
Yo.. Balik lagi ke segmen Sotoy. Kali ini gw akan ber-sotoy ria tentang "peralatan" penting untuk menjadi seorang wibu. Mau tau apa aja? Mari dicek!
Kunjungi https://rerezpect.blogspot.com/ untuk versi finishing-nya.
Gw inget banget saat pertama kali mengenal salah satu kultur pop yg berasal dari Jepang ini. Saat itu, zaman gw kuliah, gw direkomendasikan sebuah judul anime oleh salah satu temen kontrakan. Anime itu berjudul Sword Art Online Season 1. Ya, SAO adalah anime pertama yg ngebuat gw jatuh cinta dengan medium hiburan ini.

Sword Art Online
Gw begitu menikmati SAO, sampai gw melewati tugas mingguan kami untuk membersihkan kontrakan. Ya, gw mulai marathon serial ini. Dan gw menikmatinya. Gw senang melihat medium hiburan ini. Karena medium hiburan ini, untuk gw pribadi, memberikan warna tersendiri. Gw akhirnya menyelam ke dalam salah satu medium hiburan ini. Gw gak menyangka, ternyata medium hiburan ini menawarkan banyak hal.
Zaman gw SD, gw hanya kenal beberapa anime lewat televisi. Seperti Doraemon, Detective Conan, Hamtaro, Ninja Hatori, YuGiOh, Beyblade, Hunter x Hunter, Bleach, Naruto, One Piece, Captain Tsubasa, Mingky Momo, dan Cardcaptor Sakura. Setelah gw diperkenalkan dengan SAO, ternyata anime luas banget! Gw gak nyangka gw akan menyelam ke dalam berbagai jenis genre lewat medium hiburan ini. Dan akhirnya, berkat SAO, gw mulai menjelma menjadi manusia toxic yg bernama wibu.
Seandainya gw bisa balik ke masa gw mengenal anime, gw akan memberikan saran kepada diri gw yg polos dan lugu itu tentang menjadi wibu yg "sehat". Ini saran yg bisa gw kasih ke diri gw di masa lalu.
Perbanyak Referensi!
Saat ini, gw uda banyak banget menikmati berbagai jenis genre yg diberikan oleh medium hiburan ini. Mulai dari aksi, drama, romansa, musikal, olahraga, komedi, mecha, thriller, horor, misteri, slice of life, ecchi, sampai hentai.. Dan gw seneng banget bisa menikmati berbagai jenis genre lewat anime. Sebagai salah satu medium hiburan, anime berhasil membuat gw terpaku di depan layar menikmati animasi yg indah, cerita yg dalam, misteri yg sulit dipecahkan, sampai tumpahan buah dada..
Tapi, saat gw baru memasuki medium ini, gw sotoy parah. Baru kenal satu-dua anime, gw bisa mengadili selera orang di internet. Baru kenal satu-dua anime, gw uda merasa paling tau dunia anime. Baru nonton Shirobako, Sore ga Seiyuu, dan Gi(a)rlish Number, gw seakan paling tau cara industri ini bekerja. Sangat toxic. Sungguh memalukan.
Gw akhirnya sadar setelah gw menyelam lebih dalam ke dalam pop-culture dari Jepang ini. Ternyata gw masih gak ada apa-apanya. Gw masih belum tau standar terbaik dari berbagai jenis genre. Gw masih belum tau cara kerja industri ini. Gw masih belum tau cara memperbaiki diri dari rasa serba paling tau dan rasa serba paling benar.
Seandainya gw bisa kembali ke masa gw kenal SAO, gw akan bilang ke diri gw, "Don't be an ass hole! Perbanyak referensi!" Seandainya gw bisa dengan cepat memperbanyak referensi, gw mungkin gak akan se-toxic dulu. Ke-toxic-an gw, membuat gw sulit memahami para wibu yg baru masuk ke dalam kultur ini.
Tapi sekarang, gw akhirnya bisa paham apa yg mereka rasakan. Gw bisa paham apa yg mereka rasakan karena gw memperdalam medium hiburan ini. Gw memperbanyak referensi. Dan akhirnya, gw bisa memahami kenapa orang bisa menikmati anime yg pertama mereka tau. Gw bisa memahami kenapa orang bisa menghakimi selera orang lain. Gw bisa memahami betapa sulitnya membuat anime. Gw bisa memahami betapa sulitnya para pekerja di industri anime untuk bertahan hidup di indutri ini.

Aoi Miyamori - Shirobako
Make Your Own Standard
Anime bukan sesuatu yg bisa diukur. Anime itu harus dirasakan. Perlu menyelam langsung untuk tau seberapa dalam selera kalian terhadap anime. Kalian perlu merasakan langsung apa yg anime itu tawarkan.
Apakah anime itu menawarkan cerita yg dalam? Atau anime itu menawarkan misteri yg membuat kalian excited untuk diikuti? Atau anime itu menawarkan action scene yg memukau? Atau anime itu membuat kalian terangsang karena banyaknya belahan dada?
Itu semua berdasarkan experience yg kalian alami sendiri. Kalian harus menyelami itu untuk tau rasanya seperti apa.

Futaba Ooki - Amanchu
Setelah kalian menyelami kultur ini, silahkan kalian buat standar untuk diri sendiri. Ungkapkan experience yg kalian rasakan lewat penilaian berdasarkan standar kalian. Nilai yg kalian beri terhadap suatu anime adalah nilai yg berdasarkan pengalaman yg kalian rasakan.
Pengalaman itu hanya bisa kalian nikmati oleh diri kalian sendiri. Jangan samakan pengalaman kalian dengan pengalaman orang lain. Karena kita gak pernah tau orang lain sudah sedalam apa mendalami medium hiburan ini.
Biarkan kita, sebagai wibu, menikmati anime sebagai pelepas dahaga dikala kita haus akan hiburan. Gak usah mempermasalahkan tentang selera siapa yg paling bagus.
Nikmatilah anime di setiap momennya. Pengalaman kalian adalah harga yg gak bisa ditakar oleh orang lain.

"Tidak ada yg 'mutlak benar' dalam suatu karya." - Kuroneko (OreImo), 2010
Don't Be An Ass Hole!
Harus diakui, orang yg baru masuk ke dalam kultur ini akan toxic banget. Gw juga pernah kok berada di fase itu. Fase dimana dengan mudahnya mengadili selera orang, bertingkah norak, gak mendukung industri ini dengan proper, dan merasa paling benar. Gw pernah banget berada di fase itu. Dan gw paham kenapa ada orang yg bertingkah seperti itu.
Seandainya gw bisa kembali ke masa lalu, gw akan toyor kepala gw di masa lalu dan menceramahi dia tentang menjadi manusia yg lebih normal dalam bertingkah laku dan berpendapat. Jangan pernah merasa "paling" akan segala hal. Merasa paling benar. Merasa paling tau. Merasa paling segalanya. Padahal, gw baru tau satu-dua hal, tapi uda merasa "paling" akan segala hal.
Gw juga akan menceramahi diri gw tentang ego. Permasalahan yg sering dialami oleh anak muda: Ego yg terlalu tinggi. Hal ini membuat gw sulit memahami apa yg ada di sekitar gw. Ego yg tinggi membuat gw sulit memahami lawan bicara gw. Ego yg tinggi membuat gw sulit memahami betapa sulitnya membuat sebuah anime. Ego yg tinggi membuat gw sulit memahami betapa menderitanya para pekerja di industri ini. Turunkan ego, asah empati dan simpati.
Kesimpulan: Jadilah manusia
Solusi sederhana untuk menjadi wibu yg "sehat". Jadilah manusia. Menjadi manusia memang sulit. Apa lagi menjadi manusia yg mencintai kultur ini. Gak gampang menghadapi stereotip tentang wibu di dunia nyata dan internet. Tapi, sulit bukan berarti mustahil, kan? Kita bisa kok menjadi wibu yg "sehat". Yg jadi masalah, ada niatan untuk "sehat" gak?
Kalau mau lebih sehat lagi, tinggalkan kultur ini dan carilah pekerjaan yg lebih bermanfaat. Jangan jadi pengangguran yg masih menonton medium hiburan ini untuk kabur dari kenyataan hidup yg begitu pahit dan menyeramkan.
Klo niatan itu gak ada, jangan harap kalian bebas dari stereotip jelek tentang wibu. Kalian harus bisa berubah dan dewasa layaknya seorang manusia. Saat kalian sudah bisa menjadi lebih dewasa, kalian bisa kok menikmati indahnya menjadi manusia dan tetap menikmati kultur yg kita cintai bersama ini.
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi ๐ฅฐ
