dari Bara yang tahu tentang rahasia besar keluarganya.
Post ini tidak mengandung file untuk diunggah/baca ataupun tulisan panjang.
Dukung suporter dengan membuka akses karya
Pilih Tipe Dukunganmu
Sudah mendukung?
Login untuk mengakses
Kategori
#Balapan#Ceritafiksi#Sahabat#Romance
Sebelumnya
Bara Rindu
1
0
Chapter 3Rindu dijemput Cakra usai pulang sekolah. Bara juga diberi tugas Agra untuk awasi Rindu. Hal yang sama sekali Bara malas melakukannya. Bara melihat Cakra sedang membantu Rindu naik ke atas kursi rodanya. Bara ingin masuk tapi tidak jadi. Bara mendecak kesal dan memilih pergi dan lupa dengan tugas yang Agra berikan. Bara sampai di sirkuit. Ia emang selalu ikutan balapan. Bara sedang emosi kali ini. Sungguh ia benci melihat Cakra bersama Rindu. I hate you, Rindu. Bara dengan rasa bencinya yang masih melekat sampai sekarang. Namun, jujur ia lebih benci melihat Cakra yang mengambil posisinya saat ini. Bar, Lo benci sama si Rindu. Wah parah Lo! seru Emilio dari belakang. 'Bagus deh kalau Lo benci sama si Rindu. Itu artinya gue bisa nembak dia kan, ucap Gevan.Apaan sih Lo, Gevan? Halu Lo ketinggian, ujar Bara menimpuk kepalanya. Ish, sakitlah kepala gue! desis Gevan balik menimpuk Bara. Daripada Lo berdua ribut. Ayo buruan balapan! ajak Emilio. Akhirnya, ketiga cowok itu pun balapan dan taruhannya siapa yang kalah harus jadi babunya Rindu. Ide Emilio emang gila tapi Bara dan Gevan setuju-setuju aja dengan idenya dia. Untuk yang menang, ia harus berani jujur di hadapan rindu alias nembak. Bara paling sulit diposisi ini. SatuDuaTiga Pluit dibunyikan, ketiga cowok itu siap bertanding. Siapa yang paling unggul dia pemenangnya? Siapa yang kalah harus berani ambil resiko dengan taruhannya? Kali ini posisi pertama Bara yang memimpin disusul Emilio di posisi kedua. Terakhir Gevan yang kalah diposisi ketiga. Acara balapan kali ini hanya untuk seru-seruan. Finish! Hore raja balapan tetaplah Bara pemenangnya! teriak orang-orang menyoraki kemenangan Bara.Selamat Bar akhirnya Lo menang juga, ucap Gevan melempar botol minuman kearahnya.Haha! Tapi Lo masih ingat kan taruhannya apa? Emilio tertawa sembari bertanya mengingatkan Bara dengan taruhan mereka. Apes, dah! Bara tepuk jidat. Gue kali yang apes. Masa gue harus jadi babu Rindu selama sebulan. Ide si Emilio bikin otak stres, sambung Gevan.Emilio terkekeh karena bisa mengerjai kedua temannya. Sedangkan Bara dan Gevan harus menerima taruhan itu. Sungguh sebuah kesialan bagi mereka berdua. Selesai pulang balapan Bara langsung masuk ke kamarnya. Tetapi saat masuk ke kamar tiba-tiba ada Rindu yang lagi tidur di kamarnya. Eh, cupu sejak kapan Lo ada di kamar gue? tanya Bara membangunkan Rindu yang tengah beristirahat. Bara, apaan sih? Lo datang marah-marah gak jelas banget. Sorry, ya gue tidur di kamar Lo. Ini juga perintah kakek kok! balas Rindu terbangun saat mendengarkan suara Bara teriak-teriak. Oh ya. Masa sih. Gue kagak percaya tuh, oceh Bara yang menarik tangan Rindu keluar dari kamarnya. Nasib Rindu beruntung karena Agra datang tepat waktu lalu memberikan hukuman pada Bara. Agra memukul kaki Bara dengan tongkatnya. BukBukBukRindu yang melihatnya tertawa. Bara melototi Rindu tanda kode bahwa ia harus memberikan pelajaran pada gadis itu. Bara, kamu dengerin kakek. Mulai sekarang kamar ini bukan kamar kamu tapi kamar rindu. Barang-Barang kamu udah di pindah ke kamar sebelah dekat kamarnya Cakra. Ayo pergi sana ke kamarmu! usir Agra.Lah Kakek aku gak mau sebelahan sama kamarnya Cakra. Biar dia aja yang disana, protes Bara. Kamu mau Rindu di deketin tiap hari sama Cakra. Gimana sih? Udah bagus Rindu tidur di kamar kamu, bisik Agra yang membuat Bara akhirnya paham dengan apa yang kakeknya lakukan. Hehe! Iya deh Bara ngalah, ujar Bara nyengir setelah tahu yang dibisikkan Agra barusan.Dasar cowok aneh, cibir batin Rindu. Bara pergi ke kamar disebelah kamarnya Cakra. Disaat itu juga Cakra keluar dari kamarnya karena mendengar keributan. Setiap kali bertemu, Bara dan Cakra tak pernah saling sapa setelah permusuhan mereka beberapa tahun lalu. Bara melihat Cakra mengetuk pintu Rindu. Rindu tersenyum saat Cakra mengajak turun ke bawah. Mereka tengah asyik nonton di ruang tamu sambil belajar. Dari atas sana, Bara mengepalkan tangannya. Coba aku lihatin tugasnya, kata Cakra sembari mengusap puncak kepalanya Rindu. Nih, Plankton yang masih agak susah aku kerjain, ucap Rindu yang memang manja sama Cakra. Sok kecentilan banget sih jadi cewek dan yang cowok sok kecakepan, umpat batin Bara yang sebenarnya jelous tingkat dewa. Agra menepuk bahunya Bara yang sedari sedang mencuri pandang ke arah Rindu. Agra tahu cucunya itu cemburu pada Cakra. Ngapain kamu disitu? Bukannya tidur, omel Agra kembali memukuli kaki Bara dengan tongkat. Sampai Bara loncat-loncat karena menahan pukulannya. Ih, kakek tuh ngeselin banget sih! keluh Bara kesal. Dari bawah ruang tamu Rindu dan Cakra tertawa melihat cucu dan kakeknya lagi berantem kayak anak kecil. Lucu menurut mereka, tapi tidak untuk Bara. Suasana hati Bara benar-benar sangat buruk. Sebelum tidur Bara ngedumel sendiri.Rese banget tuh si Cakra. Posisi gue jadi tersingkir sekarang. Awas aja ya Lo cupu! Ada hukuman buat Lo nanti, monolog Bara dengan rencananya untuk beri hukuman pada Rindu.Rindu sekarang bagian dari keluarga Agra. Sarapan pagi telah tersedia di meja makan. Rindu membantu mbak Lasmi asisten rumah tangga Agra. Rindu sebenarnya suka sekali memasak. Hanya saja, Agra melarang keras Rindu untuk tidak repot memasak, karena udah ada banyak asisten di rumah itu. Namun, Rindu suka dengan hobinya Agra pun mengikuti keinginan gadis itu.Enak banget masakannya. Siapa nih yang masak? tanya Cakra yang baru ikut sarapan.Aku, ucap Rindu menunjuk dirinya sendiri. Udah cantik pinter masak juga. Gak salah aku pilih kamu buat jadi calon istri, kata Cakra tengah memanas-manasi Bara di sebelahnya.Kayaknya aku pergi duluan deh. Gak betah aku berlama-lama disini. Bara pamit lebih dulu berangkat ke sekolah. Eh, Bara tunggu! teriak Rindu ikut menyusul.Rindu tidak mungkin ikut Cakra, karena sekolah mereka berbeda. Bara memutar bola matanya malas. Bara menoleh ke arah Rindu yang memanggilnya. Gue ikutan nebeng, ya. Soalnya, mobil gue masih di bengkel, bisik Rindu pada telinga pria menyebalkan di depannya. Ide jahil Bara cemerlang. Boleh sih. Tapi ada syaratnya, bisik balik Bara. Dasar cowok nyebelin Lo! Yasudah apa syaratnya? tanya Rindu. Lo ikut gue dulu sampai ke sekolah. Entar gue kasih tahu, sahut Bara tersenyum tengil menjawab pertanyaan Rindu. Mau tidak mau, Rindu pun menuruti syarat yang Bara berikan. Bara membantu memasukkan helm dikepalanya Rindu. Kali ini giliran Bara yang memanasi Cakra. Cakra yang melihat itu sangat marah. Cakra tidak suka, jika Rindu berangkat sekolah bareng. Hanya saja Cakra sadar diri, kalau sekolahnya tidak searah dengan Rindu.Awas, Lo Bara! Gue balas lo entar. Gue gak bakalan biarin Rindu jadi milik Lo," geram batin Cakra yang kemudian pergi ke sekolah.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai
syarat dan persetujuan?
Laporkan