
A Heartwarming Welcome
***
Some people left, but some people came to replace the empty spot. Is that you?
JAEHYUN
Aku melirik ponselku.
Baru beberapa saat lalu aku dan Doy sedang berdiskusi akan mengadakan jamuan atau pesta seperti apa untuk mengundang teman-teman kami sebagai perayaan kembalinya kami dari wamil. Doy ingin mengadakan pesta yang biasa saja dengan teman-teman dekat dan aku menyetujuinya.
Aku tidak sedang dalam kondisi fokus pada pesta yang ramai maupun hal lain. Fokus utamaku saat ini...
Tattooed In My Soul
0
0
6
Berlanjut
Core Belief telah membuat Wendy meragukan banyak hal mulai dari kemampuan, pandangan orang lain terhadapnya, hingga yang terparah adalah kelayakan dirinya untuk dapat diterima, diakui, dan dicintai.
Perasaan itu sudah sejak lama ada, namun keraguan telah menutupi permukaannya seolah bisa terlupakan. Nyatanya tidak. Begitulah gejolak perasaan Jaehyun.
"Meski waktu telah lama berlalu, aku tidak yakin bisa menghapus jejak yang terlanjur membuat tempatnya di ruang kalbu itu. Terlalu besar ia telah menempati sisi di ruang hati yang rasanya tidak mungkin untuk dibagi dengan yang lain."
Bisakah ia berubah?
Post ini tidak mengandung file untuk diunggah/baca ataupun tulisan panjang.
Dukung suporter dengan membuka akses karya
Pilih Tipe Dukunganmu
Sudah mendukung?
Login untuk mengakses

Selanjutnya
Tattooed In My Soul (6-7)
0
0
Core Belief vs Growing FeelingsSo whenever, you asked me again how I feel,Please remember my answer is you.
JAEHYUNSambil menunggu giliranku untuk recording, aku memainkan ponselku dan melihat notifikasi dari akun sosial media Wendy yang sedang live. Aku buru-buru merubah akun ke akun private dan memasang earphone untuk mendengarkan live nya.Dia pasti sedang menyanyi.Di layar dia tampil polos dengan dandanan seadanya, terlihat lebih cantik dan natural. Andai semua orang tahu betapa cantiknya dia dengan wajah polosnya di balik layar, dia sungguh bersinar.Hm, aku terdengar seperti tukang gombal yang sedang mabuk ya?Wendy terlihat menyanyikan beberapa lagu dari berbagai genre. Dia sedang menyanyikan lagunya Adele sebelum kemudian berpindah ke lagu Ariana Grande-Imagine. Suaranya tetap indah dan...dia tiba-tiba merasa malu setelah menyadari bagaimana lirik lagu itu.Maaf.... aku kurang concern soal liriknya...sorry, sorry...kita ganti lagunya ya...Aku tertawa melihatnya begitu manis dan malu-malu menutupi wajahnya. Akh, aku bisa gila karenanya.Tawa renyah itu...aku harap dia benar-benar bahagia saat ini. Pikiranku tetiba teringat akan percakapanku dengan Ji Ho yang terus mengusikku tanpa henti.Jae, kamu beneran lagi deketin Wendy? Tanya Ji Ho semalam saat kami sedang berada di rumahku.Aku awalnya cukup terkejut mendengar pertanyaannya yang sangat tidak terduga itu. Aku tidak pernah menceritakan apapun padanya, namun sepertinya dia menyadari sikapku akhir-akhir ini yang sering menghabiskan waktu bersama Wendy. Meski awalnya terkejut, aku juga setengah malu untuk mengakui tebakannya.Keliatan ya, hyung?Banget. Aku awalnya ragu karena kamu belum pernah bersikap kayak gini, tapi sekarang karena kamu akuin, berarti dugaanku selama ini benar. Sejak kapan?Apanya? Deketin Wendy?Sejak kapan tertarik sama dia? Tanyanya lagi memperjelas.Mm...gimana jelasinnya ya? Yang jelas...perasaanku makin besar pas ketemu dia lagi setelah wamil.Jadi kamu udah suka sama dia sejak sebelum itu? Tanyanya cukup terkejut.Aku dulu sempet suka sama dia. Mungkin sejak trainee dan awal-awal kita debut. I dunno, I feel comfortable around her. Tapi...aku denial dan menganggap itu semua gak mungkin dan sulit.Tapi bukannya kamu juga jalin hubungan sama beberapa orang di masa-masa itu ya Jae?Iya. Tapi coba deh inget lagi berapa lama sih aku dalam sebuah hubungan? Semuanya pendek-pendek, kan? Tanyaku meminta dia untuk ikut memikirkan ini. Dia mengangguk membenarkan ucapanku.Aku ga tahu ya Hyung, perasaanku ke Wendy tuh kayak ketutup; tercover sama perasaan gak mungkin, pertemanan, urusan kerja, perasaan gak mau kehilangan dia yang udah deket, dan lain-lain. Tapi pas sama orang lain, aku tahu aku juga tertarik ke mereka, tapi kayak ya di permukaan aja; biar aku gak ngerasa kesepian, biar perasaan aku ke Wendy juga cepet ilang. Tapi aku gak bener-bener ingin mereka. Ngerti gak maksudku, Hyung?Ji Ho tampak serius menyimak ceritaku dan tidak memotong apapun. Terusin.Aku rasa aku gak pernah benar-benar berharap sama seseorang sampe kayak gini. Pas ketemu dia lagi, aku udah gak bisa denial. Perasaanku kayak gunung api yang meletup-letup; berkali-kali lipat lebih besar dari sebelumnya. Gimana ya aku jelasinnya....? Mmm...intinya kali ini aku mau perjuangin ini.Wow... Ji Ho tampak menghela nafas mendengar perkataanku. Ga percaya bakal dengar hal kayak gini dari....someone like you?Aku menatapnya penasaran setengah protes. Maksudnya? Emang kenapa orang kayak aku?Mm...kita sama-sama tahu kalau kamu tuh emang ganteng dan dipuja banyak wanita. Gak sedikit wanita entah itu artis, pengusaha, orang-orang di dunia entertainment dan fashion yang endingnya mau deketin kamu. Tapi buat seorang Jaehyun, mengusahakan sesuatu untuk seorang wanita...itu tuh hal baru. Apalagi itu Wendy.Okay....terus kenapa juga sama Wendy? Tanyaku lebih jauh.Ji Ho terlihat berpikir sejenak sebelum menjawab pertanyaanku.Gini...pertama-tama, Wendy tuh baik. Baik banget malah. Di kalangan manajer, dia tuh primadona. Semua manajer pengen nanganin dia, dan aku pribadi pernah jadi manajernya selama enam bulan. Kepribadian baiknya udah dikenal oleh banyak orang di industri ini. Kedua, aku harus kasih tahu kalau sainganmu banyak Jae.Aku menegakkan badan ku mendengar kalimat terakhir yang dia lontarkan.Ya, kamu emang ganteng dan populer, tapi kayaknya Wendy bukan tipe yang cuma mandang tampang. Dia termasuk personality oriented.Emang aku kurang cukup baik buat dia, hyung? Protesku, setengah menggerutu menanggapi komentarnya.Bukan gitu. Di mataku kamu cukup baik kok. Cuma, kalau boleh aku bilang, kalian tuh punya citra yang berbanding terbalik.Jelasin.Wendy tuh anak rumahan banget. Ga pernah aneh-aneh dan hidupnya ya rata-rata berkutat sama kerjaan dan hobinya aja. Tipe seorang yang ceria, positive vibe di lingkungan sekitar dia. Sementara Jaehyun...punya citra seorang Casanova yang sering disangkut pautkan sama banyak wanita. Belum lagi berita soal lingkup pertemanan klub malam mu yang sempat trending itu.Oh shit! Aku tersadar.Ji Ho mengangguk mantap menyaksikan reaksiku. Dia mungkin akan terima aja dan gak banyak komentar sebagai teman, tapi untuk lebih dari itu...yakin dia gak masalah sama semua itu?Aku jadi berpikir keras. Betul juga.Satu lagi. Ji Ho mendekatkan tubuhnya dengan pandangan serius ke arah Jaehyun. Aku beritahu ini karena kamu bilang lagi deketin Wendy dan punya perasaan ke dia. Tapi...aku termasuk orang yang nentang kalau kamu cuma main-main atau penasaran sama dia, Jae.Hyung! Protes ku karena niat yang sudah sudah aku ungkapkan diremehkan begitu saja.Ji Ho tampak mengatur nafasnya sebelum melanjutkan penjelasan yang aku dengarkan dengan seksama. Wendy abis ngalami patah hati yang buruk, Jae.Aku terdiam. Iya dia punya masa yang serius dengan mantan kekasihnya, si model-aktor itu.Waktu itu kamu baru masuk wajib militer dimana waktu-waktu kelamnya Wendy baru dimulai. Kondisinya mengkhawatirkan sampe Joy paksa dia buat konsultasi ke profesional untuk mengobati anxiety dan trauma nya.Aku tercekat mendengarnya. Aku hanya tahu bahwa Wendy masa yang buruk saat perpisahannya, namun aku sama sekali tidak mengetahui mengenai hal ini; bahwa peristiwa itu meninggalkan luka yang begitu dalam bagi sosok yang selalu ceria.Apa hyung tahu separah apa kondisinya? Tanya ku khawatir.Ji Ho menggeleng. Aku kurang tahu tepatnya. Joy jaga banget privasi itu untuk kepentingan Wendy. Itu juga aku tahu karena aku cukup dekat dengan Joy. Karena itu Jae....kalau kamu benar-benar serius, pikir lagi seberapa siap kamu bisa terima kondisinya. Dan kalau belum cukup siap, aku saranin berhenti segera. Dia gak akan bisa nahan rasa sakit yang sama untuk kedua kalinya.Kalimat-kalimat Ji Ho menggantung di kepalaku. Aku penasaran bagaimana Wendy melalui hari-hari yang berat itu.Adakah orang disampingnya untuk membantunya? Dan seberapa besar kondisi itu berpengaruh di hidupnya?Akan sulit kah bagiku untuk masuk ke dalam kehidupannya?Aku ingin segera berlari menemuinya, namun akhir-akhir ini jadwal kami bentrok terus. Sebuah kejutan hari itu Ji Ho memberiku kabar bagus ketika mengatakan bahwa member RV sedang ada di kantor untuk rapat. Dia menginfokan ke member yang lain, dan alhasil beberapa orang ingin menyapa para member RV. Tentu saja aku tidak mau ketinggalan.Siang itu yang akhirnya pergi menyapa grup Wendy ada aku, Taeyong, Doyoung, Haechan,, dan Johnny. Sementara member lain ada yang masih harus menuntaskan latihan dan recording.Kami tiba di ruang rapat yang luas dan ternyata disana juga sudah ada Suho dan Sehun bersama beberapa staff. Kami menyapa semua yang ada di sana dan pandanganku tentu saja segera mencari keberadaan Wendy.Wendy menyapa kami, berbincang, lalu kemudian berbincang dengan Sehun yang berada tak jauh darinya.Sehun adalah rekan satu grup Suho, berperawakan tinggi menjulang dengan postur tubuh yang ideal dan wajah yang,..sulit aku akui tapi dia memang tampan. Garis wajahnya tegas dengan sorot mata tajam yang terkadang seolah memburu. Salah satu visual terbaik di agensi kami, seniorku juga.Sehun membawa anjing Bichon Frise nya yang lucu dan Wendy tampak senang bermain-main dengannya.Vivi nih tangkas ya. Tutur Wendy ketika bermain dengan anjing Sehun.Dia bahkan tahu nama anjing itu? Tanpa sadar rahangku mulai mengeras melihatnya.Iya dia aktif banget tapi juga manja di saat yang bersamaan. Jawab Sehun ikut senang ketika rekannya bermain dengan piaraannya.Entah kenapa aku agak kesal melihatnya. Wendy akrab dengan siapapun dan ucapan Ji Ho yang mengatakan bahwa banyak yang bisa jadi sainganku dalam mendekati Wendy, membuatku waspada pada semua pria yang ada di sekitarnya.Sehun dan Wendy seumuran, terlihat cukup akrab padahal jarang sekali terlibat dalam satu project. Sehun juga tidak terlihat canggung sama sekali ketika berinteraksi dengan Wendy. Apa mereka sudah sedekat ini sejak dulu? Ah sial!Mulutku ingin mengumpat saja terlebih ketika melihat Wendy dan Sehun bermain riang dengan anjing itu bak keluarga bahagia. F*ck!Member lain sedang saling mengobrol satu sama lain kecuali aku yang hanya menimpali ringan sembari menggeser jarak agar bisa lebih dekat dengan posisi Wendy.Wan... Sapaku akhirnya ketika jarak kami sudah cukup dekat, menghentikan obrolannya yang terlihat seru dengan Sehun.Hi Jae. Selesai latihan? Tanyanya ceria seperti biasa.Aku mengangguk. Senyumku ikut mengembang melihat senyumannya yang begitu manis.Wendy terlihat cerah mengenakan jaket bulu berwarna pink pastel, senada dengan make up tipis nya hari itu. Rambut Sharming cut autentiknya dibiarkan terurai dan membingkai wajahnya yang cantik dengan semu pink.Meski tampilannya cerah, mataku entah bagaimana masih mencari tanda-tanda duka di rautnya.Kami berbincang singkat dengan tujuan jelas; aku ingin mengambil alih atensinya dari Sehun yang masih berdiri di sampingnya. Dan ya, tak lama kemudian Sehun dan Suho meninggalkan ruangan dan akhirnya aku punya kesempatan untuk bisa mengobrol lebih lama dengan Wendy.Menatap Wendy kali ini, aku harap dia sudah benar-benar kembali sebagai dirinya yang dulu; yang ceria, penuh senyum jujur, selalu bahagia, dan membuat orang lain ikut bahagia bersamanya.Aku baru menyadari bahwa kini dia terlihat lebih kalem dan tenang. Aku pikir perubahan itu karena usia dan pola pikir yang makin matang, namun jika itu karena traumanya, ini buruk. Dia seolah kehilangan jati dirinya.Suaranya biasanya paling ramai, namun akhir-akhir ini hanya berbaur dengan yang lain. Terlihat sekali kepercayaan dirinya turun entah sejak kapan.Wan, mau naik sepeda gak nanti? Tanyaku di sela obrolan kami.Eung? Sepeda? Tanyanya masih bingung. Jae...kamu kan tahu aku gak bisa naik sepeda.Iya. Mau aku ajarin? Atau aku boncengin. Nanti pakai sepeda yang ada boncengannya, gimana? Tanyaku seolah aku enggan menerima jawaban tidak.O...kay...boncengan aja kayaknya. Aku lagi ga ada energi buat belajar. Jawabnya setengah lesu.Alright. Setelah schedule hari ini selesai? Aku kelar sekitar pukul 7. Kamu?Well, hampir bersamaan sih kalau nggak extend.Yaudah, yok? Pasti seru.O...kay.. Jawabnya setengah mempertimbangkan.Namun aku langusng mengunci jawabannya dan memastikan kami benar-benar melakukan rencana itu setelah pekerjaan kami selesai.Malam itu aku dan Wendy sudah berada di salah satu jalanan yang tidak begitu ramai, sudah siap di atas sepeda dengan dia ada di kemudi belakang.Karena aku tidak memiliki sepeda dengan dua kemudi, akhirnya aku menyewa sebuah sepeda dengan dua kemudi dimana Wendy tetap bisa mengayuh sepeda di belakangku tanpa takut terjatuh atau dia harus dengan susah payah belajar.Tadinya aku ingin menyewa sepeda yang hanya memiliki satu kemudi saja, namun aku khawatir dia jadi canggung, sekalian ingin memberinya pengalaman mengendarai sepeda meski tidak secara langsung dia mengendarainya sendiri.Senja mulai menerpa dan langit begitu indah. Aku dapat melihat senyum Wendy mengembang dari balik maskernya; terpancar dari binar matanya yang menyipit di belakangku.Kami sesekali saling bersahutan teriakan dengan seru menikmati angin sore serta jalanan yang indah.Seru?' Tanyaku menoleh ke arahnya.Dia mengangguk semangat. Seru banget Jae...!Kami berhenti di salah satu ujung jalan yang agak sepi. Dia menurunkan maskernya dan senyumnya mengembang lebar di wajah cantiknya; membuatku ikut merasakan kesenangannya di hari itu.Kami duduk di salah satu bangku tak jauh dari jalan menghadap perbukitan di hadapan kami, saling berbincang tentang banyak hal.Dia cerita bahwa kini kesibukannya makin bertambah dengan jadwal perilisan album baru, juga mendapat banyak dukungan dari penggemarnya melalui project duet yang baru-baru ini dirilisnya. Aku juga banyak berbagi cerita selama jadwal-jadwal sibukku serta project film yang sedang aku kerjakan.Next time mau aku ajarin naik sepeda gak? Tanyaku.Mm...udah pernah nyoba beberapa kali sih, tapi gak tahu deh, kayak kurang minat aja. Maybe next time ada keajaiban aku jadi pengen belajar. Maybe... Jawabnya jujur dengan ekspresi menimbang yang lucu.Dia selalu penuh dengan berbagai ekspresi atas banyak hal dan itu selalu membuatku selalu ingin tertawa melihatnya. Tanpa sadar, tanganku bergerak mengusap pucuk kepalanya karena gemas. Seketika kami menjadi agak canggung dan aku mengutuk reaksi tanganku yang seakan tidak berkoordinasi dengan otakku terlebih dahulu sebelum bertindak. Dengan cepat aku menurunkan tanganku dari atas kepalanya, saling mengalihkan pandangan satu sama lain dalam situasi canggung itu.Kamu..dekat ya sama Sehun? Tanyaku kemudian, mengungkapkan rasa penasaranku.Sehun? Mm...nggak juga. Cuma kita sering ngobrol asik kalo nemu topik yang pas."Ohh...Kenapa?Kayaknya kalian punya selera yang sama soal binatang piaraan.Ooh...ya, aku suka main sama Vivi. Aku suka binatang piaraan, tapi satu dua kondisi aku belum bisa piara mereka.Ooh gitu...Aku tetap tidak nyaman. Aku akui aku cemburu melihatnya dekat dengan laki-laki lain, dan mungkin yang dimaksud Ji Ho mengenai saingan salah satunya adalah ini. Tapi setidaknya aku tahu mereka tidak ada apa-apa, hubungannya dengan Sehun juga tidak lebih dekat dari hubungannya denganku.
WENDYAkhir-akhir ini aku cukup bingung.Bingung dengan sikap Jaehyun, tapi aku juga bingung ketika ingin bertanya padanya. Kami makin sering menghabiskan waktu bersama dari satu perjumpaan ke perjumpaan lainnya, dan entah bagaimana aku dibuat nyaman olehnya.Have I been smitten to him?It's hilarious.Aku mengenalnya sudah sejak lama, namun akhir-akhir ini kehadirannya seolah memenuhi pikiranku.Kami memang akrab, namun sejak dia kembali dari wamil, sikapnya tampak berbeda bagiku dimana dia intens sekali berkomunikasi denganku lebih dari sebelumnya.Aku tidak menampik bahwa kami cukup cocok dan nyambung saat ngobrol satu sama lain. Tidak hanya itu, secara mengejutkan kami memiliki beberapa kesamaan yang tidak aku sadari seperti selera musik, makanan, aktivitas...meski aku tidak bisa bilang semuanya sama persis. Kami tak jarang juga suka pergi ke swalayan untuk membeli buah karena memang kami sama-sama penyuka buah terutama jeruk, apel, peach, dan beberapa buah tropis.Ada beberapa hal yang juga bertentangan seperti selera ice cream dimana aku begitu tidak suka choco mint, sementara dia sebaliknya. Atau dalam hal merespon dan berekspresi kami sangat bertolak belakang. Dia terbilang cukup lambat dalam merespon, sementara aku cepat dan banyak bicara. Anehnya, aku tidak pernah merasa tidak sabar menunggunya bereaksi atau dia yang jadi sebal karena aku yang lebih aktif.Tunggu, apa dia menahannya selama ini?Tapi sungguh, keadaan ini begitu aneh bagiku. Di satu sisi aku merasa nyaman, senang, dan tak jarang aku menantikan pertemuan kami. Namun disisi lain, aku takut.Aku takut jika aku benar-benar jatuh cinta padanya, karena... aku belum siap.Aku belum siap untuk kembali terluka. Aku belum siap untuk bertarung dengan perasaanku sendiri. Terlebih, dia adalah seorang teman lama yang sebelumnya tidak pernah terlintas dalam pikiranku akan ada sesuatu yang lebih dari itu.Pikiran kalut ini sepertinya membuatku tanpa sadar menjadi lebih pendiam hingga Seulgi beberapa kali harus mengecek apakah aku benar-benar mendengarkan ketika ia mendapatiku hanya diam di tengah diskusi atau obrolan kami.Kamu kenapa sih akhir-akhir ini, Wan? Tanyanya ketika kami tengah bersiap di backstage bersama beberapa artis lainnya untuk tampil di salah satu acara tahunan.Rame banget, aku pening. Jawabku bingung apa yang bisa aku jelaskan pada Seulgi mengenai isi kepalaku.Kamu sakit, Wan? Tanya Seulgi mulai mengecek kondisiku. Dia menempelkan tangannya di keningku dan leherku. Gak demam kok.Aku menyingkirkan tangannya pelan. Aku ga sakit.Wendy sakit?! Pekik seseorang yang suaranya begitu familiar dari arah samping.Jaehyun.Dia menatapku cepat dan tentu saja aku kembali tertegun. Entah mengapa tubuhku tiba-tiba kaku. Jantungku berdetak cepat sekali dengan suara keras, seolah lebih keras daripada berisiknya suara musik di sekitar kami.Aku melambaikan tangan tanda bahwa aku menyanggah apa yang disimpulkan Seulgi sebelumnya.Nggak. Aku baik-baik aja. Jawabku mencoba menormalisasi suasana. Aku tidak mau hal ini jadi masalah besar.Yakin ga apa Wan? Aku mengangguk memberinya afirmasi bahwa tidak ada yang perlu dikhawatirkan karena ya memang fisikku tidak kenapa-kenapa, selain perasaanku yang tengah bergejolak naik turun tak karuan dan isi kepalaku yang berisik.Hai semuaa... Sapa seseorang dengan nada ceria memenuhi seluruh penjuru ruangan dari balik tubuh Jaehyun yang berdiri di hadapanku.Itu Chaeyeon. Dia menyapa Seulgi yang memang akrab dengannya. Ia juga menyapa member RV serta NCT yang ada di sekitar bersama artis lainnya yang jaraknya agak jauh.Ruangan seolah berubah ketika dia datang. Dia punya aura bak dewi. Cantik dan...menawan. Proporsi badannya sangat sempurna; tubuh yang diinginkan oleh banyak wanita dan dipuja para lelaki.Dia mengenakan mini dress ketat berwarna putih yang menonjolkan lekuk tubuh indahnya. Sungguh, badannya adalah impian semua wanita termasuk diriku. Tak pelak, para laki-laki yang berada di ruangan itu langsung saja menoleh ke arahnya. Sebagian malah tidak melepaskan pandangannya dari penyanyi solo itu.Dia terlihat mengobrol bersama beberapa member RV termasuk Seulgi yang kini sudah berpindah posisi dan meninggalkanku bersama Jaehyun.Ayo bikin dance challenge. Ajak Chaeyeon. Dia juga menoleh ke arahku dan ketika pandangan kami bertemu, dia langsung menghampiriku yang duduk agak jauh. Ayo Wendy. Dance challenge bareng aku.Dia berdiri tepat di hadapanku, di samping Jaehyun. Aku serba salah dibuatnya.Ah, aku gak pandai dance challenge. Tolakku berusaha sesopan mungkin. Biasanya Seulgi yang ambil alih peran itu. Hehe... Lanjutku.Aku tidak bohong. Dance challenge biasanya memang bagiannya Seulgi karena aku kurang pandai dalam hal belajar dance instan–membingungkan. Aku khawatir aku justru akan mengacaukan gerakan mereka dengan kurangnya kemampuanku.Sama aku aja. Sahut Seulgi mengerti situasiku. Dia berjalan ke arah Chaeyeon dan mengajaknya untuk mulai berlatih.Akhirnya mereka mulai berlatih dan merekamnya. Selain dengan Seulgi, ia juga melakukan dance challenge dengan para anggota NCT. Aku hanya melihatnya dari tempatku, tersenyum begitu saja menutupi kecanggungan yang entah darimana datangnya.Dari grupku, Seulgi yang akhirnya melakukan dance challenge, sementara dari NCT ada Mark, Johnny dan Jaehyun yang melakukannya.Terus terang....aku terganggu.Perasaan tenangku seolah-olah terusik dengan perasaan minder, iri, dan...cemburu.Aku akui itu.Seakan ada tekanan yang terus merangsek naik ke dadaku dan aku jadi tidak tenang. Kepercayaan diriku seolah turun secara drastis ketika melihatnya; melihat betapa sempurnanya sosok ini di hadapanku, serta keakraban ketika ia berbincang dengan Jaehyun.This uneasy feeling, this f*cking core belief, and the way she talks to him.Aku tidak suka. Aku tidak suka melihatnya.I don't like to see him with other women. It's suffocating.Aku benar-benar ingin meninggalkan ruangan dan memburu otakku untuk dapat melakukan sesuatu. Akhirnya aku pamit pada Seulgi untuk pergi ke toilet.Perasaan tidak enak ini menggangguku, dan semakin aneh ketika aku menjadi tidak nyaman dengan Chaeyeon padahal aku tidak punya masalah pribadi dengannya. Apa karena dia dekat dengan Jaehyun? Atau karena ketidakpercayaan diriku yang kembali bangkit hanya karena melihatnya? Melihat betapa sempurnanya dia dan betapa banyaknya kekurangan yang ada pada diriku?Sepertinya fase pikiran buruk ini kembali lagi.Aku berusaha mengatur nafas selama di dalam toilet, mencoba mengurangi ketidaknyamanan dalm diriku. Setelah merasa lebih baik, akhirnya aku putuskan untuk keluar dan kembali bergabung dengan yang lain. Namun tepat ketika aku keluar dari toilet, Jaehyun sudah berdiri di dekat pintu toilet. Terlihat jelas dia sedang menungguku.Are you okay, Wan? Tanyanya terlihat khawatir.Apa yang dia lakukan di sini? Bukannya ini sudah saatnya dia dan tim nya tampil?Mm...yeah, aku baik-baik aja kok. Jawabku mencoba menyembunyikan kekakuanku.Kamu keliatan ga enak badan. Apa perutmu sakit? Tanyanya lagi penuh perhatian dengan suara baritone nya.Aku menggeleng meyakinkan. I'm okay, really. Kalau gitu...keluar bareng yuk selesai acara? Ajaknya dengan hati-hati.Aku berpikir sejenak kemudian menjawab, Mm...kayaknya ga bisa Jae. Nanti mau makan bareng member.Dia tampak mencoba memahami kondisiku meski aku dapat melihat raut kekecewaan di wajahnya.It's okay Wan. Maybe next time. Lanjutnya dengan senyum.Melihatnya tampak kecewa sejujurnya membuatku ingin berlari ke arahnya, tapi tidak. Aku belum sanggup. Bayangan menakutkan itu masih menghantuiku. Aku juga tidak tahu apa maksud tindakannya selama ini.Pikirku, sebelum semuanya terlambat, aku harus segera mengakhiri perasaan konyol yang tiba-tiba datang entah sejak kapan ini. Jika aku ceritakan ini pada sahabat-sahabatku, aku yakin mereka akan menertawaiku sampai jungkir balik.Maaf Jaehyun, tapi ini harus segera selesai.I don't want to drown into high expectations.***
The RemedyThe uneasy feelings are drawn into my heart and I surrender to admit that you have taken part of my heart. Completely. WENDYApakah aku sedang menghindari Jaehyun?Iya, itu benar.Sebesar apapun aku membantahnya, aku mengakui bahwa perasaanku berkembang untuknya meskipun aku tahu ini tidak benar.Mungkin ia menyadari sikapku itu dan setengah hatiku mengatakan aku tidak peduli. Lebih tepatnya aku berusaha untuk tidak ingin peduli terutama sejak beberapa waktu lalu ketika ia menunjukkan padaku demo lagu barunya dengan lirik yang jelas mengusikku.Lagu itu ditulis dalam bahasa Inggris dengan lirik yang catchy, mudah ditebak maknanya dan aku suka beat nya. Namun ada hal yang cukup mengganjal sejak awal dia menunjukkan lirik lagunya yang seperti ini:For her, I'd break the lawJust take me straight to the courtBuy a billion roses and I'd still get her moreThat's my baby, that's my sugarI don't need no honey on the sideThat's unconditiona-nalShe's fine, she's mine, I gotta praise the lord It's so down-bad man. Gumamku saat membacanya.Yes! So emotional and bold, right? Lanjutnya yang kemudian mengambil duduk di hadapanku saat kami berada di ruang latihan.Aku menatapnya mencoba memahami maksudnya sembari menyembunyikan ketidaknyamanan ku mendengar ucapannya.Siapa yang kasih ide lirik ini? Tanyaku kemudian.Hyun yang nulis. Jawabnya menyebutkan nama seorang lyricist yang sama-sama kami kenal.Semuanya? Kamu gak ikut andil?Ikut, tapi gak banyak. Waktu Hyun kasih detailnya, pas banget jadinya. Sesuai.Sesuai?Jaehyun justru menatapku dalam. Iya, sesuai sama aku. Jadi perasaannya sampai.Aku balas menatapnya, mencoba mencari jawaban dalam tatapannya.Who is she, Jae?Siapa yang sedang ada dalam hatimu? Who has made you into a down-bad man like this?Aku akui bahwa tidak sekuat itu untuk menahan rasa cemburu atas perasaan konyol yang tidak seharusnya ada ini. Berat sekali rasanya menahan ini.Akh, tapi ini bukannya sudah biasa terjadi? Bukan pertama kalinya kau mengucapkan selamat tinggal bahkan sebelum perkenalan, Wendy.Jangan menjadi badut dan mengeluh sana sini hanya karena perasaan seperti ini.Apa gunanya kau melalui banyak luka sebelumnya? Untuk apa semua itu jika kau masih lemah? Ini belum terlambat, dan sebelum terlalu dalam, sebaiknya lari dan selamatkan dirimu!Kehilangan teman? Tidak, kalian tidak sedekat itu, Wendy.Lagipula, sulit bagi wanita dan pria berteman akrab. Menjadi sahabat tanpa ada perasaan pada salah satunya? Kau bahkan sudah melanggar aturan pertemanan.Hati kecilku yang mudah rapuh, mudah sekali ia jatuh pada seseorang.Ketika ada yang terang-terangan mendekatiku, kenapa hatiku tidak bergerak saja pada orang itu? Kenapa justru pada pria di hadapanku yang...dari segi usia dia lebih muda dariku, salah seorang teman lama, dan menganggapku tidak lebih dari sekedar orang yang lebih tua darinya. Bahkan mungkin aku ini tidak menarik mengingat banyak wanita yang jauh lebih cantik dan menarik yang ditemuinya di industri ini yang bisa memperlakukannya dengan lebih baik sebagai seorang pria.Tanpa sadar aku mengutuk perasaanku yang berkembang untuknya sejak ia kembali dari wajib militer. Perasaan yang seharusnya menjadi sebuah berkah ini dengan sangat cepat berubah menjadi kesedihan lain yang dapat menenggelamkanku.Lalu, kembali pada masa itu lagi? Aku belum sanggup. Masih terlalu segar dalam ingatanku untuk kembali memasuki ruang kosong yang gelap itu lagi.Dengan diam, aku jadi menarik pandanganku darinya yang masih menatapku.Aku juga akan begitu Wan. Ucapnya tiba-tiba tajam menatap ke arahku.Maksud?Ya, kalau aku sayang sama orang aku juga akan begitu. Bisa ugal-ugalan juga. Mungkin kamu gak tahu. Lanjutnya membuatku kehilangan kata-kata.Ooh...iya. Aku gak tahu. She must be so lucky to be loved that much. Jawabku kemudian dengan canggung menanggapi ucapannya.I hope so. Lanjutnya dengan senyum di wajahnya, menampakkan lesung pipinya yang menawan. Pantas saja para wanita menggilainya. I hope she knows soon. Lanjutnya.Oh!So, you have someone apparently. Tuturku menerka seolah aku tahu bahwa itu yang ingin dia dengar dariku.Rasanya aku ingin mengakhiri percakapan ini. Aku memohon dalam hati agar dia tidak bercerita panjang lebar tentang gadisnya.Jaehyun menjawabku dengan senyum lalu mengangguk. Menusuk sekali rasanya. Wanita ini pasti sangat menawan hingga Jaehyun begitu memujinya dalam lirik lagunya.Good luck Jae. Semoga dia bukan orang yang akan mematahkan hatimu seperti yang terjadi padaku.Maybe this is our final goodbye since you've told me boldly like this.Jadwal padat akhirnya menyelamatkanku karena aku tidak perlu susah payah membuat alasan yang mengada-ada untuk menolak ajakan Jaehyun tiap kali ia ingin bertemu. Lagipula, untuk apa bertemu ketika aku berniat mengubur perasaanku padanya? Sebelum aku semakin malu dan tidak sanggup untuk menghadapinya.TING!Sebuah pesan masuk di ponselku, dari Jaehyun.HIMWan, can we meet later?Aku tidak segera membukanya apalagi membalasnya.Sejak beberapa waktu lalu aku sudah mulai menolak beberapa kali ajakannya untuk bertemu dengan berbagai alasan. Aku tidak tahu alasan apa lagi yang akan aku gunakan kali ini untuk menolaknya. Dalam pikiranku sekarang adalah bagaimana aku segera menyingkirkan perasaan tidak wajar ini.Aku yakin sebentar lagi Jaehyun akan paham bahwa kami tidak bisa saling dekat sebagai teman lagi. Tentu saja. Ketika salah seorang sudah melewati batas, maka harus dihentikan. Toh, dia sudah memiliki seseorang di hatinya. Hanya tinggal menunggu waktu untuk dia bisa bersama gadis pujaannya, karena...mana ada wanita yang akan menolaknya?Jadwalku hari ini cukup padat dan ini adalah kegiatan terakhir setelah memulai kegiatan sejak pagi. Kali ini aku akan menjadi salah satu juri tamu untuk acara survival show di salah satu stasiun tv nasional. Aku menyapa senior terlebih dahulu ketika datang dan untungnya aku sudah mengenal mereka semua, sehingga komunikasi berjalan baik.Tak lama, aku bergegas menuju ke ruang tunggu yang sudah ditunjukkan oleh manajerku, Min Ah. Dia sedang sibuk dengan kostum yang akan aku kenakan, sehingga ia meninggalkanku sendiri di ruang tunggu itu. Dari ruangan yang hanya disekat dengan dinding-dinding papan, aku dapat mendengar suara-suara dari bilik lain yang ada di sebelahku.....iya, fansnya masih cukup banyak ya. Tutur seseorang dari dalam bilik sebelah yang jelas sekali suaranya, mengalihkan konsentrasiku dari membaca pesan singkat Jaehyun.Iya. Aku juga heran si sebenernya. Kalo dipikir-pikir grup nya udah jarang ngeluarin album dan terlibat di banyak acara. Jawab suara lain, seorang wanita juga.Udah waktunya. Grup nya udah sepuluh tahun kan. Jawab suara lainnya.Tapi karir solonya begitu-begitu aja. Rekan seangkatannya ada yang sudah go international di pasar US. Grup Wendy masih aja bermain di kawasan Asia.Ya gimana, emang udah kalah pamor sejak awal kan. Album solonya juga gak begitu booming selain di kalangan fans nya sendiri.Aku mematung. Tentu saja.Kata-kata itu memang sering aku baca di kolom komentar, tapi mendengar langsung hal semacam itu tetaplah sebuah pukulan yang berat. Baru saja aku menata perasaanku bahwa aku tidak boleh menjadi lemah dan kehilangan kepercayaan diri, tapi sepertinya aku perlu diberi banyak pelajaran.Tubuhku menjadi kaku mendengarnya, dan tidak ada yang dapat aku lakukan saat ini. Seolah ada lubang hitam begitu dalam yang tiba-tiba muncul menarik diriku untuk tenggelam di dalamnya. Perasaan ini...aku tidak menyukainya.Aku menatap diriku didalam cermin. Tubuh ini sudah melewati banyak fase yang tidak banyak orang tahu. Mereka hanya dapat melihat apa yang aku putuskan, tapi tidak melihat pilihan-pilihan berat yang harus aku miliki dengan mengorbankan banyak hal.Air mataku tidak keluar. Ia terlalu berharga untuk sebuah hinaan semacam ini. Aku meyakinkan diri bahwa aku bukan satu-satunya yang menerima ini, dan aku tidak perlu menyerap semua yang mereka katakan; dari orang-orang yang bahkan tidak mengenalku.Rasanya aku ingin berkata kasar. Emosi. Tapi tidak meledak-ledak, melainkan lebih pada sebuah keinginan memberikan balasan dengan satu hantaman keras tanpa suara.TING!Satu pesan lagi masuk. Masih dari Jaehyun.Kali ini dia mengirimkan sebuah foto. Aku membuka pesannya termasuk pesan dia sebelumnya. Dia mengirimkan sebuah foto toko kue yang beberapa waktu lalu hendak kami kunjungi tapi belum terlaksana karena ya, aku terus menghindarinya. Akhirnya aku membalas pesannya.MEOk, let's meet Jae. Tapi aku masih ada jadwal sekarang. Akan selesai kira-kira tiga jam lagi.HIMI'll wait. Kamu dimana? Aku jemput?MEOkay. Aku di studio 3 Gedung Biru dekat Lotte Tower.HIMOkay. See you later Wan.Dan akhirnya aku mengkhianati diriku sendiri dengan memenuhi ajakannya kali ini.Aku sedang emosi.Meski bukan amarah yang menggebu, tapi aku perlu sebuah tempat untuk dapat mengalihkan perasaanku agar menjadi lebih baik, dan aku tahu Jaehyun adalah tempat yang tepat. Sendirian akan makin memperburuk suasana hatiku.Ketika manajer dan penata riasku memasuki bilik kami, aku berkata pada diriku bahwa aku telah siap; siap untuk tampil dan siap untuk menghempaskan siapa saja yang meremehkanku.Terus terang aku tidak tahu apa yang bisa aku lakukan, tapi setidaknya aku harus memenuhi pikiranku dengan mindset itu meski kenyataan tidak setuju karena bagaimanapun aku tetap bergetar, aku tetap kaku dan aku masih merasa tidak nyaman.Melihat para peserta yang tampil, sungguh mengingatkanku pada perjalananku dulu saat audisi di Kanada. I received a lot of 'no' back then. Maka aku sangat paham bagaimana perasaan para peserta; kegembiraan ketika lolos audisi serta kesedihan ketika diantara mereka ada yang harus gagal.Tidak perlu ragu. Fokus saja pada mimpi kalian. Tuturku pada salah satu tim peserta yang aku lihat cukup berbakat dalam menyanyi. Satu yang perlu kalian ingat, bahwa apapun yang kalian lakukan...pasti akan ada yang mengkritik dan mencela. Biasanya justru datang dari orang-orang yang bahkan tidak mengenal kalian. Tapi...tentu akan ada yang memuji dan menghargai usaha keras kalian. Orang-orang terdekat yang benar-benar peduli. Fokus saja pada hal-hal baik itu meski sedikit. Itu yang akan membuat kalian bertahan di industri ini. Semua akan punya waktunya masing-masing, karena pamor itu sementara. Dia akan hilang tanpa kredibilitas, kualitas, dan kerja keras.Entah bagaimana aku merasa sangat percaya diri ketika menyampaikan itu; berharap semua akan mendengarnya termasuk mereka yang sebelumnya berbicara di balik dinding itu. Seolah inilah jawabanku pada mereka yang berkomentar seenaknya tanpa tahu bagaimana usaha keras kami.Para senior justru memuji nasehat yang aku berikan pada para peserta hari itu. Beberapa berkomentar bahwa itu nasehat yang penting bagi para pemula ketika hendak memasuki dunia entertainment yang kenyataannya bukan tentang sesuatu yang glamor, tapi hutan rimba. Siapa saja bisa berada di atas dan dapat menginjak yang lainnya dengan mudah.Sulit memang menjalin pertemanan di industri ini, namun aku beruntung bahwa aku dikelilingi oleh orang-orang yang cukup baik. Salah satunya pria yang saat ini sudah berada di hadapanku dan tengah membukakan pintu depan mobilnya untukku.Jaehyun menjemputku tepat setelah aku menyelesaikan kegiatan dengan mulus dan meninggalkan manajerku tanpa memberinya rasa khawatir.Min Ah noona kayaknya cukup khawatir. Tutur Jaehyun sesaat setelah dia melajukan mobilnya.Iya, benar.Bagaimana tidak? Sejak aku mengalami gangguan depresi dan sejenisnya, aku terbilang sangat jarang keluar sendirian dan bertemu orang lain di luar urusan pekerjaan dan itupun manajerku selalu hadir. Para member mewanti-wanti agar aku tidak dibiarkan sendiri dengan alasan mereka takut aku nekat melakukan sesuatu yang dapat menyakiti diriku sendiri.Akh...pikiran semacam itu memang sempat ada dalam benakku, tapi sekarang keinginan itu sudah sepenuhnya hilang.Jadi, mau kemana kita Jae? Tanyaku seraya meneguk minuman dari tumbler biruku.Nanti kamu juga tahu. Jawabnya dengan senyum penuh rahasianya, membuatku memicingkan mata.Pada akhirnya aku tetap berceloteh banyak dengannya, seolah lupa pada niat awalku setelah mendapati betapa nyaman aku berbincang dengan Jaehyun. Kami membahas banyak hal terutama musik dimana saat di perjalanan, Jaehyun memperdengarkan crumbs musiknya yang lain.Kali ini dia memperdengarkan sebuah melodi catchy lainnya yang memang enak di telinga. Dia bilang terinspirasi saat makan snack dan itu lucu. Kami kembali tertawa membahasnya.Aku memberikan review langsung pada crumbs melodi yang diberikannya padaku dan dia terlihat senang mendengar beberapa masukan dariku.Kamu berbakat Jae. Tuturku di salah satu sela perbincangan kami.Dia menatapku sekilas dengan senyumnya yang seperti anak kecil habis mendapatkan uang jajan.Aku tidak bohong ketika mengatakan dia berbakat, lebih tepatnya dia juga pekerja keras. Banyak orang yang tidak melihat sisi itu darinya; bahwa dia dengan sungguh-sungguh menjalani pekerjaannya, memberikan yang terbaik, dan mengasah seluruh kemampuannya dengan baik.Meski begitu, kadang-kadang juga agak random sepertiku; melakukan hal-hal tidak jelas yang bagi kami lucu meski terlihat aneh bagi orang lain.Aku akui Jaehyun adalah sosok yang tampan. Sangat tampan. Fitur wajahnya sempurna dengan kulit putih dan aura lembut yang mempesona.Maksudku, semua idol pria di bawah naungan agensi kami juga tampan, tapi Jaehyun punya jenis ketampanan yang...kalau aku bilang adalah sesuai seleraku. Something kinda...my type.PLAKKBuru-buru aku menampar pipi kananku untuk menyadarkanku. Apa yang sedang aku pikirkan?Kenapa Wan? Tanya Jaehyun khawatir.Ah...nggak apa. Kayaknya ada serangga di wajahku. Jawabku mengelak.Tak berselang lama kami tiba di sisi sungai Han. Parkiran sudah terlihat sepi, dan kami turun dari mobil. Angin berhembus cukup kencang dan shit! aku mengenakan mini dress di atas lutut yang hanya dilapisi dengan cardigan.Let's go. Ajak Jaehyun. Aku menarik lengannya untuk membuatnya berhenti.Mau kemana kita? Tanyaku ragu.Cruising.What? Sekarang banget?Kenapa Wan? Gak suka ya...Bukan gitu! Aduh aku bingung menjelaskannya. Kalau kamu bilang dari awal kalo kita mau cruising, aku akan pakai pakaian yang sesuai. Jawabku kaku sambil tangan kananku berusaha menahan angin agar tidak memainkan dressku yang terus beterbangan.Jaehyun menatapku dan akhirnya ia paham kondisiku. Aku tiba-tiba merasa malu. Dia segera melepas kemeja plaid yang ia kenakan dan dengan sigap melingkarkannya di pinggangku sehingga menutup sempurna bagian bawah dress ku yang cukup pendek.Gimana? Udah lebih baik? Tanyanya lirih yang aku jawab dengan anggukan canggung.Tanpa menunggu lebih lama, ia segera menarik tanganku untuk mengikutinya. Jarak antara parkiran dan dermaga tidak terlalu jauh. Lampu-lampu temaram terlihat begitu indah. Suasana yang sepi membuat kami tidak perlu bersusah payah menutupi wajah kami yang jelas akan terekspose jika ada media di sini.Jaehyun menuntunku menaiki sebuah perahu Runabout yang terparkir di samping dermaga kecil di sisi sungai Han. Setelah duduk dengan baik, Jaehyun duduk di kursi kemudi dan segera menyalakan mesin.Kamu yang menyetir Jae? Tanyaku cukup terkejut, namun aku tidak melihat orang lain menaiki perahu itu selain kami. Beberapa staff yang menyambut kami sebelumnya hanya mengantar kami hingga sisi dermaga saja.Yup. Tenang Wan, aku udah ikut kelas mengemudi kapal selama beberapa bulan saat wajib militer. Jawabnya meyakinkan.Aku tercengang. Dia terlihat keren sekali saat ini. Aku hanya menyunggingkan tawa senang ketika mendengarnya. Perahu Runabout yang disewa Jaehyun buat jalan-jalan bareng Wendy. Runabout itu melaju perlahan dan lama-lama makin kencang namun tidak terlalu cepat. Angin memainkan rambut dan menerpa wajahku. Aku memejamkan mata, menikmati angin yang membelai-belai wajah dan pundakku secara bersamaan. Segar sekali rasanya.Malam itu aku dikejutkan dengan kejutan yang menyenangkan. Suasana buruk yang sesaat lalu aku alami kini seolah sirna tanpa bekas berkat Jaehyun. Dia menjadi obat terbaik untuk suasana hatiku saat ini.Suka? Tanya Jaehyun dengan suara lembutnya sembari menatapku sekilas lalu kembali memainkan kemudi dengan lincah.Aku mengangguk, mengakui dia memilih momentum yang tepat dengan ide brilian ketika membawaku kemari dalam suasana seperti ini. Aku merasa ini keputusan tepat dengan memenuhi ajakannya dan dia ternyata menyiapkan kejutan semenyenangkan ini meski aku harus menarik kata-kataku sendiri.Jaehyun memelankan laju Runabout, sehingga kini kami bergerak dengan pelan sambil menikmati suasana malam. Ada kapal dan juga Runabout lain yang juga melaju, namun dengan jarak yang cukup jauh.Gimana perasaan kamu? Tanya Jaehyun kemudian. Aku agak bingung dengan maksud pertanyaannya.Perasaanku?Maksudnya, apa perasaan kamu jadi lebih baik sekarang setelah kesini? Tanyanya lagi menjelaskan lebih detail.Aku mengulum senyum dan mengangguk membenarkan. Ini bikin mood ku jadi jauh lebih baik setelah aktivitas seharian. This is really a good treat, thanks to you.Wan, aku serius waktu bilang, call me anytime when you need a friend. Tuturnya lirih menatapku dengan senyum simpulnya.Aku mematung seketika. Baiklah, aku menangkap maksudnya bahwa memang dia hanya seorang teman yang baik. Jadi, aku sudah mendapat jawabannya, bukan?Thank you again Jae.***
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai
syarat dan persetujuan?
Laporkan