Izinkan Aku Mencintaimu Part 5 - Firasat

6
1
Deskripsi

“Mom, kau harus kemari. Radita menusuk mataku!” Kalingga

Buku Decoupage sudah sejak setengah jam lalu Ibu Kal pelajari. Seni kerajinan Perancis yang belakang menarik perhatiannya. Saat Ia suntuk dan belum menemukan ide kebaruan untuk membuat karya baru.


Linda, Ibu Kal berpikir untuk menghabiskan waktu dengan melukis barang bekas atau telenan seperti yang diajarkan dalam buku Decoupage. Sepertinya menarik dan Ia yakin Kal akan senang dibanding Ia mengganggu Kal di bengkel.


Kal adalah anugerah terindah yang Ia miliki sepuluh tahun belakangan. Sebelumnya mereka tak pernah berkontak. 


Linda meninggalkan rumah saat terjerat cinta lelaki bule. Pria yang ternyata memanfaatkan kreasinya untuk dijual di pasar luar negeri. Thomas bule kere yang menumpang hidup darinya.


Ia baru menyadari kesalahannya setelah setahun tinggal bersama dan Ia yang membiayai hidup mereka. Thomas mokondo yang membuatnya gelap mata dan hilang kendali.


Hasrat dan gairah mengalahkan akal sehat kalau Ia seorang istri dan ibu. Lalu ketika semua telah berakhir Ia terlanjur malu untuk kembali pada Ayah Kal.


Ia memilih hidup menyepi di Bali dan tak mendengar apapun tentang Kal atau mantan suaminya. Hingga saat usia Kal menginjak dua puluh tahun, kerabat suaminya mengabarkan Kal koma karena radang otak.


Ia kembali ke Jakarta, merawat anaknya yang koma dan baru mengetahui suaminya telah lama meninggal karena serangan jantung.


Saat Kal pulih, Ia berlutut meminta maaf dan memohon pengampunan Kal. Kal tak langsung menerima, Ia memberi kesempatan Linda tinggal bersamanya. Dari sana hubungan mereka mencair. Kal mulai belajar mempercayainya. Dan Ia sendiri berusaha menebus tahun tahun yang Kal lewati tanpanya.


“Kal.” Linda melirik arloji di pergelangan tangannya. Sudah setengah jam berlalu sejak Kal pergi. Tapi rasanya sudah lama sekali. Ia bosan menunggu dan terpikir untuk menghubungi Kal. Menitip bunga untuk dibawa ziarah ke makam Ayah Kal sebelum mereka melewati pergantian tahun bersama.


Linda meletakkan buku yang dibacanya dan meraih ponsel, Ia menekan nomer Kal. Nada dering terdengar dan langsung di angkat “Kal, aku mau menitip bunga untuk Ayahmu.”

 

Kal merasakan kepalanya mulai sakit. Tapi tak ada suara disekelilingnya “Kau harus menelphone ambulance!”


Kal berteriak. Tapi tak ada jawaban “ARGH” Kal mulai sadar  perempuan itu mungkin melarikan diri.


Ia hendak keluar mencari bantuan saat dering terdengar dari ponsel yang ada disakunya.


Tangannya yang memegangi mata segera mengambil ponsel. Berusaha menggeser apapun karena tak bisa melihat layar.


Ponselnya telah berlumur darah saat terdengar suara diseberang, suara Ibunya “Kal, aku mau menitip bunga untuk ayahmu.”


“Mom, kau harus kemari. Billymoon nomer lima. Radita menusuk mataku!” Kal berteriak.


“KAL TIDAK!” jerit terdengar.


“Mom..” Kal kehilangan kesadaran sebelum sempat menceritakan apa yang terjadi. Ia ambruk dilantai.

 

“Kal, apa yang terjadi?!” Linda berteriak panik. Tapi tak ada jawaban. Ia dirambati kegelisahan. Putra semata wayangnya baru saja dicelakai orang. Apa dosanya? Kal anak baik.


Kal tak menjawab kepanikannya, Linda yang cemas segera menghubungi ambulance “Tolong datang ke komplek Billymoon nomer lima. Anak saya terluka.”

 

Begitu terdengar jawaban diseberang. Linda bergegas menuju mobilnya. tak sabar untuk melihat kondisi anaknya.



Kal tergeletak dilantai saat petugas medis datang. Linda menatap ngilu darah yang mengalir dari kelopak mata Kal yang terpejam. Ditubuhnya juga ditemukan bekas pecahan kaca.


“Dia mengalami penetratring injuiry akibat kaca yang masuk ke mata. Kami harus segera membawanya ke rumah sakit untuk CT Scan dan tindakan.” Petugas medis menginformasikan.


“Saya akan segera menyusul.” Linda membekap mulut. Air mata tumpah. Ia tak membayangkan akan melihat Kal terbaring sakit untuk kedua kalinya.

 

Ia meremas jemari Kal sebelum petugas medis membawanya. Ia sendiri masih ditempat. Melihat pada patung yang sudah hancur dan botol Jack Daniels yang tergeletak di lantai.


Linda sudah bisa menyimpulkan apa yang terjadi, perempuan mabuk yang mungkin menyerang anaknya. Ia meraih ponsel dari tas dan menekan nomer 110 call center kepolisian.


“Anak saya baru saja mengalami penyerangan yang menyebabkan luka parah pada matanya. Pelaku Radita istri pemilik Artomoro. Saya ingin dia ditangkap.”
 

BERSAMBUNG

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Selanjutnya Izinkan Aku Mencintaimu Part 6 - Dakwaan
7
0
“Saya tidak pernah terpikir untuk menganiaya orang.” Radita gemetar. Seumur hidup memukul adiknya pun dia belum pernah. Apalagi melakukan penganiayaan berat.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan