
[Jangan berniat melarikan diri dari rumah ini, atau kau akan berakhir mengenaskan!] isi dari kalimat yang dia tuliskan tanpa bisa dikendalikan pada ponsel itu.
“Brengsek! Bukankah kehadiranku tidak diterima di rumah ini?” Megan seketika terkejut tiba-tiba mulutnya bisa digunakan dengan normal. Dia memejamkan mata seraya merutuki kalimat yang terlontar dari mulutnya tadi. Ia yakin hantu itu akan marah.
Akan tetapi, tangannya kembali mengetikkan sesuatu di ponselnya. [Kau berbeda. Tetaplah di sini, aku tidak akan menyakitimu. Anggap rumah ini seperti rumahmu sendiri]
Matahari bersinar cerah, mengintip malu melalui hordeng kamar Megan. Akan tetapi, wanita cantik itu masih enggan untuk membuka mata, karena rasa kantuk yang luar biasa masih senantiasa mempengaruhinya.
Namun, dia seketika teringat dengan kondisi rumah yang saat ini dia tempati, membuatnya cepat-cepat mendudukkan badan dan tatapannya langsung tertuju ke arah pintu kamar yang masih terbuka.
Kebingungan menguasai pikirannya. Jelas-jelas semalam dia sangat ketakutan, tetapi kenapa dia berakhir dengan tidur tanpa rasa takut sedikit pun. Sungguh, sekarang pertanyaan besar memenuhi pikirannya.
Ketika nyawanya sudah terkumpul dan ia teringat dengan ucapan wanita paruh baya kemarin, ia dengan cepat turun dari tempat tidur. Memungut ponsel, dompet, kunci mobil dan berkas penting yang sempat dia persiapkan semalam.
Setelah itu, dia dengan cepat berlari ke arah pintu, tetapi pintu itu tiba-tiba tertutup dengan keras. Membuatnya terperanjat dan reflek meneriakkan umpatan. Namun, dia langsung menutup mulutnya.
“Aku tidak sengaja mengumpat. Maafkan aku … maafkan aku.” Megan langsung menjatuhkan lututnya di lantai dan menyatukan kedua telapak tangannya. Jantungnya saat ini berdebar dengan cepat. Keringat mengalir mengalir di punggungnya dan napasnya terasa mencekat, diiringi rasa takut jika hantu itu membunuhnya.
Hawa dingin di kamar itu semakin mencengkam, membuat wanita pemilik wajah Asia yang tengah berlutut di depan pintu mulai bergetar ketakutan.
“Ma-maafkan aku.” Megan masih mengucapkan kata maaf dengan suara yang semakin bergetar.
Namun, matanya seketika membulat ketika tubuhnya berdiri sendiri tanpa ia kendalikan dan dia berjalan sendiri ke arah tempat tidur. Ia berusaha untuk mengendalikan tubuhnya, tetapi bagaikan tubuhnya tidak miliknya lagi, dan dia sama sekali tidak bisa mengendalikannya. Hingga, sekarang dia sudah duduk di sisi tempat tidur.
Rasa takut, bingung, cemas dan was-was, semuanya bercampur menjadi satu. Keringat semakin bercucuran dari tubuhnya dan jantungnya semakin berdebar dengan cepat seakan tengah berlari dengan jarak yang begitu jauh.
Awalnya dia tidak percaya dengan hal mistis ataupun hantu, tetapi saat ini dialah yang mengalami sendiri.
Tangannya tanpa dituntun terangkat sendiri. Menyalakan ponselnya. Mengetikkan kata demi kata di layar benda pipih itu tanpa bisa dia kendalikan.
[Jangan berniat melarikan diri dari rumah ini, atau kau akan berakhir mengenaskan!] isi dari kalimat yang dia tuliskan tanpa bisa dikendalikan pada ponsel itu.
“Brengsek! Bukankah kehadiranku tidak diterima di rumah ini?” Megan seketika terkejut tiba-tiba mulutnya bisa digunakan dengan normal. Dia memejamkan mata seraya merutuki kalimat yang terlontar dari mulutnya tadi. Ia yakin hantu itu akan marah.
Akan tetapi, tangannya kembali mengetikkan sesuatu di ponselnya. [Kau berbeda. Tetaplah di sini, aku tidak akan menyakitimu. Anggap rumah ini seperti rumahmu sendiri]
“Memang kau tidak menyakitiku, tapi kau memperkosa, dan aku yakin kau juga yang membunuh kekasihku, Hantu Mesum Sialan!” lagi-lagi mata Megan terbelalak hingga bukaan penuh. Dia tidak berniat berbicara seperti itu. Sungguh, tadi dia mengucapkan kata-kata itu di dalam hatinya, tapi kenapa mulutnya yang berbicara?
Hawa yang sebelumnya dingin, berubah semakin dingin dan semakin mencengkam. Megan merasakan sebuah kemarahan yang begitu besar, dan dia merasakan seseorang mendekat ke arahnya, tetapi tubuhnya sama sekali tidak bisa digerakkan, bahkan sekarang bibirnya tidak bisa berbicara lagi.
Rasa takut kembali menghampirinya. Dia semakin berkeringat dan tubuhnya bergetar. Hidungnya menangkap aroma wangi yang biasanya berada di dekat pintu. Sekarang aroma itu membuatnya tenang, dan ia dengan refleks memejamkan mata ketika merasa sesuatu yang dingin tapi lembut menempel pada bibirnya dan dia juga merasakan pergerakan lembut seakan bibirnya tengah dilumat.
Matanya semakin terpejam. Megan semakin merasakan kenyamanan yang belum pernah dia rasakan. Entah kenapa dia membalas ciuman itu. Dengan perlahan tangannya terangkat dan melingkar di leher makhluk yang sedang menc!umnya saat ini.
Leher? Megan terkejut ketika yang berada di depannya terasa seperti orang. Ia berusaha membuka mata dan melihat pemandangan di depannya, tetapi dia sama sekali tidak bisa. Matanya masih senantiasa terpejam meski tubuhnya bisa bergerak, dan anehnya dia tidak keberatan dengan ciuman mereka.
Di sela-sela ciuman yang tengah mereka lakukan. Tangan Megan dengan perlahan bergerak naik, menelusup ke dalam helaian rambut makhluk di depannya, meremas dengan pelan. Lalu tangannya bergerak turun meraba-raba bahu makhluk tersebut dan sampai pada bagian dada. Ia merasa yang tengah menciumnya saat ini dalam wujud manusia.
Megan menggerakkan tangannya ke bagian atas ketika ia penasaran dengan wajah yang menciumnya. Ia mengira wajah itu mengerikan dengan bentuk wajah rusak parah dan mungkin saja tidak memiliki mata.
Namun, nihil. Yang dirasakan Megan ketika meraba wajah itu adalah wajah halus tanpa cacat sedikit pun, hanya saja terasa dingin. Selain itu, dia juga merasa makhluk di depannya memiliki kedua mata yang utuh.
Sungguh, Megan bertanya-tanya bagaimana wujud asli dari makhluk di depannya saat ini?
Karena pihak KaryaKarsa tidak mengizinkan adanya yang berbau 21+, lanjutan bab ini author post di website NIH BUAT JAJAN ya.
Kalo mau baca lanjutan, langsung ke sana saja.
Kalian gak perlu download apk dan gak perlu beli koin, pembayaran bisa langsung menggunakan dana dan transaksi lainnya.
Caranya :
- Ketik di google : 'nih buat jajan'
- klik website yang warna kuning
- login terlebih dahulu, pake email.
- ketik di pencarian SecretZR. Nanti akan keliatan semua novel author yang ada di sana di bagian karya.
“Jangan dilanjutkan. Aku harus ke kampus … ngghhh!” ucapnya dengan bersusah payah.
Sesudah mengucapkan kalimat itu, Megan tidak merasakan apa-apa lagi pada tubuhnya. Tidak ada lagi hisapan pada lehernya dan tidak ada lagi sentuhan dingin di tubuhnya. Sepertinya makhluk itu sudah menjauh, dan dengan perlahan matanya mulai terbuka lagi, tapi ia tidak melihat siapa-siapa di kamar itu.
Dengan reflek ia menyentuh bibirnya, lalu pindah ke lehernya. Bagaimana tubuhnya sangat menikmati sentuhan dari makhluk yang sudah memperkosanya itu?
“Apakah kamu masih di sini?” tanyanya. Mengedarkan pandangan ke sekeliling. Meski ia tidak bisa melihat makhluk itu, tetapi Megan merasakan sapuan dingin pada lehernya.
“Ooh, ternyata kamu masih di sini. Terima kasih masih memberikan kesempatan untukku hidup dan terima kasih sudah menghentikan kegiatanmu. Aku akan mandi dulu.” Megan berjalan ke arah kamar mandi, tetapi dengan cepat ia berbalik badan.
“Tolong jangan mengintip! Aku tahu kamu selama ini memperhatikan aku sedang mandi,” ucap Megan sembari mengangkat sebelah telunjuknya, seakan tengah memperingati makhluk yang sebelumnya sangat dia takuti itu.
Namun, tiba-tiba ia merasakan sapuan lembut pada bibirnya. Itu hanya terjadi sekilas.
“Shit! Jangan menciumku sesukamu!” kesal Megan.
Namun, tiba-tiba bibir Megan dihantam oleh ciuman rakus dan menuntut, bahkan sekarang tubuhnya sudah terdorong memasuki kamar mandi.
Bibirnya dilumat dengan sangat rakus, sedangkan sebuah tangan terasa memasuki bajunya dan meremas bukit kembarnya. Hal itu membuat tubuh Megan menggeliat sembari berusaha untuk melakukan pemberontakan.
“Mmpphhh … lep mmhhh phass!” Megan mendorong makhluk di depannya dan dia terkejut karena ia bisa merasakan wujud makhluk itu meskipun dia tidak dapat melihatnya.
“Aahhhh … tolong biarkan aku ke kampus. Aku sudah tertinggal banyak pelajaran,” ujar Megan ketika ciuman makhluk itu turun ke lehernya, dan untung saja makhluk itu menuruti keinginannya. Sentuhan dingin tapi mampu membuat Megan basah itu langsung berhenti begitu saja.
“Apakah kamu masih di sini?” tanya Megan ketika ia sudah tidak merasakan pergerakan dari hantu itu, dia tidak lagi merasakan hawa dingin seperti sebelumnya.
Ia mengangkat tangannya, meraba udara di depannya, tetapi ia tidak merasakan apa-apa. Sepertinya makhluk itu benar-benar sudah pergi.
Langsung saja Megan membuka seluruh pakaiannya dan mengguyur tubuhnya yang masih dipenuhi oleh merah keunguan itu di bawah guyuran air shower.
Tidak ingin berlama-lama di kamar mandi. Megan dengan cepat menyudahi acara mandinya. Mengambil handuk, melilitkan di badannya. Kemudian keluar dari kamar mandi tersebut.
“Siapa namamu?” tanya Megan. Dia tahu makhluk itu berada di sekitarnya ketika dia baru saja keluar dari kamar mandi, dan sekarang ia sedang mencari pakaian yang akan dikenakan. Dia mengetahui tentang keberadaan makhluk itu karena hawa dingin dengan di kamar mandi tadi ketika dia sendirian cukup berbeda.
‘Metheo.’
“Ya Tuhan!” Megan terperanjat mendengar bisikan halus yang tiba-tiba di telinganya. Bisikan itu sangat halus, tetapi ia bisa mendengar sangat jelas.
“Sudah berapa lama kamu menghuni rumah ini?” Megan kembali bertanya, tetapi setelah itu tidak ada jawaban apa-apa dari makhluk itu.
Megan pun tidak lagi mempedulikannya. Setelah mendapatkan pakaian yang akan dia kenakan, dia langsung menuju kamar mandi untuk berganti pakaian. Padahal makhluk itu sudah melihat seluruh tubuhnya dan bahkan juga sudah merasakan setiap inci dari tubuhnya, tetapi dia tetap tidak ingin berganti pakaian di depan makhluk itu.
Setelah beberapa saat kemudian, dia pun selesai bersiap-siap.
“Aku lapar,” gumamnya. Tangannya reflek memegang perutnya yang terasa sangat lapar. Ia lupa kapan terakhir dia makan.
Dengan cepat ia meraih tas dan keperluannya yang lain, lalu keluar dari kamar dan menuju lantai bawah. Tujuannya saat ini adalah dapur, ia akan membuat mie instan agar lebih praktis dan cepat.
Ketika dia memegang cup mie instan itu, tangannya tiba-tiba bergerak sendiri dan membuang mie tersebut ke dalam tempat sampah.
“Tolong jangan bermain-main. Aku sangat lapar,” ucap Megan, yang disambut oleh bunyi perutnya yang seakan mendukung ucapannya.
Namun, sepertinya makhluk itu tidak mengindahkan ucapannya. Tanpa bisa dikendalikan, dia berjalan ke arah kulkas dan mengeluarkan bahan-bahan makanan dari kulkas itu.
“Aku makan diluar saja. Aku sedang tidak ingin memasak,” bantah Megan, berusaha menghentikan dirinya sendiri.
Tangannya sekarang berhenti menegang bahan makanan itu, lalu dengan sendirinya ia berjalan ke arah meja makan yang tidak jauh dari dapur tersebut.
Namun, detik berikutnya matanya terbelalak melihat benda-benda dan bahan-bahan makanan yang melayang di udara dengan sendirinya.
“Apakah kamu sedang memasak?” tanyanya. Ia memejamkan mata, lalu meraba-raba udara tepat di mana bahan masakan tersebut melayang. Saat itu juga dia merasakan tubuh sosok makhluk dingin itu yang layaknya seperti manusia, tetapi sangatlah tinggi.
(Cek info visual setiap tokoh di sosial media author, ig : secrett_zr, fb : secrett_zr, TikTok : secrett_zr, dan join grup fb : Readers SecretZR)
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰
