Takdir Cinta Part 4,5 dan 6

1
0
Deskripsi

Part ini gratis dan kalian bisa membaca tanpa membeli koin.

Terima kasih 

Part 4

Sudah sejak 30 menit yang lalu Naya berdiri di sisi jalan mencari taxi yang lewat, namun hingga detik ini tak ada satu pun taxi yang lewat. Dengan sedikit kesal Naya menggerutu pada dirinya sendiri, kedua matanya tak sengaja melihat jam di pergelangan tanganya yang ternyata sudah menunjukan pukul tujuh kurang lima belas menit membuat Naya kalang kabut di buatnya. Seandainya ada ojol yang bekerja di daerah tempat tinggalnya pasti ia lebih memilih menaiki ojol dari pada taxi yang jarang sekali lewat di jalanan dekat rumahnya.

Tetapi ada sebuah mobil Lexus berhenti tepat di depannya, tak lama kemudian kaca mobil terbuka dan memperlihatkan seorang pria berkacamata hitam dengan stelan abu-abu menatap ke arahnya dengan senyuman menawannya.

"Kamu belum berangkat juga? Padahal ini jam sudah hampir telat masuk kantor." Ucapnya seraya membuka pintu mobil itu hingga terbuka lebar untuk mempersilahkan Naya memasuki mobilnya.

Naya menatap sesaat pria itu yang tak lain adalah bosnya,"Iya pak, saya sudah hampir 30 menit menunggu taxi tapi hingga saat ini tak ada satu pun yang lewat." Jelas Naya dengan ramah, namun ia juga belum beranjak dari tempatnya berdiri.

"Kalau begitu cepetan masuk ke dalam, karena setelah ini saya juga ada hal penting di kantor." Tawarnya cepat, seolah-olah saat ini ia memiliki jadwal penting sehingga membuat Naya langsung bergegas membuka knop pintu mobil bagian belakang sopir.

"Saya bukan sopir kamu?" Tegas Keenan membuat Naya terdiam berfikir sesaat.

"Tapi pak..."

"Tak ada tapi-tapian mau ikut numpang ke kantor apa nggak, kalau nggak saya berangkat sekarang. Jamnya semakin mepet soalnya?" Tekan keenan dengan suara tegas membuat Naya dengan cepat langsung menaiki mobil Keenan.

Ada senyuman terukir di bibir manis Keenan saat ini, saat melihat Naya langsung bergegas cepat setelah pria itu mengucapkan perkataan itu, hingga kini tanpa sengaja kedua mata mereka berdua saling tatapan membuat Keenan meneguk ludahnya cepat saat melihat tatapan teduh dari manik mata kecokelatan yang mampu membuatnya hatinya dag Dig dug . Apalagi kecantikan Naya  terlihat tampak natural yang hanya terbalut make up tipis di wajah manisnya hingga mampu membuat wajah itu selalu berkeliaran di pikiran Keenan.

Astaga, kenapa aku bisa jatuh cinta pada seseorang saat kami hanya mengenalnya sehari yang lalu. Apalagi tatapannya itu begitu menenangkan jiwa dan ragaku.

Setelah beberapa lama Keenan sadar akan hal itu. Pria itu lalu membenarkan posisi duduknya menghadap ke arah kemudi, untunglah ada kacamata hitam yang bertengger di hidung manisnya sehingga membuat Naya tak tahu bahwa tadi ia sempat menatap lama wajah cantiknya dalam diam.

"Jangan lupa seatbelt di pasang biar aman sampai kantor?" Celetuk Keenan kemudian, saat melihat Naya tak memasang sabuk pengaman yang ada di dalam mobilnya. Setelah itu ia melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang menuju ke arah kantornya yang sekitar akan memakan waktu 30 menit.

Di perjalanan menuju kantor, Keenan selalu mencuri pandang ke arah Naya yang hanya duduk bersandar menatap ke sisi kiri jalanan. Entahlah, hatinya nyaman saat dekat dengannya, ia juga tak habis pikir. Apalagi Dara si kecil yang mampu mencuri perhatiannya saat kemarin merengek pada mamanya yang meminta boneka beruang tetapi saat itu Naya tak ada uang, sehingga membuat ia menghampirinya dan ternyata menghabiskan waktu bersama untuk beberapa saat ternyata menyenangkan dengan celotehan gadis kecilnya yang mampu mencuri perhatiannya itu, apalagi saat mengetahui saat itu ia sudah berpisah dari suaminya membuat Keenan merasa ada angin segar untuk mendekat pada Naya saat itu. Ya, meskipun wanita itu sedikit menjaga jarak padanya tetapi ia akan berusaha sekuat tenaganya untuk mendekatinya hingga jatuh ke dalam pelukannya.

"Pak mending bapak turunin di sini saja?" Ucapnya membuat Keenan tersadar dari lamunannya.

"Kenapa?"

"Saya gak ingin ada gosip di kantor tentang saya yang menumpang di mobil bapak?" Jelasnya, karena ia tahu gimana antusiasnya rekan kerjanya di kantor saat kedatangan bos baru yang lebih muda dan tampan. Hal itu tak ingin terjadi padanya, jika saja ada salah satu karyawan yang melihatnya turun di mobil bos baru, pasti akan ada gunjingan yang akan di lontarkan padanya. Apalagi mengingat dirinya adalah seorang janda dengan anak satu membuat Naya sedikit mengalah untuk lebih memilih jalan kaki yang berjarak sekitar satu kilo dari kantor karena ia tak ingin mendengar gunjingan-gunjingan di telinganya lagi, ia sudah bosan dan muak dengan semua ocehan yang tak ada benarnya itu. Ya, meski hal itu sudah jadi makanannya selama beberapa tahun terakhir setelah dirinya menyandang status janda lalu tak lama kemudian kehamilannya datang tanpa seorang suami. Dan hal itu ia tak ingin terulang lagi hanya karena ia dekat dengan seorang pria lajang yang menjadi seorang bos akan kehilangan pekerjaan satu-satunya yang begitu sangat di butuhkan untuk menghidupi ibu dan putrinya.

*****
 

Naya berjalan ke arah keramaian yang ada di dalam kantor, terlihat beberapa karyawan yang berbisik-bisik saat pak Keenan membicarakan suatu hal pada semua karyawannya.
 

"Kok kamu sedikit terlambat?" Sapa Mbak rina saat melihat Naya berjalan menuju meja kerjanya dengan keringat yang membasahi dahinya.
 

Naya menganguk,"Iya mbak. Tadi aku tak dapat taxi dan mbak tahu aku sudah menunggu hampir 30 menit tak ada satu pun taxi yang lewat dan untunglah ada seorang pria yang baik memberiku tumpangan untuk pergi ke kantor. jika saja gak ada pria itu, mungkin saat ini masih di jalanan?" Jelasnya membuat mbak Rina mengerti akan hal yang baru saja di alami Naya.
 

"Seharusnya kamu bersyukur dan berterima kasih pada seseorang itu, atau syukur-syukur pria itu cocok jadi ayahnya Dara?" Cerocos mbak Rina membuat Naya tersipu malu,"Tidaklah mbak? Saat ini aku tak begitu memikirkan hal itu. Yang terpenting Dara bahagia saja itu sudah lebih dari cukup bagiku." Jelasnya membuat mbak Rina merangkul tubuhku.
 

"Ada acara apa mbk? Kok ramai begini?" Tanya Naya setelah selesai ngobrol dengan mbak Rina.
 

"Si bos sedang cari sekretaris baru buat membantu semua keperluannya di kantor. Katanya sih di lihat dari cara kerja karyawan di antara kami semua. Dan menurut Mbk sih, pasti seseorang itu beruntung banget ya yang di pilih pak Keenan jadi sekretarisnya tanpa seleksi yang kebanyakan di luar sana saat ingin menjadi seorang sekretaris bos sebesar pak Keenan." Jelas Mbak Rina panjang lebar. Naya menganguk mengerti, lalu kemudian ia menyalakan komputernya sesaat sambil mendengarkan pembicaraan pak Keenan.
 

"Setelah saya seleksi lebih lanjut dengan melihat hasil laporan yang di kerjakan oleh semua karyawan  yang bekerja di sini. Saya sudah mendapatkan pilihan itu." Ucapnya sedikit menjeda ucapannya sehingga membuat semua karyawan dag Dig dug dengan ucapan yang di katakan pak Keenan. Terlihat semua karyawan sedang berdoa dalam hatinya masing-masing supaya dirinya adalah calon sekertaris yang pak Keenan pilih.
 

Berbeda dengan Naya, wanita itu terlihat biasa saja karena pikirannya tak tertuju sebagai sekretaris, ia pikir sebagai karyawan biasa saja sudah membuatnya ia bersyukur lebih dari itu karena pekerjaan inilah ia mampu memberi nafkah buat putrinya dan juga sang ibu yang saat ini sudah lebih fokus mengasuh Dara dan meninggalkan pekerjaan menganyam setelah ia mendapatkan pekerjaan di kantor ini.
 

"Seseorang itu adalah?" Ucap pak Keenan kemudian yang tak langsung mengucapkan nama karyawan tersebut dan lebih memilih membuat pikiran semua karyawannya tak bisa berfikir jernih saat itu.
 

"Nayara Pramadita." Ucapnya dengan begitu lantang, sehingga membuat semua arah pandang karyawan tertuju padanya. 
 

"Selamat pada seseorang yang bernama Nayara Pramadita, anda saya angkat menjadi sekretaris saya karena saya melihat kinerja anda sungguh luar biasa dan saya merasa dedikasi andalah yang mampu membuat saya merasa takjub dengan semua apa yang telah anda berikan kepada perusahaan ini. Dan mulai hari ini anda adalah sekretaris saya." Jelas pak Keenan panjang lebar sehingga membuat semua karyawan bersorak ria menyambut kenaikan pangkat buatnya.
 

Naya merasa sangat beruntung mendapat kenaikan pangkat yang tak di sangka-sangka olehnya. Menjadi seorang sekretaris di perusahaan besar bukanlah impiannya karena menurutnya ia tak akan bisa bersaing diantara ribuan orang yang mengantri untuk menjadi seorang sekretaris dan hari ini dia mendapatkan pangkat itu secara tak terduga.

"Selamat ya Nay? Mbak gak nyangka bahwa seseorang yang layak jadi sekretaris pak Keenan adalah kamu." Ucapan selamat yang di lontarkan Mbak Rina padanya membuat ia sedikit terharu.

Ucapan demi ucapan di terima Naya dari semua karyawan di sana. Dan ia semakin merasa bersyukur karena telah mendapat sambutan yang istimewa dari semua rekan kerjanya di kantor ini.
 

Part 5

Sudah hampir seminggu Naya bekerja sebagai sekretaris pak Keenan, tak ada hal sulit baginya karena pak Keenan sungguh bos yang sangatlah baik padanya. Saat ia tak mengerti akan berkas yang di berikan padanya untuk dikerjakan tetapi dengan baiknya pak Keenan menjelaskannya dengan gamblang sehingga membuat Naya mudah mengerti tentang apa yang di kerjakannya.

"Apakah ada jadwal meeting hari ini?" Tanya pak Keenan yang saat ini sedang sibuk membaca berkas yang menumpuk di atas mejanya, sedangkan saat ini dirinya berdiri tak jauh dari mejanya setelah memberikan beberapa berkas penting   kepada pak Keenan.

"Ada pak, sekitar jam 11 siang kayaknya?" Jawabnya, setelah itu ia berjalan pelan kembali ke tempat kerjanya karena ada beberapa hal lagi yang harus di kerjakannya.

Keenan berjalan di samping Naya yang saat ini sedang membawa beberapa berkas yang berada di tangannya. Saat tinggal beberapa langkah dari mobilnya, ada seseorang yang menyapanya sehingga membuat mereka berdua berhenti mencari sosok itu.

"Lo Keenan kan?" Tanya heran pada seorang pria yang berpakaian stelan kerja yang tampak rapi sekali, terlihat pak Keenan langsung menganggukan kepalanya dengan ekspresi bingung yang tampak jelas di raut wajahnya.

"Iya"

"Lo gak ingat sama gue Nan?" Tanyanya lagi sehingga membuat Keenan mengernyit keheranan lalu terlihat sedikit berfikir lama sembari mengingat siapa sosok di depannya.

"Masa gak ingat sih Nan. Bukankah kita dulu sering bersama saat ada acara outbond di kampus?" Celetuknya lagi, karena ada rasa kecewa saat teman lamanya tak mengingatnya.

Keenan hanya terdiam berusaha mengingat hal itu, hingga detik kemudian pria itu tersenyum lebar lalu melangkah beberapa langkah dan menghambur ke pelukan teman lamanya,"Gue gak nyangka loh. Akhirnya setelah sekian lama kita tak bertemu dan hari ini gue kembali melihat lo dengan stelan jas yang sekeren ini, rapi pula?" Celetuk Keenan membuat pria itu yang bernama Ghani langsung menyentil kepala Keenan dengan sedikit keras hingga membuatnya merintih kesakitan.

Sedangkan Naya hanya berdiri terdiam menyaksikan mereka berdua yang asik berceloteh tanpa mengingat  bahwa saat ini sedang ada dia berada di belakang Keenan. Mereka berdua menceritakan kegiatan yang di lakukan setelah lulus kuliah hingga ke clubing yang katanya sudah menjadi rutinitasnya. Tetapi Naya tak merespon pembicaraan mereka karena menurutnya itu adalah sebuah privasi yang harus di jaga, ia langsung duduk di kursi panjang yang terbuat dari stainless, lalu menscrol dan tertawa saat melihat video Dara yang sedang bermain bersama Deo di kolam renang yang tak jauh dari rumahnya. Video itu di kirim mbak Reni mamanya Deo, memang mbak Reni sudah menganggap Dara sebagai anak perempuannya semenjak dia memutuskan untuk bekerja dan dengan lantangnya ia akan membantu merawat Dara saat ibu sedang kelelahan karena kearifan Dara saat masih berumur satu tahun. Sebenarnya ia sangat beruntung memiliki tetangga sebaik mbak Reni bahkan ia juga pernah di jodohkan dengan adiknya yang saat itu masih bekerja di Kalimantan. Tetapi dengan cepat ia menolak tawaran itu karena ia tak pernah terpikirkan untuk menikah lagi dan Daralah saat itu dan nanti akan tetap menjadi prioritas hidupnya.

"Dia siapa Nan?"

Suara Ghani membuat Naya langsung tersadar saat kedua mata pria itu kini tertuju padanya."Pacar atau calon bini Lo?" Tanyanya lagi dengan nada penasaran membuat Naya mendongak menatap mereka berdua, tetapi saat tatapannya tertuju ke arah pak Keenan yang terdiam tanpa berniat menjawab pertanyaan yang dilontarkan itu membuat hati Naya sedikit was-was.

"Maaf pak? Saya hanyalah sek....?"

Dan saat itulah Keenan langsung memotong cepat perkataan Naya,"Dia adalah sekretaris gue Gan!" Potong cepat Keenan menatap lurus ke arah Naya yang langsung menghela nafasnya, saat wanita itu kembali fokus ke arah ponselnya membuat Keenan langsung berbisik ke telinga Ghani,"Dan doakan saja supaya kamu segera menikah?" Bisiknya pelan, bahkan Naya tak akan mendengar suaranya karena terlihat wanita itu masih asik sibuk dengan ponselnya.

"Keren juga ya tambatan hati Lo. Udah cantik, ramah lagi dan pendiam lagi. Jarang-jarang ya Lo punya gebetan secantik dia karena setahu gue Lo itu gak pernah serius sama wanita yang ada Lo itu coblos sana coblos sini." Ungkapan Ghani dan dengan cepat Keenan langsung menjitak keras kepala Ghani.

"Jaga bicara Lo?" Peringatan Keenan membuat Naya langsung menatap mereka berdua yang sejak tadi beradu mulut tanpa ada yang mau mengalah.

Ghani hanya terkekeh pelan menatap wajah Keenan yang berkeringat dingin takut wanitanya mendengarkan ocehannya.

"Ya udah Nay, kita kembali ke kantor aja ya?" Ajak Keenan yang langsung di balas anggukan Naya, terlihat wanita itu langsung bergegas merapikan buku yang sejak tadi berada di sampingnya. Keenan melajukan mobilnya tanpa berpamitan terlebih dahulu pada Ghani yang sejak tadi menatap nanar mobil itu yang mulai menghilang dari hadapannya.

"Syukurlah kalau Lo udah tobat Nan?" Kekeh Ghani pelan pada dirinya sendiri, pasalnya sejak mengenal keenan pria itu tak pernah serius pada wanita dan lebih menghabiskan malamnya dengan para wanita ons yang ada di club' malam saat bersamanya. Dan pria itu tak berniat untuk memiliki hubungan serius pada wanita manapun, dan hari ini tepat 8 tahun yang lalu setelah lama mereka tak bertemu, akhirnya ia melihat Keenan jalan bersama wanita lain meskipun wanita itu adalah sekretarisnya tetapi ia taku bahwa Keenan benar-benar mencintai wanita itu dengan tulus karena tatapan cintanya begitu tercetak jelas di wajah tampannya.

*****
 

"Pak, ini sudah waktunya jam pulang? Saya pamit terlebih dahulu?" Ucap Naya berpamitan pada Keenan yang saat ini sudah selesai merapikan semua berkas penting dan memasukannya pada tas hitam kerjanya.
 

"Tunggu dulu?" Teriak keenan saat kedua matanya melihat wanita itu memegang gagang pintu berniat untuk membuka pintu ruangan kerjanya.
 

Naya langsung menghentikan gerakannya lalu menatap pada pak Keenan yang saat ini sedang menghampirinya.
 

"Gini Nay? Apa kamu tak keberatan jika saya ingin mengajakmu pergi sebentar hanya untuk beberapa menit saja." Ucapnya menatap wajah heran Naya yang saat ini masih berdiri di hadapannya,"Hanya beberapa menit, setelah itu saya janji akan mengantarmu pulang kok?" Lanjutnya pelan menatap wajah Naya yang saat ini masih terdiam.
 

"Tapi pak, saya takut Dara mengharapkan kepulangan saya dari kantor?" Jawab Naya sembari menolak ajakan itu dengan alasan yang sedikit jelas.
 

Keenan menghembuskan nafasnya kasar,"Saya janji Nay. Hanya sebentar saja?" Mohon Keenan dengan raut wajah yang serius membuat Naya di buat kebingungan saat ini.
 

"Saya mohon Nay?"
 

"Ya udah deh, hanya sebentar saja ya pak." Keenan langsung mengangguk dengan binar wajah bahagia yang tercetak jelas di sana.
 

Saat ini Keenan langsung berjalan lebih dahulu lalu di ikuti Naya di belakangnya, sebenarnya ia sedikit bingung, kenapa pak Keenan mengajakku ke tempat seperti ini? Tetapi Naya hanya terdiam tak berani memprotes apalagi bertanya saat langkah kakinya menginjakkan sebuah roof top restauran yang sudah begitu sepi dari pengunjung.
 

"Kita mau kemana pak?" Tanya Naya setelah sejak tadi berusaha mengeluarkan pertanyaannya itu yang sejak tadi menumpuk di bibirnya. Namun pak Keenan hanya tersenyum tipis lalu menatap lekat kedua mata yang saat ini sedang di Landa kebingungan.
 

"Kamu gak tahu, ini tempat apa?" Tanyanya penuh selidik, Naya hanya terdiam pasalnya tempat ini adalah untuk seorang pria yang akan mengucapkan semua perasaannya pada seorang wanita. Hal itu membuat Naya heran kenapa pak Keenan mengajaknya ke tempat seperti ini apalagi hanya mengajaknya sendirian.
 

"Bapak mau melamar calon istri bapak, tetapi kenapa bapak mengajak saya bukankah hal itu harus menjadi privasi buat bapak dan calon istri bapak?" Tanya Naya dengan nada polos membuat Keenan menepuk pelan kepalanya karena kepolosan Naya saat ini.
 

Kok bisa ya, seorang wanita yang sudah berbuntut satu tetapi pikiranya masih sepolos ini 
 

Keenan menggeleng-gelengkan kepalanya pelan, berusaha menjernihkan pikirannya saat ini dan berusaha mencari jawaban yang tepat dari pertanyaan Naya saat ini. Saat ini kedua matanya menatap nanar lilin yang berjejeran rapi di atas gedung roof top dan ada meja berbentuk bundar dengan dua kursi yang saling berhadapan di sana di antara taburan kelopak bunga mawar yang mengelilingi meja itu hingga berbentuk love.
 

"Kamu penasaran kan?" Tanya Keenan menatap Naya yang saat ini masih menatap nanar pemandangan indah yang tak jauh dari jangkauan matanya."Kita ke sana terlebih dahulu ya?" Lanjutnya kemudian, kali ini sebelah tangan Keenan meraih tangan Naya yang tergelantung lalu ia berusaha saling menautkan jemarinya di antara jemari naya yang begitu mungil saat jemari itu berada di gengamannya, kemudian membawanya ke atas lalu mengecup pelan punggung tangan wanita itu dengan begitu lembut. 
 

Dan kalian tahu ekspresi yang di tampilkan di wajahnya mampu membuat Keenan terkekeh geli tetapi pria itu berusaha menyembunyikan kekehannya. Entahlah wajah yang terlihat begitu cantik kini sedang menatap wajahnya begitu lekat, wajah yang selalu mengeluarkan kecantikan yang alami dari dalam meski selalu terpoles make up tipisnya itu mampu membuat hatinya semakin berdetak tak karuan saat berada di dekatnya.
 

Langkah demi langkah berlalu begitu saja hingga langkah terakhirnya kini melewati titik tengah di antara meja yang sudah berhidangkan makanan dan minuman yang tersaji rapi dan indah di atas meja bundar itu, ada kotak beludru merah di samping makanan itu.
 

"Kenapa bapak mengajakku ke sini, kemana calon istri bapak" 
 

Di saat hati Keenan sudah berdebar hebat, tetapi dengan celetukan Naya tanpa merasa bersalah sedikit pun celetukan itu mampu membuyarkan semua kata demi kata yang sudah tersusun rapi di kepalanya kini menjadi berantakan tak karuan.
 

"Astaga Naya? Cobalah untuk serius sesaat doank jangan membuat hatiku semakin menjerit tak karuan?" Desis Keenan sebal,"Dan kamu tahu calon istriku adalah kamu?" Lanjutnya kemudian dan perkataan itu mampu membungkam bibir Naya hingga bibir itu terasa begitu kelu dan berat sepertinya gak ada tenaga untuk mengucapkan beberapa kata yang akan terucap di bibir manisnya yang sejak tadi mampu membuat Keenan meneguk ludahnya dengan cepat.
 

"Kamulah adalah wanita yang akan menjadi calon istriku dan calon ibu dari anak-anakku." Jelasnya lagi untuk memperjelas maksud dari ajakannya ke tempat ini, meski dengan sedikit kebohongan karena Keenan tahu pasti Naya akan menolaknya  mentah-mentah jika saja wanita itu tahu maksud ajakannya itu.
 

"Karena aku sangat mencintaimu saat pertama kali kedua mata ini bertatap denganmu dan hatiku tak bisa menolak hal itu saat bersamamu. Kamu tahu Naya aku sangat mencintaimu lebih dari apapun."

Part 6

Di kegelapan malam yang begitu sunyi hanya di terangi lampu temaram berasal dari lampu tidurnya. Naya menatap Dara yang saat ini sedang tertidur pulas di rengkuhannya, gadis kecilnya langsung merengek minta tidur setelah melihat kedatangannya yang begitu larut malam sekitar pukul 9 malam, sehingga membuat ia semakin merasa sangat bersalah kepada gadis kecilnya. Apalagi tatapan tajam ibunya penuh selidik membuat ia terdiam sesaat lalu dengan cepat menggendong Dara ke dalam kamar tidurnya.

Entahlah ada hatinya yang merasa tersakiti saat menatap kepolosan wajah Dara yang tertidur pulas yang begitu nyenyak, berbeda sekali saat putri kecilnya itu saat terjaga pasti akan mengomelinya dan memberondong dengan perkataan- perkataan yang mampu membuat Naya bungkam tak bisa berkata apa- apa karena pulang terlambat.

Kadang di tengah malam tiba- tiba air matanya lolos begitu saja saat mengingat betapa malangnya nasib gadis kecilnya yang tak mengetahui siapa sosok ayahnya sendiri dan cepat atau lambat Dara akan membutuhkan sosok ayahnya tetapi ia tak memiliki jalan keluar sedikit pun untuk menutupi masalah yang selalu memenuhi pikiranya hingga saat ini.

Seperti saat ini pikiranya begitu tak tenang dengan semua apa yang baru saja terjadi, mengingat kejadian tadi saat pak Keenan melamarnya membuat ia tak bisa berfikir jernih untuk berfikir. Ia tak percaya pada dirinya bahwa seorang bos besar yang memimpin perusahaan ternama itu memiliki perasaan padanya dan tadi pria itu dengan lantang melamarnya dan berlutut di depannya meski dia sudah membelit-mbelitkan ucapanya sehingga membuat pria itu tak jadi melamarnya. Namun ia salah ternyata pria itu memiliki keberanian yang begitu tinggi untuk memilikinya.

"Naya aku sangat mencintaimu sejak pertama kali aku melihatmu" ungkapan pak Keenan yang saat ini begitu dalam menatapnya sedangkan kedua tanganya begitu erat menggenggam jemarinya.

"Tapi pak, bapak tahu kan kalau saya sudah memiliki anak?" Ucapnya seraya menjeda ucapanya dan ingin tahu reaksi apa yang di tunjukan pak Keenan dengan apa yang di ucapkannya.

"Aku tahu? Tetapi aku juga begitu menyayangi Dara, dan aku yakin aku akan bisa menyayanginya seperti anakku sendiri Nay." Ungkapnya dengan penuh yakin,"Karena itulah aku mencintaimu. Apalagi saat melihatmu menjadi orang tua tunggal demi putrimu karena itulah aku yakin bahwa kamu adalah wanita yang kuat dan tangguh yang mampu mengasuh dan merawat anakmu sendiri tanpa bantuan dari orang lain dan aku yakin kamu bisa merawatku suatu saat nanti saat aku sudah menjadi suamimu dan aku yakin akan menjadi suami yang lebih baik lagi karenamu."

Dan lagi-lagi ungkapan Keenan mampu membuat Naya tak bisa berkata apa-apa. Tetapi ada serbesit rasa tak percaya dengan apa yang di ungkapkan pria itu apalagi ia pernah menjalani hubungan yang gagal dan penuh kebohongan dengan Dev membuat Naya kembali mulai memikirkan kehidupannya kedepan demi kelangsungan bersama putrinya yang sangat di cintainya dialah adalah hartanya yang begitu berharga buatnya untuk saat ini dan selamanya karena dialah adalah penguat saat dirinya dalam masa sulit.

"Maaf pak? Saya tak bisa dan saat ini saya masih belum kepikiran untuk menuju ke jenjang itu. Jadi sekali lagi maafin saya pak karena saya tak bisa menerima semua perasaan bapak karena menurut saya..... Saya bukanlah wanita yang tepat untuk bersanding dengan bapak karena saya hanyalah wanita lemah tak punya apa- apa, lebih baik bapak mencari wanita yang lebih sebanding dengan status bapak saat ini." Jelas Naya panjang lebar membuat Keenan menganga tak percaya dengan semua tolakan yang di berikan padanya. Ia tak percaya bahwa ada seorang wanita yang menolaknya secara terang-terangan di depannya seperti ini.

"Aku gak butuh penolakan Nay? Yang aku butuh cuma kamu yang ada di sisi aku sekarang maupun nanti karena pada hakikatnya hatiku ini sudah menjadi milikmu seutuhnya dan aku tak akan memikirkan dunia jika saja dunia menolak cinta kita tetapi aku akan berjuang untuk memperjuangkan rasa cinta ini sehingga membuat hatimu luluh dan menerima semua rasa cinta ini." Tolaknya dengan alasan yang mampu membuat Naya terdiam dengan beberapa tetes air mata yang mengalir di pipinya,"Meskipun malam ini kamu menolak lamaran yang aku berikan padaku tetapi aku akan berusaha hingga membuatmu luluh dan akan jatuh ke pelukanku, dan aku akan siap menunggumu sampai rasa di hatimu tumbuh untukku." Lanjutnya lalu melangkah beberapa langkah dan merengkuh tubuh Naya dengan erat meluapkan semua rasa yang baru saja di tolaknya dan dengan sekali kecup ciumannya mendarat di pipi Naya yang saat ini berlinang air mata.

Tegang dan kaku itulah reaksi Naya saat itu saat ciuman Keenan jatuh di pipinya, karena ini kali pertama ada seorang pria yang berani menciumnya setelah 4 tahun yang lalu. Meski ada beberapa lamaran dari pria yang selalu ditolaknya dan ini kali pertama ciuman itu mendarat di pipinya setelah penolakan yang di berikan pada pria itu yang tak lain adalah bosnya di kantor tempatnya bekerja.
 

"Aku akan selalu setia menunggu jawaban mu tapi tidak dengan penolakan." Ucapnya lagi dan ciuman itu mendarat lagi di pipi Naya dan kali ini ciuman itu mendarat tepat di pipi sebelah kanannya hingga membuat wajah Naya merah merona, Keenan melihat itu menjadi gemas pada Naya dan ingin sekali menikmati bibir ranum yang begitu menggoda tetapi ia tak berani melakukan hal lebih jauh lagi apalagi pernyataan cintanya belum di terima.
 

*****
 

Keesokkan paginya, Naya melangkahkan kakinya secara pelan berniat membuka pintu depanya, dengan mengunakan piyama tidur,rambut panjangnya sebahu tergerai indah membuat daya cantiknya terpancar meski wanita itu masih baru bangun tidur. Karena hari ini hari Minggu membuat naya agak sedikit santai dalam menyikapi rutinitas yang biasanya terburu-buru untuk berangkat kekantor apalagi saat ini Dara masih terlelap dalam tidur nyenyaknya membuat ia berniat jalan kaki sebentar mengitari komplek dekat rumah barunya yang dia cicil tiap bulan untuk mendapat tempat tinggal yang lebih layak.
 

Cklek.
 

Pintu rumahnya perlahan terbuka setelah ia membukanya dan matanya langsung melotot tak percaya bahwa di depannya kini sedang ada seorang pria berdiri dengan pakaian santai dengan celana olahraga tak seperti biasanya yang selalu menggunakan pakaian stelan rapi hingga membuat Naya di buat terkejut bukan main.
 

"Ngapain bapak di sini pagi-pagi?" Tanya Naya heran, sedangkan pria di depannya kini hanya tersenyum tanpa arti menatapnya lalu menengok ke belakangnya dan mencari sesuatu di dalam sana.
 

"Dara mana?" 
 

Bukanya menjawab pertanyaan Naya Keenan malah mencari keberadaan putrinya di pagi buta seperti ini dengan melingak-linguk kepalanya kedalam rumah untuk mengetahui sosok gadis kecil yang begitu menggemaskan itu, sehingga membuat naya menatap heran pada pria itu lagi."Masih tidur, karena tadi malam nungguin kepulangan saya yang terlalu larut malam." Jawab Naya, Keenan langsung menggaruk kepalanya yang tidak gatal sambil terkekeh pelan karena Dara menunggu mamanya pulang hingga larut malam itu semua karena ulahnya.
 

"Maafin aku ya?" Bisiknya mendekat ke arah telinganya sehingga membuat Naya sedikit bergidik ngeri saat bibir itu mendekat ke arah pipinya saat ini.
 

Dan
 

"Siapa Nay?" 
 

Suara ibunya membuat Naya mengelus dadanya pelan karena kedatangan ibunya mampu membuat pak Keenan tak berhasil menciumnya, ada rasa sedikit grogi saat pria itu ingin menciumnya lagi seperti semalam. Bahkan tadi malam saja ia ingin menghilang di telan bumi seketika dan tak ingin bertemu pria itu lagi.
 

"Dia atasan Naya Bu." Jawab Naya pada ibunya lalu Keenan langsung berjalan mendekat ke arah ibunya yang tiba- tiba muncul dari dalam rumah. 
 

Keenan langsung mencium punggung tangan ibu Naya dengan sopan. Tak lupa pria itu menyapanya dengan senyuman yang terukir manis di bibirnya. Tak lama kemudian Dara berlari menghambur ke pelukan Keenan yang masih mengobrol dengan neneknya hal itu membuat Naya hanya terdiam melihat interaksi putrinya dengan bosnya.
 

"Oma ini adalah om baik yang udah beliin Dala boneka beluang yang besal." Ujar dara yang saat ini sudah berada di gendongan keenan.
 

Semua orang yang berada di sana melongo tak percaya dengan tindakan Dara pada pria yang hanya di kenal beberapa hari yang lalu. biasanya Dara tak pernah selengket dengan pria manapun apalagi yang berusaha mendekati atau melamar mamanya, namun kali ini Dara menunjukan semua bahwa putrinya ternyata begitu akrab dan ceria ketika bersama dengan Keenan.

untuk part 7 udah saya upload di additional part 7
 


Part ini gratis, jadi jangan lupa beri vote dan komen di bawah ini yaaa.

Tungguin part selanjutnya yang akan segera saya update di sini.

Terima kasih

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi ๐Ÿฅฐ

Selanjutnya Takdir Cinta Part 8,9 Dan 10
0
0
Part ini bisa di baca secara gratis
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan