
Hanum harus menghadapi kenyataan pahit Panji suaminya menikah siri dengan selingkuhan.
Hyun Shik atasan Panji yang pernah memiliki ayah seperti bawahannya memikirkan hal lain saat Hanum melapor.
Hyun Shik menawarkan balas dendam termanis bagi Hanum dan si kembar!
“Bapak kaya banci! Beraninya mukul Ibu!” Rafa nggak terima. Ia balas memarahi Bapaknya.
“Kamu anak-anak ngapain ikut campur!” Panji kalap. Ia menarik kaos anaknya dan mendorong Rafa hingga jatuh tersungkur di lantai.
Rafi keluar. Ia membuka pintu dan berteriak di teras kuat-kuat “TOLONG! IBU DISIKSA BAPAK!”
“Pak, duit SPP sudah ditagih sama wali kelas.” Rafa yang lagi sarapan dan ngeliat bapaknya bersiap ke pabrik nagih uang sekolah.
“Bilang bulan depan.” Panji mengenakan sepatunya.
“Udah dua bulan bapak belum bayar uang sekolah kami.” Rafi kembaran Rafa ikut nyeletuk.
Hanum istrinya yang baru membuatkan tea hangat untuk anak anaknya menoleh ke suami “Iya, pak. Masa sampai dua bulan nggak dibayar bayar. Memang gaji kemana? kok dua bulan ini hidup kita makin prihatin.”
“Lagi pandemic juga semua prihatin bu.” Panji beralasan.
“Bapak prihatin gimana. Kan bapak kerja di pabrik masker yang lagi banyak orderan. Malah bapak bilang sama tetangga baru naik jabatan jadi supervisor pengawas.” Rafa yang duduk di bangku kelas enam SD nggak percaya kalau bapaknya nggak punya duit.
“Kamu omongan tetangga di dengerin.” Panji nahan greget sama anaknya. anak kembarnya kadang sok pinter kalau menurutnya.
“Lha omongan bapak sendiri yang suka mamer. Rafi aja sampe dibilang sama tetangga, bapaknya udah naik jabatan masa baju anaknya lusuh lusuh.” Rafi membela kembarannya.
“Udah udah. Kalian pagi pagi bikin bapak mumet.” Panji yang sudah selesai mengenakan sepatu menghampiri istrinya.
“Bapak pamit. Titip ajarin rafa sama rafi biar pada nggak lancang sama orang tua.” Panji menumpahkan gusar ke istrinya.
“Iya Pak.Maaf.”” Hanum cuma bisa meminta maaf. Tahu kalau suaminya temperamental dan paling nggak bisa dibantah.
Ia mengantar suaminya ke sedan soluna keluaran tahun 2000 yang jadi kendaraan suami ke kantor.
Begitu mobil suaminya menghilang, Hanum balik ke meja makan “Kalian nih bikin ibu diomelin.”
“Ih ibu Mah, kami kan ngomong bener.” Rafa menjawab.
“Biar bener juga kan kalian tahu bapak kalian nggak suka di protes.”
“Kali ini harus di protes Bu. Masa bapak naik jabatan, kita kecipratan tambahan uang saku nggak malah hidup prihatin. Lihat nih ibu kasih makan ayam mulu ampe bosen.”
Hanum terdiam, tidak bisa membela suaminya. Rafa dan Rafi bener, suaminya memang dua bulan ini aneh. Uang belanja di pangkas separuhnya. Tagihan listrik sama air selalu nunggak, spp anaknya juga sama.
Padahal Hanum termasuk istri yang hemat, selalu masak dan nggak pernah beli. Anak anak juga jarang jajan. Tapi kenapa uang suaminya bukannya utuh bisa buat bayar tagihan malah sebaliknya?
Hanum sampai nggak mampu beli ikan laut buat anaknya. Padahal mereka demen makan tumis udang dan sambel cumi yang bahan mentahnya ngalahin harga seekor ayam.
“Ibu nggak curiga?”
Hanum sontak melihat ke Rafa “Curiga kenapa?”
“Kata tetangga bapak pernah kelihatan jalan sama cewek.”
Hanum melongo “Siapa yang bilang?”
“Banyak yang ngomongin. Tapi sumber yang ngeliat langsung, rafa sama rafi nggak tahu.”
Hanum melihat ke Rafi, anak itu mengangguki ucapan Rafa.
“Kalau curiga doang nggak ada bukti, Ibu mah bakalannya malah di amuk kalo nanya ke bapak.” bahu Hanum merosot.
“Ntar malem aja pas bapak tidur ibu ambilin hapenya biar kami cek” Rafi usul.
“Hapenya sekarang dikunci.” Hanum ingat pernah ada panggilan masuk di hape suaminya pas suaminya mandi. Hanum yang hendak menerima heran karena layar terkunci dan diminta password.
“Tuh kan makin mencurigakan. Dulu kan bapak nggak pernah ngunci hape.” Rafa nyeletuk.
Hanum terdiam membenarkan. Anak kembarnya emang pinter pinter, di sekolah mereka selalu juara umum. Di rumah mereka temen curhat emaknya. Walau masih kelas enam SD Rafa dan Rafi cepet dewasa. Mungkin karena seringnya denger bapaknya ngomelin emaknya untuk masalah masalah yang kadang sepele.
“Ya udah ntar malem pas bapak tidur. Ibu anter hapenya ke kamar kalian.”
“Sip bu. Pokoknya Rafa sama Rafi bakal bantu ibu nyari bukti kemana raibnya gaji bapak.” Rafa menjanjikan yang diiyakan dengan anggukan kembarannya
BERSAMBUNG

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰
