
Deskripsi
Jangan kelewat, ini bab 3 -nya: https://karyakarsa.com/Serafina/kekasih-akhir-pekan-chapter-03
Di umurnya yang telah menginjak angka 25 tahun, Sasikirana belum pernah pacaran. Dulu dia bersekolah di rumah karena sering berpindah-pindah hingga membuatnya kesulitan untuk bersosialisasi. Namun sekarang, Sasi seorang kurator galeri seni yang andal.
Suatu hari, Sasi diminta Direktur Galeri untuk membuat pameran seorang pelukis misterius. Sasi berhasil menemukan alamatnya di pedesaan yang terpencil....
Kekasih Akhir Pekan - Sekuel Suami Warisan
25
11
7
Berlanjut
Halo, ketemu lagi dengan saya, Serafina. Kisah Suami Warisan telah berakhir, kini berlanjut dengan kisah Sailendra. Kita lompat ke beberapa tahun kemudian, ya. Terima kasih bagi pembaca setia yang selalu menanti karya saya. Saya berharap kali ini kalian akan menikmati perjalanan dari kisah Sailendra dan Sasikirana. (Jika belum membaca Suami Warisan, silakan baca dan unduh di Goodnovel) https://www.goodnovel.com/book/Suami-Warisan_31000065162Sekuel of Suami Warisan by Serafina Di umurnya yang telah menginjak angka 25 tahun, Sasikirana belum pernah pacaran. Dulu dia bersekolah di rumah karena sering berpindah-pindah hingga membuatnya kesulitan untuk bersosialisasi. Namun sekarang, Sasi seorang kurator galeri seni yang andal. Suatu hari, Sasi diminta Direktur Galeri untuk membuat pameran seorang pelukis misterius. Sasi berhasil menemukan alamatnya di pedesaan yang terpencil. Di sana dia bertemu sang pelukis. Tak disangka, di pertemuan pertama mereka, lelaki itu malah menawarinya untuk jadi kekasihnya setiap akhir pekan. Apakah Sasi menerima tawarannya?“Aku tahu kamu kesepian, aku juga. Jadi maukah kamu jadi kekasihku setiap akhir pekan?” – Sailendra
1,301 kata
Dukung suporter dengan membuka akses karya
Pilih Tipe Dukunganmu
Sudah mendukung?
Login untuk mengakses

Selanjutnya
Beautiful Remedy - Chapter 15
3
0
Chapter 14: https://karyakarsa.com/Serafina/beautiful-remedy-chapter-72535Beautiful Remedy – Chapter 15 Aku masih marah dan jengkel. Sepanjang hari dan sampai malam, mood-ku jelek. Aku tidak berbicara dengan siapa pun. Aku tidak mengacuhkan siapa pun. Aku tidak berinteraksi. Aku menyendiri dan marah pada semua orang, termasuk diriku sendiri. Aku benci merasa tidak berdaya. Aku benci karena aku tidak bisa mendapatkan keinginanku. Aku kesal karena aku hilang kendali. Dan makin kesal lagi karena aku tidak bisa mengontrol emosiku. Perasaanku campur aduk karena situasinya jadi makin runyam. Aku tidak bermaksud marah-marah pada dr. Smith, tapi aku terlalu jengkel hingga marah besar padanya.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai
syarat dan persetujuan?
Laporkan