
Terperangkap di gudang pendingin, Ardi menghadapi kematian perlahan akibat hipotermia. Didorong masuk oleh Dimas, pemimpin Geng Bunga Layu, setelah menyaksikan "sampel" misterius, Ardi terjebak dalam halusinasi mengerikan—dari kenangan bahagia hingga trauma masa lalu—sebelum akhirnya dijemput mendiang ayahnya dalam alam koma.
Sebelum Terbangun
21
10
23
Selesai
Di dunia yang katanya nyata ini, kita mengira telah terbangun. Kita berjalan, berbicara, tertawa, bersedih—seolah semua itu cukup untuk membuktikan bahwa kita sadar. Tapi bagaimana jika kita salah? Bagaimana jika yang kita anggap nyata hanyalah kelanjutan dari mimpi lain yang belum kita sadari?Kumpulan cerita SEBELUM TERBANGUN tidak menghadirkan hantu dengan wajah meleleh atau darah mengalir dari lorong sekolah. Kengerian di dalamnya tidak melompat keluar dari balik pintu gelap, tetapi justru tumbuh dalam keheningan—di tempat paling sunyi: dalam kepala sendiri.Horor dalam karya ini bukan soal ketakutan terhadap hal yang tak terlihat, tapi tentang apa yang terlalu jelas terlihat: trauma yang belum selesai, kesalahan yang terus dipeluk, dan kemungkinan bahwa semua ini—hidup ini—adalah mimpi panjang yang belum kita sadari sebagai mimpi. Tokoh-tokoh di dalamnya terjebak di antara lapisan kesadaran. Mereka tidak diburu oleh hantu, melainkan oleh pertanyaan: Apakah aku sungguh-sungguh hidup?
1,042 kata
Dukung suporter dengan membuka akses karya
Pilih Tipe Dukunganmu
Sudah mendukung?
Login untuk mengakses

Selanjutnya
1966
1
0
Di tahun 1966, di tengah ketegangan pasca-tragedi komunis, Herman Adiwijaya membentuk satuan tugas rahasia. Dengan merekrut para ilmuwan genius, ia menciptakan Proyek Cakrawala—sistem manipulasi psikologis berbasis frekuensi dan biologi—untuk menumpas perusahaan yang dicurigai masih terpapar ideologi terlarang itu.Namun, sebuah kecelakaan teknis melahirkan kabut anomali waktu yang mengacaukan realitas, mengubah persepsi dan meninggalkan gaung yang tak terduga.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai
syarat dan persetujuan?
Laporkan