Deskripsi
“Man… ayo cepetan! Ini kamera sudah standby nih!”
“Tunggu Jar, ini kostum pocongnya belum gue iket!”
“Ah lo lama! Bentar lagi pasti banyak orang yang lewat, kita harus siap-siap nge-prank mereka”
“Iya-iya”
Disaat Fajar sedang sibuk memakai kostum pocong, Si Arman bukannya membantu malah sibuk memotret suasana malam dengan kamera gopro seadanya
Mereka iseng-iseng saja ingin membuat video konten prank yang mereka sukai itu. Mengingat kontennya juga sedang naik viewersnya. Tanpa tau itu settingan atau bukan....
976 kata
Dukung suporter dengan membuka akses karya
Pilih Tipe Dukunganmu
Sudah mendukung?
Login untuk mengakses
Kategori
Cerpen
Selanjutnya
Cermin-Anak Bola
2
0
“Eh udah malam nih.. Kita harus pulang”“Yaahh baru juga jam 7, masak udahan mainnya Dik?” Kata Andi menyebalkan sekali“Kalian ingatkan apa yang dikatakan Bu Ani kemarin? Kalau kita masih main pas malam, katanya bakal ada setan yang ngikutin”“Halah, itu paling Cuma cerita buat nakut-nakutin doang!!” Terus Bayu“Dika dika… Mau aja percaya ama yang gituan Yah karena kalah jumlah akhirnya gue terpaksa buat ngikutin mereka lanjut main. Padahal saat itu gue sudah takut banget“Ingat ya… Kalian tidak boleh bermain terlalu malam, maksimal sampai jam 6. Kalau tidak kalian bakal main bareng setan” Begitulah kata Bu Ani kemarin pas liat kami main bola sampai jam 7 Yah tapi karena temen gue pada bebel ya mereka kagak percaya. “Cuma mitos” Pikir mereka“Dika…!!” Bayu dengan keras menendang bola kearah gue. Ya sudah gue maju ke gawangnya Ruslan“Masukin KAA!!” Langsung gue tendang sekuat tenaga bola itu Tapi sayangnya, dengan sedikit bergaya sok, Ruslan berhasil menendang balik bolanya. Syukurnya tidak mengenaiku. Tapi….. *DUUG“Aduh…!!!” Bola itu malah mengenai bapak-bapak. Dia menoleh kearah kami dan….“Kalian ngapain masih main jam segini!!!???”“Maaf pak, tadi nggak sengaja”“Maaf maaf, sudah sekarang kalian berlima ikut bapak ke pos ronda” Berlima?“Tapi pak kami kan Cuma ber-empat?”“Kamu kira bapak tak bisa berhitung? Itu satu dua tiga empat dan….” Siapa yang kelima? Sialnya bapak itu malah pergi dan lari tak karuan“Tunggu dulu, kita berempat kan?....”Tanyaku“Kalau benar ada lima berarti….” Serentak menoleh kebelakang dan…… “HAAAAA SETAAAAANNNN” Ternyata yang dikatakan Bu Ani itu bukan hanya bualan semata
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai
syarat dan persetujuan?
Laporkan