part 1 Transmigrasi Selena: Jadi Figuran

0
0
Deskripsi

Seorang anindira gadis bar-bar yang gemar novel tiba-tiba mendapati dirinya bertransmigrasi menjadi tokoh figuran dalam novel yang dibacanya.

“Gue transmigrasi jadi figuran? Kenapa nggak jadi protagonis aja sih, kenapa harus jadi figuran?”

Aurellia Stephanie adalah figuran dalam novel berjudul Love Story. Aurel hanya muncul beberapa kali dalam cerita hingga akhirnya koma karena ditabrak oleh Sagara antagonis pria.

Selena bertekad mengubah alur hidup Aurel. Dengan pengetahuannya tentang jalan cerita...

 

Part 1

Selena Anindira, gadis 19 tahun, tengah berbaring di kasurnya sambil membaca novel berjudul Love Story. 

Novel itu mengisahkan cinta segitiga antara Devano Reynand, cowok ganteng dengan seorang gadis cantik bernama Ayra Maheswari dan cowok yang memiliki sifat  dingin dan cuek bernama  Sagara Adhiyaksa. Sagara adalah tokoh antagonis pria.

Devan dan Ayra saling jatuh cinta meski berasal dari dunia yang berbeda. Namun, Sagara yang juga mencintai Ayra, tak ragu melakukan apa pun untuk memilikinya.

 Di puncak cerita, Sagara menculik Ayra Tapi Devan berhasil menyelamatkan Ayra membuat Sagara marah dan nekad mengejar mereka.

Dalam pengejaran itu, Sagara  mengalami kecelakaan karena  mobilnya disabotase oleh Devan. Ia menabrak seorang gadis bernama Aurellia Stephanie. Sagara dirawat sebentar di rumah sakit, sementara Aurel tetap terbaring tak sadarkan diri.

Di akhir cerita, Devan dan Ayra menikah, sementara Sagara hidup dalam kesendirian, terus mencintai wanita yang tak bisa ia miliki.

Selena menutup novel itu dengan desahan panjang.  Ia lalu meregangkan tubuhnya dan memejamkan mata, tak sadar telah terlelap.

 

***

Keesokan harinya

"Eunggh..." Gadis itu mulai membuka matanya perlahan. Tubuhnya terasa lelah, sisa begadang semalam membuatnya sulit fokus. Ia menoleh ke arah jam dinding.

Jam 8.30.

"Mampus! Gue telat!" serunya panik.

Selena langsung bangun dari tempat tidur dan berlari menuju kamar mandi. Ia mandi secepat mungkin, membiarkan air dingin menyentuh kulitnya tanpa sempat menikmati kesegaran pagi. Dalam pikirannya hanya ada satu hal: kelas pagi dan ia tidak boleh terlambat masuk.

Selena langsung bangun dari tempat tidur dan berlari menuju kamar mandi. Ia mandi secepat mungkin, membiarkan air dingin menyentuh kulitnya tanpa sempat menikmati kesegaran pagi. Dalam pikirannya hanya ada satu hal: kelas pagi dan ia harus sampai tepat waktu

Setelah selesai mandi, ia memilih pakaian seadanya dan mengenakannya dengan tergesa-gesa. Rambut panjangnya ia biarkan terurai berantakan. Ia menyambar tas dari meja, memasukkan buku-buku dengan cepat, lalu berlari ke garasi.

Mobilnya sudah menunggu. Ia masuk ke dalam, menyalakan mesin, dan meluncur keluar dengan kecepatan tinggi. Jalanan pagi itu sibuk. Mobil dan motor saling berdesakan, sementara suara klakson menjadi latar belakang. Selena memacu mobilnya dengan cemas. Sesekali ia melirik jam di dashboard, berharap masih ada waktu untuk tiba sebelum kelas dimulai.

Ketika hampir sampai di perempatan, lampu lalu lintas berubah kuning. Selena ragu sejenak, tetapi akhirnya ia menekan pedal gas lebih dalam, mencoba menerobos sebelum lampu berubah merah.

Namun, dari arah berlawanan, sebuah truk besar melaju kencang. Sopir truk tampak terlambat menyadari mobil Selena yang menerobos. Dalam hitungan detik, semuanya terjadi begitu cepat.

BRAKK!

Benturan keras menggema, memecahkan keheningan pagi. Mobil Selena terpental ke udara, terguling beberapa kali sebelum berhenti di tepi jalan dalam posisi terbalik. Kaca mobil pecah berhamburan, dan tubuh Selena terjebak di dalam.

Rasa sakit menjalar ke seluruh tubuhnya. Pelipisnya berdarah, dan pandangannya mulai kabur. Ia mencoba menggerakkan kaki, tetapi tidak ada respons. Dalam keputusasaan itu, pikirannya melayang.

"Apa... ini akhirnya?" pikirnya, napasnya mulai lemah.

Semua yang ia anggap penting—kelas pagi, ia tidak boleh terlambat mendadak terasa jauh. Suara di sekitarnya perlahan memudar. Pandangannya menggelap. Dalam detik-detik terakhir sebelum semuanya benar-benar hening, ia hanya bisa bergumam dalam hati, “Maafin gue...”

Lalu, segalanya menjadi gelap.

 

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Selanjutnya Part 2 Transmigrasi Selena: Jadi Figuran
0
0
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan