
Baca urutan sesuai nomor, karena postingannya acak.
Charlotte melempar alat pendeteksi kehamilan dari tangannya. Napasnya menjadi berat. Ia masih duduk di kloset di dalam kamar mandi kamarnya. Ini sudah yang ketiga kali ia mencoba alat-alat sialan itu dan semua hasilnya positif. Ia tidak tahu harus bagaimana. Kepalanya seperti mau pecah. Ini karena malam terakhirnya tidur dengan Mew Dragon. Si aktor sialan-ternama di negeri ini. Yang awalnya mengaku menyukai wanita, namun berakhir dengan menikahi pria.
"Sialan!!"
Charlotte hampir menjambak rambutnya sendiri. Jika saja ia tidak ugal-ugalan mencintai pria itu, dan berpikir jika daya tariknya sebagai seorang wanita bisa membuat Mew kembali ke kodratnya sebagai lelaki, mungkin saja ia tidak akan hamil saat ini. Diwaktu yang tidak tepat ini.
"Chaaa..."
Suara itu menginterupsi kekacau-balauan perasaan Charlotte yang hampir membuatnya gila. Bukannya merasa tenang, mendengar namanya disebut dari mulut gadis ini; yang semakin sesukanya masuk ke kamarnya seperti tidak pernah ada larangan apa-apa membuat Charlotte murka.
Ia bangkit dari sana. Mendapati Engfa yang sudah memandangi hasil test kehamilan. Ada satu lagi yang terlempar di bawah kursinya jika Engfa mau.
"Kau hamil?" Engfa hampir tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Charlotte dengan ego yang setinggi langit dan prinsip kehidupan yang seperti orang benar, sedang hamil? Tanpa pernikahan? Yang benar saja.
Charlotte meraih benda itu dari tangan Engfa dan melemparnya ke tempat sampah. Ia tidak pernah menghadapi Engfa dengan sikap yang ramah. Ia tidak pernah suka gadis ini. Apalagi saat orang tuanya selalu dan sangat menyukainya. Apa hebatnya Engfa sampai ayah dan ibunya sangat menyayanginya.
"Itu bukan urusanmu. Apa yang kaulakukan di kamarku?!" Tanyanya setengah berteriak.
"Apa paman dan bibi sudah tahu?" Engfa khawatir sepenuhnya. Ia tahu jika Charlotte tidak pernah menyukainya. Tapi, ia selalu mengingat bagaimana jasa kedua orang tua gadis ini yang selalu memberikannya bantuan terbaik selama ia hidup sebatang kara. Alasan utama ia tidak pernah menunjukan amarahnya pada Charlotte.
"Sudah kubilang, itu bukan urusanmu! Apa harus aku ulangi??" Charlotte menatap Engfa sengit.
"Baiklah. Kau jangan marah. Paman menyuruhku untuk menemanimu. Dia bilang beberapa hari ini kau tidak enak badan." Engfa menunjukan pesan tertulis yang dikirimkan Austin padanya. Sebagai bukti. Karena Engfa selalu menjadi tersangka dimata Charlotte. Jadi ada baiknya ia menunjukan bukti yang membersihkan namanya. "Ternyata kau sedang hamil. Selamat ya." Engfa mengucap tulus.
Charlotte semakin kesal. Ia meraih kerah kemeja Engfa dan mendorong gadis itu sampai punggungnya menabrak dinding. Engfa mengadu menahan sakit. Tapi Charlotte tidak peduli. Emosi Charlotte sudah di ujung kepalanya. Perasaannya sedang hancur, dan kehadiran Engfa serta ucapan 'selamat' sialannya itu membuat kehancuran itu semakin bertambah.
Bagaimana bisa gadis sialan ini mengucapkan selamat pada kehamilan yang tidak pernah ia rencanakan. Apa Engfa punya pikiran sampai ke arah itu?
"Jika kau hanya ingin mengejekku, lebih baik kau keluar dari rumahku." Tatapan Charlotte sangat tajam saat ia mengatakan itu. Kenapa ia sangat membenci Engfa. Gadis ini benar-benar tidak ada tempat di hatinya. Ia seperti pengganggu yang tidak pernah bernilai di matanya. Jika saja bukan karena sejarah orang tua mereka yang selalu dipuja-puji ayah dan ibunya, Charlotte akan mengusir gadis ini dengan segala cara. Ia bisa menggunakan kuasanya untuk mengusirnya bahkan dari Thailand sekalipun.
"Aku tidak bermaksud mengejekmu. Bukankah biasanya orang akan mengucapkan selamat karena kehamilan-awhh!!" Engfa tidak melanjutkan ucapannya saat Charlotte tanpa ragu meninju perutnya.
"Lain kali aku akan menusukan pisau ke perutmu kalau kau berani bicara lagi." Charlotte mundur menjauhi Engfa yang sudah ambruk ke lantai sambil memegangi perutnya yang ngiluh. Pukulan itu benar-benar perih dan membuatnya mual.
.
Engfa membaringkan tubuhnya di atas sofa. Ia sudah mendengar Charlotte pergi, berangkat bekerja. Perutnya masih terasa nyerih. Gadis itu, selalu menganiayanya sesuka hatinya jika ia sedang kesal. Tapi kesalnya kali ini memang terasa sangat besar. Engfa masih menyimpan salah satu alat pendeteksi kehamilan yang masih bisa ia temukan di kamar gadis itu. Ia mengeluarkannya dari kantongnya dan memandangi hasilnya yang positif.
Engfa mengetahui beberapa orang yang pernah dekat dengan gadis itu. Tapi, ia tidak menyangka jika gadis itu bisa tunduk pada pria karena yang ia tahu, keegoisan Charlotte sangatlah tinggi dengan harga diri melampaui langit. Dan sekarang ia sedang hamil? Engfa tersenyum. Terima kasih Tuhan, karena Engfa hanya menyukai wanita di seluruh hidupnya di dunia ini.
Engfa merogo kantongnya yang lain saat ponselnya berdering. Ia menatap layar ponselnya yang bertuliskan nama orang yang sedang menjalin hubungannya dengannya. Tapi, hubungan mereka cukup rumit.
"Apa kau sedang sibuk?"
Engfa mendengar suara itu sangat lembut. Malin adalah salah satu finalis Miss Grand Thailand yang cukup menarik perhatian publik saat ini. Namanya sedang melambung tinggi. Jumlah penggemarnya cukup banyak dan menyebar kemana-mana dan dimana-mana. Ia juga memiliki pasangan imajinasi yang digemari seluruh penggemar lokal maupun internasional.
Pasangan imajinasi terbaik, katanya.
"Aku sedang berada di rumah nona Austin. Ada apa?" Engfa menahan suaranya agar tidak terlalu terkesan ingin. Ia ingin Malin yang memohon padanya. Karena ia sudah bisa menebak apa yang akan menjadi keinginan gadis ini.
"Kau lupa jika hari ini aku libur?"
Engfa memain-mainkan alat pendeteksi kehamilan milik Charlotte. Menggoyang-goyangkannya seperti ingin melihat apa yang terjadi. Siapa tahu akan keluar jin. Ia melakukan itu sebagai salah satu trik untuk mengalihkan perhatiannya dari percakapannya dengan Malin. "Aku ingat. Tapi kau selalu punya wacana untuk dirimu sendiri." Engfa menunggu gadis itu bersuara. Ia tersenyum.
"Aku akan minta waktu private dari agensi. Aku ingin bersamamu."
Engfa menggenggam benda yang masih berada di tangannya. "Kau cuma menjadikanku sebagai selingkuhanmu. Bagaimana dengan pasanganmu?" Ia sengaja menggoda.
"Kau jangan meledekku. Aku akan mengirim alamat hotelnya padamu. Segeralah datang. Atau aku akan mengatakan pada semua orang jika kau pernah tidur dengan beberapa anak Miss Grand yang lain." Malin berucap.
Engfa lupa jika gadis cantik itu juga sangat pandai menggoda. Jika tidak, bagaimana mungkin Engfa setuju menjalin hubungan gelap dengan gadis juara ini. Padahal seluruh dunia tahu, jika Malin sangat disanjung bersama pasangannya.
Engfa tersenyum. "Baiklah. Kirim alamatnya."
.
Charlotte adalah pendiri dari salah satu platform streaming video yang menyediakan hiburan menarik mencakup series, film, dan lainnya. Ia sudah mengeluarkan semua kemampuannya untuk menunjukan seberapa berkualitas dirinya sebagai salah satu generasi muda terbaik di Thailand.
Ia ingin menunjukan bahwa ia memiliki ambisi yang kuat untuk membawa Thailand menjadi negara yang mampu bersaing dengan negara lainnya dalam penyediaan layanan streaming di Asia.
Tapi saat ini ia merasa seperti seorang pecundang. Bisa-bisanya ia hamil disaat ia masih sibuk membangun singsana mewahnya sebagai eksekutif muda. Ia sedang berpikir apa yang harus ia lakukan dengan kehamilannya ini. Waktu akan terus berlalu. Biar bagaimanapun ia tidak mungkin bisa menyembunyikannya terlalu lama.
Ia harus cepat mengambil keputusan. Selama belum ada orang yang tahu rahasianya. Kecuali, Engfa.
Gadis sialan itu.
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰
