PT. Mencari Cinta Sejati Part 5

18
8
Deskripsi

        “Duit kamu kemana? Kamu bisa nikah lagi masa buat anak-anak nggak ada?” Atma

Usman adik bungsu Atma yang bekerja sebagai sales property baru berangkat kerja setelah memandikan ayahnya. Wulan adik dibawahnya langsung masuk ke kamar membawa Elsa. Ia mendudukkan Elsa di tempat tidur dan membukakan snack yang dibeli dari warung sebelah rumah.

“Mas Teguh selingkuh kan?” Wulan memelankan suaranya agar tak terdengar orang tua mereka.

Atma menggeleng, Ia menyeka air mata yang masih mengalir “Kenapa kamu mikirnya gitu?”

“Di fesbuknya. dari awal tahun Wulan lihat Mas Teguh berbalas like dan komen dengan perempuan bernama Widya. Cek profilnya mereka pernah satu SMP SMA.”

Atma menoleh ke adiknya. Ia terlalu terkejut mendengar apa yang disampaikan Wulan.

Atma sudah lama tak membuka fesbuk. Fesbuknya di non aktifkan sejak menikah. Teguh tak suka kalau ada teman pria Atma yang meninggalkan tap love atau komen di postingan Atma.

Atma membuka ponsel, Ia mengaktifkan kembali fesbuk yang sudah sepuluh tahun mati suri tak disambangi. Ia melihat profil suaminya dan menemukan bukti kalau yang dikatakan adiknya benar “Dia menikah dengan perempuan itu. Mbak baru tahu semalam. Dia bawa Widya ke rumah dan menceraikan Mba.”

“Astagfirullah. mas Teguh apa ga mikir anak-anaknya.” Wulan geram mendengarnya.

“Kalau dia mikir dia pasti nggak akan tega anter Mba dan anak anak pagi pagi ke Ibu. Kalau dia mikir dia pasti tahu Pondok Ungu jauh dari Klender. Mau berangkat jam berapa Faiz ke sekolah.”

“Ya Allah saraf banget suami Mba. Dia ngasih uang pindah sekolah nggak?”

“Sepeserpun nggak dipegangin. Cuma bilang akan ngasih biaya anak-anak satu setengah juta per bulan.”

“Gila ih. Bener-bener nggak ada pikirannya. Satu setengah buat ngidupin anak tiga dapet apa. Mau nyuruh Ibu biayain? Bener-bener nggak ada otaknya. Aku kalau jadi Mba udah ku viralin suami kaya gitu.”

Atma tak seberani itu. Ia khawatir anak-anak yang akan terkena dampaknya kalau sampai kelakuan bapaknya diketahui satu Indonesia. Atma menjalin jemari di pangkuan, Ia menoleh ke Elsa. Entah masa depan seperti apa yang Ia dan anaknya akan jalani kelak. Tanpa suami dan uang yang cukup mungkin hanya masa depan suram yang bisa Ia berikan pada ketiga anaknya.

“Telpon Mas Teguh sekarang.” Wulan menyuruh

“Untuk apa?”

“Minta uang pindah sekolah anaknya sama uang makan hari-hari. Dia nggak bisa ngandelin orang rumah ini.” Wulan berkata tegas.

Atma dengan terpaksa menghubungi. Nada panggil terdengar berulang kali namun tak diangkat “Dia ga angkat.”

“Kirim pesan. Sini aku yang ketik.” Wulan mengambil ponsel kakaknya dan mengetik pesan.

‘Mas, Faiz nggak mungkin lagi sekolah di Pondok Ungu. Kejauhan saya nganternya, harus ngongkos. Tolong Mas transfer uang untuk biaya pindah sekolahnya, sekalian biaya hari hari, saya nggak mungkin numpang di Ibu tanpa mengeluarkan satu rupiahpun buat makan dan jajan anak anak.’ Wulan menekan tombol send.

Ia menunggu jawaban Teguh. semenit dua menit, lima menit berlalu Wulan tak tahan. Ia mengirim pesan lagi ‘Saya akan pulang ke pondok ungu sekarang.’

Setelah diancam dering terdengar, Wulan memberikan ponselnya ke kakaknya. Ia tak mungkin menekan tombol loud speaker yang bisa di dengar orang tua mereka.

“Uangnya saya akan kasih tanggal satu pas gajian.” suara Teguh diseberang.

“Sekarang masih tanggal dua puluh. Sekolah Faiz gimana, makan dan jajan anak-anak saya nggak punya.” Atma berkata pelan.

“Kamu pinjem Wulan atau Usman. Adik kamu kan dua dua kerja.”

“Duit kamu kemana? Kamu bisa nikah lagi masa buat anak-anak nggak ada?”

“Ini yang saya nggak suka dari kamu. Kamu lancang nyampurin urusan saya. Saya tutup dulu. tanggal satu saya transfer.” Teguh memutus sambungan

“Apa katanya?”

“Suruh pinjem kamu atau Usman.”

“Geblek! Kawin bisa ngasih jajan anak nggak bisa. Otaknya kececer dimana sih.”

“Mas Teguh bilang akan dibayar tanggal satu.”

“Lihat tanggal satu. Bisa dibuktiin nggak omongannya. Wulan yakin nggak. Laki-laki kalau udah kawin lagi, udah nggak akan inget sama anak istri pertama. Istri baru sudah kaya berhala.” Wulan mendengus jengkel.

Atma hanya diam, Ia juga tak tahu harus berbuat apa. Teguh sudah menikah lagi. Sudah tak memiliki cinta untuknya. Sudah mentalak tiga dirinya. Apalagi yang harus diperjuangkan jika Teguh sudah menolaknya. Atma hanya bisa pasrah menerima nasibnya.

BERSAMBUNG

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Selanjutnya PT. Mencari Cinta Sejati Part 6
21
2
      “Jam segini?” sudah hampir jam delapan malam. Klien apa yang butuh demo produk malam-malam?
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan