Hot Times Part 5 - 7

1
2
Deskripsi

Cho Kyuhyun, CEO muda Cho Group  yang tampan, dingin, sexy dan luar biasa menggoda.

Song JiHyun, gadis muda yang baik, cantik dan polos.

Bagaimana jika sang CEO yang luar biasa menggoda dan berhati dingin itu bertemu dengan Song Jihyun dan mulai terobsesi untuk mendapatkannya. Rencana-rencana licikpun di rancang untuk menjerat Jihyun dalam hidupnya.

~Happy Reading~

💙 Part 5 💙

Ternyata Kyuhyun adalah pria yang sangat konsisten dengan ucapannya. Saat berkata akan menikahi Jihyun seminggu lagi, pria itu benar-benar membuktikan ucapannya. 

Dan sekarang disinilah Jihyun berada. Di salah satu butik terkenal di pusat kota Seoul. Hari ini Jihyun akan melakukan fitting gaun pengantin dengan Kyuhyun. Tapi, sampai sekarang pria itu belum menunjukkan batang hidungnya sama sekali. Keduanya memang tidak berangkat bersama. Jihyun datang lebih dulu dijemput oleh sopir Kyuhyun. 

Sembari menunggu, Jihyun duduk di sofa yang berada dalam butik. Ada banyak sekali hal yang dipikirkan olehnya. Kepalanya serasa ingin meledak. Berulang kali ia meyakinkan diri sendiri bahwa menikah dengan Kyuhyun adalah pilihan terbaik dan juga yang paling tepat. Dia tidak boleh menyesali keputusan yang sudah dipilihnya. Meskipun keputusan itu berdasarkan paksaan, bukan tulus dari dalam hatinya. 

Lagipula, Kyuhyun sudah menepati janjinya. Pria itu mengembalikan perusahaan ayahnya seperti keadaan semula. Kondisi ayahnya perlahan membaik. Bahkan besok beliau sudah boleh pulang. Tak kalah penting, orang yang sangat Jihyun cintai, Kim Seok Jin mendapatkan kembali beasiswanya.

Cho Kyuhyun memang pria yang luar biasa. Dia bisa mengatasi semuanya dalam waktu yang sangat singkat. Sesingkat ia menghancurkannya. 

Setelah berkutat dengan pikirannya yang kusut, Jihyun beranjak dari sofa empuk yang didudukinya dan melihat-lihat beberapa gaun pengantin yang terpajang di butik. Jihyun tersenyum miris. Dia tak menyangka akan menikah secepat ini, terlebih dengan orang yang tidak ia cintai. Bahkan belum begitu dikenalnya. Selama ini Jihyun selalu membayangkan bisa mengenakan gaun pengantin cantik dengan Jin sebagai mempelai prianya, bukan Kyuhyun. 

Fokus Jihyun teralih dari deretan gaun pengantin cantik di depannya. Kini pandangannya tertuju pada cincin pemberian Jin yang masih melingkar di jari manisnya. Sorot matanya berubah sendu. Hubungan yang dijalaninya selama 2 tahun dengan Jin akan berakhir sebentar lagi. Jihyun merasa dadanya sangat sesak. Ingin sekali ia berteriak sekuat tenaga, menangis meraung-raung untuk menumpahkan segala rasa sakitnya. Namun itu hanya angannya.

"Sudah menunggu lama?"

Lamunan Jihyun buyar saat mendengar suara yang khas dari seorang pria yang dikenalnya. Jihyun menolehkan kepala ke sumber suara dan matanya menangkap sosok Cho Kyuhyun yang baru datang dan kini berjalan menghampirinya.

"Sudah cukup lama hingga membuatku hampir mati karena bosan," jawab Jihyun dengan raut kesal yang amat kentara. Pasalnya, Jihyun menunggu Kyuhyun lebih dari satu jam lamanya. Padahal, pria itu yang menyuruhnya kesini dan justru datang terlambat.

"Aku ada meeting penting, kau tahu aku ini orang sibuk," ucap Kyuhyun dengan wajah tanpa dosanya.

"Cih. Bukannya minta maaf malah menyombongkan diri," balas sinis Jihyun. 

"Jangan cemberut seperti itu. Kau terlihat menggemaskan. Membuatku ingin menciummu," bisik Kyuhyun menggoda di telinga Jihyun.

"Dasar mesum," maki Jihyun sambil mendorong pelan tubuh Kyuhyun.

"Sudah memilih gaun yang kau inginkan?"

"Sudah," sahut Jihyun singkat.

"Cobalah! Aku ingin melihatnya." Kyuhyun memberi perintah dengan entengnya setelah mengambil posisi duduk nyaman di sofa.

Jihyun meninggalkan Kyuhyun dan mencoba gaun pengantin yang tadi sudah dipilihnya.

Sambil menunggu Jihyun, Kyuhyun mulai sibuk dengan ponselnya. 

Setelah beberapa menit berlalu, tirai ruang ganti terbuka. Tatapan mata Kyuhyun langsung terfokus pada sosok Jihyun yang bak seorang putri dari cerita-cerita dongeng dengan gaun pengantin berwarna putih panjang, model bagian atas yang terbuka memperlihatkan leher jenjang dan putih Jihyun serta belahan di bagian dada, membuat kesan seksi dan juga elegan. 

Kyuhyun tidak bisa menyembunyikan kekagumannya melihat calon istrinya itu. Bahkan matanya enggan untuk berkedip dan mulutnya sampai terbuka saat melihat Jihyun yang baginya seperti makhluk ciptaan tuhan yang begitu sempurna. Dan untuk yang kesekian kalinya, Jantung Kyuhyun berdegup sangat kencang.

"Bagaimana?" tanya Jihyun meminta pendapat.

Kyuhyun tidak merespon. Matanya terus tertuju pada Jihyun. Ia seperti kehilangan kata-kata untuk menjabarkan betapa mempesonanya Jihyun saat ini.

Merasa tak direspon, Jihyun memutar tubuhnya hendak berbalik masuk kedalam tirai. Namun sebuah suara membuatnya menghentikan langkah.

"Jangan bergerak! Tetap diposisi seperti itu." Kyuhyun melangkahkan kakinya menuju tempat dimana Jihyun berdiri.

Tangan Kyuhyun memegang sisi kiri wajah wanita yang ada dihadapannya. Menatap lekat wajah Jihyun. Benar-benar sempurna. Manik mata mereka saling bertemu, menatap satu sama lain dengan intens. 

Jantung Jihyun tiba-tiba berdegup kencang. Posisinya dengan Kyuhyun saat ini begitu dekat. Membuatnya bisa menyusuri lekuk wajah Kyuhyun. Kesan dingin lebih terpancar. Tapi Jihyun tidak bisa memungkiri jika Kyuhyun sungguh amat sangat tampan. Dengan rambut kecoklatan yang menutupi sebagian keningnya, serta mata tajam pria itu yang bisa menghipnotis siapapun yang menatapnya, juga pipi putih Kyuhyun yang terlihat berisi. Jangan lupakan bibir penuh Kyuhyun yang terlihat begitu menggoda.

Melihat bibir Kyuhyun membuat ingatan Jihyun kembali pada malam saat Kyuhyun hampir memperkosanya. Malam dimana dirinya mengambil keputusan yang merubah keseluruhan hidupnya. Malam dimana ia menyerahkan hidupnya pada pria setan yang begitu dingin dan sialnya sangat tampan dan penuh pesona, juga sangat berkuasa. Cho Kyuhyun. 

Dan sejak malam itu, entah kenapa bayang-bayang Kyuhyun saat menyentuhnya selalu terlintas di pikiran Jihyun. Membuatnya frustasi. Jihyun tidak habis pikir, dirinya yang tergolong wanita dengan ingatan yang buruk, sayangnya justru tidak bisa melupakan kejadian itu.

Jihyun masih ingat jelas bagaimana saat bibir penuh milik Kyuhyun melumat bibirnya dengan penuh gairah. Lidah basah Kyuhyun yang menjalar di lehernya dan juga pria itu tak lupa meninggalkan tanda kepemilikannya. Memberi tanda pada tubuh Jihyun. Seakan menyatakan bahwa Jihyun adalah miliknya. Tidak ketinggalan tangan nakal Kyuhyun saat bermain dan menggelitik area sensitif Jihyun. Membuat Jihyun merasakan orgasme untuk pertama kalinya. Rasanya sungguh nikmat, dan itu berhasil membuat Jihyun mengeluarkan suara desahan yang sangat menjijikkan. 

Kyuhyun menarik pinggang Jihyun, mempersempit jarak diantara mereka. Membuat Jihyun tersadar dari lamunannya. Jari panjang Kyuhyun menyusuri wajah Jihyun. "Cantik," gumamnya pelan.

Mendengar pujian Kyuhyun membuat wajah Jihyun tersipu malu. Secara perlahan Kyuhyun mulai menunduk, mensejajarkan wajahnya dengan wajah Jihyun. Terlihat kegugupan terpancar dari mata gadis di depannya itu. 

Chuu 😘

Jihyun merasakan partikel lunak menempel pada permukaan bibirnya. Awalnya hanya sebuah kecupan biasa, namun semakin lama Kyuhyun mulai menggerakkan bibirnya lembut. Jihyun yang masih terkejut tidak membalas, tidak pula melepasnya. Hanya menikmati. Namun, setelah sadar dimana dirinya saat ini, sontak Jihyun langsung mendorong tubuh Kyuhyun agar menjauh. Jihyun melihat 2 pegawai butik yang tadi membantunya mencoba gaun pengantin tengah menundukkan kepala. Mungkin mereka malu karena harus menyaksikan hal yang tidak seharusnya mereka lihat.

"Apa yang kau lakukan?" Tanya Jihyun pelan dengan wajah tertunduk malu.

"Tentu saja menciummu," sahut Kyuhyun tenang.

Kyuhyun menggelengkan kepala. Mendadak ia tidak mengerti kenapa bisa berbuat demikian. Seperti bukan dirinya. Setiap berdekatan dengan Jihyun, entah mengapa Kyuhyun tidak bisa mengontrol dirinya untuk tidak menyentuh gadis itu. Kyuhyun seperti kehilangan akal sehatnya dan terhipnotis dengan pesona gadis itu. Kyuhyun tidak mengerti dengan perasaannya. Apakah dia mencintai Jihyun? Seorang gadis yang belum lama di kenalnya? 

Cinta??? 

Entahlah. Kyuhyun tidak tahu jawabannya!

***

"Kyuhyun-ssi, aku mau mengatakan sesuatu." Jihyun terlihat gugup. Sekarang dia berada dalam satu mobil dengan Kyuhyun.

"Katakan!"

Jihyun berpikir. Dalam hati ada keraguan untuk mengatakan keinginannya. "Ehm... bolehkah aku menemui Jin Oppa?"

Kyuhyun terlihat tidak suka. "Tidak boleh!! Aku tidak mengizinkanmu bertemu dengan pria itu lagi!" tegasnya.

Jihyun menghela nafas. Hidupnya sekarang sudah tidak sebebas dulu. Dia selalu berada dalam pengawasan Cho Kyuhyun. Apapun yang ingin dilakukan, harus meminta izin terlebih dulu pada calon suaminya ini. Menyebalkan! Jihyun merasa seperti seorang tahanan. Gerak-geriknya terbatas. 

"Aku mohon. Sekali ini saja. Aku harus mengembalikan sesuatu padanya. Dan..." Jihyun menggantung kalimatnya.  "Aku ingin mengucap salam perpisahan untuk yang terakhir kalinya," imbuhnya pelan.

Kyuhyun berpikir sesaat. "Baiklah. Tapi ada syaratnyat!"

"Syarat? Apa?" Jihyun mulai was-was. 

"Kau harus memanggilku "Oppa" dan menciumku." Kyuhyun mengeluarkan smirk andalannya. 

"Apa?!? Tidak ada syarat lain?"

"Tidak. Itu adalah syarat yang sangat mudah, Sayang."

"Tapi, tadi kita sudah... " Jihyun tak menyelesaikan kalimatnya. Ia malu jika harus mengungkit kembali. 

"Tadi aku yang menciummu. Sekarang aku ingin kau yang mulai duluan." Kyuhyun tahu dengan jelas kelanjutan kalimat Jihyun yang tidak bisa diucapkan gadis itu. 

"Aku tidak bisa melakukannya," tolak Jihyun.

"Kalau begitu lupakan keinginanmu untuk bertemu dengan pria itu. Dan jangan pernah lagi menyebut nama pria itu di depanku!"

"Kyuhyun..."

***

Pemandangan langit malam yang begitu indah. Tapi, tidak seindah suasana hati Jihyun. Sejak beberapa menit yang lalu, Jihyun berdiri di depan sebuah pintu yang terbuat dari kayu. Menatap nanar pintu di depannya itu tanpa berniat untuk mengetuknya. Ada banyak hal yang berkecamuk dalam pikirannya. Setelah menghela nafas panjang, tangan mungil Jihyun akhirnya bergerak mengetuk pintu itu berulang kali. 

Tok tok tok

Jin yang mendengar ketukan pintu dari luar langsung menghentikan aktivitas yang di kerjakannya. Kaki panjangnya melangkah ke arah pintu.

Saat membuka pintu, Jin terkejut melihat wajah kekasihnya tengah tersenyum manis sedang berdiri di depan rumahnya. Mereka baru saja saling berkomunikasi beberapa menit yang lalu. Dan sekarang gadis itu sudah ada disini, datang tanpa memberi kabar terlebih dahulu, membawa satu kantong plastik yang entah apa isinya. 

Jihyun yang melihat Jin bengong mengambil inisiatif untuk langsung masuk ke dalam. Ia melihat ruangan Jin yang berantakan. Rupanya Jin sedang menyiapkan keperluan untuk keberangkatannya yang tinggal menghitung hari. 

"Sepertinya aku datang di saat yang tidak tepat." Jihyun membalik tubuhnya dan menatap ke arah Jin yang berdiri tidak jauh di belakangnya. "Kita keluar saja." Jihyun menarik tangan Jin untuk mengikutinya. 

Setelah berjalan keluar, kedua insan itu duduk di bangku panjang yang ada di luar. Jin mengeluarkan isi dari kantong plastik yang di bawa gadisnya. Bir.

"Setahuku kau tidak minum bir. Kenapa membeli ini??" Selidik Jin. 

"Hehe... Aku ingin mencobanya. Sekali saja, boleh kan??" Jihyun menunjukkan aegyonya.

Jin hanya tersenyum. Detik berikutnya mereka memandang langit dengan sekaleng bir di tangan masing-masing. 

"Sudah lama sekali kita tidak menghabiskan waktu bersama seperti ini," lirih Jihyun. 

"Maaf. Seharusnya aku lebih sering menghabiskan waktuku bersamamu sebelum pergi," sesal Jin. 

"Jangan merasa bersalah. Aku tahu kau sangat sibuk. Bekerja dan mengurus semuanya sendiri," ucap Jihyun maklum dengan keadaan kekasihnya

Kekasih? Ya. Mereka memang sepasang kekasih, tapi mungkin hanya sampai malam ini. Mengingat itu membuat Jihyun merasakan sakit di hatinya. 

"Terima kasih karena menjadi kekasih yang sangat pengertian." Jin mengacak rambut Jihyun pelan. 

Mata Jihyun panas. Ia berusaha sekuat tenaga agar air matanya tidak jatuh saat ini. 

"Oppa, aku punya sesuatu untukmu." Jihyun mengambil sesuatu dari dalam tasnya. "Tapi berjanjilah kau tidak akan mengembalikan ini padaku apapun yang terjadi."

Jin mengangguk.

"Tadaaa!!!" Jihyun memberikan sebuah kotak berwarna hitam untuk Jin. Sebuah kado yang dibelinya bersama Shioli beberapa hari yang lalu. Kado yang seharusnya ia berikan saat mengantar Jin ke bandara. Tapi harus ia percepat karena ia yakin setelah malam ini mereka mungkin tidak punya kesempatan untuk bertemu lagi.

Jin membuka kado dari Jihyun. Jam tangan. Sebuah jam tangan merk terkenal dengan model klasik yang di dominasi warna hitam. Jin tersenyum. 

"Ini pasti mahal. Aku tidak... " ucapan Jin terpotong. 

"Kau sudah berjanji tidak akan mengembalikannya," ucap Jihyun mengingatkan.

"Baiklah, terima kasih." Jin tersenyum lalu mengecup kening wanita yang dicintainya.

Jihyun memakaikan jam tangan itu di pergelangan tangan Jin. "Kau sering lupa waktu jika sedang sibuk atau serius belajar. Jadi aku memberimu jam ini agar kau tidak lupa waktu. Kau harus makan saat lapar, istirahat saat lelah. Jangan terlalu memaksakan dirimu. Disana kau tidak punya siapa-siapa yang akan memperhatikanmu jika kau sakit. Jadi jaga dirimu dengan baik." Pesan Jihyun dengan menahan lelehan bening yang sudah di pelupuk mata.

"Aku akan mengingat dengan baik semua ucapanmu. Dan aku pasti akan memakainya setiap hari agar terus mengingatmu." 

"Tidak! Jangan mengingatku! Lupakan aku! Simpanlah jam tangan ini sebagai kado perpisahan dariku," kata Jihyun pelan dengan suaranya yang sedikit bergetar.

Jin mengerutkan keningnya bingung. 

"Apa maksudmu? Kenapa bicara seperti itu?" Tanya Jin bingung.

"Oppa, aku kesini untuk mengembalikan ini." Jihyun mengembalikan cincin yang pernah diberikan Jin. Air matanya kini sudah tak bisa ditahan lagi. Cairan bening itu lolos begitu saja dari matanya. 

"Sayang, ada apa? Kau kenapa? Apa aku melakukan kesalahan padamu?" Suara Jin parau. Ia menggenggam tangan Jihyun erat. 

Jihyun menggelengkan kepalanya. Ini sangat berat untuknya. Melepaskan orang yang sangat ia cintai. Orang yang selalu menemaninya selama 2 tahun ini. Orang yang selalu ia harapkan menjadi pendamping hidupnya di masa mendatang. Tapi ia tidak punya pilihan lain. Jihyun tidak mau menjadi penyebab Jin kehilangan impiannya.

Nafas Jihyun tercekat. Air matanya terus mengalir membasahi pipi. Rasanya sungguh sakit. Sesak. Seperti ada ribuan duri yang menancap di hatinya.

"Kau tidak salah. Aku..  aku yang salah. Aku tidak bisa menepati janjiku padamu. Maaf." Tangisan Jihyun semakin pecah.

"Apa yang terjadi? Apa karena keluargamu?" Jin menatap sendu ke arah Jihyun.

"Aku... aku.. aku akan menikah," ucap Jihyun susah payah.

Jin terkejut. Bagaimana bisa Jihyun mengatakan padanya akan menikah dengan begitu tiba-tiba. Jin terdiam. Tidak ada kata yang bisa keluar dari mulutnya.

"Aku akan segera menikah. Jadi, kita tidak bisa bersama lagi," jelas Jihyun masih dengan isak tangisnya. 

"Siapa? Dengan siapa kau akan menikah?Apa kau mencintainya?" Susah payah Jin akhirnya bisa mengeluarkan suaranya. 

"Dia presdir dari Cho Group. Aku tidak mencintainya. Kau tahu kalau aku hanya mencintaimu."

"Lalu kenapa kau mau menikah dengannya?" Jin sedikit menaikkan volume suaranya. 

"Ini demi kebaikan semuanya. Aku harus menikah dengannya."

"Kebaikan semuanya? Apa yang kau bicarakan? Apa berpisah seperti ini adalah kebaikan yang kau maksud?" Jin mulai emosi. Ia marah, tentu. Dan pastinya sedih. Kecewa.

"Oppa, maaf. Aku tidak bisa menjelaskan semuanya padamu. Aku tidak bisa." Jihyun semakin keras menangis.

Keduanya tidak ada yang bersuara lagi. Suasana menjadi hening. Hanya terdengar isakan tangis. Sungguh memilukan. Kebisuan di antara keduanya berlangsung cukup lama.

"Baiklah. Jika menurutmu itu keputusan terbaik, aku akan menerimanya." Jin pasrah pada akhirnya.

Walau berat, tapi Jin mencoba untuk menerima keputusan Jihyun. Dia yakin ada sesuatu yang terjadi pada Jihyun. Tapi, dia tidak bisa memaksa Jihyun untuk mengatakan semuanya. Jin juga sadar, selama ini dia punya banyak sekali kekurangan sebagai kekasih. Karena terlalu sibuk untuk bekerja dan belajar, ia sering mengabaikan Jihyun. Ia tidak pernah bisa selalu menemani Jihyun saat gadis itu membutuhkannya. Terlebih, orang tua Jihyun tidak pernah memberi restu pada hubungan mereka. 

Mendengar apa yang dikatakan Jin, tangis Jihyun semakin pecah. Sudah berakhir. Hubungannya dengan Jin benar-benar sudah berakhir sekarang.

"Jangan menangis lagi, Jihyun-ah. Kalau ini memang sudah jadi pilihanmu, seharusnya kau tidak menangis seperti ini," ucap Jin tulus dan memeluk Jihyun erat. Air mata masih membasahi wajah tampannya.

Jihyun membalas pelukan Jin erat. Sangat erat. Pelukan hangat ini. Ia tidak akan merasakan pelukan ini lagi untuk esok dan juga seterusnya.

"Maaf. Maafkan aku. Aku harap kau menemukan wanita yang jauh lebih baik dariku," tutur Jihyun dengan isak tangisnya yang semakin menjadi. 

"Kau juga harus hidup dengan bahagia. Kau harus bahagia Jihyun-ah."

"Itu akan sangat sulit." 

"Hem. Begitupun denganku."

Keduanya masih saling memeluk diiringi suara tangisan.

"Oppa, bisakah kau menciumku? Untuk yang terakhir." Pinta Jihyun berlinang air mata.

Tanpa Jihyun harus meminta untuk kedua kali, Jin segera mencium bibir Jihyun lembut. Menyalurkan rasa cintanya pada Jihyun lewat ciumannya. Juga rasa sedih dan kegelisahannya. Ciuman Jin dan Jihyun bercampur dengan air mata yang keluar dari pelupuk mata keduanya. Basah. Ciuman mereka basah. Dan menyakitkan. Ini ciuman terakhir mereka. 

"Selamat tinggal, Kim Seok Jin," ucap Jihyun dalam hati. 

"Selamat tinggal, Song Jihyun," ucap Jin dalam hati.

***

Kyuhyun memegang dadanya. Sakit. Sedari tadi, Kyuhyun melihat semuanya. Melihat sepasang kekasih yang harus berpisah karena ulahnya. Kyuhyun sadar apa yang dilakukannya pada Jihyun adalah salah. Tapi, ia tidak ingin berhenti. Tidak akan. Tidak bisa. Hanya perlu selangkah lagi untuk mendapatkan Jihyun, memiliki gadis itu seutuhnya. Ia tidak akan melepaskan Jihyun begitu saja.

Kyuhyun pria yang egois. Sangat.

Kyuhyun tidak ingin jauh dari Jihyun. Ingin selalu melihat Jihyun dalam jarak pandangnya. Ingin Jihyun selalu berada di sisinya. Tidak suka melihat Jihyun dengan pria lain. Ingin selalu melindungi Jihyun.

Kyuhyun berjanji akan mengobati semua luka yang sudah ia torehkan di hati Jihyun. Ia akan mengganti semua air mata yang sudah Jihyun keluarkan karena dirinya dengan senyuman. Ia berjanji akan membahagiakan Jihyun. Membuat Jihyun melupakan semua kenangan buruknya, berusaha agar Jihyun mencintainya dan hanya akan melihat ke arahnya tanpa menoleh ke belakang.

Karena Kyuhyun mencintai Jihyun. Kyuhyun baru menyadari perasaanya sekarang. Perasaannya pada Jihyun bukan hanya sebuah obsesi belaka, melainkan cinta yang tumbuh tanpa ia sadari.

***

Setelah menempuh perjalanan yang lumayan jauh. Akhirnya mobil yang membawa Kyuhyun dan Jihyun kini sampai di depan sebuah rumah mewah dengan halaman yang begitu luas.

"Cepat turun!" perintah Kyuhyun.

Jihyun menatap tajam ke arah Kyuhyun. Pria di depannya ini sungguh sangat menyebalkan. Jihyun ingin sekali menjambak habis rambut Kyuhyun. Atau mencakar wajah tampan Kyuhyun. 

Tentu ada alasan kenapa Jihyun merasa kesal. Tadi siang pria itu menghubunginya dan mengajaknya pergi ke suatu tempat. Dan Kyuhyun sama sekali tidak memberi tahu kemana tujuannya meski Jihyun sudah berulang kali bertanya. Dan ternyata, tempat yang dituju Kyuhyun adalah rumahnya. Lebih tepatnya rumah keluarga Cho. Kyuhyun mengajak Jihyun untuk bertemu dengan kedua orang tuanya.

"Dasar menyebalkan. Kenapa tidak bilang dari tadi kalau kita akan pergi ke rumahmu?" pekik Jihyun masih enggan turun dari mobil Kyuhyun.

"Sudahlah, tidak penting. Lagipula kau hanya akan bertemu kedua orang tuaku, bukan Presiden Korea. Cepat turun." Balas Kyuhyun enteng.

Akhirnya Jihyun menurut, turun dari mobil dengan wajah kesal. "Tetap saja. Bagaimana bisa aku bertemu mereka dengan penampilan seperti ini?" protesnya.

Kyuhyun mengamati Jihyun dari atas kepala sampai ujung kaki. Jihyun saat ini memakai dress lengan panjang berwarna hijau. Tidak ada yang salah dengan penampilan calon istrinya itu. “Tidak ada yang aneh dengan penampilanmu. Kau cantik."

Tangan Kyuhyun meraih tangan Jihyun dan menggenggamnya. Mengajak Jihyun untuk memasuki rumah. Baru beberapa langkah berjalan, Jihyun menghentikan langkahnya. Membuat Kyuhyun menolehkan kepala.

"Kenapa lagi?" 

"Ini pertama kalinya aku bertemu mereka. Bagaimana mungkin aku datang dengan tangan kosong?"

"Aish. Kita hanya kesini sebentar. Tidak masalah kau tidak membawa apapun. Mereka tidak akan mengusirmu."

"Tapi..."

"Kenapa? Apa kau mau membuat orang tuaku terkesan padamu? Kau mau memberi kesan baik pada pertemuan pertamamu dengan mereka?"

Jihyun terkejut. Semua yang dikatakan Kyuhyun sangat tepat. Memang itu yang ada dalam pikirannya. Meski pernikahannya dengan Kyuhyun bukan karena keinginannya, tapi orang tua Kyuhyun nantinya akan menjadi mertuanya. Tentu Jihyun ingin terlihat baik di depan calon mertuanya. Tidak ada salahnya bukan?

"Melihatmu diam membuatku yakin jika tebakanku benar. Ya kan?"

"Ah sudahlah. Ayo kita masuk," ajak Jihyun.

***

"Apa yang kau lakukan, HAH?!?! " teriak pria yang usianya sudah 50 tahunan yang duduk di kursi ruang kerja dengan rahang mengeras. Dan pria itu adalah ayah Kyuhyun. "Bagaimana bisa kau mengambil keputusan untuk menikah tanpa persetujuan dariku??"

"Aku bukan lagi anak kecil. Aku sudah dewasa. Aku tahu apa yang aku lakukan. Dan aku sudah bisa mengambil keputusan sendiri tanpa perlu persetujuan Abeoji." Sahut Kyuhyun percaya diri.

Terlihat sekali rahang ayah Kyuhyun yang semakin mengeras.

"Jika mau menikah, seharusnya nikahi anak dari keluarga kalangan atas seperti kita. Wanita dengan pendidikan tinggi. Sederajat. Itu akan sangat membantumu dalam memajukan perusahaan. Bukan dengan gadis biasa seperti wanita itu!"

"Aku tidak membutuhkan hal-hal seperti itu. Aku bisa memajukan perusahaan dengan kemampuanku sendiri," tegas Kyuhyun.

"Hah? Jadi sekarang kau mau menyombongkan dirimu di depanku?"

"Aku tidak sedang menyombongkan diri. Aku bicara kenyataan. Sejak menjabat sebagai Presdir, aku sudah bisa membuat perusahaan berkembang pesat bukan hanya di Korea, tapi juga Asia dan juga wilayah Eropa," jawab Kyuhyun bangga.  “Aku sudah menepati janjiku memajukan perusahaan. Sekarang, aku harap Aboeji tidak mencampuri kehidupan pribadiku.”

"Kau sudah berani melawanku? Begitu? Dasar anak kurang ajar!"

Kyuhyun hanya diam mendengar makian dari sang ayah. Ia sudah terbiasa dengan hal itu sejak kecil.

"Aku tidak bermaksud melawan. Aku hanya ingin aboeji menghormati keputusan ku. Mengizinkan ku menikah dengan wanita pilihanku."

"Jadi kau tetap akan menikah dengan wanita itu meski aku tidak setuju?"

"Tentu. Aku akan tetap menikah dengan atau tanpa restu dari aboeji, " jawab Kyuhyun sangat yakin.

Sementara Kyuhyun bersitegang dengan sang ayah di ruang kerja,di ruangan lain tampak Jihyun sedang berbincang-bincang dengan Ibu Kyuhyun.

"Siapa namamu?" Tanya Ibu Kyuhyun lembut pada calon menantunya.

"Jihyun. Song Jihyun, Nyonya," jawab Jihyun gugup.

"Kenapa memanggilku Nyonya? Sebentar lagi kau akan menikah dengan putraku, kau harus memanggilku Eommonim."

"Baiklah, Eommonim." Jihyun sedikit canggung. 

"Jangan terlalu gugup. Anggap aku seperti ibumu sendiri." 

Jihyun tersenyum. Dia tidak menyangka Ibu Kyuhyun akan sangat ramah padanya. Berbeda dengan yang dibayangkannya. Jihyun pikir Ibu Kyuhyun akan memakinya, menamparnya, atau mungkin melemparkan setumpuk uang di depannya dan menyuruhnya menjauh dari Kyuhyun. Seperti di drama-drama yang sering ditontonnya. Ternyata, dugaannya salah besar. Song Jihyun sepertinya kau terlalu banyak menonton drama.

"Kau terlihat masih sangat muda. Berapa usiamu? "

"23 tahun." 

Ibu Kyuhyun mengangguk sembari tersenyum.

"Aku begitu terkejut saat semalam Kyuhyun menelepon. Tidak biasanya anak itu menghubungiku lebih dulu. Dan aku lebih terkejut lagi saat dia bilang akan segera menikah. Padahal selama ini selalu menolak jika mau ku jodohkan dengan beberapa wanita. Dia bilang tidak ingin menikah dan hanya akan fokus bekerja," jelas Ibu Kyuhyun disertai senyum yang enggan pudar.

"Sebagai ibunya, tentu aku khawatir saat Kyuhyun bilang tidak ingin menikah. Tapi untunglah itu tidak benar-benar terjadi. Terima kasih sudah membuat Kyuhyun berubah pikiran."

"Saya tidak melakukan apapun."

"Aku harap kau bisa membahagiakan putraku. Jujur saja, selama ini aku selalu merasa bersalah pada Kyuhyun. Dia putraku satu-satunya. Tapi, aku terlalu sibuk dengan pekerjaanku sampai tidak punya waktu untuknya. Aku bukan ibu yang baik. Dan sekarang dia akan menikah, aku mohon padamu untuk menjaga Kyuhyun, sayangi dia dengan tulus. Aku tahu sikapnya sangat dingin dan egois, aku harap kau bisa sabar menghadapinya. Maaf jika permintaanku sangat banyak padamu." Ibu Kyuhyun berkata dengan mata berkaca-kaca.

"Anda tidak perlu khawatir. Saya akan berusaha yang terbaik untuk membahagiakan Kyuhyun," jawab Jihyun tulus.

Tanpa disadari Jihyun, ucapan itu terlontar begitu saja. Mungkin karena dia tidak tega jika harus menolak permintaan Ibu Kyuhyun. Walau dalam hati, Jihyun tidak yakin bisa membahagiakan Kyuhyun. Dirinya saja belum tentu bahagia dengan pernikahan ini.

Pembicaraan kedua wanita beda usia itu terhenti karena kemunculan Kyuhyun.

"Sepertinya kalian terlihat akrab."

"Kau sudah selesai bicara dengan ayahmu?" Tanya Ibu Kyuhyun pada sang putra.

"Sudah. Dan sekarang kami pamit pulang."

"Kenapa buru-buru? Sebaiknya makan malam dulu disini," tawar ibu Kyuhyun.

"Tidak bisa, Eomma. Aku masih harus kembali ke kantor dan menyelesaikan pekerjaan, " tolak Kyuhyun halus.

"Jangan bekerja terlalu keras. Sebentar lagi kau menikah. Kau harus banyak istirahat."

Kyuhyun hanya mengangguk dan langsung menggandeng tangan Jihyun untuk meninggalkan rumahnya setelah berpamitan pada sang Ibu.

💙 Part 6 💙

Jantung Jihyun berdegup kencang. Berulang kali ia menghembuskan nafasnya tak teratur. Jihyun begitu gugup. Jika saja di ruangan ini tidak dilengkapi pendingin ruangan, mungkin sekarang riasan di wajahnya sudah luntur karena dibanjiri keringat. 

Akhirnya hari yang tidak diinginkan Jihyun tiba juga. Hari pernikahannya. Hari dimana ia akan memulai hidup barunya sebagai istri dari Cho Kyuhyun.

Jihyun menatap lekat pantulan dirinya di cermin besar dalam ruangan. Saat ini ia mengenakan gaun putih panjang yang menjuntai ke bawah serta riasan make up yang tidak terlalu mencolok dengan tatanan rambut yang simple dan dilengkapi mahkota di atasnya. Jihyun terkejut melihat perubahan pada dirinya sendiri. Cantik. Batinnya.

Tapi tetap saja, Jihyun masih berharap pernikahan ini batal. Ia berharap akan ada gempa dahsyat yang membuat gedung ini roboh, atau Kyuhyun yang tiba-tiba terserang penyakit menular. Atau Korea Utara yang tiba-tiba meluncurkan serangan ke Korea Selatan dan membuat bangunan hotel mewah ini roboh. Itulah sekelumit pikiran-pikiran negatif yang terus di pikirkan Jihyun sejak semalam. 

"Argh! Jihyun pabo, apa yang ku pikirkan?" gumam Jihyun memukul pelan kepalanya.

Tak lama, terdengar suara decitan pintu ruangan yang terbuka. Seorang gadis cantik dengan gaun warna putih tanpa lengan di atas lutut masuk ke dalam dan mendekat ke arah Jihyun.

"Wahh. Apa kau ini sungguh Jihyun sahabatku? Kau terlihat sangat cantik. Pantas saja Cho Kyuhyun sampai tergila-gila padamu," puji Shioli pada penampilan Jihyun.

"Aku tidak butuh pujianmu," sahut Jihyun sedikit ketus. 

"Bagaimana Jin Oppa? Apa dia sudah berangkat ke Paris?" Tanya Jihyun antusias saat bertemu dengan Shioli.

Setelah malam perpisahan mereka, Jihyun dan Jin sepakat untuk tidak saling berkomunikasi lagi. Itu mungkin cara terbaik agar keduanya bisa saling melupakan dan menjalani hidup barunya masing-masing.

"Yak Song Jihyun! Bagaimana bisa kau bertanya tentang mantan kekasihmu di hari pernikahanmu?!" pekik Shioli. 

"Aish. Tidak usah mengomel. Jawab saja pertanyaanku."

"Jin sunbae sudah di bandara sekarang. Penerbangannya ke Paris 1 jam lagi. "

Jihyun menghela nafas panjang.

"Benarkah hidupku akan berakhir seperti ini? Hubunganku dengan Jin Oppa harus berakhir dan aku harus menikah dengan pria yang tidak aku cintai," gumam Jihyun menunduk lesu.

"Hey. Jangan bersedih. Kau membuatku ikut sedih." Shioli memeluk Jihyun. Berusaha memberi kekuatan pada sahabatnya. Shioli tahu dengan pasti bagaimana perasaan Jihyun saat ini. 

"Jangan mengasihani dirimu sendiri. Kau harusnya bersyukur bisa menikah dengan pria tampan, sukses, pintar, kaya dan sehebat Cho Kyuhyun. Kau sudah membuatku dan jutaan wanita di luar sana iri." Shioli berusaha menghibur.

"Kalau begitu, bagaimana jika kau menggantikan posisiku? Kau yang akan berjalan menuju altar dan menjadi istri Kyuhyun, lalu aku akan kabur ke bandara dan pergi ke Paris dengan Jin Oppa," cetus Jihyun putus asa.

"Ide yang bagus. Dan setelah itu Kyuhyun akan mengubur kita hidup-hidup. " 

"SONG JIHYUN!!! Bisakah otakmu itu tidak memikirkan hal-hal yang tidak masuk akal?!? Sekarang aku malah kasihan pada Kyuhyun karena punya istri sepertimu!" Cerocos Shioli menaikkan volume suaranya.

Sementara Jihyun hanya diam menekuk wajahnya.

Keributan dua sahabat itu berhenti saat menyadari kedatangan wanita paruh baya ke dalam ruangan.

"Eomma," panggil Jihyun terdengar lirih. 

Wanita paruh baya itu tak lain adalah Ibu Jihyun. Dan Jihyun bisa melihat senyum bahagia di wajah Ibunya. Ia jadi merasa bersalah karena pemikirannya barusan. Bagaimanapun juga, pernikahan ini terjadi karena pilihannya. 

"Annyeonghaseyo." Sapa Shioli ramah.

"Shioli-ya, lama tidak bertemu. Kau terlihat semakin cantik," puji ibu Jihyun. 

"Terima kasih. Bibi juga semakin cantik." Balas shioli disertai senyum lebar. "Kalau begitu aku permisi dulu. Sepertinya kalian butuh waktu untuk berdua."

Shioli meninggalkan ibu dan anak itu.

"Eomma, aku takut." Jihyun menatap ibunya.

"Apa yang kau takutkan? Bukankah kau yang memutuskan untuk menikah?" 

100% benar. Tapi, pernikahan ini terjadi karena paksaan dari Kyuhyun, bukan atas keinginan Jihyun sendiri. Sejujurnya, Jihyun belum siap untuk menikah dengan Kyuhyun. Terlalu cepat. Dia bahkan belum bisa melupakan kesedihannya setelah putus dengan Jin. 

"Aku tidak mencintainya. Aku tidak mencintai Kyuhyun." 

"Karena Kim Seok Jin? Kau masih mencintai pria itu?" 

Jihyun menganggukan kepalanya pelan.

"Dengar, Jihyun-ah. Kau pasti bisa melupakan Jin. Kau bisa melakukannya. Mulai sekarang cobalah menerima Kyuhyun. Sebentar lagi dia akan menjadi suamimu. Kau harus membuka hatimu untuknya," nasehat Eomma Jihyun.

"Itu sulit," sahut Jihyun pelan.

"Kau belum mencobanya, kenapa bilang sulit? Aku yakin kau akan bisa mencintai Kyuhyun. "

"Apa yang membuat eomma yakin?" 

Eomma Jihyun tak langsung menjawab. Ingatannya menerawang pada pembicaraannya dengan Kyuhyun beberapa waktu yang lalu di rumah sakit.

#Flashback

"Jadi kau orang yang mencoba menghancurkan perusahaan suamiku?" Eomma Jihyun terkejut setelah mendengar penjelasan dari Kyuhyun.

“Benar. Saya minta maaf." Kyuhyun berucap dengan menundukkan kepalanya, merasa bersalah.

"Dan setelah kau menghancurkan perusahaan suamiku, kau juga menghancurkan hubungan putriku dengan kekasihnya?"

"Iya." Kyuhyun menganggukan kepalanya pelan.

Jujur saja, Eomma Jihyun saat ini sangat marah dengan lelaki yang berada di hadapannya. Ingin sekali menampar, memaki dan berteriak di depan lelaki yang sudah berbuat jahat pada keluarganya, hanya untuk mendapatkan putrinya.Tapi, eomma Jihyun berusaha untuk sabar dan menahan amarahnya.

"Lalu kenapa kau menceritakan semuanya padaku? Bukankah kau kesini untuk meminta restu menikahi Jihyun? Kau bisa saja diam dan membiarkan kami tidak tahu apapun tentang apa yang sudah kau lakukan."

Kepala Kyuhyun yang tadi tertunduk, kini mulai terangkat dan berani menatap Eomma Jihyun yang menanti penjelasan darinya.

"Karena saya ingin memulai awal yang baru dengan Jihyun. Saya ingin memulai dengan cara yang benar. Karena saya tahu apa yang sudah saya lakukan kemarin adalah hal yang salah. Saya sungguh minta maaf. Anda bisa memukul atau memaki. Tapi, mohon ijinkan saya menikah dengan Jihyun."

“Kenapa aku harus memberi ijin padamu untuk menikahi putriku setelah semua yang sudah kau lakukan? Selama ini kami memang menentang hubungan Jihyun dengan kekasihnya. Tapi kami juga tidak akan menyerahkan Jihyun begitu saja padamu.”

"Saya mencintai putri anda. Saya mencintai Jihyun dengan sepenuh hati. Beri saya kesempatan untuk menebus semua hal jahat yang pernah saya lakukan. Saya berjanji akan membahagiakan Jihyun," ujar Kyuhyun bersungguh-sungguh.

"Apa kau yakin bisa membahagiakan putriku? Sebagai orang tua, hal terpenting bagiku adalah melihat anak-anakku hidup dengan bahagia."

Kyuhyun mengangguk yakin.

"Bagaimana jika Jihyun tidak bahagia setelah menikah denganmu?"

"Saya pastikan hal itu tidak akan terjadi. Tapi, jika memang Jihyun tidak bahagia selama pernikahan, maka saya akan membiarkan Jihyun pergi," ucap Kyuhyun dengan berat hati. 

Melepaskan Jihyun? TIDAK! Itu tidak akan terjadi. Apapun akan aku lakukan agar Jihyun mencintaiku. Bahagia bersamaku. Terus berada di sisiku. Tekad Kyuhyun.

"Putriku masih muda. Ia gadis manja dan juga tidak pintar. Apa kau yakin bisa menerima semua kekurangannya. Dan bertahan menghadapi sikap kekanakannya dan moodnya yang suka berubah-ubah?"

"Itu bukan masalah. Karena rasa cintaku pada Jihyun sudah begitu besar."

Eomma Jihyun berpikir sejenak.

"Pernikahan bukanlah hal yang mudah. Apa kau yakin mau menikah secepat ini? Apa kau sungguh sudah siap?"

"Sangat siap!" jawab Kyuhyun tanpa keraguan. "Menikah dengan Jihyun bukan keputusan yang saya ambil tanpa pertimbangan. Saya tidak akan berani mengambil keputusan ini, jika saya tidak siap." 

Eomma Jihyun terenyuh dengan jawaban Kyuhyun yang begitu yakin. Menurutnya, Kyuhyun adalah pria yang bertanggung jawab. Meski sempat dibuat emosi karena perbuatan Kyuhyun, tapi eomma Jihyun yakin jika Kyuhyun pria yang baik. Dia bisa dipercaya untuk menjaga Jihyun. Hal itu dapat dibuktikan dengan sikap jujur Kyuhyun yang mau mengakui semua kesalahannya dan meminta maaf. Eomma Jihyun juga dapat melihat ketulusan dari setiap perkataan yang dilontarkan Kyuhyun saat pria itu mengakui perasaan cintanya pada Jihyun. 

"Aku percayakan putriku padamu." Putus Eomma Jihyun pada akhirnya.

#Flasback End

“Kyuhyun pria yang baik dan eomma bisa melihat kalau dia tulus mencintaimu. Dia pasti akan membuatmu bahagia.”

Kyuhyun pria baik? Eommanya bahkan baru mengenal Kyuhyun beberapa hari yang lalu saat Kyuhyun datang ke rumah sakit untuk meminta restu menikahinya. Bagaimana bisa eommanya menilai Kyuhyun yang berengsek,egois dan gila itu sebagai pria baik? Mungkin pria itu baik dari segi tampang dan kekuasaan, tapi tidak dengan sifatnya. Sayangnya, tidak mungkin Jihyun mengatakan itu di depan eommanya terlebih di hari pernikahannya.

"Baiklah eomma. Aku akan mencobanya," kata Jihyun sedikit memaksakan senyumnya.

"Sebentar lagi kau akan memulai hidup baru. Tidak ada appa dan eomma yang akan memanjakanmu lagi. Kau harus bisa bertanggung jawab dengan dirimu sendiri dan juga keluarga kecilmu nanti. Eomma harap kau akan bahagia," nasehat eomma Jihyun. 

Jihyun terharu mendengar nasehat eommanya. Jihyun memeluk eommanya erat. 

"Perasaan eomma baru kemarin melahirkanmu, tidak terasa sekarang eomma harus melihatmu menikah. Putriku sudah besar," kata eomma Jihyun pelan, namun masih bisa di dengar oleh Jihyun. 

***

Pernikahan CEO Cho Group, Cho Kyuhyun berlangsung di salah satu hotel mewah milik Cho Group. Banyak tamu undangan yang hadir. Tidak hanya dari pihak keluarga kedua mempelai,tapi juga relasi bisnis Kyuhyun. Terlihat juga beberapa pejabat tinggi dan sederet artis papan atas korea yang juga hadir. Adik kandung Jihyun, Jungkook serta paman dan bibi Jihyun yang tinggal di Jerman juga datang. 

Banyak wartawan dari berbagai Negara datang untuk meliput. Tapi, untuk menjaga kesakralan acara, pernikahan di gelar tertutup. Hanya beberapa wartawan yang diperbolehkan untuk masuk.

Dalam balutan tuxedo berwarna putih, Kyuhyun berdiri dengan gagahnya di altar menunggu mempelai wanitanya memasuki ruangan. Wajah Kyuhyun terlihat gugup, hatinya berdebar dengan sangat keras. Sesekali ia menggembungkan pipi dan menghela nafas. Ia masih tidak percaya jika sekarang akan menikah. Selama ini Kyuhyun tidak pernah sedikitpun punya pikiran untuk menikah. Apalagi menikah di usianya yang masih 28 tahun. Karena dirinya tidak tertarik untuk punya ikatan semacam pernikahan. Baginya pernikahan bukanlah hal yang penting. Kyuhyun lebih tertarik dengan uang dan kekuasaan, ia lebih suka menghabiskan waktunya untuk bekerja. Tujuan hidupnya adalah menjadikan perusahaannya semakin berkembang dan maju pesat. 

Tapi semua pemikiran Kyuhyun berubah saat ia bertemu Jihyun. Gadis itu merubah hidupnya. Mengubah pandangannya tentang pernikahan. Mencairkan hatinya yang sedingin es. Tanpa disadari, kehadiran Jihyun perlahan mulai merubahnya menjadi manusia yang lebih berperasaan dan manusiawi. Jihyun yang hanya seorang gadis biasa itu mampu menjungkir balikkan hidupnya. 

Suara decitan pintu terbuka membuat mata setajam elang Kyuhyun terarah ke depan. Seketika tubuhnya menegang dan jantungnya berdegup semakin kencang saat melihat Jihyun dalam balutan gaun pengantin putih berjalan kearahnya bersama sang ayah. Sempurna. Itulah satu kata yang menggambarkan bagaimana mempelai wanitanya. Kyuhyun bahkan sampai tidak berkedip menatap Jihyun yang kini berjalan dengan anggun menuju ke arahnya.

Perasaan yang sama juga dirasakan Jihyun. Gugup. Jantungnya berdegup kencang. Pernikahannya digelar sangat mewah. Dengan tamu undangan yang tidak sedikit, apalagi sampai ada wartawan yang meliput. Itu membuat kegugupannya berkali-kali lipat. Pernikahan seperti ini sungguh tidak pernah terbayangkan olehnya. Dirinya yang hanya gadis biasa bisa menikah dengan orang sehebat Kyuhyun. Dan kini dapat dipastikan dirinya menjadi pusat perhatian dari ratusan bahkan jutaan pasang mata.

Jihyun berjalan anggun menuju altar di dampingi sang ayah. Dalam hati, berdo'a agar tidak membuat kesalahan yang akan membuatnya malu. Mata indahnya tertuju pada Kyuhyun yang berdiri gagah dengan setelan tuxedo warna putih. Jihyun tidak bisa memungkiri jika Kyuhyun amat sangat tampan. 

***

Kyuhyun dan Jihyun selesai mengucap janji suci pernikahan. Kini mereka resmi menjadi pasangan suami istri. Sekarang saatnya bertukar cincin. Saat Kyuhyun memasangkan cincin, tanpa sadar Jihyun meneteskan air mata. Jihyun teringat kembali saat Jin memasangkan cincin di jarinya. Meski bukan cincin mahal seperti cincin pernikahannya ini, tapi tetap saja itu adalah moment yang sangat berkesan untuknya. 

Setelah bertukar cincin, Cho Kyuhyun diminta untuk mencium pengantinnya. Bibir Kyuhyun mengukir senyum. Ruangan seketika menjadi heboh. Semua tamu yang hadir bersorak girang. Tapi tidak dengan Jihyun, gadis itu meneteskan air mata kembali saat bibir Kyuhyun secara perlahan semakin mendekat dan menempel pada permukaan bibirnya. Melumatnya pelan. 

Kyuhyun merasakan sesak di dadanya. Di hari pernikahan yang seharusnya menjadi hari paling bahagianya, ia justru melihat Jihyun meneteskan air mata. Dan itu bukan air mata bahagia. Kyuhyun sangat tahu alasan Jihyun meneteskan air mata. Itu karena pernikahan ini bukan atas kehendak gadis itu. Dia yang memaksa Jihyun untuk menikah. 

"Jangan menangis, Cho Jihyun," bisik Kyuhyun di telinga Jihyun usai mencium bibir gadis itu. 

Jihyun menatap Kyuhyun. Entah salah lihat atau apa, tapi Kyuhyun tersenyum padanya. Bukan senyum licik atau senyum setan yang biasa ditunjukkan, tapi senyum tulus yang membuat jantung Jihyun kembali berdegup kencang. Kali ini bukan karena gugup, tapi ada desiran aneh yang dirasakannya. 

***
 

Jin berada di bandara Incheon, duduk di kursi ruang tunggu bandara. Matanya menatap nanar cincin di tangannya, cincin yang dikembalikan oleh Jihyun. Mata Jin memanas, seperti ada sesuatu yang ingin melesak keluar.

Seharusnya Jin bahagia bisa ke paris untuk mengejar impiannya selama ini, tapi sesuatu dalam hatinya terasa mengganjal. Rasanya sakit. Semua yang terjadi antara dirinya dan Jihyun begitu cepat dan tak terduga.  Memberinya luka yang menyakitkan.

Setiap malam, Jin berharap jika tidur dan bangun pada keesekon harinya, maka semua yang terjadi pada hubungannya dan Jihyun hanyalah sebuah mimpi, mimpi yang buruk. Namun, saat membuka mata, harapannya melebur begitu saja. Hubungannya dengan Jihyun memang sudah berakhir. Dan Jin kembali merasakan kepedihan dan rasa sakit yang amat sangat di hatinya. 

Jin terkesiap saat menyaksikan berita tentang pernikahan mewah CEO Cho Group. Bukan pernikahan mewah itu yang menyita perhatiannya, tapi sang pengantin wanita. Walau dibalut gaun putih dan riasan make up yang membuat wajah mempelai wanita itu sangat cantik,namun Jin tetap bisa mengenali gadis itu. Ya. Song Jihyun. Gadis yang selama 2 tahun menemani hari-harinya. Dan gadis yang beberapa waktu lalu memutuskan hubungan dengannya.

Setelah menyimak berita dengan serius, raut wajah terkejut Jin berubah. Jin berusaha menarik ujung bibirnya membentuk sebuah senyuman. 

"Aku senang kau mendapatkan pria yang jauh lebih baik dariku. Kau berhak untuk itu. Aku harap kau hidup bahagia," gumam Jin pelan masih memandang layar datar di depannya.

Mungkin kalimat ini terdengar klise, tapi bukankah Cinta memang tidak harus memiliki? Dan Jin sekarang menyadari itu. Dia harus merelakan Jihyun menjadi milik orang lain. Mungkin keputusan mereka untuk berpisah adalah keputusan yang tepat. Juga yang terbaik untuk semuanya.

"Seperti halnya dirimu yang sudah memulai hidup baru, aku juga akan memulai hidupku yang baru. Selamat tinggal, Song Jihyun," ucap Jin dalam diam. 

Jin melirik jam tangan pemberian Jihyun yang melingkar di pergelangan tangannya. “Saatnya pergi.”

***

Usai resepsi pernikahan mewahnya, Kyuhyun dan Jihyun saat ini berada di kamar hotel tempat mereka mengadakan acara resepsi. Jihyun merebahkan tubuhnya di kasur, tanpa melepas gaun pengantin maupun aksesoris dan perhiasan yang masih menempel pada tubuhnya. Jihyun memejamkan mata. Lelah. Rasanya ingin tidur detik ini juga. 

Jihyun menoleh ke samping saat merasakan ada pergerakan di ranjang yang ia tempati. Jihyun menatap Kyuhyun yang sedang memejamkan mata. Kyuhyun pasti tak kalah lelah darinya. Setelah resepsi, pria ini masih harus melakukan wawancara dengan beberapa wartawan. Tapi, Jihyun tak ambil pusing dengan kondisi Kyuhyun dan kembali memejamkan matanya. 

"Apa kau lelah?" Tanya Kyuhyun.

"Sangat," jawab Jihyun singkat. 

"Bagaimana perasaanmu hari ini? Kau berada di posisi yang sangat diimpikan ribuan wanita di luar sana. Istri CEO Cho Group, Cho Kyuhyun yang tampan," ujar Kyuhyun menolehkan kepalanya ke arah Jihyun. 

Jihyun mendengus kesal. Tingkat kepercayaan diri Kyuhyun sungguh di atas rata-rata.

"Sayang sekali, aku bukan termasuk ke dalam ribuan gadis yang memimpikan posisi itu," jawab Jihyun ketus. "Dan wanita-wanita di luaran sana yang menginginkanmu, aku yakin pasti karena hartamu," tambahnya sarkas.

Jihyun benar. Kyuhyun tahu, sangat tahu jika wanita-wanita di luaran sana yang ingin mendapatkan dirinya, semata-mata hanya karena hartanya. Bukan karena cinta atau perasaan yang tulus. Tapi, Jihyun berbeda. Gadis itu tidak terpengaruh sama sekali dengan harta yang dimilikinya. Gadis ini entah terlalu polos atau memang bukan wanita yang matrealistis. Dan Jihyun tidak seperti kebanyakan wanita yang akan histeris, menatap memuja pada wajah tampannya, Jihyun justru lebih sering membuang muka di hadapannya. Hal itu yang membuat Jihyun berbeda dengan wanita manapun dan sangat istimewa.

"Tapi, bagaimanapun juga kau berhasil berada di posisi itu. Kau harusnya senang dan bangga pada dirimu."

“Tsk. Apa yang perlu di banggakan?Aku justru merasa penderitaanku akan segera di mulai," celetuk Jihyun bernada putus asa. "Menikah dengan pria dingin, kejam, egois, dan tidak punya hati sepertimu adalah sebuah ketidakberuntungan dalam hidupku." Jihyun beranjak bangun dari posisi tidurnya. 

Kyuhyun menghela nafas panjang mendengar jawaban Jihyun. Ia memutuskan untuk diam. Menurutnya, ini bukan waktu yang tepat untuk berdebat. Kyuhyun masih teringat air mata yang jatuh dari pelupuk mata Jihyun tadi. Kyuhyun memilih menyandarkan tubuhnya pada dashboard ranjang. Diam memperhatikan gerak gerik Jihyun yang tengah menghapus make-up. Setelah selesai, Jihyun melanjutkan kegiatannya melepas mahkota kecil yang ada di atas kepalanya. 

"Mau kemana?" Tanya Kyuhyun saat melihat Jihyun beranjak dari duduknya di depan meja rias. 

"Tentu saja mandi," ucap Jihyun santai dan melangkah memasuki kamar mandi.

"Kalau begitu, kita mandi bersama," ucap Kyuhyun semangat.

Kyuhyun hendak menyusul Jihyun ke kamar mandi. Namun...

Blammmmm

Terdengar suara pintu ditutup dengan kasar dari dalam kamar mandi. Siapa lagi yang melakukannya jika bukan Jihyun.

"Jangan harap!Dasar mesum!" teriak Jihyun dari dalam kamar mandi.

"Yak! Song Jihyun! Kau akan butuh bantuanku untuk melepas gaunmu. Aku bisa melepas gaunmu dengan sangat cepat," teriak Kyuhyun dari luar sambil menggedor pintu kamar mandi.

Keributan kecil itu terhenti saat ponsel Kyuhyun berdering. Dengan wajah kecut, Kyuhyun meraih ponsel di atas nakas. 

"Yeoboseyo?"

"Temui aku sekarang!" perintah seseorang di seberang telepon.

"Baik. Aku aku segera turun."

Setelah pembicaraannya dengan sang ayah selesai. Kyuhyun kembali meletakkan ponselnya di atas nakas.

"Aku mau bertemu Ayahku," pamit Kyuhyun pada Jihyun yang berada dalam kamar mandi.

“Ya!” sahut Jihyun dari dalam.

***

Kyuhyun tersenyum senang setelah menemui kedua orang tuanya. Di tangannya sudah ada sebuah kunci. Sebuah kunci rumah sebagai hadiah pernikahan. 

Hari ini adalah hari yang begitu membahagiakan untuk Kyuhyun. Selain karena bisa menikahi wanita yang begitu dicintainya, Kyuhyun juga senang karena ayahnya yang sempat menentang keras, pada akhirnya merestui pernikahannya.

“Kyuhyun Oppa!”

Mendengar teriakan wanita yang memanggil namanya, Kyuhyun langsung menoleh ke sumber suara. 

"Kau."

Sang wanita yang tadi memanggil, berjalan dengan langkah cepat menghampiri Kyuhyun. Tanpa persetujuan, wanita itu langsung menghambur ke pelukan Kyuhyun.

"Hey! Apa yang kau lakukan? Lepaskan aku!" Kyuhyun melepaskan pelukan sang wanita dengan kasar.

"Oppa, kau jahat! Kenapa kau melakukan ini padaku?" rengek sang wanita sambil memberi pukulan kecil di dada Kyuhyun.

"Aish. Apa yang kau lakukan disini?" bukannya menjawab pertanyaan sang wanita, Kyuhyun justru balik bertanya.

"Aku langsung kembali ke Korea setelah melihat berita pernikahanmu. Kenapa kau tiba-tiba menikah? Bagaimana denganku?"

Kyuhyun berdecak kesal.

"Shim Hara!"

Wanita yang bersama Kyuhyun menoleh saat namanya dipanggil oleh seseorang.

"Changmin-ah, cepat kau urus sepupumu ini!" perintah Kyuhyun pada Changmin.

“Oppa… Aku kesini untuk menemuimu, bukan Changmin,” protes Hara.

"Aku tidak punya urusan dengan bocah sepertimu," sahut Kyuhyun kesal. 

"Shim Hara, ikut denganku!" Changmin menyeret sepupunya dari hadapan Kyuhyun.

“Yak!!! Changmin oppa! Lepaskan! Aku mau bicara dengan Kyuhyun Oppa,” rengek Hara saat Changmin menyeretnya paksa.

Kyuhyun menggelengkan kepala. "Kau belum berubah, Shim Hara."

Setelah keributan dengan Hara di lobi terselesaikan, Kyuhyun berjalan santai menuju lift yang akan membawanya kembali ke kamarnya, bertemu dengan istrinya. Mengingat ini adalah malam pertamanya dengan Jihyun, Kyuhyun tersenyum malu.

Namun sangat disayangkan, kenyataan yang ada justru tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Saat Kyuhyun masuk ke dalam kamar, ia mendapati Jihyun sudah tertidur dengan pulas. 

"Ck. Bagaimana bisa pengantin baru tidur lebih awal di malam pertamanya." Kyuhyun tersenyum geli. 

Kyuhyun lalu mendekat ke ranjang tempat istrinya tertidur. Sedikit menunduk dan berbisik di telinga Jihyun. "Kau pasti sangat lelah. Jaljayo, Cho Jihyun."

Kyuhyun mendaratkan sebuah kecupan di kening Jihyun. Kemudian merapikan selimut Jihyun. Setelahnya, ia menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya sebelum menyusul Jihyun ke alam mimpi.

***

Suara tangisan Hara terdengar di seluruh ruangan kamar VIP yang sekarang ditempatinya bersama Changmin, Eunhyuk dan Donghae.

"Aish. Shim Hara. Berhentilah menangis. Apa kau tidak lelah, hah?" omel Donghae.

“Diam kau Ikan bantet! Aku sedang patah hati. Kau harusnya menghibur, bukan mengomeliku."

"Lalu apa dengan menangis dapat merubah keadaan?" giliran Eunhyuk yang bersuara.

"Kau sekarang sudah dewasa. Sadarlah!! Kyuhyun tidak pernah menganggapmu sebagai wanita. Jadi jangan sia-siakan air matamu," nasehat Changmin gemas sekaligus prihatin.

"Yakk!!! Kalau kalian disini hanya untuk mengomel, sebaiknya keluar saja!" usir Hara.

"Kami disini untuk memastikan kau tidak akan melakukan hal-hal yang aneh," sahut Donghae.

"Apa kalian pikir aku akan bunuh diri, eoh?"

Ketiga pria tampan di depannya kompak mengangguk.

“Tsk! Aku tidak sebodoh dan senekat itu,” dengus Hara.

"Benarkah? Lalu kenapa kau jauh-jauh dari Kanada kembali ke korea hanya karena Kyuhyun menikah? Dan sekarang menghabiskan waktu hampir satu jam hanya untuk menangis. Itu kalau bukan bodoh, apa namanya?" Ledek Eunhyuk.

"Berengsek kau, LEE HYUKJAE!!!" teriak Hara marah sambil menjambak rambut hitam dengan sedikit warna merah Eunhyuk.

Sedang Changmin dan Donghae hanya menggelengkan kepala mereka tanpa berniat menghentikan aksi brutal Hara.

"Yak!! Jangan merusak rambutku! Aku baru saja merawatnya di salon." Eunhyuk terus meronta dan berusaha menyelamatkan nasib rambutnya dari jambakan Hara.

"Hentikan Hara. Kau bisa membuatnya botak."

Setelah puas melampiaskan kemarahannya, Hara menuruti ucapan Changmin. Hara kembali duduk dengan tenang di sofa empuknya dan meminum red wine. 

Eunhyuk sendiri masih mengadu kesakitan dan menatap miris pada helaian rambutnya yang jatuh di lantai karena ulah Hara. "Kau itu gadis atau monster? Kelakuanmu sungguh brutal."

Hara hanya menjulurkan lidahnya ke arah Eunhyuk.

"Sebaiknya besok kau kembali ke Kanada," suruh Changmin.

"Aku tidak akan menuruti keinginanmu, Oppa. Aku masih kesal."

"Kesal padaku? Kenapa? " Tanya Changmin bingung.

"Kau masih bertanya kenapa? Tentu saja karena kau tidak memberi tahuku tentang pernikahan Kyuhyun. Aku sangat marah. Kalian pasti sengaja merahasiakannya dariku?!"

"Aku saja terkejut saat mengetahui Kyuhyun akan menikah. Aku pikir pria gila itu sedang bercanda. Ternyata dia sangat serius."

"Kenapa Kyuhyun oppa tiba-tiba menikah? Apa gadis itu hamil?" selidik Hara. 

"Bagaimana bisa kau berpikir seperti itu?Seperti tidak mengenal Kyuhyun saja."

"Lalu kenapa Kyuhyun oppa yang sebelumnya tidak berniat menikah, tiba-tiba memutuskan menikah? Apa wanita itu tahu rahasia Kyuhyun oppa dan mengancam akan membuka rahasianya?" tebak Hara asal. 

"Kau pikir Kyuhyun akan membiarkan orang yang mengganggunya bisa hidup tenang? Dia selalu menghancurkan orang-orang yang membuat masalah dengannya tanpa ragu," jawab Eunhyuk.

"Lalu kenapa pernikahnnya mendadak sekali?" Hara masih mencoba mencari jawaban dari rasa penasarannya.

"Kyuhyun menikah karena dia mencintai gadis itu," jawab Donghae yakin.

“Apa?! Kyuhyun oppa jatuh cinta? Itu tidak mungkin!”

"Kau terkejut, bukan? Itu juga membuat kami sangat terkejut dan tidak percaya. Tapi, memang begitu kenyataanya. Kyuhyun bahkan melakukan berbagai cara untuk mendapatkan gadis itu."

Hara terdiam. Tidak tahu harus berkata apa. Kyuhyun yang dulu dikenalnya, sekarang telah berubah hanya karena seorang wanita.

"Diantara aku,Eunhyuk dan Kyuhyun, kenapa kau bisa menyukai Kyuhyun?" tanya Donghae penasaran.

"Karena Kyuhyun yang paling sempurna. Dia tinggi, tampan, kaya, pintar, dan tidak suka gonta ganti wanita seperti kalian."

"Donghae Oppa, kau memang tampan, tapi playboy. Dan Eunhyuk Oppa, kau itu pelit dan sangat mesum."

"Tapi, kami punya tubuh yang jauh lebih seksi dibanding Kyuhyun," bantah Donghae tak mau kalah.

"Aku tidak peduli."

"Jika tdak mau kembali ke Kanada, lalu apa yang mau kau lakukan disini?" Changmin kembali melontarkan pertanyaan.

"Itu urusanku."

"Jangan pernah berpikir untuk mengacaukan pernikahan Kyuhyun. Sebaiknya kau segera kembali ke Kanada dan melupakan Kyuhyun. Mulailah berkencan dengan pria lain. Apa kau tidak lelah selama 5 tahun terus berharap pada Kyuhyun yang bahkan tidak melirikmu sedikitpun?" Cerocos Changmin panjang lebar.

"Bukan 5 tahun, tapi 6 tahun!" koreksi Hara.

"Wah. Lama sekali. Kau bisa dapat penghargaan sebagai gadis yang bisa bertahan paling lama dengan cinta bertepuk sebelah tangan." 

Hara memberikan tatapan membunuh ke arah Donghae.

"Sudahi cinta bertepuk sebelah tanganmu. Jangan memikirkan Kyuhyun yang bahkan tidak pernah peduli padamu. Kau bisa mendapat yang lebih baik dari Kyuhyun," tutur Changmin bijak dan begitu peduli dengan sepupunya ini.

"Disaat kau menangis karena patah hati seperti sekarang, Kyuhyun mungkin sedang bersenang-senang dengan istrinya. Ini malam pertama mereka," goda Eunhyuk seraya terkikik penuh arti.

"Kau benar, Hyuk. Apa Kyuhyun bisa melakukannya dengan baik? Dia sama sekali tidak berpengalaman," sahut Donghae antusias.

"Aish. Seharusnya aku menunjukkan koleksi videoku padanya. Untuk referensi."
 

"Yakkk!!! Tutup mulut kalian! Keluar dari kamarku! Byuntae!" teriak Hara kencang sambil melemparkan bantal sofa ke arah Donghae dan Eunhyuk. 
 

💙 Part 7 💙

Sinar matahari menyusup masuk melalui celah jendela. Mengusik tidur lelap seorang gadis yang masih nyaman bergemul dengan selimut tebalnya. Jihyun mengerang pelan, matanya masih enggan untuk terbuka. Namun detik berikutnya, Jihyun membuka mata lebar menyadari ada yang aneh saat ini.

Jihyun merasakan deru nafas hangat seseorang di sampingnya. Perlahan, ia menoleh dan mendapati wajah polos Kyuhyun yang tengah tertidur pulas tanpa merasa terganggu sedikitpun dengan sinar matahari yang menerpa wajahnya. Bukan cuma itu, Jihyun juga merasakan sebuah tangan yang memeluk pinggangnya posesif. Tanpa berpikirpun Jihyun tahu kalau ini tangan Kyuhyun.

Jihyun mengerjap berulang kali. Berusaha meyakinkan dirinya bahwa ini bukanlah mimpi. Jantung Jihyun berdegup kencang. Ini pertama kali ia bangun tidur dengan seorang pria di sampingnya. Bukan orang lain, melainkan seseorang yang berstatus suaminya. Seorang pria yang baru kemarin mengucap janji pernikahan dengannya.

Oh Tuhan!! Mulai saat ini dan seterusnya, Jihyun harus terbiasa dengan status barunya sebagai seorang istri dan semua perlakuan Kyuhyun padanya.

Jihyun perlahan mencoba melepaskan pelukan tangan Kyuhyun di pinggangnya, tapi pelukan itu justru semakin erat. Jihyun melirik Kyuhyun yang matanya masih terpejam.

"Cho Kyuhyun. Jangan berpura-pura lagi. Kau sudah bangun kan???" Tebak Jihyun sedikit kesal.

“Kau berisik sekali. Ini masih pagi,sayang.” Kyuhyun menjawab dengan mata yang masih terpejam.

"Lepaskan tanganmu. Aku ingin bangun!" sewot Jihyun berusaha melepaskan dirinya dari pelukan posesif Kyuhyun.

"Cium aku. Maka akan aku lepaskan." Kyuhyun berucap santai dengan seringai tipis di bibir.

"Tidak mau!" tolak Jihyun tegas.

"Ayolah. Lakukan seperti waktu itu." Kyuhyun berkedip genit.

Seketika ingatan Jihyun kembali saat ia dan Kyuhyun selesai melakukan fitting baju pengantin.

#‎Flasback‬

"Syarat? Apa?" Jihyun mulai was-was.

"Kau harus memanggilku "oppa" dan juga menciumku." Kyuhyun mengeluarkan smirk andalannya.

"Apa tidak ada syarat lain?"

"Tidak. Itu adalah syarat yang sangat mudah, sayang."

"Aku tidak bisa melakukannya." Jihyun berkata pelan, menundukkan kepala.

"Baiklah. Kalau begitu lupakan keinginanmu untuk bertemu pria itu. Dan jangan pernah lagi menyebut nama pria itu di depanku!" titah Kyuhyun.

"Kyuhyun op…op…pa…" kata Jihyun terbata.

Kyuhyun menoleh kearah Jihyun. Sedetik kemudian mata Kyuhyun membulat sempurna saat Jihyun dengan tiba-tiba mencium bibirnya. Hanya menempel. Tidak ada pergerakan sama sekali. Tapi berdampak sangat besar bagi jantung seorang Cho Kyuhyun.

Saat Jihyun ingin menjauhkan tubuhnya, Kyuhyun menarik tengkuk Jihyun. Memperdalam ciuman, melumat rakus bibir gadis itu. Sungguh bibir Jihyun seperti candu. Tidak akan bisa membuatnya puas walau sudah berkali-kali merasainya. Selalu ingin lagi dan lagi.

Kyuhyun melepaskan tautan saat dirasa dirinya dan Jihyun mulai kehabisan nafas. Jihyun memundurkan tubuh. Keduanya mengatur deru nafas masing-masing.

"Aku boleh bertemu dengannya, oppa?" Tanya Jihyun menunduk malu.

"Baiklah."

#flasback end

Wajah Jihyun memerah. Malu mengingat kejadian itu. Demi tuhan! Ia tidak ingin mengulang kejadian itu lagi. Jika bisa, Jihyun ingin menghapus kenangan itu dalam benaknya.

Mungkin saat itu Jihyun sudah tidak waras karena terdesak dan putus asa. Sehingga tanpa pikir panjang menyetujui syarat yang diajukan Kyuhyun. Yang lebih tidak masuk akal lagi, Jihyun justru menikmati bibir penuh Kyuhyun yang melumat kasar bibirnya. 

"Gadis bodoh. Lihat! Wajahmu memerah," ledek Kyuhyun melihat perubahan pada wajah Jihyun.

Jihyun jadi kesal karena Kyuhyun justru meledeknya. Sungguh! Itu adalah moment yang memalukan.

Melihat reaksi Jihyun, membuat Kyuhyun menemukan ide untuk menggoda istrinya. Kyuhyun memposisikan tubuhnya di atas,  menindih tubuh Jihyun. Kyuhyun dapat melihat jelas wajah polos istrinya tanpa make-up namun tetap cantik.

"Apa… apa… yang kau lakukan??" Suara Jihyun bergetar.

"Pagi pagi begini kau sudah punya tenaga untuk mengoceh, aku rasa kau juga memiliki tenaga untuk melakukan sesuatu yang lebih. "

Jihyun mengerutkan kening, tidak mengerti maksud perkataan Kyuhyun. "Apa maksudmu?"

"Semalam. Bagaimana bisa kau tidur lebih awal di malam pertama kita. Heum?" Kyuhyun menempelkan hidungnya dengan hidung Jihyun.

Tubuh Jihyun membeku. Jantungnya semakin berdetak tak karuan dengan posisi seperti ini. Dan mendengar kata malam pertama membuat wajah Jihyun semakin panas. Kenapa Kyuhyun harus membahas ini? Semalam bukannya ia sengaja tidur lebih awal, tapi tubuhnya benar-benar sangat lelah dan ia ketiduran.

Tunggu! Apa yang aku pikirkan. Kenapa seolah aku merasa bersalah. Batin Jihyun berkecamuk.

"I...itu… eumpp…"

Perkataan Jihyun terpotong oleh ciuman lembut Kyuhyun.

"Morning Kiss," ucap Kyuhyun setelah melepas ciumannya.

Jihyun mengerjapkan kedua bola matanya. "Menyingkir dari tubuhku, tuan Cho Kyuhyun!" bentak Jihyun setelah mendapat kewarasannya.

"Diamlah! Pagi ini kita akan melakukan sesuatu yang sudah kita lewatkan semalam, " bisik Kyuhyun mesra di telinga Jihyun.

Seketika Jihyun membulatkan mata dan mulutnya terbuka. Ia tahu Kyuhyun adalah orang yang konsisten dengan ucapannya. Dan jika Jihyun tidak salah mengartikan perkataan Kyuhyun, berati dia dan Kyuhyun akan melakukan...

Tangan Kyuhyun bergerak perlahan membuka kancing baju tidur Jihyun.

"Apa yang kau lakukan?" ucap Jihyun takut. Jihyun berusaha menahan pergerakan tangan Kyuhyun.

Tak hilang akal, Kyuhyun menggunakan satu tangannya untuk mengunci kedua tangan Jihyun agar tak menghalangi aksinya.

"Aku akan membuatmu telanjang dan mendesah nikmat di bawah kurungan tubuhku," bisik Kyuhyun pervert.

“Kyuu… Jangan!” Jihyun bergerak gelisah di bawah himpitan tubuh Kyuhyun yang semakin menempel pada tubuhnya.

"Kita akan memulai pagi ini dengan percintaan yang liar dan panas, sayang."

"Lepaskan aku! Atau aku akan berteriak!" ancam Jihyun.

Kyuhyun tertawa mengejek. "Bodoh. Kamar ini kedap suara. Tidak ada yang bisa mendengar teriakanmu. Yang akan terdengar hanya suara desahan seksimu yang sangat menggairahkan, sayang."

Kyuhyun mendaratkan bibirnya pada leher Jihyun. Mencium, menjilat dan menggigit kecil leher putih Jihyun hingga kini tercipta kissmark disana. Dan Jihyun yang semula memberontak, pada akhirnya mendesah. Tubuh Jihyun tidak bisa menolak kenikmatan yang ditawarkan Iblis berparas tampan bernama Cho Kyuhyun.

Kyuhyun menyunggingkan seringai khasnya. Dalam waktu singkat, ia berhasil melepas seluruh kancing baju Jihyun. Kyuhyun baru akan mendekatkan wajahnya pada belahan dada Jihyun, namun sebuah suara menginterupsi kegiatannya.

Tok Tok Tok

Terdengar suara ketukan pintu dari luar kamar yang ditempati Kyuhyun dan Jihyun. Jihyun bernafas lega. Dia sangat berterima kasih pada siapapun orang yang ada di luar sana. Tapi tidak dengan Kyuhyun.

"Sial. Siapa yang sudah berani menggangguku sepagi ini!?" umpat Kyuhyun kesal.

Dengan wajah kesal, Kyuhyun bangkit dari tubuh Jihyun dan melangkahkan kakinya membuka pintu.

Ketika mengetahui siapa yang berdiri di depan pintu kamarnya, raut kesal Kyuhyun berubah menjadi senyum yang dipaksakan. Kyuhyun melihat seorang laki-laki berwajah imut dengan badan yang tidak lebih tinggi darinya sedang tersenyum manis memamerkan deretan gigi putihnya. Pria itu tak lain adalah adik Jihyun.

"Selamat pagi, hyung. Apa aku mengganggu kalian?" tanyanya polos.

“Sangat. Kau sangat mengganggu,” batin Kyuhyun emosi.

"Kau tidak menganggu sama sekali. Ada apa??" Sahut Jihyun yang tiba-tiba muncul dari balik tubuh Kyuhyun. Tentu setelah merapikan penampilan.

"Eomma meminta kalian turun untuk sarapan bersama. Karena sebentar lagi aku harus segera ke bandara dan kembali ke Jerman," jelas Jungkook.

“Baiklah. Kami akan bersiap-siap dan segera turun.”

***

Hara keluar dari kamar hotel dengan t-shirt warna biru dipadu rok putih beberapa senti di atas lutut. Senyum tak lepas dari wajah cantiknya. Ia berjalan santai menyusuri lorong sepi yang akan membawanya menuju ke kamar Kyuhyun. Pagi ini, Hara memang sengaja bangun lebih awal dan berniat mengajak Kyuhyun sarapan bersama.

Saat langkah kaki Hara semakin dekat dengan tempat tujuan, senyumnya semakin berkembang. Ia sudah tidak sabar bertemu Kyuhyun. Mata Hara tampak berbinar saat melihat sang pria idaman keluar dari kamarnya. Baru saja Hara ingin membuka suara untuk memanggil Kyuhyun, hal itu urung dilakukan ketika beberapa saat kemudian seorang wanita juga keluar dari kamar yang sama dengan Kyuhyun.

Senyum hara memudar dari wajah cantiknya. Langkah kakinya terhenti begitu saja. Dibanding meneruskan langkahnya menghampiri Kyuhyun, Hara lebih memilih bersembunyi di balik dinding agar Kyuhyun tak melihat wajah menyedihkannya saat ini.

Hara memperhatikan dengan seksama wajah tampan Kyuhyun yang tengah tersenyum pada istrinya. Seulas senyum tulus yang belum pernah Hara lihat dari Kyuhyun sebelumnya. Tatapan Kyuhyun saat melihat istrinya tak luput dari perhatian Hara. Bukan tatapan dingin seperti yang selalu ditujukan Kyuhyun untuk dirinya maupun orang lain, tapi tatapan penuh cinta. Sebuah tatapan yang selalu didambakan Hara.

Seketika Hara merasakan sakit di hatinya. Ia tersenyum getir. Menyadari jika saat ini Kyuhyun bukan lagi pria lajang yang bisa dikejar-kejar olehnya sepanjang waktu. Dan yang lebih menyakitkan adalah,  Hara sadar jika selama ini Kyuhyun memang tidak pernah sekalipun menganggap perasaan cintanya yang begitu tulus.

"Kau sungguh berubah, Oppa. Senyum itu. Tatapan penuh cinta itu. Kenapa bukan untukku? Kenapa harus dengan wanita itu? Apa kau sungguh mencintainya?" lirih Hara.

"Aku yang mengenalmu lebih dulu. Aku mencintaimu untuk waktu yang lama. Tapi kenapa kau jatuh cinta dengannya?" fokus mata Hara terus tertuju pada Kyuhyun yang sekarang menggengam erat tangan istrinya.

"Apa yang harus aku lakukan? Hatiku sangat sakit," ujar Hara sembari meremas kuat bagian depan t-shirt yang dipakainya.

Setetes cairan bening turun membasahi pipi Hara. Tubuhnya ambruk perlahan ke lantai. Dengan cairan bening di pelupuk mata, Hara masih bisa melihat Kyuhyun yang berjalan beriringan dengan istrinya sambil berpegangan tangan erat.

***

Kyuhyun duduk sendirian di bangku yang berada di bandara setelah mengantar adik serta paman dan bibi Jihyun kembali ke Kanada. Kyuhyun tengah menunggu istrinya yang pergi ke toilet. Sedangkan kedua orang tua Jihyun sudah pulang dari bandara lebih dulu.

Untuk kesekian kalinya, Kyuhyun melakukan sesuatu hal di luar kebiasaannya. Sesuatu yang sangat tidak disukainya. Menunggu. Dan itu semua untuk Jihyun. Kyuhyun tersenyum geli dengan perubahan sifatnya sendiri.

Sambil menunggu Jihyun, Kyuhyun bermain game online dengan iPhonenya. Entah apa yang dilakukan Jihyun di toilet sampai membutuhkan waktu begitu lama.

Kyuhyun begitu fokus dengan permainannya hingga tidak menyadari jika Jihyun kini sudah berdiri di sampingnya. Kyuhyun terlalu asyik menggerakkan jari-jari tangannya dengan lincah pada layar ponselnya. Bersemangat ketika berhasil memenangkan permainan dan naik ke level berikutnya.

“Ayo kita pulang,” ajak Jihyun.

Tak ada respon sama sekali dari Kyuhyun.

"Kyuhyun. Cho Kyuhyun. Ayo kita pulang," ajak Jihyun sekali lagi. Kali ini Jihyun sedikit mengeraskan volume suaranya.

"Eoh?? Kau sudah disini," sahut Kyuhyun dan menyudahi kencan dengan gamenya.

"Apa yang kau lakukan di toilet? Kenapa lama sekali?" Tanya Kyuhyun.

"Ponselku jatuh dan masuk ke dalam air. Sepertinya sudah tidak bisa digunakan lagi." Jihyun menatap sedih ponsel yang sudah rusak parah ditangannya.

“Dasar ceroboh,” ledek Kyuhyun. “Jangan memasang wajah sedih seperti itu. Nanti aku belikan ponsel yang lebih bagus dari ponselmu,” imbuhnya tak tega melihat Jihyun sedih.

Jihyun hanya mengangguk lemah. Sebenarnya dia bukan sedih karena ponselnya rusak. Tapi karena harus merelakan beberapa file berupa foto dan video dirinya dengan Jin yang pastinya juga akan hilang. Padahal itu adalah kenangan terakhirnya dengan Jin yang masih tersisa. Karena semua barang pemberian Jin sudah dimusnahkan oleh Ibunya sebelum hari pernikahan. Entah itu dibuang atau dibakar. Hanya Tuhan dan Ibunya yang tahu.

Jihyun menghela nafas pasrah. Sepertinya ini memang sudah ditakdirkan untuknya. Tuhan menyuruhnya untuk melupakan Jin dan memulai hidup baru dengan Kyuhyun.

"Ayo kita pulang." Kyuhyun meraih tangan Jihyun.

"Sudah tidak ada keluargaku disini, kenapa kita masih harus berpegangan tangan?" protes Jihyun.

Sejak di hotel, Jihyun memang berakting sebagai pasangan pengantin baru yang bahagia dan romantis bersama Kyuhyun di depan keluarganya.

"Kita berada di tempat umum sekarang," bisik Kyuhyun. “Bagaimana jika ada orang yang mengenali kita?”

Kyuhyun tersenyum. Ia tidak mengerti kenapa harus memberi alasan pada Jihyun hanya untuk berpegangan tangan. Jihyun sudah sah menjadi miliknya. Kyuhyun bisa melupakan apa saja pada Jihyun. 

Baru beberapa langkah berjalan, seseorang terdengar memanggil nama Kyuhyun.

"Kyuhyun Oppa!"

Bukan hanya Kyuhyun yang menoleh, tapi Jihyun juga ikut menoleh 

"Apa yang kau lakukan disini? Kau mengikutiku?" tebak Kyuhyun.

"Tidak lihat aku membawa koper? Aku mau kembali ke Kanada," jelas Hara sembari menunjukkan koper besar yang dibawanya.

"Baguslah. Semoga selamat sampai tujuan," kata Kyuhyun datar.

"Oppa, sebelum pergi ada sesuatu yang ingin aku katakan padamu."

“Aku tidak punya waktu!”

Jihyun hanya diam melihat Kyuhyun dan wanita yang tidak dikenalnya itu saling berkomunikasi. Detik berikutnya, Jihyun sedikit terkejut saat wanita itu mengaitkan tangannya di lengan Kyuhyun.

"Lepaskan Hara!"

"Tidak sebelum kau mau bicara denganku!" tolak Hara keras kepala.

"Bicara disini. Sekarang. Atau tidak sama sekali."

"Aku hanya ingin bicara berdua denganmu!" tegas Hara sambil melirik Jihyun yang berdiri di samping Kyuhyun.

"Kalian bicara saja dulu. Berdua. Aku akan menunggu di mobil," putus Jihyun dan menarik tangannya dari genggaman tangan Kyuhyun.

"Aku tidak akan lama. Tunggu 5 menit."

Jihyun mengangguk mengerti dan meninggalkan Kyuhyun bersama wanita yang tidak dikenalnya itu.

"Lepaskan tanganku sekarang!" perintah Kyuhyun dingin.

Hara menurut.

"Cepat katakan apa yang mau kau bicarakan denganku. Waktumu 5 menit."

"Kenapa bukan aku? Kenapa bukan aku yang kau pilih? Aku yang lebih dulu mengenalmu," lirih Hara.

"Kau tahu dengan pasti kalau selama ini aku hanya menganggapmu sebagai sepupu Changmin. Tidak lebih!" jawab Kyuhyun dengan penekanan di akhir kalimatnya.

Hara tersenyum miris mendengar jawaban Kyuhyun.

"Tapi, kenapa harus dengan wanita itu? Wanita yang bahkan tidak mencintaimu, Oppa."

"Kau benar. Saat ini Jihyun memang tidak mencintaiku. Tapi, akan aku pastikan suatu saat Jihyun akan mencintaiku hingga tidak bisa berpaling dariku," tekad Kyuhyun yakin.

"Apa kau begitu mencintainya?"

"Kau pikir kenapa aku yang biasanya tertutup tentang kehidupan pribadiku, tiba-tiba menggelar resepsi pernikahan mewah dan mengundang banyak orang? Bahkan membiarkan beberapa media untuk hadir?"

Hara menggelengkan kepala. Sebenarnya, dari kemarin Hara terus memikirkannya. Kyuhyun bukan tipe orang yang akan membiarkan kehidupan pribadinya menjadi konsumsi publik.

"Karena aku mencintainya. Aku ingin menunjukkan pada seluruh dunia wanita yang menjadi pilihanku. Wanita yang menjadi pendamping hidupku. Aku ingin menegaskan jika Jihyun adalah milikku."   

Hara tertegun untuk sejenak.

"Ah. Jadi begitu. Sekarang aku mengerti."

Hara menatap Kyuhyun lekat.

"Kau pria yang keren. Meski tidak bisa memilikimu, aku tidak menyesal. Karena cinta pertamaku adalah pria hebat sepertimu, itu sudah cukup membuatku bahagia." Hara memaksakan diri untuk tersenyum.

"Suatu saat nanti kau juga pasti akan menemukan pria yang mencintaimu dengan tulus. Kau hanya perlu melupakanku dan menata ulang hatimu."

"Tentu saja. Saat aku kembali ke Korea nanti, aku akan menemuimu dan menunjukkan priaku yang lebih keren dan hebat darimu. Tentunya yang mencintaiku dengan tulus seperti cintamu pada istrimu."

“Kau tidak akan menemukan pria yang lebih tampan dan sekeren diriku meski berkeliling ke seluruh dunia.”

Hara mendengus pelan.

"Cepat pergi temui istrimu, Oppa. Dia pasti kesal karena lama menunggu." 

"Jika dia kesal padaku. Itu semua salahmu."

"Selamat atas pernikahanmu, Oppa. Semoga kau bisa membuat Jihyun Eonni jatuh cinta padamu." do’a Hara saat Kyuhyun sudah bersiap pergi dari hadapannya.

“Gomawo,” ucap Kyuhyun tulus dan menepuk pelan pundak Hara.

Sementara Hara masih terdiam di tempatnya. Tanpa terasa butiran-butiran bening melesak keluar begitu saja dari pelupuk matanya saat menatap punggung tegap Kyuhyun yang perlahan menjauh dari pandangannya.

Meski tadi dirinya bersikap seolah baik-baik saja dan menunjukkan pada Kyuhyun bahwa dirinya wanita yang tegar, tapi Hara tidak bisa membohongi perasaannya. Ia merasakan sakit yang teramat sangat.

Hara menangis sesenggukan di bandara. Semua orang yang berlalu lalang di sekitar hanya memperhatikan Hara dengan tatapan bingung. Hingga sosok tinggi seorang pria berdiri di depannya.

"Berapa umurmu? Kau sudah tidak pantas menangis di tempat umum seperti ini," ujar Changmin yang baru saja datang dan memberikan sapu tangan untuk menghapus air mata Hara.

"Oppa,  aku memilih untuk melepasnya. Aku mengambil keputusan yang benar kan?" Tanya Hara dengan suara isak tangisnya.

Changmin memeluk sepupunya erat.

"Kau sudah membuat pilihan yang tepat, Shim Hara."

“Tapi kenapa hatiku sangat sakit saat melihatnya pergi?”

"Seiring berjalannya waktu, rasa sakitmu akan sembuh. Dan kau pasti bisa melupakannya," nasehat Changmin memenangkan. "Aku bangga padamu. Kau sudah dewasa. Tadinya aku sempat berpikir kau akan mengganggu pernikahan Kyuhyun. Ternyata aku salah."

"Tadinya aku juga ingin melakukan itu. Tapi, aku sadar itu hanya akan berakhir sia-sia." Hara tersenyum kecut. "Dan aku ini wanita terhormat yang berpendidikan tinggi. Menggoda pria yang sudah menikah bukan gayaku," timpalnya sembari mengangkat dagu angkuh.

Kedua saudara sepupu bermarga Shim itu saling melempar senyum.

***

Kepala Jihyun dipenuhi tanda tanya. Ia begitu penasaran dengan sosok wanita cantik yang jika tidak salah ingat dipanggil Hara oleh Kyuhyun.

"Apa dia temannya? Atau mantan kekasihnya?" Jihyun berucap sendirian.

"Aish. Sebenarnya siapa wanita itu? Apa yang mereka bicarakan? Kenapa lama sekali?" Jihyun terlihat sangat kesal. Entah apa yang membuatnya kesal. Karena lama menunggu Kyuhyun atau karena ada wanita yang bersama dengan Kyuhyun.

"Song Jihyun. Apa yang terjadi padamu? Untuk apa kau memikirkan siapa wanita yang ditemui Kyuhyun?" Jihyun mengacak rambutnya sendiri.

Jihyun kembali melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan kirinya. Ini sudah lebih dari 5 menit. Kyuhyun jelas-jelas tadi menyuruhnya menunggu 5 menit, tapi ini bahkan sudah lebih dari 20 menit. Jihyun menekuk wajahnya.

"Sebenarnya apa yang mereka bicarakan? Lama sekali." 

Jihyun yang sedari tadi sibuk menggerutu dan berbicara sendiri seketika membulatkan mata melihat sosok Kyuhyun tengah berjalan menuju mobil. Jihyun segera merapikan penampilan rambutnya yang sempat acak-acakan karena ulah tangannya sendiri.

Jihyun menjadi panik saat Kyuhyun semakin dekat. Ia bingung harus melakukan apa jika nanti Kyuhyun masuk ke mobil. Dan mata Jihyun menemukan buku yang tergeletak di kursi belakang. Tanpa pikir panjang, Jihyun meraih buku itu dan membukanya asal, lalu berpura-pura seolah sedang membaca.

"Kau pasti menunggu lama," ucap Kyuhyun begitu masuk ke dalam mobil.

"Tidak juga," jawab Jihyun singkat.

"Apa yang kau baca?" Tanya Kyuhyun sambil berusaha melihat judul buku yang dipegang istrinya.

Jihyun hanya diam dan masih meneruskan aktingnya membaca buku. Padahal sejak tadi Jihyun sama sekali tidak memperhatikan apa isi bukunya. Dia sibuk menekan rasa penasarannya ke titik terendah dan menahan diri agar tidak bertanya tentang wanita yang baru saja ditemui Kyuhyun.

"Aku tidak menyangka kau suka membaca buku seperti itu," komentar Kyuhyun yang kini mulai melajukan mobil. "Ternyata kau mesum," tambahnya.

Mendengar Kyuhyun mengatakannya mesum, sontak Jihyun menatapnya tajam.

"Apa maksudmu? Kenapa mengatakan aku mesum?" sergah Jihyun tak terima.

“Itu.” Kyuhyun menunjuk buku yang ada di tangan Jihyun.

Jihyun melihat buku yang dipegangnya. Matanya menyusuri setiap tulisan yang ada di halaman 6 yang dibukanya secara acak. Buku ini berbahasa Inggris dan Jihyun tidak mengerti sama sekali tentang isinya. Jihyun lalu membalik buku itu dan melihat judulnya.

Jihyun melongo ketika membaca judul buku tersebut. Meski pemahaman bahasa Inggrisnya payah, tapi Jihyun tahu dengan pasti arti dari judul buku yang tercetak miring dengan font besar itu. Ditambah cover buku yang menampilkan sepasang pria dan wanita yang tengah bergumul mesra dalam selimut. Langsung saja Jihyun melempar buku itu ke belakang.

Muka Jihyun merah. Malu. Ia ingin sekali menghilang saat ini juga dari muka bumi. Atau pergi ke tempat dimana dirinya tidak akan bertemu lagi dengan Cho Kyuhyun.

"Aku tidak menyangka gadis sepertimu suka membaca buku seperti itu."

"I..itu..itu.. bukumu. Kenapa kau punya buku seperti itu?"

"Tadi pagi Eunhyuk hyung memberikannya padaku. Karena tidak tertarik, aku berniat membuangnya, tapi sepertinya kau suka."

"Kau salah paham. Aku tidak membaca buku itu," sangkal Jihyun cepat.

"Tapi aku melihat sendiri kau sangat fokus membacanya." Kyuhyun tersenyum miring.

"Tidak. Bukan seperti itu. Sungguh aku tidak membacanya." Jihyun bersikeras sembari menggelengkan kepala.

"Tidak usah malu. Kau sudah dewasa."

"Kenapa tidak percaya padaku? Argh!" Jihyun mengacak rambutnya frustasi.

Kyuhyun berusaha sekuat tenaga menahan ledakan tawanya melihat kelakuan Jihyun yang sangat lucu. Kyuhyun bukan orang yang bisa dibohongi. Dari awal, Kyuhyun tahu Jihyun tidak membaca buku sialan yang diberikan Eunhyuk padanya. Kyuhyun hanya senang saja melihat wajah malu dan salah tingkah yang ditunjukkan istrinya. Sangat menggemaskan.

"Sudahlah. Jangan ungkit lagi. Aku sangat malu," ungkap Jihyun jujur.

"Kau malu karena ketahuan mesum, heum?" goda Kyuhyun tak ingin berhenti.

" Ah sudahlah! Fokus saja menyetir mobil. Aku ingin cepat sampai rumah." 

"Kenapa? Sudah tidak sabar sampai rumah untuk mempraktekkan apa yang kau baca di buku itu?"

"Hyaaaaa!!! Cho Kyuhyun!!! Jangan katakan apapun lagi!" pekik Jihyun.

Tawa Kyuhyun pecah seketika. Akhir-akhir ini Kyuhyun memang lebih sering tersenyum dan tidak segan-segan untuk tertawa. Dan itu semua karena Jihyun. Jihyun berhasil memberi warna baru dalam hidupnya.

“BERHENTI TERTAWA TUAN CHO! Kalau tidak, aku akan melompat keluar dari mobil!” teriak Jihyun dengan sedikit ancaman.

"Baiklah. Aku akan diam, gadis mesum." Ledek Kyuhyun puas.

Jihyun mendesah kesal. Perasaannya tidak bisa dijabarkan. Satu sisi malu, sangat malu karena ternyata buku yang diambilnya secara asal itu adalah buku dengan rated DEWASA. Tentang gaya bercinta suami istri. Sungguh, Jihyun merutuki dirinya sendiri atas kebodohan serta kecerobohannya.

Di lain sisi, Jihyun juga sangat kesal pada Kyuhyun yang terus menggoda dan mengatainya mesum. Padahal ia sama sekali tidak membaca buku itu. Sepertinya mulai sekarang Jihyun harus pasrah mendapat cap gadis mesum dari Kyuhyun. Jihyun yang tadinya mencoba terlihat cuek dan berusaha menyembunyikan rasa penasarannya tentang wanita yang ditemui Kyuhyun justru berakhir konyol dan memalukan. Jihyun akhirnya memejamkan mata dan coba mengabaikan keberadaan Kyuhyun di sampingnya.

"Gadis mesum. Apa kau tidur?" Kyuhyun melirik ke samping.

Tidak ada jawaban dari Jihyun.

"Hei. Gadis mesum. Aku tahu kau tidak tidur ."

"Berhenti memanggilku gadis mesum, dasar berengsek!" umpat Jihyun hilang kesabaran setelah diledek Kyuhyun habis-habisan.

"Ya. Kau benar. Aku memang pria berengsek yang beruntung bisa mendapatkanmu," balas Kyuhyun santai dan kemudian menepikan mobilnya.

"Kenapa berhenti?" tanya Jihyun curiga.

"Bagaimana kalau pria berengsek ini sudah tidak sabar untuk menidurimu sekarang. Disini!!"

Jihyun menelan ludahnya kasar. Bola matanya bergerak gelisah memperhatikan keadaan sekitar yang sangat sepi. Entah dimana dirinya saat ini. Jihyun tidak melihat adanya satu kendaraanpun yang melintas.

Kyuhyun melepas sabuk pengamannya. Lantas mendekatkan tubuhnya dengan Jihyun. Kyuhyun menyeringai mesum.

"Ka-u.. Tidak serius kan?" ucap Jihyun takut.

"Aku bukan orang yang suka bermain-main dengan ucapanku," sahut Kyuhyun tegas.

Detik berikutnya, Kyuhyun membungkam bibir Jihyun dengan ciuman. Awalnya hanya lumatan-lumatan yang didapat Jihyun, tapi kemudian berubah menjadi ciuman yang menuntut, tidak ada kelembutan sedikitpun.

Merasa tak mendapat respon, Kyuhyun menggigit bibir atas Jihyun. Membuat sang istri membuka mulutnya. Kesempatan yang tidak akan di sia-siakan Kyuhyun tentunya.

Langsung saja lidah Kyuhyun menerobos masuk. Lidah basah Kyuhyun menjelajahi seluruh isi mulut Jihyun. Suara decakan demi decakan terdengar di dalam mobil sport mewah Kyuhyun.

"Hah... Aku tidak akan melakukannya disini. Di mobil tidak nyaman sama sekali. " Putus Kyuhyun melepas tautan bibirnya dengan Jihyun. Nafasnya memburu.

Selanjutnya, Kyuhyun mengangkat dagu Jihyun. Tangannya terulur untuk membersihkan saliva di sekitar mulut Jihyun.

Kyuhyun tersenyum melihat wajah merona dan nafas Jihyun yang tak beraturan. Mengamati bibir merah Jihyun yang basah dan juga bengkak. Kyuhyun menggelengkan kepalanya pelan. Baru saja dia kehilangan kendali atas dirinya.

“Kita lanjutkan di rumah. Aku tak mau mengotori mobilku.” Kyuhyun kembali ke posisinya di balik kemudi mobil. "Lagipula, ranjangku sudah siap menjadi saksi bisu penyatuan panas kejantananku dalam tubuhmu," lanjutnya vulgar sambil mengerling nakal menatap Jihyun.

#TBC
 

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Selanjutnya Hot Times Part 8 - 9
1
0
Cho Kyuhyun, CEO muda Cho Group  yang tampan, dingin, sexy dan luar biasa menggoda.Song JiHyun, gadis muda yang baik, cantik dan polos.Bagaimana jika sang CEO yang luar biasa menggoda dan berhati dingin itu bertemu dengan Song Jihyun dan mulai terobsesi untuk mendapatkannya. Rencana-rencana licikpun di rancang untuk menjerat Jihyun dalam hidupnya.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan