
Sejak hari itu, Jeffry seperti main kucing-kucingan dengan Miranti. Dia tak suka berada di situasi terpojok karena istrinya itu seolah tak punya rasa lelah untuk terus mengungkit dan membicarakan tentang Chyntia setiap kali mereka berdekatan. Miranti yang mengomel dan marah-marah saat ini sama tak menyenangkannya dibandingkan saat dia diam seribu bahasa.
Tak ada cara bagus yang bisa dipikirkan Jeffry selain menyangkal. Dan, itu cukup melelahkan. Tapi, menyadari Miranti tak punya bukti sedikit pun...
RUMPUT TETANGGA
3
5
34
Selesai
Ada yang mengirimi permintaan pertemanan di akun fesbuk Jeffry. Seorang perempuan yang di foto profilnya kelihatan sangat cantik. Bening. Glowing. Shining. Shimmering. Splendid... … ♪♫… Masih seperti yang dulu. Perempuan yang sudah lama tak terdengar kabarnya. Namanya dia kenal. Miranti juga tahu.Terima… tidak… terima… tidak… terima….“Jef!” panggil Miranti, istrinya.Tak ada reaksi.“Jeffry… papanya Jemmy dan Mika!”Jeffry menjengit, lalu buru-buru menutup laman fesbuknya."Iya, Mir, sebentar!"========Ini adalah kisah Jeffry yang kecanduan medsos. Ikuti tingkahnya yang lucu, kadang ngeselin, bikin baper, konyol, bahkan jotos-able di lain waktu.Suami yang menganggap mengganti popok bayi sebagai kegiatan "horor", tapi penuh perhatian dan kasih sayang. Kesukaannya "onlen-onlen" membuat Jeffry tak sungkan-sungkan memborong segala macam skincare untuk, Miranti, istri tersayang. Nekat menyamar jadi "Mbak Jean" di grup jastip yang didominasi mamah2 dan dedek2 emess agar tak ketinggalan info skincare yang sedang heitz. Dia bahkan rajin dan dengan telaten memakaikan skincare ini-itu ke wajah Miranti. Aw! so sweeet...Tapi, kemudian....
2,953 kata
Dukung suporter dengan membuka akses karya
Pilih Tipe Dukunganmu
Sudah mendukung?
Login untuk mengakses
Kategori
CintaCinta Segi TigaClbkDrama Rumah TanggaKeluarga MudaKenanganLoveMantanMedia SosialMedsosNovelPasangan MudaRomantis
Selanjutnya
53. SESUATU DI ANTARA MEREKA; 54. RESTART
0
0
Selepas Jeffry pergi ke kantor tadi pagi, Miranti masih bergeming di tempat duduk. Melepas suaminya pergi hari ini terasa sangat berbeda. Meskipun tetap mengecup punggung tangan, menjawab salam yang diucapkan Jeffry, juga mengucap pesan “hati-hati di jalan”, ada ruang di dalam dadanya yang terasa kosong. Kekosongan yang tercipta membuat seluruh tubuhnya sekan-akan kehilangan penopang, mendadak lemas dan limbung. Energinya seolah terserap habis oleh rentetan kalimat yang tadi dilontarkannya nyaris hanya dalam satu kali tarikan napas. Miranti merunduk. Kedua tangannya yang dingin menopang dahi, sedikit bergetar. Lenyap sudah semua kegarangan yang dia tampilkan di depan suaminya tadi. Energinya kembali terkuras ketika pikirannya terus mencoba menyangkal apa yang telah menimpanya. Kenyataan yang harus dia telan menyisakan banyak rasa pahit di dalam benak dan hatinya.Tidak. Suamimu bukan orang yang dengan mudah tergoda perempuan. Mantan baginya hanya masa lalu yang tak memengaruhinya. Kamu dan anak-anak tidak akan pernah dia tinggalkan.Miranti mendesah. Keyakinan yang berusaha dibangunnya malah menciptakan beban baru yang menyesakkan. Dia berusaha melepaskan semua. Meyakinkan diri Jeffry jujur dengan kata-katanya. Hanya berniat menolong.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai
syarat dan persetujuan?
Laporkan