Hot Times Part 10 - 11

3
0
Deskripsi

Cho Kyuhyun, CEO muda Cho Group  yang tampan, dingin, sexy dan luar biasa menggoda.

Song JiHyun, gadis muda yang baik, cantik dan polos.

Bagaimana jika sang CEO yang luar biasa menggoda dan berhati dingin itu bertemu dengan Song Jihyun dan mulai terobsesi untuk mendapatkannya. Rencana-rencana licikpun di rancang untuk menjerat Jihyun dalam hidupnya.

_ Happy Reading _


 

💙 Part 10 💙


Usai mendengar pengakuan cinta mengejutkan dari Kyuhyun yang begitu tulus dan penuh kejujuran, Jihyun akhirnya mengambil keputusan untuk menerima Kyuhyun sebagai pria yang ditakdirkan tuhan untuknya. Menerima pria itu sebagai suaminya. Mulai coba membuka hati untuk Kyuhyun.

Dan setelah mengambil keputusan yang diyakininya benar dan tepat, Jihyun merasa lega. Tidak ada lagi yang mengganjal di hatinya. Langkahnya terasa ringan, seolah beban berat yang ditanggungnya selama ini menghilang. Jihyun bisa menjalani hari-harinya dengan ceria.

Secara perlahan, Jihyun mulai menikmati peran barunya sebagai seorang istri. Istri dari CEO Cho Group, Cho Kyuhyun. Meski belum sepenuhnya membuka hati untuk Kyuhyun, namun Jihyun tidak menampik jika dirinya mulai merasakan getaran-getaran aneh yang terasa mendebarkan, menyenangkan serta percikan-percikan cinta yang timbul di hatinya tanpa ia sadari sejak kapan bermula. Hatinya mampu menerima kehadiran Kyuhyun dengan cepat.

Kyuhyun tidak pernah memaksa untuk balas mencintai, pria itu memberi waktu pada Jihyun untuk benar-benar meyakinkan perasaannya dan menempatkan Kyuhyun sebagai satu-satunya pria yang akan menempati hatinya. Dan Jihyun sangat amat bersyukur akan sikap pengertian dan kesabaran Kyuhyun itu.

Hubungan keduanya semakin lama semakin membaik. Tidak dijumpai lagi tatapan sinis, penuh kebencian dari sorot mata Jihyun setiap kali memandang Kyuhyun. Keduanya sekarang menjadi lebih dekat. Jihyun sedikit banyak mulai memahami karakter Kyuhyun dan segala hal yang menyangkut pria itu. Percayalah! Semuanya terjadi secara alami, tanpa adanya paksaan atau ancaman. Sikap suaminya yang dingin, pemaksa, kasar dan juga egois itu kini mulai berubah. Ya, setidaknya jika di depan Jihyun, Kyuhyun akan menjadi pria yang lembut, perhatian dan penyayang. Kyuhyun selalu berusaha membuat Jihyun nyaman ketika berada di dekatnya. Walau tidak jarang mereka berdua kerap memperdebatkan hal-hal kecil yang sebenarnya tidak penting sama sekali.

Pernikahan yang pada awalnya tidak diinginkan oleh Jihyun dan membuatnya frustasi, saat dijalani ternyata tidak seburuk seperti dalam bayangannya. Kuncinya hanya satu. Menerima dan menjalani dengan lapang dada. Jihyun hanya harus memaafkan semua perbuatan jahat Kyuhyun padanya. Maka, keadaan akan membaik dengan sendirinya. Jihyun sadar, tidak ada gunanya menyimpan kemarahan dan kebencian. Itu hanya akan membuat hidupnya serasa di neraka.

Menjalani hari-hari tanpa beban, membuat waktu cepat sekali berlalu.

***

Langit cerah Seoul kini sudah berganti dengan gelapnya malam. Terangnya sinar matahari telah diganti bulan dan bintang-bintang yang indah menghiasi langit.

Jihyun keluar dari kamar mandi memakai piyama warna biru setelah membersihkan wajah. Ia melihat Kyuhyun tengah duduk di sofa. Pria itu terlihat sangat serius berkutat dengan laptopnya. Jihyun hendak melangkah menghampiri Kyuhyun, tapi mengurungkan niat dan memilih membaringkan tubuh di tempat tidur.

Melalui ekor matanya, Jihyun mengamati diam-diam aktifitas Kyuhyun. Sebenarnya ada sesuatu yang ingin dikatakan pada suaminya, tapi Jihyun ragu. Apalagi ketika melihat Kyuhyun tengah fokus dengan pekerjaannya. Jihyun takut mengganggu konsentrasi suaminya itu. Mungkin ini bukan waktu yang tepat, pikirnya.

Jihyun mendesah pelan dan menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut.

"Apa kau sudah mau tidur?" tanya Kyuhyun yang membuat Jihyun membuka sedikit selimutnya. Menampakkan wajahnya.

“Hemm." Jihyun menjawab berupa gumaman singkat. Sedang indra penglihatan Jihyun bergerak mengikuti apa yang dilakukan Kyuhyun. Suaminya itu mematikan laptopnya, lalu membereskan lembaran kertas yang berserakan di atas meja, melepaskan kaca mata yang tadi bertengger manis di hidung mancungnya.

Kalau boleh jujur, melihat Kyuhyun yang tengah serius dengan kaca matanya membuat Jihyun terpesona. Sangat tampan. Terlebih dengan tatanan rambut Kyuhyun yang sedikit berantakan, membuat pria itu terkesan seksi.

Ya Tuhan! Apa yang baru saja aku pikirkan? Jihyun membatin.

"Apa pekerjaanmu sudah selesai?" tanya Jihyun saat Kyuhyun berjalan dengan langkah besarnya menuju tempat tidur. Lebih tepatnya lagi, menghampirinya.

"Aku akan melanjutkannya nanti. Sekarang aku mau menemanimu tidur," jawab Kyuhyun santai. Membaringkan tubuhnya di samping Jihyun. Menarik tubuh Jihyun ke dalam pelukan hangatnya. Menggunakan telapak tangan besarnya untuk mengelus rambut panjang Jihyun dengan lembut dan teratur.

Jihyun tersenyum. Rasanya selalu hangat berada dalam pelukan Kyuhyun.

“Oppa, boleh aku mengatakan sesuatu?” Suara Jihyun pelan tapi masih bisa didengar oleh Kyuhyun.

"Katakan!" Sahut Kyuhyun tanpa menghentikan kegiatan tangannya mengelus helain rambut istrinya yang halus dan harum.

"Ehmm... " Jihyun sedang berpikir untuk menyampaikan keinginannya menggunakan kalimat yang tepat. "Ah, tidak jadi." Sambungnya kemudian. Gagal mengutarakan keinginannya.

"Katakan!" Desak Kyuhyun.

“Sebenarnya… seminggu lagi aku masuk kuliah. Aku perlu membeli sesuatu.” Akhirnya Jihyun mulai mengutarakan maksudnya. 

"Boleh aku... ehmm... Itu... meminta uang? Uang tabunganku tinggal sedikit dan aku tidak enak jika harus meminta uang pada Appa," jelas Jihyun dengan perasaan tak enak.

Kyuhyun tidak menjawab. Pria itu beranjak dari sisi Jihyun. Bergegas menuntun langkahnya berjalan keluar kamar.

Sedangkan Jihyun menatap kepergian Kyuhyun dengan sedih. Jihyun menduga Kyuhyun marah padanya karena meminta uang. Selama ini, Jihyun bersikap seolah tidak menginginkan uang pria itu, tapi sekarang justru terang-terangan meminta uang. Pasti Kyuhyun berpikir Jihyun sama dengan wanita di luar sana yang mengincar uang. Jihyun membuat kesimpulan sendiri.

Baru Jihyun akan menyusul Kyuhyun, namun pintu kamarnya sudah lebih dulu terbuka. Kyuhyun kembali dan membawa sesuatu di tangannya.

"Untukmu." Kyuhyun memberikan sebuah amplop pada Jihyun. “Bukalah dan lihat isinya!”

Ragu-ragu, Jihyun membuka isi dari amplop tersebut. Di dalamnya berisi Black Card. Jihyun melebarkan mata tak percaya. Lalu menatap Kyuhyun meminta penjelasan.

"Itu milikmu. Kau bisa menggunakannya untuk membeli apapun yang kau inginkan."

"Kau tidak marah padaku?"

"Marah? Kenapa aku marah?" Tanya Kyuhyun tak mengerti.

"Karena aku meminta uang padamu," jawab Jihyun dengan polosnya.

Kyuhyun tertawa renyah mendengar jawaban Jihyun, merasa istrinya lucu. Tapi tidak dengan Jihyun yang menatap Kyuhyun dengan penuh tanda tanya.

"Kenapa berpikir seperti itu? Aku ini suamimu. Sudah menjadi kewajibanku untuk memenuhi semua kebutuhanmu. Justru aku akan marah kalau kau meminta uang pada ayahmu dan bukannya padaku."

"Jinjja?"

"Dengar! Aku bisa memberikan segalanya untukmu. Apapun yang kau minta. Bukan hanya uang, tapi juga hatiku. Dan tentu saja kepuasan di ranjang," ujar Kyuhyun dengan kalimat vulgar di akhir. Sukses membuat wajah Jihyun memerah.

“Aish. Apa kau tidak bisa menyaring kata-katamu sebelum bicara. Dasar mesum!” Omel Jihyun yang ditanggapi cengiran oleh Kyuhyun.

"Kau tidak berterima kasih padaku?"

"Terima kasih, Oppa." Jihyun tersenyum lebar.

"Kau harusnya memberiku hadiah juga."

"Hadiah? Kau mau hadiah apa?"

"Aku mauuu....." Kyuhyun menggantung kalimatnya.

Jihyun menunggu Kyuhyun menyelesaikan kalimatnya dengan penasaran.

Namun, yang didapat Jihyun bukanlah sebuah jawaban, melainkan jemari halus pria itu yang bergerak menyusuri permukaan bibirnya dengan gerakan lembut dan sensual.

Sepertinya Jihyun mengerti yang diinginkan Kyuhyun. Seringai mesum Kyuhyun terpasang di wajah tampannya. Tubuh Jihyun seketika menegang. Ada hawa panas menjalari tubuhnya.

Kyuhyun mendekatkan wajahnya dengan Jihyun, hingga tidak ada jarak. Nafas hangat keduanya saling bersahutan. Pelan namun pasti, Kyuhyun menempelkan bibir penuhnya pada bibir merah wanita yang begitu di gilainya dan yang selalu mampu membuatnya menginginkan lagi dan lagi.

Kyuhyun melumat bibir Jihyun lembut. Menghisap bibir atas dan bawah Jihyun secara bergantian. Jihyun pun membalas. Mata keduanya terpejam, menikmati ciuman mereka yang semakin intens, saling menuntut dan membangkitkan gairah.

Tangan bebas Kyuhyun mencoba menanggalkan satu-persatu kancing piyama Jihyun. Setelah berhasil, tangan hangat Kyuhyun merambat ke atas tubuh Jihyun. Telapak tangan Kyuhyun langsung disambut lembutnya payudara Jihyun.

"Jihyun sayang, kau tidak memakai bra?" tanya Kyuhyun dengan nada menggoda.

Jihyun tidak menjawab. Wajahnya memerah.

"Bagus. Membuatku semakin mudah untuk menjamahmu."

Bibir Kyuhyun kembali berpagutan panas dengan bibir Jihyun. Perlahan, ia membaringkan tubuh Jihyun dan memposisikan tubuhnya di atas. Mengurung tubuh pasrah istrinya di bawah tubuh besarnya.

Tangan halus Kyuhyun meraba paha mulus Jihyun. Lalu menyusupkan jari-jari tangannya menekan pusat tubuh Jihyun yang masih terbalut celana dalam.

"Aku ingin memenuhimu malam ini," bisik Kyuhyun sensual dengan hasratnya yang sudah naik.

Dan kegiatan selanjutnya sudah bisa ditebak. Mereka menghabiskan malam yang panjang dengan gairah panas di atas ranjang.

Suara desahan demi desahan memenuhi seluruh ruangan. Sampai akhirnya lenguhan panjang keluar dari bibir keduanya saat mencapai puncak bersama.

Pada akhirnya Kyuhyun melupakan rencana awalnya untuk melanjutkan pekerjaan. Keduanya berakhir di balik selimut dengan tubuh polos yang saling menempel dan menyalurkan kehangatan, hingga terlelap sampai pagi.

***

CG Times Square adalah salah satu mall terbesar yang ada di Korea Selatan. Letaknya di pusat kota Seoul, mudah di akses dengan berbagai sarana transportasi. 

Siang ini, Jihyun dan Shioli pergi ke Mall besar itu. Sebenarnya bukan hanya mereka berdua, tapi ada Seo Do Yoon yang setia mengekor di belakang. Padahal Jihyun tadi melarang sopir sekaligus pengawalnya itu untuk membuntutinya. Namun, Do Yoon justru bersikeras mengikuti kemanapun Jihyun pergi dengan alasan Kyuhyun akan memarahinya jika tidak melaksanakan tugas. Membuat Jihyun akhirnya mengalah dan membiarkan Do Yoon melaksanakan tugas.

Mata Jihyun berbinar bahagia. Setelah menikah dengan Kyuhyun, ini pertama kalinya bisa kembali menginjakkan kaki di sebuah pusat perbelanjaan. Selama ini Jihyun lebih banyak menghabiskan waktu di rumah. 

Selesai memilih beberapa pakaian yang menurutnya bagus, Jihyun membawanya ke meja kasir untuk membayar. 

"Anda tidak perlu membayar semua ini, nyonya." Jelas penjaga kasir perempuan dengan ramah.

"Kenapa begitu?" Jihyun kaget mendengar perkataan sang penjaga kasir.

“Tadi kami sudah mendapat perintah dari Presdir agar membiarkan Anda mendapatkan apapun yang Anda suka." 

"Presdir? Siapa? Aku tidak mengenal Presdir kalian."

“Presdir Cho Kyuhyun.”

"Mwo?!!?!" pekik Jihyun kaget. "Apa maksudnya? Kyuhyun pemilik CG Times Square besar ini?" Tanyanya tak percaya.

"Iya. Presdir Cho Kyuhyun adalah pemiliknya."

"Tunggu! Kalian tidak salah orang?"

“Tidak, Nyonya.” Sang pegawai kasir yang cantik itu tersenyum memandang Jihyun.

Jihyun menoleh ke belakang, ke arah Do Yoon. Meminta penjelasan dari pria dengan setelan jas hitam itu. Do Yoon menganggukkan kepala. Memberi kepastian pada istri tuannya jika apa yang dikatakan pegawai kasir memang benar.

“Woah! Jihyun-ah, aku tidak menyangka kalau suamimu itu pemilik mall besar ini. Dia pria yang luar biasa,” komentar Shioli dari samping tubuh Jihyun.

"Aku juga baru tahu sekarang," jawab Jihyun pelan, masih terlihat jelas raut keterkejutan di wajah cantiknya.

“Suamimu tidak hanya tampan, tapi juga sangat kaya. Di kehidupan sebelumnya, kau pasti menyelamatkan negeri ini, hingga sangat beruntung mendapat suami sekaya Cho Kyuhyun." Cerocos Shioli mengungkapkan kekaguman.

Jihyun tidak mendengar jelas yang dikatakan sahabatnya, masih berusaha memahami apa yang terjadi saat ini.

Jika diingat lagi, dulu Jihyun memang pernah bertemu dengan Kyuhyun di tempat ini. Waktu itu, Kyuhyun dengan sangat kurang ajar menariknya ke dalam toilet lalu mencium paksa bibirnya. Di pertemuan kedua mereka.

***

Karena proyek hotel baru akan segera dibangun di Hongkong, pekerjaan Kyuhyun menjadi semakin banyak. Kyuhyun harus menghadiri rapat dengan Dewan Direksi dan para pemegang saham. Mengevaluasi laporan-laporan yang terkait dengan proyeknya, menandatangani tumpukan berkas di atas meja, dan masih banyak hal yang lainnya. Kyuhyun begitu sibuk sampai melewatkan makan siangnya.

Kyuhyun memang tipe pria yang tidak hanya professional dalam bekerja, namun juga terkenal sangat perfeksionis. Sangat detail dalam urusan pekerjaan. Semuanya harus dilakukan dengan matang dan penuh persiapan. Harus sempurna.

Meski punya ribuan karyawan yang bisa diandalkan kemampuannya, tapi Kyuhyun tidak ingin berpangku tangan dan mempercayakan semuanya begitu saja di tangan para pegawainya. Kyuhyun pria pekerja keras yang sangat teliti dan juga disiplin. Meski banyak pegawai yang sering mengeluhkan sikapnya, tapi justru sikap Kyuhyun itulah yang menjadi salah satu faktor perusahaannya bisa maju dengan pesat.

Kyuhyun menghela nafas panjang. Lelah. Kyuhyun memutuskan untuk menghentikan pekerjaan dan beristirahat sejenak. Kyuhyun memijit pelan pelipisnya. Merenggangkan otot-ototnya yang pegal karena terlalu lama duduk. Kyuhyun melihat jam tangan Rolex di pergelangan tangannya. Sudah pukul empat sore lebih dua puluh menit dan berkas yang menumpuk di mejanya masih menunggu untuk diperiksa untuk kemudian di tanda tangani jika sudah tidak perlu direvisi lagi.

Sepertinya Kyuhyun harus lebih bersabar untuk bisa segera pulang dan bertemu dengan istri tercintanya. Sebenarnya, Kyuhyun bisa saja membawa berkas pekerjaannya pulang dan memeriksanya di rumah. Tapi Kyuhyun merasa bersalah pada Jihyun jika melakukannya. Meski istrinya itu tidak pernah melayangkan protes, namun Kyuhyun sadar diri. Seharian sudah menghabiskan waktu di kantor,  ketika di rumah Kyuhyun ingin menghabiskan waktunya dengan Jihyun, bukannya berkutat dengan urusan pekerjaan.

Konsentrasi Kyuhyun teralihkan saat ponselnya di atas meja bergetar. Ada pesan masuk. Dibukanya pesan itu dan mulai membacanya.

  • "From : My Lovely Wife"
    Oppa, kau sudah pulang? Aku sekarang berada di dekat perusahaanmu. Jika belum pulang, bagaimana kalau kita pulang bersama?

Kyuhyun tersenyum lebar membaca pesan dari Jihyun. Tangannya secara cepat mengetik balasan untuk istrinya.

  • "To : My Lovely Wife"
    Aku masih ada sedikit pekerjaan. Kau bisa pulang lebih dulu. Kita bertemu di rumah 😘

Itulah balasan singkat dari Kyuhyun untuk Jihyun. Tak lupa menyisipkan emoticon cium. Hanya mendapat pesan dari Jihyun saja sudah membuat Kyuhyun senang bukan kepalang. Kyuhyun kembali fokus pada berkas-berkas di depannya, bersemangat meneruskan pekerjaan agar bisa segera pulang.

Selang beberapa menit berlalu, indera pendengaran Kyuhyun yang tajam mendengar pintu ruangannya terbuka. Kyuhyun berdecak kesal, bersiap memaki siapapun yang berani memasuki ruangannya tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu, yang tentunya sangat tidak sopan. Perlu di garis bawahi! Kyuhyun sangat tidak suka jika ada orang yang lancang memasuki ruangan pribadinya.

Namun, setelah melihat wajah dari orang yang baru saja memasuki ruangannya, tubuh Kyuhyun tak berkutik. Umpatan dan makian yang sudah siap dikeluarkan tadi entah menguap kemana. Mata tajamnya menatap tak percaya pada sosok wanita cantik yang berdiri mematung di depan meja kerjanya.

***

  • "From : My Pervert Cho"
    Aku masih ada sedikit pekerjaan. Kau bisa pulang lebih dulu. Kita bertemu di rumah 😘

Jihyun mendengus pelan membaca balasan dari Kyuhyun dan meminta pada sopir pribadinya untuk segera mengantarnya ke Cho Group, mengabaikan pesan yang diterimanya dari suami sialan tampannya yang sangat kaya itu. Jihyun tetap pada niat awalnya mendatangi perusahaan Kyuhyun meski pria itu melarangnya.

Saat berada di lobby perusahaan, Jihyun tak langsung masuk ke dalam lift yang menuju ke lantai paling atas dimana suaminya berada. Jihyun kembali mengingat moment pertama kali menginjakkan kakinya disini. Saat itu perasaannya campur aduk. Gugup, kesal, marah dan penuh tanda tanya dengan sosok sang CEO, yang sekarang tanpa disangka sudah berstatus sebagai suaminya.

Beberapa karyawan yang berpapasan dengan Jihyun di lobby sedikit terkejut, namun mereka segera menundukkan kepala, memberi hormat. Tentu hal itu mereka lakukan karena Jihyun yang merupakan istri dari Presdir mereka. Jihyun melemparkan senyum terbaiknya sebagai balasan. Tiba-tiba Jihyun teringat dulu pernah hampir diseret keluar oleh security karena membuat keributan disini. Tapi sekarang, semua orang memberi hormat padanya. Hidupnya benar-benar berubah drastis karena Cho Kyuhyun.

Tak ingin berlama-lama, Jihyun ditemani Do Yoon yang setia bersamanya seharian ini segera memasuki lift khusus yang akan membawanya ke ruangan Kyuhyun.

Setelah sampai di lantai ruangan suaminya berada, Jihyun bertemu kembali dengan Sekretaris Kyuhyun yang bernama Jung Yura. Terlihat raut keterkejutan dari wajah sekretaris cantik itu melihat kedatangannya. Wanita yang dulu membuatnya tidak nyaman karena menatapnya dengan tatapan tidak bersahabat dan menilai penampilannya dari ujung kepala sampai kaki itu kini tersenyum ramah ke arahnya.

"Sekretaris Jung, apa suamiku ada di dalam?" tanya Jihyun dengan penekanan pada kata suami.

"Presdir ada di dalam. Saya akan memberi tahu Presdir kedatangan Anda." 

"Tidak perlu. Aku ingin memberi kejutan padanya," jawab Jihyun sambil berlalu dari hadapan Yura.

Jihyun tersenyum senang saat melihat sedikit raut kekesalan di wajah Yura. Jihyun teringat saat dulu tanpa sengaja mendengar percakapan beberapa karyawan wanita yang bergosip di toilet bahwa Yura menyimpan perasaan pada Kyuhyun. Pantas saja wanita itu dulu bersikap tidak bersahabat padanya. Mungkin Yura juga bersikap seperti itu pada setiap wanita yang datang menemui Kyuhyun.

Dulu Jihyun tidak peduli , tapi sekarang merasa sedikit kesal saat tahu ada wanita yang menyukai suaminya. Terlebih wanita itu adalah sekretaris yang selalu ditemui Kyuhyun di kantor setiap hari.

Cemburu?? Mungkinkah Jihyun mulai cemburu?? Entahlah.

Jihyun sudah berdiri di depan pintu ruangan Kyuhyun. Tanpa mengetuk pintu, langsung masuk ke dalam.

Ketika sudah berada dalam ruangan Kyuhyun, Jihyun sedikit takut melihat wajah kesal Kyuhyun yang seperti ingin memaki dan bersiap meledak penuh amarah. Namun, saat tatapan mata Kyuhyun bertemu dengan tatapan matanya, tatapan tajam dan gelap pria itu berubah.

"Apa aku mengganggu?" Jihyun mendekat dengan hati-hati.

"Kau. Apa yang kau lakukan disini?" Tanya Kyuhyun kaget. "Aku sudah menyuruhmu pulang. Kenapa kemari?" Kyuhyun beranjak dari kursi kebesarannya dan melangkah menghampiri Jihyun.

"Apa kau tidak suka aku kesini?"  Raut wajah Jihyun menunjukkan kesedihan. Niat awalnya untuk memberi kejutan pada Kyuhyun sepertinya tidak disambut baik.

"Bukan. Bukan begitu. Masih ada pekerjaan yang harus aku selesaikan. Kau akan bosan jika menungguku disini." Kyuhyun berusaha memberi pengertian pada Jihyun agar tidak sedih dan salah paham dengan responnya.

“Benar begitu?”

Kyuhyun menarik tangan Jihyun agar duduk di sofa ruangannya.

"Aku senang kau disini." Kyuhyun tersenyum agar Jihyun merasa tenang. Dan berhasil. Jihyun balas tersenyum padanya.

"Bagaimana kegiatan belanjanya? Apa hari ini kau bersenang-senang?" Kyuhyun bertanya sembari mengelus tangan Jihyun yang berada dalam genggamannya.

“Tentu saja. Aku sangat senang,”  jawab Jihyun riang. Seperti seorang gadis kecil yang senang karena puas bermain.

"Kenapa tidak langsung pulang dan istirahat? Apa kau tidak lelah?" Kali ini Kyuhyun mengangkat satu tangannya untuk mengelus rambut Jihyun.

“Ada yang ingin aku tanyakan.” Jihyun memasang wajah serius. “Kenapa tidak bilang padaku kalau CG Times Square adalah milikmu?”

"Apa itu penting? Sekarang kau juga sudah tahu kan."

"Aish. Jawaban macam apa itu." Jihyun merengut kesal. Sementara Kyuhyun hanya tersenyum.

Tunggu!! Kyuhyun menyadari ada sesuatu yang berubah dari istrinya. Rambut Jihyun sedikit berubah. Wajah istrinya juga terlihat segar. 

"Kenapa kau semakin cantik?"

"Tadi setelah belanja, aku bersama Shioli pergi ke Spa & Salon." Jawab Jihyun tersipu malu.

"Cho Jihyun. Apa jangan-jangan kau bersikeras kesini berniat untuk menggodaku?" selidik Kyuhyun menyipitkan mata 

"Eoh? Menggoda? Tidak. Tentu saja tidak. " Jihyun menggelengkan kepalanya cepat.

"Mengaku saja padaku. Kau mau menggodaku, kan?" Kyuhyun tersenyum jahil. Lalu mencium kilat bibir Jihyun.

"Aku dalam masalah. Jika kau suka merawat tubuhmu dan bertambah cantik setiap harinya, aku akan semakin sulit mengontrol diriku untuk tidak menyentuhmu. Aku tidak akan bisa jauh-jauh darimu. Bagaimana ini?" Kyuhyun menatap Jihyun dengan tampang memelas.

“Tsk! Perkataanmu membuatku merinding.” Jihyun mendorong tubuh Kyuhyun menjauh darinya. “Cepat selesaikan pekerjaanmu dan kita pulang.”

"Baiklah. Aku akan segera menyelesaikan pekerjaanku lalu pulang dan mengunci tubuhmu di bawah tubuhku. Aku akan mengurungmu di kamar sampai pagi," balas Kyuhyun menyunggingkan seringai nakal.

"Aish. Dasar pria mesum!" gerutu Jihyun.

Kyuhyun tertawa puas setelah berhasil menggoda istrinya. 

💙 Part 11 💙

Hari ini adalah hari dimana Jihyun kembali masuk kuliah setelah libur panjangnya pasca ujian semester. Mulai hari ini, Jihyun akan menjalani rutinitasnya sebagai mahasiswa semester 5.

Tubuh Jihyun mematung di depan gedung fakultasnya. Jihyun melihat wajah tampan Kim Seok Jin tengah tersenyum manis serta melambaikan tangan ke arahnya. Jihyun sadar apa yang sekarang dilihatnya hanya sebuah ilusi semata. Mungkin karena tempat ini menyimpan banyak sekali kenangannya dengan mantan kekasihnya itu. Meski begitu, Jihyun tak berniat mengalihkan tatapannya pada sosok yang hanya ilusi tersebut. Jihyun ingin melihat wajah itu lebih lama.

Mata Jihyun berair. Beberapa minggu berlalu dan Jihyun sudah mulai melupakan Jin karena kehadiran Kyuhyun. Tapi sekarang, Jihyun kembali merasa sesak di dadanya. Ada rasa bersalah dalam hati Jihyun karena bisa begitu cepat melupakan pria yang pernah begitu di cintainya itu. Atau mungkin sampai sekarang masih menempati ruang di hatinya. Meski sekarang Kyuhyun mulai menyusup masuk.

"Bogoshipo." Lirih Jihyun sedih

Jihyun menemukan kesadaran dan cepat-cepat menyeka air matanya. Menarik ujung bibirnya membentuk senyuman. Melangkahkan kakinya memasuki gedung fakultasnya.

Jihyun merasa tatapan semua orang tertuju padanya. Apa karena tadi dirinya menangis diluar. Ah tidak mungkin. Dilihat lagi penampilannya. Tidak ada yang aneh, pikir Jihyun. Tapi kenapa semua orang terus menatapnya? Jihyun menjadi bingung. Namun tetap melanjutkan langkah, mencoba mengabaikan tatapan aneh semua orang.

"Jihyun-ah!" teriak seseorang dari belakang.

Jihyun menoleh dan mendapati Shioli sedang berlari kecil ke arahnya. Jihyun tersenyum.

"Selamat pagi Nona Choi." Sapa Jihyun.

"Selamat pagi Nyonya Cho." Balas Shioli.

"Ah! Shioli-ya, kenapa semua orang disini terus menatapku? Apa ada yang aneh di wajahku?" Tanya Jihyun pelan, nyaris berbisik.

Shioli memperhatikan tatapan orang-orang yang ada di sekitarnya. Dan benar saja, semua orang sedang menatap ke arah Jihyun.

"Tidak ada yang aneh denganmu. Apa kau benar tidak tahu alasan mereka menatapmu?" Kini shioli yang ganti bertanya.

Jihyun menggelengkan kepala. Membuat Shioli menepuk jidat pelan.

"Astaga Song Jihyun. Kau benar-benar bodoh! Wajar mereka terus menatapmu, sebulan yang lalu kau resmi menikah dengan pria idaman hampir seluruh wanita di korea bahkan Asia. Dan berita tentang pernikahanmu tersebar diberbagai media cetak dan elektronik," jelas Shioli.

"Mwoooo?!?!?!"

***

"Kau lihat wanita yang menikah dengan Cho Kyuhyun tadi?"

"Ya. Wajahnya biasa. Bagaimana mungkin dengan wajah itu dia bisa menikah dengan pria tampan dan sehebat Cho Kyuhyun?!"

"Ku dengar, dia bukan gadis yang pintar dan keluarganya juga bukan dari kalangan atas."

"Mungkin dia menggunakan tubuhnya."

"Aku rasa juga begitu. Dia pasti menggoda Cho Kyuhyun dengan melemparkan tubuhnya."

"Ckckck. Wanita rubah betina. Aku sungguh tidak rela Cho Kyuhyun menikah dengannya."

"Aku setuju. Pria sehebat Cho Kyuhyun bisa mendapat wanita sekelas Kim Tae Hee atau Jun Ji hyun. Bukan dengan gadis biasa sepertinya."

"Aku dengar gadis itu dulu berpacaran dengan Kim Seok Jin sunbae. Tapi karena Jin sunbae pergi ke paris mereka berdua putus."

"Woahh. Gadis itu sungguh siluman rubah betina. Bagaimana bisa dia langsung menikah dengan pria lain setelah putus dengan Jin sunbae."

“Aku pernah dengan rumor bahwa perusahaan ayah wanita itu hampir bangkrut, tapi setelah menikah dengan Kyuhyun perusahaan ayahnya kembali bangkit dan sekarang semakin berkembang.”

"Bagaimana kau tahu hal itu?"

"Ayahku bekerja di Cho Group."

“Apa jangan-jangan gadis itu dijual oleh keluarganya demi menyelamatkan bisnis mereka?”

"Mungkin saja."

“Sial! Aku sungguh penasaran bagaimana caranya mendapatkan Cho Kyuhyun.”

"Haruskah kita meminta tips untuk mendapatkan pria terhormat dan kaya seperti Cho Kyuhyun padanya?"

"Tsk. Kau ini. Aku rasa Cho Kyuhyun hanya ingin bermain-main dengannya. Sebentar lagi wanita itu pasti dicampakkan."

"Aku harap juga begitu. Semoga Cho Kyuhyun segera sadar."

"Sudahlah. Ayo kita ke kelas. Aku tidak ingin terlambat di kelas Prof. Lee."

Itulah beberapa obrolan para mahasiswi yang sedang berada di toilet wanita. Dan Jihyun mendengar semuanya. Sedari tadi Jihyun memang berada di salah satu bilik toilet. Secara tidak disangka, Jihyun mendengar obrolan beberapa mahasiswi itu yang begitu menyakitkan dan melukai perasaannya.

Jihyun marah dan sedih. Dia tidak menyangka orang-orang menilai dirinya serendah itu. Mereka bahkan tidak tahu apapun tentang dirinya, sama sekali tidak mengenalnya. Mereka tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Tapi bisa berpikiran sepicik itu.

Ya. Jihyun memang tidak sebanding dengan Cho Kyuhyun. Jihyun sadar hal itu sejak awal. Namun, yang tidak bisa diterima Jihyun adalah saat mereka menyebutnya rubah betina dan mengatakan bahwa ia memberikan tubuhnya untuk bisa mendapatkan Kyuhyun. Dan yang paling menyakitkan bagi Jihyun adalah karena mereka ikut menjelek-jelekkan kedua orang tuanya.

Jihyun tidak sanggup lagi menahan air mata yang sedari tadi ditahannya. Dadanya sakit. Amat sakit. Jihyun menangis tanpa suara.

***

Suasana di ruang makan sedikit berbeda. Dingin. Hening. Tidak ada celotehan yang biasa Kyuhyun dengar dari bibir istrinya. Entah itu saat Jihyun berkomentar tentang masakan Kim ahjumma atau sekedar menceritakan tentang kegiatan yang dilakukannya selama seharian. Kyuhyun masih ingat jika kemarin malam istrinya itu dengan ceria bercerita tentang bunga mawar yang ditanamnya di halaman rumah sudah berbunga. Kyuhyun hanya mendengarkan dengan seksama setiap kata yang dilontarkan Jihyun, seperti seorang ayah yang mendengarkan celotehan gadis kecilnya.

Tapi malam ini hanya ada keheningan. Sesekali yang terdengar hanya suara dentingan yang berasal dari peralatan makan. Kyuhyun memperhatikan Jihyun yang hanya mengaduk sup di depannya tanpa minat untuk memasukkannya ke dalam mulut atau sekedar untuk mencicipi rasanya. Nasi di mangkuk Jihyun juga belum tersentuh sama sekali.

Kyuhyun merasa ada yang aneh dengan istrinya. Sejak tadi Jihyun lebih banyak diam, seperti ada sesuatu yang sedang dipikirkan. Saat ditanya, Jihyun hanya mengangguk atau menggelengkan kepala. Hanya sesekali menjawab, itupun dengan jawaban yang sangat singkat.

Kyuhyun yang sudah tidak tahan dengan keheningan yang tercipta dan juga rasa ingin tahunya yang besar dengan perubahan sikap istrinya yang begitu tiba-tiba, akhirnya menghentikan aktifitas makannya.

“Jihyun-ah.” Panggil Kyuhyun mencoba menyadarkan Jihyun dari lamunannya.

Tidak ada jawaban, Jihyun asyik dalam pikirannya sendiri.

"Cho Jihyun!" panggil Kyuhyun kedua kalinya dengan sedikit meninggikan volume suara.

Hasilnya sama, Jihyun tidak merespon.

Kyuhyun membuang nafas kasar, lantas meraih tangan Jihyun yang menganggur di atas meja dan menggenggamnya. Usahanya berhasil. Jihyun terperanjat dan menatap ke arahnya.

"Ada apa denganmu?" tanya Kyuhyun lembut.

"Eoh? Aku? Aku baik-baik saja," jawab Jihyun tersadar dari lamunannya.

“Jangan bohong. Sejak tadi aku memperhatikanmu. Kau hanya melamun dan tidak menyentuh sedikitpun makananmu.” Cecar Kyuhyun. "Kau tidak suka makanannya? Mau makan sesuatu yang lain? Aku akan minta ahjumma untuk... "

“Tidak perlu. Aku sedang tidak nafsu makan,” sela Jihyun sebelum Kyuhyun menyelesaikan kalimatnya.

“Aku sudah selesai. Aku mau kembali ke kamar.” Jihyun beranjak dari kursi, meninggalkan Kyuhyun sendirian di ruang makan.

Kyuhyun mengacak rambutnya frustasi. Kyuhyun yakin ada yang disembunyikan Jihyun darinya. Entah apa. Jihyun sepertinya tidak berniat memberitahunya.

“Ahjumma!”

Kim Ahjumma yang dipanggil segera keluar dari arah dapur dan menemui Tuan mudanya.

"Apa Anda membutuhkan sesuatu?"

"Tolong buatkan segelas susu hangat untuk Jihyun. Dia belum makan apapun."

"Apa Nyonya tidak suka masakannya?"

"Dia sedang tidak nafsu makan."

“Baiklah, Tuan muda. Saya akan menyiapkannya dan segera mengantarnya ke atas.”

"Tidak perlu.  Aku yang akan memberikannya. Ahjumma buatkan saja."

"Baik."

***

Jihyun membenamkan seluruh tubuhnya dalam selimut tebal yang hangat. Otaknya belum bisa melupakan apa yang didengarnya di toilet kampus tadi. Kalimat cemoohan dari beberapa mahasiswi yang tidak diketahui identitasnya oleh Jihyun tadi masih terngiang jelas.

Jihyun tidak menyangka, hanya karena ucapan seseorang yang bahkan tidak benar sama sekali bisa sangat berpengaruh padanya. Ternyata kata-kata jahat bisa melukai dan begitu menyakitkan hingga terus membekas dibandingkan luka akibat pukulan.

Dan sekarang, Jihyun merutuki kemampuan otaknya yang kali ini dapat berfungsi mengingat dengan sangat baik. Padahal, Jihyun berharap mampu menghapus semua memori buruk yang diserap oleh otaknya yang kecil. Karena itu sangat mengganggu pikirannya selama seharian ini.

Jihyun berjengit mendengar suara pintu kamar terbuka. Itu pasti Kyuhyun. Jihyun sedang ingin sendirian. Tapi sepertinya itu tidak mungkin.

Kyuhyun meletakkan segelas susu hangat yang dibawanya ke atas meja samping tempat tidur, lalu mendudukkan bokongnya di sisi ranjang samping Jihyun. Kyuhyun membuka selimut yang membungkus tubuh istrinya.

"Sayang, aku bawakan susu hangat untukmu. Minumlah."

Dibanding susu hangat maupun kehadiran Kyuhyun, yang lebih dibutuhkan Jihyun saat ini adalah waktu untuk sendiri, bisa memejamkan matanya dan menyelami alam mimpi. Melepaskan semua beban pikirannya. Batin Jihyun berpendapat.

“Aku lelah. Ingin istirahat.” Respon Jihyun dingin.

“Kau bisa tidur setelah menghabiskan susumu. Kau tidak makan apapun tadi. Kau membuatku khawatir." 

“Aku tidak mau,” tolak Jihyun.

“Jangan membantah. Turuti perkataanku! Aku tidak ingin kau sakit!” desak Kyuhyun.

"Aku bisa mengurus diriku sendiri. Tidak usah mengkhawatirkanku." Jihyun mulai kesal karena Kyuhyun terus memaksanya.

"Bagaimana mungkin aku tidak khawatir?! Sikapmu hari ini berubah. Telah terjadi sesuatu padamu, iya kan?"

"Tidak terjadi apapun padaku. Itu hanya perasaanmu saja," sangkal Jihyun.

"Bohong! Dengar! Aku tidak suka jika kau menyembunyikan sesuatu dariku." Kyuhyun mulai tersulut emosi. Nada suaranya meninggi.

“Katakan padaku! Apa yang mengganggumu? Apa yang kau sembunyikan? Ada masalah apa? Cepat ceritakan!” desak Kyuhyun keras kepala.

"Aku bilang aku baik-baik saja. Kenapa kau tidak mengerti dan terus mendesakku?!?!" bentak Jihyun keras. "Kau memang suamiku. Tapi bukan berarti kau bisa terus memaksakan kehendakmu padaku dan mencampuri urusanku!" Imbuh Jihyun hilang kendali.

"Apa kau bilang?!" Kyuhyun menatap tak suka ke arah Jihyun yang berani membantahnya.

"Tidak semua hal yang terjadi padaku harus ku ceritakan padamu!" seru Jihyun meninggikan volume suaranya. "Dan aku bukan pelayan yang harus menuruti semua yang kau katakan dengan patuh."

"Kau... " Kyuhyun menatap tak percaya dengan ucapan yang baru saja keluar dari bibir istrinya yang sangat manis dan lembut itu.

Kilatan marah terpancar jelas di mata Kyuhyun. Ia menggertakkan giginya. Tangannya mengepal erat. Kyuhyun paling benci jika ada yang membantah ucapannya, terlebih meninggikan suara jika berbicara dengannya. Dan malam ini Jihyun melakukan semuanya sekaligus.

Tak ingin emosi yang sudah menguasai dirinya berbuntut melukai Jihyun, Kyuhyun beranjak dari tempat tidur dan pergi meninggalkan kamar dengan langkah besarnya.

Deg.

Jihyun menatap nanar kepergian Kyuhyun. Jihyun menyesali perbuatannya. Sangat. Jihyun tersadar jika kata yang diucapkannya sudah keterlaluan dan pasti membuat Kyuhyun marah. Entah setan apa yang sempat merasukinya hingga bisa kehilangan kendali atas ucapannya dan berani berbicara sekasar itu pada Kyuhyun.

Astaga Jihyun! Kau benar-benar bodoh. Kau gila. 

Jihyun teramat merasa bersalah telah membentak suami yang sudah begitu baik dan sangat perhatian padanya. Kyuhyun hanya khawatir,  dan Jihyun dengan kurang ajar justru melukai perasaan Kyuhyun. Sialan! Song Jihyun bodoh! Jihyun terus merutuki perbuatan bodohnya sendiri.

Tidak ingin semakin merasa bersalah dan membuat Kyuhyun semakin marah padanya, Jihyun segera turun dari ranjang king sizenya, melangkahkan kakinya dengan cepat, sedikit berlari agar dapat menyusul Kyuhyun.

Blammmmm!

Baru beberapa langkah, Jihyun berhenti dan tersentak kaget saat mendengar bunyi keras debaman pintu. Bunyi itu berasal dari ruangan kerja Kyuhyun.

Jihyun memejamkan mata, menggigit bibir bawahnya. Sekujur tubuhnya gemetar. Takut. Sifat kasar Kyuhyun telah kembali. Dan itu semua karena dirinya.

Dengan perasaan bersalah, takut dan cemas yang bercampur aduk menjadi satu, Jihyun kembali melanjutkan langkahnya dengan pelan menuju ruang kerja Kyuhyun. Dengan tangan bergetar, Jihyun memberanikan diri mengetuk pintu ruang kerja Kyuhyun.

"Oppa, apa aku boleh masuk?" tanya Jihyun lirih, pengucapan bergetar. Matanya berkaca-kaca. Sekuat tenaga menahan diri agar air mata tidak jatuh dari pelupuk matanya. Ini bukan waktunya menangis. Jihyun berusaha menguatkan dirinya.

Namun, yang terdengar kemudian bukan jawaban dari Kyuhyun, melainkan suara gaduh. Seperti suara barang-barang yang sengaja dibanting ke lantai dengan membabi buta. Sangat berisik.

Dengan perasaan yang sudah tak bisa dijabarkan, namun masih didominasi rasa takut yang teramat sangat, Jihyun membuka pintu ruang kerja Kyuhyun yang tidak dikunci dengan hati-hati. Jihyun mengumpulkan seluruh keberaniannya untuk melakukan itu.

Tubuh Jihyun membeku, matanya melebar ketika berhasil masuk ke ruangan kerja Kyuhyun. Jihyun menggunakan kedua tangan untuk menutup mulutnya. Dari posisi berdiri di ambang pintu, mata Jihyun bergerak menyusuri kondisi ruangan kerja Kyuhyun yang terlihat sangat berantakan. Beberapa buku, peralatan kantor dan berkas-berkas berhamburan. Sebuah laptop yang sudah tak berbentuk, tergeletak mengenaskan di lantai. Cairan berwarna merah pekat membasahi lantai. Beberapa serpihan pecahan kaca juga berserakan. Jihyun menatap ngeri, membayangkan jika pecahan itu mengenai kakinya, pasti sangat sakit.

Sementara Kyuhyun, setelah puas melampiaskan amarahnya pada benda mati yang tak bersalah di dalam ruangannya, duduk di kursi dengan nafas naik turun tak baraturan. Penampilan Kyuhyun berantakan. Kilatan marah masih terpancar jelas dari sorot matanya. Pria itu memancarkan aura mengerikan yang sangat kentara, membuat siapapun yang melihatnya pasti akan sangat ketakutan dan memilih menjaga jarak atau berlari menjauh.

Jihyun hendak melangkah mendekati Kyuhyun, namun suara berat Kyuhyun menahannya.

"Jangan mendekat!" seru Kyuhyun dingin. "Kau bisa terluka," imbuhnya dengan nafas yang mulai teratur.

"Oppa, mianhae." Ucap Jihyun lirih, sarat akan penyesalan. "Mianhae. Jeongmal mianhae. Aku tidak bermaksud membentak dan berkata kasar. Aku... Aku... " ucapan Jihyun terhenti. Rasanya sulit sekali menyelesaikannya. Detik berikutnya, suara isak tangisnya yang mulai terdengar.

"Mianhae. Mianhae. Aku salah. Aku bersalah padamu." Jihyun terus meminta maaf  dibarengi suara isak tangis yang semakin kencang.

Mendengar isak tangis Jihyun yang terdengar pilu, membuat Kyuhyun memejamkan matanya rapat. Kyuhyun merasakan sesak di dadanya mendengar wanitanya menangis. Emosi yang sempat menguasai dirinya dan menghilangkan akal sehatnya mulai runtuh. Kyuhyun berjalan menghampiri Jihyun yang masih berdiri di ambang pintu dan sedang menangis terisak.

Kyuhyun merentangkan kedua tangannya, meraih tubuh Jihyun ke dalam pelukan. Dapat Kyuhyun rasakan tubuh Jihyun bergetar dalam pelukannya. Perbuatan brutalnya pasti membuat Jihyun ketakutan.

"Uljima, Jihyun-ah." Pinta Kyuhyun bersuara lembut. Kyuhyun menggunakan satu tangannya untuk mengelus punggung Jihyun secara teratur, berusaha menenangkan wanita yang terisak dalam pelukannya.

"Apa kau takut, heumm??" tanya Kyuhyun setelah setan dalam dirinya lenyap.

Jihyun menganggukkan kepalanya dalam pelukan Kyuhyun.

“Aku tidak akan membuatmu takut lagi. Jadi berhentilah menangis." Kyuhyun mengecup kening Jihyun.

Setelah cukup lama berdiri dengan saling berpelukan, akhirnya tangis Jihyun mereda. Kyuhyun melepas pelukannya dan menghapus lelehan air mata yang membasahi wajah Jihyun dengan jemarinya yang dingin.

Tanpa sengaja, mata Jihyun menangkap ada darah yang berasal dari lengan kiri Kyuhyun.

"Oppa, kau berdarah. Lenganmu terluka." Jihyun panik.

"Tidak apa, jangan khawatir." Kyuhyun berusaha menenangkan.

"Aku akan mengambil kotak obat." Jihyun bersiap melesat pergi, namun Kyuhyun menahannya.

"Nanti saja. Sekarang lihat aku!" Kyuhyun menatap lekat manik mata Jihyun. "Sikapku yang kasar, protektif dan egois pasti sering membuatmu tidak nyaman."

Jihyun mengangguk pelan. Dan dibalas dengan seutas senyum oleh Kyuhyun.

"Tapi percayalah, aku tidak bermaksud memaksakan kehendakku padamu. Aku hanya khawatir jika terjadi sesuatu yang buruk padamu. Aku tidak ingin menjadi suami yang tidak bisa menjagamu dengan baik. Aku begitu mencintaimu." Ungkap Kyuhyun dengan sungguh-sungguh.

Hati Jihyun terenyuh dengan ungkapan hati Kyuhyun. Rasa bersalah semakin besar melingkupi dirinya.

"Kau tidak salah. Aku yang salah karena sudah membentakmu tadi. Aku tidak bermaksud melakukannya. Sungguh. Aku hanya sedang emosi. Moodku sangat buruk. Mianhae." Jelas Jihyun dengan rasa sesal yang mendalam.

"Dan aku bukannya ingin menutupi sesuatu darimu. Aku... aku hanya tidak bisa mengatakan semua yang aku rasakan padamu. Aku harap kau tidak salah paham dan bisa mengerti sikapku," ujar Jihyun meminta pengertian.

"Baiklah. Tapi, berjanjilah satu hal padaku "

"Apa?"

"Jika kau ada masalah, jangan menyimpannya sendiri. Kau bisa berbagi denganku dan bersandar padaku. Jika ada yang ingin kau katakan, telingaku selalu siap mendengarkan setiap celotehan maupun keluh kesahmu. Biarkan aku menjadi satu-satunya pria yang bisa selalu kau andalkan dalam hal apapun," pinta Kyuhyun sungguh-sungguh.

Jihyun mengangguk menanggapi permintaan Kyuhyun.

Lagi dan lagi. Jihyun selalu tersentuh dengan ucapan dan sikap Kyuhyun padanya. Dan Jihyun paham betul jika yang dikatakan Kyuhyun bukan hanya omong kosong belaka. Pria itu tidak hanya membual, tapi benar-benar akan membuktikan apapun yang sudah keluar dari mulutnya.

"Maaf, oppa. Aku tidak bisa jujur padamu tentang apa yang aku alami hari ini. Untuk kali ini biarkan aku menyimpan sendiri rasa sakit ini. Kau pasti akan sangat marah jika tahu penilaian buruk orang-orang tentangku. Aku tidak mau kau menjadi pria kasar dan menyakiti orang lain hanya karena aku," ujar Jihyun dalam hati.

Kyuhyun tersenyum hangat. Dikecupnya kedua mata Jihyun secara bergantian, lalu turun ke hidung mancungnya, berlanjut mencium kedua pipi mulus istrinya yang masih basah karena sisa air mata yang belum kering. Dan ciuman Kyuhyun berakhir pada bibir Jihyun. Melumat bibir wanita itu dengan sangat lembut.

***

Ini sudah hari ke-3 Jihyun kembali aktif sebagai seorang mahasiswi. Namun, tatapan semua orang masih sama seperti saat hari pertamanya masuk kuliah. Jihyun menangkap tatapan iri, tatapan tak suka, tatapan mengejek, dan tatapan meremehkan dari setiap orang saat melihatnya.

Jihyun pikir dengan diam dan bersikap seolah tak terjadi apa-apa, semuanya akan kembali normal. Ternyata dugaannya salah. Semakin hari justru semakin banyak rumor tak berdasar yang menyudutkannya. Memperburuk penilain orang tentangnya. Entah siapa dalang di balik semua itu.

Yang jelas! Jihyun merasa terintimidasi di kampusnya. Tidak ada seorangpun yang mau dekat maupun berteman dengannya. Shioli? Sahabatnya itu sedang sibuk magang di sebuah perusahaan dan sudah jarang ke kampus.

Meski mendapat perlakuan yang buruk, Jihyun tidak bisa menyalahkan orang-orang yang melakukan semua itu padanya. Jihyun sadar berada di posisinya saat ini tidaklah mudah. Dia yang gadis biasa menikah dengan CEO terkenal yang sangat berpengaruh dan diidamkan seperti Cho Kyuhyun. Hal itu tentu membuat orang lain banyak yang iri dan tidak menyukainya.

Jika diberi pilihan, Jihyun tentu lebih memilih menjadi gadis biasa seperti dulu. Tidak ada yang menatap sinis ke arahnya, tidak ada yang berkomentar buruk tentangnya, tidak ada yang mengucilkannya. Tapi, jika saat ini ditanya menyesalkah menikah dengan Kyuhyun, maka Jihyun akan menjawab tidak dengan sangat yakin. 

Ya. Jihyun tidak menyesali pernikahannya dengan Kyuhyun. Jihyun bahkan sangat bersyukur memiliki Kyuhyun sebagai suami. Kyuhyun adalah pria yang sangat baik dan mencintainya dengan tulus.

Jihyun menarik nafas panjang, kembali berjalan menyusuri setiap lorong menuju perpustakaan dengan menundukkan kepala. Jihyun sangat tidak nyaman jika harus melihat tatapan tidak suka dari orang-orang di sekitarnya. Seolah dirinya adalah makhluk paling buruk di muka bumi ini.

“Jihyun-ssi.”

Mendengar namanya dipanggil, wajah Jihyun terangkat untuk melihat siapa yang memanggil namanya. Mata indah Jihyun mendapati seorang gadis dengan rambut sebahu yang tak dikenalnya berlari kecil menuju ke arahnya.

"Kau memanggilku?" tanya Jihyun menunjuk dirinya sendiri.

"Tentu saja. Siapa lagi?"

"Ada apa?"

“Ada seseorang yang ingin bertemu denganmu."

"Bertemu denganku? Siapa?"

"Sudahlah. Ikut saja denganku." Wanita itu menarik tangan Jihyun untuk mengikutinya, meski Jihyun belum mengiyakan.

Perempuan itu membawa Jihyun ke belakang kampus yang sepi. Sangat sepi. Tidak ada siapapun disini.

"Kenapa kau membawaku kesini?" tanya Jihyun curiga.

Belakang kampusnya adalah tempat yang memang sangat jarang didatangi siapapun. Banyak rumor yang mengatakan bahwa tempat itu berhantu. Jadi, siapapun tentu tidak akan tertarik menginjakkan kakinya disini. Terlebih tidak ada yang menarik untuk dilihat. Hanya ada semak belukar yang tumbuh tinggi. Dan serangga-serangga yang berkeliaran.

"Ada yang menunggumu di dalam," ujar perempuan itu sambil dagunya mengarah pada gudang tua, kumuh yang letaknya tak jauh dari tempatnya berdiri saat ini.

Perasaan Jihyun tak enak, merasa ada sesuatu yang buruk akan terjadi padanya. Tangannya masuk ke dalam tas, bersiap mengambil ponselnya untuk menghubungi Do Yoon. Tapi pergerakan tangan Jihyun sudah terbaca. Perempuan yang tak dikenalnya itu merebut paksa ponsel dan juga tasnya.

"Apa yang kau lakukan? Kembalikan tasku!" teriak Jihyun.

"Jangan banyak bicara. Cepat masuk! Jangan membuat orang lain menunggu."

Jihyun sudah bersiap untuk lari, namun ada seseorang yang memegangi tubuhnya dari arah belakang. Menyeretnya masuk ke dalam gudang.

"Lepaskan aku!!!" teriak Jihyun yang diselimuti ketakutan. Ia berusaha melepaskan diri, tapi tenaganya tak cukup kuat.

Jihyun sudah berada dalam gudang yang gelap. Ada sedikit penerangan yang berasal dari sinar matahari yang masuk melalui celah atap yang berlubang. Jihyun mengedarkan pandangannya ke sekitar. Mengamati kondisi gudang dengan berbagai barang yang sudah tak terpakai dan berdebu. Jihyun tak punya waktu lagi untuk menjabarkan kondisi gudang tua yang tak terawat ini. Dengan mata sendu yang bercampur takut, Jihyun menangkap 2 sosok perempuan di belakang tubuhnya, satu perempuan yang tadi menemuinya dan membawanya kesini, dan satu lagi wanita dengan tubuh kekar seperti seorang pria yang diyakini Jihyun sebagai orang yang menyeretnya ke dalam gudang. Jihyun tidak mengenal kedua wanita itu.

Selanjutnya Jihyun dikejutkan dengan sosok wanita lain yang berada dalam jarak yang sangat dekat dengannya. Jihyun mengamati wajah wanita berambut pirang itu lekat. Dan wajah wanita itu tak asing.

"Choi Yeon Hwa," lirih Jihyun.

Choi Yeon Hwa. Teman semasa SMAnya. Tunggu! Sepertinya kata teman sangat tidak tepat. Mengingat hubungan mereka dulu sama sekali tidak baik.

"Lama tak bertemu, Song Jihyun. Ah! Atau sekarang aku harus memanggilmu Nyonya Cho Jihyun?!" kata Yeon Hwa dengan tatapan meremehkan menatap Jihyun.

"Apa yang mau kau lakukan? Kenapa membawaku kesini??" Jihyun berusaha untuk tidak menunjukkan ketakutannya meski tubuhnya gemetar.

Yeon Hwa bukan gadis yang baik. Dia gadis yang sombong dan juga sangat kasar. Tipe gadis yang bisa melakukan apa saja untuk melampiaskan kemarahannya pada orang yang tidak disukai. Yeon Hwa bahkan tidak segan-segan melukai orang lain. Yeon Hwa kerap membully siswa-siswa lemah sesuka hatinya.

“Untuk memberimu pelajaran,” jawab Yeon Hwa singkat. Tapi sarat dengan nada mengancam.

"Kau tidak berubah. Tetap wanita jahat," balas Jihyun.

"Mwo?!?!?!"

"Aku masih ingat kejadian 2 tahun yang lalu. Waktu kau mengunciku di atap sekolah semalaman karena kesal Jin oppa lebih memilihku di banding dirimu."

Ya. Choi Yeon Hwa dulu sangat terobsesi dengan Kim Seok Jin. Wanita itu begitu ingin menjadikan Jin miliknya. Sayangnya, Jin tidak pernah menaruh hati pada Yeon Hwa dan lebih memilih Jihyun. Hal itu tentu membuat Yeon Hwa sangat marah dan menobatkan Jihyun sebagai musuh terbesarnya. Beruntung dulu Jin bisa melindungi Jihyun dengan sangat baik. Hingga Yeon Hwa selalu gagal menyakitinya.

Mungkin saat itu harga diri Yeon Hwa terluka, tak terima gadis sepertinya yang berasal dari keluarga terpandang kalah dengan Jihyun yang biasa saja.

"Kau punya ingatan yang bagus rupanya. Well. Aku memang berencana untuk menyingkirkan wanita j*la*g sepertimu. Keberadaanmu sangat menggangguku." Yeon Hwa berucap sinis.

"Kali ini apa salahku? Aku sudah tidak punya hubungan lagi dengan Jin oppa."

"Itu kesalahanmu. Harusnya sampai saat ini kau tetap bersama pria bodoh itu. Bukannya menikah dengan Cho Kyuhyun," balas Yeon Hwa dengan tatapan menusuknya yang tajam.

“Untuk apa kau mengurusi kehidupanku? Mau aku menikah dengan siapapun itu urusanku. Harusnya kau tetap hidup dengan tenang di luar negeri setelah ayahmu yang berkuasa itu membebaskanmu dari jerat hukum setelah percobaan pembunuhan padaku!” seru Jihyun lantang.

Benar. Yeon Hwa memang pernah hampir membunuh Jihyun. Yeon Hwa dulu dengan sengaja mendorong Jihyun di tangga sekolah hingga Jihyun harus di larikan ke rumah sakit. Sempat mengalami pendarahan dan patah tulang. Harus berhari-hari menghabiskan waktu di rumah sakit, menjalani perawatan. Namun, karena Yeon Hwa putri bungsu dari jaksa terkenal di Seoul, wanita itu lolos dari jerat hukum dengan mudah. Bahkan, tak sempat merasakan dinginnya penjara. Tak ada sanksi juga yang diberikan sekolah untuk wanita jahat itu.

"Kau terlalu banyak bicara. Dasar wanita j*la*g," maki Yeon Hwa sembari menampar pipi Jihyun keras. Meninggalkan bekas merah di pipi putih Jihyun.

"Pegangi dia!" Yeon Hwa memberi perintah pada dua wanita yang bersamanya.

"Lepaskan aku!!!" teriak Jihyun berusaha memberontak saat dua orang wanita memegangi kedua tangannya.

Plakk

Satu tamparan mendarat di pipi Jihyun. Jihyun meringis merasakan sakit dan panas di pipinya.

"Kau sungguh membuatku muak!" geram Yeon Hwa. "Kau pikir dengan menikahi Kyuhyun bisa melawanku?!? Cih. Kau lupa jika ayahku sangat berpengaruh di Korea? Hukum tak bisa menyentuhku!" lanjut Yeon Hwa bangga dengan kekuasaan ayahnya.

"Dua tahun lalu, kau merebut Jin oppa dariku. Dan sekarang kau kembali merebut pria yang seharusnya menjadi milikku," terang Yeon Hwa penuh penekanan dengan kilatan amarah dari tatapan matanya.

"Apa maksudmu?" tanya Jihyun bingung.

"Cho Kyuhyun. Pria itu seharusnya menikah denganku! Bukan dengan wanita murahan dan bodoh sepertimu!"

"Apa yang sudah kau lakukan untuk merayu Kyuhyun, hah?! Apa kau menjajakan tubuhmu padanya? Kau pasti merayunya untuk menidurimu!" bentak Yeon Hwa dengan suara lantangnya.

Ekspresi wajah Jihyun menjadi bingung. Cho Kyuhyun. Apa maksud ucapan Yeon Hwa? Ada hubungan apa Yeon Hwa dengan Kyuhyun?? Jihyun pikir Yeon Hwa melakukan ini karena masih menyimpan kebencian dan dendam yang mendalam padanya karena Kim Seok Jin.

"Sepertinya kau masih berpikir aku belum bisa merelakan Kim Seok Jin untukmu. Wanita bodoh! Aku tak peduli lagi pada Kim Seok Jin. Pria itu tidak ada apa-apanya dibanding Cho Kyuhyun!" seru Yeon Hwa seakan bisa membaca jalan pikiran Jihyun.

"Apa maksud ucapanmu? Ada hubungan apa kau dengan Kyuhyun??"

"Kau tidak perlu tahu!"

Yeon Hwa mengeluarkan pisau kecil dari saku celananya. Membuat wajah Jihyun pucat.

"Aku akan menghancurkan wajah sialanmu! Dengan wajah itu kau sudah dua kali merebut pria yang seharusnya menjadi milikku." Tangan Yeon Hwa mengarahkan ujung pisau yang tajam ke pipi kiri Jihyun.

Jihyun merasakan perih saat ujung pisau menggores pipi kirinya. Seketika darah mengalir di pipinya.

"Sekarang lucuti pakaiannya! Cepat!" titah Yeon Hwa pada dua wanita yang sepertinya anak buahnya.

"Mwoo?!?! Apa yang mau kau lakukan. Lepaskan aku!!" Jihyun terus meronta.

"Pasti akan jadi berita heboh jika video dan foto telanjang istri dari CEO Cho Group tersebar luas di internet."

Jihyun melebarkan matanya mendengar niatan jahat Yeon Hwa. Ia mengerahkan semua tenaganya agar terlepas.

Jihyun menginjak dengan keras kaki wanita yang memegang lengan kirinya menggunakan sepatunya. Setelah itu menggigit keras tangan wanita yang memegangi lengan kanannya setelah menyikut perut wanita itu.

"Awww.." pekik kedua wanita itu hampir bersamaan.

Jihyun tak membuang kesempatan yang ada. Ia segera berlari menuju pintu keluar. Baru saja tangannya meraih kenop pintu, seseorang dari belakang menjambak rambutnya dan mendorong tubuhnya hingga terbanting ke lantai.

Bruaaakkk..

Tubuh Jihyun menghantam permukaan lantai. Kepalanya membentur bangku kayu dengan sangat keras.

"Argghh.." rintih Jihyun kesakitan. Darah segar mengalir dari kepalanya. Pandangan mata Jihyun buram. Selanjutnya semuanya menjadi gelap. Jihyun tak sadarkan diri.

“Ommo!! Yeon Hwa. Bagaimana ini? Dia terluka.” Wanita berambut sebahu panik.

"Darahnya banyak sekali. Bagaimana ini?!?!" timpal wanita lainnya tak kalah panik.

"Aku akan telepon ambulans," usul wanita berambut sebahu.

"Jangan! Kalian tidak melihat apapun. Tidak ada yang terjadi. Kita tidak tahu apapun!" cegah Yeon Hwa.

"Mwoo?!?!?!? Kau gila?!! Wanita ini bisa mati jika dibiarkan."

"Lalu kau mau dipenjara karena menjadi tersangka?"

"Apa???"

"Disini tidak ada CCTV, tidak ada saksi mata. Kalian tutup mulut kalian dan kita keluar dari sini. Sekarang! Ingat! Kita tidak pernah kesini. Kalian mengerti!?!" perintah Yeon Hwa dan segera berlari keluar dari gudang, yang kemudian diikuti kedua temannya.

***

Kyuhyun berlari sangat cepat menyusuri setiap lorong rumah sakit dengan nafas terengah. Tak ia pedulikan umpatan yang dilontarkan orang-orang yang tak sengaja di tabrak olehnya. Pikirannya kalut.

Beberapa menit yang lalu, Kyuhyun mendapat kabar jika istrinya dilarikan ke rumah sakit. Tanpa pikir panjang, Kyuhyun segera keluar dari ruang rapat. Mengendarai mobilnya dengan kecepatan penuh agar bisa segera sampai di rumah sakit. Entah sudah berapa kali dia melanggar rambu-rambu lalu lintas. Kyuhyun tidak peduli. Dalam pikirannya hanya ingin cepat sampai di rumah sakit dan melihat keadaan Jihyun. Jihyun. Dan Jihyun. Kepalanya dipenuhi dengan Jihyun.

Kyuhyun sampai di depan ruangan tempat dimana Jihyunnya berada. Kyuhyun melihat ada Do Yoon dan juga Donghae disana. Dengan penuh emosi dan tangan terkepal erat, Kyuhyun berjalan cepat menghampiri Do Yoon.

Bugghh.

Kyuhyun meninju wajah Do Yoon. Membuat tubuh Do Yoon limbung ke belakang dengan sudut bibir berdarah.

"Apa saja yang kau lakukan, hah?!?! Bagaimana Jihyun bisa sampai terluka?!" bentak Kyuhyun dengan rahang mengeras.

“Maafkan saya." Do Yoon menunduk, tidak berani menatap tuan mudanya.

Bugghh.

Kali ini giliran perut Do Yoon yang menjadi sasaran pukulan Kyuhyun.

"Jika sesuatu terjadi padanya, ku bunuh kau!!" teriak Kyuhyun murka. Membuat keributan di rumah sakit. Menjadikannya pusat perhatian. Namun, tak ada yang berani menegur.

Do Yoon hanya bisa meringis kesakitan dan terus mengucapkan kata maaf. Sadar jika dirinya memang bersalah karena telah lalai dalam menjalankan tugas.

Kyuhyun bersiap kembali melayangkan pukulannya ke wajah Do Yoon, namun tangannya ditahan oleh seseorang dari sampingnya.

"Apa yang kau lakukan,hah?!?!" Donghae kesal dengan keributan yang dibuat oleh Kyuhyun. "Ini rumah sakit. Jangan membuat keributan disini!" tegurnya.

“Aku tidak peduli!” jawab Kyuhyun enteng.

"Tenanglah! Para dokter sedang berusaha yang terbaik untuk menangani istrimu. Jadi kendalikan dirimu," nasehat Donghae.

"Bagaimana bisa kau menyuruhku tenang saat aku bahkan tidak tahu kondisi istriku di dalam sana!" Teriak Kyuhyun emosi pada puncaknya.

"Tidak akan ada yang terjadi pada Jihyun. Dia akan baik-baik saja. Percayalah!" Donghae berusaha menenangkan Kyuhyun sebisanya. 

Donghae paham betul karakter Kyuhyun yang memiliki temperamen buruk. Terlebih yang terluka adalah Jihyun. Satu-satunya wanita yang begitu dicintai Kyuhyun.

Kyuhyun menuruti perkataan Donghae. Sadar tak ada gunanya membuat keributan diluar. Harusnya dia berdo'a pada tuhan agar Jihyunnya baik-baik saja. Meski tidak yakin tuhan akan berbaik hati mengabulkan do'a pria berengsek sepertinya.

"Cari tahu apa yang sebenarnya terjadi pada Jihyun. Secepatnya!!!" Kyuhyun memberi perintah pada Do Yoon.

"Baik, tuan." Jawab Do Yoon cepat, lantas pergi meninggalkan rumah sakit.

Sudah lebih dari setengah jam Kyuhyun berjalan mondar mandir di depan ruangan UGD dengan raut kecemasan yang terpancar jelas di wajah tampannya yang sekarang berpeluh.

Pintu ruangan terbuka. Seorang dokter berjalan keluar.

"Bagaimana keadaan istriku? Dia baik-baik saja? Apa dia terluka parah? Apa dia sudah sadar? Apa aku bisa menemuinya sekarang??" Kyuhyun memberondong banyak pertanyaan pada Dokter yang menangani Jihyun.

Sang Dokter menghela nafas pelan sebelum menjawab semua pertanyaan Kyuhyun.

"Istri anda baik-baik saja, Tuan. Meski kehilangan banyak darah, tapi untungnya luka di kepalanya tidak terlalu parah. Saat ini Ny. Cho masih belum sadarkan diri. Anda bisa menemui istri anda setelah Ny. Cho di pindah ke ruang rawat. "

Kyuhyun sedikit bernafas lega mendengar penjelasan Dokter. Ya, sedikit. Kyuhyun baru akan benar-benar lega ketika Jihyun sudah sadar. 

#TBC

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Selanjutnya Hot Times Part 12 - 14
1
0
Cho Kyuhyun, CEO muda Cho Group  yang tampan, dingin, sexy dan luar biasa menggoda.Song JiHyun, gadis muda yang baik, cantik dan polos.Bagaimana jika sang CEO yang luar biasa menggoda dan berhati dingin itu bertemu dengan Song Jihyun dan mulai terobsesi untuk mendapatkannya. Rencana-rencana licikpun di rancang untuk menjerat Jihyun dalam hidupnya.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan