
Giana dan Nathan saudara sepupu yang jarang berinteraksi.
Gia sibuk berkarir dan Nath sibuk dengan permasalahan rumah tangga.
Kebutuhan akan wali Irish yang kemudian memaksa keduanya akrab dan terjebak hubungan yang rumit.
2018
Tumbuh sebagai Gen Z bukanlah hal mudah. Problematikanya banyak. Kalau tak ingin dicap generasi hedon harus mampu mandiri. Minimal punya pekerjaan yang tak membuat orang sibuk menanyakan ‘Kapan nikah?’
Giana, store manager pusat perbelanjaan. Tak pernah berpikir mencari pasangan. Lebih suka berkencan sesekali daripada terikat hubungan. Terikat berarti harus mau diajak serius. Atau kemungkinan kedua, siap dimanipulasi pria seperti yang terjadi pada sepupunya.
Rapat keluarga besar. Sepupu Giana, anak kakak ayahnya ketahuan hamil diluar nikah. Pria yang menghamili ternyata hanya mokondo yang dikenal lewat aplikasi.
Rapat kali ini membahas tentang nasib si jabang bayi. Mau dikemanakan? Gilak! Dunia terbalik! Sudah berdosa mau menambah dosa. Giana dan abangnya Gibran diam menyimak. menunggu langkah apa yang akan diambil keluarga besar.
“Ada tidak teman atau kenalan yang tahu informasi mengugurkan kandungan? Manda masih kuliah, masih panjang perjalanannya.” Wak perempuan menanyakan pada adik-adiknya. mereka tiga bersaudara yang tinggal di satu kota.
“Janganlah sampai punya pikiran kesana Kak. Ini bayi tidak berdosa. Manda juga bisa pendarahan.” Ayah Giana menasehati.
“Aku sudah bilang pada kakakmu. Tapi dia tetap saja ngotot mau digugurkan.” Wak laki menimpali.
“Kenapa tak dirawat saja, dimasukkan KK sebagai adik Manda?” adik ayah mengusulkan.
“Khawatir jadi masalah belakangan hari. Khawatir kalau Manda ketemu jodohnya nanti akan jadi aib. Giana, kau tak ada niat menikah dalam waktu dekat?” Wak laki melempar tanya yang Giana sadari arahnya. diminta mengadopsi!
“Pacaran juga gak Wak. Gia masih sibuk kerja.”
“Kau Gibran?” pertanyaan ganti ke kakak Giana.
“Sama Wak. Kami nih diajarkan Abah supaya kartap dulu baru mikir nikah.” Gibran beralasan. Kartap – karyawan tetap.
Kalaupun kartap Gibran dan Giana ogah nikah. Menikah berarti menyatukan dua keluarga besar. Melihat keluarga besar ayahnya sekarang saja sudah mumet apalagi mengurus keluarga sendiri. BIG NO! kalau menurut mereka berdua.
“Gini saja daripada digugurkan malah menambah dosa, aku yang akan ambil anaknya Manda. Biar masuk KK kami dan jadi adiknya Giana.” Ayah Manda membuat keputusan yang melegakan Uwak Giana.
Tapi tidak bagi Giana. Ini penyelesaian yang membuat sepupunya tak akan pernah belajar bertanggung jawab.
“Mamak apa masih sanggup mengurus bayi?” Gibran seperti bisa membaca keberatan adiknya.
“Kan bisa gantian dengan kalian mengurusnya.”
Gibran dan Giana saling pandang. Susah kalau sudah Ibunya mendukung keputusan ayahnya.
*****
2020
Lagi! Tragedi bayi tak berdosa.
Kali ini pelakunya anak tiri adik ibu.
Makcik dulunya menikah dengan duda yang ditinggal wafat istri.
Pakcik yang menikahi Makcik membawa Nathan putranya. Dari pernikahan Pakcik dan Makcik sendiri Nathan dikaruniai dua orang adik perempuan.
Skip soal adiknya yang masih SMP - SMA. Kali ini masalahnya di rumah tangga Nathan.
Nathan sebaya Giana, mereka tak akrab. Nathan lebih banyak menghabiskan waktu di Kamboja sejak lulus kuliah. Lalu tahu-tahu pulang membawa calon istri yang pria itu nikahi (CATAT) pertengahan 2019.
Awal Januari 2020 istrinya melahirkan. Seminggu setelah melahirkan istrinya kabur dari rumah Makcik.
“Sudah mengabarkan pada Nathan?” Ayah Giana menanyakan.
“Sudah kirim chat WA tapi tak dibalas.” Pakcik menunjukkan chatnya.
“Jadi bagaimana?” Ibu Giana juga bingung bagaimana harus bersikap. Makcik adik satu-satunya. Selama ini hubungan adiknya dengan Nathan baik-baik saja. Baru kali ini Makcik diberi masalah oleh anak tirinya.
“Aku hubungi keluarga Bella juga tak ada tanggapan.” Makcik mengeluhkan. Yang Giana dengar dari Ibunya, keluarga Bella money oriented. Hobbynya pinjam uang ke Pakcik dan Makciknya.
“Sudah coba hubungi lewat media sosialnya?” Gibran mencetus tanya.
“Makcik sudah cari di fesbuk tak ada akunnya.”
Gibran menyenggol lengan Giana yang duduk disebelahnya. “Coba kau cari di IG.”
Giana mendelik, “Kenapa bukan kau?”
“Aku tak akrab.”
“Apalagi aku.” Giana menginjak kaki kakaknya dengan keras.
“AW!” Gibran memekik tertahan.
Ayah Giana geleng-geleng. Hapal kelakuan dua anaknya. “Gia cari IG-nya. Terus tanyakan soal anaknya.”
Gia tersenyum kecut. Kalau sudah Ayahnya yang memerintah Ia tak mungkin membantah. Ayah bisa ngomel sepulang dari rumah Makcik nanti.
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰
