BAB 1
Naren berdiri di samping jendela kamarnya yang terbuka siang itu dengan kedua tangan terlipat di depan dada. Tatapannya turun ke bawah, pada halaman rumah yang cukup luas dan asri. Beberapa tanaman hijau menghiasi setiap sudut, jejak-jejak sentuhan ibunya yang kini entah di mana. Ibu tidak kelihatan sejak pagi, barangkali menyambangi kediaman Syafiq Muiz, kakak Naren, seperti biasa. Beliau sedang dalam upaya menjodohkan sulungnya itu sekarang.
Tidak, Naren bukan sedang memerhatikan tanaman-tanaman...
63,329 words
Unlock to support the creator
Choose Your Support Type