“Umpan kesini Jar!”
Aku Fajar, anak kelas 10 di SMA 1, bisa dibilang salah satu sekolah favorit –setidaknya sebelum ada sistem zonasi-
“Nice pass!”
Walau favorit, banyak juga yang tidak mau sekolah disini. Kenapa? Ya bisa dibilang sekolah ini cukup angker. Ada rumor yang mengatakan bahwa dulu ada siswa yang bunuh diri di gedung aula, alasannya? Mana ketehek
“Bagus, kita...
“Umpan kesini Jar!”
Aku Fajar, anak kelas 10 di SMA 1, bisa dibilang salah satu sekolah favorit –setidaknya sebelum ada sistem zonasi-
“Nice pass!”
Walau favorit, banyak juga yang tidak mau sekolah disini. Kenapa? Ya bisa dibilang sekolah ini cukup angker. Ada rumor yang mengatakan bahwa dulu ada siswa yang bunuh diri di gedung aula, alasannya? Mana ketehek
“Bagus, kita dapat three point! “
Tentu saja aku pernah mengalaminya juga, dan saat ini aku akan menceritakannya pada kalian
Berawal disaat aku dan teman yang lainnya : Indra, Sidiq dan Agas
sedang asiknya bermain bola basket di lapangan-yang notabena tidak jauh dari gedung aula-. Kami dengan senangnya bermain basket hingga tak sadar bahwa hari sudah semakin gelap
“Baiklah cukup.. Skor akhir 56-42 untuk kemenangan Fajar-Sidiq” Teriak Agas
“Hey jangan teriak-teriak Gas! Ini sudah sore!” Kataku
“Kita istirahat dulu disini, aku masih lelah sekali”
Kami pun beristirahat sejenak disana. Meminum air mineral yang sudah kami bawa dari rumah. Kutengguk air itu sampai botolnya penyok hehehe
“hikhikhik…..”
Tiba-tiba terdengar suara entah datang dari mana
“Siapa itu??”
Temanku itu hanya nengak nengok tak karuan… malah bingung
“Siapa itu siapa?”
“Itu yang tadi nangis.. kalian gak dengar?”
Mereka bertiga hanya menggeleng geleng kepala
“Halahhh… Cuma halu palingan Jar…” Kata Indra
“Kita gak dengar apa-apa dari tadi” Lanjut Sidiq
Aku bersumpah seperti mendengar suara perempuan menangis tadi
“Tolong aku……. Hikshiks”
Ada lagi suara itu…. Tapi…. Terdengar seperti ada disebelahku persis. Aku hanya bisa ketakutan, bulu kuduk ku semuanya berdiri dengan cucuran keringat bekas olahraga tadi
“ Diq, disebelahku ada orang tidak?” Tanya ku berbisik bisik
“ Tidak ada siapa-siapa loh Jar… Jangan buat kami takutlah!”
“Sumpaahh… Tadi ada yang minta tolong tepat di samping telingaku!”
Apa boleh buat…mereka sudah tidak percaya dan hanya menganggap ku membual pada saat itu
“ Nah sudah cukup istirahatnya… Ayo kita pulang” Kata Indra
“Gaskeun lah….” Kata Agas
Kamipun bergegas menuju tempat parkir sepeda… Namun….
“Jangaann….pergi….”
Lagi-lagi ada suara itu. Kali ini muncul dari belakang, lumayan jauh kurasa… Aku sebenarnya sudah tak percaya, tapi disisi lain aku sangat penasaran. Aku pun membalikan badanku dan….
“tolong aku kaakkkk…. Hikhikhik”
Sialan!! Kataku waktu itu dalam hati. Sosok wanita… tidak. Seorang gadis dengan pakaian serba putih, dan di hiasi dengan cucuran darah yang masih terlihat segar. Rambut yang terurai kedepan menutupi seluruh wajahnya namun samar-samar aku melihat bahwa matanya itu sudah copot.
Se-positive apa pun pikiranku saat itu, walau mencoba menganggap itu hanya halu, namun faktanya itu benar-benar hantu, hantu yang dirumorkan itu
“Selamat kan aku kak….”
Aku abaikan saja walau dia terus-terusan memanggil ku dan meminta tolong.-jika saja itu manusia, mungkin aku masih mau menolongnya-
Keesokan hari nya, aku mencoba menceritakan kejadian itu kepada Indra, Sidiq dan Agas. Aku mengatakan seluruh kejadian yang aku alami kemarin tidak kurang tidak lebih
“Yaelah Jar… sudah ku bilang itu Cuma halu…” Kata Indra masih kekeh
“Kalau memang benar itu halu… kenapa aku bisa liat wujudnya itu?”
Mereka pun terdiam seketika
“Karena itu memang hantunya”
Dan disanalah, Pak Irwan, guru sastra kami yang dari tadi sudah mendengarkan percakapan kami
“Kalian pasti sudah pernah mendengar kisah hantu disini kan?”
Kami ber-empat kompak mengangguk
“Katanya dulu ada gadis yang tewas karena dia merasa bersalah setelah menghabisi temannya itu?” Kata ku
“Iya aku juga pernah dengar, dia membacuk temannya itu hanya karena cowok nya direbut” Terus Sidiq
“Kejadian aslinya bukanlah seperti itu”
Kami yang awalnya mengobrol sendiri itu kembali menatap Pak Irwan dengan serius
“Itu adalah cerita karang yang dibuat-buat. Yang sebenarnya judtru kebalikannya”
“Maksud bapak?” Tanya Agas
“Sebarnya adalah cowok dari gadis itu lah yang direbut. Parahnya lagi, si cewek yang merebut itu mengajak geng nya untuk menyerang gadis malang itu. Dia ditendang, disayat dan dipukuli hingga tewas. Mayatnya dikubur di belakang gedung Aula Tak sampai disitu, mereka menyebarkan rumor yang bertolak belakang dengan fakta nya –rumor yang selama ini kami dengar-“ Kata Pak Irwan
Kami sempat bengong sesaat setelah Pak Irwan selesai bercerita
“Tunggu…bagaimana bapak tau semua itu?”
“Karena gadis itu sebenarnya adalah anak bapak. Bapak masih belum bisa melupakan kejadian itu dan semua fitnah yang terjadi”
Sontak saja kami kaget saat itu. Ternyata ada orang segila itu yang memutar balikang fakta se sadis ini
“lalu bagaimana dengan cewek dan geng nya itu?”
“Mereka sudah dibawa ke kantor polis untuk mempertanggung jawabkan perbuatan mereka” Jelas Pak Irwan
“Yang sabar pak…setidaknya mereka sudah diberi hukuman..” Kata Sidiq
Sekolah pun akhirnya usai dan kami kembali menuju ke tempat parkir, mengambil motor
“Itu bohong…..hikhikhik”
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰