KEDUA MALAIKAT-PROLOG

10
2
Deskripsi

Kedua Malaikat merupakan buku pertama Septian Arya Budi Mahesa  di Fase Pertama: Kehidupan yang mengisahkan kisah cinta seorang Jaksa yang harus kehilangan Kedua Malaikatnya atas pembunuhan berencana yang dilakukan oleh seorang Koruptor yang kasusnya sedang ditangani oleh Rajawali.

Kematian Robin dan Mutia menjadi awal dari munculnya pembalasan dendam yang satu persatu muncul dipermukaan atas bentuk perlawanan atas perlakuan yang sewenang-wenang dari orang-orang yang menyalahgunakan jabatannya. 

Rajawali...

                                                         PROLOG

 

Tahun 2010 disebuah pesisir pantai terdapat 2 anak remaja yang saling berbicara sembari menikmati deru ombak di sore hari.

"Jika nanti aku sudah dewasa aku ingin sekali menjadi seorang dokter Raja."

"Hmm. Aku percaya kamu pasti bisa Mut."

"Kalau kamu cita-citanya ingin jadi apa Raja?"

"Entahlah. Untuk saat ini aku ingin menjaga dan membahagiakan nenek aku."

"Kamu harus bersyukur masih memiliki nenek Raja. Karena nenek aku tahun lalu meninggal dunia di Manado karena mengalami serangan jantung, sekarang aku dan orang tuaku harus berpindah untuk mencari kehidupan yang baru."

"Kamu juga harus bersyukur masih memiliki kedua orang tua, sedangkan aku dari kecil belum pernah merasakan kasih sayang orang tua."

Mutia yang kala itu adalah sahabat Rajawali tersenyum dan memberikan semangat kepadanya agar ia selalu kuat dalam menjalankan kehidupan yang pahit ini, dan Mutia berdiri sembari menggandeng tangan Rajawali untuk bermain air di pinggir pantai.

Waktu semakin cepat menjelang matahari terbenam dan semakin petang tak lama kemudian suara wanita dewasa memanggil nama Mutia dan rupanya itu adalah mamanya Mutia.

"Mutia ayo pulang sudah malam."

"Iya ma."

"Nak Raja jangan lupa pulang ya sudah mau Maghrib ini. Kasihan nenekmu sendirian dirumah."

"Baik tante."

"Dah Raja...."

"Dah..." Ucap Rajawali dengan muka yang datar. Rajawali pun segera bergegas mengambil tasnya yang ia letakkan dekat pohon agar tak basah ketika bermain air.

Ia pun segera mengayuh sepedanya karena waktu semakin petang dan jalanan menuju rumahnya semakin gelap. Sedangkan Mutia sudah terlebih dahulu dijemput mamanya dengan menggunakan mobil.

 

........................

 

Sedikit bercerita mengenai Mutia, ia adalah anak pertama dari 3 bersaudara dan kedua saudaranya adalah perempuan dan hanya berjarak 1 tahun antara anak pertama, kedua, dan ketiga. Mutia berasal dari keluarga berada dan memiliki orang tua yang bergerak dibidang Kedokteran, papanya adalah dokter gigi dan mamanya adalah dokter THT.

Sedari kecil Mutia sudah dikenalkan dengan dunia medis ia selalu diam-diam masuk kedalam ruangan pemeriksaan yang ada di klinik milik ayahnya hanya sembari melihat beberapa pasien dan sesekali membantu menyiapkan beberapa obat-obatan agar memperingan pekerjaan ayahnya.

Dimalam hari ia selalu ditemani oleh mamanya untuk belajar mengenai hal-hal astronomi, biologi, dan fisika sembari diajarkan keterampilan menjahit oleh mamanya.

Mutia merupakan anak yang tangkas dan lihai dalam berbagai hal, ia sangat cepat memahami setiap instruksi dari kedua orang tuanya. Pada kelas 1 – 6 SD ia selalu mendapatkan ranking 1 dikelasnya. Sedangkan Rajawali selalu berada di ranking 2 setiap tahunnya. Berbeda dengan Rajawali, Mutia terlahir dengan bakat alami dengan kecerdasan dan daya ingat yang sangat luar biasa, sedangkan Rajawali harus belajar berkali-kali agar mampu mengejar ketertinggalannya dengan etos kerja yang tinggi.

Pernah suatu ketika sebelum UAS, Mutia lupa belajar karena ia ketiduran namun beberapa hari setelah UAS ia tetap mendapatkan nilai 100 pada pelajaran Matematika dan IPA karena ia begitu cerdas dan berbakat. Sedangkan Rajawali harus puas dengan nilai 85 untuk pelajaran IPA dan 80 untuk pelajaran Matematika.

"Kamu pinter banget Mut bisa mendapatkan nilai sempurna dipelajaran yang menurutku paling sulit." Ucap Rajawali kepada Mutia ketika duduk didepan kelas sembari menunggu Bu Lisa datang untuk mengisi mata pelajaran Matematika.

"Ahhhh... sebenarnya aku ketiduran pas malam harinya jadi belum sempet belajar dan pas pagi hari saat UAS aku cuma jawab semampuku." Ucap Mutia yang nampak lugu dan kebingungan menjelaskan nilai sempurna yang ia dapat.

"Tapi selebihnya nilai di mata pelajaran lainnya gak sesempurna itu kok Raja, malah ada beberapa mata pelajaran yang lebih bagus kamu dibandingkan aku." Imbuh Mutia.

"Iya betul. Tapi aku juga pingin dapat nilai sempurna di mata pelajaran Matematika dan IPA suatu saat nanti meskipun hanya sekali." Ucap Rajawali sembari melihat anak-anak lain yang baru saja balik dari kantin.

"Pasti kamu bisa Raja tenang aja kan kamu pinter."

"Oh ya kamu gak makan Raja? Hari ini kamu bekal apa?" Tanya Mutia.

"Enggak Mut, aku hanya dikasih uang saku sama nenek aku Cuma Rp. 3.000 aja. Tapi palingan aku mau masukin ke celengan aku."

"Mau gak kebetulan mama aku hari ini buatin aku roti bakar?"

Mutia pun mengambil bekalnya dan menunjukkan kepada Rajawali, "Nih Raja? Gapapa ambil aja."

"Gapapa Mut makan aja kan mama kamu yang buatin itu buat kamu." Ucap Rajawali sembari menahan rasa laparnya, dan ia kembali menatap kearah depan dengan tatapan kosongnya.

"Hmm ini cepet makan." Sembari ia memasukkan roti bakar tersebut ke mulut Rajawali dan tak selang berapa lama Bu Lisa datang dari ruang guru dan mulai memasuki ruangan kelas 6A.

Rajawali yang terkejut langsung memakan roti bakar yang diberikan oleh Mutia sekaligus keduanya mulai memasuki ruangan dan Bu Lisa mempersilahkan 10 menit bagi anak-anak yang baru saja membeli makanan untuk menghabiskan makanannya sebelum dilanjutkan dengan proses pembelajaran.

Rajawali mulai sedikit lebih kenyang dan ia mulai lebih bersemangat untuk memulai pembelajaran di kelas.

Mutia yang berada di depan Rajawali memalingkan muka ke belakang sembari berbisik dan menanyakan roti bakar buatan mamanya kepada Rajawali.

"Gimana enak kan roti bakarnya?"

"Enak. Makasih Mut."

Mutia pun tersenyum sumringah melihat sahabatnya mulai kembali bersemangat dan tak lagi merasa kelaparan.

Melihat senyuman Mutia Rajawali mulai teringat diwaktu pertama kali ia mengenal Mutia di kelas 1, ia begitu penasaran dan ingin sekali berteman dengannya.

Rajawali tampak kagum dan terheran-heran dengan kemampuan yang dimiliki oleh Mutia, namun disatu sisi ia tampak minder apabila berhadapan dengan Mutia waktu awal mengenalnya. Rajawali tampak tak sebanding dengan segala hal yang dimiliki oleh Mutia dimana ia terlahir dari keluarga kaya raya, berasal dari orang tua yang intelektual, memiliki banyak saudara dan mendapatkan kasih sayang yang begitu sempurna dari keluarganya dimana hal itu tidak pernah didaparkan oleh Rajawali.

 

........................

 

Dulu waktu masih kelas 1 SD Rajawali hanya bisa melihat Mutia dari jauh dimana ia digandeng dan dijemput oleh mamanya setiap pulang sekolah.

Rajawali ingin sekali menyapanya dan menjadi teman Mutia namun ia begitu malu dengan keadaannya. Rajawali sempat menginginkan kehidupan yang dimiliki Mutia. Ia ingin mendapatkan kasih sayang dari kedua orang tuanya, namun kenyataannya ia belum pernah bertemu kedua orang tuanya sedari kecil karena keduanya telah meninggal dunia waktu Rajawali berumur 2 bulan.

Hingga pada saat pembagian rapor dimana semua wali murid dipanggil dan diundang untuk menerima hasil evaluasi milik anak-anaknya. Kala itu Mutia berhasil meraih ranking 1 sedangkan Rajawali ranking 2.

Mamanya Mutia sempat menyapa dan bertanya kepada Rajawali kala itu yang sedang menunggu neneknya yang harus menggunakan angkot untuk datang kesekolahan.

"Kamu pasti Rajawali ya? Katanya guru-guru sini bilang kamu anak yang pinter dikelas 1A ya?" Ucap Mamanya Mutia dengan nada yang lembut sembari menggandeng Mutia yang kala itu masih pemalu dan cenggeng.

"Iya." Ucap Rajawali dengan nada yang begitu datar bahkan dia tampak risih jika ditanya mengenai kepinteran dan prestasinya karena baginya itu hal yang wajar.

"Mana orang tua kamu nak kok belum dateng acaranya udah mau selesai? Untungnya nama kamu tadi disebut terus sekarang diloncati nanti dipanggil lagi kalau orang tua kamu udah datang dan ternyata ranking 2 kamu dibawah Mutia anak tante."

"Iya makasih informasinya. Yang datang bukan orang tua saya tapi nenek saya yang masih dalam perjalanan naik angkot sepertinya sebentar lagi nyampai."

"Yaudah sini aja tante temenin sambil tunggu nenek kamu. Itu udah mau selesai bagi- bagi rapornya. Tapi gapapa nanti kalau nenek kamu masih belum datang biar tante bilang ke Bu Nisa supaya rapor kamu tetap bisa diambil ya." Ucap mamanya Mutia dengan nada yang begitu lembut sembari bersabar menunggu neneknya Rajawali untuk hadir.

Selang beberapa lama tampak nenek Rajawali mulai hadir dan mulai menemui Rajawali didepan ruang kelas 1A. Mamanya Mutia juga langsung menyarankan neneknya Rajawali untuk langsung masuk ke dalam bersama Rajawali untuk ambil rapor.

"Langsung masuk ke dalam saja bu, soalnya sudah mau selesai acaranya." Ucap mamanya Mutia.

Saat berada di dalam kelas Bu Nisa selaku wali kelas 1A menyampaikan bahwa Rajawali adalah murid yang pintar dan memiliki etos kerja yang begitu tinggi dan hasilnya ia memperoleh ranking 2 dikelasnya. Setiap ujian harian hingga UTS dan UAS nilainya terbilang stabil dan tinggi.

"Selamat ya bu cucunya bisa mendapat ranking 2 di kelas karena dia sangat aktif untuk bertanya dan menjawab, Rajawali juga anaknya sangat pintar disaat mendapatkan tugas dan nilai ujiannya selalu terbaik. Saran saya untuk kedepannya agar selalu meningkatkan kemampuannya." Ucap Bu Lisa selaku wali kelasnya Rajawali.

"Terimakasih bu, jika boleh tau apakah Rajawali terbilang anak yang nakal? Kalau sampai dia nakal ibu jewer aja gapapa kok." Ucap neneknya Rajawali kepada Bu Lisa.

"Enggak kok bu, Rajawali anak yang baik dan selalu mendengarkan gurunya saat mengajar."

"Baiklah Bu Lisa kalau begitu saya izin pamit dan sekali lagi terimakasih ya bu. Mohon maaf tadi saya telat karena angkotnya tadi macet."

"Iya bu sama-sama, tidak apa-apa kok bu."

Ketika keduanya hendak kembali ke rumah ternyata mamanya Mutia masih menunggu didepan ruangan dan kembali mengucapkan selamat kepada Rajawali dan kali ini di depan neneknya.

"Selamat ya bu, Rajawali ini anaknya pintar dan kata anak saya Rajawali ini anaknya paling rajin kalau mengumpulkan tugas."

"Iya makasih ya bu. Saya juga senang cucu saya bisa ranking 2 di kelasnya. Ya semoga dia bisa meraih cita-cita dia selama ini."

"Amin." Ucap mamanya Mutia, dan terlihat Mutia yang kala itu masih malu-malu dia selalu bersembunyi dibelakang mamanya dan sesekali memperhatikan Rajawali.

"Oh ya ini perasaan dari tadi Mutia kamu kok belum kenalan sama temenmu ini. Ayo cepet salaman dulu sama Rajawali. Masa kamu sama pasiennya papa berani giliran sama temennya sendiri takut begitu."

Akhirnya dengan sedikit rasa malu Mutia memberanikan diri untuk bersalaman dengan Rajawali.

"Mutia."

"Rajawali." Keduanya pun bersalaman dan sejak saat itu keduanya mulai berani untuk menyapa dan berbicara bersama. Meskipun terlihat canggung keduanya berusaha untuk selalu tegur sapa dan saling mengenal satu sama lain. Berawal dari rasa takut dan malu sekarang keduanya menjadi bersahabat.

Seiring berjalannya waktu keduanya saling mengenal satu sama lain dan keduanya juga saling memberikan masukan satu sama lain mulai dari Mutia yang memberikan masukan kepada Rajawali untuk lebih memilah kalimat yang jauh lebih sopan disaat berbicara dengan orang yang lebih tua dan Mutia juga mengajarkan kepada Rajawali agar ia harus lebih murah senyum kepada orang yang ia temui. Dan satu lagi Mutia juga mengajarkan kepada Rajawali agar ia lebih menghargai perjuangan dirinya sendiri salah satunya adalah ia mengajarkan kepada Rajawali agar lebih bersyukur dengan prestasi yang telah ia raih karena bagi Mutia prestasi yang telah diraih baik itu belum maksimal sekalipun adalah hal yang wajib disyukuri.

Sedangkan Rajawali mulai mengajarkan keberanian dan rasa percaya diri kepada Mutia, karena Mutia sempat menjadi korban bulliying di kelas karena ia adalah murid yang paling pintar sehingga banyak yang tidak menyukainya.

Di sebuah pohon yang dekat kelas 6C Rajawali mendapati Mutia menangis terseduh- seduh dan ia pun menghampiri Mutia.

"Kenapa kamu menangis?" Dengan muka yang datarnya dan tatapan tajamnya.

"Farah sama Sinta marah ke aku katanya aku gak pantes ngobrol sama mereka, karena aku terlalu pinter. Terus kata mereka mending aku ngobrol sama guru aja karena aku dianggap anak kesayangannya guru. Padahal kan aku Cuma pingin ngobrol sama mereka aja." Sembari terbata-bata mengungkapkan kesedihannya kepada Rajawali.

Rajawali sejenak memejamkan mata sembari menghela nafas sebelum akhirnya menyampaikan kepada Mutia agar tidak mendengarkan ucapan mereka.

"Hufft... kamu harusnya tidak perlu mendengarkan ucapan mereka justru kamu harus lebih percaya diri dengan kepinteran yang kamu miliki. Dan tetaplah berbuat baik kepada semua orang meskipun orang itu membencimu." Ucap Rajawali kepada Mutia sekaligus memberikan sapu tangan berwarna biru agar dapat digunakan oleh Mutia untuk mengusap air matanya.

"Ini pakai sapu tanganku buat menghapus air matamu. Aku mau ke kelas dulu ya..."

"Makasih Raja."

Rajawali mulai lebih dekat dengan Mutia hingga kelas 6 dan keduanya selalu bersama hingga mereka lulus SD dan mulai beranjak ke SMP.

 

........................

 

Kembali pada tahun 2010 saat keduanya telah memasuki masa SMP setelah perjalanan pulang yang begitu melelahkan Rajawali setelah dari pesisir pantai yang berada 5 km dari rumah Rajawali.

Waktu adzan maghrib pun berkumandang, rumah Rajawali yang begitu sederhana dimana listrik dan lampu pun belum ada waktu itu. Terpaksa setiap hari Rajawali harus menyalakan lentera untuk menerangi ruangan di rumahnya.

Nenek Kasturi yang merupakan nenek Rajawali sekarang mulai sakit-sakitan fisiknya sudah tak lagi sekuat dulu dan Rajawali juga harus sering membantu bahkan menggantikan aktivitas di rumah mulai dari mencuci, memasak, membersihkan beberapa perabotan dapur dan lain sebagainya, hal itu ia lakukan sebagai bentuk baktinya kepada neneknya. Rajawali sungguh menyayangi neneknya yang telah membesarkannya sekaligus orang yang tersisa dalam hidupnya selama ia ditinggalkan oleh kedua orang tuanya, ia tak pernah mendapatkan kasih sayang kedua orang tuanya namun keberadaan neneknya telah cukup membuat ia merasa dicintai dan dihargai.

Neneknyalah yang selalu menasehatinya selama ini dan neneknya telah bekerja serabutan agar dapat menyekolahkan Rajawali hingga selesai SD dan ketika Rajawali beranjak memasuki SMP ia bertekad agar dapat memperoleh beasiswa untuk meringankan biaya hidupnya selama ini.

Malam semakin larut ia harus segera membantu menyiapkan makanan untuk neneknya yang hari ini selesai berjualan Pecel Tumpang disekitar sekolah SMA Kristen Petra yang dimana banyak anak sekolahan yang sering sarapan hingga makan siang pada saat jam istirahat.

"Nek aku buatin sayur sop ya sama teh hangat biar mendingan badannya?"

"Iya...uhuk...kalau kamu capek habis sekolah mending istirahat aja biar nenek yang masak." Ucap nenek Rajawali yang hari ini sedang kurang sehat.

"Gak usah nek biar aku aja yang masakin. Toh juga nenek masih sakit, mending nenek aja yang istirahat."

Mereka berdua pun akhirnya makan secara sederhana dan nenek pun bertanya tentang keadaan Rajawali di sekolah.

"Gimana tadi sekolahnya?"

"Hmm..." Rajawali menjawab sambil mengunyah makanan

"Aman nek, tapi kayak biasanya aku masih kesulitan sama Matematika."

"Kan masih ada teman sekelasmu, minta ajarin mereka aja kalau kamu kesulitan."

"Iya aku juga udah punya teman meskipun baru satu namanya Deva. Dia juga pinter Matematika, jadi kalau aku gapaham bisa tanya ke dia cara-caranya."

"Nah gitu kalau gapaham tanya ke sebelahnya. Nenek dulu waktu sekolah juga gak begitu paham sama Matematika. Tapi ya tetap tanya teman sebangku nenek biar bisa ngikutin."

"Iya."

"Gimana kabarnya si Mutia katanya kalian satu sekolahan lagi ya?"

"Iya dia baik-baik aja kok nek, tadi aku main sama Mutia di pantai Sanggar terus Mutia dijemput mamanya karena udah mau maghrib."

"Jauh banget kalian main sampai pantai. Lain kali jangan jauh-jauh mainnya yang deket-deket aja nenek gak pingin kalian kenapa-kenapa, uhuk."

Sembari meminum teh hangat yang telah dibuatkan oleh Rajawali nenek akhirnya memberikan pesan kepada Rajawali mengenai persahabatannya dengan Mutia.

"Intinya nenek cuma berharap kamu selalu menjaga persahabatan dengan Mutia karena dia anak yang baik karena sahabat kecil kamu cuma Mutia yang mau menemanimu."

"Iya."

"Yaudah kamu istirahat sana biar nenek aja yang beresin ini."

Keesokan harinya tepatnya pada hari Selasa ia berangkat sekolah seperti biasanya dan tak lupa ia berpamitan dengan neneknya.

"Nek aku berangkat dulu ya."

"Iya hati-hati dijalan."

Sesampainya di sekolah ia harus segera melakukan presentasi tugas yang dikerjakan secara individu pada mata pelajaran Sejarah. Raja pun orang pertama yang maju untuk menjelaskan mengenai tugas yang menganalisa kehidupan Homo Sapiens pada Zaman Batu Lama atau Paleolitikum Atas.

"Selamat pagi, saya Rajawali nomor presensi 7 disini saya akan menjelaskan kehidupan Homo Sapiens pada Zaman Batu Lama atau Paleolitikum Atas, dimana mereka hidup sekiranya pada 10.000 tahun sebelum masehi. Homo Sapiens atau "manusia cerdas" merupakan fosil manusia purba yang paling mirip dengan manusia modern. Sejarah persebarannya berawal dari Afrika sebelum meluas ke belahan dunia lainnya, termasuk Kepulauan Nusantara atau Indonesia......."

Sembari Rajawali mempresentasikan tugasnya di tempat duduk bagian belakang yang ditempati oleh Mail dan Intan mereka saling berbicara mengenai hasil presentasi Rajawali.

"Intan, aku baru tau kalau Homo Sapiens juga pernah hidup di Indonesia rupanya." Ucap Mail kepada Intan.

"Hadehhh Mail, kamu selama ini ngapain aja kan udah dijelasin sama Bu Tin beberapa minggu lalu."

"Waduh kayaknya aku kurang fokus waktu itu. Tapi kalau tanya mengenai bukti keberadaan Homo Sapiens di Indonesia ke Rajawali sopan gak ya menurutmu Intan?"

"Ya coba aja tanyain kalau Raja gak bisa jawab mungkin nanti dibantu Bu Tin."

"Oke" Setelah Rajawali mempresentasikan hasil analisanya yang ia tulis dalam buku tulisnya ia pun membuka tanya jawab kepada teman-temannya yang sekiranya memiliki pertanyaan untuknya.

Mail pun akhirnya mengangkat tangan kanannya dan ia mulai bertanya kepada Rajawali.

"Izin bertanya kepada Rajawali, perkenalkan terlebih dahulu namaku..."

"Nama 'saya' ayo ulangi lagi!" Saut Bu Tin untuk mengoreksi kalimat yang jauh lebih sopan ketika dalam pembelajaran.

"Baik bu maaf sebelumnya. Jadi nama saya Mail Sukandar jadi saya ingin bertanya tentang...."

"Nomor presensi berapa Mail cah ganteng." Saut kembali Bu Tin kepada Mail.

"Oh ya maaf lupa bu, jadi saya nomor presensi 15 bu. Jadi pertanyaan saya adalah apa saja bukti dari keberadaan Homo Sapiens yang tadi dijelaskan saudara bahwa Homo Sapiens ini pernah hidup di Indonesia. Dan mungkin bisa kasih tunjuk foto Homo Sapiens itu seperti apa. Terimakasih." Akhirnya Mail pun duduk kembali setelah mengajukan pertanyaan.

"Mail ngawur kamu yang minta bukti foto Homo Sapiens mana ada ih kamu"

"Yahhh lupa aku Intan." Sambil menepok jidatnya sendiri.

Akhirnya Rajawali mulai menjelaskan dan menjawab pertanyaan dari Mail secara singkat padat dan jelas agar dapat dimengerti oleh Mail.

"Izin menjawab pertanyaan saudara Mail mengenai bukti dari Homo Sapiens pernah hidup di Indonesia salah satunya dapat dilihat melalui penemuan fosil Homo Sapiens dimana Penemuan fosil Homo Sapiens di Indonesia berawal pada 1889, saat Van Rietschoten menemukan beberapa bagian tengkorak dan rangka manusia di daerah Tulungagung, Jawa Timur."

"Lalu izin menunjukkan juga mengenai contoh nyata atau gambar mengenai Homo Sapiens agar dapat dipahami oleh teman-teman." Rajawali pun mengambil buku paket Sejarah dan ia membuka halaman 70.

"Ini salah satu contoh gambar dari keberadaan Homo Sapiens yang pernah hidup di Indonesia dan fosilnya yang ditemukan di Telungagung Jawa Timur yang dapat dibuka oleh teman-teman pada halaman 70 di buku paket Sejarah."

"Apakah dapat diterima?"

"Sudah terimakasih atas informasinya." Ucap Mail.

"Baik sekian dari presentasi saya kurang lebihnya mohon maaf dan terimakasih."

Pada akhirnya Rajawali menutup presentasinya dan ia pun dipersilahkan kembali ke tempat duduknya oleh Bu Tin, dan beliau juga memuji kepandaian Rajawali dalam menyampaikan informasi kepada teman-teman sekelasnya dengan cara sederhana dan dapat dimengerti oleh semuanya. Selain itu Bu Tin juga memuji Rajawali yang juga telah mempelajari buku paket Sejarah dengan baik hingga ia dapat mengingat isi pada setiap halamannya sehingga dapat membantu teman-temannya untuk memahami secara visualisasi dari Homo Sapiens.

"Ibu sekali lagi berterimakasih kepada Rajawali telah memulai presentasi pada hari ini, dan ibu berharap kalian juga bisa segera menyusul untuk berani maju ke depan ya nak. Ayo siapa lagi monggo yang mau maju ibu persilahkan"

Akhirnya mulai disusul oleh beberapa murid lainnya untuk maju ke depan mulai dari Intan, Ferry, Iwan, Mail dan sebagainya mulai berbondong-bondong untuk memberanikan diri melakukan presentasi di depan meskipun ini menjadi pertama kalinya semenjak mereka menginjakkan kaki di kelas 7 SMP.

Pasca pembelajaran Sejarah pada kelas 7E dimana tepat pukul 12.00 semua murid- murid istirahat dan Rajawali memutuskan untuk makan siang di kantin bersama Deva, Firdaus, Rizqi, dan Afian mereka berlima membeli bakso dan mulai duduk-duduk dikantin. Tak lama kemudian datanglah Mutia dan Adel yang merupakan anak dari kelas 7C. Mutia yang menyadari keberadaan Rajawali pun menyapa Rajawali dengan cukup lantang sehingga membuat beberapa murid yang mendengarnya mulai menyoraki mereka.

"Raja!!!"

*Cieee* (Suara sorakan anak-anak yang ada di kantin tersebut).

"Wih siapa Ja, pasti pacarmu ya?" Ucap Dava.

"Bukan, teman SD-ku."

"Wahhh tumben kamu sekarang mulai makan dikantin Raja." Ucap Mutia sembari menghampiri Raja sembari menatap mata Rajawali.

Raja yang sedikit malu karena dilihatin anak-anak dikantin pun menjawabnya dengan nada terbata-bata, "Iya Mut, laper aku soalnya habis presentasi pelajarannya Bu Tin." Jawab Raja dengan raut muka datar seperti biasanya.

"Oooooh, kamu makan apa itu?" Tanya Mutia lagi.

"Bakso."

"Aku jadi kepingin makan bakso juga deh, Del ayo beli bakso yok Del."

"Boleh." Ucap Adel yang merupakan teman sebangkunya Mutia di kelas 7C.

Seusai membeli bakso Mutia pun berpamitan untuk balik ke kelas dimana ternyata dia membungkus baksonya agar dapat dibawa ke kelas.

"Raja duluan ya, dadah!" Sambil melambaikan tangan dengan senyumnya yang begitu lebar seperti biasanya.

Setelah dua orang tersebut kembali ke kelasnya, Rizqi yang merupakan teman baru Raja di kelas 7E mulai bertanya mengenai sosok Mutia.

"Cakep ya Ja temanmu itu udah punya cowok belum si Mutia itu?" Ucap Rizqi yang berada disampingnya.

"Hadeh masih bocah udah mikirin pacaran mending belajar Matematika dulu yang bener baru macarin dia." Saut Raja yang tampak kesal dengan pertanyaan yang tak berbobot dari Rizqi.

"PR mu udah selesai a Qi?" Ucap Firdaus.

"Loh belum."

"Owallah Qi, ndang kerjain kocak. Ntar lihat dibuku catatanku tuh." Ucap Deva yang terkenal pintar dalam pembelajaran Matematika yang dimana setelah istirahat akan dilanjutkan dengan pelajaran Matematika yang diisi oleh Pak Mansyur.

"Ayo weh balik, biasanya jam segini Pak Mansyur udah di kelas." Ucap Afian.

Akhirnya mereka berlima akhirnya kembali ke kelas dan rupanya saat mereka melewati kelas 7C disana mereka disapa oleh Mutia saat duduk di depan kelas bersama Adel dan Mutia dari kejauhan kembali meneriaki nama Rajawali.

"Rajaaaaaa....dicariin Adel" Sembari menunjuk Adel yang tampak terkejut.

"Ehhhh enggak yaaa." Saut Adel sembari melototi si Mutia yang tampak iseng.

Rajawali yang sudah mengetahui sifat Mutia yang sering jahil pun tak menggubrisnya dan melanjutkan untuk kembali ke kelas bersama Deva, Rizqi, Firdaus dan Afian.

Sesampainya di dalam kelas mereka sudah ditunggu oleh Pak Mansyur yang 5 menit lagi akan memulai pembelajaran Matematika. Setelah minggu lalu mereka telah mendapatkan materi pecahan sekarang mereka mulai memasuki materi Aljabar yang tentunya memiliki tingkat kesulitan yang tinggi.

Rizqi yang bahkan belum mengerjakan PR materi pecahan kemarin pun tampak panik dan disaat Pak Mansyur menjelaskan mengenai Aljabar ia masih sibuk menyalin jawaban milik Deva.

Tiba-tiba Mail mengingatkan mengenai PR materi pecahan kepada Pak Mansyur dan sontak membuat teman-temannya yang ada dikelas mulai sedikit kesal dan mulai melirik Mail dengan tatapan sinis.

"Pak mohon maaf ini PR yang pecahan kemarin gak dikumpulin ta pak?"

"Oh ya, ayo dikumpulkan dulu PR-nya kemarin. Baru bapak bakal lanjut menjelaskan materi Aljabar. Waduh sampai lupa bapak." Ucap Pak Mansyur yang baru ingat bahwa ada PR materi pecahan.

"Bangke..." Ucap Rizqi secara spontan sembari terkejut mendengar informasi tersebut.

Sontak sekelas ikut kaget juga.

*Hehhh* (Sembari menatap Rizqi sembari menahan tawa karena kagetnya begitu natural).

"Rizqi...." Saut Firdaus sembari cengengesan menunjuk Rizqi yang ada disampingnya.

"Enggak, bangku...bangku....maksudku" Ucap Rizqi dengan muka yang sedikit panik.

Namun anak-anak malah ketawa melihat tingkah Rizqi yang mulai panik dan mulai bersilat lidah yang menunjukkan bahwa ia salah ucap.

Rajawali yang melihat tingkah dua temannya yang begitu lucu dia hanya tersenyum dari kejauhan.

Pak Mansyur yang menyadari bahwa Rizqi belum menyelesaikan PR-nya langsung mendatanginya sembari bertanya, "Belum selesai Qi?"

"Ini pak udah selesai." Ucap Rizqi.

"Mana? Orang baru selesai nomor 2 gituloh. Itu bukunya siapa kamu contek itu?" Tanya Pak Mansyur yang terkenal sabar menghadapi semua tipe siswa/siswi selama puluhan tahun.

"Iya pak maaf belum selesai semuanya. Ini bukunya Deva."

*Hahahahaha owallah Qi Qi* (Suara tawa dari teman-teman sekelasnya).

"Ayo balikin ke Deva bukunya ndang habis ini semuanya ditumpuk ke meja."

*Baik Pak* (Saut semua siswa/siswi kelas 7E).

Akhirnya pembelajaran Matematika materi Aljabar mulai dilanjutkan hingga pukul 15.00 WIB dan Rajawali mulai keluar kelas 10 menit setelah suara bel berbunyi karena ia harus piket terlebih dahulu barulah ia diizinkan pulang oleh Ketua Kelasnya si Robby.

"Rob aku udah selesai piket, aku pulang dulu ya."

"Iya Ja."

Rajawali pun mulai melangkahkan kakinya menuju halte yang dimana ia selalu menyetop dan naik angkot didepan halte sekolahan pada hari itu dikarenakan sepedanya harus diservis.

Rajawali pun akhirnya bertemu dengan Mutia yang ternyata telah terlebih dahulu telah duduk didepan halte, disaat Mutia mengetahui keberadaan Rajawali ia pun memanggil Raja.

"Raja, sini duduk sini."

"Kamu naik angkot juga Mut?" Tanya Rajawali dengan muka lesuhnya karena baru saja mendapatkan pelajaran Matematika khususnya materi Aljabar yang menurutnya sangatlah sulit dimengerti.

"Enggak Raja aku nungguin mama aku kan biasanya aku dijemput depan halte."

"Oooh begitu." Sembari ia mulai mengeluarkan air mineral dan segera ia meminumnya.

"Emang kamu gak tau aku setiap hari dihalte?" Tanya Mutia.

Rajawali yang sedang minum seketika tersedak karena ia bingung mau menjelaskannya.

"Pfft, bukannya gak tau tapi aku selama ini naik sepeda jadi aku lebih seringnya berada di parkiran sepeda bukan dihalte ini jadi aku gak tau kamu ada disini."

"Emang sepeda kamu mana? Tumben kok gak naik sepeda."

"Aku servis makannya hari ini aku naik angkot."

Mereka berdua pun akhirnya terus berbicara satu sama lain hingga pada akhirnya Mutia tampak tersadar ada hal yang mengganjal pada hari ini yang dialami oleh Rajawali.

"Kamu kok kayak gak semangat gitu?" Tanya Mutia kepada Raja yang tampak lesuh pada hari itu.

"Aku semangat kok kayak biasanya." Rajawali mencoba untuk tersenyum dihadapan Mutia karena dia pasti marah kalau mengetahui Rajawali mengalami masalah.

"Bohong pasti kamu ada masalah ya kan? Sini cerita aja gapapa." Paksa Mutia kepada Rajawali yang tipenya akan terbuka kepada orang yang telah ia kenal.

"Sebenarnya akhir-akhir ini aku agak kesulitan sama materi Aljabar jadi aku bingungnya disitu." Jawab Rajawali dengan kejujurannya mengenai kebingungannya tentang Aljabar kepada Mutia.

"Ku pikir apaan ternyata cuma masalah Aljabar. Gampang, nih aku pinjemin buku catetanku kamu pelajarin sendiri ya. Nanti kalau gak paham tanya aku aja oh ya jangan lupa kamu kembaliin ya soalnya minggu depan aku ada ulangan harian Matematika." Ucap Mutia yang langsung meminjamkan buku catatannya agar dapat dipelajari oleh Rajawali.

*Tin Tin* (Suara klakson mobil depan halte)

Rupanya mamanya Mutia telah menjemputnya dan rupanya mamanya Mutia memberikan tumpangan agar Rajawali dapat pulang bareng pada hari itu.

"Raja, kamu gak pulang nak?"

"Iya tante ini mau nungguin angkot dulu."

"Yaudah sini bareng aja daripada nungguin angkot soalnya masih lama keburu malem nak."

Mutia yang juga ikut khawatir memaksa Rajawali untuk menuruti permintaan mamanya dan pada akhirnya Rajawali terpaksa mengikuti permintaan sahabatnya tersebut.

"Raja, ayo kamu gak aku pinjemin buku lagi loh kalau gak mau."

Rajawali terdiam sesaat dan akhirnya memutuskan untuk ikut pulang bersama Mutia dan mamanya, "Maaf ya tante sebelumnya jadi ngerepotin."

Selama perjalanan yang cukup lama mamanya Mutia sering bertanya kepada Rajawali mengenai sekolahnya selama ini.

"Kamu beda kelas ya sama Mutia sekarang? Jadi jarang ngobrol lagi dong sama Mutia."

"Iya tante, tapi saya tetap temenan sama Mutia kalau ada waktu pasti saya sempetin buat ngobrol sama dia, ini saja saya baru pinjam buku catatan Matematikanya."

"Iya jangan sampai jaga jarak ya kalau butuh sesuatu bilang aja ke Mutia gitu juga sama kamu Mutia kalau butuh bantuan Rajawali langsung bilang aja ke dia, kalian harus saling membantu ya."

Perjalanan telah berlalu sekitar 15 menit sejak dari sekolahan dan kurang 20 menit lagi untuk sampai di kediaman Rajawali.

"Raja rumah kamu jauh banget ya rupannya, emangnya kamu gak capek pulang pergi dengan jarak jauh gini?" Tanya Mutia sambil menyetel lagu didalam mobilnya.

"Enggak sih Mut, soalnya udah terbiasa mungkin awal-awal bakal capek banget Cuma sekarang udah enggak."

"Keren kamu Raja mungkin kalau aku udah nyerah duluan pas dipertengahan jalan hahaha."

Suasana yang semakin sore tetap terasa hangat dengan cara berbagi cerita yang terucap dari keduanya, tak terasa kendaraan yang ditumpangi mereka telah sampai di depan rumah Rajawali yang tampak sederhana. Rupanya nenek Rajawali telah menunggu sembari duduk dikursi tua dan cukup terheran-heran mengenai kedatangan kendaraan yang begitu mewah dirumahnya yang ternyata adalah Rajawali yang diantar oleh orang tua Mutia.

Tak lupa mereka pamit kepada Rajawali dan nenek untuk mengakiri pertemuan mereka pada hari ini.

Malam pun mulai menyelimuti kediaman Rajawali yang sederhana dan sunyi ia akhirnya membuka buku catatan Mutia. Tulisan yang rapih dan goresan penah yang begitu cantik menunjukkan keanggunan dari sang penulis. Setiap huruf dan angka tersusun begitu indah yang dapat memanjakan setiap pembaca.

Disana Rajawali mulai mempelajari definisi dari Aljabar yang dimana ini adalah cabang ilmu Matematika atau rumus mengenai identik dengan angka serta penghitungan (penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian). Oleh sebab itu, dalam mempelajari Matematika pasti akan dihadirkan berbagai macam rumus. Bahkan, dalam satu jenis materi yang ada di Matematika bisa memiliki rumus lebih dari satu.

Kerumitan Aljabar bagi anak usia 12 tahun dimana rumus ini pertama kalinya ditemukan oleh Al-Khawarismi, rumus Aljabar sendiri bagaikan susunan not pada musik yang menghubungkan dan menciptakan nada lagu sehingga dapat memberikan keindahan alunan musik yang indah untuk semua orang. Artinya Aljabar adalah ilmu dasar sebelum mengenal berbagai ilmu Matematika yang jauh lebih tinggi khususnya bagi para ilmuwan dunia yang mempelajari ilmu fisika tentunya dasar utama mereka adalah mampu melewati Aljabar.

Catatan Mutia begitu lengkap hingga hal lain yang belum dijelaskan oleh Pak Mansyur namun ia telah membaca dalam buku lain pun ia catat dan itu pun juga turut dipelajari oleh Rajawali sekaligus membacanya secara perlahan.

"Jenis-jenis Aljabar, dimana Aljabar sendiri memiliki beragam jenis atau bentuk yaitu monomial, binomial, trinomial, dan polinomial. Keempat jenis tersebut dapat diklasifikasikan pada jumlah sukunya....

Monomial merujuk kepada bentuk yang hanya memiliki satu suku, contohnya 5yz, 7z.

Binomial terdiri dari dua suku, contohnya 4z – 7 dan 3y2 + z.

Trinomial merujuk kepada bentuk yang tersusun dari 3 suku, contohnya

3y2 + 5yz – 8 atau 9x – 4y2 + 3.

Polinomial sendiri diartikan memiliki lebih dari 3 suku, contohnya 2y2 + 5yz + 3z2 – 8."

"Jadi Aljabar itu pada dasarnya memiliki suku-suku yang dianggap sejenis ketika variabel dan pangkatnya sama." Sembari menyalin hal yang telah ia baca dan dia tak puas sampai situ terus membuka halaman selanjutnya milik Mutia dimana ia menemukan Sifat- Sifat Aljabar.

"Disini dia juga tertulis sifat-sifat Aljabar yaitu Sifat Komutatif, Asosiatif, dan Distributif." Rajawali mencoba untuk terus memcahkan soal yang ia temui meskipun harus membutuhkan waktu cukup lama dalam berpikir namun Rajawali tak pernah menyerah dengan tantangan yang ia temui.

"Jika begitu jawabanku kemarin harusnya...

Apabila pertanyaannya adalah tentukan hasil pecahan Aljabar berikut ini: 4/3a x ab/2=

Maka penyelesaiannya adalah : 4/3a x ab/2 = 4 x ab/3a x 2 = 2b/3"

Rajawali yang telah memahami cara mempelajari Aljabar pun mulai lebih tenang apabila akan menghadapi materi Aljabar untuk minggu depan.

Nenek pun mengecek Rajawali yang sedang giat belajar dan mengetok pintu cucunya agar ia tidak lupa untuk tidur karena besok ia harus kembali sekolah dan waktu menunjukkan pukul 00.00 WIB dan Rajawali masih belum tidur karena ia harus mempelajari Aljabar hingga ia memahaminya.

Pagi pukul 07.15 pada hari Rabu sebelum pembelajaran dimulai Rajawali menemui Mutia untuk mengembalikan buku catatan Matematika yang ia pinjam kemarin.

"Bagaimana udah paham kan sekarang tentang Aljabar?" Tanya Mutia kepada Rajawali.

"Untuk saat ini iya."

"Mungkin ada yang kamu bingung tentang Aljabar?"

"Setelah aku baca catatanmu mengenai bentuk, sifat dan rumus mengenai Aljabar yang membuatku bingung adalah manfaat Aljabar dalam kehidupan sehari-hari."

"Dasar, itu tandanya kamu belum sepenuhnya paham Raja. Oke aku bakal jelasin ke kamu kalau Aljabar memang tidak memiliki manfaat dalam kehidupan sehari-hari jika ia berdiri sendiri karena Aljabar itu sendiri merupakan perhitungan paling dasar untuk materi Matematika selanjutnya."

"Fondasi Matematika maksudmu?"

"Yaaa bisa dikatakan demikian karena berbeda dengan Triple Pythagoras yang bermanfaat untuk menghitung garis miring dalam kehidupan kita yang divisualisasikan dalam bentuk Segitiga, lalu Persamaan Kuadrat yang manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari untuk menghitung kemiringan pesawat, ada juga Trigonometri yang dapat digunakan untuk mengukur lebar sungai tanpa harus menyeberanginya dan nanti waktu SMA kita akan diajari mengenai Logaritma yang dalam kehidupan sehari-hari dapat digunakan untuk memprediksi jumlah penduduk sampai puluhan tahun kedepan."

"Tunggu...kamu tau hal itu dari siapa?"

"Ayah aku yang mengajariku. Dan aku dipinjamkan buku-buku miliki orang tuaku untuk aku baca."

"Sebuah induk yang melahirkan ilmu baru dalam dunia Matematika ternyata itu fungsi Aljabar?"

"Begitulah.

"Genius" Sembari menunjuk Mutia dengan rasa bangga atas kecerdasan sahabatnya tersebut.

"Ada lagi yang mau ditanyakan sahabatku?" Sembari tersenyum dan memiringkan kepalanya ke arah kanan.

"Cukup."

"Hehhhh sebenarnya hari ini juga ada pelajarannya Bu Aliek aku paling takut sama beliau."

"Kenapa? Kan Cuma PKN?"

"Iya sih tapi aku paling males ngehafal pasal-pasal."

"Seorang Mutia yang bisa menghafal berbagai macam rumus males buat ngehafal pasal-pasal?" Ucap Rajawali dengan nada bercanda.

"Gak baku soalnya kalimat disetiap pasal yang ada di Undang-Undang Dasar 1945. Jadinya aku bingung menafsirkannya."

"Sepertinya kamu perlu belajar dari sahabatmu yang satu ini." Dengan muka yang tengil Rajawali menertawai sahabatnya yang bingung menafsirkan isi dalam setiap pasal dan ayat yang tertera dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

"Kenapa sih mukamu ngeselin banget hihhhh...." Sembari mencubit perut Rajawali.

*Aduhhh*

"Lain kali aku bakal belajar juga ke kamu mengenai PKN. Yaudah balik ke kelas sana 5 menit lagi udah mau mulai kelasnya."

"Iya, makasih ya sebelumnya."

"Sama-sama" Setelah Rajawali berbalik badan dan berjalan untuk kembali ke kelasnya Mutia tampak tersenyum.

 

........................

 

Waktu terus berlalu tak ada yang dapat menghentikannya. Pasca pertemuan terakhir keduanya di depan kelas 7C mereka semakin beranjak menuju pada tingkatan yang lebih tinggi dimana kali ini tepat pada bulan Agustus tahun 2011 mereka telah menjadi kelas 8.

Mutia mulai belajar merias parasnya menjadi gadis remaja yang cantik, meskipun wajah cantiknya harus tertutup dengan make up diwajahnya namun senyumnya tetaplah sama dimana tak ada yang dapat mengalahkan kecantikan dan kepintarannya selama 2 tahun di SMP bahkan kakak kelas perempuan banyak yang iri akan kecantikannya.

Setiap ia berjalan selalu menjadi perhatian beberapa gadis remaja yang lebih tua darinya, dengan lirikan tajam yang tertuju kepadanya sering membuat Mutia merasa takut dan bertanya-tanya "Apakah ada yang salah denganku?"

Adel selalu bersama Mutia selama di sekolahan disaat keduanya sekarang berada di lantai 2 dan setiap mereka melewati ruang kelas 9 banyak sorot mata yang tajam melirik langkah mereka.

"Mut kok kita dilihatin sama kakak kelas ya?"

"Gak tau Del, biarin ajalah orang gak kenal juga."

Rajawali yang sering duduk didepan ruang kelas bersama teman-temannya selalu memperhatikan Mutia dari kejauhan ia tahu bahwa sahabatnya selalu merasa tak nyaman ia pun berinisiatif mengajaknya untuk ketemuan di pantai tempat mereka bertemu.

Rajawali menyempatkan untuk menghampiri Mutia saat dirinya sedang berada di luar kelas selama jam isirahat dengan mengajaknya dengan cara yang baik. Mutia pun menyambut ajakan Rajawali namun ia meminta agar ia pamit terlebih dahulu ke orang tuanya.

Namun sewaktu dirinya diantarkan pulang oleh Rajawali ternyata kedua orang tuanya sedang sibuk dengan pasiennya sehingga ia hanya menitipkan izin tersebut kepada pembantunya agar pesan tersebut dapat disampaikan kepada kedua orang tuanya.

Deru ombak yang menenangkan mata dan suara burung yang berkicau membuat keduanya merasa tenang karena hari ini mereka disibukkan untuk kerja bakti membersihkan kelas mereka selama seharian ditambah lagi mereka habis melaksanakan ulangan harian pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dan PKN.

"Kamu apa ngajak aku ketemuan di pantai ini lagi." Tanya Mutia dengan pandangan ke arah ombak di pantai Sanggar.

"Bukannya kamu seneng banget ya dengan pantai?" Ucap Rajawali sembari merebahkan tubuhnya diatas pasir dengan kedua tanggannya berada dikepalanya sembari melihat langit sore.

"Iya aku jadi inget 1 tahun yang lalu, gak kerasa sekarang kita sudah kelas 8."

"Oh ya aku ada hadiah buat kamu." Ucap Rajawali.

"Hah hadiah?"

"Selamat ulang tahun ini aku kasih kamu novel remaja agar kamu gak terlalu banyak membaca buku tentang Sains mulu."

"Makasih, aku juga sebenarnya mau beli novel yang kayak begini tapi aku selalu lupa pas udah di toko buku."

"Judulnya Mutiara Merindukan Kerang semoga kamu suka bukunya."

"Nanti aku baca ya bukunya."

Mutia yang senang dengan pemberian Rajawali sudah tak lagi bersedih kini ia kembali dapat melupakan masalah yang menimpanya hari ini.

"Oh ya ternyata Bu Aliek itu baik ya rupanya Raja."

"Kan aku sudah bilang beliau memang baik terlepas cara mengajarnya yang nyeremin."

"Aku tadi itu kan ulangan harian terus teman aku yang namanya Mentari tanya ke aku soal nomor 7 terus kamu tau sendirikan kalau aku paling gak bisa melihat teman aku kesulitan jadinya aku jelasin point-pointnya dan ternyata Bu Aliek melihat aku dan langsung menegur aku."

"Terus?"

"Setelah ulangan aku coba menemui Bu Aliek dan coba menjelaskan mengenai kondisi sesungguhnya sekaligus aku meminta maaf kepada beliau."

"Bu Alieknya bilang apa?"

"Beliau cuma bilang bahwa tidak semua hal dapat kamu bantu ada kalanya kita harus membiarkan dia menyelesaikan masalahnya sendiri. Akhirnya beliau maafin aku dan meminta aku agar enggak mengulangi hal yang sama. Dari sana aku merasa beliau memang orang yang begitu baik dan mampu mengerti kondisi setiap muridnya."

Rajawali adalah seorang pendengar yang baik ia mendengarkan semua cerita Mutia hingga mereka memutuskan untuk kembali ke rumah.

"Ayo pulang udah mau malem soalnya." Ucap Rajawali sembari mengambil tasnya.

"Emang kamu mau nganterin aku pulang?"

"Aku anterin tenang aja."

Rupanya mama Mutia telah menunggu ditempat yang sama dan memanggil Mutia dari belakang.

"Mutia ayo pulang sayang."

"Hah Mama?" Mutia merasa terkejut mendengar suara mamanya yang ia kira sedang menangani pasien dirumah.

Mutia pun menghampiri mamanya dan mengucapkan bahwa ia tadinya mau pulang bersama Rajawali.

"Tadinya aku mau pulang sama Raja karena aku kira mama gak akan ke sini."

"Iya tadi kebetulan pasiennya sudah sepi dan mama bilang ke mbak Ina buat bilang ke pasien yang datang untuk menunggu karena mama mau jemput kamu dulu. Untung mbak Ina ngasih tau mama dimana kamu pergi mainnya. Sudah ayo kita pulang kasihan Rajawali perjalanan ke rumahnya jauh. Jangan lupa pamitan ke dia."

"Raja maaf ya aku pulang dulu sama mama aku. Oh ya makasih hadiahnya, dadah." Mutia melambaikan tangan dan segera pergi bersama mamanya.

Rajawali merasa senang melihat senyum Mutia kembali merekah. Matahari mulai menjauh dan cahaya bulan mulai menggantikan posisinya, Rajawali segera bergegas menuju kediamannya.

Sesampainya di rumah Rajawali disambut oleh neneknya yang saat itu sedang menunggu kepulangan cucunya.

"Baru pulang?" Tanya nenek.

"Iya nek tadi aku baru main sama Mutia." "Di pantai lagi?"

"Iya maaf. Karena aku bingung mau ngajak dia kemana." Dengan menundukan kepalanya karena takut dimarahin sama neneknya.

"Yaudah ndang mandi dulu lalu makan habis gitu langsung istirahat sana."

Nenek tidak marah sedikitpun kepada Rajawali yang ada diperasaan nenek hanya rasa khawatir yang mendalam kepada Rajawali jika terjadi sesuatu. Pasca obrolan tersebut mereka berdua langsung segera makan setelahnya Rajawali memutuskan untuk istirahat.

 

........................

 

Memasuki tahun ketiga Rajawali menempuh pendidikannya di SMP dimana kali ini ia menjadi seorang senior dan setiap ia melangkahkan kaki banyak adik kelas yang selalu menyapa dirinya meskipun Rajawali tidak mengenal mereka namun ia berusaha untuk tetap tersenyum kepada orang lain.

Tak disangka Rajawali baru saja memenangkan lomba orasi pada tingkat provinsi oleh sebab itu banyak yang mulai mengenal dia dimana ia pernah maju didepan kelas untuk menerima penghargaan dari kepala sekolah atas prestasinya di depan murid-murid baru dan angkatannya.

Mulai banyak perempuan yang mengidolakan dia dimana ia sering menerima kiriman surat yang dititipkan kepada teman sekelasnya salah satunya kepada Afian yang juga terkenal disekolahan karena ia memiliki banyak mantan dan terbilang playboy disekolahan.

"Ada surat lagi..."

"Lagi? Dari siapa lagi itu?" Tanya Rajawali sembari menggarap tugas IPA milik Bu Rohima.

"Kali ini dari Tasya tak buka yo?"

"Iya buka aja."

"Dear Mas Rajawali kelas 9E,

Aku tahu kamu sangat sibuk hingga aku takut akan mengirimkan surat ini kepadamu. Tapi percayalah aku sangat mengagumimu mas. Sejak kamu maju didepan waktu upacara dengan prestasimu. Aku jadi ingin lebih mengenalmu mas. Jika seandainya aku dapat memiliki nomor teleponmu mungkin aku akan selalu menghubungimu dan mencoba untuk berkenalan denganmu meskipun aku tahu kalau diriku bukanlah sosok yang pantas untuk menjadi pendamping hidupmu.

Tasya 7B."

*Hahahahahahaha* (Suara tawa dari anak-anak yang satu bangku dengan Rajawali)

Semuanya tampak kompak menertawakan kondisi Rajawali yang tampak bingung karena mulai banyak yang mencoba mendekatinya namun disatu sisi rata-rata berasal dari adik kelas yang baru mengenal cinta. Rajawali memang tidak begitu tertarik dengan setiap surat yang ia terima namun ia selalu menghargai surat tersebut untuk ia simpan.

Setelah kelas IPA milik Bu Rohima selesai ia segera bergegas menuju ke koperasi untuk membeli alat tulis baru dan waktu ia keluar dari koperasi tersebut dari belakang Mutia menyapanya.

"Mas Rajawali..."

Rajawali yang terkejut sekaligus mengingat suara tersebut langsung menoleh ke belakang yang rupanya itu suara Mutia.

"Mutia kamu jangan ikut-ikutan ya"

"Ahahahaha ngakak. Rumornya kamu mulai dideketin sama adik kelas udah menyebar dimana-mana jadi aku yang denger ikutan ketawa."

"Entahlah."

"Jangan bete begitu dong mukanya kan udah terkenal di seluruh sekolahan." Sembari menepok punggung Rajawali.

Rajawali yang juga sebenarnya merasa risih pada akhirnya ikut menertawakan hal tersebut bersama Mutia karena ia selalu merasa senang jika sahabatnya bisa tertawa.

Mereka berdua pun akhirnya memutuskan untuk pergi makan ke kantin sesampainya dikantin saat mereka sedang makan berdua ternyata keduanya didatangi oleh perempuan yang mengirimkan surat kepada Rajawali yang bernama Tasya.

"Mas Rajawali ini pacar kamu mas?" Tanya perempuan tersebut.

"Oh bukan aku sahabatnya Rajawali, kamu pingin duduk disebelahnya Rajawali? Sini gapapa dek biar aku duduk ditempat lain aja?" Tanya Mutia yang ikut kaget melihat kedatangan perempuan tersebut namun disatu sisi Mutia menahan tawa yang teramat dalam agar tidak menyinggung perasaannya.

"Gak jadi deh mas. Aku balik ke kelas aja." Akhirnya ia berbalik badan dengan raut muka kecewa dan meninggalkan Rajawali yang sedang makan bersama Mutia di kantin.

"Heh? Ehhh.....Ahahahaha...." Mutia yang sudah tak kuat menahan tawanya langsung menunjuk Rajawali sembari bertepuk tangan tanda ia tak sanggup menahan tawanya.

Rajawali hanya dapat terdiam sembari memegangi jidatnya sembari menggelengkan kepalanya seakan tak percaya hal ini terjadi dalam hidupnya.

Perjalanan terus melangkah ke depan dimana kini mereka telah berada pada semester akhir menjelang Ujian Nasional mereka mengikuti program yang telah diadakan oleh sekolah yaitu study tour ke Yogyakarta.

Mutia dan Rajawali kini sekali lagi berada disebuah pantai Parangtritis yang berada di kota Yogyakarta dimana ini adalah destinasi wisata yang paling indah untuk dikunjungi. Gemuruh suara ombak yang menenangkan jiwa yang saat ini sedang memikirkan masa depannya dalam menempuh Ujian Nasional yang menentukan mimpi mereka.

"Lagi-lagi di pantai. Sepertinya kita ditakdirkan buat kepantai setiap tahunnya deh Raja." Ucap Mutia kepada Rajawali.

"Mungkin."

"Kamu tau gak Raja kalau ada mitosnya kalau pengunjung menggunakan baju hijau bakal disamperin sama Nyi Roro Kidul?" Tanya Mutia karena waktu sudah semakin menunjukan kegelapannya.

"Ya aku tau makannya aku gak pakai baju warna hijau soalnya aku pernah denger dari nenekku."

"Tapi aku hari ini pakai baju hijau dan aku baru inget, gimana dong?" Dengan muka yang sedikit panik dan mulai mencengkram lengan Rajawali.

"Lagian siapa yang mau nyulik kamu, udah yok balik ke bis takutnya ditinggal kita." Rajawali pun berdiri dan segera bergegas meninggalkan Mutia yang mulai merasa ketakutan.

"Ihhh Raja kamu jahat banget ya ninggalin aku, tungguin....." Sembari berlari dan mulai mencubit Rajawali berulang kali karena kesal telah membuatnya takut.

Sesampainya di depan rombongan keduanya sudah ditunggu oleh Bu Yati sebagai koodirnator bus 9C dan disisi yang berbeda Bu Sulis telah menunggu di depan bus 9E.

"Ini berdua pacaran mulu..." Ucap Bu Yati sembari kipas-kipas didepan bus.

"Bukan bu kita sebernarnya...." Ucap Rajawali namun dipotong oleh Bu Yati karena bus akan segera berangkat menuju tujuan selanjutnya.

"Udah-udah, ndang masuk ke busnya masing-masing karena tujuan selanjutnya ke hotel buat check in habis itu kalian dibebaskan buat jalan-jalan ke Malioboro dan dibatesin jam 10 malem harus balik ke hotel."

"Baik bu." Ucap Rajawali dan pada akhirnya Mutia segera memasuki bus kelas 9C dan Rajawali memasuki bus kelas 9E.

Keduanya pun berpisah dan dipertemukan kembali di Malioboro dimana keduanya lagi-lagi menghabiskan waktu bersama sebelum mereka kumpul dengan rombongan kelasnya.

"Raja kamu gak pingin oleh-olehin nenek kamu baju?"

"Nenekku cuma minta agar aku berangkat selamat pulang pun selamat beliau gak minta untuk dibelikan sesuatu." Ucap Rajawali kepada Mutia yang mulai melirik beberapa toko baju yang ada di Malioboro.

"Kalau begitu aku beliin ya bilang aja ini hadiah dari Mutia buat nenek."

"Gausah Mut."

"Udah gapapa kan kamu juga pernah ngasih aku hadiah jadi sekarang giliran aku beliin kamu sesuatu."

Setelah pertemuan itu keduanya pun berpencar dan menuju dengan rombongan kelasnya dimana Rajawali bersama Deva, Afian, Rizqi, dan Firdaus kemudian Mutia bersama Adel dan teman-temannya untuk menghabiskan waktu di Malioboro.

Begitu banyak wisatawan yang berkunjung di sebuah kota yang istimewa yang bernama Yogyakarta dimana kota ini menyimpan keindahan pendidikan, wisata dan kebudayaan yang senantiasa dilestarikan bahkan di setiap jalanan masih begitu banyak seniman jalanan yang turut menunjukan keindahan seni yang memukau. Rajawali mulai menikmati setiap gerakan dan kesenian yang ada di Malioboro.

Malam terus semakin larut bola mata tak kuasa menahan rasa lelah kaki tak lagi sanggup untuk diajak melangkah menyusuri keindahan kota Yogyakarta dimalam hari khususnya gemerlapnya cahaya Malioboro dimalam hari yang begitu berkesan untuk semua wisatawan.

Rajawali dan teman-temannya pada akhirnya memutuskan untuk mulai kembali ke kamar hotel dan mulai untuk beristirahat karena besok mereka akan kembali pulang dan keesokan harinya mereka akan kembali bersekolah karena jadwal Try Out dan Ujian Nasional semakin dekat dan tak ada waktu lagi untuk bersenang-senang apabila ingin mengejar mimpi yang terucap dalam setiap bait doa.

Waktu mulai berlalu Ujian Nasional sudah selesai dilaksanakan rupanya Mutia dan Rajawali kembali 1 sekolahan namun kali ini mereka kembali dipisahkan dengan pilihan jurusan yang memiliki perbedaan dalam keilmuan dimana Rajawali memilih jurusan Bahasa dan Mutia memilih jurusan IPA.

 

........................

 

Hari pertama MOS (Masa Orientasi Siswa) yang ada di SMA pada tahun 2013 menjadi awal kehidupan pertama Rajawali dan Mutia menginjakkan kaki mereka di sebuah jenjang yang lebih tinggi untuk meraih cita-cita mereka.

Pengalaman pertama mereka pada masa SMA menjadi hal yang paling dinantikan oleh keduanya karena memori indah dan pahit akan mulai dirasakan mulai dari pertemanan, percintaan, persaingan dan lebih dari itu kebiasaan dari setiap jurusan menjadi sudut pandang berbeda yang menguatkan keindahan masa SMA sebagai awal seseorang mengenal dunia yang lebih luas.

Sebelumnya keduanya juga sudah pernah merasakan MOS waktu pertama kalinya masuk SMP namun kali ini mereka harus lebih mempersiapkan beberapa kebutuhan MOS yang cukup rumit seperti pita, ID Card yang terbuat dari kertas HVS, dan masih banyak lagi.

"Ayo dek kumpul sini dulu." Teriak ketua OSIS yang bernama Awang.

Semuanya dikumpulkan didepan lapangan untuk mendengarkan sambutan dan instruksi dari Kepala Sekolah dan Ketua OSIS yang memiliki tugas untuk mengkoordinir acara MOS SMA pada tahun 2013. Tak lupa dilanjutkan dengan sambutan dari Ketua Pelaksana MOS SMA pada tahun 2013 yang bernama Karina dimana ia bertanggungjawab dalam suksesnya pelaksanaan MOS pada tahun 2013 ini sekaligus orang yang bekerja secara mobile agar setiap Sie dapat melaksanakan Jobdesk secara lancar.

Setiap Divisi terdiri dari Sie Acara, Sie Liasion Officer (LO), Sie Konsumsi, Sie Humas, Sie Publikasi dan Dokumentasi (Pubdok), Sie Kesehatan dan Sie Perlengkapan (Perkap). Kesemuanya harus bekerja selama 3 hari mulai hari Jumat, Sabtu dan Minggu karena Senin para siswa/siswi ini akan mulai melaksanakan kegiatan pembelajaran seperti pada umumnya dan tujuannya agar tidak menggangu kegiatan belajar para siswa/siswi angkatan sebelumnya.

Terdapat 11 kelas dimana terbagi menjadi 8 kelas untuk jurusan IPA, 2 kelas untuk jurursan IPS dan 1 kelas untuk jurusan Bahasa. Namun selama kegiatan MOS 11 kelas tersebut mendapat nama yang bertemakan pahlawan mulai dari kelas IPA 1-8 terdiri dari Soekarno, Hatta, Yamin, Soepomo, Soebardjo, Agus Salim, Sayuti Melik, Fatmawati. Jurusan IPS yang terdiri dari IPS 1-2 mendapatkan nama Radjiman Wedyoningrat dan Jenderal Soedirman. Terakhir kelas jurusan Bahasa hanya 1 kelas dengan nama Ki Hadjar Dewantara.

Perlu diingat tidak semua SMA di seluruh Indonesia memiliki format yang sama mulai dari jumlah jurusan dimana tidak semua SMA memiliki jurusan Bahasa begitu pula dengan program Akslerasi dimana khusus pada SMA yang ditempati oleh Rajawali ini memiliki jurusan Bahasa yang sering diremehkan oleh banyak orang dikarenakan jumlah muridnya yang tidak begitu banyak juga sering dianggap sebagai jurusan yang tidak memiliki jenjang pendidikan lanjutan yang jelas khususnya ke khawatiran mengenai jurusan yang akan diambil pada saat kuliah padahal jurusan IPS dan Bahasa termasuk kedalam jenis ujian Soshum begitu pula IPA yang sering lintas jurusan dari yang Saintek menjadi Soshum.

Khusus untuk anak-anak Akselerasi merupakan siswa/siswi yang memiliki IQ diatas rata-rata dan dianggap memiliki pola belajar yang cepat dimana mereka dapat menempuh pendidikan lebih cepat atau lulus lebih singkat dibandingkan siswa/siswi yang seangkatan dengannya. Murid Akselerasi ini tergabung dalam kelas IPA 8 dimana jumlah muridnya adalah 12 orang yang terdiri dari 8 siswi dan 4 siswa.

Pada tahun 2013 beberapa SMA sudah menerapkan untuk membebaskan siswa/siswi yang akan mendaftar ke masing-masing SMA untuk bisa langsung memilih jurusan yang mereka inginkan namun ada beberapa SMA diseluruh Indonesia yang menerapkan untuk memilihkan jurusan yang sesuai dengan kemampuan masing-masing murid yang telah diterima pada tahap PPDB melalui test IQ dan Kejurusan. Tak jarang hal ini memberikan ketidakadilan kepada beberapa murid yang menginginkan masuk ke jurusan yang mereka inginkan melainkan justru mereka harus ikhlas menempati jurusan yang tidak mereka kehendaki.

Tentu bagi sebagian siswa hal tersebut dapat membuat mereka merasa dikucilkan dan tak dihargai, karena keinginan mereka dibatasi. Tak jarang juga banyak siswa yang menjadi malas belajar karena merasa tidak meminati jurusan yang telah mereka terima.

Khusus untuk SMA yang ditempati oleh Rajawali mereka membebaskan setiap muridnya sebelum diterima di SMA tersebut untuk memutuskan memilih jurusan yang mereka inginkan barulah pada saat diterima mereka akan langsung ditempatkan dijurusan yang telah mereka pilih sebelumnya, selain itu pada tahun 2013 kurikulum sudah berganti menjadi Kurikulum 2013 atau K-13.

Mutia merupakan murid yang sangat jenius dalam angkatannya selama di SD-SMP bahkan saat itu ia sempat dianjurkan oleh kedua orang tuanya agar memilih kelas Akselerasi agar ia segera lulus dari SMA dan segera mencapai jenjang Kuliah. Justru menolak karena ia takut akan kemampuannya untuk mengikuti pembelajaran secara intens karena ia lebih menikmati setiap pembelajaran dengan waktu yang efisien tanpa harus memikirkan untuk mengerjakan tugas tambahan dan mengejar materi tambahan untuk mempercepat proses pembelajarannya yang justru hal itu kurang efisien bagi dia yang membutuhkan pemahaman lebih mengenai sebuah mata pelajaran yang ia temui.

Mutia tidak ingin belajar sesuatu yang sekiranya hanya berupa pemberian tugas tanpa memahami makna dari tugas tersebut sehingga ilmu yang ia peroleh tidak maksimal dan akan lebih cepat untuk musnah. Ia juga sangat menyukai pembelajaran berbasis praktik secara langsung dibandingkan hanya pemberian tugas meskipun dapat mempercepat ia untuk mengejar materi selanjutnya agar ia lulus lebih cepat. Khususnya dalam hal jurusan yang ia cintai yaitu IPA yang tentunya ia membutuhkan banyak waktu serta mencintai setiap praktikum yang ia jalani kedepannya.

 

........................

 

"Maaf pa ma aku lebih suka untuk belajar lebih efisien tanpa harus dibebankan untuk setiap saat belajar dan mengerjakan tugas." Ucap Mutia kepada kedua orang tuanya yang pada saat itu ketiganya sedang berkumpul di ruang tamu untuk membahas masa depan Mutia pasca Ujian Nasional, dimana kedua adiknya yang bernama Elsa dan Rianti ikut melihat percakapan ketiganya meskipun tak jelas pembahasannya namun keduanya juga sangat dekat dengan kakaknya sehingga Mutia dianggap sebagai panutan bagi keduanya yang hanya terpaut 1 tahun.

Kedua orang tuanya hanya melirik satu sama lain dan keduanya memutuskan untuk menerima keinginan Mutia, "Baiklah papa sama mama juga gak bisa berbuat banyak soalnya kita cuma menyarankan aja, selebihnya kamu yang memutuskan dan papa yakin apapun pilihanmu pasti kamu bisa melakukannya." Sambil mengusap kepala putri sulungnya tersebut dengan tatapan penuh bangga dan percaya.

Ditambah lagi Mutia menjadi lulusan dengan nilai Ujian Nasional terbaik senasional dengan rangking 10 dan Rajawali menempati rangking 15 tingkat nasional yang membuat kepercayaan kedua orang tuanya semakin besar atas pilihan putrinya.

 

........................

 

Kembali pada saat MOS yang terjadi pada hari Jumat dimana para murid ini telah dikumpulkan untuk mendapatkan arahan dan setelahnya mereka akan diperkenalkan dengan Liasion Officer (LO) mereka mulai dari jurusan IPA 1-8 terdiri dari Andin, Rista, Farah, Adi, Brandon, Syakieb, Olla, dan Rian. Dilanjutkan dengan jurusan IPS 1 & 2 yaitu Fandi dan Shinta, terakhir jurusan Bahasa yaitu Firda.

Setelah mendengar sambutan dan arahan dari Kepala Sekolah, Ketua OSIS dan Ketua Pelaksana MOS tahun 2013 mereka semua akhirnya digiring sesuai dengan kelas yang telah tersedia. Selama perjalanan mereka dianjurkan oleh seluruh kakak LO untuk menyapa setiap kakak kelas yang pada hari Jumat masih melakukan aktivitas yang ada disekolah, mulai dari yang sedang nongkrong dikantin, depan Masjid, dan depan kelas tak luput disapa oleh para siswa/siswi baru angkatan 2013.

*PAGI KAK* (Serentak semua siswa/siswi ini menyapa bergantian kepada setiap kakak kelas yang mereka temui).

*Pagi dek* (Ucap seorang siswa yang sedang nongkrong di kantin)

"Eh itu kayak kita dulu ya Nis." Ucap salah satu kakak kelas yang berhijab ketika sedang duduk dikantin.

Setelah perjalanan menuju kelas yang dimana mereka semua harus melewati kantin sekolahan kini mereka sudah memasuki kelas sesuai dengan jurusan mereka.

Rajawali tampak bersemangat untuk memulai aktivitas baru selama proses MOS di sekolah barunya, tampak ia telah mempersiapkan sebaik mungkin untuk kegiatan MOS pada hari ini.

"Selamat pagi semuanya." Ucap Firda yang merupakan Liasion Officer (LO) dari kelas Ki Hadjar Dewantara.

*PAGI KAK* (Ucap kelas Ki Hadjar Dewantara yang merupakan jurusan Bahasa).

"Pertama aku ucapkan selamat kepada kalian semua yang sudah diterima di SMA ini dan sukses selalu dijurusan Bahasa ini semoga kalian semua bisa meraih mimpi kalian kedepannya.

*AMIN*

"Oh ya gimana hari pertama MOS nya apakah ada yang ingin disampaikan?"

Semuanya tampak terdiam dan tak ada yang berani mengangkat tangannya karena rasa malu dihari pertama yang dimana belum saling mengenal satu sama lain, dimana kelas Bahasa terdiri dari 31 Siswa yang terbagi dari 10 laki-laki dan 21 perempuan yang berasal dari SMP yang berbeda dan tak ada satupun saling mengenal.

"Waduh gak ada yang berani kayaknya hehehe, tapi gapapa sih maklum masih malu- malu kucing. Oke gini deh aku mau menjelaskan rundown pada MOS hari pertama ini ya teman-teman silahkan buku tulisnya dikeluarkan untuk mencatat rundown hari ini ya."

Semuanya akhirnya mulai mengeluarkan buku tulis mereka untuk mencatat rundown atau jenis kegiatan yang akan mereka lakukan pada kesempatan hari ini.

"Jadi hari ini kita agendanya adalah pengenalan kelas dan berbagai macam fasilitas yang ada didalamnya. Namun karena sebentar lagi pukul 12.00 WIB dan kalian semua akan Ishoma maka pengenalannya dimulai pukul 13.00 WIB setelah Ishoma ya."

*BAIK KAK* (Sembari semua murid ini menulis penjelasan yang disampaikan oleh Firda).

"Oke guys sebelum Ishoma gimana kalua kita perkenalan terlebih dahulu satu-satu ya mulai dari depan hingga belakang. Perkenalannya nama, hobi dan alasan memilih jurusan Bahasa di SMA ini."

"Tapi sebelumnya aku mau memperkenalkan diriku terlebih dahulu. Jadi nama aku Firda Indah Ningrum Angkatan 2014 jurusan IPA salam kenal ya semuanya."

*HALO KAK FIRDA*

"Ada yang ingin ditanyakan?"

"Hobi kak?" Ucap salah satu siswi yang Bernama Sarah.

"Oke hobi aku adalah fotografer nah kebetulan aku ikut ekstrakulikuler Jurnalis bagian Fotografer jadi yang mau join Jurnalis nanti hubungi aku ya ini nomor aku. Ada lagi mungkin yang ingin ditanyakan?"

"Opini kakak mengenai jurusan Bahasa maksudnya nanti apa saja yang akan dipelajari selama tiga tahun?" Tanya seorang siswa yang bernama Daffa.

"Okeee sebenarnya hal itu nanti akan dijelaskan waktu kalian mulai pembelajaran pada hari Senin, namun aku coba jawab ya sepemahamanku mengenai jurusan Bahasa itu kalian akan belajar bahasa asing seperti bahasa Inggris, Jepang dan Jerman setahuku dari temenku Nadia yang sama-sama OSIS dan sekarang dia di Sie Konsumsi. Gitu ya mungkin ada lagi yang ingin ditanyakan?"

"Status?" Ucap Doni yang duduk paling belakang.

"Waduh status apanih? Kalau status percintaan aku masih single." Sembari tertawa dan bercanda menjawab pertanyaan yang beragam dari siswa/siswi baru agar dapat mencairkan suasana dan lebih akrab dengan semuanya.

Firda merupakan sosok kakak kelas yang memiliki kepribadian yang sangat riang dan murah senyum sehingga membuat siswa/siswi jurusan Bahasa tak sungkan untuk bertanya kepadanya.

Setelah intermezzo, Firda langsung mempersilahkan untuk anak yang duduk paling depan kiri untuk memperkenalkan diri begitu pula selanjutnya hingga murid terakhir yang duduk paling belakang. Rajawali duduk paling depan dan ia orang pertama yang berdiri untuk memperkenalkan diri.

"Silahkan dek dimulai dari kamu nanti terus sampai belakang ya." Ucap Firda sembari menunjuk dan mempersilahkan Rajawali untuk memperkenalkan diri.

"Baik selamat pagi. Perkenalkan nama saya Rajawali, hobi saya adalah membaca buku dan alasan saya memilih SMA ini adalah untuk memperoleh pendidikan yang jauh lebih baik dengan fasilitas terbaik sekaligus agar dapat memberikan saya kesempatan untuk mengembangkan kemampuan saya dalam hal ilmu Bahasa dan Budaya."

Perkenalan dilanjutkan oleh sebelahnya Rajawali yang merupakan seorang perempuan. Ia memiliki ciri fisik berkacamata dengan kulit sawo matang dan cenderung memiliki suara yang lemah lembut.

"Pagi perkenalkan saya Rini dan hobi saya adalah renang. Alasan saya memilih SMA dan jurusan Bahasa adalah agar saya bisa belajar bahasa asing selain bahasa Inggris yang sudah saya kuasai sejak kecil." Rini pun akhirnya duduk kembali dengan menundukkan pandangan karena ia adalah perempuan yang pemalu.

"Perkenalkan aku Fahmi dan hobiku adalah bermain bola. Untuk motivasi memilih jurusan Bahasa dan SMA ini agar lebih dekat dengan rumah." Sebuah perkenalan yang singkat padat jelas dari seorang siswa yang memiliki postur cukup tinggi untuk ukuran anak SMA kelas 10 di Indonesia yaitu sekitar 180 cm.

"Wah sangat realistis ya biar deket sama rumah hehehehe, oke lanjut..." Ucap Firda untuk merespon perkenalan Fahmi agar lebih cair.

"Baik izinkan saya memperkenalkan diri. Nama saya Putri saya memiliki hobi menyanyi dan alasan saya memilih bersekolah disini agar dapat belajar ilmu budaya dan mengembangkan kemampuan saya dalam hal vokal."

"Wah keren calon anak paduan suara ini mungkin nanti bisa ambil ekstrakulikuler paduan suara ya dek. Yok selanjutnya..."

"Halo namaku Daffa dan hobiku suka dengan dunia komputer sih sebenernya dan alasanku karena pingin meningkatkan kemampuan bahasa asingku agar dapat membuat aku lebih lancar dalam mengasah hobiku dalam dunia komputer." Sosok Daffa yang tampak begitu tegas dan ketika berbicara kepala sedikit miring ke kanan seperti seorang professor.

"Kamu kayak pak Habibie ya cara ngomongnya kayak seorang professor gitu pembawaannya."

"Yaaa banyak yang bilang begitu sih kak hehehe." Sambil nyengir mendengar pujian yang disampaikan oleh Firda kepadanya.

"Saya Siva hobi saya membaca seperti Rajawali dan alasan saya memilih jurusan Bahasa karena saya suka belajar hal-hal berkaitan dengan Sastra yang menuntut kita untuk aktif membaca buku." Siva sosok perempuan yang cantik dan membuat beberapa pria tatapannya tertuju kepadanya.

"Perkenalkan namaku Fio dan hobiku juga membaca novel jadi alasannya juga sama ingin belajar hal yang berkaitan dengan Sastra terimakasih."

"Banyak juga ya yang hobinya membaca hehehe." Ucap Firda yang salut dan terkejut melihat banyaknya murid di jurusan Bahasa memiliki hobi membaca.

"Perkenalkan saya Brian hobi saya adalah membaca dan alasannya juga sama seperti sebelumnya."

"Waduh membaca lagi. Jangan-jangan kamu juga hobi membaca?" Ucap Firda sembari menunjuk siswa yang akan memperkenalkan diri selanjutnya.

"Iya betul hobi saya membaca dan namaku Sofyan terus alasannya juga sama seperti yang sebelumnya berbicara."

*HAHAHAHA* (Sontak satu kelas ikut ketawa karena begitu banyaknya yang memiliki hobi membaca tanpa menjelaskan alasan untuk memilih jurusan Bahasa).

"Wahhh menandakan bahwa kelas ini literasinya sangat tinggi ya dan sesuai dengan jurusannya yaitu Bahasa yang menuntut seseorang untuk membaca sebagai jendela dunia. Okeee selanjutnya silahkan..." Ucap Firda sembari berfikiran positif melihat kesamaan hobi dari semua murid ini.

"Perkenalkan namaku Bagas hobi saya fotografer salam kenal dan alasan saya memilih sekolah disini karena dekat dari rumah."

"Nah akhirnya ada yang beda dan rupanya sama kayak aku ya. Kayaknya bisa ini daftar Jurnalis nanti."

"Iya kak siap."

"Pagi perkenalkan namaku Rayhan hobiku adalah menggambar dan alasannya karena biar dekat dari rumah."

"Yaampun tadi hobi sama sekarang alasan memilih jurusan Bahasa sama juga kayak si Fahmi tadi biar deket rumah. Memang unik ya kelas ini." Ucap Firda sembari tertawa melihat tingkah lucu dari murid yang ada di kelas ini.

"Perkenalkan nama saya Arga dan hobi saya tidur dan alasan memilih jurusan ini agar saya bisa belajar bahasa asing selain bahasa Inggris."

"Biasanya yang suka tidur gini pasti fasih berbahasa Inggris sih..." Ucap Firda.

"Pagi nama saya Ilham dan hobi saya main bola terus alasan memilih jurusan ini agar dapat memperdalam bahasa Jepang yang saya tau dari anime yang selama ini saya tonton."

"Keren pasti kalau lomba 17 Agustus bakal mewakili kelas Bahasa pasti." Ucap Firda yang semakin excited dengan kelas ini.

"Selamat pagi teman-teman semuanya. Aku Sarah dan hobiku adalah masak dan alasanku memilih jurusan ini agar aku dapat mengembangkan kemampuan bahasa asingku salah satunya bahasa Inggris menjadi jauh lebih baik lagi khususnya agar dapat memperbaiki grammar yang menurutku penting untuk dapat menyempurnakan kemampuanku.

"Hallo namaku Nabillah hobiku menonton tv dan alasanku karena aku gak pinter dalam mata pelajaran IPA oleh sebab itu aku memilih jurusan Bahasa agar dapat mengembangkan bahasa Inggris yang ku kuasai sejauh ini."

"Setiap orang pasti memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri jadi memang gak harus semuanya bisa menguasai semua pelajaran, salut sih sama Nabillah dan teman-teman disini yang punya alasan untuk memilih jurusan yang sekiranya kalian suka dan kalian kuasai." Ucap Firda yang tetap memberikan semangat kepada Nabillah dan seluruh peserta MOS kelas Bahasa agar tetap semangat belajar di jurusan Bahasa untuk kedepannya.

"Selamat pagi nama saya Rieka dan hobi saya belajar dan alasan saya memilih jurusan Bahasa agar saya bisa mempelajari ilmu bahasa asing dan budaya secara bersamaan karena keduanya sangat penting di era modern seperti saat ini."

"Nah akhirnya ada yang hobinya belajar." Ucap Firda yang tampak terkesan dengan jawaban Rieka yang merupakan perempuan dengan pakaian berhijab yang membuatnya tampak cantik.

"Wah Rieka keren kamu belajar berapa lama dalam sehari?" Tanya Sarah yang merupakan sosok yang aktif dikelas sejauh ini untuk mencairkan suasana.

"Biasanya 3 jam sehari tergantung yang tingkat kesulitannya sih." Jawab Rieka dengan nada yang lembut.

"Kalau Sarah sendiri kan hobinya masak emang apa aja sih yang dimasak?"

"Masak air sih kak..."

*HAHAHAHAHA HAAAAAAH* (Suara tawa yang berasal dari belakang yang ternyata tawa dari Doni yang begitu kencang)

"Yaampun kak yang belakang barbar banget." Ucap Sarah sambil ikut tertawa karena jawabannya sendiri yang membuat dirinya juga tak dapat menahan tawa.

"Okee mungkin bisa dilanjut ya." Ucap Firda yang turut tertawa.

"Baik nama saya Ika yang memiliki hobi memasak juga dan alasan saya memilih jurusan Bahasa agar saya dapat belajar bahasa Jerman."

Belum usai membuat kelucuan dikelas dengan tawanya Doni lagi-lagi membuat becandaan secara spontan yang lagi-lagi membuat seisi ruangan ikut tertawa.

"Ikut Master Chef aja bareng si Sarah itu." Ucap Doni dari belakang yang turut memancing tawa kembali semakin kencang.

*HAHAHAHAHA*

"Don!!!" Ucap Sarah yang ikut gemas dengan joke dari Doni yang begitu spontan.

"Perkenalkan namaku Wika hobiku adalah mendengarkan musik dan alasan saya memilih jurusan Bahasa agar dapat suatu saat nanti bisa kuliah di Inggris."

"Pagi semuanya nama saya Nancy, saya keturunan Batak dan hobi saya masak sama seperti Sarah dan Ika. Alasan saya masuk jurusan Bahasa agar saya bisa belajar bahasa asing lebih baik lagi."

"Keren teman kita ada yang keturunan Batak rupanya, salam kenal ya Nancy."

"Iya kak." Ucap Nancy yang memiliki kulit yang eksotis dengan senyumnya yang manis.

"Selamat pagi perkenalkan saya Viony dari Jakarta dan hobi saya adalah belanja dan alasan saya untuk memilih jurusan Bahasa karena saya tertarik dengan bahasa asing yang sudah diterangkan oleh kakak seperti bahasa Jerman dan Jepang."

"Nah Sarah bisa tuh ngomong bahasa gaul, coba Sar!" Ucap Doni.

"Oh jadi elo anak Jakarta?" Dengan logat Jakarta namun masih terdengar medok dan kurang sesuai yang justru semakin digoreng oleh Doni sebagai bahan bercandanya.

"Wes (Cukup) Sar gak cocok..." Ucap Doni yang sontak membuat ruangan sekali lagi menjadi lebih cair.

*HAHAHAHAHA*

"Yok lanjut..." Ucap Firda yang semakin tertawa lepas melihat keadaan yang begitu ceria dikelas ini padahal diawal tampak begitu hening namun kali ini justru lebih meriah.

"Hallo semuanya namaku Lia dan hobiku lari lalu alasanku memilih jurusan Bahasa agar aku bisa mempelajari ragam budaya yang ada di Indonesia, makasih."

"Pagi guys namaku Dhaniar dan aku dari Semarang maaf kalau agak medok. Lalu hobiku adalah bersepeda. Terus alasanku masuk jurusan Bahasa agar dapat belajar bahasa asing khususnya aku tertarik sama bahasa Jepang, makasih."

"Gapapa kok sama kayak Sarah juga masih medok, cuma bedanya dia gak punya malu aja." Ucap Doni yang lagi-lagi secara spontan membuat seisi ruangan kembali tertawa.

"Eh kan elo yang nyuruh gua ngomong...." Ucap Sarah.

"Wes wes (Cukup-cukup)..." Saut Doni yang mengcounter ucapan Sarah yang kembali membuat suasana menjadi lebih berwarna.

"Hallo namaku Ocha dan hobiku membaca novel terus untuk alasan juga sama yaitu ingin menyempurnakan bahasa Inggris khususnya dalam hal grammar.

"Pagi semua namaku Susi dan hobiku berenang dan alasanku masuk jurusan Bahasa agar dapat mempelajari bahasa asing selain bahasa Inggris agar suatu saat bisa kuliah di luar negeri atau liburan dinegara yang aku pelajari di SMA."

"Semoga kamu bisa kuliah diluar negeri ya Susi dan Wika entah di Jepang, Jerman, atau Inggris misalnya." Doa Firda kepada Susi dan Wika yang memiliki impian yang tinggi.

"Amin makasih kak." Ucap Susi yang merasa bersyukur atas doa yang dipanjatkan oleh Firda sekaligus memberikan ia semangat untuk belajar bahasa Jerman dan Jepang.

"Pagi semuanya nama saya Saffa dan hobiku adalah menggambar dan alasanku masuk jurusan Bahasa agar saya bisa mengembangkan bakat saya didunia seni, makasih."

"Calon seniman nih kayaknya. Next..." Ucap Firda sembari tersenyum.

"Amin makasih kak." Ucap Saffa yang merasa senang mendapatkan pujian dari Firda.

"Namaku Sofia dan hobiku nonton film tapi alasanku masuk jurusan Bahasa agar aku bisa belajar mempelajari Sastra Indonesia karena aku juga memiliki cita-cita bisa main film atau menulis buku."

"Kalau tadi calon seniman ini calon Aktris sekaligus Sastrawan." Ucap Firda dengan tatapan penuh harapan kepada adik kelasnya tersebut.

"Namaku Meli dan hobiku tidur lalu alasanku masuk jurusan Bahasa karena aku sangat membenci hitung-hitungan dan sepertinya yang paling realistis bagi aku karena di jurusan Bahasa aku merasa sanggup berbahasa Inggris."

"Perkenalkan namaku Dewi dan hobiku...eh hobiy saya Mengaji. Lalu alasan memilih jurusan Bahasa agar dapat belajar bahasa asing selain bahasa Indonesia dan Arab."

"Jadi kamu bisa belajar bahasa Arab dek?" Tanya Firda yang merasa kagum dengan Dewi yang dapat menguasai bahasa Arab.

"Iya kak soalnya saya lulusan Pondok Pesantren."

"Okeee selanjutnya..." Ucap Firda.

"Baik perkenalkan nama saya Vania dan saya memiliki hobi berdagang lalu untuk alasan saya memilih jurusan ini agar saya dapat bekerja di industri perfilman.

"Aku Tiwi dan hobiku menulis terus untuk alasannya memilih jurusan ini karena jujur saya kurang paham Matematika dan IPA, terimakasih."

Pada akhirnya sampailah pada orang terakhir yang bernama Doni ia berada paling belakang dan dinantikan perkenalannya.

"Ini dia yang ditunggu-tunggu silahkan Doni." Ucap Firda yang sudah tak sabar mendengar perkenalan Doni.

"Alright..." Doni yang langsung berdiri dan bersiap memperkenalkan diri.

"Hahahaha malah lebih parah..." Saut Sarah sembari tertawa terbahak-bahak.

"Ehh lu jangan ketawa ya..." Ucap Doni sambil menunjuk Sarah yang tak kuasa menahan tawanya.

*HAHAHAHAHA*

"Jadi perkenalkan nama saya Doni dan sesuai dengan wajah saya ini, sudah dapat dipastikan hobi saya adalah membaca buku dan belajar. Lalu alasan saya memilih jurusan Bahasa karena saya lebih gampang mempelajari pelajaran selain menghitung salah satunya belajar bahasa asing ataupun Sastra."

Terlepas apakah jawaban Doni benar adanya ataupun tidak kesemuanya memiliki ciri khas tersendiri dan ragam pemikiran yang unik selain itu Rajawali juga merasa senang bisa menjadi bagian dari mereka, dimana ia mencatat nama teman-temannya agar ia dapat mengingat mereka.

"Baik terimakasih atas antusiasnya kali ini sebelum Ishoma aku pingin kalian menunjuk satu nama yang akan menjadi Ketua Kelas. Adakah yang mau mencalonkan diri sebagai Ketua Kelas?" Ucap Firda sebelum menutup acara kali ini.

*DONI!!!* (Ucap secara serentak oleh siswa/siswi jurusan Bahasa).

"Gimana Don bersediakah?"

"Waduh bukannya saya tidak mau, tapi saya ini bodoh masalahnya." Ucap Doni yang tampak tak siap mengemban tanggungjawab tersebut.

*HAHAHAHA*

"Yaudah bagaimana kalau kamu dek sepertinya kamu tadi tak perhatikan mencatat nama- nama teman-temanmu ya?"

"Iya kak biar gak lupa." Ucap Rajawali dan sedikit kaget untuk pertama kalinya dipercaya sebagai Ketua Kelas.

"Setuju kah kalau Rajawali yang menjadi Ketua Kelas?" Ucap Firda kepada seluruh siswa/siswi jurusan Bahasa.

*SETUJU* (Semuanya pun menunjuk dan sepakat Rajawali menjadi seorang Ketua Kelas jurusan Bahasa).

"Baiklah jika begitu karena sudah waktunya Ishoma saya tutup dan kalian saya persilahkan untuk keluar tepat pukul 13.00 WIB balik lagi ke kelas ya."

*BAIK KAK*

Mereka semua pun keluar kelas untuk melaksanakan Ishoma dan Rajawali tak lupa untuk membeli makan di kantin karena masih tersisa waktu 20 menit sebelum kembali ke kelas.

Rajawali rupanya bertemu dengan Mutia yang tampak mencemberutkan wajah yang membuat Rajawali merasa penasaran dan memutuskan untuk menghampirinya untuk menanyakan kondisinya.

"Mut kamu kenapa? Sakit?"

"Enggak Raja aku gapapa kok." Ucap Mutia yang seakan menyembunyikan sesuatu.

Rajawali pun tau sahabatnya ada sesuatu yang dipendam namun ia tak ingin memaksa Mutia untuk menceritakan semuanya karena tak semua hal dapat diceritakan.

"Kamu udah makan belum?" Tanya Rajawali yang sedang mengantri di kantin karena dipenuhi oleh peserta MOS yang berasal dari 11 kelas.

"Ini aku mau beli makan dulu tapi bingung milih yang mana, apa gak usah kali ya?" Keraguan Mutia untuk memilih makanan diakibatkan perasaannya yang sedang buruk.

"Kalau kamu gak makan nanti kamu sakit. Biasanya jam segini kamu pasti makan. Gimana kalau kita cari yang gak ramai biar kamu segera makan dan langsung balik ke kelas." Ucap Rajawali yang telah memahami kebiasaan Mutia selama ini.

"Terserah sih aku nurut aja. Tapi itu ada yang jual Soto kesitu yuk." Akhirnya mereka berdua memesan Soto dan memilih tempat duduk.

Rajawali yang masih penasaran dengan sikap Mutia masih terus berusaha mencari tau dengan bertanya sesuatu pertanyaan yang sama kepadanya hingga akhirnya Mutia mau untuk menceritakan masalah yang ia alami sembari menghelah nafas karena sesuatu yang akan ia ceritakan benar-benar membuatnya merasa kesal.

Perasaannya tidak dalam kondisi terbaiknya oleh sebab itu ia pada akhirnya mencoba menceritakan ke Rajawali agar ia mendapatkan solusi atas permasalahan tersebut.

"Ada 2 hal yang buat aku sebel pada hari ini pertama aku udah manjangin rambut waktu aku mutusin buat masuk SMA namun justru peraturannya selama MOS siswi yang tidak menggunakan hijab wajib dikuncir dua padahal pemerintah sudah melarang adanya perpeloncohan pada saat MOS pada tahun ini.

Lalu kedua pada saat dikelas tadi ada seorang kakak kelas dan infonya dia dari Sie Pubdok, awalnya sih dia ambil beberapa foto untuk kepentingan dokumentasi acara namun dia malah gak balik-balik, terus tiba-tiba dia coba godain aku dengan nanya 'Dek udah punya pacar belum' lalu dia nanya nomor hpku lah sampai-sampai aku risih ngelihatnya." Ungkapan isi hati Mutia yang pada akhirnya ia sampaikan kepada Rajawali yang merupakan seorang pendengar yang baik.

Rajawali selain sebagai seorang pendengar yang baik ia juga selalu berfikir positif tentang segala hal yang terjadi, "Mungkin itu bagian dari mengakrabkan diri."

"Mungkin... tapi gak harus menanyakan hal privat yang bahkan terkesan memaksakan saat pertama kali berkenalan dengan orang lain." Mutia yang masih terus ngomel sambil sesekali menyantap makanannya.

"Kamu tetap cantik kok." Ucap Rajawali.

"Hah?" Mutia tampak terheran dengan ucapan Rajawali yang pertama kalinya memuji kecantikannya, ia hanya bisa tersipu malu sembari memalingkan muka.

"Rambut kamu maksudnya." Sembari menunjuk rambut Mutia. Karena baginya Mutia yang ia kenal adalah perempuan yang cantik sedari kecil meskipun ia mengganti jenis potongan rambutnya sekalipun kecantikannya akan selalu abadi.

"Maaf ya sebelumnya Raja kamu malah jadi pelampiasan kekesalanku." Sembari menundukkan wajahnya dimana kini Mutia mulai lebih tenang.

"Yahhh udah selesai kan makannya? Kalau udah selesai kita balik ke kelas karena sebentar lagi akan dilanjutkan sesi selanjutnya." Ucap Rajawali yang telah berhasil membuat Mutia kembali tersenyum.

Keduanya pun pada akhirnya memutuskan untuk kembali ke kelas karena kegiatan selanjutnya akan segera dimulai dan salah satu Kakak Kelas yang berasal dari Sie Acara yang bernama Hanna mulai berteriak untuk memperingatkan peserta MOS yang masih berada di kantin untuk segera kembali ke kelas.

Pada kegiatan selanjutnya sesuai dengan rundown yang telah disampaikan oleh masing-masing LO, semuanya mulai diminta untuk berbaris didepan kelas dan segera memulai perjalanan dimulai dari rombongan kelas IPA 1 seterusnya dan Bahasa di akhir.

Saat semakin jauh melangkah mereka mulai menemui ragam kakak kelas yang berada diluar karena ada beberapa kelas yang sedang tidak ada pembelajaran karena beberap guru sedang rapat. Peserta MOS ini pun satu persatu diperkenalkan beberapa ruangan diseluruh sekolah agar mereka bisa lebih cepat untuk adaptasi ketika mereka sudah bersekolah nantinya pada hari Senin.

Dimulai dari kelas 12 IPA 1-8 berada dilantai bawah sebelah kanan saat mereka menuju ke depan lalu sebelah kiri adalah kelas 12 Bahasa dan IPS 1 dan 2 yang pada saat itu dipenuhi oleh kakak kelas yang sedang memperhatikan mereka sembari menyanyikan lagu yang sedang hits pada saat itu.

Semua kakak kelas itu mulai mencoba menggoda dan memanggil nama beberapa peserta secara random tanpa mengetahui nama asli mereka.

"Dek yang pakai kacamata dicariin Toni nih" Ucap salah satu kakak kelas laki-laki yang berasal dari IPS 2.

"Katanya Toni kamu cantik dek." Saut dari temannya yang merupakan siswi yang juga berasal dari IPS 2.

*HAHAHAHAHA* (Suara bising yang terus menggema selama perjalanan).

Tak mau kalah yang berada di lantai 2 pun ikut menyapa peserta MOS dengan terus meneriaki mereka.

"Yang paling cantik jangan sampai lolos." Ucap seorang siswa kelas 11 yang berada di lantai 2.

Kelas yang berada di lantai 2 merupakan kelas 11 IPA 1-8 dan yang paling pojok dihuni oleh kelas 11 IPS 1 dan 2 lalu sebelah kiri dihuni oleh kelas 11 Bahasa yang terkenal kalem karena jumlah mereka yang sedikit sehingga nyaris tak ada suara teriakan sedikitpun di lantai 2, dimana khusus untuk tahun ini jumlah siswa/siswi kelas Bahasa terbanyak sejak berdirinya SMA ini. Dikarenakan jumlahnya hanya satu kelas rencananya jurusan Bahasa tahun 2013 akan ditempatkan di lantai 2 bersebelahan dengan kelas 11 Bahasa.

Panitia juga memperkenalkan sebuah ruangan yang tidak diinginkan oleh seluruh siswa/siswi yaitu Ruang Bimbingan Konseling (BK) di lantai 1 yang berada disebelah kelas IPS 1 yang hanya dipisahkan oleh anak tangga yang digunakan untuk menuju kelas Bahasa.

"Ini Ruang BK ya teman-teman kakak berharap anak Bahasa gak ada yang berurusan dengan BK ya jika sudah sekolah nanti." Ucap Firda yang yakin bahwa anak-anak yang dikelas Bahasa merupakan murid yang teladan dan rajin.

Tepat berada di depan Ruang BK terdapat Ruang Guru yang dimana semua murid SMA dapat menjumpai guru dalam kondisi tertentu seperti menanyakan tugas, konsultasi dengan nilai ujian, berkonsultasi dengan wali kelasnya, dan mengingatkan jadwal mengajar karena ada beberapa guru yang sering lupa untuk mengisi waktu mengajar.

Mereka juga diperkenalkan dengan Ruang Kepala Sekolah yang bersebelahan dengan Ruang BK yang sering digunakan untuk rapat dan pertemuan dengan tamu yang berasal dari sekolahan dengan tujuan melaksanakan kerjasama dalam kegiatan pendidikan.

Tibalah mereka di kelas yang akan ditempati oleh kelas 10 IPA 1-3 dimana disana lebih dekat dengan Koperasi, Ruangan Tata Usaha, Ruang Perpustakaan, dan Ruang Laboratorium untuk praktikum anak-anak jurusan IPA. Sedangkan untuk kelas 10 IPA 5-8 serta kelas IPS 1 dan 2 berada dibelakang lebih tepatnya ruangan yang ditempati oleh peserta MOS saat ini adalah kelas 10 IPA 5-8 dan ruang kelas yang berada di dekat lapangan merupakan ruangan yang disediakan untuk kelas 10 IPS 1 dan 2.

Khusus untuk anak Bahasa terdapat Ruang Bahasa yang hanya diperuntukkan anak Bahasa untuk belajar mengenai Listening yang merupakan salah satu materi Test TOEFL yang akan mereka hadapi pada saat kelas 12 maupun saat mereka sudah menjadi Mahasiswa nantinya. Sebelah Ruang Bahasa terdapat Ruang Komputer yang terletak di lantai 2 tepat berada di atas Ruang Laboratorium dimana Ruang Komputer digunakan oleh seluruh murid pada saat pembelajaran TIK maupun beberapa ekstrakulikuler yang bergerak dibidang IT.

Kelas yang berada di depan memiliki sebuah lapangan yang nantinya akan digunakan pada hari Sabtu dan Minggu dalam rangka Unjuk Bakat masing-masing kelas dan demo ekstrakulikuler sekaligus ajang promosi setiap ekstrakulikuler yang ada di SMA agar mendapatkan banyak anggota baru selain itu sekolahan juga mewajibkan seluruh siswa/siswi untuk melakukan kegiatan ekstrakulikuler atau Organisasi Sekolah yang sekiranya akan menambah bakat dan kemampuan mereka sekaligus akan menjadi nilai tambah di rapor mereka pada akhir semester.

Setelah mereka diajak ke depan dan berkeliling ke lantai 2 untuk melihat Ruang Bahasa dan Komputer mereka semua akhirnya diajak ke lapangan belakang untuk melihat beberapa kelas yang tersisa. Pada sisi belakang sekolahan juga terdapat Ruang Aula, Lapangan Voli, Lapangan Basket, dan Ruang OSIS/MPK.

Tentunya murid baru ini sangatlah ingin bersemangat melihat fasilitas yang terdapat di SMA karena tentunya fasilitas terbaik akan membantu proses pembelajaran yang diterima oleh setiap siswa/siswi yang ada. Kurang lebih 30 menit mereka melakukan pengenalan ruangan dan fasilitas yang tersedia pada akhirnya seluruh peserta kembali ke kelasnya masing-masing.

"Capek?" Tanya Firda kepada seluruh peserta MOS di kelas Bahasa.

*TIDAK*

"Yaudah minum dulu ya habis ini tak jelasin sesuatu." Ucap Firda dan ia izin meninggalkan kelas untuk bertemu dengan panitia MOS yang lainnya.

Selang beberapa waktu setelah mereka semua istirahat minum Firda kembali ke kelas dan mulai menjelaskan hal penting yang akan mereka lakukan pada esok hari yaitu mereka diwajibkan membuat ID Card yang ukurannya kecil yang harus dapat menempel didada mereka dengan cara dipeniti serta ID Cardnya menggunakan kertas buffalo agar dapat mempermudah panitia untuk mengingat nama mereka. Pengumuman selanjutnya adalah mereka pada esok hari diminta untuk menampilkan Unjuk Bakat pada masing-masing kelas dan akan dipilih juara 1-3 sebagai kelas terbaik pada MOS 2013.

Firda pun meminta Rajawali sebagai Ketua Kelas untuk mengkoordinir dan mendiskusikan pertunjukan yang akan disajikan pada esok hari sekaligus membuat jadwal latihan pada hari ini. Sementara waktu sebelum jam sekolah usai mereka berdiskusi untuk membuat konsepnya selama beberapa jam dan saling membagi tugas dalam persiapan mereka memulai acara Unjuk Bakat esok hari.

Pada akhirnya mereka memutuskan untuk menampilkan pertunjukan paduan suara dengan diiringi gitar yang akan dibawakan oleh Doni dengan menampilkan lagu You Are Not Alone milik Michael Jackson. Rencananya mereka akan melakukan latihan di rumah Putri yang dekat dengan SMA setelah pulang sekolah dan latihannya akan dimulai pukul 16.00 WIB agar anak-anak mempercepat proses latihan mereka.

Ketika Rajawali berada diparkiran belakang Mutia mencoba berlari menemuinya dan menepuk punggungnya.

"Raja kamu udah dapat info bahwa besok bakal ada Unjuk Bakat kan?" Sembari menatap mata Rajawali yang tampak lelah karena ini pertama kalinya menjadi seorang Ketua Kelas yang harus mengkoordinir teman sekelasnya untuk membuat sebuah konsep Unjuk Bakat pada hari Sabtu.

"Iya, aku juga jadi Ketua Kelasnya jadi ini mau latihan dulu buat besok dirumahnya Putri."

"Jadi Ketua Kelas nih, tumben kamu mau?" Tanya Mutia sembari bercanda dengannya yang tampak merasa malu karena ia mengemban tugas sebagai Ketua Kelas.

"Karena anak-anak milih aku jadi aku gak bisa nolak. Kalau dikelasmu rencana bakal Unjuk Bakat apa?"

"Hehhhh kelasku tampak kurang kompak jadinya kita cuma nampilin Flash Mob tapi aku gak yakin bisa berjalan dengan lancar tadi aja diskusinya lebih banyak bercandanya dibandinkan serius."

"Berarti ini kamu mau latihan juga?" Tanya Rajawali sembari berjalan beriringan dengan Mutia.

"Iya ini langsung mau ke alun-alun kota."

"Mau berangkat sendiri apa aku antar habis begitu aku langsung balik ke rumahnya Putri buat latihan?"

"Aku sama teman baruku namanya Rini kebetulan dia naik motor lagi pula aku gak enak sama teman-temanmu pasti merek udah nungguin kamu yang sekarang udah jadi Ketua Kelas yang harus menjadi contoh sekarang. Semangat ya buat besok Raja." Ucap kalimat penutup yang disampaikan Mutia sebelum mereka berdua berpisah untuk ke tempat tujuan yang berbeda.

Rajawali pun kembali menemukan semangatnya setelah mendengar perkataan Mutia bahwa ini adalah tanggungjawabnya dan ia harus memberikan yang terbaik untuk kelasnya sekaligus menjadi contoh yang baik untuk teman-temannya.

Rajawali telah sampai terlebih dahulu dirumah Putri disusul oleh Nancy yang ternyata rumahnya cukup jauh namun ia memilih datang tepat waktu dan terakhir Doni yang rupanya rumahnya lebih dekat dengan rumah Putri namun ia lebih memilih datang terakhir agar ia tidak menunggu terlalu lama.

Mereka semua berkumpul dengan memulai latihan pernapasan dan vokal yang dipandu oleh Putri yang memiliki pengalaman bermusik sejak ia SD. Ia juga mulai memimpin untuk membuat koreografi sekaligus penempatan secara presisi bersama Rajawali yang sekarang menjadi Ketua Kelas jurusan Bahasa.

Hari mulai petang dan anak-anak mulai pulang untuk beristirahat sekaligus membuat ID Card yang akan digunakan esok hari sekaligus menyiapkan diri dengan cara menghafal lirik You Are Not Alone.

Kini pagi telah menampakkan wujudnya seluruh peserta MOS mulai berdatangan lebih awal dan kini suasana sekolah lebih menegangkan karena perlengkapan Unjuk Bakat telah disiapkan oleh panitia MOS. Setiap peserta MOS yang datang awal pasti akan melihat ke arah kiri di lapangan depan yang telah terpasang tenda yang semakin matangnya persiapan panitia untuk acara hari ini. Mutia yang selalu datang melalui pintu gerbang depan kali ini tak kuasa menahan rasa gugupnya dan sesegera mungkin bergegas ke arah kelas.

Saat berada di kelas Firda selaku LO terus memberikan motivasi kepada seluruh peserta MOS jurusan Bahasa untuk jauh lebih rileks karena pertunjukan sebentar lagi akan dimulai dan agar jauh lebih fair urutan kelas akan diundi dan undiannya akan diambil oleh Ketua Kelas, pada akhirnya kelas Rajawali menempati urutan 1 sedangkan kelas Mutia maju pada urutan 2.

Rasa gelisah dan takut untuk jurusan Bahasa yang maju pertama tampak terlihat dari raut wajah anak-anak namun tidak dengan Rajawali yang tampak begitu tenang karena ia pernah menjadi juara lomba Orasi di SMP. Langkah kaki mereka mulai mengarah ke tempat pertunjukkan dan Rajawali meminta teman-temannya untuk tetap tenang dan optimis bahwa latihan kemarin akan berbuah manis dengan penampilan yang mereka pertunjukkan. Benar saja jurusan Bahasa memulai lagu You Are Not Alone dengan begitu kompak dengan pembagian suara mulai dari Tenor, Alto, Bass, Sopran dan Baritone untuk ukuran pemula telah memberikan pertunjukan yang begitu memukau untuk dewan juri yang berasal dari Sie Acara dari Panitia MOS 2013.

Mutia yang kala itu tepat berada di depan ikut bertepuk tangan karena ia merasa bangga dengan hasil yang ditunjukkan oleh jurusan Bahasa. Ia juga merasa bangga dengan kepemimpinan Rajawali yang tampak tenang dan optimis meskipun ini adalah pertama kalinya ia menjadi seorang pemimpin.

Hingga tiba saatnya kelompok Mutia yang mulai maju untuk melaksanakan Unjuk Bakat dengan menampilkan Flash Mob dimana diluar ekspetasi IPA 1 justru menampilkan pertunjukan yang sangat luar biasa dimana informasi yang diberikan oleh Mutia kemarin justru berbanding terbalik dengan penampilan pada hari ini dimana IPA 1 tampil begitu rapih dan kompak.

Setelah maju Mutia langsung disambut oleh Rajawali dengan tepuk tangan sebagai bentuk apresiasi yang begitu besar kepadanya karena tanpa disadari Mutia menjadi sosok center pada pertunjukan tadi yang dimana Mutia tampak tampil penuh energik.

"Keren banget barusan." Ucap Rajawali sembari memberikan ia sebotol minuman kepadanya.

Mutia yang tampak berkeringat dan kehausan hanya dapat tersenyum sembari menyekah lehernya dan juga menerima minuman Rajawali dan mengucapkan terimakasih kepadanya. Mutia juga merasa heran dengan teman-temannya disaat latihan justru berjalan dengan lancar ditambah terdapat 3 anak Dance waktu di SMP sehingga membuat latihan berjalan dengan lancar selain itu ia juga ditunjuk sebagai center karena ia merupakan sosok yang memiliki aura kecantikan yang begitu indah.

"Kamu juga keren Raja. Bisa memimpin teman-temanmu agar gak nervous karena gak gampang tampil pertama." Ucap Mutia sembari memberikan minumannya kembali ke Rajawali.

"Thanks." Ucap Rajawali.

"Tapi tetap kelasku yang bakal jadi juaranya weeehh." Ucap Mutia dengan mengejek Rajawali sembari menjulurkan lidahnya yang tampak begitu menggemaskan. Disatu sisi Rajawali tampak merasa senang sahabatnya dapat kembali tersenyum dan bercanda kembali karena Mutia yang ia kenal selama ini adalah seseorang yang selalu tersenyum dalam kondisi apapun dan ia lah orang pertama yang telah mengajarkan Rajawali untuk dapat lebih menghargai orang lain serta murah senyum, oleh karenanya Rajawali tak ingin melihat senyum Mutia menghilang sedikitpun.

Tibalah pada saat yang dinantikan dimana pengumuman pemenang Unjuk Bakat pada MOS 2013 kali ini dimana pengumumannya dilakukan setelah Ishoma dan sekarang telah tepat pukul 15.00 WIB karena peserta terakhir berasal dari IPA 8.

Unjuk Bakat kali ini benar-benar menjadi ajang kompetisi yang begitu dinanti oleh semua peserta dimana antusiasme para peserta tampak begitu besar. Sekarang adalah waktunya pengumuman yang disampaikan secara langsung oleh Ketua Pelaksana MOS 2013 yang bernama Karina selain itu hadiahnya akan diberikan secara langsung oleh Ketua OSIS yang bernama Awang.

Pemenang Juara Pertama adalah IPA 1 lalu pemenang Juara Kedua adalah IPS 1 dan pemenang Juara Ketiga adalah Bahasa. Semuanya diwakili oleh Ketua Kelas untuk mengambil hadiah yang diperoleh. Rasa senang dan bangga dari masing-masing pemenang karena latihan yang selama ini mereka lakukan menghasilkan kemenangan yang sangat berharga.

Setelah acara mereka pun akhirnya mendapatkan arahan secara langsung oleh Ketua OSIS yang bernama Awang dimana acara untuk esok hari adalah demo ekstrakulikuler dan diharapkan untuk seluruh peserta MOS untuk dapat menghadiri MOS hari terakhir dan juga besok akan diadakan penutupan MOS, selain itu diharapkan peserta MOS diminta menggunakan baju olahraga barulah setelah informasi yang disampaikan oleh Awang mereka semua dipersilahkan untuk kembali ke kelas dan dipersilahkan untuk pulang.

Saat Rajawali keluar kelas untuk menuju parkiran disana Mutia lagi-lagi menemuinya sekaligus membanggakan Juara Pertamanya kepada Rajawali sebagai bentuk kebanggaannya dapat mengalahkan Rajawali yang terkenal dengan prestasinya selama di SMP dan juga terkenal memiliki mental juara. Rajawali hanya tersenyum dan merasa wajar karena kemenangan tadi adalah kejuaraan pertama yang diikuti oleh Mutia.

Mutia yang telah puas meledek Rajawali pada akhirnya ia berpamitan dengan Rajawali dan semakin bersemangat dengan esok hari yang dimana acara selanjutnya akan jauh lebih menyenangkan karena para peserta MOS 2013 akan melihat berbagai macam pertunjukkan dari berbagai macam ekstrakulikuler yang akan dipilih oleh seluruh peserta MOS untuk kedepannya demi mengembangkan bakat yang dimiliki sekaligus semakin menciptakan ragam prestasi dimasa SMA.

Minggu adalah hari terakhir MOS 2013 dimana pada hari ini lebih diperuntukan sebagai penutup acara MOS 2013. Demo ekstrakulikuler menjadi hal yang dinantikan oleh seluruh peserta MOS 2013 karena mereka semua dapat menyalurkan bakat mereka demi meraih prestasi selama di SMA.

Terdapat 12 ekstrakulikuler yang terdaftar dalam demo ekstrakulikuler yang dapat dipilih kedepannya oleh peserta MOS yaitu Jurnalis, Teater, Debat, PMR, Paskibraka, Dance, Karawitan, Paduan Suara, Futsall, Basket, Voli, dan Pramuka. Khusus untuk Pramuka akan menjadi materi wajib untuk seluruh siswa/siswi SMA dan apabila terdapat siswa/siswi yang tertarik untuk mendalami Pramuka dan bergabung dengan ekstrakulikuler yang tersedia.

Tepat pukul 08.00 WIB semuanya diarahkan untuk datang di tempat yang sama seperti hari Sabtu yaitu di lapangan depan yang dimana telah terdapat berbagai macam booth yang telah dihiasi untuk menarik setiap peserta MOS 2013. Sebelum mendaftarkan diri sebagai anggota baru seluruh peserta MOS 2013 diminta untuk menyaksikan setiap petunjukan dari setiap ekstrakulikuler seperti Teater, Paskibraka, Paduan Suara dan Dance.

Rajawali tampak kagum dengan berbagai pertunjukan yang disajikan oleh setiapn ekstrakulikuler namun Rajawali tetap merasa bingung untuk memilih ekstrakulikuler yang akan ia ikuti karena ia takut tak dapat membagi waktu. Selama pertunjukan berlangsung Rajawali masih terus mengamati sekaligus mempertimbangkan pilihannya nanti hingga tiba saatnya semua peserta MOS 2013 dipersilahkan untuk mendaftar ekstrakulikuler yang ingin mereka ikuti.

Rajawali yang masih terus mengelilingi setiap booth masih belum menentukan pilihannya dengan kebingungan yang ia rasakan Mutia datang dan mengajaknya untuk duduk karena Mutia juga masih merasa bingung sekaligus ragu untuk memilih ekstrakulikuler yang ia ingin ikuti.

"Kamu udah nemu mau ambil ekstrakulikuler apa Raja?" Tanya Mutia.

"Belum, kalau kamu?"

"Sudah tapi disatu sisi aku juga ingin ikut pendaftatan OSIS yang bakal dibuka setelah MOS ini berakhir."

"Hmm. Baguslah." Ucap Rajawali yang turut senang sahabatnya telah menemukan pilihannya.

"Raja kamu harus ikut ekstrakulikuler, karena itu akan mempengaruhi nilai rapor kamu nanti. Pilihlah ekstrakulikuler yang sekiranya relevan dengan jurusan yang saat ini kamu pilih. Saranku kamu bisa daftar ekstrakulikuler Debat karena kamu akan mendapatkan ilmu yang dapat kamu gunakan sebagai seorang ahli bahasa dimana modal utamanya adalah komunikasi."

Rajawali menatap tajam Mutia dengan tatapan yang seakan menjawab kegelisahannya, sesaat Rajawali langsung berdiri dan menyetujui saran Mutia ia juga bertanya balik ekstrakulikuler yang dipilih oleh Mutia.

"Kamu pilih apa?" Tanya Rajawali sembari berdiri.

"PMR karena aku juga ingin memperaktekan ilmu yang telah aku terima sedari kecil mengenai penanganan pasien dari kedua orang tauaku."

Akhirnya mereka segera bergegas untuk mendaftarkan diri dalam bagian ekstrakulikuler yang ada. Banyak kakak kelas yang menyambut hangat setiap peserta karena regenerasi akan terjadi selain itu setiap ekstrakulikuler juga menunjukan berbagai macam prestasi dan penghargaan yang telah mereka terima untuk menarik minat setiap peserta MOS 2013 untuk bergabung.

Suara promosi dari setiap ekstrakulikuler dan selembaran brosur terus berserakan demi mendapatkan calon anggota baru pada masing-masing jurusan. Pendaftaran ekstrakulikuler tak pernah memandang jurusan karena semuanya memiliki kesempatan yang sama dalam pengembangan bakat di ekstrakulikuler dengan memiliki visi yang sama dalam meraih beragam prestasi untuk SMA.

Terdapat 2 ekstrakulikuler yang memiliki tahapan pemilihan calon anggota baru demi mendapatkan Sumber Daya Manusia yang berkompeten yaitu ekstrakulikuler Paskibraka dan Paduan Suara. Keduanya memiliki tahapan yang cukup panjang atau seleksi yang cukup ketat sehingga akan menghasilkan beberapa anggota baru yang dianggap layak untuk bergabung dengan ekstrakulikuler tersebut.

Pukul 12.00 WIB semuanya melaksanakan Ishoma lalu pukul 13.00 WIB mereka harus segera berkumpul di lapangan belakang untuk mengikuti upacara pengesahan siswa/siswi baru angkatan 2013-2014 yang dihadiri oleh Kepala Sekolah Bapak Haris Hidayat, S.Pd., M.Pd., beserta jajaran pengajar dan seluruh panitia MOS 2013.

MOS 2013 telah berakhir kini telah berganti dengan hari pembalajaran pertemuan pertama pada semester gasal pada hari Senin.

Hari pertama masuk sekolah akan menjadi hal yang mendebarkan untuk Rajawali dimana untuk pertama kalinya ia harus datang untuk melaksanakan upacara bendera bersama ratusan siswa/siswi angkatan 2012 dan 2011 di lapangan belakang.

Setelah jam upacara Rajawali kembali ke kelas yang kali ini berada di dilantai 2 tepat bersebelahan dengan kelas 11 Bahasa. Tak disangka kekeluargaan yang telah terjalin dari generasi ke generasi yang dimiliki oleh jurusan Bahasa dimana justru yang memperkenalkan diri dari kelas 11 yang langsung masuk ke kelas 10 Bahasa untuk bersilahturahmi serta menyampaikan wejangan bahwa di kelas Bahasa sistemnya adalah kekeluargaan sehingga setiap generasi wajib menjaga keharmonisan dan tak ada bentuk senioritas pada setiap angkatan hal ini dikarenakan jumlah murid di kelas Bahasa terbilang sedikit setiap tahunnya sehingga program ini mulai dibuat oleh Sensei Sinta selaku Wali Kelas 10 Bahasa saat ini.

Tiba waktunya Sensei Sinta memasuki kelas 10 Bahasa barulah para kakak kelas yang telah masuk ke kelas 10 Bahasa mulai membubarkan diri. Sensei Sinta adalah guru senior yang telah mengajar Bahasa Jepang selama 28 tahun di SMA ini. Sekaligus sebagai pelopor berdirinya SMA ini hingga dapat meraih ragam prestasi pada tingkat provinsi hingga nasional.

Hal lain yang mengejutkan dari SMA ini sebagai penghasil lulusan jurusan Bahasa terbaik di provinsi Jawa Timur. Setiap tahunnya pasti akan ada 1 nama yang meraih nilai Ujian Nasional yang mengambil Bahasa Jepang dengan nilai 100. Tentu hal ini telah menjadi patokan Sensei Sinta untuk memastikan setiap generasi wajib memiliki 1 orang yang pandai dalam pembelajaran bahasa Jepang karena itu telah menjadi reputasi tertinggi SMA ini setiap tahunnya yang membanggakan.

Sensei Sinta juga selalu menyampaikan sekalipun jumlah murid kelas Bahasa setiap tahunnya dapat dihitung dengan jari namun beliau selalu yakin akan kemampuan setiap muridnya pasti memiliki kelebihan tersendiri yang dapat selalu dikembangkan. Beliau juga menganut prinsip orang Jepang untuk tidak pernah menyerah dan takut bersaing dengan jurusan IPA dan IPS khususnya saat memilih perkuliahan di Perguruan Tinggi Negeri.

Motivasi awal itulah yang saat ini dibutuhkan oleh seluruh murid jurusan Bahasa yang masih merasa bimbang dengan pilihannya di jurusan Bahasa yang dimana sekarang semangat itu mulai tumbuh dari optimisme dari Sensei Sinta.

Materi pertama adalah bernama Aisatsu yang memiliki arti Salam pada materi pertama ini lebih tepatnya mempelajari mengenai Perkenalan jika di didalam bahasa Inggris disebut Introduction.

"Haii, mina san Ohayō Gozaimasu?" Ucap Sensei Sinta yang dimana tidak ada satu pun siswa/siswi yang familiar dengan kalimat itu.

"Hahahahaha hadeh ya gapapa Sensei memahami kalian pasti asing dengan kalimat ini oleh sebab itu materi pertama kita adalah Aisatsu atau Salam. Jadi jika Sensei mengucapkan Ohayō Gozaimasu maka jawabannya Ohayo Gozaimasu juga ya."

"Lagi ya, Haii mina san Ohayo Gozaimasu?"

*Ohayō Gozaimasu* (Saut secara serentak oleh seluruh murid jurusan Bahasa yang juga tampak bersemangat dengan pelajaran bahasa Jepang yang baru pertama kalinya mereka pelajari).

"Baik jadi dalam bahasa Jepang terdapat beberapa macam cara menyapa seseorang khususnya salam tersebut dapat diucapkan berdasarkan waktu. Ohayō Gozaimasu digunakan untuk pagi hari, lalu Konnichiwa digunakan pada saat siang hari atau bisa juga digunakan secara umum saat pertama kalinya bertemu dengan orang lain. Konbanwa digunakan saat malam hari dan terakhir Oyasuminasai digunakan sebelum tidur. Sampai sini paham?" Jelas Sensei Sinta secara detail sembari menuliskan di papan tulis.

*Paham*

"Lalu bisa jika kalian memberikan salam saat mengangkat telepon itu ada dua yaitu Moshi Moshi dan Harro/Hallo nah karena di Jepang tidak ada huruf 'L' maka penyebutannya menggunakan 'R' ya."

Semuanya tampak senang belajar bahasa Jepang meskipun ada beberapa yang masih kebingungan salah satunya adalah Doni yang masih kesulitan mengikuti karena masih terbilang asing.

Selebihnya Sensei Sinta menjelaskan dengan lebih ringan sehingga seluruh murid kelas 10 Bahasa dapat mengikuti materi Aisatsu dengan baik, banyak yang mulai mencatat dibuku catatan mereka dimana untuk sementara mereka akan mencatat setiap penjelasan yang dijelaskan dipapan tulis sembari menunggu buku Paket dan LKS pada minggu depan.

Rajawali juga mempelajari tentang bahasa Jerman pada hari kedua dimana pembelajaran pertama juga membahas mengenai perkenalan dalam bahasa Jerman yang bernama Vorstellung dimana dimulai dari perkenalan waktu seperti Hallo, Guten Morgen yang berarti Selamat Pagi, Guten Tag yang berarti Selamat Siang, dan Guten Aben yang berarti Selamat Malam.

Bahasa Jerman sendiri diisi oleh Frau Maria yang merupakan lulusan Universitas Negeri Surabaya dan telah mengajar bahasa Jerman selama 5 tahun. Berbeda dengan materi bahasa Jepang kemarin sekarang anak-anak langsung diminta untuk membuat jenis perkenalan diri menggunakan bahasa Jerman.

Semuanya tampak tidak siap kecuali Rajawali setelah mata pelajaran bahasa Jepang kemarin ia langsung pergi ke toko buku untuk membeli kamus bahasa Jepang dan Jerman sehingga malamnya ia langsung mempelajari beberapa kosakata dalam bahasa Jerman dan Jepang. Rajawali tentunya telah menyiapkan kemarin malam dengan cukup baik sehingga disaat diminta memperkenalkan diri menggunakan bahasa Jerman ia langsung mengajukan diri untuk maju ke depan.

"Guten Morgen Alle. Mein name ist Rajawali, ich komme aus Indonesia, ich bin 16 jahre alt, danke." Ucap Rajawali yang membuat seisi kelas bertepuk tangan begitu pula dengan Frau Maria.

"Danke schön Rajawali. Baik setidaknya ada teman kalian yang bisa sedikit bahasa Jerman dan dia juga Frau Maria perhatikan sudah memiliki kamus bahasa Jerman atau Wörterbuch."

Frau Maria meminta semuanya untuk membeli Wörterbuch sembari menunggu buku paket dan LKS bahasa Jerman yang minggu depan. Selama 2 jam pembelajaran bukan hanya mendapatkan materi mengenai mengenai bagaimana cara membaca alfabet dalam bahasa Jerman atau Das Alphabet akan dapat mengucapkan setiap kalimat dalam bahasa Jerman dengan baik dan benar.

Bahasa Jerman sendiri merupakan sub rumpun bahasa Indo-Eropa sehingga memiliki kemiripan satu sama lain baik dari segi pengucapan hingga penulisan dengan penggunaannya di beberapa negara yang ada di Eropa Tengah, Utara dan Barat seperti Belanda dan Austria.

Pada minggu kedua lebih tepatnya setiap hari Senin anak-anak kelas 10 Bahasa sudah medapatkan buku paket dan LKS untuk bahasa Jerman dan Jepang. Senin merupakan mata pelajaran bahasa Jerman yang diisi oleh Sensei Sinta dimana hari ini mulai belajar cara menulis dalam bahasa Jepang.

Bahasa Jepang memiliki 4 jenis aksara yaitu Romaji, Hiragana, Katakana, dan Kanji. Penulisan Hiragana sendiri digunakan oleh seorang pemula yang ingin belajar bahasa Jepang. Romaji atau penulisan dalam bahasa latin agar mempermudah orang asing yang berasal dari Jepang agar mempermudah membaca tulisan Hiragana, Katakana, dan Kanji biasanya digunakan di papan reklame, spanduk, dan petunjuk jalan di Jepang. Romaji di Indonesia digunakan untuk pengantar dalam membantu siswa/siswi di Indonesia mampu menulis dan memahami Hiragana, Katakana, dan Kanji.

Hiragana digunakan di Jepang pada tingkat TK dan SD agar mempermudah anak-anak untuk mengikuti pembelajaran karena Hiragana memiliki 46 huruf 25 huruf menggunakan Tenten (") dan Maru (o) dan 33 huruf Yoon yang berasal dari tambahan konsonan Ya, Yu, dan

Yo (ゃ, ゅ, ょ).
Katakana digunakan untuk merujuk pada bahasa asing yang diucapkandalam bahasa

Jepang atau orang Jepang seperti McDonald's menjadi Makudonarudo (マクドナルド). Katakana sendiri terdiri dari 46 huruf dengan 25 huruf menggunakan Tenten (") dan Maru (o)

dan 33 huruf Yoon yang berasal dari tambahan konsonan Ya, Yu, dan Yo (ゃ, ゅ, ょ) yang kurang lebih sama dengan Hiragana hanya berbeda dari bentuk hurufnya.

Kanji digunakan pada tingkatan lebih tinggi karena mampu mempersingkat dalam penulisan dimana Kanji memilik 5 tingkatan dan test JLPT yang diadakan sebagai sertifikasi bahasa Jepang secara internasional seperti test TOEFL, tingkatannya adalah N5-N1. Kanji terisnpirasi dari Kanji China sehingga memiliki kesamaan antara Kanji Jepang dan Kanji China. Kanji Jepang sendiri terdapat 40.000 namun hanya sekitar 3.000 - 4.000 kata yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Khusus untuk jurusan Bahasa pada kesempatan kali ini tentunya Sensei Sinta hanya akan mengajarkan tentang Hiragana karena menjadi dasar pembelajaran bahasa Jepang di tingkat SMA. Saat Hiragana telah dikuasai maka akan naik pada tahapan selanjutnya yaitu Katakana hingga target terakhir Sensei Sinta pada kelas 12 anak-anak jurusan Bahasa telah mempelajari Kanji pada tingkat N5.

 

........................

 

Rajawali sekarang semakin beranjak pada usia ke 17 tahun. Satu-satunya orang yang merayakan ulang tahunnya hanyalah Mutia yang membalas budi hadiah ulang tahun yang diberikan waktu kelas 8 SMP.

Tahun 2014 menjadi tahun kedua Rajawali berada di SMA kehidupannya penuh warna dimana ia sekarang telah terpilih sebagai Wakil Ketua ekstrakulikuler Debat. Keterampilannya dalam berdebat pada setiap kompetisi yang pernah ia ikuti membuatnya semakin dikenal disekolahan. Ia adalah satu-satunya anak Bahasa yang dapat bertahan di ekstrakulikuler Debat karena pola latihan dan persaingan yang begitu sulit dimana harus melawan murid dari kelas IPS yang memiliki komunikasi yang jauh lebih baik dibandingkan jurusan IPA dan Bahasa. Kenyataannya Rajawali berhasil survive dan terpilih menjadi Pengurus Inti ekstrakulikuler Debat di SMA.

Mutia juga tak mau kalah dimana ia berhasil terpilih secara demokrasi sebagai seorang Ketua OSIS dengan mencalonkan diri bersama wakilnya Yulia. Visi Misi mereka adalah memajukan prestasi SMA berdasarkan kegiatan ekstrakulikuler dan kompetisi yang diikuti oleh seluruh siswa/siswi. Mereka meraih suara terbanyak karena dianggap memperhatikan semua siswa/siswi yang mengikuti ekstrakulikuler dan berprestasi dalam hal kompetisi yang diikuti, hal ini terbukti semenjak Mutia menjabat baru satu bulan terdapat 7 kejuaraan yang dimenangkan oleh seluruh siswa/siswi yang berprestasi baik secara individual maupun perwakilan dari masing-masing ekstrakulikuler yang ada di SMA.

Prestasi tersebut tidak lepas dari informasi kompetisi yang selalu diberikan kepada setiap siswa/siswi yang disebar diberbagai kelas dan melalui social media OSIS yang dapat menjadi informasi penting dalam persiapan setiap kompetisi yang akan diikuti.

Kepopuleritasan inilah yang menjadi Mutia semakin dikenal dan tak jarang mulai banyak pria yang mencoba mendekatinya tak terkecuali Roy merupakan sosok yang pernah mendekatinya sewaktu Mutia masih menjadi peserta MOS dan kini ia telah kelas 12. Roy juga terkenal sebagai anak band yang digandrungi oleh kaum hawa di SMA.

Berbanding terbalik dengan selerah Mutia yang sedari awal merasa risih apabila Roy mulai mencoba merayunya. Roy bukanlah sosok yang menarik baginya, Mutia selalu mencoba menghindar darinya namun dikarenakan Roy adalah sosok senior dia selama di OSIS dia selalu mencoba menolaknya dengan sopan.

Pada suatu waktu saat Mutia ingin beranjak pulang ia bertemu dengan Roy kala itu mencoba untuk memberikan tumpangan kepadanya namun Mutia sedari awal mengenal Roy ia selalu menolaknya.

"Dek ayo sini aku anter?" Ucap Roy.

"Maaf kak saya sudah dijemput mama saya." Jawab Mutia sembari melangkahkan kakinya lebih cepat.

"Udah gapapa sama aku aja aku anter sampai rumah." Paksa Roy yang membuat Mutia hanya diam membisu untuk tidak menggubris ucapannya.

Akhirnya Roy memutuskan untuk menggeber motornya dan segera meninggalkan Mutia karena ia merasa emosi dengan sikap dingin Mutia.

Mutia hanya dapat berharap Roy tidak pernah mengganggunya lagi tanpa dapat menyampaikan kekesalannya kepada siapapun kecuali kepada Rajawali yang senantiasa memahami perasaannya.

Semua hal ia ceritakan tentang Roy yang senantiasa membuatnya tak nyaman ketika berada di sekolah. Rajawali hanya dapat memintanya untuk fokus dalam kegiatan belajar dan tanggungjawabnya sebagai seorang Ketua OSIS.

Rajawali tidak memiliki solusi apapun terlebih mengenai permasalahan hati, ia merasa selama ini tak ada yang dapat menerima dan mencintainya apa adanya kecuali neneknya.

Seakan tak pernah berhenti mengejar kepastian Roy mencoba untuk mencari tau sosok Rajawali yang ia anggap sebagai laki-laki yang mengganggu proses pendekatannya dengan Mutia. Beberapa kali Mutia jauh lebih akrab dan bahagia disaat bersama Rajawali. Pada akhirnya Roy yang mulai frustasi dengan nekatnya secara mendadak menyatakan cintanya kepada Mutia didepan kelas 11 IPA 1.

Sontak membuat seisi sekolahan menjadi kaget mendengar hal tersebut Mutia tampak semakin yakin untuk menolak cinta Roy sekalipun Roy adalah anak yang terpandang ditambah ia juga sosok yang famous.

"Maaf kak sekali lagi saya cuma minta kakak untuk jangan ganggu saya lagi..." Ucap Mutia dengan memohon sebesar hati agar Roy berhenti mengejarnya lagi karena ia tidak memiliki perasaan suka sedikit pun kepadanya.

Mutia menolaknya dengan halus karena ia memiliki rasa tidak tega di dalam dirinya, banyak anak-anak yang mulai menyorakinya karena kecewa tidak berakhir bahagia. Mutia tetap bulat dengan tekatnya untuk tidak ingin menjalin hubungan asmara dengan seseorang yang tidak ia cintai.

Mutia lebih memilih untuk kembali ke kelas dan tak ingin berbicara dengan siapapun selama beberapa hari. Rajawali mengetahui peristiwa itu, ia jauh lebih dewasa menyikapi peristiwa itu dengan membiarkan Mutia menenangkan perasaannya terlebih dahulu hingga suatu waktu disaat Mutia mulai dapat menenangkan pikirannya dan mulai dapat berbicara dengan orang lain lagi ia bertemu dengan masalah baru lagi yaitu Roy lagi-lagi datang untuk menghampirinya.

Mutia kabur dan Roy mengejarnya dari belakang dimana posisinya Mutia telah menyelesaikan praktikum Fisika di Ruang Laboratorium. Saat Mutia hendak menghindarinya Roy berhasil meraih tangan Mutia dan menariknya cukup kasar dan mencoba menjelaskan sesuatu kepada Mutia.

"Kak sakit kak tangan saya..." Dengan takutnya Mutia mencoba melepaskan tangannya yang saat ini sedang ditarik oleh Roy.

"Dek aku cuma butuh alasanmu kenapa kamu nolak aku?" Ucap Roy.

Saat keduanya saling tarik menarik datanglah Rajawali yang kala itu melihat keduanya dilantai 1 karena ia baru saja menyelesaikan sesi grammar di laboratorium Bahasa. Rajawali yang menuruni tangga bersama Doni dimana Doni yang pertama kalinya melihat Mutia yang sepemahamanya adalah sahabat dari Rajawali sehingga ia memberi tahu Rajawali mengenai Mutia yang tampak ketakutan.

"Wal lihat tuh..." Ucap Doni sembari melirik ke arah dimana Mutia sedang ketakutan seakan memberikan kode bahwa Rajawali harus menolongnya.

Akhirnya Rajawali mendatangi Roy kemudian ia langsung melerai keduanya dan menyingkirkan tangan Roy yang membuatnya marah dimana ia sudah menaruh dendam kepada Rajawali.

"Loh kenapa emang?" Ucap Roy dengan nada menantang.

"Mutia udah bilang gak suka masih dipaksa." Tegas seorang Rajawali yang juga sudah hilang kesabarannya selama ini melihat sahabatnya selalu merasa terganggu karena ulah Roy.

"Nantang ta?" Ucap Roy sembari memegang kerah baju Rajawali.

"Woi mas..." Saut Doni yang memiliki postur yang jauh lebih tinggi dan terkenal preman di kelas Bahasa ia juga memiliki banyak teman yang berada di IPS.

Roy di sini sedikit takut melihat Doni ditambah setelah Mutia lepas dari cengkraman Roy ia mulai berani melawan.

"Saya sudah bilang sama kakak kalau saya tidak ada rasa sedikitpun ke kakak. Lagi pula dengan kakak narik tangan saya seperti tadi itu udah kurang ajar, jangan sampai saya lapor ke BK. Ini udah keterlaluan kak, selama ini saya diam bukan berarti saya tidak berani namun saya menghormati kakak sebagai senior saya di OSIS tapi kali ini saya sudah kehilangan kesabaran... ayo Raja." Mutia yang telah mengungkapkan seluruh kebenciannya sembari menahan air matanya segera bergegas pergi sembari menarik tangan Rajawali untuk pergi dari tempat itu.

Doni pun akhirnya pergi untuk menuju ke kelas dan tak lupa ia memberikan tatapan yang tajam dengan penuh kebencian kepada Roy yang menurutnya Roy memang layak dipermalukan seperti kemarin dan ini adalah kedua kalinya mendapatkan rasa malu yang sangat luar biasa.

Mutia yang menangis di depan kelas ditemani oleh Rajawali tak berhenti meneteskan air mata. Dia sangat terusik batin dan fisiknya harus menghadapi seseorang laki-laki yang terus memaksanya untuk dapat menerima cintanya. Rajawali tau ini semua tidak mudah dilalui oleh Mutia. Mutia sudah lama tak menangis seperti ini, terakhir Mutia menangis waktu SD dimana kala itu Mutia dan Rajawali menenangkannya.

"Takut..." Ucap Mutia dengan air mata yang tak dapat terbendung.

"Masih sakit kah tangamu?" Tanya Rajawali.

Mutia melihat kedua tangannya dan menggelengkan kepalanya yang menunjukkan bahwa tangannya sudah tak lagi memerah seperti diawal.

Seketika Rajawali mencoba mengecek tangannya Mutia dan ia meniup tanganya Mutia berharap agar dapat lebih baik namun justru membuat suasana menjadi jauh lebih cair dengan keluguan Rajawali yang membuat Mutia tertawa.

"Tangan kamu lentik juga ya." Ucap Rajawali dengan nada bercanda.

"Hehehe kamu ngapain sih?" Mutia dengan sedikit tawa meskipun masih terus mengucurkan air mata.

Mutia yang melihat kedua mata Rajawali seakan terpaku dengannya, justru ia mencoba menutupi rasa tangis dan malunya dengan mengejeknya.

"Dasar gak jelas..." Ucap Mutia dengan senyumnya yang disertai mata yang memerah karena sisa air matanya.

Rajawali juga hanya sanggup tersenyum ketika melihat Mutia dia bukan sosok yang dapat menghilangkan air mata seseorang dengan ucapannya namun ia dapat membuat orang lain merasa lebih baik dari sebelumnya karena sikapnya.

"Makasih udah ngebantu aku sekali lagi Raja." Ucap Mutia dengan nada bicaranya yang masih terisak karena tangisannya sebelum pada akhirnya Rajawali menghiburnya dengan perlakuannya.

"Jangan lupa bilang makasih juga ke Doni." Ucap Rajawali dengan sedikit jokes yang membuat Mutia tersenyum.

"Hehehe nanti aku bakal ucapin juga kok ke dia." Mutia yang merasa lebih baik pada akhirnya memutuskan kembali ke kelas tanpa sedikit pun mengucapkan hal lain selain terimakasih yang tulus kepada Rajawali.

Hari pun mulai sore banyak anak-anak yang sudah memutuskan untuk pulang sedangkan Mutia harus menyelesaikan kewajibannya untuk rapat untuk membahas program kerja Dies Natalis SMA ke 20 di ruang OSIS.

"Baik karena sudah semakin sore kita akhiri rapat pada kesempatan hari ini, lalu untuk notulensi Virda nanti kirim ke aku ya. Terimakasih dan selamat sore." Tutup Mutia selaku Ketua OSIS yang mengakhiri sesi rapat untuk persiapan Program Kerja Dies Nataslis SMA ke 20 dimana pada kesempatan kali ini membahas persiapan Sie Acara dan Sie Humas mengenai tema yang akan diangkat dan progress Sie Humas mengenai bintang tamu yang akan diundang pada Dies Natalis SMA ke 20.

Saat semuanya mulai membubarkan diri hanya tersisa Pengurus Inti OSIS yang berasal dari kelas 11 yang seangkatan dengan Mutia. Terdapat Yulia selaku Wakil Ketua OSIS, Chaerista yang merupakan Bendahara dan Faruq yang merupakan Sekretaris OSIS. Mereka bertiga mencoba bertanya mengenai keadaan Mutia yang infonya baru saja mendapatkan kekerasan secara fisik karena Roy yang memaksanya untuk menerima cintanya.

"Kamu yakin gak mau ngelaporin Roy ke BK?" Ucap Faruq yang juga merupakan anak Paskibraka sembari menyilangkan kedua tangannya.

"Aku masih mikir untuk melaporkannya Faruq." Ucap Mutia dengan mata yang masih sebam karena habis menangis.

"Tapi kita bisa ngumpulin anak-anak untuk ngelakuin aksi buat bela kamu Mut, karena pengalamanku sewaktu SMP ada anak yang tipenya seperti mas Roy yang belagunya minta ampun terus pada akhirnya anak-anak OSIS dengan dibantu anak-anak ngelaporin anak tersebut ke BK." Ucap Yulia yang terkenal sebagai Wakil yang memiliki ketegasan dalam bersikap karena ia juga anak Paskibraka seperti Faruq.

"Benar kata Yulia, gimana kalau kita bantu kamu buat ngelaporin ke BK." Ucap Chaerista yang merupakan anak dari jurusan IPS yang merupakan Bendara OSIS yang cukup disegani karena sikapnya yang lembut dan terbuka kepada anak-anak OSIS kelas 10.

"Makasih sudah peduli sama aku tapi kali ini aku baik-baik saja dan makasih juga atas sarannya tapi itu sepertinya gak perlu Yul Ris." Ucap Mutia dengan tegas kepada teman- temannya yang begitu peduli dengan Mutia.

Rajawali yang baru saja menyelesaikan latihan debat untuk persiapan debat bahasa Inggris di Universitas Airlangga bulan depan juga mulai ke halte untuk pulang yang justru berpapasan dengan Mutia yang juga baru saja menyelesaikan rapat OSIS sehingga mereka berdua memutuskan untuk menuju ke halte bersama-sama.

"Tumben naik angkot lagi? Rusak lagi sepedamu?" Tanya Mutia.

"Ya begitulah namanya juga sepeda tua." Ucap Rajawali kepada Mutia.

Cuaca tampak mulai mendung aroma tanah yang mulai muncul saat hujan semakin menambah keyakinan bahwa tak lama lagi alam akan menangis. Keduanya pun mulai segera bergegas ke halte untuk berteduh sebelum kehujanan.

Halte menjadi tempat berteduh yang cukup bagi keduanya dikala hujan semakin deras serta suara petir mulai menyambar mereka berdua masih berbicara satu sama lain. Mutia yang menunggu mamanya untuk datang menjemputnya membuat Rajawali ikut mendampinginya hingga Mutia dapat pulang dengan selamat.

Saat keduanya sedang menunggu datangnya jemputan dan angkot, Mutia merasa kelaparan sehingga ia memutuskan untuk membeli gorengan dan roti di warung yang bersebelahan dengan halte, Rajawali hanya melihat ke arah Mutia namun disaat ia sedang memalingkan wajah dan Mutia sudah masuk ke dalam warung tersebut Rajawali mulai diserang secara mendadak oleh Roy dan kedua temannya.

*Brakkk* (Suara pukulan yang menghantam Rajawali yang membuat mukanya terpental ke arah kanan karena sebelum ia mendapatkan pukulan ia ditepuk bagian pundaknya yang membuat reflek Rajawali untuk menoleh ke belakang)

Rajawali terus dihajar dan lehernya ditahan dengan lengan Roy sembari dipojokkan di tiang halte yang membuat perut Rajawali berhasil mendapat hantaman dan tendangan dari kaki kedua temannya Roy.

*Uukhhhh* (Suara Rajawali yang menundukkan kepala sembari memegangi perutnya dan mulai mengeluarkan darah pada mulutnya)

Rajawali terus diseret menuju lantai halte dan mulai ditendang bagian perut dan dada disaat ia sedang tersungkur di tanah sebanyak 7 kali.

*Deeeeppp* (Suara tendangan sepatu yang tepat mengenai ulu hatinya).

Beberapa saat kemudian datanglah Mutia yang kaget melihat keadaan Rajawali yang mulai dikeroyok oleh 3 orang yang salah satunya adalah Roy yang membuat Mutia berteriak untuk meminta tolong sembari menghampiri Rajawali yang telah tersungkur hingga membuat makanan yang dibeli Mutia yang rencananya akan ia bagi dengan Rajawali justru terjatuh ke tanah dikarenakan melihat Rajawali yang babak belur.

Mutia meminta tolong kepada orang sekitar namun karena hujan semakin deras sehingga suara tangisnya kini tak lagi terdengar membuatnya hanya dapat memanggil nama Rajawali agar ia segera sadar berulang kali.

Mutia terus memanggil namanya dengan air mata yang tak kala derasnya dengan hujan yang kini menjadi saksi penderitaan yang dialami Rajawali dan kesedihan yang dialami oleh Mutia.

Ia mencoba membaringkan Rajawali agar sirkulasi darahnya menjadi lebih lancar, ia mencoba menenangkan dirinya dengan terus berfikiran jernih. Akhirnya ia mencoba mencari P3K yang selalu ia bawa karena ia adalah anak PMR sekaligus Ketua OSIS. Mutia mencoba mengobati luka dimulut Rajawali sembari mengangkat bagian tubuh yang mengalami pukulan atau trauma dengan lebih tinggi dibandingkan dada. Hal ini bertujuan untuk menghentikan aliran darah yang rusak di bawah kulit.

"Raja... please bangun. Raja..." Sembari terus mencoba untuk memberikan CPR dengan cara menekan sedikit dadanya namun tetap memastikan jalan nafasnya tidak terhalangi. Kepala Rajawali diganjal dengan tas miliknya sehingga aliran darah dari kepala lebih berjalan lancar sembari terus menekan dadanya dengan perlahan.

Ia juga mulai mengecek perut Rajawali apakah terdapat luka memar untuk memastikan keselamatannya, Mutia juga mulai mengeluarkan kapas yang ditelah dibasahi dengan Amoniak atau Eau de Colegne sekitar 25% yang didekatkan dengan hidung Rajawali.

Mutia yang terus berusaha menyadarkan Rajawali ia masih terus menangis sembari melakukan pertolongan pertama karena ia sangat mengkhawatirkan Rajawali, ia terus memanggil namanya berulang kali.

"Raja aku janji gak bakal nangis lagi tapi tolong bangun." Ucap Mutia secara lirih dengan air mata yang terus berlinang.

"Aku juga janji gak akan membuat kamu menangis seperti ini lagi Mut." Ucap lirih Rajawali yang telah siuman dengan membuka matanya secara perlahan.

*Uhuuuk* (Suara Rajawali yang mulai batuk yang menandakan dirinya mulai tersadar meskipun dalam kondisi terluka).

"Raja....." Mutia seketikan langsung memeluknya dan mulai menangis dipelukannya secara haru.

Rajawali berhasil selamat dimana Rajawali juga memiliki fisik kuat yang membuat ia masih dapat terbangun meskipun ia baru saja mendapatkan beberapa kali pukulan yang membuatnya terkapar.

Rajawali yang terkapar kembali terbangun dari rasa sakitnya di tengah hujan yang kian deras mendekap suasana di sore hari mereka berdua menyerderkan badan mereka pada tiang halte. Rajawali hanya dapat berterimakasih kepada Mutia yang telah menyelamatkan hidupnya yang sempat terancam.

"Makasih kamu sudah mengobatiku Mut." Dengan tatapan yang masih terlihat lemas.

Mutia hanya menganggukan kepalanya karena ia masih belum dapat kembali berkata- kata setelah melihat keadaan Rajawali.

Datanglah mobil milik mama Mutia, seketika mama Mutia langsung membukan kaca mobil dan bertanya sesuatu yang menimpa mereka berdua.

"Kalian kenapa? Ayo cepet masuk sini." Ucap mama Mutia hingga akhirnya keduanya mulai masuk ke dalam mobil dan Mutia menuntun Rajawali untuk memasuki mobil.

Setelah berada di mobil Mutia menceritakan semua yang telah terjadi kepadanya hari ini mulai dari sosok Roy yang memaksa Mutia untuk dapat menerima perasaannya hingga Rajawali yang menjadi korban dari perbuatan Roy yang merasa dendam kepada Rajawali karena telah membantunya saat Roy berperilaku kasar kepada Mutia.

Mendengar cerita yang disampaikan oleh putrinya mama Mutia tampak tak dapat lagi memendam amarahnya hingga ia berjanji keesokan harinya ia akan menemui guru BK bahkan Kepala Sekolah SMA untuk membahas masalah ini.

"Mama gak habis pikir masih ada laki-laki seperti Roy di dunia ini. Ini udah keterlaluan menurut mama, mulai besok mama akan ke guru BK bahkan jika perlu mama akan berbicara ke Kepala Sekolahmu Pak Haris Hidayat biar si Roy itu mendapatkan hukuman yang setimpal atas perbuatannya. Syukur-syukur dia dikeluarkan dari sekolahan biar gak menggangu kamu lagi." Ucap mamanya Mutia sembari melirik ke spion belakang dan menanyakan keadaan Rajawali.

"Kamu gapapa tapi nak? Kalau masih sakit ayo ke rumah sakit aja biar tante anterin." Imbuh mama Mutia yang begitu peduli dan kasihan melihat keadaan Rajawali.

"Aman tante, nanti saya istirahat di rumah juga sudah baikan. Terimakasih sebelumnya." Ucap Rajawali yang menolak permintaan mama Mutia dengan begitu sopan karena ia tidak ingin semakin merepotkan orang lain.

Jam dinding menunjukkan pukul 21.30 WIB dimana Rajawali baru saja membersihkan dirinya dari berbagai macam luka dan agar ia jauh lebih segar kemudian ia makan bersama nenek.

Selama sela-sela mereka menghabiskan makanan yang telah disediakan di atas meja nenek bertanya apa alasan Rajawali bisa menerima berbagai macam pemukulan tersebut.

"Siapa yang mukul kamu?" Tanya nenek sembari mengunyah makanan.

"Roy nek cuma itu gak penting." Ucap Rajawali yang mencoba melupakan dan memaafkan peristiwa tersebut.

"Wong kamu gak pernah berantem gitu sekalinya berantem malah babak belur kayak gini le le (nak nak). Tapi setidaknya nenek bangga cucu nenek bisa melindungi seorang wanita, tapi disatu sisi nenek ya gak pingin kamu terluka, kalau kamu kenapa-napa terus nenek sama siapa nanti. Jangan diulangi lagi ya?" Tegas nenek yang mengharapkan cucunya jauh lebih berhati-hati jika harus berhadapan dengan seseorang yang sekiranya dapat mengancam nyawanya meskipun disatu sisi nenek merasa bangga dengan sikap kedewasaan Rajawali.

"Iya nek." Ucap Rajawali sembari sedikit menundukkan pandangannya karena mendengar ucapan terakhir neneknya.

"Sudah sekarang kamu istirahat sana biar nenek yang nyuci ini semua, itu obat nyerinya nenek minumen besok sekolah." Perintah nenek kepada Rajawali yang masih terdapat luka lebam dimulutnya agar ia segera mengistirahatkan tubuhnya agar esok hari dapat kembali beraktifitas di sekolah.

Rajawali yang masih merasakan nyeri memaksakan dirinya untuk kembali ke sekolah rasa sakitnya tak dapat menahan rasa semangatnya untuk menempuh pendidikan setinggi mungkin untuk merubah nasibnya dan orang-orang yang ia cintai.

Sekalipun banyak rintangan yang harus di lewati ia akan terus melangkah untuk meraih kebahagiaan dan kesempurnaan yang ia dampakan. Sesampainya ia di dalam kelas Doni, Fahmi, Arga dan Sarah yang menyadari bahwa terdapat lebam dimulutnya.

Rajawali menceritakan kepada mereka lantas Doni yang mudah tersulut emosi sudah menduga Roy akan melakukan tindakan senekat ini sehingga ia sempat menghampiri kelas Roy sendirian untuk memberikan pelajaran kepadanya namun belum sempat Doni keluar ruangan Sensei Sinta datang ke dalam kelas yang melihat kondisi Rajawali yang rupanya beliau mengetahui berita penyerangan yang dilakukan oleh Roy kepadanya dari Bu Febri BK.

"Rajawali kamu katanya habis dikeroyok sama Roy dan teman-temannya. Soalnya Sensei baru mendapat beritanya dari Bu Febri. Habis ini kamu ke BK ya buat menjelaskan kronologinya kebetulan mamanya Mutia juga sudah datang di ruang BK." Ucap Sensei Sinta yang merupakan Wali Kelas kelas Bahasa sekaligus memintanya untuk ke ruang BK.

"Baik Sensei." Rajawali pun akhirnya bergegas menuju ruang BK.

Sarah yang merupakan teman Doni selama 2 tahun ia mengenalnya di SMA juga turut menenangkannya agar ia tak tersulut emosi.

Rajawali kini berada di ruang BK dan mama Mutia kali ini bersama suaminya turut datang untuk menuntut sekolahan atas perbuatan yang dilakukan oleh Roy kepada Rajawali yang membuatnya mengalami luka yang cukup serius. Mutia juga menceritakan sebagai saksi mata atas peristiwa tersebut bahwa Roy bersama kedua temannya yang bernama Soni dan Bram.

Mutia juga menjelaskan secara medis sepemahamannya sebagai seorang PMR yang dimana ia menjelaskan bahwa luka lembam Rajawali bukan hanya di mulut namun juga terdapat bekas tendangan yang tepat berada di perutnya sehingga pihak sekolahan tak dapat membantah pernyataan tersebut ditambah lagi kedua orang tua Mutia berasal dari keluarga terpandang yaitu berprofesi sebagai Dokter yang menyempatkan waktu kerja mereka untuk mengurus permasalahan ini.

"Jadi begini bapak kami berdua disini juga selain melindungi Rajawali yang sudah kita kenal sejak dia SD juga ingin melindungi putri kami yang juga merasa trauma dengan setiap perbuatan yang dilakukan oleh Roy. Apabila Roy masih disini tentunya putri saya juga masih merasa tidak nyaman dan aman dalam menempuh pendidikan disini." Jelas papa Mutia yang jarang terlihat namun kali ini merupakan suatu permasalahan yang wajib diselesaikan oleh seorang ayah demi kebaikan putri kesayangannya.

"Dek kamu tahu Rajawali ini anak yatim piatu kamu tega mukulin anak yatim piatu yang tidak bersalah? Hmm kenapa kok diem?" Ucap papa Rajawali yang tampak begitu menyeramkan.

Roy hanya sanggup tertunduk lesuh dihadapan kedua orang tua Mutia begitu pulah dengan kedua temannya yang turut tak berkutik. Mama Mutia juga sudah tak sanggup menahan amarahnya selama ini mendengar setiap cerita yang disampaikan Mutia selama ini mengenai perlakuan Roy kepada putrinya.

"Kamu pikir maaf saja cukup? Kamu ini kan kakak kelasnya Mutia, anak OSIS lagi masa gak bisa memberikan contoh yang baik ini malah menyatakan cinta ke adik kelasnya yang sudah jelas-jelas gak suka sama kamu. Tante juga kalau jadi Mutia gak mau nerima seorang laki-laki yang suka main tangan seperti kamu." Tegas mama Mutia yang tampak begitu memerah karena melampiaskan kekesalannya kepada Roy.

"Jadi begini bapak ibu saya tau memang peristiwa ini tidak dapat dibenarkan tapi kami..." Belum usai Kepala Sekolah Bapak Haris Hidayat, S.Pd., M.Pd., menjelaskan justru terdengar suara megaphone speaker yang berasal dari luar ruang BK.

*Tittt* (Suara megaphone speaker yang memekikkan telinga)

Ternyata suara tersebut berasal dari anak OSIS dari angkatan 10 dan 11 yang juga didukung oleh seluruh mantan pengurus OSIS kelas 12 yang juga membenci perbuatan Roy kepada Ketua OSIS mereka saat ini yaitu Mutia dan pengeroyokan kepada Rajawali.

Aksi tersebut dipimpin oleh Faruq yang merupakan Sekreraris OSIS sembari berbicara menggunakan megaphone speaker agar semuanya mendengar aspirasi yang disampaikan di depan ruang BK.

"Kami dari seluruh pengurus OSIS kali ini berkumpul untuk menuntut keadilan kepada bapak/ibu beserta jajarannya untuk segera mengeluarkan Roy yang telah mencoreng nama baik SMA sekaligus nama baik OSIS yang telah melakukan penyerangan kepada saudari Mutia dan saudara Rajawali yang menyebabkan kerugian baik secara fisik maupun moril. Apabila sekolahan tidak segera mengeluarkan keputusan mengenai permasalahan ini kami akan membatalkan program kerja Dies Natalis ke 20 SMA agar tidak terlaksana pada tahun ini selain itu kami juga akan memviralkan permasalahan ini pada seluruh media massa sebagai bentuk dari tuntutan yang kita lakukan demi membela korban kekerasan dan berharap agar segala jenis kekerasan di sekolahan ini tidak terulang kembali." Sontak semua siswa/siswi yang berada di kelas mulai berhamburan keluar untuk mendengar orasi yang dipimpin oleh Faruq dan ikut mendukung aksi yang dilakukan OSIS demi mendukung solidaritas atas perlawanan terhadap setiap kekerasan yang berada di SMA.

*SETUJU* (Ucap seluruh siswa/siswi baik yang berada di lantai 1 maupun lantai 2 semuanya bersorak secara meriah).

Bapak/ibu guru yang bukan merupakan pengurus SMA juga ikut keluar ruang guru untuk turut mendukung aksi yang dilakukan oleh anak-anak OSIS di depan ruang BK.

Akhirnya Kepala Sekolah Bapak Haris Hidayat, S.Pd., M.Pd., mulai angkat bicara mengenai desakkan dari berbagai macam pihak ini dengan menyampaikan bahwa Surat Keputusan mengenai permasalahan ini akan dikeluarkan setelah 1 minggu mulai dari sekarang sehingga hal ini membuat semua pihak menjadi lebih tenang mendengarkan ketegasan tersebut. Pada akhirnya Kepala Sekolah dan Bu Febri meminta Roy, Soni, dan Bram diminta untuk kembali ke kelas sembari menunggu Surat Keputusan yang akan dikeluarkan oleh sekolahan kepada mereka.

Saat ketiga orang tersebut keluar ruangan semua orang sontak menyoraki mereka bertiga, dan ketiganya hanya dapat tertunduk malu atas sorakan yang mereka terima selama mereka melewati jalan menuju ruang kelas mereka.

Dikarenakan ruang BK dekat dengan IPS 1 dan 2 tak lupa Faisal yang merupakan teman Futsall Doni yang juga cukup mengenal baik Rajawali tak lupa menyoraki mereka bertiga ditambah dengan Bopak yang merupakan orang yang juga mengenal Rajawali semenjak di SD yang juga tak terima teman angkatannya turut menjadi korban kekerasan.

"Jagoan ta mas? Iyo jagoan?" Ucap Faisal sembari bertepuk tangan yang menunjukkan merasa bangga terdapat sosok jagoan yang berani mengeroyok satu orang.

"Pendekar a iki pententang-petenteng?" Saut Bopak sembari menyilangkan kedua tangannya yang tampak intimidatif.

Tak mau kalah Doni yang jauh lebih mudah tersulut emosi langsung menghampiri Roy dan mengatakan, "Jancok..."

Seketika Sarah langsung menarik Doni dengan mengatakan, "Don udah Don..."

Mereka bertiga akhirnya mulai terus melangkah hingga menuju kelas dengan rasa takut dan malunya.

Mutia yang merasa heran dengan solidaritas teman-teman dan seluruh anggota OSIS kelas 10,11, dan 12 hanya dapat berterimakasih kepada mereka semua. Begitu pulah dengan Rajawali yang turut mengucapkan terimakasih kepada anak-anak OSIS dan tak lupa ia mengucapkan terimakasih kepada kedua orang tua Mutia yang turut membelanya. Pada akhirnya mereka semua membubarkan diri dan waktu pembelajaran dimulai pukul 08.00 WIB sedangkan kedua orang tua Mutia pun kembali untuk melanjutkan pekerjaan mereka sebai seorang Dokter.

Tiba saatnya pada hari dimana Roy secara resmi mendapatkan keputusan untuk dikeluarkan dari sekolahan atas berbagai macam pertimbangan bukan hanya faktor kekerasan yang ia lakukan kepada Mutia dan Rajawali saja namun ia juga menurut kesaksian dari seluruh bapak/ibu guru yang pernah mengajarnya menyampaikan bahwa Roy merupakan sosok murid yang tak pernah mengerjakan tugas dan sering membolos.

Roy juga terkenal berulang kali berurusan dengan BK karena ia terlalu sering membolos mata pelajaran dan jauh lebih memilih untuk ngeband sehingga nilai ujian dan tugasnya dibawah rata-rata.

Puncaknya ia melakukan kekerasan kepada Mutia dan Rajawali yang membuat keyakinan dan peringatan terakhir yang sering diberikan kepada Roy menjadi bulat untuk mengeluarkan Roy dari sekolahan. Khusus untuk Soni dan Bram mereka mendapatkan hukuman skorsing selama 1 minggu untuk dilarang masuk sekolah karena mereka diajak dan dipaksa Roy untuk turut melakukan kekerasan kepada Rajawali di halte.

Mutia yang telah mendengar Surat Keputusan Kepala Sekolah tampak senang dan bersyukur mendengarnya, kini ia bisa fokus untuk kembali menempuh pembelajaran dengan tenang tanpa ada hal yang membuatnya takut.

Mutia juga selaku Ketua OSIS juga dapat lebih fokus untuk melanjutkan program kerja Dies Natalis SMA ke 20. Ia juga tak lupa mendatangi Rajawali untuk menyampaikan kabar tersebut sama halnya dengannya Rajawali ikut senang kini sahabatnya tak lagi mendapatkan berbagai macam teror dari orang yang ia benci.

Rajawali tak lupa meminta Mutia untuk berterimakasih juga kepada Doni yang kebetulan ada didepan kelas untuk makan mie ayam yang dibawa olehnya ke kelas. Mutia pun akhirnya menuju Doni dan mengucapkan terimakasih kepadanya yang membuat Doni langsung berdiri dari duduknya.

"Tenang sudah aku kasih kalimat mutiara kok di depan mukanya Roy kemarin."

"Oh ya kalimat mutiara kayak gimana tuh Don kalau boleh tahu?" Tanya Mutia dengan raut wajah bahagia.

"Ada deh..." Ucap Doni dengan mukanya yang tampak tengil.

Sarah yang mengetahui kalimat mutiara yang dimaksud oleh Doni hanya dapat tertawa terbahak-bahak mendengarnya.

 

........................

 

Rajawali kini memasuki tahun ketiganya di SMA kini seluruh siswa/siswi kelas 12 mulai menyusun rencana masa depan mereka untuk mempersiapkan mendaftarkan diri ke PTN yang diinginkan.

Semua murid angkatan 2013 bersama-sama amulai mengikuti berbagai macam kegiatan untuk memaksimalkan kemampuan dan materi tentang Test Masuk Perguruan Tinggi sekaligus mempersiapkan berbagai macam berkas administratif untuk dapat jalur Undangan agar mampu lolos ke Perguruan Tinggi Negeri yang diinginkan.

Rajawali merupakan sosok yang sedari awal menjadi seorang siswa SMA jurusan Bahasa adalah murid yang sangat berprestasi dan juga memiliki nilai rapor yang sangat memuaskan sehingga ia mendapatkan kesempatan untuk memasukkan berkas administratifnya untuk mengikuti tahap Undangan pada setiap PTN yang ia inginkan.

Begitu pula dengan Mutia yang kini mulai fokus untuk belajar menghadapi Ujian Nasional sekaligus mempersiapkan diri yang kemungkinan terburuknya gagal dalam tahap Undangan PTN dengan mengikuti Bimbingan Belajar di luar sekolah.

Rajawali juga mempersiapkan hal yang serupa dengan membeli buku tentang Test Masuk PTN untuk jurusan Soshum karena jurusan Bahasa hanya dapat memilih jurusan Soshum agar peluang diterimanya jauh lebih besar.

Selama kelas 3 Rajawali dan Mutia mulai jarang bertemu karena kesibukan dalam mempersiapkan Ujian Nasional dan Pendaftaran PTN. Sekalipun keduanya mulai jarang berinteraksi keduanya memiliki cita-cita yang wajib mereka kejar.

Rajawali memutuskan untuk memilih jurusan Hukum karena selama SMP – SMA ia tampak lebih tertarik dan memahami mata pelajaran yang membahas mengenai berbagai macam kebijakan publik dan mata pelajaran yang mengharuskan mempunyai keterampilan komunikasi dan analisa.

Rajawali telah memiliki bekal selama di SMA dengan mengikuti ekstrakulikuler Debat yang dimana salah satu pelatih Debat adalah lulusan Sarjana Hukum yang bernama Danilla Hasanah, S.H., yang membagikan pemahaman dalam dunia Hukum. Khususnya dalam dunia Hukum perdebatan adalah satu kemampuan yang wajib dimiliki serta perdebatan digunakan dalam Hukum Acara di Peradilan.

Mutia sedari awal memiliki cita-cita untuk menjadi Dokter namun semakin berjalannya waktu ia mulai bimbang dengan pilihannya. Ia terus berkonsultasi dengan kedua orang tuanya yang merupakan Dokter dan tak lupa ia juga menanyakan kepada Wali Kelas dan guru BK dalam pertimbangan memilih jurusan perkuliahan.

Apapun itu Mutia akan memilih jalan terbaiknya, Rajawali juga yakin akan kemampuan Mutia. Kini tugas Rajawali yang harus terus berusaha dengan giat agar dapat menguasai berbagai macam ujian dan test yang akan ia hadapi sebelum akhirnya dapat membanggakan orang-orang yang ia cintai salah satunya adalah nenek tercinta.

Setiap malam nenek selalu mengingatkan Rajawali untuk beristirahat namun Rajawali selalu memutuskan untuk terus belajar hingga tengah malam. Selama beberapa bulan terakhir Rajawali tak henti belajar hingga tengah malam yang justru membuat neneknya menjadi khawatir dengan keadaan cucunya.

"Jangan lupa tidur..."

"Iya nek habis belajar nanti aku tidur."

"Biasanya kamu tidur pas udah jam 01.00 malam bagaimana nenek gak khawatir." Ucap nenek sembari menyeduh teh hangatnya.

"Soalnya buat persiapan Ujian Nasional nek belum lagi aku juga mikirin ujian masuk Perguruan Tinggi Negeri."

"Nenek gak pernah nuntut kamu buat harus masuk Universitas Negeri, karena pesaingmu bukan hanya puluhan orang namun ribuan di seluruh Indonesia." Ucap nenek selayaknya orang tua pada umumnya yang tak mengiginkan anaknya harus kuliah di Universitas favorit melainkan mampu melihat mereka kuliah dan lulus tepat waktu saja sudah membuat bahagia.

Namun Rajawali selalu berusaha jauh lebih keras lagi agar mimpinya dapat terwujud dimana keuntungan dapat berkuliah di Perguruan Tinggi Negeri dapat lebih banyak memperoleh beasiswa sekaligus memperoleh berbagai macam fasilitas yang menunjang kemampuannya dalam dunia kerja kedepannya. Semua orang memimpikan dapat kuliah di PTN yang diinginkan namun tidak semuanya dapat dengan mudah berkuliah dan mendapatkan kesempatan untuk kuliah, di sini Rajawali ingin mengubah takdirnya selama ini karena ia adalah tulang punggung keluarga ia tak memiliki siapapun di dunia ini.

Tibalah saatnya pengumuman kelulusan penerimaan calon Mahasiswa PTN seluruh Indonesia dimulai, dimana pada tahun 2015 ini kebijakan penerimaan PTN sangatlah beragam mulai dari pembukaan Undangan PTN untuk beberapa siswa yang terpilih pada setiap jurusan dan rupanya Rajawali terpilih menjadi penerima Undangan PTN namun kurang beruntung baginya pada tahap kedua ia gagal karena pesaingnya memiliki nilai rapor yang jauh lebih tinggi darinya ditambah jurusan yang ia pilih adalah jurusan favorit yaitu Hukum.

Terdapat tahap selanjutnya yang menggiurkan untuk semua siswa/siswi SMA kelas 12 yaitu Undangan Politeknik dan Undangan UIN yang keduanya merupakan PTN dengan spesialisasi atau karakteristik yang menarik yaitu jika UIN maka lebih mengarah kepada pendalaman agama pada setiap mata kuliah yang akan diberikan sedangkan Politeknik 80% mengincar jurusan IPA atau Sainstek yang dapat diterima dijurusan yang terdapat di Politeknik. Jurusan Bahasa yang terpilih hanya Daffa yang diterima secara Undangan yang diadakan oleh Politeknik dan kini ia diterima di jurusan Bahasa Inggris.

Kabar yang mengejutkan juga datang dimana Mutia kini diterima di Universitas Airlangga namun Rajawali tidak ingin menggangunya kali ini karena disatu sisi ia harus jauh lebih fokus menatap tahap Ujian Test PTN.

Keuntungan siswa/siswi yang diterima di tahapan Undangan adalah mereka akan jauh lebih tenang saat mengikuti Ujian Nasional, sekaligus mereka sudah dapat mempersiapkan untuk dapat mencari tempat tinggal yang berada di sekitar Universitas yang telah menerima mereka. Sebagian lainnya yang belum diterima tentunya memiliki perasaan kecewa namun Rajawali tidak ingin merasa kecewa karena ia selalu yakin dengan kemampuannya.

Ia bukan orang yang mudah kecewa saat hal yang ia rencanakan selama ini gagal terlaksana, ia selalu memiliki rencana cadangan yang membuat ia selalu memiliki mental untuk terus berkembang. Semangatnya begitu besar karena ia ingin merubah dan membahagiakan orang-orang yang telah percaya kepadanya salah satunya adalah neneknya.

Neneknya yang mengetahui kabar bahwa Rajawali gagal pada tahap kedua penerimaan jalur Undangan selalu menguatkannya, Rajawali selalu tersenyum dan merasa baik-baik saja agar neneknya tak sedih. Meskipun jauh dilubuk hatinya yang paling dalam ia merasa kecewa namun ia berusaha untuk tegar agar neneknya tak khawatir.

Pada akhirnya ia selalu kembali ke kamar untuk melanjutkan proses belajarnya yang telah ia lakukan sebelum pengumuman kelulusan penerimaan tahap Undangan PTN, karena ia tahu kemungkinan terburuk dapat terjadi oleh sebab itu ia telah belajar jauh-jauh hari.

Hal ini tentunya akan bermanfaat baginya dalam mengarungi setiap tahapan Test PTN setelah Ujian Nasional berakhir. Rajawali setidaknya sudah memahami dan telah memiliki kesiapan untuk menghadapi Ujian Nasional dan Test PTN.

Kini sudah saatnya hari dimana Ujian Nasional yang tetap menentukan kelulusan SMA yang dimana ia memilih mata pelajaran Bahasa Jepang meskipun tuntutan untuk dapat memperoleh nilai 100 menjadi hal yang berat namun pada akhirnya beberapa bulan setelah Ujian Nasional Rajawali memperoleh nilai tertinggi pada tingkat Provinsi nomor 1 dan salah satu nilai sempurnanya adalah mata pelajaran Bahasa Jepang.

Tentunya hal ini setidaknya mengobati kekecewaannya sebelumnya dan meningkatkan kembali semangatnya untuk menghadapi Test PTN yang akan berlangsung 2 bulan lagi. Kabar ini ia sampaikan kepadanya neneknya yang ikut bangga dengan pencapaian cucunya tersebut. Kini Rajawali hanya meminta restu kepada neneknya agar ia dapat diterima di PTN dengan mengikuti Test PTN pada bulan Juni 2015.

Restu neneknya telah mengiringi setiap langkahnya sehingga kini ia semakin yakin untuk dapat menghadapi Test PTN yang menjadi tahapan terakhir baginya untuk dapat meraih mimpi berkuliah di Universitas Indonesia jurusan Hukum.

Pukul 07.00 WIB kini ia bersiap untuk memulai Test PTN di Surabaya lebih tepatnya lokasi ujiannya ia memilih di ITS.

Sekalipun ia telah menyiapkan rasa takut dan grogi itu tetap muncul, keringat di kedua telapak tangannya tak dapat berhenti, detak jantungnya semakin kencang, dan nafasnya tak dapat ia kontrol karena rasa gelisah yang menguasainya.

Seketika ia mengingat neneknya yang harus ia banggakan, oleh sebab itu ia tak ingin terus larut dalam rasa takut. Rajawali meyakinkan dirinya bahwa setiap soal yang ia temui dapat ia kerjakan semaksimal mungkin. Ujiannya berlangsung begitu lancar, ia begitu mudah dalam menjawab setiap pertanyaan yang tersedia di komputer yang terdapat dihadapannya.

Waktu pun telah usai semua soal jurusan Soshum telah ia kerjakan dengan semaksimal mungkin. Kini ia tinggal menunggu pengumumannya yang akan diumumkan pada bulan Agustus 2015 yang tentunya akan menjadi awal dari perubahan yang ia alami. Mimpi yang selama ini hanya dapat terucap dalam doa akan segera terwujud.

Kini telah memasuki bulan Agustus 2015, waktu menunjukan 1 hari lagi menuju pengumuman. Rajawali tampak tak dapat tidur dengan nyenyak selama 2 hari kini ia hanya dapat berharap bahwa semuanya dapat terjadi.

Disatu sisi neneknya mulai kambuh penyakitnya hingga Rajawali semakin pusing menghadapi hal yang terjadi menjelang pengumuman yang dapat diakses di website resmi pemerintah.

Hari semakin larut Rajawali tak dapat tidur dengan nyenyak seakan ada perasaan yang mengganjal di dalam hatinya. Bukan hanya sekedar perasaan gelisah mengenai Pengumuman Test PTN yang ia ikuti, melainkan ada hal lain yang tak dapat membuatnya tidur.

Awan pun mulai menunjukkan gejala akan turun hujan, cuaca mulai menyelimuti ruangan.

Tiba-tiba hal buruk pun terjadi.

*Brukkk* (Suara sesuatu yang jatuh)

Rupanya nenek Rajawali mengalami kejang-kejang dimana riwayat nenek Rajawali memang komplikasi banyak penyakit yang pernah dialami oleh beliau salah satunya Serangan Jantung yang membuat Rajawali tampak panik dan meminta tolong kepada tetangganya yang berjarak 1 km karena tidak semua orang memiliki kendaraan untuk mengantar neneknya menuju rumah sakit hingga akhirnya ia memutuskan untuk keluar rumah meminta tolong sekalipun ia harus basah kuyup.

"Pak tolong bantu saya, nenek saya jatuh pingsan bisa tolong antar saya ke rumah sakit?" Ucap Rajawali yang menghampiri tetangganya sekalipun jarak yang ia tempuh sangatlah jauh. Kebetulan tetangganya tersebut juga seorang lurah yang tentunya akan bertanggungjawab atas kesejahteraan masyarakatnya.

Mereka berdua pun akhirnya menjemput neneknya Rajawali yang berada di rumah dimana Rajawali hanya memberikan obat yang biasanya diminum oleh neneknya saat kambuh. Akhirnya neneknya dievakuasi ke rumah sakit bersama Lurah dan semua biaya pengobatan ditanggung oleh Lurah.

Menurut keterangan dokter nenek Rajawali harus dirawat insentif selama beberapa hari karena kini beliau tak sadarkan diri atau koma.

Rajawali seharian menunggu dan merawat neneknya yang terbaring koma. Rajawali semakin tak dapat berfikir jernih ia tampak sedih karena hari ini adalah pengumuman kelulusannya namun neneknya harus dirawat di rumah sakit.

Rajawali tak dapat melihat pengumumannya karena ia tak memiliki akses internet ia harus pergi ke Warnet namun justru neneknya tak mungkin ia tinggal sendirian. Ia memutuskan untuk mencoba menghubungi Mutia melalui telepon rumah sakit dan mengatakan untuk melihat pengumuman Test PTN yang ia ikuti sekaligus mengabarkan bahwa neneknya sedang dirawat di rumah sakit.

Mutia baru menemui Rajawali pada pukul 20.00 WIB bersama kedua orang tuanya, terlihat disana Rajawali hanya dapat menundukkan pandangannya matanya memerah karena ia semalaman tak dapat tidur. Raut wajahnya menjadi sangat suram karena fikirannya tak karuan, disatu sisi ia memikirkan masa depannya namun ia juga tak kuasa melihat keadaan neneknya.

"Raja..." Ucap lirih Mutia yang memasuki ruangan.

"Mutia." Jawab Rajawali dengan muka datarnya.

"Kamu gak tidur seharian?" Tanya Mutia dan Rajawali hanya menggelengkan kepalanya.

"Gimana keadaan nenek kamu?" Tanya kembali Mutia kepada Rajawali.

"Masih tetap dalam kondisi koma." Jawab Rajawali dengan nada yang lemas.

Mutia kemudian mengeluarkan Surat Pengumuman yang Menyatakan bahwa Rajawali lolos pada tahap Test PTN. Setidaknya hal itu membuat Rajawali jauh lebih tenang ia tampak bahagia dan tersenyum.

"Selamat." Ucapan selamat yang begitu tulus dari Mutia.

"Makasih Mutia. Selamat juga buat kamu sudah diterima di Unair." Ucap Rajawali sembari senyum tipis karena dia masih tidak menyangka bahwa ia diterima oleh Universitas Indonesia pada jurusan Hukum.

"Orang tuamu di luar kah?" Ucap Rajawali.

"Iya, mereka juga katanya ingin bicara sama kamu."

Rajawali pun menemui kedua orang tua Mutia di luar dan mulai membahas mengenai persiapan Rajawali untuk kuliahnya karena kedua orang tua Mutia berencana membantu Rajawali dalam kehidupannya selama di Universitas Indonesia, namun Rajawali menolak permintaan tersebut bahwa ia ingin hidup secara mandiri dan berencana mengambil beasiswa yang disediakan oleh Universitas Indonesia.

Ia juga berencana akan bekerja part time demi membiayayi kuliah dan kehidupannya selama di Jakarta. Melihat kedewasaan Rajawali kedua orang tua Mutia tampak bangga melihat perjuangannya sehingga mereka tak bisa memaksanya.

Tepat pukul 22.00 WIB Mutia dan kedua orang tuanya mulai berpamitan kepada Rajawali untuk kembali pulang. Mutia juga menyampaikan jika terjadi sesuatu atau bantuan ia siap membantu Rajawali.

Saat ruangan mulai sepi Rajawali mulai kembali membuka Surat Pengumuman dan ia mulai menceritakannya kepada neneknya yang masih terbaring koma namun ia berharap neneknya melihatnya tentu hal itu akan membuatnya menjadi sangat bahagia.

"Nek lihat aku diterima di UI, kalau nenek sudah sembuh nanti aku ajak nenek ke Jakarta ya." Ucap seorang pemuda yang tak memiliki siapapun di dunia ini kecuali neneknya.

Rajawali pun mulai dapat tidur karena sudah 2 hari ia tak dapat tidur, malam pun berganti dengan pagi.

Ia melakukan aktivitas untuk membeli makanan untuk dirinya di depan rumah sakit saat ia kembali Monitor ICU tampak menunjukkan grafik menurun sontak Rajawali memanggil perawat dan dokter yang berjaga pagi itu juga.

Setelah beberapa lama pengecekan oleh dokter nenek dinyatakan meninggal dunia, hal ini seakan menunjukkan bahwa nenek pergi dengan tenang setelah mengetahui cucunya telah meraih mimpinya dan tugasnya didunia telah usai.

Rajawali tak dapat berkata-kata atas kematian neneknya, satu-satunya orang yang ia miliki kini telah pergi meninggalkannya selamanya. Ia terus menangis sembari menggenggam kedua tangan neneknya bahkan ini kali pertamanya ia menangis.

Kehidupan Rajawali pun dimulai saat ini juga kebahagiaan, harapan, dan duka akan silih berganti di dalam kehidupan Rajawali sebentar lagi.

 

........................

 

Perjalanan baru Rajawali dimulai, kini ia telah secara resmi menjadi seorang Mahasiswa Baru Universitas Indonesia jurusan Hukum. Mimpinya kecil yang sering ia sampaikan kepada mendiang neneknya kini telah ia wujudkan meski tanpa kehadirannya disisinya.

Ia harus berjuang secara mandiri dikehidupan barunya di kota Jakarta yang terkenal keras untuk orang baru yang mencoba peruntungan di kota ini. Rajawali berkuliah sembari bekerja paruh waktu di salah satu Cafe untuk dapat menghidupinya selama ia berkuliah di Universitas Indonesia.

Kini ia merasakan pahitnya mencari uang yang membuat dirinya harus berusaha dua kali lipat untuk dapat terus bertahan di tempat barunya. Perbedaan budaya membuatnya terus beradaptasi dan hampir 1 tahun ia baru dapat memahami budaya yang terdapat di Jakarta.

Selama ia berkuliah di Universitas Indonesia ia menjumpai bukan hanya mahasiswa yang pintar saja melainkan puluh ribu mahasiswa yang memiliki keterampilan dan pemikiran yang kritis.

Ditambah ia kini telah berada di Fakultas Hukum yang menuntutnya untuk memahami gejolak permasalahan hukum di negeri ini.

Penegakan hukum di negeri ini masih menjadi tugas berat bagi Aparat Penegak Hukum maupun pemangku jabatan yang kini tenga duduk manis di pemerintahan. Kasus Korupsi masih meraja rela di negeri ini, ia masih melihat masyarakat yang ia temui masih berada di bawah garis kemiskinan. Pandangannya kini terbuka begitu lebar yang dulu ia merasakan kehidupan yang dirasakan masyarakat yang ia temui namun kini ia justru turun untuk memperjuangkan hak masyarakat sekalipun dirinya masih hidup dalam kekurangan.

Baginya ia tak ingin orang lain merasakan yang ia rasakan karena hal tersebut menyiksa batin, ia ingin menciptakan sebuah negara dengan penegakan hukum yang dapat memberikan keadilan di negeri ini.

Mimpinya kini adalah menjadi bagian dari penegak hukum yang berkeadilan tanpa pandang bulu pihak yang ia tangani. Menyelesaikan permasalahan hukum yang dialami oleh semua korban dari kejamnya kejahatan umat manusia di dunia ini sudah menjadi tanggungjawabnya selama berkuliah. Kini ia tergabung dalam Divisi Advokasi di BEM Fakultas Hukum Universitas Indonesia.

Semester 1 merupakan awal ia mengenal kehidupan kampus melalui kegiatan Ospek yang diadakan oleh BEM Universitas Indonesia yang dimana ia mulai mengenal orang-orang yang kini menjadi temannya selama di perkuliahan dimana terdapat nama Budi, Faruq, Yuki dan Nana. Selama semester 1 mereka jarang mendapatkan penugasan yang seberat teman- temannya yang berasal dari jurusan lain yang sedari dini sudah mendapatkan penugasan projek tertentu, sedangkan di Fakultas Hukum mereka belum mendapatkan penugasan yang begitu berat.

Waktu lenggang itulah yang mereka berlima manfaatkan untuk mulai ikut aksi turun ke jalan yang dimana menjadi hal yang biasa dilakukan setiap bulan oleh anggota BEM. Awalnya mereka belum tergabung dalam BEM melainkan hanya relawan yang berasal dari mahasiswa baru yang ikut turun aksi ke jalanan setelah Ospek selesai.

Pada semester 1 Rajawali mempelajari Pengantar Hukum Indonesia dan Pengantar Ilmu Hukum. Tak lupa ia juga mempelajari Hukum Perdata yang merupakan dasar sebelum mengenal Hukum Publik lebih jauh lagi, dimana Hukum Perdata sendiri lebih berfokus pada penyelesaian hukum secara privat atau bersifat secara privat yang artinya hanya berlaku antara individu satu dengan individu lain atau individu dengan badan hukum. Hukum Perdata pengaturannya di Burgerlijk Wetboek (BW) atau Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.

Semester 2 yang saat ini ia laksanakan mulai mempelajari ragam hukum publik seperti Hukum Tata Negara (HTN) yang merupakan cabang dari ilmu hukum yang mempelajari mengenai struktur, fungsi, dan hubungan anatara lembaga-lembaga pemerintahan dalam suatu negara.

Rajawali mulai mempelajari setiap mata kuliah yang ia temui di setiap semesternya, ia selalu menghabiskan waktu diperpustakaan. Setiap ia menerima tugas kuliah lebih memilih belajar di perpustakaan. Setiap hari Sabtu dan Minggu ia mulai pergi bekerja paruh waktu di Cafe sebagai Barista dan di sana ia belajar cara membuat kopi dari para seniornya. Ia menemukan pengalaman baru dan penghasilannya ia gunakan untuk membeli perangkat yang dapat menunjang perkuliahannya seperti laptop dan handphone.

Ia selalu mengingat orang-orang yang selalu berada disampingnya yang masih tersisa salah satunya adalah Mutia, orang yang juga selalu diingat olehnya bahkan neneknya selalu mengatakan untuk selalu menjaganya. Selama ini Rajawali telah melaksanakan tugasnya dengan baik dimana ia selalu menjaga Mutia hingga SMA namun sudah cukup lama ia tak melihat wajahnya.

 

........................

 

Sudah nyaris 1 tahun ia berada di Jakarta bahkan komunikasinya dengan Mutia sudah berlangsung lama terakhir ia berkomunikasi dengannya saat perpisahannya dengan Mutia dan kedua orang tuanya yang mengantarnya hingga Bandar Udara Juanda. Ia berpamitan dengan Mutia dan kedua orang tua Mutia, ia berterimakasih atas bantuannya yang selama ini mereka berikan kepadanya.

"Raja kamu baik-baik saja ya nanti di sana, jaga kesehatan dan fokus belajar." Ucap Mutia kepadanya.

"Kamu juga." Kalimat terakhir sebelum akhirnya ia meninggalkan Mutia yang kini juga sedang menempuh pendidikan di Universitas Airlangga pada jurusan Psikologi.

Keduanya pun berpisah selama 1 tahun yang hingga kini mereka belum pernah bertemu. Rajawali tentunya tak ingin mengganggu kondisi Mutia saat ini karena ia yakin keduanya sama-sama ingin mengejar mimpi dengan jalan yang berbeda.

 

........................

 

Memasuki tahun kedua lebih tepatnya pada semester 3 kini salah satu mata kuliah baru yang ia temui adalah Filsafat Hukum yang tentunya menuntutnya untuk memahami Hukum secara teoritis dimana mata kuliah ini membahas hakikat hukum, tujuan, dan perumusan nilai-nilai hukum. Pada dasarnya setiap semester ia menemui ragam mata kuliah yang sifatnya mata kuliah pilihan yang ragamnya begitu banyak. Setiap semester wajib memenuhi beberapa SKS yang ditentukan oleh kelulusan pada setiap mata kuliah wajib ditambah kelulusan pada mata kuliah pilihan yang ada di Fakultas Hukum.

Semester 4 yang berlangsung pada tahun 2017 dimana ia harus melewati mata kuliah Hukum Acara Perdata. Selama semester 1-4 ia sudah menempuh berbagai macam mata kuliah mulai dari Hukum Islam, Hukum Agraria, Hukum Lingkungan, Hukum Adat, Ilmu Negara, Sosiologi Hukum, Hukum dan Politik, Hukum Militer, Hukum Pajak, Hukum Administrasi Negara, dan Hukum Internasional.

Memasuki semester 5 ia mulai belajar Hukum Pidana yang menjadi awal ia mengenal Permasalahan Publik yang sering terjadi. Ia begitu tertarik dengan penegakan hukum pidana yang begitu dinamis artinya mengikuti perkembangan zaman dengan pengaturan pidana yang bersifat khusus terus muncul dari tehun ke tahun. Mulai dari permasalahan ITE, Perlindungan Data Pribadi (PDP), Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO), Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU, Tindak Pidana Korupsi (Tipikor), dan lain sebagainya.

Semester 6 menjadi awal ia mulai melakukan proses magang di Kejaksaan Negeri Jakarta Pusat yang tak jauh dari Universitas Indonesia. Ia mulai magang selama 3 bulan dimana ia berada di Bidang Pidana Umum. Rajawali juga mulai membuat Laporan Magang tentang ITE yang menjadi salah satu permasalahan yang sering ia temui di Kejaksaan Negeri Jakarta Pusat selama ia magang dimana Tindak Pidana ITE memang bersifat Lex Specialis Derogat Legi Generalis artinya hukum yang bersifat khusus mengesampingkan hukum yang bersifat umum.

Dalam hal ini Tindak Pidana ITE atau Telematika pengaturannya bersifat khusus dimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Indormasi dan Transaksi Elektronik. Namun dalam penanganannya dilakukan oleh Bidang Pidana Umum sedangkan Bidang Pidana Khusus menangani Tindak Pidana Korupsi, Pajak, Kredit Macet, Pegadaian, dan Pelanggaran HAM.

Selama proses magang ia juga tak lupa untuk menyelesaikan pekerjaannya di Cafe setiap Sabtu dan Minggu. Hingga tiba saatnya ia melakukan sidang Laporan Magang selama di Kejaksaan Negeri Jakarta Pusat.

Memasuki semester 7 merupakan semester tercepatnya dimana ia hanya perlu menyelesaikan beberapa mata kuliah yang belum ia ambil seperti PLKH, Hukum Acara Pidana, Hukum Perancangan Peraturan Perundang-Undangan, Alternatif Penyelesaian Sengketa dan Skripsi.

Pada semester 7 ia memulai mengerjakan Proposalnya untuk diajukan dalam Sidang Proposal pada bulan November 2018 ditahun yang sama setelah bulan Mei dimana ia menyelesaikan Sidang Laporan Magang dan kini ia akan melaksanakan Sidang Proposal yang membahas mengenai Tindak Pidana Phising yang merupakan salah satu jenis Tindak Pidana pada bidang ITE yang saat ini marak terjadi didunia digital.

Awal tahun 2019 menjadi akhir dari perjalanannya dimana ia sudah memasuki Sidang Pembahasan (Semhas) yang menguji Skiripsinya yang berasal dari Proposal yang telah ia sidangkan sebelumnya. Setiap detail data yang telah ia proleh selama magang di Kejaksaan Negeri Jakarta Pusat menjadi Sumber Hukum yang penting dalam penyusunan Skripsinya. Pada bulan Februari dia dinyatakan lulus sebagai Cumlaude dengan IPK 3.82 dan kini kehidupan selanjutnya akan ia hadapi untuk mengejar mimpinya yang saat ini ia fokuskan untuk menjadi seorang Jaksa.

Disatu sisi sembari menunggu pembukaan Seleksi CPNS ia tetap bekerja di Cafe yang telah memberinya kesempatan bekerja untuk menghidupi dirinya selama 3.5 tahun ia tinggal di Jakarta. Ia menemukan banyak teman dan pengalaman yang tak dapat ia lupakan selama di Jakarta.

Pendaftaran CPNS 2019 dimulai pada bulan Juni pada tahap Administratif lalu bulan September pada tahap SKD dan bulan November untuk tahap SKB terakhir adalah bulan Desember sebagai Pengumuman Kelulusannya sebagai seorang CPNS di Kejaksaan.

Sebelum memasuki bulan Juni dimana kali ini berada di bulan Maret Rajawali masih tetap bekerja di Cafe sembari belajar untuk mempersiapkan diri pada tahap CPNS. Ia pada akhirnya mencoba menghubungi Mutia telah hampir 3.5 tahun ia tak berkomunikasi dengannya dimana kini alat komunikasi telah ia miliki.

Ia mencari tahu nomor dia yang lama dan ternyata ia belum mengganti nomornya hingga akhirnya Rajawali menghubunginya dan mengajaknya untuk dapat berkunjung ke Jakarta dimana untuk akomodasi dan tempat tinggal akan ia sediakan dari hasil kerja kerasnya selama ini.

Pertemuan mereka untuk pertama kalinya di Jakarta akhirnya terjadi dimana Rajawali telah menunggu kedatangan Mutia dari Surabaya di ruang tunggu kedatangan penerbangan. Ia melihat sosok perempuan yang ia kenali dan kini ia tumbuh semakin cantik dan dewasa yang kebetulan sedang kebingungan mencari keberadaan Rajawali.

Rajawali berpura-pura menjahili Mutia dengan menanyakan tujuan dia sebelum akhirnya Mutia menyadari bahwasannya itu adalah Rajawali.

"Mau saya antar ta neng?" Tanya Rajawali dari arah belakang dan Mutia yang kaget langsung menengok ke belakang.

Mutia memperhatikan dari atas sampai bawah hingga akhirnya ia baru sadar bahwa dia adalah Rajawali.

"Raja..." Mutia memberikan pelukan hangat kepada Rajawali yang telah lama tak berjumpa dengannya rasa rindu tersebut tumbuh dari keduanya.

Rajawali menanyakan keadaan Mutia selama 3.5 mereka tak berkomunikasi dan menanyakan keadaan kedua orang tua Mutia di Jawa Timur.

"Pertama kalinya ke Jakarta?" Tanya Rajawali sembari membawakan koper milik Mutia sekaligus berjalan menuju parkiran mobil.

"Iya buatku ini pertama kalinya tapi kalau papa aku udah sering ke Jakarta." Ucap Mutia sembari memperhatikan wajah Rajawali berulang kali karena ia masih begitu rindu dengannya karena telah sekian lama mereka tak bertemu.

"Terus kabar kamu sehat kan? Maksud aku kuliah kamu gimana?" Ternyata Rajawali pun ikut grogi dengan pertemuan yang pertama kalinya.

"Ohhh kalau aku sehat kok, kalau kuliah aku ya begitulah." Ucap Mutia dengan nada pasrah seakan terdapat masalah dalam kuliahnya Mutia.

"Begitulah gimana? Skripsi? Mama papa sehat sehat juga?" Tanya Rajawali untuk memastikan keadaan Mutia selama di Surabaya.

"Jangankan Skripsi aku aja baru mulai Proposal Raja. Gara-gara Dosen Pembimbingku sulit banget ditemuinnya sampai sekarang belum selesai juga Proposal aku ditambah beberapa Subjek Penelitian juga penyampaian informasinya kurang teliti sehingga aku harus terus menggali informasinya lebih jelih lagi. Kalau mama papa aku sehat juga kok."

Akhirnya mereka telah sampai di dalam mobil dan Mutia sempat tidak menyangka ternyata Rajawali telah memiliki mobil.

"Ini mobil kamu Raja?" Tanya Mutia dengan wajah kagumnya.

"Bukan ini punyanya teman aku yang sama-sama kerja di Cafe." Ucap Rajawali sembari memasang seat belt.

"Kaget aku kirain kamu udah punya mobil. Oh ternyata kamu kerja di Cafe, nanti boleh aja aku ke Cafe kamu gak?" Sembari mengeluarkan alat make upnya untuk berdandan.

"Boleh justru aku udah berencana mengajak kamu ke Cafe tempatku kerja tapi udah kamu dahului. Nanti juga aku pingin ngajak kamu buat keliling Jakarta." Jawab Rajawali sambil menyetir.

Rajawali yang terus memperhatikan Mutia berdandan sesekali menggodanya.

"Dandan mulu kan kamu udah cantik." Ucap Rajawali sambil tersenyum.

"Raja kamu udah mulai jago gombal ya. Siapa yang ngajarin kamu gombalin cewek kayak gitu?" Ucap Mutia yang langsung memasukkan alat make upnya ke dalam tas.

"Bukan gombal kan aku cuma memuji kenyataannya kamu memang cantik kan jadi buat apa pakai make up?" Tanya Rajawali yang membela diri.

"Raja justru seorang perempuan yang sudah cantik itu juga harus tetap merias wajahnya agar sebagai bentuk rasa syukur atas nikmat Tuhan dengan menjaga kecantikannya tanpa harus merubah ciptaannya. Sepertinya kamu perlu banyak belajar memahami seorang perempuan Raja." Ucap Mutia sembari menatap wajah Rajawali yang sedang tersenyum.

"Sepertinya aku akan banyak belajar mengenai perempuan dari kamu Mut." Ucap Rajawali.

"By the way kita jalan berdua gini gak ada yang marah kah Raja?"

"Maksudnya?"

"Maksud aku sapa tau kamu udah punya pasangan kan aku jadi gak enak." Ucap Mutia sembari memalingkan muka.

"Aku belum pernah jatuh cinta Mut. Jadi tenang aja justru kamu sendiri memangnya belum ada laki-laki yang menarik yang membuat kamu jatuh cinta selam kuliah?" Tanya Rajawali selama perjalanan.

"Belum, aku juga memutuskan untuk tidak jatuh cinta lebih cepat karena aku ingin menyelesaikan semua tanggungjawabku." Ucap Mutia yang menjawabnya sembari melihat wajah Rajawali.

Selama perjalanan mereka terus berbicara hingga sampai pada penginapan yang dekat dengan kost-kostan Rajawali agar Rajawali dapat mengawasi Mutia lebih mudah.

Keesokan harinya keduanya memutuskan untuk jalan-jalan keliling kota Jakarta untuk dengan sepeda motor.

Tempat pertama yang mereka kunjungi adalah Taman Ismail Marzuki dia ingin mengajak Mutia untuk melihat pertunjukkan Seni dan Teater. Mutia juga pernah menyampaikan selama perjalanan kemarin bahwa ia ingin melihat berbagai macam pagelaran seni yang ada di Jakarta.

Pertunjukan Teater dimulai memang tidak banyak yang mengunjungi pertunjukan Teater di Ismail Marzuki namun justru bagi sebagain orang yang ingin melihat pertunjukan Teater dan Seni pasti akan menikmati setiap sajian Teater. Kali ini judul yang dibawakan adalah Bulan Berkabut yang berdurasi 45 menit.

Selama pertunjukan berlangsung Mutia tampak terkesan dengan kualitas akting dari para aktor dan aktris.

"Keren banget aktingnya." Sembari membisikan kekagumannya kepada Rajawali.

Setelah mereka selesai menonton pertunjukan Teater mereka memutuskan untuk melanjutkan untuk datang ke galeri seni yang ada di Jakarta Pusat salah satunya di National Gallery of Indonesia.

Mereka melihat beberapa macam Lukisan milik Affandi, Raden Saleh, Basuki Abdullah, Hardi Danuwijoyo dan beberapa seniman muda yang berasal dari kampus yang ada di Jakarta. Tak lupa mereka mengabadikan momen dengan berfoto dengan beberapa lukisan yang ada.

Keduanya setelah puas berkeliling tempat-tempat bernuansa Seni kini mereka memutuskan untuk ke mall untuk bermain di Timezone.

"Terakhir aku main ke mall itu waktu aku masih kecil." Ucap Mutia yang merasa senang dapat kembali bermain permainan di mall.

"Sini aku ajarin cara shooting yang baik dan benar." Saut Rajawali yang mencoba menunjukkan cara shooting bola basket namun justru tak ada satu pun yang masuk.

"Mana katanya bisa? Hahahahah." Mutia turut tertawa melihat Rajawali, hingga mereka berpindah permainan yang mengharuskan mereka membunuh zombie.

"Bayangin kalau didunia ini ada zombie beneran Mut apa yang akan kamu lakukan? Tanya Rajawali kepada Mutia sembari berfokus membunuh setiap zombie yang ada di depan layarnya.

"Kalau aku pasti kabur ke ruangan bawah tanah gitu. Tapi kalau seandainya aku tertangkap mungkin kamu orang pertama yang aku gigit biar kamu bisa nemenin aku jadi zombie juga." Jawab Mutia.

Keduanya terus menghabiskan waktu bermain di mall dan kebetulan terdapat wahana Rumah Hantu yang merupakan promosi dari salah satu film horor Rajawali mencoba mengajak Mutia untuk masuk ke dalamnya.

"Mut mau ke rumah hantu gak? Tanya Rajawali.
"Ahhh gak mau takut aku." Jawab Mutia dengan mukanya yang mulai ketakutan sembari memegangi minuman ice tea yang ia beli setelah dari Timezone. "Kan banyak orang disana hantunya juga cuma manusia."

"Enggak mau Raja ntar aku gak bisa tidur." Jawab Mutia yang masih terus meminta Rajawali agar tidak membawanya ke Rumah Hantu.

"Yaudah deh maaf ya aku gak tau kalau kamu takut hantu." Ucap Rajawali dengan permintaan maafnya dengan wajah melasnya.

"Iya gapapa aku maafin, daripada kita ke Rumah Hantu gimana kalau kita ke bioskop aja katanya ada film baru judulnya Anosmia?" Tawaran Mutia agar Rajawali tidak kecewa mengajaknya keliling dan Rajawali pun menuruti permintaan Mutia.

"Boleh berarti ini di lantai 3 ya?" Tanya Rajawali kepada Mutia.

"Iya kalau dari penunjuk arahnya sih dilantai 3."

Sesampainya di penjualan tiket ternyata jadwal tayang film Anosmia mulai dibuka pukul 13.00 WIB sedangkan sesi 1 telah berlangsung sejak pukul 10.00 WIB dan sekarang masih pukul 12.15 WIB.

Keduanya akhirnya tetap memesan tiket tersebut untuk sesi 2 dan memutuskan untuk makan direstoran sembari menunggu jadwal sesi 2 di ruangan teater nomor 3 dibuka.

"Kamu sering datang ke mall sini Raja?" Tanya Mutia sembari mengunyah makanan. "Aku bahkan gak pernah ke mall. Ini pertama kalinya datang ke mall sama kamu." "Kayaknya kamu harus lebih sering berlibur deh."
"Bagiku bisa tidur dirumah adalah sebuah anugerah yang luar biasa."

"Iya sih namun penting self reward itu juga penting tau. Apalagi kamu baru saja wisuda harusnya kamu berlibur sejenak sebelum kembali bekerja." Jawab Mutia yang meminta Rajawali agar dapat menghargai diri sendiri dan tidak terlalu memaksakan untuk terus bekerja.

"Makasih udah mengingatkanku. Ternyata selama ini aku terlalu mencintai pekerjaanku sampai aku melupakan kebahagiaan untuk diriku sendiri."

"Workaholic itu disatu sisi gak baik untuk kesehatan mental maupun fisik. Jadilah seseorang yang jauh lebih tenang dan temukan kebahagianmu." Ucapa Mutia dengan senyumannya yang tak pernah berubah.

"Tinggal 10 menit lagi mulai filmnya." Mutia yang kaget melihat jam tangannya yang menunjukan pukul 12.50 WIB akhirnya memutuskan untuk segera menghabiskan makanannya.

Mereka berdua kembali melangkahkan kaki mereka untuk menuju lantai 3 ditengah perjalanan Rajawali menanyakan tentang film Anosmia yang akan mereka lihat.

"Film Anosmia ini memangnya menceritakan tentang apa kalau boleh tau?" Tanya Rajawali kepada Mutia.

"Jadi film ini menceritakan kisah cinta seorang Peracik Parfum (Perfumer) ternama di Indonesia yang dimana ia dulunya pernah bekerja di salah satu brand parfum ternama di Prancis bahkan pernah menempuh pendidikan di ISIPCA Paris & Université Versailles Saint- Quentin-en-Yvelines (UVSQ) dengan jurusan studi European Fragrance and Cosmetic Master yang bernama Derrel Setyawan. Jadi dia mengalami kecelakaan yang menyebabkan dirinya tak lagi dapat menggunakan indra penciumannya sehingga membuat dia selalu merasa kesulitan dalam meracik parfum seperti dahulu. Dia akhirnya mendapatkan perusahaan yang ia dirikan omsetnya semakin menurun dan kualitas produknya menjadi berkurang."

"Sepertinya menarik tema yang diangkat pun unik." Ucap Rajawali.

"Iya bagus kok dan funfactnya adalah yang membuat film ini adalah seorang Sarjana Kedokteran dari Unair. Bahkan kedua orang tuaku aja merekomendasikan aku buat nonton film ini karena berkaitan dengan dunia Sci-Fi pertama di Indonesia."

"Pada dasarnya setiap pekerjaan yang dilakukan dengan cinta tentunya pekerjaan tersebut akan terasa lebih ringan salah satunya si penulisnya saja lulusan kedokteran. Cukup berani juga mengangkat tema Sci-Fi di perfilman Indonesia." Tutur Rajawali yang memuji penulis dari film Anosmia.

Sesampainya mereka berdua di dalam bioskop film belum dimulai karena ada beberapa iklan layanan masyarakat yang ditayangkan sebelum memasuki film utamanya Rajawali membelikan Mutia pop corn untuk dapat dimakan berdua.

"Makasih tapi aku udah kenyang, taruh situ aja." Bisik Mutia yang tak dapat bersuara keras karena film akan dimulai.

Film pun dimulai Mutia dan Rajawali mulai menikmati jalannya film mereka tak berkedip sedikit pun bahkan untuk saling menatap mereka tak sempat.

Mutia yang secara reflek mengambil pop corn yang tadinya ia merasa kenyang tetap ia makan karena film berdurasi 2 jam dan tentunya membuat ia ingin mengemil dan kebetulan tadi Rajawali telah membelikannya pop corn.

Memasuki pertengahan Rajawali yang mulai kelaparan mulai merabah pop corn yang tadi ia belikan ternyata pop corn tersebut telah habis dimakan oleh Mutia. Rajawali hanya kebagian kota kosong dan Mutia yang menyadari hal tersebut justru tersenyum dan meminta maaf kepadanya.

Film pun berakhir tak terasa 2 jam penayangan film tersebut membuat keduanya lupa bahwa hari semakin sore dan sebelum hujan turun mereka memutuskan untuk kembali dan Rajawali mengantarkan Mutia di depan penginapannya dan ia kembali untuk pulang ke kost- kostannya karena besok ia akan kembali bekerja di hari Sabtu dan Minggu.

"Besok aku ajak kamu ke Cafe tempat aku kerja." Janji Rajawali kepada Mutia sebelum ia masuk ke dalam penginapan.

"Iya nanti kabarin aku ya biar aku bisa siap-siap." Jawab Mutia yang tampak bahagia.

Keesokan harinya Rajawali mulai bergegas ke Cafe untuk bekerja ia telah menghubungi Mutia bahwa untuk dapat menikmati indahnya Cafe lebih baik mereka bertemu saat malam hari.

Cafe bernuansa klasik vintage ini memang memiliki daya pikat saat malam hari dimana Cafe ini sering dikunjungi anak-anak muda yang tak jauh dari Universitas Indonesia untuk sekedar membicarakan tugas kuliah maupun masa depan mereka.

BEM Universitas Indonesia baik dari berbagai Fakultas juga sering berkunjung untuk melaksanakan rapat dan salah satu pengunjung setia adalah dari BEM Fakulta Hukum Universitas Indonesia.

Salah satu menu yang disajikan disini sangatlah menarik dan telah dikunjungi berbagai macam influencer yang telah mereview makanan di Cafe ini. Rajawali mulai terbiasa dengan tugasnya sebagai seorang Barista sehingga ia tak lagi merasa canggung dalam mengoperasikan mesin kopi atau mesin espresso dan lain sebagainya.

Nana bersama Ester datang untuk berkunjung ke Cafe tempat Rajawali bekerja yang membuat Rajawali merasa senang karena bisa melihat teman sekelasnya berkunjung ke Cafe dan ia bisa bekerja sambil mengajak mereka berbicara saat tak ada pengunjung.

Nana sendiri merupakan teman Rajawali selama di kampus sekaligus teman satu divisi Advokasi di BEM Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Sehingga keduanya juga cukup akrab sehingga membuat Nana mengenali Rajawali, dimana kemarin siang rupanya Nana juga sedang jalan-jalan di mall bersama Ester untuk makan di restoran Jepang dan tak sengaja melihat Rajawali sedang jalan bersama seorang wanita yang membuat Nana menyangka bahwa itu adalah pacar Rajawali sehingga membuat Nana tak mau menyapanya.

"Rajawali hayo siapa kemarin yang jalan sama kamu di mall?" Tanya Nana sambil menyeduh kopi yang masih hangat.

"Hah? Siapa Na?" Tanya balik Rajawali yang masih bingung pertanyaan Nana.

"Itu cewek kemarin yang cantik, kamu pikir aku gak ngelihat apa? Aku emang sengaja gak nyapa kamu takut menggangu kemesraan kalian." Ucap Nana yang tampak membuat Rajawali bingung untuk menjelaskan kepadanya.

"Cie Rajawali pacar baru nih..." Kompor Ester yang juga teman Rajawali di BEM Fakultas Hukum Universitas Indonesia lebih tepatnya pada Divisi Internal.

Rajawali yang mulai terpojok mencoba menjelaskan kepada kedua temannya tersebut.

"Bukan guys itu sahabat aku namanya Mutia kita udah lama gak bertemu jadi baru bisa liburan bareng sekarang." Nana dan Ester masih tak percaya dengan ucapan Rajawali yang menurut mereka kelihatan panik.

"Eh dipikir aku kagak pernah jalan sama cowo gitu. Beneran sahabat? Sahabat tapi cinta ya maksudnya?" Ucap Nana yang masih belum percaya dengan penjelasan Rajawali.

Ester hanya dapat tertawa dengan menutup mulutnya dengan telapak tangan sebelah kirinya karena Nana adalah tipe perempuan yang to the point dalam berbicara.

"Seriusan Na yakali aku bohong." Rajawali mencoba berkata jujur kepada temannya namun mereka tetap tak mempercayai cerita Rajawali yang mereka anggap sebagai sebuah cara untuk menghindari hubungannya.

"Yaudah-yaudah percaya deh kalau itu sahabatmu. Tapi kalau beneran suka gapapa kali buat menyatakan cinta." Imbuh Ester yang semakin mewarnai suasana pagi ini.

"Nah bener, kalau udah kehilangan baru berasa loh." Saut Nana yang setuju dengan pernyataan Ester.

"Balik kerja dulu ya guys ada customer soalnya."

"Iya Rajawali, jangan lupa untuk menyatakan isi hati kamu kepada seorang wanita yang..." Jawab Nana yang membuat Rajawali menjadi malu.

"Bye." Ucap Rajawali yang menutup pembicaraan.
*HAHAHAHA* (Suara tertawa lepas dari Nana dan Ester yang berhasil membuat Rajawali menjadi salah tingkah).

Rajawali yang memahami arah pembicaraan tersebut lebih memilih untuk mengalah sembari tersenyum dan langsung kembali untuk bekerja karena kebetulan datang 1 customer yang memesan kopi.

Hari pun semakin gelap, Rajawali yang ingat dengan janjinya untuk membawa Mutia berkunjung ke Cafe tempat ia bekerja akhirnya izin pamit terlebih dahulu kepada seniornya untuk menjemput Mutia.

"Gue pamit dulu mau jemput temenku bro." Akhirnya Rajawali segera bergegas menyalakan sepeda motornya untuk menjemput Mutia.

Rajawali yang telah semangat mengajak Mutia justru lupa untuk menghubunginya terlebih dahulu yang justru Mutia belum bersiap sama sekali yang membuat Rajawali harus menunggu Mutia selama beberapa saat didepan lobby.

"Hallo Mut aku udah di lobby." Rajawali yang menelefon Mutia yang berada di lantai 4 kamar 404.

"Hah? Aku kira gak jadi, bentar ya aku pakai make up dulu." Jawab Mutia dengan nada tergesah-gesah.

"Iya aku tungguin tenang aja."

Hampir 10 menit Rajawali menunggu Mutia yang sedang bersiap turun untuk menemuinya ketika Mutia turun dia tampak begitu cantik seperti biasanya dimana kecantikannya tak pernah luntur.

Rajawali hanya dapat nyengir melihat Mutia mendekatinya karena ia sudah sangat lama tak melihat Mutia secantik malam ini.

"Kenapa nyengir? Pasti kamu terpesona dengan kecantikan aku ya?" Tanya Mutia karena Rajawali dari kejauhan sudah terlihat tersenyum kepadanya.

"Iya."

"Heh iya lagi. Dasar." Jawab Mutia yang ikut heran sembari memukul lengan Rajawali.

Akhirnya keduanya menuju untuk menumpangi sepeda motor dan Rajawali memasangkan helm kepada Mutia seperti kemarin saat mereka sedang menghabiskan waktu keliling kota Jakarta.

Selama perjalanan Mutia selalu memberikan pertanyaan kepada Rajawali. "Raja ini beneran kita mau ke Cafe kamu?"
"Iya beneran, kenapa mau ganti tempat ka?"

"Enggak sih cuma di sana ada makanan yang mengenyangkan gak?" Tanya Mutia dengan polosnya karea pengalaman dia di Surabaya saat nongkrong sama teman-temannya jarang menemui Cafe yang menyediakan makanan berat.

"Ada kok Mut, kita menyediakan Nasi Goreng Seafood kalau kurang kamu bisa tambah makanan ringan kayak french fries, mac and cheese, dan spageti misalnya."

"Bagus deh kalau ada soalnya jam segini aku harus udah makan malam sedangkan kamu ngajak aku ke Cafe jadinya aku kira kita gak bisa makan yang mengenyangkan." Jawab Mutia yang terlihat kelaparan selama perjalanan.

"Kamu kayaknya selama di Jakarta makan mulu deh?"

"Iya semenjak Skripsian aku selalu sedia jajan dipinggir aku biar aku bisa lancar ngerjain Skripsi kalau gak gitu bakal buntu idenya."

"Tenang aja nanti aku yang bakal masakin kamu Nasi Goreng Seafood yang terlezat buat kamu." Jawab Rajawali dengan percaya dirinya karena pengalamannya selama di dapur Cafe maupun sebagai seorang Barista.

"Awas aja ya kalau gak enak." Ucap Mutia dengan nada bercanda.

"Santai nona aku jago masak kok selama di Jakarta."

"Gini-gini aku juga jago masak Raja jadi aku bisa tau mana masakan yang enak dan mana yang enggak. Aku juga jago menjahit asal kamu tahu." Saut Mutia yang juga memiliki keterampilan rumah tangga yang begitu lengkap.

"Kamu jago menjahit Mut selama ini? Baru tau aku." Jawab Rajawali yang baru mengetahui kemampuan Mutia setelah belasan tahun mereka saling mengenal.

"Kemana aja selama ini? Sepertinya kamu perlu lebih mengenal aku lebih jauh lagi Raja."

"Sepertinya begitu."

"Ini aja aku pakai baju hasil jahitanku." Dengan menunjukkan baju yang ia kenakan yang rupanya hasil dari jahitannya yang tampak begitu rapih dan menambah kecantikannya selama ini.

"Pantesan kok bagus baju yang kamu kenakan hari ini Mut."

"Maksud kamu selama ini baju aku gak ada yang bagus begitu?" Tanya Mutia dengan maksud membuat Rajawali bingung.

"Enggak bukan begitu, justru baju yang kali ini kamu kenakan jauh lebih bagus karena hasil dari tangan kamu sehingga memiliki nilai tambah dimataku." Jawab Rajawali yang takut menyinggung perasaannya.

"Hahahaha iya Raja aku cuma bercanda kok, jangan marah ya." Saut Mutia yang berhasil menjahilinya.

"Panik aku hehehe. Tapi kenapa ya perempuan itu kalau kata teman-temanku sulit untuk dimengerti?"

"Sebenarnya bukan sulit dimengerti, tetapi laki-laki yang tidak dapat mengartikan perasaan kita yang hanya ingin dihargai keberadaannya. Secara ilmu Psikologi yang aku ambil dari penelitian yang dilakukan oleh Paul Costa, Robert McCrae, dan Antonio Terracciano yang melibatkan 23.000 laki-laki dan perempuan yang berasal dari 26 budaya mulai dari Hong Kong, Amerika, India, dan Rusia. Didalam penelitian tersebut menjelaskan bahwa perempuan menyebut diri mereka sebagai orang yang ramah, hangat, tetapi lebih mudah cemas dan sensitif daripada perasaan laki-laki. Sementara bertolak belakang dengan laki-laki yang menyebut mereka lebih asertif/tegas dan terbuka pada ide baru begitu Raja."

"Ternyata selama ini jawaban yang kucari dimana semuanya harus dapat dijawab dengan dasar penelitian yang jelas hebat bener ibu Psikolog satu ini." Puji Rajawali atas kecerdasan Mutia yang tak pernah menghilang.

"Raja by the way aku boleh buat ngerjain Proposal aku kan soalnya masih banyak banget revisian dari Dosen Pembimbingku Bu Mustika? Soalnya aku udah bawa laptop di dalam tasku buat ngerjain Revisian Proposal." Tanya Mutia untuk meminta izin kepada Rajawali.

"Boleh kok Mut, anak-anak UI juga banyak yang datang ke Cafe buat ngerjain tugas juga banyak kok."

"Makasih ya Raja udah ngizinin aku."

Keduanya pun akhirnya sampai di Cafe dan Rajawali langsung mempersilahkan Mutia untuk memilih tempat duduk dan langsung membuatkan dia Nasi Goreng Seafood yang merupakan signature dari Cafe ini.

Rajawali langsung bergegas ke dapur dan disana ia bertemu dengan seniornya yang bernama Rendy yang telah mengajarkan dirinya untuk menjadi Barista.

"Wuuh pacar baru tuh bro." Saut Rendy yang melihat Rajawali untuk pertama kalinya mengajak seorang perempuan cantik ke Cafe tempat ia bekerja sehingga ia mengira bahwa Mutia adalah pacarnya, hal yang sama yang dipikirkan oleh Nana dan Ester tadi pagi saat membahas nama Mutia.

"Bukan bro dia sahabatku. Gue mau buatin makan dulu buat dia soalnya kelaparan dia." Rajawali yang khawatir dengan Mutia yang mulai kelaparan langsung memasakkan Nasi Goreng dan meninggalkan Mutia yang sedang mengerjakan Proposalnya yang masih revisi.

Selang beberapa saat makanan Mutia telah hadir dan siap disantap oleh Mutia. Mutia tampak senang dengan masakannya Rajawali yang tampak begitu lezat untuknya yang sedang lapar.

"Ini buat kamu nona." Ucap Rajawali.

"Wahhh kayaknya beneran kamu jago masak deh."

"Begitulah."

"Mau pesen minum apa?" Sembari memberikan menu agar Mutia dapat memilih sendiri yang ia inginkan.

"Mmmm... Caramel Macchiato aku, kamu gak makan?" Pilih Mutia sembari mengajaknya untuk turut makan.

"Enggak aku nanti aja kalau sudah jam 10 malam baru aku makan. Gak sekalian makanan ringannya seperti Spageti mungkin?" Tanya Rajawali kepada Mutia sekali lagi.

"Boleh itu juga 1 ya Raja." Jawab Mutia sembari menatap mata Rajawali.

"Oke tunggu dulu ya." Rajawali segera bergegas untuk membuatkan pesanan Mutia.

Selang 6 menit makanan yang dipesan oleh Mutia telah siap untuk disajikan kepadanya dan yang lebih mengejukan ternyata pesanan Spageti yang dipesan oleh Mutia ditujukan untuk Rajawali agar ia bisa makan bersama Mutia.

"Ini buat kamu ya." Ucap Mutia sembari menunjuk Spageti yang sudah dibuatkan oleh Rajawali.

"Tapi Mut..."

"Udah makan aku gak mau kamu sakit karena kelaparan." Hal ini pernah dilakukan oleh Mutia sewaktu SD dimana ia selalu memaksa Rajawali untuk makan karena ia selalu menolak maka Mutia sedikit memberikan paksaan agar ia mau menerima pemberiannya.

Pada akhrinya Rajawali memakan Spageti yang telah ia buat sendiri.

"Kamu harus nyobain masakan kamu sendiri. Gimana enak apa enggak?" Tanya Mutia.

"Enak." Jawab Rajawali.

"Hmmm gitu dong ikutan makan, tapi eang enak kok makanan buatanmu." Puji Mutia dengan masakan Rajawali.

Setelah mereka menghabiskan separuh makanan yang telah tersedia dimeja Rajawali mulai mengajak Mutia membahas mengenai Revisi Proposal miliknya yang sekiranya dapat ia bantu.

"Banyak ta revisiannya?" Tanya Rajawali yang merasa tak tega dengan Mutia yang tampak kesusahan dengan banyaknya revisian untuk Proposalnya mulai dari muatan materi yang ia bahas hingga penulisan Proposal.

"Banyak banget, itu segini banyaknya yang diminta." Sembari menunjukkan hasil coretan milik Dosen Pembimbingnya.

"Jika saranku untuk revisian bagian penulisannya mending kamu lihat Buku Panduan pada setiap Fakultas Psikologi kamu saja jangan terpaku sama Skripsi dari orang lain karena setiap Fakultas memiliki kebijakan dalam penulisan." Saran dari Rajawali untuk memperigan revisi milik Mutia.

"Bener juga ya. Kenapa aku gak kepikiran. Raja makasih..." Mutia baru menyadari bahwa selama ini banyaknya revisi yang diberikan oleh Bu Mustika selaku Dosen Pembimbingnya selama ini karena ia tak memperhatikan Buku Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi dari masing-masing Fakultas yang berada di kampusnya.

Mutia pun segera bergegas melihat Buku Panduan Penulisan Proposal dan Skiripsi yang pada akhirnya mempercepat proses revisiannya yang hampir membutuhkan waktu 30 menit khususnya untuk bagian penulisan sedangkan muatannya akan Mutia perbaiki lebih lanjut.

Mutia yang merevisi sembari menghabiskan Nasi Goreng Seafood buatan Rajawali pun akhirnya tanpa sadar telah habis dan Rajawali segera bergegas untuk membereskan piring milik Mutia dan miliknya.

Setelah ia membereskan piring Rajawali melayani beberapa pengunjung yang baru saja hadir untuk memesan beberapa kopi dan makanan ringan yang ada di Cafe. Barulah setelah ia menganggap bahwa tak ada pesana ia kembali menemui Mutia.

"Akhirnya selesai juga. Tinggal yang bagian isinya aja yang aku lanjutin di hotel nanti yang penting penulisan udah aku sesuaikan dengan Buku Pedoman." Ucap syukur Mutia.

"Karena kamu sudah selesai gimana kalau kita main uno aja yang kalah akan bayarin makanan yang udah kita pesan?" Ucap Rajawali yang menantang Mutia untuk bermain kartu uno yang tersedia di Cafe.

"Yakin kamu nantang aku main uno?" Tanya Mutia yang menyombongkan diri dengan kemampuannya bermain kartu uno.

"Iya"

"Aku gak pernah kalah loh selama bermain uno, tapi oke kalau begitu." Mutia yang menjawab tantang Rajawali.

Selama mereka bermain uno seniornya yang bernama Rendy mulai menyetel lagu Elvis Presley berjudul Can't Help Fall In Love With You yang membuat Mutia jadi kebingunan.

"Kenapa lagunya berubah jadi romantis gini perasaan tadi lagunya rock." Ucap Mutia sembari memegangi kartu Uno.

Rajawali yang menyadari ulah Rendy hanya menoleh ke arahnya dan Rendy hanya memberikan jempol kepadanya.

"Yahhh sepertinya temenku lagi jatuh cinta." Elak Rajawali demi menutupi keisengan rekan kerjanya tersebut.

Rajawali kalah dihadapan Mutia dan ia mulai membayar semua pesanan Mutia. Akhirnya mereka berdua mulai kembali ke kediaman mereka setelah pukul 22.00 WIB dimana Cafe tempat Rajawali bekerja telah tutup.

Keesokan harinya tepat pada hari Minggu, Mutia harus kembali ke Surabaya untuk melanjutkan kuliahnya Rajawali hanya dapat mengantarnya hingga Bandara Soekarno Hatta kemudian melepas kepulangannya.

"Makasih." Ucap Mutia sembari tersenyum hangat kepada Rajawali, dan Rajawali hanya menganggukkan kepala kepadanya dan memberikan lambaian tangan kepadanya.

Waktu terus berjalan dan tak terasa kini Rajawali mulai mengikuti Ujian CPNS Kejaksaan 2019. Tahapan demi tahapan ia ikuti mulai dari tahap Administratif, SKD, dan SKB yang kesemuannya berhasil ia lalui dengan hasil yang sangat memuaskan. Tepat pada bulan Januari 2020 ia dinyatakan lulus sebagai seorang Jaksa.

Tahun yang sama pula Mutia akhirnya dinyatakan lulus setelah menjadi wisudawan dengan IPK 4.00 yang merupakan nilai yang begitu sempurna dengan gelar Cumlaude. Rajawali yang mendengar hal itu tampak senang karena tanpa sepengetahuan Mutia ia datang ke acara wisuda Mutia.

Mutia yang hari itu menggunakan gaun yang ia rancang sendiri terlihat begitu cantik yang membuat Rajawali bukan hanya tersenyum melainkan terpaku dengan kecantikan Mutia yang telah menemaninya lebih dari 12 tahun dalam hidupnya.

"Raja..." Mutia yang tak menyangka kedatangannya pun menghampirinya.

"Selamat ya sudah melewati aku dengan IPK sempurnamu." Senyum tulus Rajawali yang penuh bangga kepada Mutia yang telah melewati setiap tahapan yang sulit selama ia menempuh pendidikan.

"Selamat juga buat kamu sudah diterima sebagai Jaksa sekarang." Jawab Mutia yang secara tulus menyampaikan rasa bangganya kepada Rajawali yang telah berhasil meraih cita- citanya selama ini.

Rajawali juga menanyakan kabar kedua orang tua Mutia yang kala itu turut ikut bersama dengan kedua adik perempuannya yang kesemuanya telah menjadi saksi penobatan Mutia sebagai seorang Sarjana Psikologi dengan gelar Cumlaude.

"Mama dan papa kamu mana?" Tanya Rajawali sembari memberikan bucket bunga yang telah ia siapkan untuk Mutia.

"Itu mereka lagi sama Elsa dan Rianti sebentar lagi juga ke sini kok. Mau kesana kah?" Mutia yang mencoba mengajaknya untuk bertemu orangtuanya yang telah lama tak melihat Rajawali.

"Nanti saja." Ucap Rajawali dengan nada yang begitu lembut kepada Mutia.

Rajawali yang telah lama memendam perasaannya selama ini pada akhirnya memberanikan diri untuk mengungkapkan perasaannya yang begitu tulus kepada Mutia di antaranya ribuan wisudawan beserta disaksikan oleh seluruh keluarga wisudawan. Pria yang dulu kehidupannya begitu malang dan naif ini, kini telah tumbuh sebagai orang yang sukses meraih cita-citanya menjadi Jaksa. Semuanya tak lepas atas perhatian yang selama ini diberikan oleh Mutia kepadanya yang telah merubah sebagain dalam hidupnya.

"Aku mau ngomong sesuatu ke kamu. Bahwa aku selama ini mencintaimu dan mengharapkan kamu menjadi pendamping hidupku. Kamu yang sudah mengajarkanku arti kebahagiaan dan kamu yang selalu ada untukku dalam kondisi apapun. Mau kah engkau menjadi kekasihku?" Rajawali yang bersimpah kepadanya mengharap jawaban dari Mutia yang disaksikan puluhan wisudawan yang membuatnya malu namun Mutia pada akhirnya menjawab.

Mutia yang tidak pernah menyangka didalam hidupnya bahwa orang yang selama ia nantikan menyatakan perasaannya pada hari bahagianya dan menjadi sebuah kenangan yang tak akan pernah ia lupakan sepanjang hidupnya.

Mutia hanya dapat tersipu malu sembari menutupi mulutnya dengan melihat Rajawali mulai menggenggam jari jemarinya sembari bersimpah dihadapannya.

"Iya aku mau." Jawab Mutia yang turut terharu dengan pengorbanan Rajawali selama ini dan kesabarannya, tanpa waktu lama Mutia langsung menerimanya sebagai sepasang kekasih.

*CIEEEE* (Suara yang terdengar dari seluruh wisudawan).

Peristiwa ini juga disaksikan oleh kedua orang tua Mutia beserta kedua adik perempuannya yang telah siap suatu saat nanti jodoh Mutia adalah Rajawali yang selama ini lebih mengenalnya dibandingkan laki-laki lain.

Elsa dan Rianti pun turut mengabadikan momen tersebut dengan merekam sembari turut bahagia. Rajawali dan Mutia kini telah resmi menjadi sepasang kekasih hingga mereka memutuskan untuk menikah dan memiliki anak bernama Robin. Kisah mereka baru saja dimulai, kehidupan yang tampak indah akan segera mengalami sebuah kepahitan.

 

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Selanjutnya KEDUA MALAIKAT-INTRODUCTION
10
0
Kedua Malaikat merupakan buku pertama Septian Arya Budi Mahesa  di Fase Pertama: Kehidupan yang mengisahkan kisah cinta seorang Jaksa yang harus kehilangan Kedua Malaikatnya atas pembunuhan berencana yang dilakukan oleh seorang Koruptor yang kasusnya sedang ditangani oleh Rajawali.Kematian Robin dan Mutia menjadi awal dari munculnya pembalasan dendam yang satu persatu muncul dipermukaan atas bentuk perlawanan atas perlakuan yang sewenang-wenang dari orang-orang yang menyalahgunakan jabatannya. Rajawali yang merupakan seorang Jaksa harus bertekuk lutut atas sistem penegakan hukum dinegeri ini yang telah merenggut nyawa Kedua Malaikatnya, yang menyebabkan dirinya gelap mata. Lantas apakah pembalasan yang dilakukan oleh Rajawali akan berhasil atau justru sebaliknya? Maka saksikan kisah Kedua Malaikat.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan