Izinkan Aku Mencintaimu Part 7 - Memburu Pelaku

6
0
Deskripsi

“Linda harus datang agar ia tahu siapa pelaku sebenarnya dan mencabut tuntutan terhadap Radita." Isha

Koridor ruang OP lenggang, hanya ada dokter dan perawat yang melintas. Linda yang menunggu di depan ruang OP mondar mandir dengan gelisah. Sudah dua jam lebih putranya di dalam ruang OP untuk dilakukan tindakan.


Ia belum tahu bagaimana hasilnya, Ia hanya bisa mendoakan Kal akan baik baik saja. Ia tak bisa membayangkan jika hal buruk menimpa Kal. 


Derit pintu ruang OP terdengar di geser, Lingga menyeka air mata dan berbalik. Dokter yang menangani baru saja keluar dan menghampirinya.


“Bagaimana putra saya?”


“Pada mata kiri pecahan menggores bola mata tapi serpihannya tidak tertinggal seperti di bola mata kanan. Kami sudah mengambil tindakan untuk luka penetrasi dan intraocular foreign body di mata kanan kirinya. Setelah Ia sadar, kami akan segera memindahkannya ke kamar rawat.” Dokter menjelaskan.


“Apa penglihatannya akan baik baik saja?” 


“Kami belum bisa memastikan. Kami masih harus memantau apa darah masih merembes aktif setelah jahitan. Jika tidak, putra anda bisa berobat jalan hingga jahitan dibuka dan memastikan bahwa penglihatannya baik baik saja.”


Ibu Kal menggeleng “Saya tak ingin anak saya kehilangan penglihatannya.”


“Kami juga mengharap hal yang sama. Doakan saja semoga penglihatannya setelah tindakan akan baik baik saja dan tidak mengalami masalah. Saya permisi untuk memantau kondisi pasien.”


Ibu Kal mengangguki dan membiarkan dokter kembali masuk ke ruang OP. Ia sendiri kembali berlinang air mata saat memikirkan kemungkinan terburuk. Ia menyalahkan Radita atas apa yang menimpa anaknya. Ia ingin Radita membayar setimpal atas perbuatannya.


Mobil Dave membuntuti mobil polisi yang membawa Radita dan Haris. Ia masih tak mengira hadiah darinya malah menjadi mimpi buruk bagi keluarga Haris dan Kalingga karibnya.


Ia tak mengenal Rania, hanya baru mendengar dari Isha siapa perempuan itu. Mantan istri Haris sekaligus adik Radita yang tak ubahnya perempuan perempuan yang dulu pernah diajaknya short time. Perempuan yang menghamba pada uang dan hasrat sehingga kehilangan kendali diri dan tak menyadari seberapa brengsek mereka.


“Kau tak menghubungi Ibu Kalingga?” Isha menanyakan.


“Dalam kondisi seperti ini apa tak sebaiknya kita mendatangi rumah sakitnya saja untuk menjelaskan duduk perkara.” Dave tak yakin penjelasan lewat telphone akan membantu Linda. Linda pasti masih dalam kemarahan dan kesedihan, emosi yang siap meledak seperti seekor singa yang anaknya dilukai.


“Linda harus datang agar ia tahu siapa pelaku sebenarnya dan mencabut tuntutan terhadap Radita."


Isha benar, Radita masih akan dalam masalah jika Linda tak mencabut tuntutannya. Dave meraih ponsel dan menghubungi Linda yang sudah seperti Ibu angkat baginya.



Dering ponsel terdengar saat Kal baru saja dipindahkan ke kamar rawat inap. 


“Mom.” Kalingga mengerang kesakitan.


“Aku disini.” Linda mengenggam tangan anaknya menguatkan.


“Mom, sakit.” Bius dimata Kalingga mulai menghilang hingga rasa sakit jahitan mulai terasa di bola matanya.


“Perawat sedang mengambilkan obat.  Bersabarlah.” Linda mengerjapkan mata. ia tak ingin Kal tahu Ia menangis. 


Saat bersamaan dering ponselnya berbunyi.

 “Mungkin dari polisi.” Linda menggumam sembari mengeluarkan ponsel dari tas.


“Kau sudah melaporkannya?”


“Aku sudah melaporkannya dan menunggu kabar dari polisi.” Linda melihat ke layar ponsel. Itu bukan dari polisi, itu dari Dave.


“Mom?” Kalingga bingung kenapa Ibunya belum menjawab panggilan ponsel.


“Ini dari Dave.” Ibunya masih menyalahkan Dave yang menjadi penyebab ini semua.


“Tolong angkat. Aku ingin tahu apa Ia sudah mendengar tentang apa yang menimpaku.”


Linda akhirnya mengangkat panggilan Dave “Ya Dave.”


“Aku minta maaf atas apa yang menimpa Kal. Pelakunya bukan Radita, tapi Rania adiknya. Kami sedang menuju rumah mendiang orang tuanya tempat pelaku penyerangan kemungkinan bersembunyi.” Dave menjelaskan.


Darah mengelegak di diri Linda, Ia ingin melihat pelaku asli yang tega melukai anaknya dan kemudian melarikan diri “Tolong share loc alamatnya. Aku akan kesana.”


“Baik. aku tutup telphonenya.” Dave mengakhiri. Tak lama Linda melihat di layar share loc yang dikirim Dave.


“Dave menemukan pelakunya?”


“Iya. Aku akan kesana. Kau bisa kutinggal sebentar? Aku ingin melihat wajah pelaku yang menganiayamu.”


“Thanks Mom. Aku akan mencoba beristirahat selama kau pergi.” Kal tak bisa melihat wajah Ibunya. Ia hanya bisa meraba tangannya dan mengenggamnya untuk mencari kekuatan.


“Aku menyayangimu Kal.” Ibunya mencium pipi putranya sebelum bergegas menuju rumah Rania.



 Rania bersembunyi di kamarnya. Ia duduk menekuk lutut dibelakang pintu. Ia tak berani keluar kamar. Padahal Ia lapar dan ingin ke dapur membuat mie instan. Tapi Ia khawatir akan ada yang datang mencarinya.

 

Rania meremas rambut, Ia menyalahkan Radita atas apa yang menimpanya hari ini. Semua kesialannya karena Radita. Radita yang mengambil semua keberuntungannya dan meninggalkannya dalam kesulitan hidup.


Sirine polisi dan deru mobil terdengar di depan rumah. Membuat Rania seketika menegang. Pria itu pasti sudah melaporkannya.


“Rania, buka pintunya!” sebuah suara berteriak dari luar.


Rania gemetar, Ia tak ingin ditangkap dan hidup dibalik terali besi. Ia lebih baik terus bersembunyi daripada harus dibawa ke kantor polisi dan di adili.


“Kami akan memaksa masuk jika anda tak membukanya!”teriakan polisi kembali terdengar.


Lalu sebuah suara yang dikenalinya “Jangan dirusak pintunya. Saya punya kuncinya.”


Itu suara kakaknya, Radita memang brengsek. Kakaknya pasti senang melihatnya diburu polisi.


Bunyi pintu depan dibuka. Rania buru buru mengunci kamarnya, Ia tak ingin tertangkap.


Suara derap langkah kaki terdengar, lalu pintu pintu kamar yang dibuka seperti digeledah. Tiba di dekat pintu kamarnya, terdengar gagang pintu yang coba di buka.
Rania mundur ketakutan menatap pintu, Ia mengigit kepalan tangannya. Berdoa agar siapapun tak berhasil membukanya.


“Buka atau kami terpaksa mendobraknya!” suara seruan dari luar.


Rania menggeleng, Ia tak akan membuka. Ia lebih baik membusuk di rumah mendiang orang tuanya daripada harus berakhir mendekam dibalik terali besi.

 

BERSAMBUNG

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Selanjutnya Izinkan Aku Mencintaimu Part 8 - 10
6
0
FREE BAB 1 - 7 https://karyakarsa.com/RatnaDKS/izinkan-aku-mencintaimu-132558 "Kau hanya memikirkan dirimu sendiri!” Radita
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan